Negara: Ukraina

  • Ancang-ancang Pembalasan Rusia atas Rudal Buatan AS

    Ancang-ancang Pembalasan Rusia atas Rudal Buatan AS

    Moskow

    Perang antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut, bahkan memanas. Kini, Rusia bersumpah akan melakukan pembalasan setelah Ukraina menembakkan rudal buatan Amerika Serikat (AS) ke wilayahnya.

    Rusia mengklaim sistem pertahanan udaranya telah menembak jatuh delapan rudal ATACMS buatan AS yang ditembakkan oleh Ukraina. Rusia menganggap rudal yang punya jangkauan hingga 300 Km tersebut sebagai eskalasi besar dalam perang.

    Dilansir CNN, Minggu (5/1/2025), Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim sistem pertahanan udara Rusia menembak jatuh delapan rudal balistik bersama 72 pesawat udara tak berawak (UAV) atau drone Ukraina. Rusia menganggap tindakan rezim Kyiv yang didukung oleh Barat akan dibalas.

    Rusia mengatakan beberapa drone dihancurkan di wilayah Leningrad di barat laut dan satu di Kursk, tempat Ukraina melancarkan serangan mendadak akhir musim panas lalu. Presiden AS Joe Biden yang akan lengser sebelumnya telah menyetujui penggunaan ATACMS oleh Ukraina.

    Biden saat itu mengatakan izin menembakkan rudal tersebut sebagian sebagai tanggapan terhadap Rusia yang memperluas konflik dengan mengerahkan pasukan Korea Utara (Korut). Presiden Rusia Vladimir Putin kemudian mengancam akan menanggapi serangan ATACMS oleh Ukraina dengan rudal balistik baru Rusia yang berkemampuan nuklir ‘Oreshnik’.

    Bulan lalu, Putin mengisyaratkan rudal itu dapat ditembakkan ke ibu kota Ukraina, Kyiv. Peluncuran senjata eksperimental itu pertama kali dan satu-satunya dilakukan dengan menargetkan wilayah Dnipro Ukraina pada 21 November 2024.

    Kantor berita pemerintah Rusia, TASS, menyebut serangan pesawat nirawak Ukraina telah membuat pembatasan sementara diberlakukan di bandara St Petersburg. Gubernur oblast Leningrad, Aleksandr Drozdenko, mengatakan lewat Telegram bahwa ‘malam dan pagi hari tanggal 4 Januari memecahkan rekor dalam hal jumlah UAV yang dihancurkan’ dengan empat UAV ditembak jatuh di wilayahnya.

    Seorang pejabat keamanan Ukraina, Andrii Kovalenko, mengatakan pelabuhan di Leningrad menjadi sasaran. Dia menyebutnya sebagai ‘instrumen kelangsungan hidup ekonomi dan militer Rusia secara terpisah’.

    Rusia sendiri meluncurkan total 81 pesawat nirawak ke Ukraina pada Jumat hingga Sabtu malam. Komando Angkatan Udara Ukraina drone itu termasuk pesawat nirawak Shahed buatan Iran dan ‘berbagai jenis pesawat nirawak tiruan’.

    Sekitar 34 pesawat nirawak serang Shahed dan jenis pesawat nirawak lainnya ditembak jatuh. Pesawat nirawak yang ditembak jatuh tersebut menyebabkan kerusakan di wilayah Chernihiv dan Sumy.

    Ukraina memasuki tahun 2025 dalam posisi yang kurang menguntungkan dalam konflik yang dimulai pada Februari 2022. Rusia memperoleh keuntungan di garis depan timur.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menguasai desa Nadiya di wilayah Luhansk timur Ukraina. Di Donetsk, pusat Pokrovsk berada di bawah tekanan Rusia yang semakin meningkat karena pasukan Ukraina kehilangan wilayah di selatan dan timur kota tersebut.

    Ukraina juga khawatir bahwa pemerintahan Presiden AS terpilih, Donald Trump, yang diprediksi memangkas bantuan militer. Trump sendiri telah berjanji untuk mengakhiri konflik tersebut.

    Ukraina Klaim Bikin Rusia dan Korut Rugi Besar di Perbatasan

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. (REUTERS/Piroschka van de Wouw)

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengklaim pasukannya telah membuat pasukan Rusia dan Korut menderita kerugian besar dalam pertempuran di wilayah Kursk yang terletak di selatan Rusia. Dia menyebut Rusia telah kehilangan satu batalion.

    Dilansir Reuters, Minggu (5/1), Ukraina dan negara-negara Barat menyebut ada 11.000 tentara Korut yang dikerahkan di wilayah Kursk. Pasukan Ukraina telah menduduki sebagian besar wilayah itu setelah melancarkan serangan lintas perbatasan massal pada bulan Agustus 2024.

    Zelenskiy, yang mengutip laporan dari komandan tinggi Ukraina Oleksandr Syrskyi, menyebut pertempuran terjadi di dekat desa Makhnovka. Lokasi itu tidak jauh dari perbatasan Ukraina.

    “Dalam pertempuran kemarin dan hari ini di dekat satu desa, Makhnovka, di wilayah Kursk, tentara Rusia kehilangan hingga satu batalion tentara infanteri Korea Utara dan pasukan terjun payung Rusia. Ini signifikan,” ujar Zelenskiy.

    Namun, dia tidak memberikan berapa jumlah pasti pasukan Rusia yang tewas. Jumlah anggota satu batalion dapat bervariasi, tetapi umumnya terdiri dari ratusan tentara. Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen pernyataan Presiden Ukraina itu.

    Zelenskiy juga melaporkan kerugian besar Korut di wilayah Kursk pada pekan lalu. Dia menyebut pasukan Korut tidak dilindungi oleh pasukan Rusia yang bertempur bersama mereka.

    Dia juga mengatakan warga Korut mengambil tindakan ekstrem untuk menghindari penangkapan. Dalam beberapa kasus, katanya, tentara Korut dieksekusi oleh pasukan mereka sendiri.

    Dalam pernyataan terakhirnya, Zelenskiy mengatakan ‘pertempuran sengit’ telah berkecamuk di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km dengan situasi tersulit di dekat kota Pokrovsk. Dia mengatakan pasukan Rusia terus mengerahkan sejumlah besar personel mereka sendiri dalam serangan.

    Seorang juru bicara militer Ukraina mengatakan Pokrovsk, yang merupakan wilayah Ukraina, tetap menjadi sektor garis depan ‘terpanas’. Pasukan Rusia terus melancarkan serangan baru di dekat kota itu dalam upaya untuk melewatinya dari selatan dan memutus rantai pasokan ke pasukan Ukraina.

    Kota tersebut merupakan rumah bagi tambang yang merupakan satu-satunya pemasok batu bara untuk industri baja Ukraina yang dulunya raksasa. Jumlah itu memiliki populasi sekitar 60.000 orang sebelum perang. Ukraina memperkirakan sekitar 11.000 dari mereka masih tinggal di kota itu.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/rfs)

  • Harga Emas Diprediksi Tak Seindah 2024

    Harga Emas Diprediksi Tak Seindah 2024

    Jakarta

    Analis komoditas keuangan sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dunia diperkirakan akan mengalami tren penurunan pada perdagangan pekan depan. Bahkan ia memprediksi harga emas dunia pada 2025 tak seindah pada 2024.

    Di mana harga emas dunia akan diperdagangkan pada level support di $ 2.560 per troy ounce, sementara potensi penguatan akan terbatas di level $ 2.667 per troy ounce.

    Ibrahim mengatakan, salah satu penyebab terkoreksinya harga emas dunia adalah rilis data Amerika terus membaik yang mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Tiongkok pasca Trump akan dilantik pada 20 Januari 2025 terus mengalami penguatan.

    Terlebih lagi, Bank Sentra Amerika atau The Fed akan menurunkan suku bunga. Meskipun penurunan tidak sesuai dengan ekspektasi sebanyak 4 kali.

    “Kemungkinan hanya 2 kali penurunan suku bunga itu pun juga kalau melihat kondisi inflasi terus mengalami penurunan,” katanya, ditulis Senin (6/1/2025).

    Dalam kebijakan perang dagang, Trump akan melakukan proteksi dengan menerapkan tarif tinggi terhadap negara-negara yang memiliki surplus perdagangan besar dengan Amerika Serikat, termasuk Tiongkok, Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko.

    Selain itu, Trump juga akan menjatuhkan sanksi terhadap negara-negara anggota BRICS yang tidak menggunakan dolar AS dalam perdagangan internasional. Kebijakan ini diproyeksikan akan memperkuat indeks dolar AS.

    “Artinya apa? bahwa kebijakan-kebijakan Trump ini yang kemungkinan akan membuat indeks dolar terus mengalami penguatan dan obligasi pemerintah Amerika tenor 10 tahun kemungkinan akan terus melejit. Saya perkirakan harga emas dunia tahun 2025 tidak seindah harga emas di tahun 2024,” katanya.

    Disisi lain, Ibrahim meyakini bahwa ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina serta di Timut Tengah akan mereda usai Trump dilantik sebagai Presiden Amerika.

    “Sehingga, geopolitik tidak lagi dijadikan sebagai alasan bagi pelaku pasar untuk melakukan pembelian terhadap emas sebagai safe haven,” katanya.

    Saksikan juga Sosok: Karni, Pahlawan Kartu Identitas di Kampung Pemulung

    (rrd/rrd)

  • Makin Terdesak, Ukraina Berupaya Lakukan Serangan Balik di Kursk – Halaman all

    Makin Terdesak, Ukraina Berupaya Lakukan Serangan Balik di Kursk – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Meski Rusia berusaha mengusir pasukan Ukraina yang menginvasi Kursk, namun terus mendapatkan perlawanan.

    Bahkan pasukan Kiev berusaha menyerang tentara Chechnya dan Korea Utara yang ditugaskan pemimpin Rusia Vladimir Putin untuk mengawal wilayah perbatasan dengan Ukraina tersebut.

    Kepala pusat kontra-disinformasi Ukraina, mengklaim pada 5 Januari terjadi pertempuran di wilayah perbatasan tersebut.

    Laporan oleh saluran Telegram pro-perang Rusia menggemakan pernyataan tersebut, yang mengatakan bahwa serangan baru Kiev sedang berlangsung. 

    Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, pasukan Rusia menangkis dua serangan yang dilakukan oleh kelompok penyerang Ukraina di Kursk Oblast pada 5 Januari.

    Laporan tersebut muncul saat Moskow telah meningkatkan upayanya untuk mendorong Ukraina keluar dari Kursk. 

    Sementara Kiev terus brusaha mempertahankan sebagian kecil wilayah Rusia dengan harapan mendapatkan pengaruh dalam kemungkinan negosiasi di masa mendatang.

    Roman Alyokhin, seorang blogger pro-perang Rusia dan mantan penasihat gubernur Kursk Oblast, mengklaim bahwa Kiev melancarkan serangan di timur laut Sudzha menuju desa Bolshoye Soldatskoye, menggunakan kendaraan lapis baja dan peralatan penjinak ranjau.

    Menurutnya, tentara Ukraina juga “meningkatkan aksinya” di wilayah lain di Kursk Oblast.

    Kovalenko mengatakan bahwa pasukan Ukraina menyerang pasukan Rusia di beberapa arah di Kursk Oblast, yang “mengejutkan mereka.”

    “Kursk Oblast, kabar baik! Rusia mendapatkan apa yang pantas diterimanya,” tulis Andrii Yermak, kepala Kantor Presiden, di Telegram.

    Militer Ukraina belum melaporkan secara terbuka operasi baru apa pun di Kursk Oblast.

    Penjabat Gubernur Kursk Oblast Alexander Khinshtein mengatakan pada 5 Januari bahwa Wakil Menteri Pertahanan Rusia Yunus-bek Yevkurov telah tiba di Kursk.

    Tidak segera jelas apakah kunjungan ini terkait dengan aktivitas yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.

    Pasukan Ukraina melancarkan serangan di Kursk Oblast Rusia pada awal Agustus, mencapai keberhasilan taktis awal.

    Dalam beberapa bulan terakhir, Ukraina berada dalam posisi yang tidak menguntungkan karena Rusia dilaporkan merebut kembali setengah dari wilayah yang hilang dan mengerahkan bala bantuan, termasuk pasukan Korea Utara.

    Sementara kantor berita TASS mengabarkan, Kementerian Pertahanan Rusia menyebutnya sebagai “serangan balik untuk menghentikan laju pasukan Rusia.”

    “Sekitar pukul 09:00 waktu Moskow, Angkatan Bersenjata Ukraina melancarkan serangan balik untuk menghentikan laju pasukan Rusia ke arah Kursk,” kata departemen Rusia.

    Diklaim bahwa tentara Rusia “memukul mundur dua serangan balik oleh kelompok penyerang Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah Kursk,” dan bahwa Angkatan Bersenjata Rusia “mengalahkan kelompok penyerang Angkatan Bersenjata Ukraina yang terdiri dari 2 tank, 7 kendaraan lapis baja dengan pasukan ke arah desa Berdin di wilayah Kursk.”

    Dinyatakan bahwa operasi untuk menangkis serangan balik terus berlanjut.

    Saluran Telegram Ukraina menulis bahwa Rusia melancarkan serangan hari ini dari wilayah Kursk melintasi perbatasan Ukraina di wilayah Sumy.

    Dinyatakan bahwa belum ada kemajuan besar, tetapi ada “kecenderungan untuk meningkatkan upaya.” (Kyiv Independent/TASS)

     

  • Ukraina: Rusia Bersiap Pindahkan Perlengkapan Militer dari Suriah ke Libya setelah Jatuhnya Assad – Halaman all

    Ukraina: Rusia Bersiap Pindahkan Perlengkapan Militer dari Suriah ke Libya setelah Jatuhnya Assad – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapal-kapal Rusia sedang bersiap untuk mengangkut peralatan militer dari pangkalan angkatan laut di Suriah menuju Libya, setelah jatuhnya Bashar al-Assad pada akhir tahun lalu, menurut laporan intelijen Ukraina, dikutip Business Insider.

    Intelijen Pertahanan Ukraina melaporkan melalui Telegram pada Jumat (3/1/2025) bahwa dua kapal kargo Rusia, Sparta dan Sparta II, sedang dalam perjalanan menuju pelabuhan Tartus, Suriah.

    Kapal pertama dijadwalkan tiba pada 5 Januari.

    Menurut laporan tersebut, kapal-kapal ini akan digunakan untuk mengangkut peralatan dan senjata militer Rusia ke Libya.

    Intelijen Ukraina juga menyebutkan bahwa tiga kapal lainnya—Alexander Otrakovsky, kapal pendarat besar Ivan Gren, dan kapal tanker Ivan Skobelev—diperkirakan tiba di Tartus dalam beberapa hari mendatang.

    Namun, intelijen Ukraina tidak mengungkapkan bagaimana informasi tersebut diperoleh.

    Pergerakan ini terjadi sebulan setelah jatuhnya Bashar al-Assad, penguasa lama Suriah yang dikenal sebagai sekutu dekat Rusia.

    lihat foto
    Foto satelit pada tanggal 5 Desember sebelum Assad runtuh menunjukkan Pangkalan Angkatan Laut Rusia di Tartus Suriah

    Penggulingan Assad dianggap sebagai tanda melemahnya pengaruh Rusia di kawasan tersebut.

    Bulan lalu, Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah mengirim kapal-kapal untuk mengevakuasi senjata dan peralatan militer dari Tartus.

    Sewa Rusia atas pangkalan angkatan laut di Tartus, serta pangkalan udara di Hmeimim, memberikan kemampuan strategis bagi Rusia untuk menjalankan operasi militer di seluruh Afrika dan Mediterania.

    Namun, kini penguasaan Rusia atas pangkalan-pangkalan tersebut tidak jelas.

    Meski demikian, dalam sebuah wawancara baru-baru ini, pemimpin de facto Suriah, Ahmed al-Sharaa, menyatakan bahwa pemerintahannya tidak ingin Rusia meninggalkan Suriah dengan cara yang dapat merusak hubungan bilateral keduanya.

    Dalam unggahan Telegram-nya, intelijen Ukraina juga mengungkapkan bahwa pasukan Africa Corps — tentara bayaran Rusia yang sebelumnya beroperasi di bawah kendali Grup Wagner, yang kini telah dibubarkan — juga telah berkumpul di Tartus.

    Selain itu, laporan tersebut menambahkan bahwa seorang komandan brigade angkatan laut Rusia, Davityan Yuriy Albertovich, diduga berada di salah satu kapal tersebut.

    Libya, yang disebut-sebut sebagai tujuan peralatan Rusia, telah menjadi pusat utama aktivitas Rusia di Afrika, seperti yang diungkapkan dalam laporan Dewan Atlantik pada Juli 2024.

    “Posisi strategis Libya, yang berada di persimpangan Afrika dan Eropa, memberikan Rusia akses untuk menjalankan operasi di Sudan, Chad, Niger, dan negara-negara di wilayah Sahel serta Afrika Tengah. Hal ini memungkinkan Rusia memproyeksikan kekuatan dan pengaruhnya di seluruh kawasan tersebut,” menurut laporan tersebut.

    Di sisi lain, Ukraina mengatakan siap meningkatkan keterlibatannya dengan Suriah, yang kini secara efektif berada di bawah kendali Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Pada hari Kamis (2/1/2025), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan rencananya untuk membangun kembali hubungan diplomatik dengan Suriah setelah bertahun-tahun intervensi Rusia.

    lihat foto
    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky

    “Kami tengah mempersiapkan pemulihan hubungan diplomatik dengan Suriah dan kerja sama dalam organisasi internasional,” kata Zelenskyy, mengutip Euronews.

    “Kami akan berkomunikasi dengan Eropa dan AS untuk memastikan dukungan sekuat mungkin,” jelasnya dalam sebuah posting di Telegram.

    “Stabilitas yang lebih baik di Timur Tengah berarti lebih banyak perdamaian dan perdagangan bagi semua mitra.”

    Zelenskyy juga mengatakan telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Suriah melalui program “Grain from Ukraine.”

    Program ini dibentuk pada tahun 2022 setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada awal tahun itu.

    Sejak inisiatif tersebut diluncurkan, Ukraina telah mengirimkan lebih dari 221.000 ton produk pertanian ke berbagai negara di Afrika dan Asia.

    Menurut Zelenskyy, 500 ton tepung terigu telah dikirim ke Suriah sebagai bagian dari inisiatif kemanusiaan tersebut.

    Ia mengatakan bahwa tujuan dari program “Grain from Ukraine” adalah untuk menawarkan dukungan dan bekerja sama dengan pemerintah Suriah baru yang dipimpin HTS di Damaskus. 

    Minggu lalu, Zelenskyy mengatakan Ukraina memiliki peluang untuk berkontribusi dalam memulihkan stabilitas di Suriah setelah bertahun-tahun campur tangan Rusia.

    Ia mengatakan hal ini juga akan mendukung upaya Ukraina untuk mencapai perdamaian.

    “Ini akan menjadi langkah yang tepat untuk memulihkan hubungan diplomatik dan kerja sama ekonomi dengan Suriah,” katanya.

    “Dan saya sangat berharap Suriah pasca-al-Assad akan menghormati hukum internasional – sesuatu yang tidak dapat dan tidak ingin dilakukan oleh al-Assad.”

    Ukraina adalah produsen dan eksportir biji-bijian dan minyak sayur global.

    Ukraina telah mengatakan ingin memulihkan hubungan dengan Suriah setelah kelompok militan menggulingkan rezim al-Assad.

    Ukraina secara tradisional mengekspor barang-barang pertanian ke Timur Tengah tetapi tidak ke Suriah.

    Suriah menerima impor makanan dari Rusia pada era al-Assad.

    Rusia pun masih menjadi sekutu setia al-Assad, memberinya suaka politik setelah ia melarikan diri dari Suriah pada bulan Desember.

    (Tribunnews.com)

  • Satu Batalion Tentara Korut yang Dikirim Bantu Rusia Tewas

    Satu Batalion Tentara Korut yang Dikirim Bantu Rusia Tewas

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan sekitar satu batalion tentara Korea Utara yang dikirim untuk membantu Rusia berperang melawan Ukraina, tewas.

    Ratusan tentara itu tewas di wilayah perbatasan Kursk barat. Kursk merupakan tempat Ukraina melancarkan serangan mendadak pada Agustus lalu.

    “Rusia telah kehilangan hingga satu batalion infanteri tentara Korea Utara dan pasukan terjun payung Rusia kemarin dan hari ini,” kata Zelensky seperti dilaporkan media Ukraina RBC pada Sabtu (waktu setempat).

    Sekitar 11.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia untuk pengerahan tambahan pasukan dan peralatan militer.

    Zelensky sebelumnya menyebut bahwa Korea Utara telah menderita lebih dari 3.000 korban di wilayah Kursk.

    Zelensky lantas menuding Rusia memberikan perlindungan minimal terhadap tentara-tentara asal Korea Utara di medan perang.

    Menurutnya, warga Korea Utara rugi besar karena mengirim bantuan tentara ke Rusia. Pernyataan soal rugi tersebut berulang kali ia ucapkan.

    “Mereka (warga Korut) mengalami banyak kerugian. Banyak sekali. Dan kami melihat bahwa militer Rusia dan pengawas Korea Utara sama sekali tidak tertarik pada kelangsungan hidup orang-orang Korea ini,” katanya.

    (tim/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • Harga Emas Dunia Diprediksi Alami Penurunan pada Pekan Depan

    Harga Emas Dunia Diprediksi Alami Penurunan pada Pekan Depan

    Jakarta

    Analis komoditas keuangan sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas dunia diperkirakan akan mengalami tren penurunan pada perdagangan pekan depan.

    Di mana harga emas dunia akan diperdagangkan pada level support di $ 2.560 per troy ounce, sementara potensi penguatan akan terbatas di level $ 2.667 per troy ounce.

    Ibrahim mengatakan, salah satu penyebab terkoreksinya harga emas dunia adalah rilis data Amerika terus membaik yang mengindikasikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Tiongkok pasca Trump akan dilantik pada 20 Januari 2025 terus mengalami penguatan.

    Terlebih lagi, Bank Sentra Amerika atau The Fed akan menurunkan suku bunga. Meskipun penurunan tidak sesuai dengan ekspektasi sebanyak 4 kali.

    “Kemungkinan hanya 2 kali penurunan suku bunga itu pun juga kalau melihat kondisi inflasi terus mengalami penurunan,” katanya, Minggu (5/1/2025).

    Dalam kebijakan perang dagang, Trump akan melakukan proteksi dengan menerapkan tarif tinggi terhadap negara-negara yang memiliki surplus perdagangan besar dengan Amerika Serikat, termasuk Tiongkok, Uni Eropa, Kanada, dan Meksiko.

    Selain itu, Trump juga akan menjatuhkan sanksi terhadap negara-negara anggota BRICS yang tidak menggunakan dolar AS dalam perdagangan internasional. Kebijakan ini diproyeksikan akan memperkuat indeks dolar AS.

    “Artinya apa? bahwa kebijakan-kebijakan Trump ini yang kemungkinan akan membuat indeks dolar terus mengalami penguatan dan obligasi pemerintah Amerika tenor 10 tahun kemungkinan akan terus melejit,” katanya.

    Di sisi lain, Ibrahim meyakini bahwa ketegangan geopolitik antara Rusia-Ukraina serta di Timur Tengah akan mereda usai Trump dilantik sebagai Presiden Amerika.

    “Sehingga, geopolitik tidak lagi dijadikan sebagai alasan bagi pelaku pasar untuk melakukan pembelian terhadap emas sebagai safe haven,” katanya.

    (rrd/rrd)

  • Presiden Ukraina Zelenskiy Klaim Rusia & Korut Tekor di Wilayah Ini

    Presiden Ukraina Zelenskiy Klaim Rusia & Korut Tekor di Wilayah Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, melaporkan kerugian besar yang dialami pasukan Rusia dan Korea Utara dalam pertempuran di wilayah Kursk, Rusia bagian selatan.

    Pernyataan tersebut ia sampaikan melalui video malamnya. Menurut Zelenskiy, pertempuran intens terjadi di dekat desa Makhnovka, yang berlokasi tak jauh dari perbatasan Ukraina.

    Ia membeberkan bahwa dalam dua hari terakhir, pasukan Rusia kehilangan satu batalion yang terdiri dari tentara infanteri Korea Utara dan pasukan penerjun payung Rusia di lokasi tersebut.

    “Dalam pertempuran kemarin dan hari ini di dekat satu desa saja, Makhnovka, di wilayah Kursk, tentara Rusia kehilangan hingga satu batalion tentara infanteri Korea Utara dan pasukan penerjun payung Rusia,” kata Zelenskiy dikutip dari Reuters, Minggu (5/1/2025).

    Zelenskiy sendiri mengacu pada laporan dari komandan tertinggi Ukraina, Oleksandr Syrskyi. Namun ia tidak membeberkan hal tersebut secara rinci.

    Sebuah batalyon biasanya terdiri dari beberapa ratus tentara. Sementara itu, Reuters belum dapat memverifikasi secara independen pernyataan presiden tersebut.

    Penilaian Ukraina dan Barat menyebutkan sekitar 11.000 tentara Korea Utara dikerahkan di wilayah Kursk, tempat pasukan Ukraina menguasai sejumlah wilayah setelah melakukan serangan besar lintas perbatasan pada Agustus lalu.

    Minggu lalu, Zelenskiy juga melaporkan kerugian besar yang dialami oleh pasukan Korea Utara di wilayah Kursk, dengan mengatakan bahwa pasukan mereka tidak dilindungi oleh pasukan Rusia yang bertempur bersama mereka.

    Ia menyebutkan bahwa pasukan Korea Utara mengambil langkah-langkah ekstrem untuk menghindari penangkapan, dan dalam beberapa kasus, mereka dieksekusi oleh pasukan mereka sendiri.

    Dalam pernyataan terbarunya, Zelenskiy juga mengatakan bahwa “pertempuran sengit” terjadi di sepanjang garis depan sepanjang 1.000 km (620 mil), dengan situasi paling sulit terjadi di dekat kota Pokrovsk.

    Seorang juru bicara militer Ukraina sebelumnya mengatakan bahwa Pokrovsk tetap menjadi sektor garis terdepan dengan pertempuran yang cukup panas. Adapun, pasukan Rusia meluncurkan serangan baru di dekat kota tersebut untuk memutus jalur pasokan untuk pasukan Ukraina.

    Kota tersebut, yang menjadi lokasi tambang pemasok tunggal batubara kokas untuk industri baja besar Ukraina sebelum perang, memiliki populasi pra-perang sekitar 60.000 orang. Ukraina memperkirakan sekitar 11.000 orang masih tinggal di kota itu.

    (pgr/pgr)

  • Apa Itu Doktrin Nuklir Baru Putin? Jalan Menuju Perang Dunia ke-3

    Apa Itu Doktrin Nuklir Baru Putin? Jalan Menuju Perang Dunia ke-3

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Rusia secara resmi mengesahkan doktrin nuklir baru yang disebut sebagai Dasar-dasar Kebijakan Negara di Bidang Pencegahan Nuklir, Selasa (19/11/2024).

    Doktrin yang tertulis sepanjang empat halaman ini menguraikan kondisi dan ancaman yang dapat memicu penggunaan senjata nuklir oleh Rusia.

    Hal ini terjadi di tengah perang yang masih berkecamuk antara Rusia dan Ukraina, dengan fokus utama Moskow untuk merebut secara penuh wilayah Donbass dan Krimea.

    “Rusia akan mempertimbangkan serangan nuklir jika negara itu, atau sekutunya Belarusia, menghadapi agresi dengan penggunaan senjata konvensional yang menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan dan (atau) integritas teritorial mereka,” kata doktrin baru tersebut, yang diteken Presiden Vladimir Putin.

    “Agresi terhadap Federasi Rusia dan (atau) sekutunya oleh negara non-nuklir mana pun dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir dianggap sebagai serangan gabungan mereka,” tambah pernyataan itu.

    Ditambahkan pula bahwa senjata nuklir dapat digunakan dalam skenario berikut:

    1. Jika informasi yang dapat dipercaya diterima tentang peluncuran rudal balistik yang menargetkan wilayah Rusia atau sekutunya.

    2. Jika senjata nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya menyerang wilayah Rusia atau sekutunya, atau digunakan untuk menyerang unit atau fasilitas militer Rusia di luar negeri.

    3. Jika dampak musuh pada pemerintah atau fasilitas militer Rusia yang sangat penting dapat melemahkan kemampuan serangan nuklir balasan.

    4. Jika agresi terhadap Rusia atau Belarus yang melibatkan senjata konvensional menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan dan integritas teritorial mereka.

    5. Jika informasi yang dapat dipercaya diterima tentang lepas landas atau peluncuran pesawat strategis dan taktis, rudal jelajah, pesawat nirawak, kendaraan terbang hipersonik atau lainnya dan penyeberangannya ke perbatasan Rusia.

    Ancaman langsung pada Amerika Serikat (AS)?

    Hal ini sendiri ditekan setelah Presiden AS Joe Biden mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh yang dipasok Washington ke Ukraina untuk menyerang di dalam Rusia. Secara teknis, rudal yang diizinkan untuk dipakai menyerang Rusia adalah Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat, atau ATACMS. Rudal ini dapat menempuh jarak sekitar 190 mil.

    Putin mengatakan pada 12 September bahwa persetujuan Barat untuk langkah tersebut akan berarti keterlibatan langsung negara-negara NATO, AS, dan negara-negara Eropa dalam perang di Ukraina. Ini dikarenakan infrastruktur dan personel militer NATO harus dilibatkan dalam penargetan dan penembakan rudal.

    “Pencegahan nuklir ditujukan untuk memastikan bahwa musuh potensial memahami keniscayaan pembalasan jika terjadi agresi terhadap Federasi Rusia dan/atau sekutunya,” kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

    Bersama-sama, Rusia dan AS mengendalikan 88% hulu ledak nuklir dunia. Putin adalah pengambil keputusan utama Rusia terkait penggunaan persenjataan nuklir Rusia.

    Perubahan dalam doktrin tersebut telah berlangsung selama berbulan-bulan, dan bukan suatu kebetulan bahwa pengumuman versi baru pada hari Selasa diikuti oleh keputusan Washington selama dua hari untuk mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh tersebut untuk menyerang target di Rusia.

    Selama berbulan-bulan, Presiden AS Joe Biden telah mempertimbangkan risiko eskalasi semacam itu.

    Meski begitu, peneliti senior di lembaga pemikir pertahanan dan keamanan Royal United Services Institute di Inggris, Jack Watling, mengatakan penggunaan rudal jarak jauh Barat ke wilayah Rusia ‘tentu saja tidak akan’ memicu respons nuklir Moskow seperti yang ditakutkan sebagian pihak di Barat.

    “Namun Rusia dapat meningkatkan berbagai cara untuk mengenakan biaya kepada Barat, mulai dari sabotase bawah laut hingga penggunaan proksi untuk mengganggu perdagangan di Bab Al Mandab selat di lepas Laut Merah tempat serangan terhadap pengiriman barang dikaitkan dengan pemberontak Houthi Yaman,” ujarnya kepada AP.

    Di sisi lain, peneliti Carnegie Russia and Eurasia Center, Tatiana Stanovaya, mencatat bahwa situasi saat ini memberi Putin godaan besar untuk melakukan eskalasi dan menandai ‘titik kritis yang sangat berbahaya’.

    “Putin mungkin ingin memberi Barat dua pilihan yang sulit: ‘Apakah Anda menginginkan perang nuklir? Anda akan mendapatkannya,’ atau ‘Mari kita akhiri perang ini sesuai dengan ketentuan Rusia,’” tulisnya di X.

    (pgr/pgr)

  • Ukraina Sebut Rusia-Korut Rugi Besar di Pertempuran Kursk

    Ukraina Sebut Rusia-Korut Rugi Besar di Pertempuran Kursk

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan bahwa pasukan Rusia dan Korea Utara menderita kerugian besar dalam pertempuran di wilayah Kursk selatan Rusia. Zelenskiy mengatakan tentara Rusia kehilangan satu batalion tentara infanteri Korea Utara dan pasukan terjun payung Rusia

  • Perang Rusia-Ukraina: Kerugian Besar Pasukan Rusia dan Korea Utara – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina: Kerugian Besar Pasukan Rusia dan Korea Utara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ke-1047, dan situasi di lapangan semakin memanas.

    Pada Minggu, 5 Februari 2025, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan bahwa pasukan Rusia dan Korea Utara telah mengalami kerugian besar dalam pertempuran terbaru di wilayah Rusia selatan.

    Berikut adalah beberapa perkembangan penting terkait konflik ini.

    Apa yang Dikatakan Zelensky Tentang Kerugian Pasukan?

    Zelensky melaporkan bahwa dalam pertempuran yang berlangsung dekat desa Makhnovka di wilayah Kursk, tentara Rusia kehilangan sekitar satu batalion infanteri, termasuk pasukan dari Korea Utara dan pasukan terjun payung Rusia.

    “Ini signifikan,” ungkap Zelensky dalam laporan yang dikutip oleh The Guardian.

    Meskipun dia tidak memberikan rincian spesifik mengenai kerugian tersebut, satu batalion umumnya terdiri dari beberapa ratus tentara.

    Berapa Banyak Tentara Korea Utara yang Dikerahkan?

    Dari penilaian yang dilakukan oleh Ukraina dan pihak Barat, sekitar 11.000 tentara Korea Utara dikerahkan di wilayah Kursk.

    Ini menjadi perhatian mengingat pasukan Ukraina sebelumnya telah melakukan serangan lintas batas massal pada bulan Agustus lalu dan menduduki sebagian besar wilayah tersebut.

    Bagaimana Situasi di Garis Depan?

    Zelensky melanjutkan dengan menyatakan bahwa pertempuran sengit terus berlanjut di sepanjang garis depan yang membentang sejauh 1.000 kilometer.

    Situasi terberat saat ini terjadi di sekitar kota Pokrovsk, yang diidentifikasi oleh juru bicara militer Ukraina sebagai sektor terpanas dari konflik ini.

    Pasukan Rusia berusaha melancarkan serangan baru untuk memutuskan rute pasokan ke pasukan Ukraina di kota itu.

    Berapa Banyak Penduduk yang Masih Tinggal di Pokrovsk?

    Diperkirakan, sekitar 11.000 dari 60.000 penduduk yang sebelumnya tinggal di Pokrovsk masih bertahan di kota tersebut.

    Kota ini pernah menjadi pusat industri, dengan sebuah tambang yang menjadi satu-satunya pemasok batu bara kokas untuk industri baja Ukraina.

    Apa Dampak Serangan Rusia Terhadap Warga Sipil?

    Serangan Rusia terus memberikan dampak tragis bagi warga sipil di Ukraina.

    Gubernur regional Oleg Synegubov melaporkan bahwa serangan di sebuah desa di wilayah Kharkiv pada Sabtu pagi menewaskan seorang pria berusia 74 tahun.

    Selain itu, di wilayah Sumy, serangan menyebabkan tujuh orang terluka, termasuk seorang gadis berusia dua tahun.

    Di wilayah Zaporizhzhia, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun juga tewas akibat serangan pesawat nirawak yang menghantam mobil keluarganya, seperti yang dilaporkan oleh kepala wilayah yang ditunjuk Rusia, Yevgeny Balitsky.

    Apa yang Terjadi di Krimea?

    Rusia juga mengumumkan keadaan darurat regional di Krimea pada hari yang sama.

    Keadaan darurat tersebut diberlakukan setelah terjadinya tumpahan minyak di Laut Hitam.

    Gubernur Sevastopol, Mikhail Razvozhaev, mengatakan bahwa pencemaran tersebut membutuhkan tindakan cepat, termasuk pengungsian warga.

    Hingga saat ini, petugas penyelamat telah membersihkan lebih dari 86.000 metrik ton pasir dan tanah yang terkontaminasi.

    Bagaimana Dengan Serangan Drone di Wilayah Rusia?

    Di sisi lain, pada Minggu pagi, dilaporkan bahwa drone menyerang wilayah Rostov di Rusia.

    Puing-puing dari drone yang jatuh merusak bangunan dan mobil di beberapa pemukiman, meski tidak ada korban luka yang dilaporkan.

    Yuriy Slyusar, penjabat gubernur wilayah tersebut, mengonfirmasi kerusakan yang diakibatkan oleh jatuhnya puing-puing drone di Taganrog dan Desa Novobessergenivka.

    Apa yang Terjadi di Semenivka?

    Tentara Rusia juga melancarkan serangan terhadap kota Semenivka di wilayah Chernihiv, yang mengakibatkan tujuh orang terluka.

    Proses pencarian dan penyelamatan masih berlangsung, dengan bantuan diberikan kepada mereka yang membutuhkan.

    Dengan terus berlanjutnya konflik ini, situasi di Ukraina semakin kompleks dan memprihatinkan, terutama bagi para warga sipil yang terkena dampak langsung dari pertikaian yang berkepanjangan.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).