Negara: Ukraina

  • Iran Dilaporkan Uji Coba Robot Tempur, Kembangkan Model Baru – Halaman all

    Iran Dilaporkan Uji Coba Robot Tempur, Kembangkan Model Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Iran sedang menguji robot tempur dan mengembangkan model baru, menurut pejabat militer tinggi.

    Wakil Komandan Angkatan Darat Iran, Brigadir Jenderal Nozar Nemati, mengatakan kepada Tehran Times bahwa pasukannya mulai menggunakan perangkat tersebut dalam latihan perang dua bulan lalu.

    Menurut Newsweek, pengerahan robot tempur oleh Iran menandakan ambisi negara tersebut untuk bersaing secara militer dengan negara-negara lain.

    Ketegangan Iran dengan AS dan Israel terus meningkat setelah mantan Presiden Donald Trump berjanji untuk kembali menerapkan tekanan maksimum terhadap Iran, serta ancaman kemungkinan serangan Israel terhadap situs nuklir Iran.

    Menurut laporan Tehran Times, beberapa robot tempur digunakan dalam latihan ofensif yang dilakukan Iran di timur laut negara itu dua bulan lalu.

    Latihan tersebut melibatkan unit artileri lapis baja, tim serangan udara, operator pesawat nirawak, unit perang elektronik, dan kelompok rudal, menurut Nemati.

    Namun, Nemati tidak merinci lebih lanjut tentang jenis robot tempur yang sedang diuji.

    Berbicara tentang upaya Iran dalam memajukan teknologi untuk keperluan tempur, baik ofensif maupun defensif, Nemati menambahkan:

    “Kami juga sedang merancang dan menerapkan koneksi antara pasukan khusus dan robot untuk peperangan masa depan, sambil menggunakan berbagai pesawat nirawak penyerang dan sistem terpadu untuk melawan pesawat nirawak musuh.”

    “Pencapaian ini mencerminkan komitmen kami untuk mengembangkan teknologi mutakhir dalam Angkatan Darat,” tambahnya.

    Latihan perang ini melibatkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Angkatan Darat (Artesh), dan Penjaga Pantai, yang mensimulasikan operasi kontraterorisme.

    Militer berlatih untuk mencegah serangan bunker di dekat fasilitas nuklir Iran di wilayah tengah dan utara, tambah Tehran Times.

    Menurut laporan Iran Press, robot tempur Iran termasuk kendaraan darat tak berawak (UGV) dan kendaraan udara tak berawak (UAV).

    Teheran telah mengembangkan Heidar-1, sebuah UGV untuk pengintaian dan tembakan presisi.

    Teheran juga telah mengembangkan pesawat nirawak Shahed-136, UAV “kamikaze” yang telah digunakan dalam serangan Rusia terhadap Ukraina.

    Selain itu, Iran juga sedang mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam sistem rudalnya untuk meningkatkan akurasi serangan mereka, dengan tujuan meminimalkan korban sipil, menurut Iran International.

    Pada tanggal 18 Januari, di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Teluk Persia, Iran juga membuka pangkalan angkatan laut bawah tanah baru.

    Pangkalan ini dirancang untuk menampung armada kapal yang mampu meluncurkan rudal jarak jauh.

    Angkatan bersenjata Teheran juga telah menerima 1.000 pesawat nirawak buatan dalam negeri yang memiliki kemampuan anti-benteng dan teknologi siluman canggih dengan jangkauan 1.200 mil.

    Hingga kini, belum jelas konflik apa yang sebenarnya dipersiapkan Iran dengan latihan-latihan ini.

    Perlombaan Teknologi Tempur Modern

    Dilansir Newsweek, Iran berusaha mengikuti tren global menuju robotika di bidang militer.

    Dalam perang Rusia dengan Ukraina, unit tempur Ukraina yang dikenal sebagai Medoid mengerahkan anjing robot yang dikembangkan oleh perusahaan manajemen risiko Inggris dan produsen pesawat nirawak Brit Alliance.

    Ukraina juga akan segera menggunakan pesawat tempur droid baru dengan sistem robotik dan senapan mesin terpasang.

    Rusia, di sisi lain, telah berinvestasi besar dalam robot tempur.

    Rusia memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memodernisasi teknologi militernya bersama China, mengembangkan UGV seperti Uran-9, tank robot, Platform-M, sistem roket serang, serta Soratnik, tank drone seberat tujuh ton.

    China juga sedang mengembangkan teknologi militer otonomnya sendiri, seperti “robot pembunuh,” yang diperkirakan akan siap tempur dalam dua tahun ke depan.

    AS juga telah berinvestasi dalam sektor ini melalui Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).

    Proyek-proyeknya termasuk Legged Squad Support System (LS3) untuk tentara, dan program Robotic Autonomy in Complex Environments with Resiliency (RACER) untuk meningkatkan kemampuan UGV, menurut siaran pers dari DARPA.

    Israel juga merupakan salah satu produsen utama sistem udara tak berawak (UAS), yang dirancang untuk pengumpulan intelijen, pemantauan perbatasan, serta pelaksanaan misi, menurut Israel Aerospace Industries.

    Negara lain yang berinvestasi dalam robotika tempur antara lain Inggris, Korea Selatan, India, Prancis, dan Jerman, menurut berbagai laporan.

    (Tribunnews.com/Tiara Shelavie)

  • Trump Bilang Sanksi Rusia Bisa Ditambah Jika Tolak Berunding Soal Ukraina

    Trump Bilang Sanksi Rusia Bisa Ditambah Jika Tolak Berunding Soal Ukraina

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengindikasikan bahwa ia mungkin akan mengenakan sanksi baru terhadap Rusia, jika Presiden Vladimir Putin menolak untuk merundingkan kesepakatan guna mengakhiri perang di Ukraina.

    “Kedengarannya seperti itu,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, dilansir kantor berita AFP, Rabu (22/1/2025). Hal itu disampaikannya ketika ditanya apakah Amerika Serikat akan menerapkan sanksi tambahan terhadap Moskow, jika presiden Rusia itu tidak datang ke meja perundingan.

    Sebelum pelantikannya sebagai presiden AS pada hari Senin lalu, Trump berjanji untuk mengakhiri perang Ukraina segera setelah menjabat. Ini meningkatkan harapan bahwa ia akan memanfaatkan bantuan untuk memaksa pemerintah Ukraina membuat konsesi kepada Rusia, yang menginvasi pada bulan Februari 2022.

    Dalam pernyataan kritis yang tidak biasa terhadap Putin, Trump mengatakan pada hari Senin lalu, bahwa presiden Rusia tersebut “harus membuat kesepakatan.”

    “Dia (Putin-red) harus membuat kesepakatan. Saya pikir dia menghancurkan Rusia dengan tidak membuat kesepakatan,” kata Trump saat berbicara dengan wartawan di Ruang Oval Gedung Putih.

    “Saya pikir Rusia akan mendapatkan masalah besar,” sebutnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Usai Dilantik, Trump Umumkan Setop Seluruh Bantuan Luar Negeri Selama 90 Hari  – Halaman all

    Usai Dilantik, Trump Umumkan Setop Seluruh Bantuan Luar Negeri Selama 90 Hari  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada hari pertama menjabat, Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menangguhkan sementara semua program bantuan luar negeri Amerika Serikat selama 90 hari.

    Penangguhan ini dilakukan untuk memberikan waktu bagi peninjauan menyeluruh terhadap program-program tersebut.

    Ini guna memastikan bahwa mereka sesuai dengan tujuan kebijakan luar negeri Trump.

    Meskipun tidak diketahui secara langsung berapa banyak bantuan luar negeri yang akan mempengaruhi, karena pendanaan untuk banyak program telah disetujui oleh Kongres dan harus dibelanjakan jika belum dilakukan, perintah ini mengirimkan pesan tegas tentang kebijakan luar negeri Amerika. 

    Salah satu bagian dari perintah tersebut menyatakan bahwa bantuan industri asing dan birokrasi tidak sejalan dengan kepentingan Amerika dan seringkali bertentangan dengan nilai-nilai Amerika. 

    Lebih lanjut, perintah itu juga menyebutkan bahwa bantuan luar negeri tersebut dapat mengganggu perdamaian dunia dengan mempromosikan ide-ide yang bertentangan dengan hubungan yang harmonis dan stabil antarnegara.

    Trump dengan tegas mengatakan bahwa bantuan tidak akan diberikan apabila tidak sejalan dengan kebijakan AS.

    “Tidak ada lagi bantuan luar negeri Amerika Serikat yang boleh disalurkan dengan cara yang tidak sepenuhnya sejalan dengan kebijakan luar negeri Presiden Amerika Serikat,” tegas Trump, dikutip dari AP News.

    Pernyataan ini mencerminkan sikap keras Trump terhadap pengelolaan dana bantuan luar negeri dan komitmennya untuk memprioritaskan kepentingan nasional.

    Sementara itu, Menteri Luar Negeri yang baru saja dilantik, Marco Rubio mengatakan dalam sidang konfirmasinya di depan senat bahwa ia juga memiliki pandangan yang sejalan dengan prinsip Trump.

    “Setiap dolar yang kita belanjakan, setiap program yang kita danai, dan setiap kebijakan yang kita jalankan harus dibenarkan dengan jawaban atas tiga pertanyaan sederhana: Apakah ini membuat Amerika lebih aman? Apakah ini membuat Amerika lebih kuat? Apakah ini membuat Amerika lebih sejahtera?,” katanya.

    Perintah eksekutif ini juga memberikan mandat kepada Rubio atau orang yang ditunjuknya untuk membuat keputusan terkait bantuan luar negeri, dengan berkonsultasi dengan Kantor Manajemen dan Anggaran. 

    Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) adalah dua lembaga utama yang selama ini mengawasi penyaluran bantuan asing.

    Trump, yang selama masa jabatannya dikenal kritis terhadap pengeluaran untuk bantuan luar negeri, menyatakan bahwa meskipun dana untuk bantuan luar negeri hanya berjumlah sekitar 1 persen dari anggaran federal, kebijakan tersebut perlu diperhatikan dengan lebih seksama.

    Hal ini terutama terkait dengan bantuan yang lebih besar seperti miliaran dolar yang diberikan untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia. 

    Trump sebelumnya juga mengancam untuk memotong dana yang dikirim ke Ukraina jika tidak sejalan dengan tujuan kebijakan luar negeri Amerika.

    Sebagai informasi, Trump telah dilantik sebagai presiden AS pada Senin (20/1/2025).

    Setelah sumpahnya, Trump memberikan pidato pertamanya sebagai presiden, yang dikenal sebagai Pidato Pelantikannya.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

  • Setelah RI Gabung BRICS, Pemerintah Perlu Maksimalkan Kemitraan dengan Afrika Selatan dan Brasil – Halaman all

    Setelah RI Gabung BRICS, Pemerintah Perlu Maksimalkan Kemitraan dengan Afrika Selatan dan Brasil – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudistira menilai Indonesia perlu memanfaatkan kemitraan dengan Afrika Selatan dan Brasil usai bergabung menjadi anggota penuh BRICS.

    BRICS adalah kelompok kerjasama ekonomi baru yang diinisiasi beberapa negara seperti Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

    Bhima mulanya memberi pandangan bahwa bergabungnya Indonesia ke BRICS sebenarnya sudah terlambat. Seharusnya, RI bisa menjadi pendiri BRICS.

    “Indonesia ini terlambat bergabung dengan BRICS. Kalau mau bergabung, seharusnya menjadi founder dari BRICS,” katanya dalam konferensi pers Rapor 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran, Selasa (21/1/2025).

    Menurut Bhima, dengan bergabungnya Indonesia saat ini ke BRICS, hanya akan mereplikasi kerja sama perdagangan yang sudah ada, salah satunya dengan China.

    Terlebih, jika Indonesia berharap mendapat keuntungan dari Rusia, misalnya dalam hal pembelian minyak mentah dengan harga murah, ada risiko menghadapi sanksi dari negara-negara barat.

    “Terutama sekarang eranya tidak hanya Amerika yang proteksionis, tapi juga negara-negara barat akan cenderung lebih proteksionis, terutama perang Ukraina juga masih menjadi salah satu isu,” ujar Bhima.

    Maka dari itu, Bhima melihat potensi besar yang bisa dimanfaatkan Indonesia melalui BRICS adalah kemitraan dengan Afrika Selatan (Afsel) dan Brasil.

    Afsel dan Brasil adalah dua negara yang perlu dijalin kerja sama lebih lanjut.

    Kerja sama di sini bukan dalam hal mengandalkan ekspor produk RI ke dua negara tersebut. Sebab, jika ini yang diandalkan, ada dua masalah yang dihadapi.

    Pertama, barang yang dihasilkan Afsel dan Brasil identik atau merupakan kompetitor dari produk-produk Indonesia. Kedua, mahalnya biaya logistik untuk menyalurkan ke dua negara tersebut.

    Dengan demikian, bersama Afsel, Indonesia disebut bisa memanfaatkan kerja sama pendanaan transisi energi.

    Indonesia, sebagai negara yang juga menerima dana JETP (Just Energy Transition Partnership) seperti Afsel, dapat memperkuat posisi dalam kerja sama ini.

    Selain itu, kedua negara ini juga merupakan penghasil mineral kritis. Afsel memproduksi mangan, Indonesia memproduksi nikel, bauksit, dan tembaga. Ini bisa menjadi peluang kerja sama antar dua negara.

    Sementara itu, bersama Brasil, Bhima menyebut bahwa tahun ini di situ akan diselenggarakan Konferensi Perubahan Iklim (Conference of the Parties/COP) ke-30 yang memfokuskan pembahasan pada pendanaan untuk konservasi hutan.

    Indonesia bisa berkolaborasi dengan Brasil dalam pengelolaan dan pendanaan hutan.

    “Nah jadi kalau mau kerja sama bareng Brasil, [Presiden] Lula da Silva, Pak Prabowo harus bicara, ‘Yuk kita jaga hutan karena ada potensi pendanaan untuk konservasi hutan.’ Bukan hutannya dibuka [untuk lahan baru]. Nanti diketawain sama Lula da Silva di Brasil,” ucap Bhima.

    Di saat yang bersamaan, Bhima mengingatkan agar Indonesia tetap menjaga hubungan bilateral dengan Amerika Serikat.

    Hubungan yang kuat dengan Amerika Serikat dinilai tetap penting, terutama agar Indonesia tetap dapat memasok bahan baku untuk baterai dan kendaraan listrik, serta menjaga pasar ekspor ke Amerika.

    Keuntungan Indonesia Gabung BRICS

    Sebelumnya, Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi, Purnomo Yusgiantoro bicara potensi yang bisa digali Indonesia dengan bergabung sebagai anggota BRICS.

    Purnomo menekankan, meski bergabung dengan BRICS, Indonesia tetap melakukan politik bebas dan aktif.

    Sebelumnya, Pemerintah Brasil mengumumkan Indonesia sebagai anggota baru BRICS pada Senin, 6 Januari 2025. Lalu apa untungnya bagi Indonesia dari sektor energi?

    “Pertama Brasil. Brasil dulu itu tidak punya minyak, tapi dia bisa survive kenapa? Karena dia punya tebu banyak. Jadi yang dikembangkan itu bioethanol, sukses. Dan kita perlu belajar untuk pengembangan,” ujar Purnomo di Kantor IDN, Jakarta, Kamis (16/1/2025).

    Kemudian, sejak perang Rusia dengan Ukraina, bahan bakar dari Rusia tidak lagi menyuplai ke daratan benua biru. Karena itu, Rusia tengah melihat pasar baru, termasuk wilayah Asia Pasifik.

    “Nah ini sedang kita bahas apa kita tangkap kesempatan ini,” ucap Purnomo.

    Sedangkan, menurut Purnomo, India bisa menjadi pasar untuk batu bara asal Indonesia. Lalu, Indonesia bisa menarik investasi dari China.

    Kemudian, Indonesia bisa belajar dari Afrika Selatan, soal batu bara diubah menjadi sumber energi yang lebih ramah lingkungan.

    “Afrika Selatan, dulu diembargo, dia cuma punya batu bara. Apa yang dia lakukan, gasifikasi batu bara, dia likuifaksi batu bara. Batu bara dibuat minyak, batu bara dibuat gas. Kita punya batu bara sampai 150 tahun, kita bisa lakukan itu, tapi ada problem,” tutur Purnomo.

    “Itu yang terjadi di Sumatera Selatan kemairn, batu bara sudah likuifaksi, tapi waktu diadu di market dia kalah dengan LPG karena disubsidi harga,” sambungnya.

  • Cara Youtuber Mukbang Nikocado Avocado Sukses Turun BB 113 Kg

    Cara Youtuber Mukbang Nikocado Avocado Sukses Turun BB 113 Kg

    Jakarta

    Penampilan baru bintang ‘mukbang’ di YouTube Nikocado Avocado kini membuat publik takjub. Pasalnya, pria bernama asli Nicholas Perry diam-diam menjalani diet hingga berat badannya turun 113 kg.

    Dalam video berjudul “Two Steps Ahead”, dia menyebut telah melakukan eksperimen sosial dengan diam-diam menurunkan berat badannya. Dalam banyak video yang diunggah sebelumnya, terlihat Perry memiliki masalah obesitas yang sempat membuat penggemarnya khawatir.

    Di video terakhirnya, pria kelahiran Ukraina Amerika itu mengklaim berat badannya mencapai 162 kg.

    “Saya selalu-dua langkah lebih maju. Ini adalah eksperimen sosial terhebat sepanjang hidup saya,” tutur Perry yang dikutip dari TODAY.

    Proses Penurunan Berat Badan

    Proses penurunan berat badan Perry tidaklah mudah. Meski begitu, tidak dijelaskan pasti bagaimana cara yang dilakukannya sampai berhasil menurunkan berat badan hingga 113 kg.

    Namun, pada video yang diunggahnya awal tahun 2024, pria berusia 32 tahun sempat menyinggung bahwa perjalanan penurunan berat badannya tidak berjalan baik.

    “Oh, yah, beberapa orang memang gemuk. Lupakan saja. Anda pikir kita di Bumi ini hanya untuk berpuasa, menghitung kalori, dan membatasi karbohidrat? Saya sudah melupakannya, itu tidak berhasil,” tuturnya dalam video yang diunggah sekitar Juni 2024.

    “Saya telah menerima kenyataan bahwa saya gemuk. Dan saya pikir kebanyakan orang seharusnya melakukannya,” sambung Perry.

    Menurut Perry, tujuannya menyembunyikan penurunan berat badannya adalah untuk menyoroti bahwa apa yang dilihat di internet, belum tentu kenyataan.

    Perry menyebut kebiasaan makannya yang berlebihan ini adalah salah satu efek dari kondisi mental yang dialaminya, seperti Attention Deficit Disorder (ADD) dan Obsessive-Compulsive Disorder (OCD).

    Dikutip dari Times of India, ia mulai mengatasi masalah mental tersebut pada tahun 2023. Saat itu, ia menjelaskan bagaimana makan karena emosi sering menguasai gaya hidupnya.

    Diduga Memakai Ozempic

    Perubahan Perry yang drastis pun menuai beragam komentar dari publik. Beberapa orang mengapresiasi usahanya dalam menurunkan berat badan.

    Namun, banyak juga yang bertanya-tanya tentang bagaimana Perry bisa menurunkan berat badan sebanyak itu. Orang-orang menduga Perry menggunakan Ozempic untuk membantunya menurunkan berat badan.

    Ozempic, yang awalnya dikembangkan untuk mengobati diabetes tipe 2, belakangan menjadi perbincangan hangat karena digunakan sebagai obat penurun berat badan. Obat ini bekerja dengan menekan nafsu makan, sehingga membantu orang untuk makan lebih sedikit dan akhirnya menurunkan berat badan.

    Keberlanjutan Konten Mukbang Nikocado Avocado

    Dalam unggahan video terbarunya di YouTube, Perry mengungkapkan akan kembali beraktivitas seperti sebelumnya. Ia akan memperbarui konten-konten mukbangnya menjadi lebih sehat pasca penurunan berat badan ini.

    “Daripada makan lima burger keju, saya mungkin akan membuat rebusan makanan laut. Daripada makan setumpuk bacon dan ayam goreng keju. Saya akan makan steak dan brokoli yang enak,” tutur Perry yang dikutip dari People.

    (sao/naf)

  • Davos 2025 Diskusikan Ukraina, Gaza, AI, hingga Donald Trump – Halaman all

    Davos 2025 Diskusikan Ukraina, Gaza, AI, hingga Donald Trump – Halaman all

    Waktunya tiba lagi. Kota Davos yang tertutup salju di Swiss kembali menyambut para pemimpin global untuk pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia World Economic Forum (WEF), yang dimulai hari Senin (20/1).

    Acara tahun ini diadakan setelah tahun pemilihan umum 2024 di tengah melambungnya biaya hidup dan prospek ekonomi yang suram, dan kembalinya sejumlah partai dan kandidat radikal.

    Gelombang populis, serta perang di Ukraina dan situasi kemanusiaan di Gaza, cuaca ekstrem, dan revolusi kecerdasan buatan (AI) adalah sejumlah isu utama yang akan dibahas para delegasi selama pertemuan lima hari tersebut.

    “Semua itu terjadi di tengah situasi geopolitik yang paling rumit dalam beberapa generasi,” kata Presiden WEF Borge Brende kepada wartawan pada minggu lalu.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Hampir 3.000 pemimpin, termasuk 60 kepala negara dan pemerintahan, dari lebih dari 130 negara diperkirakan akan hadir di kota di wilayah Alpen tersebut.

    Di antara para pemimpin global yang akan hadir termasuk Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Wakil Perdana Menteri Cina Ding Xuexiang, Javier Milei dari Argentina, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, dan Muhammad Yunus dari Bangladesh. Presiden RI Prabowo Subianto juga rencananya akan hadir di Davos.

    Donald Trump dominasi tema diskusi di Davos

    Donald Trump akan berpidato secara virtual beberapa hari setelah pelantikannya sebagai presiden AS pada tanggal 20 Januari.

    Kembalinya Trump ke Gedung Putih diperkirakan akan mendominasi diskusi di Davos. Dari ancaman untuk mengenakan tarif pada kawan maupun lawan, hingga ambisi ekspansionis terhadap Kanada dan Greenland, Trump telah membuat para investor, perusahaan, dan pemerintah bertanya-tanya.

    Para pembuat kebijakan dan investor masih mencoba mencari tahu bagaimana perang dagang Trump akan berlangsung, dan dampaknya terhadap ekonomi. Tarif potensial diperkirakan akan semakin merugikan ekonomi seperti Jerman dan Cina, yang masing-masing telah berjuang dengan pertumbuhan negatif dan lesu.

    Para ahli memperingatkan bahwa kebijakan Trump berpotensi memperburuk inflasi dan memicu pembalasan dari mitra dagang yang dapat menyebabkan guncangan global.

    Presiden WEF Borge Brende mengatakan pada periode pertama pemerintahan Trump, perdagangan tumbuh, investasi tumbuh. “Namun kini lanskapnya berbeda, di mana kita mungkin akan melihat lebih banyak tarif, kita mungkin akan melihat lebih banyak (praktik bisnis seperti) nearshoring, friendshoring, sehingga rantai pasokan akan berubah.”

    Fokus di Ukraina, Gaza, dan Suriah

    Perang di Ukraina yang kini mendekati tiga tahun, sekali lagi menjadi salah satu topik utama dalam agenda. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy akan menghadiri pertemuan tersebut secara langsung.

    Trump berjanji untuk mencapai kesepakatan damai guna menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina pada hari pertama menjabat, hal yang tampaknya tidak realistis. Bahkan para penasihat Trump memperkirakan waktu berbulan-bulan untuk mengakhiri perang.

    Yayasan Victor Pinchuk Ukraina akan menyelenggarakan beberapa acara di Rumah Ukraina tahun ini, termasuk proyek bertajuk Your Country First – Win With Us.

    “Karena jika Ukraina jatuh, bahaya akan datang kepada Anda dengan cepat. Keamanan Anda akan rusak, ekonomi, kesejahteraan, dan kesempatan untuk menjalani kehidupan yang Anda inginkan akan terancam,” kata Yayasan tersebut dalam sebuah pernyataan. “Sedangkan kemenangan Ukraina dapat secara global menghalangi para agresor.”

    Konflik bersenjata merupakan risiko teratas pada tahun 2025, menurut survei risiko tahunan yang diterbitkan oleh WEF pada hari Rabu (15/01). Ditambah konfrontasi geoekonomi, bahaya peringkat ketiga, yang memperlihatkan “lanskap global yang semakin terpecah-pecah.”

    Suriah, krisis kemanusiaan di Gaza, dan potensi eskalasi konflik di Timur Tengah juga menjadi fokus tahun ini. Beberapa pemimpin dari kawasan tersebut diharapkan hadir, termasuk Presiden Israel Isaac Herzog, Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina Mohammed Mustafa, dan Menteri Luar Negeri Suriah Asaad Hassan Al Shibani.

    Era kecerdasan buatan

    Pertemuan tahunan WEF ke-55 diselenggarakan dengan tema “Kolaborasi untuk Era Kecerdasan”, zaman dengan kemajuan pesat dalam teknologi seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum. AI membawa banyak harapan di berbagai industri, termasuk perawatan kesehatan, pendidikan, dan pertanian, tetapi juga mengancam jutaan pekerjaan.

    Laporan WEF tentang masa depan dunia kerja yang diterbitkan awal bulan ini menunjukkan perubahan tren global dan teknologi baru diproyeksikan akan menghasilkan 170 juta pekerjaan baru pada tahun 2030 dan menghapus 92 juta lainnya. Laporan ini menggarisbawahi perlunya meningkatkan keterampilan pekerja secara global.

    Perusahaan teknologi AS, Workday, dalam sebuah studi tentang dampak AI pada pekerjaan, menemukan bahwa AI akan menjadi katalisator untuk “revolusi keterampilan” di mana keterampilan yang pada dasarnya manusiawi seperti kreativitas, empati, dan pengambilan keputusan yang etis akan menjadi aset paling berharga di tempat kerja.

    Kathy Pham, ilmuwan komputer dan wakil presiden di Workday, mengatakan Davos akan menyediakan platform bagi bisnis dan pemerintah untuk memahami bagaimana pekerjaan, keterampilan, dan aturan telah berevolusi dari waktu ke waktu di berbagai belahan dunia, dan bagaimana orang berinteraksi dengan teknologi.

    “Bagi saya, itulah daftar keinginan yang diharapkan bisa dihasilkan Davos. Percakapan jujur tentang seperti apa masa depan tenaga kerja di samping gelombang AI terbaru ini,” katanya kepada DW.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

  • Serba-serbi Pelantikan Trump, dari TikTok hingga Ramalan Harga Emas

    Serba-serbi Pelantikan Trump, dari TikTok hingga Ramalan Harga Emas

    Bisnis.com, JAKARTA – Dalam kurun waktu kurang dari 24 ke depan, Presiden terpilih Donald Trump akan mengambil sumpah jabatan dan menjadi Presiden AS berikutnya, menggantikan Joe Biden.

    Pada malam menjelang pelantikannya, Trump menggelar acara bertajuk “Make America Great Again Victory Rally” di Capital One Arena, Washington, pada Minggu (19/1/2025).

    Dalam pidatonya, Trump menjanjikan era baru Amerika di bawah kepemimpinannya dan mengakhiri masa kemunduran selama empat tahun.

    “Besok siang, tirai menutup empat tahun kemunduran Amerika yang panjang, dan kita memulai hari yang baru dengan kekuatan dan kemakmuran, martabat, dan kebanggaan Amerika,” kata Trump, seperti dikutip Bloomberg, Senin (20/1/2025).

    Trump juga berjanji akan memberlakukan kebijakan pembatasan imigrasi yang ketat pada hari pertama setelah ia resmi menjabat.

    “Esok hari, saat matahari terbenam, invasi ke negara ini akan berakhir,” ujar Trump seperti dikutip Reuters, Senin (20/1).

    Trump kembali menggaungkan rencana deportasi besar-besaran yang pernah ia sampaikan dalam kampanye, sebuah operasi yang diklaim akan menjadi yang terbesar dalam sejarah AS.

    Namun, para ahli memperkirakan upaya sebesar itu akan membutuhkan waktu bertahun-tahun dan menelan biaya yang sangat besar.

    Dalam pidatonya, Trump juga berjanji akan menghentikan serangkaian konflik geopolitik hingga mencegah terjadinya Perang Dunia 3 setelah dirinya menjabat.

    “Saya akan mengakhiri perang di Ukraina, menghentikan kekacauan di Timur Tengah, dan saya akan mencegah terjadinya Perang Dunia 3,” ungkap Trump.

    TikTok Kembali Berkat Trump

    Aplikasi media sosial TikTok memulihkan akses layanannya di AS setelah Donald Trump mengatakan akan kembali mengizinkan akses aplikasi tersebut usai pelantikannya pada Senin.

    “Sebagai hasil dari upaya presiden Trump, TikTok kembali ke AS,” demikian pernyataan yang dikutip dari Reuters.

    Sebelumnya, pemerintah AS melarang TikTok beroperasi hingga 19 Januari 2025. Namun Trump mengatakan bahwa media sosial asal China itu masih bisa diakses oleh masyarakat.

    Layanan TikTok dikabarkan pulih secara bertahap pada Minggu (19/1) siang. Para pengguna yang mengakses aplikasi tersebut pun mendapat pesan “Welcome back” atau “Selamat datang kembali”.

    Pihak TikTok menyebut upaya pemulihan layanannya terjadi berkat bantuan dari Presiden Donald Trump.

    “Terima kasih atas kesabaran dan dukungan anda. Sebagai hasil dari upaya Presiden Trump, TikTok kembali hadir di AS!” demikian bunyi pesan yang muncul saat pengguna mengakses kembali TikTok, dikutip dari The Verge. 

    Sebelumnya, pemblokiran TikTok memicu banyak kontroversi. Terlebih saat Trump, sejak awal, tidak berminat untuk melakukan aksi pemblokiran tersebut.

    Trump juga sempat mengatakan bahwa ia akan melakukan penangguhan larangan selama 90 hari kepada TikTok setelah ia menjabat.

    Proyeksi Pasar

    Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS diperkirakan akan mendorong kenaikan harga emas dan penguatan dolar AS. Salah satu fokus pelaku pasar mengarah ke pidato kebijakan Trump.

    Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, mengatakan bahwa pelaku pasar akan menantikan pidato Trump terkait kebijakannya ke depan, baik dari sisi perang dagang maupun insentif ekonomi untuk AS.

    “Emas dan dolar AS diperkirakan mengalami penguatan saat pelantikan Trump. Kami melihat dolar AS dan emas masih berpotensi naik apabila Trump memberikan pernyataan agresif terkait sanksi atau kenaikan tarif perdagangan,” katanya kepada Bisnis, pekan lalu.

    Sementara itu, obligasi dan saham diperkirakan cenderung akan netral merespons event tersebut. Akan tetapi, jika Trump tidak terlalu agresif dalam pidatonya, hal itu dapat menjadi sentimen positif bagi pasar saham dan obligasi.

    “Untuk peluang dan risiko, saat ini lebih condong pada risiko. Yang perlu diwaspadai adalah sanksi-sanksi yang telah dinyatakan oleh Trump,” ujarnya.

  • Oleksyi Poroshenko, Putra Mantan Presiden Ukraina Hindari Wajib Militer, Hanya Didenda Rp 10 Juta – Halaman all

    Oleksyi Poroshenko, Putra Mantan Presiden Ukraina Hindari Wajib Militer, Hanya Didenda Rp 10 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA – Ketakutan mobilisasi militer oleh Ukraina bukan hanya dilakukan oleh warga bisa. 

    Oleksyi Poroshenko, putra dari mantan presiden Petro Poroshenko pun terciduk melakukan aksi penghindaran wajib militer agar tidak dikerahkan untuk berperang melawan Rusia.

    Petro Poroshenko adalah Presiden Ukraina yang menjabat pada tahun 2014 hingga 2019 silam. 

    Ia dikenal sebagai politikus yang pro Rusia, dan dikalahkan Volodymyr Zelensky  saat pemilu 2019.

    Dikutip dari Strana, Oleksiy Poroshenko, sempat diadili di sebuah pengadilan dan diwajibkan untuk membayar denda sebesar 25.500 hryvnia atau setara hampir Rp 10 juta.

    Oleksiy didenda karena tidak menghadiri panggilan TCC atau lembaga perekrutan wajib militer setempat.

    Dalam sebuah dokumen pengadilan Kiev disebutkan, ia tidak hadir tanpa alasan yang kuat di Pechersk RTCK di Kota Kiev untuk menerima panggilan guna mengklarifikasi data.

    Jika putra Poroshenko mengabaikan pembayaran denda, maka pengadilan akan meningkatkan denda yang jauh lebih besar. 

    “Jika terjadi kegagalan membayar denda dalam waktu 15 hari sejak tanggal penyerahan resolusi ini kepada pelanggar, denda akan ditagih secara paksa sesuai dengan Pasal 308 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Ukraina sebesar dua kali lipat dari jumlah UAH 51.000,” demikian pernyataan dokumen tersebut.

    Oleksiy Poroshenko yang berusia 39 tahun itu merupakan mantan anggota parlemen Ukraina. 

    Namanya muncul karena masuk daftar pencarian orang karena tidak hadir dalam panggilan ke Komisi Anti-Korupsi. 

    Ia merupakan seorang anggota militer cadangan Ukraina berpangkat letnan, namun saat ini lebih sering tinggal di luar negeri.

    Banyak Menghindari Wajib Militer

    Apa yang dilakukan oleh putra mantan presiden Poroshenko itu banyak dilakukan oleh warga pria Ukraina saat ini.

    Mereka lebih memilih masuk penjara atau kabur ke luar negeri daripada berperang melawan Rusia yang lebih banyak risiko kalahnya.

    Sebelumnya, Roman Kostenko, sekretaris komite pertahanan parlemen mengatakan, Ukraina perlu memobilisasi 500.000 warga negara.

    Dikutip dari Kiev Independent, ia mencatat bahwa tingkat mobilisasi menurun pada bulan September setelah awalnya stabil menyusul undang-undang penguatan mobilisasi pada bulan April.

    Meskipun tujuannya adalah untuk merekrut 200.000 orang, Kostenko yakin ini masih kurang, sejalan dengan rekomendasi sebelumnya dari mantan Panglima Tertinggi Valery Zaluzhny untuk merekrut 500.000 orang.

    Pada bulan Desember 2023, Presiden Volodymyr Zelensky mengakui usulan militer untuk mobilisasi skala besar, memperkirakan hal itu akan menelan biaya Ukraina sebesar 500 miliar hryvnia.

    Saat ini, rencana ditetapkan untuk memobilisasi 160.000 orang tambahan, menambah 1,05 juta orang yang sudah bertugas.

    Ukraina telah berjuang keras untuk memobilisasi cukup banyak tentara di garis depan guna mengimbangi korban jiwa pasukan dan kebutuhan untuk merotasi tentara yang telah bertempur sejak dimulainya perang skala penuh.

    Namun banyak dari prajurit wajib militer yang tidak sempat berperang. 

    Diberitakan oleh media-media Barat, sebanyak 200.000 pasukan mobilisasi memilih untuk kabur sebelum berperang alias desersi. (Strana/Kyiv Independent)

  • WhatsApp Jadi Target Hacker Rusia

    WhatsApp Jadi Target Hacker Rusia

    Jakarta

    Sebuah kelompok phishing yang didukung oleh Badan Keamanan Federal Rusia (FSB), melakukan kampanye baru yang bertujuan untuk membobol akun WhatsApp dan mendapatkan akses ke pesan dan data mereka, demikian menurut Microsoft.

    Para peneliti Microsoft dalam sebuah postingan yang diunggah di blog resmi pada Kamis (16/1/2025) mengatakan bahwa para hacker yang terkait dengan Dinas Keamanan Federal Rusia, atau FSB, mengirim email ke target tertentu yang meminta mereka untuk bergabung dengan grup WhatsApp.

    Pesan-pesan phishing tersebut sering kali terlihat seperti berasal dari seorang pejabat pemerintah AS dan berisi kode QR yang konon akan memberikan rincian tentang inisiatif yang dimaksudkan untuk mendukung Ukraina dalam perang yang sedang berlangsung melawan Rusia.

    Microsoft tidak mengatakan apakah salah satu dari upaya penyusupan tersebut berhasil membobol sistem. Menurut Microsoft, serangan siber tersebut terkait dengan Star Blizzard, sebuah kelompok peretasan yang diduga didukung oleh negara sebagaimana dilansir detiKINET dari The Straits Times, Minggu (19/1/2025).

    Departemen Kehakiman AS telah menyita atau menghapus 180 situs web yang terkait dengan kelompok tersebut sejak Oktober dengan bantuan Microsoft, kata perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington.

    Juru bicara WhatsApp mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan melindungi percakapan pribadi dengan enkripsi end-to-end, dan mendorong pengguna untuk hanya mengklik tautan dari orang yang mereka kenal dan percayai.

    Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar. Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur AS, atau Cisa, pada bulan Desember mengatakan bahwa kelompok Star Blizzard hampir pasti terkait dengan FSB Rusia, dengan mengutip sejarah kelompok tersebut yang mencoba mengkompromikan politisi, akademisi, dan orang-orang Amerika dan Inggris di sektor pertahanan.

    Star Blizzard mengkhususkan diri dalam meneliti target potensial di media sosial, menemukan kontak profesional mereka, dan membuat akun email yang menyamar sebagai rekan terpercaya mereka, kata Cisa.

    (jsn/jsn)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1061: Pasukan Rusia Kuasai 2 Permukiman di Wilayah Donetsk, Ukraina – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1061: Pasukan Rusia Kuasai 2 Permukiman di Wilayah Donetsk, Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah sejumlah peristiwa yang terjadi dalam perang Rusia-Ukraina, yang telah memasuki hari ke-1061 pada Minggu (19/1/2025).

    Pada Sabtu (18/1/2025), Moskow melaporkan bahwa pasukan Rusia telah menguasai dua permukiman di wilayah Donetsk, Ukraina timur.

    Dengan pencapaian ini, Rusia berhasil maju menuju front barat.

    Simak peristiwa lainnya berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1061:
    Pasukan Rusia Kuasai Dua Permukiman di Wilayah Donetsk, Ukraina

    Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, pasukannya kini menguasai Petropavlivka, sebuah desa antara kota Pokrovsk dan Kurakhove, yang telah menjadi titik fokus pertempuran sengit dalam beberapa bulan terakhir.

    Selain itu, Rusia juga mengeklaim, penangkapan Vremivka, salah satu kota kecil di selatan wilayah Donetsk.

    Sementara itu, pernyataan militer Ukraina tidak mengonfirmasi kehilangan kedua desa tersebut, meskipun menyebutkan adanya pertempuran hebat di sekitar Pokrovsk.

    Serangan Udara Rusia ditembak Jatuh Ukraina

    Pada Sabtu (18/1/2025) malam, Rusia meluncurkan 39 pesawat nirawak Shahed, pesawat nirawak simulator lainnya, dan empat rudal balistik, menurut laporan Angkatan Udara Ukraina.

    Pasukan pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh dua rudal dan 24 pesawat nirawak, The Guardian melaporkan.

    Selain itu, sebanyak 14 simulator pesawat nirawak lainnya dilaporkan hilang di lokasi serangan tersebut.

    Situs Industri Rusia Disasar Drone Ukraina

    Pada Sabtu (18/1/2025), pejabat setempat mengonfirmasi bahwa serangan pesawat nirawak Ukraina telah membakar situs industri di wilayah Kaluga dan Tula, Rusia.

    Menanggapi serangan tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa 46 pesawat nirawak Ukraina berhasil dihancurkan di seluruh negeri pada malam sebelumnya.

    Zelensky Umumkan Sanksi Baru

    Dikutip dari Suspilne, Presiden Volodymyr Zelensky mengumumkan bahwa Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina (NSDC) menyiapkan keputusan baru mengenai sanksi.

    Pernyataan ini disampaikan oleh Zelensky dalam pidatonya pada Sabtu (18/1/2025).

    “Sedang dipersiapkan keputusan baru mengenai sanksi dari NSDC, dan keputusan itu akan diumumkan besok,” kata Zelensky tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Selain itu, Presiden Zelensky juga mengapresiasi kinerja petugas penegak hukum Ukraina yang disebutnya melakukan pekerjaan “sangat baik.”

    “Dinas Keamanan Ukraina, Kepolisian Nasional, dan kantor kejaksaan kami tengah berperang melawan pengkhianat dan berbagai skema yang berusaha melemahkan negara dan masyarakat Ukraina,” ucapnya.

    “Setiap orang yang berusaha melawan Ukraina dan hukum di negara ini harus ingat apa yang akan terjadi sebagai akibat dari tindakan mereka,” tegasnya.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)