Negara: Ukraina

  • Putin Siap Berdialog dengan Trump, Tunggu Sinyal Gedung Putih

    Putin Siap Berdialog dengan Trump, Tunggu Sinyal Gedung Putih

    Moskow

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia mengatakan Presiden Vladimir Putin siap untuk berdialog dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kremlin menyebut Moskow menunggu “sinyal” dari Washington soal dialog kedua kepala negara tersebut.

    “Putin sudah siap. Kami menunggu sinyal (dari AS),” ucap juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, saat berbicara kepada wartawan seperti dilansir AFP, Jumat (24/1/2025).

    Baik Trump maupun Putin sama-sama mengatakan bahwa mereka siap bertemu untuk melakukan pembicaraan mengenai Ukraina.

    Trump sebelumnya mengancam Rusia dengan sanksi ekonomi yang lebih keras jika Moskow tidak setuju untuk mengakhiri konflik dengan Kyiv.

    Dalam pernyataannya, Peskov mengatakan dirinya tidak dapat berkomentar lebih jauh mengenai pertemuan kedua pemimpin. Dia mengatakan bahwa untuk memprediksi masa depan itu sulit seperti “membaca ampas kopi” — merujuk pada metode meramal masa depan.

    Namun lebih lanjut, Peskov menolak klaim yang dilontarkan Trump bahwa konflik di Ukraina dapat diakhiri dengan menurunkan harga minyak Rusia.

    “Konflik ini tidak bergantung pada harga minyak,” tegas Peskov.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Korea Utara Bersiap Kirim Lebih Banyak Tentara ke Rusia

    Korea Utara Bersiap Kirim Lebih Banyak Tentara ke Rusia

    Seoul

    Korea Utara (Korut) dicurigai sedang bersiap mengirimkan lebih banyak tentaranya ke Rusia untuk bertempur melawan pasukan Ukraina. Pengiriman lebih banyak pasukan tetap dilakukan, meskipun Pyongyang mengalami kerugian dan mendapati beberapa tentaranya ditangkap oleh Kyiv.

    Dugaan tersebut, seperti dilansir Reuters, Jumat (24/1/2025), disampaikan oleh Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan (Korsel) atau JCS dalam pernyataan terbarunya pada Jumat (24/1) waktu setempat.

    “Empat bulan telah berlalu untuk pengiriman pasukan untuk perang Rusia-Ukraina, dan banyak korban jiwa dan tawanan telah terjadi,” sebut JCS dalam pernyataannya.

    “(Korut) Diduga mempercepat langkah lebih lanjut dan persiapan untuk pengiriman pasukan tambahan,” demikian pernyataan JCS.

    Analisis JCS tidak merinci langkah lebih lanjut apa yang mungkin diambil oleh Pyongyang.

    Menurut JCS dalam laporannya, Korut juga bersiap meluncurkan satelit mata-mata dan rudal balistik antarbenua (ICBM), meskipun tidak ada tanda-tanda hal itu akan dilakukan segera.

    Bulan ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dua tentara Korut telah ditangkap di wilayah Kursk, Rusia yang diduduki pasukan Kyiv. Itu menandai pertama kalinya Ukraina menangkap tentara Korut dalam keadaan hidup sejak mereka terlibat dalam perang pada musim gugur lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Dituduh Jadi Mata-mata AS, Pria Rusia Dihukum 17 Tahun Bui

    Dituduh Jadi Mata-mata AS, Pria Rusia Dihukum 17 Tahun Bui

    Moskow

    Seorang pria Rusia diadili atas tuduhan menjadi mata-mata Amerika Serikat (AS) dan dijatuhi hukuman 17 tahun penjara oleh pengadilan setempat. Pria Rusia ini dituduh berupaya menyampaikan informasi rahasia Moskow kepada Washington.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (24/1/2025), pria Rusia bernama Dmitry Shatresov ini ditangkap pada Januari 2024 oleh otoritas Moskow.

    Shatresov, menurut kantor berita RIA, telah “secara ilegal memperoleh” rahasia negara dan “bermaksud untuk menyerahkannya ke perwakilan intelijen Amerika” sebelum dia ditangkap oleh aparat penegak hukum.

    Dalam persidangan pada Rabu (22/1) waktu setempat, menurut otoritas pengadilan Moskow, Shatresov dinyatakan bersalah atas dakwaan “pengkhianatan tingkat tinggi” dan dijatuhi hukuman 17 tahun penjara oleh pengadilan.

    Dia akan menjalani masa hukumannya di penjara dengan keamanan tinggi di negara tersebut.

    Rusia tanpa henti memburu orang-orang yang dituduh melakukan spionase dan pengkhianatan sejak negara itu melancarkan invasi skala besar ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Ancam Tambah Sanksi Terkait Perang Ukraina, Rusia Bilang Begini

    Trump Ancam Tambah Sanksi Terkait Perang Ukraina, Rusia Bilang Begini

    Moskow

    Ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menerapkan sanksi baru ditanggapi santai oleh Rusia. Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia menyebut ancaman seperti itu dari Trump sebagai hal yang biasa.

    Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, seperti dilansir kantor berita TASS, Jumat (24/1/2025), setelah Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan sanksi-sanksi baru dan tarif terhadap ekspor Rusia jika perang di Ukraina tidak diakhiri dalam waktu dekat.

    “Kami tidak melihat adanya unsur baru di sini. Anda mengetahui bahwa Trump, pada masa jabatan pertamanya, adalah Presiden AS yang terlalu sering menggunakan metode sanksi,” ujar Peskov.

    Peskov, dalam pernyataannya, menyebut Trump gemar menggunakan sanksi sebagai alat dalam memberikan tekanan.

    “Dia menyukai alat-alat semacam itu (tekanan sanksi), setidaknya dia menyukainya selama masa jabatan pertama kepresidenannya,” sebutnya.

    Trump sebelumnya mengatakan dirinya akan menerapkan sanksi baru dan tarif terhadap ekspor Rusia jika Presiden Vladimir Putin menolak untuk berunding dan membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang yang berkecamuk selama hampir tiga tahun terakhir.

    “Jika kita tidak membuat ‘kesepakatan’, dan dalam waktu dekat, saya tidak memiliki pilihan lain selain menerapkan Pajak, Tarif, dan Sanksi tingkat tinggi terhadap apa pun yang dijual oleh Rusia kepada Amerika Serikat, dan berbagai negara lainnya yang berpartisipasi,” kata Trump seperti dilansir Reuters.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • WEF 2025: Begini Pernyataan Trump yang Desak Penurunan Suku Bunga dan Harga Minyak

    WEF 2025: Begini Pernyataan Trump yang Desak Penurunan Suku Bunga dan Harga Minyak

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump menuntut agar negara produsen migas (OPEC) menurunkan harga minyak. Trump juga mendesak negara-negara lain menurunkan suku bunga. Pernyataan ini disampaikan dalam pidatonya melalui video kepada para pemimpin bisnis dan politik global di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss.

    “Saya akan menuntut agar suku bunga segera turun. Dan demikian pula, suku bunga global juga harus turun. Saya juga akan meminta Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan biaya minyak,” kata Trump dalam pidato yang dikutip dari Reuters, Jumat (24/1/2025).

    Penampilan Trump di Davos merupakan pernyataan pertamanya kepada para pemimpin dunia sejak masa jabatan keduanya dimulai empat hari lalu. Pernyataan ini menegaskan bahwa kebijakan Trump akan menghindari norma perdagangan bebas baik di dalam maupun luar AS.

    Meski menyampaikan ancaman tarif yang tegas, Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut di tengah kegelisahan pasar atas rencananya.

    Harga minyak sempat berubah negatif selama Trump berbicara. Sementara itu, euro merosot, dan dolar AS berfluktuasi terhadap sekeranjang mata uang asing. Di sisi lain, indeks S&P 500 yang menjadi acuan saham AS mencatatkan kenaikan ke level tertinggi sepanjang masa.

    Trump juga menyinggung perubahan kebijakan besar sejak pelantikannya, termasuk terkait keberagaman, perubahan iklim, dan imigrasi. Namun, komentar Trump memicu beragam respons, termasuk kritik dari beberapa sekutu tradisional AS, seperti Kanada dan Uni Eropa.

    “Kami akan menuntut rasa hormat dari negara lain. Kanada. Kami memiliki defisit yang sangat besar dengan Kanada. Kami tidak akan memilikinya lagi,” ujar Trump.

    Lebih lanjut, Trump juga mengkritik kebijakan pendahulunya, Joe Biden, dan beberapa isu seperti perubahan iklim. Mantan Menteri Luar Negeri AS John Kerry, yang hadir dalam forum tersebut, tampak meringis saat mendengarkan.

    Trump menegaskan komitmennya untuk mengurangi inflasi dengan kombinasi kebijakan tarif, deregulasi, dan pemotongan pajak. Dia juga berencana memperluas produksi energi domestik untuk menjadikan AS sebagai negara adikuasa manufaktur.

    “Amerika Serikat memiliki jumlah minyak dan gas terbesar di antara negara mana pun di Bumi, dan kami akan menggunakannya. Ini tidak hanya akan mengurangi biaya hampir semua barang dan jasa, tetapi juga akan menjadikan Amerika Serikat sebagai negara adikuasa manufaktur,” kata Trump.

    Selain itu, Trump berencana berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai perang di Ukraina. Trump juga ingin mengupayakan kerja sama dengan Rusia dan China untuk mengurangi senjata nuklir.

    Di akhir pidatonya, Trump menyampaikan rencana-rencana lain, seperti perubahan nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika dan ancaman tarif tinggi untuk Uni Eropa, China, Meksiko, serta Kanada.

  • 5 Ancaman dan Kritikan Trump di Hadapan Para Pemimpin Ekonomi Dunia

    5 Ancaman dan Kritikan Trump di Hadapan Para Pemimpin Ekonomi Dunia

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengambil mulai pendekatan agresif terhadap diplomasi internasional. Ia mengeluarkan ancaman tarif lewat pidato internasional pertamanya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

    Dalam pidato itu, Trump sekali lagi mengancam tarif terhadap pesaing asing dan bahkan sekutu seperti Uni Eropa (UE) dan Kanada.

    “Pesan saya kepada semua bisnis di dunia sangat sederhana: Ayo buat produk Anda di Amerika, dan kami akan memberi Anda pajak terendah di antara negara manapun di bumi,” kata Trump pada Kamis (23/1/2025).

    “Tetapi jika Anda tidak membuat produk Anda di Amerika, yang merupakan hak prerogatif Anda, maka Anda harus membayar tarif. Jumlahnya berbeda-beda, tetapi tetap ada tarif.”

    Ia juga mengulangi daftar keluhannya yang biasa, termasuk terhadap pendahulunya, mantan Presiden Joe Biden, dan anggota pemerintahan sebelumnya.

    “Mereka telah membiarkan negara lain mengambil keuntungan dari AS. Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi lagi,” kata Trump.

    Berikut adalah lima hal agresif yang disampaikan Trump dalam pidatonya:

    Ancaman Tarif

    Pemimpin Partai Republik itu memimpin pidatonya dengan mengeluarkan seruan kepada para pemimpin bisnis di seluruh dunia, mendorong mereka untuk memindahkan industri ke AS.

    Ia menggembar-gemborkan rencana untuk memangkas pajak perusahaan dan menurunkan suku bunga untuk menciptakan iklim yang mendukung pertumbuhan bisnis.

    “Pemerintahan saya juga telah memulai kampanye deregulasi terbesar dalam sejarah, jauh melampaui upaya pemecahan rekor pada masa jabatan terakhir saya,” kata Trump.

    “Mereka mengatakan bahwa ada cahaya yang bersinar di seluruh dunia sejak pemilihan umum. Dan bahkan negara-negara yang tidak terlalu bersahabat dengan kita pun senang karena mereka memahami bahwa ada masa depan, betapa hebatnya masa depan itu,” katanya.

    “Di bawah kepemimpinan kita, Amerika kembali dan terbuka untuk bisnis.”

    Namun, ia memperingatkan, akan ada tarif yang dikenakan pada bisnis yang menolak berinvestasi dalam visi kesuksesan AS ini.

    Dalam beberapa bulan terakhir, Trump telah mengancam akan mengenakan tarif hingga 60% pada barang-barang China dan tarif 25% pada barang-barang dari Meksiko dan Kanada.

    Kritik Uni Eropa (UE)

    Namun, presiden menyimpan kemarahan khusus untuk UE, yang ia tuduh memberlakukan peraturan yang rumit dan menyerang bisnis AS. Ia mengutip kasus antimonopoli baru-baru ini terhadap raksasa teknologi yang berbasis di AS sebagai contoh.

    “Mereka mengajukan kasus hukum dengan Apple, dan mereka konon memenangkan kasus yang menurut kebanyakan orang tidak terlalu penting,” kata Trump. “Mereka memenangkan miliaran dolar dari Google. Saya pikir mereka mengincar Facebook miliaran dolar.”

    Ia menyiratkan bahwa kasus-kasus tersebut sebagian dimotivasi oleh negara asal perusahaan-perusahaan tersebut.

    “Ini adalah perusahaan-perusahaan Amerika,” kata Trump. “Mereka seharusnya tidak melakukan itu. Sejauh yang saya ketahui, itu adalah bentuk perpajakan.”

    AS adalah mitra dagang utama UE, dan pada tahun 2022, AS memiliki defisit perdagangan sebesar US$131 miliar dengan blok yang beranggotakan 27 negara tersebut. Menurut statistik pemerintah AS, AS mengekspor barang senilai US$592 miliar ke UE dan mengimpor US$723 miliar.

    Sebagian besar ekonom percaya bahwa defisit tidak selalu merupakan tanda masalah, sebab ketidakseimbangan dalam perdagangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan nilai mata uang dan kebiasaan belanja konsumen.

    Namun Trump telah memusatkan perhatian pada defisit perdagangan sebagai tanda kelemahan ekonomi, dan ia sekali lagi berjanji untuk menghilangkannya, seperti yang ia janjikan pada masa jabatan pertamanya, dari tahun 2017 hingga 2021.

    Ia juga membandingkan pajak pertambahan nilai Eropa – yang juga dikenal sebagai pajak PPN – dengan “tarif nonekonomi atau nonmoneter”.

    “Dari sudut pandang Amerika, UE memperlakukan kami dengan sangat, sangat tidak adil. Sangat buruk,” kata Trump. “Pada dasarnya mereka tidak mengambil produk pertanian kami, dan mereka tidak mengambil mobil kami. Namun mereka mengirimkan mobil kepada kami dalam jumlah jutaan. Mereka mengenakan tarif pada hal-hal yang ingin kami lakukan.”

    Ancam Kanada

    Pada minggu-minggu menjelang konferensi Davos, Trump menjelaskan bahwa ia berharap untuk memperluas perbatasan AS dalam beberapa tahun mendatang, dengan membawa Terusan Panama dan Greenland di bawah kendali AS.

    Pada konferensi pers bulan ini, Trump bahkan menolak untuk mengesampingkan “paksaan militer atau ekonomi” dalam upayanya untuk mendapatkan kedua wilayah tersebut.

    Namun di Davos pada Kamis, Trump berbicara singkat tentang negara lain yang menjadi incarannya: Kanada. Trump telah berulang kali mengatakan bahwa ia ingin melihat Kanada menjadi “negara bagian ke-51”, yang memicu kemarahan dari tetangga utara AS tersebut.

    “Kami akan menuntut rasa hormat dari negara lain,” kata Trump di Davos, yang langsung beralih ke Kanada. “Kami memiliki defisit yang sangat besar dengan Kanada. Kami tidak akan mengalaminya lagi. Kami tidak dapat melakukannya.”

    Menurut pemerintah AS, Kanada adalah pembeli barang-barang negara tersebut terbesar pada tahun 2022, dengan pembelian senilai US$356,5 miliar. Diperkirakan barang dan jasa senilai US$2,7 miliar melintasi perbatasan AS-Kanada setiap hari pada tahun 2023.

    Namun, Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif tinggi pada Kanada, sebagai cara untuk memaksa negara tersebut mengatasi perdagangan narkoba dan migrasi ilegal melintasi perbatasan. Namun, di Davos, Trump menggoda dengan cara lain untuk menghindari tarif.

    “Seperti yang mungkin Anda ketahui, saya katakan: ‘Anda selalu bisa menjadi negara. Dan kemudian, jika Anda adalah negara, kami tidak akan mengalami defisit. Kami tidak perlu mengenakan tarif kepada Anda,’” kata Trump.

    Namun, para ekonom telah memperingatkan bahwa tarif dapat menjadi bumerang, karena negara lain mungkin menanggapi AS dengan tarif mereka sendiri – yang biayanya kemungkinan akan ditanggung oleh konsumen.

    Kecam Ukraina sebagai ‘Ladang Pembantaian’

    Terlepas dari sikap agresifnya terhadap tarif dan defisit perdagangan, Trump juga menggembar-gemborkan peran yang digambarkannya sendiri sebagai pembawa damai. Ia menyalahkan pendahulunya, Joe Biden, karena membiarkan invasi Rusia ke Ukraina.

    “Itu benar-benar medan pembantaian. Jutaan tentara terbunuh,” kata Trump. “Tidak ada yang pernah melihat hal seperti itu sejak Perang Dunia II. Mereka tergeletak mati di seluruh padang datar.”

    Namun, tambahnya, upaya untuk mengamankan penyelesaian damai “mudah-mudahan sekarang sedang berlangsung”. Ia juga mengisyaratkan kemungkinan kesepakatan dengan Rusia untuk membongkar semua atau sebagian persenjataan nuklirnya.

    “Kami ingin melihat denuklirisasi,” kata Trump, mengutip percakapan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama masa jabatan pertamanya.

    “Saya akan memberi tahu Anda bahwa Presiden Putin sangat menyukai gagasan untuk mengurangi nuklir. Dan saya pikir seluruh dunia, kami akan membuat mereka mengikuti, dan China akan ikut serta.”

    Selain itu, Trump juga menuding target lain: harga minyak.

    “Jika harga turun, perang Rusia-Ukraina akan segera berakhir,” kata Trump. “Saat ini, harganya cukup tinggi sehingga perang itu akan terus berlanjut. Anda harus menurunkan harga minyak. Anda akan mengakhiri perang itu.”

    Meskipun perang telah menaikkan harga energi, tidak jelas bagaimana Trump membayangkan pasar minyak akan mengakhiri perang di Ukraina. Sanksi akibat perang telah memberikan tekanan signifikan pada ekonomi Rusia.

    Trump sendiri telah mengancam sanksi lebih lanjut dan tarif “tingkat tinggi” terhadap Rusia, jika Rusia tidak segera mengakhiri perangnya di Ukraina.

    Ejek Kebijakan Perubahan Iklim

    Sebagai bagian dari dorongannya untuk deregulasi, Trump sekali lagi menyerang kebijakan lingkungan yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon dan mengurangi krisis iklim.

    AS diperkirakan menjadi sumber emisi karbon tahunan terbesar kedua di dunia, setelah China. Emisi tersebut, sebagian besar dari bahan bakar fosil, memasuki atmosfer sebagai gas rumah kaca yang menangkap panas dan menyebabkan suhu meningkat.

    Namun, Trump sekali lagi menarik diri dari Perjanjian Paris pada Senin lalu. Ini adalah sebuah perjanjian iklim internasional yang dirancang untuk mengurangi emisi. Sebelumnya, ia menarik AS keluar dari perjanjian tersebut pada tahun 2019 selama masa jabatan pertamanya, meskipun Biden bergabung kembali pada tahun 2021.

    Di Davos, Trump kembali menggambarkan perjanjian iklim Paris sebagai “sepihak” dan ia mengulangi janjinya untuk “membuka” cadangan bahan bakar fosil AS.

    “Amerika Serikat memiliki jumlah minyak dan gas terbesar dari negara mana pun di Bumi. Dan kami akan menggunakannya,” kata Trump, menjanjikan “persetujuan cepat” untuk usaha energi.

    Trump juga mengejek lawan politiknya karena memajukan “Kesepakatan Baru Hijau”, serangkaian proposal kebijakan di AS yang dirancang untuk menurunkan emisi karbon.

    “Itu disusun oleh orang-orang yang merupakan siswa rata-rata, siswa yang kurang dari rata-rata,” kata Trump.

    Para ahli perubahan iklim sebelumnya telah mencatat bahwa tahun 2024 adalah tahun terpanas yang pernah tercatat – dan jika tren saat ini terus berlanjut, cuaca dapat memburuk, yang menyebabkan bencana alam yang lebih mematikan.

    Saat ini, AS tengah bergulat dengan kebakaran hutan yang dahsyat di California selatan yang telah menewaskan sedikitnya 27 orang, yang kemungkinan diperparah oleh cuaca kering yang tidak sesuai musim.

    (luc/luc)

  • Upaya Uni Eropa Meredam Trump

    Upaya Uni Eropa Meredam Trump

    Davos

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menerapkan sejumlah kebijakan terkait hubungan AS dengan negara lain. Kebijakan Trump itu langsung disikapi oleh Uni Eropa.

    Dilansir Deutsche Welle, Kamis (23/1/2025), Trump memang belum mengumumkan tarif impor apa pun terhadap produk Uni Eropa. Namun selama kampanye, Trump mengancam akan mengenakan tarif baru sebesar 10 hingga 20% pada produk impor dari UE.

    Eropa memang bukan prioritas paling atas pada jam-jam pertama masa jabatan kedua Trump seperti yang juga dicatat di Parlemen Uni Eropa pada hari Selasa (21/1). Akan tetapi, UE juga tengah mempersiapkan strategi untuk menghadapi pemerintahan baru Trump.

    Pada Forum Ekonomi Dunia di Davos di Swiss, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen berbicara mendukung langkah-langkah pragmatis. Prioritas utama, katanya, ialah membahas kepentingan bersama antara AS dan UE serta bersikap terbuka terhadap negosiasi

    “Kami akan bersikap pragmatis, tetapi kami akan selalu berpegang pada prinsip kami,” ujarnya.

    Pada hari Senin (20/1), Trump mengatakan ingin menyeimbangkan defisit perdagangan dengan UE baik melalui tarif atau melalui ekspor energi yang lebih besar, seperti minyak dan gas alam. Komisaris Perdagangan Maro Efovi menekankan Uni Eropa sudah menjadi importir terbesar gas alam cair dari AS.

    Sekitar 50% gas LNG di UE berasal dari AS. Namun, delegasi dari Slovakia mengatakan mereka siap memperluas kerja sama strategis ini dengan pemerintahan Trump yang baru dan mempertimbangkan kemungkinan negosiasi. Namun, mereka juga siap membela kepentingan sah jika diperlukan.

    Pendekatan ini kemungkinan besar adalah apa yang disebut sebagai ‘strategi ganda’ oleh Ketua Komite Perdagangan Uni Eropa, Bernd Lange. Menurut politisi beraliran Demokrat Sosial itu, UE harus bernegosiasi jika memungkinkan dan mempertahankan diri terhadap serangan jika perlu.

    Dalam wawancara dengan DW, Ketua Komite Urusan Luar Negeri di Parlemen Uni Eropa, David McAllister, menekankan Komisi Uni Eropa lebih siap untuk masa jabatan kedua Trump. Selain itu, mereka berhubungan dengan pemerintahan baru sejak awal dan menjelaskan bahwa penerapan perang tarif akan menimbulkan situasi yang merugikan semua pihak, tegasnya.

    Selain itu, ada kesepakatan luas di antara anggota parlemen bahwa eskalasi konflik perdagangan dengan Trump harus dicegah. Delegasi dari Spanyol, Francisco Jose Milln Mon, menekankan perang dagang tidak akan menguntungkan siapa pun.

    UE juga harus berupaya menjalin hubungan perdagangan dengan AS. Selain itu, Eropa harus bertindak bersama-sama dan tidak mencoba mencari kesepakatan secara terpisah dengan Washington.

    Pujian dan Kritik untuk Trump dari UE

    Donald Trump (Foto: Reuters)

    Anggota Parlemen Partai Hijau, Anna Cavazzini, juga percaya ‘Eropa bersatu’ harus menjadi jawaban untuk membuat Amerika hebat kembali. Ini juga berarti tidak sedikit pun melepaskan kendali pengaturan atas perusahaan teknologi besar.

    Cavazzini mengimbau Komisi Uni Eropa untuk menggunakan pengaruh yang tersedia berdasarkan Undang-Undang Layanan Digital. Terutama dengan latar belakang Trump dan kedekatannya dengan pemilik Platform X, Elon Musk.

    UE merasa hal itu menjadi momentum berdiskusi tentang cara memastikan bahwa perusahaan teknologi besar mematuhi aturan. Undang-Undang Layanan Digital menetapkan tindakan harus diambil terhadap konten yang melanggar hukum dengan ancaman denda.

    Ada juga kata-kata yang jelas tentang Greenland, khususnya dari anggota parlemen Denmark seperti Stine Bosse. Anggota kelompok liberal Renew menekankan masa depan Greenland hanya dapat ditentukan oleh penduduk Greenland. Trump sendiri menegaskan AS membutuhkan Greenland untuk keamanan internasional.

    Sosial Demokrat Vytenis Povilas Andriukaitis mengkritik keputusan Trump untuk menangguhkan perjanjian iklim Paris, menyebutnya sebagai aib. Pihak Lithuania juga menyesalkan Ukraina tidak disebutkan dalam pidato pelantikan.

    Namun, ada juga pujian terhadap tindakan Donald Trump yang datang dari kubu sayap kanan. Misalnya, anggota partai ekstremkanan Jerman Alternative fr Deutschland (AfD), Christine Anderson, yang memuji pidato pelantikan Trump sebagai angin segar. Dia merasa Trump akan memulihkan keamanan dalam negeri dengan menutup perbatasan dan mendeportasi semua migran ilegal.

    Di akhir perdebatan, Komisaris Perdagangan efovi menyatakan keyakinannya bahwa tidak ada masalah antara dua mitra dekat seperti AS dan Eropa yang tidak dapat diselesaikan dengan cara yang bersahabat dan kooperatif.

    Kebijakan ‘America First’ Era Trump

    Bendera AS (Foto: AP/Alex Brandon)

    Trump telah tancap gas di hari pertamanya menjabat. Ada sejumlah kebijakan terkait hubungan AS dan dunia internasional yang dibuat Trump.

    Trump secara resmi menarik AS keluar dari perjanjian iklim Paris, mengeluarkan AS dari WHO dan menegaskan kebijakan ‘America First’ atau Amerika yang utama dalam hubungan luar negeri.

    “Mulai hari ini dan seterusnya, kebijakan luar negeri Amerika Serikat akan mengutamakan kepentingan inti Amerika dan selalu mengutamakan Amerika dan warga negara Amerika,” ujar Trump dalam perintah eksekutifnya.

    Dia mengatakan kebijakan ini berlaku sesegera mungkin. Dia memerintahkan Menteri Luar Negeri AS mengeluarkan panduan kebijakan America first.

    “Sesegera mungkin, Menteri Luar Negeri akan mengeluarkan panduan yang menyelaraskan kebijakan, program, personel, dan operasi Departemen Luar Negeri dengan kebijakan luar negeri America First, yang mengutamakan Amerika dan kepentingannya,” ujar Trump.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Reaksi Houthi usai Disebut Trump sebagai Organisasi Teroris, Buntut Solidaritas untuk Palestina? – Halaman all

    Reaksi Houthi usai Disebut Trump sebagai Organisasi Teroris, Buntut Solidaritas untuk Palestina? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Rabu (22/1/2025), Presiden Donald Trump mengumumkan keputusan untuk menetapkan kelompok Houthi yang didukung oleh Iran di Yaman sebagai Organisasi Teroris Asing (FTO).

    Langkah ini menandai perbedaan signifikan dengan kebijakan yang diterapkan oleh Presiden Joe Biden, CNN melaporkan.

    Setelah mengambil alih Gedung Putih pada 2021, Biden mencabut label “organisasi teroris asing” yang diberikan oleh Trump.

    Biden lalu menggantinya dengan penunjukan sebagai “Teroris Global yang Ditunjuk Secara Khusus”.

    Label ini memberikan sanksi yang lebih ringan dibandingkan dengan status “organisasi teroris asing”.

    Penunjukan Houthi sebagai organisasi teroris asing memiliki beberapa implikasi hukum yang lebih berat:

    Dukungan Material Terlarang

    Hukum federal AS menetapkan bahwa memberikan dukungan material atau sumber daya kepada organisasi teroris asing merupakan tindak pidana. Ini berarti kelompok-kelompok yang teridentifikasi sebagai organisasi teroris asing tidak bisa mendapatkan dukungan finansial atau sumber daya dari bank dan perusahaan.

    Anggota kelompok yang terdaftar sebagai organisasi teroris asing tidak akan diterima untuk memasuki Amerika Serikat.

    Korban dari serangan yang dilakukan oleh kelompok tersebut dapat mengajukan tuntutan hukum terhadap kelompok teroris dan entitas yang mendukung mereka.

    Gedung Putih menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mengakhiri kemampuan dan operasi Houthi, serta merampas sumber daya mereka.

    Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan serangan yang dilakukan oleh kelompok tersebut terhadap personel dan warga sipil AS, mitra AS, dan jalur pengiriman laut di Laut Merah.

    Gedung Putih juga mengungkapkan bahwa Trump telah mengarahkan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) untuk mengakhiri hubungannya dengan entitas yang melakukan pembayaran kepada Houthi.

    Selain itu, USAID juga diminta untuk menghentikan kerja sama dengan pihak-pihak yang mendukung upaya internasional melawan Houthi tanpa mengambil tindakan tegas terhadap terorisme dan pelanggaran yang dilakukan oleh kelompok tersebut.

    Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Houthi di Laut Merah telah menyebabkan beberapa perusahaan pelayaran dan perusahaan minyak terbesar di dunia terpaksa menghentikan transit mereka melalui salah satu rute perdagangan laut yang paling penting di dunia.

    Keputusan Trump ini mencerminkan ketegasan AS dalam menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok Houthi di kawasan tersebut.

    Reaksi Houthi Ditetapkan sebagai Organisasi Teroris

    Kelompok Houthi merespons usai tindakan Trump yang kembali menetapkannya sebagai organisasi teroris asing.

    Houthi menduga penetapan itu karena pihaknya mendukung Palestina.

    Dikutip dari kantor berita AFP, Jumat (24/1/2025), kelompok Houthi menduga motif Trump menetapkan itu karena pihaknya mendukung Palestina.

    “Penetapan Amerika itu ditujukan kepada seluruh rakyat Yaman dan posisi terhormat mereka dalam mendukung rakyat Palestina yang tertindas,” kata pernyataan Houthi yang dikutip oleh saluran TV Al-Masirah.

    Houthi Yaman Bebaskan Awak Kapal Galaxy Leader

    Kelompok Houthi Yaman membebaskan awak kapal Galaxy Leader.

    Tercatat sudah lebih dari setahun kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Iran itu menyita kapal berbendera Bahama tersebut di lepas pantai Laut Merah Yaman.

    Pembebasan para awak kapal diumumkan oleh TV Al Masirah yang dikelola Houthi pada Rabu (22/1/2025).

    “Pembebasan kru Galaxy Leader dilakukan sebagai bentuk solidaritas kami dengan Gaza dan dukungan terhadap perjanjian gencatan senjata,” demikian bunyi pernyataan dewan politik tertinggi Houthi, dikutip dari The Guardian.

    Awak kapal tersebut terdiri dari 25 orang, dengan kewarganegaraan Bulgaria, Ukraina, Filipina, Meksiko, dan Rumania, yang dipekerjakan oleh pemilik kapal Galaxy Maritime.

    Kapal tersebut disewa oleh Nippon Yusen dari Jepang.

    Kapal Galaxy Leader disita oleh pasukan Houthi pada 19 November 2023, di Laut Merah, di dekat pelabuhan Hodeidah, wilayah yang dikuasai oleh Houthi di Yaman utara.

    Serangan tersebut terjadi segera setelah pecahnya perang Gaza.

    Pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, menyatakan bahwa kelompoknya siap bertindak jika Israel melanggar perjanjian gencatan senjata Gaza.

    “Kami selalu siap untuk campur tangan segera setiap kali Israel kembali melakukan eskalasi, kejahatan genosida, dan pengepungan di Jalur Gaza,” tegasnya, dikutip dari Reuters.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Aksi Donald Trump Tekan OPEC dan Arab Saudi Bikin Harga Minyak Mentah Turun

    Aksi Donald Trump Tekan OPEC dan Arab Saudi Bikin Harga Minyak Mentah Turun

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga minyak mentah global turun pada Kamis (23/1/2025) setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga minyak dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

    Ketidakpastian terkait dampak kebijakan energi dan tarif perdagangan yang diajukan Trump terhadap pertumbuhan ekonomi global, serta permintaan energi turut memberikan tekanan pada harga minyak.

    Dilansir dari Reuters, minyak mentah Brent turun 71 sen (0,9%) menjadi US$ 78,29 per barel, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 82 sen (1,09%) ke level $74,62 per barel.

    Pengaruh Kebijakan Donald Trump 
    Penurunan harga minyak terjadi segera setelah Trump menyatakan akan mendorong Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga minyak mentah. Menurut Clay Seigle, peneliti senior bidang keamanan energi di Pusat Studi Strategis dan Internasional, seruan Trump tersebut dapat diterima positif oleh konsumen dan pelaku bisnis, tetapi memunculkan kekhawatiran bagi industri minyak AS dan pemasok global lainnya.

    “Industri energi global saat ini membutuhkan peningkatan investasi dalam proyek-proyek minyak dan gas, tetapi turunnya harga minyak dapat menghambat pengembangan proyek baru,” kata Seigle.

    Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova, menyatakan, ketidakpastian terkait tarif perdagangan AS juga dapat semakin memperlemah permintaan minyak global. 

    Trump juga menyebut akan menambah tarif baru pada Rusia apabila negara tersebut tidak menyetujui kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina. Selain itu, ia mengancam Uni Eropa dengan tarif baru serta mengenakan bea masuk 25% pada Kanada dan Meksiko.

    Menurut Kelvin Wong, analis pasar senior di Oanda, kebijakan perdagangan Donald Trump yang tidak jelas dan peningkatan pasokan minyak AS dapat memicu fluktuasi harga minyak mentah yang lebih tajam dalam waktu dekat.

  • Reaksi Houthi usai Disebut Trump sebagai Organisasi Teroris, Buntut Solidaritas untuk Palestina? – Halaman all

    Setelah Diancam Trump, Rusia Siap Berdialog dengan AS soal Akhiri Perang Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengkonfirmasi Rusia siap untuk melakukan dialog yang setara dengan Amerika Serikat untuk membahas perang di Ukraina.

    Namun, ia mengatakan Rusia masih menunggu sinyal dari AS karena mereka belum menerima sinyal apa pun.

    Hal itu diungkapkan oleh Dmitry Peskov kepada wartawan ketika ditanya tentang bagaimana Kremlin mengevaluasi pernyataan baru Donald Trump mengenai kebijakan sanksi terhadap Rusia. 

    “Tentu saja, kami memantau dengan cermat semua pidato dan pernyataan, mencatat dengan cermat semua perbedaannya, dan tetap siap untuk berdialog. Presiden (Rusia) Putin telah membicarakan hal ini dalam banyak kesempatan,” kata Dmitry Peskov kepada wartawan, Kamis (23/1/2025).

    “Kami menginginkan dialog yang setara, kami ingin dialog yang menghormati kedua belah pihak, dan dialog ini terjadi antara kedua presiden, pada masa kepresidenan pertama Trump, dan kami menunggu sinyalnya, menunggu sinyal yang belum muncul,” lanjutnya.

    Sebelumnya Donald Trump mengunggah dalam sebuah postingan di situs Truth Social, yang mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada Rusia jika Putin segera tidak mengadakan negosiasi tentang mengakhiri perang di Ukraina.

    “Tanpa kesepakatan, saya tidak punya pilihan lain selain mengenakan pajak, bea masuk, dan sanksi tingkat tinggi terhadap apa pun yang dijual Rusia ke Amerika Serikat dan banyak negara lain yang berpartisipasi,” kata Donald Trump di Truth Social, Rabu (22/1/2025).

    “Hentikan perang konyol ini! Ini hanya akan bertambah buruk,” tambahnya.

    Donald Trump mengatakan dia tidak ingin menyakiti Rusia, menyerukan diakhirinya operasi militer khusus di Ukraina, dan mengancam akan menjatuhkan sanksi dan tarif baru pada semua ekspor Rusia ke Amerika jika negara tersebut tidak melakukan hal tersebut.

    “Saya tidak bermaksud merugikan Rusia, dan hubungan saya dengan Presiden Putin selalu baik. Namun, jika kita tidak segera mencapai penyelesaian, saya akan terpaksa mengenakan tarif dan pajak yang tinggi terhadap ekspor Rusia ke Amerika Serikat, selain dampak negatif lainnya,” katanya.

    Donald Trump telah berulang kali menyatakan bahwa dia akan berupaya mengakhiri perang ini dalam satu hari.

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Donald Trump untuk membuktikan perkataannya.

    Surat kabar AS, Wall Street Journal, sebelumnya melaporkan Donald Trump telah menginstruksikan utusan khususnya untuk Ukraina, Keith Kellogg, untuk mengakhiri konflik Ukraina dalam waktu 100 hari.

    Donald Trump juga menyatakan harapannya untuk memulai negosiasi dengan Putin, menekankan keyakinannya pada kemampuan Putin untuk mencapai penyelesaian komprehensif melalui dialog.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)