FOTO Internasional
Potret Gedung dan Rumah Hangus Akibat Keganasan Drone Rusia di Ukraina
News
5 jam yang lalu

FOTO Internasional
Potret Gedung dan Rumah Hangus Akibat Keganasan Drone Rusia di Ukraina
News
5 jam yang lalu

PIKIRAN RAKYAT – Tindakan keras pemerintahan Trump terhadap imigrasi di Amerika Serikat (AS) telah melampaui mereka yang tinggal atau memasuki AS secara illegal. Pasalnya, para pejabat juga mengeluarkan larangan dan pembatasan terhadap imigrasi legal, termasuk program untuk para pengungsi yang mengungsi akibat perang atau kekerasan.
Trump menjadikan tindakan keras terhadap imigrasi ilegal sebagai pilar kampanye kepresidenannya, dan ia telah memberlakukan tindakan yang luas yang menargetkan mereka yang melanggar hukum imigrasi AS.
Tindakan tersebut termasuk menutup sistem suaka AS bagi mereka yang tidak memiliki dokumen yang sah, menugaskan militer untuk mendeportasi pelanggar imigrasi, dan memberdayakan petugas deportasi untuk menargetkan sebagian besar imigran ilegal, termasuk mereka yang tidak memiliki catatan kriminal.
Namun, Trump juga telah menutup jalur untuk memeriksa dan menerima secara legal ratusan ribu orang yang melarikan diri dari Ukraina yang dilanda perang, Afghanistan yang dikuasai Taliban, dan wilayah dunia yang bermasalah lainnya, termasuk Haiti dan Venezuela yang dilanda krisis.
Penerimaan Pengungsi Ditangguhkan
Beberapa jam setelah menjabat, Trump menghentikan sementara program penerimaan pengungsi AS, memerintahkan para pejabat untuk melarang masuknya semua pengungsi, klasifikasi hukum khusus untuk orang-orang yang diperiksa di luar negeri yang membuktikan bahwa mereka melarikan diri dari penganiayaan berdasarkan keyakinan politik, agama, atau faktor-faktor lainnya.
Statistik Departemen Luar Negeri yang tidak dipublikasikan menunjukkan bahwa tindakan tersebut membuat lebih dari 22.000 pengungsi yang telah disetujui untuk berangkat ke AS terlantar setelah menjalani proses yang, rata-rata, memakan waktu antara 18 dan 24 bulan karena serangkaian wawancara, pemeriksaan keamanan, dan pemeriksaan medis.
Penerimaan pengungsi hanya akan dimulai kembali jika Trump memutuskan bahwa hal itu demi kepentingan Amerika Serikat, menurut arahannya. Dalam perintah itu, ia berpendapat bahwa pengungsi merupakan beban bagi masyarakat Amerika.
Proses Imigrasi Legal Dihentikan untuk Warga Negara Ini, Apa WNI Terdampak?
Pejabat Trump bergerak cepat untuk menghentikan operasi di kantor-kantor yang didirikan pemerintahan Biden di empat negara Amerika Latin untuk memeriksa dan menyaring migran untuk program imigrasi legal dan mencegah mereka menyeberangi perbatasan selatan secara ilegal.
Pusat-pusat tersebut, yang dikenal sebagai “Kantor Mobilitas Aman,” juga memeriksa migran untuk pemukiman kembali di Spanyol dan Kanada.
Langkah Trump untuk membatalkan kewarganegaraan berdasarkan kelahiran untuk saat ini, dihentikan di pengadilan, dan akan menolak kewarganegaraan bagi anak-anak yang lahir di AS dari imigran dengan visa sementara (serta mereka yang memiliki orang tua yang berada di negara tersebut secara ilegal).
Pembatasan lain terhadap imigrasi legal juga diprediksi lebih jauh dalam masa jabatan Trump. Dia telah menugaskan lembaga-lembaga federal untuk merekomendasikan larangan imigrasi sebagian atau total bagi negara-negara yang warganya menurut pejabat tidak dapat diperiksa dengan benar.
Akan tetapi sejauh ini, nama Indonesia belum disebutkan dalam hal pembatasan imigrasi legal ke AS.
Kris O’Mara Vignarajah, presiden Global Refuge, sebuah kelompok pemukiman kembali pengungsi, mengatakan dia menghargai beberapa komentar yang dibuat Trump dalam mendukung imigrasi legal. Namun, dia mengatakan sangat terganggu oleh tindakan Trump untuk menghentikan kedatangan pengungsi.
“Membatalkan penerbangan bagi pengungsi yang telah disetujui yang telah menunggu bertahun-tahun karena mereka telah melalui pemeriksaan ketat mengkhianati janji yang kami buat dalam menciptakan program hukum bipartisan ini,” kata Vignarajah, yang menyebut proses pengungsi sebagai standar emas dalam imigrasi legal.
Mark Krikorian, direktur eksekutif Center for Immigration Studies, sebuah kelompok yang mengadvokasi pemotongan imigrasi legal, mengatakan Trump menindak program imigrasi yang menurutnya dibuat atau disalahgunakan secara tidak sah oleh mantan Presiden Biden.
Krikorian mengatakan Biden menggunakan wewenang pembebasan bersyarat, misalnya, sebagai sarana untuk pada dasarnya membebaskan sistem imigrasi paralelnya sendiri di luar hukum, sehingga harus dibatasi.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4723194/original/070149500_1705922144-fotor-ai-20240122181453.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun sekitar 2% pada hari Senin (Selasa waktu Jakarta), tertekan oleh kerugian di saham teknologi dan energi Wall Street. Harga minyak anjlok karena investor berlindung setelah berita tentang melonjaknya minat terhadap model kecerdasan buatan berbiaya rendah dari perusahaan rintisan China, DeepSeek.
Harga minyak sudah turun di awal sesi karena data ekonomi yang lemah dari Tiongkok dan kekhawatiran bahwa tarif yang diusulkan Presiden AS Donald Trump dapat semakin menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.
Dikutip dari CNBC, Selasa (28/1/2025), harga minyak Brent turun USD 1,42 atau 1,81%, dan ditutup pada harga USD 77,08 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun USD 1,49 atau 2%, dan ditutup pada USD 73,17.
Para analis mengatakan harga minyak telah tertekan dalam beberapa hari terakhir menyusul seruan Presiden AS Donald Trump minggu lalu kepada Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menurunkan harga minyak.
“Presiden Trump terus memberikan tekanan pada OPEC … dengan meminta kelompok produsen itu untuk menurunkan harga guna membantu mengakhiri perang Rusia di Ukraina,” kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho.
OPEC dan sekutunya termasuk Rusia dalam kelompok OPEC+ belum bereaksi terhadap seruan Trump, dengan delegasi OPEC+ menunjuk pada rencana yang ada untuk mulai meningkatkan produksi minyak mulai April.
Ancaman tarif Presiden Trump juga sebagian besar menekan harga minyak, yang memicu kekhawatiran bahwa perang dagang dapat merugikan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak.
Presiden AS Donald Trump pada hari Kamis menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin global di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, menjanjikan masa jabatan keduanya akan mengabaikan norma-norma pasar bebas di dalam dan luar AS.

JAKARTA – Pemimpin Belarusia yang juga sekutu Rusia Alexander Lukashenko memperpanjang kekuasaannya selama 31 tahun pada Senin setelah pejabat pemilu menyatakan dia sebagai pemenang pemilihan presiden yang ditolak oleh pemerintah Barat karena dianggap palsu.
Lukashenko yang tidak menghadapi tantangan serius dari empat kandidat lainnya dalam pemungutan suara, memperoleh 86,8 persen suara, menurut hasil awal penghitungan.
Politikus Eropa mengatakan pemungutan suara tersebut tidak bebas dan tidak adil karena media independen dilarang di bekas republik Soviet tersebut dan semua tokoh oposisi terkemuka telah dipenjara atau terpaksa melarikan diri ke luar negeri.
“Rakyat Belarusia tidak punya pilihan. Ini adalah hari yang pahit bagi semua orang yang mendambakan kebebasan dan demokrasi,” Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menulis di X dilansir Reuters, Senin, 27 Januari.
Pemimpin oposisi di pengasingan Sviatlana Tsikhanouskaya menyerukan perluasan sanksi Barat terhadap perusahaan-perusahaan Belarusia dan individu-individu yang terlibat dalam menindas penentang Lukashenko dan memasok amunisi untuk upaya perang Rusia di Ukraina.
“Selama Belarus berada di bawah kendali Lukashenko dan Putin, akan ada ancaman terus-menerus terhadap perdamaian dan keamanan seluruh kawasan,” katanya.
Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Kaja Kallas dan Komisaris Perluasan Marta Kos mengatakan blok tersebut akan terus menerapkan “langkah-langkah pembatasan dan sasaran terhadap rezim” sambil mendukung masyarakat sipil dan oposisi di pengasingan.
Ditanya tentang pemenjaraan lawan-lawannya, Lukashenko mengatakan mereka telah “memilih” nasib mereka sendiri.
Dia membantah keputusannya untuk membebaskan lebih dari 250 orang yang dihukum karena aktivitas “ekstremis” adalah sebuah pesan kepada Barat untuk mengupayakan pelonggaran isolasinya.

JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk ketiga kalinya mengganti komandan formasi militer utama Ukraina yang bertanggung jawab mempertahankan pusat timur Pokrovsk yang semakin berisiko jatuh ke tangan pasukan Rusia.
Zelenskiy menugaskan komandan pasukan darat baru Ukraina, Mayor Jenderal Mykhailo Drapatyi, untuk memimpin kelompok operasional-strategis Khortytsia, yang wilayah tanggung jawabnya mencakup sebagian besar front timur Ukraina.
“Ini adalah wilayah pertempuran yang paling sulit,” kata Zelenskiy dilansir Reuters, Senin, 27 Januari.
Presiden Ukraina sudah membahas perubahan tersebut pada pertemuan dengan Panglima Ukraina Oleksandr Syrskyi.
Penguasaan kota ini oleh Rusia akan membawa Rusia semakin dekat untuk merebut seluruh wilayah Donetsk, yang merupakan salah satu tujuan utama Presiden Vladimir Putin dalam perangnya di Ukraina.
Zelensky mengatakan penunjukan Drapatyi akan membantu menggabungkan kerja tempur tentara dengan pelatihan brigade yang tepat.
“Kebutuhan garis depanlah yang harus menentukan standar penempatan staf dan pelatihan brigade,” katanya.
Drapatyi akan menggantikan Mayor Jenderal Andriy Hnatov, yang telah memimpin Khortytsia sejak Juni dan akan menjadi Wakil Kepala Staf Umum untuk menjalankan pelatihan dan komunikasi.
Pasukan Rusia terus bergerak maju di wilayah Donetsk di Ukraina timur menuju Pokrovsk, melewati wilayah tersebut dari selatan dan berusaha memutus jalur pasokan ke pasukan Ukraina.
Pokrovsk yang memiliki populasi sekitar 60.000 jiwa sebelum perang, menjadi salah satu benteng pertahanan utama Ukraina di wilayah Donetsk dan menjadi fokus pertempuran sengit selama berbulan-bulan.

Jakarta –
Doomsday Clock atau Jam Kiamat diatur ulang setiap awal tahun. Ilmuwan yang tergabung dalam Bulletin of the Atomic Scientists (BAS) akan memberikan ‘ramalan’ mengenai nasib Bumi.
Penyetelan ulang biasanya dilakukan pada Januari, dan akan disiarkan langsung di situs BAS, atau di halaman Facebook dan YouTube mereka. Mereka akan mengumumkan apakah waktu pada Jam Kiamat yang ikonik itu berubah atau tidak.
Apa Itu Jam Kiamat
Jam Kiamat adalah jam simbolis yang mewakili kemungkinan risiko bencana global buatan manusia. Simbol ini dikelola sejak tahun 1947 oleh para ilmuwan anggota BAS di University of Chicago, Amerika Serikat (AS).
Sedangkan BAS adalah sebuah organisasi yang terdiri dari para ahli dan ilmuwan yang bertugas menilai kemajuan ilmu pengetahuan dan risikonya pada manusia.
BAS didirikan sekelompok ilmuwan ahli atom yang bekerja pada uji coba bom nuklir Manhattan Project. Nama itu diambil dari kode untuk pengembangan bom atom pada masa Perang Dunia II.
Awalnya, Jam Kiamat dibuat untuk melakukan pengukuran risiko ancaman nuklir. Waktu pada jam telah berubah sesuai dengan seberapa dekat para ilmuwan meyakini umat manusia akan mengalami kehancuran total.
BAS menyebut bahwa jam tersebut tidak dirancang untuk mengukur ancaman konkret soal kehancuran Bumi. Namun, keberadaannya bisa dijadikan pemicu percakapan tentang topik ilmiah yang rumit seperti perubahan iklim.
Cara Membaca Jam Kiamat
Semakin dekat jarum jam menuju ke angka 12.00 waktu tengah malam, artinya semakin dekat manusia menuju kehancuran Bumi, menurut perhitungan para ilmuwan.
Tentu bukan artinya ini waktu sungguhan menuju kiamat, melainkan jam ini adalah simbol dari potensi kehancuran Bumi karena banyaknya kerusakan.
Dikutip dari BBC, Senin (27/1/2025) jam ini tidak ditujukan untuk memberi tahu kita seberapa besar risiko yang dihadapi umat manusia, tetapi seberapa baik kita merespons risiko itu.
Pertama kali diatur pada 1947, jam ini dinyatakan 7 menit menuju tengah malam. Namun, semakin bertambahnya kerusakan Bumi akibat banyak hal mulai dari bahaya nuklir, disinformasi, hingga perubahan iklim, jarum semakin mendekat menuju waktu tengah malam.
Sepanjang catatan yang ada, jarak paling lama Jam Kiamat adalah 17 menit menuju tengah malam saat diatur ulang pada 1991.
Hal itu terjadi saat Presiden Amerika Serikat (AS) George Bush dan presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev mengumumkan pengurangan persenjataan nuklir di masing-masing negara.
Perang, uji coba nuklir, perubahan iklim, hingga dampak pandemi adalah beberapa hal yang menjadi pertimbangan ilmuwan. Masalah-masalah ini tidak tercipta oleh krisis global individual, namun bersifat sistemik, dan inilah yang coba diukur oleh Jam Kiamat. Dari sana, ilmuwan kemudian akan menentukan berapa menit atau bahkan detik Jam Kiamat menuju waktu tengah malam.
Jam Kiamat 2025
Jam Kiamat 2025 akan diumumkan ilmuwan pada Selasa, 28 Januari pukul 10.00 (EST), 15.00 (GMT), dan 16.00 (CET). Pengumuman tersebut dapat disaksikan secara online melalui siaran langsung di kanal YouTube @BulletinAtomic.
[Gambas:Youtube]
“Untuk 2025, Bulletin’s Science and Security Board (SASB) akan mempertimbangkan berbagai ancaman global dalam pengaturan Jam Kiamat, termasuk proliferasi senjata nuklir, teknologi disruptif seperti kecerdasan buatan, perang Rusia-Ukraina, perang Israel-Hamas, konflik Israel-Hizbullah, ancaman biologis, dan krisis iklim yang berkelanjutan,” demikian pernyataan BAS.
(rns/rns)

Jakarta –
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mewanti-wanti Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump jika ingin mengakhiri perang di Ukraina. Apa kata Zelensky?
Dilansir Reuters, Minggu (26/1/2025), Zelensky mengatakan Donald Trump dapat memenuhi janjinya mengakhiri perang di Ukraina, jika Ukraina dilibatkan dalam perundingan apa pun. Jika tidak melibatkan Ukraina, Zelensky menilai hal itu tidak akan berakhir.
“Jika tidak, itu tidak akan berhasil. Karena Rusia tidak ingin mengakhiri perang, sementara Ukraina ingin mengakhirinya,” kata Zelensky.
Dalam wawancara terpisah, Zelensky mengatakan dia yakin Trump benar-benar ingin melihat perang berakhir, mendekati tiga tahun bulan depan.
“Untuk saat ini, kami tidak tahu bagaimana ini akan terjadi karena kami tidak tahu detailnya,” kata Zelensky.
“Saya yakin Presiden Trump sendiri tidak tahu semua detailnya. Karena saya akan mengatakan banyak hal bergantung pada jenis perdamaian yang adil yang dapat kita capai. Dan apakah Putin pada prinsipnya ingin menghentikan perang. Saya yakin dia tidak menginginkannya,” ujar Zelensky.
Zelensky Yakin Trump Paham Tantangan Proses Perdamaian
Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (REUTERS/Piroschka van de Wouw/File Photo Purchase Licensing Rights).
Menurut Zelensky, Trump memahami semua tantangan yang terkait dengan proses perdamaian, “dan dia hanya mengatakan ini harus berakhir atau akan menjadi lebih buruk.”
Trump telah menyatakan kesediaannya untuk berbicara dengan Putin tentang mengakhiri perang, berbeda dengan pemerintahan Joe Biden yang akan segera lengser, yang menjauhi pemimpin Rusia tersebut.
Ukraina, yang khawatir tentang prospek nasibnya yang akan diputuskan oleh kekuatan besar tanpa keiikutsertaannya, menyebut pihaknya sedang berupaya untuk mengatur pertemuan antara Zelenskiy dan Trump.
Zelensky mengatakan bahwa ia yakin sekutu Eropa juga harus diikutsertakan dalam setiap perundingan perdamaian di masa mendatang.
“Mengenai pengaturan perundingan nanti Ukraina, saya sangat berharap Ukraina akan hadir di sana, Amerika, Eropa, dan Rusia,” kata Zelensky.
“Ya, saya sangat ingin Eropa ikut serta, karena kami akan menjadi anggota Uni Eropa,” katanya. Ukraina dan Moldova sama-sama mengajukan permohonan untuk bergabung dengan UE beberapa hari setelah Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022.
Diketahui, Trump yang kembali menjabat sebagai Presiden AS, berjanji selama kampanye pemilihannya untuk mengakhiri perang dalam 24 jam pertamanya di Gedung Putih, tanpa mengatakan bagaimana caranya. Para ajudannya sejak itu menyatakan bahwa kesepakatan itu bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Halaman 2 dari 2
(whn/isa)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebut Presiden AS Donald Trump dapat memenuhi janjinya untuk mengakhiri perang di Ukraina, jika melibatkan negaranya dalam pembicaraan apapun.
Zelensky menyebut syarat berakhirnya perang yang mungkin terjadi di bawah kepemimpinan trump masih belum jelas, karena Presiden Rusia Vladimir Putin tidak tertarik untuk mengakhir perang ini.
Sebelumnya, Trump yang mulai menjabat pada Senin lalu, berjanji selama kampanye pemilihannya untuk mengakhiri perang Ukraina dalam waktu 24 jam sejak dia kembali memimpin di gedung Putih. Namun, Trump tidak pernah membeberkan caranya dan hingga saat ini janji tersebut belum terwujud.
Orang-orang di sekeliling Trump setelah itu mengatakan bahwa kesepakatan yang bisa dibuat untuk mengakhiri perang bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Zelenskiy mengatakan bahwa untuk mengakhiri perang tidak mungkin terjadi kecuali Trump, melibatkan Ukraina dalam negoisasi apapun. Hal ini ia katakan ketika bertemu Presiden Moldova, Maia Sandu, sekutunya yang tengah berkunjung, Sabtu kemarin.
“Kalau tidak, itu tidak akan berhasil. Karena Rusia tidak ingin mengakhiri perang, sedangkan Ukraina ingin mengakhiri perang,” kata Zelenskiy, mengutip Reutres, Minggu (26/1/2025).
Zelenskiy meyakini bahwa Trump ingin mengakhiri perang yang sudah berlangsung hampir 3 tahun ini, meski belum jelas mengenai rencananya.
“Untuk saat ini, kami tidak tahu bagaimana hal ini akan terjadi karena kami tidak mengetahui rinciannya,” kata Zelenskiy kepada jurnalis Italia Cecilia Sala, yang dibebaskan bulan ini setelah ditahan selama 21 hari di Iran.
“Saya yakin Presiden Trump sendiri tidak mengetahui seluruh detailnya. Karena menurut saya, banyak hal bergantung pada perdamaian yang adil yang bisa kita capai. Dan apakah Putin, pada prinsipnya ingin menghentikan perang. Saya yakin dia tidak ingin,” sambungnya.
Menurutnya, Presiden Trump memahami semua tantangan yang akan terjadi dengan proses perdamaian ini. Trump bahkan menyatakan kesediaan untuk berbicara dengan Presiden Putin demi mengakhiri perang.
Namun ini membuat Ukraina khawatir, karena nasibnya ditentukan Amerika tanpa melibatkan Ukraina sendiri.
Bicara dengan wartawan sebelumnya, Zelenskiy mengatakan Uni Eropa juga harus diikutsertakan dalam perundingan perdamaiaan di masa depan.
“Mengenai rencana perundingan nanti, Ukraina, saya sangat berharap Ukraina akan hadir di sana, Amerika, Eropa, dan Rusia,” katanya.
“Ya, saya sangat ingin Eropa ikut ambil bagian karena kita akan menjadi anggota Uni Eropa,” Sambungnya.
(hsy/hsy)

Bisnis.com, JAKARTA — Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menyampaikan bahwa penjualan peralatan militer AS ke pemerintah asing pada 2024 melonjak 29% ke rekor US$318,7 miliar,
Melansir dari Reuters, Minggu (26/1/2025), peningkatan ekspor tersebut sejalan akibat sejumlah negara berusaha untuk mengisi kembali stok yang dikirim ke Ukraina dan bersiap menghadapi konflik besar.
Pada akhir pemerintahan Joe Biden lalu, memang tercatat adanya ekspektasi penjualan yang lebih kuat untuk produsen senjata AS seperti Lockheed Martin (LMT.N), General Dynamics (GD.N), dan Northrop Grumman (NOC.N), yang sahamnya diperkirakan akan naik di tengah ketidakstabilan global yang meningkat.
Sementara selama kampanye kepresidenannya, Donald Trump mengatakan bahwa negara-negara sekutu harus membelanjakan lebih banyak uang untuk pertahanan mereka sendiri.
Trump ingin anggota NATO lainnya membelanjakan 5% dari produk domestik bruto mereka untuk pertahanan – peningkatan besar dari target 2% saat ini dan tingkat yang saat ini belum dicapai oleh negara NATO, termasuk Amerika Serikat.
Kontraktor pertahanan berusaha keras untuk memenuhi lonjakan permintaan yang telah menjamur sebagai akibat dari invasi Rusia ke Ukraina.
Kementerian pertahanan global telah mengantre untuk mengirimkan pesanan untuk meningkatkan persediaan mereka, sementara AS berusaha untuk mengisi kembali persediaan persenjataan dan amunisi yang dikirim ke Kyiv.
“Penjualan dan transfer persenjataan dipandang sebagai alat kebijakan luar negeri AS yang penting dengan potensi implikasi jangka panjang bagi keamanan regional dan global,” ungkap Departemen Luar Negeri AS.
Secara perinci, penjualan yang disetujui pada 2024 mencakup jet F-16 dan peningkatannya senilai US$23 miliar ke Turki, jet tempur F-15 senilai US$18,8 miliar ke Israel, dan tank M1A2 Abrams senilai US$2,5 miliar ke Rumania.
Pesanan yang disetujui pada tahun 2024 sering kali masuk ke dalam daftar pesanan untuk pembuat senjata AS, yang mengharapkan bahwa pesanan untuk ratusan ribu peluru artileri, ratusan pencegat rudal Patriot, dan lonjakan pesanan kendaraan lapis baja akan menopang hasil yang akan diperoleh di kuartal-kuartal mendatang.
Ada dua cara utama pemerintah asing membeli senjata dari perusahaan-perusahaan AS, yakni penjualan komersial langsung yang dinegosiasikan dengan perusahaan, atau penjualan militer asing di mana pemerintah biasanya menghubungi pejabat Departemen Pertahanan di kedutaan besar AS di ibu kotanya. Keduanya memerlukan persetujuan pemerintah AS.
Penjualan militer langsung oleh perusahaan-perusahaan AS meningkat menjadi US$200,8 miliar pada tahun fiskal 2024 dari US$157,5 miliar pada tahun fiskal 2023, sementara penjualan yang diatur melalui pemerintah AS meningkat menjadi US$117,9 miliar pada 2024 dari US$80,9 miliar pada tahun sebelumnya.

Jakarta –
Amerika Serikat (AS) di era Presiden Donald Trump kembali membuat gebrakan baru. Setelah membuat keputusan menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pemerintahan AS kini membekukan hampir semua bantuan luar negeri di seluruh dunia.
Keputusan pembekuan bantuan ini disampaikan Menteri Luar Negeri Marco Rubio. Dia mengirimkan telegram ke semua pos diplomatik AS pada hari Jumat yang menguraikan langkah tersebut.
Telegram tersebut menyerukan perintah penghentian kerja secepatnya pada bantuan asing yang ada dan menghentikan bantuan baru. Pesan itu mengatakan pada bulan mendatang, pemerintah akan mengembangkan standar untuk meninjau apakah bantuan tersebut selaras dengan agenda kebijakan luar negeri Presiden Trump.
“Keputusan untuk melanjutkan, mengubah, atau menghentikan program akan dibuat setelah peninjauan ini,” demikian pernyataan telegram tersebut, yang mencatat bahwa peninjauan tersebut harus diselesaikan dalam waktu 85 hari seperti dilansir CNN, Sabtu (25/1/2025).
Pesan telegram ini menyasar kepada pendanaan miliaran dolar dari Departemen Luar Negeri dan Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) untuk program-program di seluruh dunia.
Keringanan untuk Israel dan Mesir
Foto Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio: (AFP/ANDREW CABALLERO-REYNOLDS)
Perintah dari Departemen Luar Negeri memberikan keringanan untuk bantuan pangan darurat serta pembiayaan militer asing untuk Israel dan Mesir. Telegram tersebut tidak secara khusus menyebutkan negara lain yang menerima pembiayaan militer asing seperti Ukraina atau Taiwan.
Seorang pejabat kemanusiaan mengatakan bahwa jeda tersebut sangat mengganggu dan mengatakan bahwa rincian telegram tersebut hal terburuk yang bisa terjadi.
Dalam perintah eksekutifnya pada Senin lalu, Trump mengklaim bahwa bantuan asing tidak sejalan dengan kepentingan AS.
“Industri bantuan asing dan birokrasi AS tidak sejalan dengan kepentingan Amerika dan dalam banyak kasus bertentangan dengan nilai-nilai Amerika,” kata Trump.
Namun, salah satu pejabat mencatat bahwa program bantuan, seperti yang terkait dengan kesehatan global, yang menjadi sasaran pembekuan tersebut, merupakan kepentingan AS dan telah mendapatkan dukungan bipartisan.
“Memastikan tidak ada pandemi merupakan kepentingan kami. Stabilitas global merupakan kepentingan kami,” kata pejabat AS.
Halaman 2 dari 2
(zap/taa)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu