Negara: Ukraina

  • Ukraina Menggila, 2 Batalion & Puluhan Lapis Baja Serang Rusia

    Ukraina Menggila, 2 Batalion & Puluhan Lapis Baja Serang Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pasukan Ukraina dilaporkan melancarkan serangan besar-besaran di wilayah Kursk pada Kamis (6/2/2025). Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia menyebut serangan itu terkonsentrasi di sekitar desa Ulanok dan Cherkasskya Konopelka, sekitar 9 km di tenggara Sudzha.

    Kemhan Rusia menyebut serangan itu melibatkan hingga dua batalion mekanik dengan puluhan kendaraan lapis baja. Mereka mencatat bahwa pasukan Ukraina maju ke posisi Rusia dalam beberapa gelombang, tetapi gagal merebut permukiman.

    “Setidaknya enam tank, tiga kendaraan tempur infanteri, tiga penyerang, dan 14 kendaraan lapis baja lainnya dilaporkan hancur,” demikian catatan Kemhan Rusia, seperti dikutip RT, Jumat (7/2/2025).

    Namun militer Rusia tidak memberikan perkiraan kerugian personel Ukraina dalam serangan yang gagal itu.

    Video yang beredar secara daring menunjukkan pasukan Ukraina maju dalam konvoi besar yang meliputi kendaraan teknik, tank, dan kendaraan lapis baja lainnya. Konvoi tersebut berulang kali diserang oleh pesawat nirawak berpemandu serat optik, dengan beberapa kendaraan akhirnya rusak atau hancur.

    Kyiv menginvasi wilayah Kursk awal Agustus lalu, merebut sejumlah permukiman di sekitar kota Sudzha. Kantong wilayah yang dikuasai Ukraina telah menyusut seiring berjalannya waktu, karena Moskow telah merebut kembali wilayah yang signifikan. Namun, pasukan Ukraina terus berupaya untuk masuk lebih dalam ke wilayah Rusia.

    Menurut perkiraan terbaru dari Moskow, Kyiv telah mengalami banyak korban sejak awal serangan. Hingga 58.000 prajurit Ukraina telah tewas atau terluka, dengan lebih dari 330 tank, lebih dari 240 kendaraan tempur infanteri, dan hampir 200 pengangkut personel lapis baja hancur.

    (sef/sef)

  • Kekuatan Baru China, Petaka Besar Ancam Amerika

    Kekuatan Baru China, Petaka Besar Ancam Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia akan berkolaborasi dengan para peneliti China dalam proyek-proyek kecerdasan buatan (AI) bersama di masa depan.

    Hal tersebut diungkap oleh seorang eksekutif bank terbesar di Rusia, Sberbank.

    Sberbank menilai, DeepSeek asal China dapat mengubah lanskap teknologi dengan menciptakan model AI yang jauh lebih murah daripada pesaing AI lainnya di Amerika Serikat (AS).

    Rusia dan China sendiri telah lama membicarakan kerja sama dalam bidang AI, termasuk pengaplikasiannya dalam militer. Namun, informasinya bersifat rahasia dan tidak banyak diketahui publik.

    Sberbank, di bawah CEO German Gref, telah mengubah dirinya dari bank tabungan negara bergaya Soviet lawas, menjadi salah satu pemain terkemuka di Rusia dalam bidang kecerdasan buatan dan merilis model GigaChat pada 2023.

    “Sberbank memiliki banyak ilmuwan. Melalui mereka, kami berencana untuk melakukan proyek penelitian bersama dengan para peneliti dari Tiongkok,” kata Wakil CEO Pertama Sberbank Alexander Vedyakhin, dikutip dari Reuters, Jumat (7/2/2025).

    Ia tidak memperinci dengan siapa bank ini akan berkolaborasi di China.

    DeepSeek, startup yang berbasis di Hangzhou, membuat gebrakan di pasar global bulan lalu karena para investor bertaruh bahwa model-model berbiaya rendah dari mereka akan mengancam dominasi perusahaan AI besar asal AS seperti Nvidia.

    Kekuatan Baru China-Rusia

    Bergabungnya Rusia dan China dinilai dapat mengguncang sektor AI di seluruh dunia, di tengah kompetisi antara China dan AS untuk mendominasi industri AI. Di sisi lain, kedua negara tersebut dianggap oleh Washington sebagai ancaman negara terbesar bagi Barat.

    Presiden Vladimir Putin dan Xi Jinping memiliki pandangan dunia yang sama, yang menggambarkan Barat sebagai negara yang mengalami kemunduran. Sementara China menantang supremasi AS dalam segala hal, mulai dari AI dan komputasi kuantum, hingga biologi sintetis dan kekuatan militer yang tangguh.

    Upaya Barat untuk mengisolasi Rusia atas perang di Ukraina telah mendorong Moskow dan Beijing lebih dekat. Bahkan Putin dalam beberapa bulan terakhir telah menggambarkan China sebagai “sekutu”.

    “China adalah mitra Rusia dalam banyak isu agenda internasional, dan tingkat kerja sama ilmiah antara kedua negara dapat diperkuat melalui kolaborasi antara para ilmuwan kami,” pungkasnya.

    (fab/fab)

  • Drastis! Trump Pangkas Staf Global USAID dari 10 Ribu Staf Jadi 294    
        Drastis! Trump Pangkas Staf Global USAID dari 10 Ribu Staf Jadi 294

    Drastis! Trump Pangkas Staf Global USAID dari 10 Ribu Staf Jadi 294 Drastis! Trump Pangkas Staf Global USAID dari 10 Ribu Staf Jadi 294

    Washington DC

    Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk mempertahankan kurang dari 300 staf pada Badan Pembangunan Internasional AS atau USAID, dari total 10.000 staf yang tersebar di seluruh dunia.

    Rencana pemerintahan Trump itu, seperti dilansir Reuters, Jumat (7/2/2025), diungkapkan oleh empat sumber yang dikutip Reuters dalam laporannya pada Kamis (6/2).

    USAID yang merupakan badan bantuan kemanusiaan utama AS itu, telah menjadi target program reorganisasi pemerintahan yang dipelopori oleh miliarder ternama AS dan sekutu dekat Trump, Elon Musk, yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE).

    Empat sumber yang mengetahui rencana pemerintahan Trump itu mengungkapkan bahwa hanya 294 staf USAID yang akan diizinkan untuk tetap bekerja, termasuk hanya 12 staf di biro Afrika dan hanya 8 staf di biro Asia.

    Rencana tersebut menuai kritikan dari mantan Kepala USAID, J Brian Atwood, yang sebelumnya menjabat selama lebih dari enam tahun. Atwood kini menjadi peneliti senior di Watson Institute pada Brown University.

    “Itu keterlaluan,” kata Atwood dalam pernyataannya.

    Dia menyebut pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap staf USAID akan secara efektif membunuh badan kemanusiaan internasional yang selama ini membantu menyelamatkan puluhan juta orang di seluruh dunia dari kematian. “Banyak orang tidak akan selamat,” sebut Atwood.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Departemen Luar Negeri AS belum mengomentari laporan Reuters tersebut.

    Menurut Congressional Research Service (CRS), USAID mempekerjakan lebih dari 10.000 staf di seluruh dunia, dengan dua pertiganya berada di luar AS. USAID mengelola lebih dari US$ 40 miliar pada tahun fiskal 2023, tahun terakhir di mana terdapat data lengkap.

    Badan kemanusiaan ini menyediakan bantuan untuk sekitar 130 negara sepanjang tahun 2023, yang kebanyakan hancur akibat konflik dan sangat miskin. Penerima bantuan USAID terbanyak adalah Ukraina, diikuti Ethiopia, Yordania, Republik Demokratik Kongo, Somalia, Yaman dan Afghanistan.

    Ketika Trump dan Musk, orang terkaya di dunia, melontarkan tuduhan bahwa para staf USAID merupakan pelaku kriminal, puluhan staf USAID dinonaktifkan, ratusan kontraktor internal dirumahkan, dan program-program penyelamatan nyawa di seluruh dunia terbengkalai.

    Pada Selasa (4/2) waktu setempat, pemerintahan Trump mengumumkan bahwa pihaknya akan memberhentikan seluruh staf USAID yang dipekerjakan secara langsung di seluruh dunia, dan menarik pulang ribuan personel yang bekerja di luar negeri.

    Tujuan pemerintahan Trump adalah menggabungkan USAID dengan Departemen Luar Negeri AS, dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Marco Rubio ditunjuk menjadi penjabat administrator USAID. Namun tidak jelas apakah Trump dapat menggabungkan lembaga itu tanpa persetujuan Kongres AS, mengingat USAID dibentuk dan didanai oleh undang-undang yang disahkan Kongres.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ukraina Diminta Pasok Bahan Penting ke AS sebagai Imbalan Bantuan Militer

    Ukraina Diminta Pasok Bahan Penting ke AS sebagai Imbalan Bantuan Militer

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump telah menyampaikan persyaratan untuk kelanjutan bantuan keuangan dan militer Amerika ke Ukraina. Menurut laporan tersebut, Washington hanya akan terus membantu Ukraina mempertahankan diri terhadap perang agresi Rusia jika Kyiv berjanji memasok logam tanah jarang ke Amerika Serikat.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memang mengisyaratkan kesediaannya, untuk memberikan negara-negara Barat akses ke bahan mentah yang banyak dicari di Ukraina sebagai “pengembalian atas investasi mereka.” Dia mengatakan sumber daya alam Ukraina termasuk “logam yang sangat penting senilai triliunan dolar.”

    Logam tanah jarang dibutuhkan untuk memproduksi banyak perangkat modern, termasuk telepon pintar dan kendaraan listrik, serta produk teknologi tinggi lainnya. Bahan mentah itu juga sangat diperlukan dalam produksi senjata dan industri kedirgantaraan.

    Cina saat ini mengendalikan bagian terbesar produksi logam tanah jarang. Menurut laporan Forum Ekonomi Dunia, porsi ini mencakup sekitar 40 persen kebutuhan Uni Eropa akan sumber daya ini. Pemasok penting lainnya adalah Australia, Afrika Selatan, Kanada, dan Brasil.

    Untuk mengurangi ketergantungan pada Beijing, Uni Eropa dan AS telah bekerja selama bertahun-tahun untuk memperluas dan meningkatkan produksi bahan baku penting di negara lain di seluruh dunia. Bahan baku penting itu mencakup uranium, titanium, litium, grafit, nikel dan aluminium.

    Potensi besar bahan baku strategis

    Menurut sebuah studi oleh Pusat Kompetensi Keamanan Energi NATO, volume pasar global untuk bahan baku penting telah berlipat ganda menjadi USD320 miliar dalam lima tahun terakhir. Prakiraan menunjukkan jumlah tersebut akan berlipat ganda lagi dalam lima tahun mendatang.

    Seperti yang dikemukakan para ahli NATO, Ukraina berpotensi menjadi pemasok utama berbagai bahan baku penting seperti titanium, litium, berilium, mangan, galium, uranium, zirkonium, grafit, apatit, fluorit, dan nikel, yang dapat mengarah pada diversifikasi “banyak, jika tidak semua” rantai pasokan global.

    Misalnya, deposit bijih titanium Ukraina dianggap sebagai yang terbesar di Eropa, mewakili tujuh persen dari sumber daya dunia. Lebih jauh lagi, Ukraina adalah salah satu dari sedikit negara yang telah menambang titanium, yang sangat diperlukan terutama dalam industri kedirgantaraan, kedokteran, otomotif, dan pembuatan kapal. Menurut studi NATO, Ukraina adalah salah satu pemasok titanium terpenting bagi industri pertahanan sebelum invasi besar-besaran Rusia.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Selain itu, Ukraina merupakan rumah bagi beberapa deposit litium terbesar yang terkonfirmasi di Eropa, dengan cadangan sekitar 500.000 ton. Bahan baku ini sangat dibutuhkan untuk produksi baterai, keramik, dan kaca. Ukraina juga merupakan produsen galium terbesar kelima di dunia, yang penting untuk produksi semikonduktor dan dioda pemancar cahaya, LED. Selain itu, Ukraina merupakan pemasok neon penting ke AS, gas yang dibutuhkan dalam produksi semikonduktor.

    Sebuah laporan yang diterbitkan di situs web Forum Ekonomi Dunia pertengahan 2024 menyebutkan, Komisi Eropa telah mengidentifikasi Ukraina sebagai sumber potensial lebih dari 20 bahan baku penting.

    Sebagian cadangan bahan mentah ada di wilayah yang diduduki Rusia

    Namun, para kritikus menunjukkan bahwa ekstraksi bahan baku penting yang optimal memerlukan koordinasi pemerintah, kerangka peraturan yang stabil, kebijakan pajak yang dapat diterima oleh perekonomian dan investasi besar. Belum jelas apakah Amerika Serikat akan mampu memulai perubahan struktural jika memperoleh kendali atas deposit bahan baku penting tertentu di Ukraina.

    Sementara itu, pihak berwenang di Kyiv sudah melaporkan langkah pertama ke arah ini dan tengah menyusun rencana konkret: “Saat ini kami tengah mempublikasikan data mineral-mineral ini dan telah mengembangkan sejumlah langkah regulasi dan hukum,” kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup Olena Kramarenko. Sasaran strategisnya adalah untuk “memasukkan Ukraina dalam strategi bahan mentah Uni Eropa”.

    Tetapi hambatan terbesar terhadap eksploitasi bahan baku penting di Ukraina adalah situasi perang yang masih berlangsung saat ini. Tidak ada informasi pasti tentang berapa banyak deposit logam tanah jarang yang berada di bawah kendali Rusia, dan berapa banyak yang sangat dekat dengan zona pertempuran.

    Para pakar Ukraina mengatakan kepada DW, Rusia mungkin berupaya mengendalikan sedikitnya dua deposit litium. Dari empat deposit yang diketahui di negara itu, hanya dua yang masih di bawah kendali Ukraina. Dua deposit lainnya ada di wilayah Zaporizhia dan Donetsk, yang saat ini diduduki oleh Rusia.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1980: Kyiv Terima Jet Tempur Mirage dari Prancis dan F-16 dari Belanda – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1980: Kyiv Terima Jet Tempur Mirage dari Prancis dan F-16 dari Belanda – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pertempuran di Ukraina yang dimulai sejak Rusia melancarkan “operasi skala penuh” pada Februari 2022 lalu, telah memasuki hari ke-1980 pada Jumat (7/2/2025).

    Dikutip dari The Guardian, Ukraina menerima jet tempur Mirage 2000 Prancis serta jet tempur F-16 Belanda pada Kamis (6/2/2025).

    Jumlahnya dirahasiakan tetapi Mirage diperkirakan sekitar enam unit.

    Pejabat Prancis mengatakan Mirage, yang awalnya dirancang untuk pertempuran udara-ke-udara, telah diadaptasi untuk memungkinkan serangan udara-ke-darat.

    Belanda berjanji untuk mengirimkan Ukraina total 24 F-16, selain jet yang dipasoknya ke pusat pelatihan untuk pilot dan awak Ukraina di Rumania.

    Simak peristiwa lainnya berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1980:

    Trump Janji Akhiri Perang, Ukraina Soroti Partisipasi

    Selama kampanye pemilihannya, Trump berjanji untuk “mengakhiri pertempuran dalam waktu 24 jam” setelah menjabat – merevisinya menjadi “dalam waktu enam bulan”.

    Tidak jelas bagaimana kesepakatan gencatan senjata akan terbentuk dengan Rusia dan Ukraina.

    “Ukraina akan memberi (Utusan Khusus Donald Trump untuk Ukraina dan Rusia, Keith) Kellogg informasi lengkap dan nyata tentang situasi di medan perang, upaya mobilisasi yang sedang berlangsung, dan status pengiriman senjata dan peralatan, kata Kepala Staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak.

     “Saya pikir penting bagi kita untuk menjalani konsultasi dan negosiasi ini sebelum pemerintahan (Trump) memiliki rencana apa pun,” katanya.

    “Karena posisi kami adalah tidak mungkin untuk memiliki, dan akan menjadi kesalahan besar untuk memiliki, rencana apa pun tanpa partisipasi Ukraina dalam mempersiapkan rencana ini.”

    Slovakia Terima Gas Rusia Lewat Turki dan Hungaria

    Perusahaan gas Slovakia, SPP, mengatakan pada Kamis (6/2/2025) mereka mulai mendapatkan gas dari Rusia melalui Turki setelah Ukraina menghentikan aliran gas Rusia melalui wilayahnya.

    “Gas tersebut dialirkan melalui rute selatan melalui TurkStream dan melalui Hungaria ke Slovakia,” kata juru bicara SPP, Ondrej Sebesta.

    TurkStream mengalir sejauh 930 kilometer di bawah Laut Hitam dari kota resor Rusia, Anapa, ke Kiyikoy di Turki barat laut, kemudian terhubung ke jaringan pipa bawah tanah yang membentang melalui Balkan ke Eropa, memasok gas ke Hungaria, negara tetangga Slovakia di selatan.

    Rusia Perangi Serangan Ukraina di Kursk, Putin Akui Kesulitan

    Rusia mengatakan pertempuran di Kursk cukup sengit.

    Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengakui situasi di sana “sangat sulit” saat ia bertemu dengan gubernur daerah.

    Kementerian pertahanan Rusia mengatakan Ukraina mengerahkan dua batalyon mekanis, tank dan kendaraan lapis baja sekitar 10 kilometer (enam mil) dari perbatasan di tenggara kota Sudzha yang dikuasai Ukraina.

    Pernyataan Rusia tentang tingkat pertempuran tidak dapat diverifikasi.

    Tidak ada komentar tentang serangan baru dari pejabat di Kyiv.

    Zelensky Puji Pasukan Ukraina atas Serangan Kursk

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Kamis (6/2/2025) memuji pasukannya atas serangan Kursk dan memberikan beberapa unit tentara penghargaan negara .

    “Penjajah dapat dan harus dikalahkan di wilayahnya,” kata Zelensky.

     Zelensky Akui Siap Negosiasi dengan Rusia

    Dikutiip dari Suspilne, Zelensky mengatakan dia siap untuk duduk di meja perundingan dengan diktator Rusia.

    Dia menyebut kalau Putin takut untuk berbicara dengannya tentang mengakhiri perang.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Selama 6 Bulan Operasi Kursk Ukraina, Rusia Kehilangan 40.000 Tentara Juga Ratusan Tank – Halaman all

    Selama 6 Bulan Operasi Kursk Ukraina, Rusia Kehilangan 40.000 Tentara Juga Ratusan Tank – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Operasi Kursk menjadi salah satu titik balik penting dalam konflik antara Ukraina dan Rusia.

    Sejak dimulainya operasi tersebut enam bulan lalu, yakni pada Selasa (6/8/2024), Rusia mengalami kerugian signifikan.

    Moskow kehilangan 40.000 tentara selama periode tersebut, Ukrainska Pravda melaporkan.

    Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrskyi, melaporkan melalui platform Telegram bahwa dari jumlah tersebut, lebih dari 16.000 tentara tewas dan 909 ditawan oleh pasukan Ukraina.

    Syrskyi mengungkapkan kerugian total personel Rusia selama enam bulan pertempuran di Oblast Kursk mencapai sekitar 39.900 orang.

    Rinciannya sebagai berikut:

    – 16.100 tentara tewas dalam aksi.

    – 909 tentara ditangkap oleh pasukan Ukraina.

    Syrskyi juga mencatat bahwa jumlah tahanan yang berhasil ditangkap oleh Ukraina berkontribusi signifikan pada proses pertukaran tahanan, memungkinkan ratusan pembela Ukraina yang ditahan di penjara Rusia untuk pulang ke rumah.

    Alat Perang yang Hilang

    Operasi Kursk bukan hanya berdampak pada kerugian personel, tetapi juga pada peralatan militer.

    Berikut adalah rincian kerugian alat perang Rusia selama enam bulan pertempuran:

    131 tank;
    689 kendaraan tempur lapis baja;
    386 sistem artileri;
    12 sistem roket peluncuran ganda;
    12 sistem pertahanan udara;
    1 pesawat;
    3 helikopter;
    931 UAV taktis dan strategis;
    1.164 unit kendaraan bermotor;
    34 unit peralatan khusus.

    Operasi Kursk dimaksudkan untuk mencegah serangan baru Rusia di wilayah Oblast Sumy dan Kharkiv.

    Taktik ini memaksa Rusia untuk mengalihkan sejumlah besar sumber daya ke Kursk Oblast, yang pada akhirnya melemahkan posisi mereka di garis depan lainnya.

    Untuk mengatasi kerugian yang dialami, Rusia terpaksa meminta bantuan dari Korea Utara yang mengirimkan 12.000 tentaranya ke Kursk, Suspilne melaporkan.

    Syrskyi melaporkan kerugian Korea Utara juga cukup besar, dengan sekitar 4.000 tentara tewas atau terluka.

    Dari tiga brigade yang terlibat, satu brigade diduga hancur, sementara dua brigade lainnya kehilangan kemampuan tempurnya.

    Akibatnya, unit Korea Utara ditarik dari zona perang.

    Posisi Pasukan Ukraina

    Hingga 6 Februari, pasukan Ukraina telah berhasil menguasai ratusan kilometer persegi zona penyangga di Rusia.

    Keberhasilan ini menunjukkan kemajuan signifikan yang telah dicapai oleh Ukraina selama operasi Kursk, meskipun tantangan dan risiko yang ada masih tetap besar.

    Dengan kerugian yang dialami Rusia dan dukungan dari sekutu, situasi di medan perang ini terus berkembang.

    Hasilnya akan sangat bergantung pada strategi serta keputusan yang diambil oleh kedua belah pihak dalam waktu mendatang.

    Rencana Trump Akhiri Perang Rusia-Ukraina

    Minggu depan, Amerika Serikat (AS) akan mengungkapkan rencana Presiden Donald Trump untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang hampir berumur 3 tahun.

    Utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk Ukraina dan Rusia, Keith Kellogg mengonfirmasi bahwa ia akan berbicara di Konferensi Keamanan Munich pada Jumat-Minggu (14-16/2/2025), Bloomberg melaporkan.

    Di konferensi tersebut, ia akan mengungkapkan rencana Trump untuk mengakhiri perang di Ukraina yang sudah berlangsung hampir tiga tahun.

    Kellogg berharap bisa membahas tujuan utama Trump dalam menghentikan “perang berdarah dan mahal” ini.

    Ia juga menyatakan akan bertemu dengan sekutu-sekutu AS yang siap bekerja sama dalam menyelesaikan konflik ini.

    Sejak pengumuman partisipasi Kellogg di konferensi tersebut, banyak yang berspekulasi tentang apa yang akan diungkapkan.

    Beberapa sumber yang dekat dengan isu ini menyebutkan bahwa rencana Trump mungkin melibatkan pembekuan permusuhan sementara dan membiarkan wilayah yang dikuasai Rusia dalam “ketidakpastian.”

    Selain itu, Ukraina akan diberikan jaminan keamanan agar Rusia tidak bisa menyerang lagi.

    Rincian lengkap mengenai rencana ini belum dipublikasikan.

    Dikutip dari Radio Free Europe/Radio Liberty, Kellogg dan pejabat lainnya telah mengungkapkan strategi yang diusung Trump dikenal dengan sebutan “perdamaian melalui kekuatan.”

    Rencana ini akan mencakup pembekuan konflik yang memungkinkan wilayah yang dikuasai Rusia untuk tetap berada dalam ketidakpastian.

    Di sisi lain, Ukraina akan diberikan jaminan keamanan, meskipun rincian lebih lanjut tentang jaminan ini belum dijelaskan.

    Tanggapan Kremlin

    Pada Rabu (5/2/2025), Kremlin mengumumkan kalau Rusia siap untuk berunding dengan Ukraina dan Amerika Serikat mengenai penyelesaian perang.

    Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa Presiden Vladimir Putin menolak untuk berbicara langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky karena masa jabatannya berakhir tahun lalu.

    Meskipun begitu, Zelensky dalam beberapa kesempatan telah menyatakan kesiapan untuk berbicara langsung dengan Putin, asalkan Amerika Serikat dan Uni Eropa terlibat dalam pembicaraan tersebut.

    Kellogg juga menyatakan bahwa Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk memberikan tekanan tidak hanya pada Moskow tetapi juga pada Kiev, agar kedua belah pihak bersedia membuat konsesi demi perdamaian.

    Ia menegaskan bahwa baik Rusia maupun Ukraina harus melunakkan posisi mereka jika ingin menyelesaikan konflik ini melalui negosiasi.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Rudal Korea Utara Bantu Pasukan Rusia Serang Ukraina, Makin Canggih, 20 Rudal Hantam Ukraina – Halaman all

    Rudal Korea Utara Bantu Pasukan Rusia Serang Ukraina, Makin Canggih, 20 Rudal Hantam Ukraina – Halaman all

    Rusia terbantu dengan adanya rudal balistik milik Korea Utara yang kemampuannya semakin akurat.

    Tayang: Kamis, 6 Februari 2025 21:41 WIB

    Kantor Berita Pusat Korea/Layanan Berita Korea

    RUDAL KOREA UTARA – Foto yang dirilis oleh pemerintah Korea Utara ini menunjukkan peluncuran uji coba rudal balistik antarbenua baru “Hwasong-19” di lokasi yang dirahasiakan di Korea Utara pada 31 Oktober 2024. Rusia terbantu dengan adanya rudal balistik milik Korea Utara yang kemampuannya semakin akurat. 

    TRIBUNNEWS.COM – Rudal balistik Korea Utara yang ditembakkan ke Ukraina oleh pasukan Rusia kemampuannya makin akurat.

    Pejabat senior militer Ukraina menyebut rudal Korea Utara tersebut telah menjadi jauh lebih tepat (ke sasaran) dari waktu ke waktu.

    Diketahui Pasukan invasi Vladimir Putin ini telah menggunakan proyektil Korea Utara yang diimpor sejak akhir 2023.

    Dan akurasi serta kinerja proyektil Korea Utara ini telah berubah secara drastis sejak saat itu.

    Semua lebih dari 20 rudal balistik yang menghantam Ukraina selama beberapa minggu terakhir mendarat dalam jarak 50-100 juta dari target yang mereka maksudkan.

    Disebutkan sumber tersebut, keakuratan rudal balistik Korea Utara ini membantu Rusia dalam upaya perangnya.

    Tak hanya itu, tetapi juga sebagai penanda meningkatnya kemampuan militer Korea Utara, mengutip independent.co.uk.

    Jet tempur Mirage 2000 Prancis

    Bak tak mau kalah, Ukraina pun kini memiliki jet tempur Mirage 2000 Prancis.

    Informasi tersebut diumumkan menteri angkatan bersenjata Prancis Sebastien Lecornu, pagi ini, Kamis (6/2/2025).

    “Dengan pilot Ukraina di kapal yang telah dilatih selama beberapa bulan di Prancis, mereka sekarang akan berpartisipasi dalam mempertahankan langit Ukraina,” tulisnya.

    Jet generasi keempat telah dimodifikasi untuk fokus pada pertempuran udara ke darat, sehingga mereka dapat menembakkan rudal jarak jauh Prancis dan Inggris ke sasaran Rusia. 

    Jet tempur Mirage 2000 pertama telah tiba di Ukraina untuk membantu Kyivpasukan Kyiv melawan pasukan Vladimir Putin.

    Hal ini terjadi saat serangan udara Rusia berlanjut.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Utang atau Realokasi, Bagaimana Jerman Ingin Menambah Belanja Pertahanan? – Halaman all

    Utang atau Realokasi, Bagaimana Jerman Ingin Menambah Belanja Pertahanan? – Halaman all

    Dalam skenario invasi adidaya nuklir, sistem pertahanan Jerman hanya mampu bertahan selama beberapa hari, demikian peringatan pakar militer nasional. Sejak perang di Ukraina, pemerintah di Berlin sibuk membenahi anggaran Bundeswehr yang dipaksa menghemat selama lebih dari dua dekade.

    Untuk menjembatani pendanaan, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengucurkan anggaran tambahan yang disebut “asset khusus” untuk belanja militer sebesar 100 miliar Euro pada awal 2022 silam.

    Namun menjelang pemilu legislatif yang dipercepat, Jerman kembali mendebatkan bagaimana membiayai ekspansi Bundeswehr di tengah cekaknya kas negara.

    Pada tahun 2024, anggaran pertahanan Jerman dipatok sebesar 52 miliar Euro, ditambah sekitar 20 miliar Euro per tahun dari dana khusus militer. Jumlah tersebut belum ditambah bantuan militer untuk Ukraina.

    Secara keseluruhan, Jerman membelanjakan sekitar 90,6 miliar Euro tahun lalu untuk pertahanan. Artinya, pemerintah di Berlin berhasil memenuhi syarat minimal belanja militer di NATO, yang sebesar dua persen dari Produk Domestik Bruto, PDB. Tuntutan ini berulang kali disuarakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Eropa.

    Dana khusus habis tahun 2027

    Perkaranya, pengeluaran militer sebesar 2% di Jerman hanya bersifat sementara, dan dihitung selama dana khusus sebesar 100 miliar Euro masih dibayarkan hingga tahun 2027.

    Menurut Menteri Pertahanan Boris Pistorius, dana belanja tambahan tersebut akan sudah diikat secara kontraktual pada tahun ini. Uang itu kemudian akan dibelanjakan paling lambat akhir tahun 2027, antara lain untuk membiayai pemesanan jet tempur siluman F-35A, helikopter serbu, pengangkut personel lapis baja, pesawat patroli maritim, fregat dan sistem pertahanan rudal Patriot.

    Kebutuhannya tinggi, terutama karena Bundeswehr telah mengirimkan sebagian cadangan senjata ke Ukraina. Dengan pengadaan alutsista yang baru, Pistorius ingin memulihkan “kesiapan perang” Bundeswehr, dalam menghadapi ancaman invasi.

    Pemilihan umum legislatif kali ini bisa menjadi kesempatan bagi Jerman untuk melembagakan dana tambahan ke dalam anggaran tahunan. Akibat kisruh politik di Berlin, pemerintah sejauh ini belum menerbitkan rencana belanja untuk tahun 2025. Namun menurut laporan media, anggaran militer hanya akan ditambah sebanyak 1,2 miliar menjadi 53,25 miliar Euro.

    Padahal, untuk mencapai target dua persen dalam jangka menengah, Jerman harus menambah anggaran militer sebanyak antara 28 hingga 30 miliar euro per tahun.

    Kandidat kanselir Jerman dari partai konseratif CDU, Friedrich Merz menegaskan bulan Desember lalu di Berlin, Bundeswehr membutuhkan “setidaknya 80 miliar Euro per tahun.”

    “Kita harus menutup celah ini paling lambat pada tahun 2027. Tugas ini akan menuntut upaya yang sangat besar, dan tidak dapat dilakukan tanpa mengubah prioritas dalam anggaran”, ujar Merz.

    CDU realokasi anggaran belanja

    Bagi Merz, penambahan belanja militer tidak harus dibiayai lewat utang baru. “Kami tetap berpegang pada aturan pembatasan utang dalam Undang-Undang Dasar,” tulis Partai Uni Kristen Demokrat, CDU, dalam program politiknya.

    Sebagai gantinya, Merz mengusulkan untuk merelokasi anggaran demi mendukung angkatan bersenjata Jerman. “Hal ini harusnya bisa tercapai dengan anggaran negara yang lebih dari 1000 miliar euro.”

    Selain itu, Merz menegaskan bahwa CDU memahami “sasaran dua persen NATO sebagai batas bawah, bukan batas atas.”

    Meski demikian, Jerman menolak imbauan Presiden AS Donald Trump bahwa setiap negara anggota NATO harus mengalokasikan lima persen dari PDB-nya untuk pertahanan.

    Menteri Ekonomi Robert Habeck, calon kanselir dari Partai Hijau, bahkan mengusulkan anggaran sekitar tiga setengah persen dari PDB untuk pertahanan dalam beberapa tahun mendatang.

    Namun berbeda dengan usulan CDU, Partai Hijau menilai pemerintah “akan membutuhkan pinjaman lebih tinggi dalam jangka menengah,” demi membiayai modernisasi Bundeswehr.

    Dana Khusus kedua?

    Salah satu isu yang kembali dibahas adalah pembentukan dana khusus kedua untuk militer Jerman. Namun, Menteri Pertahanan Boris Pistorius menolak gagasan tersebut. “Bagi saya, yang penting adalah tidak membuatnya lagi dalam bentuk dana khusus, karena dana khusus tidak menggambarkan kenaikan biaya operasional untuk pengadaan peralatan militer baru,” ujar Pistorius.

    Dalam artian, biaya untuk bahan bakar, suku cadang, pemeliharaan, dan personel yang bertambah akibat pembelian sistem senjata baru.

    Selama Perang Dingin, Jerman Barat memang terbiasa mengalokasikan sejumlah besar uang untuk pertahanan. Rata-rata tiga persen dari PDB digunakan untuk membeli tank, pesawat tempur, dan membangun jaringan barak yang padat. Pada tahun 1963, pengeluaran pertahanan bahkan mencapai 4,9 persen dari PDB.

  • Ukraina Diminta Pasok Bahan Mentah Penting ke AS Sebagai Imbalan Bantuan Militer – Halaman all

    Ukraina Diminta Pasok Bahan Mentah Penting ke AS Sebagai Imbalan Bantuan Militer – Halaman all

    Presiden AS Donald Trump telah menyampaikan persyaratan untuk kelanjutan bantuan keuangan dan militer Amerika ke Ukraina. Menurut laporan tersebut, Washington hanya akan terus membantu Ukraina mempertahankan diri terhadap perang agresi Rusia jika Kyiv berjanji memasok logam tanah jarang ke Amerika Serikat.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memang mengisyaratkan kesediaannya, untuk memberikan negara-negara Barat akses ke bahan mentah yang banyak dicari di Ukraina sebagai “pengembalian atas investasi mereka.” Dia mengatakan sumber daya alam Ukraina termasuk “logam yang sangat penting senilai triliunan dolar.”

    Logam tanah jarang dibutuhkan untuk memproduksi banyak perangkat modern, termasuk telepon pintar dan kendaraan listrik, serta produk teknologi tinggi lainnya. Bahan mentah itu juga sangat diperlukan dalam produksi senjata dan industri kedirgantaraan.

    Cina saat ini mengendalikan bagian terbesar produksi logam tanah jarang. Menurut laporan Forum Ekonomi Dunia, porsi ini mencakup sekitar 40 persen kebutuhan Uni Eropa akan sumber daya ini. Pemasok penting lainnya adalah Australia, Afrika Selatan, Kanada, dan Brasil.

    Untuk mengurangi ketergantungan pada Beijing, Uni Eropa dan AS telah bekerja selama bertahun-tahun untuk memperluas dan meningkatkan produksi bahan baku penting di negara lain di seluruh dunia. Bahan baku penting itu mencakup uranium, titanium, litium, grafit, nikel dan aluminium.

    Potensi besar bahan baku strategis

    Menurut sebuah studi oleh Pusat Kompetensi Keamanan Energi NATO, volume pasar global untuk bahan baku penting telah berlipat ganda menjadi USD320 miliar dalam lima tahun terakhir. Prakiraan menunjukkan jumlah tersebut akan berlipat ganda lagi dalam lima tahun mendatang.

    Seperti yang dikemukakan para ahli NATO, Ukraina berpotensi menjadi pemasok utama berbagai bahan baku penting seperti titanium, litium, berilium, mangan, galium, uranium, zirkonium, grafit, apatit, fluorit, dan nikel, yang dapat mengarah pada diversifikasi “banyak, jika tidak semua” rantai pasokan global.

    Misalnya, deposit bijih titanium Ukraina dianggap sebagai yang terbesar di Eropa, mewakili tujuh persen dari sumber daya dunia. Lebih jauh lagi, Ukraina adalah salah satu dari sedikit negara yang telah menambang titanium, yang sangat diperlukan terutama dalam industri kedirgantaraan, kedokteran, otomotif, dan pembuatan kapal. Menurut studi NATO, Ukraina adalah salah satu pemasok titanium terpenting bagi industri pertahanan sebelum invasi besar-besaran Rusia.

    Selain itu, Ukraina merupakan rumah bagi beberapa deposit litium terbesar yang terkonfirmasi di Eropa, dengan cadangan sekitar 500.000 ton. Bahan baku ini sangat dibutuhkan untuk produksi baterai, keramik, dan kaca. Ukraina juga merupakan produsen galium terbesar kelima di dunia, yang penting untuk produksi semikonduktor dan dioda pemancar cahaya, LED. Selain itu, Ukraina merupakan pemasok neon penting ke AS, gas yang dibutuhkan dalam produksi semikonduktor.

    Sebuah laporan yang diterbitkan di situs web Forum Ekonomi Dunia pertengahan 2024 menyebutkan, Komisi Eropa telah mengidentifikasi Ukraina sebagai sumber potensial lebih dari 20 bahan baku penting.

    Sebagian cadangan bahan mentah ada di wilayah yang diduduki Rusia

    Namun, para kritikus menunjukkan bahwa ekstraksi bahan baku penting yang optimal memerlukan koordinasi pemerintah, kerangka peraturan yang stabil, kebijakan pajak yang dapat diterima oleh perekonomian dan investasi besar. Belum jelas apakah Amerika Serikat akan mampu memulai perubahan struktural jika memperoleh kendali atas deposit bahan baku penting tertentu di Ukraina.

    Sementara itu, pihak berwenang di Kyiv sudah melaporkan langkah pertama ke arah ini dan tengah menyusun rencana konkret: “Saat ini kami tengah mempublikasikan data mineral-mineral ini dan telah mengembangkan sejumlah langkah regulasi dan hukum,” kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup Olena Kramarenko. Sasaran strategisnya adalah untuk “memasukkan Ukraina dalam strategi bahan mentah Uni Eropa”.

    Tetapi hambatan terbesar terhadap eksploitasi bahan baku penting di Ukraina adalah situasi perang yang masih berlangsung saat ini. Tidak ada informasi pasti tentang berapa banyak deposit logam tanah jarang yang berada di bawah kendali Rusia, dan berapa banyak yang sangat dekat dengan zona pertempuran.

    Para pakar Ukraina mengatakan kepada DW, Rusia mungkin berupaya mengendalikan sedikitnya dua deposit litium. Dari empat deposit yang diketahui di negara itu, hanya dua yang masih di bawah kendali Ukraina. Dua deposit lainnya ada di wilayah Zaporizhia dan Donetsk, yang saat ini diduduki oleh Rusia.

  • Putin Respons Keras Kesiapan Zelensky untuk Negosiasi: Omong Kosong!

    Putin Respons Keras Kesiapan Zelensky untuk Negosiasi: Omong Kosong!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Rusia buka suara soal pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang menyatakan siap untuk berunding dengan Moskow. Hal ini terjadi saat peperangan masih terus berlangsung antara kedua negara.

    Dalam sebuah pernyataan, Rabu (5/2/2025), Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menegaskan bahwa ucapan Zelensky itu merupakan omong kosong. Menurutnya, belum ada tindak lanjut konkret dari Presiden Ukraina itu untuk melanjutkan negosiasi perdamaian, yang sebelumnya sempat berjalan.

    “Tuan Zelensky memiliki masalah besar secara de jure dalam hal legitimasinya, tetapi meskipun demikian, pihak Rusia tetap terbuka untuk negosiasi,” kata Peskov dikutip Newsweek, seraya menambahkan harus ada “kesiapan dan keinginan” untuk perundingan damai.

    Sebelumnya, pada hari Selasa, Zelensky mengatakan selama wawancara di Piers Morgan Uncensored bahwa dia siap untuk duduk di meja perundingan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pemimpin Ukraina mengatakan negaranya siap untuk ‘berakhirnya tahap panas perang’ dan bergerak ke ‘jalur diplomatik’.

    “Kami akan berbicara dengan Putin. Bukankah kita membuat terlalu banyak kompromi? Bahkan pembicaraan dengan Putin sudah merupakan kompromi,” kata Zelensky.

    “Tidak seorang pun tahu bagaimana pembicaraan ini akan dimulai dan bagaimana akan berakhir. Tidak seorang pun tahu, tetapi kami yakin bahwa Presiden Trump ingin berhasil dalam situasi ini.”

    Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan dirinya akan segera berdiskusi dengan Putin untuk mengakhiri perang dua negara bekas Uni Soviet itu. Namun, belum ada tanggal pasti kapan diskusi keduanya berlangsung.

    Di sisi lain, pada tanggal 24 Januari, Putin mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow siap untuk berunding dengan Trump untuk mengakhiri perang. Namun, ia menambahkan bahwa kesepakatan damai dengan Kyiv tidak akan sah karena keputusan Zelensky.

    Moskow telah berulang kali mengatakan Zelensky adalah pemimpin yang tidak sah karena darurat militer yang ia tetapkan karena perang, yang melarang pemilihan presiden, parlemen, dan daerah. Sebelum keputusan tersebut, masa jabatan lima tahunnya akan berakhir pada bulan Mei 2024.

    (luc/luc)