Negara: Ukraina

  • Memanas! Rusia-Ukraina Saling Luncurkan Ratusan Drone

    Memanas! Rusia-Ukraina Saling Luncurkan Ratusan Drone

    Jakarta

    Memanas! Rusia dan Ukraina saling meluncurkan ratusan drone pada hari Rabu (26/2). Di Ukraina, serangan udara Rusia itu mengakibatkan kerusakan pada fasilitas energi, satu orang tewas dan sedikitnya empat orang terluka.

    Dilansir kantor berita AFP, Rabu (26/2/2025), suara ledakan terdengar di Kyiv, ibu kota Ukraina setelah angkatan udara Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan rentetan 177 drone berbagai jenis ke negara itu.

    Otoritas di wilayah Kyiv mengatakan satu orang tewas dan dua orang terluka di pinggiran ibu kota tersebut.

    “Mayat seorang wanita ditemukan selama operasi pemadaman kebakaran di sebuah rumah pribadi berlantai dua di distrik Bucha,” kata gubernur Mykola Kalashnyk.

    Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan dua orang terluka di kota terbesar kedua Ukraina, Kharkiv, dan satu drone menghantam sebuah gedung hunian berlantai sembilan.

    Perusahaan energi swasta terbesar Ukraina, DTEK, mengatakan salah satu fasilitasnya telah rusak di wilayah Dnipropetrovsk, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah menembak jatuh 128 drone Ukraina dalam semalam di atas wilayah Rusia dan Krimea yang dianeksasi. Ini merupakan salah satu serangan Ukraina terbesar sejak dimulainya perang pada Februari 2022.

    Kyiv telah meningkatkan serangan udara terhadap fasilitas energi dan militer di wilayah Rusia dalam beberapa bulan terakhir, sebagai tanggapan atas gempuran Rusia terhadap kota-kota dan infrastruktur energinya.

    “Pasukan pertahanan udara mencegat dan menghancurkan 128 drone udara Ukraina, termasuk 30 di atas semenanjung Krimea,” kata Kementerian Pertahanan Rusia.

    Selain wilayah Krasnodar, yang dikenal dengan resor Laut Hitamnya, serangan drone Ukraina juga menargetkan wilayah Rusia di Bryansk dan Kursk, yang berbatasan dengan Ukraina, menurut kementerian tersebut.

    Tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan oleh media ataupun otoritas Rusia.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ukraina Simpan Kekayaan Mineral Langka, Kenapa Trump Menginginkannya?

    Ukraina Simpan Kekayaan Mineral Langka, Kenapa Trump Menginginkannya?

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan tak akan “menjual negaranya”, sebagai bentuk penolakan terhadap Presiden AS Donald Trump yang menginginkan akses ke cadangan mineral Ukraina.

    Ukraina merupakan negara yang memiliki kekayaan cadangan mineral langka dalam jumlah besar. Namun mineral tersebut banyak tersimpan di wilayah yang dikuasai oleh pasukan Rusia.

    Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa mineral langka ini bisa dipakai sebagai ganti dukungan AS dalam perang melawan Rusia.

    “Saya memberi tahu [Ukraina] bahwa saya menginginkan mineral langka senilai $500 miliar, dan pada dasarnya mereka setuju untuk melakukannya,” kata Trump kepada reporter Fox News, Bret Baier, pada 10 Februari.

    Namun, ucapan Trump disanggah Zelensky.

    “Itu bukan pembicaraan serius,” kata Zelensky. “Saya tidak bisa menjual negara kita.”

    Usulan dari Trump ini menunjukkan pentingnya mineral tersebut bagi AS, tetapi apa tujuannya, dan apa yang dapat Ukraina tawarkan kepada AS?

    Getty ImagesIlustrasi batuan mineral berkilau.

    Apa itu mineral langka?

    “Mineral langka” adalah istilah terhadap 17 unsur yang secara kimia mirip. Unsur-unsur ini banyak digunakan dalam teknologi dan industri modern, sepoerti produksi telepon pintar, komputer, peralatan medis, dan banyak lagi.

    Unsur-unsur tersebut meliputi: Sc scandium, Y yttrium, La lanthanum, Ce cerium, Pr praseodymium, Nd neodymium, Pm promethium, Sm samarium, Eu europium, Gd gadolinium, Tb terbium, Dy dysprosium, Ho holmium, Er erbium, Tm thulium, Yb ytterbium, Lu lutetium.

    Mineral-mineral tersebut dikenal sebagai “langka” karena sangat jarang ditemukan dalam bentuk murni. Tetapi materi tersebut dapat ditemukan dalam bentuk endapan di beberapa tempat di seluruh dunia.

    Namun, mineral langka sering ditemukan bersama unsur-unsur radioaktif, seperti thorium dan uranium. Memisahkannya memerlukan banyak bahan kimia beracun, yang membuat proses ekstraksi terkadang sulit dan mahal.

    Getty ImagesBatuan Bilokuzmynivka dari Zaman Kapur di Oblast Donetsk dan Luhansk merupakan rumah bagi sebagian besar mineral Ukraina.

    Jenis mineral apa yang dimiliki Ukraina?

    Ukraina memiliki 21 dari 30 zat yang oleh Uni Eropa (UE) ditetapkan sebagai “bahan baku penting”, yang mencakup sekitar 5% dari cadangan dunia.

    Mineral-mineral ini banyak terkandung di wilayah selatan Perisai Ukraina, terutama di bawah Laut Azov.

    Namun, wilayah-wilayah yang dikenal kaya akan mineral langka ini kebanyakan diduduki Rusia.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Namun, masih ada proyek-proyek tambang prospeknya bagus yang tersebar di Buzh Tengah, serta di wilayah Kyiv, Vinnytsia, dan Zhytomyr.

    Para ahli mengatakan bahwa beberapa ratus objek geologi yang menjanjikan memang telah diidentifikasi. Namun, beberapa dari objek-objek ini yang dapat menjadi endapan jika pengembangannya dianggap layak secara ekonomi.

    “Perkiraan yang telah dikeluarkan di sana hanyalah perkiraan belaka,” kata Adam Webb, Kepala Bahan Baku Baterai di Benchmark Mineral Intelligence. ‘

    “Perlu banyak pekerjaan lagi untuk membuktikan endapan mineral tersebut menjadi cadangan ekonomi.”

    BBC

    Di sisi lain, Ukraina juga memiliki sumber daya mineral kritis lainnya.

    Forbes Ukraina menyebut sekitar 70% di antaranya berada di wilayah Donetsk, Dnipropetrovsk, dan Luhansk. Banyak di antaranya masuk ke wilayah yang masih diduduki Rusia.

    Mineral kritis lainnya ini, salah satunya adalah litium.

    Getty ImagesLitium adalah mineral penting yang dapat diekstraksi dari zinnwaldite.

    Menurut pemerintah Ukraina, negeri itu memiliki sekitar 450.000 ton cadangan litium. Cadangan tersebut belum ditambang meskipun sudah ada rencana untuk memulainya.

    Rusia telah menduduki sedikitnya dua deposit litium: Shevchenkivske di wilayah Donetsk dan deposit bijih kompleks di Kruta Balka di wilayah Berdyansk.

    Sementara, deposit bijih litium di wilayah Kirovohrad tetap berada di bawah kendali Ukraina.

    Mengapa Trump menginginkan mineral ini?

    Persaingan dengan China menjadi penyebab AS berkepentingan mengendalikan produksi mineral tanah jarang dan mineral kritis lainnya. Pasalnya, kini Tiongkok mendominasi pasokan global.

    Selama beberapa dekade terakhir, China menjadi pemimpin penambangan dan pemrosesan mineral mineral langka, yang mencakup 60%-70% produksi global dan hampir 90% kapasitas pemrosesan mineral.

    Ketergantungan AS pada China dalam hal ini diduga mengkhawatirkan pemerintahan Trump, baik dalam hal keamanan nasional maupun ekonomi.

    Pasalnya, bahan-bahan ini diperlukan untuk produksi teknologi super canggih, mulai dari mobil listrik hingga peralatan militer.

    Getty ImagesPabrik sistem penyimpanan energi Tesla di Shanghai, China, adalah yang pertama di luar AS yang memproduksi baterai penyimpanan energi yang dikenal sebagai Megapacks.

    Sebuah paradoks

    Sekilas, hal ini tampak seperti sebuah paradoks.

    Trump sejauh ini memilih untuk memperluas produksi bahan bakar fosil, dan mengabaikan kebijakan energi terbarukan.

    Namun, pada saat yang sama, ia ingin mengamankan mineral langkayang merupakan kunci transisi energi bersih. AS pun berupaya mengamankan pasokan dari semua tempat yang ia bisa dapatkan.

    Material ini merupakan komponen krusial untuk produksi peralatan elektronik konsumen, militer dan navigasi, danyang terpentingpusat data Kecerdasan Buatan (AI).

    Trump telah mengumumkan agar negaranya menggenjot pembangunan infrastruktur AI. Demi menjalankan kebijakan ini, AS butuh pasokan mineral kritis dalam skala yang sangat besar.

    Material yang dibutuhkan di antaranya tembaga, silikon, paladium, dan unsur mineral langka.

    Masalahnya, pasokan mineral ini mulai menurun. Hal ini pula yang menyebabkan pertumbuhan energi bersih global melambat.

    Getty ImagesPengunjung menghadiri stan yang memamerkan produk yang dikembangkan dari mineral langka di sebuah pameran di Qingdao, Provinsi Shandong, China.

    Para ahli mengatakan dominasi China atas mineral-mineral kritis, seperti mineral langka, tak lepas dari konteks persaingan geopolitik dengan AS.

    Setelah mengasah teknologi dan keahlian pemrosesan selama beberapa dekade, Tiongkok saat ini mengendalikan 100% pasokan grafit dan disprosium alami yang dimurnikan.

    Kira-kira 70% kobalt, dan hampir 60% dari semua litium dan mangan yang diolah, menurut Badan Energi Terbarukan Internasional.

    Tiongkok juga menambang unsur-unsur mineral langka lewat kepemilikan tambang-tambang utama di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.

    “Untuk melawan cengkeraman China yang semakin kuat pada rantai pasokan global,” Komite Angkatan Bersenjata DPR AS selama pemerintahan Biden mengatakan “sangat penting bagi AS untuk mengamankan pasokan mineral-mineral kritis dan strategisnya sendiri yang inovatif.”

    Pemerintahan Trump tampaknya melihat tempat-tempat seperti Ukraina dan Greenland sebagai area untuk menggunakan metode-metode inovatif guna menambah rantai pasokannya.

    Presiden Ukraina Zelensky mengatakan ‘Saya tidak bisa menjual negara kami’ setelah Presiden Trump menyarankan AS mengakses cadangan mineral Ukraina. (Getty Images)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kim Jong Un Bertekad Bangun Tentara Modern Korut yang Siap Perang

    Kim Jong Un Bertekad Bangun Tentara Modern Korut yang Siap Perang

    Pyongyang

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyerukan untuk membangun tentara yang kuat dan modern untuk menghadapi perang apa pun. Kim Jong Un mendesak agar akademi militer mengintensifkan pendidikan yang fokus pada latihan sehingga tentara mempelajari “pengalaman nyata” untuk perang.

    Seruan ini, seperti dilansir Reuters, Rabu (26/2/2025), dilontarkan Kim Jong Un saat berkunjung ke akademi militer Korut, Akademi Militer Kang Kon, pekan ini. Hal ini disampaikan setelah Korut mengirimkan ribuan tentaranya ke Rusia untuk mendukung perang melawan Ukraina.

    Pekan ini, Kim Jong Un juga mengunjungi Universitas Politik Kim Il Sung, institusi pelatihan kader elite lainnya. Dalam kunjungan tersebut, pemimpin negeri komunis itu menyerukan kesetiaan dan pengorbanan militer.

    Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) menyebut inspeksi unit militer yang dilakukan Kim Jong Un sebelumnya dan pelatihan yang digelar Korut mungkin merupakan bagian dari persiapan pengiriman tentara tambahan ke Rusia.

    Dalam kunjungan terbarunya ke akademi militer Korut, menurut kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), Kim Jong Un sempat mengkritik manajemen dan operasional fasilitas pendidikan yang buruk.

    Kim Jong Un menyebut akademi militer itu gagal memenuhi keinginan partai berkuasa untuk “modernitas dan karakter maju” dalam pembangunan tentara yang kuat untuk Korut.

    Tonton juga Video: Bertemu Menhan Belousov, Kim Jong Un ‘Bersumpah’ Korut Selalu Dukung Rusia

    Menurut KCNA dalam laporannya, Kim Jong Un menetapkan tugas untuk memperbarui fasilitas dan mengintensifkan pendidikan yang fokus pada latihan sehingga para siswa akademi militer akan belajar tentang “pengalaman nyata peperangan modern”, juga bisa menguasai senjata dan peralatan teknis canggih.

    “Situasi internasional saat ini, di mana sifat agresif dan suka berperang dari kaum imperialis diungkapkan secara terbuka dalam sejarah dan perang serta pertumpahan darah menjadi hal yang biasa, sehingga memerlukan angkatan bersenjata… untuk menghadapi perang dengan sempurna,” cetus Kim Jong Un.

    Para pejabat Seoul beberapa waktu terakhir memperingatkan bahwa Pyongyang mendapatkan manfaat dari langkahnya memasok senjata dan pasukan untuk berperang di Rusia, dengan memperoleh pengalaman dan wawasan dari beroperasi di medan perang modern.

    Ukraina mengatakan bahwa pasukan Korut mengalami banyak korban jiwa di Rusia, dengan lebih dari 3.000 tentaranya tewas atau luka-luka pada awal Januari tahun ini.

    Tonton juga Video: Bertemu Menhan Belousov, Kim Jong Un ‘Bersumpah’ Korut Selalu Dukung Rusia

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Jual Visa Emas ke Orang Asing yang Ingin Jadi Warga AS, Bisa Mulai Dibeli 2 Minggu Lagi – Halaman all

    Trump Jual Visa Emas ke Orang Asing yang Ingin Jadi Warga AS, Bisa Mulai Dibeli 2 Minggu Lagi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump baru saja mengumumkan kebijakan imigrasi baru.

    Trump menjual Gold Card atau Visa Emas kepada orang asing kaya raya yang ingin menjadi warga negara Amerika.

    “Kami akan menjual Visa Emas,” kata Trump dalam pidatonya di Ruang Oval Gedung Putih pada Selasa (25/2/2025), dikutip dari AFP.

    Visa Emas ini bisa menjadi jalan pintas bagi mereka yang ingin mendapatkan kewarganegaraan AS, mulai dari individu biasa hingga oligarki internasional.

    Dengan membeli visa ini seharga US$5 juta (sekitar Rp81,8 miliar), pemegangnya akan mendapatkan hak tinggal dan bekerja di AS serta jalur menuju kewarganegaraan, 

    “Ada visa hijau dan ini adalah Visa Emas,” ucapnya.

    “Kami akan menetapkan harga sekitar US$5 juta untuk visa ini, yang memberikan hak yang sama seperti visa hijau, ditambah jalur menuju kewarganegaraan,” paparnya.

    “Orang kaya akan datang ke negara kita dengan membeli visa ini,” jelasnya.

    Trump mengatakan penjualan visa ini akan dimulai dalam dua minggu ke depan.

    Ia sangat optimis bahwa ratusan Visa Emas akan terjual.

    Ketika ditanya apakah ia akan mempertimbangkan untuk menjual visa ini kepada oligarki Rusia, Trump menjawab, “Ya, mungkin saja. Saya mengenal beberapa oligarki Rusia yang merupakan orang-orang baik.”

    Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran sekutu Eropa terhadap kedekatan Trump dengan Rusia, terutama terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina.

    Visa Emas Gantikan Visa EB-5

    Dikutip dari NPR, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menjelaskan visa emas ini akan menggantikan program visa investor EB-5 yang telah ada sejak 1992.

    Visa EB-5 memungkinkan imigran untuk mendapatkan green card setelah berinvestasi minimal US$1.050.000 dalam proyek yang menciptakan lapangan kerja di AS, atau US$800.000 di area dengan tingkat pengangguran tinggi atau daerah ekonomi terpuruk.

    Ia menekankan pelamar visa emas akan melalui pemeriksaan ketat.

    “Mereka tentu akan melalui proses penyaringan untuk memastikan bahwa mereka adalah warga dunia kelas atas yang luar biasa,” kata Lutnick seperti dikutip dari CNN.

    Lutnick, yang mendukung visa emas, menyebut program EB-5 penuh dengan “omong kosong, kepura-puraan, dan penipuan”.

    Program visa EB-5 selama ini banyak dimanfaatkan oleh bisnis-bisnis yang terkait dengan Trump dan keluarganya untuk mendanai proyek properti besar.

    Program EB-5 sempat mendapat kritik, terutama di masa jabatan Trump.

    Sebagian pihak mengingatkan program ini menyimpang dari tujuan aslinya.

    Pihak lainnya bahkan meminta reformasi terhadap program tersebut.

    Potensi Keuntungan Gold Card atau Visa Emas

    Menurut Trump, visa emas ini juga bertujuan untuk mengurangi utang nasional AS.

    “Satu juta visa akan bernilai US$5 triliun.

    “Jika Anda menjual 10 juta visa, itu akan menjadi US$50 triliun. Kami memiliki utang US$35 triliun. Itu akan sangat membantu,” ujarnya optimis.

    Program ini juga diharapkan dapat mendatangkan orang-orang kaya dan sukses yang akan berinvestasi, membayar pajak, serta menciptakan lapangan kerja.

    “Mereka akan menghabiskan banyak uang dan membayar banyak pajak, dan kami pikir ini akan sangat sukses,” kata Trump.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Trump akan Jual Visa Emas Senilai 5 Juta Dolar, Pemiliknya Bisa Jadi Permanent Resident di AS – Halaman all

    Trump akan Jual Visa Emas Senilai 5 Juta Dolar, Pemiliknya Bisa Jadi Permanent Resident di AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan AS akan menjual Golden Visa atau Visa Emas senilai lima juta dolar.

    Kartu izin tinggal tersebut akan memberikan status permanent resident (penduduk tetap) bagi pemiliknya di AS.

    Visa tersebut berbeda dengan Visa EB-5 berwarna hijau yang diluncurkan pada tahun 1990 bagi individu yang berinvestasi di AS.

    “Kami akan menjual kartu (Visa) emas,” kata Donald Trump kepada wartawan di Ruang Oval, Gedung Putih, pada Selasa (25/2/2025).

    “Anda memiliki kartu hijau (Visa EB-5), ini adalah kartu emas. Kami akan mematok harga kartu ini sekitar 5 juta dolar,” lanjutnya.

    Donald Trump menekankan pemegang Visa Emas tetap akan membayar pajak di Amerika Serikat.

    “Orang-orang kaya akan datang ke negara kita dengan membeli kartu ini, mereka akan menjadi kaya dan sukses, dan mereka akan menghabiskan banyak uang dan membayar banyak pajak dan mempekerjakan banyak orang,” kata Trump.

    Presiden AS menjelaskan proses penjualan Visa Emas ini diharapkan akan dimulai dalam waktu dua minggu.

    “Ini seperti kartu hijau tetapi pada tingkat kecanggihan yang lebih tinggi,” katanya, seperti diberitakan Axios.

    Donald Trump mengatakan Visa Emas dapat berfungsi sebagai salah satu jalur menuju kewarganegaraan AS.

    “Kartu emas ini akan memungkinkan pemegangnya untuk memperoleh kewarganegaraan Amerika dalam jangka panjang,” tambahnya.

    Para oligarki Rusia, yang sebagian besar telah dikenai sanksi oleh Amerika Serikat sejak dimulainya perang Rusia di Ukraina, mungkin dapat mengajukan permohonan visa ini.

    “Saya kenal beberapa oligarki Rusia yang merupakan orang-orang yang sangat baik. Mereka mungkin memenuhi syarat untuk membelinya,” kata Trump.

    Donald Trump menekankan Visa Emas ini akan memungkinkan untuk menarik orang-orang ke sektor Teknologi Informasi (TI) yang mampu menciptakan lapangan kerja, orang-orang dengan level yang sangat tinggi.

    “Saya pikir perusahaan akan membayar untuk mendatangkan orang di bawah kartu baru,” katanya.

    “Apple dan semua perusahaan yang ingin orang datang dan bekerja untuk mereka akan dapat membeli kartu emas,” tambahnya.

    Ia yakin AS dapat menjual lebih dari satu juta Visa Emas.

    Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, telah mengindikasikan Visa Emas tersebut akan menggantikan visa EB-5 dalam waktu dua minggu, seperti diberitakan AP News.

    “Kartu emas, yang pada dasarnya adalah kartu penduduk tetap (kartu hijau), akan meningkatkan biaya visa bagi investor dan menghilangkan penipuan dan gangguan yang telah diciptakan oleh program EP-5. Seperti halnya kartu hijau lainnya, visa ini akan mencakup jalur menuju kewarganegaraan,” kata Howard Lutnick dalam pertemuannya dengan Trump pada Selasa kemarin.

    Program baru ini secara efektif akan memungkinkan orang kaya membeli jalan mereka ke AS tanpa harus menciptakan lapangan kerja atau membangun bisnis.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1099: Parlemen Ukraina Akui Legitimasi Zelensky untuk Tetap Menjabat – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1099: Parlemen Ukraina Akui Legitimasi Zelensky untuk Tetap Menjabat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.099 pada Rabu (26/2/2025).

    Pada tengah malam, Rusia menyerang Ukraina dengan pesawat tak berawak hingga ledakan terdengar di Kyiv, Kharkiv dan Sumy.

    Walikota Kharkiv, Igor Terekhov, melaporkan empat pendaratan pesawat tak berawak telah tercatat di Kharkiv pada pukul 01.00 waktu setempat.

    Di Kharkiv, dua orang terluka karena pesawat tanpa awak (drone) yang terbang ke gedung bertingkat pada pukul 03.00 waktu setempat, seperti diberitakan Telegraf.

    Eropa Semakin Gencar Cari Cara Manfaatkan Aset Rusia yang Disita

    Eropa sedang berupaya untuk menggunakan ratusan miliar kekayaan pemerintah Rusia yang dibekukan dalam sistem perbankan internasional untuk membantu pertahanan Ukraina.

    Eropa dan G7 telah menemukan cara untuk menggunakan bunga dari aset keuangan tersebut untuk membantu Ukraina dalam perang, tetapi ibu kotanya, Kyiv, tetap terkunci sejak invasi Februari 2022.

    “Eropa harus bertindak cepat, dan saya percaya kita harus beralih dari pembekuan aset menjadi penyitaan aset. Ini bukan masalah yang dapat ditangani sendiri oleh pemerintah mana pun,” kata Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy.

    “Kita harus bertindak dengan sekutu Eropa,” tegasnya, seperti diberitakan The Guardian.

    Perdana Menteri Ceko, Petr Fiala, juga mengatakan Barat harus menggunakan uang tersebut untuk membiayai perlengkapan militer bagi Ukraina.

    Sebelumnya, mereka gagal mencapai kesepakatan tentang cara menyita uang Rusia tanpa menghadapi tantangan hukum atau membuat preseden internasional yang bermasalah.

    Ceko: Ukraina Terima 500 Ribu Peluru Artileri pada Tahun 2024

    Perdana Menteri Ceko, Petr Fiala, mengatakan Ukraina menerima 500.000 peluru artileri yang dibeli di luar Eropa pada tahun 2024 berdasarkan inisiatif yang dijalankan oleh Republik Ceko.

    “Secara keseluruhan, Ceko mengoordinasikan pasokan sekitar 1,5 juta peluru secara total pada tahun 2024. Delapan belas negara termasuk Kanada, Jerman, dan Portugal mengumpulkan sekitar 1,8 miliar dolar hingga Juni 2024 untuk membeli peluru 155mm di bawah bendera inisiatif amunisi Ceko,” katanya, yang kemudian menegaskan Ceko terus mengirim puluhan ribu peluru setiap bulan. 

    Ini menandai peningkatan dari upaya Eropa untuk mengirim Ukraina satu juta peluru pada Maret 2024 – yang diperpanjang hingga Desember 2024 karena kekurangan produksi.

    Inggris akan Menjamu Sejumlah Negara

    Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris, mengatakan ia akan menjamu sejumlah pemimpin negara pada pekan ini.

    Rencana ini disampaikan setelah ia kembali dari menemui Donald Trump di Gedung Putih pada hari Kamis (27/2/2025).

    “Saya akan menjamu sejumlah negara di akhir pekan ini agar kita dapat terus membahas bagaimana kita bisa maju bersama sebagai sekutu mengingat situasi yang kita hadapi,” kata Keir Starmer pada Selasa (25/2/2025).

    Biaya Rekonstruksi Ukraina Diestimasi 524 Miliar Dolar

    Biaya rekonstruksi dan pemulihan di Ukraina setelah tiga tahun invasi skala penuh Rusia akan mencapai 524 miliar dolar selama dekade berikutnya.

    Estimasi ini berdasarkan laporan yang dirilis oleh Pemerintah Ukraina, Kelompok Bank Dunia, Komisi Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Serangan Rusia di Berbagai Wilayah Ukraina

    Serangan pesawat nirawak Rusia melukai seorang wanita berusia 19 tahun dan membakar sebuah rumah di Kyiv oblast, menurut laporan Mykola Kalashnyk, gubernur daerah tersebut.

    Kota tersebut, wilayah di sekitarnya, dan separuh timur Ukraina berada di bawah peringatan serangan udara sejak Selasa malam.

    Selain itu di Kramatorsk, tembakan Rusia menghantam kawasan permukiman, merusak 17 rumah.

    “Serangan Rusia terhadap kota Kramatorsk di Ukraina timur pada hari Selasa menewaskan satu orang dan melukai sedikitnya 14 orang, termasuk empat anak-anak,” kata polisi nasional Ukraina.

    Parlemen Ukraina Akui Legitimasi Zelensky untuk Tetap Menjabat

    Parlemen Ukraina dengan suara mayoritas menyetujui sebuah resolusi yang menegaskan legitimasi Presiden Volodymyr Zelenskyy  untuk tetap menjabat, dan menegaskan konstitusionalitas penundaan pemilihan presiden saat negara tersebut sedang berperang.

    Sebanyak 268 anggota parlemen yang hadir pada hari Selasa (25/2/2025) memberikan suara bulat untuk menyetujui resolusi tersebut, sementara 12 anggota parlemen lainnya tidak hadir selama sidang tersebut.

    Resolusi tersebut dirancang oleh pimpinan parlemen sebagai bentuk dukungan simbolis terhadap Zelensky, yang masa jabatannya sebagai presiden berakhir pada bulan Mei tahun 2024.

    Pemungutan suara tersebut terjadi setelah pekan lalu Presiden AS Donald Trump menyebut Zelensky sebagai diktaktor tanpa pemilu.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Trump Jual Visa Emas ke Orang Asing yang Ingin Jadi Warga AS, Bisa Mulai Dibeli 2 Minggu Lagi – Halaman all

    Trump Tegas Sebut AS Tak Akan Beri Bantuan Militer ke Ukraina, Singgung soal Pengembalian Uang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menegaskan bahwa Washington tidak akan memberikan bantuan militer lagi kepada Ukraina.

    Donald Trump bersikeras bahwa para pembayar pajak Amerika harus mendapatkan kembali uang mereka yang telah diinvestasikan.

    Sementara itu, Donald Trump menuntut negara-negara Eropa dan NATO untuk mengambil tanggung jawab yang lebih besar untuk keamanan Ukraina.

    Dikutip dari Russia Today, Trump juga menuntut akses ke sumber daya alam Ukraina sebagai kompensasi atas bantuan yang telah diberikan kepada Kyiv selama perang.

    Ketika ditanya apa yang akan didapatkan Kyiv sebagai balasannya, Trump menyatakan bahwa Ukraina telah menerima $350 miliar dalam bentuk peralatan, perlengkapan militer, dan hak untuk terus bertempur, dan awalnya hak untuk bertempur.

    “Lihat… tanpa Amerika Serikat beserta uang dan peralatan militernya, perang ini akan berakhir dalam waktu yang sangat singkat,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

    “Tanpa peralatan Amerika, perang ini akan berakhir dengan cepat – uang Amerika juga, banyak sekali,” lanjutnya.

    Ketika ditanya tentang keberlanjutan pengiriman senjata dan amunisi ke Ukraina, Trump mengatakan pengiriman dapat terus berlanjut untuk sementara waktu, mungkin sampai mencapai kesepakatan dengan Rusia.

    “Lihat, kita perlu mencapai kesepakatan dengan Rusia, kalau tidak, ini akan terus berlanjut.”

    “Ini bisa berlangsung lama, atau bisa juga diselesaikan dengan cepat. Saya berbicara dengan Presiden Putin, dan saya pikir dia ingin menyelesaikannya,” tegas Trump.

    “Saya baru saja memberi tahu Anda. Saat ini, kami tidak menyediakan apa pun,” klaim Trump, saat didesak apakah AS akan mengirim pertahanan udara tambahan ke Kyiv.

    Saat ditanya apakah Washington akan melanjutkan dukungan militer di masa mendatang, ia menegaskan kembali bahwa “Eropa akan bertanggung jawab besar atas hal itu”.

    Kiev membantah perkiraan Trump soal bantuan sebesar $350 miliar, dengan bersikeras bahwa Washington sebenarnya telah memberikan kurang dari $100 miliar.

    Sejak Februari 2022, Kongres AS telah mengalokasikan $183 miliar untuk Ukraina, termasuk lebih dari $66 miliar dalam bentuk bantuan keamanan langsung, menurut Pentagon dan Pengawasan Ukraina, kelompok antarlembaga yang bertanggung jawab untuk menyampaikan laporan kepada Kongres.

    Pemerintahan Trump telah berulang kali mengisyaratkan niatnya untuk meminimalkan keterlibatan AS setelah gencatan senjata potensial tercapai, sebaliknya bertujuan untuk mentransfer beban keuangan dan logistik untuk mendukung Kiev ke sekutu regional.

    Zelensky Sepakat Soal Tanah Jarang

    Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasi kepada Kyiv Independent bahwa kesepakatan soal logam tanah jarang dengan AS telah tercapai.

    Negosiasi seputar kesepakatan tersebut telah memicu ketegangan antara Trump dan Zelensky dalam seminggu terakhir.

    Financial Times melaporkan bahwa Ukraina telah mendapatkan persyaratan yang lebih menguntungkan selama negosiasi dan membingkai kesepakatan tersebut sebagai cara untuk memperkuat hubungan dengan AS.

    Kabinet Menteri Ukraina diperkirakan akan merekomendasikan pada Selasa (26/2/2025) agar kesepakatan tersebut ditandatangani, sumber yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan kepada Bloomberg.

    Zelensky kemungkinan akan menuju Washington untuk menghadiri upacara penandatanganan dalam beberapa minggu mendatang, menurut Financial Times.

    Penandatanganan tersebut dapat dilakukan paling cepat pada 28 Februari 2025, menurut laporan seorang pejabat senior Ukraina kepada AFP.

    Trump mengatakan kepada wartawan pada tanggal 25 Februari 2025 bahwa Zelensky akan mengunjungi Gedung Putih untuk upacara penandatanganan pada tanggal 28 Februari 2025.

    Versi final perjanjian tersebut, tertanggal 24 Februari, menetapkan dana yang akan disumbangkan Ukraina sebesar 50 persen dari hasil “monetisasi masa depan” sumber daya mineral milik negara , termasuk minyak, gas, dan logistik terkait.

    Dana tersebut akan diinvestasikan dalam proyek-proyek di Ukraina.

    Kesepakatan itu mengecualikan sumber daya yang sudah berkontribusi pada anggaran negara Ukraina, yang berarti tidak akan mencakup operasi oleh Naftogaz dan Ukrnafta, produsen minyak dan gas terbesar di negara itu.

    Perjanjian tersebut tidak mencakup jaminan keamanan dari AS, yang awalnya ditekankan oleh Kyiv.

    Ketika ditanya apa yang Ukraina dapatkan dari kesepakatan tersebut, Trump mengatakan Ukraina menerima “peralatan militer dan hak untuk terus bertempur”.

    Tidak jelas apakah “peralatan militer” dalam hal ini merujuk pada senjata yang dikirim sebelumnya atau bantuan masa depan untuk Kyiv.

    Draf perjanjian terbaru tersebut membatalkan tuntutan AS sebelumnya atas klaim sebesar $500 miliar atas sumber daya alam Ukraina, yang telah menjadi titik kritis utama, menurut media Ukraina Economic Pravda, yang telah melihat perjanjian tersebut.

    Berdasarkan ketentuan yang direvisi, dana tersebut akan menerima 50 persen pendapatan dari infrastruktur terkait sumber daya alam Ukraina, termasuk pelabuhan.

    Kepemilikan bersama akan ditentukan berdasarkan kontribusi keuangan aktual, dan meskipun pengelolaan akan dibagi, AS akan memiliki kewenangan pengambilan keputusan berdasarkan hukumnya sendiri.

    Pertanyaan tentang saham AS dalam dana tersebut dan ketentuan “kepemilikan bersama” akan dibahas dalam perjanjian lanjutan, menurut Financial Times.

    Zelensky sebelumnya menolak usulan AS, dengan alasan kurangnya jaminan keamanan dan keberatan dengan struktur pembayaran 1:2, yang mengharuskan Ukraina mengembalikan dua dolar untuk setiap satu dolar bantuan yang diterima.

    Pemerintahan Trump telah meningkatkan tekanan pada Ukraina untuk menuntaskan kesepakatan tersebut dalam beberapa minggu terakhir, dengan Trump menyerang Zelensky secara terbuka, menyebutnya sebagai “diktator tanpa pemilu” dan mendesaknya untuk “bergerak cepat, atau dia tidak akan punya negara lagi”. (*)

  • Rusia Bantah Trump, Putin Tolak Pasukan Perdamaian Eropa terutama Anggota NATO di Ukraina – Halaman all

    Rusia Bantah Trump, Putin Tolak Pasukan Perdamaian Eropa terutama Anggota NATO di Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Rusia di Kremlin menolak klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan penempatan pasukan perdamaian Eropa di Ukraina jika Rusia dan Ukraina sepakat mengakhiri perang.

    “Ada posisi mengenai masalah ini yang diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Lavrov. Saya tidak perlu menambahkan apa pun mengenai hal ini dan tidak perlu mengomentarinya. Saya tidak akan mengomentarinya,” kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov kepada wartawan pada Selasa (25/2/2025).

    Ia menegaskan Rusia dengan tegas menolak pasukan perdamaian dari negara-negara Eropa, terutama anggota NATO untuk ditempatkan di Ukraina.

    Pada awal bulan ini, utusan Moskow untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengatakan Rusia hanya akan menerima pengerahan pasukan asing ke Ukraina sebagai bagian dari mandat PBB.

    “‘Pasukan penjaga perdamaian’ tidak dapat beroperasi tanpa mandat dari Dewan Keamanan PBB,” kata Vassily Nebenzia saat itu kepada RIA Novosti.

    Ia menegaskan bahwa kontingen militer lainnya di lapangan akan diperlakukan sebagai kombatan reguler.

    “Kehadiran pasukan bersenjata dari negara-negara NATO, bahkan di bawah bendera Uni Eropa atau sebagai bagian dari kontingen nasional sama sekali tidak dapat diterima oleh Moskow,” tegasnya.

    Sebelumnya, Donald Trump mengatakan ia telah menghubungi Putin dan Rusia menerima penempatan pasukan perdamaian di Ukraina.

    “Dia akan menerimanya. Saya telah menanyakan pertanyaan itu kepadanya,” kata Trump kepada wartawan dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron di Washington pada hari Senin (24/2/2025).

    Donald Trump dan Putin berbicara melalui telepon selama lebih dari satu jam pada 12 Februari 2025. 

    Menurut keduanya, pembicaraan tersebut mencakup berbagai topik, termasuk perang Ukraina.

    Panggilan telepon tersebut terjadi setelah Donald Trump mengatakan ia akan menjadi penengah dalam perundingan antara Rusia dan Ukraina yang bertujuan untuk mengakhiri perang yang berlangsung sejak tahun 2022.

    Beberapa pemimpin negara Eropa, terutama Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, telah mengungkapkan gagasan untuk mengirim personel militer ke Ukraina.

    Menurut laporan Wall Street Journal, kedua negara mempertimbangkan untuk mengerahkan hingga 30.000 “pasukan penjaga perdamaian” ke Ukraina, jika Rusia dan Ukraina mencapai kesepakatan damai.

    Rencana tersebut juga bergantung pada apakah AS akan setuju untuk berkontribusi pada upaya tersebut dalam kapasitas militer yang terbatas.

    Pemerintahan Trump telah berulang kali menyatakan bahwa anggota NATO Eropa harus menanggung beban jaminan keamanan bagi Ukraina.

    Sementara AS mengesampingkan pengerahan pasukannya ke Ukraina sebagai bagian dari perjanjian apa pun mengenai jaminan keamanan, menurut pernyataan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada awal bulan ini.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • AS dan Ukraina Disebut Setujui Syarat Kesepakatan soal Sumber Daya Alam

    AS dan Ukraina Disebut Setujui Syarat Kesepakatan soal Sumber Daya Alam

    Jakarta

    Salah satu pejabat Ukraina menyebut Amerika Serikat (AS) dan Ukraina telah menyetujui syarat kesepakatan sumber daya alam dan rekonstruksi. Pejabat Ukraina itu mengatakan hal ini dilakukan agar Ukraina aman dan damai.

    Dilansir CNN, Rabu (26/2/2025), sumber yang merupakan pejabat Ukraina mengatakan persyaratan tersebut disetujui setelah “segala sesuatu yang tidak dapat diterima dikeluarkan dari perjanjian, dan sekarang dijelaskan dengan lebih jelas bagaimana perjanjian ini akan berkontribusi terhadap keamanan dan perdamaian Ukraina”.

    AS sendiri belum mengonfirmasi apakah syarat-syarat kesepakatan telah disepakati. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Washington dalam beberapa hari mendatang.

    “Saya dengar dia akan datang pada hari Jumat. Tentu saja saya tidak keberatan jika dia mau, dan dia ingin menandatanganinya bersama saya. Dan saya memahami bahwa ini adalah masalah besar, masalah yang sangat besar,” kata Presiden AS Donald Trump, Selasa (25/2).

    Untuk diketahui, kabar mengenai kesepakatan syarat ini muncul setelah sumber yang sama mengatakan kepada CNN pada Senin (24/2) bahwa Ukraina siap menyetujui kesepakatan yang akan memberi Amerika Serikat akses terhadap mineral tanah jarang sebagai imbalan atas keterlibatan AS dalam dana rekonstruksi untuk Ukraina.

    Sumber tersebut mengatakan Amerika menolak jaminan keamanan yang dimasukkan dalam rancangan tersebut. Kata-kata yang tepat mengenai keamanan Ukraina dalam rancangan terbaru tersebut masih belum jelas.

    Untuk diketahui, Trump meminta tanah jarang dan mineral lainnya di Ukraina senilai USD 500 miliar sebagai imbalan atas bantuan yang diberikan AS kepada Kyiv. Namun, permintaan itu ditolak Zelensky.

    Seorang sumber mengatakan kepada CNN, Zelensky tidak dapat menerima versi kesepakatan tersebut karena tidak memuat “kewajiban” Amerika, sementara Ukraina “diharapkan untuk menyediakan segalanya.” Sejak saat itu, ada tanda-tanda bahwa kedua pemimpin semakin mendekati kesepakatan.

    Lihat juga Video: Trump Sebut Zelensky akan ke AS, Bahas Apa?

    (zap/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Ukraina Setujui Perjanjian Mineral, Trump: Zelensky akan ke AS Hari Jumat untuk Tanda Tangan – Halaman all

    Ukraina Setujui Perjanjian Mineral, Trump: Zelensky akan ke AS Hari Jumat untuk Tanda Tangan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ukraina menyetujui persyaratan kesepakatan logam tanah jarang dengan Amerika Serikat (AS), menurut pernyataan seorang pejabat Ukraina.

    “Pejabat pemerintah kini tengah mengerjakan rinciannya,” kata pejabat Ukraina yang meminta identitasnya dirahasiakan.

    Pejabat itu mengatakan AS telah menghapus paragraf yang tidak dapat diterima dari perjanjian mineral.

    “Washington menghapus semua item yang tidak sesuai dengan kami, terutama yang terkait dengan 500 miliar dolar,” katanya, mengacu pada permintaan AS agar Ukraina mengembalikan bantuan dari AS dengan mineral yang setara dengan nilai tersebut.

    Surat kabar Financial Times melaporkan, “Washington akan mengambil 50 persen pendapatan dari dana logam tanah jarang di Ukraina.”

    “Perjanjian logam langka antara Kyiv dan Washington juga mencakup minyak dan gas,” lanjut laporan tersebut.

    Sementara itu, Bloomberg mengutip sumber informasi yang mengatakan perjanjian logam antara Amerika Serikat dan Ukraina tidak mencakup jaminan keamanan khusus apa pun.

    Para pejabat AS mengatakan kepada Bloomberg bahwa menghubungkan Ukraina secara ekonomi dengan Amerika Serikat akan memberikan perisai keamanan de facto.

    Trump: Zelensky akan ke Washington untuk Tandatangani Perjanjian Mineral

    Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Rabu (26/2/2025), bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, akan tiba di Washington pada hari Jumat (28/2/2025) untuk menandatangani perjanjian logam tanah jarang.

    “Zelensky ingin datang ke Washington untuk menandatangani perjanjian tanah jarang. Saya dengar Zelensky akan berada di Washington pada hari Jumat,” kata Donald Trump.

    “Kesepakatan logam dengan Ukraina bisa bernilai satu triliun dolar, dan kami menghabiskan 350 miliar dolar di Ukraina dan kami ingin mendapatkannya kembali,” lanjutnya.

    Presiden AS menyatakan keyakinannya bahwa masalah perang di Ukraina akan segera teratasi.

    Ia juga mencatat kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian yang dapat diterima semua pihak di Ukraina.

    Donald Trump menekankan pengiriman senjata ke Ukraina dapat terus berlanjut hingga kesepakatan damai tercapai.

    Sebelumnya, ia mengungkapkan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang ingin segera mengakhiri perang.

    Ukraina Minta Jaminan Keamanan dari AS dan Sekutu Eropa

    Sebelumnya, Zelensky mengatakan ia mungkin akan menandatangani perjanjian tersebut dengan syarat AS harus memberikan jaminan keamanan.

    Selain dari AS, Zelensky juga meminta jaminan keamanan dari negara-negara pendukungnya di Eropa.

    Selasa kemarin, Zelensky mengatakan Inggris, Norwegia, dan Spanyol akan memberikan sekitar 10,5 miliar dolar dalam bentuk bantuan militer, energi, dan kemanusiaan untuk Ukraina.

    Swedia juga akan memberikan dukungan pertahanan udara kepada negaranya, sementara Denmark, Norwegia, Estonia, dan Lithuania akan memberikan paket dukungan militer.

    Dua minggu lalu, Donald Trump mengatakan ia ingin menjadi penengah dalam perundingan antara Rusia dan Ukraina yang akan mengakhiri perang kedua negara tersebut yang berlangsung sejak tahun 2022.

    Donald Trump juga menekan Ukraina untuk mengembalikan bantuan senilai 500 miliar dolar yang diberikan AS kepada Ukraina untuk melawan Rusia dan menuntut pengembaliannya dalam bentuk perjanjian logam tanah jarang atau mineral apapun di Ukraina.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina