Negara: Ukraina

  • Pertemuan Hangat Zelensky dan Starmer: Dukungan Inggris untuk Ukraina – Halaman all

    Pertemuan Hangat Zelensky dan Starmer: Dukungan Inggris untuk Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Downing Street dengan antusiasme tinggi pada Sabtu.

    Pertemuan ini terjadi sehari setelah pertemuan yang penuh ketegangan antara Zelenskyy dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih.

    Dukungan Inggris untuk Ukraina

    Kedatangan Zelenskyy ke Inggris menegaskan komitmen negara tersebut dalam mendukung Ukraina di tengah konflik yang berkepanjangan dengan Rusia.

    Dalam pertemuan tersebut, Inggris meluncurkan perjanjian pinjaman sebesar £226 miliar (sekitar Rp471 triliun) untuk memperkuat pertahanan Ukraina.

    Dana ini akan dibayar kembali melalui keuntungan dari aset kedaulatan Rusia yang saat ini tidak dapat dimobilisasi.

    Starmer menegaskan, “Anda sangat diterima di sini di Downing Street. Sorak-sorai dari masyarakat Inggris adalah bentuk solidaritas mereka terhadap Ukraina.” Ia juga menekankan pentingnya mencapai perdamaian abadi bagi Ukraina yang berlandaskan kedaulatan dan keamanan negara tersebut.

    Kontras dengan Pertemuan di Gedung Putih

    Berbeda dengan suasana tegang saat pertemuan Zelenskyy dengan Trump, kedatangan Zelenskyy di London disambut dengan sorakan dan dukungan publik.

    Starmer berjalan di sepanjang trotoar untuk menyambut Zelenskyy, dan keduanya berpelukan sebelum berinteraksi dengan pendukung yang bersorak di luar.

    Zelenskyy menyatakan, “Kami mengandalkan dukungan Anda dan kami sangat senang memiliki mitra dan teman seperti itu.” Pernyataan tersebut mencerminkan harapan Ukraina akan dukungan yang berkelanjutan dari Inggris.

    Ketegangan di Washington

    Sebelumnya, pada Jumat, Zelenskyy bertemu dengan Trump di Gedung Putih, namun pertemuan tersebut berubah menjadi pertikaian sengit.

    Keduanya saling menyela, dan konferensi pers yang direncanakan dibatalkan.

    Zelenskyy meninggalkan Washington tanpa kesepakatan, meskipun tetap optimis untuk menandatangani perjanjian yang dapat memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina.

    Reaksi terhadap pertemuan tersebut bervariasi, dengan tanggapan partisan di AS dan apresiasi luas di Ukraina atas keberanian Zelenskyy dalam menghadapi tekanan diplomatik.

    Sementara itu, Rusia menyatakan bahwa Trump dan senator JD Vance bertindak dengan menahan diri dalam pertemuan tersebut.

    Dengan dukungan kuat dari Inggris, Zelenskyy mendapat suntikan semangat baru dalam perjuangan Ukraina.

    Kontras antara sambutan hangat di London dan ketegangan di Washington mencerminkan dinamika politik internasional yang semakin kompleks dalam konflik ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Paus Fransiskus Tulis Surat di Tengah Sakit, Titip Pesan Damai ke Palestina

    Paus Fransiskus Tulis Surat di Tengah Sakit, Titip Pesan Damai ke Palestina

    Jakarta

    Paus Fransiskus masih berjuang dalam menghadapi sakit pneumonia yang dideritanya. Di tengah kondisi sakit, pemimpin gereja Katolik dunia itu mengirimkan pesan kepada tiap orang yang telah mendoakannya.

    Dilansir AFP, Minggu (2/3/2025), Paus Fransiskus telah dirawat selama dua pekan di rumah sakit Gemelli di Roma sejak 14 Februari silam. Selama terbaring sakit, Paus Fransiskus melewatkan doa mingguan tradisional yang biasa dilakukan Vatikan tiap pekannya.

    Vatikan lalu merilis surat yang ditulis Paus Fransiskus hari ini. Dalam surat tersebut, Paus mengucapkan terima kasih atas dukungan doa masyarakat kepadanya.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih atas doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan dari hati umat beriman dari berbagai belahan dunia. Saya merasakan semua kasih sayang dan kedekatan Anda dan, pada saat ini, saya merasa seolah-olah saya ‘dibawa’ dan didukung oleh seluruh umat Tuhan. Terima kasih semuanya,” tulis Paus asal Argentina itu.

    Paus Fransiskus juga konsisten menyerukan perdamaian di tengah sakit yang dideritanya. Ia menitipkan pesan damai kepada negara yang saat ini masih terlibat konflik.

    “Saya terutama berdoa untuk perdamaian. Dari sini, perang tampak semakin tidak masuk akal. Mari kita berdoa untuk Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan dan Kivu yang tersiksa,” tulis Paus.

    Pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus telah dirawat di rumah sakit selama dua minggu karena pneumonia ganda. Vatikan mengungkapkan Paus berada dalam kondisi stabil sambil kembali menolak memberikan prognosis.

    “Kondisi klinis Bapa Suci tetap stabil,” tulis Vatikan.

    (ygs/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Starmer: Inggris dan Prancis Akan Jadi Jembatan Perdamaian Ukraina, Siap Berdialog dengan Trump – Halaman all

    Starmer: Inggris dan Prancis Akan Jadi Jembatan Perdamaian Ukraina, Siap Berdialog dengan Trump – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, pada hari Minggu (2/3/2025) mengungkapkan niat untuk mengupayakan kesepakatan damai dengan Ukraina, bersama dengan Prancis, dan kemudian menyampaikannya kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Dalam pernyataannya, Starmer menekankan bahwa ia fokus untuk menjadi penghubung yang dapat memulihkan perundingan damai dan menggunakan kegagalan perundingan sebagai peluang untuk kembali terlibat dengan Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, serta Presiden Prancis, Emmanuel Macron, daripada meningkatkan ketegangan dengan retorika yang semakin memanas.

    Starmer menyampaikan pandangannya dalam sebuah wawancara dengan BBC.

    Di mana ia mengungkapkan bahwa ia merasa “tidak nyaman” melihat pertikaian antara Zelensky dan Trump yang terjadi di Gedung Putih.

    “Tidak seorang pun ingin melihat itu,” kata Starmer.

    Ia menjelaskan bahwa alih-alih memperburuk situasi, ia memilih untuk “menyingsingkan lengan baju” dan langsung menghubungi kedua pemimpin tersebut untuk berdialog. 

    PM Inggris ini kemudian mengatakan bahwa saat ini pihaknya dan Prancis telah berkomitmen untuk mengusahakan perdamaian di Ukraina.

    Keduanya juga siap untuk berdialog dengan Trump tentang perdamaian ini.

    Kami sekarang telah sepakat bahwa Inggris, bersama dengan Prancis dan mungkin satu atau dua negara lainnya, akan bekerja sama dengan Ukraina dalam sebuah rencana untuk menghentikan pertempuran. Kemudian, kami akan membahas rencana itu dengan Amerika Serikat,” kata Starmer, dikutip dari The Times of India.

    Menurut Starmer, saat ini langkah yang ia pilih merupakan keputusan yang tepat.

    “Saya pikir kita sudah melangkah ke arah yang benar,” jelasnya.

    Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah pertikaian publik yang melibatkan Trump dan Zelensky di Gedung Putih, yang berlangsung di hadapan kamera. 

    Pertikaian ini dipicu oleh rasa frustrasi Trump terhadap sikap Zelensky dalam perundingan perdamaian dengan Rusia. 

    Trump menuduh Zelensky tidak “bersyukur” atas dukungan yang diberikan Amerika Serikat dalam perang yang sedang berlangsung.

    “Anda tidak memiliki kartu saat ini,” ujar Trump, memperingatkan bahwa tanpa kesepakatan, Ukraina akan menghadapi masa depan yang suram.

    Padahal, pertemuan tersebut awalnya direncanakan untuk menjadi kesempatan penandatanganan kesepakatan yang akan membuka akses Amerika Serikat terhadap mineral penting yang ada di Ukraina.

    Namun, konferensi pers yang seharusnya diadakan dibatalkan, dan Zelensky diminta untuk meninggalkan Gedung Putih sebelum perjanjian tersebut dapat ditandatangani.

    Meskipun meninggalkan Washington tanpa kesepakatan, Zelensky tetap teguh pada pendiriannya untuk menandatangani perjanjian tersebut sebagai “langkah pertama menuju jaminan keamanan” bagi Ukraina.

    Starmer Sambut Hangat Zelensky 

    Starmer menyambut hangat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di London pada Sabtu (1/3/2025).

    Pertemuan ini terjadi tepat  sehari setelah pertemuan tegang antara pemimpin Ukraina tersebut dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Kedatangan Zelenskyy ke Inggris menandai kelanjutan dukungan dari negara tersebut terhadap perjuangan Ukraina di tengah konflik dengan Rusia.

    Sebagai bentuk komitmen, Inggris dan Ukraina meluncurkan perjanjian pinjaman sebesar £2,26 miliar  atau sekitar Rp 47 T (kurs £1 GBP = Rp20.860) untuk memperkuat pertahanan Ukraina. 

    Kedatangan Zelensky di London disambut meriah oleh rakyat Inggris.

    Starmer mengatakan bahwa sambutan dari rakyat adalah bentuk dukungan bagi ia dan Ukraina.

    “Dan seperti yang Anda dengar dari sorak sorai di luar, Anda mendapat dukungan penuh dari seluruh Inggris Raya, dan kami mendukung Anda bersama Ukraina selama yang diperlukan,” jelasnya.

    Langkah Keir Starmer untuk bekerja sama dengan Prancis dan negara-negara lainnya dalam upaya mencapai perdamaian menunjukkan keinginan Inggris untuk memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis yang tengah melanda Ukraina. 

    Meskipun ketegangan antara Zelensky dan Trump masih memanas, upaya diplomatik yang dilakukan oleh Starmer diharapkan dapat membuka peluang untuk tercapainya solusi damai yang lebih luas dan mengurangi eskalasi konflik yang terus berlanjut.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Keir Starmer dan Konflik Rusia vs Ukraina

  • Penting bagi Presiden Zelenskyy Pulihkan Hubungan dengan Trump

    Penting bagi Presiden Zelenskyy Pulihkan Hubungan dengan Trump

    JAKARTA – Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk memulihkan hubungannya dengan Presiden AS Donald Trump setelah keduanya terlibat pertengkaran di Ruang Oval Gedung Putih.

    “Penting bagi Presiden Zelenskyy untuk menemukan cara memulihkan hubungannya dengan Presiden Amerika dan dengan tim kepemimpinan senior Amerika. Saya membahas hal ini kemarin dengan Zelenskyy,” kata Rutte kepada BBC Inggris dikuitp via Sputnik-OANA, Minggu, 2 Maret.

    Rutte bilang pertengkaran kedua pemimpin negara ini sangat disayangkan. Sebelumnya pada Jumat, 28 Februari lalu, pembicaraan antara Trump dan Zelensky mengenai penyelesaian konflik di Ukraina berakhir dengan kegagalan setelah mereka terlibat pertengkaran di Ruang Oval dan diliput langsung oleh media.

    Para pejabat senior AS kemudian meminta delegasi Ukraina meninggalkan Gedung Putih dan konferensi pers Trump-Zelenskyy dibatalkan. Trump juga membatalkan penandatanganan perjanjian mineral tanah jarang antara AS dan Ukraina.

    Menurut Rutte, Zelenskyy harus menghormati apa yang telah dilakukan Trump untuk Ukraina, termasuk pengiriman senjata selama masa jabatan Trump yang pertama sebagai Presiden AS.

    Setelah pertengkaran di Gedung Putih itu, Zelenskyy mengatakan dalam wawancara dengan Fox News bahwa dirinya yakin tidak melakukan kesalahan apa pun dan menolak meminta maaf kepada Trump.

    Namun, Zelenskyy mengaku yakin hubungannya dengan Presiden AS itu bisa dipulihkan.

    “Ya, tentu saja, karena hubungan ini lebih dari sekadar hubungan dua presiden,” kata Zelenskyy dalam wawancara itu.

  • Perdebatan Zelensky dan Trump: Reaksi Oksana Markarova Viral di Media Sosial – Halaman all

    Perdebatan Zelensky dan Trump: Reaksi Oksana Markarova Viral di Media Sosial – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat, Oksana Markarova, menjadi perbincangan di media sosial setelah foto dirinya yang menepok jidat viral.

    Insiden tersebut terjadi saat pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Donald Trump di Ruang Oval pada tanggal 28 Februari 2025.

    Pertemuan ini awalnya dijadwalkan untuk membahas kelanjutan bantuan militer AS kepada Ukraina serta perjanjian keamanan jangka panjang, namun suasana berubah menjadi panas ketika Zelensky menolak pendekatan Trump terhadap gencatan senjata dengan Rusia.

    Menurut laporan dari Newsweek, ekspresi wajah Markarova mencerminkan frustrasi yang mendalam terkait memburuknya hubungan antara Amerika Serikat dan Ukraina.

    Dalam pertemuan tersebut, Trump bahkan keliru menyalahkan Ukraina sebagai pihak yang memulai perang dengan Rusia, serta menyebut Zelensky sebagai diktator.

    Pertemuan yang awalnya dimaksudkan untuk diskusi diplomatik berubah menjadi perdebatan sengit.

    JD Vance, Wakil Presiden yang turut hadir, mengkritik Zelensky dan menuduhnya memanfaatkan dukungan AS untuk tawar-menawar dengan Rusia.

    Konfrontasi ini semakin memanas ketika Zelensky merespons dengan menegaskan pentingnya dukungan AS bagi Ukraina.

    Trump juga tidak kalah keras dalam mengkritik, ia menyatakan, “Anda mempertaruhkan nyawa jutaan orang,” ketika Zelensky tidak setuju dengan pendekatan negosiasi.

    Alhasil, Zelensky meninggalkan Gedung Putih tanpa menandatangani perjanjian mineral yang sebelumnya diharapkan bisa menjadi syarat dukungan lanjutan bagi Ukraina.

    Siapa Oksana Markarova?

    Oksana Markarova diangkat sebagai Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat pada 20 April 2021, kurang dari setahun sebelum Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina.

    Sejak saat itu, Markarova telah menjadi juru bicara penting bagi negara asalnya di luar negeri, dengan sering tampil di media dan berbagai acara publik.

    Dalam Pidato Kenegaraan tahun lalu, ia menggambarkan kondisi kritis yang dihadapi Ukraina dan menekankan pentingnya dukungan internasional.

    Markarova bukanlah sosok asing dalam dunia diplomasi.

    Sebelum menjabat sebagai duta besar, ia menghabiskan lima tahun di Kementerian Keuangan Ukraina, di mana ia menjabat sebagai Menteri Keuangan.

    Ia terlibat dalam penyusunan program pemulihan ekonomi makro serta melaksanakan konsolidasi fiskal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Markarova juga memiliki pengalaman 17 tahun di sektor swasta, di mana ia memegang posisi manajerial senior dalam bidang ekuitas swasta dan penasihat keuangan.

    Pengalaman panjangnya memberikan landasan yang kuat untuk berperan sebagai duta besar dan mewakili kepentingan Ukraina di tingkat internasional.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Setelah Ketegangan dengan Trump, Zelensky Disambut Hangat Starmer, Dapat Pinjaman 47 T dari Inggris  – Halaman all

    Setelah Ketegangan dengan Trump, Zelensky Disambut Hangat Starmer, Dapat Pinjaman 47 T dari Inggris  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer menyambut hangat Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy di London pada Sabtu (1/3/2025).

    Pertemuan ini terjadi tepat sehari setelah pertemuan yang berlangsung menegangkan antara pemimpin Ukraina tersebut dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

    Kedatangan Zelenskyy ke Inggris menandai kelanjutan dukungan dari negara tersebut terhadap perjuangan Ukraina di tengah konflik dengan Rusia.

    Sebagai bentuk komitmen, Inggris dan Ukraina meluncurkan perjanjian pinjaman sebesar £2,26 miliar atau senilai Rp47,1 triliun (kurs £1 GBP = Rp20.860) untuk memperkuat pertahanan Ukraina. 

    Dana ini akan dibayar kembali dengan keuntungan dari aset kedaulatan Rusia yang saat ini tidak dapat dimobilisasi.

    Kontras dengan Pertemuan di Gedung Putih

    Jika pertemuan Zelenskyy dengan Trump di Gedung Putih diwarnai ketegangan, kedatangannya di Downing Street disambut dengan antusiasme tinggi.

    Kerumunan di Whitehall memberikan sorak-sorai, sementara Starmer mengambil langkah yang tidak biasa dengan berjalan di sepanjang trotoar untuk menyambut Zelensky, dikutip dari The Guardian.

    Keduanya kemudian berpelukan sebelum Starmer mengarahkan Zelenskyy ke arah pendukung yang bersorak di luar.

    Di dalam Downing Street No. 10, Starmer menegaskan dukungan Inggris terhadap Ukraina. 

    Ia menyatakan bahwa sorak-sorai dari masyarakat Inggris adalah bentuk solidaritas mereka terhadap Ukraina.

    “Anda sangat, sangat diterima di sini di Downing Street,” kata Starmer kepada Zelenskyy, dikutip dari SBS News.

    “Dan seperti yang Anda dengar dari sorak sorai di luar, Anda mendapat dukungan penuh dari seluruh Inggris Raya, dan kami mendukung Anda bersama Ukraina selama yang diperlukan,” tambahnya.

    Starmer juga menegaskan tekadnya untuk mencapai perdamaian abadi bagi Ukraina, yang didasarkan pada kedaulatan dan keamanan negara tersebut.

    “Tekad yang kuat untuk mencapai apa yang kita berdua ingin capai, yaitu perdamaian abadi, perdamaian abadi bagi Ukraina yang didasarkan pada kedaulatan dan keamanan bagi Ukraina, yang sangat penting bagi Ukraina, sangat penting bagi Eropa, dan sangat penting bagi Inggris Raya,” tegasnya.

    Zelenskyy merespons dengan menyatakan bahwa Ukraina mengandalkan dukungan Inggris dan mengungkapkan rasa syukurnya memiliki mitra yang solid.

    “Kami mengandalkan dukungan Anda, dan kami sangat senang memiliki mitra dan teman seperti itu,” kata Zelensky.

    Sebelumnya, pada Jumat (28/2/2025), Zelenskyy bertemu dengan Trump di Gedung Putih.

    Namun, pertemuan itu berubah menjadi pertikaian sengit di Ruang Oval, dengan keduanya saling menyela berulang kali, dikutip dari BBC.

    Padahal, pertemuan ini seharusnya menjadi ajang penandatanganan kesepakatan yang akan membuka akses AS ke mineral Ukraina.

    Konferensi pers yang direncanakan dibatalkan, dan Zelenskyy diminta meninggalkan Gedung Putih sebelum perjanjian ditandatangani.

    Dalam wawancara dengan Fox News, Zelenskyy mengakui bahwa pertengkaran publik tersebut “tidak baik”, tetapi ia masih yakin hubungan dengan Trump bisa diperbaiki.

    Meskipun meninggalkan Washington tanpa kesepakatan, Zelenskyy tetap menegaskan kesiapannya untuk menandatangani perjanjian tersebut sebagai “langkah pertama menuju jaminan keamanan” bagi Ukraina.

    Melalui Telegram, ia menekankan pentingnya memastikan bahwa Ukraina tetap didengar oleh dunia internasional, baik selama perang maupun setelahnya.

    Reaksi terhadap pertemuan ini beragam. 

    Di AS, tanggapan cenderung mengikuti garis partisan, sementara di Ukraina, Zelenskyy mendapat apresiasi luas karena mempertahankan pendiriannya dalam menghadapi tekanan diplomatik.

    Sementara itu, Rusia mengeluarkan pernyataan bahwa Trump dan senator J.D. Vance telah bertindak dengan menahan diri dalam pertemuan tersebut.

    Dengan dukungan kuat dari Inggris, Zelenskyy mendapat suntikan semangat baru dalam perjuangan Ukraina.

    Kontras antara sambutan hangat di London dan ketegangan di Washington menunjukkan dinamika politik internasional yang semakin kompleks dalam konflik ini.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump, Keir Starmer dan Konflik Rusia vs Ukraina

  • 10
                    
                        Lihat Zelensky Dikata-katai Trump, Ribuan Warga Ukraina Turun ke Jalan
                        Internasional

    10 Lihat Zelensky Dikata-katai Trump, Ribuan Warga Ukraina Turun ke Jalan Internasional

    Lihat Zelensky Dikata-katai Trump, Ribuan Warga Ukraina Turun ke Jalan
    Tim Redaksi
    KYIV, KOMPAS.com
    – Ribuan warga Ukraina turun ke jalan di Kyiv pada Jumat (28/2/2025) untuk menyuarakan dukungan bagi Presiden Volodymyr Zelensky.
    Aksi ini berlangsung setelah Zelensky terlibat perdebatan tajam dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pertemuan di Gedung Putih.
    Seperti dilaporkan
    Reuters
    pada Sabtu (1/3/2025), dalam pertemuan tersebut Zelensky secara terbuka mengkritik kebijakan Trump terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menegaskan bahwa kompromi dengan seorang “pembunuh” bukanlah langkah yang dapat diterima.
    Sebaliknya, Trump menuding Zelensky dapat memicu Perang Dunia Ketiga dan menilai Ukraina kurang berterima kasih atas bantuan militer yang telah diberikan AS.
    “Trump akhirnya menyadari bahwa Zelensky adalah pemimpin yang tidak mudah menyerah,” kata Mila, salah seorang peserta aksi di Kyiv.
    Senada dengan itu, Oksana, seorang konsultan bisnis, menilai Ukraina hanyalah pihak yang dimanfaatkan dalam konflik geopolitik global.
    “Bukan Ukraina yang bermain-main dengan Perang Dunia Ketiga, tetapi kita yang dijadikan alat tawar-menawar,” ujarnya.
    Di media sosial, berbagai pejabat Ukraina dan tokoh publik juga menyuarakan dukungan terhadap Zelensky.
    Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiha, yang turut hadir dalam pertemuan di Washington DC, menegaskan bahwa sang presiden memiliki keberanian untuk membela negaranya.
    “Presiden Zelensky memiliki keberanian dan kekuatan untuk membela apa yang benar,” tulis Sybiha.
    Meski banyak warga yakin Ukraina mampu bertahan, sebagian mengkhawatirkan dampak ketegangan antara kedua pemimpin terhadap hubungan bilateral.
    “Tanpa pasokan senjata dari AS, kita tidak akan bisa memenangi perang ini. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi jika hubungan ini semakin memburuk,” ujar Andriy, seorang dosen berusia 59 tahun.
    Sebelumnya, pertemuan di Washington DC direncanakan untuk memperbaiki hubungan kedua negara, dengan agenda utama penandatanganan perjanjian terkait mineral langka Ukraina.
    Namun, alih-alih meredakan ketegangan, diskusi antara Trump dan Zelensky justru berubah menjadi perdebatan sengit di hadapan awak media.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rusia Klaim Merebut Dua Desa di Ukraina Timur – Halaman all

    Rusia Klaim Merebut Dua Desa di Ukraina Timur – Halaman all

    Perkembangan Terbaru Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1103

    Pada hari Minggu, 2 Maret 2025, perang antara Rusia dan Ukraina memasuki hari ke-1103.

    Rusia mengeklaim telah merebut dua desa di Ukraina timur, yaitu Sudne dan Burlatske, yang terletak di dekat kota Velyka Novosilka.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan kemajuan ini pada Sabtu, 1 Maret 2025.

    Ketegangan Antara Zelensky dan Trump

    Perkembangan ini terjadi di tengah ketegangan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Pertemuan Zelensky dan Trump di Ruang Oval Gedung Putih pada Jumat, 28 Februari 2025, menjadi sorotan media internasional.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa Zelensky bersedia untuk memulihkan dialog dengan AS.

    Menurut Macron, dialog tersebut akan mencakup kesepakatan yang memberi AS akses ke pendapatan dari sumber daya alam Ukraina.

    Macron juga berkomunikasi dengan Trump, namun tidak mengungkapkan rincian dari pembicaraan tersebut.

    Hingga saat ini, Gedung Putih belum memberikan komentar resmi terkait isu ini.

    Pertemuan Puncak Eropa di London

    Zelensky tiba di London untuk menghadiri pertemuan puncak para pemimpin Eropa yang membahas rencana perdamaian untuk perang Rusia-Ukraina.

    Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menyatakan dukungan penuh Inggris kepada Ukraina dan berjanji untuk mendukung Kyiv selama diperlukan.

    Zelensky juga mengungkapkan rencananya untuk menggunakan pinjaman baru sebesar £226 miliar (sekitar $284 miliar) dari Inggris untuk memproduksi senjata di dalam negeri.

    Pertemuan dengan Raja Charles

    Selain itu, Zelensky dijadwalkan untuk bertemu dengan Raja Charles pada hari yang sama.

    Audiensi resmi ini akan berlangsung di perkebunan raja di Sandringham, Inggris timur.

    Zelensky menyampaikan rasa senangnya atas pertemuan tersebut kepada Starmer.

    Rotasi Pengamat IAEA di PLTN Zaporizhzhia

    Sementara itu, rotasi pengamat dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia berlangsung melalui wilayah yang dikuasai Rusia.

    Kejadian ini dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Interfax, dan merupakan yang pertama kalinya dilakukan di seluruh wilayah yang diduduki Rusia.

    Meskipun rotasi ini dijadwalkan berlangsung sebulan lalu, pelaksanaannya sempat ditunda dua kali.

    Hingga saat ini, baik IAEA maupun pemerintah Ukraina belum memberikan komentar terkait laporan ini.

     

    Perang Rusia-Ukraina terus berlanjut dengan dinamika yang semakin kompleks, melibatkan hubungan internasional yang rumit antara Ukraina, Rusia, dan negara-negara barat.

    Sementara itu, perkembangan di lapangan menunjukkan bahwa konflik ini masih jauh dari penyelesaian.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Inggris Sambut Hangat Kedatangan Zelensky usai Diusir Trump, PM Keir Starmer: Kami Mendukung Anda – Halaman all

    Inggris Sambut Hangat Kedatangan Zelensky usai Diusir Trump, PM Keir Starmer: Kami Mendukung Anda – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer memberikan sambutan hangat kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky di London.

    Keduanya bertemu selang sehari setelah Zelensky berselisih dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih.

    Banyak warga Inggris bersorak saat konvoi Zelensky memasuki Downing Street. Sesampainya di sana, Zelensky dipeluk oleh Starmer dan berpose untuk difoto sebelum menuju ke dalam kediaman resmi Perdana Menteri Inggris.

    “Anda sangat diterima di sini di Downing Street,” ujar Starmer kepada Zelensky, dilansir dari VOA News, Minggu (2/3/2025).

    “Dan seperti yang Anda dengar dari sorak-sorai di luar, Anda mendapat dukungan penuh dari seluruh Inggris Raya. Kami mendukung Anda dan Ukraina selama yang diperlukan.”

    Zelensky pun berterima kasih kepada Inggris.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda dan rakyat Inggris atas dukungan yang begitu besar sejak awal perang ini.”

    Setelah itu, kedua pemimpin berdiskusi secara tertutup selama sekitar 75 menit. Mereka berpelukan lagi saat Starmer mengantar Zelensky ke mobilnya.

    Zelensky dijadwalkan untuk bertemu dengan Raja Charles III pada Minggu hari ini.

    Starmer dan Zelensky mengumumkan perjanjian pinjaman senilai USD 2,84 miliar untuk mendukung kemampuan pertahanan Ukraina, yang akan dibayar kembali dengan keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan.

    Dukungan AS untuk Ukraina

    Meski baru-baru ini berselisih dengan Trump, Zelensky menekankan pentingnya dukungan dari AS bagi Ukraina.

    Perselisihan antara Zelensky dan Trump menambah kekhawatiran di Eropa mengenai sikap Washington terhadap perang Rusia di Ukraina.

    Sebelumnya Trump menyatakan, Ukraina tidak siap untuk berdamai dengan Rusia, yang memicu reaksi kuat di kalangan sekutu Eropa.

    Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock mengatakan bahwa peristiwa tersebut menandai dimulainya era baru yang berisiko.

    Perdana Menteri Polandia Donald Tusk juga menegaskan kembali dukungan mereka terhadap Ukraina pasca-perdebatan tersebut.

    Sekjen NATO Mark Rutte dalam wawancara dengan BBC menyatakan telah memberi tahu Zelensky bahwa Ukraina harus “menemukan cara” untuk memulihkan hubungan dengan Trump.

    Detik-detik Perdebatan Trump-Zelensky

    Trump dan Zelensky terlibat adu  mulut di Ruang Oval, Gedung Putih, pada Jumat (28/2/2025) waktu AS.

    Donald Trump menuduh Zelensky “bertaruh dengan Perang Dunia III” dan “tidak tahu berterima kasih” kepada AS.

    Sementara Wakil Presiden AS JD Vance yang hadir dalam pertemuan ikut nimbrung dan  menyebut Zelensky “kurang ajar”.

    Dikutip dari BBC, sejumlah wartawan lainnya menyaksikan secara langsung kejadian itu di Ruang Oval, Gedung Putih.

    Hari itu dimulai dengan rutinitas ramah-tamah seperti yang biasa dilakukan Gedung Putih saat menyambut tamu kehormatan asing yang berkunjung.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky disambut oleh Presiden AS Donald Trump di pintu Sayap Barat dengan barisan kehormatan.

    Kedua pemimpin lantas berjabat tangan dengan sopan.

    Wartawan berada di Ruang Oval sebagai bagian dari kelompok media dari Ukraina, menyaksikan formalitas yang terlatih dengan baik serta pembicaraan sopan selama sekitar setengah jam.

    Zelensky memberikan Trump sabuk juara petinju Ukraina, Oleksandr Usyk.

    Trump lalu memuji pakaian Zelensky.

    Sejauh ini, sangat diplomatis.

    Beberapa menit kemudiah sungguh belum pernah terjadi sebelumnya.

    Nada ramah berubah menjadi suara-suara meninggi, mata melotot, dan lontaran cercaan.

    Semua itu terjadi di depan kamera TV dunia.

    Presiden dan Wakil Presiden AS  menuduh Zelensky tidak tahu berterima kasih atas dukungan AS kepada Ukraina.

    Ketegangan meningkat ketika Wakil Presiden AS, JD Vance, memberi tahu Zelensky bahwa perang harus diakhiri melalui diplomasi.

    “Diplomasi macam apa?” tanya Zelensky.

    Vance kemudian berujar kepada bahwa Zelensky “kurang ajar” datang ke Ruang Oval dan menyampaikan pendapatnya di depan media Amerika.

    JD Vance lalu menuntut agar Zelensky berterima kasih kepada Trump atas kepemimpinannya.

    Para wartawan di ruangan itu menyaksikan rentetan kejadian itu dengan mulut ternganga.

    “Anda sudah cukup bicara. Anda tidak akan menang,” kata Trump kepada Zelensky.

    “Anda harus bersyukur. Anda tidak punya kartu.”

    “Saya tidak bermain kartu,” jawab Zelensky.

    “Saya sangat serius, Tuan Presiden. Saya presiden dalam keadaan perang.”

    “Anda bertaruh dengan Perang Dunia Ketiga,” jawab Trump.

    “Dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara, negara ini, yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang seharusnya.”

    JD Vance membalas “Apakah Anda pernah mengucapkan ‘terima kasih’ selama pertemuan ini? Tidak.”

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • PM Inggris Sambut Hangat Zelensky yang Diusir Trump, Beri Pinjaman Rp 47 T

    PM Inggris Sambut Hangat Zelensky yang Diusir Trump, Beri Pinjaman Rp 47 T

    London

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer memberi sambutan hangat kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pertemuan itu dilakukan sehari setelah Zelensky terlibat cekcok heboh hingga diusir oleh Presiden AS Donald Trump.

    Dilansir AFP, Minggu (2/3/2025), pertemuan itu dilakukan menjelang pertemuan puncak di London untuk membahas cara mendukung Ukraina memerangi pasukan Rusia. Starmer menegaskan kembali dukungannya untuk Kyiv.

    “Dalam kemitraan dengan sekutu kami, kami harus mengintensifkan persiapan kami untuk elemen jaminan keamanan Eropa di samping diskusi berkelanjutan dengan Amerika Serikat,” katanya dalam pernyataan yang disampaikan Sabtu (1/3) malam.

    “Sekarang saatnya bagi kita untuk bersatu guna menjamin hasil terbaik bagi Ukraina, melindungi keamanan Eropa, dan mengamankan masa depan kolektif kita,” tambahnya.

    Ukraina dan Inggris juga meneken perjanjian pinjaman sebesar GBP 2,26 miliar atau sekitar Rp 47,2 triliun. Uang itu dipinjamkan Inggris untuk mendukung kemampuan pertahanan Ukraina, yang akan dibayar kembali dengan keuntungan dari aset Rusia yang dilumpuhkan Ukraina.

    “Dana tersebut akan diarahkan untuk produksi senjata di Ukraina,” kata Zelensky lewat akun media sosialnya.

    “Ini adalah keadilan sejati, orang yang memulai perang harus menjadi orang yang membayar,” sambungnya.

    “Anda sangat, sangat diterima di Downing Street,” kata Starmer kepada Zelensky.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda, rakyat Inggris, atas dukungan yang begitu besar sejak awal perang ini,” jawab Zelensky.

    Zelensky dan Starmer bertemu secara tertutup selama sekitar 75 menit dan berpelukan lagi saat akan berpisah. Zelensky juga dijadwalkan bertemu dengan Raja Charles III pada Minggu (2/3).

    Zelensky akan menghadiri pembicaraan darurat di London dengan para pendukung Kyiv dari Eropa. Pertemuan itu juga akan dihadiri oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

    Zelensky sebelumnya bertemu dengan Trump di Gedung Putih pada Jumat (28/2). Namun, pertemuan itu berujung pada cekcok yang menggagalkan penandatanganan kesepakatan mineral langka hingga diusirnya Zelensky dari Gedung Putih.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu