Negara: Ukraina

  • Harga Emas Masuk Tren Bearish, Bakal Menuju USD 2.850 – Page 3

    Harga Emas Masuk Tren Bearish, Bakal Menuju USD 2.850 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga emas dunia mengalami tekanan signifikan sejak mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di USD 2.956 pada awal pekan ini. Harga emas hari ini diperdagangkan di kisaran USD 2.860, mencerminkan penurunan substansial sebesar 3%.

    Sentimen bearish yang masih kuat pada logam mulia ini dipicu oleh kebijakan perdagangan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menegaskan akan menerapkan tarif baru untuk Meksiko dan Kanada pada 4 Maret, serta menaikkan tarif impor dari Tiongkok hingga total 20%.

    “Pernyataan ini mengecewakan ekspektasi pasar yang sebelumnya berharap ada penundaan dalam penerapan tarif tersebut,” jelas Analis Dupoin Andy Nugraha dalam keterangan tertulis, Senin (3//3/3035).

    Berdasarkan analisis teknikal yang dilakukan Andy Nugraha, kombinasi candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan tren bearish yang masih dominan. Proyeksi harga emas hari ini berpotensi turun hingga level USD 2.850. Namun, apabila terjadi rebound dari level tersebut, harga emas diperkirakan dapat mencapai target kenaikan terdekat di USD 2.877.

    Fundamental 

    Di sisi fundamental, emas menarik beberapa pembeli pada sesi perdagangan Asia awal hari ini Senin dengan harga sempat menyentuh USD 2.870.

    Ketidakpastian global yang masih berlanjut, terutama konflik antara Rusia dan Ukraina, terus menjadi faktor yang mendukung emas sebagai aset safe-haven. Pelaku pasar juga menantikan rilis data Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) Manufaktur ISuari menunjukkan kenaikan 2,5% YoY, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat angka 2,6%. Indeks PCE inti juga turun menjadi 2,6% dari 2,9% pada Desember.

    Data ini menunjukkan bahwa Federal Reserve (The Fed) mungkin akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait penurunan suku bunga lebih lanjut.

    Peluang penurunan suku bunga pada bulan Juni meningkat menjadi 71,8%, menurut alat Fedwatch CME, dibandingkan hanya 28,1% untuk mempertahankan suku bunga tetap.M AS untuk bulan Februari yang dijadwalkan pada hari ini, yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai prospek ekonomi AS.

     

  • Sosok 4 Capres Ukraina yang Disodorkan AS Usai Zelensky Bertengkar dengan Donald Trump – Halaman all

    Sosok 4 Capres Ukraina yang Disodorkan AS Usai Zelensky Bertengkar dengan Donald Trump – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, AS –  Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertengkar dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di ruang oval gedung putih AS pada Jumat, 28 Februari 2025.

    Trump yang tersulut emosi menuduh pemimpin Ukraina itu tidak berterima kasih dan tidak menghormati Amerika Serikat.

    Pertemuan Trump dengan Zelensky terkait penyelesaian perang Ukraina dengan Rusia yang sudah berlangsung 3 tahun.

    AS minta Zelensky diganti

    Buntut dari pertengkaran Zelensky dengan Trump, AS lalu meminta diadakan pemilihan calon presiden (capres) yang baru pengganti Zelensky.

    Penasihat keamanan nasional Presiden Donald Trump, Mike Waltz, mengatakan AS  Ukraina untuk kepemimpinan baru setelah konfrontasi di Ruang Oval.

    “Kita membutuhkan seorang pemimpin yang dapat bekerja sama dengan kita, bekerja sama dengan Rusia dan mengakhiri perang ini.

    ” Dan jika menjadi jelas bahwa motif pribadi atau politik Zelensky menyimpang dari tujuan untuk mengakhiri perang di negara ini, maka saya pikir kita punya masalah serius,” kata Tn. Waltz dalam acara “State of the Union” di CNN.

    Waltz mengatakan pemimpin Ukraina perlu menjelaskan secara terbuka dan tertutup bahwa dia “siap untuk bergerak menuju perdamaian”.

    Fox News umumkan daftar 4 kandidat presiden Ukraina

    Media yang selama ini dianggap berafiliasi dengan Trump yakni Fox News menyebut Zelensky menghadapi tekanan besar untuk mengundurkan diri dari jabatan presiden AS.

    Adu mulut yang panas dengan Trump telah mendorong banyak politisi Republik AS – bahkan Senator Lindsey Graham, untuk menyarankan agar pemimpin Ukraina itu mengundurkan diri, atau setidaknya tak mencalonkan diri kembali.

    “Entah dia harus mengundurkan diri dan menunjuk seseorang yang bisa bekerja sama dengan kita atau dia harus berubah,”  kata Graham.

    Merujuk pada kemungkinan bahwa  Zelensky tidak akan meneruskan jabatan Presiden Ukraina, Fox News (AS) telah merilis daftar 4 calon presiden potensial yang dapat menduduki jabatan tersebut:

    Vitali Klitschko

    Ia telah menjadi wali kota Kyiv sejak 2014 dengan dukungan kuat dari warga ibu kota Kiev.

    Dia telah membuktikan kemampuannya di panggung internasional.

    Keterampilan komunikasi yang baik dalam bahasa Inggris dan Jerman, serta kekayaan sebesar 300 juta USD.

    Mantan juara dunia tinju kelas berat Vitali Klitschko kini jadi wali kota Kiev. (kyivpost.com)

    Dianggap sebagai keunggulan Klitschko dalam perlombaan untuk menjadi Presiden Ukraina.

    Vitali Klitschko yang juga menentang Zelensky beberapa kali selama perang.

    Klitschko, mantan petinju profesional, memangku jabatan pada tahun 2014 setelah dua periode menjabat sebagai wakil dewan kota Kyiv.

    Pada tahun 2023, Klitschko menjadi berita utama ketika ia menuduh Zelensky tidak jujur ​​tentang keadaan perang, yang menurutnya bukanlah “jalan buntu” yang dijelaskan di media.

    Ia menuduh Zelensky berbohong “dengan gembira” sambil memuji Zaluzhny karena mengatakan “kebenaran.”

    Ruslan Stefanchuk

    Stefanchuk – juru bicara parlemen Ukraina – juga dianggap sebagai kandidat potensial untuk posisi kepemimpinan puncak di Ukraina.

    Namun, ia baru-baru ini dengan keras menolak saran internasional bahwa Ukraina harus menyelenggarakan pemilihan umum.

    Dalam sebuah posting Facebook awal bulan ini, ia mencatat bahwa saat ini Ukraina membutuhkan “amunisi bukan suara.”

    Ruslan Stefanchuk telah menjadi sekutu utama Zelensky sepanjang konflik.

     Stefanchuk disebut-sebut sejak awal perang sebagai politisi yang paling tepat untuk menggantikan Zelensky.

    Terpilih sebagai ketua pada tahun 2021, ia memiliki latar belakang sebagai sarjana hukum dan anggota Akademi Ilmu Hukum Nasional di Ukraina, menurut media Inggris i News .

    Stefanchuk baru-baru ini menentang keras usulan Trump agar Ukraina menggelar pemilu di masa perang, dengan mengatakan bahwa negaranya membutuhkan “peluru, bukan surat suara.”

    “Jika ada yang perlu dipaksa mengikuti pemilu yang nyata, bebas, dan adil, orang itu adalah [Putin],” tulisnya dalam posting Facebook .

    Kyrylo Budanov

    Kyrylo Budanov, kepala badan intelijen Ukraina.

    Menurut Fox News, Budanov  memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi daripada  Zelensky di Ukraina.

    Kepala Intelijen Pertahanan Ukraina (DIU) Kyrylo Budanov (Pravda)

    Ia baru-baru ini menyatakan keyakinannya bahwa Ukraina akhirnya dapat mencapai kesepakatan damai setelah tiga tahun perang.

    “Saya rasa itu akan terjadi. Sebagian besar unsurnya sudah ada untuk mewujudkannya,”  kata Budanov dalam sebuah wawancara.

     “Namun, berapa lama itu akan berlangsung, seberapa efektif itu, adalah pertanyaan lain . “

    Jenderal Valery Zaluzhny

    Jenderal Valery Zaluzhny – mantan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina.

    Saat ini duta besar negara itu untuk Inggris.

    Dia dianggap sebagai penerus yang dapat diandalkan untuk posisi Presiden Ukraina.

    Zaluzhny dan  Zelensky sempat berselisih pendapat, yang menyebabkan Jenderal tersebut dicopot dari jabatan Panglima Tertinggi pada tahun 2024.

    Panglima perang Ukraina Valery Zaluzhny (AFP)

    Akan tetapi, Zaluzhny sangat populer di kalangan rakyat Ukraina dengan 80 persen rakyat mengatakan mereka sangat memercayainya.

    Jajak pendapat internal yang diperoleh The Economist menunjukkan bahwa meskipun Zelensky tetap menjadi politisi paling populer di Ukraina.

    Dia akan kalah dalam pemilihan mendatang dari Zaluzhny dengan selisih 30 hingga 65 persen.

     

  • Buntut Cekcok Trump-Zelensky, Pemimpin Eropa Ambil Alih Negosiasi Perdamaian Perang Ukraina – Halaman all

    Buntut Cekcok Trump-Zelensky, Pemimpin Eropa Ambil Alih Negosiasi Perdamaian Perang Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Para pemimpin di Uni Eropa sepakat untuk mengambil alih penyusunan rencana negosiasi perdamaian perang Ukraina usai menggelar pertemuan di London, Inggris

    Rencana tersebut diungkap Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dua hari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat cekcok dengan Presiden AS Donald Trump.

    Trump yang tersulut emosi menuduh pemimpin Ukraina itu tidak berterima kasih dan tidak menghormati Amerika Serikat.

    Ketegangan ini yang kemudian mendorong para pemimpin di Eropa untuk mengambil kendali negosiasi perang Rusia-Ukraina dari Amerika Serikat di tengah memburuknya hubungan antara Kyiv dan Washington.

    Starmer mengatakan dirinya sedang bekerja sama dengan Prancis dan beberapa negara lainnya untuk menyusun rencana penghentian pertempuran, yang nantinya akan diajukan kepada AS.

    “Ini bukan saatnya untuk lebih banyak bicara. Sekarang waktunya bertindak,” kata Starmer setelah pertemuan diplomatik penting di London.

    Meski negosiasi perdamaian perang Ukraina akan diambil alih Eropa, namun Starmer menegaskan bahwa upaya ini tetap membutuhkan dukungan AS

    Ia juga menolak anggapan AS adalah “sekutu yang tidak dapat diandalkan,” menyusul pertengkaran sengit antara Trump dan Zelensky yang mengguncang Eropa.

    Oleh karenanya setelah Inggris, Prancis dan beberapa negara lainnya selesai menyusun rencana penghentian pertempuran, proposal itu nantinya akan diajukan kepada AS.

    Pemimpin Eropa Nyatakan Dukungan ke Ukraina

    Mengutip Euronews, pertemuan yang dihadiri pemimpin Prancis, Jerman, Denmark, Italia, Belanda, Norwegia, Polandia, Spanyol, Kanada, Finlandia, Swedia, Republik Ceko, dan Rumania, serta Menteri Luar Negeri Turki selain membahas negosiasi perang.

    Juga dimaksudkan untuk mendukung Zelensky dan kepentingan rakyat Ukraina. Lantaran insiden tersebut adalah mimpi buruk bagi Eropa.

    “Saya harap Anda tahu bahwa kami semua mendukung Anda dan rakyat Ukraina selama diperlukan. Semua orang ada di meja ini,” katanya kepada pemimpin Ukraina dilansir AFP.

    “Kita perlu menyepakati langkah-langkah apa yang dihasilkan dari pertemuan ini untuk mewujudkan perdamaian melalui kekuatan demi kepentingan semua orang,” sambung Starmer.

    Dukungan serupa juga dilontarkan Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni yang ikut hadir dalam pertemuan di London.

    Dia menekankan pentingnya menjaga hubungan yang baik antara sesama negara-negara di Eropa.

    “Pertemuan tersebut memberikan kesempatan untuk menegaskan kembali dukungan Italia terhadap Ukraina dan rakyatnya, serta komitmennya untuk membangun perdamaian yang adil dan abadi, menjamin masa depan kedaulatan, keamanan dan kebebasan bagi Ukraina,” ujar Meloni.

    Mengikuti yang lainnya Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan di X, “Ukraina dapat mengandalkan Jerman — dan Eropa.

    Sementara Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menulis di media sosial, “Ukraina, Spanyol mendukung Anda.

    Pemimpin Eropa lainnya, termasuk dari Finlandia, Belanda, Republik Ceko, dan Norwegia, juga menggunakan media sosial untuk menyuarakan dukungan bagi Ukraina.

    Termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengatakan bahwa “Rusia adalah agresor, dan Ukraina adalah orang-orang yang diserang.”

    Namun tidak semua pemimpin Eropa mendukung Ukraina.

    Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang telah lama mengkritik bantuan militer Uni Eropa untuk Kyiv justru mendukung upaya Trump.

    “Pria kuat menciptakan perdamaian, pria lemah menciptakan perang. Hari ini Presiden Trump dengan berani memperjuangkan perdamaian. Meskipun sulit diterima oleh banyak orang. Terima kasih, Tuan Presiden!”, tulis Orban di X.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Ukraina Siap Teken Kesepakatan Mineral dengan AS

    Ukraina Siap Teken Kesepakatan Mineral dengan AS

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan siap menandatangani kesepakatan mineral yang melibatkan negaranya dengan Amerika Serikat (AS) meski ia sempat terlibat cekcok dengan Presiden AS, Donald Trump. Zelensky mengatakan perjanjian kerja sama mineral itu akan ditandatangani jika semua pihak siap.

    “Ukraina siap menandatangani kesepakatan mineral dengan Amerika Serikat,” kata Zelensky dilansir AFP, Senin (3/3/2025).

    Keterangan itu disampaikan Zelenksy usai menghadiri pertemuan pemimpin negara-negara Eropa di London, Inggris, pada Minggu (2/3). Zelensky mengatakan kesepakatan mineral Ukraina dan AS akan segera tercapai saat kedua negara telah siap berdiskusi kembali.

    “Perjanjian yang ada di meja perundingan akan ditandatangani jika semua pihak sudah siap,” katanya.

    Kesepakatan mineral Ukraina dan AS sejatinya menjadi hal yang dicapai Zelensky saat bertemu Trump di Ruang Oval, Gedung Putih, pada Jumat (28/2). Namun pertemuan itu justru menjadi seperti panggung drama usai pemimpin kedua negara tersebut terlibat debat sengit.

    “Adalah kebijakan kami untuk melanjutkan apa yang terjadi di masa lalu, kami konstruktif,” kata Zelensky, dikutip BBC.

    “Jika kami setuju untuk menandatangani kesepakatan mineral, kami siap untuk menandatanganinya,” imbuhnya

    Namun dalam pertemuan mereka di Ruang Oval, Trump mencaci-maki Zelensky, dan memintanya untuk lebih “berterima kasih” atas dukungan AS selama Ukraina terlibat perang dengan Rusia dalam tiga tahun terakhir. Trump mengatakan tanpa bantuan AS, Ukraina akan ditaklukkan oleh Rusia.

    “Anda akan membuat kesepakatan atau kita keluar,” tambah Trump. “Dan jika kita tersingkir, kalian akan bertengkar dan menurutku itu tidak akan bagus.”

    Setelah perdebatan sengit, Zelensky pergi dengan iring-iringan mobilnya tak lama setelah diminta pergi, tanpa mengadakan konferensi pers bersama yang direncanakan. Kesepakatan sumber daya Ukraina dan AS pun urung ditandatangani.

    Lihat juga Video: Zelensky Yakin AS Tak Akan Hentikan Bantuan Perang

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Yang Tersisa dari Ketegangan Trump vs Zelensky di Gedung Putih

    Yang Tersisa dari Ketegangan Trump vs Zelensky di Gedung Putih

    Jakarta

    Debat panas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Ruang Oval, Gedung Putih, menyentak perhatian publik. Selain tensi hubungan dua negara yang memanas, sejumlah kesepakatan Amerika dan Ukraina pun kini urung terlaksana.

    Momen debat itu terjadi pada Jumat (28/2) waktu setempat. Zelensky, Trump beserta Wakil Presiden AS, JD Vance, bersitegang mengenai penyelesaian konflik Rusia dan Ukraina. Trump dan Vance menuding Zelensky tidak serius dalam mengakhiri perang yang melibatkan negaranya.

    Tak Ada Sajian Santap Siang Bagi Zelensky di Gedung Putih

    Layaknya tamu kenegaraan, pihak Gedung Putih sejatinya telah menyiapkan sajian untuk menyambut Zelenksy. Para koki Gedung Putih di West Wing telah menata piring berisi ayam rosemary, bubur akar seledri, dan sawi hijau. Menu makanan itu rencananya disajikan dalam makan siang bersama Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Namun, makanan itu tak pernah disajikan usai apa yang terjadi di Ruang Oval. Debat panas Trump dan Vance bersama Zelenksy membatalkan agenda santap siang tersebut.

    Dilansir CNN, Minggu (2/3/2025), berbagai upaya telah dilakukan untuk mempersiapkan Zelensky agar berhasil bertemu dengan Trump, yang terkenal mudah terbuai pujian dan sangat peka terhadap perlakuan yang diterimanya. Presiden Ukraina itu telah diperingatkan agar fokus sepenuhnya pada kesepakatan mineral dan menghindari terlibat dalam pertengkaran dengan Trump.

    “Saya katakan kepadanya pagi ini ‘Jangan terpancing. Jangan biarkan media atau siapa pun membuat Anda berdebat dengan Presiden Trump. Apa yang dilakukannya hari ini adalah memulihkan hubungan’,” kata Senator Lindsey Graham, yang termasuk dalam sekelompok senator Republik dan Demokrat yang bertemu Zelensky sebelum datang ke Gedung Putih.

    Tak Ada Konferensi Pers Bersama

    Foto: Zelensky dan Trump (REUTERS/Nathan Howard)

    Sebelum pertemuan di Ruang Oval berubah menjadi adu mulut, Zelensky ditanya oleh seorang reporter dari media yang dipilih langsung oleh Gedung Putih untuk berada di ruangan tersebut selama pembicaraan ‘mengapa tidak mengenakan jas di kantor tertinggi Amerika Serikat?’.

    “Saya akan mengenakan kostum setelah perang ini berakhir, ya,” kata Zelensky, menanggapi dalam bahasa Inggris.

    “Mungkin sesuatu seperti milik Anda, ya, mungkin sesuatu yang lebih baik. Saya tidak tahu, kita lihat saja nanti. Mungkin sesuatu yang lebih murah. Terima kasih,” sambung Zelensky.

    Selama 40 menit pertama pembicaraan mereka, Trump tidak menunjukkan kepahitan terhadap Zelensky, melainkan membahas kesepakatan mineral yang akan mereka tanda tangani. Bahkan, di lantai atas di Ruang Timur, sebuah meja kayu panjang telah disiapkan untuk upacara penandatanganan dengan empat kursi siap untuk para penandatangan.

    Namun, hal itu tidak pernah terjadi. Suasana mulai berubah menegangkan saat Wapres AS Vance bergabung dalam percakapan.

    Saat itulah semuanya memburuk. Zelensky yang marah dan tidak terbiasa dengan teguran publik setelah 3 tahun dukungan kuat Barat terlihat dengan marah memaparkan gencatan senjata yang telah dilanggar Rusia di masa lalu.

    Suasana semakin berubah memanas. Dia kemudian memarahi Zelensky dengan menyebutnya tidak sopan. Zelensky mencoba bicara. Namun, Trump meledak dalam kemarahan.

    “Anda tidak memiliki kartu sekarang,” teriaknya terhadap Zelensky.

    “Anda mempertaruhkan nyawa jutaan orang. Anda mempertaruhkan Perang Dunia III,” ujarnya.

    Beberapa menit kemudian, Trump mengusir media dari ruangan.

    “Ini akan menjadi acara televisi yang hebat, saya akan mengatakan itu,” serunya saat wartawan keluar.

    Zelensky Diusir dari Gedung Putih, Kesepakatan Mineral AS-Ukraina Tertunda

    Foto: Momen adu mulut Zelensky vs Trump dan Vance (Getty Images via AFP/ANDREW HARNIK)

    Delegasi Ukraina yang bingung, termasuk duta besar Ukraina untuk Washington Oksana Markarova, yang berhenti mencatat selama pertemuan dan hanya meletakkan kepalanya di tangannya iktu meninggalkan Ruang Oval untuk berkumpul kembali di Ruang Roosevelt, di ujung lorong.

    Trump berkumpul dengan para penasihat utamanya untuk menilai situasi, termasuk Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan Menteri Keuangan Scott Bessent. Dia merasa sangat marah dan mengatakan dirinya tidak dihormati dengan nada bicara Zelensky.

    “Zelensky memainkannya dengan sangat salah. Dia datang ke Oval dengan bertingkah seperti orang tangguh. Itu tidak berjalan dengan baik. Semua orang di ruangan itu merasa terhina,” kata seorang pejabat AS.

    Trump akhirnya memutuskan Zelensky ‘tidak dalam posisi untuk bernegosiasi’. Dia mengarahkan Rubio dan penasihat keamanan nasional Mike Waltz untuk menyampaikan pesan kepada Ukraina yang menunggu, yakni ‘Sudah waktunya bagi Zelensky untuk pergi’.

    “Waktu tidak berpihak pada Anda di sini,” kata Waltz kepada Fox News pada hari Sabtu, menceritakan percakapannya dengan Zelensky.

    “Waktu tidak berpihak pada Anda di medan perang. Waktu tidak berpihak kepada Anda dalam hal situasi dunia dan yang terpenting bantuan AS dan toleransi para pembayar pajak tidaklah tak terbatas,” sambungnya.

    Ukraina memprotes dengan mengatakan mereka ingin melanjutkan perundingan. Namun, pejabat Gedung Putih menyebut permintaan itu ditolak.

    Piring berisi salad, ayam, dan crème brûlée untuk makan siang telah diletakkan di gerobak di lorong kantor sekretaris pers. Saat itulah Ukraina diperintahkan untuk pergi.

    Diplomasi yang gagal itu berlangsung dalam rentang waktu kurang dari tiga jam. Iring-iringan mobil Zelensky tampak meninggalkan gerbang Gedung Putih pada pukul 13.42 waktu setempat tanpa kemeriahan atau pelepasan.

    Dia diantar ke hotel tempatnya dan para penasihatnya menginap. Kurang dari satu jam kemudian, dia mengirim pesan di media sosial yang mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada AS.

    “Terima kasih Amerika, terima kasih atas dukungan Anda, terima kasih atas kunjungan ini. Ukraina membutuhkan perdamaian yang adil dan abadi dan kami bekerja keras untuk itu,” ujarnya.

    Sementara itu, tempat yang telah disiapkan untuk konferensi pers Trump dan Zelensky dibongkar. Meja besar tempat kedua pemimpin menandatangani perjanjian, dengan latar belakang tiga bendera Ukraina dan tiga bendera Amerika, juga dipindahkan.

    Halaman 2 dari 3

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Putin Respons Zelensky & Trump Cekcok, Ini Kata Rusia

    Putin Respons Zelensky & Trump Cekcok, Ini Kata Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan mitranya dari Ukraina Volodomyr Zelensky cekcok secara terbuka di Gedung Putih. Adu mulut terjadi saat Zelinsky datang ke AS dan menemui Trump serta Wakil Presiden AS JD Vance membahas perang Rusia dan Ukraina, Jumat.

    Mulanya Zelensky mempertanyakan condongnya Trump pada Rusia dan mempertanyakan “diplomasi” yang diserukan Vance dalam pertemuan itu, dengan menyinggung pelanggaran komitmen yang dilakukan oleh Rusia selama bertahun-tahun di panggung global. Trump kemudian menyebut Zelensky mempertaruhkan nyawa jutaan orang dan bertaruh dengan Perang Dunia III, serta menuduh Presiden Ukraina itu sangat tidak menghormati negara ini. Sedangkan Vance menuduh Zelensky tidak tahu berterima kasih.

    Hal ini pun tak luput dari pantauan Rusia. Pemerintah Presiden Vladimir Putin pun memberi respons mellui juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

    “Saya pikir kebohongan terbesar Zelensky dari semua kebohongannya adalah pernyataannya di Gedung Putih bahwa rezim Kyiv pada tahun 2022 sendirian, tanpa dukungan,” tulis Zakharova di Telegram, dikutip dari NDTV, Senin (3/3/2025).

    “Bagaimana Trump dan Vance menahan diri untuk tidak memukul bajingan itu adalah keajaiban dalam hal menahan diri,” ujarnya.

    “Zelensky menggigit tangan yang memberinya makan… Hal yang tidak menyenangkan bagi semua orang.”

    Komentar lain juga muncul dari Kepala Dewan Keamanan Rusia dan mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev. Ia bahkan menyebut Zelensky sebagai “babi kurang ajar” yang telah menerima “tamparan keras di Ruang Oval”.

    “Untuk pertama kalinya, Trump mengatakan kebenaran kepada badut kokain di hadapannya,” ujarnya.

    “Rezim Kyiv sedang bermain-main dengan PD 3. Dan, babi yang tidak tahu terima kasih itu menerima tamparan keras di pergelangan tangan dari pemilik kandang babi. Ini berguna. Namun, itu tidak cukup – kita harus menghentikan bantuan militer kepada mesin Nazi,” kata Medvedev.

    Kepala Dana Investasi Langsung Rusia Kirill Dmitriev menggambarkan momen Zelensky dan Trump sebagai hal yang bersejarah. Sedangkan Kepala Badan Kerjasama Kemanusiaan Internasional Rusia Yevgeny Primakov menuduh Zelensky berusaha menghasut kekerasan.

    “Zelensky duduk dengan tangan di antara kedua kakinya saat Presiden dan Wapres AS menghajarnya,” tulis laman milik pemerintah Rusia, RT.

    (sef/sef)

  • Pemimpin Eropa Gelar Pertemuan dengan Zelensky, Nyatakan Dukungan ke Ukraina

    Pemimpin Eropa Gelar Pertemuan dengan Zelensky, Nyatakan Dukungan ke Ukraina

    Jakarta

    Sejumlah pemimpin negara Eropa mengadakan pertemuan di London, Inggris. Pertemuan itu juga dihadiri oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Pertemuan tersebut digelar pada hari Minggu (2/3) waktu setempat. Tuan rumah pertemuan, Perdana Menteri Inggris Kei Starmer, duduk di samping Zelensky. Dia mengatakan momen ini merupakan hal yang jarang terjadi. Starmer menyatakan para pemimpin Eropa yang hadir dalam pertemuan mendukung Zelensky dan kepentingan rakyat Ukraina.

    “Saya harap Anda tahu bahwa kami semua mendukung Anda dan rakyat Ukraina selama diperlukan. Semua orang ada di meja ini,” katanya kepada pemimpin Ukraina dilansir AFP, Senin (3/3/2025).

    “Kita perlu menyepakati langkah-langkah apa yang dihasilkan dari pertemuan ini untuk mewujudkan perdamaian melalui kekuatan demi kepentingan semua orang,” sambung Starmer.

    Dalam pertemuan tersebut, Zelensky disambut oleh beberapa dari 18 pemimpin utama lainnya, termasuk Starmer, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Ketua NATO Mark Rutte.

    Hal ini sangat kontras dengan pertemuan Zelensky yang memanas dengan Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval, Gedung Putih, pada Jumat (28/2). Saat itu Zalensky dimarahi oleh pemimpin Amerika tersebut dan dituduh tidak “siap” untuk berdamai dengan Rusia.

    “Sangatlah penting bagi kita untuk menghindari risiko perpecahan di Barat dan saya pikir dalam hal ini, Inggris dan Italia dapat memainkan peran penting dalam membangun jembatan,” kata Meloni saat bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di rumahnya di Downing Street dilansir AFP.

    Meloni juga disebut bertemu dengan Zelensky di sela-sela pertemuan pemimpin Eropa di London.

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Sambil Perang Jadi Maling, Tentara Israel Jarah Uang-Emas Rp 463 M dari Suriah, Lebanon, dan Gaza – Halaman all

    Sambil Perang Jadi Maling, Tentara Israel Jarah Uang-Emas Rp 463 M dari Suriah, Lebanon, dan Gaza – Halaman all

    Sambil Perang Jadi Maling, Tentara Israel Curi Uang-Emas Senilai Rp 463 M dari Suriah, Lebanon, dan Gaza

    TRIBUNNEWS.COM – Sambil berperang, para tentara pendudukan Israel (IDF) rupanya memanfaatkan agresi militer yang mereka lakukan untuk menjarah barang-barang dari properti warga di wilayah yang mereka serbu.

    Laporan RNTV, Minggu (2/3/2025), mengutip lansiran media Israel Yedioth Ahronoth menyatakan kalau tentara IDF telah mengumpulkan sejumlah besar uang tunai, emas, barang mewah, dan persenjataan dari operasi mereka di Suriah, Lebanon, dan Gaza.

    Laporan tersebut merinci, penjarahan secara besar yang dilakukan oleh unit tentara khusus dan prajurit perorangan IDF.

    Di antara barang-barang yang disita terdapat uang tunai senilai hampir USD 28 juta, emas batangan, perhiasan mewah, dan sekitar 183.000 senjata.

    “Skala penjarahan itu begitu besar sampai-sampai para tentara IDF dilaporkan bercanda tentang tekanan fisik yang mereka alami (saat mengangkut barang jarahan),” kata laporan tersebut.

    Unit-unit khusus IDF yang terlibat dalam operasi tersebut bertugas untuk “menyita” aset keuangan dan barang berharga lainnya dari area yang ditetapkan sebagai wilayah “musuh”.

    Akan tetapi, banyak prajurit perorangan IDF juga terlibat dalam penjarahan atas inisiatif mereka sendiri.

    PAMER JARAHAN – Tangkap layar dari Euro-Med Monitor, Minggu (2/3/2025) yang menunjukkan seorang Tentara Israel memamerkan benda yang dia jarah saat agresi militer di Gaza. IDF dilaporkan melepaskan tentaranya di Jalur Gaza tidak hanya untuk membunuh, tetapi juga untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan tidak bermoral seperti pencurian properti dan penjarahan selama penggerebekan di rumah-rumah warga sipil Palestina, kata Pemantau Hak Asasi Manusia, Euro-Med.

    Menurut Yedioth Ahronoth, persenjataan curian itu sendiri sudah cukup untuk melengkapi pasukan militer kecil.

    Inventaris tersebut meliputi rudal, pesawat nirawak, sistem antitank canggih, ribuan alat peledak, dan berbagai jenis senjata api—beberapa masih dalam kemasan aslinya.

    Barang-barang sitaan lainnya termasuk senapan runduk, peralatan komunikasi militer, peralatan penglihatan malam, seragam, dan kendaraan.

    Di antara barang-barang yang dijarah tersebut juga terdapat barang-barang koleksi bersejarah, seperti senapan langka Perancis dari tahun 1930-an dan pistol unik yang terkait dengan operasi Hizbullah.

    Seorang perwira Israel, yang diidentifikasi sebagai ‘A’, menceritakan tantangan yang dihadapi para prajurit dalam mengangkut barang curian dari Lebanon selatan.

    “Awalnya, kami membawa rudal, senjata, dan peti amunisi kembali ke Israel di punggung kami pada malam hari, tetapi itu dengan cepat menjadi terlalu berat. Itu benar-benar membuat punggung kami lelah. Tapi orang-orang kami tangguh,” katanya.

    Saat ini, koleksi besar barang-barang jarahan disimpan di berbagai ‘fasilitas aman’ di seluruh Israel.

    Fasilitas aman itu, termasuk gudang-gudang yang dirahasiakan dan tempat penyimpanan bawah tanah di Israel. 

    Pemerintah Pendudukan Israel belum menentukan apa yang akan dilakukan terhadap barang-barang yang disita tersebut.

    MENYUSURI BUKIT – Tangkap Layar dari LCBI, Jumat (14/2/2025) menunjukkan pasukan infanteri Israel menyusuri kontur berbukit di perbatasan Lebanon. IDF memperpanjang kehadiran mereka di Lebanon Selatan dalam invasi darat melawan milisi Hizbullah. (LCBI/Tangkap Layar)

    Mau Oper Senjata Jarahan ke Ukraina

    Belakangan, muncul ide untuk mengoper senjata-senjata jarahan itu ke Ukraina untuk membantu negara itu melawan Rusia.

    “Telah ada diskusi tentang penyediaan sejumlah senjata ke Ukraina, tetapi rencana ini dilaporkan dibatalkan karena posisi strategis Israel dalam menjaga netralitas, terutama mengingat kepentingan Rusia di Suriah. Selain itu, volume senjata yang dijarah dianggap minimal(kecil) dibandingkan dengan skala upaya perang Ukraina yang sedang berlangsung, yang terus menerima dukungan besar dari Barat,” kata laporan tersebut

    Meskipun IDF belum secara resmi mengonfirmasi penggunaan kembali bahan peledak yang disita, mereka telah menjajaki kemungkinan menggunakannya untuk memenuhi permintaan IDF akan alat peledak.

    Letnan Kolonel Sharon-Katzler, yang mengawasi berbagai aspek operasi ini, menekankan urgensi pemanfaatan bahan-bahan tersebut.

    “Contohnya, setelah invasi Hamas ke wilayah barat Negev pada 7 Oktober, kami mempelajari alat peledak yang mereka gunakan dan memperkuat tank dan APC kami,” ungkapnya.

     

    (oln/rntv/euromed/*)

     

  • Diusir Trump, Disambut PM Inggris

    Diusir Trump, Disambut PM Inggris

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diusir oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump usai mereka berdebat panas. Namun siapa sangka, Zelensky disambut hangat oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

    Dilansir AFP, Sabtu (1/3), debat panas antara Trump dan Zelensky berlangsung di Ruang Oval, Gedung Putih. Trump memang sedang menjadi sahibulbait lawatan Zelensky.

    Hebohnya lagi, adu mulut ini terjadi saat kamera media massa sedang menyala. Seluruh dunia heboh oleh adu mulut Trump-Zelensky. Debat ini terjadi saat Ukraina sedang diinvasi oleh Rusia yang dipimpin oleh Vladimir Putin.

    Trump adalah Presiden AS yang belum lama menggantikan Joe Biden. Biden dulu lebih pro ke Zelensky dan cenderung bersedia membantu Zelensky. Namun Trump berbeda. Trump lebih pragmatis dan memiliki hubungan yang lumayan dekat dengan Putin.

    Zelensky pun akhirnya terusir dari Gedung Putih. Di sisi lain, Zelensky justru disambut dengan hangat oleh PM Inggris Keir Starmer.

    Bagaimana perbedaan yang dialami Zelensky ketika berkunjung ke AS dan Inggris? Baca halaman selanjutnya.

    Debat Panas

    Foto :Momen Donald Trump-Zelensky Cekcok di Gedung Putih (REUTERS/Nathan Howard)

    Dilansir CNN, Minggu (2/3/2025), mulanya berbagai upaya telah dilakukan untuk mempersiapkan Zelensky agar berhasil bertemu dengan Trump, yang terkenal mudah terbuai pujian dan sangat peka terhadap perlakuan yang diterimanya.

    Presiden Ukraina itu telah diperingatkan agar fokus sepenuhnya pada kesepakatan mineral dan menghindari terlibat dalam pertengkaran dengan Trump.

    “Saya katakan kepadanya pagi ini ‘Jangan terpancing. Jangan biarkan media atau siapa pun membuat Anda berdebat dengan Presiden Trump. Apa yang dilakukannya hari ini adalah memulihkan hubungan’,” kata Senator Lindsey Graham, yang termasuk dalam sekelompok senator Republik dan Demokrat yang bertemu Zelensky sebelum datang ke Gedung Putih.

    Para pemimpin Eropa lain yang lebih dulu datang ke AS telah memberikan arahan mereka kepada Zelensky, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berhasil mendekati Trump dengan menyeimbangkan pujian dan penolakan. Yang lain lagi, termasuk beberapa pejabat AS, telah mencoba mencegah Zelensky melakukan perjalanan ke Washington dengan keyakinan masih diperlukan upaya untuk memperkuat hubungan yang telah menjadi permusuhan.

    Namun saat Zelensky memasuki gerbang Gedung Putih pada hari Jumat (28/2), hanya sedikit yang dapat meramalkan betapa hebohnya 139 menit berikutnya. Meski demikian, beberapa pihak telah mendeteksi tanda-tanda awal adanya masalah.

    Zelensky tiba di Gedung Putih menumpangi SUV hitam dengan mengenakan apa yang telah menjadi seragam standarnya, yakni kemeja dan celana militer yang kusam. Zelensky tidak memungkiri adanya ketegangan dengan Trump, yang telah berjalan melalui lorong-lorong West Wing untuk menyambutnya. Beberapa pejabat AS yang menonton dari jauh melihat sebuah masalah, yaitu pakaian Zelensky.

    “Oh, Anda berpakaian rapi,” kata Trump dengan nada sarkasme saat dia menyapa Zelensky dan menjabat tangannya.

    Sebelum pertemuan di Ruang Oval berubah menjadi adu mulut, Zelensky ditanya oleh seorang reporter dari media yang dipilih langsung oleh Gedung Putih untuk berada di ruangan tersebut selama pembicaraan ‘mengapa tidak mengenakan jas di kantor tertinggi Amerika Serikat?’.

    “Saya akan mengenakan kostum setelah perang ini berakhir, ya,” kata Zelensky, menanggapi dalam bahasa Inggris.

    “Mungkin sesuatu seperti milik Anda, ya, mungkin sesuatu yang lebih baik. Saya tidak tahu, kita lihat saja nanti. Mungkin sesuatu yang lebih murah. Terima kasih,” sambung Zelensky.

    Zelensky sendiri tidak datang dengan tangan kosong. Dia membawa sabuk UFC yang dimenangkan oleh petinju Ukraina, Oleksandr Usyk, tahun lalu. Sabuk emas berwarna-warni itu diletakkan di salah satu meja saat kedua pria itu mulai berbicara.

    Kemarahan di Ruang Oval

    Foto: Momen Zelensky dan Trump adu mulut saat bertemu di Ruang Oval Gedung Putih (AFP/SAUL LOEB)

    Selama 40 menit pertama pembicaraan mereka, Trump tidak menunjukkan kepahitan terhadap Zelensky, melainkan membahas kesepakatan mineral yang akan mereka tanda tangani. Bahkan, di lantai atas di Ruang Timur, sebuah meja kayu panjang telah disiapkan untuk upacara penandatanganan dengan empat kursi siap untuk para penandatangan.

    Namun, hal itu tidak pernah terjadi. Suasana mulai berubah menegangkan saat Wapres AS Vance bergabung dalam percakapan.

    “Tunggu sebentar. Hei, saya ingin menanggapi ini,” ujarnya untuk mendukung upaya Trump dalam mengakhiri konflik.

    “Jalan menuju perdamaian dan jalan menuju kemakmuran mungkin melibatkan diplomasi,” katanya, mengarahkan komentarnya kepada Zelensky.

    Saat itulah semuanya memburuk. Zelensky yang marah dan tidak terbiasa dengan teguran publik setelah 3 tahun dukungan kuat Barat terlihat dengan marah memaparkan gencatan senjata yang telah dilanggar Rusia di masa lalu.

    “Diplomasi macam apa, JD, yang sedang kamu bicarakan? Apa, apa yang kamu miliki, apa yang kamu, apa maksudmu?” tanya Zelensky dengan nada tidak percaya.

    “Saya berbicara tentang jenis diplomasi yang akan mengakhiri kehancuran negaramu,” ujar Vance menanggapi dari sofa di sebelah Trump.

    Suasana semakin berubah memanas. Dia kemudian memarahi Zelensky dengan menyebutnya tidak sopan.

    “Saya pikir tidak sopan bagi Anda untuk datang ke Ruang Oval untuk mencoba mengajukan gugatan di depan media Amerika,” kata Vance dengan teguran tajam.

    “Anda seharusnya berterima kasih kepada presiden karena telah mencoba mengakhiri konflik ini,” sambung Vance.

    Zelensky mencoba bicara. Namun, Trump meledak dalam kemarahan.

    “Anda tidak memiliki kartu sekarang,” teriaknya terhadap Zelensky.

    “Anda mempertaruhkan nyawa jutaan orang. Anda mempertaruhkan Perang Dunia III,” ujarnya.

    Zelensky pun terusir dari Gedung Putih usai berdebat panas dengan Trump. Tanpa menghasilkan perjanjian apapun.

    Sambutan Hangat di Inggris

    Foto: Zelensky Diterima PM Inggris Usai Cekcok dengan Trump (AFP/PETER NICHOLLS)

    Zelensky mendapat pengalaman berbeda saat menemui Perdana Menteri Inggris Keir Starmer. Zelensky disambut dengan hangat.

    Dilansir AFP, Minggu (2/3/2025), pertemuan itu dilakukan menjelang pertemuan puncak di London untuk membahas cara mendukung Ukraina memerangi pasukan Rusia. Starmer menegaskan kembali dukungannya untuk Kyiv.

    “Dalam kemitraan dengan sekutu kami, kami harus mengintensifkan persiapan kami untuk elemen jaminan keamanan Eropa di samping diskusi berkelanjutan dengan Amerika Serikat,” katanya dalam pernyataan yang disampaikan Sabtu (1/3) malam.

    “Sekarang saatnya bagi kita untuk bersatu guna menjamin hasil terbaik bagi Ukraina, melindungi keamanan Eropa, dan mengamankan masa depan kolektif kita,” tambahnya.

    Ukraina dan Inggris juga meneken perjanjian pinjaman sebesar GBP 2,26 miliar atau sekitar Rp 47,2 triliun. Uang itu dipinjamkan Inggris untuk mendukung kemampuan pertahanan Ukraina, yang akan dibayar kembali dengan keuntungan dari aset Rusia yang dilumpuhkan Ukraina.

    “Dana tersebut akan diarahkan untuk produksi senjata di Ukraina,” kata Zelensky lewat akun media sosialnya.

    “Ini adalah keadilan sejati, orang yang memulai perang harus menjadi orang yang membayar,” sambungnya.

    Para pendukung bersorak saat konvoi Zelensky memasuki Downing Street, di mana dia dipeluk oleh Starmer dan berpose untuk difoto sebelum menuju ke dalam rumah pemimpin Inggris tersebut.

    “Anda sangat, sangat diterima di Downing Street,” kata Starmer kepada Zelensky.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda, rakyat Inggris, atas dukungan yang begitu besar sejak awal perang ini,” jawab Zelensky.

    Zelensky dan Starmer bertemu secara tertutup selama sekitar 75 menit dan berpelukan lagi saat akan berpisah. Zelensky juga dijadwalkan bertemu dengan Raja Charles III pada Minggu (2/3).

    Zelensky akan menghadiri pembicaraan darurat di London dengan para pendukung Kyiv dari Eropa. Pertemuan itu juga akan dihadiri oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.

    Halaman 2 dari 4

    (rdp/rdp)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Keir Starmer: Inggris dan Prancis Siap Kerja Sama untuk Rencana Perdamaian Ukraina – Halaman all

    Keir Starmer: Inggris dan Prancis Siap Kerja Sama untuk Rencana Perdamaian Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengumumkan rencana untuk menjalin kesepakatan damai di Ukraina bersama dengan Prancis dan akan menyampaikannya kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Pernyataan ini disampaikan dalam wawancara dengan BBC pada hari Minggu.

    Keinginan untuk Berdialog

    Starmer menegaskan pentingnya menjadi penghubung dalam memulihkan perundingan damai.

    Ia menyatakan, “Saya merasa tidak nyaman melihat pertikaian antara Zelensky dan Trump yang terjadi di Gedung Putih. Tidak seorang pun ingin melihat itu.” Ia menekankan bahwa alih-alih memperburuk situasi, ia lebih memilih untuk langsung menghubungi kedua pemimpin tersebut untuk berdialog.

    Starmer menambahkan, “Kami sekarang telah sepakat bahwa Inggris bersama dengan Prancis dan mungkin satu atau dua negara lainnya akan bekerja sama dengan Ukraina dalam sebuah rencana untuk menghentikan pertempuran. Kemudian kami akan membahas rencana itu dengan Amerika Serikat,” seperti yang dilansir dari The Times of India.

    Pernyataan Starmer muncul setelah pertikaian publik antara Trump dan Zelensky di Gedung Putih.

    Trump menyatakan frustrasinya terhadap sikap Zelensky dalam perundingan damai dengan Rusia, menuduhnya tidak bersyukur atas dukungan yang diberikan Amerika Serikat.

    Pertemuan yang awalnya diharapkan akan menghasilkan kesepakatan penting berakhir tanpa kesepakatan, dengan Zelensky diminta meninggalkan Gedung Putih sebelum perjanjian dapat ditandatangani.

    Sambutan Hangat untuk Zelensky

    Pada hari Sabtu, 13 Februari 2025, Starmer menyambut hangat kedatangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di London.

    Pertemuan ini berlangsung sehari setelah pertemuan tegang antara Zelensky dan Trump.

    Dalam acara tersebut, Inggris meluncurkan perjanjian pinjaman sebesar £2,26 miliar (sekitar Rp 47 triliun) untuk memperkuat pertahanan Ukraina.

    Starmer mengungkapkan, “Kami mendukung Anda bersama Ukraina selama yang diperlukan,” menandakan komitmen Inggris untuk membantu Ukraina di tengah konflik yang terus berlangsung.

    Dengan langkah diplomatik ini, Starmer berharap dapat membuka peluang untuk tercapainya solusi damai yang lebih luas dan mengurangi eskalasi konflik yang terus berlanjut.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).