Negara: Ukraina

  • Populer Internasional: Sosok 4 Capres Ukraina Pilihan AS – Ribuan Orang Israel Demo di Tel Aviv – Halaman all

    Populer Internasional: Sosok 4 Capres Ukraina Pilihan AS – Ribuan Orang Israel Demo di Tel Aviv – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

    Buntut pertengkarannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden AS Donald Trump meminta Zelensky untuk mundur.

    Trump juga menyodorkan 4 sosok capres Ukraina pilihannya sendiri.

    Sementara itu di Tel Aviv, ribuan warga Israel turun ke jalanan menuntut kelanjutan pertukaran sandera.

    Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

    1. Sosok 4 Capres Ukraina yang Disodorkan AS Usai Zelensky Bertengkar dengan Donald Trump

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertengkar dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di ruang oval gedung putih AS pada Jumat, 28 Februari 2025.

    Trump yang tersulut emosi menuduh pemimpin Ukraina itu tidak berterima kasih dan tidak menghormati Amerika Serikat.

    Pertemuan Trump dengan Zelensky terkait penyelesaian perang Ukraina dengan Rusia yang sudah berlangsung 3 tahun.

    AS minta Zelensky diganti

    Buntut dari pertengkaran Zelensky dengan Trump, AS lalu meminta diadakan pemilihan calon presiden (capres) yang baru pengganti Zelensky.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Ribuan Orang Israel di Tel Aviv Unjuk Rasa Menuntut agar Kesepakatan Pertukaran Sandera Dilanjutkan

    Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv kemarin untuk menuntut dilanjutkannya gencatan senjata Gaza dan proses pertukaran sandera, Anadolu Agency melaporkan.

    Para pengunjuk rasa menyerukan agar warga Israel yang ditahan di Gaza dipulangkan, dan mendesak pihak berwenang untuk memprioritaskan negosiasi.

    Tahap pertama perjanjian gencatan senjata Gaza, yang dimulai pada 19 Januari, berakhir kemarin. 

    Negosiasi untuk tahap kedua dijadwalkan akan dimulai pada 3 Februari. 

    Namun, Israel belum memulai negosiasi.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Serangan Presisi Sukhoi Su-34 Rusia Sapu Bersih Kantong Pertahanan Ukraina di Gulyaypole

    Angkatan Udara Rusia melakukan serangan udara presisi di titik penempatan dan konsentrasi pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina di Gulyaypole, Oblast Zaporizhzhia, Senin (3/3/2025).

    Operasi yang dilakukan oleh pesawat tempur-pembom Su-34 tersebut menggunakan bom udara FAB-1500 dan FAB-500 yang dilengkapi dengan modul perencanaan dan koreksi universal.

    Kementerian Pertahanan Rusia merilis rekaman video serangan tersebut, yang menyoroti penempatan amunisi ini dalam konflik yang sedang berlangsung antara kedua negara.

    FAB-1500, bom berdaya ledak tinggi seberat 1.500 kilogram, merupakan salah satu yang terberat dalam seri FAB rancangan Soviet, yang juga mencakup FAB-500.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Buntut Cekcok Trump-Zelensky, Pemimpin Eropa Ambil Alih Negosiasi Perdamaian Perang Ukraina

    Para pemimpin di Uni Eropa sepakat untuk mengambil alih penyusunan rencana negosiasi perdamaian perang Ukraina usai menggelar pertemuan di London, Inggris

    Rencana tersebut, diungkap Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dua hari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat cekcok dengan Presiden AS Donald Trump.

    Trump yang tersulut emosi menuduh pemimpin Ukraina itu tidak berterima kasih dan tidak menghormati Amerika Serikat.

    Ketegangan ini yang kemudian mendorong para pemimpin di Eropa untuk mengambil kendali negosiasi perang Rusia-Ukraina dari Amerika Serikat di tengah memburuknya hubungan antara Kyiv dan Washington.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Alasan Trump Suka dengan Putin Tapi Tidak dengan Zelensky

    Alasan Trump Suka dengan Putin Tapi Tidak dengan Zelensky

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjukkan ketidaksukaan ke Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Hal ini setidaknya terlihat dari pertengkaran verbal keduanya di Ruang Oval, Gedung Putih, pekan lalu.

    Awalnya, pertemuan berjalan cukup baik selama 23 menit pertama. Terlihat pertemuan yang sopan meskipun kaku antara seorang presiden Amerika dan seorang pemimpin asing.

    Situasi kemudian memanas 39 menit. Bahkan ada kesan Trump lebih menyukai Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Ya, mengutip tulisan khusus New York Times, Trump memang tampaknya benar-benar kesal selama diskusi dengan Zelensky karena kata-kata kasar mantan komedian itu ke Putin. Trump, yang tidak mengatakan apa-apa selain hal-hal baik tentang penguasa Kremlin itu, tampak tersinggung atas namanya dan memarahi Zelensky karena bersikap bermusuhan terhadap orang yang telah menginvasi negaranya.

    “Dia membenci kita,” kata Zelensky kepada Trump, mencoba menjelaskan bahwa Putin adalah agresor, bukan korban.

    “Ini bukan tentang saya. Dia membenci orang Ukraina. Dia pikir kita bukan sebuah negara.”

    Zelensky pun menjelaskan pernyataan Trump pekan lalu yang menyebut Ukraina memulai perang salah besar. Ia menegaskan “Putin memulai perang ini”.

    Trump kemudian tidak setuju. Ia mulai menegur Zelensky karena bersikap jahat.

    “Sangat menyenangkan berbicara buruk tentang orang lain,” kata Trump, nadanya mencemooh.

    “Tetapi saya ingin masalah ini segera diselesaikan,” katanya.

    “Ini bukan cinta,” tegasnya menjelaskan bahwa ia menganggap Zelensky sebagai pihak yang bersalah.

    “Itulah sebabnya Anda berada dalam situasi ini.”

    Lalu mengapa Trump sepertinya lebih suka Putin dibanding Zelensky?

    Mengutip Carnegie Politika, publikasi digital yang menampilkan analisis soal Rusia dan Ukraina, Putin pintar mengambil hati Trump. Ini terjadi saat pembebasan Marc Fogel seorang warga negara AS yang ditahan di Rusia atas tuduhan narkoba terjadi pekan lalu.

    Trump berbicara dengan Putin secara langsung. Putin pun memanfaatkan keinginan Trump itu, memperlakukan pria 78 tahun itu sesuai keinginannya “dianggap cepat dan tegas”.

    Komunikasi untuk memberikan Trump kesan keberhasilan dan kesuksesan yang dilakukan Putin. Putin hanya perlu membebaskan Fogel.

    Kasus yang sama juga terjadi di Ukraina. Putin siap memberi Trump kemenangan dengan perdamaian dengan Ukraina.

    “Ia memulai perang dan akan menghentikannya jika kondisi tertentu terpenuhi dan kata-kata yang tepat diucapkan,” ujar analisis lembaga itu, dikutip Selasa (4/3/2025).

    “Selama seperempat abad berkuasa, Putin telah mengusulkan agar Rusia dan Amerika Serikat bekerja sama untuk mengalahkan musuh bersama, mulai dari teroris Islam dan perompak Somalia hingga COVID-19 dan bahkan pemanasan global,” tambahnya.

    “Ia percaya bahwa kemenangan seperti itu akan membawa kedua negara lebih dekat, melampaui hambatan politik dan ideologis, perbedaan antara kekuatan yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah, dan bahkan penindasan domestik Rusia, seperti yang berhasil dilakukan Stalin dan Roosevelt pada tahun 1940-an.”

    Hal ini berbeda dengan Zelensky. Dimuat Politico, Zelenskyy melakukan kesalahan fatal dengan terlibat dalam debat di depan kamera dengan Trump dan wakilnya JD Vance di Gedung Putih. Itu memalukan buat Trump dan menimbulkan kemarahannya.

    Kebencian Pribadi Trump ke Zelensky sejak 2019

    Indian Express juga mencoba membedah ini. Laman itu mengatakan tampaknya Trump memendam ketidaksukaan pribadi terhadap Zelensky.

    “Trump membenci Ukraina. Dia dan orang-orang di sekitarnya percaya bahwa Ukraina adalah penyebab semua masalah Trump..,” kata seorang pengusaha Ukraina-Amerika yang pernah bekerja dengan pengacara Trump, Rudy Giuliani, Lev Parnas.

    “Dia membenci Zelensky dengan penuh semangat, dan Zelensky mengetahuinya,” tambahnya.

    Trump dan Zelensky memang punya sejarah yang sudah terjalin setidaknya lima tahun lalu, sekitar 2019. Saat itu, Zelensky tidak melakukan sesuatu yang Trump inginkan.

    Ini terkait kasus pemakzulan Trump di masa dirinya menjabat di periode pertama. Kala itu muncul isu bahwa pemilu AS 2016 yang dimenangkan Trump terkait campur tangan Rusia.

    “Penyelidikan oleh otoritas Amerika mengklaim bahwa Rusia telah meretas email Partai Demokrat dan merilisnya. Dokumen yang bocor menunjukkan bahwa pimpinan Partai Demokrat lebih memilih Hillary Clinton sebagai kandidat Presiden daripada Bernie Sanders, yang merusak reputasi Clinton,” tulis laman itu, yang juga bersumber dari Politico.

    “Namun, Trump mengatakan peretasan itu dilakukan oleh Ukraina untuk mencemarkan nama baik Rusia. Begitu ia menjadi Presiden, dalam panggilan telepon yang menentukan pada tahun 2019, ia bahkan meminta Zelensky untuk menyelidiki masalah tersebut dan mengembalikan server yang ia yakini berada di Ukraina. Zelensky menyetujui hal ini akan memperkuat teori campur tangan Ukraina.”

    Namun, ini bukan satu-satunya bantuan yang Trump minta. Ia juga meminta Zelensky untuk menyelidiki putra Joe Biden, Hunter Biden, terkait perusahaan migas di sana.

    Ia bahkan membuat kunjungan ke Gedung Putih untuk Zelensky. Di mana Trump berjanji akan memberikan bantuan militer senilai hampir US$400 juta untuk Ukraina dengan syarat bantuan ini diberikan.

    Namun permintaan itu justru menjadi masalah. Ini dibawa ke Kongres AS dan Trump dimakzulkan atas tindakannya meminta penyelidikan Hunter.

    (sef/sef)

  • Kremlin Anggap Sia-sia Resolusi London Summit Dukungan ke Ukraina, Permusuhan Dianggap Bisa Berlanjut

    Kremlin Anggap Sia-sia Resolusi London Summit Dukungan ke Ukraina, Permusuhan Dianggap Bisa Berlanjut

    JAKARTA  – Kremlin mengatakan janji yang dibuat oleh para pemimpin Eropa pada pertemuan puncak di London mengenai Ukraina akhir pekan lalu untuk meningkatkan pendanaan ke Kyiv, tidak akan membantu mewujudkan resolusi damai atas konflik tersebut.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan para pemimpin Barat lainnya pada Minggu, 2 Maret.

    Mereka sepakat untuk menyusun rencana perdamaian Ukraina untuk disampaikan ke Amerika Serikat dua hari setelah Zelenskyy berselisih hebat dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan hasil pertemuan puncak tersebut – termasuk kesepakatan rudal pertahanan udara senilai $2 miliar dari Inggris – akan memungkinkan permusuhan terus berlanjut.

    Dilansir Reuters, Senin, 3 Maret, Kremlin menegaskan sangat penting bagi Zelenskyy untuk dipaksa mengubah posisinya dan mencari perdamaian.

  • SBY di Tokyo, Jepang: Bicara tentang Kerjasama Global South – Halaman all

    SBY di Tokyo, Jepang: Bicara tentang Kerjasama Global South – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, tiba di Tokyo pada Senin pagi (3/3/2025).

    Besok (4/3/2025), beliau akan berbicara mengenai kerjasama Global South dalam acara yang diselenggarakan oleh Yayasan Genron Tokyo.

    Yuho Nishimura, Direktur Departemen Internasional dari organisasi nirlaba Genron NPO mengatakan kepada pers, Susilo Bambang Yudhoyono besok akan membahas kerja sama internasional dari perspektif Global South.

    Tema acara tahun ini, yang merupakan penyelenggaraan kesembilan yakni  Kerja Sama Internasional dan Pemulihan Perdamaian pada Peringatan 80 Tahun Pendirian Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Sejak didirikan pada tahun 2017, Yayasan Genron telah berfokus pada kerjasama dalam isu-isu internasional sambil mengembangkan kebebasan, demokrasi, supremasi hukum, dan multilateralisme.

    Namun, dunia kini berada dalam fase yang sulit, dengan perpecahan dan konflik yang semakin mendalam. Tahun ini menandai 80 tahun sejak berakhirnya Perang Dunia II dan pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    Terpilihnya kembali Donald Trump mengancam kerangka pemerintahan global dan kerja sama internasional.

    Masyarakat internasional harus melindungi tatanan internasional berdasarkan supremasi hukum dan kerjasama multilateral yang telah ditetapkan. Nishimura percaya bahwa ini adalah misi Jepang sebagai negara cinta damai.

    Diskusi akan berfokus pada Ukraina, di mana invasi Rusia terus berlanjut, serta Jalur Gaza dan Wilayah Palestina.

    Nishimura menekankan, negosiasi gencatan senjata antara Amerika Serikat dan Rusia akan berlanjut, tetapi saya ingin menekankan pentingnya menciptakan perdamaian yang adil dan berkelanjutan yang melibatkan semua pihak, bukan hanya berdasarkan kesepakatan negara-negara besar.

    Perdebatan mengenai Gaza dan Ukraina pada tahun 2024 menunjukkan adanya standar ganda dalam pandangan Amerika Serikat dan Eropa, yang sering menyalahkan Rusia, tetapi tidak Israel.

    Tahun ini diperkirakan akan memunculkan debatan yang serupa.

    Konferensi tiga hari ini, yang diadakan mulai 3 Maret 2025, akan dihadiri oleh hampir 40 pembicara dan panelis dari 20 negara di seluruh dunia. Representatif lembaga think tank dari India, Indonesia, dan Brasil, serta mantan eksekutif dan pakar internasional, akan bergabung dengan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) untuk membahas isu-isu terkait kerangka kerja sama multilateral dan dampak pemerintahan Trump.

    Pada tanggal 4 Maret, akan ada forum publik, di mana Yudhoyono akan memberikan pidato utama tentang kerjasama internasional dalam konteks Global South.

    Mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Polandia juga dijadwalkan berbicara mengenai perang di Ukraina dan perdamaian di Eropa.

    Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, akan mengirim pesan video untuk acara tersebut. Peserta diharapkan mendaftar melalui situs web Genron NPO.

    Konferensi Tokyo yang dimulai pada tahun 2017, sebagai reaksi terhadap keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa dan kemenangan Trump dalam pemilihan presiden, bertujuan untuk memberikan forum bagi dialog mengenai isu-isu internasional serta menyebarkan pandangan dari Jepang.

    Nishimura menambahkan, Jepang ingin berkontribusi pada pemeliharaan dan pengembangan tatanan berbasis aturan dan kerja sama internasional.

    “Forum ini diharapkan dapat meningkatkan dialog dan kesadaran akan pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi tantangan global,” katanya.

    Diskusi mengenai tatanan internasional juga dilakukan oleh kelompok Pencinta Jepang. Untuk bergabung, silakan email ke: tkyjepang@gmail.com dengan mencantumkan nama, alamat, dan nomor WhatsApp. (Tribunnews.com/Ricard Susilo)

  • Serangan Presisi Sukhoi Su-34 Rusia Sapu Bersih Kantong Pertahanan Ukraina di Gulyaypole – Halaman all

    Serangan Presisi Sukhoi Su-34 Rusia Sapu Bersih Kantong Pertahanan Ukraina di Gulyaypole – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Angkatan Udara Rusia melakukan serangan udara presisi di titik penempatan dan konsentrasi pasukan Angkatan Bersenjata Ukraina di Gulyaypole, Oblast Zaporizhzhia, Senin (3/3/2025).

    Operasi yang dilakukan oleh pesawat tempur-pembom Su-34 tersebut menggunakan bom udara FAB-1500 dan FAB-500 yang dilengkapi dengan modul perencanaan dan koreksi universal.

    Kementerian Pertahanan Rusia merilis rekaman video serangan tersebut, yang menyoroti penempatan amunisi ini dalam konflik yang sedang berlangsung antara kedua negara.

    FAB-1500, bom berdaya ledak tinggi seberat 1.500 kilogram, merupakan salah satu yang terberat dalam seri FAB rancangan Soviet, yang juga mencakup FAB-500.

    Bukti video dari Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan bom tersebut menghantam Gulyaypole, dengan ledakan yang menghasilkan awan debu dan puing yang signifikan, yang menunjukkan keterlibatan target yang efektif.

    Su-34 Fullback, platform yang digunakan dalam operasi ini, adalah pesawat tempur-pembom bermesin ganda dan dua tempat duduk yang dikembangkan oleh Sukhoi untuk menggantikan Su-24.

    Dengan panjang 76 kaki dan lebar sayap 48 kaki, pesawat ini ditenagai oleh dua mesin Saturn AL-31F, yang masing-masing menghasilkan daya dorong 27.557 pon dengan afterburner, yang memungkinkan kecepatan maksimum Mach 1,8 di ketinggian.

    Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan, “Awak pesawat tempur-pembom Su-34 dari Angkatan Udara menyerang titik penempatan dan konsentrasi unit Angkatan Bersenjata Ukraina di Gulyaypole. 

    Serangan mendadak itu menggunakan bom FAB-1500 dan FAB-500 dengan modul perencanaan dan koreksi universal.”

    Kementerian menggarisbawahi ketepatan serangan itu, yang didukung oleh rekaman kendali objektif, meskipun rincian khusus tentang korban atau kerusakan struktural tidak diberikan.

    Gulyaypole, yang terletak di Oblast Zaporizhzhia Ukraina, tetap menjadi titik fokus di dekat garis depan, yang sering menjadi sasaran karena signifikansi logistiknya.

    Kolonel Mykola Savchuk, seorang pensiunan perwira Angkatan Udara Ukraina, memberikan wawasan tentang perspektif pertahanan.

    “Daya rusak FAB-1500 merupakan ancaman besar bagi benteng pertahanan kami, dan kemampuan meluncurnya membatasi waktu respons kami. Kami mengandalkan peringatan dini dan penyebaran, tetapi pencegat canggih langka.”

    Ia mengakui bahwa sistem Patriot Ukraina, yang dipasok oleh Amerika Serikat, dapat menyerang Su-34 dari jarak jauh, tetapi penyebarannya dibatasi oleh jumlah yang terbatas dan kerentanan terhadap serangan rudal Rusia.

    Peran Su-34 dalam operasi ini sejalan dengan doktrin penerbangan taktis Rusia. Letnan Jenderal Vladimir Alexeyev, seorang perwira senior di Angkatan Udara Rusia, pernah menggambarkan Su-34 sebagai “aset multiperan yang mampu memberikan serangan yang menentukan dengan risiko minimal,” sebuah pernyataan yang didukung oleh penggunaannya di Gulyaypole.

    Beroperasi kemungkinan di atas 30.000 kaki, pesawat itu melepaskan bomnya pada jarak yang aman, mengandalkan presisi yang dipandu GLONASS dari UMPK.

    Cadangan inersia sistem memastikan fungsionalitas jika sinyal satelit terganggu, meskipun akurasi mungkin sedikit menurun dalam kondisi seperti itu.

    Posisi Gulyaypole di Oblast Zaporizhzhia menggarisbawahi pentingnya taktisnya, yang berfungsi sebagai pusat jalur pasokan Ukraina. 

    Serangan tersebut sejalan dengan upaya Rusia untuk mengganggu jaringan ini, meskipun konfirmasi independen tentang dampaknya masih sulit dipahami karena akses yang terbatas.

    Pejabat militer Ukraina belum mengomentari secara khusus tentang peristiwa ini, tetapi Mayor Jenderal Kyrylo Budanov, kepala intelijen militer Ukraina, sebelumnya memperkirakan bahwa Rusia menyebarkan lebih dari 100 bom luncur setiap hari di garis depan, yang membebani sumber daya pertahanan Ukraina.

    Serangan terhadap Gulyaypole menyoroti dinamika udara yang terus berkembang antara Rusia dan Ukraina.

    Bagi Rusia, Su-34 dan bom luncurnya menyediakan sarana untuk menyerang secara mendalam tanpa membahayakan pilot, memanfaatkan persediaan era Soviet dengan peningkatan modern.

    Bagi Ukraina, melawan serangan semacam itu menuntut pertahanan udara jarak jauh atau serangan ofensif terhadap pangkalan Rusia—pilihan yang dibatasi oleh kekurangan peralatan dan prioritas strategis.

    Pada tanggal 03 Maret 2025, operasi ini menandai babak baru dalam konflik yang ditentukan oleh adaptasi teknologi dan eskalasi yang terus-menerus.

    Spesifikasi FAB-1500

    Berukuran sekitar 13 kaki panjangnya dengan diameter 19 inci, FAB-1500 membawa hulu ledak sekitar 675 kilogram bahan peledak, biasanya Tritonal atau campuran yang sebanding.

    Casing bajanya, yang beratnya lebih dari 800 kilogram, dirancang untuk ledakan dan fragmentasi maksimum, yang mampu menciptakan kawah selebar 50 kaki dan menembus struktur beton bertulang.

    Awalnya dikembangkan sebagai bom jatuh bebas untuk pembom strategis seperti Tu-22M3, FAB-1500 telah dimodernisasi dengan Modul Perencanaan dan Koreksi Universal, atau UMPK.

    Kit ini, yang direkayasa oleh Tactical Missiles Corporation Rusia, memiliki sayap pop-out dan sistem panduan yang mengintegrasikan navigasi inersia dengan koreksi satelit, yang dilaporkan mencapai kemungkinan kesalahan melingkar sebesar 33 kaki.

    UMPK memperluas jangkauan bom hingga sekitar 40 mil, yang memungkinkan pesawat untuk melepaskannya di luar jangkauan serangan sebagian besar sistem pertahanan udara jarak menengah.

    FAB-500, yang beratnya 500 kilogram, adalah senjata yang lebih kecil namun sama pentingnya dalam serangan ini.

    Panjangnya sekitar 7 kaki dengan diameter 14 inci dan berisi muatan peledak seberat 213 kilogram, sering kali PBXN-109, peledak berikat plastik yang stabil secara termal.

    Pertama kali diperkenalkan pada tahun 1954 sebagai varian M-54, disempurnakan menjadi model M-62 pada tahun 1962 untuk digunakan oleh pesawat pembom tempur seperti Su-34.

    Casing seberat 287 kilogramnya menghasilkan radius destruktif melebihi 100 kaki terhadap personel dan infrastruktur ringan.

    Bila dilengkapi dengan UMPK, FAB-500 mencapai jarak luncur hingga 43 mil dan presisi yang sebanding dengan FAB-1500, sehingga cocok untuk target yang dibentengi maupun konsentrasi pasukan.

    Invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022

    Pada akhir Februari 2022, Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, yang meningkatkan konflik yang telah memanas sejak aneksasi Krimea pada tahun 2014.

    Serangan awal menargetkan kota-kota besar Ukraina seperti Kyiv, Kharkiv, dan Mariupol, dengan pasukan Rusia yang mengincar kemenangan cepat.

    Namun, perlawanan militer dan sipil Ukraina terbukti tangguh secara tak terduga, yang menyebabkan perang kota dan parit yang berkepanjangan.

    Sanksi internasional segera dijatuhkan kepada Rusia, dan negara-negara NATO meningkatkan dukungan militer ke Ukraina, yang secara signifikan mengubah dinamika konflik.

    Sepanjang tahun 2022 hingga 2023, perang tersebut memperlihatkan garis depan yang berfluktuasi, dengan Ukraina berhasil merebut kembali wilayah yang signifikan selama serangan balik di Kharkiv dan Kherson.

    Kerugian manusia sangat mengejutkan, dengan puluhan ribu korban di kedua belah pihak dan jutaan orang mengungsi.

    Kehancuran infrastruktur menyebabkan krisis kemanusiaan, dengan kekurangan makanan, air, dan listrik di berbagai wilayah.

    Perhatian global tetap tinggi, dengan berbagai upaya diplomatik yang berupaya menengahi perdamaian, tetapi tidak ada yang membuahkan hasil substansial.

     

  • Zelensky Disebut Kena Smackdown Trump, AS Bisa Keluar dari NATO jika Eropa Sembrono – Halaman all

    Zelensky Disebut Kena Smackdown Trump, AS Bisa Keluar dari NATO jika Eropa Sembrono – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perdebatan panas antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Gedung Putih tempo hari masih disorot.

    Fox News menyebut perdebatan itu berakhir setelah Trump mengusir Zelensky dari Gedung Putih.

    Sementara itu, media terkenal Rusia bernama Sputnik menyebut cekcok Trump dengan Zelensky itu membuat para sekutu AS kaget.

    Dalam artikel yang terbit Sabtu pekan lalu, media itu mengatakan Zelensky telah terkena “smackdown” Trump.

    Smackdown itu menjadi peringatan bagi Barat yang terlalu terbiasa dengan political correctness atau kesantunan politik.

    “Zelensky datang jauh-jauh ke Washington untuk menandatangani perjanjian yang terbatas secara finansial, tanpa jaminan keamanan, yang dipasarkan di negaranya sendiri sebagai kebalikannya,” kata jurnalis kenamaan Turki bernama Ceyda Karan kepada Sputnik.

    “Trump dan [Wakil Presiden AS J.D.] Vance secara terbuka telah menyatakan dia (Zelensky) kalah, bertaruh dengan nyawa rakyatnya sendiri, bahwa dia tidak tidak punya personel yang tersisa dan perdamaian harus dibuat.”

    Dalam perbicangan panas di Gedung Putih, Trump dan Vance menuding Zelensky ingin menyeret dunia ke dalam Perang Dunia Ketiga. Menurut Karan, dua pejabat tinggi AS itu memang berkata yang sebenarnya.

    “Apa yang mencolok di sini adalah bahwa Trump menyodorkan kebenaran kepada dunia Barat, yang sudah terbiasa dengan kesantunan politk,” katanya.

    Karan mengatakan Zelensky mencoba bermain menjadi “pahlawan yang sedang dianiaya” oleh Trump.

    Permintaan Trump akan sumber daya mineral Ukraina diperlihatkan kepada dunia seolah-olah Zelensky adalah korban. Padahal, Zelensky sendiri yang menawarkan mineral itu.

    AS bisa keluar dari NATO

    Jika AS berhenti membantu Ukraina, negara-negara Eropa akan kesulitan mempertahankan jumlah bantuan militer untuk Ukraina.

    Mikael Valtersson, veteran militer sekaligus politikus Swedia, mengatakan Eropa setidaknya harus menambah bantuannya hingga dua kali lipat jika ingin menggantikan bantuan AS.

    Jika hal itu terjadi, Eropa akan menanggung beban yang sangat berat.

    Sementara itu, Charles Ortel, seorang analis di Wall Street, mengatakan sepanjang AS masih menggelontorkan bantuan besar untuk pertahanan Eropa, para elite oligarki di Eropa masih bisa meneruskan bisnis dan kehidupan mewah mereka seperti biasanya.

    “Rekan Eropa kita tampaknya menginginkan perang dengan segala cara, meyakini bahwa Amerika yang akan membayarnya dan orang Amerika yang akan sekarat,” katanya.

    Ortel mengklaim Inggris dan Uni Eropa merasa bebas memprovokasi Rusia karena meyakini keamanan Eropa telah dijamin dengan Pasal 5 dalam perjanjian NATO.

    Dalam Pasal 5 disebutkan bahwa serangan terhadap salah satu negara anggota NATO dianggap sebagai serangan terhadap NATO. AS sebagai anggota NATO diharuskan membela Eropa jika Eropa diserang Rusia.

    Keterlibatan AS dalam konflik Ukraina-Rusia membuat makin banyak pajak yang dibayarkan oleh warga AS berakhir di Eropa.

    Ortel meyakini AS mungkin tak punya pilihan selain keluar dari NATO jika Eropa terus melakukan tindakan sembrono, yakni mengobarkan perang.

    “AS tak punya urusan mensubsidi Eropa dan membelanya,” kata Ortel.

    “Saya meyakini kami punya kewajiban kepada warga negara kami untuk mengurangi komitmen pertahanan kami terhadap Eropa secara drastis dan mencabut jaminan perjanjian NATO, jika tidak keluar dari NATO karena situasi saat ini.”

    (*)

  • Apple Dijegal, Trump Langsung Turun Gunung Lakukan Ini

    Apple Dijegal, Trump Langsung Turun Gunung Lakukan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden AS Donald Trump turun gunung merespons pemerintah Inggris yang meminta Apple menyerahkan akses data beberapa pengguna. Trump menyebut upaya Inggris mirip dengan yang dilakukan China.

    “Meminta akses data pengguna Apple adalah sesuatu yang biasa terdengar [datang] dari China,” kata Trump dalam wawancara dengan The Spectator, dikutip dari Reuters, Senin (3/3/2025).

    Trump mengatakan pihaknya telah mengatakan kepada Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer bahwa mereka tak bisa meminta akses data pengguna.

    Keduanya bertemu di Gedung Putih pada Kamis (27/2) pekan lalu. Mereka turut mendiskusikan soal Ukraina dan negosiasi bilateral untuk kesepakatan dagang.

    Saat diminta konfirmasi, juru bicara pemerintah Inggris mengatakan, “kami memiliki hubungan intelijen yang dekat dengan AS, dan kami menjaga kemitraan ini dengan serius”.

    Namun, juru bicara itu tak mengomentari secara spesifik terkait kasus data pengguna Apple. Raksasa Cupertino juga tidak merespons permintaan komentar Reuters.

    Pada pekan lalu, Apple menyetop fitur enkripsi canggih untuk data cloud di Inggris. Hal ini dikatakan merespons permintaan pemerintah untuk mengakses data pengguna.

    Dalam surat tertanggal 25 Februari 2025, dua otoritas hukum AS mengatakan pihaknya sedang menyelidiki apakah pemerintah Inggris telah melanggar aturan CLOUD. Aturan itu melarang pemerintah Inggris meminta akses data ke warga AS, begitu juga sebaliknya.

    (fab/fab)

  • Paus Fransiskus Tulis Surat dari Rumah Sakit, Sampaikan Pesan Perdamaian Dunia – Halaman all

    Paus Fransiskus Tulis Surat dari Rumah Sakit, Sampaikan Pesan Perdamaian Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus masih berjuang melawan pneumonia yang dideritanya.

    Meski dalam kondisi sakit, pemimpin Gereja Katolik Dunia itu tetap menyampaikan pesan kepada umat yang telah mendoakannya.

    Vatikan menyampaikan surat yang ditulis oleh Paus dari rumah sakit.

    Dalam surat tersebut, Paus mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada umat beriman yang selalu mendukungnya dalam kondisinya saat ini.

    “Saya merasakan semua kasih sayang dan kedekatan Anda, dan pada saat ini, saya merasa seolah-olah saya ‘didukung’ dan didukung oleh semua umat Tuhan. Terima kasih semuanya!” tulis Paus, dikutip dari Vatican News.

    Tidak hanya melalui surat yang ia tulis, melalui akun X, ia juga menuliskan pesan terima kasih kepada seluruh umat yang mendoakannya.

    “Saya ingin mengucapkan terima kasih atas doa-doa yang dipanjatkan kepada Tuhan dari hati banyak umat beriman di berbagai belahan dunia: Saya merasakan semua kasih sayang dan kedekatan Anda dan, pada saat ini, saya merasa ‘didukung’ dan dikuatkan oleh semua Umat Tuhan. Terima kasih kepada semua!” tulisnya.

    Tak hanya itu, Paus Fransiskus juga menyerukan umatnya untuk terus berdoa demi perdamaian dunia. 

    Ia menyebutkan bahwa dari tempatnya saat ini, perang tampak semakin tidak masuk akal. 

    “Saya berdoa terutama untuk perdamaian. Dari sini, perang tampak semakin tidak masuk akal,” katanya, dikutip dari The Guardian.

    Ia meminta umat Katolik di seluruh dunia untuk mendoakan negara-negara yang tengah dilanda konflik, seperti Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan, dan Kivu.

    “Mari kita berdoa untuk Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan, dan Kivu yang menjadi martir,” tambahnya.

    Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari lalu.

    Ia dirawat setelah didiagnosis menderita infeksi saluran pernapasan dan pneumonia di kedua paru-parunya.

    Vatikan mengumumkan bahwa pada Minggu (2/3/2025) pagi, Paus beristirahat dengan baik sepanjang malam.

    Kondisi Paus juga telah stabil karena saat ini tidak memerlukan ventilasi mekanis non-invasif, hanya terapi oksigen aliran tinggi dan tidak mengalami demam.

    Sebelumnya, pada hari Jumat (28/2/2025), Paus mengalami kejadian yang menyerupai serangan asma yang menyebabkan beliau mengalami kesulitan bernapas.

    Paus lebih rentan terhadap infeksi paru-paru karena saat muda ia pernah mengalami radang selaput dada.

    Ia harus menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya di Argentina ketika masih menjalani pelatihan untuk menjadi pendeta.

    Doa untuk kesembuhan Paus terus dilakukan di Basilika Santo Petrus serta di berbagai kota di Italia dan seluruh dunia. 

    Sebelum dirawat di rumah sakit, Paus memiliki jadwal yang padat.

    Terutama dalam rangka menyambut Tahun Yubileum Katolik yang menjadi agenda penting bagi umat Katolik di seluruh dunia.

    Meskipun tengah berjuang melawan penyakitnya, Paus Fransiskus tetap menunjukkan keteguhan hati dan kepeduliannya terhadap perdamaian dunia.

    Umat Katolik di seluruh dunia pun terus memberikan dukungan dan doa bagi kesembuhannya.

    Semua berharap agar ia segera pulih dan dapat kembali menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Paus Fransiskus

  • Dikritik Terlalu Dekat dengan Putin, Trump Tanggapi Santai

    Dikritik Terlalu Dekat dengan Putin, Trump Tanggapi Santai

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menanggapi santai atas kritikan yang muncul soal dirinya yang semakin dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, terutama saat membahas perang Ukraina. Trump mengatakan AS seharusnya “mengurangi” kekhawatiran terhadap Putin.

    “Kita seharusnya mengurangi waktu untuk mengkhawatirkan Putin, dan lebih banyak waktu untuk mengkhawatirkan geng-geng pemerkosaan migran, para gembong narkoba, para pembunuh, dan orang-orang dari rumah sakit jiwa yang memasuki negara kita — Agar kita tidak berakhir seperti Eropa!” cetus Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social, seperti dilansir AFP, Senin (3/3/2025).

    Pergeseran “menakjubkan” Trump dalam pendekatan terhadap perang Ukraina dan terhadap Rusia terlihat jelas beberapa hari sebelumnya, ketika dia mengomeli Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di depan banyak wartawan di Gedung Putih.

    Perselisihan publik yang belum pernah terjadi sebelumnya itu, memaksa Zelensky untuk meninggalkan Gedung Putih tanpa melakukan penandatanganan perjanjian mineral bagi hasil, yang disebut penting untuk upaya perdamaian Kyiv dan Moskow.

    Kedekatan Trump yang semakin meningkat dengan Putin telah memicu kewaspadaan di seluruh kawasan Eropa dan di kalangan Partai Demokrat AS, yang menyuarakan kekhawatiran soal keamanan nasional negara itu.

    “Gedung Putih telah menjadi perpanjangan tangan Kremlin,” tuduh Senator Demokrat, Chris Murphy, yang menjadi salah satu pengkritik Trump yang paling vokal.

    “Tampaknya Amerika sedang berusaha untuk bersekutu dengan para diktator,” sebut Murphy dalam wawancara dengan media terkemuka AS, CNN.

    Sementara itu, Partai Republik AS yang sebagian besar mendukung Trump, dan sejumlah pejabat tinggi AS saat ini, justru menyerukan Zelensky untuk mengundurkan diri demi memastikan perjanjian damai dengan Rusia.

    “Kami membutuhkan seorang pemimpin yang dapat berurusan dengan kami, pada akhirnya berurusan dengan Rusia, dan mengakhiri perang ini,” ucap Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz, saat berbicara kepada CNN.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1104: Zelensky Bertemu Raja Charles III – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1104: Zelensky Bertemu Raja Charles III – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina telah memasuki hari ke-1104 pada Senin (3/3/2025).

    Ketegangan masih terus meningkat di sepanjang perbatasan dan dampak yang jauh meluas ke seluruh dunia.  

    Di tengah situasi yang terus memanas, pertemuan penting terjadi antara dua tokoh besar dunia, yaitu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Raja Charles III dari Inggris.

    Kunjungan ini, membawa makna simbolis yang mendalam, baik bagi Ukraina yang terus berjuang menghadapi agresi Rusia, maupun bagi hubungan diplomatik antara Ukraina dan Inggris.

    Selengkapnya simak peristiwa lainnya berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1104:

    Zelensky-Raja Charles III Bertemu

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bertemu Raja Charles III di Sandringham, Inggris.

    Dikutip dari The Guardian, pertemuan ini terjadi setelah Zelensky menghadiri pertemuan puncak Starmer dengan pemimpin Eropa.

    Ini bukan pertama kalinya mereka bertemu, sebelumnya pada 2023, mereka bertemu di Istana Buckingham.

    Inggris telah menjadi pendukung utama Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia, memberikan bantuan militer, ekonomi, dan kemanusiaan.

    Pada peringatan kedua invasi Rusia, Raja Charles menyatakan dukungan penuh kepada Ukraina, menyebut agresi Rusia sebagai “agresi yang tak terlukiskan” dan memuji keberanian rakyat Ukraina.

    Kunjungan ini mempererat hubungan antara kedua negara dan mempertegas komitmen Inggris untuk terus mendukung Ukraina dalam perjuangannya melawan Rusia.

    Diharapkan pertemuan ini memberikan dampak positif bagi Ukraina dalam memperkuat aliansi internasional.

    Inggris Sediakan 5.000 Rudal Pertahanan untuk Ukraina

    Inggris akan menyediakan 5.000 rudal pertahanan udara untuk Ukraina, seperti yang diumumkan oleh Starmer. 

    Inggris akan mengalokasikan £1,6 miliar (sekitar US$2 miliar) untuk pembelian rudal multiperan ringan, yang dikenal dengan nama Martlet. 

    Rudal ini diproduksi oleh perusahaan pembuat senjata Thales.

    Martlet memiliki jangkauan lebih dari 6 km (3,7 mil) dan dapat ditembakkan dari berbagai platform, baik di darat, laut, maupun udara.

    Zelensky Puji Dukungan Eropa dan Tekankan Pentingnya Jaminan Keamanan

    Zelenskyy memuji “dukungan yang jelas dari Eropa, Inggris, Uni Eropa, dan Turki” setelah kembali ke Ukraina dari pertemuan puncak di London yang diselenggarakan oleh Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer.

    “Lebih banyak persatuan, lebih banyak kemauan untuk bekerja sama,” ucap Zelensky.

    “Semua orang bersatu dalam isu utama – agar perdamaian menjadi nyata, kita membutuhkan jaminan keamanan yang nyata. Ini adalah posisi seluruh Eropa,” imbuhnya.

    Zelensky Puji Dukungan AS dan Tegaskan Jaminan Keamanan sebagai Kunci Perdamaian

    Zelenskyy mengungkapkan pentingnya dukungan Amerika Serikat.

    “Kami berterima kasih atas semua dukungan yang kami terima. Tidak ada hari di mana kami tidak merasa bersyukur.”

    Ia menekankan, ketahanan Ukraina bergantung pada bantuan mitra internasional, yang juga berkontribusi pada keamanan mereka sendiri.

    “Yang kami butuhkan adalah perdamaian, bukan perang tanpa akhir. Dan itu sebabnya kami mengatakan jaminan keamanan adalah kuncinya,” tambah Zelenskyy.

    Sebelumnya, Zelenskyy berupaya memajukan pembicaraan dengan Presiden AS, Donald Trump, setelah pertemuan yang sulit.

    Ia mengisyaratkan kesiapan Ukraina untuk menandatangani kesepakatan mineral dan berharap untuk pembicaraan “konstruktif” dengan pemerintah AS mengenai langkah selanjutnya.

    Pada Minggu (2/3/2025) malam, sebuah pesawat nirawak Rusia menyerang gedung apartemen bertingkat di kota Kharkiv, Ukraina, yang merupakan kota terbesar kedua di negara tersebut.

    Serangan ini menyebabkan kebakaran dan melukai delapan orang, menurut wali kota Kharkiv, Ihor Terekhov.

    Selain itu, tiga bangunan tempat tinggal lainnya rusak akibat serangan tersebut.

    Di kota Zaporizhzhia, serangan pesawat nirawak Rusia lainnya melukai seorang warga sipil.

    Serangan ini memicu kebakaran besar di sebuah bangunan tempat tinggal, menghancurkan atapnya, yang sebagian runtuh.

    Dua orang berhasil diselamatkan dari bawah reruntuhan.

    Gelombang ledakan yang terjadi merusak rumah-rumah di sekitarnya, menyebabkan puluhan orang kehilangan tempat tinggal.

    Ukraina Protes Rotasi IAEA di Zaporizhzhia melalui Wilayah Pendudukan

    Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) melakukan rotasi pengamat di PLTN Zaporizhzhia melalui wilayah pendudukan Ukraina, yang disertai oleh personel militer Rusia.

    Kementerian Luar Negeri Ukraina menanggapi tindakan ini dengan mengirimkan nota protes kepada IAEA, menganggapnya sebagai evakuasi kemanusiaan yang dilakukan di bawah tekanan Rusia.

    Dikutip dari Suspilne, rotasi ini melibatkan 27 pengamat IAEA, termasuk tiga inspektur, yang bertugas memantau keselamatan operasional dan fisik stasiun.

    Untuk pertama kalinya, rute rotasi melewati sepenuhnya wilayah yang dikuasai oleh Rusia dan didampingi oleh prajurit Garda Rusia.

    Rotasi ini seharusnya dilakukan sebulan lalu, namun tertunda dua kali.

    Ukraina mengutuk fakta bahwa rotasi ini melibatkan wilayah yang mereka anggap sebagai pelanggaran kedaulatan dan integritas teritorial.

    Kementerian Luar Negeri Ukraina juga menuduh Rusia memaksa karyawan IAEA untuk tetap tinggal lebih lama dari yang direncanakan, menyebabkan tekanan psikologis yang besar.

    Ukraina menegaskan, tindakan tersebut melanggar hukum internasional dan resolusi Majelis Umum PBB, serta memperingatkan agar tidak ada tindakan serupa di masa depan.

    Prancis dan Inggris Usulkan Gencatan Senjata Satu Bulan di Ukraina

    Prancis dan Inggris mengusulkan gencatan senjata sebagian selama sebulan antara Rusia dan Ukraina, yang tidak mencakup pertempuran darat.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengungkapkan hal ini dalam wawancara dengan surat kabar Le Figaro pada Minggu (2/3/2025).

    Menurut Macron, gencatan senjata ini akan berlaku di udara, laut, dan fasilitas energi, namun tidak mencakup pertempuran di darat.

    Macron menjelaskan bahwa keuntungan dari inisiatif ini adalah kemampuannya untuk lebih mudah dikendalikan.

    Namun, ia juga menekankan tantangan dalam memverifikasi kepatuhan terhadap gencatan senjata, mengingat garis depan yang panjang, yang sejauh ini setara dengan jarak antara Paris dan Budapest.

    Macron menambahkan, pada tahap kedua, tentara Eropa akan dikerahkan di wilayah Ukraina.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)