Negara: Ukraina

  • Karyawan Sritex Ternyata Di-PHK saat Lembur, Rekening Manajemen untuk Bayar Gaji Diblokir Kurator – Halaman all

    Karyawan Sritex Ternyata Di-PHK saat Lembur, Rekening Manajemen untuk Bayar Gaji Diblokir Kurator – Halaman all

    TRIBUNNWES.COM – Koordinator Serikat Pekerja PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Group, Slamet Kuswanto, membeberkan detik-detik momen karyawan Sritex terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IX di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (4/3/2025).

    Mulanya, Kuswanto mengungkapkan sebelum PHK terjadi, manajemen Sritex telah terlebih dahulu mengeluarkan kebijakan efisiensi akibat adanya pandemi Covid-19 hingga perang.

    Hal ini, katanya, berimbas pada berkurangnya volume ekspor ke luar negeri dan mengakibatkan pemasukan perusahaan yang berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah itu turut terganggu.

    “Memang ada efisiensi sebelumnya karena memang Sritex ini terimbas dampak Covid-19, perang Ukraina, dan perang Timur Tengah. Karena rata-rata 75 persen orientasi Sritex Group, itu kan ekspor sehingga terimbas sekali soal itu, di cash flow-nya,” kata Kuswanto, dikutip dari YouTube TV Parlemen.

    Kuswanto lalu mengungkapkan pihaknya meminta kepada manajemen untuk mengambil langkah going concern dan disepakati.

    Lalu, pada saat yang bersamaan, Presiden Prabowo Subianto juga telah menyampaikan agar PHK tidak dilakukan terhadap karyawan Sritex dan perusahaan harus tetap beroperasi.

    Hal itu, kata Kuswanto, disampaikan oleh Prabowo saat retreat Kabinet Merah Putih yang digelar pada Oktober 2024 lalu di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah.

    Dengan adanya perintah tersebut, Kuswanto mengatakan manajemen Sritex tetap beroperasi.

    “Jadi, kami berpikir apakah ini diskresi karena secara hukum kalau kepailitan kan memang sudah beralih ke kurator,” katanya.

    “Tentunya dengan dasar amanah itu, perusahaan menjalankan itu dan karyawan masih bekerja sampai dengan enam bulan,” sambung Kuswanto.

    Namun, meski ada perintah Prabowo tersebut, Kuswanto mengatakan pihak kurator tiba-tiba melakukan PHK terhadap karyawan Sritex menjelang Ramadhan.

    Bahkan, imbuhnya, kurator mengumumkan PHK ketika karyawan Sritex masih bekerja lembur.

    Kuswanto menuturkan pihaknya sempat menduga, PHK tersebut dilakukan oleh kurator demi menghindari tanggung jawab untuk membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan Sritex.

    “Jadi, 26 (Februari 2025) diputus PHK oleh kurator. Kemudian, kami masih diberikan waktu efektif dua hari untuk berkemas-kemas barang pribadi.”

    “Karena posisi masih kerja. Di Sritex itu 26 dilakukan PHK, tapi karyawan masih kerja lembur. Jadi bayangkan, orang lagi kerja lembur, tapi sudah di-PHK,” jelasnya.

    Kuswanto mengatakan PT Sritex telah resmi tutup permanen pada Sabtu (1/3/2025) setelah sebelumnya dilakukan PHK terhadap karyawan.

    Namun, terkait pembayaran gaji karyawan sempat terjadi masalah di mana gaji untuk periode Januari 2025 belum dibayarkan.

    Tak cuma itu, Kuswanto menuturkan THR hingga pesangon bagi karyawan juga belum diberikan.

    Kendati demikian, dia mengatakan proses pembayaran gaji sudah mulai dibayarkan ke karyawan meski belum seluruhnya.

    “Namun, demikian, kami sudah berupaya untuk advokasi. Yang gaji ini sudah mulai terbayar sampai dengan hari ini.”

    “Jadi masih ada beberapa kekurangan, tetapi masih dalam on proses untuk dilakukan pembayaran soal gaji,” tuturnya.

    Kuswanto pun meminta bantuan kepada Komisi IX DPR untuk mengawasi proses pembayaran gaji hingga THR karyawan Sritex oleh pihak kurator.

    Pasalnya, ujar Kuswanto, rekening pihak manajemen diblokir oleh kurator sehingga untuk pembayaran gaji terhadap karyawan Sritex tersendat.

    “Sebenarnya, untuk bayar gaji dan THR, itu mampu untuk yang rekening itu. Karena kan dari buyer masuk ke rekening itu kan yang sudah diblokir,” jelasnya.

    Sebelumnya, dikutip dari Kompas.com, pabrik PT Sritex Group yang berada di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah resmi berhenti beroperasi pada Sabtu (1/3/2025). 

    Salah satu pabrik yang menjadi bagian dari Sritex Group itu harus tutup lantaran dampak kondisi pailit perusahaan. 

    TERIMA NASIB – Ribuan karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Sukoharjo, mulai membawa perlengkapan pribadi mereka dari tempat kerja setelah penyebaran formulir pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Rabu (26/2/2025) kemarin. Kabar penutupan permanen itu pun semakin kuat setelah Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dispenaker) Kabupaten Sukoharjo bertemu dengan perwakilan Manajemen Sritex pada Kamis (27/2/2025). (TribunSolo.com/ Anang Ma’ruf) (Tribun Solo/Anang Maruf Bagus Yuniar)

    Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Kabupaten Sukoharjo sebelumnya telah mengkonfirmasi, pabrik tekstil yang berdiri pada 58 tahun silam itu resmi tutup per 1 Maret 2025. 

    Sementara itu, karyawan PT Sritex dikenakan PHK per 26 Februari. Para karyawan terakhir bekerja pada hari Jumat, 28 Februari 2025.

    Tak hanya pabrik Sritex yang berada di Sukoharjo saja, anak perusahaan lain dari Sritex Group juga terimbas kondisi pailit. 

    Berdasarkan catatan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah yang bersumber dari informasi pihak kurator Sritex, total sebanyak 10.669 orang karyawan Sritex Group yang terkena PHK. 

    Dari data tersebut terungkap, pelaksanaan PHK terjadi pada Januari dan Februari 2025. 

    Untuk Januari, PHK terjadi terhadap 1.065 orang karyawan PT. Bitratex Semarang. 
    Lalu pada Februari ini, PHK terjadi per 26 Februari 2025. Rinciannya yakni, PHK sebanyak 8.504 karyawan PT. Sritex Sukoharjo. 

    Lalu PHK sebanyak 956 karyawan PT. Primayuda Boyolali 956 orang. Selanjutnya PHK terhadap 40 orang karyawan PT. Sinar Panja Jaya Semarang. 

    Selain itu ada PHK sebanyak 104 orang karyawan di PT. Bitratex Semarang.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Kompas.com/Dian Erika Nugraheny)

  • Ukraina Serasa Dicekik AS, Minta Tolong karena Kurang Pasukan, tapi Washington Ogah Bantu – Halaman all

    Ukraina Serasa Dicekik AS, Minta Tolong karena Kurang Pasukan, tapi Washington Ogah Bantu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menghadapi pertempuran dengan Rusia yang tiada hentinya, Ukraina kini menghadapi masalah kekuarangan pasukan.

    Ukraina pun akhirnya meminta bantuan kepada Amerika Serikat (AS), tetapi langsung ditolak mentah-mentah.

    Penolakan itu terjadi setelah pertemuan menegangkan antara Presiden AS, Donald Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky di Ruang Oval pada Jumat (28/2/2025) lalu.

    Wakil Presiden (Wapres) AS, JD Vance, membeberkan alasan Washington menolak permintaan bantuan Ukraina.

    Tanpa menyinggung ketegangan pada Jumat lalu, Vance menyebut AS saat ini tengah kekurangan dana.

    “Pertumpahan darah, pembunuhan, kehancuran ekonomi, semua orang menjadi semakin menderita,” kata JD Vance, dikutip dari TASS.

    Perlu diketahui, AS secara resmi menghentikan semua bantuan militer ke Ukraina pada Senin (3/3/2025).

    Penghentian sementara ini akan tetap berlaku sampai pejabat Ukraina menunjukkan komitmen itikad baik terhadap perundingan perdamaian, kata seorang pejabat Gedung Putih kepada The Post.

    “Presiden telah menegaskan bahwa ia berfokus pada perdamaian,” kata pejabat tersebut.

    “Kami ingin mitra kami juga berkomitmen pada tujuan itu,” lanjutnya.

    “Kami sedang berhenti sejenak dan meninjau kembali bantuan kami untuk memastikan bahwa bantuan tersebut memberikan kontribusi terhadap solusi,” tambahnya lagi.

    Pejabat itu mencatat, jeda sementara tersebut merupakan respons langsung terhadap perilaku Zelensky selama seminggu terakhir.

    Trump telah memerintahkan Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, untuk melaksanakan arahan tersebut, yang akan menghentikan pengiriman semua peralatan militer AS yang belum berada di Ukraina, termasuk senjata di Eropa yang menuju ke negara yang dilanda perang itu.

    “Ini bukan penghentian bantuan secara permanen, ini jeda,” kata seorang pejabat pemerintahan Trump kepada Fox News.

    “Perintah akan segera dikeluarkan,” tegasnya.

    Trump dijadwalkan bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional, Mike Waltz, dan Menteri Luar Negeri, Marco Rubio, pada Senin, untuk membahas kemungkinan pembekuan, yang akan memaksa sekutu Eropa untuk mengambil alih sebagai entitas utama yang membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia. 

    “Ini akan menjadi bagian dari peralihan yang lebih besar dari konflik-konflik di Eropa dan peralihan menuju pembentukan aliansi di Amerika Latin dan di Belahan Barat,” kata seorang sumber yang dekat dengan Gedung Putih. 

    AS telah memberikan Ukraina bantuan militer lebih banyak  daripada negara lain mana pun di dunia sejak invasi Rusia Februari 2022.   

    Pelacak Dukungan Ukraina dari Kiel Institute for the World Economy yang berpusat di Jerman mematok dukungan finansial AS sebesar $119 miliar, termasuk sekitar $64 miliar dalam bentuk bantuan militer. 

    Sementara itu, Uni Eropa telah memberikan Ukraina $53 miliar dalam dukungan militer.

    Komitmen besar AS terhadap Ukraina yang sudah ada sebelum pemerintahan Trump, termasuk paket “otoritas penarikan pasukan presiden” senilai $500 juta yang ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden pada minggu-minggu terakhirnya di Gedung Putih. 

    Paket tersebut mencakup rudal untuk pertahanan udara; amunisi udara-ke-darat; dan peralatan untuk mendukung penggunaan F-16 oleh Ukraina di antara persenjataan dan amunisi lainnya. 

    Gedung Putih Tuntut Permintaan Maaf Zelensky

    Salah seorang pejabat AS yang tak mau menyebutkan namanya mengatakan, Gedung Putih menuntut Zelensky untuk meminta maaf secara terbuka atas sikapnya selama pertemuan dengan Trump dan JD Vance pada Jumat lalu.

    “Saya telah diberitahu oleh seorang pejabat senior di sini bahwa tidak akan terjadi apa-apa dengan kesepakatan mineral ini sampai Zelensky tampil di depan kamera dan membuat permintaan maaf publik yang eksplisit atas cara ia berperilaku di Ruang Oval,” kata koresponden Fox News, Peter Doocy.

    Sementara itu, pemimpin Ukraina sendiri mengatakan kepada BBC pada Minggu, ia bersedia untuk melanjutkan “dialog konstruktif” dengan Washington dan menandatangani perjanjian tersebut.

    Beberapa jam setelah episode konfrontatif pada hari Jumat, Menteri Luar Negeri, Marco Rubio, juga menyarankan Zelensky untuk meminta maaf “karena telah membuang-buang waktu kita”.

    Pemimpin Ukraina, pada gilirannya, mengatakan kepada Fox News, ia merasa tidak berutang permintaan maaf kepada Trump dan Vance.

    Berbicara kepada media yang sama pada hari Senin, Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz menggambarkan Zelensky sebagai “masalah” karena penolakannya untuk “membicarakan perdamaian.”

    “Waktu tidak berpihak padanya. Waktu tidak berpihak pada kelanjutan konflik ini selamanya,” kata pejabat itu.

    Pada Minggu, Waltz menyampaikan pernyataan serupa dalam wawancaranya dengan CNN.

    “Jika menjadi jelas bahwa motivasi pribadi atau politik Presiden Zelensky berbeda dengan upaya mengakhiri pertempuran di negaranya, maka saya rasa kita menghadapi masalah yang nyata,” ungkap Waltz.

    “Kita memerlukan pemimpin yang mampu berurusan dengan kita, akhirnya berurusan dengan Rusia, dan mengakhiri perang ini,” jelasnya.

    (*)

  • Serangan Drone Rusia Lukai 4 Orang di Odesa Ukraina, Listrik Padam

    Serangan Drone Rusia Lukai 4 Orang di Odesa Ukraina, Listrik Padam

    Jakarta

    Serangan drone Rusia melukai empat orang dan merusak infrastruktur energi di kota Odesa, Ukraina. Serangan ini memicu pemadaman listrik di kota tersebut dan melumpuhkan sistem pemanas, kata otoritas setempat.

    “Serangan itu telah merusak infrastruktur energi,” kata gubernur wilayah Oleh Kiper dalam sebuah postingan di aplikasi perpesanan Telegram. “Sekarang terjadi pemadaman listrik di beberapa bagian kota,” imbuhnya, dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Selasa (4/3/2025).

    Wali Kota Odesa Hennadiy Trukhanov mengatakan dua orang yang terluka telah dirawat di rumah sakit. Serangan drone pada Senin (3/3) waktu setempat itu juga merusak beberapa rumah tinggal dan dua taman kanak-kanak swasta.

    Trukhanov juga mengatakan bahwa sistem pemanas telah kembali menyala di rumah-rumah tinggal setelah sempat berhenti sejenak karena serangan yang merusak infrastruktur energi.

    Tidak ada komentar langsung dari Rusia tentang serangan itu.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Kedua belah pihak membantah telah menargetkan warga sipil dalam perang Ukraina dan Rusia. Perang ini dimulai Rusia dengan invasi besar-besaran tiga tahun lalu, ke negara tetangganya yang lebih kecil tersebut. Namun, ribuan warga sipil telah tewas sejak itu, sebagian besar dari mereka adalah warga Ukraina.

    Lihat juga Video: Serangan Drone Rusia Hantam Permukiman di Zaporizhzhia

  • Jerman Bilang Adu Mulut Trump-Zelensky Disengaja AS

    Jerman Bilang Adu Mulut Trump-Zelensky Disengaja AS

    Berlin

    Kanselir Jerman selanjutnya, Friedrich Merz, menilai adu mulut yang terjadi antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih pekan lalu adalah “eskalasi yang disengaja” oleh AS.

    Dalam adegan menakjubkan yang mengejutkan Eropa itu, seperti dilansir Reuters dan Politico, Selasa (4/3/2025), Zelensky diomeli oleh Trump dan Wakil Presiden AS JD Vance, yang menuduhnya tidak berbuat cukup banyak hal untuk mengakhiri invasi besar-besaran Rusia dan tidak berterima kasih atas bantuan AS.

    Zelensky yang pada saat itu terbang ke Washington DC untuk menandatangani perjanjian mineral bagi hasil dengan AS dan memperkuat dukungan Trump untuk Kyiv, diusir dari Gedung Putih dan dipaksa pulang dengan tangan kosong.

    Namun adu mulut pada Jumat (28/2) lalu, menurut Merz yang hampir pasti akan menggantikan Olaf Scholz sebagai Kanselir Jerman, merupakan serangan yang telah direncanakan sebelumnya oleh AS. Merz menilai cekcok di Ruang Oval Gedung Putih, di depan banyak wartawan itu, tidak terjadi secara spontan.

    “Menurut pendapat saya, itu bukanlah reaksi spontan terhadap apa yang dikatakan oleh Zelensky, tetapi jelas merupakan eskalasi yang disengaja dalam pertemuan di Ruang Oval ini,” sebut Merz dalam konferensi pers di Hamburg, seperti dikutip media lokal Jerman.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Merz mengatakan, seperti dilansir The Hill, bahwa diri telah menyaksikan video interaksi Zelensky dengan Trump dan Vance beberapa kali untuk mencapai kesimpulan tersebut. Dia mengakui dirinya “agak terkejut dengan nada percakapan” antara Trump, Vance dan Zelensky.

    Lihat juga Video: Diawali Jabat Tangan, Trump-Zelensky Berakhir Cekcok di Gedung Putih

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Ditambahkan oleh Merz bahwa insiden di Ruang Oval itu tampaknya cocok dengan tren dalam kebijakan luar negeri AS, karena Trump meningkatkan tekanan terhadap Zelensky, sembari mencairkan hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Apa yang baru saja kita lihat di Washington memiliki kesinambungan tertentu dengan sejumlah peristiwa dalam beberapa pekan terakhir, termasuk kemunculan delegasi Amerika di Munich saat konferensi keamanan,” ujarnya.

    Merz tampaknya merujuk pada video Vance yang berapi-api dalam Konferensi Keamanan Munich bulan lalu, di mana dia mengejutkan para pemimpin Eropa dengan menyerang nilai-nilai Eropa dan menyerukan Eropa untuk “meningkatkan tindakan” juga mengelola pertahanan sendiri daripada mengandalkan jaminan keamanan dari AS.

    Lebih lanjut, Merz, yang sedang berusaha membentuk koalisi pemerintahan setelah kubu konservatifnya memenangkan pemilu sela bulan lalu, mengatakan bahwa Eropa kini berada di bawah tekanan untuk bertindak cepat.

    “Kita sekarang harus menunjukkan bahwa kita berada dalam posisi untuk bertindak independen di Eropa,” katanya.

    Lihat juga Video: Diawali Jabat Tangan, Trump-Zelensky Berakhir Cekcok di Gedung Putih

  • Heboh Adu Mulut, Trump Bilang Zelensky Harusnya Lebih Menghargai AS!

    Heboh Adu Mulut, Trump Bilang Zelensky Harusnya Lebih Menghargai AS!

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky seharusnya “lebih menghargai” dukungan AS terhadap negara tersebut dalam melawan invasi Rusia. Hal ini disampaikan Trump pada Senin (3/3) waktu setempat setelah mereka terlibat adu mulut di Gedung Putih pekan lalu.

    “Yah, saya pikir dia seharusnya lebih menghargai, karena negara ini telah bersama mereka dalam suka dan duka,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih, dilansir kantor berita AFP, Selasa (4/3/2025).

    Ketika ditanya apakah kesepakatan mineral antara Washington dan Kyiv — yang seharusnya menjadi langkah untuk membantu mengakhiri konflik Ukraina-Rusia, telah gagal — Trump berkata: “Tidak, saya rasa tidak.”

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

  • Trump Setop Bantuan Militer AS untuk Ukraina!

    Trump Setop Bantuan Militer AS untuk Ukraina!

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan penghentian sementara pengiriman bantuan militer ke Ukraina. Trump menegaskan dirinya kini fokus pada perdamaian untuk perang antara Ukraina dan Rusia.

    Dituturkan seorang pejabat Gedung Putih yang enggan disebut namanya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (4/3/2025), bahwa pemerintahan Trump menangguhkan bantuan militer untuk Ukraina di masa depan.

    “Kami menghentikan sejenak dan meninjau bantuan kami untuk memastikan bahwa bantuan itu berkontribusi terhadap solusi,” kata pejabat Gedung Putih tersebut.

    Keputusan ini diambil setelah rapat digelar antara para penasihat keamanan nasional utama Trump di Gedung Putih. Keputusan ini menyusul cekcok yang terjadi antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Ruang Oval Gedung Putih beberapa hari lalu.

    Menurut pejabat Gedung Putih itu, Trump telah memperjelas bahwa dirinya fokus pada perdamaian.

    “Kami juga membutuhkan mitra kami untuk berkomitmen terhadap tujuan tersebut,” ucapnya.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Disebutkan juga bahwa Trump memerintahkan Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Heghseth untuk melaksanakan penangguhan pengiriman itu.

    Laporan ini muncul beberapa jam setelah Trump mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih bahwa dirinya tidak membahas penangguhan bantuan militer ke Ukraina, namun mengatakan bahwa Zelensky “seharusnya lebih menghargai” dukungan AS.

    Nyaris tiga tahun perang berkecamuk, Washington telah memberikan bantuan senilai miliaran dolar Amerika kepada Ukraina.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pemimpin Junta Myanmar Bertemu Putin di Moskow

    Pemimpin Junta Myanmar Bertemu Putin di Moskow

    Jakarta

    Pimpinan junta Myanmar, Min Aung Hlaing, dikabarkan telah berangkat menuju Rusia pada Senin 3 Maret 2025 untuk melakukan pertemuan dengan sekutu utamanya, Presiden Putin.

    Min Aung Hlaing, merebut kekuasaan tertinggi di negara tersebut melalui kudeta militer di bulan Februari 2021, menggulingkan pemimpin terpilih saat itu, Aung San Suu Kyi. Pasca Kudeta, Junta militer berusaha terus meredam perlawanan keras kaum oposisi dan minoritas terhadap pemerintahan militer.

    Sanksi-sanksi negara barat diberlakukan terhadap Myanmar setelah kudeta disertai penindasan terhadap oposisi terjadi di tahun 2021. Hal ini turut yang menyebabkan konflik bersenjata yang meluas dan menyebabkan kematian terhadap ribuan warga sipil. Sanksi barat turut diberlakukan terhadap Rusia setelah invasi negara tersebut terhadap Ukraina di tahun 2022. Kedua negara berusaha mempererat hubungan bilateralnya untuk mengimbangi dampak sanksi.

    Dukungan Militer Rusia

    Menurut layanan informasi junta Myanmar, Min Aung Hlaing, dikabarkan telah meninggalkan ibu kota Naypyidaw pada Hari Senin dengan rombongan pejabat tinggi militernya dan dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Putin pada hari Selasa 4 Maret.

    Rusia adalah sekutu utama dan pemasok persenjataan Myanmar. Junta Militer dikabarkan telah kehilangan wilayah teritorial secara signifikan akibat serangan pemberontak di akhir tahun 2023. Para analis mengatakan dukungan Moskow sangatlah penting bagi junta militer Myanmar, terutama terkait pertahanan udara dalam memerangi pemberontakan berbagai kelompok bersenjata etnis minoritas dan gerilyawan pro-demokrasi di berbagai wilayah.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    “Rusia sangat berharga dalam membantu junta militer menjaga pertahanan udara mereka,” jelas Morgan Michaels, peneliti di lembaga International Institute for Strategic Studies, kepada AFP, “Dugaan kami, Rusia telah membantu Angkatan Udara Myanmar untuk mempertahankan tempo operasi.”

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    “Kedua belah pihak akan membahas prospek pengembangan lebih lanjut kerja sama Rusia-Myanmar yang saling menguntungkan, serta isu-isu internasional yang sedang hangat,” menurut informasi yang dirilis Kremlin. Pertemuan ini adalah pertemuan kedua pimpinan negara tersebut dalam dua tahun terakhir. Setelah pertemuan sebelumnya dilakukan di sela-sela Eastern Economic Forum yang diselenggarakan di Vladivostok, Rusia Timur, September 2022 lalu.

    Rusia dan Myanmar juga telah mengadakan latihan militer bersama dan menandatangani pakta mengembangkan tenaga nuklir. Pemerintah militer Myanmar berencana untuk mendorong lebih banyak tenaga kerjanya untuk bekerja di Rusia. Namun, pertukaran tidak terbatas pada ekonomi dan pertahanan. Pada bulan Januari 2025, menurut kantor berita pemerintah Rusia, TASS, Myanmar menghadiahkan enam ekor gajah kepada Sirkus Besar Moskow “sebagai tanda persahabatan”.

    slc/hp (AFP/AP)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1105: Trump Beri Sinyal Lanjutkan Kesepakatan Mineral tapi Stop Bantuan – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1105: Trump Beri Sinyal Lanjutkan Kesepakatan Mineral tapi Stop Bantuan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina telah memasuki hari ke-1105 pada Selasa (4/3/2025).

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump lagi-lagi bikin heboh.

    Pada Selasa (4/3/2025), Trump mengisyaratkan bahwa kesepakatan mineral antara AS dan Ukraina masih akan dilanjutkan.

    Di saat bersamaan, pemerintahan Trump baru saja menyatakan kalau bantuan militer AS ke Ukraina dihentikan.

    Bantuan-bantuan tersebut, mencakup senjata yang sedang dalam perjalanan atau di Polandia, akan dihentikan sementara hingga Ukraina menunjukkan komitmen lebih kuat terhadap negosiasi perdamaian.

    Selengkapnya simak situasi terkini perang Rusia-Ukraina yang Tribunnews.com rangkum berikut ini.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1105: 

    Trump sebelumnya mengisyaratkan bahwa kesepakatan mineral dengan Ukraina belum berakhir.

    Kesepakatan tersebut, tidak ditandatangani pada Jumat (28/2/2025) gara-gara Trump dan JD Vance debat panas dengan Zelenskyy di Gedung Putih.

    Penangguhan Bantuan Militer AS ke Ukraina

    Pemerintahan Trump mengumumkan penangguhan bantuan militer AS ke Ukraina beberapa jam setelah Keir Starmer, Perdana Menteri Inggris, mengatakan bahwa negara-negara Barat harus terus menyalurkan bantuan tersebut.

    Perdana Menteri Inggris menyatakan kepada anggota parlemen pada Senin, bahwa Ukraina akan membutuhkan uang dan senjata dari negara-negara sekutu bahkan setelah kesepakatan damai tercapai.

    Pada Selasa malam, Gedung Putih mengatakan, jeda ini akan berlangsung hingga Trump memutuskan bahwa para pemimpin Ukraina menunjukkan komitmen yang tulus terhadap perdamaian.

    “Ini bukan penghentian bantuan secara permanen, ini jeda,” kata seorang pejabat pemerintahan Trump, yang dikutip oleh Fox News.

    Bantuan sedang ditinjau untuk “memastikan bahwa bantuan tersebut berkontribusi pada solusi.”

    Demokrat mengkritik Trump karena memblokir bantuan yang telah disetujui oleh Kongres secara bipartisan.

    Negara-Negara Eropa Sepakat untuk Menyita Aset Rusia Senilai €200 Miliar

    Kekuatan-kekuatan besar Eropa tengah mempertimbangkan untuk menyita lebih dari €200 miliar aset Rusia yang dibekukan.

    Langkah ini diambil bersamaan dengan upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Ukraina, seperti yang dilaporkan oleh Financial Times.

    Prancis dan Jerman, yang sebelumnya menentang penyitaan penuh aset yang disimpan di Uni Eropa, kini sedang berdiskusi dengan Inggris dan negara-negara lain mengenai kemungkinan opsi untuk menggunakan aset-aset tersebut.

    Menurut tiga sumber yang mengetahui jalannya negosiasi, pejabat Prancis sedang mempertimbangkan proposal yang memungkinkan negara-negara Eropa menyita aset Rusia jika Moskow melanggar perjanjian gencatan senjata di masa depan.

    Langkah ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk menciptakan mekanisme jaminan keamanan bagi Ukraina setelah perang berakhir.

    Ukraina Mungkin Kehilangan 30 persen Persenjataannya akibat Penghentian Bantuan AS

    Jika bantuan militer dari Amerika Serikat benar-benar dihentikan, Ukraina berisiko kehilangan hingga 30 persen dari seluruh persenjataan yang saat ini digunakan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina.

    Oleg Katkov, pemimpin redaksi portal analisis militer Defence Express, menyatakan hal tersebut dalam komentarnya kepada Suspilny.

    Katkov menjelaskan, sekitar 40 persen senjata di gudang senjata Angkatan Bersenjata Ukraina merupakan senjata buatan Ukraina atau senjata yang sudah ada sebelum dimulainya invasi Rusia.

    Sedikit lebih dari 10 persen dari senjata yang berasal langsung dari Amerika Serikat, baik yang dikirimkan langsung maupun melalui sekutu Eropa dengan izin Washington.

    Sementara hampir 30 persen lainnya merupakan persenjataan yang dipasok oleh negara-negara Eropa, yang sebagian besar juga bergantung pada izin ekspor ulang dari Amerika Serikat.

    Katkov menekankan bahwa dalam skenario terburuk, ketika Amerika Serikat sepenuhnya memblokir pasokan senjata dan melarang ekspor ulang, Ukraina dapat kehilangan hingga sepertiga dari persenjataan yang mereka miliki.

    Hal ini tidak hanya akan memengaruhi peralatan asal Amerika, tetapi juga sebagian besar senjata Eropa yang dikirimkan dengan persetujuan Washington.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Rupiah Dibuka Perkasa, Berikut Prediksinya Sepanjang Hari Ini – Page 3

    Rupiah Dibuka Perkasa, Berikut Prediksinya Sepanjang Hari Ini – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiahperkasa pada pembukaan perdagangan hari Selasa 4 Maret 2025. Rupiah menguat hingga 44 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.436 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.480 per dolar AS.

    Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah menguat seiring harapan perdamaian atas perang di Ukraina.

    “Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS (Amerika Serikat) yang melemah tajam oleh harapan perdamaian perang di Ukraina,” ujarnya dikutip dari Antara, Selasa (4/3/2025).

    Inggris dan Prancis bersepakat untuk bekerja sama dengan Ukraina dalam menyusun rencana perdamaian yang akan disampaikan kepada AS. Kesepakatan itu merupakan hasil diskusi antara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Elemen utama dari usulan rencana perdamaian itu mencakup kemampuan pertahanan Ukraina yang kuat untuk mencegah agresi Rusia, jaminan keamanan Eropa, dan dukungan AS.

    “Harapan dari dukungan penuh negara-negara EU (European Union) dan Inggris akan terus mendukung Ukraina dan usulan perdamaian dari mereka (memberikan sentimen positif terhadap penguatan rupiah),” kata Lukman.

    Di samping itu, dolar AS juga tertekan data Purchasing Managers Index (PMI) oleh Institute of Supply Management (ISM) Manufaktur AS yang mencapai 50,3, lebih lemah dari perkiraan sebesar 50,5.

    Menurut dia, pelemahan ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump, terutama terhadap impor baja dan aluminium yang akan meningkatkan biaya produksi, sehingga banyak manufaktur yang cenderung pesimis.

    “Namun, penguatan akan terbatas oleh kebijakan tarif yang dikonfirmasikan oleh Trump akan efektif berlaku sesuai rencana (terhadap Kanada, Meksiko, dan China). (Kisaran kurs rupiah pada hari ini diperkirakan) Rp16.400-Rp16.500,” ucap dia.

     

  • Bantuan Militer yang Dihentikan AS untuk Ukraina Termasuk Senjata yang Sedang Dalam Perjalanan – Halaman all

    Bantuan Militer yang Dihentikan AS untuk Ukraina Termasuk Senjata yang Sedang Dalam Perjalanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Donald Trump memerintahkan penangguhan semua bantuan militer ke Ukraina, ujar seorang pejabat senior Departemen Pertahanan kepada Bloomberg.

    Menurut pejabat tersebut, seluruh bantuan militer AS ke Ukraina ditangguhkan hingga Trump yakin bahwa para pemimpin Ukraina telah melakukan upaya sungguh-sungguh untuk mencapai perdamaian.

    Arahan ini berlaku segera, dan berdampak pada lebih dari 1 miliar dolar AS dalam bentuk senjata dan amunisi.

    Seorang pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan kepada New York Times bahwa keputusan tersebut diambil setelah serangkaian pertemuan antara Trump dan para penasihat keamanan nasional seniornya.

    “Presiden Trump telah menegaskan bahwa fokusnya adalah pada perdamaian. Kami juga membutuhkan mitra kami untuk berkomitmen pada tujuan itu. Kami menghentikan sementara dan meninjau bantuan kami untuk memastikan bahwa bantuan tersebut berkontribusi pada solusi,” kata seorang pejabat Gedung Putih pada Senin (3/3/2025) malam waktu setempat, seperti yang dilaporkan oleh CNN.

    Penangguhan sementara bantuan militer ini tidak hanya memengaruhi bantuan di masa mendatang, tetapi juga senjata yang sedang dalam perjalanan, termasuk pengiriman melalui pesawat dan kapal, serta peralatan yang sedang transit di Polandia.

    AS telah memberikan bantuan senilai 119,8 miliar dolar AS sejak dimulainya invasi skala penuh Rusia pada tahun 2022.

    Bantuan tersebut mencakup 67,1 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan militer, 49 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan keuangan, dan 3,6 miliar dolar AS dalam bentuk bantuan kemanusiaan, menurut Kiel Institute for the World Economy.

    Keputusan ini diambil setelah pertemuan yang penuh ketegangan antara Trump dan Zelensky, di mana ketidaksepakatan mengenai bantuan militer dan sikap strategis Ukraina memicu ketegangan.

    Setelah pertemuan tersebut, Trump mengatakan bahwa Zelensky “belum siap untuk perdamaian.”

    “Dia tidak menghormati Amerika Serikat di Ruang Oval yang disayanginya. Dia bisa kembali ketika dia siap untuk perdamaian,” tulis Trump di Truth Social pada 28 Februari.

    Gedung Putih belum menentukan langkah apa yang harus diambil Ukraina untuk memulihkan aliran bantuan militer, sehingga menimbulkan ketidakpastian mengenai jadwal dan ketentuan untuk dimulainya kembali bantuan tersebut.

    Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Associated Press bahwa Trump mengharapkan Zelensky untuk “berkomitmen” untuk merundingkan kesepakatan damai guna mengakhiri perang.

    Selain itu, AS menunda dan meninjau bantuan militernya untuk memastikan bahwa bantuan tersebut memberikan kontribusi pada solusi.

    AS Berupaya Libatkan Rusia dalam Perundingan Damai

    Setelah laporan penghentian sementara bantuan ke Ukraina, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengisyaratkan bahwa langkah tersebut terkait dengan upaya diplomatik terhadap Rusia, dilansir Financial Times.

    “Kami ingin membawa Rusia ke meja perundingan. Kami ingin menjajaki kemungkinan terwujudnya perdamaian,” ujarnya dalam sebuah pernyataan, tanpa secara langsung menyebutkan penangguhan bantuan tersebut.

    Keputusan Presiden Trump ini diperkirakan akan meningkatkan urgensi upaya di berbagai ibu kota Eropa untuk memperkuat dukungan militer mereka untuk Ukraina. 

    Pasalnya, jeda yang berkepanjangan dalam bantuan AS berpotensi memberikan keuntungan signifikan bagi pasukan Rusia di medan perang.

    Institut Studi Perang (ISW) mengeluarkan peringatan bahwa keputusan untuk menghentikan bantuan AS secara langsung akan merusak tujuan yang dinyatakan oleh Trump, yaitu mencapai perdamaian yang berkelanjutan di Ukraina.

    “Rusia akan memanfaatkan penghentian bantuan AS ke Ukraina untuk merebut lebih banyak wilayah Ukraina dan berusaha melemahkan dukungan Eropa—pendekatan yang telah digariskan oleh Putin dalam teorinya tentang kemenangan,” tambah ISW.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)