Negara: Ukraina

  • Serangan ‘Besar-besaran’, Rudal dan Drone Rusia Sasar Infrastruktur Energi dan Gas Ukraina – Halaman all

    Serangan ‘Besar-besaran’, Rudal dan Drone Rusia Sasar Infrastruktur Energi dan Gas Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Rusia disebut telah menargetkan infrastruktur energi dan gas Ukraina dalam serangan rudal dan pesawat tak berawak.

    Serangan rudal dan drone ini disebut sebagai serangan ‘besar-besaran’.

    Menteri energi Ukraina, German Galushchenko, mengatakan di Facebook:

    “Sekali lagi, infrastruktur energi dan gas di berbagai wilayah Ukraina menjadi sasaran serangan rudal dan pesawat tak berawak besar-besaran.”

    Ia menambahkan upaya penyelamatan pun dilakukan.

     “Jika memungkinkan, tim penyelamat dan teknisi listrik bekerja untuk menghilangkan konsekuensinya, dilansir Sky News, Jumat (7/3/2025).

    German Galushchenko juga melaporkan, semua tindakan yang diperlukan sedang diambil untuk menstabilkan pasokan listrik dan gas.

    Sementara itu, laporan lain menyebut fasilitas produksi gas alam di perusahaan minyak dan gas milik negara Naftogaz rusak.

    Namun, tidak ada korban jiwa usai serangan yang diklaim dilakukan oleh Rusia itu.

    “Untungnya tidak ada korban jiwa,” demikian bunyi pernyataan di aplikasi pesan Telegram. 

    Sementara itu, seorang gubernur daerah kota pelabuhan Odesa mengatakan pesawat tak berawak telah merusak infrastruktur energi dan memicu kebakaran di sana.

    Serangan itu digambarkan sebagai ‘serangan pesawat tak berawak besar-besaran’.

    Anak-anak Disebut Jadi Korban

    Dilaporkan anak-anak termasuk di antara korban yang terluka dalam serangan udara ‘besar-besaran’ Rusia semalam.

    Kini semakin banyak rincian yang bermunculan tentang serangan tersebut.

    Setidaknya 10 orang, termasuk seorang anak, terluka akibat serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia, kata menteri energi Ukraina.

    Perusahaan energi swasta terbesar di Ukraina, DTEK, mengatakan pagi ini pihaknya telah menghentikan produksi gas di fasilitasnya di wilayah Poltava tengah setelah mengalami kerusakan signifikan akibat serangan Rusia. 

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Arab Saudi Sambut Pertemuan Delegasi AS dan Ukraina di Jeddah Pekan Depan

    Arab Saudi Sambut Pertemuan Delegasi AS dan Ukraina di Jeddah Pekan Depan

    Jakarta

    Delegasi Amerika Serikat (AS) dijadwalkan akan bertemu dengan delegasi Ukraina pekan depan. Pertemuan akan berlangsung di Jeddah, Arab Saudi.

    Dilansir AFP, Jumat (7/3/2025) Arab Saudi menyambut baik rencana pertemuan tersebut. Pertemuan itu disebut sebagai bagian dari upaya mengakhiri krisis di Ukraina.

    “Arab Saudi menyambut baik pertemuan yang direncanakan antara Amerika Serikat dan Ukraina, yang akan diadakan di Jeddah minggu depan,” kata kementerian luar negeri Saudi dalam sebuah pernyataan.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengumumkan bahwa akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi Senin pekan depan. Dia akan bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, sehari sebelum pertemuan delegasi AS dan delegasi Ukraina.

    Utusan AS untuk Timur Tengah Steve Witkoff mengatakan bahwa ia akan bertemu dengan delegasi Ukraina pekan depan di negara monarki Teluk untuk membahas gencatan senjata dengan Rusia.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Arab Saudi bulan lalu menjadi tuan rumah pertemuan Rusia-Amerika dalam pembicaraan tingkat tinggi pertama antara kedua pemerintah sejak perang Ukraina dimulai pada tahun 2022.

  • Investigasi Analis Ukraina Bongkar Tornado-S Rusia Berisi Komponen China, Amerika, Swiss, Inggris – Halaman all

    Investigasi Analis Ukraina Bongkar Tornado-S Rusia Berisi Komponen China, Amerika, Swiss, Inggris – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemeriksaan roket berpemandu dari sistem roket peluncur ganda Tornado-S milik Rusia, yang digunakan dalam perang melawan Ukraina, telah mengungkap penggunaan dua giroskop serat optik secara bersamaan untuk meningkatkan akurasi penargetan.

    Salah satunya adalah unit TIUS500, yang diproduksi oleh perusahaan Optolink Rusia, sedangkan yang lainnya adalah perangkat asing tanpa tanda dengan segel indikator dalam bahasa Cina, menyerupai produk dari BWSENSING milik Cina.

    Kedua giroskop menggunakan tiga interferometer cincin Sagnac yang disusun sepanjang sumbu ortogonal.

    Lalu dipasangkan dengan papan kontrol elektronik, dikutip dari Defence Express.

    Namun, elektroniknya berbeda.

    Di antaranya modul Rusia dibuat berdasarkan FPGA Altera Cyclone Amerika, sedangkan modul asing menggunakan mikrokontroler STMicroelectronics Swiss.

    Meskipun ada sanksi, modul Rusia menggabungkan komponen dari AS (Analog Devices, National Semiconductor, Maxim Integrated), Tiongkok (Panwoo Equipment Consulting, Mornsun), Swiss (STMicroelectronics), dan Inggris (Golledge Electronics).

    Hal ini menyoroti kerentanan rantai pasokan yang sedang berlangsung yang memungkinkan Rusia untuk mengintegrasikan teknologi asing ke dalam amunisi berpemandu presisinya.

    Seperti yang dilaporkan Defense Express sebelumnya, Dataset War&Sanctions Baru Mengungkapkan Komponen Asing dan Modifikasi Shahed-136 Terbaru.

    Zelensky ke Arab Saudi

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan negaranya “siap untuk perdamaian” setelah Rusia menargetkan infrastruktur energi Ukraina dalam pemboman skala besar semalam, termasuk dengan rudal balistik Iskander.

    Zelensky berkata: “Ukrainalah yang menginginkan perdamaian sejak detik pertama perang ini,” ucapnya, dikutip dari LBC.

    “Tugasnya adalah memaksa Rusia menghentikan perang”.

    Selanjutnya, Zelensky akan bertemu dengan pejabat AS untuk perundingan damai minggu depan.

    Rusia dituduh “berusaha menyerang warga biasa” oleh menteri energi Ukraina, karena sedikitnya 10 orang, termasuk seorang anak, terluka.

    Zelensky menambahkan: “Ukraina masih hidup, masih berjuang dan berkembang berkat kekuatan dan keberanian rakyat kami, yang selalu mendukung mitra kami.

    “Terima kasih, orang Ukraina dan orang Ukraina, setiap kulit dan setiap kulit, bagi mereka yang melindungi dan melindungi negara Anda!”

    Adapun Rusia menyerang Odesa di selatan dan Kharkiv di timur.

    Di Kharkiv, delapan orang terluka dan infrastruktur serta sebuah bangunan tempat tinggal terkena serangan.

    Tujuh orang, termasuk dua gadis berusia tiga dan empat tahun, terluka di Slovyansk akibat ‘bom luncur’ Rusia.

    Sekitar 30 bangunan rusak atau hancur.

    Seorang anak terluka di Kramatorsk, dan dua orang, termasuk seorang anak, terluka di dekat Myrhorod.

    Di Odesa, infrastruktur energi dan bangunan tempat tinggal rusak. Serangan itu berlangsung hampir sepanjang malam, menurut laporan setempat.

    Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, mengunggah status daring: “Infrastruktur energi dan gas di berbagai wilayah Ukraina kembali menjadi sasaran penembakan rudal dan pesawat tak berawak besar-besaran.

    “Rusia berupaya menyakiti warga Ukraina biasa dengan menembaki fasilitas produksi energi dan gas, tanpa mengabaikan tujuannya untuk membuat kita tanpa listrik dan pemanas, serta menyebabkan kerugian terbesar bagi warga biasa.”

    Serangan terbaru ini terjadi beberapa jam setelah Zelensky mengatakan negaranya akan mengadakan pembicaraan dengan AS minggu depan untuk mengakhiri perang melawan Rusia.

    Zelensky mengatakan ia akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada hari Senin dan timnya akan tinggal di sana untuk mengadakan pembicaraan dengan pejabat AS.

    “Saya dijadwalkan mengunjungi Arab Saudi untuk bertemu dengan putra mahkota,” kata Zelensky, merujuk pada Mohammed bin Salman, pewaris takhta kerajaan kaya minyak tersebut. “

    Setelah itu, tim saya akan tinggal di Arab Saudi untuk bekerja sama dengan mitra Amerika. Ukraina sangat tertarik pada perdamaian.”

    Ia menambahkan: “Seperti yang kami sampaikan kepada Presiden Trump, Ukraina tengah berupaya dan akan terus berupaya secara konstruktif demi tercapainya perdamaian yang cepat dan dapat diandalkan.”

    Dalam percakapan dengan wartawan pada hari Kamis, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan ia yakin pemerintahannya telah membuat “banyak kemajuan” dalam beberapa hari terakhir dengan Ukraina dan Rusia, tetapi tidak menjelaskan secara rinci bagaimana.

    “Saya pikir yang akan terjadi adalah Ukraina ingin membuat kesepakatan, karena menurut saya mereka tidak punya pilihan lain,” kata Trump.

    “Saya juga berpikir bahwa Rusia ingin membuat kesepakatan karena dengan cara tertentu yang berbeda – cara berbeda yang hanya saya yang tahu, hanya saya yang tahu – mereka juga tidak punya pilihan lain.

    SERANGAN RUSIA – Rudal Rusia menghantam sebuah hotel di Kota Kryvyi Rih, Ukraina, pada hari Rabu malam, (5/3/2025). Setidaknya dua orang dilaporkan tewas. (Dinas Darurat Ukraina)

    Utusan khusus Trump, Steve Witkoff, mengonfirmasi, pejabat senior pemerintahan sedang mengatur pembicaraan dengan pejabat tinggi Ukraina di Arab Saudi.

    Witkoff mencatat, Zelensky telah meminta maaf dalam beberapa hari terakhir tentang ledakan di Gedung Putih dan menyatakan rasa terima kasih.

    Dia berhati-hati tentang apakah kesepakatan mineral akan ditandatangani selama pertemuan di Arab Saudi.

    “Kita lihat apakah dia akan menindaklanjutinya,” kata Witkoff.

    Pengumuman itu muncul saat para pemimpin Uni Eropa mengadakan pembicaraan darurat tentang cara untuk segera meningkatkan anggaran militer mereka setelah pemerintahan Trump mengisyaratkan bahwa Eropa harus menjaga keamanannya sendiri dan juga menangguhkan bantuan ke Ukraina.

    Hanya dalam waktu sebulan, Trump telah membatalkan kepastian lama tentang keandalan AS sebagai mitra keamanan, saat ia merangkul Rusia dan menarik dukungan Amerika untuk Ukraina.

    Pada hari Senin, Trump memerintahkan penghentian sementara pasokan militer AS ke Ukraina karena ia berusaha menekan Zelensky untuk terlibat dalam negosiasi guna mengakhiri perang dengan Rusia.

    AS juga menghentikan sementara pembagian informasi intelijen dengan Kyiv.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prancis, Sebastien Lecornu, mengatakan Prancis memberikan intelijen militer kepada Ukraina.

    Intelijen Amerika sangat penting bagi Ukraina untuk melacak pergerakan pasukan Rusia dan memilih target.

    Berbicara kepada radio France Inter pada hari Kamis, Lecornu mengatakan Prancis terus melanjutkan kegiatan berbagi intelijennya.

    “Intelijen kami berdaulat,” kata Lecornu. “Kami memiliki intelijen yang dapat dimanfaatkan Ukraina.”

    Lecornu menambahkan, menyusul keputusan AS untuk menangguhkan semua bantuan militer ke Ukraina, Presiden Prancis Emmanuel Macron memintanya untuk “mempercepat berbagai paket bantuan Prancis” guna menebus kurangnya bantuan Amerika.

    Lecornu mengatakan, menyusul keputusan AS tersebut, pengiriman bantuan untuk Ukraina yang berangkat dari Polandia telah ditangguhkan, namun, ia menambahkan, “Ukraina, sayangnya, telah belajar untuk berperang dalam perang ini selama tiga tahun dan tahu bagaimana cara menimbunnya”.

    Di Ukraina, rudal balistik Rusia menewaskan empat orang yang menginap di sebuah hotel di kota asal Presiden Zelensky pada malam hari.

    Zelensky, yang menghadiri pertemuan puncak Uni Eropa tentang pertahanan di Brussels, mengatakan relawan organisasi kemanusiaan telah pindah ke hotel di Kryvyi Rih, di Ukraina tengah, tepat sebelum serangan, termasuk warga negara Ukraina, Amerika, dan Inggris. Ia tidak mengatakan apakah orang-orang itu termasuk di antara 31 orang yang terluka.

    Rusia menembakkan 112 pesawat tanpa awak Shahed dan pesawat pengecoh, serta dua rudal balistik Iskander, ke Ukraina semalam, kata angkatan udara Ukraina.

    Kemudian pada hari Kamis, Kementerian Luar Negeri Rusia menolak proposal perdamaian dari Prancis dan Inggris, menggambarkannya sebagai upaya sekutu Eropa Kyiv untuk menawarkan keringanan kepada tentara Ukraina yang sedang berjuang.

    Juru bicara kementerian, Maria Zakharova, mengatakan usulan penghentian serangan udara dan laut merupakan upaya untuk “memberikan jeda bagi rezim Kyiv yang menderita, angkatan bersenjata Ukraina, dan mencegah keruntuhan garis depan”.

    Ia mengatakan Ukraina akan menggunakan jeda apa pun dalam pertempuran untuk memperkuat militernya, yang akan menyebabkan konflik berkepanjangan.

    Dan menteri luar negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengkritik keras klaim Macron, Rusia mengancam Eropa.

    “Ini merupakan ancaman bagi Rusia,” kata Lavrov dalam sebuah pengarahan di Moskow, seraya mencatat rencana Macron untuk mengadakan pertemuan para perwira militer tinggi Eropa guna membahas rencana agresif yang diduga dilakukan Moskow.

    Lavrov menepis tuduhan bahwa Rusia tengah menyusun rencana untuk menyerang negara-negara Eropa sebagai “tuduhan bodoh” dan “omong kosong”.

    “Bagi orang yang waras atau tidak, sangat jelas bahwa Rusia tidak membutuhkan ini,” katanya.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha)

  • Zelensky Dituding Dukung Pembantaian Yahudi, Ini Kata Israel

    Zelensky Dituding Dukung Pembantaian Yahudi, Ini Kata Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Israel buka suara soal dugaan dukungan Pemerintah Ukraina terhadap pembantai orang-orang Yahudi pada era Perang Dunia II atau Holocaust. Hal ini terjadi setelah muncul dugaan administrasi pimpinan Presiden Volodymyr Zelensky itu mengglorifikasi pelaku Holocaust dari Rusia, yang saat ini berperang dengan Ukraina.

    Dilansir RT, Jumat (7/3/2025), Moskow sebelumnya memberikan peringatan setelah Kyiv menjadikan nama tokoh nasionalis Ukraina yang bersekutu dengan Nazi seperti Stepan Bandera sebagai nama jalan.

    Jalan yang dinamai tokoh itu terletak hanya 3 km dari Babi Yar, tempat sekitar 100.000 hingga 150.000 orang Yahudi dan ribuan lainnya dibasmi di bawah pendudukan Nazi.

    Pemerintah Rusia pun sempat menyatakan kebingungan atas penobatan nama Bandera tersebut. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Moskow, Maria Zakharova, dengan sinis mempertanyakan kompetensi staf diplomatik Israel.

    “Bagaimana bisa begitu? Apa yang dilakukan kedutaan Israel di Kyiv? Dan di Moskow juga?” tulisnya di media sosial, menawarkan kumpulan dokumen relevan dalam bahasa Inggris untuk memudahkan menteri tersebut.

    Sementara itu, menghadapi situasi baru-baru ini, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan pihaknya akan mengecek penobatan nama Bandera ini. Ia mengaku belum mengetahui sama sekali manuver Ukraina ini.

    “Pertama-tama, saya tidak tahu tentang itu. Saya akan memeriksanya,” jawab pejabat itu, seraya berjanji untuk mengeluarkan pernyataan kecaman “jika memang diperlukan.”

    Bandera dan para nasionalis lainnya, termasuk mereka yang terlibat langsung dalam kekejaman masa perang, telah dipuja-puja di Ukraina modern selama bertahun-tahun. Hal ini bahkan digambarkan oleh sejumlah jurnalis sebagai bagian dari ‘pengetahuan umum’.

    Kementerian Luar Negeri Israel dan kedutaan besarnya di Kyiv bahkan telah mengeluarkan beberapa pernyataan yang mengecam pemujaan terhadap tokoh-tokoh tersebut.

    Pada Januari 2022, misi diplomatik tersebut menggambarkan pawai obor memperingati ulang tahun Bandera sebagai “penghinaan terhadap korban Holocaust”.

    (luc/luc)

  • Negara NATO Uring-uringan, Sebut Bantuan ke Ukraina Bisa Rusak Eropa

    Negara NATO Uring-uringan, Sebut Bantuan ke Ukraina Bisa Rusak Eropa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dinamika terus membayangi negara-negara anggota aliansi NATO terkait bantuan kepada Ukraina untuk melawan Rusia. Terbaru, manuver ini menjadi kekhawatiran salah satu anggota aliansi itu di Eropa, Hungaria.

    Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orbán mengatakan bahwa rencana sekutu NATO, yang sebagian besar juga merupakan bagian dari Uni Eropa (UE), untuk membiayai militer Ukraina adalah jalan buntu. Menurutnya, dengan bantuan persenjataan dari Amerika Serikat (AS) yang telah dihentikan, UE tak akan mampu membiayai Kyiv hingga menang.

    Ia juga mengkritik manuver UE yang berencana menaikan angka pengeluaran pertahanan dalam menjamin sendiri keamanan di wilayah itu. Diketahui, Orbán telah menolak usulan ini.

    “Cara UE mendukung Ukraina sekarang, sementara juga meningkatkan anggaran pertahanan Eropa sendiri, akan menghancurkan Eropa,” ungkapnya, dilansir Reuters.

    “Jika sekarang AS berhenti (membiayai perang), mengapa 26 negara anggota lainnya masih terus merasa memiliki kesempatan untuk mengakhiri perang ini?. Hari ini tampaknya saya telah memveto. Namun dalam beberapa minggu mereka akan kembali dan ternyata tidak ada uang untuk tujuan ini.”

    Hungaria sendiri merupakan kritikus keras reaksi NATO untuk membantu Ukraina. Orbán dan Perdana Menteri Slovakia. Robert Fico, telah lama secara terbuka mengkritik bantuan militer UE ke Ukraina dan sanksinya terhadap Rusia.

    Mereka juga mendukung manuver Presiden AS Donald Trump yang menegaskan bahwa penyelesaian damai adalah satu-satunya jalan yang layak untuk mengakhiri perang. Dua pemimpin Slovakia dan Hungaria ini juga telah lama dituduh menjalankan kebijakan yang bersahabat dengan Moskow meskipun negara mereka merupakan anggota UE dan NATO.

    UE Genjot Beli Senjata

    Sementara itu, para petinggi negara UE berkumpul di Brussels, Kamis kemarin. Mereka menancapkan komitmen untuk mendukung kenaikan belanja pertahanan serta tetap mendukung Ukraina di tengah dunia yang berubah karena pembalikan kebijakan AS oleh Donald Trump.

    “Hari ini kami telah menunjukkan bahwa UE bangkit menghadapi tantangan, membangun pertahanan Eropa dan berdiri bahu-membahu dengan Ukraina,” kata ketua pertemuan Antonio Costa kepada wartawan.

    Para pemimpin UE memuji usulan Komisi Eropa minggu ini untuk memberi mereka fleksibilitas fiskal dalam pengeluaran pertahanan, terutama terkait plafon pinjaman hingga 150 miliar euro (Rp 2.593 triliun) guna dipinjamkan kepada pemerintah negara anggota UE untuk dibelanjakan demi militer mereka.

    Dalam pernyataan bersama yang disetujui oleh semua 27 negara anggota, para pemimpin UE meminta para menteri mereka untuk segera memeriksa usulan ini secara terperinci.

    “Eropa harus menghadapi tantangan ini, perlombaan senjata ini. Dan harus memenangkannya,” kata Perdana Menteri Polandia Donald Tusk pada pertemuan puncak pertahanan khusus di Brussels.

    “Eropa secara keseluruhan benar-benar mampu memenangkan konfrontasi militer, keuangan, ekonomi dengan Rusia – kami lebih kuat,” tambahnya.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang pada hari Rabu telah mengatakan kepada para pemilih Prancis bahwa Rusia merupakan ancaman bagi Prancis dan Eropa, mengatakan semua ini hanyalah langkah pertama.

    “Apapun yang terjadi di Ukraina, kita perlu membangun kapasitas pertahanan otonom di Eropa,” ungkapnya.

    (luc/luc)

  • Posisi Zelenskyy Kian Terjepit, Rusia Kerahkan 10 Bomber Tu-95MS dan Kapal Perang Bombardir Kharkiv – Halaman all

    Posisi Zelenskyy Kian Terjepit, Rusia Kerahkan 10 Bomber Tu-95MS dan Kapal Perang Bombardir Kharkiv – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KIEV – Rusia melancarkan serangan rudal besar-besaran terhadap Ukraina, dengan fokus pada infrastruktur energi dan gas, Jumat (7/3/2025) waktu setempat.

    Serangan ini melibatkan 10 pengebom strategis Tupolev Tu-95MS dan sejumlah kapal perang di Laut Hitam.

    Serangan ini dilaporkan oleh pejabat Ukraina, termasuk Menteri Energi Herman Halushchenko dan Gubernur Oblast Ternopil Vyacheslav Nehoda.

    Halushchenko mengonfirmasi serangan tersebut menghantam fasilitas penting, yang mendorong tanggapan langsung dari tim darurat. 

    “Serangan ini melukai sedikitnya dua orang di Poltava Oblast itu terjadi kurang dari dua minggu setelah pertemuan Presiden Volodymyr Zelensky dengan Presiden Donald Trump di Gedung Putih pada 27 Februari,” katanya.

    Suspilne, penyiar publik Ukraina, melaporkan ledakan di Ternopil sekitar pukul 5 pagi, diikuti oleh ledakan di Kharkiv pada pukul 6:30 pagi. 

    Di Poltava Oblast, wilayah tengah, sebuah rudal menghantam dua bangunan tempat tinggal, melukai seorang dewasa dan seorang anak, meskipun kondisi mereka masih belum jelas, kata pejabat setempat.

    Gubernur Ternopil Oblast Vyacheslav Nehoda mengatakan kepada wartawan bahwa situs infrastruktur penting di wilayahnya rusak, yang berpotensi mengganggu pasokan gas.

    “Petugas darurat sedang menilai situasi,” kata Nehoda, seraya menambahkan bahwa upaya pemulihan sedang dilakukan.

    Halushchenko, yang berbicara di televisi nasional, menolak menyebutkan fasilitas mana yang terkena serangan tetapi menekankan skala operasi tersebut. 

    “Petugas penyelamat dan energi dikerahkan di beberapa lokasi untuk menangani kerusakan,” katanya. Di Oblast Ivano-Frankivsk, Gubernur Svitlana Onyshchuk melaporkan serangan terhadap infrastruktur tetapi tidak ada korban jiwa.

    Rudal Kalibr

    Serangan ini menggunakan rudal Kalibr, sebuah senjata jarak jauh yang diluncurkan dari kapal perang Rusia di Laut Hitam.

    Sebagai informasi, rudal jelajah ini dirancang untuk terbang pada ketinggian rendah guna menghindari deteksi, dengan jangkauan lebih dari 1500 mil.

    Menurut laporan, serangan ini mengakibatkan setidaknya dua orang terluka di Oblast Poltava, di mana sebuah rudal menghantam dua gedung tempat tinggal.

    Gubernur Oblast Ternopil, Vyacheslav Nehoda, mengkonfirmasi bahwa infrastruktur kritis di wilayahnya juga mengalami kerusakan, yang berpotensi mengganggu pasokan gas.

    Tim darurat saat ini sedang melakukan penilaian dan upaya pemulihan.

    Menteri Halushchenko menekankan pentingnya respons cepat dari tim penyelamat dan pekerja energi di berbagai lokasi untuk menangani kerusakan yang terjadi.

    Di Oblast Ivano-Frankivsk, Gubernur Svitlana Onyshchuk melaporkan adanya serangan pada infrastruktur, namun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

    Sementara itu, sistem pertahanan udara Ukraina aktif selama serangan, meskipun belum ada data resmi mengenai jumlah rudal yang berhasil dicegat.

    Kerusakan pada pipa gas di Oblast Poltava menambah kompleksitas respons, dan saat ini belum ada estimasi waktu perbaikan yang jelas.

    Serangan Rusia hari ini menandai serangan rudal terbesar yang dilakukan Moskow dalam beberapa bulan terakhir, meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dalam konflik yang telah berlangsung sejak 2014.

    Operasi ini mengingatkan kita pada serangan besar pada 17 November 2022, ketika pasukan Rusia meluncurkan lebih dari 90 rudal, termasuk Kalibr, dan puluhan drone terhadap jaringan energi Ukraina. 

    Serangan itu, salah satu serangan terbesar dalam satu hari dalam perang, melumpuhkan pembangkit listrik dan menyebabkan jutaan orang kehilangan listrik saat musim dingin mendekat.

    Sementara banyak pihak yang menilai serangan terbaru Rusia ini terkait dengan pertemuan Zelensky dan Trump di Gedung Putih pada 27 Februari, yang menegaskan menjauhnya AS dari barisan pendukung Ukraina.

    Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Ruang Oval, Gedung Putih, Washinton DC, Jumat (28/2/2025) waktu setempat atau Sabtu siang, berakhir dengan pertengkaran sengit.

    Trump menekan Zelenskyy untuk segera melakukan gencatan senjata dengan Rusia, tetapi Zelenskyy bersikeras bahwa Ukraina membutuhkan jaminan keamanan sebelum berdamai.

    Ketegangan meningkat ketika Trump menuding Zelenskyy tidak benar-benar menginginkan perdamaian. Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance juga menuduh Zelenskyy tidak bersyukur atas bantuan AS. Suasana pertemuan sangat tidak mengenakkan.

    Salah satu agenda utama pertemuan adalah penandatanganan perjanjian mineral tanah jarang antara AS dan Ukraina.

    Namun, acara penandatanganan batal akibat pertengkaran di Ruang Oval. Zelenskyy juga keberatan dengan tuntutan AS yang ingin mendapatkan keuntungan besar dari mineral Ukraina sebagai imbalan atas bantuan militer.

    Kondisi ini diyakini dimanfaatkan Moskow untuk terus mendorong Ukraina ke batas akhir perlawanan mereka.

  • China Dukung Rusia-Ukraina Damai dan Tolak Rencana AS-Israel di Jalur Gaza – Halaman all

    China Dukung Rusia-Ukraina Damai dan Tolak Rencana AS-Israel di Jalur Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – China mendukung perdamaian antara Rusia dan Ukraina serta penyelesaian konflik Israel dan Palestina.

    Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan China menegaskan hubungan China dan Rusia stabil dan tidak tunduk pada campur tangan negara lain.

    “China menyambut baik dan mendukung semua upaya yang bertujuan untuk mencapai perdamaian,” kata Wang Yi pada konferensi pers tahunan di sela-sela Kongres Rakyat Nasional di Beijing, Jumat (7/3/2025).

    Wang Yi menegaskan China akan menjadi kekuatan yang adil dan berupaya menyelesaikan masalah-masalah dengan karateristik China serta bekerja sama dengan negara-negara berkembang.

    Terkait hubungan China dan Amerika Serikat, Wang Yi menekankan kedua negara saling menghormati.

    “Kami saling menghormati harus menjadi prinsip dasar hubungan China-AS,” katanya seraya mengancam bahwa China pasti akan merespons jika Amerika Serikat terus memberikan tekanan padanya, seperti diberitakan RIA Novosti.

    China: Jalur Gaza adalah Bagian Integral Milik Rakyat Palestina

    Menteri Luar Negeri China Wang Yi juga meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meningkatkan suara negara-negara di Timur Tengah.

    Wang Yi mengomentari rencana AS dan Israel untuk menduduki Jalur Gaza serta mengusir penduduk Palestina dari wilayah tersebut.

    “Kekuatan apa pun yang mengubah status Gaza hanya akan mengarah pada keadaan ketidakstabilan baru karena Jalur Gaza adalah milik rakyat Palestina,” kata Wang Yi.

    Ia menekankan jika negara-negara besar peduli terhadap Jalur Gaza, mereka seharusnya mendorong gencatan senjata permanen dan berkontribusi pada rekonstruksi Jalur Gaza.

    “Masalah Palestina adalah inti dari masalah Timur Tengah,” ujarnya, seperti diberitakan Al Araby.

    Menteri Luar Negeri China juga menyatakan dukungannya terhadap rencana Mesir untuk membangun kembali Jalur Gaza. 

    “Prioritasnya haruslah solusi dua negara antara Israel dan Palestina untuk memastikan kemampuan mereka untuk hidup bersama secara harmonis,” katanya.

    Ia menegaskan bahwa setiap perubahan yang dipaksakan pada situasi di Jalur Gaza hanya akan menciptakan lebih banyak ketidakstabilan.

    Wang Yi juga menekan jika negara-negara besar benar-benar khawatir dengan situasi di Jalur Gaza, mereka akan berupaya meningkatkan bantuan kemanusiaan dan bukan berupaya mengusir penduduknya.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Trump Ingin AS, Rusia, dan China Lakukan Denuklirisasi, Kremlin: Eropa juga Harus Ikut – Halaman all

    Trump Ingin AS, Rusia, dan China Lakukan Denuklirisasi, Kremlin: Eropa juga Harus Ikut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengomentari pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) yang ingin memulai negosiasi denuklirisasi dengan Rusia.

    “Dialog antara Rusia dan Amerika Serikat mengenai penolakan senjata nuklir diperlukan baik dari sudut pandang kepentingan negara maupun dari sudut pandang keamanan internasional,” kata Dmitry Peskov, Jumat (7/3/2025).

    Rusia juga percaya bahwa negara-negara nuklir Eropa seperti Inggris dan Prancis juga harus berpartisipasi dalam negosiasi tersebut.

    Hal ini menjadi sorotan Rusia setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan keinginannya untuk memulai diskusi tentang kemungkinan perlindungan negara Eropa lainnya dengan senjata nuklir Prancis, setelah menuduh Rusia sebagai ancaman dan ingin memperluas perang Ukraina ke seluruh Eropa.

    “Kami tetap yakin akan hal ini, terutama karena relevansi untuk mempertimbangkan persenjataan ini kini bahkan lebih tinggi daripada sebelumnya, mengingat pernyataan terbaru Bapak Macron tentang niat Prancis untuk menyediakan payung nuklirnya guna memastikan keamanan negara-negara Eropa,” jelasnya.

    “Beberapa negara Eropa, seperti yang kita dengar, bergegas mendukung gagasan ini kemarin,” tambahnya.

    Menurut Peskov, tidak mungkin mengabaikan persenjataan nuklir Eropa selama dialog denuklirisasi global tanpa melibatkan mereka.

    “Oleh karena itu, ya, persenjataan nuklir Eropa tidak akan luput menjadi sorotan selama kontak semacam itu,” jelasnya, seperti diberitakan RBC Rusia.

    Trump Ingin Wujudkan Denuklirisasi Global

    Sebelumnya, Donald Trump mengatakan ia mendukung denuklirisasi di antara kekuatan global.

    “Akan sangat bagus jika semua orang menyingkirkan senjata nuklir mereka. Saya tahu Rusia dan kita sejauh ini memiliki paling banyak,” kata Trump kepada wartawan pada hari Kamis (6/3/2025).

    “China akan memiliki jumlah yang sama dalam waktu 4-5 tahun. Akan sangat bagus jika kita semua bisa denuklirisasi karena kekuatan senjata nuklir itu gila,” lanjutnya, seperti diberitakan Newsweek.

    Ini bukan pertama kalinya Donald Trump membahas masalah ini.

    Pada bulan Februari lalu, Donald Trump mengkritik ratusan miliar dolar yang diinvestasikan untuk membangun kembali sistem pencegah nuklir AS.

    Donald Trump juga berharap untuk mendapatkan komitmen dari negara lain untuk mengurangi pengeluaran militer mereka.

    “Saya ingin mengatakan: Mari kita potong anggaran militer kita hingga setengahnya,” kata Trump kepada wartawan pada Jumat (14/2/2025).

    “Tidak ada alasan bagi kita untuk membangun senjata nuklir baru—kita sudah punya begitu banyak,” imbuhnya.

    “Anda bisa menghancurkan dunia 50 kali, 100 kali. Dan di sini kita membangun senjata nuklir baru, dan mereka membangun senjata nuklir,” ujarnya.

    Sebelumnya pada Januari lalu, Trump mengatakan ia tertarik untuk melakukan denuklirisasi.

    “Kami ingin melihat apakah kami dapat melakukan denuklirisasi dan saya pikir itu sangat mungkin,” kata Trump menanggapi pertanyaan wartawan tentang hubungan AS-China di Forum Ekonomi Dunia pada Kamis (23/1/2025).

    Sehari kemudian, Dmitry Peskov menanggapi Trump dengan mengatakan AS dan Rusia perlu berbicara tentang gagasan tersebut.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • AS Setop Bantuan Militer ke Ukraina, Sampai Kapan?

    AS Setop Bantuan Militer ke Ukraina, Sampai Kapan?

    Washington DC

    Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Pete Hegseth mengonfirmasi penghentian sementara bantuan militer untuk Ukraina. Hegseth mengatakan penangguhan itu akan dilakukan hingga “komitmen sejati untuk mencapai perdamaian” ditunjukkan oleh Kyiv.

    “Seperti yang telah ditekankan oleh presiden, ini adalah penangguhan. Tepat seperti yang dia katakan sejak awal, penangguhan sambil menunggu komitmen sejati untuk mencapai perdamaian,” tegas Hegseth saat berbicara kepada wartawan di Pentagon, seperti dilansir Anadolu Agency, Jumat (7/3/2025).

    Dikatakan oleh Hegseth bahwa Presiden Donald Trump sedang “sangat memperhatikan” apa yang dikatakan dan dilakukan oleh Ukraina terkait komitmen terhadap proses perdamaian itu.

    “Kami sangat terdorong dengan tanda-tanda yang kami lihat. Pada akhirnya, dia akan membuat keputusan, tetapi ini adalah penangguhan untuk saat ini,” ucap Hegseth dalam pernyataannya.

    Langkah AS menangguhkan bantuan militer untuk Ukraina ini diambil saat ketegangan meningkat menyusul adu mulut antara Trump dan Presiden Volodymyr Zelensky di Gedung Putih pada 28 Februari lalu. Tak hanya menangguhkan bantuan militer, Washington juga menghentikan aktivitas berbagi intelijen dengan Kyiv.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Di tengah ketegangan itu, Trump, saat berpidato dalam sidang gabungan Kongres AS pada Selasa (4/3), mengungkapkan bahwa Zelensky mengirim surat kepada dirinya, yang isinya menyatakan kesediaan untuk datang ke meja perundingan guna mengakhiri perang dan siap menyelesaikan kesepakatan mineral dengan AS.

    “Surat itu berbunyi, ‘Ukraina siap untuk datang ke meja perundingan sesegera mungkin untuk membawa perdamaian semakin dekat. Tidak ada yang lebih menginginkan perdamaian selain rakyat Ukraina’,” kata Trump mengutip isi surat Zelensky, seperti dilansir Reuters.

    Trump juga mengatakan bahwa dirinya telah melakukan “pembicaraan serius dengan Rusia” dan “menerima sinyal kuat bahwa mereka siap untuk perdamaian”.

    Zelensky sendiri berupaya memperbaiki situasi usai adu mulut dengan Trump. Dalam pernyataannya pada Selasa (4/3), Zelensky menyatakan keinginan untuk “memperbaiki” hubungan dengan Trump, setelah apa yang digambarkannya sebagai bentrokan dengan Trump di Ruang Oval Gedung Putih yang “disesalkan”.

    Dia juga mengatakan Kyiv akan bekerja sama di bawah “kepemimpinan kuat” Trump dalam mewujudkan perdamaian abadi di Ukraina. Zelensky bahkan menyatakan siap “kapan saja dan dalam format apa pun yang nyaman” untuk penandatanganan perjanjian mineral, yang gagal diteken pekan lalu.

    Hegseth, dalam pernyataannya, mengatakan Trump bekerja sama dengan kedua belah pihak untuk mewujudkan perdamaian dalam perang Rusia-Ukraina. Dia menegaskan AS “berkepentingan dalam menciptakan kondisi untuk perdamaian”, dan seperti dilansir TASS, menyatakan bahwa “kita lebih dekat hari ini daripada sebelumnya” untuk mengakhiri perang.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Macron Balas Kemarahan Rusia, Sebut Kremlin Merasa Terekspos

    Macron Balas Kemarahan Rusia, Sebut Kremlin Merasa Terekspos

    Brussels

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menanggapi kemarahan Rusia, yang memperingatkan dirinya untuk tidak mengancam dengan retorika nuklir. Peringatan Moskow itu dilontarkan setelah Macron mengatakan Paris mempertimbangkan untuk memperluas perlindungan senjata nuklirnya kepada sekutunya di Eropa.

    Macron, dalam tanggapan terbarunya seperti dilansir Reuters, Jumat (7/3/2025), menyebut Kremlin memberikan reaksi keras semacam itu karena merasa terekspos.

    Ketegangan ini terjadi setelah Macron, dalam pidatonya pada Rabu (5/3), menyebut Rusia sebagai ancaman bagi Eropa dan mencetuskan gagasan untuk menempatkan negara-negara Eropa lainnya di bawah payung nuklir Prancis.

    Macron memperingatkan bahwa Moskow sedang mempersenjatai kembali pasukannya dengan cepat setelah menginvasi Ukraina, dan bisa menyerang negara-negara lainnya jika tidak dicegah dengan tegas, termasuk dengan payung nuklir Prancis.

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut pernyataan Macron sebagai ancaman. Lavrov juga membandingkan Macron dengan Hitler dan Napoleon, dengan menyebut sang Presiden Prancis, meskipun tidak seperti kedua tokoh itu yang secara terbuka mengatakan ingin menaklukkan Rusia, “jelas menginginkan hal yang sama”.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    “Saya mengenal Presiden (Vladimir) Putin dengan baik. Jika dia bereaksi seperti itu, itu karena dia menyadari apa yang saya katakan itu benar,” kata Macron kepada wartawan di pertemuan puncak Uni Eropa di Brussels.

    “Dia membuat kesalahan historis: Napoleon melakukan penaklukan. Satu-satunya kekuatan imperialis yang saya lihat di Eropa saat ini adalah Rusia,” sebutnya.

    Lebih lanjut, Macron menyebut dirinya menyadari Putin bisa mengkhianati janjinya karena dia telah melakukan hal itu ketika Rusia gagal menghormati Perjanjian Minsk yang ditandatangani dengan Prancis, Jerman, dan Ukraina setelah invasi ke Crimea tahun 2014 lalu.

    Macron juga mengatakan bahwa reaksi Moskow mungkin sangat keras karena niat Rusia — untuk terus berperang dengan Eropa pada akhirnya, jika perjanjian damai di Ukraina diteken dengan tergesa-gesa — telah terungkap.

    “Dia (Putin-red) mungkin kesal dengan fakta bahwa kami mengekspose permainannya,” kata Macron.