Negara: Ukraina

  • Jelang Perundingan dengan Trump, Prancis Desak Putin Buktikan Rusia Ingin Berdamai dengan Ukraina – Halaman all

    Jelang Perundingan dengan Trump, Prancis Desak Putin Buktikan Rusia Ingin Berdamai dengan Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim “banyak elemen” perjanjian damai antara Rusia dan Ukraina telah disepakati.

    Klaim ini disampaikan menjelang panggilan teleponnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Ia mengumumkan melalui Truth Social bahwa pembicaraan dengan Putin akan berlangsung pada Selasa pagi, meskipun masih ada beberapa hal yang perlu dirundingkan lebih lanjut.

    “Setiap minggu ada 2.500 tentara tewas dari kedua belah pihak, dan ini harus diakhiri SEKARANG,” tulis Trump, dikutip dari BBC.

    “Saya sangat menantikan panggilan telepon dengan Presiden Putin,” lanjut Trump.

    Ia juga berharap dapat mencapai kesepakatan gencatan senjata dan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

    Sementara Trump optimis, pemimpin Eropa tetap skeptis terhadap niat Rusia.

    Dikutip dari Yahoo! News, Presiden Prancis Emmanuel Macron menantang Putin untuk membuktikan komitmennya terhadap perdamaian.

    Ia memuji keberanian Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang telah menyetujui proposal gencatan senjata dan meminta Rusia melakukan hal yang sama.

    “Sudah cukup banyak kematian dan kehancuran. Senjata-senjata harus dibungkam,” ujar Macron dalam sebuah unggahan di X.

    Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy juga mendesak Putin untuk segera menyetujui “gencatan senjata penuh dan tanpa syarat.”

    Ia memperingatkan bahwa Inggris dan sekutunya memiliki “lebih banyak kartu yang dapat dimainkan” guna memaksa Rusia bernegosiasi secara serius.

    Dikutip dari Euro News, Perwakilan Tinggi Uni Eropa, Kaja Kallas, turut memperingatkan bahwa Rusia tidak bisa dipercaya dalam proses negosiasi.

    Ia menilai Rusia hanya memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajukan tuntutan yang merupakan “tujuan akhir” mereka.

    Putin Ajukan Syarat Tambahan

    Putin menyatakan dukungannya terhadap gencatan senjata tetapi mengajukan sejumlah syarat tambahan.

    Salah satu tuntutannya adalah klarifikasi mengenai apakah pasokan senjata dari Barat ke Ukraina akan tetap berlanjut selama gencatan senjata.

    Dalam konferensi pers pekan lalu, Putin mempertanyakan, “Apakah mobilisasi akan tetap berlangsung di Ukraina? Apakah senjata akan terus dipasok?”

    Selain itu, ia kembali menegaskan tuntutannya terkait demiliterisasi Ukraina dan jaminan netralitas, yang ditolak tegas oleh Kyiv.

    “Bola ada di tangan Rusia,” ujar Kallas, menegaskan bahwa “Rusia tidak benar-benar menginginkan perdamaian dan tidak bisa dipercaya dalam perundingan.”

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut tuntutan Putin sebagai “sangat dapat diprediksi dan manipulatif”.

    Ia merujuk pada laporan penumpukan militer Rusia di perbatasan timur laut Ukraina sebagai bukti bahwa Putin hanya ingin memperpanjang perang.

    “Ini menunjukkan niat untuk menyerang,” katanya.

    Dampak Perundingan bagi Eropa

    Brussels akan mencermati hasil perundingan ini dengan saksama.

    Percakapan terakhir Trump dan Putin pada 12 Februari mengejutkan sekutu Barat karena mereka sepakat untuk segera memulai negosiasi perdamaian.

    Hal ini mengguncang strategi isolasi terhadap Kremlin yang telah berlangsung selama tiga tahun.

    Sebagai respons, Prancis dan Inggris kini memimpin upaya membentuk koalisi pertahanan untuk memastikan Ukraina tetap memiliki dukungan.

    Koalisi ini diperkirakan melibatkan lebih dari 30 negara dan berfokus pada bantuan militer serta perlindungan wilayah Ukraina.

    Sementara itu, Kallas mengusulkan inisiatif baru untuk mengumpulkan bantuan militer sebesar €40 miliar bagi Ukraina.

    Rencana ini bertujuan untuk menghindari veto dari negara-negara yang cenderung pro-Rusia, seperti Hongaria dan Slowakia, serta terbuka bagi kontribusi dari negara non-Uni Eropa, termasuk Inggris dan Norwegia.

    “Kami harus menunjukkan tekad sekarang dan mendukung Ukraina agar mereka bisa mempertahankan diri,” ujar Kallas, seraya menegaskan bahwa inisiatif ini akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan puncak Uni Eropa pada Kamis mendatang.

    Perundingan yang akan datang antara Trump dan Putin menjadi momen krusial yang dapat menentukan arah konflik Rusia-Ukraina ke depan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani) 

  • Populer Internasional: Mengenal Penjara CECOT El Salvador – Houthi Targetkan Kapal Induk USS Truman – Halaman all

    Populer Internasional: Mengenal Penjara CECOT El Salvador – Houthi Targetkan Kapal Induk USS Truman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer internasional dapat disimak di sini.

    Ratusan anggota geng Venezuela dideportasi dari AS dan ditempatkan di penjara CECOT di El Salvador.

    Penjara tersebut dikenal ketat dan kejam.

    Sementara itu, ketegangan meningkat di Yaman, setelah Amerika Serikat melancarkan serangannya.

    Simak berita selengkapnya.

    1. Mengenal CECOT, Penjara Raksasa di El Salvador Tempat Trump Jebloskan Ratusan Anggota Geng Migran

    Amerika Serikat baru saja mendeportasi lebih dari 250 tersangka anggota geng migran ke El Salvador.

    Dikutip dari NY Post, sedikitnya 238 anggota geng Tren de Aragua dari Venezuela dan 21 anggota MS-13 telah tiba di El Salvador, ungkap Presiden Nayib Bukele pada Minggu (16/3/2025).

    Saat mendarat di El Salvador, para anggota geng tersebut “disambut” oleh puluhan pasukan komando bersenjata.

    Mereka kemudian langsung dipindahkan ke Centro de Confinamiento del Terrorismo (CECOT) atau Pusat Penahanan Terorisme, sebagaimana terlihat dalam video yang diunggah oleh Bukele.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Zelensky Ganti Jenderal Angkatan Darat, Strategi Baru Ukraina Lawan Rusia di Medan Perang

    Presiden Volodymyr Zelensky melakukan reshuffle, menunjuk Mayor Jenderal Andriy Hnatov sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Ukraina yang baru.

    Hnatov diangkat untuk menggantikan posisi Letnan Jenderal Anatoliy Barhilevych yang kini ditunjuk mengawasi standar militer dan memperkuat disiplin di Angkatan Darat.

    Perombakan kepemimpinan ini diumumkan Zelensky lewat sebuah dekrit yang dipublikasikan di situs web kepresidenan.

    “Kami secara konsisten mengubah angkatan bersenjata agar lebih siap tempur. Untuk mencapainya, kami mengubah sistem manajemen dan memperkenalkan standar yang jelas,” kata Menteri Pertahanan Rustem Umerov dalam sebuah pernyataan yang membenarkan pergantian komandan Angkatan Darat tersebut.

    Penunjukan Mayor Jenderal Andriy Hnatov sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Ukraina yang baru dilakukan bukan tanpa alasan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Abaikan Ancaman Putin, Eropa Bersiap Kirim Ribuan Pasukan untuk Situs Penting Ukraina

    Prancis, Inggris, dan sejumlah negara di Eropa tengah bersiap mengirimkan ribuan tentara ke lokasi-lokasi penting di Ukraina tanpa memerlukan izin Rusia.

    Pernyataan itu diungkap Presiden Prancis, Emmanuel Macron kepada surat kabar regional Prancis, termasuk Le Parisien dan La Dépêche de Midi, Minggu (17/3/2025).

    Dalam keterangan resminya, Macron mengungkap, sejumlah negara di Eropa telah  berkomitmen untuk memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina, lewat pengiriman kontingen ke lokasi penting di Ukraina.

    “Sejumlah negara Eropa menyatakan kesediaan mereka untuk bergabung dalam kemungkinan pengerahan pasukan ke lokasi-lokasi penting di Ukraina tanpa memerlukan izin Rusia,” ujar Macron, sebagaimana dikutip dari The Guardian.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. 2 Kali dalam 24 Jam, Houthi Serang Kapal Induk USS Harry Truman sebagai Balasan Serangan AS di Yaman

    Kelompok Houthi di Yaman mengklaim telah dua kali menyerang kelompok kapal induk Amerika USS Harry Truman pada Senin (17/3/2025).

    Serangan ini diklaim merupakan yang kedua dalam kurun waktu 24 jam.

    Dalam pernyataan yang diunggah di Telegram, seorang juru bicara Houthi mengatakan bahwa serangan terhadap kelompok kapal induk ini adalah balasan atas agresi AS yang terus berlanjut terhadap Yaman.

    Mengutip The Times of Israel, Houthi awalnya melaporkan bahwa mereka telah meluncurkan 18 rudal dan sebuah pesawat nirawak ke kapal induk USS Harry Truman dan kapal perang pendampingnya di Laut Merah.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Good Bye Perang Rusia-Ukraina, Trump Berunding dengan Putin

    Good Bye Perang Rusia-Ukraina, Trump Berunding dengan Putin

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa ia berencana untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa. Ia menyebut dialog ini untuk membahas cara mengakhiri perang di Ukraina.

    Dalam pernyataannya, Trump menyebut secara rinci bahwa dirinya akan berbicara terkait hal-hal seperti lahan yang disengketakan serta nasib pembangkit listrik nuklir Zaporizhzhia, yang berada di tengah medan pertempuran keduanya.

    “Saya akan berbicara dengan Presiden Putin pada hari Selasa. Banyak pekerjaan telah dilakukan selama akhir pekan,” kata Trump kepada wartawan di Air Force One selama penerbangan kembali ke wilayah Washington dari Florida, dikutip Senin (17/3/2025).

    “Kami ingin melihat apakah kami dapat mengakhiri perang itu. Mungkin kami bisa, mungkin juga tidak, tetapi saya pikir kami memiliki peluang yang sangat bagus. Saya pikir kami sudah banyak membicarakannya oleh kedua belah pihak, Ukraina dan Rusia. Kami sudah membicarakannya, membagi aset-aset tertentu.”

    Trump berusaha mendapatkan dukungan Putin untuk proposal gencatan senjata selama 30 hari yang diterima Ukraina minggu lalu, karena kedua belah pihak terus saling melancarkan serangan udara besar-besaran sepanjang akhir pekan.

    Sejauh ini, Rusia semakin dekat untuk mengusir pasukan Ukraina dari wilayah kekuasaan mereka yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di wilayah milik Moskow, Kursk.

    Presiden AS mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial pada hari Jumat bahwa ia ‘sangat meminta’ agar Putin tidak membunuh ribuan tentara Ukraina yang didorong Rusia keluar dari Kursk. Di sisi lain, Putin mengatakan ia akan menghormati permintaan Trump untuk menyelamatkan nyawa tentara Ukraina jika mereka menyerah.

    Kremlin juga mengatakan pada hari Jumat bahwa Putin telah mengirim pesan kepada Trump tentang rencana gencatan senjatanya melalui utusan Trump, Steve Witkoff, dengan menyatakan ‘optimisme yang hati-hati’ bahwa kesepakatan dapat dicapai untuk mengakhiri konflik.

    Dalam penampilan terpisah di acara hari Minggu, Witkoff, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan penasihat keamanan nasional Trump Mike Waltz, menekankan bahwa masih ada tantangan yang harus diselesaikan sebelum Rusia menyetujui gencatan senjata, apalagi resolusi damai terakhir untuk perang tersebut.

    “Kesepakatan damai terakhir akan melibatkan banyak kerja keras, konsesi dari Rusia dan Ukraina, dan bahwa akan sulit untuk memulai negosiasi tersebut selama mereka saling menyerang,” kata Rubio.

    Tindakan Tambahan

    Trump telah memperingatkan bahwa kecuali gencatan senjata tercapai, konflik antara Moskow dan Kyiv berpotensi berubah menjadi Perang Dunia III. Pemerintahannya mengambil langkah-langkah minggu lalu untuk mendorong kerja sama dan tekanan lebih lanjut untuk menciptakan gencatan senjata.

    Pada hari Sabtu, Trump mengatakan bahwa peran Jenderal Keith Kellogg telah dipersempit dari utusan khusus untuk Ukraina dan Rusia menjadi hanya Ukraina, setelah pejabat Rusia berusaha mengecualikannya dari perundingan damai.

    Di sisi lain, lisensi yang mengizinkan transaksi energi AS dengan lembaga keuangan Rusia telah berakhir minggu lalu, menurut pemerintahan Trump. Ini kemudian meningkatkan tekanan pada Putin untuk mencapai perjanjian damai atas Ukraina.

    “Departemen Keuangan AS sedang mempertimbangkan kemungkinan sanksi terhadap perusahaan minyak besar Rusia dan perusahaan jasa ladang minyak,” kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut, yang memperdalam langkah-langkah yang telah diambil oleh Biden.

    Profesor Studi Intelijen dan Keamanan Internasional di Universitas Nasional Australia, John Blaxland, mengatakan bahwa saat ini baik Ukraina dan Rusia khawatir pihak lain akan memanfaatkan gencatan senjata untuk memperkuat posisi mereka.

    “Menurut saya, ini sebenarnya bagian dari upaya untuk membuat AS tampak di mata Rusia seolah-olah mereka bermain keras dengan Ukraina, untuk mencoba membujuk mereka agar juga membuat konsesi,” katanya.

    “Apakah itu benar-benar terwujud atau tidak adalah masalah lain karena tidak seorang pun dari kita dapat membaca pikiran Vladimir Putin atau Donald Trump.”

    (sef/sef)

  • 90 Drone Shahed Iran Bombardir 9 Wilayah Ukraina, Kyiv Sebut Serangan Dilakukan oleh Moskow – Halaman all

    90 Drone Shahed Iran Bombardir 9 Wilayah Ukraina, Kyiv Sebut Serangan Dilakukan oleh Moskow – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia meluncurkan serangan pesawat tak berawak (drone) ke Kyiv, Ukraina, Minggu (16/3/2025).

    Hal ini dikatakan langsung oleh Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, Senin pagi (17/3/2025).

    Diketahui serangan udara Rusia tersebut langsung direspons oleh sistem pertahanan udara Ukraina.

    Kyiv mengatakan Moskow telah meluncurkan 90 drone Shahed Iran ke sembilan wilayah Ukraina.

    Mengutip Reuters, para saksi mendengar ledakan yang terdengar seperti pertahanan udara.

    Sementara itu, pihak berwenang Ukraina mengatakan bahwa sistem pertahanan udara Ukraina memukul mundur serangan itu.

    “Pasukan pertahanan udara bekerja untuk menghilangkan ancaman di langit di atas Kyiv,” lanjut Vitali Klitschko lewat aplikasi pesan Telegram.

    Serangan itu terjadi pada malam pertemuan negara antara pejabat Ukraina dan Amerika Serikat (AS) di Arab Saudi.

    Lewat pertemuan ini diharapkan kedua belah pihak (Rusia-Ukraina) akan memberikan kemajuan besar untuk mengakhiri perang.

    Zelensky Tuduh Putin

    Presiden Ukraina Volodymir Zelensky menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin berbohong.

    Zelensky mengatakan Putin telah berbohong tentang situasi di Provinsi Kursk, Rusia.

    Tak hanya itu Zelensky juga mengatakan bahwa Putin berusaha untuk memperpanjang perang.

    “Presiden Rusia berbohong tentang situasi di lapangan, terutama tentang apa yang terjadi di wilayah Kursk,” ujar Zelensky dalam sebuah unggahan di media sosial X pada hari Sabtu (15/3/2025), mengutip The Guardian.

    Dia mengatakan pasukan Ukraina masih menangkis pasukan Rusia dan Korea Utara di daerah itu tetapi menghadapi potensi serangan baru terhadap Sumy di timur laut Ukraina.

    Zelensky mengatakan pasukan Kyiv tidak dikepung di Kursk, seperti yang telah diklaim oleh Rusia, tetapi Moskow mengumpulkan pasukan di dekatnya untuk serangan terpisah.

    “Penumpukan pasukan Rusia menunjukkan bahwa Moskow bermaksud untuk terus mengabaikan diplomasi,” katanya.

    “Jelas bahwa Rusia memperpanjang perang.” lanjut Zelensky.

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

  • Abaikan Tawaran Putin, Ukraina Pilih Menata Ulang Pasukan dan Bertahan di Kursk – Halaman all

    Abaikan Tawaran Putin, Ukraina Pilih Menata Ulang Pasukan dan Bertahan di Kursk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov mengatakan Ukraina kembali mengerahkan pasukannya ke garis pertahanan yang lebih menguntungkan di wilayah Kursk di Rusia.

    Ia juga membantah laporan bahwa ribuan prajurit Ukraina terkepung di Kursk dan mengatakan informasi tersebut adalah salah.

    “Pasukan pertahanan kami terus melakukan tindakan defensif dan menjaga sejumlah kilometer wilayah musuh di bawah kendali,” kata Rustem Umerov, Minggu (16/3/2025).

    “Untuk menjaga tingkat kesiapan pasukan dan pasukan tertentu, kami melaksanakan pengerahan ulang yang direncanakan ke garis pertahanan yang lebih menguntungkan, tetapi pada tahap ini, tidak ada satu pun unit pasukan pertahanan yang dikepung dan pernyataan tentang ribuan prajurit Ukraina yang dikepung tidak benar,” lanjutnya.

    Menurutnya, pada musim gugur lalu, selama pertemuan puncak BRICS, tersebar informasi tentang dugaan pengepungan beberapa prajurit Ukraina di Kursk namun informasi tersebut tidak disertai bukti, seperti diberitakan Pravda.

    Ia menilai informasi baru-baru ini yang mengatakan pasukan Ukraina terkepung di Kursk adalah lanjutan dari propaganda Rusia.

    “Oleh karena itu, ini merupakan kelanjutan dari propaganda. Namun, kami akan melanjutkan operasi pertahanan aktif dengan tindakan ofensif di sisi-sisi kelompok operasional musuh untuk mencegah invasinya ke wilayah kami,” kata Rustem Umerov.

    Putin Minta Pasukan Ukraina di Kursk untuk Menyerah

    Pada pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk untuk menyerahkan diri.

    “Jika mereka meletakkan senjata dan menyerah, pasukan Ukraina di wilayah Kursk akan dijamin kehidupan dan perlakuan yang layak sesuai dengan norma hukum internasional dan hukum Federasi Rusia,” kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi, Jumat (14/3/2025).

    Putin mengatakan tentara Ukraina melakukan banyak kejahatan terhadap warga sipil di wilayah Kursk.

    Namun, ia menekankan Rusia menanggapi permintaan Donald Trump untuk melindungi pasukan Ukraina yang terkepung di Kursk.

    “Pada saat yang sama, kami menanggapi seruan Presiden Trump mengenai tentara-tentara ini karena alasan kemanusiaan,” katanya, seperti diberitakan The Moscow Times.

    Sebelumnya, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina membantah klaim tentang pengepungan unit Ukraina di wilayah Kursk.

    Klaim tersebut sebelumnya disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Sebelumnya, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrski, mengisyaratkan pasukannya ditarik mundur dari Kursk untuk meminimalkan kerugian.

    “Dalam situasi yang paling sulit, prioritas saya adalah menyelamatkan nyawa tentara Ukraina. Untuk tujuan ini, unit-unit pasukan pertahanan, jika perlu, akan bermanuver ke posisi yang lebih menguntungkan,” kata Oleksandr Syrski, Rabu (12/3/2025), dikutip dari The Guardian.

    Penarikan tersebut terjadi setelah Rusia meluncurkan serangan balasan terhadap pasukan Ukraina yang menduduki sebagian wilayah Kursk.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • AS: Ukraina Harus Pikirkan soal Negosiasi Wilayah dengan Rusia – Halaman all

    AS: Ukraina Harus Pikirkan soal Negosiasi Wilayah dengan Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Mike Waltz mengatakan Ukraina harus siap menegosiasikan wilayah tertentu sebagai bagian dari perdamaian di masa depan dengan Rusia.

    Lima wilayah Ukraina berada di bawah pendudukan Rusia di antaranya Krimea sejak tahun 2014, serta Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia sejak tahun 2022. 

    Rusia sebelumnya menegaskan status lima wilayah tersebut tidak dapat dinegosiasikan.

    Berbicara mengenai pembicaraan Rusia dan Ukraina yang ditengahi AS, Mike Waltz mengatakan penyelesaian perang tersebut akan menjadi semacam konsesi wilayah.

    “Penyelesaian potensial terhadap konflik Ukraina akan menjadi semacam wilayah untuk jaminan keamanan di masa depan bagi Kyiv,” kata Mike Waltz kepada ABC News pada hari Minggu (16/3/2025).

    Selain itu, menurut Mike Waltz, alternatif dalam bentuk keanggotaan NATO bagi Ukraina sangat tidak mungkin.

    Selama bertahun-tahun, Ukraina berupaya untuk bergabung dengan NATO, sementara Rusia memandang keinginan tersebut sebagai akar penyebab perang yang berlangsung sejak tahun 2022.

    “Upaya untuk mengusir setiap orang Rusia dari setiap jengkal tanah Ukraina, termasuk Krimea tidak akan realistis saat ini,” kata Mike Waltz.

    Ia mengatakan upaya diplomatik yang sedang berlangsung yang dipelopori oleh AS akan melibatkan imbalan dan hukuman untuk membawa kedua pihak ke meja perundingan.

    Ketika ditanya apakah Presiden AS Donald Trump siap untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin dengan sanksi lebih berat jika ia menolak gencatan senjata, Waltz menjawab “Semua opsi ada di atas meja.”

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan perwakilan AS dan Ukraina telah melakukan pembicaraan mengenai konsesi teritorial selama perundingan di Jeddah, Arab Saudi pada pekan lalu dan menegaskan tidak ada pihak yang dapat mencapai tujuan secara militer.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Politisi Prancis Desak AS Kembalikan Patung Liberty!

    Politisi Prancis Desak AS Kembalikan Patung Liberty!

    Paris

    Seorang anggota parlemen Eropa asal Prancis, Raphael Glucksmann, mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mengembalikan Patung Liberty. Politisi ini menyebut pergeseran kebijakan AS di bawah Presiden Donald Trump baru-baru ini bertentangan dengan nilai-nilai fundamental yang diwakili oleh monumen tersebut.

    Glucksmann dalam pernyataannya, seperti dikutip media Prancis, Le Monde dan dilansir RT.com, Senin (17/3/2025), menuduh rakyat AS saat ini “tampaknya membenci” hadiah dari Prancis yang melambangkan kebebasan tersebut.

    Patung Liberty, yang dirancang oleh pematung Prancis Frederic Auguste Bartholdi dan dibangun oleh Gustave Eiffel, diberikan kepada AS untuk memperingati 100 tahun kemerdekaan Amerika.

    Sejak tahun 1886 silam, Patung Liberty telah berdiri di pelabuhan New York sebagai simbol kebebasan dan mercusuar bagi para imigran yang mencari kehidupan yang lebih baik.

    Glucksmann yang merupakan anggota Parlemen Eropa berhaluan kiri-tengah dan pendukung setia Ukraina, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan Trump, termasuk dorongan untuk memediasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

    Dia menuduh rakyat AS kini “berpihak pada tiran”.

    “Kami akan mengatakan kepada rakyat Amerika yang memilih untuk berpihak kepada para tiran, kepada rakyat Amerika yang memecat para peneliti karena menuntut kebebasan ilmiah: Kembalikan Patung Liberty pada kami,” tegas Glucksmann saat berbicara dalam konvensi Partai Place Publique yang menaunginya pada Minggu (16/3).

    Sejak kembali ke Gedung Putih untuk masa jabatan keduanya pada pertengahan Januari lalu, Trump mengambil serangkaian kebijakan keras, termasuk merombak badan-badan pemerintah AS dalam upaya mencegah pemborosan pengeluaran negara.

    Dia juga meluncurkan tindakan keras terhadap imigrasi ilegal dan memblokir inisiatif bantuan asing, yang dianggapnya tidak sejalan dengan kebijakan “America First”. Rentetan perintah eksekutif Trump juga menargetkan hibah federal untuk penelitian iklim dan studi gender.

    “Hal kedua yang akan kami katakan kepada rakyat Amerika adalah: Jika Anda memecat para peneliti terbaik Anda, jika Anda ingin memecat semua orang yang, melalui kebebasan mereka, inovasi mereka, dan keraguan dan penelitian mereka, telah menjadikan negara Anda sebagai kekuatan terdepan di dunia, maka kami akan menyambut mereka,” cetus Glucksmann.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Xi Jinping Tolak Hadiri Peringatan 50 Tahun Uni Eropa-China, Kenapa?

    Xi Jinping Tolak Hadiri Peringatan 50 Tahun Uni Eropa-China, Kenapa?

    Beijing

    Presiden China Xi Jinping menolak undangan untuk mengunjungi Brussels, Belgia, guna menghadiri KTT untuk memperingati 50 tahun hubungan diplomatik Uni Eropa-China. Beijing mengutus Perdana Menteri (PM) Li Qiang untuk menghadiri KTT tersebut.

    Penolakan Xi Jinping itu dilaporkan oleh Financial Times yang mengutip dua sumber yang mengetahui persoalan tersebut, seperti dilansir Reuters, Senin (17/3/2025).

    Financial Times melaporkan bahwa otoritas China telah memberitahu para pejabat Uni Eropa bahwa PM Li yang akan bertemu dengan Presiden Dewan Eropa dan Komisi Eropa, bukan Xi Jinping.

    PM China biasanya menghadiri pertemuan-pertemuan penting yang digelar di Brussels, yang menjadi markas kantor pusat Uni Eropa. Sedangkan Presiden China akan menghadiri acara penting yang digelar di Beijing sebagai tuan rumah.

    Namun, menurut laporan Financial Times, Uni Eropa menginginkan Xi Jinping untuk hadir secara langsung dalam peringatan setengah abad antara Uni Eropa dan China.

    Ketegangan antara Brussels dan Beijing semakin meningkat sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022 lalu, dengan Uni Eropa menuduh China mendukung Kremlin. Tahun lalu, Uni Eropa juga mengenakan tarif terhadap impor kendaraan listrik China.

    Kementerian Luar Negeri China dan Uni Eropa belum memberikan tanggapan resmi atas laporan tersebut.

    Sementara Kementerian China, seperti dikutip Financial Times, mengatakan tidak memiliki informasi apa pun untuk diberikan mengenai masalah tersebut.

    China, yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia, dan Uni Eropa, yang merupakan perekonomian terbesar ketiga di dunia, menghabiskan sebagian besar tahun 2024 dengan saling mengejek atas tuduhan kelebihan kapasitas, subsidi ilegal, dan dumping di pasar masing-masing.

    Pada Oktober tahun lalu, Uni Eropa mengenakan tarif dua digit terhadap kendaraan listrik buatan China setelah penyelidikan anti-subsidi, selain bea masuk mobil standarnya sebesar 10 persen. Langkah tersebut menuai protes keras dari Beijing, yang sebagai balasannya, meningkatkan hambatan masuk pasar untuk produk-produk Uni Eropa tertentu, seperti brandy.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Trump Akan Bicara dengan Putin Soal Hentikan Perang di Ukraina

    Trump Akan Bicara dengan Putin Soal Hentikan Perang di Ukraina

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia berencana untuk berbicara Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa (18/3) tentang mengakhiri perang di Ukraina. Trump menambahkan bahwa pembicaraan sudah berlangsung tentang “pembagian aset-aset tertentu” antara pihak-pihak yang bertikai.

    Sebelumnya, para pejabat AS telah menyatakan optimisme pada hari Minggu (16/3) waktu setempat, bahwa kesepakatan gencatan senjata Ukraina-Rusia dapat dicapai dalam beberapa minggu, setelah Washington mengusulkan penghentian perang tersebut usai pembicaraan di Arab Saudi, yang diterima Kyiv.

    “Saya pikir kami akan berbicara tentang tanah… kami akan berbicara tentang pembangkit listrik,” kata Trump di atas pesawat kepresidenan Air Force One, dilansir kantor berita AFP, Senin (17/3/2025).

    “Saya pikir itu sudah banyak dibahas oleh kedua belah pihak, Ukraina dan Rusia. Kita sudah membicarakannya, membagi aset-aset tertentu,” ujar Trump.

    Utusan Trump untuk konflik tersebut, Steve Witkoff, yang bertemu selama beberapa jam dengan Putin beberapa hari yang lalu, mengatakan kepada CNN, bahwa menurutnya “kedua presiden akan melakukan pembicaraan yang sangat baik dan positif minggu ini.”

    Trump, tambahnya, “sangat mengharapkan akan ada semacam kesepakatan dalam beberapa minggu mendatang, mungkin, dan saya yakin itulah yang terjadi”.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada hari Sabtu lalu, menuduh Kremlin tidak ingin mengakhiri perang.

    Sebelumnya, Moskow mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio telah menelepon Menlu Rusia Sergei Lavrov untuk membahas “aspek konkret dari penerapan kesepahaman” pada pertemuan puncak AS-Rusia di Arab Saudi bulan lalu.

    Pertemuan di Riyadh pada bulan Februari tersebut adalah pertemuan tingkat tinggi pertama antara Amerika Serikat dan Rusia, sejak Moskow melancarkan invasi ke Ukraina pada bulan Februari 2022.

    “Sergei Lavrov dan Marco Rubio sepakat untuk tetap berhubungan,” kata kementerian luar negeri Rusia, tanpa menyebutkan gencatan senjata yang disarankan AS.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Perdana, Vatikan Rilis Foto Paus Fransiskus di Rumah Sakit

    Perdana, Vatikan Rilis Foto Paus Fransiskus di Rumah Sakit

    Jakarta

    Vatikan merilis foto pertama Paus Fransiskus sejak masuk rumah sakit pada Februari 2025. Dalam foto tersebut, ia terlihat duduk di kursi roda mengenakan jubah dan stola.

    Kantor pers Vatikan menyatakan bahwa Paus Fransiskus, yang berusia 88 tahun, sedang “merayakan Misa Kudus di kapel apartemennya di lantai 10 Poliklinik Gemelli.”

    Paus Fransiskus telah dirawat di sana sejak 14 Februari 2025 karena komplikasi pneumonia di paru-parunya.

    “Saya sedang mengalami masa cobaan, dan saya senasib dengan saudara dan saudari yang sakit,” kata Paus dalam postingan yang diunggah di akun resmi Instagramnya, sambil menambahkan bahwa meskipun tubuhnya lemah, “tidak ada yang bisa menghentikan kita untuk mencintai, berdoa, berusaha untuk diri sendiri, dan saling mendampingi satu sama lain dalam iman.”

    Paus juga ikut berdoa bagi para korban yang terluka akibat perang di Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan dan Republik Demokratik Kongo.

    Kondisi Paus Fransiskus disebut berangsur membaik

    Dalam laporan medis terbaru Paus Fransiskus yang dikeluarkan pada Sabtu (15/03), Takhta Suci mengatakan bahwa paus berangsur-angsur membaik dan menggunakan lebih sedikit ventilasi mekanis di malam hari untuk membantu pernapasan.

    Kantor Pers Takhta Suci menggambarkan kondisi Paus Fransiskus dalam keadaan stabil, tetapi belum diketahui kapan dia akan keluar dari rumah sakit.

    Paus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio ini dianggap rentan terhadap infeksi paru-paru karena menderita selaput dada saat muda dan sebagian paru-parunya telah diangkat.

    Sinyal kuat akan terus menjabat

    Paus Fransiskus telah menerima fisioterapi untuk membantu pernapasannya dan terapi fisik untuk mobilitasnya. Dia telah menggunakan kursi roda dalam beberapa tahun terakhir karena sakit lutut dan punggung.

    Pada Kamis (13/03), Bergoglio merayakan 12 tahun kepausannya, dari rumah sakit.

    Para dokter yang tidak dilibatkan dalam perawatan paus mengatakan kalau Paus kemungkinan akan menghadapi jalan panjang menuju pemulihan, mengingat usia dan kondisi medis lainnya.

    Namun pada Sabtu (16/03), Vatikan mengumumkan bahwa Paus Fransiskus telah menyetujui perpanjangan tiga tahun yang baru untuk proses formasi Gereja Katolik dunia. Terlepas dari masalah kesehatannya, hal ini dapat dilihat sebagai niat Paus Fransiskus untuk terus memimpin Takhta Suci.

    Doa bersama besar-besaran di kampung halaman Paus Fransiskus

    Di negara asalnya, Argentina, ribuan orang berkumpul di sebuah gereja di pinggiran Buenos Aires untuk mendoakan paus. Hal itu dilaporkan oleh kantor berita Reuters.

    Mereka datang sambil membawa drum, simbal, bendera, dan kaleng-kaleng berisi air suci.

    “Hidup Paus Fransiskus,” kata seorang imam kepada para jemaat.

    Dilihat dari banyaknya para pengunjung yang datang dari lingkungan miskin, pastor menyebut hal itu menandakan kalau jemaat menyukai paus.

    “Beginilah seharusnya kita menghidupi gereja seperti yang diajarkan oleh Paus Fransiskus, gereja yang miskin untuk yang miskin,” ujarnya.

    Paus Fransiskus mendapat julukan “Paus Kumuh” saat menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires. Hal itu dikarenakan kedekatannya dengan orang miskin dan kurang mampu.

    mh/mel (dpa, Reuters)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu