Negara: Ukraina

  • Update Perang Rusia-Ukraina: Putin Tolak Gencatan Senjata-NATO Pecah

    Update Perang Rusia-Ukraina: Putin Tolak Gencatan Senjata-NATO Pecah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina masih terus terjadi hingga hari ini. Walau ada diskusi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan penyokong nomor satu Ukraina, Amerika Serikat (AS), prospek perdamaian keduanya masih cukup jauh.

    Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Hingga saat ini, peperangan masih terus terjadi. Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Rabu (19/3/2025):

    1. Putin Tolak Gencatan Senjata

    Rusia disebut secara efektif menolak proposal gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat (AS). Hal ini setelah Kyiv melaporkan serangkaian serangan terhadap infrastruktur sipil, beberapa jam setelah Moskow setuju untuk menghentikan sementara serangan terhadap fasilitas energi selama 30 hari.

    Ledakan terdengar dan sirene serangan udara meraung di Ukraina hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara.

    Washington awalnya mendorong gencatan senjata 30 hari segera, sebagai langkah pertama untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun, namun hanya disetujui Putin di bagian energi karena menunggu langkah AS untuk menghentikan semua bantuan militer dan intelijen Barat ke Ukraina.

    “Telah terjadi serangan, khususnya pada infrastruktur sipil, termasuk sebuah rumah sakit di Sumy,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Selasa malam, dikutip AFP Rabu (19/3/2025)

    “Serangan malam hari seperti inilah yang dilakukan Rusia yang menghancurkan sektor energi kita, infrastruktur kita, dan kehidupan normal warga Ukraina,” tambahnya. “Hari ini, Putin secara efektif menolak usulan gencatan senjata penuh.”

    Zelensky menuduh Rusia tidak untuk mengakhiri perang. Di Kyiv, warga Ukraina yang lelah perang cenderung setuju.

    “Saya sama sekali tidak percaya Putin, tidak sepatah kata pun,” kata Lev Sholoudko, 32 tahun. “Dia hanya mengerti kekerasan,” tambahnya.

    Sementara itu, di seberang perbatasan, pejabat layanan darurat Rusia mengatakan puing-puing dari serangan pesawat nirawak Ukraina yang berhasil digagalkan. Ini memicu kebakaran di depot minyak di desa Kavkazskaya.

    Sebelumnya selain setuju penghentian serangan ke sektor energi Ukraina, Moskow dan Kyiv juga akan menukar 175 tahanan masing-masing pada hari Rabu. Pembicaraan lebih lanjut akan segera dilakukan di Timur Tengah.

    “Kami sepakat untuk melakukan Gencatan Senjata segera pada semua Energi dan Infrastruktur, dengan pemahaman bahwa kami akan bekerja cepat untuk melakukan Gencatan Senjata Lengkap dan, pada akhirnya, MENGAKHIRI Perang yang sangat mengerikan antara Rusia dan Ukraina ini,” tulis Trump setelah pembicaraan di platform Truth Social miliknya.

    2. Nuklir Prancis Bergerak

    Prancis akan meningkatkan salah satu pangkalan udara utamanya di sepanjang perbatasannya dengan Jerman untuk menampung pesawat tempur Rafale yang dapat dipersenjatai rudal jelajah nuklir. Hal ini disampaikan langsung oleh Presiden Emmanuel Macron.

    Mengutip Russia Today, pangkalan udara itu adalah pangkalan Pangkalan Luxeuil-Saint-Sauveur. Pangkalan itu sejatinya pernah menampung senjata nuklir hingga 2011 lalu.

    “Pangkalan udara Luxeuil akan ditingkatkan dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mendapatkan kembali peran penuhnya dalam penangkal nuklir Prancis,” kata Macron.

    “Pada tahun 2035, Luxeuil akan menjadi pangkalan pertama yang menampung versi berikutnya dari Rafale dan rudal nuklir hipersoniknya. Garnisun tersebut akan berlipat ganda ukurannya menjadi hampir 2.000 personel militer dan sipil untuk menampung dua skuadron Rafale.”

    Tanpa menyebut nama Rusia, Macron mengatakan bahwa Prancis telah menemukan dirinya dalam dunia yang ‘semakin berbahaya dan tidak pasti’ sejak permusuhan terbuka pecah antara Moskow dan Kyiv pada tahun 2022.

    Pengumuman tersebut muncul setelah kanselir terpilih Jerman, Friedrich Merz, menyarankan bahwa Prancis dapat memperluas persenjataan nuklirnya untuk melindungi negaranya dan anggota Uni Eropa (UE) lainnya. Macron menanggapi dengan mengatakan bahwa masalah tersebut akan dibahas.

    Rusia telah mengutuk program militerisasi UE sebagai tindakan yang gegabah dan meningkatkan eskalasi. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan awal bulan ini bahwa retorika konfrontatif dan rencana konfrontatif yang sekarang kita lihat di Brussels dan di ibu kota Eropa dapat menghambat ditemukannya resolusi damai atas konflik Ukraina.

    3. Eropa Komentari Trump-Putin

    Sejumlah negara Eropa buka suara soal panggilan telepon Trump dan Putin. Para pemimpin Prancis dan Jerman menyambut baik perundingan tersebut, tetapi menekankan perlunya untuk terus mendukung Ukraina.

    “Langkah selanjutnya harus berupa gencatan senjata penuh untuk Ukraina dan secepat mungkin. Tentu saja jelas bahwa kami berdua juga setuju mengenai hal ini,” kata Kanselir Olaf Scholz pada konferensi pers di Berlin bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Scholz menegaskan kembali bahwa Jerman akan mendukung Ukraina dan “tidak akan mengecewakan Kyiv. Macron menyebut kesepakatan Rusia untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi sebagai “awal yang baik” dalam proses perdamaian.

    “Kami akan terus mendukung tentara Ukraina dalam perang perlawanannya terhadap agresi Rusia,” katanya.

    Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto menggambarkan panggilan telepon Trump-Putin sebagai berita bagus bagi Eropa.

    “Hari ini, presiden Amerika dan Rusia telah membuat langkah besar lainnya menuju perdamaian, dan kami berharap Brussels tidak akan dapat mencegah tercapainya kesepakatan damai,” tulisnya di Facebook. Ia berharap kedua pihak akan menghormati jeda pemogokan terhadap infrastruktur energi.

    4. Putin Buka Suara soal Sanksi

    Menjelang teleponnya dengan Trump, Putin mengatakan sanksi Barat bukanlah tindakan sementara, melainkan alat untuk memberikan tekanan strategis terhadap Rusia. Ia menuding para pesaing negara itu akan selalu berusaha melemahkannya.

    Menurut Putin, total 28.595 sanksi telah dijatuhkan terhadap perusahaan dan individu Rusia dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak dari semua pembatasan lainnya terhadap negara lain jika digabungkan. Ia menambahkan bahwa Barat tidak bermaksud untuk menahan diri, mengancam sanksi baru dan “mengeluarkan paket-paket ini satu demi satu.”

    “Sanksi bukanlah tindakan sementara atau terarah; sanksi adalah mekanisme tekanan strategis dan sistemik terhadap negara kita,” kata Putin. “Bahkan jika sanksi terhadap negara itu dilonggarkan, Barat akan menemukan cara lain untuk mengacaukan rencana.”

    5. NATO Pecah

    Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni telah menolak gagasan pengerahan pasukan di Ukraina. Pernyataan ini ia keluarkan setelah Prancis dan Inggris mengusulkan pengiriman pasukan penjaga perdamaian untuk mengamankan gencatan senjata antara Kyiv dan Moskow.

    Meloni menyatakan penolakannya dalam pidatonya di majelis tinggi parlemen Italia. Menurutnya, Italia menghormati usulan tersebut tetapi tidak yakin hal itu akan membawa stabilitas di kawasan.

    “Mengirim pasukan Italia ke Ukraina adalah topik yang tidak pernah ada dalam agenda,” kata Meloni kepada Senat, sebagaimana dikutip oleh la Repubblica.

    “Usulan Prancis-Inggris merupakan pilihan yang sangat rumit, berisiko, dan tidak efektif. Italia mendukung upaya perdamaian yang digagas Presiden AS Donald Trump.”

    Moskow telah berulang kali menolak gagasan penempatan tentara dari negara-negara NATO di Ukraina. Kremlin peringatan bahwa hal itu dapat menyebabkan konfrontasi langsung antara Rusia dan blok militer yang dipimpin AS.

    Paris dan London telah bergegas untuk mengkonsolidasikan dukungan militer bagi Ukraina sementara AS mendorong kesepakatan damai dengan Rusia. Washington baru-baru ini mengusulkan gencatan senjata selama 30 hari.

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pekan lalu bahwa ia mendukung usulan gencatan senjata Washington pada prinsipnya, tetapi mengatakan bahwa beberapa syarat penting harus dipenuhi terlebih dahulu.

    (sef/sef)

  • Ingin Gencatan Senjata Tanpa Syarat, Zelensky Harap AS Tekan Rusia, Yakin Perang Berakhir Tahun Ini – Halaman all

    Ingin Gencatan Senjata Tanpa Syarat, Zelensky Harap AS Tekan Rusia, Yakin Perang Berakhir Tahun Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan komentarnya mengenai upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mewujudkan perdamaian terkait perang dengan Rusia.

    Sebab, Zelensky berharap akan ada gencatan senjata tanpa syarat pada suatu saat nanti.

    Untuk mewujudkan keinginannya, Zelensky berharap AS akan terus menekan Rusia.

    “Kami berharap Amerika akan terus bekerja dan menekan Rusia untuk melaksanakan segala sesuatunya,” katanya, Rabu (19/3/2025), dilansir The Guardian.

    Ia menambahkan bahwa gencatan senjata tanpa syarat akan menjadi “salah satu langkah awal menuju perdamaian.”

    “Saya yakin tahun ini perang dapat berakhir dengan perdamaian yang bermartabat, tetapi jaminan keamanan sangat dibutuhkan, jika tidak, Putin akan kembali berperang. Itulah hakikatnya,” jelasnya.

    Menurutnya, garis merah Ukraina adalah pengakuan wilayah Ukraina yang diduduki sebagai wilayah Rusia.

    “Kami tidak akan menyetujui itu,” tegas Zelensky.

    Zelensky Ingin Tahu Rincian Pembicaraan Trump-Putin

    Pada Selasa (18/3/2025), Volodymyr Zelensky meminta rincian lebih lanjut dalam usulan Presiden Trump untuk gencatan senjata dengan Rusia yang akan menyelamatkan target energi dan infrastruktur.

    Zelensky juga memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sedang menekan Ukraina dalam operasi darat.

    Zelensky menyampaikan pernyataannya dalam konferensi pers yang diselenggarakan tak lama setelah Trump menelepon Putin untuk membahas persyaratan gencatan senjata.

    Putin menahan diri untuk tidak berkomitmen pada gencatan senjata yang diajukan AS yang diterima Ukraina minggu lalu dan yang akan menghentikan serangan darat dan udara.

    “Kami mendukung semua langkah yang bertujuan untuk mengakhiri perang. Kami akan mendukungnya.”

    “Namun, untuk mendukungnya, kami perlu memahami apa sebenarnya yang kami dukung,” kata Zelensky dalam pernyataan dalam bahasa Ukraina dan dibagikan oleh Reuters. 

    “Ketika Presiden Trump punya waktu, dia orang yang sibuk. Ketika dia punya waktu, kita bisa menelepon saya kapan saja. Dia punya nomor telepon saya.”

    “Kami siap untuk membicarakan langkah selanjutnya, dengan senang hati,” jelasnya.

    Pemimpin Ukraina mengatakan pertukaran tahanan yang ditetapkan pada hari Rabu akan menunjukkan keinginan dan hasrat Rusia untuk mengakhiri perang.

    Namun, ia mengatakan Kyiv skeptis dalam mempercayai Rusia, dengan mengatakan tidak ada kepercayaan pada Putin untuk mempertahankan gencatan senjata.

    “Itulah sebabnya saya katakan kita perlu memahami bagaimana cara kerjanya secara teknis sehingga tidak hanya bergantung pada keinginan mereka. Itu saja,” kata Zelensky.

    Zelensky mengatakan Putin berniat melancarkan operasi ofensif di area-area penting di wilayah Ukraina, yang diklaim Moskow sebagai wilayah aneksasinya tetapi tidak memiliki kendali penuh.

    Ini termasuk wilayah Ukraina di Zaporizhia, lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir penting, dan area Sumy dan Kharkiv di timur laut negara itu, di perbatasan dengan Rusia.

    “Putin ingin melakukan beberapa operasi ofensif,” kata Zelensky.

    “Ia akan mencoba melakukannya. Untuk apa? Untuk memberikan tekanan maksimal pada Ukraina. Kapan itu akan terjadi? Percayalah, ia akan mencoba melakukannya dalam beberapa bulan ke depan,” lanjutnya.

    PIDATO ZELENSKY – Foto ini diambil dari laman Kepresidenan Ukraina pada Jumat (14/3/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dalam pidato hariannya di media sosial, Kamis (13/3/2025). (Kantor Kepresidenan Ukraina)

    Zelensky juga berbicara tentang tuntutan yang diajukan Putin dalam panggilan telepon dengan Trump, bahwa gencatan senjata apa pun akan mengharuskan Ukraina menghentikan perekrutan tentara baru dan menghentikan persenjataan kembali.

    Zelensky juga menolak seruan Putin agar AS mengakhiri bantuan militer untuk Ukraina. 

    Trump sempat menghentikan bantuan militer AS dan pembagian intelijen, tetapi mengembalikannya ketika Zelensky menyetujui gencatan senjata selama 30 hari. 

    “Ia melihat bahwa Amerika Serikat dapat mengambil langkah-langkah (untuk menghentikan bantuan militer dan pembagian informasi intelijen) dan itulah sebabnya ia mengangkat topik-topik yang menurutnya dapat menguntungkannya.”

    “Itu pernah terjadi sebelumnya, jadi mengapa tidak melakukannya lagi. Namun sekali lagi, itu berarti melemahkan tentara Ukraina,” kata Zelensky. 

    “Saya pikir bantuan militer akan terus berlanjut. Kami mendapat bantuan dari Amerika Serikat dan rekan-rekan Eropa.”

    “Kami terus berhubungan dengan mereka. Saya yakin tidak akan ada pengkhianatan dari pihak mitra dan aliran bantuan militer akan terus berlanjut,” paparnya.

    Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan Presiden AS Donald Trump untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina, Selasa (18/3/2025).

    Namun, percakapan mereka yang sangat dinanti-nantikan gagal menghasilkan kesepakatan gencatan senjata yang lebih luas.

    Pemimpin AS dan Rusia berbincang selama lebih dari 90 menit, dan keduanya menyatakan harapan untuk memperbaiki hubungan antara kedua negara.

    Meski demikian, Putin tidak menyetujui usulan Washington untuk gencatan senjata selama 30 hari dengan Ukraina yang mencakup seluruh perang.

    Dilansir The Moscow Times, Kremlin mengatakan Putin telah memerintahkan militernya untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari.

    Sementara Gedung Putih menyatakan bahwa “para pemimpin sepakat bahwa gerakan menuju perdamaian akan dimulai dengan gencatan senjata energi dan infrastruktur.”

    Trump menegaskan di jejaring sosial Truth Social miliknya bahwa mereka memiliki “kesepakatan bahwa kami akan bekerja cepat untuk melakukan Gencatan Senjata Lengkap dan, pada akhirnya, mengakhiri perang yang sangat mengerikan ini.”

    Namun, Kremlin mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa “syarat utama” untuk perdamaian adalah “penghentian total” dukungan militer dan intelijen Barat terhadap militer Ukraina yang tengah berjuang — tuntutan yang akan sulit diterima oleh Ukraina dan sekutu Baratnya.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Zelensky Ingin Bicara dengan Trump, Penasaran soal Percakapan Presiden AS dan Putin – Halaman all

    Zelensky Ingin Bicara dengan Trump, Penasaran soal Percakapan Presiden AS dan Putin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap dapat mengetahui rincian percakapan telepon terbaru antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Ia ingin berbicara dengan Donald Trump untuk membahas percakapan Trump dengan Putin yang dilakukan pada Selasa (18/3/2025) sekitar pukul 10.00 pagi waktu Washington.

    “Saya berharap dapat berdiskusi dengan Presiden Trump, sehingga kita dapat memahami rinciannya,” kata Zelensky seperti dikutip dari surat kabar Ukraina Obshchestvennoye Novosti pada Rabu (19/3/2025). 

    Zelensky mengatakan ia akan menindaklanjuti usulan AS dan membentuk tim yang diperlukan setelah mengetahui rincian percakapan Trump dan Putin.

    “Setelah kami mengetahui rincian dari pihak Amerika, kami akan mempersiapkan dan mengumumkan tanggapan kami terhadap usulan gencatan senjata infrastruktur energi, dan sebuah tim akan siap untuk negosiasi teknis,” tambahnya.

    Presiden Ukraina menegaskan bahwa ia tidak menerima perundingan tanpa melibatkan Ukraina.

    “Ada dua pihak dalam perang ini: Rusia dan Ukraina. Menurut saya, mencoba berunding tanpa Ukraina tidak akan produktif,” ujarnya, seperti diberitakan Newsweek.

    Zelensky mengklaim pemerintah Ukraina selalu mendukung gagasan AS mengenai larangan menargetkan serangan terhadap lokasi infrastruktur listrik.

    Usulan tersebut muncul setelah Rusia dan Ukraina saling menargetkan fasilitas energi yang menyebabkan kerusakan hingga terhambatnya pasokan energi untuk warga mereka.

    Sebelumnya, Putin dan Trump berbicara melalui telepon dan membahas masalah gencatan senjata selama 30 hari di Ukraina, ketentuan untuk mencegah eskalasi, dan sejumlah isu internasional. 

    Putin mendukung usulan Trump agar Rusia dan Ukraina menahan diri dari serangan terhadap fasilitas energi.

    “Kedua belah pihak juga sepakat untuk meluncurkan negosiasi teknis mengenai penerapan gencatan senjata maritim di Laut Hitam, gencatan senjata penuh, dan perdamaian permanen,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

    Sementara itu dikabarkan bahwa Kremlin mengatakan pencegahan eskalasi perang juga harus termasuk penghentian total bantuan militer asing dan penyediaan informasi intelijen ke Ukraina.

    Namun, Trump membantah laporan tersebut dengan mengatakan kepada Fox News pada hari Selasa, “Kami tidak membicarakan bantuan sama sekali. Kami membicarakan banyak hal, tetapi bantuan tidak pernah dibahas.”

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Kerajaan Bisnis Elon Musk Tumbang: Tesla Diboikot, Starlink Ditinggal

    Kerajaan Bisnis Elon Musk Tumbang: Tesla Diboikot, Starlink Ditinggal

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk sedang diterpa krisis besar. Bisnisnya satu per satu menunjukkan tanda kehancuran. Masyarakat makin kencang menggaungkan gerakan anti Elon Musk, sekaligus memboikot beberapa perusahaan milik orang terkaya di dunia tersebut.

    Showroom Tesla di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS) digeruduk ratusan demonstran. Demonstrasi ini merupakan bagian dari gerakan “Tesla Takedown” yang dimulai pada 15 Februari lalu.

    Aksi boikot Tesla ini ditengarai beberapa faktor. Salah satunya, banyak yang mengkritik aksi pemangkasan besar-besaran di pemerintahan federal yang dilakukan Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) di bawah kepemimpinan Musk.

    Pemangkasan anggaran tersebut berdampak pada pemecatan PNS, penghapusan program-program federal, hingga rencana konsolidasi lembaga pemerintah. Hal ini dilakukan berbarengan dengan upaya Musk meloloskan kontrak-kontrak pemerintah terhadap bisnis-bisnisnya.

    Tak cuma peran Musk di DOGE yang dikritisi, tetapi juga sikap politiknya yang mendukung partai sayap kanan di Jerman, hingga menuduh beberapa politisi Inggris tanpa dasar.

    Musk juga menuai kontroversi saat berpose kontroversial mirip ‘salute’ ala Nazi saat pelantikan Trump. Sebelum Tesla dan Starlink kena getahnya, X miliknya sudah lebih dulu ditinggal pengguna karena dinilai menjadi alat propaganda Musk untuk memenangkan Trump.

    Boikot Tesla Makin Parah

    Penyerangan showroom Tesla tadinya hanya segelintir. Namun, aksi ini meluas pasca Jaksa Agung Pam Bondi bersumpah untuk menindak vandalisme terhadap Tesla. Presiden AS Donald Trump juga mengatakan aksi tersebut sebagai terorisme domestik. Bahkan, Trump mengatakan aksi boikot Tesla ilegal.

    Pernyataan Trump mengemuka sehari setelah saham Tesla mengalami penurunan terburuk dalam hampir 5 tahun terakhir pada Senin (10/3) pekan lalu.

    Penjualan Tesla anjlok di beberapa negara. Para pemilik Tesla di AS juga ramai-ramai menempel stiker yang menunjukkan kemarahan mereka terhadap Musk.

    “Mereka [penyerang showroom Tesla] membahayakan perusahaan AS yang hebat,” ujar Trump, dikutip dari The Guardian, pekan lalu.

    “Elon Musk ‘bertaruh’ untuk membantu Negara kita, dan dia melakukan PEKERJAAN yang LUAR BIASA! Namun, Kaum Kiri Radikal, seperti yang sering mereka lakukan, mencoba memboikot Tesla secara ilegal dan kolusi, salah satu produsen mobil hebat di Dunia, dan ‘bayi’ Elon, untuk menyerang dan menyakiti Elon, dan semua yang ia perjuangkan,” tulis Trump di akun Truth Social miliknya pada Selasa (11/3) pagi waktu setempat.

    Gerakan protes Tesla Takedowns dimulai oleh aktor dan pembuat film Hollywood, Alex Winter, dan Joan Donovan, seorang asisten profesor Jurnalisme dan Studi Media Baru di Universitas Boston.

    Gerakan ini menyerukan orang-orang agar menjual mobil Tesla, membuang saham, dan bergabung dengan gerakan tersebut.

    Lebih dari 80 demonstrasi dijadwalkan hadir pada akhir pekan lalu, dan lebih dari 70 demonstrasi direncanakan hingga akhir April, menurut situs web Tesla Takedown.

    Di pinggiran kota Boston, Dedham, sekitar 100 demonstran berkumpul di showroom Tesla. Begitu juga di daerah pinggiran Philadelphia, West Chester, yang memiliki jumlah demonstran yang sama.

    Wilayah Baltimore menjadi salah satu jumlah peserta demo terbesar hingga 300 demonstran. Sementara di Washington, DC, lebih dari 50 demonstran berkumpul pada siang hari di luar showroom, mereka memegang spanduk dan menari diiringi lagu-lagu dari Beyonce dan Daft Punk ketika para pengemudi yang lewat membunyikan klakson mereka sebagai bentuk dukungan.

    Sara Steffens, seorang mantan jurnalis dan advokat kebijakan, mengatakan bahwa ia dan Melissa Knutson, seorang wiraswasta, akan mengubah demonstrasi menjadi sebuah pesta dansa.

    Knutson mengatakan bahwa ia ingin meniru suasana musik yang ia lihat di sebuah demonstrasi di Maryland.

    “Kita harus bergembira karena ini adalah perjalanan panjang, dan kita harus mengembangkan gerakan kita untuk melawan otoritarianisme ini,” kata Knutson dikutip dari CNN, Selasa (18/3).

    Opini negatif tentang Musk pelan-pelan akan merusak reputasi Tesla. Kepala situs otomotif Edmunds Jessica Caldwell mengatakan, perhatian negatif juga dapat membuat konsumen lebih banyak berpikir dan mempertimbangkan opsi EV dari merek lain selain Tesla.

    Caldwell mengatakan bahwa pangsa pasar Tesla telah melemah sebelum adanya protes ini, karena banyak produsen mobil yang telah memperkenalkan mobil listrik baru ke pasar.

    “Saya membayangkan beberapa (investor Tesla) berharap bahwa ini adalah gejolak jangka pendek dan akan lancar kembali ke depannya,” katanya. “Sulit untuk mengatakannya pada saat ini,” imbuhnya.

    Ia menilai, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah para pemilik Tesla bersedia menjual kendaraan mereka karena kritik terhadap Musk.

    “Tidak semua orang mampu membuat keputusan itu,” katanya.

    Starlink Mulai Ditinggalkan

    Setelah Tesla, kini Starlink juga menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Layanan internet berbasis satelit tersebut sejatinya bertujuan baik, yakni menghubungkan masyarakat di area terpencil yang tak terjangkau jaringan seluler dan broadband.

    Saat ini, Starlink masih mendominasi industri layanan internet satelit, tetapi perlahan-lahan mulai ditinggalkan.

    Dikutip dari The Guardian, Selasa (18/3), banyak pengguna yang berlangganan Starlink menunjukkan rasa frustasi terhadap sikap politik Musk. Bahkan, tak sedikit yang berkomitmen untuk berhenti menggunakan Starlink sepenuhnya.

    Barry Nisbet, seorang pemain biola Skotlandia yang bisnisnya di Shetland menggabungkan musik dengan pelayaran, menyebut penghormatan kontroversial Musk di acara pelantikan Trump sebagai salah satu alasan ia meninggalkan Starlink, meskipun hal itu merugikannya.

    “Saya sudah lama merasa tidak nyaman dengan Musk dan perannya dalam pemilu AS. Monopoli [bisnis Musk] juga sangat membuat saya terganggu,” kata Nisbet, dikutip dari The Guardian.

    Maraknya pengguna yang meninggalkan Starlink di Eropa menjadi momentup tepat bagi layanan internet satelit buatan Eropa yang bisa dijadikan alternatif. Eutelsat asal Prancis mendadak mengalami lonjakan nilai saham hingga 500% sejak perselisihan antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

    CEO Eutelsat mengatakan kepada Bloomberg bahwa layanannya akan menggantikan Starlink di Ukraina dalam beberapa bulan ke depan.

    Viasat dari Inggris juga dilaporkan sudah berdiskusi dengan pemerintah Eropa untuk menggantikan Starlink milik Musk.

    Di Inggris, Starlink umumnya digunakan oleh rumah tangga dan bisnis di wilayah remot yang memiliki akses broadband buruk.

    Seorang penginstal Starlink untuk bisnis dan rumah tangga di wilayah selatan Inggris mengatakan saat ini belum ada alternatif sebaik Starlink untuk memberikan akses internet cepat.

    “Di satu sisi, [Starlink] adalah tool dan solusi yang ada bagi banyak area remot, tertutama yang infrastrukturnya buruk. Namun di sisi lain, kami harus berurusan dengan Elon yang bodoh,” ia menuturkan.

    Richard Opie, seorang konsultan di area semi-remot di Northumberland mengatakan ia berlangganan Starlink sejak pandemi. Namun, kini ia mempertimbangkan untuk beralih jika ada alternatif yang bisa diandalkan.

    “[Starlink] adalah berkah di area remot, namun perkembangan politik sekarang berubah. Elon Musk adalah figur yang berbeda. Showroom Tesla sudah digeruduk. Saya tak nyaman melihat Musk dekat dengan Trump dan sikap Musk secara umum,” kata Opie.

    “Ini adalah dilema. Kami ingin mencari alternatif lain, tetapi sekarang masih terjebak [dengan Starlink],” kata dia.

    Pengguna Starlink lainnya Mel Sayer mengatakan ia menolak menginap di hotel milik Trump karena tak mau memberikan uang sepeser pun untuk Trump.

    “Sekarang, saya menolak mendanai Musk setelah sikapnya dengan pose salute,” kata dia.

    Eksodus Pengguna X

    Seperti dijelaskan di atas, X milik Musk sudah lebih dulu menghadapi krisis eksodus pengguna. Kemenangan Trump dalam Pemilu AS menjadi penyebabnya.

    X diketahui menjadi salah satu alat yang digunakan Musk untuk menyebar kampanye demi memenangkan Trump.

    Menurut laporan Reuters pada November 2024, aplikasi pesaing X, Bluesky, mendapat penambahan jutaan pengguna baru yang memilih meninggalkan X.

    Secara spesifik, Bluesky berhasil meraup 2,5 juta pengguna baru dalam sepekan pasca kemenangan Trump. Total penggunanya melompat menjadi 16 juta.

    Bluesky merupakan salah satu dari beberapa aplikasi pesaing X yang menawarkan alternatif platform mikroblog pasca Musk mencaplok Twitter dan mengubah namanya. Bluesky terhitung masih baru, didirikan pada 2021 silam.

    “Kami melihat peningkatan pertumbuhan pengguna yang memecahkan rekor tertinggi. Engagement seperti like, follows, dan akun baru, tumbuh signifikan. Kami mencatat penambahan setidaknya 1 juta pengguna baru dalam sehari,” kata Bluesky dalam keterangan resminya beberapa saat lalu.

    Organisasi kawakan seperti Center for Countering Digital Hate, organisasi media Guardian, serta mantan anchor CNN Don Lemon, terang-terangan mengatakan telah meninggalkan X karena kekhawatiran terkait kebijakan konten pada platform tersebut.

    Beberapa pakar misinformasi menyebut X memainkan peran sentral dalam menyebarkan informasi sesat selama masa Pilpres AS.

    (fab/fab)

  • Netanyahu Janji Negaranya Tak Akan Diam hingga Hamas Hancur

    Netanyahu Janji Negaranya Tak Akan Diam hingga Hamas Hancur

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, yang merangkum berita-berita utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Rangkuman edisi Rabu, 19 Maret 2025, kita awali dari perkembangan serangan Israel ke Gaza.

    Sudah 400 warga Gaza tewas

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk menyerang Hamas hingga Israel mencapai tujuannya untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan semua warganya yang disandera.

    PM Netanyahu memerintahkan Gaza untuk diserang kembali, Selasa (18/03) kemarin, sambil mengatakan bahwa itu “baru permulaan.”

    Sementara Amerika Serikat sudah menyampaikan dukungannya untuk langkah Israel selanjutnya.

    Serangan besar-besaran sudah menewaskan lebih dari 400 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas.

    Tapi pemimpin dari sejumlah negara, termasuk di kawasan Eropa dan Timur Tengah, sudah menyampaikan kekhawatiran mereka dengan serangan Israel yang dilakukan di bulan Ramadan.

    Astronot kembali ke Bumi

    Astronot Suni Williams dan Butch Wilmore sudah kembali di Bumi setelah menempuh perjalanan selama 17 jam dalam Kapsul SpaceX Dragon yang dapat menampung empat orang.

    Sebelumnya, keduanya terjebak selama sembilan bulan di luar angkasa, tepatnya di International Space Station, setelah kapsul Starliner milik Boeing gagal memperpanjang misi awal mereka yang tadinya sudah berlangsung selama seminggu.

    Kapsul SpaceX Dragon yang membawa Suni dan Butch, bersama dengan rekan mereka Aleksandr Gorbunov dan Nick Hague, mendarat sesuai rencana di lepas pantai Florida pagi ini, waktu Australia.

    Keempat astronot sudah dikeluarkan dari kapsul dengan selamat.

    ‘Power bank’ penyebab kebakaran pesawat Air Busan

    Kebakaran yang menghancurkan pesawat Air Busan pada bulan Januari memicu agar ada pemeriksaan lebih soal keamanan baterai lithium-ion.

    Hasil investigasi sementara yang dirilis oleh kementerian transportasi Korea Selatan menemukan bahwa ‘Power bank’ yang rusak kemungkinan menjadi penyebab kebakaran yang melanda pesawat tersebut di Bandara Internasional Gimhae Korea Selatan itu.

    Kebakaran bermula di kompartemen bagasi pesawat Air Busan A321 hingga membuat semua 176 penumpang di dalamnya mengungsi.

    Api membakar setengah dari badan utama pesawat dan melukai tujuh orang.

    Rusia sepakat tidak serang sumber energi Ukraina

    Presiden Vladimir Putin menolak usulan gencatan senjata penuh dan segera selama 30 hari di Ukraina, setelah menelepon Presiden Donald Trump.

    Tapi Presiden Putin memerintahkan militernya untuk dengan segera berhenti menyerang infrastruktur energi Ukraina.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Ukraina akan mendukung usulan tersebut, dan ia pun berharap untuk segera berbicara dengan Presiden Trump.

    “Saya pikir akan tepat jika kita akan berbicara dengan Presiden Trump dan kita akan mengetahui secara rinci apa yang ditawarkan Rusia kepada Amerika Serikat atau apa yang ditawarkan Amerika Serikat kepada Rusia,” kata Presiden Zelenskyy, menurut penerjemah kantor berita Reuters.

    Lihat juga Video: Alasan Netanyahu Kembali Gempur Gaza, Tuding Hamas Ogah Bebaskan Sandera

  • Putin Tolak Gencatan Senjata Sepenuhnya di Ukraina, Zelensky Bilang Gini

    Putin Tolak Gencatan Senjata Sepenuhnya di Ukraina, Zelensky Bilang Gini

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanggapi sikap Presiden Rusia Vladimir Putin yang menolak gencatan senjata sepenuhnya dengan Kyiv, namun setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi. Zelensky menganggap Putin tidak siap untuk mengakhiri perang.

    Berbicara setelah percakapan telepon dilakukan oleh Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, seperti dilansir AFP, Rabu (19/3/2025), Zelensky mengatakan Ukraina pada dasarnya mendukung gencatan senjata yang diusulkan AS terhadap infrastruktur energi, yang juga didukung Rusia.

    Namun Zelensky mengatakan dirinya memerlukan lebih banyak informasi “https://news.detik.com/internasional/d-7830600/detail” dari Washington terlebih dahulu untuk bisa memberikan tanggapan lebih lanjut.

    Terlepas dari itu, Zelensky juga memperingatkan bahwa Putin sepertinya ingin “melemahkan” Ukraina dan “tidak siap untuk mengakhiri perang ini”.

    “Setelah kami mendapatkan detail dari Presiden AS, dari pihak AS, kami akan memberikan jawaban kami,” ucap Zelensky saat berbicara kepada wartawan setempat mengenai gencatan senjata energi antara Ukraina dan Rusia yang diusulkan AS.

    Ditegaskan Zelensky bahwa “pihak kami akan mempertahankannya” selama Moskow juga mematuhinya. Dia juga mengatakan bahwa AS harus menjadi “penjamin kendali atas implementasi” gencatan senjata energi tersebut.

    “Saya pikir akan tepat jika kami melakukan percakapan dengan Presiden Trump dan mengetahui detailnya tentang apa yang ditawarkan Rusia kepada Amerika atau apa yang ditawarkan Amerika kepada Rusia,” ujarnya.

    Lihat juga Video: Ditelepon Trump, Putin Sepakat Gencatan Senjata Tahap Awal dengan Ukraina

    Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

    AS telah mendorong gencatan senjata menyeluruh selama 30 hari sebagai langkah pertama menuju penyelesaian yang lebih luas untuk perang yang berkecamuk selama tiga tahun terakhir.

    Namun dalam percakapan telepon dengan Trump pada Selasa (18/3), Putin menolak usulan gencatan senjata menyeluruh itu dan bersikeras menyebut kesepakatan semacam itu akan bergantung pada penghentian semua bantuan militer Barat untuk Ukraina.

    Kemudian Kremlin mengatakan Putin setuju untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari setelah berbicara via telepon dengan Trump. Namun Kremlin menambahkan bahwa agar gencatan senjata yang luas bisa berhasil, Ukraina tidak boleh diizinkan mempersenjatai kembali militernya.

    “Mereka (Rusia-red) tidak siap untuk mengakhiri perang ini, dan kita dapat melihatnya. Mereka bahkan tidak siap untuk mengambil langkah pertama, yaitu gencatan senjata,” kritik Zelensky dalam pernyataannya.

    Dia kemudian melontarkan tuduhan terhadap Putin dengan mengatakan bahwa “seluruh permainannya adalah untuk melemahkan” Ukraina.

    Pekan lalu, Ukraina menyatakan dukungan terhadap gencatan senjata selama sebulan penuh yang diusulkan AS selama pembicaraan bilateral digelar di Arab Saudi.

    Lihat juga Video: Ditelepon Trump, Putin Sepakat Gencatan Senjata Tahap Awal dengan Ukraina

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bicara dengan Trump, Putin hanya Setuju Hentikan Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Selama 30 Hari – Halaman all

    Bicara dengan Trump, Putin hanya Setuju Hentikan Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Selama 30 Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin setuju gencatan senjata dengan menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina selama 30 hari.

    Putin menyetujui gencatan senjata 30 hari setelah berbicara melalui telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Selasa (18/3/2025).

    Kendati demikian, Putin menolak gencatan senjata penuh.

    Ia justru menetapkan syarat tambahan bagi Ukraina serta sekutu-sekutunya.

    Menurut laporan, Putin enggan menandatangani gencatan senjata komprehensif selama sebulan yang sebelumnya dirancang oleh tim Trump dan Ukraina dalam perundingan di Arab Saudi.

    Putin menegaskan gencatan senjata menyeluruh hanya dapat dicapai jika bantuan militer asing serta pembagian informasi intelijen dengan Ukraina dihentikan.

    Persyaratan ini sebelumnya telah ditolak oleh sekutu-sekutu Ukraina di Eropa.

    Pembicaraan lebih lanjut mengenai konflik ini akan kembali dilaksanakan di Jeddah, Arab Saudi, pada Minggu (23/3/2025) mendatang, sebagaimana diumumkan oleh utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff.

    Meskipun ada kesepakatan untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi, serangan udara Rusia masih terjadi di berbagai wilayah Ukraina.

    Di Sumy, sebuah rumah sakit menjadi target pesawat tak berawak Rusia, menyebabkan kerusakan pada bangunan dan kendaraan di sekitarnya.

    Laporan juga menyebutkan serangan terhadap infrastruktur listrik di Slovyansk, yang menyebabkan pemadaman sebagian di kota tersebut.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk serangan ini dan menuduh Putin menolak proposal gencatan senjata penuh.

    “Sayangnya, ada serangan yang menargetkan infrastruktur sipil. Hari ini, Putin secara efektif menolak usulan gencatan senjata total,” tulis Zelensky di media sosial X.

    Trump Klaim Pembicaraan dengan Putin Berjalan Baik

    Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menggambarkan panggilan telepon dengan Putin sebagai “sangat bagus dan produktif.”

    Ia menyatakan bahwa beberapa elemen “Kontrak Perdamaian” telah dibahas dan bahwa mereka sepakat untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi dengan harapan mencapai gencatan senjata penuh dan mengakhiri perang.

    Pernyataan Gedung Putih setelah panggilan telepon tersebut tidak merinci apakah ada kesepakatan konkret yang dibuat dengan Ukraina.

    Hanya disebutkan bahwa proses perdamaian akan dimulai dengan penghentian serangan terhadap infrastruktur energi dan dilanjutkan dengan negosiasi mengenai gencatan senjata di Laut Hitam, gencatan senjata penuh, dan perdamaian permanen.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, sebelumnya menyatakan bahwa “bola” kini ada di tangan Rusia setelah Ukraina menyetujui proposal Washington untuk gencatan senjata penuh.

    Pernyataan Kremlin setelah panggilan telepon Trump-Putin menegaskan bahwa Rusia memiliki “serangkaian masalah penting” terkait implementasi kesepakatan dengan Ukraina.

    Zelensky menyatakan bahwa Ukraina terbuka terhadap ide penghentian serangan terhadap fasilitas energi, tetapi menunggu rincian lebih lanjut dari Washington sebelum memberikan tanggapan akhir.

    Kyiv tampaknya melihat kesepakatan ini sebagai taktik Putin untuk menunda gencatan senjata penuh sambil menetapkan persyaratan tambahan.

    Reaksi Eropa

    Di Berlin, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut gencatan senjata terbatas sebagai langkah awal yang penting, tetapi menekankan perlunya penghentian perang secara menyeluruh.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron turut mendukung seruan untuk gencatan senjata penuh.

    Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, juga berbicara dengan Zelensky setelah panggilan Trump-Putin dan “menegaskan kembali dukungan Inggris yang tak tergoyahkan” untuk Ukraina, menurut pernyataan juru bicara Downing Street.

    Putin Usulkan Pertandingan Hoki dengan AS

    Di luar isu perang, Kremlin menyebut bahwa dalam pembicaraan dengan Trump, Putin mengusulkan diadakannya pertandingan hoki es antara pemain profesional AS dan Rusia.

    Hal ini dianggap sebagai upaya diplomasi simbolik, mengingat Rusia telah dilarang mengikuti berbagai kompetisi internasional sejak invasi ke Ukraina pada 2022.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Akankah Amerika Serikat Membiarkan Ukraina Jatuh?

    Akankah Amerika Serikat Membiarkan Ukraina Jatuh?

    Jakarta

    Perang dagang dengan Cina dan Eropa, perselisihan tarif dengan negara tetangga Kanada dan Meksiko, perang di Gaza, anjloknya pasar saham, dan protes terhadap PHK massal: Presiden AS Donald Trump saat ini sedang berjuang di banyak bidang.

    Di tengah krisis ini, ada pertanyaan lain: Akankah AS membiarkan Ukraina jatuh? Tampaknya hanya masalah waktu, sebelum pertanyaan ini dijawab dengan “ya”. Setelah sejumlah upaya yang gagal untuk memaksakan gencatan senjata sementara antara Kyiv dan Moskow, ada banyak faktor yang tampaknya mengarah pada skenario ini.

    Trump baru-baru ini membahas masalah tersebut sendiri. Dalam wawancara dengan stasiun siaran AS Fox News setelah pertengkarannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih 28 Februari lalu, Trump ditanya oleh pembawa acara Maria Bartiromo apakah dia “merasa nyaman” dengan gagasan bahwa Ukraina “mungkin tidak akan selamat” dari perang dengan Rusia. “Yah, toh mungkin tidak akan bertahan,” kata Trump kepada Fox News.

    Ukraina bukan prioritas utama

    Marco Rubio, menteri luar negeri AS yang baru juga menegaskan, Ukraina bukanlah prioritas utama pemerintahan Trump, dalam sidang dengar pendapat di hadapan Komite Hubungan Luar Negeri Senat pada 15 Januari lalu.

    Rubio mengatakan, AS akan terus mendukung sekutu terdekatnya, dengan secara eksplisit menyebut Taiwan dan Israel. Mengenai Ukraina, ia mengatakan sudah saatnya bersikap “realistis” dan menyarankan bahwa kedua pihak harus membuat “konsesi.”

    “Tetapi pada akhirnya, di bawah Presiden Trump, prioritas utama Departemen Luar Negeri Amerika Serikat adalah Amerika Serikat,” katanya. “Uang pembayar pajak Amerika seharusnya hanya digunakan untuk memajukan kepentingan AS, dan setiap sen pengeluaran seharusnya diteliti untuk memastikan efektivitasnya.”

    Dalam opini yang dimuat di The Guardian baru-baru ini, Stephen Wertheim, pakar kebijakan luar negeri AS di Carnegie Endowment for International Peace, mengemukakan bahwa tidak ada sekutu NATO yang datang untuk membela Ukraina secara langsung. “Alasannya jelas: itu berarti perang dengan Rusia, sebuah prospek yang masih dapat dicegah oleh NATO, terlepas dari apa yang terjadi di Ukraina”, katanya.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Apakah Ukraina hanya pion dalam hubungan Rusia-AS?

    Stefan Meister, pakar Eropa Timur, Rusia, dan Asia Tengah di German Council on Foreign Relations, sangat kritis terhadap penolakan Trump untuk menawarkan jaminan keamanan kepada Ukraina.

    Presiden AS “telah secara besar-besaran memperburuk posisi negosiasinya sendiri dan posisi negosiasi Ukraina,” katanya kepada stasiun siaran Jerman SWR. “Mengapa Moskow harus membuat kompromi ketika presiden AS sudah menawarkan setengah dari apa yang diminta Rusia?”

    Stefan Meister lebih jauh mengatakan, ia khawatir Ukraina akan terlupakan begitu saja saat hubungan Rusia-AS sudah akur lagi. “Kesan saya adalah Trump pada dasarnya tidak peduli dengan Ukraina,” katanya, sambil menjelaskan bahwa Ukraina mungkin hanya “pion” yang diberikan kepada Rusia sebagai imbalan atas “hal-hal lain.”

    “Hal-hal lain” ini dapat terkait dengan topik-topik yang disebutkan oleh Rubio: Israel dan perdamaian di Timur Tengah, hubungan dengan Cina, urusan dengan Iran dan pemulihan hubungan antara Washington dan Moskow.

    Kolumnis AS Robert Kagan tidak memiliki ilusi. Dia mengatakan gagasan memperjuangkan demokrasi di wilayah lain di dunia merupakan hal yang asing bagi Trump. “Dia tampaknya tidak memiliki keraguan untuk membuat ‘kesepakatan’ dengan rezim kriminal Putin tanpa melibatkan orang-orang Eropa.”

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 2 Faktor Ini Ternyata Jadi Penyebab Harga Emas Capai Rekor Tertinggi

    2 Faktor Ini Ternyata Jadi Penyebab Harga Emas Capai Rekor Tertinggi

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia masih berada di rekor tertinggi pada Rabu (19/3/2025) pagi. Harga emas dunia kini mencapai US$ 3.033 per troy ons.

    Sebagai aset safe haven, harga emas dunia terus menunjukkan tren positif dengan kenaikan lebih dari 15% sejak awal tahun. Logam mulia ini telah mencetak rekor tertinggi sebanyak 14 kali sepanjang 2024.

    Dilansir dari Reuters, ketegangan geopolitik menjadi salah satu faktor utama yang mendorong harga emas. Serangan udara Israel ke target Hamas di Gaza, yang menewaskan lebih dari 400 orang dan mengancam gencatan senjata dua bulan terakhir, meningkatkan permintaan emas sebagai aset lindung nilai.

    Menurut Nicky Shiels, kepala strategi logam di MKS PAMP SA, eskalasi konflik di Timur Tengah telah meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.

    Di sisi lain, kebijakan perdagangan Amerika Serikat (AS) juga memengaruhi pasar emas. Donald Trump mengusulkan tarif tetap 25% pada baja dan aluminium yang berlaku sejak Februari 2025, serta tarif timbal balik dan sektoral yang dijadwalkan mulai 2 April mendatang.

    Investor kini mengalihkan fokus pada pertemuan antara Donald Trump dan Vladimir Putin. Trump diperkirakan akan mendorong gencatan senjata di Ukraina. Selain itu, perhatian juga tertuju pada pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve yang dijadwalkan Rabu ini.

    Apabila harga emas dunia bertahan di atas level US$ 3.040, analis pasar di City Index, Razan Hilal, memperkirakan level resistensi berikutnya akan berada di US$ 3.080 dalam skenario ekstrem.

    Sejalan dengan harga emas dunia yang mencapai rekor tertinggi, harga emas batangan Antam juga melesat ke titik tertinggi mencapai Rp 1,759 juta per gram.

  • Putin Tolak Gencatan Sejata Sepenuhnya di Ukraina, tapi Setuju Hal Ini

    Putin Tolak Gencatan Sejata Sepenuhnya di Ukraina, tapi Setuju Hal Ini

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin menolak gencatan senjata sepenuhnya di Ukraina. Namun, Putin menyetujui kesepakatan hanya untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi.

    Dilansir BBC, Rabu (19/3/2025), persetujuan Putin ini disampaikan saat dia berkomunikasi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melalui sambungan telepon. Putin disebut menolak menandatangani gencatan senjata komprehensif selama sebulan yang baru-baru ini disusun oleh tim Trump dengan Ukraina di Arab Saudi.

    Dia mengatakan gencatan senjata komprehensif hanya dapat berhasil jika bantuan militer asing dan pembagian intelijen dengan Ukraina berakhir. Untuk diketahui, sekutu Eropa Ukraina menolak persyaratan tersebut.

    Kata Zelensky

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Ukraina terbuka dengan gagasan gencatan senjata yang mencakup infrastruktur energi, tetapi dia menginginkan lebih jelas mengenai hal ini. Dia pun menuduh Putin menolak gencatan senjata menyusul serangkaian serangan drone Rusia.

    “Hari ini, Putin secara efektif menolak usulan untuk gencatan senjata penuh,” kata Zelensky.

    Trump sebelumnya mengunggah bahwa percakapannya dengan Putin di telepon sangat bagus. Dia mengaku membahas banyak hal mengenai perdamaian.

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu