Negara: Ukraina

  • Ditunjuk Trump Bikin Jet Tempur Canggih F-47, Boeing Semringah

    Ditunjuk Trump Bikin Jet Tempur Canggih F-47, Boeing Semringah

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menghadiahkan kontrak kepada Boeing untuk membangun jet tempur AS generasi berikutnya. Boeing mengalahkan Lockheed Martin dan meraih kontrak sangat berharga itu, di tengah berbagai kesulitan yang mereka hadapi.

    Jet tempur generasi keenam itu, yang akan diberi nama F-47, dimaksudkan untuk beroperasi bersama pasukan drone untuk pertempuran masa depan. F-47 ini akan menggantikan jet canggih F-22 Raptor milik Lockheed Martin.

    Dikutip detikINET dari Guardian, desain dan kemampuan pesawat tersebut masih banyak yang dirahasiakan, tapi mungkin akan mencakup teknologi siluman tercanggih serta sensor dan mesin canggih.

    Saham Boeing naik 5% setelah berita tersebut dan saham Lockheed turun hampir 6%. Bagi Boeing, kemenangan ini menandai perbaikan nasib bagi perusahaan yang tengah kesulitan dan merupakan dorongan besar bagi bisnis produksi jet tempurnya di St. Louis, Missouri.

    Kontrak pengembangan teknik dan manufaktur F-47 bernilai lebih dari USD 20 miliar. Boeing sebagai pemenang pada akhirnya akan menerima ratusan miliar dolar dalam bentuk pesanan saat masa berlaku kontrak selama beberapa dekade.

    Operasi komersial Boeing tengah kesulitan, dari pesawat komersial yang diterpa berbagai masalah dan bisnisnya di bidang pertahanan untuk tanker pengisian bahan bakar di udara, drone, dan jet pelatihan, tidak berjalan sesuai rencana.

    Trump antara lain menyebut F-47 akan dapat bekerja sama dengan drone atau (UAV), yang merupakan fokus utama militer, terutama karena Ukraina dan Rusia secara efektif memakai drone dalam serangan jarak jauh dan mengalahkan pertahanan udara.

    “Pesawat ini terbang dengan drone. Ia terbang dengan banyak, banyak pesawat tanpa awak, sebanyak yang Anda inginkan. Ini adalah teknologi baru, tapi tidak terbang sendiri. Ia terbang dengan banyak pesawat tanpa awak, sebanyak yang Anda ingin dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh pesawat lain,” klaim Trump.

    Trump juga menggambarkan jet tempur siluman berkecepatan tinggi itu sebagai pesawat paling mematikan yang pernah dibuat.

    (fyk/fyk)

  • Kata Rusia Jelang Perundingan Gencatan Senjata Ukraina di Saudi

    Kata Rusia Jelang Perundingan Gencatan Senjata Ukraina di Saudi

    Jakarta

    Delegasi Rusia dan Ukraina akan mengadakan perundingan gencatan senjata secara terpisah dengan pejabat Amerika Serikat di Arab Saudi pada Senin besok. Rusia berharap ada sedikit kemajuan dalam perundingan di Saudi tersebut.

    Dilansir AFP, Minggu (23/3/2025), negosiator AS akan bertemu secara terpisah dengan delegasi Ukraina dan Rusia di Arab Saudi pada hari Senin. Perundingan itu digambarkan oleh utusan AS Keith Kellogg sebagai ‘diplomasi bolak-balik’ antara kamar-kamar hotel.

    Meskipun ada banyak diplomasi dan desakan dari Presiden AS Donald Trump, terobosan sejauh ini terbukti sulit dipahami. Delegasi Rusia berharap agar perundingan itu mencapai kemajuan.

    “Kami berharap untuk mencapai setidaknya beberapa kemajuan,” senator Rusia Grigory Karasin, yang akan memimpin delegasi Rusia, mengatakan kepada saluran TV Zvezda, tanpa menyebutkan masalah apa.

    Karasin mengatakan dia dan rekan negosiator, penasihat FSB Sergey Beseda akan membawa suasana “agresif dan konstruktif” ke dalam pembicaraan tersebut.

    Sementara pada sehari sebelumnya, seorang pejabat senior Ukraina mengatakan kepada AFP, Ukraina berharap mendapatkan kesepakatan “setidaknya” pada gencatan senjata parsial yang mencakup serangan terhadap energi, infrastruktur, dan di laut. Kyiv mengirimkan menteri pertahanannya ke negosiasi tersebut.

    “Kami akan berjuang untuk mencari solusi setidaknya satu masalah,” kata Karasin kepada Zvezda, yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan Rusia.

    Diketahui, Rusia telah menolak usulan bersama AS-Ukraina untuk gencatan senjata secara penuh dan tanpa syarat selama 30 hari, dan menyarankan untuk menghentikan serangan udara terhadap fasilitas energi.

    Meskipun ada tawaran tersebut, kedua belah pihak terus melancarkan serangan udara menjelang perundingan.

    Serangan Rusia terhadap kota Zaporizhzhia di Ukraina selatan pada Jumat malam menewaskan satu keluarga yang terdiri dari tiga orang. Serangan itu memicu kemarahan di kalangan pejabat Ukraina.

    Rusia juga melancarkan serangan pesawat nirawak terhadap Kyiv yang menghantam gedung-gedung apartemen dan menyebabkan kebakaran. Dalam serangan tersebut menewaskan sedikitnya dua orang, kata layanan darurat Ukraina pada Minggu dini hari.

    Wali kota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan pada hari Minggu bahwa “serangan besar-besaran oleh UAV musuh” menyebabkan puing-puing berjatuhan di beberapa distrik kota, melukai tujuh orang.

    (yld/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Krimea Bakal Diberi ke Rusia, Trump Diam-Diam Incar Harta Karun Langka

    Krimea Bakal Diberi ke Rusia, Trump Diam-Diam Incar Harta Karun Langka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) saat ini dilaporkan mempertimbangkan untuk mengakui bahwa Krimea adalah bagian dari Rusia. Hal ini terjadi saat Presiden AS Donald Trump terus mendorong diskusi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah hubungan kedua negara yang sedang buruk akibat serangan Moskow ke Ukraina.

    Situs berita AS, Semafor, mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut, mengatakan bahwa sejatinya Trump belum membuat keputusan apa pun. Walau begitu, diskusi tentang status Krimea sejalan dengan “banyak pilihan yang diajukan saat Trump mendorong diakhirinya perang.”

    Walau begitu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes mengatakan kepada Semafor bahwa Gedung Putih “tidak membuat komitmen semacam itu, dan kami tidak akan menegosiasikan kesepakatan (perdamaian) melalui media.”

    “Tujuannya tetap sama: menghentikan pembunuhan dan menemukan penyelesaian damai untuk konflik ini,” kata Hughes.

    Krimea, yang sebagian besar dihuni oleh etnis Rusia, memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia pada tahun 2014, menyusul revolusi yang menggulingkan Presiden Ukraina Viktor Yanukovich. PBB terus memandang wilayah tersebut sebagai wilayah Ukraina.

    Trump Intai Harta Karun Krimea

    Jurnalis pemenang Penghargaan Pulitzer Seymour Hersh melaporkan, mengutip seorang pejabat Gedung Putih, bahwa Trump sedang memiliki tujuan untuk meningkatkan hubungan AS-Rusia melalui kerja sama ekonomi.

    Presiden Trump berusaha untuk mencabut sanksi yang diberlakukan sejak tahun 2014 dan 2022 dan “membentuk kemitraan dengan Putin yang bertujuan untuk mengubah Krimea menjadi resor internasional utama,” kata seorang sumber pada Hersh.

    Sumber resmi yang dikutip dalam laporan Hersh menambahkan bahwa “mereka mungkin melakukan hal yang sama di Donbass.”

    Jurnalis tersebut mencatat bahwa pendekatan Trump sangat berbeda dari pendekatan pemerintahan Joe Biden, dengan sumber anonimnya menggambarkan presiden saat ini sebagai ‘pemenang ekonomi’. Ketertarikan Trump pada aset energi dan sumber daya alam Rusia dilaporkan meliputi minyak, gas, dan logam tanah jarang yang belum ditambang.

    Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah mengubah beberapa posisi kebijakan luar negerinya terkait Moskow. Setelah melakukan panggilan telepon dengan Putin pada bulan Februari, delegasi AS dan Rusia bertemu di Arab Saudi, dengan kedua belah pihak sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik dan menjajaki usaha patungan setelah konflik Ukraina terselesaikan.

    Trump dan Putin kembali melakukan panggilan telepon pada hari Selasa untuk membahas gencatan senjata yang diusulkan AS. Menurut pernyataan dari kedua belah pihak, pembicaraan tersebut produktif, dengan Rusia menyetujui penghentian serangan selama satu bulan terhadap infrastruktur energi Ukraina sementara pembicaraan terus berlanjut.

    (pgr/pgr)

  • Jelang Perundingan, Drone Rusia Tewaskan 3 Orang Sekeluarga di Ukraina

    Jelang Perundingan, Drone Rusia Tewaskan 3 Orang Sekeluarga di Ukraina

    Jakarta

    Sebuah drone Rusia menewaskan satu keluarga yang terdiri dari tiga orang di Ukraina selatan pada Jumat (21/3) malam waktu setempat. Ini terjadi sekitar 48 jam sebelum kedua negara mengadakan perundingan dengan Amerika Serikat untuk menghentikan perang tiga tahun tersebut.

    Delegasi Rusia dan Ukraina akan mengadakan perundingan terpisah dengan pejabat Amerika Serikat di Arab Saudi pada hari Senin mendatang. Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan kepada AFP, bahwa mereka berharap untuk mengamankan “setidaknya” gencatan senjata sebagian untuk menghentikan serangan udara dan laut.

    Presiden Rusia Vladimir Putin menolak tawaran AS-Ukraina untuk gencatan senjata sepenuhnya dan tanpa syarat. Namun, Putin mengusulkan untuk menghentikan serangan terhadap lokasi energi dan mengatakan bahwa ia telah memberikan “perintah yang sesuai” kepada militernya.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (22/3/2025), militer Rusia menembakkan 179 drone ke Ukraina dalam rentetan serangan terbarunya pada Jumat (21/3) malam, kata angkatan udara Ukraina pada hari Sabtu (22/3).

    Di kota Zaporizhzhia, Ukraina selatan, satu keluarga, termasuk seorang gadis remaja, tewas ketika sebuah drone jatuh ke rumah mereka pada Jumat malam waktu setempat.

    “Mayat anak perempuan dan ayahnya berhasil dikeluarkan dari reruntuhan. Para dokter berjuang menyelamatkan nyawa sang ibu selama lebih dari 10 jam, tetapi sayangnya, mereka gagal menyelamatkannya,” kata gubernur Zaporizhzhia Ivan Fedorov di Telegram.

    Seorang fotografer AFP di lokasi salah satu serangan, melihat petugas penyelamat sedang mencari-cari di antara puing-puing bangunan yang hancur, sementara asap dan kabut membubung ke udara.

    Lihat juga Video: Rudal-Drone Rusia Hantam Dobropillia, 11 Orang Tewas-30 Terluka

    “Rusia sekali lagi melanggar gencatan senjata dan menewaskan seorang anak berusia 14 tahun di Zaporizhzhia dengan sebuah Shahed,” kata kepala staf Presiden Volodymyr Zelensky, Andriy Yermak, mengacu pada drone peledak yang telah dikerahkan Moskow selama perang di Ukraina.

    Pejabat-pejabat Ukraina mengatakan, serangan terhadap Zaporizhzhia tersebut juga melukai 12 orang, termasuk seorang bayi berusia sembilan bulan.

    Militer Ukraina juga menargetkan Rusia dengan serangan drone pada Jumat (21/3) malam waktu setempat.

    Lihat juga Video: Rudal-Drone Rusia Hantam Dobropillia, 11 Orang Tewas-30 Terluka

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Usulkan AS Kelola PLTN Ukraina untuk Gencatan Senjata – Halaman all

    Trump Usulkan AS Kelola PLTN Ukraina untuk Gencatan Senjata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengusulkan agar AS mengambil alih dan mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Ukraina, yang saat ini berada di bawah kendali Rusia.

    Gagasan ini muncul dalam percakapan telepon antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu, 19 Maret 2025.

    Usulan ini dilontarkan sebagai bagian dari upaya untuk mendorong gencatan senjata antara Kyiv dan Moskow.

    Apa yang Dibahas dalam Percakapan Antara Trump dan Zelensky?

    Dalam diskusi tersebut, Zelensky mengonfirmasi bahwa perhatian utama tertuju pada PLTN Zaporizhzhia, yang sejak invasi Rusia pada Februari 2022 dikuasai oleh pasukan Moskow.

    PLTN ini merupakan yang terbesar di Eropa dan menjadi perhatian utama karena potensi ancaman nuklirnya.

    Zelensky menekankan bahwa diperlukan lebih dari dua tahun agar PLTN tersebut dapat beroperasi kembali. “Kapasitasnya sangat dibutuhkan oleh Ukraina dan Eropa,” ujar Zelensky, menambahkan pentingnya integrasi Zaporizhzhia ke dalam jaringan listrik Eropa untuk stabilitas energi kawasan.

    Apa Tantangan Gencatan Senjata di Tengah Konflik Ini?

    Meskipun Trump berusaha mencari solusi gencatan senjata, tantangan masih sangat besar.

    Dalam percakapan terpisah dengan Trump pada Selasa, 18 Maret 2025, Presiden Rusia Vladimir Putin menekankan bahwa negara-negara Barat harus menghentikan semua bantuan militer ke Ukraina sebelum gencatan senjata bisa terwujud.

    Namun, percakapan antara Trump dan Zelensky dilaporkan berjalan dengan lebih positif, dan Gedung Putih bahkan menyebutnya sebagai “fantastis”, meskipun hubungan keduanya pernah tegang di masa lalu.

    Apa Pendapat Pejabat AS Mengenai Usulan Ini?

    Dukungan untuk usulan Trump datang dari sejumlah pejabat AS.

    Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, dalam pernyataan bersama, menyatakan bahwa pembahasan antara Trump dan Zelensky mencakup masalah pasokan listrik serta pengelolaan PLTN Ukraina.

    Meski demikian, masih terdapat ketidakjelasan tentang bagaimana rencana ini dapat direalisasikan secara hukum dan teknis, terutama dengan keberadaan pasukan Rusia di Zaporizhzhia.

    Apa Langkah Selanjutnya?

    Dengan situasi yang terus berkembang dan tantangan yang signifikan, penting untuk melihat bagaimana proposal ini akan berlanjut.

    Akankah AS mampu meraih kesepakatan yang membawa kedamaian?

    Dan bagaimana pengelolaan PLTN ini akan diatur dalam kerangka hukum internasional?

    Pertanyaan-pertanyaan ini masih menggantung dan akan mempengaruhi langkah ke depan dalam konflik yang berkepanjangan ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Hari ke-1123 Perang Rusia-Ukraina: Zaporizhzhia Diserang Lagi – Halaman all

    Hari ke-1123 Perang Rusia-Ukraina: Zaporizhzhia Diserang Lagi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-1123 pada Sabtu, 22 Maret 2025.

    Konflik ini semakin memanas dengan serangan terbaru yang menargetkan kota Zaporizhzhia di tengara Ukraina.

    Apa yang terjadi di sana dan bagaimana dampaknya terhadap situasi keamanan Ukraina?

    Apa Yang Terjadi di Zaporizhzhia?

    Pada Jumat malam, 21 Maret 2025, serangan Rusia di kota Zaporizhzhia mengakibatkan tewasnya dua orang dan melukai sembilan lainnya.

    Gubernur Zaporizhzhia, Ivan Fedorov, mengonfirmasi bahwa kota tersebut mengalami lebih dari 10 serangan dalam waktu singkat.

    Di antara korban luka, terdapat seorang bayi berusia sembilan bulan dan seorang wanita yang mengalami cedera serius.

    Gambar yang beredar di media menunjukkan tim penyelamat mencari korban di antara puing-puing bangunan.

    Blok apartemen dan rumah-rumah di lokasi serangan mengalami kerusakan parah dengan jendela yang hancur dan fasad bangunan yang runtuh.

    Kobaran api juga terlihat membakar reruntuhan, memperparah kehancuran akibat serangan tersebut.

    Bagaimana Dampak Serangan Lainnya di Wilayah Ukraina?

    Serangan tidak hanya terbatas di Zaporizhzhia.

    Di wilayah Sumy, dua orang dilaporkan tewas setelah enam bom berpemandu dijatuhkan di desa Krasnopillia, yang terletak dekat perbatasan utara Ukraina dengan Rusia.

    Selain itu, di wilayah Donetsk, serangan udara di kota Kostiantynivka menyebabkan satu orang tewas akibat tiga bom yang dijatuhkan.

    Kekerasan ini semakin memperburuk situasi keamanan di Ukraina, yang terus menghadapi eskalasi serangan dari Rusia di berbagai wilayah.

    Apa Tuduhan Ukraina Terhadap Rusia?

    Ukraina juga menuduh Rusia melakukan tekanan ilegal terhadap warga Ukraina di wilayah pendudukan, dengan memaksa mereka untuk mengubah status hukum atau meninggalkan daerah tersebut.

    Pemerintah Ukraina berencana untuk melaporkan praktik ini ke Pengadilan Pidana Internasional (ICC).

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, mengungkapkan bahwa Rusia tengah melakukan pengusiran paksa warga Ukraina dari tanah air mereka atau memaksa mereka untuk memperoleh status orang asing.

    Dekrit yang dikeluarkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mewajibkan warga Ukraina yang tinggal di Rusia tanpa dasar hukum untuk menyesuaikan status mereka paling lambat 10 September 2024.

    Dukungan Internasional: Apa yang Dikatakan Kim Jong-un?

    Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, juga memberikan dukungan yang tak tergoyahkan terhadap Rusia dalam perang di Ukraina.

    Dalam pertemuannya dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, Kim menegaskan bahwa pemerintahannya akan selalu mendukung Rusia dalam mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial.

    Shoigu juga menyampaikan rasa terima kasih atas solidaritas Korea Utara terhadap posisi Rusia dalam berbagai isu geopolitik global.

    Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kedua negara semakin erat di tengah ketegangan yang terus berlangsung.

    Perjanjian Damai: Apa Kata Stephen Witkoff?

    Stephen Witkoff, utusan khusus Presiden AS, mengemukakan bahwa keanggotaan Ukraina di NATO tidak sejalan dengan potensi perjanjian damai dengan Rusia.

    Dalam wawancaranya, ia menyatakan bahwa meskipun Ukraina tidak akan menjadi anggota NATO, masih ada kemungkinan untuk membahas jaminan keamanan alternatif.

    Witkoff menegaskan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO, meskipun terdapat diskusi tentang perlindungan keamanan dari AS atau negara-negara Eropa.

    Secara umum, diterima bahwa jika ada perjanjian damai antara Ukraina dan Rusia, Ukraina tidak boleh menjadi anggota NATO.

     

    Serangan yang terjadi di Zaporizhzhia dan lokasi lainnya menunjukkan bahwa konflik Rusia-Ukraina masih jauh dari akhir.

    Dalam situasi yang terus berkembang ini, dukungan internasional dan negosiasi untuk mencapai kedamaian menjadi semakin penting.

    Namun, langkah-langkah yang diambil oleh Rusia dan respons Ukraina akan terus menentukan jalannya konflik ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Trump Umumkan AS Bikin F-47 Fighter Jet, Diklaim Tiada Tanding

    Trump Umumkan AS Bikin F-47 Fighter Jet, Diklaim Tiada Tanding

    Jakarta

    Presiden Donald Trump mengumumkan keputusan Pentagon melanjutkan pengembangan jet tempur Amerika Serikat generasi berikutnya atau keenam, yang diberi nama F-47.

    “Atas arahan saya, Angkatan Udara Amerika Serikat melanjutkan jet tempur generasi keenam pertama di dunia, nomor enam, generasi keenam, tidak ada (jet) yang mendekatinya di dunia dan akan dikenal sebagai F-47,” kata Trump yang dikutip detikINET dari CNN, Sabtu (22/3/2025).

    Trump mengumumkan Boeing diberi kontrak untuk pesawat tempur AS terbaru itu dan mengungkap versi eksperimental F-47 telah terbang selama hampir lima tahun. Di akhir pemerintahan Trump yang pertama, Angkatan Udara memang mengakui telah menerbangkan prototipe jet skala penuh.

    “Setelah persaingan ketat dan menyeluruh antara beberapa perusahaan kedirgantaraan terkemuka Amerika, Angkatan Udara akan memberi kontrak untuk platform dominasi udara generasi berikutnya ke Boeing,” cetus Trump.

    Hingga saat ini, program tersebut dikenal sebagai Next Generation Air Dominance (NGAD). Namun Trump menyebutnya sebagai F-47. “Ini adalah sesuatu yang belum pernah dilihat orang sebelumnya dan telah dikerjakan dalam jangka waktu yang lama,” sebutnya.

    Trump berjanji F-47 akan dapat bekerja sama dengan drone atau (UAV), yang merupakan fokus utama militer, terutama karena Ukraina dan Rusia secara efektif memakai drone dalam serangan jarak jauh dan mengalahkan pertahanan udara.

    “Pesawat ini terbang dengan drone. Ia terbang dengan banyak, banyak pesawat tanpa awak, sebanyak yang Anda inginkan. Ini adalah teknologi baru, tapi tidak terbang sendiri. Ia terbang dengan banyak pesawat tanpa awak, sebanyak yang Anda ingin dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh pesawat lain,” klaim Trump.

    Trump juga menggambarkan jet tempur siluman berkecepatan tinggi itu sebagai pesawat paling mematikan yang pernah dibuat.

    Keputusan Angkatan Udara memberikan program F-47 ke Boeing agak mengejutkan, karena Trump berulang kali mengkritik perusahaan itu. Trump pernah mencela Boeing atas kelebihan biaya dan penundaan Air Force One berikutnya. “Kita akan mendapat Air Force One baru jika Boeing dapat menyelesaikannya,” kata Trump bulan Februari.

    Selama beberapa dekade, Boeing memproduksi armada pembom andalan AS, dari B-17 dan B-29 dalam Perang Dunia II hingga B-52 yang dirilis tahun 1960-an dan masih terbang hingga saat ini. Boeing kini memproduksi F-15EX Eagle dan F/A-18 Super Hornet untuk Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Boeing juga membuat X-32 Joint Strike Fighter, yang akhirnya kalah dari Lockheed Martin F-35 Lightning II.

    Program Next Generation Air Dominance dimaksudkan untuk memproduksi jet tempur generasi keenam milik militer AS, yang lebih baru dan lebih canggih daripada Lockheed Martin F-35 Lightning II yang mengalami pembengkakan biaya dan penundaan.

    Di pihak lain, Elon Musk mencela F-35 dan lebih memilih kawanan drone sebagai senjata yang lebih murah dan efektif. “Sementara itu, beberapa orang idiot masih membangun jet tempur berawak seperti F-35,” sindirnya beberapa waktu silam.

    (fyk/fay)

  • Putin Ucapkan Selamat Nowruz kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan Presiden Pezeshkian – Halaman all

    Putin Ucapkan Selamat Nowruz kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan Presiden Pezeshkian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan ucapan selamat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada perayaan Nowruz.

    Putin juga mengucapkan selamat kepada Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, Kremlin mengumumkan pada Jumat (21/3/2025).

    Mengutip Tehran Times, dalam pesannya, Putin menyatakan, “Iran adalah teman yang dapat diandalkan dan tetangga yang baik bagi Rusia. Kami akan terus mengembangkan hubungan berdasarkan kemitraan strategis yang komprehensif demi kepentingan kedua negara serta untuk mendukung stabilitas dan keamanan regional.”

    Menurut PressTV, Nowruz, yang berarti “Hari Baru,” menandai hari pertama bulan Farvardin dalam kalender Persia.

    Perayaan ini biasanya jatuh pada 20 Maret, namun dalam tahun kabisat bertepatan dengan 21 Maret.

    Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui Nowruz sebagai Hari Nowruz Internasional pada tahun 2010.

    PBB menggambarkannya sebagai festival musim semi asal Iran yang telah dirayakan selama lebih dari 3.000 tahun.

    Media Rusia juga melaporkan bahwa Putin mengirim pesan ucapan selamat secara terpisah kepada para pemimpin Azerbaijan, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan, yang turut merayakan Nowruz.

    PEMIMPIN IRAN – Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei menyapa hadirin yang datang dalam acara peringatan dakwah Nabi Muhammad SAW, dengan sekelompok pejabat Iran, perwakilan dan duta besar negara-negara Islam di Teheran, Iran pada Selasa (28/1/2025). (Kantor berita resmi negara Iran, IRNA)

    Hubungan Rusia dan Iran

    Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian menandatangani perjanjian kerja sama pada 17 Januari 2025.

    Namun, perjanjian tersebut tidak membentuk aliansi militer maupun menciptakan kewajiban langsung bagi kedua negara.

    Sebaliknya, perjanjian ini hanya meresmikan hubungan erat antara Iran dan Rusia yang semakin berkembang sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, menurut analisis dari Carnegie Politika.

    Gagasan perjanjian kemitraan strategis tersebut pertama kali muncul pada tahun 2020.

    Saat itu, Presiden Iran yang akan lengser, Hassan Rouhani, berupaya meraih pencapaian dalam kebijakan luar negeri setelah gagal memperbaiki hubungan dengan Barat.

    Ia kemudian mencari berbagai perjanjian kerja sama besar dengan mitra internasional.

    Perjanjian pertama ditandatangani dengan China pada Maret 2021.

    Perjanjian 25 tahun tersebut sempat menimbulkan spekulasi luas, termasuk rumor mengenai investasi China senilai $400 miliar dan penyewaan pulau-pulau di Teluk Persia oleh China.

    Namun, kenyataannya perjanjian itu tidak membawa perubahan signifikan, bahkan perdagangan antara kedua negara justru mengalami penurunan dalam beberapa tahun berikutnya.

    Setelah Iran menandatangani perjanjian serupa dengan Venezuela dan Suriah, Rusia menjadi mitra logis berikutnya.

    Sebelum invasi besar-besaran ke Ukraina, hubungan Rusia dengan Iran masih terbatas.

    Namun, ketika tentara Rusia sangat membutuhkan dukungan militer Iran—terutama pesawat nirawak—pada tahun pertama pertempuran, hubungan kedua negara berkembang pesat.

    Akibatnya, perjanjian yang ditandatangani oleh Putin dan Pezeshkian pada akhirnya tidak lebih dari sekadar formalitas birokrasi yang merangkum keadaan hubungan yang telah terjalin.

    Jika perjanjian ini ditandatangani pada tahun 2021, mungkin perjanjian itu bisa berfungsi sebagai dasar untuk mempererat hubungan Rusia-Iran.

    Namun, saat ini perjanjian tersebut lebih sekadar meresmikan hal yang sudah ada tanpa menambahkan kewajiban baru.

    Hampir semua bidang kerja sama—termasuk energi, transportasi, dan organisasi regional—yang disebut dalam perjanjian ini sudah menjadi subjek kesepakatan baru antara Iran dan Rusia dalam tiga tahun terakhir.

    Padahal, salah satu aspek yang paling banyak dispekulasikan dalam perjanjian itu adalah kemungkinan adanya soal keamanan.

    Pakta yang ditandatangani tahun lalu antara Korea Utara dan Rusia, yang mencakup klausul bantuan timbal balik jika salah satu negara diserang, sempat menimbulkan harapan bahwa perjanjian Rusia-Iran akan memiliki ketentuan serupa.

    Namun, hal itu tidak terwujud.

    Sebaliknya, kedua negara hanya sepakat untuk tidak membantu negara mana pun yang menyerang pihak lain.

    Ini menegaskan bahwa Moskow dan Teheran tidak berniat membentuk aliansi militer.

    Hal ini juga dinilai bahwa Kremlin tetap enggan membantu Iran jika diserang oleh Amerika Serikat atau Israel.

    Hubungan antara Iran dan Rusia saat ini berada di titik tertinggi, bukan karena adanya perjanjian terobosan, melainkan karena Rusia semakin terisolasi dari Barat akibat perang di Ukraina.

    Kerja sama antara kedua negara semakin dalam, tetapi dengan kecepatan yang lambat dan dalam batasan tertentu.

    Tujuan utama dari perjanjian 2025 ini adalah untuk meresmikan pencapaian dalam beberapa tahun terakhir serta mengirimkan pesan kepada dunia—terutama kepada elite Rusia dan Iran—bahwa Moskow dan Teheran berkomitmen untuk kerja sama jangka panjang.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam AS, Ternyata Gara-gara Ini

    Brunei Darussalam Masuk Daftar Hitam AS, Ternyata Gara-gara Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Brunei Darussalam merupakan salah satu negara tetangga Indonesia yang selama ini dikenal adem-ayem. Namun, dalam laporan tahunan yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS pada Juni 2024, Brunei Darussalam ternyata masuk daftar hitam negara yang kini dikuasai Donald Trump.

    Brunei Darussalam masuk dalam kategori “tingkat 3” dalam laporan tahunan tentang perdagangan manusia. Negara-negara dalam kategori tersebut berisiko menghadapi sanksi dari AS, termasuk pembatasan bantuan ekonomi atau dukungan lainnya.

    Mengutip laporan AFP, alasan AS memasukkan Brunei Darussalam ke kategori daftar hitam “tingkat 3” dikarenakan kurangnya upaya Negeri Petro Dollar dalam menangani isu perdagangan manusia.

    Bahkan, Brunei disebut tidak menghukum pelaku perdagangan manusia selama 7 tahun berturut-turut.

    “Brunei mempublikasikan upaya untuk menangkap ‘pekerja yang melarikan diri’, dan mencambuk beberapa dari mereka yang tertangkap,” kata laporan itu, merujuk perlakuan monarki Brunei Darussalam ke korban perdagangan manusia.

    Secara umum, Brunei Darussalam memiliki hubungan baik dengan AS. Meskipun negara mayoritas Muslim ini kerap mendapat kritik karena tetap menerapkan hukuman mati, terutama ke kelompok homoseksual.

    Negara Senasib Brunei Darussalam

    Nasib serupa juga dialami oleh Sudan. Negara Afrika itu disorot karena tak becus menangani perekrutan tentara anak-anak.

    Laporan itu juga menyoroti peran teknologi dalam mempermudah para pelaku perdagangan manusia untuk melintasi perbatasan. Mantan Menteri Luar Negeri Antony Blinken yang masih bertugas pada Juni 2024, menyebutkan peningkatan penipuan dunia maya memikat orang-orang yang dipaksa bekerja.

    “(Padahal) beberapa dari teknologi yang sama dapat digunakan untuk mengungkap dan menghentikan perdagangan manusia dan dapat membantu kita meminta pertanggungjawaban para pelaku,” kata dia kala itu.

    Di sisi lain,, Vietnam dikeluarkan dari daftar “tingkat 3” karena dianggap telah melakukan peningkatan penyelidikan dan penuntutan serta memberi bantuan yang lebih besar kepada para korban. Vietnam sendiri pernah dimasukkan AS ke dalam daftar yang sama selama dua tahun ke belakang.

    Hal sama juga terjadi ke Afrika Selatan dan Mesir. Sementara Aljazair resmi dikeluarkan dari daftar. Sebelumnya, China, Rusia dan Venezuela juga masuk daftar hitam AS.

    China dan Rusia memang menjadi dua negara yang terkenal berseteru dengan AS. Sejak masa pemerintahan Joe Biden hingga Trump saat ini, AS dan China terlibat perang dagang yang sengit.

    Sementara itu, pemerintahan Biden sepenuhnya mendukung Ukraina untuk melawan invasi Rusia. Pada pemerintahan Trump, hubungan Ukraina dan AS agak merenggang karena ketegangan antara dua kepala negara. Namun, secara umum Rusia masih tetap terhitung sebagai musuh bebuyutan AS.

    (fab/fab)

  • Update Ukraina: NATO di Ujung Tanduk-Zelensky Bom Kilang Minyak Rusia

    Update Ukraina: NATO di Ujung Tanduk-Zelensky Bom Kilang Minyak Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertempuran masih terus terjadi antara Rusia dan Ukraina. Meski prospek gencatan senjata dan perdamaian mulai dampak setelah diinisiasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Moskow dan Kyiv masih terus saling serang hingga hari ini.

    Perang besar antara Rusia dan Ukraina pecah sejak 24 Februari 2024 lalu saat Moskow melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pihaknya berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Berikut sejumlah dinamika yang terjadi dalam 24 jam terakhir dalam pertempuran tersebut dikutip dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Jumat (21/3/2025):

    1. Ukraina Bom Depok Minyak Rusia

    Sebuah ledakan mengguncang depot minyak Rusia di distrik Kavkazskiy, Krasnodar, Jumat (21/3/2025). Hal ini terjadi saat Ukraina terus mengintensifkan serangan pesawat tanpa awak (drone) ke negara itu.

    Astra, media independen Rusia, melaporkan bahwa tangki tersebut telah terbakar selama dua hari setelah serangan pesawat nirawak. Ledakan hari Jumat ini merupakan ledakan besar kedua

    “Depot minyak tersebut menampung 100.000 ton bahan bakar,” kata Astra dikutip Newsweek.

    Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS), Rusia, dan Ukraina membahas rincian teknis gencatan senjata yang disepakati terhadap infrastruktur energi. Rincian ini terwujud berkat panggilan telepon dan negosiasi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS), yang saat ini juga menyokong Ukraina, Donald Trump.

    2. Pangkalan Militer Rusia dalam Situasi Darurat

    Selain depok minyak, serangan drone Ukraina menghantam pangkalan udara strategis Engels-2 di wilayah Saratov. Serangan ini memicu ledakan dahsyat dan kebakaran besar yang menyebabkan kerusakan serius pada sejumlah rumah di sekitar pangkalan. Sebagai respons, Moskow mendeklarasikan keadaan darurat di wilayah tersebut.

    Pangkalan Engels-2 merupakan fasilitas militer penting yang menjadi rumah bagi pembom strategis Rusia, Tu-95 dan Tu-160, yang digunakan untuk serangan rudal terhadap Ukraina. Sumber dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengonfirmasi bahwa serangan ini dilakukan oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU) dan Pasukan Operasi Khusus Angkatan Bersenjata Ukraina.

    “Fasilitas militer ini digunakan oleh Rusia untuk melancarkan serangan rudal ke wilayah Ukraina dan melakukan serangan teroris terhadap penduduk sipil,” demikian pernyataan resmi dari Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.

    3. Eropa Rancang Gantikan AS di NATO

    Negara-negara anggota NATO di Eropa tengah menyusun rencana untuk secara bertahap menggantikan AS sebagai penjamin pertahanan utama mereka selama lima hingga sepuluh tahun ke depan. Hal ini disampaikan seorang sumber kepada Financial Times.

    Inggris, Prancis, Jerman, dan negara-negara Nordik kini tengah berunding tentang usulan potensial yang akan mengalihkan beban militer dan keuangan pertahanan blok tersebut dari Washington. Sasaran utamanya adalah untuk menyampaikan rencana tersebut kepada AS sebelum pertemuan puncak tahunan NATO di Den Haag bulan Juni ini.

    Upaya tersebut mencerminkan kekhawatiran yang meluas di antara negara-negara anggota NATO di Eropa bahwa AS, di bawah Presiden Donald Trump, dapat mengingkari komitmen pertahanannya atau meninggalkan blok tersebut sama sekali.

    Sementara pembicaraan tersebut dilaporkan dibingkai sebagai tawaran transisi jangka panjang yang terkelola, pejabat Eropa telah mengakui kepada FT bahwa jangka waktu lima hingga sepuluh tahun tampaknya sangat ambisius.

    “Meningkatkan pengeluaran adalah satu-satunya cara yang kita miliki: berbagi beban dan mengalihkan ketergantungan dari AS,” kata seorang pejabat kepada FT. “Kami sedang memulai pembicaraan tersebut, tetapi ini merupakan tugas yang sangat besar sehingga banyak yang kewalahan dengan skalanya.”

    4. UE Pecah, Hungaria Tolak Kirim Bantuan ke Ukraina

    Komisi Eropa (EC) telah menerbitkan deklarasi bersama yang menyerukan peningkatan aliran bantuan militer ke Ukraina tanpa dukungan bulat dari para pemimpin Uni Eropa (UE) menyusul pertemuan puncak di Brussels pada hari Kamis. Namun, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban sekali lagi menolak untuk menandatangani dokumen tersebut.

    Aturan EC menyatakan bahwa dokumen tersebut memerlukan dukungan bulat dari semua 27 anggota UE. Pernyataan bersama hari Kamis diterbitkan sebagai dokumen pendek tiga kalimat, dengan deklarasi panjang yang menyerukan lebih banyak bantuan militer ke Aktif ditambahkan sebagai lampiran.

    Hal ini melewati veto dari Orban. Ia menjelaskan bahwa ia menentang posisi ‘pro-perang’ blok tersebut dalam konflik Ukraina, sehingga perlu ada pembahasan kembali pada hari Jumat.

    “Kami tidak akan membiarkan posisi Eropa bersama terbentuk yang mencakup Hongaria dan pro-perang,” kata Orban dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut.

    5. UE Tolak Rencana Penyitaan Aset Negara Rusia

    UE telah memutuskan untuk tidak menyita lebih dari US$ 200 miliar (Rp 3.300 triliun) aset Rusia yang dibekukan pada tahun 2022. Hal ini menurut dokumen yang diadopsi pada pertemuan puncak blok pada hari Kamis yang diperoleh oleh penyiar negara Jerman Deutsche Welle (DW).

    Blok tersebut dilaporkan mengutip risiko stabilitas hukum dan keuangan untuk keputusan tersebut. Namun, bunga yang dihasilkan oleh dana tersebut akan terus digunakan untuk mendukung Ukraina.

    “Kami mulai berpikir tentang akhir permainan di Ukraina, tentang negosiasi perdamaian, gencatan senjata, dan perjanjian damai yang dapat ditandatangani dalam tiga bulan atau tiga tahun,” kata seorang diplomat Eropa kepada kantor berita Jerman menjelang pertemuan UE.

    “Dan orang-orang mulai menyadari bahwa memegang aset-aset ini mungkin lebih penting daripada menyitanya tanpa mengetahui apa yang harus dilakukan dengannya.”

    6. Ajudan Putin Ungkap Tanggal Perundingan Rusia-AS Berikutnya di Riyadh

    Putaran negosiasi baru antara pejabat Rusia dan AS akan berlangsung di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, pada hari Senin mendatang. Hal ini disampaikan ajudan kebijakan luar negeri Presiden Vladimir Putin, Yury Ushakov.

    Nantinya, dalam negosiasi itu, Senator Grigory Karasin dan Sergey Beseda, yang merupakan ajudan direktur Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia Aleksandr Bortnikov, akan memimpin delegasi Moskow,

    “Mereka adalah negosiator yang benar-benar berpengalaman, yang sangat memahami isu-isu internasional,” tambahnya.

    “Tim ahli AS yang akan mengambil bagian dalam pertemuan di Arab Saudi juga telah dibentuk,” kata Ushakov.

    Pada hari Rabu, Penasihat Keamanan Nasional Presiden AS Donald Trump, Mike Waltz, mengumumkan bahwa ia telah melakukan panggilan telepon dengan Ushakov, di mana mereka “sepakat bahwa tim teknis kami akan bertemu di Riyadh dalam beberapa hari mendatang.”

    7. Putin Teken Aturan Baru Warga Ukraina di Rusia

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui aturan baru bagi warga Ukraina di Rusia. Dalam aturan baru itu, warga Ukraina yang tinggal di Rusia tanpa dokumen kependudukan yang sah memiliki waktu kurang dari enam bulan untuk melegalkan masa tinggal mereka atau meninggalkan negara itu.

    “Warga negara Ukraina yang mendaftar ke Kementerian Dalam Negeri Rusia melalui registrasi medis wajib, pemotretan, dan sidik jari tidak akan bertanggung jawab atas pelanggaran aturan tinggal di Rusia hingga 10 September,” menurut perintah tersebut.

    Putin juga memasukkan bahwa alasan yang sah bagi mereka untuk menjadi warga negara adalah pekerjaan yang sah atau pendaftaran dalam program pendidikan Rusia. Dekrit tersebut mulai berlaku dengan segera.

    Kementerian Kesehatan Rusia juga telah ditugaskan untuk menyediakan pemeriksaan medis dan pendaftaran bagi migran tidak berdokumen dari Ukraina sebelum tanggal batas waktu. Proses visa Rusia standar mengharuskan tes medis untuk membuktikan tidak adanya penggunaan narkoba ilegal dan penyakit menular seksual seperti HIV.

    Selain itu, keputusan tersebut berlaku untuk semua warga negara asing dan orang tanpa kewarganegaraan di Wilayah Zaporozhye, Wilayah Kherson, serta Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, yang dianeksasi Rusia pada musim gugur tahun 2022.

    (sef/sef)