Negara: Ukraina

  • AS-Rusia Kopi Darat Lagi di Arab Saudi Bahas Ukraina, Ini Hasilnya

    AS-Rusia Kopi Darat Lagi di Arab Saudi Bahas Ukraina, Ini Hasilnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Delegasi Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah menyelesaikan diskusi kedua antara negara itu terkait Ukraina di Riyadh, Arab Saudi, Senin (24/3/2025). Keduanya terus mempersempit sejumlah hal terkait dengan gencatan senjata dalam peperangan antara Moskow dan Kyiv.

    Seorang sumber mengatakan pihak AS dipimpin oleh Andrew Peek, seorang direktur senior di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dan Michael Anton, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri. Rusia diwakili oleh Grigory Karasin, seorang mantan diplomat yang sekarang menjadi ketua Komite Urusan Luar Negeri majelis tinggi Rusia.

    Pembicaraan keduanya di tahap ini difokuskan di antara isu-isu lain pada upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata maritim di wilayah Laut Hitam untuk menciptakan iklim ekspor biji-bijian yang aman. Sebuah sumber Gedung Putih mengatakan ‘pengumuman positif’ diharapkan terjadi ‘dalam waktu dekat’.

    Seorang sumber Rusia juga mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan telah berakhir pada Senin malam dan rancangan pernyataan bersama telah dikirim ke Moskow dan Washington untuk disetujui. Rencananya, para pihak bermaksud untuk merilisnya pada Selasa.

    “Ini terutama tentang keselamatan navigasi. Perjanjian sebelumnya yang didukung PBB tentang pengiriman Laut Hitam telah gagal memenuhi beberapa tuntutan Moskow,” kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

    Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyebutkan isu-isu lain yang menurutnya sedang dibahas. Isu-isu tersebut diharapkan Washington akan membantu membuka jalan bagi negosiasi perdamaian yang lebih luas.

    “Kita sedang berbicara tentang wilayah sekarang. Kita berbicara tentang garis demarkasi, berbicara tentang listrik, kepemilikan pembangkit listrik,” ujar Trump.

    Pekan lalu, Rusia menolak usulan Trump untuk gencatan senjata penuh selama 30 hari di Ukraina. Negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu sejauh ini hanya menyetujui moratorium serangan terhadap infrastruktur energi.

    Putin Masih Emosi

    Saat pembicaraan hari Senin diadakan di Riyadh, rudal Rusia menghantam kota Sumy di Timur Laut Ukraina. Beberapa blok perumahan bertingkat tinggi rusak bersama dengan sebuah sekolah dan rumah sakit.

    “Anak-anak sekolah itu berada di tempat penampungan saat itu, untuk menghindari korban yang lebih parah,” kata Gubernur wilayah Sumy, Volodymyr Artiukh.

    “Moskow berbicara tentang perdamaian sambil melakukan serangan brutal di daerah pemukiman padat penduduk di kota-kota besar Ukraina,” kata menteri luar negeri Ukraina Andrii Sybiha.

    “Daripada membuat pernyataan kosong tentang perdamaian, Rusia harus berhenti mengebom kota-kota kita dan mengakhiri perangnya terhadap warga sipil.”

    Perang besar antara Rusia dan Ukraina pecah sejak 24 Februari 2024 lalu saat Moskow melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024.

    Presiden Rusia Putin menyebut pihaknya berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

     

    (luc/luc)

  • Harga Emas Turun Imbas Dolar AS Menguat dan Kebijakan Trump

    Harga Emas Turun Imbas Dolar AS Menguat dan Kebijakan Trump

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas kembali mengalami penurunan pada perdagangan Senin (24/3/2025), tertekan oleh penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua minggu. Selain itu, pelaku pasar juga mencermati sikap Presiden AS Donald Trump yang lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan tarif bagi mitra dagang.

    Mengutip CNBC International, Selasa (25/3/2025), harga emas spot melemah 0,6% menjadi US$ 3.006,84 per ons. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS turun 0,2% dan ditutup di level US$ 3.015,6 per ons.

    “Kita telah mencetak rekor demi rekor, dan sekarang pasar sedang mengonsolidasikan keuntungan tersebut, didukung oleh penguatan dolar AS,” ujar Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek.

    Sejak awal tahun, harga emas telah mencetak rekor tertinggi sebanyak 16 kali dan bahkan mencapai puncak sepanjang masa di US$ 3.057,21 pada pekan lalu. Sebagai aset yang sering dijadikan lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, emas cenderung menguat dalam kondisi suku bunga yang lebih rendah.

    Pada Senin (24/3/2025), dolar AS mengalami kenaikan 0,2%, mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua minggu. Kenaikan ini menyebabkan emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi investor di luar AS.

    Sementara itu, pada Jumat (21/3/2025), Trump memberikan sinyal kemungkinan fleksibilitas dalam kebijakan tarif yang akan mulai diterapkan pada 2 April. Kebijakan ini dikhawatirkan dapat meningkatkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS.

    Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee dan Presiden The Fed New York John Williams menyatakan, masih terlalu dini untuk menilai dampak ekonomi dari kebijakan tarif yang diumumkan Trump.

    Pekan lalu, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya serta mengindikasikan kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 0,25 poin persentase pada tahun ini.

    Kini, pelaku pasar menantikan rilis data personal consumption expenditures (PCE) AS pada Jumat mendatang, yang merupakan indikator inflasi utama bagi The Fed.

    Di sisi lain, pejabat AS dan Rusia mengadakan perundingan di Arab Saudi guna mencapai kesepakatan gencatan senjata yang lebih luas di Ukraina. Washington juga tengah mengupayakan kesepakatan terpisah terkait gencatan senjata di Laut Hitam sebelum menyusun perjanjian yang lebih besar.

    “Apabila dalam pekan ini perundingan di Arab Saudi memberikan hasil positif dan menyebabkan harga emas turun, saya memperkirakan emas akan segera diborong kembali oleh investor,” ujar Senior Market Strategist RJO Futures Bob Haberkorn.

    Selain harga emas turun, harga perak spot ikut turun 0,2% menjadi US$ 32,97 per ons, platinum melemah 0,5% ke US$ 970,47 per ons, dan paladium turun 0,9% ke US$ 949,25 per ons.

  • Drone Ukraina Rusak Stasiun Gas Belgorod Rusia

    Drone Ukraina Rusak Stasiun Gas Belgorod Rusia

    JAKARTA – Ukraina melancarkan dua serangan pesawat nirawak terhadap stasiun distribusi gas Valuika di wilayah Belgorod pada 22 Maret, yang mengakibatkan kerusakan pada peralatan di sana.

    Pernyataan kementerian tersebut tidak menyebutkan apakah stasiun tersebut tetap beroperasi seperti biasa atau tidak.

    Dilaporkan pasukan Ukraina berupaya menyerang ladang kondensat gas Glebovskoye di Krimea pada tanggal 23 Maret, tetapi pertahanan udara Rusia telah menangkis serangan tersebut.

    Sebelumnya, kementerian mengatakan Ukraina telah berupaya melakukan serangan pesawat nirawak terhadap stasiun pemompaan Kropotkinskaya di jalur pipa CPC di wilayah Krasnodar, Rusia, pada Senin, sebagaimana dilansir Reuters.

    Stasiun tersebut saat ini sedang dalam perbaikan setelah serangan sebelumnya.

  • Imparsial: Indonesia Butuh Militer Modern dan Profesional

    Imparsial: Indonesia Butuh Militer Modern dan Profesional

    Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dinilai tidak melakukan pengawasan terhadap praktik dwifungsi militer.

    Wakil Direktur Imparsial Hussein Ahmad mengatakan Komisi I DPR sebagai lembaga pengawas selama ini absen dalam mengawasi hal itu. Alih-alih mengawasi, DPR justru sepakat ingin memperluas peran militer di ranah sipil.

    “Itu yang saya bingung. Jadi DPR ini mewakili rakyat yang memilihnya, yaitu sipil, atau mewakili siapa. Atau ini ada kepentingan tertentu. Saya tidak tahu. Biar masyarakat saja yang menilai. Yang jelas adalah terjadi perluasanjabatan di [ranah] sipil ini,” ujarnya dalam program bincang Broadcash Youtube Bisniscom dikutip Senin (24/3/2025). 

    Menurutnya, terdapat sisi positif dan negatif dari penempatan anggota militer dalam jabatan sipil. Adapun sisi positifnya, dalam kondisi tertentu kehadiran militer dalam ranah sipil bisa membantu menjadikan sebuah lembaga bekerja efektif.

    Pasalnya, militer yang terbiasa dengan sistem komando mampu memangkas jalur komunikasi. Kendati demkian, apabila TNI ditarik jauh kerana sipil, maka prajurit itu akan lalai menjalankan tugas utamanya.

    “Bayangkan, di tengah perkembangan perang yang sedemikian modern, pasti membutuhkan kompetensi dan spesialisasidi angkatan bersenjata. Perang sekarang bukan konvensional bawa senapan, kemudian tembak-tembakan antara prajurit. Perang saat ini melibatkan teknologi,” katanya.

    Menurutnya, jika teknologi perang itu tidak dikuasai, maka Indonesia mudah untuk dikalahkan. Perang Ukraina – Rusia dan Azerbaizan – Armenia sudah menunjukkan peperangan modern menggunakan teknologi tinggi. Oleh karena itu, militer Indonesia butuh spesialisasi.

    “Kalau TNI disuruh tanam jagung jadi singkong, kalau TNIdisuruh bersih-bersih Sungai Citarum, dan sebagainya, kapan kita menguasai teknologi drone. Kapan TNI siap menghadapi ancaman perang yang semakin modern ini,” katanya. 

    Selain itu, perluasan peranan militer di ranah sipil akan menempatkan masyarakat sipil dalam posisi yang berbahaya karena terancam perang dari negara lain. Padahal, Presiden Prabowo Subianto berkali-kali menekankan  Indonesia juga mengalami ancaman geopolitik dari negara lain.

    Oleh karena itu, Indonesia memerlukan lembaga militer yakni TNI sebagai satu-satunya badan yang dipersiapkan untuk berperang dan mendapatkan anggaran yang besar untuk mempersiapkan diri menghadapi ancaman dari luar itu.

    “Diberi pesawat, kapal perang, senjata yang canggih semata-mata untuk berperang. Bukan untuk masak, makan begizi gratis. Bukan untuk menjadi Direktur Bulog. Itu bukan tugasnya mereka,” katanya.

    Perluasan penempatan jabatan sipil oleh miter aktif akan mendemotivasi para apratur sipil negara (ASN) yang selama ini sudah bekerja keras dan professional dengan harapan suatu saat akan mencapai jabatan-jabatan tertentu. 

    Hal tersebut akan sirna karena posisi-posisi tertentu pada lembagabya diisi oleh orang lain yang berasal dari kalangan militer dan tidak punya kompetensi di lembaga tersebut.

    “Tiba-tiba masuk jadi pimpinan di sana. Kalau saya jadi ASN, buat apa saya kerja, Ikut pelatihan, sekolah lalau tiba-tiba hanya karena dia lulusan Akmil dia bisa jadi dirjen, bisa jadi deputi dan lain sebagainya,” tuturnya. 

  • VIDEO Tank-Tank Rusia Tak Berdaya Dibakar Amunisi Pelebur Bersuhu 1.648,8 Celcius dari Drone Ukraina – Halaman all

    VIDEO Tank-Tank Rusia Tak Berdaya Dibakar Amunisi Pelebur Bersuhu 1.648,8 Celcius dari Drone Ukraina – Halaman all

    VIDEO Tank-Tank Rusia Tak Berdaya Dibakar Amunisi Pelebur Drone Ukraina Bersuhu 1.648,8 Celcius

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina melahirkan banyak inovasi dalam teknologi pesawat nirawak yang tak terbayangkan sebelumnya, termasuk yang menyemburkan api.

    Dalam rekaman video di medan perang yang baru-baru ini dilansir BI, sebuah pesawat nirawak kecil Ukraina perlahan mendekati tank Rusia, mengintai mangsanya saat mendekat.

    “Pesawat nirawak itu mendarat di lapis baja Rusia dan melepaskan gumpalan asap, diikuti oleh percikan api yang tiba-tiba dan liar, yang memicu kebakaran. Tak lama kemudian, tank itu sepenuhnya dilalap api,” tulis laporan itu, dikutip Senin (24/3/2025).

    Serangan berapi-api ini memamerkan taktik destruktif yang digunakan pasukan Ukraina untuk menghabisi tank-tank Rusia yang tidak berdaya.

    “Drone-drone ini mengikatkan amunisi pembakar pada pesawat nirawak,” tulis penjelasan laporan tersebut.

    Agar Tank Rusia Tak Bisa Digunakan Lagi

    Volodymyr, yang meminta agar hanya nama depannya yang ditulis demi alasan keamanan, adalah seorang yang bekerja untuk kontraktor swasta yang membuat amunisi tersebut untuk pasukan Ukraina. 

    “Amunisi itu digunakan untuk membakar kendaraan yang sudah rusak sehingga musuh tidak dapat memperbaikinya,” katanya kepada BI melalui seorang penerjemah di Kiev.

    Perusahaan yang dikenal sebagai “Burning Watermelon” itu membuat amunisi yang menyebarkan bahan pembakar yang ia identifikasi sebagai termit cair.

    Pada dasarnya, amunisi itu adalah kumpulan potongan logam kecil yang terbakar pada suhu lebih dari 3.000 derajat Fahrenheit atau setara 1648,8 derajat celcius.

    Rusia telah kehilangan lebih dari 11.000 tank dan kendaraan lapis baja sejak invasi skala penuhnya ke Ukraina dimulai pada Februari 2022, kata kementerian pertahanan Inggris akhir tahun lalu.

    Banyak tank Rusia telah hancur dalam pertempuran, dihancurkan oleh rudal anti-tank, artileri, ranjau, dan drone serta amunisi yang berkeliaran.

    Namun, yang lain hanya mengalami kerusakan mobilitas yang membuat mereka tidak berdaya.

    Dalam kasus tersebut, pasukan Rusia dapat meninggalkan kendaraan dan mencoba untuk mendapatkannya kembali nanti untuk diperbaiki.

    Bagi Ukraina, penting agar tank dan kendaraan lapis baja Rusia yang rusak tetap berada di bawah sehingga tidak dapat diperbaiki dan dikirim kembali ke medan perang.

    “Di sinilah termit cair berperan,” tulis laporan tersebut.

    Dijelaskan, Burning Watermelon memproduksi amunisi kecil yang tampak ramping yang dapat dipasang pada pesawat nirawak seperti muatan peledak biasa.

    Pesawat nirawak kemudian dapat menyebarkan termit ke kendaraan di bawahnya atau terbang langsung ke atasnya, mendarat, dan menyemprotkan material seperti yang dilakukan granat asap, yang menyebabkan kebakaran yang dapat membuat tank tidak dapat dioperasikan secara permanen.

    Volodymyr mengatakan amunisi termit “menghasilkan suhu tinggi dan penyalaan yang stabil pada seluruh amunisi secara merata,” yang memungkinkannya menghancurkan galian dan kendaraan.

    Burning Watermelon awalnya memproduksi bom asap untuk militer Ukraina yang digunakan untuk tujuan pelatihan dan untuk mengevakuasi yang terluka dengan aman.

    Perusahaan tersebut kemudian mulai membuat amunisi yang terbakar seperti suar, yang dapat membakar posisi Rusia yang tersembunyi.

    Volodymyr mengatakan Rusia terutama berfokus pada perlindungan peralatannya terhadap serpihan peluru, yang mereka lakukan dengan bahan yang mudah terbakar seperti karet. Namun, konsekuensinya adalah hal ini membuat peralatan lebih rentan terhadap termit.

    “Ini membantu terhadap serpihan peluru, tetapi semuanya terbakar dengan sangat baik,” katanya tentang perlindungan Rusia.

    Amunisi Murah Tapi Mematikan

    Amunisi termit berbobot antara 500 gram dan 2,5 kilogram (1,1 hingga 5,5 pon) dan harganya mulai dari 20 hingga 30 euro ($21 hingga 33 USD), tergantung pada variannya. Burning Watermelon dapat memproduksi 20.000 unit per bulan di fasilitasnya di seluruh negeri dan kemudian mengirimkannya kepada tentara di garis depan.

    “Dengan harga yang murah,” Volodymyr menjelaskan, “seorang tentara mendapatkan peralatan berkualitas tinggi untuk bekerja jika ia perlu menghancurkan sesuatu.”

    Amunisi penyembur api Burning Watermelon juga dapat digunakan pada target lain, bukan hanya kendaraan lapis baja. BI meninjau rekaman pesawat tanpa awak yang memuntahkan bahan pembakar ke barisan pepohonan di bawahnya, mungkin menargetkan posisi atau peralatan Rusia yang tersembunyi di antara pepohonan.

    Ketika pesawat nirawak melepaskan termit, bentuknya seperti hujan kuning terang yang menyala, sehingga diberi nama “Hujan Emas,” menurut Volodymyr.

    Ia mengatakan tentara Ukraina menyebut jenis amunisi ini “Dracarys,” merujuk pada perintah yang membuat naga menyemburkan api dalam serial televisi populer “Game of Thrones.”

    Video mengenai taktik ini mulai muncul pada musim gugur; sebuah pesawat tak berawak Ukraina akan menerangi deretan pepohonan, menghancurkannya dengan bercak-bercak api kecil.

    Drone penyebar termit merupakan salah satu dari sekian banyak senjata inovatif yang dikembangkan industri pertahanan Ukraina untuk mengalahkan Rusia.

    Pesawat nirawak kecil dengan berbagai bentuk dan ukuran dengan berbagai rangkaian misi telah menjadi aspek penentu dan produktif dari perang yang telah berlangsung selama tiga tahun ini.

    Beberapa pesawat nirawak melepaskan amunisi ke posisi Rusia di bawah, sementara yang lain terbang langsung ke kendaraan lapis baja sebelum meledak.

    Kiev bahkan telah membangun pesawat nirawak yang dapat meluncurkan pesawat nirawak lain, yang beroperasi sebagai semacam kapal induk.

     

    (oln/BI/*)

  • 7 Update Perang Rusia: Putin-Trump Mesra, Ukraina-AS Ketemu di Arab

    7 Update Perang Rusia: Putin-Trump Mesra, Ukraina-AS Ketemu di Arab

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina memasuki babak baru. Amerika Serikat (AS), yang berperan menjadi pengenah, telah melakukan pertemuan dengan Kyiv terkait gencatan senjata di Arab Saudi.

    Berikut update terbaru terkait perang Rusia-Ukraina, sebagaimana dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Senin (24/3/2025).

    Pertemuan AS dan Ukraina di Arab Saudi

    Delegasi Ukraina dan AS dilaporkan telah melakukan pertemuan di Arab Saudi pada Minggu waktu setempat. Rapat tersebut dilakukan AS sebelum pertemuan dengan delegasi Rusia pada Senin (24/3/2025).

    Melansir Reuters, pejabat Ukraina menyebut negaranya dan AS membahas proposal untuk melindungi fasilitas energi dan infrastruktur penting. Ini dilakukan sebagai bagian dari dorongan diplomatik Presiden AS Donald Trump untuk mengakhiri perang selama tiga tahun.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan delegasi negaranya dalam perundingan hari Minggu bekerja dengan “cara yang sepenuhnya konstruktif”.

    “Perbincangan ini cukup bermanfaat, pekerjaan delegasi terus berlanjut. Tetapi apa pun yang kita katakan kepada mitra kita hari ini, kita perlu membuat Putin memberikan perintah nyata untuk menghentikan serangan,” katanya dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

    Delegasi Ukraina, yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Rustem Umerov, mengatakan tujuan dari kontak tersebut adalah membantu “membawa perdamaian yang adil lebih dekat dan memperkuat keamanan”. Meskipun Zelensky juga mengatakan perundingan tersebut pada dasarnya “teknis”.

    Serangan Ukraina Bakar Depot Minyak Rusia

    Sebuah kebakaran hebat yang terjadi di fasilitas penyimpanan minyak di Rusia selatan makin memburuk setelah produk minyak tumpah dari salah satu tangki yang terbakar. Otoritas Rusia mengungkapkan bahwa kebakaran ini kemungkinan besar memperlambat upaya pemadaman yang telah berlangsung selama beberapa hari di lokasi tersebut.

    Dilansir Newsweek, pejabat Rusia menyatakan bahwa kebakaran di depot minyak Kavkazskaya di wilayah Krasnodar dipicu oleh puing-puing yang jatuh akibat serangan drone Ukraina. Tim pemadam kebakaran setempat masih belum mampu mengendalikan api yang terus berkobar.

    Beberapa hari sebelumnya, drone Ukraina juga menyerang kilang minyak Tuapse, yang juga terletak di Krasnodar. Menargetkan infrastruktur minyak Rusia telah menjadi strategi utama Kyiv dalam upayanya untuk menghentikan aliran pendapatan dan sumber daya yang mendukung perang Moskow.

    Baik Rusia maupun Ukraina telah menyatakan kesepakatan prinsip mengenai gencatan senjata parsial yang dimediasi oleh AS untuk melindungi infrastruktur energi. Namun, detail perjanjian ini masih belum jelas.

    Ukraina mengeklaim bahwa serangan Rusia terhadap infrastruktur kritis di negaranya belum berhenti, sementara Kremlin mengatakan bahwa mereka telah menghentikan serangan terhadap fasilitas energi, tetapi masih menyerang target lainnya.

    Ukraina Tembak Jatuh 57 Pesawat Nirawak Rusia

    Angkatan udara Ukraina mengatakan 99 pesawat nirawak jenis Shahed diluncurkan dari Rusia selama serangan semalam.

    Dikatakan di Telegram bahwa 57 dari pesawat nirawak tersebut ditembak jatuh di seluruh negeri, sementara 36 pesawat nirawak tiruan tidak mencapai target mereka.

    Angkatan udara tidak merinci apa yang terjadi pada enam pesawat nirawak yang tersisa tetapi mengatakan serangan Rusia tersebut memengaruhi wilayah Kyiv, Kharkiv, Sumy, Kirovohrad, dan Zaporizhzhia.

    Kim Jong Un Dukung Serangan Rusia ke Ukraina

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menunjukkan kedekatannya dengan Rusia. Dia bahkan memberikan dukungan penuhnya kepada Moskow dalam sebuah pertemuan dengan seorang pejabat tinggi Rusia di Pyongyang, kata media pemerintah Korea Utara pada Sabtu (22/3/2025).

    Laporan AP News menyebut diktator Korea Utara tersebut mendukung penuh serangan yang dilancarkan Rusia ke Ukraina.

    Pertemuan antara Kim dan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergei Shoigu pada Jumat ini mengonfirmasi penilaian intelijen Korea Selatan pada akhir Februari yang menyebut Korea Utara kemungkinan telah mengirim pasukan untuk membantu Rusia dalam perang yang sedang berlangsung melawan Ukraina.

    Baik media pemerintah Rusia maupun Korea Utara mengatakan kedua pejabat tersebut membahas berbagai masalah termasuk dialog Moskow dengan pemerintahan Trump dan situasi keamanan di semenanjung Korea.

    Kantor Berita Pusat Korea Utara mengatakan bahwa selama pertemuan tersebut Kim mengatakan pemerintahnya akan “selalu mendukung Rusia dalam perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan nasional, integritas teritorial, dan kepentingan keamanan.”

    AS Mau Akui Krimea Bagian dari Rusia

    AS saat ini dilaporkan mempertimbangkan untuk mengakui bahwa Krimea adalah bagian dari Rusia. Hal ini terjadi saat Presiden AS Donald Trump terus mendorong diskusi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di tengah hubungan kedua negara yang sedang buruk akibat serangan Moskow ke Ukraina.

    Situs berita AS, Semafor, mengutip dua orang yang mengetahui masalah tersebut, mengatakan bahwa sejatinya Trump belum membuat keputusan apa pun. Walau begitu, diskusi tentang status Krimea sejalan dengan “banyak pilihan yang diajukan saat Trump mendorong diakhirinya perang.”

    Walau begitu, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Brian Hughes mengatakan kepada Semafor bahwa Gedung Putih “tidak membuat komitmen semacam itu, dan kami tidak akan menegosiasikan kesepakatan (perdamaian) melalui media.”

    “Tujuannya tetap sama: menghentikan pembunuhan dan menemukan penyelesaian damai untuk konflik ini,” kata Hughes.

    Krimea, yang sebagian besar dihuni oleh etnis Rusia, memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia pada tahun 2014, menyusul revolusi yang menggulingkan Presiden Ukraina Viktor Yanukovich. PBB terus memandang wilayah tersebut sebagai wilayah Ukraina.

    Trump Incar Harta Karun Langka Rusia

    Jurnalis pemenang Penghargaan Pulitzer Seymour Hersh melaporkan, mengutip seorang pejabat Gedung Putih, bahwa Presiden Donald Trump sedang memiliki tujuan untuk meningkatkan hubungan AS-Rusia melalui kerja sama ekonomi.

    Presiden Trump berusaha untuk mencabut sanksi yang diberlakukan sejak tahun 2014 dan 2022 dan “membentuk kemitraan dengan Putin yang bertujuan untuk mengubah Krimea menjadi resor internasional utama,” kata seorang sumber pada Hersh.

    Sumber resmi yang dikutip dalam laporan Hersh menambahkan bahwa “mereka mungkin melakukan hal yang sama di Donbass.”

    Jurnalis tersebut mencatat bahwa pendekatan Trump sangat berbeda dari pendekatan pemerintahan Joe Biden, dengan sumber anonimnya menggambarkan presiden saat ini sebagai ‘pemenang ekonomi’. Ketertarikan Trump pada aset energi dan sumber daya alam Rusia dilaporkan meliputi minyak, gas, dan logam tanah jarang yang belum ditambang.

    Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah mengubah beberapa posisi kebijakan luar negerinya terkait Moskow. Setelah melakukan panggilan telepon dengan Putin pada bulan Februari, delegasi AS dan Rusia bertemu di Arab Saudi, dengan kedua belah pihak sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik dan menjajaki usaha patungan setelah konflik Ukraina terselesaikan.

    Rubel Rusia Menguat di Tengah Pembicaraan dengan AS

    Rubel Rusia menguat karena pembicaraan antara pejabat AS dan Rusia di Arab Saudi sedang berlangsung. Hingga pukul 09:30 GMT, mata uang Rusia naik satu persen terhadap dolar AS di pasar bebas.

    Terhadap yuan China, yang merupakan mata uang asing yang paling banyak diperdagangkan di Rusia, rubel naik 0,5% pada 11,41 di Bursa Efek Moskow.

    Sejak awal tahun, rubel menguat karena ekspektasi kesepakatan damai dengan Ukraina dan meredanya ketegangan dengan AS.

    (fab/fab)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.125: Delegasi Rusia Tiba di Arab Saudi, Siap Bertemu Tim AS – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.125: Delegasi Rusia Tiba di Arab Saudi, Siap Bertemu Tim AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.125 pada Senin (24/3/2025).

    Suara ledakan terdengar di Zaporizhia pada tengah malam.

    Kebakaran terjadi di Zaporizhia akibat penembakan Rusia, dan layanan darurat sudah menuju ke lokasi kejadian, menurut laporan Ivan Fedorov, kepala OVA.

    Suara ledakan terdengar di Kyiv pada pukul 01.21 waktu setempat, seperti diberitakan Suspilne.

    AS Upayakan Kemajuan Gencatan Senjata

    Delegasi AS akan mengupayakan kemajuan menuju gencatan senjata di Laut Hitam.

    AS juga menekankan perlunya penghentian kekerasan yang lebih luas dalam perang di Ukraina saat bertemu untuk berunding dengan pejabat Rusia di Arab Saudi pada Senin ini, setelah berdiskusi dengan diplomat dari Ukraina pada hari Minggu (23/3/2025).

    Gedung Putih mengatakan tujuan perundingan tersebut adalah untuk mencapai gencatan senjata maritim di Laut Hitam, yang memungkinkan arus pengiriman barang bebas.

    Utusan AS: Masih Ada “Jurang” dalam Pembicaraan soal Rusia-Ukraina

    Utusan AS Steve Witkoff mengatakan masih ada jurang yang lebar antara ekspektasi AS dan Rusia.

    Namun ia mengisyaratkan harapan untuk kemajuan nyata dan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov memperingatkan bahwa negosiasi yang sulit ada di depan. 

    “Saya pikir Anda akan melihat di Arab Saudi pada hari Senin beberapa kemajuan nyata, terutama karena hal itu mempengaruhi gencatan senjata Laut Hitam pada kapal-kapal antara kedua negara,” kata Witkoff kepada Fox News.

    “Dan dari situ Anda secara alami akan tertarik pada gencatan senjata penembakan penuh,” tambahnya.

    Sementara itu Peskov mengatakan kepada TV pemerintah Rusia dengan mengatakan, “Kami baru di awal jalan ini.”

    Delegasi Rusia Tiba di Arab Saudi

    Delegasi Rusia tiba di ibu kota Saudi untuk mengambil bagian dalam konsultasi terjadwal kelompok pakar Rusia dan AS, dengan pertemuan yang akan dimulai pada Senin pagi, kata Grigory Karasin, ketua Komite Urusan Luar Negeri Dewan Federasi Rusia (majelis tinggi parlemen).

    “Delegasi (Rusia) telah tiba di Riyadh, dan pembicaraan akan dimulai besok pagi,” kata Karasin seperti diberitakan TASS.

    Sebelumnya, Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz melaporkan AS dan Rusia akan membahas di Arab Saudi mengenai penghentian permusuhan di Laut Hitam dan dimulainya kembali transportasi perdagangan melalui perairannya.

    Ajudan Presiden Rusia Yury Ushakov sebelumnya mengumumkan bahwa para ahli Rusia dan AS akan mengadakan konsultasi di Riyadh pada tanggal 24 Maret 2025.

    Delegasi Rusia akan dipimpin oleh Karasin dan Sergey Beseda, seorang penasihat direktur FSB.

    Keir Starmer: Inggris Kirim Utusan untuk Menasehati Zelensky setelah Ribut dengan Trump

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengungkap bahwa Presiden AS Donald Trump berupaya menekan Inggris untuk menasehati Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky setelah pertengkaran di Ruang Oval pada 28 Februari lalu.

    Ia mengatakan AS mulai dari mengenakan tarif 25 persen pada baja Inggris setelah pertengkaran Trump dan Zelensky.

    “Pada hari ketika pertemuan di Ruang Oval antara Presiden Trump dan Presiden Zelenskyy tidak berjalan dengan baik, kami berada di bawah tekanan untuk tampil sangat kritis dengan, Anda tahu, kata sifat berbunga-bunga untuk menggambarkan perasaan orang lain,” kenang Keir Starmer, Minggu.

    “Saya berpendapat bahwa lebih baik mengangkat telepon dan berbicara dengan kedua belah pihak untuk mencoba dan membuat mereka kembali pada pemahaman yang sama,” tambahnya.

    Starmer mengirim penasihat keamanan nasionalnya, Jonathan Powell, ke Kyiv untuk memberi nasihat kepada Zelensky tentang membangun kembali hubungan dengan Trump.

    Perdana menteri Inggris kemudian menelepon Trump untuk memberi pengarahan tentang kemajuan di Kyiv dan mempersiapkan panggilan telepon antara kedua presiden.

    Zelensky kemudian menyatakan dukungannya terhadap usulan Trump untuk perdamaian Rusia dan Ukraina.

    Utusan AS Sebut Ia Menyukai Presiden Rusia

    Utusan AS itu juga memuji Vladimir Putin, dengan mengatakan bahwa ia menyukai presiden Rusia dan tidak menganggap Putin sebagai orang jahat.

    “Itu adalah situasi yang rumit, perang itu, dan semua unsur yang menyebabkannya,” ujarnya.

    Ia menambahkan bahwa Putin sangat cerdas dan yakin bahwa ia menginginkan perdamaian.

    Trump Berusaha Amankan Gencatan Senjata Jelang Paskah

    Bloomberg melaporkan pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bermaksud mengamankan perjanjian gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina menjelang Paskah.

    Gedung Putih bermaksud mencapai perjanjian gencatan senjata pada 20 April 2025, sebelum minggu Paskah di gereja-gereja Barat dan Ortodoks tahun ini.

    Namun, sumber-sumber mengatakan kepada organisasi berita tersebut bahwa tanggal tersebut kemungkinan akan mundur.

    Menhan Ukraina: Pembicaraan dengan AS Berlangsung Konstruktif

    Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, mengatakan di media sosial bahwa pembicaraan dengan delegasi AS berlangsung “konstruktif dan bermakna” serta berfokus pada isu-isu utama, termasuk sektor energi.

    Donald Trump sebelumnya telah mengisyaratkan bahwa AS dapat mengendalikan fasilitas tenaga nuklir Ukraina, seperti diberitakan The Guardian.

    7 Orang Tewas dalam Serangan Rusia

    Setidaknya tujuh orang tewas dalam serangkaian serangan dari lebih dari 140 pesawat nirawak di Ukraina pada hari Minggu (23/3/2025), menurut pejabat Ukraina dan layanan darurat setempat.

    Suara ledakan terdengar pada dini hari di seluruh ibu kota, Kyiv, saat serangan udara berlanjut selama lebih dari lima jam.

    Pesawat nirawak Rusia dan puing-puing dari pesawat nirawak yang ditembak jatuh, yang terbang di ketinggian rendah untuk menghindari pertahanan udara, jatuh di bangunan tempat tinggal di seluruh ibu kota Ukraina. 

    Rusia Rebut Desa Kecil di Donetsk

    Pasukan Rusia dilaporkan merebut desa kecil Sribne di wilayah Donetsk timur Ukraina.

    Sementara tentara Ukraina mengatakan pasukannya telah merebut kembali desa kecil Nadia di wilayah Luhansk timur.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Saat Delegasi AS-Ukraina Bertemu di Jeddah, Trump: Hanya Saya yang Bisa Hentikan Putin – Halaman all

    Saat Delegasi AS-Ukraina Bertemu di Jeddah, Trump: Hanya Saya yang Bisa Hentikan Putin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan hanya dia yang bisa menghentikan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    “Tidak seorang pun di dunia ini yang dapat menghentikan Putin kecuali saya,” kata Trump beberapa jam sebelum perundingan delegasi AS dan Ukraina di Jeddah dimulai pada hari Minggu (23/2/2025).

    “Saya memiliki hubungan baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky,” lanjutnya dalam sebuah posting di jaringan sosial Truth Social miliknya.

    Trump juga mengatakan ia mengenal Putin dengan sangat baik dan menegaskan tidak akan terhasut dengan tuduhan apa pun.

    “Sungguh menakjubkan bahwa kita belum terlibat dalam konfrontasi besar atas tuduhan menyesatkan tentang Rusia,” ujarnya.

    Presiden AS juga menggambarkan diskusi dengan Rusia mengenai Ukraina sebagai diskusi yang sangat rasional.

    Ia menegaskan kembali keinginannya untuk menghentikan pertempuran dan mengakhiri korban jiwa dalam perang yang telah berlangsung antara Rusia dan Ukraina sejak 24 Februari 2022.

    Pada hari Minggu, delegasi AS bertemu dengan delegasi Ukraina dan Rusia di Jeddah, Arab Saudi.

    Delegasi AS juga akan bertemu dengan delegasi Rusia, di tengah perannya sebagai mediator untuk kedua negara.

    “Delegasi Ukraina dijadwalkan bertemu dengan mediator AS terlebih dahulu, diikuti oleh delegasi Rusia pada hari Senin,” lapor Al Jazeera.

    Dalam pernyataan kepada saluran TV Zvezda, negosiator Rusia Grigory Karasin mengatakan ia berharap mencapai beberapa kemajuan selama pembicaraan.

    Karasin menambahkan bahwa ia dan rekannya, penasihat Dinas Keamanan Federal Sergei Beseda, mendekati pertemuan di Jeddah secara positif, dan mencatat bahwa delegasi Rusia akan menuju Arab Saudi pada hari Minggu (23/3/2025) dan kembali pada hari Selasa (25/3/2025).

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Kiev Mandi Drone Moskow, Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia: Rebut Kembali Nadiya di Luhansk – Halaman all

    Kiev Mandi Drone Moskow, Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia: Rebut Kembali Nadiya di Luhansk – Halaman all

    Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia, Rebut Kembali Satu WIlayah: Kiev Mandi Drone Moskow

    TRIBUNNEWS.COM – Saat Rusia terus melancarkan serangan udara terhadap Ukraina dengan pesawat tak berawak dan rudal, Ukraina berhasil menargetkan sumber beberapa serangan tersebut, BBC melaporkan Minggu (23/3/2025).

    Laporan itu menyatakan, satu di antara serangan balasan Ukraina ini tepat menyasar Pangkalan Udara Engels-2.

    Serangan ini merupakan pukulan telak bagi Moskow, karena selain letaknya jauh di dalam teritorial, Pangkalan Udara Engles-2 Rusia ini merupakan pangkalan utama bagi pembom strategis Moskow dan juga berfungsi sebagai titik pengisian bahan bakar.

    Engels-2, kata Ukraina, juga menyimpan senjata termasuk rudal jelajah subsonik Kh-101 yang diluncurkan dari udara, yang harganya jutaan dolar per rudal, telah sering digunakan dalam serangan malam hari.

    “Serangan pesawat tak berawak terhadap Engels dilaporkan telah menghancurkan fasilitas penyimpanan amunisi, dengan gambar sebelum dan sesudah dari citra satelit Maxar yang merinci luasnya operasi,” tulis laporan. 

    PANGKALAN UTAMA RUSIA – Pangkalan Udara Engels-2 di Rusia merupakan pangkalan utama bagi pesawat pembom strategis Moskow. Serangan pesawat nirawak Ukraina di Pangkalan Udara Engels-2 dilaporkan telah menghancurkan fasilitas penyimpanan amunisi, Minggu (23/3/2025).

     

    Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Letnan Andriy Kovalenko menulis di Telegram, “Di Engels, Rusia kehilangan rudal, termasuk Kh-101, sebagai akibat dari serangan itu. Jumlahnya akan dijelaskan nanti. Lapangan terbang ini menyimpan jumlah rudal terbanyak yang digunakan oleh penerbangan strategis untuk menyerang Ukraina.”

    Sementara operasi militer Rusia ditentukan oleh besarnya serangan, sumber daya Ukraina yang jauh lebih terbatas harus difokuskan pada serangan tepat sasaran ke instalasi militer utama.

    “Rusia akan mencoba melanjutkan serangan malam harinya untuk mengalahkan pertahanan udara dan sistem peperangan elektronik yang digunakan Kiev untuk mencoba mengalahkan pesawat tak berawak yang menyerbu,” tulis laporan BBC.

    Dua tentara Ukraina pada 24 September 2023, dekat Kreminna, wilayah Luhansk. Pertempuran di bagian timur laut negara itu semakin intensif dalam beberapa bulan terakhir. (Libkos/Getty Images)

    Rebut Desa di Luhansk

    Dalam laporan perkembangan perang, Angkatan Darat Ukraina mengklaim mereka telah merebut kembali Nadiya, sebuah desa di wilayah Luhansk, di timur negara itu.

    Dalam sebuah posting di Telegram, disebutkan kalau mereka merebut Nadiya dalam operasi selama 30 jam, dan telah merebut kembali wilayah seluas tiga kilometer persegi.

    Postingan tersebut juga memperlihatkan video pertempuran, termasuk pertempuran tank.

    Rekaman itu belum diverifikasi secara independen.

    Pada awal konflik, Rusia pada dasarnya telah menguasai seluruh wilayah Luhansk, tujuan strategis utama invasi Presiden Putin ke Ukraina.

    Sebagian besar Luhansk kini masih berada di bawah kendali militer Rusia.

    Dampak dari serangan rudal terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di ibu kota Ukraina, Keiv, pada 2 Januari 2024. Moskow menembakkan rudal hipersonik Kinzhal yang diluncurkan dari udara pada Selasa dini hari. Serangan Rusia itu menargetkan Kiev sebagai sasaran utama, menurut kepala departemen Angkatan Udara Ukraina. (Tangkap Layar/Kostiantyn Liberov/Libkos/Getty Images)

    Tiga Tewas Kena Serangan Rusia di Kiev

    Sebaliknya, srangan Rusia terhadap Ukraina pada Minggu dini hari juga telah menewaskan tiga orang di Keiv dan menyebabkan beberapa orang terluka, kata pejabat setempat.

    Seorang saksi mata mengatakan “semua orang mulai berteriak dan berlarian” saat puing-puing menghantam sebuah blok apartemen.

    Angkatan udara Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 97 dari 147 pesawat tak berawak Rusia yang diluncurkan ke negara itu.

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya menembak jatuh hampir 60 pesawat tak berawak Ukraina dan mengatakan satu orang tewas setelah sebuah mobil terbakar menyusul serangan itu.

    Menyusul serangan di ibu kota negaranya, Presiden Ukraina Zelensky telah meminta tekanan baru terhadap Rusia.

    Hal ini terjadi setelah Kremlin menyatakan mereka selangkah lebih dekat ke pertemuan tatap muka antara Trump dan Putin – tetapi seorang juru bicara mengatakan pembicaraan teknis yang “sulit” perlu dilakukan sebelum hal ini dapat berlanjut.

    Delegasi AS dan Ukraina akan bertemu di Arab Saudi pada hari Minggu, saat Washington berupaya berunding untuk mengakhiri konflik tersebut.

    Pada hari Senin, AS diperkirakan akan bertemu dengan mitranya dari Rusia.

    Putin telah menolak seruan bersama AS-Ukraina untuk jeda penuh dan segera selama 30 hari, dan mengusulkan untuk menghentikan serangan hanya terhadap fasilitas energi.

     

    (oln/bbc/*)

  • AS Targetkan Gencatan Senjata Rusia-Ukraina pada 20 April 2025 – Halaman all

    AS Targetkan Gencatan Senjata Rusia-Ukraina pada 20 April 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Amerika Serikat (AS) berharap gencatan senjata yang luas dalam perang Rusia-Ukraina dapat tercapai dalam beberapa minggu ke depan, meskipun serangan terus berlangsung antara kedua negara.

    Gedung Putih menargetkan perjanjian gencatan senjata pada 20 April 2025, yang bertepatan dengan perayaan Paskah di gereja-gereja Barat dan Ortodoks.

    Meskipun ada tanda-tanda pembicaraan yang dijadwalkan dalam waktu dekat, Kremlin tidak terlihat terburu-buru untuk mencapai kesepakatan.

    Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, terdapat kesenjangan besar antara posisi kedua belah pihak.

    Presiden AS, Donald Trump, berjanji untuk memberikan resolusi cepat terhadap konflik yang telah berlangsung selama tiga tahun ini.

    Namun, kemajuan yang dicapai sejauh ini terbatas.

    Pertemuan Diplomatik

    Para pejabat AS dijadwalkan untuk bertemu dengan perwakilan Rusia dan Ukraina di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang.

    Ini akan menjadi negosiasi paralel pertama sejak awal invasi Rusia. “Saya yakin kita akan segera mencapai gencatan senjata penuh,” kata Trump kepada wartawan pada 21 Maret 2025.

    Namun, Rusia telah menetapkan tuntutan maksimalis, termasuk pengakhiran pasokan senjata untuk Ukraina, yang ditolak oleh Kyiv dan sekutunya.

    Gencatan Senjata Terbatas

    Ukraina dan Rusia pada prinsipnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata terbatas setelah Trump berbicara dengan para pemimpin negara.

    Kesepakatan sementara ini muncul setelah Putin menolak desakan Trump untuk gencatan senjata penuh selama 30 hari.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan harapannya untuk menyusun daftar target yang akan dilindungi berdasarkan perjanjian tersebut. “Salah satu langkah pertama untuk mengakhiri perang sepenuhnya adalah dengan mengakhiri serangan terhadap energi dan infrastruktur sipil lainnya,” kata Zelensky.

    Tantangan dan Harapan

    Meskipun ada kemajuan dalam pembicaraan, tantangan tetap ada.

    Ketiga pihak memiliki pandangan berbeda tentang apa yang akan dicakup dalam perjanjian gencatan senjata.

    Pembicaraan di Arab Saudi akan membahas rincian teknis pelaksanaan dan pemantauan gencatan senjata selama 30 hari.

    Trump telah mendorong kesepakatan ekonomi dengan Ukraina, yang menurutnya akan memberikan AS kepentingan material dalam keamanan negara tersebut pascaperang.

    Namun, Gedung Putih mengirimkan sinyal yang membingungkan mengenai nasib kesepakatan sumber daya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).