Negara: Ukraina

  • 7 Update Perang Rusia, Pembicaraan AS-Serangan di Kota Ukraina

    7 Update Perang Rusia, Pembicaraan AS-Serangan di Kota Ukraina

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia mengatakan akan melanjutkan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) mengenai konflik Ukraina. Moskow juga menambahkan bahwa pihaknya akan melibatkan negara-negara lain dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Kremlin mengatakan Moskow dan Washington sedang menganalisis hasil pembicaraan selama 12 jam yang diadakan di Arab Saudi pada Senin.

    Berikut update terbaru terkait perang Rusia-Ukraina, sebagaimana dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Selasa (25/3/2025).

    Hasil Kopi Darat Bahas Ukraina antara AS-Rusia di Arab Saudi

    Delegasi Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah menyelesaikan diskusi kedua antara negara itu terkait Ukraina di Riyadh, Arab Saudi pada Senin (24/3/2025). Keduanya terus mempersempit sejumlah hal terkait dengan gencatan senjata dalam peperangan antara Moskow dan Kyiv.

    Seorang sumber mengatakan pihak AS dipimpin oleh Andrew Peek, seorang direktur senior di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, dan Michael Anton, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri. Rusia diwakili oleh Grigory Karasin, seorang mantan diplomat yang sekarang menjadi ketua Komite Urusan Luar Negeri majelis tinggi Rusia.

    Pembicaraan keduanya di tahap ini difokuskan di antara isu-isu lain pada upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata maritim di wilayah Laut Hitam untuk menciptakan iklim ekspor biji-bijian yang aman. Sebuah sumber Gedung Putih mengatakan ‘pengumuman positif’ diharapkan terjadi ‘dalam waktu dekat’.

    Seorang sumber Rusia juga mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan telah berakhir pada Senin malam dan rancangan pernyataan bersama telah dikirim ke Moskow dan Washington untuk disetujui. Rencananya, para pihak bermaksud untuk merilisnya pada Selasa.

    “Ini terutama tentang keselamatan navigasi. Perjanjian sebelumnya yang didukung PBB tentang pengiriman Laut Hitam telah gagal memenuhi beberapa tuntutan Moskow,” kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

    Rudal Rusia Hantam Kota Sumy

    Foto: Prajurit Ukraina mengendarai kendaraan militer dari titik penyeberangan di perbatasan dengan Rusia, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di wilayah Sumy, Ukraina, 13 Agustus 2024. (REUTERS/Viacheslav Ratynskyi)

    Saat pembicaraan hari Senin diadakan di Riyadh, rudal Rusia menghantam kota Sumy di Timur Laut Ukraina. Beberapa blok perumahan bertingkat tinggi rusak bersama dengan sebuah sekolah dan rumah sakit.

    “Anak-anak sekolah itu berada di tempat penampungan saat itu, untuk menghindari korban yang lebih parah,” kata Gubernur wilayah Sumy, Volodymyr Artiukh.

    “Moskow berbicara tentang perdamaian sambil melakukan serangan brutal di daerah pemukiman padat penduduk di kota-kota besar Ukraina,” kata menteri luar negeri Ukraina Andrii Sybiha.

    “Daripada membuat pernyataan kosong tentang perdamaian, Rusia harus berhenti mengebom kota-kota kita dan mengakhiri perangnya terhadap warga sipil.”

    Perang besar antara Rusia dan Ukraina pecah sejak 24 Februari 2024 lalu saat Moskow melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024.

    Presiden Rusia Putin menyebut pihaknya berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Presiden Ceko Sebut Rusia Jadi Ancaman Besar

    Presiden Ceko Petr Pavel mengatakan Rusia merupakan ancaman terbesar bagi keamanan Eropa, sebuah kenyataan yang sangat disadari oleh mereka yang berada di bagian timur benua tersebut.

    “Saya pikir cukup jelas bahwa tanpa perubahan signifikan dalam kepemimpinan Rusia dan pendekatan Rusia terhadap politik internasional, Rusia akan terus menjadi ancaman bagi demokrasi Eropa,” kata Pavel kepada European Pravda, seperti dikutip Al Jazeera.

    “Tentu saja, semakin dekat suatu negara dengan Rusia, semakin besar ancaman yang mereka lihat.”

    Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa ambisi Ukraina untuk bergabung dengan NATO, meskipun merupakan hambatan potensial bagi perdamaian saat ini, tidak boleh disingkirkan dalam jangka panjang.

    “Mari kita jadikan ini sebagai isu terbuka untuk masa depan,” katanya. “Sementara itu, kita semua akan bekerja sama dengan Ukraina dalam rekonstruksi, pada peningkatan interoperabilitas … Semua langkah ini akan membawa Ukraina lebih dekat dengan mitra Eropa, yang pada akhirnya dapat menjadi sekutu.”

    Rusia Berencana Gunakan Hak Veto PBB

    Foto: REUTERS/POOL
    Russian’s Foreign Minister Sergei Lavrov arrives at the G20 Foreign Ministers’ Meeting in Nusa Dua, Bali, Indonesia July 8, 2022. Stefani Reynolds/Pool via Reuters

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow berupaya melibatkan PBB dalam perundingan perdamaian lebih lanjut.

    Namun, Serhiy Leshchenko, penasihat kepala staf kepresidenan Ukraina, mengklaim hal ini terjadi karena Rusia memegang hak veto di organisasi tersebut, yang memungkinkannya untuk memaksakan agendanya dengan lebih mudah.

    “Jika mereka [Rusia] menggunakan hak veto untuk menghentikan keputusan yang tidak mereka sukai, maka ini akan membuat proses negosiasi menjadi jauh lebih sulit, atau bahkan mustahil. Kami telah mengalami hal ini berkali-kali,” kata Leshchenko.

    Rusia Mendukung Prakarsa Laut Hitam yang Baru

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov telah mengonfirmasi bahwa pengamanan pengiriman yang aman di Laut Hitam telah dibahas selama perundingan AS-Rusia hari Senin di Riyadh.

    Moskow mendukung pembaruan Prakarsa Laut Hitam, kesepakatan yang berlaku dari tahun 2022 hingga 2023 yang bertujuan untuk memastikan ekspor gandum yang aman melalui jalur perairan strategis tersebut, tetapi Lavrov mengatakan kesepakatan itu harus disertai dengan “jaminan yang jelas” yang menurut Rusia harus dituntut AS dari Ukraina.

    Moskow menarik diri dari inisiatif tersebut pada bulan Juli 2023 karena tuntutannya yang tidak terpenuhi untuk melonggarkan pembatasan ekspor pertanian dan ekspor pupuk.

    “Delegasi Rusia memberi tahu AS di Riyadh bahwa Moskow tidak akan menoleransi ambiguitas apa pun pada proposal di sekitar Laut Hitam,” kata Lavrov dalam komentar yang dimuat oleh kantor berita Rusia Tass.

    Foto: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (REUTERS/Thomas Peter/File Foto)

    Sekitar 60 persen warga Ukraina mengatakan mereka memercayai Zelenskyy, menurut survei yang dilakukan oleh lembaga pemikir Razumkov Centre setelah pertikaian antara presiden Ukraina dan AS di Ruang Oval.

    Survei yang dilakukan sejak 28 Februari, hari dimulainya kerusuhan, hingga 6 Maret mengenai kepercayaan publik terhadap sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat di Ukraina, menunjukkan bahwa Menteri Pertahanan Rustem Umerov hanya dipercaya oleh 23 persen warga Ukraina dan 88 persen responden tidak mempercayai kepala kantor presiden, Oleksiy Arestovych.

    Ia berada di puncak daftar pejabat yang paling tidak dipercaya, termasuk Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko dengan 52 persen.

    Di antara lembaga negara dan publik, kepercayaan paling sering diungkapkan untuk angkatan bersenjata (93,5 persen kepercayaan), Layanan Darurat Negara (85,5 persen) dan unit sukarelawan (85,5 persen).

    Survei terhadap 2.018 responden berusia 18 tahun ke atas dilakukan secara tatap muka di semua wilayah yang dikuasai pemerintah di Ukraina, tempat tidak ada permusuhan.

    Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan tiga pekerja media termasuk di antara mereka yang tewas akibat serangan artileri di wilayah Luhansk, Ukraina timur yang dikuasai Moskow.

    Mereka yang tewas pada hari Senin termasuk Alexander Fedorchak, seorang koresponden untuk surat kabar utama pro-Kremlin Rusia, Izvestia; juru kamera Andrei Panov; dan pengemudi mereka Alexander Sirkeli, menurut otoritas Rusia.

    Seorang koresponden untuk media Zvezda Rusia, Nikita Goldin, juga dilaporkan mengalami luka parah.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan serangan itu menargetkan “kendaraan sipil yang telah ditentukan sebelumnya dengan perwakilan pers”.

    Namun otoritas Ukraina belum mengomentari laporan tersebut.

    (hsy/hsy)

  • Ulah China, Satu Dunia Terancam Lumpuh Seketika

    Ulah China, Satu Dunia Terancam Lumpuh Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – China memiliki ‘senjata’ baru yang bisa melumpuhkan jaringan komunikasi di seluruh dunia. ‘Senjata’ tersebut tak lain adalah alat pemotong canggih yang dikembangkan Pusat Penelitian Ilmiah Kapal China (CSSRC).

    Alat itu bisa menarketkan kabel bawah laut yang menjadi penopang 95% transmisi data global. Sebagai informasi, kabel bawah laut terbuat dari material tangguh seperti baja, karet, dan polimer yang tebal.

    Kabel bawah laut itu sangat krusial untuk keberlangsungan jaringan komunikasi dan infrastruktur energi di seluruh dunia. Namun, alat pemotong buatan China dikatakan bisa membelah kabel tersebut dengan mudah.

    Alat pemotong China mampu memotong jalur pada kedalaman hingga 4.000 meter atau 2 kali kedalaman infrastruktur komunikasi bawah laut yang ada. Alat ini dirancang untuk diintegrasikan dengan kapal selam berawak dan tak berawak canggih milik China, termasuk seri Fendouzhe (Striver) dan Haidou.

    Mulanya, alat pemotong canggih itu dikembangkan untuk penyelamatan warga sipil dan penambangan bawah laut. Namun, potensi penggunaan ganda alat ini untuk memotong kabel bawah laut menimbulkan kekhawatiran bagi negara lain.

    Misalnya, pemotongan kabel di dekat titik rawan strategis seperti Guam, dapat mengganggu komunikasi global yang menandakan krisis geopolitik, menurut lapor South China Morning Post.

    Sebagai informasi, kabel bawah laut di Guam penting bagi strategi pertahanan rantai pulau kedua militer Amerika Serikat (AS).

    Desain alat pemotong ini berhasil mengatasi beberapa tantangan teknis signifikan yang disebabkan oleh kondisi bawah laut, menurut tim yang dipimpin oleh engineer Hu Haolong.

    Pada kedalaman 4.000 meter, di mana tekanan air melebihi 400 atmosfer, cangkang paduan titanium dan segel yang dikompensasi minyak pada perangkat tersebut mencegah terjadinya ledakan, bahkan selama penggunaan jangka panjang.

    Terbuat dari Berlian

    Mata pisau konvensional tidak efektif terhadap kabel yang diperkuat baja. Untuk mengatasi hal ini, Hu dan timnya menciptakan roda gerinda berlapis berlian berukuran 150 mm (enam inci) yang berputar pada kecepatan 1.600 rpm, menghasilkan tenaga yang cukup untuk menghancurkan baja sekaligus meminimalkan gangguan sedimen laut.

    Dirancang untuk kapal selam dengan sumber daya terbatas, alat ini dilengkapi motor satu kilowatt dan peredam gigi 8:1. Meski sistemnya efisien, namun penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan panas berlebih.

    Alat tersebut dioperasikan oleh lengan robotik dalam jarak pandang hampir nol. Perangkat ini juga dilengkapi teknologi pemosisian canggih untuk memastikan penyelarasan yang tepat.

    Bukti Kekuatan China

    Peluncuran perangkat ini menandai langkah penting seiring upaya China memperluas kehadirannya di infrastruktur bawah laut. Beijing kini mengoperasikan armada kapal selam berawak dan tak berawak terbesar di dunia, dengan kemampuan untuk mengakses semua bagian lautan di dunia.

    Alat pemotong kabel baru China yang dapat dioperasikan dari platform tak berawak yang tersembunyi, memiliki potensi untuk mengeksploitasi kemacetan strategis tanpa perlu muncul ke permukaan.

    Kemampuan ini telah memicu diskusi yang berkembang dalam komunitas penelitian militer, khususnya setelah hancurnya jaringan pipa gas alam dasar laut Rusia oleh oknum tak dikenal selama perang dengan Ukraina.

    Namun, para ilmuwan China bersikeras bahwa alat tersebut, yang telah berhasil memotong kabel setebal 60 mm dalam uji coba di darat, dirancang untuk mendukung “pengembangan sumber daya laut”.

    Pasalnya negara-negara makin terdorong untuk mengalihkan fokus mereka ke arah eksploitasi sumber daya dari laut.

    Terlepas dari tujuan penggunaannya, terobosan baru ini akan makin memungkinkan China untuk meningkatkan kemampuan pengembangan sumber daya lautnya, memajukan ekonomi biru, dan memperkuat statusnya sebagai kekuatan maritim yang sangat penting untuk mencapai tujuan jangka panjang negara tersebut, kata para ilmuwan.

    Bulan lalu, pembangunan ‘stasiun luar angkasa’ sedalam 2.000 meter di dasar Laut Cina Selatan dimulai, yang dirancang untuk menampung sedikitnya enam orang selama sebulan.

    (fab/fab)

  • Bawa Drone Shahed Iran, Unit Kecil Infanteri Rusia Obok-obok Sumy: Arhanud Ukraina Jebol, 88 Korban – Halaman all

    Bawa Drone Shahed Iran, Unit Kecil Infanteri Rusia Obok-obok Sumy: Arhanud Ukraina Jebol, 88 Korban – Halaman all

    Bawa Drone Shahed Iran, Unit Kecil Infanteri Rusia Obok-obok Sumy, Arhanud Ukraina Jebol

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Rusia dilaporkan mengerahkan kelompok pasukan infanteri kecil dan unit sabotase dan pengintaian di wilayah Sumy, timur laut Ukraina.

    Vadym Mysnyk, juru bicara Siversk Operational Tactical Group militer Ukraina, menyatakan hal ini di televisi Ukraina, Ukrinform melaporkan, dikutip Selasa (25/3/2025).

    Ukraina mengklaim, unit infanteri pasukan Rusia yang beroperasi di wilayah tersebut bisa mereka deteksi.

    “Musuh (Rusia) tidak menghentikan upayanya untuk menggunakan taktik seperti mengerahkan kelompok infanteri kecil atau unit sabotase dan pengintaian, tetapi kami mendeteksinya, menimbulkan kerugian, dan mencegah mereka menembus jauh ke wilayah kami atau membangun posisi,” kata Mysnyk.

    Menurut juru bicara tersebut, aktivitas Rusia tetap tinggi di sejumlah daerah perbatasan, seperti Sumy.

    “Di sepanjang bagian lain wilayah tanggung jawab kami, kami tidak melihat tanda-tanda musuh membentuk kelompok yang lebih besar. Kami mengendalikan situasi dan melaksanakan tugas tempur kami,” tambahnya.

    PATROLI – Pasukan Ukraina berpatroli di wilayah perbatasan Kota Sumy, Timur Laut Ukraina. Pasukan Rusia dilaporkan mengerahkan unit kecil pasukan infanteri untuk menyabotase sistem pertahanan udara Ukraina di wilayah tersebut.

    Berbekal Drone Shahed Iran

    Mysnyk juga menekankan kalau pasukan Rusia secara aktif menggunakan berbagai sistem serat optik, drone first person view (FPV), dan Umanned Aerial Vehicle (UAV) Shahed buatan Iran, di wilayah perbatasan.

    Tujuan kelompok kecil infanteri serta unit pengintai dan sabotase Rusia ini adalah melemahkan sistem pertahanan udara Ukraina.

    “Musuh menggunakan taktik yang melibatkan target tunggal dan kelompok pesawat tanpa awak Shahed. Ini adalah strategi yang ditujukan untuk menyerang sistem pertahanan udara kami dan mencegah kami memusatkan pasukan di sektor-sektor tertentu. Namun, kami memperkuat pertahanan udara kami semaksimal mungkin dan juga menggunakan sistem peperangan elektronik untuk memaksimalkan penghancurannya,” kata Mysnyk.

    Pada saat yang sama, juru bicara tersebut mencatat bahwa pasukan Rusia telah mengurangi penggunaan artileri mereka.

    “Rusia menggunakan lebih sedikit artileri. Selama sehari terakhir, kami tidak melihat adanya penggunaan beberapa sistem peluncur roket — hanya mortir dan artileri laras. Namun, bom udara berpemandu tetap aktif dikerahkan di daerah perbatasan,” kata juru bicara tersebut.

    Sumy Dibombardir Rudal Jelajah Pasukan Rusia (Tangkap Layar Twitter/X)

    Serangan Rudal Rusia Melukai 88 Orang di Sumy

    Meski diklaim terdeteksi, unit kecil pasukan infanteri Rusia ini tampaknya bisa melumpuhkan sejumlah artileri sistem pertahanan udara (Arhanud) Ukraina, Senin (24/3/2025).

    Satu di antara laporan mengabarkan, serangan rudal Rusia di Sumy, Ukraina, melukai puluhan orang.

    “Serangan rudal Rusia menghantam distrik berpenduduk padat di kota Sumy di timur laut Ukraina , melukai 88 orang, termasuk 17 anak-anak, pada hari Senin saat pembicaraan gencatan senjata terus berlanjut,” kata para pejabat Ukraina, dilansir Reuters.

    Gubernur daerah tersebut, Volodymyr Artiukh di televisi nasional mengumumkan jumlah korban terbaru.

    Ia mengatakan lebih banyak anak yang selamat dari cedera karena mereka telah dievakuasi ke tempat perlindungan serangan udara.

    “Mereka berada di daerah berpenduduk padat yang terkena serangan musuh,” kata Artiukh kepada televisi tersebut.

    “Dua sekolah berada di zona terdampak. Saya hadir saat tim penyelamat membersihkan lokasi tempat anak-anak berada. Mereka berada di bangunan pelindung. Semua anak diselamatkan dan dievakuasi ke tempat yang aman.”

    Beberapa blok perumahan bertingkat tinggi di pusat kota juga rusak.

    “Artiukh sebelumnya berbicara dalam sebuah video yang katanya direkam di lokasi kejadian dengan asap hitam pekat, api, dan mobil dengan jendela pecah di latar belakang. Asap juga mengepul dari lantai atas blok perumahan lima lantai di dekatnya,” kata laporan tersebut.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyesalkan serangan itu dalam pidato video malam harinya sebagai contoh terbaru dari “kerugian, penderitaan, dan kehancuran, sesuatu yang tidak pernah diinginkan Ukraina.”
     
    Rudal Rusia tersebut menghantam Kota Sumy saat pejabat Rusia dan AS bertemu di Arab Saudi untuk membahas kemungkinan gencatan senjata.

    Zelenskiy mengatakan Rusia adalah “satu-satunya entitas yang memperpanjang perang ini dan menyiksa rakyat kita dan seluruh dunia.

    “Untuk memaksa Rusia berdamai, diperlukan langkah-langkah yang kuat dan tindakan yang tegas,” katanya. “Kami siap mendukung setiap inisiatif kuat yang membuat diplomasi lebih efektif.”

    Menteri Luar Negeri Adrii Sybiha mengatakan Moskow berbicara tentang perdamaian “sambil melakukan serangan brutal terhadap daerah pemukiman padat penduduk di kota-kota besar Ukraina.”

    “Daripada membuat pernyataan kosong tentang perdamaian, Rusia harus berhenti mengebom kota-kota kami dan mengakhiri perang terhadap warga sipil,” kata Sybiha.
     
    Penjabat walikota Sumy Artem Kobzar mengatakan di Telegram sebuah fasilitas industri diserang tetapi tidak menyebutkan nama lokasi yang terdampa serangan.

    Sumy, sekitar 30 km (20 mil) dari perbatasan Rusia, terus-menerus menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak dan rudal dari Rusia.

     

    (oln/ukrnfrm/rtrs/*)

     

  • Rupiah Ditutup Ambruk ke 16.600 per Dolar AS Selasa 25 Maret 2025 – Page 3

    Rupiah Ditutup Ambruk ke 16.600 per Dolar AS Selasa 25 Maret 2025 – Page 3

     

    Liputan6.com, Jakarta Rupiah (IDR) ditutup melemah 45 point terhadap Dolar AS (USD) pada Selasa, 25 Maret 2025 setelah sebelumnya sempat melemah 55 point dilevel Rp 16.612 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.567.

    “Sedangkan untuk perdagangan sore ini, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 16.610 – Rp 16.660,” ungkap pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/3/2025).

    Rupiah melemah di tengah kekhawatiran ekonomi imbas meningkatnya ketegangan perdagangan global.

    Hal ini menyusul pengumuman dari Presiden AS Donald Trump, mengatakan tarif impor mobil akan segera diberlakukan bahkan saat ia mengindikasikan bahwa tidak semua pungutan pada 2 April mendatangZ 

    “Selain itu, Kehati-hatian Federal Reserve dalam pemangkasan suku bunga kemungkinan telah mencegah sentimen bearish lebih lanjut terakumulasi pada dolar, tetapi kami pikir sebagian besar penerapan tarif AS pada tanggal 2 April mendatang yang memaksa beberapa orang untuk berpikir ulang tentang perdagangan jangka pendek USD,” jelas Ibrahim.

    Namun, laporan media selama akhir pekan menunjukkan bahwa Trump berencana untuk menerapkan pendekatan yang lebih selektif terhadap tarif timbal balik mulai bulan depan. 

    Ibrahim menyoroti, alih-alih mengenakan pungutan yang luas di seluruh industri

    , pemerintahan Trump diharapkan untuk fokus pada negara-negara dengan ketidakseimbangan perdagangan yang signifikan dengan AS.

    “Kemudian, Investor juga memantau pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina,” kata Ibrahim. 

     

     

  • Putin Hadiahkan Lukisan Potret ke Trump

    Putin Hadiahkan Lukisan Potret ke Trump

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan hadiah lukisan potret kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kremlin mengungkapkan bahwa hadiah itu dititipkan kepada Utusan Khusus Trump, Steve Witkoff, yang berkunjung ke Rusia beberapa waktu lalu.

    Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, seperti dilansir Associated Press, Selasa (25/3/2025), mengatakan bahwa lukisan potret Trump itu diberikan melalui Witkoff saat dia berkunjung ke Moskow pada awal bulan ini. Dia menolak untuk berkomentar lebih lanjut soal hadiah tersebut.

    Hadiah dari Putin untuk Trump itu pertama kali disebutkan oleh Witkoff dalam sebuah wawancara dengan mantan pembawa acara Fox News, Tucker Carlson, pekan lalu. Witkoff mengatakan kepada Carlson bahwa Trump “jelas tersentuh” oleh hadiah tersebut, yang dia gambarkan sebagai “indah”.

    Witkoff bertemu Putin setelah berunding dengan para pejabat Rusia tentang upaya mengakhiri perang di Ukraina. Perundingan gencatan senjata berlanjut pada Senin (24/3) di Arab Saudi, di mana para pejabat AS bertemu dengan para pejabat Rusia, sehari setelah bertemu para perunding Ukraina.

    Selama wawancaranya dengan Carlson, Witkoff menggambarkan hadiah Putin sebagai “anugerah”, dan menceritakan bahwa Putin mengatakan kepadanya jika sang Presiden Rusia mendoakan Trump tahun lalu setelah dia ditembak dalam kampanye di Pennsylvania.

    “Dia (Putin-red) berdoa untuk temannya (Trump),” kata Witkoff.

    Tahun 2018, Putin memberikan bola sepak kepada Trump, yang kemudian diperiksa oleh Secret Service untuk mengetahui ada atau tidaknya alat penyadap di dalamnya, sebelum diberikan oleh Trump kepada putranya.

    Pemeriksaan itu menyusul insiden tahun 1945 silam, ketika ukiran lambang negara AS yang diberikan sebagai hadiah kepada Duta Besar AS saat itu, Averell Harriman, dari anak-anak sekolah Uni Soviet, ternyata dipasangi penyadap rahasia. Hadiah itu tergantung di kantor sang Dubes selama enam tahun.

    Tidak diketahui secara jelas apakah lukisan potret yang dihadiahkan Putin kepada Trump itu telah diperiksa untuk mengetahui ada atau tidaknya alat penyadap di dalamnya. Gedung Putih belum mengomentari hadiah tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Donald Trump Meminta Potret Lukisannya Diturunkan

    Donald Trump Meminta Potret Lukisannya Diturunkan

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dari beberapa belahan dunia selama 24 jam terakhir.

    Laporan utama kami hadirkan dari Amerika Serikat.

    Trump minta lukisan wajahnya diturunkan

    Presiden Donald Trump menyampaikan keluhannya di Truth Social dengan menyebut lukisan wajahnya yang dipajang di Colorado State Capitol Building tidak menggambarkan dirinya secara akurat.

    Menurutnya lukisan tersebut, yang dipajang dengan lukisan wajah presiden Amerika Serikat lainnya, sengaja diubah untuk terlihat buruk.

    “Bagaimanapun, lebih baik tidak ada lukisan saya daripada yang ini,” ujarnya.

    Lukisan itu dibuat oleh seniman Colorado Springs, Sarah A Boardman, yang dikenal karena karya potret dari wajah beberapa presiden, termasuk Barack Obama dan George W Bush.

    Presiden Trump bahkan membandingkan lukisan presiden Obama yang menurutnya terlihat luar biasa, sementara lukisan wajahnya adalah yang terburuk.

    Serangan rudal Rusia menewaskan warga

    Serangan rudal Rusia di kota Sumy di timur laut Ukraina melukai sedikitnya 74 orang, termasuk 13 di antaranya anak-anak.

    Serangan terjadi kemarin, saat perundingan antara Amerika Serikat dan Rusia mengenai gencatan senjata sedang diadakan di Arab Saudi.

    Kantor kejaksaan daerah mengatakan serangan terhadap “daerah pemukiman padat penduduk” merusak apartemen dan fasilitas pendidikan, serta rumah sakit menurut pejabat lokal.

    Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengutuk serangan tersebut, dengan mengatakan serangan tersebut menunjukkan Rusia tidak berminat mengakhiri serangannya ke Ukraina.

    Tiga negara Eropa meminta sumbangan USAID

    Tiga negara Eropa tengah berupaya mendapatkan pengembalian dana dari pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Dana tersebut disumbang olen pemerintah Amerika Serikat untuk proyek-proyek USAID, namun belum terpakai.

    Pejabat pemerintah dari Swedia, Norwegia, dan Belanda mengatakan total dana yang mereka sumbangkan untuk pekerjaan pembangunan bersama di luar negeri ditampung di Badan Pembangunan Internasional AS selama berbulan-bulan.

    Ketiga negara yang merupakan sekutu Amerika Serikat tersebut menyediakan dana USAID untuk dibelanjakan bagi negara-negara berpendapatan rendah dalam sebuah proyek yang disebut Air dan Energi untuk Pangan, atau WE4F.

    Dengan pemerintahan Republik dan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) milik Elon Musk yang memangkas pendanaan USAID dan sebagian besar programnya, negara-negara Eropa telah meminta pengembalian dana.

    Aktor Prancis Gerard Depardieu diadili atas kekerasan seksual

    Tokoh sinema Prancis berusia 76 tahun, Gerard Depardieu membantah tuduhan kekerasan seksual, sekaligus jadi kasus pertama yang membuatnya diadili.

    Pengacaranya, Jeremie Assous, mengatakan tuduhan itu salah dan berdasarkan kebohongan.

    “Kebenaran ada di pihak kami,” katanya.

    Jaksa menuduh penyerangan terhadap dua perempuan, yang identitas lengkapnya belum terungkap, terjadi selama pembuatan film “Les Volets Verts” (The Green Shutters) pada tahun 2021.

    Mereka menuduh Depardieu menggerayangi salah satu perempuan di lokasi syuting, menariknya ke arahnya dan menguncinya dengan kakinya sebelum menyentuh pinggang, pinggul, dan payudaranya sambil mengucapkan kata-kata cabul.

  • Paus Fransiskus Keluar dari RS Setelah 5 Minggu Dirawat, Serukan Israel Hentikan Serangan ke Gaza – Halaman all

    Paus Fransiskus Keluar dari RS Setelah 5 Minggu Dirawat, Serukan Israel Hentikan Serangan ke Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus sudah meninggalkan Rumah Sakit Gemelli Roma setelah lima minggu menjalani perawatan akibat pneumonia.

    Dilansir dari Reuters dan AFP, Senin (24/3/2025), Paus Fransiskus tampil di depan publik untuk pertama kalinya pada Minggu (24/3/2025).

    Ia melambaikan tangan kepada para simpatisan saat meninggalkan rumah sakit.

    Paus yang kini berusia 88 tahun masuk rumah sakit pada 14 Februari karena infeksi pernapasan parah.

    Kondisi ini menjadi salah satu krisis kesehatan paling serius selama 12 tahun masa kepausannya.

    Mobil yang membawanya meninggalkan rumah sakit dikawal oleh konvoi kendaraan polisi menuju Basilika Santa Maria Maggiore.

    Para dokter menyatakan Paus masih membutuhkan waktu untuk pemulihan penuh dan telah diberikan waktu istirahat selama dua bulan di Vatikan.

    Saat meninggalkan rumah sakit, Paus Fransiskus tampak tersenyum dan melambaikan tangan dari kursi roda.

    Wajahnya terlihat bengkak, dan suaranya terdengar lemah saat ia berterima kasih kepada para simpatisan yang hadir.

    Kerumunan yang menunggunya meneriakkan namanya, “Fransiskus, Fransiskus, Fransiskus.”

    Selama masa perawatan, Paus hanya sekali terlihat oleh publik dalam sebuah foto yang dirilis Vatikan.

    Kini, ia sudah tidak lagi menggunakan masker oksigen, tetapi masih memakai selang kecil di bawah hidungnya untuk membantu pernapasan.

    Tak lama setelah keluar dari rumah sakit, Paus Fransiskus menyerukan kepada Israel untuk menghentikan serangan di Jalur Gaza.

    Dalam doa Angelus-nya, ia menyatakan kesedihannya atas eskalasi kekerasan yang kembali terjadi.

    “Saya sedih dengan dimulainya kembali pemboman Israel yang intens di Jalur Gaza, dengan begitu banyak kematian dan cedera,” ujar Paus.

    Ia meminta agar serangan senjata segera dihentikan dan gencatan senjata yang pasti segera tercapai.

    “Saya meminta agar serangan senjata segera dihentikan dan keberanian untuk melanjutkan dialog, sehingga semua sandera dapat dibebaskan dan gencatan senjata yang definitif tercapai,” tambahnya.

    Paus juga menyoroti situasi kemanusiaan di Gaza yang semakin memburuk dan mendesak komunitas internasional untuk bertindak.

    “Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza sekali lagi sangat serius dan membutuhkan komitmen mendesak dari pihak-pihak yang berkonflik serta komunitas internasional,” tegasnya.

    Pada Minggu (23/3/2025), Paus Fransiskus muncul di jendela rumah sakit untuk menyapa lebih dari 3.000 simpatisan.

    Banyak dari mereka membawa bunga dan poster bertuliskan “selamat datang di rumah.”

    Dalam pesannya, Paus kembali menekankan pentingnya perdamaian dan penghentian kekerasan.

    Ia juga menyampaikan rasa syukur atas langkah-langkah menuju perdamaian di Kaukasus Selatan, khususnya antara Armenia dan Azerbaijan.

    “Semoga ini menjadi tanda harapan bahwa konflik lain juga dapat menemukan jalan resolusi melalui dialog dan niat baik,” ungkapnya.

    Sebelum mengakhiri pesannya, Paus mengajak umat Katolik untuk berdoa bagi perdamaian di berbagai belahan dunia, termasuk Ukraina, Palestina, Israel, Lebanon, Myanmar, Sudan, dan Republik Demokratik Kongo.

    Di akhir pesannya, Paus Fransiskus mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah mendoakannya selama masa pemulihan.

    “Saya merasakan kedekatan Anda,” katanya dengan penuh kehangatan, seraya memastikan bahwa ia juga terus mendoakan mereka.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Rusia Gempur Permukiman hingga Rumah Sakit Sumy Ukraina dengan Rudal, 28 Orang Terluka

    Rusia Gempur Permukiman hingga Rumah Sakit Sumy Ukraina dengan Rudal, 28 Orang Terluka

    JAKARTA – Serangan rudal Rusia terhadap fasilitas industri di kota Sumy, Ukraina timur laut, merusak kawasan permukiman dan rumah sakit, serta melukai 28 orang.

    Dilaporkan empat anak termasuk di antara yang terluka, kata penjabat wali kota Sumy, Artem Kobzar, melalui aplikasi perpesanan Telegram. Ia tidak menyebutkan nama fasilitas industri tersebut.

    “Musuh melancarkan serangan rudal ke pusat kota. Beberapa gedung tinggi dan sebuah sekolah rusak. Anak-anak berada di tempat penampungan,” kata gubernur wilayah Sumy Volodymyr Artiukh dilansir Reuters, Senin, 24 Maret.

    Asap hitam pekat dan api terlihat di latar belakang, begitu pula sebuah mobil dengan kaca jendela yang pecah.

    Asap juga mengepul dari lantai atas sebuah blok perumahan berlantai lima di dekatnya.

    Sumy, sekitar 30 km (18,6 mil) dari perbatasan Rusia, serta wilayah sekitarnya, menjadi sasaran serangan pesawat nirawak dan rudal Rusia secara terus-menerus.

  • AS dan Rusia Selesaikan Negosiasi Gencatan Senjata Perang Ukraina di Riyadh, Berlangsung 12 Jam – Halaman all

    AS dan Rusia Selesaikan Negosiasi Gencatan Senjata Perang Ukraina di Riyadh, Berlangsung 12 Jam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Negosiasi antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia di Riyadh, Arab Saudi mengenai gencatan senjata perang Ukraina telah selesai.

    Dikatakan, perundingan berlangsung selama 12 jam.

    Dikutip dari TASS, perundingan yang digelar pada Senin (24/3/2025) ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata sebagian.

    Fokus utama pada penghentian serangan terhadap pengiriman di Laut Hitam.

    Hasil perundingan ini akan diumumkan dalam pernyataan bersama yang dijadwalkan pada Selasa (25/3/2025).

    Sebelum pertemuan dengan Rusia, delegasi AS juga melakukan pembicaraan dengan perwakilan Ukraina di Riyadh.

    Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, menyebut pembicaraan dengan AS berlangsung produktif dan terfokus, terutama mengenai perlindungan infrastruktur sipil dan energi.

    Delegasi Ukraina dalam perundingan ini dipimpin oleh Umerov dan didampingi beberapa pejabat tinggi lainnya, termasuk Sekretaris Negara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleksandr Karasevych, serta Wakil Menteri Energi, Mykola Kolisnyk.

    Menurut Ukrinform, negosiasi ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya di Jeddah, di mana Ukraina menerima rencana gencatan senjata 30 hari yang diusulkan AS.

    Sebagai imbalannya, Washington berjanji mencabut suspensi bantuan militer dan berbagi intelijen dengan Kyiv.

    Delegasi Rusia dan Agenda Perundingan

    Delegasi Rusia tiba di Riyadh pada Minggu (23/3/2025) malam.

    Rombongan Rusia dipimpin oleh Ketua Komite Urusan Internasional di Majelis Tinggi Parlemen Rusia, Grigory Karasin.

    Ia didampingi oleh Sergey Beseda, penasihat Kepala Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB).

    Menurut Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, salah satu isu yang dibahas dalam negosiasi ini adalah kemungkinan dimulainya kembali Inisiatif Gandum Laut Hitam 2022.

    Kesepakatan ini sebelumnya memungkinkan Ukraina mengekspor jutaan ton gandum melalui pelabuhan-pelabuhannya.

    Akan tetapi, Rusia menarik diri dari perjanjian tersebut pada 2023 dengan alasan bahwa Barat gagal menepati komitmennya untuk meringankan sanksi terhadap ekspor pertanian dan pupuk Rusia.

    Selain itu, perundingan juga berfokus pada penghentian serangan terhadap infrastruktur energi dan pelabuhan di Laut Hitam, khususnya di Odesa, Kherson, dan Mykolaiv.

    Tidak Ada Terobosan Besar yang Diharapkan

    Meskipun perundingan berlangsung lama, berbagai pihak meragukan adanya terobosan besar dari pertemuan ini.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan bahwa tidak ada ekspektasi akan adanya kemajuan signifikan di Riyadh.

    Menurut analis Ukraina, Oleksiy Melnyk, kurangnya rasa saling percaya antara Moskow dan Kyiv membuat negosiasi damai tetap sulit tercapai.

    Sementara itu, Presiden AS, Donald Trump, menyatakan harapannya agar kesepakatan mengenai pembagian pendapatan atas mineral Ukraina dapat segera diselesaikan.

    Ia juga menyebut bahwa pemerintahannya sedang berdiskusi dengan Kyiv mengenai kemungkinan perusahaan AS memiliki pembangkit listrik Ukraina.

    Gencatan Senjata 30 Hari yang Rawan Dilanggar

    Sebelumnya, setelah pembicaraan terpisah dengan Trump, baik Presiden Rusia Vladimir Putin maupun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sepakat untuk melakukan gencatan senjata terbatas selama 30 hari.

    Kesepakatan ini mencakup komitmen kedua belah pihak untuk tidak menyerang infrastruktur energi satu sama lain.

    Sayangnya, dalam beberapa hari terakhir, kedua pihak saling menuduh telah melanggar moratorium tersebut.

    Pejabat Ukraina menegaskan mereka hanya akan menyetujui gencatan senjata jika ada dokumen resmi yang ditandatangani oleh Rusia.

    Sebaliknya, Kremlin mengklaim Rusia masih mematuhi kesepakatan tersebut meskipun Kyiv terus melakukan serangan terhadap fasilitas energi di wilayahnya.

    Serangan Tetap Berlangsung di Tengah Negosiasi

    Bahkan saat negosiasi berlangsung, serangan militer di Ukraina tetap berlanjut.

    Rusia melancarkan serangan udara ke Kyiv untuk ketiga malam berturut-turut, menyebabkan satu orang terluka dan merusak beberapa rumah di sekitar ibu kota Ukraina.

    Dikutip dari Al Jazeera, Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, mengecam tindakan Rusia.

    Dia menegaskan kalau Moskow seharusnya menghentikan serangannya daripada “membuat pernyataan kosong tentang perdamaian.”

    Serangan rudal Rusia di Sumy juga melukai hampir 90 orang, termasuk 17 anak-anak, serta merusak sebuah sekolah dan rumah sakit.

    Di sisi lain, serangan siber yang diduga berasal dari Rusia melumpuhkan sistem tiket daring layanan kereta api Ukraina, yang disebut sebagai upaya “mendestabilisasi” situasi di negara tersebut.

    Selain itu, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pasukannya telah menjatuhkan 227 pesawat tak berawak Ukraina dalam 24 jam terakhir.

    Rusia juga menuduh Ukraina melakukan serangan drone terhadap stasiun distribusi gas Valuika di wilayah Belgorod dan mencoba menyerang ladang kondensat gas Glebovskoye di Krimea.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani) 

  • Eropa Menuju ‘Ekonomi Perang’, Apa Dampaknya?

    Eropa Menuju ‘Ekonomi Perang’, Apa Dampaknya?

    Jakarta

    Apa itu “ekonomi perang”? Tidak ada definisi resmi untuk “ekonomi perang”, tetapi ada banyak ciri yang mencerminkan konsep ini.

    Ekonomi perang berarti suatu negara mengerahkan sumber daya, kemampuan manufaktur, dan tenaga kerjanya untuk mendukung persiapan serta produksi militer, baik menjelang maupun selama masa perang.

    Perubahan ekonomi yang paling mencolok adalah pergeseran produksi industri dari barang konsumsi ke senjata, amunisi, dan perlengkapan militer lainnya.

    Selain perangkat keras militer tradisional, senjata modern membutuhkan investasi dalam teknologi dan layanan digital seperti perangkat lunak, analitik data, sistem satelit, serta internet yang andal, kata Penny Naas, pakar kebijakan publik di German Marshall Fund di Washington.

    Untuk mengelola semua ini, pemerintah meningkatkan kontrol atas industri penting dan alokasi sumber daya. Langkah ini memungkinkan pemerintah memprioritaskan serta mengarahkan bahan mentah ke industri yang terkait dengan perang. Sumber daya lain seperti bahan bakar atau makanan mungkin juga akan dijatah demi kepentingan militer.

    Siapa yang diuntungkan dari ekonomi perang?

    “Dalam ekonomi perang yang sesungguhnya, seluruh elemen masyarakat diarahkan untuk mempertahankan negara,” kata Naas.

    Reorientasi ini membutuhkan biaya besar dan biasanya menyebabkan peningkatan pengeluaran pemerintah secara drastis. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan utang, inflasi, kenaikan pajak, dan pengurangan belanja kesejahteraan.

    “Berpindah ke ekonomi perang dapat menjadi katalis bagi kemajuan ilmiah dan teknologi,” kata Steinbach kepada DW. “Sistem komunikasi baru, mesin jet, radar, serta intelijen berkembang, dan teknologi ini juga mempengaruhi industri lain.”

    Transisi ke ekonomi perang

    Peralihan dari ekonomi sipil ke ekonomi perang bisa terjadi secara lambat atau cepat tergantung pada situasi.

    Selama Perang Dunia II, Jerman memiliki keuntungan karena telah merencanakan serangan lebih awal, sehingga mereka bisa memulai persiapan lebih cepat. Sementara itu, AS, Inggris, dan sekutunya memiliki peringatan lebih singkat dan harus merespons dengan cepat.

    Saat ini, Rusia dan Ukraina berada dalam situasi yang mirip.

    Rusia secara signifikan meningkatkan pengeluaran militernya, mempercepat produksi perlengkapan perang, dan menerapkan kontrol modal untuk menghambat arus keluar uang dari negara itu. Inflasi meningkat, dan pemerintah meningkatkan pengeluaran publik guna menjaga stabilitas ekonomi sipil.

    Ukraina yang lebih miskin berada dalam situasi yang jauh lebih genting. Karena Ukraina adalah pihak yang diserang, negara ini harus menginvestasikan sumber daya yang jauh lebih besar untuk bertahan hidup. Saat ini, Ukraina mengalokasikan 58% dari anggarannya untuk pengeluaran militer, menurut Steinbach.

    Seperti Rusia, Ukraina juga memobilisasi tenaga kerja untuk mendukung upaya perang, yang mengakibatkan banyak pekerja berpengalaman keluar dari sektor tenaga kerja tradisional. Atas permintaan pemerintah, banyak pabrik telah diubah untuk memproduksi senjata dan amunisi.

    Negara lain yang menerapkan ekonomi perang

    Beberapa negara lain hampir berada dalam mode ekonomi perang karena konflik militer yang sedang berlangsung, termasuk Myanmar, Sudan, dan Yaman.

    Konflik berkelanjutan di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki, serta Suriah, Ethiopia, dan Eritrea juga telah menyebabkan gangguan ekonomi karena pemerintah lebih fokus pada upaya militer.

    Israel telah meningkatkan pengeluaran pertahanannya dan mempercepat produksi perlengkapan militer. Banyak pekerja direkrut untuk bertempur, yang mengurangi jumlah tenaga kerja di sektor sipil. Untuk membiayai ini, pemerintah telah menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN), tarif utilitas, dan pajak properti.

    Uni Eropa siap memperkuat pertahanannya

    Uni Eropa baru-baru ini didorong untuk bertindak setelah berkurangnya dukungan AS terhadap Ukraina, NATO, dan Eropa secara keseluruhan. Perubahan sikap ini setelah beberapa dekade dukungan AS, ditambah dengan hubungan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, menjadi kekhawatiran besar bagi jaminan keamanan transatlantik.

    Negara-negara anggota NATO, 23 di antaranya merupakan bagian dari Uni Eropa, sebelumnya sudah kesulitan untuk memenuhi target pengeluaran pertahanan sebesar 2% dari PDB. Kini, bahkan angka itu dianggap belum cukup.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Rencana Jerman tingkatkan investasi militer

    Jerman mengambil langkah besar dengan menyetujui aturan anggaran baru pada 21 Maret. Ke depan, pemerintah akan lebih leluasa dalam meningkatkan belanja pertahanan karena sebagian besar pengeluaran terkait militer tidak lagi dibatasi oleh aturan defisit fiskal.

    Langkah ini begitu signifikan sehingga dapat mengubah kebijakan keamanan di seluruh benua dan akan membutuhkan penyesuaian dalam konstitusi negara tersebut.

    Bagi Jerman dan Eropa secara keseluruhan, memprioritaskan sumber daya keuangan adalah langkah awal yang penting.

    Penny Naas percaya bahwa akses energi yang lebih baik serta koordinasi yang lebih erat untuk mengatasi kesenjangan kemampuan antarnegara juga diperlukan di tingkat Eropa. Pengadaan bersama dan penelitian serta pengembangan yang terintegrasi dapat mengurangi biaya.

    “Di tingkat politik, ada banyak pembicaraan tentang peningkatan kemampuan militer Eropa, tetapi ini masih dalam tahap awal,” kata Naas. “Eropa memiliki posisi awal yang kuat dengan sumber daya keuangan dan kemampuan manufaktur yang baik.”

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini