Negara: Ukraina

  • Ibu Hamil Lindungi Anak saat Serangan Rusia, Mereka Selamat dari Reruntuhan – Halaman all

    Ibu Hamil Lindungi Anak saat Serangan Rusia, Mereka Selamat dari Reruntuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah serangan artileri Rusia menghantam rumah warga sipil di Kherson, Ukraina.

    Akibatnya, seorang wanita hamil serta anak laki-lakinya yang masih balita.

    Insiden tersebut dilaporkan oleh Kepala Administrasi Militer Daerah Kherson, Alexander Prokudin, melalui unggahan di Facebook.

    Wanita berusia 31 tahun itu sedang hamil enam bulan ketika peluru menghancurkan rumahnya.

    Dalam kondisi genting, ia melindungi putranya yang hampir berusia dua tahun dengan tubuhnya sendiri.

    Keduanya berhasil ditarik dari bawah reruntuhan dan langsung dibawa ke rumah sakit.

    Anak tersebut mengalami luka akibat ledakan dan gegar otak ringan, dikutip dari Suspilne.

    Sementara sang ibu mengalami cedera kepala dan trauma akibat ledakan.

    Menurut Prokudin, keduanya kini dalam perawatan medis dan kondisi mereka dilaporkan stabil.

    Serangan ini menjadi salah satu dari serangkaian penembakan yang menargetkan wilayah sipil di Kherson, bagian dari eskalasi konflik oleh pasukan Rusia.

    Serangan Udara Rusia di Kharkiv

    Sebuah serangan bom udara oleh pasukan Rusia menghantam desa Tokarivka Druhy di distrik Dergachi, Kharkiv.

    Serangan tersebut dilaporkan pada Minggu (7/4/2025) pagi oleh Kepala Administrasi Militer Regional Kharkiv, Oleg Synegubov, melalui pernyataan resmi.

    Bom berpemandu yang dijatuhkan militer Rusia menewaskan seorang pria berusia 48 tahun.

    Selain itu, dua wanita dilaporkan mengalami reaksi stres akut akibat ledakan dan situasi mencekam yang mereka alami.

    “Seorang pria berusia 48 tahun meninggal akibat benturan tersebut,” tulis Synegubov seperti dikutip dari kanal resmi pemerintah daerah.

    “Dua wanita mengalami reaksi stres akut,” jelasnya.

    Serangan ini menambah panjang daftar korban sipil dalam konflik yang terus berlangsung di Ukraina, dan menunjukkan bahwa wilayah-wilayah di dekat garis depan masih berada dalam ancaman serius.

    Hingga saat ini, belum ada komentar resmi dari pihak Rusia terkait serangan tersebut.

    Serangan Rusia Gempur Dnipropetrovsk

    Pasukan Rusia kembali melancarkan serangan ke dua distrik garis depan di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina pada Minggu (6/4/2025).

    Informasi ini dilaporkan oleh Kepala Administrasi Militer Regional Dnipropetrovsk, Serhiy Lysak, melalui kanal Telegram resminya.

    KHERSON DISERANG RUSIA. – Gambar merupakan tangkap layar dari YouTube НАШ ХЕРСОН yang diambil pada Senin (7/4/2025), Penembakan Kherson 04/07/2025, seorang wanita hamil dan seorang anak terluka di Kherson akibat penembakan Rusia. Akibat tembakan yang mengenai sebuah rumah, seorang wanita Kherson berusia 31 tahun dan putranya, yang hampir berusia dua tahun, terjebak di bawah reruntuhan. Sang ibu menutupi bayinya dengan tubuhnya sendiri. Para korban berhasil ditarik keluar dari reruntuhan. (YouTube НАШ ХЕРСОН)

    Serangan tersebut menyasar Nikopol dan Synelnykivshchyna dan mengakibatkan tiga warga sipil terluka serta kerusakan infrastruktur sipil.

    Nikopol Dihantam Artileri dan Drone Kamikaze

    Di distrik Nikopol, tentara Rusia menyerang dengan menggunakan pesawat tak berawak dan tembakan artileri, yang menghantam komunitas Pokrovska.

    Serangan ini merusak sebuah kafe, empat rumah pribadi, dua jaringan pipa gas, dan saluran listrik. Beruntung, tidak ada korban jiwa dari serangan ini.

    Lysak menambahkan, wilayah ini terus mendapat serangan sejak malam sebelumnya, termasuk komunitas Marhanetska dan Pokrovska, yang juga menjadi sasaran drone kamikaze dan artileri.

    3 Terluka dalam Serangan Udara di Synelnykivshchyna

    Sementara itu, di komunitas Novopavlivska, distrik Synelnykivshchyna, serangan udara dengan bom berpemandu dilakukan oleh militer Rusia pada sore harinya.

    Menurut laporan awal, tiga orang terluka dalam serangan tersebut. Mereka adalah seorang pria berusia 62 tahun, serta dua wanita berusia 23 dan 57 tahun.

    Ketiganya dilarikan ke rumah sakit dan kini dirawat dalam kondisi sedang, ungkap Lysak.

    Kerusakan juga terjadi pada tujuh toko, satu gedung administrasi, sebuah bangunan kosong, dan sebuah garasi.

    Lysak menyatakan bahwa penilaian dampak dan penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Penangkapan Rodrigo Duterte Guncang Dunia, ICC Kirim Sinyal Keras untuk Putin dan Netanyahu – Halaman all

    Penangkapan Rodrigo Duterte Guncang Dunia, ICC Kirim Sinyal Keras untuk Putin dan Netanyahu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penangkapan dramatis mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Maret 2025 lalu, mengejutkan dunia internasional.

    Selama ini, Rodrigo Duterte telah lama dikritik atas kebijakan perang terhadap narkoba yang brutal.

    Duterte ditangkap dan langsung dibawa ke Belanda untuk mempertanggungjawabkan tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan di hadapan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

    Dikutip dari CNN, penangkapannya menjadi peristiwa langka.

    Surat perintah penahanan terhadap Duterte dikeluarkan secara rahasia dan langsung dieksekusi dalam hitungan jam.

    Hal ini berbeda dari penangkapan pemimpin lain yang umumnya melalui proses panjang dan terbuka.

    “Ini pertama kalinya kami melihat hal ini di ICC,” kata Leila Sadat, profesor hukum pidana internasional dari Universitas Washington dan mantan penasihat ICC.

    Duterte, yang kini berusia 80 tahun, dituding bertanggung jawab atas kematian lebih dari 6.000 orang selama operasi antinarkoba di Filipina.

    Pemantau independen memperkirakan jumlah korban jauh lebih tinggi.

    Penangkapan ini dianggap sebagai preseden penting bagi kemungkinan penuntutan pemimpin dunia lainnya yang diburu ICC, seperti Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Faktor politik masih menjadi penghalang besar.

    Netanyahu baru-baru ini mengunjungi Hungaria tanpa ditangkap, meskipun negara itu adalah anggota ICC dan secara hukum wajib menahan siapapun yang dicari pengadilan.

    Bahkan, Budapest justru menyatakan akan keluar dari ICC.

    Selanjutnya, Netanyahu dijadwalkan bertemu Presiden AS Donald Trump untuk membahas “pertarungan di Mahkamah Pidana Internasional”, menurut kantornya.

    Putin sendiri juga berada dalam daftar buron ICC sejak Maret 2023 atas dugaan mendeportasi anak-anak Ukraina secara ilegal ke Rusia.

    Rusia bukan anggota ICC, sehingga kemungkinan Putin ditangkap sangat kecil — kecuali ia bepergian ke negara yang bersedia menjalankan surat perintah ICC.

    “Putin telah dicap sebagai penjahat perang,” kata Sadat, meskipun kecil kemungkinan ia akan ditahan selama masih menjabat.

    Sebaliknya, nasib Netanyahu bisa lebih rentan. Israel adalah negara demokrasi dengan sistem peralihan kekuasaan, seperti Filipina.

    Netanyahu saat ini juga menghadapi kasus korupsi di dalam negeri dan tekanan politik yang kian besar.

    Pada November 2024, ICC juga mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan selama perang Israel-Hamas di Gaza.

    Sebaliknya, ICC juga mengejar pemimpin Hamas atas kejahatan selama serangan 7 Oktober 2023.

    Surat perintah tersebut dikecam luas oleh politisi Israel, yang menyebut tindakan ICC “anti-Yahudi”.

    AS dan negara-negara sekutu Israel turut mengecam langkah tersebut.

    Ironisnya, Prancis yang sebelumnya mendukung surat perintah untuk Putin, menolak mendukung surat perintah terhadap Netanyahu — dengan alasan Israel bukan anggota ICC.

    Langkah ini memunculkan tudingan standar ganda dalam penegakan hukum internasional.

    “Negara tidak dapat mengklaim keberhasilan keadilan internasional jika mereka tidak berkomitmen menegakkan hukum secara setara,” kata James Joseph dari Jurist News.

    Pengadilan Internasional memang memiliki tantangan besar.

    Dari 60 surat perintah penangkapan sejak didirikan, hanya 11 orang yang pernah dihukum — semuanya dari Afrika.

    Sebanyak 31 tersangka masih bebas.

    ICC dituduh terlalu fokus pada Afrika.

    Sadat mengatakan hal itu karena pada awal berdirinya, banyak negara Afrika justru meminta ICC turun tangan menyelidiki konflik brutal yang sedang terjadi di wilayah mereka.

    Kini, fokus ICC mulai bergeser.

    Suriah adalah contoh lain di mana ICC baru mendapat akses setelah jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada akhir 2024.

    Pemerintahan sementara yang baru membuka pintu bagi penyelidikan.

    Di Filipina, perubahan politik juga menjadi kunci.

    Awalnya Presiden Ferdinand Marcos Jr menolak bekerja sama dengan ICC.

    Setelah hubungan politik dengan keluarga Duterte memburuk, sikap Manila berubah drastis.

    “Ada yang beranggapan bahwa semua ini hanya soal politik,” kata Gregory Gordon, profesor hukum di Universitas Peking, Shenzhen.

    Namun, ia tetap optimis kalau penangkapan Duterte menunjukkan hukum internasional bisa bekerja — meski lambat dan penuh tantangan.

    “Ini bisa jadi awal runtuhnya budaya impunitas,” tutup Gordon.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Inggris Temukan Sensor Mata-mata Rusia di Dasar Laut untuk Lacak Kapal Selamnya – Halaman all

    Inggris Temukan Sensor Mata-mata Rusia di Dasar Laut untuk Lacak Kapal Selamnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Inggris baru-baru ini menemukan sensor mata-mata di laut sekitar Inggris.

    Perangkat ini diyakini telah dipasang oleh Rusia untuk melacak pergerakan kapal selam nuklir Inggris.

    “Rusia dapat menggunakan kemampuan maritimnya untuk mempersiapkan sabotase terhadap Inggris,” lapor surat kabar Inggris, The Times, mengutip diskusi selama berbulan-bulan dengan militer dan mantan menteri pertahanan Inggris.

    Sensor yang ditemukan di laut itu diyakini sebagai perangkat mata-mata Rusia.

    “Beberapa terlepas dari dudukannya dan terdampar di pantai oleh ombak, sementara yang lain ditemukan dengan bantuan angkatan laut,” lapor The Times, Minggu (6/4/2025).

    Demi alasan keamanan nasional, wartawan merahasiakan lokasi pasti dan beberapa detail lain dari penemuan tersebut.

    Militer Inggris meyakini Rusia memasang sensor untuk mengumpulkan intelijen pada kapal selam nuklir Inggris – yang salah satunya selalu berada di laut sebagai bagian dari strategi pencegahan berkelanjutan Inggris.

    Artikel tersebut juga menyoroti potensi ancaman yang ditimbulkan oleh kemampuan kapal selam Rusia, yang telah terus dikembangkan sejak Perang Dingin. 

    The Times mencatat bahwa Rusia memiliki keterampilan yang sangat maju dalam peperangan kapal selam dan spionase, yang mungkin melampaui kemampuan Inggris dan anggota NATO lainnya di beberapa bidang.

    Bahkan sebelum Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, Kremlin telah mulai mempersiapkan diri untuk konflik perang dengan NATO.

    Strategi ini melibatkan pemantauan dan persiapan untuk kemungkinan sabotase infrastruktur bawah laut.

    Selain itu, Angkatan Laut Inggris mencurigai Rusia berada di balik sabotase pipa gas Nord Stream pada 2022 dan beberapa insiden lain di Laut Baltik. 

    Mereka menilai cara kerja dalam insiden itu mirip dengan taktik militer Rusia.

    The Times mencatat dalam artikelnya bahwa kapal pesiar milik oligarki Rusia diduga pernah digunakan untuk memata-matai wilayah Inggris, bahkan sebelum invasi ke Ukraina dimulai. 

    Salah satu kapal tersebut pernah berlabuh mencurigakan di dekat kapal perang Inggris pada tahun 2018.

    Militer Inggris khawatir Rusia bisa menyerang infrastruktur penting seperti ladang angin lepas pantai, pipa gas dari Norwegia, dan kabel komunikasi bawah laut. 

    Kabel-kabel ini sangat penting untuk pasokan listrik dan komunikasi, termasuk militer, dan perusahaan swasta yang mengelolanya sudah meningkatkan pengamanan untuk mengurangi risiko serangan semacam itu.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Zelensky Kecam AS yang Minim Respons soal Putin Tolak Gencatan Senjata

    Zelensky Kecam AS yang Minim Respons soal Putin Tolak Gencatan Senjata

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyesalkan kurangnya respons AS terhadap Rusia yang menolak menyetujui “gencatan senjata penuh dan tanpa syarat”. Di sisi lain, Rusia terus melancarkan serangan terhadap Ukraina, di mana dua orang tewas dalam serangan terbaru.

    Diketahui, Rusia melancarkan serangan rudal dan pesawat tak berawak “besar-besaran” terhadap Ukraina. Zelensky mengatakan tujuh orang terluka akibat serangan itu, seraya mengingatkan bahwa Rusia sedang meningkatkan serangannya.

    Adapun Ukraina telah menyetujui gencatan senjata tanpa syarat yang diusulkan oleh Amerika Serikat, akan tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin menolak menyetujuinya. Ukraina kini menunggu tanggapan AS terkait hal tersebut.

    “Kami menunggu tanggapan Amerika Serikat — sejauh ini belum ada tanggapan,” kata Zelensky, dilansir AFP, Senin (7/4/2025).

    Rusia mengklaim telah merebut sebuah desa di wilayah Sumy, Ukraina, dalam sebuah serangan lintas batas yang langka, tetapi Ukraina mencapnya sebagai “disinformasi”.

    Sebelumnya, Rusia “meluncurkan serangan besar-besaran di seluruh negeri terhadap Ukraina menggunakan rudal balistik, rudal jelajah, dan pesawat tak berawak”, kata Wakil Perdana Menteri pertama Ukraina Yulia Svyrydenko.

    Zelensky mengatakan “jumlah serangan udara Rusia meningkat”, yang menurutnya membuktikan bahwa “tekanan terhadap Rusia masih belum memadai”.

    Trump Marah ke Putin

    Dilansir BBC, Senin (31/3/2025), hal itu disampaikan Trump dalam wawancara dengan NBC News. Dia mengaku marah karena Putin menyerang kredibilitas Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif sebesar 50% kepada negara-negara yang membeli minyak Rusia jika Putin tidak menyetujui gencatan senjata.

    “Jika Rusia dan saya tidak dapat membuat kesepakatan untuk menghentikan pertumpahan darah di Ukraina dan jika saya pikir itu adalah kesalahan Rusia, yang mungkin tidak benar, saya akan mengenakan tarif sekunder pada semua minyak yang keluar dari Rusia,” katanya.

    Komentar tersebut menandai perubahan nada bicara Trump terhadap Putin dan Rusia. Selama enam minggu terakhir, Trump telah mencerca Zelensky di Ruang Oval dan menuntut banyak konsesi dari Presiden Ukraina.

    Trump juga telah menyanjung Putin dan sebagian besar mengalah pada tuntutan Presiden Rusia. Situasi itu telah membuat pemimpin Eropa khawatir.

    Lihat juga Video: Rusia-Ukraina Memanas, Zelensky Tuding Putin Ingin Memperpanjang Perang

    (yld/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.139: Rusia Luncurkan Serangan di Kyiv, setelah Menghantam Kryvyi Rih – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.139: Rusia Luncurkan Serangan di Kyiv, setelah Menghantam Kryvyi Rih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.139 pada Senin (7/4/2025).

    Serangan rudal Rusia di Kyiv menewaskan satu orang dan melukai tiga orang lainnya pada Minggu (6/4/2025) malam.

    Pihak berwenang Ukraina melaporkan sejumlah kerusakan dan kebakaran di beberapa distrik dalam serangan terbesar di Ukraina selama berminggu-minggu.

    “Rudal balistik telah merusak gedung-gedung yang menampung kantor redaksi Perusahaan Penyiaran Asing Negara Ukraina,” menurut saluran televisi Freedom, yang melaporkan ruang redaksinya sendiri telah hancur.

    Seluruh negara berada dalam siaga udara sejak hari ini pukul 02.00 waktu setempat setelah angkatan udara Ukraina memperingatkan adanya serangan.

    Serangan tersebut adalah serangan berskala besar pertama yang menggunakan rudal dan pesawat tak berawak sejak AS mengumumkan Rusia dan Ukraina menyepakati perjanjian gencatan senjata terhadap infrastruktur energi dan maritim di Laut Hitam.

    Jumlah Korban Jiwa di Kryvyi Rih Meningkat Jadi 20 Orang

    Ukraina melaporkan meningkatnya jumlah korban jiwa dalam serangan Rusia di Kryvyi Rih.

    Rusia pertama kali melancarkan serangan rudal balistik ke Kryvyi Rih pada hari Jumat (4/4/2025).

    Setidaknya 18 orang dilaporkan tewas dalam serangan itu, termasuk sembilan anak-anak.

    Kemudian, Rusia menyerang Kryvyi Rih lagi menggunakan UAV – seorang wanita tewas dan tujuh orang dilaporkan terluka, seperti diberitakan Pravda. 

    Prancis Desak Gencatan Senjata, Kecam Rusia yang Serang Kryvyi Rih

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan tindakan keras jika Rusia terus menolak perdamaian setelah Rusia meluncurkan rudal balistik ke Kryvyi Rih pada hari Jumat (4/4/2025).

    “Meskipun ada upaya AS dan Eropa untuk mengamankan perdamaian di Ukraina, Rusia terus “membunuh anak-anak dan warga sipil,” kata Macron melalui akun X.

    “Pikiran saya bersama anak-anak dan semua korban sipil dari serangan berdarah yang dilakukan oleh Rusia, termasuk pada tanggal 4 April di Kryvyi Rih,” lanjutnya.

    “Gencatan senjata diperlukan sesegera mungkin. Dan tindakan keras jika Rusia terus mencoba untuk membeli waktu dan menolak perdamaian,” tambahnya.

    Macron mengatakan meskipun Ukraina menerima proposal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk gencatan senjata penuh dan negara-negara Eropa juga bekerja untuk mengamankan perdamaian, Rusia melanjutkan perang dengan intensitas baru, tanpa memperhatikan warga sipil.

    Rusia Luncurkan Serangan dari Laut Hitam, Zelensky: Moskow Menolak Damai

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan Rusia dilancarkan pada hari Minggu dari Laut Hitam, menunjukkan mengapa Moskow menolak untuk menyetujui gencatan senjata tanpa syarat.

    “Mereka ingin mempertahankan kemampuan mereka untuk menyerang kota-kota dan pelabuhan kami dari laut,” kata Zelensky, seperti diberitakan The Guardian.

    Ia mengatakan gencatan senjata di laut adalah kunci untuk keamanan secara keseluruhan dan membawa perdamaian lebih dekat.

    Namun, serangan tersebut mengisyaratkan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak ingin mengakhiri perang.

    “Dia mencari cara untuk mempertahankan opsi untuk menyalakannya kembali kapan saja, dengan kekuatan yang lebih besar,” kata Zelensky.

    Zelensky: Rusia Meningkatkan Serangan Udara

    Zelensky mengatakan Rusia meningkatkan pemboman udaranya setelah pasukannya melancarkan serangan rudal dan pesawat nirawak besar-besaran ke Ukraina pada Minggu malam, yang menewaskan dua orang. 

    “Tekanan terhadap Rusia masih belum cukup,” tambah presiden Ukraina tersebut.

    Jerman akan Gelar Latihan Militer jika Rusia Serang Negara-negara NATO

    Latihan militer Bundeswehr skala besar dengan nama sandi “Red Storm Bravo” akan diadakan di Hamburg (Jerman) selama tiga hari, mulai tanggal 25 September 2025. 

    “Sasarannya adalah untuk mempersiapkan kemungkinan serangan Rusia terhadap negara anggota NATO,” menurut laporan saluran NTV.

    Skenario latihan juga mencakup pemindahan unit militer melalui kota, menyediakan perawatan medis darurat, dan mengevakuasi yang terluka.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • 4 Alasan Rupiah Hari Ini Anjlok Mendekati Rp 17.000 Per Dolar AS

    4 Alasan Rupiah Hari Ini Anjlok Mendekati Rp 17.000 Per Dolar AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Nilai tukar atau kurs rupiah pada awal perdagangan hari ini di Jakarta melemah sebesar 251 poin atau 1,51% menjadi Rp 16.904 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.653 per dolar AS.

    Ada sejumlah faktor yang membuat rupiah hari ini mengalami pelemahan yang cukup signifikan.

    Pertama, pada hari ini, operasi moneter rupiah dan valas masih libur.

    Kedua, pengamat pasar uang Ariston Tjendra menganggap pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi respons negatif negara-negara atas kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).

    “Sentimen negatif dari pengumuman kebijakan tarif Trump (Presiden AS Donald Trump) yang direspons negatif oleh negara-negara yang dinaikkan tarifnya menjadi pemicu utama pelemahan rupiah,” ucap Ariston yang juga merupakan presiden direktur PT Doo Financial Futures ini, dilansir dari Antara, Senin (7/4/2025).

    Pasar, kata dia, khawatir bahwa ekonomi global takkan baik-baik saja karena mengalami penurunan akibat perang dagang yang didorong kebijakan tarif resiprokal AS. Hal ini memicu pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman.

    Ketiga, pelemahan kurs rupiah juga dipengaruhi data tenaga kerja nonfarm payrolls AS yang lebih bagus dari proyeksi.

    Keempat, sentimen negatif untuk pergerakan aset berisiko datang pula dari perang yang masih berlangsung di sejumlah wilayah dengan tensi yang meningkat.

    “Perang di Timur Tengah dimana Israel meningkatkan serangan di jalur Gaza dan AS menyerang Yaman, serta perang di Ukraina dimana Rusia dan Ukraina saling meningkatkan serangan belakangan ini,” kata dia.

    “Kita masih nunggu respons pasar terhadap hasil negosiasi, bisa saja Trump melunak, dan positif lagi untuk harga aset berisiko,” tambah Ariston terkait pelemahan rupiah hari ini.
     

  • Rusia Tembakkan Rudal ke Kyiv, Zelenskiy: Putin Tak Mau Berdamai!

    Rusia Tembakkan Rudal ke Kyiv, Zelenskiy: Putin Tak Mau Berdamai!

    Jakarta, CNBC Indonesia-Rusia kembali melancarkan serangan ke Ukraina. Rudal balistik tersebut mendarat di Kyiv, menewaskan satu orang warga dan tiga orang luka-luka.

    “Serangan seperti itu adalah tanggapan Putin terhadap semua upaya diplomatik internasional. Setiap mitra kami – Amerika, seluruh Eropa, seluruh dunia – telah melihat bahwa Rusia akan terus berperang dan membunuh,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dilansir Reuters, Minggu (6/4/2025)

    Ini merupakan serangan skala besar pertama yang menggunakan rudal dan pesawat nirawak sejak akhir bulan lalu. Kala itu Amerika Serikat mengusulkan gencatan senjata Rusia dan Ukraina.

    Zelenskiy mengatakan serangan yang sedang berlangsung menunjukkan Rusia tidak ingin mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun.

    “Oleh karena itu, tidak ada pelonggaran tekanan. Semua upaya harus dilakukan untuk memastikan keamanan dan membawa perdamaian,” katanya.

    Andriy Yermak, kepala staf Zelenskiy, mengunggah video petugas pemadam kebakaran yang berusaha memadamkan api di gedung-gedung yang rusak parah.

    Peringatan dari angkatan udara tentang serangan yang mencakup wilayah yang berbatasan dengan Polandia memaksa negara tetangga anggota NATO itu untuk mengerahkan pesawat guna memastikan keselamatan udara.

    Polandia telah meningkatkan kewaspadaan terhadap objek yang memasuki wilayah udaranya sejak rudal Ukraina yang menyasar menghantam desa Przewodow di Polandia selatan pada tahun 2022, yang menewaskan dua orang.

    Di Kyiv, beberapa ledakan keras terdengar semalam. Kebakaran terjadi di sedikitnya tiga distrik di Kyiv, kata Wali Kota Vitali Klitschko dalam sebuah unggahan Telegram.

    (mij/mij)

  • Memanas, Rudal Balistik Rusia Hantam Ibu Kota Ukraina

    Memanas, Rudal Balistik Rusia Hantam Ibu Kota Ukraina

    Jakarta

    Serangan rudal balistik Rusia di Kyiv, ibu kota Ukraina telah menghancurkan sebagian gedung yang menampung kantor-kantor saluran penyiaran pemerintah yang menyiarkan dalam bahasa asing.

    Rusia dilaporkan melancarkan serangan rudal dan drone besar-besaran di Ukraina pada Minggu (6/4), menghantam beberapa target dan menewaskan sedikitnya dua orang.

    “Pada 6 April, serangan rudal balistik Rusia di Kyiv menyebabkan kerusakan signifikan pada gedung-gedung yang menampung kantor redaksi Perusahaan Penyiaran Asing Negara Ukraina,” tulis saluran televisi Freedom, yang menyiarkan dalam bahasa Rusia, dalam sebuah laporan, dilansir kantor berita AFP, Minggu (6/4/2025).

    “Tiga lantai teratas pusat bisnis tempat saluran-saluran penyiaran asing berada, hancur total, dengan kawah besar di dekatnya. Lantai-lantai bawah juga rusak parah dan sekarang tidak dapat digunakan,” lapor Freedom.

    Pejabat-pejabat Kyiv sebelumnya mengatakan bahwa serangan rudal tersebut telah merusak beberapa lantai pusat bisnis tersebut.

    Layanan darurat mengunggah gambar sebuah gedung besar dengan atap robek dan jendela pecah.

    Freedom mengatakan gedung itu menampung Freedom, Dom, UATV English, The Gaze, UATV Español, UATV Arabic, dan UATV Português — saluran televisi berbahasa asing milik negara dan media daring.

    Lihat juga Video: Drone Rusia Bombardir Apartemen di Ukraina, 3 Tewas

    Tidak ada karyawan yang terluka dalam serangan itu, kata kepala badan penyiaran negara, Yulia Bin.

    Saluran-saluran itu baru saja pindah ke gedung tersebut setelah serangan sebelumnya pada bulan Februari menargetkan kantor mereka sebelumnya, kata Bin.

    “Ini adalah serangan kedua dalam waktu kurang dari dua bulan. Fasilitas yang hancur kali ini adalah fasilitas yang baru saja kami tempati setelah serangan Februari lalu,” kata Bin.

    Lihat juga Video: Drone Rusia Bombardir Apartemen di Ukraina, 3 Tewas

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Ukraina Belum Usai, Kyiv Kena Teror Serangan Misil

    Perang Ukraina Belum Usai, Kyiv Kena Teror Serangan Misil

    Jakarta, CNBC Indonesia – Walikota Kyiv, Vitali Klitschko mengatakan kota itu kembali diserang rudal pada hari Minggu (6/4/2025). Ledakan di ibu kota Ukraina itu terjadi dua hari setelah rudal Rusia menewaskan 18 orang di kampung halaman Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

    Klitschko mengatakan paramedis telah dikirim ke dua distrik di Kyiv, sementara angkatan udara Ukraina mengatakan rudal telah memasuki wilayah Chernihiv utara.

    “Ledakan di ibu kota. Pertahanan udara sedang beroperasi,” kata Klitschko di Telegram, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Minggu (6/4/2025).

    “Serangan rudal di Kyiv terus berlanjut. Tetaplah di tempat perlindungan!”

    Klitschko yang merupakan mantan petinju itu, menambahkan bahwa sejauh ini tiga orang terluka, dan mengatakan ada laporan puing-puing jatuh di dua lokasi non-permukiman.

    Di seluruh Ukraina, peringatan serangan udara juga dikeluarkan untuk wilayah Kherson, Mykolaiv, dan Odesa.

    Serangan itu terjadi pada saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendorong gencatan senjata parsial antara Rusia dan Ukraina, lebih dari tiga tahun setelah invasi besar-besaran Moskow, sambil berusaha mencairkan hubungan dengan Kremlin.

    Pada hari Sabtu, Zelensky mengecam kedutaan AS atas apa yang disebutnya sebagai pernyataan “lemah” yang tidak menyalahkan Rusia atas serangan rudal mematikan di kota asalnya Kryvyi Rig. Sembilan anak termasuk di antara 18 korban tewas.

    Dalam salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa minggu terakhir, rudal Rusia menghantam daerah pemukiman dekat taman bermain anak-anak di kota Ukraina bagian tengah.

    Tujuh puluh dua orang terluka, 12 di antaranya anak-anak, kata gubernur daerah Dnipropetrovsk Sergiy Lysak setelah operasi darurat berakhir semalam.

    Dalam pernyataan emosional di media sosial, Zelenskyy menyebutkan nama masing-masing anak yang tewas dalam serangan itu, menuduh kedutaan AS menghindari menyebut Rusia sebagai agresor.

    “Sayangnya, reaksi kedutaan besar Amerika sangat mengejutkan: Negara yang begitu kuat, rakyat yang begitu kuat – dan reaksi yang begitu lemah,” tulis Zelensky.

    “Mereka bahkan takut mengatakan kata ‘Rusia’ saat berbicara tentang rudal yang menewaskan anak-anak.”

    Presiden Ukraina mengarahkan pandangannya pada Duta Besar AS Bridget Brink setelah ia mengunggah pesan di X pada Jumat malam yang berbunyi: “Mengerikan bahwa malam ini rudal balistik menghantam dekat taman bermain dan restoran.”

    Brink, yang ditunjuk oleh pendahulu Trump, Joe Biden, dan telah menjadi duta besar sejak Mei 2022, menambahkan bahwa “inilah sebabnya perang harus berakhir”.

    Zelensky menulis pada Sabtu: “Ya, perang harus berakhir. Namun untuk mengakhirinya, kita tidak boleh takut menyebut sekop sebagai sekop.”

    “Adalah salah dan berbahaya untuk tetap diam tentang fakta bahwa Rusia-lah yang membunuh anak-anak dengan rudal balistik,” Zelensky menegaskan kembali dalam pidatonya malam itu.

    “Hal itu hanya akan memicu para sampah di Moskow untuk meneruskan perang dan semakin mengabaikan diplomasi”.

    (haa/haa)

  • Eropa Bersiap Hadapi Potensi Perang dengan Rusia, 800 Ribu Tentara Berlatih di Jerman – Halaman all

    Eropa Bersiap Hadapi Potensi Perang dengan Rusia, 800 Ribu Tentara Berlatih di Jerman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Eropa dilaporkan sedang bersiap menghadapi potensi perang besar melawan Rusia.

    Beberapa negara Eropa mulai mengambil langkah militer. Sebagai contoh, Polandia berencana melatih setiap pria dewasa untuk berperang, Norwegia memperbaiki bunker militer, dan Jerman meningkatkan anggaran militernnya besar-besaran.

    Di tengah situasi itu, muncul kekhawatiran Amerika Serikat (AS) tidak akan bisa diandalkan sebagai sekutu jika perang Eropa vs. Rusia meletus.

    ABC News melaporkan intelijen Denmark dan Jerman sudah memperingatkan agar Pakta Pertahanan Atlantik Utara bersiap menghadapi potensi serangan Rusia dalam lima tahun mendatang.

    Banyak negara Eropa yang sudah meminta warganya untuk menyiapkan perlengkapan bertahan hidup guna menghadapi potensi krisis besar.

    Jaminan keamanan dari AS belum jelas

    Eropa mendapat jaminan keamanan dari AS melalui organisasi NATO. Jika salah satu negara NATO diserang, serangan itu akan dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota NATO.

    AS sebagai anggota NATO akan ikut campur membantu negara NATO yang diserang. Namun, setelah kembali menjabat, Presiden AS Donald Trump malah terlihat bersimpati kepada Rusia.

    Trump juga meminta Eropa untuk menjaga keamanannya sendiri pada masa mendatang. Oleh karena itu, Eropa kini harus mulai meninggalkan ketergantungannya pada AS.

    Luigi Scazzieri, Asisten Direktur Pusat Reformasi Eropa, mengatakan Uni Eropa mengabaikan peralatan dan persiapan untuk menghadapi konflik besar.

    “Bergantung pada AS terbukti lebih nyaman,” kata Scazzieri. Dia menyebut Eropa kini harus menguatkan pertahanannya.

    LATIHAN MILITER – Tentara AS berkemah selama latihan Combined Resolve 18 di area pelatihan Hohenfels, Jerman selatan, pada 11 Mei 2023. Lebih dari 4.000 peserta dari AS dan negara-negara Sekutu dan Mitra akan berpartisipasi dalam latihan Combined Resolve. (Christof STACHE / AFP)

    Negara-negara Eropa mulai mengambil langkah keamanan secara serius.

    Norwegia mulai memberlakukan persyaratan tempat perlindungan dari bom pada bangun baru. Di samping itu, Nowergia memperbaiki bunker era Perang Dingin yang sudah tidak digunakan selama 40 tahun.

    Polandia, Lithuania, Latvia, dan Estonia bulan kemarin mengumumkan menarik diri dari Konvensi Ottawa yang melarang ranjau darat antipersonel.

    Semua negara yang berbatasan dengan Rusia itu mengatakan mulai menggunakan ranjau darat lagi untuk mempertahankan sayap timur NATO.

    Polandia juga menyiapkan warganya agar bisa menghadapi pertempuran. Negara itu memastikan semua pria dewasa menjalani latihan militer. Jumlah pasukan akan ditingkatkan hingga 500.000 personel.

    Stephan Fruehling, pakar di Pusat Kajian Strategis dan Pertahanan Universitas Nasional Australia, mengatakan jumlah pasukan Eropa belum mencukupi untuk melawan Rusia.

    “Eropa tak punya pasukan yang dibutuhkan untuk mempertahankan garis depan,” kata dia.

    Fruehlin berujar Rusia memang kehilangan banyak perlengkapan militer di Ukraina, tetapi Rusia punya lebih dari satu juta personel militer.

    Saat ini Rusia memang memiliki sekitar 1,5 juta tentara aktif. Pekan lalu Presiden Rusia Vladimir Putin juga mengeluarkan kebijakan rekrutmen lebih dari 160.000 tentara.

    Jakub Janda, pakar keamanan di Pusat Kebijakan Keamanan Praha, menyebut negara Uni Eropa khawatir.

    “Negara-negara Eropa ketakutan oleh besarnya persiapan Rusia untuk menghadapi perang habis-habisan dengan Eropa dalam beberapa tahun mendatang,” ucap Janda.

    Dia mengatakan Rusia mendapat bantuan dari negara-negara seperti Tiongkok untuk memperbesar industri pertahanannya.

    Jerman gelar latihan militer, diikuti 800.000 tentara

    Dalam pada itu, Jerman akan menggelar latihan militer besar-besar pada bulan September nanti yang akan melibatkan pasukan NATO.

    Latihan itu ditujukan untuk menghadapi skenario potensi serangan Rusia. Media Jerman Bild melaporkan akan ada 800.000 tentara yang akan ikut.

    Disebutkan latihan itu bakal digelar di Hamburg selama tiga hari dan akan menggunakan kode nama “Red Storm Bravo”.

    Bild menyebut dalam latihan itu akan ada praktik pemindahan tentara NATO ke negara-negara Baltik dan Polandia.

    Sebelumnya, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan Jerman seharusnya bersiap menghadapi potensi perang dengan Rusia tahun 2029.

    Di sisi lain, Sputnik melaporkan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berujar bahwa Rusia tidak akan menyerang negara NATO. Menurut Putin, serangan seperti itu tidak ada gunanya.

    Saat diwawancari jurnalis Tucker Carlson, Putin menyatakan politikus Barat kerap mengintimidasi rakyatnya dengan khayalan tentang serangan Rusia. Intimidasi itu ditujukan untuk mengalihkan perhatian rakyat dari masalah di dalam negeri.