Negara: Ukraina

  • Analis: Masyarakat Jangan FOMO, Emas Investasi Jangka Panjang – Halaman all

    Analis: Masyarakat Jangan FOMO, Emas Investasi Jangka Panjang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM , JAKARTA – Analis emas Ibrahim Assuaibi mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak FOMO (fear of missing out ) atau ikut-ikutan membeli emas tanpa perhitungan matang.

    Ibrahim melihat fenomena masyarakat yang tengah berbondong-bondong beli emas hingga mengantre panjang merupakan sikap Fomo. Padahal, emas merupakan instrumen investasi jangka panjang.

    “Ya ini sebenarnya tuh Fomo ya. Artinya apa? Mereka akan ikut-ikutan. Nah mereka tidaj tahu bahwa harga saat ini, harga logam mereka terlalu tinggi,” ujar Ibrahim saat digunakan Selasa (15/4/2025).

    Fomo-nya masyarakat, menurut Ibrahim, setelah terjadinya, perang dagang hingga geopolitik, yang menyebabkan terjadinya perubahan kebijakan suku bunga akibat inflasi yang terus melandai, dolar melemah, hingga menyebabkan harga emas cenderung mengalami penguatan.

    “Nah ini dijadikan momentum oleh masyarakat bahwa ini walaupun harganya mahal, saya beli pasti saya akan mendapat untung dalam jangka menengah, jangka panjang,” tutur Ibrahim.

    Di sisi lain, Ibrahim melihat memang ada kemungkinan harga logam mulia akan menembus Rp2,3 juta. Sehingga, masyarakat rela antre panjang untuk membeli emas dikisaran harga Rp1,9 juta-Rp2 juta.

    “Sebenarnya harganya bisa di Rp1,8 juta. Karena spreadnya kan Rp100 ribu. Tetapi karena ada kemungkinan kenaikannya di harga Rp2 juta – sampai Rp2,3 juta, ada harapan mereka akan mendapat untung,” terang Ibrahim.

    Namun, Ibrahim mengingatkan bahwa emas merupakan instrumen investasi jangka panjang.

    Secara global, lanjutnya, kemungkinan besar masih akan mengalami peningkatan di tengah perang dagang, serta konflik berkepanjangan di timur tengah, hingga perang antara Rusia dan Ukraina yang terus berlangsung.

    “Saya melihat harga emas dunia ini bisa menyentuh level tertingginya pada kuartal ketiga. Ya kemungkinannya di Rp3,4 juta,” tuturnya.

     

  • Pengakuan Prajurit China yang Ditangkap Ukraina: Semua yang Kami Dengar dari Rusia adalah Kebohongan – Halaman all

    Pengakuan Prajurit China yang Ditangkap Ukraina: Semua yang Kami Dengar dari Rusia adalah Kebohongan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Dua warga negara China yang ditangkap oleh Ukraina saat bertempur di pihak Rusia menceritakan kesulitan yang mereka alami selama peperangan.

    Mengutip Kyiv Independent, salah satu tawanan perang bernama Wang Guangjun mengatakan bahwa ia menjadi sasaran “senjata kimia” Rusia sesaat setelah ditangkap oleh tentara Ukraina.

    Hal ini ia sampaikan kepada wartawan dalam konferensi pers di Kyiv pada 14 April.

    “Saya kehilangan kekuatan dan pingsan. Kemudian saya merasa seseorang mencengkeram kerah baju saya dan menarik saya keluar ke udara segar,” kata Wang.

    Menurut Wang, setelah ditangkap oleh pasukan Ukraina, ia mendapati dirinya berada di sebuah gubuk bersama seorang tentara Ukraina untuk berlindung dari gempuran Rusia.

    Ia mengatakan bahwa tentara Ukraina itu membantunya bertahan dari serangan gas.

    “Tentara Ukraina melindungi kami dan telah memperlakukan kami dengan baik selama ini,” tambahnya.

    PENGAKUAN TAWANAN PERANG – Tawanan perang Wang Guangjun berbicara selama konferensi pers 14 April 2025. Ia membongkar kedok perekrutan Rusia. (Tangkap layar YouTube ukrinform)

    Wang Guangjun dan rekannya, Zhang Renbo, yang lahir pada tahun 1991 dan 1998, merupakan warga negara China pertama yang ditangkap saat bertempur bersama tentara Rusia melawan Ukraina di wilayah Ukraina.

    Penangkapan mereka diumumkan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada awal April.

    Zelensky menyatakan bahwa sedikitnya “beberapa ratus” warga negara China bertempur di pihak Rusia di Ukraina.

    Dua di antaranya berhasil ditangkap dan dihadirkan dalam konferensi pers.

    Keduanya berbicara dalam bahasa Mandarin, dengan jawaban yang diterjemahkan ke dalam bahasa Ukraina oleh penerjemah pemerintah.

    Iklan Rekrutmen Rusia

    Wang mengatakan bahwa ia menemukan iklan perekrutan tentara Rusia saat membuka media sosial.

    Setelah kehilangan pekerjaannya musim panas lalu, ia tertarik dengan tawaran tersebut, terutama karena, menurutnya, dinas militer dianggap “bergengsi” di China.

    Seorang perekrut yang dihubungi Wang memberitahunya bahwa rekrutan dapat memperoleh 200.000 hingga 250.000 rubel Rusia (sekitar $2.000–$3.000) per bulan di tentara Rusia, jumlah yang lebih tinggi dari rata-rata gaji di China.

    Perekrut itu juga menjanjikan akan menanggung biaya perjalanan ke Rusia dan membantu pengurusan dokumen yang diperlukan, menurut Wang.

    Namun, janji-janji itu tak terwujud. Ia menyebut orang Rusia mengambil kartu bank dan teleponnya, sehingga ia tidak bisa mengelola uang yang diperolehnya.

    Tawanan lainnya, Zhang, mengaku berasal dari keluarga kaya dan sebelumnya bekerja sebagai pemadam kebakaran serta penyelamat di China.

    Ia mengatakan datang ke Rusia pada Desember lalu dengan tawaran pekerjaan di bidang konstruksi, namun akhirnya direkrut menjadi tentara.

    “Saya ingin menghasilkan uang, tetapi saya tidak menyangka akan berakhir di medan perang,” ujarnya.

    PENGAKUAN TAWANAN PERANG – Tawanan perang Zhang Renbo berbicara selama konferensi pers 14 April 2025. Ia membongkar kedok perekrutan Rusia. (Tangkap layar YouTube ukrinform)

    Tak satu pun dari mereka menyebutkan daerah asalnya di China.

    Keduanya mengklaim tidak memiliki hubungan dengan pemerintah China dan menyatakan bahwa mereka menandatangani kontrak dengan tentara Rusia atas kehendak sendiri.

    Rute perjalanan mereka melewati Moskow, Rostov-on-Don, dan Donetsk yang diduduki Rusia di Ukraina timur, sebelum akhirnya sampai di medan tempur.

    Menurut Wang, ia juga sempat ditempatkan di sebuah kamp bersama orang-orang dari negara lain, seperti dari Asia Tengah, Ghana, dan Irak.

    Tentara Asing di Rusia

    Rusia dilaporkan telah merekrut tentara asing dari berbagai negara, termasuk India, Nepal, dan Suriah, untuk berperang melawan Ukraina.

    Rusia juga disebut telah mengerahkan sekitar 12.000 tentara Korea Utara yang dikirim oleh Pyongyang untuk melawan serangan Ukraina di Oblast Kursk.

    Kedua tawanan asal China itu mengatakan bahwa mereka berada di bawah komando perwira Rusia yang hanya menggunakan isyarat tangan untuk memberi perintah.

    Wang mengatakan bahwa sangat sulit untuk melarikan diri setelah bergabung, karena pengawasan di tempat pelatihan sangat ketat.

    Ia juga mengklaim tidak membunuh satu pun tentara Ukraina, karena hanya berada di garis depan selama tiga hari sebelum akhirnya ditangkap.

    Zhang mengatakan bahwa ia bahkan belum pernah melihat tentara Ukraina hingga saat ia ditangkap.

    Keduanya menyampaikan kritik terhadap Rusia dalam konferensi pers dan memperingatkan rekan-rekan senegaranya agar tidak mengikuti jejak mereka.

    “Bagi warga negara China yang ingin ikut berperang, kami ingin mengatakan: jangan lakukan itu,” kata Wang.

    “Karena semua yang kami dengar dari Rusia adalah kebohongan. Ternyata Rusia tidak sekuat itu, dan Ukraina tidak selemah itu. Itulah sebabnya lebih baik tidak ikut berperang sama sekali.”

    Keduanya menegaskan bahwa mereka ingin kembali ke China, bukan ke Rusia, dalam skema pertukaran tawanan di masa mendatang.

    “Saya sadar mungkin akan ada hukuman, dan saya siap menerimanya. Namun, saya tetap ingin pulang dan bertemu keluarga saya,” kata Zhang.

    “Perang yang sebenarnya sangat berbeda dari apa yang kita lihat di film dan di televisi,” ujar Wang.

    “Saya hanya menyesal satu hal — saya ingin meminta maaf kepada orang tua saya. Satu-satunya keinginan saya sekarang adalah pulang ke kampung halaman dan mengikuti semua instruksi agar bisa pulang.”

    Respons Pemerintah China atas Penangkapan Dua Warganya

    Pada 8 April lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengklaim bahwa ada ratusan warga China yang bergabung dengan Rusia dalam perang melawan Ukraina.

    Namun, pemerintah China membantah klaim tersebut, menyebutnya tidak berdasar.

    Mengutip ABC News, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, mengatakan pada Rabu (9 April 2025) bahwa negaranya berperan secara konstruktif dalam penyelesaian krisis Ukraina melalui jalur politik.

    Dalam konferensi pers, Lin menyampaikan bahwa pemerintah China selalu mengimbau warganya agar menjauhi zona konflik, tidak terlibat dalam bentuk apa pun dari konflik bersenjata, dan terutama tidak ikut serta dalam operasi militer pihak manapun.

    Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa warga China yang ditangkap kemungkinan besar bergabung dengan tentara Rusia atas inisiatif pribadi.

    Baik Rusia maupun Ukraina memang mengizinkan tentara asing untuk bergabung dalam angkatan bersenjata mereka.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Trump Kembali Salahkan Zelensky soal Perang Rusia-Ukraina, Kritik juga Dilempar ke Biden dan Putin – Halaman all

    Trump Kembali Salahkan Zelensky soal Perang Rusia-Ukraina, Kritik juga Dilempar ke Biden dan Putin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait perang Rusia-Ukraina.

    Dalam pernyataannya pada Senin (14/3/2025) di Ruang Oval, Trump menyalahkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy atas meletusnya konflik bersenjata yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun di Eropa Timur.

    “Saat Anda memulai perang, Anda tahu bahwa Anda bisa memenangkannya, bukan? Anda tidak memulai perang melawan seseorang yang 20 kali lebih besar dari Anda, lalu berharap orang lain memberi Anda beberapa rudal,” ujar Trump kepada wartawan, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Tak hanya berhenti pada Zelenskyy, Trump juga menyebut bahwa tanggung jawab atas kematian dan kehancuran akibat perang juga berada di pundak Presiden Rusia Vladimir Putin, namun juga pada Presiden Joe Biden.

    “Sebut Putin No. 1, tetapi sebut saja Biden, yang tidak tahu apa yang sedang dilakukannya, No. 2, dan Zelensky,” kata Trump.

    Ia menyiratkan bahwa ketiganya memegang peran besar dalam eskalasi konflik, baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Respons Terhadap Zelensky

    Pernyataan Trump tampaknya merupakan tanggapan terhadap komentar Zelenskyy kepada wartawan di Kyiv pekan lalu.

    Presiden Ukraina itu menyatakan harapannya untuk mendapatkan bantuan militer senilai lebih dari 50 miliar USD dari Amerika Serikat.

    Bantuan tersebut termasuk sistem pertahanan udara canggih seperti Patriot, sebagai pengganti paket bantuan sebelumnya yang telah disetujui Kongres, dikutip dari Financial Times.

    Ini juga mungkin tanggap Trump terkait Zelenskyy yang juga menyinggungnya secara langsung dalam wawancaranya dengan program CBS 60 Minutes.

    Ia mengajak Trump untuk datang dan melihat langsung penderitaan rakyat Ukraina akibat invasi Rusia.

    “Tolong, sebelum mengambil keputusan apa pun, sebelum melakukan bentuk negosiasi apa pun, datanglah untuk melihat orang-orang, warga sipil, prajurit, rumah sakit, gereja, anak-anak yang hancur atau tewas,” ungkap Zelensky, seperti dikutip dari Kyivpost. 

    Ia menambahkan bahwa kunjungan langsung ke wilayah yang terkena dampak perang akan membantu Trump memahami siapa sebenarnya Putin dan apakah layak untuk menjalin kesepakatan dengannya.

    “Anda akan mengerti dengan siapa Anda membuat kesepakatan,” tambahnya.

    Ketegangan antara Trump dan Zelensky bukan hal baru.

    Pada Februari lalu, Zelensky menyebut Trump ‘hidup dalam gelembung disinformasi’.

    Pernyataan ini memicu perang kata-kata antara kedua pemimpin.

    Perselisihan tersebut bahkan sempat memuncak dalam sebuah konfrontasi yang disiarkan secara luas di dalam Ruang Oval.

    Menanggapi ketegangan tersebut, Trump sempat memerintahkan penghentian bantuan militer AS dan pembagian informasi intelijen kepada Ukraina. Namun keputusan itu kemudian dibatalkan.

    Komentar Trump soal Serangan di Sumy

    Dalam perkembangan terbaru, Trump turut mengomentari serangan rudal Rusia di Kota Sumy pada 13 April 2025 yang menewaskan 35 orang dan melukai 119 lainnya.

    Serangan tersebut mengejutkan dunia internasional karena menargetkan wilayah sipil.

    “Saya pikir itu mengerikan. Saya diberitahu mereka melakukan kesalahan. Namun saya pikir itu hal yang mengerikan. Saya pikir seluruh perang itu mengerikan,” kata Trump dalam wawancara di pesawat kepresidenan Air Force One, merespons pertanyaan terkait serangan balistik di Sumy, dikutip dari CNN.

    Saat ditanya apakah ia percaya bahwa serangan tersebut tidak disengaja, Trump menjawab singkat, “Mereka melakukan kesalahan.”

    Di sisi lain, Kremlin mengklaim bahwa dua rudal taktis Iskander-M menargetkan pertemuan perwira militer Ukraina.

    Kremlin juga menyalahkan Kyiv karena menggunakan warga sipil sebagai ‘perisai manusia’. 

    Namun, tuduhan tersebut belum didukung oleh bukti yang valid dan belum ada konfirmasi dari pihak Ukraina.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Donald Trump, Volodymyr Zelensky dan Konflik Rusia vs Ukraina

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.147: Trump Tuding Putin yang Memulai Perang – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.147: Trump Tuding Putin yang Memulai Perang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak 24 Februari 2022 telah memasuki hari ke-1.147 pada Selasa (15/4/2025).

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas pecahnya perang Rusia-Ukraina.

    Trump menegaskan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan mantan Presiden AS Joe Biden juga ikut bertanggung jawab.

    Dalam perkembangan lain, Ukraina menampilkan dua pria asal Tiongkok yang ditangkap di garis depan dalam konferensi pers.

    Seperti diketahui, sebelumnya Zelensky menuduh Rusia merekrut warga China lewat media sosial.

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.147:
    Tentara China Ditangkap di Ukraina, Zelensky Tuding Rusia Rekrut Lewat Medsos

    Ukraina menampilkan dua pria asal Tiongkok yang ditangkap di garis depan dalam konferensi pers.

    Keduanya dikawal tentara Ukraina bersenjata.

    Mereka berharap bisa ikut dalam pertukaran tahanan.

    “Jangan ambil bagian dalam perang ini,” kata kedua tentara itu memperingatkan warga Tiongkok lainnya.

    Belum jelas apakah pernyataan itu dibuat secara sukarela.

    Dilansir The Guardian, belum ada tanggapan resmi dari pemerintah Tiongkok terkait penangkapan ini.

    Zelensky sebelumnya menyebut Moskow aktif merekrut warga asing untuk memperkuat pasukannya.

    Jika terbukti, keterlibatan warga Tiongkok bisa memperkeruh posisi netral Beijing dalam konflik ini.

    Zelensky Tuding Rusia Tolak Gencatan Senjata: “Putin Tak Takut, Mereka Ingin Terus Berperang”

    Zelensky menuduh Rusia sengaja menolak perundingan gencatan senjata dan memilih untuk terus melanjutkan perang.

    Dalam pernyataannya yang dikutip dari sejumlah media internasional pada Minggu (14/4/2025), Zelensky menyebut Putin tidak menunjukkan niat untuk menghentikan konflik.

    “Rusia secara terbuka menolak terlibat dalam perundingan gencatan senjata,” kata Zelensky.

    Ia menilai sikap tersebut menunjukkan bahwa Moskow merasa tidak terancam.

    “Hanya ada satu alasan untuk ini – di Moskow, mereka tidak takut,” ujarnya.

    Zelensky menegaskan, tanpa tekanan internasional yang cukup kuat terhadap Rusia, perang akan terus berlanjut.

    “Mereka akan terus melakukan apa yang biasa mereka lakukan – mereka akan terus berperang,” tegasnya.

    Pendukung Ukraina Desak Trump Bersikap Tegas ke Putin setelah Serangan Mematikan di Sumy

    Para pendukung Republik Ukraina menyerukan agar Donald Trump bersikap lebih tegas terhadap Putin jika ingin mencapai kesepakatan gencatan senjata.

    Seruan ini muncul setelah serangan mematikan yang dilancarkan Rusia pada Minggu Palma di kota Sumy, Ukraina.

    Peristiwa tersebut memicu kemarahan sejumlah anggota parlemen dari Partai Republik (GOP), yang sebelumnya dikenal hati-hati dalam mengkritik Rusia karena kedekatan Trump dengan Kremlin.

    Namun menurut laporan Andrew Roth, dalam beberapa hari terakhir suara mereka menjadi semakin vokal.

    Serangan di Sumy dijadikan bukti oleh pendukung Ukraina bahwa sikap lunak terhadap Putin hanya akan memperpanjang konflik.

    Duka Ukraina Usai Serangan Minggu Palma: “Sepatu Saya Berlumuran Darah”

    Warga Ukraina berkumpul pada Senin (14/4/2025) untuk mengenang para korban serangan Rusia yang terjadi saat perayaan Minggu Palma.

    Acara duka tersebut diwarnai kesedihan mendalam, terutama di kota Sumy yang menjadi sasaran utama.

    Seorang petugas medis tempur yang membantu para korban mengungkapkan betapa mengerikannya situasi pasca-serangan.

    “Kekacauan terjadi. Ada tumpukan mayat,” katanya, seperti dilaporkan The Guardian.

    “Sepatu saya berlumuran darah. Saya belum membersihkannya, itu darah korban luka.”

    Angkatan Udara Ukraina menyatakan bahwa pada hari yang sama, Rusia kembali melancarkan serangan dengan rudal dan bom berpemandu ke pinggiran kota Sumy.

    Tidak ada korban jiwa dalam serangan lanjutan tersebut.

    Trump: Putin yang Memulai Perang, tapi Zelensky dan Biden Tetap Disalahkan

    Trump menyalahkan Putin atas pecahnya perang Rusia-Ukraina.

    Dia juga menyebut Zelensky dan Biden ikut bertanggung jawab.

    Pernyataan itu disampaikan Trump dalam pengarahan bersama Presiden El Salvador Nayib Bukele, seperti dilaporkan oleh berbagai media pada Senin (14/4/2025).

    Menurut Trump, Putin adalah pihak pertama yang patut disalahkan karena memulai invasi ke Ukraina.

    Namun ia tidak mencabut pernyataan sebelumnya yang menuduh Zelensky dan Biden memiliki andil dalam memicu konflik.

    “Yang bisa saya lakukan hanyalah mencoba menghentikannya. Itu saja yang ingin saya lakukan,” kata Trump.

    “Saya ingin menghentikan pembunuhan. Dan saya pikir kami telah melakukan pekerjaan itu dengan baik,” ujar Trump kepada wartawan.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Jet Tempur F-16 Ditembak Jatuh Bikin Rusia Vs Ukraina Kian Panas

    Jet Tempur F-16 Ditembak Jatuh Bikin Rusia Vs Ukraina Kian Panas

    Jakarta

    Rusia mengatakan pasukannya menembak jatuh pesawat tempur F-16 milik Ukraina. Tindakan Rusia ini membuat perang kedua negara makin panas.

    Dilansir TASS dan RT.com, Senin (14/4), jet F-16 yang ditembak jatuh ini adalah pabrikan Amerika Serikat (AS). Rusia juga mengklaim telah menjatuhkan lebih dari 200 drone dalam sehari terakhir.

    Tindakan ini menjadi pertama kalinya otoritas Rusia secara publik mengumumkan penghancuran jet tempur F-16 sejak negara-negara Barat yang mendukung Ukraina mulai mengirimkan pesawat tempur generasi keempat buatan AS itu kepada Kyiv pada musim panas lalu.

    “Sebuah pesawat F-16 milik Angkatan Udara Ukraina ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.

    “Pertahanan udara menembak jatuh pesawat F-16 milik Ukraina, delapan bom udara berpemandu JDAM, tujuh rudal HIMARS buatan Amerika Serikat, dan 207 kendaraan udara tanpa awak jenis fixed-wing,” imbuh pernyataan itu.

    Pada Sabtu (12/4) waktu setempat, Angkatan Udara Ukraina melaporkan hilangnya salah satu jet tempur F-16 milik mereka. Komsisi antardepartemen kemudian dibentuk untuk mencari tahu apa yang menyebabkan jet tempur itu jatuh.

    Presiden Volodymyr Zelensky kemudian mengonfirmasi bahwa pilot Ukraina bernama Pavel Ivanov telah tewas “selama misi tempur F-16”. Dia menjanjikan respons yang “kuat dan presisi”, yang menyiratkan Rusia berada di balik jatuhnya jet tempur itu.

    Laporan sumber pemerintah kepada BBC Ukraina pada hari yang sama mengatakan Rusia menembakkan tiga rudal ke arah jet tempur F-16 itu. “Itu merupakan rudal antipesawat berpemandu dari sistem berbasis darat S-400 atau rudal udara-ke-udara R-37,” sebut sumber pemerintah yang dikutip BBC Ukraina.

    Jet Tempur F-17 Kedua yang Dikonfirmasi Jatuh

    Jet tempur F-16. (AP/Efrem Lukatsky)

    Menurut RT.com, ini menandai jet tempur F-16 kedua yang dikonfirmasi jatuh oleh Ukraina. Jet tempur F-16 pertama yang hancur dan pilotnya dalam kondisi tidak jelas sejak Agustus tahun lalu.

    Hasil penyelidikan atas insiden itu tidak pernah diumumkan ke publik. Namun beberapa laporan media mengindikasikan jet tempur itu kemungkinan ditembak jatuh oleh pertahanan antipesawat negara itu sendiri secara tidak sengaja.

    Sejak dimulainya invasi militer ke Ukraina, menurut TASS, Angkatan Bersenjata Rusia telah menghancurkan total 661 pesawat tempur Ukraina, 281 helikopter, 51.335 kendaraan udara tanpa awak, 601 sistem rudal permukaan-ke-udara, 22.817 tank dan kendaraan tempur lapis baja lainnya.

    Disebutkan juga bahwa 1.535 sistem roket berpeluncur ganda, 23.556 senjata artileri lapangan dan mortir, dan 34.048 kendaraan bermotor militer khusus juga dihancurkan oleh pasukan Moskow dalam pertempuran dengan Ukraina.

    Halaman 2 dari 2

    (lir/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Tuduh Ukraina Gunakan Warga Sipil sebagai Tameng Manusia, Fasilitas Militer Ada di Pusat Kota – Halaman all

    Rusia Tuduh Ukraina Gunakan Warga Sipil sebagai Tameng Manusia, Fasilitas Militer Ada di Pusat Kota – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia mengatakan, dua rudalnya telah menghantam pertemuan perwira militer Ukraina di kota Sumy, Minggu (13/4/2025).

    Ukraina mengatakan, serangan Rusia telah menewaskan 34 orang dan melukai 117 orang.

    Sementara, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dengan menempatkan fasilitas militer dan menyelenggarakan acara yang melibatkan tentara di pusat kota yang berpenduduk padat.

    Tidak ada tanggapan langsung dari Kyiv atas tuduhan “tameng manusia” tersebut.

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya telah menembakkan “dua rudal taktis Iskander-M ke tempat pertemuan” dari apa yang disebutnya kelompok taktis operasional angkatan bersenjata Ukraina.

    Dikatakan bahwa lebih dari 60 tentara Ukraina tewas dalam serangan itu.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuntut tanggapan internasional yang keras terhadap Moskow atas serangan itu, yang terjadi saat Presiden AS Donald Trump berupaya keras untuk membuat kemajuan terhadap janjinya untuk segera mengakhiri perang.

    Para pemimpin Inggris, Jerman, dan Italia juga mengutuk serangan itu.

    Sementara itu, saat ditanya tentang serangan Sumy, Trump mengatakan pada Minggu malam bahwa ia berusaha menghentikan perang.

    “Saya pikir itu mengerikan dan saya diberitahu mereka melakukan kesalahan, tetapi saya pikir itu hal yang mengerikan. Saya pikir seluruh perang adalah hal yang mengerikan,” katanya kepada wartawan.

    Trump tidak menjelaskan apakah dia mengatakan serangan itu tidak disengaja.

    Juru bicara kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, ditanyai dalam pengarahan hariannya bagaimana Kremlin memandang komentar Trump dan apakah serangan itu dilakukan karena kesalahan.

    Dia menjawab bahwa Kremlin tidak mengomentari jalannya perang, dan ini merupakan urusan kementerian pertahanan.

    “Saya hanya dapat mengulang dan mengingatkan Anda tentang pernyataan berulang dari presiden dan perwakilan militer kita bahwa militer kita menyerang secara eksklusif pada target militer dan target yang berdekatan dengan militer,” katanya, Minggu, dilansir Al Arabiya.

    Kecaman Internasional

    Menteri Luar Negeri Polandia Radek Sikorski, yang negaranya memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa, menyebut serangan itu sebagai “jawaban mengejek Rusia” atas persetujuan Kyiv terhadap gencatan senjata yang diusulkan AS lebih dari sebulan lalu.

    “Saya berharap Presiden Trump, pemerintahan AS, melihat bahwa pemimpin Rusia sedang mengejek niat baik mereka, dan saya berharap keputusan yang tepat diambil,” kata Sikorski kepada wartawan di Luksemburg, tempat para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu, dikutip dari AP News.

    Menteri Luar Negeri Finlandia Elina Valtonen mencatat bahwa serangan terhadap Sumy terjadi tak lama setelah utusan Presiden Donald Trump, Steve Witkoff, berada di Saint Petersburg untuk berunding dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Hal ini menunjukkan bahwa “Rusia menunjukkan ketidakpedulian penuh terhadap proses perdamaian, tetapi juga bahwa Rusia sama sekali tidak menghargai kehidupan manusia,” kata Valtonen.

    Sementara Menteri luar negeri Lithuania, Kestutis Budrys, menggemakan pernyataan Ukraina bahwa serangan Rusia menggunakan bom curah untuk menargetkan warga sipil, dan menyebutnya sebagai “kejahatan perang menurut definisinya.”

    Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noël Barrot, mengatakan serangan itu menunjukkan bahwa Putin tidak berniat menyetujui gencatan senjata, dan menyerukan agar Uni Eropa “mengambil sanksi terberat terhadap Rusia untuk mencekik ekonominya dan mencegahnya membiayai upaya perangnya.”

    Uni Eropa telah menjatuhkan 16 putaran sanksi terhadap Rusia dan sedang menggodok putaran ke-17, tetapi tindakan tersebut semakin sulit disepakati karena juga berdampak pada ekonomi Eropa.

    MEMBERSIHKAN PUING BANGUNAN – Foto ini diambil dari Layanan Darurat Negara Ukraina (DSNS) pada Selasa (8/4/2025), memperlihatkan petugas layanan darurat Ukraina membersihkan puing-puing bangunan gudang dan bengkel mebel di distrik Obolonsky, Kyiv pada Senin (7/4/2025) setelah dihantam serangan Rusia pada malam sebelumnya. (Telegram DSNS Ukraina)

    Kanselir terpilih Jerman, Friedrich Merz, menggambarkan serangan Sumy sebagai “kejahatan perang yang serius” saat tampil di televisi ARD.

    Merz menegaskan, ia tetap pada seruannya di masa lalu untuk mengirim rudal jelajah jarak jauh Taurus ke Ukraina, sesuatu yang ditolak oleh Kanselir Olaf Scholz yang akan lengser.

    Ia mengatakan, militer Ukraina harus mampu “menangani situasi” dan bahwa setiap pengiriman rudal jarak jauh harus dilakukan setelah berkonsultasi dengan mitra Eropa.

    Ketika ditanya tentang pernyataan Merz, juru bicara Kremlin mengatakan bahwa tindakan seperti itu “pasti akan mengarah pada eskalasi lebih lanjut dari situasi di sekitar Ukraina,” dan mengatakan kepada wartawan bahwa “sangat disayangkan, ibu kota Eropa tidak cenderung mencari cara untuk memulai perundingan damai dan sebaliknya cenderung terus memprovokasi kelanjutan perang.”

    Sebagai informasi, pasukan Rusia bulan ini telah menjatuhkan 2.800 bom udara di Ukraina dan menembakkan lebih dari 1.400 pesawat tak berawak dan hampir 60 rudal berbagai jenis.

    Serangan terhadap Sumy menyusul serangan rudal pada tanggal 4 April di kampung halaman Zelensky, Kryvyi Rih yang menewaskan sekitar 20 orang, termasuk sembilan anak-anak.

    Pada Minggu malam, pesawat nirawak Rusia menyerang Odesa, melukai delapan orang.

    Kepala daerah Oleh Kiper mengatakan sebuah fasilitas medis termasuk di antara bangunan yang rusak.

    Rusia menembakkan total 62 pesawat tak berawak Shahed ke Ukraina pada Minggu malam dan Senin dini hari, kata angkatan udara Ukraina, seraya menambahkan bahwa 40 pesawat hancur dan 11 lainnya diganggu.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Kerja Sama China-Indonesia Kian Penting Saat Dunia Bergolak

    Kerja Sama China-Indonesia Kian Penting Saat Dunia Bergolak

    JAKARTA – Kementerian Luar Negeri China menyebut kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia makin penting dan diperlukan saat dunia sedang bergejolak.

    “Kemarin menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara China dan Indonesia. Di tengah meningkatnya gejolak dalam lanskap internasional, kerja sama strategis menyeluruh antara China dan Indonesia menjadi semakin penting,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Senin, 14 April dilansir ANTARA.

    Hubungan diplomatik resmi antara Indonesia dan China dimulai pada 13 April 1950, tidak lama setelah Indonesia merdeka dan China dipimpin oleh Partai Komunis di bawah pimpinan Mao Zedong. Indonesia juga merupakan salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang mengakui China secara diplomatik.

    “China dan Indonesia adalah negara berkembang utama dan kekuatan penting dalam kelompok ‘Global South’. Kerja sama antara kedua negara memiliki signifikansi strategis dan pengaruh global,” kata Lin Jian.

    Presiden Xi Jinping dan Presiden Prabowo Subianto, menurut Lin Jian, juga sudah bertukar pesan ucapan selamat, memuji perkembangan hubungan bilateral, dan menekankan keduanya akan saling mendukung prospek pembangunan nasional masing-masing negara.

    “Kedua pemimpin juga ingin agar dapat bersama-sama maju dalam jalur modernisasi masing-masing, dan memimpin hubungan bilateral lebih erat lagi. Kami memiliki keyakinan penuh pada masa depan yang lebih baik dari pertumbuhan hubungan China-Indonesia,” ujar Lin Jian.

    Dalam perayaan ke-75 tahun hubungan diplomatik China-Indonesia, Lin Jian mengatakan China siap bekerja sama dengan Indonesia untuk bersama-sama mewujudkan pembangunan, kemakmuran, dan stabilitas regional.

    “China juga siap untuk berkoordinasi lebih erat dengan negara-negara besar dalam menanggapi tantangan global, menjaga sistem perdagangan multilateral dan rantai industri dan pasokan tetap stabil dan lancar serta menunjukkan pengaruh komunitas China-Indonesia dengan masa depan bersama di kawasan dan dunia pada umumnya,” ujar Lin Jian.

    Dunia internasional saat ini menghadapi sejumlah tantangan, mulai dari persoalan keamanan seperti konflik di Ukraina karena serangan Rusia, perang di Palestina hingga meruncingnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat usai Presiden Donald Trump mengumumkan pemberlakuan tarif impor senilai 145 persen atas barang-barang asal China. China pun membalas dengan pemberlakuan pungutan impor senilai 125 persen.

    Hubungan Indonesia-China erat terjalin di bawah Presiden Soekarno sejalan dengan kesamaan ideologi anti-imperialisme dan semangat non-blok.

    Konferensi Asia Afrika tahun 1955 menjadi bentuk penguatan kerja sama, Indonesia dan China karena keduanya sama-sama menjadi pemrakarsa acara tersebut.

    Namun setelah peristiwa G30S/PKI pada 1965, hubungan diplomatik putus karena muncul tuduhan keterlibatan China dalam mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI). Di bawah Pemerintahan Presiden Soeharto pada 1967, Indonesia membekukan hubungan diplomatik dengan China.

    Selama periode ini, hubungan hanya berlangsung sangat terbatas dan informal. Indonesia pun menjalin hubungan dengan Taiwan.

    Kemudian pada 1990, masih di bawah Pemerintahan Presiden Soeharto, Indonesia memulihkan hubungan diplomatik dengan China pada 8 Agustus 1990 dan mengakui prinsip “Satu China”, sehingga hanya mengakui Republik Rakyat China sebagai negara China satu-satunya di dunia.

    Sejak era reformasi di Indonesia, hubungan Indonesia dan China pun semakin erat. Pada 2005, kedua negara mendeklarasikan hubungan “Strategic Partnership” (Kemitraan Strategis) dan pada 2013 status hubungan tersebut ditingkatkan menjadi “Comprehensive Strategic Partnership”/”Kemitraan Strategis Komprehensif” yang mencakup bidan perdagangan, investasi, dan pertahanan.

    Di bawah Pemerintahan Presiden Joko Widodo, Indonesia ikut bergabung dalam “Belt and Road Initiative” dengan salah satu proyek infrastruktur yang berhasil dilakukan adalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

    Berdasarkan catatan Bea Cukai China, perdagangan bilateral Indonesia-China pada 2024 mencapai 147,78 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia mencapai 71,09 miliar dolar AS, sedangkan impor dari China sebesar 76,69 miliar dolar AS. China menjadi yang terbesar di atas Amerika Serikat dan Jepang.

    Sementara Investasi Asing Langsung (FDI) China di Indonesia pada 2024 tercatat sebesar 8,1 miliar dolar AS (ketiga terbesar) atau meningkat 9,4 persen dibanding 2023. Nilai tersebut masih di bawah nilai investasi dari Hong Kong (8,2 miliar dolar AS) dan Singapura (20,1 miliar dolar AS).

  • Video: Rusia Kirim Drone ke Pelabuhan Odesa di Ukraina

    Video: Rusia Kirim Drone ke Pelabuhan Odesa di Ukraina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan drone kembali menggempur Ukraina, 5 orang dilaporkan luka-luka akibat serangan drone Rusia di Kota Pelabuhan Odesa, Ukraina pada Minggu malam.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Closing Bell CNBC Indonesia, Senin (14/04/2025).

  • Perang Dagang Trump Bikin Runyam, Eropa Mulai Lirik Gas Rusia Lagi

    Perang Dagang Trump Bikin Runyam, Eropa Mulai Lirik Gas Rusia Lagi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Negara-negara Eropa mulai menghadapi dilema dalam keamanan energi. Pasalnya kini Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengguncang hubungan dengan Eropa, meski sempat ‘menolong’ benua biru selama krisis energi 2022-2023.

    Melansir Reuters pada Senin (14/4/2025), keamanan energi Eropa sempat rapuh akibat invasi Rusia ke Ukraina lebih dari tiga tahun. Gas alam cair AS membantu menutup kesenjangan pasokan Rusia di Eropa selama krisis energi tersebut.

    Namun, Trump kini beralih ke energi sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi perdagangan dengan Eropa. Para pebisnis khawatir bahwa ketergantungan pada minyak AS telah menjadi kerentanan lain.

    Dengan latar belakang ini, para eksekutif di perusahaan-perusahaan besar Uni Eropa mulai mengatakan sesuatu yang tidak terpikirkan setahun lalu: bahwa mengimpor sejumlah gas Rusia, termasuk dari raksasa negara Rusia Gazprom, bisa jadi ide yang bagus.

    Itu akan memerlukan perubahan kebijakan besar lainnya mengingat invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 membuat Uni Eropa berjanji untuk mengakhiri impor energi Rusia pada tahun 2027.

    Eropa memiliki pilihan yang terbatas. Pembicaraan dengan raksasa LNG Qatar untuk mendapatkan lebih banyak gas telah terhenti, dan meskipun penggunaan energi terbarukan telah dipercepat, lajunya tidak cukup cepat untuk membuat UE merasa aman.

    “Jika ada perdamaian yang wajar di Ukraina, kita dapat kembali ke aliran 60 miliar meter kubik, mungkin 70, per tahun, termasuk LNG,” kata Didier Holleaux, wakil presiden eksekutif di Engie Prancis, kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

    Negara Prancis sebagian memiliki Engie, yang dulunya merupakan salah satu pembeli gas Gazprom terbesar. Holleaux mengatakan Rusia dapat memasok sekitar 20-25% dari kebutuhan UE, turun dari 40% sebelum perang.

    Kepala perusahaan minyak besar Prancis TotalEnergies, Patrick Pouyanne, juga telah memperingatkan Eropa agar tidak terlalu bergantung pada gas AS.

    “Kita perlu melakukan diversifikasi, banyak rute, tidak terlalu bergantung pada satu atau dua,” kata Pouyanne. Total adalah eksportir besar LNG AS dan juga menjual LNG Rusia dari perusahaan swasta Novatek.

    “Eropa tidak akan pernah kembali mengimpor 150 miliar meter kubik dari Rusia seperti sebelum perang … tetapi saya berani bertaruh mungkin 70 bcm,” tambah Pouyanne.

    Gas AS mencakup 16,7% impor UE tahun lalu – di belakang Norwegia dengan 33,6% dan Rusia dengan 18,8%. Pangsa Rusia akan turun di bawah 10% tahun ini setelah Ukraina menutup jaringan pipa. Aliran yang tersisa sebagian besar adalah LNG dari Novatek.

    UE bersiap untuk membeli lebih banyak LNG AS karena Trump ingin Eropa menurunkan surplus perdagangannya dengan Amerika Serikat.

    “Yang pasti, kita akan membutuhkan lebih banyak LNG,” kata komisaris perdagangan UE Maros Sefcovic minggu lalu.

    Perang tarif telah memperkuat kekhawatiran Eropa tentang ketergantungan pada gas AS, kata Tatiana Mitrova, seorang peneliti di Pusat Kebijakan Energi Global Universitas Columbia. “Semakin sulit untuk menganggap LNG AS sebagai komoditas netral: pada titik tertentu, LNG AS mungkin menjadi alat geopolitik.”

    Jika perang dagang meningkat, ada risiko kecil bahwa Amerika Serikat dapat menahan ekspor LNG, kata Arne Lohmann Rasmussen, kepala analis di Global Risk Management.

    Seorang diplomat senior Uni Eropa, yang berbicara dengan syarat anonim, setuju, dengan mengatakan tidak seorang pun dapat mengesampingkan “bahwa pengaruh ini digunakan”.

    Jika harga gas domestik AS melonjak karena meningkatnya permintaan industri dan AI, AS dapat membatasi ekspor ke semua pasar, kata Warren Patterson, kepala strategi komoditas di ING.

    Pada tahun 2022, Uni Eropa menetapkan sendiri tujuan yang tidak mengikat untuk mengakhiri impor gas Rusia pada tahun 2027, tetapi telah dua kali menunda penerbitan rencana tentang caranya.

    (luc/luc)

  • Duduk Perkara Bule AS Bikin Onar dalam Klinik di Kuta Selatan Bali, Dideportasi Malam Ini – Halaman all

    Duduk Perkara Bule AS Bikin Onar dalam Klinik di Kuta Selatan Bali, Dideportasi Malam Ini – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR –  Seorang WNA asal Amerika Serikat berinisial MM (27) dilaporkan mengamuk dan melakukan tindakan perusakan di Nusa Medika Klinik Pratama, Jalan Labuan Sait, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Sabtu (12/4/2025) dini hari.

    Berdasarkan keterangan saksi, kejadian bermula saat pelaku tiba di klinik dalam keadaan tidak sadar. 

    Setelah sadar dan ditemani oleh rekannya, pelaku justru marah mengamuk dan melakukan perkelahian di ruang pemeriksaan. 

    Tindakan agresif pelaku berlanjut dengan merusak sejumlah fasilitas klinik dan membahayakan pasien lain.

    Aparat keamanan klinik yang dibantu oleh Linmas Desa Pecatu dan Kepolisian berhasil menenangkan pelaku. 

    Setelah dimintai keterangan di Polsek Kuta Selatan, pelaku mengakui kesalahannya dan menyampaikan permohonan maaf serta bersedia mengganti seluruh kerugian. 

    Permasalahan ini telah diselesaikan secara damai antara pelaku dan pihak klinik di mana MM membayar ganti rugi mencapai Rp 35 juta.

    Polresta Denpasar membenarkan, pelaku WNA Amerika Serikat yang mengamuk dan merusak fasilitas klinik di wilayah Pecatu, positif narkoba dan telah mengganti kerugian yang ditimbulkannya.

    “Terkait masalah indikasi narkoba, kami pastikan benar karena pada saat tiba di klinik dalam keadaan tidak sadar dan dari hasil interogasi awal yang bersangkutan berontak karena merasa di satu alam yang lain sehingga kaget berontak,” jelas Kasat Reskrim Polresta Denpasar, Kompol Laorens Rajamangapul Heselo mewakili Kapolresta Denpasar, Senin (14/4/2025).

    Ia menambahkan, pada saat itulah kami menyimpulkan bahwa ada indikasi pengaruh narkoba dan kami melakukan tes urin. 

    Yang bersangkutan memang positif menggunakan narkoba, dan kami sudah melakukan pendalaman di mana yang bersangkutan menggunakan narkoba jenis THC dan kokain. 

    “Tetapi saat itu hasil test kitnya tipis kemungkinan menggunakan narkoba di 5 atau 7 hari sebelum kejadian. Jadi kalau pada saat kejadian tidak menggunakan tapi mungkin 5 atau 7 hari sebelumnya. Dia dipastikan memakainya di Bali, tapi pelaku sendiri menyampaikan lupa dapat beli dari mana,” kata Kompol Laorens.

    Laorens menduga pelaku mungkin ada yang memasukkan bahan atau sesuatu ke dalam minumannya dia sehingga usai minum-minum party terus skip atau tidak sadarkan diri lalu dibawa ke klinik itu sama temannya. 

    Sampai di sana dia merasa berada di alam lain, yang mengerikan takut dan berontak jadi mengacaukan tempat itu. 

    Kompol Laorens mengatakan, karena tidak ada barang buktinya sebagai pemakai jadi kita hanya lakukan tes urin dan hasilnya positif. 

    “Dan karena tidak ada barang buktinya kita tidak bisa proses secara pidana. Dan kita tindak lanjuti prosesnya ke Imigrasi sehingga kita limpahkan ke Imigrasi, dan di proses sehingga dilakukan tindakan deportasi. Yang terbaca dalam test kit nya positif narkoba barang buktinya tidak ada setelah kita tes lalu geledah ke tempat penginapannya di Pecatu,” paparnya.

    Dideportasi 

    Terhadap MM pun akhirnya hanya mendapatkan tindakan pendeportasian, dari Imigrasi dan akan dipulangkan ke negaranya dengan penerbangan malam ini melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai.

    Pemerintah Provinsi Bali, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Bali, dan Kepolisian Daerah Bali menunjukkan komitmen kuat dalam menegakkan pelaksanaan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 07 Tahun 2025 tentang Tatanan Baru bagi Wisatawan Asing Selama Berada di Bali. 

    Penegasan ini menyusul insiden viral yang melibatkan seorang Warga Negara Asing (WNA) di sebuah klinik di Kuta Selatan.

    Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Bali memberikan keterangan terkait insiden yang terjadi pada Sabtu dini hari, 12 April 2025, di Nusa Medika Klinik Pratama, Jalan Labuan Sait, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. 

    Polresta Denpasar kemudian berkoordinasi dengan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai. 

    Data keimigrasian menunjukkan bahwa pelaku masuk ke Indonesia melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai pada 2 April 2025 menggunakan Visa on Arrival dengan Izin Tinggal Kunjungan yang berlaku hingga 1 Mei 2025.

    Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal (Kakanwil Ditjen) Imigrasi Bali, Parlindungan, menyatakan bahwa tindakan WNA berinisial MM tersebut telah melanggar pasal 406 KUHP tentang tindak pidana pengrusakan dan pasal 75 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.

    “Berdasarkan pelanggaran tersebut, yang bersangkutan akan dikenai Tindakan Administratif Keimigrasian berupa deportasi penangkalan,” tegas Parlindungan saat Konferensi Pers di Aula Kantor Imigrasi Denpasar, Senin 14 April 2025.

    MM akan dideportasi hari ini juga melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan penerbangan nanti malam sekira pukul 19.30 WITA langsung ke negaranya ke Amerika Serikat.

    Lebih lanjut, pelaku juga melanggar Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2025 tentang Tatanan Baru Bagi Wisatawan Asing Selama Berada di Bali.

    Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Imigrasi Bali senantiasa berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan Surat Edaran Gubernur Bali No 07 Tahun 2025 tentang Tatanan Baru Bagi Wisatawan Asing Selama Berada di Bali, serta memastikan seluruh WNA yang berada di wilayah Bali senantiasa menaati aturan yang berlaku dan menjaga ketertiban umum.

    Wayan Koster Buka Suara

    Menanggapi insiden ini, Gubernur Bali, Wayan Koster, menyampaikan keprihatinan mendalam dan menyesalkan tindakan pelaku. 

    “Kami menyampaikan keprihatinan mendalam dan menyesalkan tindakan pelaku yang telah merusak fasilitas umum dan menciptakan rasa tidak aman di lingkungan pelayanan kesehatan. Klinik adalah ruang perlindungan, dan tindakan semacam ini tidak bisa ditoleransi,” ujar Gubernur Koster.

    Ia pun menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Bali tidak akan mentolerir WNA yang berperilaku meresahkan dan merusak ketertiban di Bali.

    “Bali adalah rumah yang terbuka bagi wisatawan mancanegara. Namun, setiap orang yang datang ke Bali wajib menghormati hukum, adat, dan budaya lokal. Tidak ada ruang bagi tindakan yang mengganggu ketertiban umum, apalagi membahayakan masyarakat,” tambahnya.

    Pemerintah Provinsi Bali mendukung penuh langkah hukum yang diambil oleh aparat keamanan dan jajaran Imigrasi, serta terus berkomitmen menjaga citra Bali sebagai destinasi pariwisata yang aman dan nyaman.

    Ia berharap langkah deportasi terhadap MM yang dilakukan ini dapat menjadi pelajaran sekaligus memberi peringatan kepada semua wisawatan asing yang berkunjung ke Bali agar patuh terhadap hukum, menghormati budaya dan kearifan lokal.

    Kita tidak ingin citra pariwisata Bali dirusak oleh perilaku-perilaku tidak sepantasnya dilakukan wisatawan dimana kalau kita ikuti di negaranya saja dia tertib kenapa saat ke Bali dia nakal.

    “Maka tidak ada ampun dan yang begini harus di tindak tegas. Tindakan ini cara kita untuk menegakkan kehormatan bangsa dan negara kita di mata dunia,” tegas Gubernur Koster.

    Selama periode Januari-Maret 2025 Kanwil Ditjen Imigrasi Bali telah mendeportasi sebanyak 128 WNA terbanyak dari Rusia 32 orang, Amerika Serikat 10 orang, Australia 6 orang, India 6 orang, Timor Leste 6 orang, Ukraina 6 orang. (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)