Negara: Ukraina

  • Perundingan Nuklir Iran-AS Kembali Digelar, Dimediasi Oman dan Berlangsung di Roma – Halaman all

    Perundingan Nuklir Iran-AS Kembali Digelar, Dimediasi Oman dan Berlangsung di Roma – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pejabat senior Iran dan Amerika Serikat (AS) akan mengadakan perundingan nuklir penting di Roma pada akhir pekan ini.

    Pertemuan tersebut, dimediasi oleh Menteri Luar Negeri Oman, Badr bin Hamad al-Busaidi.

    Perundingan nuklir ini menjadi kelanjutan dari pembicaraan serupa yang sebelumnya digelar di Muscat, Oman.

    Meski begitu, Iran menegaskan format perundingan ini bersifat “tidak langsung”.

    Teheran dan Washington akan mendiskusikan batasan atau garis merah masing-masing, serta kemungkinan jalan menuju kesepakatan mengenai program nuklir Iran.

    Delegasi Iran dan AS Siap Bertemu

    Delegasi Iran dipimpin oleh Menteri Luar Negeri dan negosiator nuklir senior Abbas Araghchi.

    Ia didampingi oleh Majid Takht-Ravanchi sebagai wakil politik, Kazem Gharibabadi sebagai wakil hukum dan urusan internasional, serta sejumlah pejabat lainnya.

    Sementara itu, dari pihak Amerika Serikat, Steve Witkoff — teman dekat Presiden Donald Trump dan pengembang properti asal New York — kembali ditunjuk sebagai pimpinan delegasi.

    Witkoff juga diketahui terlibat dalam berbagai perundingan terkait perang Israel di Gaza dan konflik Rusia-Ukraina.

    Ali Shamkhani, penasihat senior Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan delegasi Iran datang ke Roma “dengan wewenang penuh”.

    Dalam sebuah unggahan di platform X, Shamkhani mengatakan, tujuan utama Iran adalah mencapai “kesepakatan komprehensif” yang didasarkan pada sembilan prinsip.

    Prinsip-prinsip tersebut, mencakup keseriusan, jaminan, keseimbangan, pencabutan sanksi, penolakan terhadap model Libya/UEA (pelucutan senjata total), penghindaran ancaman, kecepatan, penahanan pihak pengganggu seperti Israel, serta fasilitasi investasi.

    “Iran datang untuk mencapai kesepakatan yang seimbang, bukan untuk menyerah,” tegas Shamkhani.

    Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran dari 2013 hingga 2023, serta menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan komandan di Garda Revolusi Islam.

    Trump: Iran Tidak Boleh Punya Senjata Nuklir

    Presiden AS, Donald Trump, menegaskan kalau Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir dalam bentuk apa pun.

    “Saya mendukung penghentian Iran, sangat sederhana, dari memiliki senjata nuklir. Mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir,” kata Trump kepada wartawan, Jumat (18/4), seperti dikutip dari CNN.

    Ia menambahkan, dirinya ingin Iran menjadi “negara yang hebat dan makmur”, namun tetap menolak keras kepemilikan senjata nuklir oleh Teheran.

    Trump memperingatkan jika Iran memiliki senjata nuklir, maka akan ada konsekuensi serius. “Anda akan sangat tidak senang,” ujarnya.

    Pemerintahan Trump diketahui ragu dalam menetapkan batasan baru bagi program nuklir Iran.

    Namun, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menyerukan agar Teheran membongkar total program nuklirnya, bukan hanya komponen senjatanya.

    AS Siapkan Tekanan Lebih Keras

    Utusan Timur Tengah Steve Witkoff menyatakan, kesepakatan apa pun dengan Iran harus mencakup penghentian total program pengayaan dan persenjataan nuklirnya.

    Trump bahkan baru-baru ini mengancam akan menggunakan kekuatan militer — bersama Israel — untuk menyerang fasilitas nuklir Iran jika diperlukan.

    Witkoff dijadwalkan kembali menggelar perundingan dengan delegasi Iran di Roma pada hari Sabtu, dalam forum yang sekali lagi akan dimediasi oleh Oman.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • China Bantah Tuduhan Zelensky, Tegaskan Tak Pernah Kirim Senjata Tempur ke Rusia – Halaman all

    China Bantah Tuduhan Zelensky, Tegaskan Tak Pernah Kirim Senjata Tempur ke Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah China di bawah pimpinan Xi Jinping menegaskan bahwa negaranya tidak pernah menyediakan senjata untuk Moskow selama perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung.

    Pernyataan itu diungkap langsung oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian menanggapi tudingan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky soal Beijing memasok persenjataan kepada

    “Kami tidak pernah menyediakan senjata mematikan kepada pihak manapun yang berkonflik, dan secara ketat mengontrol ekspor barang-barang dengan fungsi ganda,” ujar Lin Jian, dikutip dari The Guardian.

    Dalam kesempatan itu Otoritas Beijing juga menegaskan “posisinya mengenai masalah Ukraina sangat netral, konsisten dan jelas”.

    Meskipun pemimpinnya, Xi Jinping, dan Presiden Rusia Vladimir Putin, adalah sekutu publik, dengan kemitraan “tanpa batas” antara negara mereka.

    “Posisi Tiongkok terkait isu Ukraina selalu jelas. Tiongkok secara aktif berkomitmen untuk mendorong gencatan senjata dan mengakhiri konflik, serta mendorong perundingan damai,” tegas Lin

    Ukraina Klaim Punya Bukti China Pasok Senjata ke Rusia

    Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa intelijen Ukraina telah menerima informasi bahwa “China memasok senjata ke Federasi Rusia.”

    Pernyataan itu diungkap Zelensky, dalam konferensi pers di Kyiv pada Kamis (17/4/2025).

    Zelensky mengatakan dirinya mendapatkan “informasi” soal aktivitas China memasok senjata kepada Rusia.

    Zelensky tidak menjelaskan lebih lanjut soal klaimnya tersebut, dan hanya mengatakan bahwa Ukraina “siap” untuk membicarakannya secara detail.

    “Kami akhirnya menerima informasi bahwa China memasok senjata ke Federasi Rusia,” kata Zelensky kepada wartawan. “Kami meyakini bahwa perwakilan China terlibat dalam produksi sejumlah senjata di wilayah Rusia,” kata Zelensky.

    Klaim tersebut muncul hanya sehari setelah Zelensky mengatakan bahwa militer Ukraina telah menangkap dua tentara asal China di kawasan timur Donetsk.

    “Militer kami menangkap dua warga negara China yang bertempur bersama pasukan Rusia. Ini terjadi di wilayah Ukraina di wilayah Donetsk,” kata Zelensky dalam pernyataan via media sosial X.

    “Kami memiliki dokumen para tahanan ini, kartu bank, dan data pribadi,” tambahnya lagi menunjukkan sebuah unggahan di media sosial yang menyertakan video salah satu tahanan China yang diduga.

    Kendati pemerintah China telah menepis tuduhan terkait perekrutan Moskow terhadap 155 warga negaranya.

    Namun seorang pejabat senior Kyiv yang disembunyikan identitasnya mengatakan kepada AFP bahwa para tentara China yang ditangkap pasukan Ukraina kemungkinan warga negara China yang dibujuk untuk menandatangani kontrak dengan militer Rusia, bukan yang dikirim langsung oleh Beijing.

    Pejabat Kiev itu menilai tentara China itu bergabung dengan pasukan Rusia demi keuntungan finansial.

    Sementara Departemen Luar Negeri AS menyebut penangkapan dua warga negara China itu menunjukkan tingkat dukungan Beijing terhadap Moskow.

    Ukraina pada hari Jumat menjatuhkan sanksi kepada tiga perusahaan China, melarang mereka berbisnis di Ukraina dan membekukan aset mereka di negara tersebut. Ukraina tidak memberikan rincian mengapa mereka dimasukkan ke dalam daftar sanksi.

    Hal tersebut menambah kompleksitas situasi, mengingat China selama ini mempertahankan posisi netral sambil memberikan dukungan ekonomi kepada Rusia.

    Imbas isu ini Ukraina pada hari Jumat menjatuhkan sanksi kepada tiga perusahaan China, melarang mereka berbisnis di Ukraina dan membekukan aset mereka di negara tersebut.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Trump Angkat Kaki dari Perundingan Rusia-Ukraina, Muak Negosiasi Damai Tak Temukan Titik Terang – Halaman all

    Trump Angkat Kaki dari Perundingan Rusia-Ukraina, Muak Negosiasi Damai Tak Temukan Titik Terang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan, Washington akan menghentikan upaya mediasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

    Dalam keterangan resmi yang dilansir The Guardian, Trump mengungkap rencana untuk menghentikan upaya mediasi perdamaian antara Rusia dan Ukraina jika tidak ada kemajuan nyata dalam waktu dekat.

    Adapun ancaman itu dilontarkan Trump dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio saat menggelar pertemuan pers di Gedung Putih pada Jumat (18/4/2025).

    Keduanya menyampaikan rasa frustasinya terhadap lambatnya proses negosiasi perdamaian Rusia-Ukraina.

    “Kami ingin ini selesai secepat mungkin,” tegas Trump.

    “Jika karena suatu alasan salah satu dari kedua pihak membuatnya sangat sulit, kami akan mengatakan Anda bodoh, Anda tolol, Anda orang-orang yang mengerikan,” imbuh Trump

    Sikap ini mencerminkan ketidakpuasan Trump terhadap kurangnya kemajuan dalam perundingan.

    Sebelumnya, ia telah menargetkan perayaan Paskah sebagai tenggat waktu untuk mencapai kesepakatan damai dan telah menunjuk utusannya, Steve Witkoff, untuk memimpin negosiasi.

    Namun, ketegangan meningkat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menolak untuk berkomitmen pada pembicaraan atau mempertahankan konsesi kecil, seperti penghentian serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina. ​

    Trump juga menunjukkan ketidaksenangannya terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, bahkan menyalahkannya atas berlanjutnya perang.

    Menyusul komentar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, yang menuduh utusan khusus Trump, Steve Witkoff, menyebarkan narasi pro-Rusia. 

    Alasan tersebut yang mendorong AS murka hingga mengancam untuk menarik diri dari proses perdamaian jika tidak ada kemajuan yang jelas.

    “Kita perlu mencari tahu di sini, sekarang, dalam hitungan hari, apakah ini dapat dilakukan dalam jangka pendek, karena jika tidak, maka saya pikir kita akan terus maju,” ujar Rubio.

    Progres Perundingan Rusia-Ukraina

    Sebagai informasi Rusia dan AS telah terlibat dalam negosiasi sejak Trump menjabat pada bulan Januari.

    Kedua negara telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan tingkat tinggi, Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengklaim bahwa beberapa kemajuan telah dicapai namun mengakui bahwa komunikasi dengan Washington tetap sulit.

    Kendati demikian ia menegaskan Rusia tetap terbuka untuk berdialog selama kepentingannya terjamin.

    Rusia juga mendesak Ukraina agar pihaknya mencegah masuk kehadiran NATO dan menuntut agar Kiev mengakui perbatasan baru Rusia.

    Akan tetapi Ukraina menilai semua tuntutan ini seperti dipaksa menyerah, bukan berdamai.

    Bagi Ukraina, menyerahkan wilayah ke Rusia berarti mengkhianati rakyatnya dan melemahkan kedaulatannya.

    Karena kompleksitas konflik ini menyentuh banyak lapisan, alhasil perundingan damai rusia dan ukraina sulit tercapai.

    Resiko jika AS mundur dari Perundingan Rusia-Ukraina

    Meski rencana Trump mundur dari perundingan hanyalah sebuah gertakan belaka.

    Akan tetapi jika AS memutuskan untuk mundur, prospek kesepakatan damai diprediksi akan melemah drastis.

    Ini karena belum ada negara lain yang memiliki pengaruh sekuat Washington atas Moskow dan Kyiv.

    Imbasnya Rusia mungkin akan meningkatkan serangan militernya, merasa memiliki ruang lebih luas untuk bertindak.

    Sementara Ukraina yang sangat bergantung pada dukungan militer dan intelijen dari AS, akan kehilangan daya tahan dalam jangka panjang.

    Selain itu dampak lain jika AS mundur dari perundingan, akan membuat negara sekutu mempertanyakan komitmen jangka panjang Washington terhadap aliansinya.

    Ini bisa dimanfaatkan oleh Tiongkok dan Rusia untuk membangun pengaruh di berbagai kawasan dunia, terutama Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Jelang Paskah, Rusia dan Ukraina Sepakat Tukar 500 Tahanan Berkat Mediasi UEA – Halaman all

    Jelang Paskah, Rusia dan Ukraina Sepakat Tukar 500 Tahanan Berkat Mediasi UEA – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Menjelang perayaan Paskah yang identik dengan harapan dan rekonsiliasi, Rusia dan Ukraina mencapai kesepakatan penting untuk melakukan pertukaran tahanan.

    Pertukaran ini dimediasi oleh Uni Emirat Arab (UEA).

    Proses pertukaran tahanan dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (19/4/2025) waktu setempat, lapor Reuters yang mengutip sumber dekat negosiasi.

    Sebanyak 246 tahanan dari masing-masing pihak akan dibebaskan, disertai dengan pemulangan 46 tentara yang terluka.

    Secara total, hampir 500 orang akan dipertukarkan dalam kesepakatan terbaru yang dimediasi Abu Dhabi.

    Ini bukan pertama kalinya UEA memfasilitasi pertukaran semacam ini.

    Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Uni Emirat Arab telah melakukan mediasi dalam 13 pertukaran tahanan antara kedua negara.

    Dikutip dari Moscow Times, jumlah total tawanan yang berhasil dipulangkan melalui mediasi UEA kini mencapai 3.233 orang.

    Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan komentar resmi terkait pertukaran terbaru ini.

    Sementara itu, Sky News juga melaporkan bahwa pertukaran ini merupakan bagian dari kesepakatan yang lebih besar dan melibatkan tawanan perang (POW) serta tentara yang terluka.

    Sejak perang besar dimulai, Rusia dan Ukraina telah melakukan 62 kali pertukaran tahanan.

    Pertukaran terakhir terjadi pada 19 Maret, ketika 175 warga Ukraina berhasil dipulangkan.

    Menurut pihak berwenang Ukraina, sejak invasi dimulai, sebanyak 4.306 orang—baik tentara maupun warga sipil—telah dibebaskan dari tawanan Rusia.

    Jumlah tawanan Ukraina yang masih ditahan di Rusia belum diketahui secara pasti.

    Ombudsman Ukraina, Dmytro Lubinets, memperkirakan lebih dari 16.000 warga sipil Ukraina masih ditahan oleh Rusia.

    Ukraina sendiri sempat mengusulkan pertukaran tahanan berskala besar pada tahun 2024.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Bantah Zelensky, China Tegaskan Tak Pernah Pasok Senjata untuk Rusia

    Bantah Zelensky, China Tegaskan Tak Pernah Pasok Senjata untuk Rusia

    Beijing

    Otoritas China membantah klaim Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky soal Beijing memasok persenjataan kepada Rusia untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Ditegaskan otoritas China bahwa pihaknya tidak pernah memasok senjata mematikan kepada pihak mana pun dalam konflik tersebut.

    Bantahan ini, seperti dilansir AFP, Sabtu (19/4/2025), disampaikan Kementerian Luar Negeri China setelah Zelensky mengklaim dirinya mendapatkan “informasi” soal Beijing memasok senjata untuk Moskow.

    “Pihak China tidak pernah menyediakan senjata mematikan kepada pihak mana pun dalam konflik tersebut, dan secara ketat mengendalikan barang-barang yang memiliki fungsi ganda,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam pernyataannya.

    Otoritas Beijing mengatakan “posisinya mengenai masalah Ukraina sangat konsisten dan jelas”.

    “Kami selalu secara aktif berupaya untuk menghentikan permusuhan dan mengupayakan perundingan damai,” kata Lin.

    China selama ini menggambarkan dirinya sebagai pihak yang netral dalam perang yang berlangsung selama tiga tahun terakhir itu, meskipun ada kritikan dari negara-negara Barat bahwa hubungan dekatnya dengan Rusia telah memberikan dukungan ekonomi dan diplomatik yang penting kepada Moskow.

    Zelensky, dalam konferensi pers di Kyiv pada Kamis (17/4), mengatakan dirinya mendapatkan “informasi” soal aktivitas China memasok senjata kepada Rusia.

    Zelensky tidak menjelaskan lebih lanjut soal klaimnya tersebut, dan hanya mengatakan bahwa Ukraina “siap” untuk membicarakannya secara detail.

    Pernyataan Zelensky tersebut semakin menambah ketegangan antara Kyiv dan Beijing terkait dukungan China kepada Rusia. Pekan lalu, Zelensky mengatakan bahwa Ukraina mengetahui setidaknya ada 155 warga negara China yang dikerahkan untuk membantu invasi Moskow terhadap Kyiv.

    Hal itu disampaikan sehari setelah dia mengumumkan bahwa pasukan Ukraina telah menangkap dua warga negara China, yang disebutnya sebagai tentara, yang ikut dalam pertempuran bersama pasukan Rusia melawan militer Ukraina di Donetsk bagian timur.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PM Kanada Blak-blakan Anggap China Ancaman Terbesar

    PM Kanada Blak-blakan Anggap China Ancaman Terbesar

    JAKARTA  – Perdana Menteri Kanada Mark Carney mengatakan China merupakan salah satu ancaman terbesar terkait campur tangan asing di Kanada dan merupakan ancaman yang muncul di wilayah Arktik.

    Dalam debat menjelang pemilihan umum pada 28 April, Carney menjawab “China,” ketika diminta menyebutkan ancaman keamanan terbesar bagi Kanada.

    Ketika diminta untuk menjelaskan lebih lanjut pada konferensi pers pada Jumat, 18 April, Carney mengatakan Kanada harus melawan ancaman campur tangan asing dari China.

    Ia juga mengkritik Tiongkok karena menjadi mitra Rusia dalam perang dengan Ukraina dan mengatakan Tiongkok merupakan ancaman bagi Asia dan Taiwan secara khusus.

    Carney mengatakan China adalah ancaman terbesar “dari sudut pandang geopolitik.”

    “Kami mengambil tindakan untuk mengatasinya,” ujarnya dilansir Reuters, Sabtu, 19 April.

    Kedutaan Besar China di Ottawa tidak segera menanggapi permintaan tanggapan.

    Partai Liberal Carney memimpin jajak pendapat saat kampanye memasuki tahap akhir.

    Kanada juga terkunci dalam perang dagang dengan sekutu jangka panjangnya, Amerika Serikat.

    Kanada mengenakan tarif balasan pada barang-barang AS sebagai tanggapan atas tarif AS pada mobil, baja, dan aluminium Kanada, serta barang-barang yang tidak mematuhi kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara.

    Carney mengatakan Kanada tidak akan mencoba menyamai dolar AS dengan dolar sebagai balasan, tetapi mengatakan seluruh sistem perdagangan global sedang ditata ulang.

     

    “Tingkat nilai-nilai bersama dengan AS itu sedang bergeser, jadi tingkat keterlibatan kita akan bergeser,” katanya.

    Ada peluang bagi Kanada untuk terlibat di luar Amerika Serikat dan Tiongkok, dua ekonomi terbesar di dunia.

    “Ada peluang besar di Eropa, di ASEAN, Mercosur, bagian lain dunia tempat kita dapat lebih memperdalam, dan kita harus melakukannya, dan saya pikir kita akan melakukannya,” ujar Carney.

  • Su-27 Ukraina Serang Ponton Rusia di Kursk dengan Bom Luncur GBU-39 Buatan AS – Halaman all

    Su-27 Ukraina Serang Ponton Rusia di Kursk dengan Bom Luncur GBU-39 Buatan AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video terbaru menunjukkan jet tempur Su-27 milik Ukraina menyerang sebuah feri ponton di Oblast Kursk, Rusia, menggunakan bom luncur presisi tinggi GBU-39 Small Diameter Bomb (SDB) buatan Amerika Serikat.

    Dilansir Kyiv Post, video tersebut pertama kali dipublikasikan oleh saluran Telegram “Soniah” [Bunga Matahari], yang dikelola oleh personel Angkatan Udara Ukraina dan dikenal membagikan rekaman serta pengalaman dari garis depan.

    “Penerbangan terus beroperasi di semua arah. Su-27 menghancurkan penyeberangan ponton di Oblast Kursk menggunakan GBU-39,” tulis unggahan pada Rabu, 16 April.

    Belum diketahui secara pasti kapan dan di mana tepatnya serangan tersebut terjadi.

    Namun, dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa kru Su-27 Ukraina berhasil menghancurkan dua ponton dalam satu misi mendadak.

    Ponton kedua dilaporkan terletak hanya beberapa kilometer dari lokasi pertama.

    Setelah serangan awal dengan bom GBU-39, wilayah tersebut kemudian diserang kembali menggunakan sistem peluncur roket ganda M142 HIMARS.

    “Dalam misi ini, kru menghancurkan dua penyeberangan ponton sekaligus, dan kemudian HIMARS menyelesaikan tugasnya,” lanjut pernyataan dari saluran Soniah.

    Meskipun lokasi spesifik serangan belum dikonfirmasi, publikasi pertahanan Ukraina, Militarniy, menyebut kemungkinan target berada di penyeberangan Sungai Seim atau Sungai Psel.

    Serangan itu diperkirakan berlangsung antara tanggal 20 hingga 24 Maret 2025.

    Beberapa sumber Rusia juga membagikan rekaman dampak serangan tersebut, yang kemudian diunggah ulang oleh Soniah.

    Dalam salah satu video, seorang tentara Rusia dengan aksen Kaukasia terdengar mengeluh:

    “Saya sudah bilang sepuluh kali agar jangan mengendarai kendaraan di sini.”

    Video tersebut menampilkan dua kendaraan yang hancur parah, diduga tidak dapat diperbaiki.

    Meski belum ada konfirmasi resmi mengenai korban jiwa, saluran Soniah mengklaim bahwa tidak ada yang terluka dalam insiden itu.

    Apa Itu GBU-39?

    GBU-39/B adalah bom pintar kecil buatan AS dengan jangkauan maksimum hingga 110 kilometer dan bobot sekitar 129 kilogram.

    Bom ini memiliki diameter hanya 19 sentimeter, dengan desain ringkas yang memungkinkan pemasangan di bawah sayap atau di dalam badan pesawat tempur.

    Pada Mei 2024, Ukraina mengonfirmasi telah mengadaptasi jet tempur MiG-29-nya untuk dapat membawa GBU-39.

    Setiap pesawat kini dapat membawa hingga delapan bom menggunakan tiang BRU-61.

    Menurut The Washington Post, GBU-39 memiliki tingkat keberhasilan mencapai 90 persen, mengungguli varian daratnya, GLSDB (Ground-Launched Small Diameter Bomb), yang kerap terkendala oleh sistem peperangan elektronik Rusia.

    Serangan Terbaru dengan GBU-39

    Beberapa serangan yang dikonfirmasi melibatkan bom GBU-39 sepanjang tahun 2025 antara lain:

    25 Maret: Serangan terhadap pos pemeriksaan Rusia di Tyotkino, Oblast Kursk
    8 April: Serangan udara terhadap personel Rusia di Hoptarivka, juga di Oblast Kursk, dengan tiga bom GBU-39

    Isi Proposal AS untuk Gencatan Senjata Rusia-Ukraina

    Proposal AS untuk kesepakatan damai guna mengakhiri perang Rusia melawan Ukraina adalah membiarkan wilayah yang diduduki Rusia tetap berada di bawah kendali Rusia serta meringankan sanksi terhadap Moskow, demikian dilaporkan Bloomberg pada 18 April, mengutip pejabat Eropa yang tidak disebutkan namanya.

    Laporan tersebut muncul sehari setelah perundingan gencatan senjata antara pejabat Eropa, Ukraina, dan AS di Paris, tempat garis besar rencana AS dibahas.

    Pejabat AS memberi tahu rekan-rekan Eropa selama pertemuan bahwa mereka bertujuan untuk mengamankan gencatan senjata penuh di Ukraina dalam beberapa minggu.

    Proposal AS mencakup pembekuan efektif terhadap perang Rusia, dan aspirasi Kyiv untuk bergabung dengan NATO juga tidak akan dibahas, menurut sumber Bloomberg.

    Tidak jelas apakah AS mengusulkan pengakuan kendali de facto Rusia atas wilayah yang diduduki, atau pengakuan de jure wilayah tersebut sebagai bagian dari Rusia.

    Salah satu pejabat mengatakan kepada Bloomberg bahwa rencana AS, yang memerlukan diskusi lebih lanjut dengan Kyiv, bukan merupakan penyelesaian akhir.

    Ia juga menegaskan bahwa sekutu Eropa tidak akan mengakui wilayah yang diduduki Rusia sebagai wilayah Rusia.

    Para pejabat tersebut juga mengatakan bahwa jika Rusia tidak setuju untuk menghentikan pertempuran, maka pembicaraan akan sia-sia.

    Mereka juga menyatakan bahwa pemberian jaminan keamanan kepada Ukraina sangat penting untuk memastikan keberhasilan kesepakatan apa pun.

    Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah berulang kali menegaskan bahwa Ukraina tidak akan mengakui wilayah yang diduduki sebagai wilayah Rusia dalam bentuk kesepakatan damai apa pun.

    (Tribunnews.com/Tiara Shelavie)

  • Rusia Peringatkan Jerman Tak Berikan Rudal Taurus ke Ukraina!

    Rusia Peringatkan Jerman Tak Berikan Rudal Taurus ke Ukraina!

    Moskow

    Kementerian Luar Negeri Rusia hari Kamis (18/4) mengeluarkan peringatan keras kepada Jerman, atas kemungkinan pengiriman rudal jarak jauh Taurus ke Ukraina.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan, Rusia akan menganggap serangan rudal Taurus terhadap “infrastruktur transportasi penting” di wilayah kedaulatan Rusia, sebagai “keterlibatan langsung” Jerman dalam konflik Ukraina.

    Calon Kanselir Jerman berikutnya, Friedrich Merz dari partai konservatif Uni Kristendemokrat CDU, mengatakan akhir pekan lalu bahwa ia terbuka untuk mengirimkan rudal Taurus ke Ukraina, asal dilakukan dengan koordinasi dengan mitra-mitra Eropa.

    Pejabat Eropa seperti Menteri Luar Negeri Belanda Caspar Veldkamp dan Perdana Menteri Polandia Radoslaw Sikorski menyambut baik komentar Merz tentang pengiriman Taurus selama pertemuan di Luksemburg pada hari Senin (14/4). Peluru kendali Taurus KEPD-350 mampu melaju dengan kecepatan hingga 1.170 kilometer per jam dan dapat mencapai target sejauh 500 kilometer.

    Rudal Taurus akan memungkinkan Ukraina untuk menyerang target yang berada jauh di dalam wilayah Rusia.

    SPD tegaskan penolakan pengiriman rudal Taurus ke Ukraina

    Partai Sosial Demokrat SPD yang akan berkoalisi dengan CDU dan CSU untuk membentuk pemerintahan baru, tetap menolak pengiriman rudal Taurus ke Ukraina, karena kekhawatiran akan eskalasi baru.

    Sekretaris Jenderal SPD Matthias Miersch hari Rabu (16/4) menegaskan kembali penolakan partainya terhadap pengiriman Taurus dalam wawancara dengan saluran televisi Jerman n-tv, dengan mengatakan bahwa kami “tidak ingin menjadi pihak yang bertikai.”

    Ukraina sambut perubahan sikap Jerman soal Taurus

    Kanselir Jerman yang masih menjabat saat ini Olaf Scholz, secara konsisten menentang pengiriman Taurus ke Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia pada Februari 2022.

    Pernyataan Friedrich Merz yang menunjukkan perubahan sikap pemerintah Jerman soal rudal Taurus disambut baik oleh Kyiv.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah lama mendesak Jerman untuk mengirimkan rudal itu, dan mengkritik kebijakan Olaf Scholz dan penolakannya.

    Prancis dan Inggris telah mengirimkan rudal jarak jauh Storm Shadow dan SCALP ke Ukraina.

    Pada bulan November, hanya beberapa bulan sebelum meninggalkan jabatannya, Presiden Joe Biden saat itu juga mengizinkan Ukraina untuk menggunakan rudal yang dipasok AS untuk menyerang sasaran di kawasan teritorial Rusia.

    Artikel ini pertama kali dirilis di DW bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh: Hendra Pasuhuk

    Editor: Agus Setiawan

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Populer Internasional: Kelanjutan Perundingan Rusia-Ukraina – Pertemuan Putin dengan Sandera Israel – Halaman all

    Populer Internasional: Kelanjutan Perundingan Rusia-Ukraina – Pertemuan Putin dengan Sandera Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rangkuman berita populer internasional Tribunnews dapat disimak di sini.

    Presiden AS Donald Trump mengancam akan meninggalkan perundingan damai Rusia-Ukraina jika hasilnya buntu.

    Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin menemui mantan sandera yang sudah dibebaskan dari Gaza.

    Putin meminta sandera itu untuk berterima kasih kepada Hamas yang memungkinkan pembebasannya.

    Berikut berita selengkapnya.

    1. Trump Mengancam, AS akan Tinggalkan Perundingan Rusia-Ukraina jika Hasilnya Buntu

    DONALD TRUMP – Foto ini diambil pada Selasa (15/4/2025) dari Facebook The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, duduk ketika menyambut kunjungan Presiden El Salvador Nayib Bukele (tidak terlihat di foto) di Ruang Oval pada hari Senin (14/4/2025). (Facebook The White House)

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menghentikan upayanya untuk menengahi perundingan damai antara Rusia dan Ukraina jika dia tidak melihat kemajuan dalam beberapa hari mendatang.

    Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio yang mengatakan Trump tidak akan menghabiskan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk menyelesaikan perundingan itu.

    “Kami tidak akan melanjutkan pekerjaan ini selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Jadi, kami perlu memutuskan dengan sangat cepat, dan saya berbicara tentang beberapa hari, apakah ini layak dilakukan dalam beberapa minggu ke depan,” kata Menteri Departemen Luar Negeri AS Marco Rubio setelah bertemu dengan pejabat Uni Eropa dan Ukraina di Paris pada hari Kamis (17/4/2025).

    “Jika ya, kami akan menjalankan bisnis. Jika tidak, kami memiliki prioritas lain yang perlu kami fokuskan,” kata Rubio, seperti diberitakan Reuters.

    Ia menekankan Trump masih berminat mencapai kesepakatan, tetapi bersedia mundur jika ia tidak melihat sinyal yang jelas tentang kemungkinan tercapainya kesepakatan.  

    Dalam kunjungannya ke Paris, Marco Rubio berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. 

    Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan Moskow siap untuk terus bekerja sama dengan rekan-rekan Amerika dengan tujuan menghilangkan akar penyebab krisis Ukraina secara andal.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    2. Kata Putin kepada Tahanan Rusia yang Dibebaskan: Berterima Kasihlah kepada Hamas

    Presiden Rusia, Vladimir Putin, bertemu dengan mantan sandera Rusia-Israel, Sasha Troufanov, pada Kamis (17/4/2025).

    Troufanov menghabiskan hampir 500 hari dalam tahanan di Gaza.

    Dalam pertemuan tersebut, Putin meminta Troufanov untuk menyampaikan terima kasih kepada Hamas atas tindakan kemanusiaan mereka yang memungkinkan pembebasannya.

    “Fakta bahwa Anda berhasil dibebaskan merupakan hasil dari hubungan Rusia yang stabil dan jangka panjang dengan rakyat Palestina, para perwakilannya, serta berbagai organisasi,” ujar Putin kepada Troufanov di Kremlin.

    Troufanov didampingi oleh ibunya, Elena Trufanova, dan pasangannya, Sapir Cohen, yang juga sempat ditawan oleh Hamas.

    “Saya rasa kita perlu menyampaikan ucapan terima kasih kepada sayap politik Hamas karena telah bekerja sama dengan kami dan melaksanakan tindakan kemanusiaan ini,” lanjut Presiden Rusia itu dalam sebuah cuplikan video yang diunggah oleh jaringan RT yang didanai pemerintah Rusia.

    Putin menambahkan akan terus menjalin kerja sama dengan Hamas guna memastikan pembebasan sandera lainnya.

    Menurut laporan New York Post, Troufanov (29) dibebaskan pada Februari lalu bersama dua sandera lain, Sagui Dekel-Chen dan Yair Horn.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    3. Restoran di China Tawarkan Hidangan dari Kotoran Gajah Kering yang Sudah Disteril, Harga Rp9 Juta

    Sebuah restoran mewah di Shanghai, China memicu kontroversi di media sosial karena menawarkan hidangan yang mereka sebut “autentik.”

    Restoran itu menawarkan pengalaman menyantap hidangan bernuansa hutan hujan tropis, dengan hidangan yang paling menonjol adalah kotoran gajah yang sudah diproses, dilansir SCMP.

    Menurut penelusuran Tribunnews di Douyin, aplikasi TikTok versi China, seorang vlogger makanan dengan nama akun “Diari Makanan Michelle”, membagikan pengalamannya bersantap di restoran tersebut pada 7 April 2025.

    “Makan kotoran gajah di restoran baru di Shanghai, makan bubur bau, mengunyah daun dan menjilati es batu, makanan ini sangat abstrak sehingga saya ingin mengembalikan uangnya #TikTokLifeFoodSeason #HidanganLokalDiUjungLidah,” tulisnya dalam Bahasa Mandarin.

    Restoran yang terkenal dengan kulinernya yang ramah lingkungan itu, menyajikan beragam hidangan inovatif.

    Hidangan itu di antaranya daun pohon, es batu berlapis madu, dan hidangan penutup yang dibuat dengan cerdik dari kotoran gajah yang sudah dikeringkan dan disterilkan.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    4. Jenazah Bergelimpangan dalam Serangan Terbaru AS di Hodeidah Yaman, Israel Cegat Rudal Houthi

    Serangan udara AS yang menargetkan pelabuhan minyak Ras Isa di provinsi Hodeidah Yaman Kamis malam dilaporkan menewaskan sedikitnya 58 orang, termasuk lima pekerja kesehatan, saluran TV Al-Masirah milik kelompok Houthi melaporkan Jumat (18/4/2025).

    TV Al-Masirah melaporkan kalau 126 orang lainnya terluka dalam serangan udara AS tersebut.

    Laporan juga menyatakan kalau angka tersebut masih awal karena operasi penyelamatan masih terus berlanjut di lokasi tersebut.

    Laporan TV Al-Masirah mengatakan, “Musuh, Amerika melancarkan empat serangan udara di wilayah Ras Isa,” tanpa menyebutkan target pasti atau akibat dari serangan tersebut.

    Saluran TV Al Masirah yang berafiliasi dengan Houthi menyiarkan rekaman akibat serangan udara AS tersebut, yang memperlihatkan jenazah-jenazah korban bom bergelimpangan di lokasi.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    5. AS: Perusahaan China Beri Citra Satelit ke Houthi untuk Permudah Serang Kapal di Laut Merah

    Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menuduh perusahaan satelit China, Chang Kuang, menyediakan citra satelit kepada kelompok Ansar Allah (Houthi) untuk menargetkan kapal perang AS dan kapal internasional di Laut Merah.

    Pejabat AS mengatakan perusahaan satelit yang terkait dengan militer China tersebut menyediakan citra satelit kepada Houthi untuk menargetkan kapal perang AS dan kapal internasional di Laut Merah, menurut laporan Financial Times.

    “Kami dapat mengonfirmasi laporan bahwa Chang Guang Satellite Technology Company Limited secara langsung mendukung serangan Houthi yang didukung Iran terhadap kepentingan AS,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, dalam jumpa pers rutin pada hari Kamis (17/4/2025).

    Pejabat itu menambahkan, China mengabaikan kekhawatiran tersebut.

    “China secara konsisten berupaya … untuk membingkai dirinya sebagai pembawa perdamaian global … namun, jelas bahwa Beijing dan perusahaan-perusahaan yang berbasis di China memberikan dukungan ekonomi dan teknis utama kepada rezim seperti Rusia, Korea Utara, dan Iran beserta proksi-proksinya,” lanjutnya.

    BACA SELENGKAPNYA >>>

    (Tribunnews.com)

  • Ekonom Ingatkan Indonesia Harus Selektif Genjot Impor Pangan AS

    Ekonom Ingatkan Indonesia Harus Selektif Genjot Impor Pangan AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah berencana untuk menggenjot impor sejumlah komoditas dari Amerika Serikat (AS), salah satu diantaranya komoditas pangan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi selisih neraca dagang antara Indonesia dan AS yang dinilai cukup jauh.

    Adapun, pemangkasan gap neraca dagang Indonesia-AS, merupakan salah satu upaya Pemerintah agar AS bersedia melonggarkan kebijakan tarif resiprokal yang diterapkan.

    Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengungkapkan, upaya yang dilakukan Indonesia perihal meningkatkan volume ekspor merupakan langkah baik. Namun, pemilihan komoditasnya harus selektif, jangan sampai mengganggu ekosistem pangan di dalam negeri.

    Untuk komoditas gandum, Nailul sangat setuju apabila volume ekspornya ditingkatkan dari AS. Lantaran, gandum belum dapat diproduksi dengan baik di dalam negeri. Kemudian, untuk komoditas lainnya yakni kedelai, yang disebut pemenuhan konsumsi di dalam negeri masih bergantung pada impor.

    “Kalau gandum memang tidak bisa berproduksi di dalam negeri. Jadi memang kalau gandum masih tergantung dari impor,” ungkap Nailul dalam bincang Investor Daily Talk, Jumat (18/4/2025).

    Nailul juga mengungkapkan, pemerintah kabarnya tak menutup kemungkinan akan melakukan kegiatan impor terhadap komoditas hortikultura lainnya. Ia pun mengingatkan, pemilihan komoditasnya harus selektif.

    Sebagai contoh, jagung, merupakan komoditas yang sebenarnya produksinya dapat didongkrak di dalam negeri.

    “Kita harus berhati-hati dengan impor hortikultura lainnya yang memang kalau kita lihat dari pernyatannya masih tidak menutup kemungkinan ada impor barang-barang pertanian dari US selain gandum,” papar Nailul terkait impor pangan AS.

    “Jagung dan sebagainya sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Ini seharusnya tidak jadi prioritas untuk impor dari Amerika ke Indonesia,” bebernya.

    Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia akan meningkatkan volume impor sejumlah komoditas dari Amerika Serikat, salah satunya komoditas pangan. Meski demikian, hal tersebut dipastikan tidak mengganggu produksi di dalam negeri dan program swasembada pangan.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengungkapkan, sejumlah jenis komoditas yang diimpor dari Amerika Serikat yakni  gandum dan kedelai.

    “Khusus pangan kita melakukan impor seperti dilakukan dari Amerika Serikat, yaitu kita impor gandum. Kemudian yang kedua, soya bean dan soya bean milk,” ucap Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Jumat (18/4/2025).

    Adanya langkah tersebut, Airlangga memastikan tak akan mengganggu program swasembada pangan yang digagas Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Karena sejauh ini, pemenuhan konsumsi kedelai dan gandum di Indonesia sangat bergantung dari impor.

    “Kita tidak akan mengganggu program swasembada, sehingga swasembada pangan sama sekali tidak terganggu dengan apa yang direncanakan dibeli dari Amerika Serikat,” beber Airlangga.

    Berdasarkan catatannya, selama ini Indonesia memang kerap melakukan impor kedelai dan gandum dari Amerika Serikat, Australia, hingga Ukraina. Hanya saja, ke depannya porsi impor dari Amerika Serikat akan lebih ditingkatkan.

    “Sehingga kita hanya melakukan pengalihan daripada impor bahan baku untuk pangan dari AS tersebut,” pungkasnya.