Negara: Ukraina

  • Rusia Uji Coba Senjata Penghancur Starlink, Persiapan Perang Luar Angkasa

    Rusia Uji Coba Senjata Penghancur Starlink, Persiapan Perang Luar Angkasa

    Bisnis.com, JAKARTA — Rusia dikabarkan tengah membangun gudang senjata luar angkasa yang mampu mengancam satelit Starlink milik SpaceX. Sebagian ahli memaknai ini sebagai persiapan Rusia untuk potensi perang luar angkasa dengan Barat. 

    Direktur Keamanan dan Stabilitas Luar Angkasa di Secure World Foundation Victoria Samson mengatakan bahwa Moskow sedang menguji coba rudal anti-satelit Nudol, yang dapat menghancurkan satelit orbit rendah Bumi atau Low Earth Orbit (LEO) di ketinggian 500 – 1.200 kilo meter di atas permukaan bumi. 

    “Secara teori, itu juga bisa menghantam salah satu dari 7.000 satelit SpaceX,” kata Samson, dikutip Senin (21/4/2025).

    Samson memperingatkan bahwa militer Rusia mungkin mempertimbangkan untuk mempersenjatai Nudol dengan hulu ledak nuklir, meskipun buktinya belum konklusif. Dalam laporan Global Counterspace Capabilities 2025, yang dia tulis bersama, Samson mencatat bahwa penggambaran peluncur Nudol mencakup fitur yang biasanya terkait dengan rudal bersenjata nuklir.

    United 24 melaporkan jangkauan Nudol mencakup segala sesuatu mulai dari Stasiun Luar Angkasa Internasional hingga satelit Starlink yang mendukung Ukraina, dan satelit Planet Labs yang melacak pergerakan tank dan rudal Rusia. 

    “Jangkauan Nudol mencakup semua jenis aset luar angkasa,” demikian bunyi laporan tersebut.

    Samson juga mengingatkan bahwa Uni Soviet pernah mengerahkan pencegat berujung nuklir bernama “Gorgon.” Rusia, kata Samson, mungkin sedang mengembangkan generasi baru senjata serupa.

    Gedung Putih sebelumnya mengungkapkan program rahasia Rusia untuk membangun pesawat ruang angkasa bersenjata nuklir yang mampu membayangi satelit-satelit Barat—sebuah inisiatif yang belum ditinggalkan Kremlin secara publik, menurut laporan Forbes.

    “Masih belum jelas berapa banyak satelit bersenjata nuklir yang akan diluncurkan Moskow. Saya kira lebih dari satu, hanya untuk berjaga-jaga… tetapi itu akan menjadi senjata ASAT yang sangat efektif, seluruh armada tidak akan diperlukan,” ujarnya. 

    Rusia terakhir kali menguji Nudol pada akhir tahun 2021, mereka menghancurkan satelit yang tidak berfungsi, menciptakan medan puing yang membahayakan ISS, menurut Forbes.

  • Gempar Media AS Sebut Kyiv ‘Kota Rusia’, Ukraina Marah!

    Gempar Media AS Sebut Kyiv ‘Kota Rusia’, Ukraina Marah!

    Kyiv

    Ukraina marah pada media terkemuka Amerika Serikat (AS), Fox News, yang menyebut ibu kotanya, Kyiv, sebagai “kota Rusia”. Otoritas Kyiv menuntut permintaan maaf dari Fox News, dan meminta dilakukannya penyelidikan atas siaran kontroversialnya pada saat Hari Paskah kemarin.

    Sejumlah media lokal Ukraina, termasuk kantor berita RBC-Ukraine, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (21/4/2025), melaporkan bahwa Fox News menayangkan rekaman kebaktian Paskah yang berlangsung di seluruh dunia, termasuk kebaktian di Moskow yang dihadiri oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Stasiun televisi yang berbasis di New York itu juga membagikan rekaman kebaktian yang berlangsung di ibu kota Ukraina, yang awalnya melabeli kebaktian itu digelar di “Kyiv, Ukraina”.

    Namun kemudian teks pada layar tiba-tiba berubah menjadi “Kyiv, Rusia”, yang dilaporkan ditayangkan selama sekitar 20 menit sebelum diperbaiki.

    “Jika ini ada kesalahan dan bukan pernyataan politik yang disengaja, harus ada permintaan maaf dan penyelidikan terhadap siapa yang melakukan kesalahan itu,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Heorhii Tykhyi, dalam pernyataannya via media sosial X.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dalam pernyataan terpisah via X, berterima kasih kepada media massa karena telah “berbagi kebenaran tentang apa yang terjadi” di tengah gencatan senjata Paskah yang dideklarasikan Putin sehari sebelumnya.

    “Daripada menyiarkan ibadah keagamaan dari Moskow, fokusnya seharusnya pada tekanan kepada Moskow agar benar-benar berkomitmen pada gencatan senjata penuh dan mempertahankannya setidaknya selama 30 hari setelah Paskah — untuk memberikan kesempatan nyata bagi diplomasi,” kata Zelensky.

    Putin, pada Sabtu (19/4), menetapkan gencatan senjata sepihak selama 30 jam dalam perang yang berkecamuk di Ukraina. Putin berargumen bahwa keberhasilan atau kegagalan penghentian pertempuran itu akan menunjukkan kesiapan dan kapasitas Kyiv untuk mencari penyelesaian damai atas konflik tersebut.

    Sebagai respons, Zelensky mengatakan negaranya akan meniru tindakan Rusia, dengan menyatakan bahwa Ukraina mengusulkan untuk memperpanjang gencatan senjata selama 30 hari setelah Paskah Ortodoks “jika gencatan senjata sepenuhnya benar-benar terjadi”.

    Gencatan senjata selama 30 jam yang ditetapkan Putin itu dimulai pada pukul 18.00 sore waktu Moskow, dan akan berlanjut hingga Senin (21/4) tengah malam, meskipun Moskow dan Kyiv sejak itu saling menuduh telah melanggarnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Negosiasi RI-AS sesuai rencana, IHSG diprediksi konsolidasi

    Negosiasi RI-AS sesuai rencana, IHSG diprediksi konsolidasi

    Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz/aa.)

    Negosiasi RI-AS sesuai rencana, IHSG diprediksi konsolidasi
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 21 April 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak konsolidasi atau mendatar (sideways) seiring pelaku pasar masih mencermati proses negosiasi tarif antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) yang berjalan sesuai rencana sampai saat ini.

    Perkembangan sementara proses negosiasi Indonesia dengan AS memperoleh beberapa poin penting, diantaranya meliputi rencana peningkatan impor sejumlah komoditas dari AS, seperti energi dan agrikultur, kolaborasi hilirisasi, relaksasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), hingga paket deregulasi.

    “IHSG diperkirakan masih melanjutkan fase konsolidasi dalam rentang 6.300 sampai 6.550 di pekan ini,” ujar Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan di Jakarta, Senin.

    Delegasi Indonesia yang diketuai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah menemui United States Secretary of Commerce atau Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick pada Minggu (20/04), untuk menyampaikan proposal negosiasi tarif. Indonesia menyampaikan penawaran konkret untuk meningkatkan pembelian dan impor Indonesia dari AS demi menyeimbangkan defisit perdagangan AS, diantaranya pembelian produk energi (crude oil, LPG, dan gasoline).

    Selain itu, juga peningkatan impor produk pertanian dari AS (soybeans, soybeans meal, dan wheat), yang memang sangat dibutuhkan dan tidak diproduksi di Indonesia. Secretary Lutnick mengapresiasi komitmen dan proposal konkret itu, dan menilai penawaran dan permintaan Indonesia sangat konkret dan saling menguntungkan bagi kedua negara.

    Kemudian, setelah pertemuan di tingkat menteri antara Delegasi Indonesia dengan pihak United States Trade Representative (USTR) yang langsung dipimpin Ambassador Jamieson Greer pada Kamis (17/04), kemarin Minggu (20/04) di tingkat teknis langsung bergerak cepat melaksanakan pertemuan teknis antara Tim Teknis Indonesia dengan Tim dari pihak USTR

    Indonesia mengharapkan dapat disepakati format, mekanisme dan jadwal negosiasi dengan target waktu 60 hari, yang mana tenggat waktu itu adalah penyelesaian pembahasan isu untuk disepakati, sehingga masih terdapat waktu 30 hari dari 90 hari penundaan (pause) untuk implementasi kesepakatan.

    Sentimen eksternal, Presiden AS Donald Trump kembali menekankan pentingnya pemangkasan suku bunga acuan kepada Ketua The Fed Jerome Powell.

    Masih terkait global, AS berencana menarik diri dari upaya perdamaian Rusia dan Ukraina apabila tidak ada perkembangan konkrit dalam beberapa hari ke depan, yang diperkirakan akan mendorong rebound harga gas alam yang sempat turun ke kisaran 3,2 persen pada pekan lalu.

    Sementara, harga minyak melanjutkan rebound pasca sanksi baru oleh AS kepada Iran. AS dikabarkan berencana menekan ekspor minyak Iran hingga nol, bersamaan dengan proses perundingan mengenai fasilitas nuklir Iran.

    Sumber : Antara

  • Pengumuman ‘Gencatan Senjata Paskah’ Rusia Ditepis Ukraina

    Pengumuman ‘Gencatan Senjata Paskah’ Rusia Ditepis Ukraina

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata singkat pada Paskah dalam konflik di Ukraina. Ukraina menyoroti gencatan senjata yang dideklarasikan Putin tersebut karena menurutnya sejumlah wilayah Ukraina tetap menerima serangan meski terdapat gencatan senjata Paskah yang berlangsung.

    Dirangkum detikcom, Minggu (20/4/2025), gencatan senjata ini dimulai pada Sabtu malam dan berlangsung hingga tengah malam pada hari Minggu. Tak hanya Ukraina, Rusia juga mengaku wilayahnya diserang dan mempertahankan diri pada masa gencatan senjata Paskah.

    Rusia Umumkan Gencatan Senjata Paskah Singkat

    Usulan gencatan senjata jangka pendek dari Rusia muncul saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Moskow dan Kyiv untuk menyetujui gencatan senjata, tetapi gagal mendapatkan konsesi besar dari Kremlin.

    “Hari ini mulai pukul 18.00 (15.00 GMT) hingga tengah malam hari Minggu (21.00 GMT hari Minggu), pihak Rusia mengumumkan gencatan senjata Paskah,” kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi, saat bertemu dengan kepala staf Rusia Valery Gerasimov.

    Paskah menjadi hari libur besar bagi umat Kristen, yang dirayakan pada hari Minggu.

    “Saya perintahkan untuk periode ini menghentikan semua aksi militer,” ucap Putin, yang menyebut gencatan senjata berdasarkan alasan kemanusiaan.

    “Kami akan bertindak atas dasar bahwa pihak Ukraina akan mengikuti contoh kami, sementara pasukan kami harus siap untuk melawan kemungkinan pelanggaran gencatan senjata dan provokasi oleh musuh, setiap tindakan agresif,” tambahnya.

    Ukraina Sebut Wilayahnya Masih Diserang

    Foto: DW (News)

    Namun, hanya beberapa jam setelah pengumuman tersebut, pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia terus menyerang.

    “Menurut laporan panglima tertinggi, operasi penyerangan Rusia berlanjut di beberapa bagian garis depan dan artileri Rusia terus menembak,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya pada Sabtu malam.

    Ukraina menanggapi deklarasi gencatan senjata Putin tersebut dengan skeptis. Zelensky juga menyoroti Putin yang masih belum menyetujui usulan AS untuk gencatan senjata selama 30 hari.

    “Jika Rusia sekarang tiba-tiba siap untuk benar-benar bergabung dengan format diam total dan tanpa syarat, Ukraina akan bertindak seperti cermin, seperti yang akan dilakukannya pihak Rusia. Diam sebagai respons terhadap diam, menyerang untuk membela serangan,” kata Zelensky, yang menyerukan agar gencatan senjata Paskah diperpanjang menjadi 30 hari.

    “Ini akan menunjukkan niat Rusia yang sebenarnya, karena 30 jam cukup untuk menjadi berita utama, tetapi tidak untuk langkah-langkah membangun kepercayaan yang nyata. Tiga puluh hari dapat memberi kesempatan bagi perdamaian,” katanya.

    Rusia Tuding Ukraina Langgar Gencatan Senjata Paskah

    Foto: Bendera Rusia (Haris Fadhil/detikcom)

    Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina melanggar gencatan senjata Paskah yang dideklarasikan Presiden Rusia Vladimir Putin. Imbas serangan itu, Rusia menyebut mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur dan menyebabkan kematian warga sipil.

    Dilansir Reuters, Minggu (20/4/2025), Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah menembaki posisi Rusia sebanyak 444 kali, sementara itu telah menghitung lebih dari 900 serangan pesawat tak berawak Ukraina.

    Berdasarkan pernyataan Kemhan Rusia, distrik perbatasan wilayah Bryansk, Kursk dan Belgorod telah diserang dan mengakibatkan sejumlah korban tewas dan bangunan rusak.

    “Akibatnya, ada kematian dan cedera di antara penduduk sipil, serta kerusakan pada objek sipil,” katanya dalam sebuah pernyataan yang diunggah di aplikasi perpesanan Telegram.

    Namun tidak dapat diverifikasi laporan tersebut di medan perang. Selain itu Kementerian pertahanan juga mengatakan bahwa militer Rusia telah menguasai Novomikhailivka di Ukraina timur sebelum deklarasi gencatan senjata.

    Halaman 2 dari 3

    (yld/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gencatan Senjata Paskah Hanya Isapan Jempol, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan

    Gencatan Senjata Paskah Hanya Isapan Jempol, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan

    GELORA.CO – Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sementara selama Paskah yang dimulai pada Sabtu (19/4/2025) hingga Senin (21/4/2025).

    Namun dalam gencatan senjata tersebut, baik Rusia maupun Ukraina, saling lempar tuduhan telah melanggar kesepakatan.

    Ukraina menuduh Rusia telah menyerang dengan pesawat tanpa awak FPV di Kherson.

    Dalam serangan tersebut, aku Ukraina, telah menyebabkan banyak korban sipil.

    Pada sore hari tanggal 20 April, Staf Umum Ukraina melaporkan 45 baku tembak di garis depan pada hari sebelumnya.

    “Tidak seorang pun pernah percaya bahwa Rusia akan menghormati apa yang disebut gencatan senjata mereka sendiri. Tidak seorang pun yang lengah — kami tetap waspada dan siap.”

    “Untuk saat ini, perintah kami adalah untuk mengamati dan mendokumentasikan,” kata salah seorang prajurit Ukraina, Bandera, dikutip dari Kyiv Independent.

    Unit infanteri dan artileri Ukraina juga mengaku telah menangkis serangkaian serangan Rusia di Oblast Donetsk timur Ukraina.

    “Apa yang saya lihat hari ini? Sekitar lima serangan Rusia, yang terus berlanjut hingga saat ini.”

    “Saat ini, infanteri kami sedang terlibat baku tembak dengan Rusia, yang datang untuk membunuh mereka.”

    “Jadi, saya tidak merasakan adanya gencatan senjata,” kata seorang komandan batalion Ukraina, Tekhnar.

    Babai, seorang perwira yang bertempur di dekat Chasiv Yar, mengatakan pasukan Rusia telah menggunakan amunisi tandan.

    “Mereka menyerang kita dengan segala cara,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina telah melanggar gencatan senjata lebih dari 1.000 kali.

    Serangan Ukraina, kata Rusia, telah menimbulkan kerusakan pada infrastruktur dan menyebabkan beberapa kematian warga sipil.

    Dikutip dari Reuters, kementerian tersebut mengatakan pasukan Ukraina telah menembaki posisi Rusia sebanyak 444 kali.

    Mereka telah menghitung lebih dari 900 serangan pesawat tak berawak Ukraina, termasuk serangan terhadap Krimea dan wilayah perbatasan Rusia di wilayah Bryansk, Kursk, dan Belgorod.

    “Akibatnya, terjadi kematian dan cedera di kalangan penduduk sipil, serta kerusakan pada fasilitas sipil,” kata kementerian itu.

    Pertukaran Tahanan Perang

    Menurut seorang diplomat Rusia yang berbicara kepada The Moscow Times dengan syarat anonim, keputusan Kremlin untuk mengumumkan gencatan senjata kemungkinan dimaksudkan untuk melayani berbagai tujuan di luar apa yang digambarkan Putin sebagai isyarat “kemanusiaan”.

    Tak lama setelah Kremlin mengumumkan gencatan senjata Paskah, Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi mereka telah menerima perintah Putin.

    Kementerian itu mencatat gencatan senjata akan “dipatuhi oleh Kelompok Pasukan Gabungan Rusia, dengan syarat rezim Kyiv juga menanggapinya”.

    Kementerian Pertahanan juga mengatakan, mereka menukar 246 tawanan perang Ukraina dengan jumlah yang sama dari tentara Rusia yang ditangkap.

    “Sebagai tanda niat baik, sebanyak 31 tawanan perang Ukraina yang terluka dipindahkan sebagai ganti 15 tentara Rusia yang terluka,” tambah kementerian tersebut.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky kemudian mengonfirmasi pertukaran tersebut, dengan mengatakan 277 prajurit Ukraina telah dibebaskan.

    Ia mengunggah foto dan video para prajurit setelah kembali ke rumah dari tahanan.

    Selama pertemuan yang disiarkan TV di Kremlin pada hari Sabtu, Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov mengatakan kepada Putin bahwa keenam kelompok militer Rusia saat ini sedang bergerak maju di sepanjang 11 front di Ukraina timur dan selatan.

    Ia juga mengklaim, 99,5 persen wilayah Kursk telah “dibebaskan”, dan menambahkan, pasukan Rusia terus melancarkan operasi serangan balik untuk membersihkan wilayah perbatasan dari pasukan Ukraina.

    “Bagian utama wilayah (Kursk), tempat invasi terjadi, kini telah dibebaskan. Luasnya 1.260 kilometer persegi,” kata Gerasimov.

    Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah merebut desa kedua terakhir di wilayah Kursk yang masih dikuasai pasukan Ukraina.

    Hal ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Moskow  melancarkan serangan mendadak di kota perbatasan utama Sudzha.

    Meskipun tidak menanggapi klaim militer Rusia secara langsung, Zelensky mengatakan komandan tertingginya memberitahunya, pasukan Ukraina tetap menguasai beberapa bagian wilayah perbatasan.

    “Hari ini, pasukan kami melanjutkan aktivitas mereka di wilayah wilayah Kursk dan mempertahankan posisi mereka. Di wilayah Belgorod, para prajurit kami telah maju dan memperluas zona kendali kami,” tulis Zelensky di X.

  • Gencatan Senjata Paskah Hanya Isapan Jempol, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan – Halaman all

    Gencatan Senjata Paskah Hanya Isapan Jempol, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Melanggar Kesepakatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata sementara selama Paskah yang dimulai pada Sabtu (19/4/2025) hingga Senin (21/4/2025).

    Namun dalam gencatan senjata tersebut, baik Rusia maupun Ukraina, saling lempar tuduhan telah melanggar kesepakatan.

    Ukraina menuduh Rusia telah menyerang dengan pesawat tanpa awak FPV di Kherson.

    Dalam serangan tersebut, aku Ukraina, telah menyebabkan banyak korban sipil.

    Pada sore hari tanggal 20 April, Staf Umum Ukraina melaporkan 45 baku tembak di garis depan pada hari sebelumnya.

    “Tidak seorang pun pernah percaya bahwa Rusia akan menghormati apa yang disebut gencatan senjata mereka sendiri. Tidak seorang pun yang lengah — kami tetap waspada dan siap.”

    “Untuk saat ini, perintah kami adalah untuk mengamati dan mendokumentasikan,” kata salah seorang prajurit Ukraina, Bandera, dikutip dari Kyiv Independent.

    Unit infanteri dan artileri Ukraina juga mengaku telah menangkis serangkaian serangan Rusia di Oblast Donetsk timur Ukraina.

    “Apa yang saya lihat hari ini? Sekitar lima serangan Rusia, yang terus berlanjut hingga saat ini.”

    “Saat ini, infanteri kami sedang terlibat baku tembak dengan Rusia, yang datang untuk membunuh mereka.”

    “Jadi, saya tidak merasakan adanya gencatan senjata,” kata seorang komandan batalion Ukraina, Tekhnar.

    Babai, seorang perwira yang bertempur di dekat Chasiv Yar, mengatakan pasukan Rusia telah menggunakan amunisi tandan.

    “Mereka menyerang kita dengan segala cara,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan Ukraina telah melanggar gencatan senjata lebih dari 1.000 kali.

    Serangan Ukraina, kata Rusia, telah menimbulkan kerusakan pada infrastruktur dan menyebabkan beberapa kematian warga sipil.

    Dikutip dari Reuters, kementerian tersebut mengatakan pasukan Ukraina telah menembaki posisi Rusia sebanyak 444 kali.

    Mereka telah menghitung lebih dari 900 serangan pesawat tak berawak Ukraina, termasuk serangan terhadap Krimea dan wilayah perbatasan Rusia di wilayah Bryansk, Kursk, dan Belgorod.

    “Akibatnya, terjadi kematian dan cedera di kalangan penduduk sipil, serta kerusakan pada fasilitas sipil,” kata kementerian itu.

    Pertukaran Tahanan Perang

    Menurut seorang diplomat Rusia yang berbicara kepada The Moscow Times dengan syarat anonim, keputusan Kremlin untuk mengumumkan gencatan senjata kemungkinan dimaksudkan untuk melayani berbagai tujuan di luar apa yang digambarkan Putin sebagai isyarat “kemanusiaan”.

    Tak lama setelah Kremlin mengumumkan gencatan senjata Paskah, Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi mereka telah menerima perintah Putin.

    Kementerian itu mencatat gencatan senjata akan “dipatuhi oleh Kelompok Pasukan Gabungan Rusia, dengan syarat rezim Kyiv juga menanggapinya”.

    Kementerian Pertahanan juga mengatakan, mereka menukar 246 tawanan perang Ukraina dengan jumlah yang sama dari tentara Rusia yang ditangkap.

    “Sebagai tanda niat baik, sebanyak 31 tawanan perang Ukraina yang terluka dipindahkan sebagai ganti 15 tentara Rusia yang terluka,” tambah kementerian tersebut.

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky kemudian mengonfirmasi pertukaran tersebut, dengan mengatakan 277 prajurit Ukraina telah dibebaskan.

    Ia mengunggah foto dan video para prajurit setelah kembali ke rumah dari tahanan.

    Selama pertemuan yang disiarkan TV di Kremlin pada hari Sabtu, Kepala Staf Umum Rusia, Valery Gerasimov mengatakan kepada Putin bahwa keenam kelompok militer Rusia saat ini sedang bergerak maju di sepanjang 11 front di Ukraina timur dan selatan.

    Ia juga mengklaim, 99,5 persen wilayah Kursk telah “dibebaskan”, dan menambahkan, pasukan Rusia terus melancarkan operasi serangan balik untuk membersihkan wilayah perbatasan dari pasukan Ukraina.

    “Bagian utama wilayah (Kursk), tempat invasi terjadi, kini telah dibebaskan. Luasnya 1.260 kilometer persegi,” kata Gerasimov.

    Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah merebut desa kedua terakhir di wilayah Kursk yang masih dikuasai pasukan Ukraina.

    Hal ini terjadi hanya beberapa minggu setelah Moskow  melancarkan serangan mendadak di kota perbatasan utama Sudzha.

    Meskipun tidak menanggapi klaim militer Rusia secara langsung, Zelensky mengatakan komandan tertingginya memberitahunya, pasukan Ukraina tetap menguasai beberapa bagian wilayah perbatasan.

    “Hari ini, pasukan kami melanjutkan aktivitas mereka di wilayah wilayah Kursk dan mempertahankan posisi mereka. Di wilayah Belgorod, para prajurit kami telah maju dan memperluas zona kendali kami,” tulis Zelensky di X.

    (*)

  • Zelensky Tuding Rusia Langgar 2.000 Lebih Gencatan Senjata

    Zelensky Tuding Rusia Langgar 2.000 Lebih Gencatan Senjata

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyoroti pelanggaran gencatan senjata oleh Rusia. Zelensky menuding tentara Rusia melakukan lebih dari 2.000 pelanggaran ‘gencatan senjata Paskah’ yang diberlakukan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Tentara Rusia telah melanggar gencatan senjata Putin lebih dari 2.000 kali,” kata Zelensky di media sosial dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025),

    Zelensky menambahkan tidak ada peringatan serangan udara. Dia juga meminta Rusia menghentikan serangan apapun terhadap infrastruktur sipil selama 30 hari.

    ” Untuk menghentikan serangan apa pun menggunakan pesawat nirawak dan rudal jarak jauh terhadap infrastruktur sipil selama setidaknya 30 hari,” ujarnya.

    Seperti diketahui, Vladimir Putin beberapa lalu mengumumkan gencatan senjata Paskah dalam konflik di Ukraina. Gencatan senjata ini dimulai pada Sabtu malam dan berlangsung hingga tengah malam pada hari Minggu.

    Dilansir AFP, Sabtu (19/4), usulan gencatan senjata jangka pendek dari Rusia muncul saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendesak Moskow dan Kyiv untuk menyetujui gencatan senjata, tetapi gagal mendapatkan konsesi besar dari Kremlin.

    “Hari ini mulai pukul 18.00 (15.00 GMT) hingga tengah malam hari Minggu (21.00 GMT hari Minggu), pihak Rusia mengumumkan gencatan senjata Paskah,” kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi, saat bertemu dengan kepala staf Rusia Valery Gerasimov.

    “Saya perintahkan untuk periode ini menghentikan semua aksi militer,” ucap Putin, yang menyebut gencatan senjata berdasarkan alasan kemanusiaan.

    “Kami akan bertindak atas dasar bahwa pihak Ukraina akan mengikuti contoh kami, sementara pasukan kami harus siap untuk melawan kemungkinan pelanggaran gencatan senjata dan provokasi oleh musuh, setiap tindakan agresif,” tambahnya.

    Putin mengklaim bahwa Gerasimov telah mengatakan kepadanya bahwa Ukraina lebih dari 100 kali melanggar perjanjian untuk tidak menyerang infrastruktur energi.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Catat 1.300 Pelanggaran Gencatan Senjata Paskah, Tuduh Ukraina Tak Kooperatif – Halaman all

    Rusia Catat 1.300 Pelanggaran Gencatan Senjata Paskah, Tuduh Ukraina Tak Kooperatif – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kementerian Pertahanan Rusia menuduh pasukan Ukraina melanggar kesepakatan gencatan senjata selama Paskah.

    Mereka juga mencatat 1.300 kali pelanggaran oleh Ukraina sejak perintah tersebut diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Sabtu (19/4/2025).

    “Meskipun ada pengumuman gencatan senjata Paskah, pasukan Ukraina berusaha menyerang posisi militer Rusia di wilayah pemukiman Sukhaya Balka dan Bogatyr di Republik Rakyat Donetsk Rusia pada malam hari. Serangan itu berhasil digagalkan,” kata kementerian tersebut dalam pernyataannya, Minggu (20/4/2025).

    “Pasukan Kyiv juga menggunakan 48 UAV jenis pesawat melawan militer Rusia, termasuk satu di Krimea,” bunyi pernyataan itu. 

    Mereka mengatakan pasukan Ukraina juga melancarkan serangan dengan drone quadcopter.

    “Unit Ukraina menembakkan 444 kali meriam dan mortir ke posisi pasukan kami, (dan) melancarkan 900 serangan dengan drone quadcopter,” kata kementerian tersebut, seperti diberitakan Russia Today.

    Kementerian tersebut mencatat ada 12 serangan artileri, 33 serangan UAV, dan tujuh kali penerjunan amunisi di wilayah perbatasan Bryansk, Kursk, dan Belgorod di Rusia barat, yang mengakibatkan korban sipil dan cedera, serta kerusakan pada fasilitas sipil.

    “Sesuai dengan perintah Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Rusia (Presiden Vladimir Putin), semua kelompok (militer Rusia) di wilayah operasi militer khusus secara ketat mematuhi rezim gencatan senjata… dan tetap berada di garis dan posisi yang diduduki sebelumnya,” kata kementerian tersebut.

    Putin sebelumnya mengatakan jeda pertempuran akan berlaku mulai pukul 18.00 waktu Moskow pada hari Sabtu, dan berlangsung hingga tengah malam pada hari Senin (21/4/2025). 

    Untuk berjaga-jaga, Putin menginstruksikan militer Rusia untuk tetap waspada dan siap untuk menanggapi setiap pelanggaran atau provokasi.

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjawab pernyataan itu beberapa jam kemudian, dengan mengatakan pasukan Ukraina akan bertindak secara timbal balik, seperti diberitakan Al Jazeera.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Dari ‘Teroris’ Menjadi ‘Tamu Undangan’, Mengapa Rusia Cabut Larangan Terhadap Taliban? – Halaman all

    Dari ‘Teroris’ Menjadi ‘Tamu Undangan’, Mengapa Rusia Cabut Larangan Terhadap Taliban? – Halaman all

    Dari ‘Teroris’ Menjadi ‘Tamu Undangan’, Menapa Rusia Cabut Larangan terhadap Taliban?

    TRIBUNNEWS.COM – Rusia secara resmi menghapus Taliban dari ‘daftar organisasi teroris’, status formal dunia internasional, khususnya Barat, yang dilabelkan ke kelompok militan Afghanistan tersebut.

    Meski Taliban telah dilarang di Rusia sejak 2003, para ahli mengatakan keputusan Mahkamah Agung (MA) Rusia pada Kamis (17/4/2025) tersebut, tidak berarti pengakuan resmi terhadap pemerintahannya di Afghanistan. 

    “Walau begitu, keputusan MA Rusia tersebut mencerminkan pergeseran Moskow yang sedang berlangsung menuju aliansi regional baru setelah invasinya ke Ukraina yang membuat hubungan dengan mitra tradisionalnya menjadi tegang,” tulis ulasan di TMT, dikutip Minggu (20/4/2025).

    Moskow telah mengambil langkah-langkah untuk menormalisasi hubungan dengan Taliban sejak kelompok Islam itu menguasai Afghanistan pada tahun 2021 menyusul penarikan pasukan AS dan NATO yang kacau dari negara itu. 

    “Rusia telah lama bekerja sama dengan Taliban meskipun mereka secara resmi ditetapkan sebagai organisasi teroris,” kata Ruslan Suleymanov, pakar Asia Tengah dan gerakan Islam, kepada TMT.

    “Kerja sama dengan Taliban dan kelompok Islamis lainnya telah menjadi bagian dari kebijakan negara dan propaganda Rusia dalam konfrontasinya dengan Barat. Karena Taliban adalah contoh nyata perlawanan terhadap pengaruh Barat, penting bagi Rusia untuk menunjukkan solidaritas dengan gerakan-gerakan tersebut di panggung internasional,” kata Suleymanov.

    Pergeseran sikap Rusia itu tampak dengan mengundang delegasi Taliban mengunjungi Forum Ekonomi Internasional St Petersburg yang merupakan acara utama Rusia pada 2022 dan 2024. 

    Tahun lalu, diplomat tertinggi Taliban juga mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow.

    “Kami telah lama bergerak menuju keputusan ini (mendekati Taliban),” kata seorang pejabat pemerintah Rusia kepada TMT, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah ini.

    “Pertanyaannya adalah seberapa terkoordinasinya langkah ini dengan mitra dan sekutu kami,” katanya, mengacu pada negara-negara mitra regional Rusia di Asia Tengah. 

    “Kita lihat saja bagaimana reaksi mitra kami. Ini akan menjadi ujian lakmus bagi hubungan kami,” ujarnya menjelaskan konsekuensi langkah Rusia mendekati Taliban dan dampaknya terhadap sekutu mereka di Asia Tengah.

    Analis politik dan pakar Asia Tengah, Arkady Dubnov menyebut langkah Rusia tersebut “sudah diduga dan merupakan tindakan yang oportunistik secara politik.”

    “Menolak melabeli Taliban sebagai teroris sama sekali tidak sama dengan memberi mereka pengakuan politik,” tulisnya di aplikasi perpesanan Telegram. 

    “Taliban harus diberi insentif melalui cara-cara ekonomi dan pragmatis — sebuah proses yang akan memakan waktu bertahun-tahun. Waktu berjalan lambat di Timur. Namun Afghanistan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Asia Tengah,” katanya.

    Dubnov menggarisbawahi kalau kepentingan Rusia di kawasan itu menuntut kerja sama dengan Kabul.

    Salah satu bidang kerja sama utama adalah keamanan. 

    Personel keamanan Taliban dari Korps Al-Badr 205 militer Afghanistan mengendarai kendaraan militer lapis baja selama parade untuk merayakan ulang tahun ketiga pengambilalihan negara tersebut oleh Taliban, di Kandahar pada 14 Agustus 2024. – Otoritas Taliban memulai perayaan ulang tahun ketiga kekuasaan mereka atas Afghanistan pada 14 Agustus, di bekas pangkalan udara AS Bagram. (Photo by Sanaullah SEIAM / AFP) (AFP/SANAULLAH SEIAM)

    Saling Puji Rusia-Taliban

    Rusia, juga pada Kamis, menyampaikan rasa terima kasih kepada Taliban atas “operasi militer yang dilakukan oleh pihak berwenang,” karena baik Moskow maupun Taliban telah berupaya untuk melenyapkan ISIS-K.

    Kelompok ekstremis tersebut bertanggung jawab atas sejumlah serangan mematikan di Afghanistan dan Rusia, termasuk pembantaian gedung konser di Moskow pada bulan Maret 2024 yang menewaskan 145 orang.

    Taliban memuji pencabutan larangan aktivitasnya di Rusia, dengan mengatakan kalau Moskow dan Kabul “akan menjalin hubungan ekonomi dan diplomatik yang kuat di masa depan.”

    Namun, meskipun hubungannya semakin erat, Taliban tetap diklasifikasikan secara hukum sebagai organisasi teroris di Rusia selama hampir dua dekade — sebuah sebutan yang disertai konsekuensi. 

    Setidaknya 37 orang di Rusia menghadapi tuntutan pidana atau administratif antara tahun 2016 dan 2025 atas dugaan hubungan dengan kelompok tersebut, menurut media berita independen, Vyorstka.

    Dari jumlah tersebut, sekitar 20 orang dihukum karena memajang simbol-simbol Taliban di media sosial atau platform pengiriman pesan dengan denda atau penangkapan administratif singkat.

    Dalam putusan yang jarang diberikan, jurnalis terkemuka Nadezhda Kevorkova  dibebaskan  dengan denda setelah dinyatakan bersalah atas “pembenaran terorisme” atas dua unggahan media sosial yang menyebutkan Taliban .

    Setidaknya sembilan orang lainnya dihukum berdasarkan tuntutan pidana karena mempromosikan atau menghasut terorisme.

    Beberapa dijatuhi hukuman hingga 12,5 tahun di koloni hukuman dengan keamanan tinggi, kata Vyorstka.

    Sejak invasi Ukraina, Rusia telah menambahkan banyak tokoh oposisi terkemuka ke dalam daftar “ekstremis dan teroris”, sebutan yang berarti mereka dilarang memegang profesi tertentu, mencalonkan diri untuk jabatan publik, mendirikan perusahaan media, dan rekening bank mereka dibekukan.

    “Ada saya dan rekan-rekan dari Yayasan Anti-Korupsi, ayah Leonid Volkov dan banyak orang hebat dan baik yang ada dalam daftar teroris,” kata Ivan Zhdanov, sekutu yang diasingkan dari mendiang kritikus Kremlin Alexei Navalny.

    “Saya bertanya-tanya, jika kita semua bergabung dengan Taliban, apakah mereka akan melarangnya lagi?” kata Zhdanov, yang masuk dalam daftar ekstremis dan teroris pada tahun 2022.

    Minggu ini, empat jurnalis independen dijatuhi hukuman 5,5 tahun penjara karena diduga terkait dengan kelompok Navalny, yang dilarang Rusia karena dianggap “ekstremis.”

    PERSONEL TALIBAN – Personel keamanan Taliban memeriksa kendaraan yang melewati checkpoint di Kabul, Afghanistan. Rusia saat ini tidak lagi menganggap Taliban sebagai organisasi teroris, sebuah perubahan sikap drastis yang menandai manuver Moskow di Kawasan Asia Tengah.

    Apa Tujuan Rusia Dekati Taliban?

    Keputusan untuk mencabut larangan terhadap Taliban dapat menjadi langkah strategis bagi Moskow, karena kemampuannya untuk bekerja sama dengan pihak berwenang di Afghanistan dapat memberinya pengaruh terhadap mitra regional dan pemerintahan baru AS.

    Menurut analis politik Andrei Serenko, masih belum jelas permainan politik macam apa yang akan dilakukan Rusia dalam merehabilitasi Taliban. 

    “Akankah Moskow mencoba menghidupkan kembali upaya untuk membangun konsensus regional mengenai Afghanistan — dengan Iran, Tiongkok, dan negara-negara lain — sebagai tanggapan terhadap inisiatif AS di masa mendatang?”

    “Atau akankah Kremlin mengambil langkah berani dan, di tengah meningkatnya intrik kemungkinan pemulihan hubungan AS-Rusia, memutuskan untuk memainkan permainan Afghanistan bersama dengan pemerintahan Donald Trump?” tanya Serenko dalam komentarnya kepada media Rusia.

     

    (oln/tmt/*)

  • Ukraina: Ratusan Serangan Rusia Terjadi Beberapa Jam Seusai Putin Serukan Gencatan Senjata Paskah – Halaman all

    Ukraina: Ratusan Serangan Rusia Terjadi Beberapa Jam Seusai Putin Serukan Gencatan Senjata Paskah – Halaman all

    Ukraina: Ratusan Serangan Rusia Terjadi Beberapa Jam Seusai Putin Serukan Gencatan Senjata Paskah

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, Minggu (20/4/2025) mengatakan pasukan Rusia melanjutkan tembakan dan serangan mereka di sepanjang garis depan meskipun Presiden Rusia, Vladimir Putin mengumumkan gencatan senjata singkat Paskah.

    Gencatan senjata selama 30 jam akan menjadi jeda paling signifikan dalam pertempuran dalam konflik lebih dari tiga tahun.

    Tetapi hanya beberapa jam setelah perintah itu seharusnya mulai berlaku, sirene serangan udara berbunyi di Kiev dan beberapa wilayah Ukraina lainnya.

    Atas hal ini, Zelensky menuduh Rusia mempertahankan serangannya.

    “Di berbagai arah garis depan, telah terjadi 59 kasus penembakan Rusia dan lima serangan oleh unit Rusia,” kata Zelensky di media sosial, mengutip laporan dari panglima tertinggi Ukraina Oleksandr Syrsky pada pukul 6:00 pagi waktu setempat.

    Ia mengatakan kalau dalam enam jam menjelang tengah malam Sabtu, terjadi “387 penembakan dan 19 serangan oleh pasukan Rusia,”.

    Dijelaskan, ada sebanyak 290 kali serangan menggunakan pesawat tanpa awak oleh Rusia

    “Secara keseluruhan, hingga pagi Paskah (Minggu), kita dapat menyatakan bahwa tentara Rusia berupaya menciptakan kesan umum gencatan senjata, sementara di beberapa wilayah masih melanjutkan upaya terisolasi untuk maju dan menimbulkan kerugian di Ukraina,” kata postingan Zelensky.

    Namun, angkatan udara Ukraina pada Minggu pagi tidak melaporkan adanya serangan pesawat tak berawak atau rudal.

    Wartawan AFP melaporkan, mendengar ledakan pada Minggu pagi sekitar belasan kilometer (tujuh mil) dari garis depan di Ukraina timur.

    Ukraina akan menanggapi serangan apa pun secara “simetris”, kata Zelensky, menuduh Rusia “berusaha menciptakan kesan umum gencatan senjata” sambil terus melakukan serangan terisolasi.

    Meriam howitzer Ukraina menyalak menembak pasukan Rusia di Donetsk (Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina via Ukrinform)

    Rusia: Ukraina Geruduk Donetsk Pada Malam Hari

    Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan, “meskipun gencatan senjata Paskah telah diumumkan, unit-unit Ukraina pada malam hari berupaya menyerang” posisi-posisinya di wilayah Donetsk, yang diklaim telah berhasil dipukul mundur.

    Dalam semalam, katanya, Ukraina menembaki posisi Rusia 444 kali dan melancarkan 900 serangan dengan pesawat tak berawak.

    Serangan-serangan ini mengakibatkan warga sipil “meninggal dan terluka,” kata kementerian tersebut, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Mereka menegaskan pasukannya telah “mematuhi gencatan senjata dengan ketat dan tetap berada di garis depan serta posisi yang sebelumnya mereka duduki.”

    Perintah Putin untuk menghentikan pertempuran selama akhir pekan Paskah muncul setelah berbulan-bulan upaya Presiden AS Donald Trump untuk membuat Moskow dan Kyiv menyetujui gencatan senjata.

    Pada hari Jumat, Washington bahkan mengancam akan menarik diri dari pembicaraan jika tidak ada kemajuan yang dicapai.

    ZELENSKY RAYAKAN PASKAH – Foto ini diambil dari kantor Presiden Ukraina pada Minggu (20/4/2025), memperlihatkan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memberikan ucapan selamat hari raya Paskah pada hari Minggu. (Kantor Presiden Ukraina)

    Beri Kesempatan pada Perdamaian

    “Hari ini mulai pukul 18.00 hingga tengah malam Minggu, pihak Rusia mengumumkan gencatan senjata Paskah,” kata Putin dalam komentar yang disiarkan televisi selama pertemuan dengan kepala staf umum Rusia Valery Gerasimov.

    Zelensky menanggapi dengan mengatakan Ukraina akan melakukan hal yang sama, dan mengusulkan perpanjangan gencatan senjata setelah hari Minggu, meskipun menuduh Rusia telah mengingkari janjinya.

    “Rusia harus sepenuhnya mematuhi ketentuan gencatan senjata. Usulan Ukraina untuk melaksanakan dan memperpanjang gencatan senjata selama 30 hari setelah tengah malam ini masih dalam pembahasan,” demikian pernyataan Zelensky pada, Minggu.

    Sebelumnya, ia menyarankan kalau “30 hari dapat memberikan kesempatan bagi perdamaian” — sambil menunjukkan bahwa Putin telah menolak usulan gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama 30 hari.

    Putin mengatakan gencatan senjata untuk liburan Paskah yang dirayakan pada hari Minggu dimotivasi oleh “alasan kemanusiaan.”

    Sementara ia mengharapkan Ukraina untuk mematuhinya, ia mengatakan kalau pasukan Rusia “harus siap untuk melawan kemungkinan pelanggaran gencatan senjata dan provokasi oleh musuh.”

    Putin mengatakan usulan gencatan senjata terbaru akan menunjukkan “seberapa tulus kesiapan rezim Kiev, serta keinginan dan kemampuannya untuk mematuhi perjanjian dan berpartisipasi dalam proses perundingan damai.”

    Upaya sebelumnya untuk mengadakan gencatan senjata untuk Paskah pada April 2022 dan Natal Ortodoks pada Januari 2023 tidak dilaksanakan setelah kedua belah pihak gagal menyetujuinya.

    Di Kiev pada hari Minggu, saat lonceng Paskah berbunyi, orang-orang menyatakan keraguan mengenai apakah Rusia akan mematuhi gencatan senjata sambil menyambut usulan Zelensky untuk memperpanjangnya.

    “Mereka sudah mengingkari janjinya. Sayangnya, kita tidak bisa mempercayai Rusia saat ini,” kata Olha Grachova, 38 tahun, yang bekerja di bidang pemasaran.

    “Presiden kami telah dengan jelas mengatakan bahwa jika mereka mengumumkan gencatan senjata selama 30 jam, kami akan mengumumkan gencatan senjata selama 30 hari. Jadi biarkan saja mereka melakukannya… agar perang yang mengerikan ini berakhir, agar rakyat kami, tentara kami, dan anak-anak kami berhenti mati,” kata Serhiy Klochko, 30 tahun, seorang pekerja kereta api.

    Namun Natalia, seorang dokter berusia 41 tahun, mengatakan tentang usulan Zelensky selama 30 hari: “Semua yang kami tawarkan, sayangnya, hanyalah tawaran kami. Tidak ada yang menanggapinya.”

    Tentara di kota Kramatorsk, Ukraina timur, dekat garis depan, menyambut pengumuman gencatan senjata dengan skeptis.

    Putin “mungkin melakukannya untuk memberi harapan atau menunjukkan kemanusiaannya,” kata Dmitry, seorang tentara berusia 40 tahun. “Namun, tentu saja, kami tidak percaya [pada Rusia].”

    Prajurit Vladyslav, 22 tahun, menambahkan: “Saya merasa hal ini akan terjadi lagi setelah beberapa saat, dan akan terus berlanjut.”

    Di jalan-jalan Moskow, Yevgeny Pavlov, 58, tidak berpikir Rusia akan memberi Ukraina waktu istirahat.

    “Tidak perlu memberi mereka kelonggaran. Jika kami menekan, itu berarti kami harus menekan sampai akhir,” katanya kepada AFP.

    TAWANAN PERANG UKRAINA – Foto ini diambil dari Facebook Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada Kamis (20/3/2025), memperlihatkan tawanan perang Ukraina yang dibebaskan oleh Rusia dalam pertukaran 350 tawanan (masing-masing pihak 175 orang) yang ditengahi oleh Uni Emirat Arab pada Rabu (19/3/2025). (Facebook Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina)

    Rusia dan Ukraina Bertukar Tawanan Perang pada Sabtu

    Tanda-tanda gencatan senjata temporer antara Rusia dan Ukraina sebetulnya menunjukkan prospek baik saat kedua militer melakukan pertukaran tawanan perang menjelang Paskah.

    Sebanyak 246 tentara Rusia dan Ukraina kembali ke pasukan mereka di lokasi yang tidak disebutkan di perbatasan dengan Belarus, menurut Kementerian Pertahanan di Moskow, Sabtu.

    “Selain itu, sebagai tanda niat baik, 31 tawanan perang yang terluka ditukar dengan 15 tentara Rusia yang terluka yang sangat membutuhkan perawatan medis,” kata pernyataan itu.

    Pertukaran tersebut dimediasi oleh Uni Emirat Arab.

    Pihak yang bertikai telah bertukar tawanan perang beberapa kali dalam lebih dari tiga tahun sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia.

    Menurut Presiden Volodymyr Zelensky, 4.552 tentara Ukraina telah dapat kembali ke rumah dengan cara ini.

    Tepat pada Jumat Agung, Ukraina dan Rusia bertukar ratusan jenazah tentara.

    Pihak Ukraina menerima 909 jenazah, menurut staf yang bertanggung jawab atas urusan tawanan perang di Kiev.

    Para prajurit tersebut dilaporkan tewas dalam pertempuran di wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhya, Sumy, dan Kharkiv.

    Beberapa dibawa dari kamar mayat di Rusia.

    Pasukan Ukraina menguasai sebagian wilayah perbatasan Rusia bagian barat di Kursk selama berbulan-bulan.

    Sebagai balasannya, pihak Rusia menerima jenazah 41 prajuritnya sendiri.

    Pertukaran tersebut berlangsung di bawah mediasi Palang Merah Internasional, menurut sumber-sumber Ukraina.

     

    (oln/tmt/*)