Negara: Ukraina

  • Trump Langsung Tinggalkan Roma Usai Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Trump Langsung Tinggalkan Roma Usai Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Roma

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump langsung terbang meninggalkan Roma, Italia, setelah menghadiri misa pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan pada Sabtu (26/4) waktu setempat.

    Trump dan istrinya, Melania, seperti dilansir CNN, Sabtu (26/4/2025), telah terbang meninggalkan Roma dengan pesawat kepresidenan AS, Air Force One, pada Sabtu (26/4) siang waktu setempat.

    Keduanya disebut berangkat dengan sangat cepat setelah misa pemakaman selesai digelar di Alun-alun Santo Petrus.

    Selama berada di Vatikan, Trump sempat melakukan pertemuan singkat dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pertemuan itu dilakukan di dalam salah satu area Basilika Santo Petrus, sesaat sebelum misa pemakaman digelar pada Sabtu (26/4) pagi waktu setempat.

    Sejumlah foto yang dipublikasikan oleh kantor kepresidenan Ukraina menunjukkan momen Trump dan Zelensky duduk berhadapan di dalam salah satu area Basilika Santo Petrus yang ada di Vatikan.

    Foto-foto itu menunjukkan Trump dan Zelensky berbicara empat mata di tengah sebuah area kosong di dalam basilika yang merupakan salah satu situs terpenting Gereja Katolik tersebut.

    Beberapa foto lainnya kedua pemimpin itu ditemani oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang juga ada di Vatikan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Juru bicara kantor kepresidenan Ukraina, Sergiy Nykyforov, seperti dilansir AFP, mengatakan bahwa pertemuan kedua pemimpin itu dilakukan sebelum misa pemakaman dimulai, dan berlangsung hanya sebentar.

    Gedung Putih telah mengonfirmasi pertemuan antara Trump dan Zelensky di Vatikan, dengan direktur komunikasi Gedung Putih Steven Cheung menyebutnya sebagai “diskusi yang sangat produktif”. Cheung menambahkan bahwa rincian lebih lanjut soal pertemuan itu akan disampaikan menyusul.

    Pertemuan di Vatikan ini menjadi yang pertama setelah Trump dan Zelensky terlibat cekcok dalam pertemuan terakhir mereka di Ruang Oval Gedung Putih pada Februari lalu. Pada saat itu, Trump menegur Zelensky karena tidak pernah menunjukkan rasa terima kasih yang cukup atas dukungan AS dalam perjuangan Ukraina melawan invasi Rusia.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Momen Trump-Zelensky Gelar Pertemuan di Basilika Santo Petrus

    Momen Trump-Zelensky Gelar Pertemuan di Basilika Santo Petrus

    Vatican City

    Ternyata Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan pertemuan di dalam Basilika Santo Petrus pada Sabtu (26/4), sesaat sebelum menghadiri misa pemakaman Paus Fransiskus.

    Sejumlah foto yang dipublikasikan oleh kantor kepresidenan Ukraina, seperti dilansir CNN, Sabtu (26/4/2025), menunjukkan momen Trump dan Zelensky duduk berhadapan di dalam salah satu area Basilika Santo Petrus yang ada di Vatikan.

    Foto-foto itu menunjukkan Trump dan Zelensky berbicara empat mata di tengah sebuah area kosong di dalam basilika yang merupakan salah satu situs terpenting Gereja Katolik tersebut.

    Beberapa foto lainnya kedua pemimpin itu ditemani oleh Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, yang juga ada di Vatikan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

    Juru bicara kantor kepresidenan Ukraina, Sergiy Nykyforov, seperti dilansir AFP, mengatakan kepada wartawan bahwa pertemuan kedua pemimpin itu dilakukan sebelum misa pemakaman dimulai, dan berlangsung hanya sebentar.

    “Pertemuan itu sudah berlangsung dan telah berakhir,” kata Nykyforov kepada wartawan, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut soal topik yang dibahas kedua pemimpin.

    Momen Trump dan Zelensky melakukam pembicaraan empat mata di dalam Basilika Santo Petrus di Vatikan, sesaat sebelum menghadiri pemakaman Paus Fransiskus Foto: Handout/UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE/AFP

    Gedung Putih telah mengonfirmasi pertemuan antara Trump dan Zelensky di Vatikan, dengan direktur komunikasi Gedung Putih Steven Cheung menyebutnya sebagai “diskusi yang sangat produktif”. Cheung menambahkan bahwa rincian lebih lanjut soal pertemuan itu akan disampaikan menyusul.

    Pertemuan di Vatikan ini menjadi yang terbaru setelah Trump dan Zelensky terlibat cekcok dalam pertemuan terakhir mereka di Ruang Oval Gedung Putih pada Februari lalu.

    Pada saat itu, Trump menegur Zelensky karena tidak pernah menunjukkan rasa terima kasih yang cukup atas dukungan AS dalam perjuangan Ukraina melawan invasi Rusia.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ingin Seperti Israel, Zelensky Berharap AS Beri Jaminan Keamanan untuk Ukraina – Halaman all

    Ingin Seperti Israel, Zelensky Berharap AS Beri Jaminan Keamanan untuk Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Zelensky menegaskan bahwa setiap pengaturan perdamaian di masa depan dengan Rusia harus didukung oleh dukungan militer, keuangan, dan politik yang berkelanjutan dari AS.

    Selain itu, Zelensky juga menekankan pentingnya dukungan dari mitra Eropa dan menyatakan bahwa Ukraina sedang aktif mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk jaminan tersebut, seperti dilaporkan oleh Russia Today.

    Seruan tersebut muncul setelah laporan bahwa negara-negara pendukung Ukraina di Eropa menolak beberapa poin penting dari rencana perdamaian Rusia-Ukraina yang diusulkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

    Sebelumnya, perwakilan AS telah menyampaikan rancangan tersebut dalam pembicaraan dengan Ukraina dan negara-negara Eropa di Paris.

    Pada pertemuan lanjutan di London pada 23 April 2025, perwakilan Ukraina dan pendukungnya di NATO juga menolak rencana tersebut dan mengajukan usulan alternatif.

    Di sisi lain, AS telah mengancam untuk mundur dari upaya mediasi jika kedua belah pihak tidak menunjukkan niat untuk mengakhiri konflik.

    Ukraina Kekurangan Senjata untuk Merebut Kembali Krimea

    Dalam pernyataan terpisah kepada Interfax Ukraina, Zelensky menyatakan bahwa Ukraina tidak memiliki senjata yang cukup untuk merebut kembali Krimea, yang diduduki Rusia sejak 2014.

    “Benar apa yang dikatakan Presiden Trump, saya setuju dengannya bahwa saat ini kita tidak memiliki cukup senjata,” ujarnya.

    Zelensky menegaskan bahwa posisi Ukraina tetap tidak berubah, dengan rakyat Ukraina yang berhak menentukan wilayah mana yang menjadi bagian dari negara mereka.

    “Konstitusi Ukraina memutuskan semua wilayah yang diduduki sementara adalah milik rakyat Ukraina,” tegasnya.

    Presiden Ukraina juga menekankan bahwa dunia memiliki berbagai alat untuk menekan Rusia, termasuk sanksi dan tekanan ekonomi serta diplomatik, untuk mengangkat isu teritorial yang sedang berlangsung.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Paus Fransiskus Dimakamkan Hari Ini, Pemimpin Dunia Beri Penghormatan Terakhir – Halaman all

    Paus Fransiskus Dimakamkan Hari Ini, Pemimpin Dunia Beri Penghormatan Terakhir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Upacara pemakaman Paus Fransiskus berlangsung hari ini, dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia.

    Pemakaman dilaksanakan di Basilika St Mary Maggiore, dengan setidaknya 170 pejabat asing yang telah mengonfirmasi kehadiran.

    Di antara pemimpin yang hadir adalah:

    Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, beserta istrinya, Melania Trump.
    Pangeran William, yang mewakili keluarga kerajaan Inggris.
    Lula da Silva, Presiden Brasil, bersama istrinya, Janja Lula da Silva.
    Ferdinand Marcos Jr, Presiden Filipina, dan istrinya, Lisa Marcos.

    Pemimpin Eropa lainnya yang juga hadir termasuk Emmanuel Macron (Presiden Prancis), Andrzej Duda (Presiden Polandia), Maia Sandu (Presiden Moldova), dan Ursula von der Leyen (Presiden Komisi UE).

    Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang sebelumnya dikabarkan tidak dapat menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus, kini terlihat hadir di tengah-tengah para pejabat asing yang melayat.

    Namun, beberapa pemimpin, seperti Vladimir Putin (Presiden Rusia) dan Benjamin Netanyahu (Perdana Menteri Israel), dipastikan tidak akan hadir.

    Rangkaian Acara Pemakaman

    Selama tiga hari terakhir, sekitar 250.000 orang telah memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus yang telah terbaring di peti jenazah di Basilika Santo Petrus.

    Hari ini, peti jenazahnya akan dibawa melewati pintu utama untuk pemakaman luar ruangan yang dimulai pukul 10 pagi waktu setempat.

    Acara ini akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, seorang uskup Italia berusia 91 tahun.

    Iring-iringan mobil jenazah Paus Fransiskus akan melintasi kota Roma, memberikan kesempatan bagi warga untuk mengucapkan selamat tinggal.

    Sebagai langkah keamanan, Italia telah menutup wilayah udara di atas kota dan mengerahkan pasukan tambahan.

    Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun pada 21 April 2025, dengan penyebab kematian yang tercantum dalam surat kematiannya adalah stroke, koma, dan gagal jantung.

    Dalam surat wasiatnya, Paus Fransiskus menginginkan pemakaman yang sederhana di Basilika St Mary Maggiore, sekitar 4 kilometer dari St Petrus, dengan hanya tertulis namanya, “Fransiskus”, di makamnya.

    Sebuah replika salib berlapis besi sederhana yang biasa ia pakai akan digantung di atas lempengan marmer sebagai penghormatan terakhir.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Vatikan Sebut 200 Ribu Pelayat Hadiri Misa Pemakaman Paus Fransiskus

    Vatikan Sebut 200 Ribu Pelayat Hadiri Misa Pemakaman Paus Fransiskus

    Jakarta

    Jumlah pelayat yang menghadiri misa pemakaman Paus Fransiskus di alun-alun Santo Petrus terus bertambah. Vatikan menyebut saat ini terdapat sekitar 200 ribu pelayat.

    Dilansir AFP, Sabtu (26/4/2025), sekitar 200 ribu orang menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Kota Vatikan. Para pelayat ini memadati lapangan Santo Petrus.

    Sebelumnya, disebutkan polisi Italia terdapat 150 ribu pelayat yang menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

    Para pelayat ini mengikuti misa dengan khidmat. Mereka melihat dari layar lebar yang disediakan di area lapangan Santo Petrus.

    Prosesi misa ini juga dihadiri lebih dari 50 kepala negara. Mereka juga telah memasuki Basilika terlebih dahulu untuk memberikan penghormatan terakhir di peti jenazah Paus Fransiskus.

    Para tamu termasuk Presiden Argentina Javier Milei dan Pangeran William dari Inggris serta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump.

    (eva/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia dan AS Sepakati Poin Utama untuk Akhiri Perang Ukraina – Halaman all

    Rusia dan AS Sepakati Poin Utama untuk Akhiri Perang Ukraina – Halaman all

    TRIBUNENWS.COM – Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan utusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Steve Witkoff, menghasilkan kesepakatan penting untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan di Ukraina.

    Penasihat urusan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, menyatakan bahwa pertemuan yang berlangsung selama tiga jam tersebut berjalan dengan konstruktif dan berhasil mempersempit perbedaan pandangan antara kedua belah pihak.

    Poin Penting Pertemuan

    Ushakov mengungkapkan bahwa diskusi tersebut difokuskan pada kemungkinan dimulainya kembali pembicaraan langsung antara Rusia dan Ukraina.

    “Pertemuan ini memungkinkan Rusia dan AS untuk lebih menyatukan posisi mereka tidak hanya mengenai Ukraina tetapi juga mengenai sejumlah isu internasional lainnya,” katanya.

    Presiden Trump menegaskan bahwa sebagian besar poin utama perjanjian untuk mengakhiri perang telah disepakati.

    Melalui akun media sosialnya, Trump menyatakan bahwa Rusia dan Ukraina sangat dekat dengan kesepakatan.

    Ia menyerukan agar kedua belah pihak bertemu di tingkat tertinggi untuk menyelesaikan masalah ini.

    Prinsip Ukraina dalam Negosiasi

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Hiorhiy Tekhy, menegaskan posisi negaranya dalam perundingan.

    Ukraina mengadopsi tiga prinsip utama yaitu tidak mengakui wilayah yang dicaplok Rusia, tidak menerima pembatasan pada angkatan bersenjata dan industri militer, serta menolak hak negara ketiga untuk memveto keputusan Ukraina dalam bergabung dengan aliansi internasional.

    Tekhy menekankan bahwa prinsip-prinsip tersebut bukan hanya berkaitan dengan gencatan senjata, tetapi juga merupakan kerangka kerja komprehensif untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

    Sebelumnya, The New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Trump berupaya mencegah aksesi Ukraina ke aliansi NATO.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Misa Pemakaman, Paus Fransiskus Dipuji Miliki Hati Terbuka untuk Semua Umat

    Misa Pemakaman, Paus Fransiskus Dipuji Miliki Hati Terbuka untuk Semua Umat

    Vatican City

    Mendiang Paus Fransiskus dipuji sebagai seorang paus yang memiliki “hati yang terbuka” untuk semua umat, yang berjuang untuk Gereja Katolik yang penuh belas kasih.

    Kardinal Giovanni Battista Re, yang memimpin misa pemakaman Paus Fransiskus di Alun-alun Santo Petrus pada Sabtu (26/4), saat membacakan homili pemakaman menyebut sang Bapa Suci ingin dekat dengan semua orang, terutama dengan mereka yang mengalami kesulitan dan terpinggirkan.

    “Beliau menjalin kontak langsung dengan individu dan masyarakat, ingin dekat dengan semua orang, dengan perhatian yang nyata kepada mereka yang sedang dalam kesulitan, memberikan dirinya tanpa batas, terutama kepada mereka yang terpinggirkan, yang paling kecil di antara kita,” sebutnya.

    “Beliau adalah seorang paus di antara umat, dengan hati yang terbuka bagi semua orang,” ucap Kardinal Re, seperti dilansir AFP, Sabtu (26/4/2025).

    Kardinal Re kemudian menyinggung soal upaya mendiang Paus Fransiskus dalam membantu para pengungsi, migran, dan orang miskin.

    “Tindakan dan seruannya dalam mendukung para pengungsi dan orang-orang telantar tidak terhitung banyaknya,” ucap Kardinal Re di hadapan puluhan ribu orang yang menghadiri misa pemakaman di Alun-alun Santo Petrus, termasuk pemimpin dunia seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang pernah berselisih dengan Paus Fransiskus mengenai perlakuan terhadap migran.

    Dikatakan juga oleh Kardinal Re saat membacakan homili bahwa mendiang Paus Fransiskus juga meyakini Gereja merupakan “rumah bagi semua orang”.

    Mengenai konflik yang terjadi di dunia, menurut Kardinal Re, mendiang Paus Fransiskus mendesak “negosiasi yang beralasan dan jujur” dalam upaya mengakhiri konflik yang berkecamuk di berbagai negara.

    “Menghadapi perang yang berkecamuk dalam beberapa tahun terakhir, dengan kengerian yang tidak manusiawi, dan kematian serta kehancuran yang tak terhitung jumlahnya. Paus Fransiskus terus-menerus menyerukan perdamaian dan menyerukan negosiasi yang beralasan dan jujur untuk menemukan solusi yang memungkinkan,” kata Kardinal Re.

    Misa pemakaman Paus Fransiskus ini dihadiri total 130 delegasi asing, termasuk 55 kepala negara, 14 kepala pemerintahan dan 12 raja yang berkuasa dari berbagai negara.

    Selain Trump, terdapat juga Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Argentina Javier Milei, Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr di antara para pemimpin asing yang hadir di Vatikan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hari ke-1.158 Perang Rusia-Ukraina: Rusia Tangkap Warga Rumania, Diduga Mata-mata Ukraina – Halaman all

    Hari ke-1.158 Perang Rusia-Ukraina: Rusia Tangkap Warga Rumania, Diduga Mata-mata Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-1158 dengan sejumlah peristiwa penting yang terjadi pada hari ini.

    Berikut adalah rincian terbaru dari situasi yang berkembang.

    Ledakan di Dnipro dan Kharkiv

    Pada pukul 02:45 waktu setempat, serangkaian ledakan terdengar di Dnipro.

    Selanjutnya, pada pukul 06:10, koresponden dari Suspilne melaporkan adanya ledakan di Kharkiv.

    Kejadian ini menunjukkan meningkatnya ketegangan dan serangan di wilayah Ukraina.

    Serangan di Belgorod

    Dua warga sipil tewas dan satu orang mengalami luka kritis akibat serangan pesawat tak berawak Ukraina yang menargetkan sebuah mobil di wilayah Belgorod, Rusia, pada hari Jumat.

    Gubernur setempat, Vyacheslav Gladkov, melaporkan insiden ini, yang menambah daftar korban akibat konflik yang berkepanjangan.

    Kremlin menyalahkan Ukraina atas serangan bom mobil yang menewaskan Jenderal Yaroslav Moskalik, seorang perwira militer Rusia, di dekat Moskow.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan, “Ada alasan untuk percaya bahwa dinas khusus Ukraina terlibat dalam pembunuhan itu.”

    Ukraina belum memberikan komentar resmi terkait insiden ini.

    Zelensky Mungkin Batal Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengungkapkan kemungkinan untuk tidak menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang dijadwalkan hari ini.

    Ia menegaskan akan memprioritaskan pertemuan militer yang penting di Ukraina.

    “Jika saya tidak ada di sana tepat waktu, Ukraina akan diwakili pada tingkat yang tepat,” kata Zelensky saat mengunjungi lokasi serangan Rusia di Kyiv yang menewaskan 12 orang dan melukai sedikitnya 90 orang.

    Tuduhan Terhadap Rusia Terkait Perdagangan Gandum

    Dinas Keamanan Ukraina (SBU) melaporkan penahanan sebuah kapal asing yang diduga terlibat dalam perdagangan ilegal gandum curian dari Ukraina.

    Penyelidikan menunjukkan bahwa kapal tersebut merupakan bagian dari armada bayangan Rusia yang digunakan untuk menjual gandum yang dijarah ke negara ketiga.

    Ukraina telah lama menuduh Rusia mencuri dan memperdagangkan gandum sejak perang dimulai, meskipun Rusia membantah tuduhan ini.

    Penangkapan Warga Rumania oleh FSB

    Badan keamanan Rusia, FSB, mengumumkan penangkapan seorang warga negara Rumania yang diduga melakukan spionase untuk Ukraina.

    Tersangka diduga telah mengumpulkan informasi mengenai lokasi sistem pertahanan udara di kota Sochi.

    Kementerian Luar Negeri Rumania menyatakan bahwa warga negara tersebut awalnya ditahan di wilayah Abkhazia sebelum dipindahkan ke Sochi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Trump-Zelensky Lakukan Pertemuan Sebelum Misa Pemakaman Paus Fransiskus

    Trump-Zelensky Lakukan Pertemuan Sebelum Misa Pemakaman Paus Fransiskus

    Vatican City

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan pertemuan di Roma, Italia, sebelum keduanya menghadiri misa pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan pada Sabtu (26/4) waktu setempat.

    Pertemuan kedua kepala negara itu, seperti dilansir CNN, Sabtu (26/4/2025), diungkapkan oleh juru bicara kepresidenan Ukraina, Sergii Nykyforov.

    Zelensky sebelumnya menyatakan kesediaannya untuk bertemu dengan Trump saat kedua pemimpin sama-sama berada di Roma untuk menghadiri misa pemakaman Paus Fransiskus.

    Namun Trump, yang mendarat di Roma bersama istrinya, Melania, sama sekali tidak memberitahu wartawan soal rencana pertemuannya dengan Zelensky.

    Pertemuan terakhir Trump dan Zelensky terjadi di Ruang Oval Gedung Putih pada Februari lalu, yang diwarnai cekcok bersejarah yang menghebohkan dunia.

    Pada saat itu, Trump menegur Zelensky karena tidak pernah menunjukkan rasa terima kasih yang cukup atas dukungan AS dalam perjuangan Ukraina melawan invasi Rusia.

    Sejauh ini belum ada komentar langsung dari Gedung Putih soal pertemuan kedua pemimpin. Tidak diketahui secara jelas apa saja yang menjadi topik pembicaraan keduanya saat bertemu di Roma.

    Trump dan Zelensky tiba secara terpisah di Alun-alun Santo Petrus sesaat sebelum misa pemakaman Paus Fransiskus digelar pada Sabtu (26/4) pagi waktu setempat.

    Vatikan telah mengumumkan bahwa total 130 delegasi asing, termasuk 55 kepala negara, 14 kepala pemerintahan dan 12 raja yang berkuasa dari berbagai negara menghadiri misa pemakaman Paus Fransiskus.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Zelensky Ingin Dukungan ‘Ala Israel’ dari AS untuk Ukraina, Berharap Dapat Jaminan Keamanan – Halaman all

    Zelensky Ingin Dukungan ‘Ala Israel’ dari AS untuk Ukraina, Berharap Dapat Jaminan Keamanan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap Amerika Serikat (AS) dapat menyediakan bantuan keamanan jangka panjang kepada Ukraina seperti apa yang AS berikan kepada Israel.

    Zelensky menegaskan setiap pengaturan perdamaian di masa depan dengan Rusia harus didukung oleh dukungan militer, keuangan, dan politik yang berkelanjutan dari AS.

    “Diskusi di London difokuskan pada jaminan keamanan dari Amerika Serikat. Kami berharap jaminan tersebut setidaknya sama kuatnya dengan jaminan yang diberikan kepada Israel,” kata Zelensky pada hari Jumat (25/4/2025).

    “Selain itu, kami mengantisipasi dukungan dari mitra Eropa kami dan secara aktif mengembangkan infrastruktur yang diperlukan untuk jaminan ini,” imbuhnya, seperti diberitakan Russia Today.

    Seruan ini disampaikan setelah negara-negara pendukung Ukraina di Eropa dilaporkan menolak beberapa poin penting dari rencana perdamaian Rusia-Ukraina yang diusulkan oleh Trump.

    Sebelumnya, perwakilan AS menyampaikan rancangan tersebut selama pembicaraan dengan Ukraina dan negara-negara Eropa di Paris pada minggu lalu.

    Pada pertemuan lanjutan di London pada hari Rabu (23/4/2025), perwakilan Ukraina dan pendukungnya di NATO dikabarkan menolak rencana tersebut dengan mengajukan usulan lain.

    Sementara itu, AS sebelumnya mengancam akan mundur dari upayanya untuk menengahi perundingan Rusia dan Ukraina jika kedua pihak tidak menunjukkan keinginan untuk mengakhiri perang.

    Zelensky: Ukraina Tak Punya Cukup Senjata

    Dalam pernyataan terpisah dengan Interfax Ukraina, Zelensky menyatakan Ukraina tidak memiliki senjata yang cukup untuk merebut kembali Krimea yang diduduki Rusia sejak tahun 2014.

    “Benar apa yang dikatakan Presiden Trump. Saya setuju dengannya bahwa saat ini kita tidak memiliki cukup senjata. Senjata khususnya, bukan manusia. Karena manusia kita lebih penting, hal yang paling penting. Namun tidak benar jika dikatakan kita tidak memiliki tentara,” kata Zelensky.

    Ia juga mengomentari pernyataan Trump bahwa Krimea harus tetap menjadi milik RUsia.

    “Posisi kami tetap tidak berubah: hanya rakyat Ukraina yang berhak memutuskan wilayah mana yang menjadi wilayah Ukraina,” kata Zelensky.

    “Konstitusi Ukraina memutuskan, semua wilayah yang diduduki sementara – semuanya diduduki sementara, semuanya milik Ukraina, milik rakyat Ukraina. Ukraina tidak akan mengakui secara hukum wilayah mana pun yang diduduki sementara,” tegasnya.

    Presiden Ukraina kemudian menekankan dunia memiliki berbagai alat untuk menekan Rusia guna mengangkat isu teritorial, seperti sanksi, tekanan ekonomi dan diplomatik.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina