Negara: Uganda

  • Kisah Pilu Wanita Tersubur di Dunia, Punya 44 Anak di Umur 45 Tahun

    Kisah Pilu Wanita Tersubur di Dunia, Punya 44 Anak di Umur 45 Tahun

    Jakarta

    Mariam Nabatanzi mendapat julukan wanita tersubur di dunia. Gelar ini disematkan kepadanya karena memiliki total 44 anak di umur 45 tahun.

    Namun kisahnya menyayat hati. Mariam Nabatanzi, lahir di tahun 1980, melahirkan anak kembar setahun setelah ia dinikahkan saat usianya masih 12 tahun. Lima pasang anak kembar lainnya menyusul bersama dengan empat pasang anak kembar tiga dan lima pasang anak kembar empat.

    Pada bulan Maret 2025, anak tertuanya berusia 33 tahun, dan yang termuda berusia delapan tahun. Di tahun 2015, suaminya meninggalkan keluarganya karena dilaporkan tidak mampu menghidupi banyak anak.

    “Tuhan memberi saya 44 anak untuk dibesarkan,” kata Nabatanzi saat berbincang dengan YouTuber Zack Mwekassa pada Maret tahun lalu.

    Mariem, yang dijuluki ‘Mama Uganda’ di negara asalnya, segera menyadari bahwa dirinya tidak seperti wanita lain. Ketika ia terus menerus melahirkan anak kembar, kembar tiga, dan kembar empat, ia pun pergi ke klinik kesehatan.

    Dokter memberi tahu bahwa ia memiliki ovarium yang sangat besar yang menyebabkan kondisi yang disebut hiperovulasi. Perawatan untuk hiperovulasi memang ada, tetapi sulit didapatkan di pedesaan Uganda.

    “Saya tumbuh besar dengan penuh air mata, suami saya telah melewati banyak penderitaan,” katanya saat diwawancarai oleh Reuters pada April 2019 di rumahnya, tangannya terkepal saat matanya berkaca-kaca.

    “Seluruh waktu saya dihabiskan untuk mengurus anak-anak dan bekerja untuk mendapatkan uang.”

    Karena sangat membutuhkan uang, Nabatanzi melakukan segala hal: tata rambut, dekorasi acara, mengumpulkan dan menjual besi tua, membuat gin lokal, dan menjual obat-obatan herbal. Uangnya dihabiskan untuk membeli makanan, perawatan medis, pakaian, dan biaya sekolah.

    Mariem menambahkan bahwa dokter mengatakan kepadanya bahwa ia terlalu subur dan bahwa perlu terus melahirkan untuk mengurangi tingkat kesuburan di ovariumnya.

    Ia diberitahu bahwa tidak ada metode keluarga berencana yang akan berhasil untuknya dan bahwa melahirkan adalah satu-satunya cara untuk “menenangkan” tubuhnya.

    (kna/kna)

  • Perlukah Negara-negara Afrika Terapkan Pajak Bagi Kaum Super Kaya?

    Perlukah Negara-negara Afrika Terapkan Pajak Bagi Kaum Super Kaya?

    Jakarta

    Saat semua pemerintah berjuang mencari dana untuk meningkatkan layanan kesehatan, pendidikan, infrastruktur, dan kebutuhan lainnya, negara-negara Afrika justru semakin terbebani oleh utang yang terus meningkat.

    Selama bertahun-tahun, pemerintah Afrika rata-rata menghabiskan lebih banyak anggaran untuk membayar utang dibandingkan untuk sektor kesehatan. Di saat yang sama, inflasi semakin mempersempit kemampuan mereka untuk berinvestasi. Untuk keluar dari lingkaran ini, banyak pemerintah mulai mencari sumber pendapatan baru.

    “Banyak negara memilih jalur termudah, yakni mengambil keuntungan dari sumber yang paling mudah dijangkau,” kata Alvin Mosioma, pakar perpajakan yang juga menjabat sebagai wakil direktur program ekonomi dan iklim di Open Society Foundation, Nairobi.

    “Pemerintah memberlakukan pajak konsumsi karena mereka tahu bahwa masyarakat tetap harus berbelanja. Pajak seperti ini tidak bisa dihindari,” ujar Mosioma kepada DW.

    Pajak konsumsi terbaru memicu kemarahan warga

    Di Kenya, warga yang sudah kesulitan akibat inflasi semakin marah dengan rencana pajak baru. Setelah Presiden William Ruto mengumumkan pada Juni 2024 bahwa pemerintah akan mengurangi utang nasional dengan menerapkan pajak baru pada makanan dan barang konsumsi, gelombang protes besar-besaran meletus. Tekanan publik yang kuat memaksa Ruto membatalkan rencana tersebut dan merombak sebagian besar kabinetnya.

    Perlawanan yang didominasi oleh Generasi Z ini, juga menginspirasi aksi serupa di Nigeria, Uganda, dan Ghana. Namun, di negara-negara tersebut, protes lebih berfokus pada meningkatnya biaya hidup yang semakin membebani masyarakat miskin.

    Menurut Mosioma, setiap negara harus menghitung tingkat kekayaan secara spesifik untuk mengatasi ketimpangan.

    Seruan untuk pajak kekayaan makin kuat

    Kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin melebar, dan ini bukan hanya terjadi di Afrika. Laporan terbaru dari NGO Oxfam mengungkapkan bahwa 60% populasi termiskin di dunia telah kehilangan kekayaan gabungan sebesar 20 miliar dolar AS (sekitar Rp330 triliun) sejak 2020.

    Sementara itu, para miliarder justru semakin kaya, dengan total kekayaan mereka bertambah 3,3 triliun dolar AS (sekitar Rp54 ribu triliun) dalam periode yang sama. Oxfam mencatat bahwa “kekayaan mereka tumbuh tiga kali lebih cepat dibandingkan laju inflasi.” Karena itu, NGO tersebut kembali mengusulkan pajak kekayaan, yakni sebuah gagasan yang sebenarnya telah lama diperbincangkan.

    Pada November lalu, di bawah kepemimpinan Brasil, G20 menyepakati formula kompromi untuk perpajakan yang lebih efektif bagi kaum super kaya. Namun, usulan pajak tahunan sebesar 2% atas kekayaan mereka gagal disetujui karena mendapat penolakan dari Jerman dan Amerika Serikat.

    Afrika Selatan kini menjadikan isu ini sebagai prioritas dalam kepemimpinannya di G20. Pada April 2020, sejumlah akademisi Afrika Selatan mengusulkan pajak kekayaan solidaritas untuk membiayai bantuan COVID-19. Salah satu pendukungnya adalah ekonom Aroop Chatterjee dari Universitas Witwatersrand di Johannesburg, yang meneliti ketimpangan kekayaan.

    “Untuk mengatasi ketimpangan, kita harus melihat lebih dalam dan mempengaruhi proses yang menyebabkannya. Pajak kekayaan hanyalah salah satu alat kebijakan untuk menghasilkan pendapatan. Masih banyak hal lain yang perlu dilakukan setelahnya,” ujar Chatterjee kepada DW.

    Chatterjee juga mengingatkan potensi dampak negatif dari pajak kekayaan: “Selalu ada risiko pelarian modal, baik dalam bentuk penghindaran pajak yang legal maupun penggelapan pajak yang ilegal,” katanya. “Namun, kami telah mempertimbangkan faktor ini dalam perhitungan kami.”

    Afrika Selatan punya jutawan terbanyak dan ketimpangan terbesar

    Tidak ada negara di dunia dengan distribusi pendapatan yang paling timpang, selain di Afrika Selatan. Dalam perhitungan Bank Dunia, negara ini secara konsisten menempati peringkat teratas dalam indeks Gini, indikator matematika yang mengukur ketimpangan ekonomi di berbagai negara.

    Ekonom Aroop Chatterjee menilai bahwa sejarah dan institusi di Afrika Selatan memainkan peran besar dalam ketimpangan ini. “Pola akumulasi kekayaan yang terbentuk selama era kolonial dan apartheid masih berlanjut hingga kini. Ini mencakup diskriminasi rasial dalam kepemilikan tanah dan partisipasi ekonomi secara keseluruhan,” jelasnya.

    Afrika Selatan juga menjadi sorotan dalam berbagai survei. Laporan Africa Wealth Report dari konsultan kekayaan Inggris, Henley & Partners, mencatat bahwa negara ini memiliki 37.400 jutawan dalam dolar AS, yaitu orang-orang dengan aset lebih dari satu juta dolar AS.

    Angka ini mewakili lebih dari seperempat total jutawan di Afrika, dan Johannesburg menjadi rumah bagi hampir satu dari sepuluh jutawan di benua itu, diikuti oleh Cape Town di peringkat kedua.

    Pajak kekayaan dan fenomena ‘bangkitnya oligarki’

    Di Open Society Foundation, Mosioma melihat kendala dalam upaya negara mengenakan pajak lebih tinggi pada orang-orang terkaya. Salah satu tantangan utamanya adalah bahwa otoritas pajak sering kali tidak memiliki data lengkap tentang aset mereka, seperti properti, investasi, dan dana tersembunyi.

    Para miliarder dapat memindahkan aset mereka dengan cepat, membuat negara sulit mengejarnya. Meski begitu, kata Mosioma, otoritas pajak di Kenya dan Uganda kini telah membentuk unit khusus yang berfokus pada individu terkaya.

    Tantangan lainnya adalah banyak politisi, terutama di Kenya, berasal dari kalangan kaya sehingga pajak kekayaan akan berdampak langsung pada mereka sendiri. Mosioma menyebut fenomena ini sebagai “bangkitnya oligarki.” Menurutnya, pajak kekayaan yang efektif hanya dapat diterapkan oleh politisi yang tidak memiliki kepentingan pribadi di dalamnya. “Mereka harus berasal dari elite politik, tetapi tidak boleh mengorbankan kebijakan demi kepentingan ekonomi mereka sendiri,” ujarnya.

    Tapi ada harapan baru dari Senegal, yakni oposisi sayap kiri menang telak dalam pemilu tahun lalu. Namun, keberhasilan pajak kekayaan tetap bergantung pada berbagai faktor, termasuk kemauan politik, efektivitas otoritas pajak, dan kebijakan yang jelas.

    Hingga kini, belum ada satu pun pemerintah di Afrika yang benar-benar menerapkan pajak kekayaan sebagai instrumen untuk mengurangi ketimpangan dan memastikan para miliarder berkontribusi lebih banyak bagi kesejahteraan publik.

    Diadaptasi dari artikel DW bahasa Inggris

    Lihat juga Video: Yoo Yeon Seok Tersandung Kasus Pajak Rp 79,1 Miliar

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Daftar Lengkap 31 Dubes yang Dilantik Prabowo: Ada Kader Gerindra, Eks KSAU, dan Hakim MK

    Daftar Lengkap 31 Dubes yang Dilantik Prabowo: Ada Kader Gerindra, Eks KSAU, dan Hakim MK

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto melantik 31 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (dubes LBBP) Republik Indonesia (RI) untuk negara sahabat, Senin (24/03/2025) di Istana Negara, Jakarta.

    Pengangkatan para dubes LBBP RI ini tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25/P dan 40/P Tahun 2025 tentang Pengangkatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia.

    Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara mengambil sumpah bagi para dubes yang dilantik pada hari ini.

    “Bahwa saya untuk diangkat menjadi duta besar luar biasa dan berkuasa penuh akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya, demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara,” ujar Presiden Prabowo saat mendiktekan penggalan sumpah jabatan kepada para duta besar.

    Dari 31 nama yang dilantik tersebut, beberapa di antaranya ada yang berlatar belakang politikus, hakim, dan militer. Untuk yang berlatar politik terdapat nama Junimart Girsang yang merupakan politikus PDIP, ada juga nama Susi Marleny Bachsin yang merupakan kader dari Partai Gerindra.

    Sementara itu, terdapat dua nama mantan hakim Mahkamah Konstitusi yang dilantik menjadi duta besar yakni Manahan Sitompul dan Arief Hidayat. Selain itu, untuk yang berlatar belakang militer di antaranya adalah Mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Yuyu Sutisna dan mantan Danpuspomad, Chandra Warsenanto Sukotjo.
     

    Adapun, 31 nama dubes LBBP RI yang dilantik yakni:
    1. Agus Priono, sebagai Duta Besar untuk Republik Suriname, merangkap Republik Kooperatif Guyana;
    2. Andreano Erwin, sebagai Duta Besar untuk Republik Serbia, merangkap Montenegro;
    3. Ardian Wicaksono, sebagai Duta Besar untuk Republik Senegal, merangkap Republik Cabo Verde, Republik Gambia, Republik Guinea, Republik Guinea-Bissau, Republik Mali, Republik Pantai Gading, dan Republik Sierra Leone;
    4. Cecep Herawan, sebagai Duta Besar untuk Republik Korea;
    5. Dicky Komar, sebagai Duta Besar untuk Republik Lebanon;
    6. Fikry Cassidy, sebagai Duta Besar untuk Republik Bolivarian Venezuela, merangkap Persemakmuran Dominika, Grenada, Saint Lucia, Saint Vincent dan The Grenadines, Republik Trinidad dan Tobago;
    7. Hendra Halim, sebagai Duta Besar untuk Republik Panama, merangkap Republik Honduras, Republik Kosta Rika, dan Republik Nikaragua;
    8. Hersindaru Arwityo Ibnu Wiwoho Wahyutomo, sebagai Duta Besar untuk Republik Finlandia, merangkap Republik Estonia;
    9. Junimart Girsang, sebagai Duta Besar untuk Republik Italia, merangkap Republik Malta, Republik San Marino, Republik Siprus, Food and Agriculture Organization (FAO), International Fund and Agriculture Development (IFAD), World Food Programme (WFP), dan International Institute for the Unification of Private Law (UNIDROIT);
    10. Mirza Nurhidayat, sebagai Duta Besar untuk Republik Namibia, merangkap Republik Angola;
    11. Penny Dewi Herasati, sebagai Duta Besar untuk Hungaria;
    12. Siti Nugraha Mauludiah, sebagai Duta Besar untuk Kerajaan Denmark, merangkap Republik Lithuania;
    13. Siti Ruhaini Dzuhayatin, sebagai Duta Besar untuk Republik Uzbekistan, merangkap Republik Kyrgyzstan;
    14. Tyas Baskoro Her Witjaksono Adji, sebagai Duta Besar untuk Republik Kenya, merangkap Republik Demokratik Kongo, Republik Federal Somalia, Republik Uganda, United Nation Environtmental Programme (UNEP), dan United Nation Human Settlement Programme (UN-HABITAT);
    15. Yayan Ganda Hayat Mulyana, sebagai Duta Besar untuk Kerajaan Swedia, merangkap Republik Latvia;
    16. Agung Cahaya Sumirat, sebagai Duta Besar untuk Republik Kamerun, merangkap Republik Chad, Republik Guinea Ekuatorial, Republik Gabon, Republik Kongo, dan Republik Afrika Tengah;
    17. Chandra Warsenanto Sukotjo, sebagai Duta Besar untuk Republik Islam Pakistan;
    18. Listiana Operananta, sebagai Duta Besar untuk Republik Bulgaria merangkap Republik Albania dan Republik Makedonia Utara;
    19. Manahan M. P. Sitompul, sebagai Duta Besar untuk Bosnia dan Herzegovina;
    20. Rolliansyah Soemirat, sebagai Duta Besar untuk Republik Islam Iran merangkap Turkmenistan;
    21. Kartika Candra Negara, sebagai Duta Besar untuk Republik Mozambik merangkap Malawi;
    22. Bambang Suharto, sebagai Duta Besar untuk Republik Federal Nigeria merangkap Republik Benin, Republik Ghana, Republik Niger, Republik Liberia, Republik Burkina Faso, Republik Togo, Republik Demokratik Sao Tome dan Principe, dan ECOWAS;
    23. Muhsin Syihab, sebagai Duta Besar untuk Kanada merangkap International Civil Aviation Organization (ICAO);
    24. Simon Djatwoko Irwantoro Soekarno, sebagai Duta Besar untuk Republik Kuba merangkap Persemakmuran Bahama, Republik Dominika, Republik Haiti, dan Republik Jamaika;
    25. Susi Marleny Bachsin, sebagai Duta Besar untuk Republik Portugal;
    26. Yuyu Sutisna, sebagai Duta Besar untuk Kerajaan Maroko, merangkap Republik Islam Mauritania;
    27. Arief Hidayat, sebagai Duta Besar untuk Republik Zimbabwe, merangkap Republik Zambia;
    28. Didik Eko Pujianto, sebagai Duta Besar untuk Republik Irak;
    29. Rina Prihtyasmiarsi Soemarno, sebagai Duta Besar untuk Republik Ceko;
    30. Vedi Kurnia Buana, sebagai Duta Besar untuk Republik Chile; dan
    31. Faizal Chery Sidharta, sebagai Duta Besar untuk Republik Demokratik Federal Ethiopia, merangkap Republik Djibouti, Negara Eritrea, dan African Union.

    Pelantikan Dubes LBBP RI diakhiri dengan pemberian ucapan selamat yang didahului oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming untuk selanjutnya diikuti para undangan yang hadir.

    Tampak hadir dalam pelantikan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, serta Ketua dan Wakil Ketua Komisi I DPR RI.

  • Prabowo Resmi Lantik 31 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh

    Prabowo Resmi Lantik 31 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto melantik 31 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (Dubes LBBP) Republik Indonesia (RI) untuk negara sahabat pada Senin (24/3/2025). 

    Pengangkatan para dubes LBBP RI ini tertuang dalam Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 25/P dan 40/P Tahun 2025 tentang Pengangkatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia. 

    Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara mengambil sumpah bagi para dubes yang dilantik pada hari ini. 

    “Bahwa saya untuk diangkat menjadi duta besar luar biasa dan berkuasa penuh akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya, demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara,” ujar Prabowo saat mendiktekan penggalan sumpah jabatan kepada para duta besar.

    Acara pelantikan dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara oleh perwakilan Duta Besar yang dilantik. Adapun 31 nama dubes LBBP RI yang dilantik yakni:

    1. Agus Priono, sebagai Duta Besar untuk Republik Suriname, merangkap Republik Kooperatif Guyana;

    2. Andreano Erwin, sebagai Duta Besar untuk Republik Serbia, merangkap Montenegro;

    3. Ardian Wicaksono, sebagai Duta Besar untuk Republik Senegal, merangkap Republik Cabo Verde, Republik Gambia, Republik Guinea, Republik Guinea-Bissau, Republik Mali, Republik Pantai Gading, dan Republik Sierra Leone;

    4. Cecep Herawan, sebagai Duta Besar untuk Republik Korea;

    5. Dicky Komar, sebagai Duta Besar untuk Republik Lebanon;

    6. Fikry Cassidy, sebagai Duta Besar untuk Republik Bolivarian Venezuela, merangkap Persemakmuran Dominika, Grenada, Saint Lucia, Saint Vincent dan The Grenadines, Republik Trinidad dan Tobago;

    7. Hendra Halim, sebagai Duta Besar untuk Republik Panama, merangkap Republik Honduras, Republik Kosta Rika, dan Republik Nikaragua;

    8. Hersindaru Arwityo Ibnu Wiwoho Wahyutomo, sebagai Duta Besar untuk Republik Finlandia, merangkap Republik Estonia;

    9. Junimart Girsang, sebagai Duta Besar untuk Republik Italia, merangkap Republik Malta, Republik San Marino, Republik Siprus, Food and Agriculture Organization (FAO), International Fund and Agriculture Development (IFAD), World Food Programme (WFP), dan International Institute for the Unification of Private Law (UNIDROIT);

    10. Mirza Nurhidayat, sebagai Duta Besar untuk Republik Namibia, merangkap Republik Angola;

    11. Penny Dewi Herasati, sebagai Duta Besar untuk Hungaria;

    12. Siti Nugraha Mauludiah, sebagai Duta Besar untuk Kerajaan Denmark, merangkap Republik Lithuania;

    13. Siti Ruhaini Dzuhayatin, sebagai Duta Besar untuk Republik Uzbekistan, merangkap Republik Kyrgyzstan;

    14. Tyas Baskoro Her Witjaksono Adji, sebagai Duta Besar untuk Republik Kenya, merangkap Republik Demokratik Kongo, Republik Federal Somalia, Republik Uganda, United Nation Environtmental Programme (UNEP), dan United Nation Human Settlement Programme (UN-HABITAT);

    15. Yayan Ganda Hayat Mulyana, sebagai Duta Besar untuk Kerajaan Swedia, merangkap Republik Latvia;

    16. Agung Cahaya Sumirat, sebagai Duta Besar untuk Republik Kamerun, merangkap Republik Chad, Republik Guinea Ekuatorial, Republik Gabon, Republik Kongo, dan Republik Afrika Tengah;

    17. Chandra Warsenanto Sukotjo, sebagai Duta Besar untuk Republik Islam Pakistan;

    18. Listiana Operananta, sebagai Duta Besar untuk Republik Bulgaria merangkap Republik Albania dan Republik Makedonia Utara;

    19. Manahan M. P. Sitompul, sebagai Duta Besar untuk Bosnia dan Herzegovina;

    20. Rolliansyah Soemirat, sebagai Duta Besar untuk Republik Islam Iran merangkap Turkmenistan;

    21. Kartika Candra Negara, sebagai Duta Besar untuk Republik Mozambik merangkap Malawi;

    22. Bambang Suharto, sebagai Duta Besar untuk Republik Federal Nigeria merangkap Republik Benin, Republik Ghana, Republik Niger, Republik Liberia, Republik Burkina Faso, Republik Togo, Republik Demokratik Sao Tome dan Principe, dan ECOWAS;

    23. Muhsin Syihab, sebagai Duta Besar untuk Kanada merangkap International Civil Aviation Organization (ICAO);

    24. Simon Djatwoko Irwantoro Soekarno, sebagai Duta Besar untuk Republik Kuba merangkap Persemakmuran Bahama, Republik Dominika, Republik Haiti, dan Republik Jamaika;

    25. Susi Marleny Bachsin, sebagai Duta Besar untuk Republik Portugal;

    26. Yuyu Sutisna, sebagai Duta Besar untuk Kerajaan Maroko, merangkap Republik Islam Mauritania;

    27. Arief Hidayat, sebagai Duta Besar untuk Republik Zimbabwe, merangkap Republik Zambia;

    28. Didik Eko Pujianto, sebagai Duta Besar untuk Republik Irak;

    29. Rina Prihtyasmiarsi Soemarno, sebagai Duta Besar untuk Republik Ceko;

    30. Vedi Kurnia Buana, sebagai Duta Besar untuk Republik Chile; dan

    31. Faizal Chery Sidharta, sebagai Duta Besar untuk Republik Demokratik Federal Ethiopia, merangkap Republik Djibouti, Negara Eritrea, dan African Union.

  • 10
                    
                        Prabowo Lantik 31 Duta Besar di Istana, Ada Politikus PDI-P hingga Eks Hakim MK
                        Nasional

    10 Prabowo Lantik 31 Duta Besar di Istana, Ada Politikus PDI-P hingga Eks Hakim MK Nasional

    Prabowo Lantik 31 Duta Besar di Istana, Ada Politikus PDI-P hingga Eks Hakim MK
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    melantik para
    Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
    (Dubes LBBP) RI untuk sejumlah negara sahabat di
    Istana Negara
    , Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin (24/3/2025).
    Sebanyak 31
    Duta Besar LBBP
    itu menjalani prosesi pelantikan yang pengambilan sumpah jabatannya dipimpin oleh Presiden.
    Pelantikan tersebut didasarkan pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 25/P dan 40/P Tahun 2025 tentang pengangkatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia yang dibacakan oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) Nanik Purwanti.
    Pantauan Kompas.com di lokasi, prosesi pelantikan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
    Kemudian, Prabowo mendiktekan sumpah jabatan yang diikuti oleh para Duta Besar.
    “Demi Allah saya bersumpah, demi Tuhan saya berjanji,” kata para Duta Besar mengikuti sumpah jabatan.
    “Bahwa saya untuk diangkat menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya, demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara,” imbuh dia.
    “Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya dengan penuh rasa tanggung jawab. Bahwa saya akan melakukan dengan setia segala perintah dan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh pemerintah pusat, dan saya akan memenuhi dengan setia segala kewajiban lain-lain yang ditanggungkan kepada saya oleh jabatan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh. Kiranya Tuhan menolong saya,” tutup para duta besar.
    Setelah pelantikan, Prabowo memberikan ucapan selamat dengan menyalami para duta besar yang dilantik satu per satu.
    Hadir dalam pelantikan, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan (BG), dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno.
    Lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, serta Anggota DPR RI Budi Djiwandono.
    Berikut daftar Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) yang dilantik Prabowo hari ini:
    1. Manahan M. P. Sitompul sebagai Duta Besar untuk Bosnia dan Herzegovina.
    2. Penny Dewi Herasati sebagai Duta Besar untuk Hungaria.
    3. Muhsin Syihab sebagai Duta Besar untuk Kanada merangkap International Civil Aviation Organization (ICAO).
    4. Siti Nugraha Mauludiah sebagai Duta Besar untuk Kerajaan Denmark, merangkap Republik Lithuania.
    5. Tyas Baskoro Her Witjaksono Adji sebagai Duta Besar untuk Republik Kenya, merangkap Republik Demokratik Kongo, Republik Federal Somalia, Republik Uganda, United Nations Environmental Programme (UNEP), dan United Nations Human Settlement Programme (UN-HABITAT).
    6. Marsekal TNI (Purn) Yuyu Sutisna sebagai Duta Besar untuk Kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Mauritania.
    7. Yayan Ganda Hayat Mulyana sebagai Duta Besar untuk Kerajaan Swedia, merangkap Republik Latvia.
    8. Fikry Cassidy sebagai Duta Besar untuk Bolivarian Venezuela, merangkap Persemakmuran Dominika, Grenada, Saint Lucia, Saint Vincent dan The Grenadines, dan Republik Trinidad dan Tobago.
    9. Listiana Operananta sebagai Duta Besar untuk Republik Bulgaria merangkap Republik Albania dan Republik Makedonia Utara.
    10. Rina Prihtyasmiarsi sebagai Duta Besar untuk Republik Ceko.
    11. Vedi Kurnia Buana sebagai Duta Besar untuk Republik Chile.
    12. Faizal Chery Sidharta sebagai Duta Besar untuk Republik Demokratik Federal Ethiopia, merangkap Republik Djibouti, Negara Eritrea, dan African Union.
    13. Hersindaru Arwityo Ibnu Wiwoho Wahyutomo sebagai Duta Besar untuk Republik Finlandia, merangkap Republik Estonia.
    14. Dicky Komar sebagai Duta Besar untuk Republik Lebanon.
    15. Didik Eko Pujianto sebagai Duta Besar untuk Republik Irak.
    16. Chandra Warsenanto Sukotjo sebagai Duta Besar untuk Republik Islam Pakistan.
    17. Rolliansyah Soemirat sebagai Duta Besar untuk Republik Islam Iran merangkap Turkmenistan.
    18. Junimart Girsang sebagai Duta Besar untuk Republik Italia, merangkap Republik Malta, Republik San Marino, Republik Siprus, Food and Agriculture Organization (FAO), International Fund for Agricultural Development (IFAD), World Food Programme (WFP), dan International Institute for the Unification of Private Law (UNIDROIT).
    19. Agung Cahaya Sumirat sebagai Duta Besar untuk Republik Kamerun, merangkap Republik Chad, Republik Guinea Ekuatorial, Republik Gabon, Republik Kongo, dan Republik Afrika Tengah.
    20. Cecep Herawan sebagai Duta Besar untuk Republik Korea.
    21. Simon Djatmoko Irwantoro Soekarno sebagai Duta Besar untuk Republik Kuba merangkap Persemakmuran Bahama, Republik Dominika, Republik Haiti, dan Republik Jamaika.
    22. Kartika Candra Negara sebagai Duta Besar untuk Republik Mozambique merangkap Republik Malawi.
    23. Mirza Nurhidayat sebagai Duta Besar untuk Republik Namibia, merangkap Republik Angola.
    24. Bambang Suharto sebagai Duta Besar untuk Republik Federal Nigeria merangkap Republik Benin, Republik Burkina Faso, Republik Ghana, Republik Kongo, Republik Liberia, Republik Niger, Republik Demokratik Sao Tome dan Principe, Republik Togo, Gabon, dan ECOWAS.
    25. Hendra Halim sebagai Duta Besar untuk Republik Panama, merangkap Republik Honduras, Republik Kosta Rika, dan Republik Nikaragua.
    26. Susi Marleny Bachsin sebagai Duta Besar untuk Republik Portugal.
    27. Ardian Wicaksono sebagai Duta Besar untuk Republik Senegal, merangkap Republik Cabo Verde, Republik Gambia, Republik Guinea, Republik Guinea-Bissau, Republik Mali, Republik Pantai Gading, dan Republik Sierra Leone.
    28. Andreano Erwin sebagai Duta Besar untuk Republik Serbia, merangkap Montenegro.
    29. Agus Priyono sebagai Duta Besar untuk Republik Suriname, merangkap Republik Kooperatif Guyana.
    30. Siti Ruhaini Dzuhayatin sebagai Duta Besar untuk Republik Uzbekistan, merangkap Republik Kyrgyzstan.
    31. Arief Hidayat sebagai Duta Besar untuk Republik Zimbabwe, merangkap Republik Zambia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ernst & Young Akuisisi Bisnis dan Aset Anak Usaha MultiIntegra – Halaman all

    Ernst & Young Akuisisi Bisnis dan Aset Anak Usaha MultiIntegra – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – MultiIntegra Technology Group (MITG) resmi mengumumkan akuisisi bisnis dan aset anak usahanya yakni PT Kreatif Dinamika Integrasi (Kreatif), oleh PT Ernst & Young Digital Solutions (EYDS) yang mulai berlaku efektif pada 1 Maret 2025.

    CEO MITG, Aloys Sutarto mengatakan, akuisisi ini merupakan langkah strategis yang akan membawa PT Kreatif Dinamika Integrasi ke tingkat lebih tinggi di bawah naungan EY, perusahaan profesional multinasional yang berbasis di Inggris.

    “MITG mengumumkan bahwa Ernst & Young sebagai pemain global telah mengambil alih PT Kreatif Dinamika Integrasi. Akuisisi ini akan memperkuat dan membesarkan Kreatif di bawah bendera PT Ernst & Young Digital Solutions mulai 1 Maret 2025,” ujar Aloys dalam keterangannya, Sabtu (8/3/2025).

    Sebelum bergabung dengan MITG pada 2017, Kreatif merupakan sebuah startup yang berdiri pada 2014-2015 dengan tim kecil yang dinamis dan agresif.

    Perusahaan ini mengkhususkan diri sebagai Microsoft Partner Network dan Mitra Solusi Cloud Microsoft terkemuka yang menawarkan solusi industri, seperti ERP, CRM, Power BI, dan Office.

    MITG sendiri didirikan pada 2005 dan bergerak di berbagai sektor, termasuk ICT (Information, Communication & Technology), Cyber, Maritime Technology, Security Intelligence, Health Care Digital Transformation, serta Green Energy. Dengan lebih dari 200 karyawan saat itu, MITG fokus pada pasar lokal, namun terus memperluas jangkauan bisnisnya.

    Founder dan Co-Founder Kreatif, yakni Galib Machri, Monica Dewi, dan Hendrik Gouw, melihat visi dan misi yang sejalan dengan MITG, sehingga dalam delapan tahun terakhir, perusahaan ini berkembang pesat menjadi tim dengan lebih dari 100 orang.

    Prestasi dan Ekspansi Global

    Seiring pertumbuhannya, Kreatif berhasil meraih berbagai penghargaan bergengsi dari Microsoft antara 2018 hingga 2024, termasuk dua kali dinobatkan sebagai Microsoft Partner of the Year for Indonesia.

    Hingga akhir 2024, Kreatif telah melayani lebih dari 200 pelanggan dari berbagai industri dan memperluas cakupan layanannya hingga ke Vietnam, Malaysia, Australia, India, Uganda, Pantai Gading, dan Serbia.

    “Sebagai anak perusahaan MITG, Kreatif ibarat gadis jelita yang menawan serta berprestasi. Tidak mengherankan jika dalam tiga tahun terakhir banyak pemain global yang tertarik untuk mengakuisisi perusahaan ini,” kata Aloys Sutarto.

    Akuisisi ini akan memperkuat kemampuan EY dalam layanan konsultasi teknologi di kawasan Asia Tenggara di bawah naungan EYDS (Ernst & Young Digital Solutions).

    Dengan dukungan EY, Kreatif diharapkan dapat memperluas kapabilitasnya dalam penyediaan solusi digital yang inovatif serta mempercepat transformasi bisnis bagi kliennya.

    Akuisisi ini menandai langkah maju bagi kedua perusahaan dalam memperkuat posisi mereka di industri teknologi dan konsultasi digital, serta memperluas dampaknya di tingkat global. (Tribunnews.com/Eko Sutriyanto)

  • Kantor USAID Ditutup, Ribuan Kontrak Program Bantuan HIV Dibatalkan

    Kantor USAID Ditutup, Ribuan Kontrak Program Bantuan HIV Dibatalkan

    Jakarta

    Para pegawai US Agency for International Development (USAID) mengangkut barang-barang mereka dalam kunjungan terakhir di kantor pusat yang ditutup pada Kamis (27/2/2025). Pembubaran USAID dilakukan dengan cepat oleh pemerintah Trump dan melalui pengesahan di Kongres.

    Pemberitahuan yang dikirim melalui surat massal pekan ini setidaknya mengakhiri lebih dari 90 persen kontrak USAID untuk pekerjaan kemanusiaan dan pembangunan di seluruh dunia. Mahkamah Agung untuk sementara memblokir perintah hakim yang mengharuskan mencairkan miliaran dolar USD dalam bentuk bantuan luar negeri.

    Pemerintah memberi tahu sebagian besar staf USAID dalam beberapa hari terakhir sedang cuti atau bahkan langsung dipecat, mereka diberi waktu 15 menit di kantor pusat Washington untuk membersihkan meja mereka di bawah pengawalan petugas federal.

    Beberapa staf menangis saat mereka membawa tas belanjaan dan koper berisi barang-barang yang tersisa dari pekerjaan seumur hidup mereka.

    “Menyedihkan,” kata Juliane Alfen yang berusia 25 tahun, dikutip dari APNews, Jumat (28/2).

    Seperti ratusan rekannya, Alfen menerima surat pemberitahuan pada hari Senin bahwa pemecatannya disebut semata-mata demi kepentingan terbaik pemerintah.

    “Melihat semuanya menghilang di depan mata kita dalam hitungan minggu sungguh menakutkan,” kata dia.

    USAID telah menjadi salah satu target terbesar dari kampanye luas oleh Presiden Donald Trump dan kepala departemen efisiensi pemerintah Elon Musk, atau DOGE, untuk memangkas ukuran pemerintah federal.

    Tindakan mereka hanya menyisakan sebagian kecil karyawan USAID yang bekerja, memangkas bantuan luar negeri senilai sebanyak USD 60 miliar, dan menjungkirbalikkan kebijakan AS selama puluhan tahun bahwa bantuan asing membantu kepentingan Amerika di luar negeri dengan menstabilkan negara lain dan membangun aliansi.

    Trump dan Musk menyebut program USAID tidak sejalan dengan agenda presiden dari Partai Republik dan menegaskan tanpa bukti bahwa pekerjaan mereka hanyalah pemborosan.

    Berbagai organisasi telah melaporkan ribuan kontrak USAID untuk program HIV di Afrika Selatan telah dibatalkan secara permanen. Meskipun Musk menegaskan bahwa pendanaan untuk melawan wabah Ebola telah dipulihkan, The Associated Press memperoleh pemberitahuan penghentian untuk sebuah proyek oleh Baylor College of Medicine Children’s Foundation yang siap untuk menanggapi kasus Ebola di Uganda.

    Sementara yang lain memperingatkan implikasi strategis yang mendalam dari penutupan USAID.

    “Rakyat Amerika berhak mendapatkan perhitungan yang transparan tentang apa yang akan hilang, dalam hal penanggulangan terorisme, kesehatan global, ketahanan pangan, dan persaingan,” kata Liz Schrayer, kepala U.S. Global Leadership Coalition, sebuah lembaga nirlaba yang mempromosikan upaya diplomatik dan kemanusiaan AS, dalam sebuah pernyataan.

    Devon Behrer, seorang pekerja USAID yang direkrut hanya tiga bulan lalu, mengatakan selama ini bekerja di bawah lembaga kemanusiaan selalu menjadi impiannya.

    “Rencana saya adalah datang ke sini dan melakukan pekerjaan pembangunan. Rencana saya gagal pada hari Senin,” katanya.

    Randy Chester, wakil presiden American Foreign Service Association, serikat pekerja yang mewakili staf USAID, mengatakan dia dan yang lainnya berkumpul di luar “untuk mengucapkan terima kasih atas layanan Anda. Kami menghargai semua yang telah Anda lakukan dan semua pengorbanan yang telah Anda buat dalam mengabdi kepada negara Anda.”

    Dia adalah salah satu dari beberapa kelompok yang menggugat pemerintahan Trump atas pemotongan staf dan pembekuan bantuan luar negeri selama lebih dari sebulan. Sementara upaya pemerintahan untuk memangkas ukuran pemerintah federal terlibat dalam berbagai tuntutan hukum, gugatan pengadilan untuk menghentikan penutupan USAID sejauh ini tidak berhasil.

    Rabu malam, Mahkamah Agung untuk sementara memblokir perintah hakim yang telah memberi pemerintahan Trump tenggat waktu minggu ini untuk mencairkan miliaran dolar dalam bentuk bantuan luar negeri. Ketua Mahkamah Agung John Roberts mengatakan perintah itu akan tetap ditunda sampai pengadilan tinggi memiliki kesempatan untuk mempertimbangkannya lebih lengkap.

    (naf/kna)

  • 84 WNI Terduga Korban Penipuan Online di Myanmar Diserahkan ke Indonesia

    84 WNI Terduga Korban Penipuan Online di Myanmar Diserahkan ke Indonesia

    Jakarta

    Pemerintah Myanmar menyatakan mereka telah menyerahkan 84 warga negara Indonesia (WNI) kepada perwakilan pemerintah Indonesia, Kamis (27/02), untuk dipulangkan melalui Thailand. Rencananya mereka akan dipulangkan ke Indonesia pada Jumat (28/02), kata Kementerian Luar Negeri Indonesia.

    Mereka adalah terduga korban perdagangan orang (TPPO) di Myanmar.

    Direktur Perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, membenarkan informasi tersebut kepada BBC News Indonesia.

    Menurut rencana, 84 orang WNI itu akan dipulangkan ke Indonesia pada Jumat (28/02), kata Judha Nugraha.

    Seperti dilaporkan BBC Burma, perwakilan pemerintah Myanmar, Indonesia, dan Thailand telah bertemu pada Kamis (27/02) pagi untuk penyerahan secara resmi 84 orang WNI tersebut.

    Mereka saat ini sedang menunggu di Thailand untuk dipulangkan ke Indonesia pada Jumat (28/02).

    Sebelumnya, Pemerintah Indonesia sudah memulangkan 46 orang WNI terduga korban perdagangan manusia di Myanmar pada Kamis, 20 Februari 2025 lalu.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Menurut Kemlu Indonesia, sampai Februari 2025, ada 6.800 WNI yang diduga terlibat TPPO di luar negeri.

    “Angkanya masih terus bertambah,” kata Judha, seperti dikutip Detik.com.

    Judha Nugraha mengatakan mereka dipekerjakan sindikat judi online.

    Data Kemlu menyebutkan ada 10 negara sebagai tujuan untuk bekerja termasuk di Myanmar.

    Delapan WNI dan ratusan WNA dibebaskan dari pusat penipuan online Myanmar

    Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengonfirmasi sejumlah warga negara Indonesia (WNI) termasuk dalam 260 orang dari 20 negara yang dibebaskan oleh kelompok etnis bersenjata Myanmar dan dibawa ke Thailand.

    Mereka adalah orang-orang yang bekerja di pusat penipuan Myanmar.

    Para pekerja, yang lebih dari separuhnya berasal dari negara-negara Afrika atau Asia termasuk Indonesia dibawa dari Negara Bagian Karen di Myanmar dan diterima oleh tentara Thailand.

    Mereka diperiksa untuk memastikan apakah mereka korban perdagangan manusia.

    Direktur Perlindungan WNI di Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, membenarkan informasi tersebut. Kendati begitu dia belum memerinci identitas WNI yang dibebaskan.

    Pekan lalu, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping, dan berjanji akan menutup pusat penipuan yang tersebar di sepanjang perbatasan Thailand-Myanmar.

    ReutersWarga negara asing yang menjadi korban penipuan online berdiri di atas kapal yang mengapung menuju sisi perbatasan Thailand melalui Sungai Moei di Distrik Phop Phra, Provinsi Tak, Thailand, 12 Februari 2025.

    Otoritas Thailand telah menghentikan akses listrik dan bahan bakar dari sisi perbatasan Thailand.

    Mereka juga memperketat peraturan perbankan dan visa demi mencegah operator penipuan menjadikan Thailand sebagai negara transit untuk memindahkan pekerja dan uang tunai.

    Beberapa anggota parlemen oposisi di Thailand telah mendorong pemerintah Thailand untuk melakukan tindakan semacam ini selama dua tahun terakhir.

    BBC

    Pekerja asing biasanya dibujuk ke pusat penipuan ini dengan tawaran gaji yang besar, atau dalam beberapa kasus, dijanjikan pekerjaan di Thiland, bukan Myanmar.

    Para penipu mencari pekerja yang memiliki keterampilan dalam bahasa yang menjadi sasaran penipuan dunia maya, biasanya bahasa Inggris dan Mandarin.

    Mereka dipaksa melakukan aktivitas kriminal di dunia maya, mulai dari modus penipuan asmara yang dikenal sebagai “jagal babi” dan penipuan kripto, hingga pencucian uang dan perjudian ilegal.

    Beberapa bersedia melakukan pekerjaan itu, tetapi yang lain dipaksa untuk tinggal, dan pembebasan hanya mungkin dilakukan jika keluarga mereka membayar uang tebusan yang besar.

    Beberapa dari mereka yang berhasil melarikan diri menceritakan penyiksaan yang mereka alami.

    Para pekerja asing yang dibebaskan diserahkan oleh DKBA, salah satu dari beberapa faksi bersenjata yang menguasai wilayah di Negara Bagian Karen.

    Getty ImagesLebih dari 250 orang yang diselamatkan dari pusat penipuan daring di Myanmar diserahkan ke Thailand pada 12 Februari, kata seorang pejabat senior militer Thailand, menyusul serangkaian tindakan keras terhadap operasi ilegal tersebut.

    Kelompok bersenjata ini dituduh membiarkan kompleks penipuan itu beroperasi di bawah perlindungan mereka, dan menoleransi penyiksaan yang meluas terhadap korban perdagangan manusia yang dipaksa bekerja di kompleks itu.

    Pemerintah Myanmar tidak mampu memperluas kendalinya atas sebagian besar wilayah Negara Bagian Karen sejak kemerdekaan pada tahun 1948.

    Pada Selasa (11/02), Departemen Investigasi Khusus Thailandserupa dengan FBI di ASmeminta surat perintah penangkapan untuk tiga komandan kelompok bersenjata lain yang dikenal sebagai Tentara Nasional Karen.

    Thai News PixPara penipu mencari pekerja yang memiliki keterampilan dalam bahasa Inggris dan Mandarin.

    Surat perintah penggeledahan itu mencakup Saw Chit Thu, panglima perang Karen yang membuat kesepakatan pada 2017 dengan sebuah perusahaan China untuk membangun Shwe Kokko, kota baru yang diyakini sebagian besar didanai oleh penipuan.

    BBC mengunjungi Shwe Kokko atas undangan Yatai, perusahaan yang membangun kota tersebut.

    Yatai mengatakan tidak ada lagi penipuan di Shwe Kokko.

    ReutersKorban

    Perusahaan telah memasang papan reklame besar di seluruh kota yang menyatakan, dalam bahasa Mandarin, Burma, dan Inggris, bahwa kerja paksa tidak diperbolehkan, dan bahwa “bisnis daring” harus tutup.

    Namun, kami diberitahu oleh penduduk setempat bahwa bisnis penipuan itu masih berjalan, dan kami mewawancarai seorang pekerja yang pernah bekerja di salah satu tempat itu.

    Seperti DKBA, Saw Chit Thu memisahkan diri dari kelompok pemberontak utama Karen, KNU, pada 1994, dan bersekutu dengan militer Myanmar.

    Thai News PixPekerja asing yang dibebaskan berbaris di luar truk militer untuk dibawa ke wilayah perbatasan Thailand dengan Myanmar

    Di bawah tekanan dari Thailand dan China, Saw Chit Thu dan DKBA mengatakan mereka akan mengusir bisnis penipuan dari wilayah mereka.

    Komandan DKBA menghubungi anggota parlemen Thailand pada Selasa (11/02) untuk mengatur penyerahan 260 pekerja.

    Mereka termasuk 221 pria dan 39 perempuan, dari Ethiopia, Kenya, Filipina, Malaysia, Pakistan, Cina, Indonesia, Taiwan, Nepal, Uganda, Laos, Burundi, Brasil, Bangladesh, Nigeria, Tanzania, Sir Lanka, India, Ghana, dan Kamboja.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Elon Musk Akui DOGE ‘Grasak-grusuk’, Tak Sengaja Pangkas Bantuan Penanganan Ebola di Uganda – Halaman all

    Elon Musk Akui DOGE ‘Grasak-grusuk’, Tak Sengaja Pangkas Bantuan Penanganan Ebola di Uganda – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Elon Musk menegaskan pandangannya, pribahasa “tiada gading yang tak retak” juga terjadi pada kinerja Departemen Efisiensi Pemerintah AS (DOGE) yang  dipimpinnya.

    Dikutip dari Washington Post, pada Rabu (26/2/2025), Musk menyampaikan ketidaksempurnaaan kantor DOGE yang dipimpinnya tersebut.

    Hal ini diutarakan Musk setelah Trump meminta dirinya untuk berbicara tentang upaya DOGE selama pertemuan kabinet pertama masa jabatan keduanya.

    Di dalam konferensi pers di Gedung Putih tersebut, Elon Musk mengakui DOGE yang dipimpinnya berbuat salah dengan melakukan pemangkasan pada beberapa sektor penting secara tidak sengaja,

    “Saya juga harus mengatakan bahwa kami akan membuat kesalahan. Kami tidak akan sempurna,” kata Musk kepada kabinet Presiden Donald Trump.

    Musk menyatakan stafnya sempat “tidak sengaja” ikut memotong pendanaan pencegahan Ebola.

    “Ketika kami membuat kesalahan, kami akan segera memperbaikinya. Sebagai contoh, dengan USAID, salah satu hal yang secara tidak sengaja kami batalkan untuk sementara waktu adalah pencegahan Ebola.” terang Musk.

    Parahnya lagi, hal itu terjadi saat wabah Ebola tersebut sedang berkecamuk di Uganda.

    “Saya pikir kita semua menginginkan pencegahan Ebola,” ujarnya.

    Namun demikian, Musk menyatakan “tidak ada gangguan” dalam upaya pencegahan Ebola meskipun kesalahpahaman tersebut sempat terjadi.

    Ia menjelaskan, DOGE perlu bergerak “sangat cepat” untuk tetap sesuai jalur guna mencapai tujuan utamanya yakni memotong anggaran pengeluaran setidaknya hingga $1 triliun.

    Ini bukan pertama kalinya Musk menyatakan DOGE mungkin melakukan kesalahan.

    Selama penampilannya sebagai anggota pemerintahan bersama Trump di Ruang Oval, Musk mengatakan ia “tidak akan mencapai akurasi 100 persen” dalam menjalankan program pemangkasan DOGE.

    Satu kasus di antaranya yang menjadi sorotan adalah klaim DOGE yang mengaku telah melakukan efisiensi dengan membatalkan kontrak senilai $8 miliar, sedangkan data di lapangan menunjukkan kontrak tersebut sebenarnya bernilai $8 juta.

    Ebola Mewabah di Uganda

    Penyakit Ebola menjadi perhatian utama setelah terungkap, Kantor DOGE memangkas anggaran Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), yang sebelumnya menjalankan berbagai program kesehatan global, termasuk penanganan wabah tersebut di Uganda.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan perjalanan pada awal bulan ini, dengan menegaskan tidak ada kasus Ebola yang dilaporkan di Amerika Serikat.

    Namun demikian, penyakit tersebut sedang mewabah di Uganda, salah satu negara yang sebelumnya mendapat bantuan dari USAID.

    Pada 29 Januari, pejabat Kementerian Kesehatan Uganda menyatakan wabah Ebola yang terjadi di negara tersebut disebabkan oleh virus Sudan.
     
    Penyebaran virus di Uganda semakin meluas karena pemerintah setempat mengalami kesulitan dalam menanganinya.

    Hal ini disebabkan oleh terhentinya bantuan tenaga medis dan prasarana dari USAID, yang membuat upaya pengendalian wabah semakin terhambat.

    Penyebarannya di Uganda pun kian menjadi-jadi setelah pemerintah Uganda merasa kewalahan lantaran mandeknya bantuan tenaga dan prasarana dari USAID.

    Anggota Kongres Don Beyer dari Virginia, seorang anggota fraksi Demokrat pun mengkritik pengakuan Musk atas kelalaian terhadap pemangkasan bantuan USAID di Uganda tersebut.

    “Orang biasa yang melakukan sesuatu yang sekonyol ‘secara tidak sengaja membatalkan pencegahan Ebola’ tidak akan dipuji, melainkan akan dipecat,” tulis Beyer di platform X.

    “Musk terus naik dalam pemerintahan ini bukan karena ia mendapatkan pekerjaannya, tetapi karena ia membelinya. Ini adalah bentuk korupsi, dan membahayakan kesehatan serta keselamatan rakyat Amerika.” lanjut Beyer.

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Perang Saudara Menggila-Ubah Negara Ini Jadi ‘Neraka’, PBB Teriak!

    Perang Saudara Menggila-Ubah Negara Ini Jadi ‘Neraka’, PBB Teriak!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Para pejabat tinggi PBB memperingatkan bahwa serangan pemberontak yang didukung Rwanda di Kongo timur dapat mengancam perdamaian di wilayah Afrika yang lebih luas dan makin banyak memakan korban. Hal ini disampaikan mereka dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB lalu.

    “Sangat penting bagi dewan ini untuk mengambil langkah-langkah yang mendesak dan tegas untuk mencegah perang regional yang lebih luas,” kata Bintou Keita, utusan khusus PBB untuk Kongo pada Rabu (19/2/2025), seperti dikutip The Associated Press.

    Huang Xia, utusan khusus PBB untuk wilayah Danau Besar Afrika, yang meliputi Kongo, Burundi, Rwanda, dan Uganda juga buka suara. Ia menyebut pengambilalihan kota-kota besar di Kongo timur oleh kelompok pemberontak M23 dalam beberapa minggu terakhir dan pernyataan oleh pihak-pihak penting menunjukkan “risiko terjadinya konflik regional lebih nyata saat ini daripada sebelumnya”.

    Sementara itu, Duta Besar Prancis untuk PBB Nicolas De Riviere mendesak dewan untuk segera mengadopsi rancangan resolusi yang diedarkan oleh negaranya dua minggu lalu. Rancangan tersebut menegaskan kembali dukungan terhadap integritas dan kedaulatan wilayah Kongo, mendesak diakhirinya serangan M23 dan penarikan pasukan Rwanda, dan menyerukan dimulainya kembali perundingan dengan segera.

    “Risiko perang regional meningkat setiap hari,” katanya.

    M23 adalah yang paling menonjol dari lebih dari 100 kelompok bersenjata yang bersaing untuk menguasai kekayaan mineral senilai triliunan dolar di Kongo timur. Wilayah ini kaya akan emas dan coltan, mineral utama yang digunakan dalam barang elektronik konsumen seperti laptop dan telepon pintar.

    Menurut para ahli PBB, para pemberontak didukung oleh sekitar 4.000 tentara dari negara tetangga Rwanda, dan terkadang telah bersumpah untuk berbaris hingga ke ibu kota Kongo, Kinshasa, yang berjarak lebih dari 1.000 mil.

    Dalam serangan kilat selama tiga minggu, M23 menguasai kota utama Kongo timur, Goma, dan merebut kota terbesar kedua, Bukavu, pada hari Minggu.

    Keita, yang juga mengepalai misi penjaga perdamaian PBB di Kongo, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa sejak saat itu, M23 terus maju, merebut kota Kamanyola di persimpangan tiga perbatasan, yakni Kongo, Rwanda, dan Burundi.

    Menteri Luar Negeri Kongo Thérèse Kayikwamba Wagner menuntut Dewan Keamanan untuk memerintahkan penarikan segera pasukan Rwanda.

    “Pasukan ini telah menginjak-injak hukum internasional, mendatangkan kematian dan kehancuran, serta melanggar kedaulatan kami,” katanya.

    Duta Besar Rwanda untuk PBB Ernest Rwamucyo mengatakan “kepemimpinan Afrika harus mendorong penyelesaian konflik ini” serta mengkritik presiden Kongo karena mencari sanksi terhadap negaranya dari pemerintah Barat.

    Pada tahap ini, PBB tidak mengetahui agenda M23, niat para pendukungnya, atau sejauh mana mereka akan bertindak dan mengapa, kata Huang, utusan PBB untuk Great Lakes.

    “Situasi ini harus dihentikan sebelum kita melihat pemicu perang regional yang meluas, yang konsekuensinya akan sangat menghancurkan dan merusak upaya selama dekade terakhir untuk membawa stabilitas ke wilayah Afrika Tengah,” kata Huang.

    Dewan Hak Asasi Manusia PBB bulan ini meluncurkan sebuah komisi yang akan menyelidiki kekejaman, termasuk tuduhan pemerkosaan dan pembunuhan yang mirip dengan “eksekusi singkat” oleh kedua belah pihak.

    (luc/luc)