Negara: Uganda

  • Ilmuwan Temukan 7 Spesies Baru yang Unik, Serangga Tapi Mirip Katak

    Ilmuwan Temukan 7 Spesies Baru yang Unik, Serangga Tapi Mirip Katak

    Jakarta

    Jauh di hutan hujan tinggi Uganda, tujuh serangga berwujud mirip katak kecil telah menambahkan bab tak terduga untuk kisah kehidupan di Bumi.

    Tubuh mereka hanya beberapa milimeter panjangnya, tetapi penemuan ini mengungkap pengetahuan yang jauh melampaui kanopi hutan. Ekspedisi dimulai di lereng yang tertutup hutan di dalam Taman Nasional Kibale, tempat peneliti Alvin Helden dari Anglia Ruskin University mengatur perangkap cahaya di ketinggian melebihi 1.500 meter.

    Lembaran bercahaya itu menarik puluhan ratus serangga setiap malam. Sebagian besar spesimen adalah spesies yang sebelumnya dipelajari, namun beberapa adalah penemuan tak terduga, yakni genus Batracomorphus.

    Genus ini dikenal memiliki tubuh seperti katak, mata besar yang menghadap ke depan, dan kaki belakang panjang yang dapat dilipat dekat sisi tubuh.

    Karakteristik ini memungkinkan mereka untuk melompat dari bahaya dengan kecepatan yang mengejutkan, sebanding dengan kemampuan katak hijau kecil. Karenanya, nama taksonomi mereka berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘bentuk katak’, menggambarkan morfologi mereka.

    Sebelum penelitian ini, dua spesies dalam takson tersebut ditemukan di Inggris, dan tidak ada yang baru didokumentasikan di Afrika dalam 40 tahun sebelumnya.

    Batracomorphus eusemos. Foto: Dr. Alvin Helden/Anglia Ruskin UniversityBukan sembarang serangga

    Bagi Dr. Helden yang merupakan peneliti di Anglia Ruskin University Ecology, Evolution, and Environment Research Centre, penemuan spesies baru bukan hanya pertukaran ilmiah, namun punya kisah personal.

    “Leafhoppers adalah makhluk yang sangat indah, dan mereka adalah sumber makanan penting bagi burung dan serangga lainnya, dan kehadiran mereka menunjukkan ekosistemnya sehat,” katanya.

    “Pekerjaan lapangan sangat menantang dan menuntut secara fisik, panas dan kelembaban, dan jam kerja yang panjang bahkan sulit pada peneliti yang paling berpikiran klinis. Dalam semua kasus, Ketika akhirnya dapat mengamati spesies baru, ini menjadi hadiah tersendiri. Sangat memuaskan untuk menemukan spesies baru. Rasanya semua pekerjaan itu sepadan,” kenangnya.

    Enam dari leafhoppers atau wereng daun baru ini diberi nama Yunani yang terkait dengan penampilan mereka atau lokasi mereka ditemukan. Yang ketujuh, yang menjadi ‘kapten’ bernama Batracomorphus ruthae, memiliki makna yang lebih personal bagi Dr. Helden karena mengabadikan mendiang ibunya, Ruth, yang meninggal pada 2022.

    Batracomorphus ruthae. Foto: Dr. Alvin Helden/Anglia Ruskin University

    Dr. Helden menyebutkan bahwa ibunya adalah seorang ilmuwan laboratorium yang mendorongnya menjadi peneliti. Ia mengenang bagaimana ibunya membelikan mikroskop pertama untuknya, dan masih digunakan hingga sekarang.

    “Saya pikir spesies ini patut menyandang nama ibu saya, sebagai bentuk penghargaan terbaik atas pengaruhnya di hidup saya,” tutur Dr. Helden dengan bangga.

    Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Zootaxa ini mendukung kesimpulan yang sangat signifikan serta biologis tentang berapa banyak spesies yang tidak terlihat di ladang atau daerah hutan belantara di sekitar daerah terpencil.

    Wereng daun juga berfungsi sebagai sumber makanan untuk burung, laba-laba, dan serangga lainnya. Dalam beberapa kasus, beberapa spesies wereng daun memakan tanaman berharga seperti jagung dan beras. Namun, sebagian besar dari serangga ini bermanfaat untuk memantau kesehatan lingkungan sekitarnya.

    (rns/rns)

  • Trump Akan Bertemu Wali Kota Muslim Pertama New York Usai Ribut-ribut

    Trump Akan Bertemu Wali Kota Muslim Pertama New York Usai Ribut-ribut

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan dirinya akan menerima kedatangan Wali Kota terpilih New York City, Zohran Mamdani di Gedung Putih pada hari Jumat (21/11) waktu setempat. Pertemuan keduanya akan terjadi setelah Trump menyerang keras wali kota muslim pertama New York itu selama kampanyenya baru-baru ini.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (20/11/2025), Trump menuliskan di platform Truth Social miliknya bahwa Wali Kota terpilih tersebut “meminta pertemuan” dan pertemuan itu “akan berlangsung di Ruang Oval pada hari Jumat, 21 November.”

    Mamdani sendiri tidak segera mengonfirmasi soal pertemuan tersebut.

    Pertemuan Trump dengan Mamdani menandai pertemuan dua pria yang sama-sama dibesarkan di wilayah Queens, New York, tetapi kesamaan mereka mungkin hanya sampai di situ.

    Trump yang sangat anti-imigran telah mencemooh nama Asia Selatan Mamdani. Trump bahkan mengancam akan memotong dana federal untuk New York, jika tokoh Muslim tersebut terpilih menjadi pemimpin kota terbesar di Amerika.

    “Mandami, siapa pun namanya,” kata Trump baru-baru ini — dengan sengaja salah mengucapkan nama belakang politisi kelahiran Uganda itu.

    Mamdani pun membalas serangan Trump, dan mengkritik politisi Republik berusia 79 tahun itu dalam kampanye kemenangannya awal bulan ini.

    “Donald Trump, karena saya tahu Anda sedang menonton, saya punya empat kata untuk Anda — turn the volume up (keraskan volumenya)!” katanya kepada para pendukungnya yang bersorak-sorai.

    Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt kemudian mengonfirmasi bahwa sang presiden memang menyaksikan Mamdani berbicara saat itu. Trump pun kemudian mengingatkan Mamdani untuk “bersikap baik” kepadanya.

    Trump menyebut Mamdani telah menyampaikan pidato bernada kemarahan terhadap dirinya, dan telah melontarkan “pernyataan yang sangat berbahaya” dalam pidato kemenangan yang disampaikan di Brooklyn, New York City, pada Selasa (4/11) malam.

    “Saya pikir pidatonya seperti sangat marah. Tentu saja marah kepada saya, dan saya pikir dia seharusnya bersikap baik kepada saya. Saya orang yang harus menyetujui banyak hal yang akan terjadi padanya, jadi dia memulai dengan awal yang buruk,” kata Trump dalam wawancara dengan Fox News.

    Tonton juga video “Trump Ancam Pecat Ketua The Fed di Forum Investasi Arab Saudi”

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Peneliti Temukan Simpanse Mirip Manusia, Ungkap Fakta Tak Terduga

    Peneliti Temukan Simpanse Mirip Manusia, Ungkap Fakta Tak Terduga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di alam semesta ini bukan hanya manusia yang bisa galau. Sebuah penelitian menemukan simpanse juga dapat merasakan perasaan serupa.

    Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science mengungkapkan hewan tersebut memiliki sifat antropormofik. Mereka akan menyesuaikan keyakinannya saat berhadapan dengan bukti baru.

    Penelitian ini bertujuan mencari sifat rasionalitas, yang akan menentukan pemikiran pada manusia. Di sini, rasionalitas diarakan sebagai kemampuan membentuk keyakinan berdasarkan bukti, namun saat ada bukti baru maka makhluk hidup akan mempertimbangkan keduanya.

    Bahkan mereka bisa mengganti keyakinan sebelumnya, saat bukti kedua dinilai memang lebih kuat.

    Hanna Schleihauf, psikolog dari Universitas Utrecht, dan tim penelitinya merancang lima eksperimen dengan simpanse di suaka Pulau Ngamba Uganda. Penelitian ini akan menyembunyikan apel dalam sebuah kotak dan melihat bagaimana simpanse memilih kotak dari bukti yang ada.

    Salah satu bukti yang disajikan adalah simpanse melihat manusia sendiri yang memasukkan apel ke dalam kotak. Bukti lain adalah melihat apel dalam kotak dengan sisi yang bening.

    Terdapat sejumlah bukti lemah yang disajikan juga yakni mendengar suara dari dalam kotak atau melihat adanya remahan.

    Pada dua percobaan pertama, simpanse akan memilih pilihan awal saat bukti kuat disajikan sebelum yang lebih lemah. Sebaliknya saat bukti lemah diperlihatkan lebih dulu, hewan itu akan berubah pikiran, dikutip dari Science Alert, Jumat (14/11/2025).

    Percobaan berikutnya, lebih banyak simpanse memilih lebih banyak kotak dengan bukti lemah saat adanya tambahan kotak tanpa bukti. Peneliti juga mencoba memperlihatkan bukti lemah redundan atau baru, ternyata simpanse memilih bukti baru dan bisa membedakannya dengan yang pernah diberi sebelumnya.

    Terakhir, simpanse diperlihatkan bukti sebelumnya bisa salah bukan apel sebenarnya. Hasilnya simpanse lebih sering berubah pikiran dan berupaya menolak bukti menyesatkan.

    Hasil penelitian itu juga mengungkapkan kecerdasan simpanse lebih dekat dari definisi kecerdasan manusia dibandingkan yang kita duga sebelumnya. Hewan tersebut juga b isa mempertimbangkan dan membandingkan bukti yang tersaji di hadapannya.

    “Saya pikir ada perbedaan besar antara kita, namun lebih banyak kesamaan daripada yang diduga,” ucapnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mirip Manusia, Simpanse Bisa Galau Juga

    Mirip Manusia, Simpanse Bisa Galau Juga

    Jakarta

    Peneliti telah mengamati bahwa simpanse menunjukkan berbagai karakteristik manusia, termasuk mabuk, bahkan memasukkan rumput ke pantat mereka sebagai tren mode. Studi terbaru mengungkapkan mereka bisa berubah pikiran alias galau seperti manusia.

    Dalam studi baru yang diterbitkan di jurnal Science, ilmuwan Belanda mengungkapkan bahwa kera pintar memiliki sifat antropomorfik lain yang mengejutkan, yakni menyesuaikan keyakinan mereka saat dihadapkan dengan bukti baru.

    “Saya rasa kita punya bukti yang bisa kita katakan, oke, tidak, rasionalitas dalam bentuk fundamentalnya tidak hanya dimiliki manusia, tapi kita juga punya beberapa proses dasar yang sama dengan simpanse,” ujar penulis studi Hanna Schleihauf, psikolog di Utrecht University di Belanda, dikutip dari Science Alert, Kamis (13/11/2025).

    Ia dan rekan-rekannya berupaya mencari tahu apakah primata ini dapat berpikir rasional, yang didefinisikan sebagai kemampuan merumuskan keyakinan berdasarkan bukti. Namun, ketika bukti baru muncul, manusia atau hewan yang berpikir dapat membandingkan satu set informasi dengan yang lain untuk menentukan mana yang lebih kuat.

    Untuk mengukur apakah simpanse memiliki keterampilan penalaran ini, Schleihauf dan rekan-rekannya melakukan serangkaian percobaan di Suaka Simpanse Pulau Ngamba di Uganda. Dalam penelitian mereka, simpanse diberi dua kotak, satu berisi apel dan satu lagi tanpa apel. Mereka kemudian harus memilih kotak berdasarkan bukti yang diberikan, seperti permainan cangkang otak.

    “Ini benar-benar ujian terkuat dan tersulit untuk pemahaman tentang apa yang disebut bukti tingkat kedua,” kata Schleihauf.

    Bukti yang lebih kuat bersifat visual, yakni melihat manusia meletakkan apel di dalam kotak atau melihat apel melalui sisi kotak yang bening. Sementara bukti yang lebih lemah melibatkan kemampuan mendengar bunyi gemerincing di dalam kotak atau remah-remah.

    Ketika simpanse diberi bukti yang lebih kuat sebelum bukti yang lebih lemah, mereka cenderung bertahan dengan pilihan awal mereka, tetapi berubah pikiran ketika petunjuk kedua yang lebih meyakinkan disajikan.

    Selama salah satu percobaan, hewan uji diberi bukti lemah yang berulang, yaitu makanan berderak di dalam kotak, atau bukti lemah yang baru, seperti potongan makanan kedua yang dijatuhkan ke dalam kotak.

    Lebih seringnya, hewan primata itu memilih yang lama daripada yang baru, yang menunjukkan bahwa mereka dapat membedakan antara informasi lama dan baru. Saat itulah para peneliti memutuskan untuk mengacaukan percobaan tersebut.

    Subjek diperlihatkan sesuatu yang tampak seperti apel, hanya untuk kemudian mengetahui bahwa itu hanyalah gambar apel. Untungnya, mereka cenderung memilih petunjuk yang dapat diandalkan daripada bukti palsu. Komunitas ilmiah terpesona dengan hasil penelitian ini.

    “Simpanse berhasil melakukannya dengan sangat baik. Jelas ini sangat mudah bagi mereka,” kata Brian Hare, seorang antropolog evolusi di Duke University, yang kini berafiliasi dengan penelitian ini.

    Christopher Krupenye, yang mempelajari kognisi hewan di Johns Hopkins University dan tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa percobaan tersebut menunjukkan bahwa hewan-hewan tersebut tidak hanya didorong oleh respons emosional yang sederhana, tetapi memiliki kesadaran yang agak kompleks.

    Secara keseluruhan, percobaan tersebut mungkin membuktikan bahwa kecerdasan simpanse lebih dekat dengan kecerdasan manusia daripada yang diperkirakan sebelumnya. “Meskipun masih terdapat perbedaan besar di antara kita (manusia dan simpanse), terdapat juga ‘lebih banyak’ kesamaan daripada yang kita duga,” Schleihauf menyimpulkan.

    (rns/fay)

  • Bisakah Kekuatan Asing Hentikan Konflik di Sudan?

    Bisakah Kekuatan Asing Hentikan Konflik di Sudan?

    Jakarta

    Tanpa dukungan eksternal, tidak ada satu pun pihak di Sudan mampu memperpanjang perang saudara yang tengah berlangsung.

    Konflik ini telah menjadikan negara tersebut sebagai lokasi salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia. Belakangan, terjadi pembunuhan massal serta kekejaman terhadap warga sipil Sudan di ibu kota regional Darfur, El-Fasher.

    Perang pertama kali meletus pada April 2023 ketika milisi lokal, yaitu pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dan militer Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF), berselisih mengenai integrasi RSF ke dalam militer reguler.

    Akibat berlanjutnya pertempuran di Darfur, angka korban hanya bisa diperkirakan, tapi organisasi bantuan dan PBB memperkirakannya di atas 140.000 orang. Sekitar setengah dari 51 juta penduduk Sudan bergantung pada bantuan kemanusiaan. Kelaparan dan penyakit menyebar luas dan sebagian besar infrastruktur serta lahan pertanian negara itu telah rusak.

    Para pengamat mengatakan pemerintah Sudan yang diakui secara internasional di bawah jenderal Abdel-Fattah al-Burhan, yang juga memimpin SAF, mendapat dukungan dari Mesir, Turki, Rusia, dan Iran. Sementara, Mesir dan Arab Saudi membantah memberikan dukungan senjata kepada kelompok apa pun di Sudan. RSF dituding mendapat dukungan dari Uni Emirat Arab (UEA), tapi kemudian dibantah oleh UEA.

    “Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSF memiliki sejumlah pemasok senjata dan bahan bakar selama perang, tetapi penyedia utama tetap UEA,” kata Hager Ali, peneliti di lembaga kajian German Institute for Global and Area Studies (GIGA), kepada DW.

    Agenda kontroversial UEA di Sudan

    UEA berkali-kali membantah mendukung RSF. Mereka menyebut tuduhan tersebut sebagai kampanye media oleh SAF dan menuntut permintaan maaf.

    Namun, PBB dan organisasi hak asasi manusia sering menemukan bukti pasokan militer dari UEA. Analis independen secara rutin menyimpulkan bahwa senjata dan amunisi yang digunakan RSF berasal dari UEA.

    “Materi tersebut mencakup drone buatan Cina yang canggih berikut senjata ringan, mesin berat, kendaraan, artileri, mortir dan amunisi,” ujar sumber dari US Defense Intelligence Agency dan biro intelijen Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) kepada The Wall Street Journal.

    Pada Januari, ketika pemerintahan AS dipimpin Presiden Joe Biden, Paman Sam menjatuhkan sanksi kepada kedua pihak. Waktu itu, Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi terhadap tujuh perusahaan dari UEA dan menuduh mereka menyediakan senjata, pendanaan dan dukungan lain kepada RSF.

    Lebih jauh, laporan PBB Januari 2024 menyatakan bahwa milisi yang berpihak kepada Jenderal Libya Khalifa Haftar menggunakan jaringan penyelundupan yang sudah ada untuk memasok RSF dengan bahan bakar, kendaraan, dan amunisi.

    “Kami tahu bahwa UEA telah menyelundupkan senjata langsung melintasi perbatasan Libya ke Sudan, tetapi juga via Chad dan Uganda,” kata Ali.

    “Sebagai imbalannya, UEA, sebagai importir emas Sudan terbesar secara tradisional, memiliki kepentingan besar untuk menjaga aksesnya ke emas Sudan.”

    Bagi RSF, sumber daya emas Sudan yang kaya, yang sebagian besar berada di wilayah kekuasaannya, telah menjadi mata uang utama untuk membeli senjata dan menghindari sanksi.

    “Aman untuk diasumsikan bahwa senjata yang sekarang digunakan di Sudan bukan hanya dari sedikit penyedia tetapi senjata yang telah diselundupkan ke seluruh Sahel,” lanjut Ali, sambil menambahkan bahwa pengiriman senjata di medan perang sering dilakukan oleh Africa Corps, divisi Afrika dari kelompok mercenary (militer bayaran) Rusia Wagner yang telah berganti nama.

    Kepentingan lain di Sudan

    Mesir telah menjadi pendukung utama SAF dan mengakui pemerintahan Burhan sebagai pemerintahan resmi Sudan. Menurut tinjauan dari Institute of War, lembaga kajian independen, Mesir juga telah melatih pilot SAF dan menyediakan drone, kemudian hal ini dibantah Kairo.

    Mesir bertujuan menjaga konflik tetap di sisi Sudan dan berharap bisa mengembalikan jutaan pengungsi Sudan.

    Pendukung lain SAF adalah Iran, yang juga telah menyediakan drone. Teheran berharap mengamankan pangkalan angkatan laut di Laut Merah yang akan membantunya terus mendukung milisi Houthi di Yaman. Sudan diketahui telah menjadi pusat logistik bagi Houthi. Turki juga telah menyediakan drone dan misil untuk SAF. Kepentingan Ankara di sini adalah mengamankan aksesnya ke Laut Merah.

    Meski keterlibatan Rusia melalui Africa Corps atas nama RSF ada, Rusia memainkan peran yang relatif kecil di Sudan, menurut Achim Vogt, Direktur Friedrich Ebert Stiftung untuk wilayah Uganda dan Sudan.

    Bisakah ‘inisiatif Quad’ membantu?

    Menurut Vogt, keempat negara yang membentuk apa yang disebut “inisiatif Quad”, yakni AS, Mesir, Arab Saudi dan UEA, akan jadi negara yang bisa memberi pengaruh nyata di Sudan meskipun mereka punya aliansi berbeda dengan kedua pihak. Sasaran inisiatif ini adalah membuat peta jalan untuk mengakhiri perang atau setidaknya gencatan senjata kemanusiaan.

    Vogt mengatakan jika keempat negara ini bersatu, mungkin dengan dukungan negara Eropa, mereka bisa membawa kembali hukum humaniter internasional, mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia dan memperbaiki situasi kemanusiaan bagi warga sipil.

    Namun, pada 26 Oktober 2025, pembicaraan Quad di Washington yang ditujukan untuk membawa pihak yang bertikai bersama-sama menyepakati gencatan senjata tiga bulan, berakhir tanpa hasil. Pada hari yang sama, RSF merebut kontrol atas ElFasher dan meningkatkan pembunuhan massal serta kekejaman lainnya.

    “Mereka punya kepentingan ekonomi terkait ekspor emas dan pelabuhan Port Sudan, tetapi mereka sudah cukup jelas menyatakan bahwa mereka tidak tertarik ikut campur dalam apa yang mereka sebut konflik internal,” katanya.

    Bagi Laetitia Bader, Direktur Horn of Africa di Human Rights Watch, skala dan beratnya pelanggaran terbaru di dan sekitar El-Fasher sekarang memerlukan adanya “konsekuensi bagi pimpinan RSF dan para pendukungnya, khususnya Uni Emirat Arab, yang terus menyediakan dukungan… meskipun ada bukti jelas atas kejahatan,” ujarnya kepada DW.

    “Kami ingin melihat Dewan Keamanan PBB segera bergerak dengan sanksi terhadap pimpinan RSF,” kata Bader.

    “Kami menyerukan agar komunitas internasional memastikan ada akuntabilitas politik dan pidana.”

    Pada hari Jumat (31/10), menghadapi kemarahan internasional atas pembantaian dan kejahatan lainnya, RSF menangkap beberapa anggotanya sendiri. Namun, pengamat mengatakan kekejaman terus berlangsung.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rivi Satrianegara

    Editor: Muhammad Hanafi dan Melisa Lolindu


    (ita/ita)

  • Bandingkan Gibran dengan Politisi Muda AS, Chusnul Chotimah: Sama-sama Muda, tapi yang Satu Berisi, Satunya Kosong

    Bandingkan Gibran dengan Politisi Muda AS, Chusnul Chotimah: Sama-sama Muda, tapi yang Satu Berisi, Satunya Kosong

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial Chusnul Chotimah kembali menarik perhatian publik lewat pernyataannya di media sosial.

    Ia membandingkan Zohran Mamdani, politisi muda asal Amerika Serikat, dengan Wapresnya Gibran Rakabuming Raka.

    “Sama-sama muda, tapi yang satu (Zohran) berisi, yang satu (Gibran) kosong,” ujar Chusnul di X @ch_chotimah2 (6/11/2025).

    Untuk diketahui, nama Zohran Kwame Mamdani kini tengah menjadi sorotan publik Amerika Serikat.

    Politisi muda berdarah Uganda-India itu berhasil menapaki karier politik yang gemilang di New York dengan gagasan progresif yang berpihak pada masyarakat kelas pekerja.

    Lahir di Kampala, Uganda, 18 Oktober 1991, Mamdani tumbuh dalam keluarga akademisi dan seniman ternama.

    Ayahnya, Mahmood Mamdani, dikenal sebagai profesor bidang ilmu sosial dan politik, sedangkan ibunya, Mira Nair, merupakan sutradara film asal India yang mendunia lewat karya Monsoon Wedding.

    Lingkungan keluarganya yang multikultural membuat Zohran terbiasa berpindah antara Kampala, Delhi, hingga New York, sebelum akhirnya menetap di Amerika Serikat.

    Zohran menempuh pendidikan di Bronx High School of Science, salah satu sekolah terbaik di New York, lalu melanjutkan kuliah di Bowdoin College, Maine, dan meraih gelar sarjana bidang Africana Studies pada 2014.

    Ketertarikannya terhadap isu keadilan sosial tumbuh sejak masa kuliah, ketika ia aktif mengadvokasi kesetaraan ekonomi dan hak-hak minoritas.

    Setelah lulus, ia bekerja sebagai konselor pencegahan penyitaan rumah di wilayah Queens, membantu keluarga berpenghasilan rendah agar tidak kehilangan tempat tinggal.

  • Zohran Mamdani Menang, yang Sewot Malah Israel: New York Telah Jatuh!

    Zohran Mamdani Menang, yang Sewot Malah Israel: New York Telah Jatuh!

    GELORA.CO – Dalam setiap pemilihan umum yang diselenggarakan di seluruh dunia, baik skala besar maupun kecil, selalu ada pemenang dan pecundang, ada yang merayakan kemenangan dan ada yang merasa marah dan kecewa.

    Hal inilah yang terjadi setelah kandidat Demokrat Zohran Mamdani, Muslim pembela Palestina, memenangkan pemilihan wali kota New York.

    Mamdani mengumumkan keberhasilannya dalam pidato kemenangan yang disampaikan di hadapan para pendukungnya.

    Dia menegaskan bahwa dirinya akan dilantik secara resmi pada awal Januari mendatang, sehingga menjadi Muslim pertama yang menduduki jabatan tersebut dalam sejarah kota itu.

    Namun, kemenangan ini, yang merupakan momen bersejarah bagi sebagian orang, justru memicu gelombang kemarahan di kalangan Israel.

    Beberapa warga Israel menggambarkannya sebagai malam “kejatuhan New York”. Sejumlah pengguna Twitter Israel melancarkan serangan tajam terhadap Mamdani dan para pendukungnya, dengan mengatakan:

    “New York telah jatuh! Ini adalah hari kelam dalam sejarah kota, Amerika Serikat, dan dunia bebas. Salah satu kota terbesar dan terpenting di Barat akan dipimpin oleh seorang yang berbahaya dan ekstremis yang mendukung terorisme. Ini menandakan arah buruk yang sedang dituju Amerika, karena invasi Barat dari dalam semakin meningkat, dan konsekuensinya akan berdampak pada dunia di masa depan dengan cara yang paling menyakitkan. Ini adalah hari yang menyedihkan. Kami telah memperingatkan… dan semua orang akan segera menyadari apa yang kami maksud.”

    Yang lain menulis: “Penduduk New York memutuskan malam ini untuk mengejek diri mereka sendiri. Akan menarik untuk melihat ke mana langkah ini akan membawa mereka.”

    Beberapa komentator Israel berpendapat bahwa New York, yang dianggap sebagai simbol impian Amerika, mungkin akan perlahan-lahan memudar, dan mungkin bersama itu impian Amerika secara keseluruhan akan runtuh.

    Setelah selama 150 tahun menjadi tempat berlindung yang aman bagi orang Yahudi dan rumah bagi komunitas Yahudi terbesar di dunia, kota ini mungkin akan mengalami disintegrasi bertahap, yang akan mendorong orang Yahudi untuk bermigrasi ke “tujuan berikutnya”, dengan mengatakan: “Mungkin kali ini ke tempat yang tepat.”

    Yang lain bertanya-tanya tentang kemungkinan terjadinya gelombang emigrasi Yahudi setelah terpilihnya Mamdani dan beberapa di antaranya menjawab bahwa orang Yahudi di sebagian besar negara Barat jarang pindah ke Israel karena kondisi yang sulit, dengan menunjukkan bahwa satu-satunya kasus yang baru-baru ini terjadi adalah di Ukraina.

    Sebaliknya, organisasi “Suara Yahudi” – yang mengidentifikasi dirinya sebagai “Yahudi yang bersatu melawan Zionisme dan Negara Israel” – menyambut baik kemenangan Mamdani, dan mengeluarkan pernyataan ucapan selamat yang berbunyi:

    “Selamat dan harapan terbaik untuk walikota terpilih Kota New York, Zahran Mamdani. Kami bangga mendukung Anda dan menantikan kepemimpinan, visi, dan kerja sama Anda untuk meningkatkan masyarakat kami dan semua penduduk New York.”

    Kandidat wali kota New York City (NYC) Zohran Mamdani dilaporkan memenangkan mayoritas suara dalam pilkada yang digelar hari ini. Hal ini menjadikan kota terbesar di Amerika Serikat itu untuk pertama kalinya dipimpin seorang Muslim.

    Mamdani mengalahkan mantan gubernur Andrew Cuomo dan Curtis Sliwa dari Partai Republik. Dia akan menggantikan Wali Kota Eric Adams, yang membatalkan pencalonannya kembali pada bulan September tetapi tetap mengikuti pemungutan suara.

    Mamdani adalah seorang sosialis demokratis dan anggota dewan negara bagian berusia 34 tahun yang akan menjadi walikota termuda di kota tersebut dalam lebih dari satu abad. Dia memasuki pemilihan umum sebagai favorit menyusul kemenangan 12 poin dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat awal tahun ini.

    Kampanye cerdas digital Mamdani, yang berfokus pada isu-isu biaya hidup, telah menggemparkan warga New York. Dia mendapat cemoohan dari para kritikus termasuk Presiden AS Donald Trump.

    The Associated Press menyatakan Mamdani sebagai pemenang pada pukul 21.34 waktu setempat. Hasil polling sementara menunjukkan Mamdani memeroleh 50 persen sementara sedangkan saingan terberatnya Andrew Cuomo mendapatkan 41 persen suara.

    Pada pukul 15.00 waktu setempat, hampir 1,5 juta orang telah memberikan suara dalam pemilihan walikota New York City, menurut Dewan Pemilihan kota tersebut.

    Jumlah pemilih yang telah berpartisipasi melampaui total suara yang diberikan dalam pemilihan walikota NYC dalam 20 tahun terakhir. Dewan Pemilihan Umum NYC mengatakan selepas pencoblosan jumlah pemilih melampaui angka 2 juta yang belum pernah tercapai sejak 1989.

    Selain kebijakannya yang prorakyat, Mamdani juga disoroti terkait pembelaannya terhadap Palestina. Ia menjanjikan akan menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika berani menginjakkan kaki di New York. Sikap itu dan janji kampanyenya membuat lobi Israel dan para pengusaha mengucurkan dana raksasa untuk mengalahkan Mamdani.

    “Kami mengalahkan para jutawan dan miliarder – kami orang-orang kecil, masyarakat, penyewa, kelas pekerja New York yang sebenarnya mengambil kembali kota ini,” kata Joanne Grill (62 tahun) saat merayakan kemenangan Mamdani.

    Mamdani, seorang Muslim keturunan India lahir di Uganda dan pindah ke New York pada usia tujuh tahun. Ia menjadi warga negara AS pada tahun 2018.

    Dia bekerja sebagai konselor perumahan pencegahan penyitaan di Queens, sebuah upaya yang berfokus pada membantu pemilik rumah berpenghasilan rendah kulit berwarna — peran yang menurutnya menginspirasinya untuk terjun ke dunia politik.

    Terpilih pada 2020 untuk kursi Majelis negara bagian di Queens, ia mewakili lingkungan yang mencakup Astoria, Ditmars-Steinway, dan Astoria Heights. Dia aktif dalam politik saat kuliah di Bowdoin College, di mana dia menerima gelar sarjana dalam Studi Afrika dan ikut mendirikan cabang Siswa untuk Keadilan di Palestina di sekolah tersebut.

    Belakangan, dia mengumpulkan banyak pengikut di media sosial dan memikat sejumlah pemilih muda saat dia memperjuangkan kebijakan sayap kiri.

    Mamdani telah menjadi kritikus vokal atas serangan Israel di Gaza dan melibatkan dirinya dalam isu kontroversial yang telah memecah belah Partai Demokrat. Dia menolak mengutuk slogan “Globalisasi intifada” selama podcast bersama Tim Miller dari “The Bulwark.”

    Beberapa orang Yahudi melihat ungkapan tersebut sebagai seruan untuk melakukan kekerasan terhadap mereka dan banyak orang Palestina melihatnya sebagai bentuk perjuangan mereka untuk mendapatkan tanah air.

    Ketika ditanya apakah ungkapan tersebut membuatnya tidak nyaman, dia mengatakan bahwa ungkapan tersebut mencerminkan “keinginan yang sangat besar untuk mencapai kesetaraan dan persamaan hak dalam membela hak asasi manusia Palestina.”

    Mamdani, mengadvokasi pembekuan biaya sewa bagi penyewa yang stabil, membuat bus kota bebas tarif, menyediakan penitipan anak umum untuk anak-anak di bawah usia enam tahun dan menciptakan toko kelontong milik kota yang membeli dan menjual dengan harga grosir.

    Dia juga menjanjikan menaikkan upah minimum menjadi 30 dolar AS per jam pada 2030. Dia mengatakan dia akan membiayai rencananya dengan menaikkan tarif pajak perusahaan menjadi 11,5 persen dan mengenakan pajak kepada warga New York yang berpenghasilan lebih dari 1 juta dolar AS per tahun dengan tarif tetap sebesar 2 persen.

    Lonjakan mengejutkan Mamdani sebagian didukung oleh kampanye media sosial yang agresif yang memungkinkan dia menjangkau banyak pemilih di seluruh kota yang tidak tertarik pada politik.

    Dia telah menjelaskan ide-idenya dalam video pendek yang menjadi viral di media sosial dan dia mencela pengaruh uang besar dalam politik, menyoroti bagaimana dia membiayai kampanyenya sendiri melalui donor kecil.

    Kemenangan Mamdani juga fenomenal karena adangan yang ia hadapi sejak memenangkan pemilihan kandidat internal Partai Demokrat.

    Setidaknya 26 miliarder menghabiskan jutaan dolar dalam upaya untuk mencegah Zohran Mamdani menjadi wali kota New York, tetapi yang mengejutkan adalah dukungan dari dua miliarder terhadapnya.

    Menurut Forbes, selama sepekan terakhir, 26 miliarder atau keluarga miliarder menghabiskan lebih dari 22 juta dolar secara keseluruhan untuk mencegah Mamdani (anggota Dewan Kota New York dan pemimpin dalam jajak pendapat) memenangkan pemilihan.

    Presiden AS Donald Trump juga secara langsung melayangkan ancaman jika Mamdani terpilih. “Jika Kandidat Komunis Zohran Mamdani memenangkan Pemilihan Wali Kota New York, kecil kemungkinannya saya akan menyumbangkan Dana Federal, selain jumlah minimum yang diperlukan, untuk rumah pertama saya tercinta,” kata Trump dalam sebuah postingan di Truth Social.

    Komentar Trump serupa dengan komentar yang disiarkan pada Ahad saat tampil di acara 60 Minutes CBS.

    “Akan sulit bagi saya sebagai presiden untuk memberikan banyak uang ke New York, karena jika ada komunis yang memerintah New York, yang Anda lakukan hanyalah membuang-buang uang yang Anda kirim ke sana.”

    Dalam tindakan putus asa, Donald Trump pada Selasa mengatakan bahwa setiap orang Yahudi yang memilih Zohran Mamdani adalah “orang bodoh.” Menurutnya, orang Yahudi Amerika yang memberikan suara untuk Mamdani menentang kepentingan mereka sendiri.

    “Orang Yahudi mana pun yang memilih Zohran Mamdani, seorang pembenci Yahudi yang terbukti dan mengaku dirinya sendiri, adalah orang bodoh!!!” Trump menulis di Truth Social.

    Mamdani juga didera kampanye islamofobia sengit. Narasi-narasi anti-Islam marak menjelang pilkada New York City kali ini. Menanggapi hal itu, Mamdani, menyampaikan pidato emosional merespons serangan rasis dan tak berdasar dari para pesaingnya.

    Pidato itu ia sampaikan sehari sebelum pemungutan suara awal dimulai. Berbicara di luar sebuah masjid di Bronx pada Jumat (25/10/2025), Mamdani mengkritik para pesaingnya karena menunjukkan kebencian.

    Ia menyebut bahwa Islamofobia lawan-lawanya itu tak hanya memengaruhinya sebagai calon wali kota dari Partai Demokrat, tetapi juga hampir satu juta Muslim yang tinggal di New York.

    “Menjadi Muslim di New York berarti menghadapi ‘penghinaan’, tetapi penghinaan tidak membuat kita berbeda. Banyak warga New York yang menghadapinya. Toleransi terhadap penghinaan itulah yang membedakannya,” kata Mamdani dalam pidatonya, kurang dari dua minggu menjelang pemilihan umum 4 November, dilansir Aljazirah.

    Dalam pidatonya, Zohran Mamdani langsung melayangkan tantangan untuk Presiden AS Donald Trump dalam pidato kemenangannya. Ini tanggapan untuk Trump yang mencoba menghalangi kemenangan Mamdani dan mengancam akan menahan dana untuk New York City jika kandidat Muslim itu terpilih.

    Mamdani dalam pidatonya menyebut kemenangannya dalam pemilihan walikota sebagai contoh bagaimana mengalahkan presiden. “Jika ada yang bisa menunjukkan kepada suatu negara yang dikhianati oleh Donald Trump bagaimana cara mengalahkannya, maka kota itulah yang melahirkannya,” kata Mamdani.

    “Ini bukan hanya cara kita menghentikan Trump. Ini adalah cara kita menghentikan orang-orang seperti dia berikutnya,” tambah Mamdani.

    “Jadi Donald Trump, karena saya tahu Anda sedang menonton, saya punya empat kata untuk Anda: ‘Naikkan volumenya’.” Dia juga mengatakan kepada Partai Republik, “Untuk mengganggu salah satu dari kami, Anda harus melewati kami semua.”

    Lebih lanjut, ia menyebut Donald Trump sebagai contoh tuan tanah jahat di New York yang mengambil untung dari penyewa apartemen dan penyewa lahan. “Kami akan mengakhiri budaya korupsi yang memungkinkan miliarder seperti Trump untuk menghindari pajak dan mengeksploitasi keringanan pajak. Kami akan mendukung serikat pekerja dan memperluas perlindungan tenaga kerja karena kami tahu, seperti yang dilakukan Donald Trump, bahwa ketika pekerja memiliki hak yang sangat kuat, maka bos yang berusaha memeras mereka menjadi sangat lemah.”

    Trump langsung menjawab tantangan Mamdani lewat unggahannya di media sosial. “…DAN DIMULAILAH!”

    Trump beberapa hari sebelum hari pencoblosan semalam secara langsung melayangkan ancaman jika kandidat Muslim itu terpilih. “Jika Kandidat Komunis Zohran Mamdani memenangkan Pemilihan Wali Kota New York, kecil kemungkinannya saya akan menyumbangkan Dana Federal, selain jumlah minimum yang diperlukan, untuk rumah pertama saya tercinta,” kata Trump dalam sebuah postingan di Truth Social.

    Komentar Trump serupa dengan komentar yang disiarkan pada Ahad saat tampil di acara 60 Minutes CBS. “Akan sulit bagi saya sebagai presiden untuk memberikan banyak uang ke New York, karena jika ada komunis yang memerintah New York, yang Anda lakukan hanyalah membuang-buang uang yang Anda kirim ke sana.”

    Dalam tindakan putus asa, Donald Trump pada Selasa mengatakan bahwa setiap orang Yahudi yang memilih Zohran Mamdani adalah “orang bodoh.” Menurutnya, orang Yahudi Amerika yang memberikan suara untuk Mamdani menentang kepentingan mereka sendiri.

    “Orang Yahudi mana pun yang memilih Zohran Mamdani, seorang pembenci Yahudi yang terbukti dan mengaku dirinya sendiri, adalah orang bodoh!!!” Trump menulis di Truth Social. Komentar ini agaknya terkait dengan dukungan terang-terangan Mamdani terhadap hak-hak bangsa Palestina. (*)

  • 5 Fakta Zohran Mamdani Cetak Sejarah Jadi Walkot Muslim New York

    5 Fakta Zohran Mamdani Cetak Sejarah Jadi Walkot Muslim New York

    Jakarta

    Kancah perpolitikan Amerika Serikat (AS) dihebohkan dengan kemenangan Zohran Mamdani sebagai Wali Kota New York City yang baru. Pasalnya, Mamdani mencetak sejarah sebagai Wali Kota Muslim pertama di kota besar tersebut.

    Sosok Mamdani pun menuai serangan dari Presiden AS Donald Trump dan pemerintah Israel. detikcom merangkum fakta-fakta terkait sejarah baru tersebut. Berikut uraiannya.

    1. Menang Unggul di Pemilu

    Melansir Associated Press, perolehan suara Mamdani jauh mengungguli dua kandidat lainnya dalam pemilu Wali Kota New York yang digelar Selasa (4/11) waktu setempat.

    Proyeksi Associated Press yang didasarkan pada 89 persen suara yang telah dihitung, menunjukkan bahwa Mamdani, kandidat Partai Demokrat, menempati peringkat pertama dengan meraup 50,4 persen suara dukungan.

    Zohran Mamdani saat menggelar rapat umum kampanye menjelang hari pemilihan, di wilayah Queens, New York City, AS, 3 November 2025. (REUTERS/Shannon Stapleton)

    Perolehan itu jauh di atas kandidat lainnya seperti mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, kandidat independen, yang meraup 41,6 persen dan Curtis Sliwa, kandidat Partai Republik, yang hanya mendapatkan 7,1 persen suara dukungan.

    Dengan perolehan tersebut, Associated Press menetapkan Mamdani memenangi pemilu dan akan menjabat sebagai Wali Kota New York yang baru untuk menggantikan Eric Adams.

    2. Deklarasikan Era Baru

    Mamdani menyampaikan pidato kemenangannya pada Selasa (4/11) waktu setempat. Dalam pidatonya, pria kelahiran Uganda itu mendeklarasikan “era baru” perubahan politik.

    Dia mendedikasikan kemenangannya untuk kelas pekerja, dan menegaskan tekadnya untuk menjadikan Kota New York sebagai tempat yang menyambut dan merayakan keberagaman.

    “Terima kasih teman-teman. Matahari mungkin telah terbenam di atas kota kita malam ini, tetapi seperti yang pernah dikatakan Eugene Debs, ‘Saya dapat melihat fajar untuk hari yang lebih baik bagi umat manusia’,” ucap Mamdani dalam pidatonya, seperti dilansir The Guardian, Rabu (5/11).

    “Masa depan ada di tangan kita,” tegasnya.

    “Sepanjang ingatan kita, para pekerja di New York diberitahu oleh orang-orang kaya dan terpandang bahwa kekuasaan tidak seharusnya berada di tangan mereka, jari-jari memar karena mengangkat kota di lantai gudang, telapak tangan kapalan karena setang sepeda delivery, buku-buku jari terluka akibat luka bakar di dapur. Ini bukan tangan yang dibiarkan memegang kekuasaan,” ujarnya.

    “Namun, selama 12 bulan terakhir, Anda telah berani meraih sesuatu yang lebih besar. Malam ini, melawan segala rintangan, kita telah meraihnya,” kata Mamdani.

    Dalam pidatonya, Mamdani mendeklarasikan “era baru” untuk perubahan politik. “Mulai sekarang, semoga satu-satunya penyesalan kita adalah hari ini datangnya begitu lama,” ujarnya.

    Mamdani bertekad menjadikan Kota New York sebagai tempat yang menyambut dan merayakan keberagaman.

    “Di sini kita yakin untuk membela orang-orang yang kita sayangi, baik Anda seorang imigran, anggota komunitas trans, salah satu dari banyak wanita kulit hitam yang dipecat Donald Trump dari pekerjaan federal, seorang single mom yang masih menunggu harga bahan makanan turun, atau siapa pun yang terdesak, perjuangan Anda adalah perjuangan kita juga,” ujarnya.

    “Kita akan membangun Balai Kota yang berdiri teguh di samping warga Yahudi New York dan tidak goyah dalam perjuangan melawan momok antisemitisme, tempat lebih dari 1 juta warga Muslim merasa diterima, bukan hanya di lima wilayah kota ini, tapi juga di gedung-gedung kekuasaan,” cetus Mamdani.

    “New York tidak akan lagi menjadi kota tempat Anda dapat memperdagangkan Islamofobia dan memenangkan pemilu,” tegasnya.

    3. Tuai Serangan Trump

    Donald Trump sempat menyerang Mamdani saat detik-detik akhir pemilu. Trump meminta warga New York tidak memilih Zohran.

    “Setiap orang Yahudi yang memilih Zohran Mamdani, seorang yang terbukti dan mengaku membenci Yahudi, adalah orang bodoh!!!” tulis Trump di platform media sosialnya dilansir kantor berita AFP, Rabu (5/11).

    Trump sebelumnya juga mengancam akan membatasi dana federal untuk Kota New York jika Mamdani, kandidat dari Partai Demokrat itu, menang dalam pemilihan wali kota. Trump juga menyerukan dukungan kepada rival Mamdani, Andrew Cuomo.

    “Sangat kecil kemungkinan saya akan menyumbang dana federal, selain dari jumlah minimum yang diwajibkan,” ujar Trump ketika bicara mengenai ‘jika Mamdani memenangkan pemilihan’ di media sosialnya sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (4/11).

    4. Colek Trump di Pidato Kemenangan

    Zohran Mamdani terpilih menjadi Wali Kota New York City. Dalam pidato kemenangannya, Wali Kota Muslim pertama New York itu menyebut-nyebut nama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Dilansir CNN dan AFP, Rabu (5/11), Mamdani menentang Trump. Dia mengucapkan empat kata untuk Trump yakni ‘turn the volume up’, yang jika diartikan ‘keraskan volumenya’ merujuk kepada Trump.

    Zohran Mamdani berpidato setelah memenangkan pemilihan Wali Kota New York City 2025, pada rapat umum malam pemilihan di wilayah Brooklyn, New York City, New York, AS, 4 November 2025. (REUTERS/Jeenah Moon)

    Mamdani mengatakan kemenangannya ini menunjukkan cara untuk mengalahkan Trump. Selama masa kampanye di New York, Trump selalu melemparkan kritik tajam kepada Mamdani yang merupakan sosialis Partai Demokrat dan pemuda Muslim.

    “Jika ada yang bisa menunjukkan kepada bangsa yang dikhianati oleh Donald Trump bagaimana cara mengalahkannya, maka itu adalah kota yang melahirkannya,” cetus Mamdani dalam pidato kemenangannya.

    Diketahui, tempat kelahiran Trump adalah New York. Trump lahir pada 14 Juni 1946 di Queens, New York.

    “Di masa kegelapan politik ini, New York akan menjadi cahaya,” imbuh Mamdani.

    5. Dikecam Menteri Israel

    Menteri Diaspora Israel mengecam Mamdani dan menyebutnya sebagai “pendukung Hamas”. Dia bahkan menyerukan warga Yahudi di kota itu untuk pindah ke Israel setelah kemenangan Mamdani.

    “Kota yang pernah menjadi simbol kebebasan global telah menyerahkan kuncinya kepada seorang pendukung Hamas,” tulis Menteri Diaspora dan Pemberantasan Antisemitisme, Amichai Chikli, di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Rabu (5/11).

    Ia melanjutkan dengan mengatakan bahwa pandangan Mamdani “tidak jauh dari pandangan para fanatik jihadis yang, 25 tahun lalu, membunuh tiga ribu warganya sendiri,” merujuk pada serangan 11 September 2001 oleh kelompok Al-Qaeda di New York dan Washington.

    Mamdani adalah pendukung setia perjuangan Palestina. Posisinya terhadap Israel — yang ia sebut sebagai “rezim apartheid” sekaligus mencap perang di Gaza sebagai “genosida” — telah memicu kemarahan sebagian komunitas Yahudi.

    “New York tidak akan pernah sama lagi, terutama bagi komunitas Yahudinya,” tulis Chikli dalam unggahan di X.

    “Saya mengundang orang-orang Yahudi di New York untuk secara serius mempertimbangkan untuk menjadikan Tanah Israel sebagai rumah baru mereka,” cetusnya.

    Halaman 2 dari 5

    (fca/ygs)

  • Trump Kembali Serang Cawalkot Muslim New York

    Trump Kembali Serang Cawalkot Muslim New York

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyerang calon Wali Kota New York, Zohran Mamdani, yang merupakan kandidat muslim pertama. Trump meminta warga New York tidak memilih Zohran.

    “Setiap orang Yahudi yang memilih Zohran Mamdani, seorang yang terbukti dan mengaku membenci Yahudi, adalah orang bodoh!!!” tulis Trump di platform media sosialnya dilansir kantor berita AFP, Rabu (5/11/2025).

    Mamdani yang berusia 34 tahun berkampanye dengan janji untuk membuat New York lebih terjangkau. Mamdani secara luas diperkirakan akan memenangkan pemilihan.

    Trump sebelumnya mengancam akan membatasi dana federal untuk Kota New York jika kandidat dari Partai Demokrat, Zohran Mamdani itu menang dalam pemilihan wali kota. Trump juga menyerukan dukungan kepada rival Mamdani, Andrew Cuomo.

    “Sangat kecil kemungkinan saya akan menyumbang dana federal, selain dari jumlah minimum yang diwajibkan,” ujar Trump ketika bicara mengenai ‘jika Mamdani memenangkan pemilihan’ di media sosialnya sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (4/11).

    Pilwalkot New York sudah digelar Selasa (4/11) waktu setempat. Mamdani adalah calon dari Partai Demokrat dan Partai Republik Curtis Sliwa. Trump mengatakan bahwa memilih Silwa hanya akan menguntungkan Mamdani, dan mendesak para pendukungnya untuk memilih Cuomo.

    Diketahui, Partai Republik telah menyerang pencalonan Mamdani sepanjang kampanye, dengan Trump menggambarkan tokoh yang menyebut dirinya sosialis demokrat itu sebagai seorang komunis. Mamdani, anggota majelis negara bagian merupakan pria kelahiran Uganda.

    Dia mengejutkan pengamat politik pada tanggal 24 Juni dengan kemenangan meyakinkan dalam pemilihan pendahuluan. Dalam pencalonan ini, Mamdani menjanjikan kenaikan pajak bagi orang-orang terkaya di New York, kenaikan tarif pajak perusahaan, pembekuan tarif sewa apartemen stabil, dan peningkatan subsidi perumahan publik.

    Majunya Mamdani dinilai menghadirkan risiko sekaligus keuntungan bagi Partai Demokrat secara nasional yang mengakui perlunya menarik pemilih muda. Tetapi, Demokrat dinilai tetap waspada terhadap serangan Partai Republik atas kritik Mamdani terhadap pendudukan Israel atas wilayah Palestina dan sosialisme Demokratnya yang telah mengkhawatirkan komunitas keuangan New York.

    Lihat juga Video Trump: Yahudi yang Pilih Zohran Mamdani Adalah Orang Bodoh!

    (whn/zap)

  • Diplomasi Publik Pelestarian dan Promosi Semangat Bandung

    Diplomasi Publik Pelestarian dan Promosi Semangat Bandung

    JAKARTA – Museum Konferensi Asia Afrika, Kementerian Luar Negeri RI menghadirkan kekuatan Semangat Bandung melalui kutipan pidato para pemimpin negara peserta KAA 1955 dalam pameran temporer “Tutur Luhur Figur Asia-Afrika – The Words That Echo Through the Ages”.

    Digelar pada 24 Oktober hingga 27 Desember 2025, pameran ini bertujuan untuk memaknai 70 tahun KAA dan memberi ruang refleksi atas ekspresi solidaritas antarbangsa dan seruan perdamaian yang tercermin dari berbagai pidato yang disampaikan selama KAA 1955, dan masih relevan dalam menyikapi situasi global masa kini.

    Pidato-pidato para ketua delegasi pada sidang pleno pembukaan KAA (18-19 April 1955) dan sidang pleno penutupan KAA (24 April 1955) menjadi tonggak lahirnya solidaritas Asia-Afrika dan Semangat Bandung yang mengubah tatanan dunia.

    Pameran juga menyoroti berbagai dinamika di luar sidang, seperti pertemuan informal antar delegasi dan diplomasi budaya yang turut memperkaya makna tonggak sejarah diplomasi Indonesia melalui KAA.

    “Selain sebagai upaya memaknai kembali perjalanan 70 Tahun KAA, pameran temporer ini merupakan wujud diplomasi publik Kemlu dalam pelestarian dan promosi Semangat Bandung. Saya berharap pameran ini dapat meningkatkan ownership publik terhadap Semangat Bandung dan KAA sebagai tonggak sejarah serta capaian diplomasi Indonesia,” jelas Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Duta Besar Heru Hartanto Subolo dalam sambutannya saat membuka pameran, melansir keterangan Kementerian Luar Negeri RI, 25 Oktober.

    Lebih jauh Dubes Heru mengatakan, pada tahun 1955, pidato para kepala delegasi turut mendorong semangat kemerdekaan di negara Asia Afrika. Sementara di masa kini, generasi muda memiliki peran besar dalam menyebarluaskan Semangat Bandung ke penjuru dunia.

    Indonesia sendiri konsisten menekankan peran penting Semangat Bandung dalam berbagai kesempatan. Pada Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri ke-19 Gerakan Non-Blok di Kampala, Uganda, Wamenlu RI Arramatha Nasir menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mengedepankan Semangat Bandung dalam memperjuangkan perdamaian dunia.

    Pameran “Tutur Luhur Figur Asia-Afrika – The Words That Echo Through the Ages” tidak hanya menampilkan rekaman sejarah, tetapi juga mengajak pengunjung untuk merenungkan kembali relevansi pesan-pesan para pemimpin Asia-Afrika pada tahun 1955 terhadap situasi dunia masa kini, dan mendorong Semangat Bandung tetap hidup dan terus bergema melintasi zaman.