Negara: Turki

  • Dino Patti Djalal: Pidato Prabowo di Sidang Umum PBB Setara Bobot Sejarah Bung Karno

    Dino Patti Djalal: Pidato Prabowo di Sidang Umum PBB Setara Bobot Sejarah Bung Karno

    Bisnis.com, JAKARTA – Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menilai pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 mendatang akan menjadi momen diplomatik bersejarah bagi Indonesia.

    Prabowo dijadwalkan berbicara pada urutan ketiga, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Brasil Lula, dalam forum internasional tahunan tersebut.

    “Ini belum pernah terjadi. Presiden Indonesia bicara nomor tiga di Sidang Umum PBB, itu suatu kehormatan luar biasa. Karena pasti nomor satu Amerika, nomor dua Brasil, dan kali ini Indonesia nomor tiga. Itu artinya seluruh dunia akan memperhatikan, dari utara, selatan, timur, dan barat,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (25/8/2025).

    Menurut Dino, posisi tersebut menempatkan Indonesia dalam sorotan global di tengah dinamika geopolitik dunia yang ditandai rivalitas Amerika Serikat–Tiongkok, menguatnya kelompok BRICS, serta melemahnya multilateralisme. 

    Dia menekankan, pidato Prabowo di forum tersebut harus mampu memberikan masukan konstruktif terkait “state of the world” serta arah tata dunia baru. 

    “Sekarang sudah ada konsensus bahwa orde dunia lama sudah selesai. Tapi yang baru belum jelas. Indonesia punya peluang memberi konsep tentang the Next World Order. Itu akan sangat strategis,” jelas pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) tersebut.

    Dino bahkan membandingkan bobot pidato Prabowo di PBB dengan pidato Presiden Sukarno tahun 1960 bertajuk “To Build the World A New”. Bedanya, dia menilai kini posisi negara-negara kekuatan menengah (middle powers) seperti Indonesia, Turki, Korea Selatan, Brasil, dan Afrika Selatan justru semakin menentukan arah perubahan dunia.

    “Konteksnya sama penting dengan pidato Bung Karno, tapi kali ini middle powers sedang naik daun. Jadi pidato Presiden Prabowo berpotensi memberi dampak besar,” ujarnya.

    Dino juga menyebut momentum ini sebagai kesempatan mengembalikan Indonesia ke kancah multilateralisme, setelah pada masa Presiden Joko Widodo, Indonesia dikritik karena tidak pernah menghadiri Sidang Umum PBB.

    “Selama ini kritik kami kepada Presiden Jokowi adalah beliau tidak pernah datang ke PBB, bahkan saat menjadi Ketua G20. Jadi pidato Prabowo nanti bisa jadi penyegar, sekaligus kebangkitan peran Indonesia di diplomasi multilateral,” imbuhnya. 

    Dengan posisi diplomatik yang kuat, mulai dari keanggotaan Indonesia di G20, BRICS, APEC, hingga kedekatan hubungan bilateral dengan negara-negara besar, Dino yakin Prabowo memiliki modal politik yang besar untuk memainkan peran global.

    “Indonesia sekarang tidak menghadapi tekanan besar dari luar. Kita punya kaki di mana-mana, hubungan baik dengan banyak negara kunci, dan kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia sedang tinggi. Tantangannya tinggal bagaimana memanfaatkannya,” katanya.

    Dino menegaskan harapan publik Indonesia maupun komunitas internasional kini bertumpu pada pidato Presiden Prabowo di forum PBB tersebut. 

    “Saya optimis, ini akan membuat kita bangga sekaligus meneguhkan Indonesia sebagai pemain penting dalam membentuk tata dunia baru,” pungkasnya.

  • Muncul Tren Operasi Potong Tulang Kaki di Turki Agar Tubuh Terlihat Pendek

    Muncul Tren Operasi Potong Tulang Kaki di Turki Agar Tubuh Terlihat Pendek

    Jakarta

    Tidak hanya untuk transplantasi rambut, kini banyak klinik di Turki menawarkan prosedur pemendekan tulang kaki agar tubuh terlihat lebih pendek. Prosedur ini banyak dilakukan oleh wanita yang merasa insecure dengan tinggi badan yang berlebihan.

    Ada juga yang karena untuk meningkatkan peluang untuk mendapatkan pasangan, ada juga yang tujuannya untuk mengatasi perbedaan panjang kaki.

    Dikutip dari Daily Mail, prosedur ini dilakukan dengan pemotongan tulang kaki untuk mengangkat sebagian tulang paha. Tulang yang dipotong kemudian kembali disambungkan dan dipasang dengan batang logam, yang nantinya akan dilepas setelah tulang menyatu.

    Prosedur ini sangat berat. Pasien dapat mengalami nyeri luar biasa hingga memerlukan kursi roda setelahnya. Mereka juga harus melalui pemulihan fisioterapi selama berbulan-bulan.

    Meski berisiko, prosedur ini semakin populer. Beberapa klinik di Turki bahkan menyertakan paket operasinya dengan tur kota, makan di restoran, hingga perjalanan di kapal pesiar.

    Sebuah klinik di Istanbul mengatakan sudah melakukan 10 operasi pemendekan kaki sejak 2023. Prosedur height reduction tersebut mengklaim bisa memendekkan tulang paha hingga 5,5 cm dan tulang betis hingga 3 cm.

    Klinik tersebut merekomendasikan waktu pemulihan paling lama hingga 6 bulan jika ingin melakukan prosedur ini.

    Setelah operasi, pasien biasanya dirawat inap selama 3-5 hari sebelum dipulangkan dengan kursi roda atau alat bantu jalan selama sebulan pertama. Klinik memperkirakan pasien berjalan tanpa bantuan setelah 6 minggu, dengan tulang butuh waktu 3-4 bulan untuk benar-benar pulih.

    Fisioterapi juga sangat disarankan dengan 4-5 sesi per minggu pada 3 bulan pertama.

    “Sebelum operasi klinik mewajibkan pasien menjalani psikologis untuk memastikan mereka memiliki ekspektasi yang realistis terhadap hasilnya. Pasien mungkin akan mengalami psikologis selama pemulihan, itulah sebabnya kami memberikan dukungan ini,” ucap pihak klinik itu.

    Terakhir pada Juli 2024 seorang wanita dari Amerika Serikat menjalani prosedur pemendekan kaki di klinik tersebut. Wanita yang tak disebutkan namanya itu diklaim klinik berhasil menurunkan tinggi badan hingga 4,1 cm dari 172 cm ke 167,9 cm.

    Prosedur ini tidak lepas dari risiko dan efek samping. Risiko operasi pemendekan kaki antara lain kelemahan otot atau kehilangan kekuatan otot. Berapa risiko lain yang dapat muncul seperti dislokasi sendi hingga penggumpalan darah.

    Berat badan menjadi faktor penting dalam operasi pemendekan kaki. Ini dikarenakan logam tulang memiliki batas beban. Klinik merekomendasikan pasien memiliki berat badan maksimal 70-75 kg.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Cara Isi Suara Video Instagram Pakai Bahasa Lain Tanpa Edit

    Cara Isi Suara Video Instagram Pakai Bahasa Lain Tanpa Edit

    Jakarta, CNBC Indonesia – Meta resmi merilis fitur terjemahan suara berbasis kecerdasan buatan (AI) di Instagram dan Facebook.

    Fitur ini memungkinkan kreator mengubah bahasa video Reels mereka tanpa perlu membuat ulang konten, lengkap dengan opsi dubbing dan lip-sync agar terlihat lebih natural.

    Saat ini, fitur tersebut baru mendukung terjemahan dari bahasa Inggris ke Spanyol dan sebaliknya. Ke depan, Meta berjanji akan menambahkan lebih banyak bahasa.

    Fitur ini tersedia untuk kreator Facebook dengan minimal 1.000 pengikut dan semua akun publik Instagram di seluruh dunia yang sudah mendukung Meta AI. Namun sayangnya negara seperti Uni Eropa, Inggris, Korea Selatan, Brasil, Australia, Nigeria, Turki, Afrika Selatan, Nigeria tidak termasuk di dalamnya.

    Untuk menggunakannya, kreator cukup memilih opsi “Translate your voice with Meta AI” sebelum membagikan reel. Berikut selengkapnya:

    Buat atau pilih video Reels seperti biasa
    Sebelum membagikan video, pilih opsi “Translate your voice with Meta AI.”
    Aktifkan terjemahan suara ke bahasa tujuan yang saat ini baru mendukung Inggris-Spanyol dan sebaliknya
    Tambahkan lip-sync jika ingin gerakan bibir mengikuti dubbing
    Tinjau hasil terjemahan, lalu tekan “Share now” untuk mempublikasikan

    Pantauan CNBC Indonesia, Selasa (26/8/2025), kami belum melihat muncul video Reels yang sudah menggunakan fitur penerjemah dan dubbing otomatis ini.

    Selain itu, Meta juga menambahkan metrik baru di panel Insights, tempat kreator dapat melihat jumlah penayangan berdasarkan bahasa. Fitur ini diharapkan dapat membantu kreator memahami seberapa jauh konten mereka menjangkau audiens lintas bahasa.

    “Kami percaya ada banyak kreator hebat di luar sana yang memiliki potensi audiens yang mungkin tidak berbicara dalam bahasa yang sama,” jelas Kepala Instagram Adam Mosseri dalam sebuah unggahan, dikutip dari TechCrunch, Kamis (21/8/2025).

    “Jika kami bisa membantu Anda menjangkau audiens lintas bahasa dan budaya, maka kami bisa membantu Anda mengembangkan pengikut dan memperoleh lebih banyak manfaat dari Instagram dan platform ini,” imbuhnya.

    Peluncuran fitur AI ini hadir di tengah sejumlah laporan yang menyebut Meta kembali merestrukturisasi divisi AI-nya untuk fokus pada empat bidang utama seperti riset, superintelligence, produk, dan infrastruktur.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • AS Cuan Usai Beli Murah Alaska dari Rusia, Emas-Minyak Berhamburan

    AS Cuan Usai Beli Murah Alaska dari Rusia, Emas-Minyak Berhamburan

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Anchorage, Alaska. Pertemuan itu membahas sejumlah isu khususnya upaya menghentikan perang di Ukraina.

    Pertemuan penting ini diadakan di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson, sebuah pangkalan militer Amerika Serikat yang terletak di sisi utara kota terpadat Alaska. Dengan luas mencapai 64.000 hektare, Elmendorf-Richardson merupakan pangkalan militer terbesar di Alaska sekaligus menjadi lokasi strategis bagi AS dalam latihan dan kesiapan militer di kawasan Arktik.

    Saat mengunjungi pangkalan tersebut pada masa jabatan pertamanya pada tahun 2019, Trump menyebut pasukan di sana sebagai “garis pertahanan pertama Amerika” yang bertugas di perbatasan negara terakhir.

    Namun, kondisi itu tidak selalu demikian. Alaska sendiri baru menjadi bagian dari Amerika Serikat setelah dibeli dari Rusia pada tahun 1867. Jarak kedua negara pun sangat dekat, hanya sekitar 90 km di titik tersempit Selat Bering.

    Dalam konferensi pers pada 9 Agustus lalu, Asisten Presiden Rusia Yuri Ushakov menekankan kedekatan lokasi geografis tersebut.

    “Tampaknya cukup logis bagi delegasi kami untuk terbang di atas Selat Bering dan untuk pertemuan puncak penting para pemimpin kedua negara yang akan diadakan di Alaska,” kata Ushakov, melansir Al-Jazeera, dikutip Minggu (24/8/2025).

    Kapan Rusia Menguasai Alaska?

    Ketertarikan Rusia terhadap Alaska dimulai sejak Tsar Peter yang Agung mengutus navigator Denmark, Vitus Bering, pada 1725 untuk menjelajahi wilayah pesisir Alaska. Saat itu, Alaska dipandang menjanjikan karena kaya sumber daya alam, terutama bulu berang-berang laut yang bernilai tinggi, sementara penduduknya relatif sedikit.

    Pada 1799, Kaisar Paul I memberikan hak monopoli kepada “Perusahaan Rusia-Amerika” untuk mengelola Alaska. Perusahaan ini kemudian membangun permukiman, termasuk Sitka, yang dijadikan ibu kota kolonial setelah Rusia menaklukkan suku Tlingit pada 1804.

    Namun, penguasaan Rusia di Alaska tidak berjalan mulus. Jarak yang jauh dari St. Petersburg, iklim ekstrem, keterbatasan pasokan, serta meningkatnya persaingan dengan penjelajah Amerika membuat ambisi Rusia sulit terwujud. Pada awal abad ke-19, ketika Amerika terus berekspansi ke arah barat, persaingan dengan pedagang Rusia semakin nyata. Lemahnya sumber daya membuat Rusia tidak mampu mendirikan permukiman besar ataupun mempertahankan kehadiran militer di pesisir Pasifik.

    Mengapa Rusia Menjual Alaska?

    Situasi semakin berubah setelah Perang Krimea (1853-1856). Perang ini pecah ketika Rusia menginvasi wilayah Moldavia dan Wallachia milik Turki. Inggris dan Prancis, khawatir terhadap ekspansi Rusia, bergabung dengan Kesultanan Utsmaniyah untuk melawan Rusia. Pertempuran besar berlangsung di Semenanjung Krimea, pusat posisi Rusia di Laut Hitam.

    Setelah tiga tahun, Rusia kalah telak. Perang ini membuat Rusia menghabiskan dana besar, setara dengan 160 juta pound sterling. Kekalahan tersebut memaksa Moskow mengevaluasi ulang prioritas kolonialnya. Pada saat yang sama, perburuan berlebihan membuat Alaska tidak lagi menguntungkan, sementara kedekatannya dengan Kanada yang dikuasai Inggris justru menjadi beban geopolitik.

    Memasuki 1860-an, Tsar Alexander II memutuskan menjual Alaska untuk mendapatkan dana segar sekaligus mencegah kemungkinan jatuhnya wilayah itu ke tangan Inggris. Amerika Serikat, yang saat itu tengah gencar berekspansi, muncul sebagai pembeli yang bersedia.

    Bagaimana Amerika Membelinya?

    Setelah Perang Saudara AS berakhir pada 1865, Menteri Luar Negeri AS William Seward menerima tawaran Rusia. Pada 30 Maret 1867, AS resmi membeli Alaska seharga US$ 7,2 juta. Dengan harga kurang dari dua sen per acre, Washington memperoleh wilayah seluas hampir 1,5 juta km² yang memberikan akses langsung ke utara Samudra Pasifik.

    Namun, pembelian ini awalnya mendapat kritik keras. Banyak pihak menganggap Alaska tidak bernilai, hanya “gurun es” tak berguna. Media bahkan menyebut transaksi itu sebagai “Kebodohan Seward” atau “Kotak Es Seward”. Seperti ditulis New York Daily Tribune pada April 1867: “Kita hanya mendapatkan kepemilikan nominal atas gurun salju yang tak tertembus, hamparan hutan kerdil yang luas… kita mendapatkan Sitka dan Kepulauan Prince of Wales. Sisanya adalah wilayah terlantar.”

    Pandangan itu berubah drastis setelah ditemukannya emas pada 1896, yang memicu Demam Emas Klondike. Sejak itu, nilai strategis Alaska semakin diakui, hingga akhirnya resmi menjadi negara bagian AS pada Januari 1959.

    Bagaimana Ekonomi Alaska Berkembang?

    Pada awal abad ke-20, ekonomi Alaska mulai beragam. Penangkapan ikan, khususnya salmon dan halibut, menjadi industri besar. Penambangan tembaga juga berkembang pesat, terutama di Kennecott.

    Saat Perang Dunia II, pembangunan pangkalan militer membawa infrastruktur baru dan peningkatan populasi. Namun, titik balik terbesar terjadi pada 1968, ketika cadangan minyak raksasa ditemukan di Teluk Prudhoe, pesisir Arktik. Pendapatan minyak kemudian menjadi pilar utama ekonomi Alaska, membiayai layanan publik sekaligus membentuk Dana Permanen Alaska.

    Dana ini mengelola investasi dari minyak dalam bentuk saham, obligasi, dan aset lainnya, lalu membagikan dividen tahunan kepada warga. Sistem ini membuat Alaska tidak memberlakukan pajak penghasilan maupun pajak penjualan negara bagian, sesuatu yang jarang ada di AS.

    Belakangan, pariwisata juga tumbuh pesat, menarik jutaan pengunjung ke taman nasional dan gletser. Kini, Alaska telah bertransformasi dari “pembelian yang diremehkan” menjadi negara bagian kaya sumber daya, dengan ekonomi yang bertumpu pada minyak, perikanan, dan pariwisata.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Turki minat investasi untuk pembangunan RS internasional di Jakarta 

    Turki minat investasi untuk pembangunan RS internasional di Jakarta 

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno mengatakan Konsorsium Globalasia Indonesia–Turki berminat menginvestasikan dana dengan proyeksi nilai mencapai 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp21 triliun untuk pembangunan rumah sakit internasional di Jakarta.

    “Investasi kesehatan berskala internasional ini sejalan dengan visi Jakarta sebagai kota global yang menempatkan kualitas layanan publik, terutama kesehatan, sebagai prioritas utama,” kata dia melalui keterangan resmi di Jakarta, Minggu.

    Rumah sakit tersebut akan dikembangkan dengan model layanan terpadu yang terinspirasi dari Basaksehir Cam and Sakura City Hospital di Istanbul, sebuah kompleks layanan kesehatan berskala besar yang dikenal dengan pusat-pusat spesialis terintegrasi.

    Dengan model tersebut, katanya, layanan lintas spesialisasi akan lebih efektif, mudah diakses, dan mendukung peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.

    “Kami terbuka untuk kolaborasi yang memperkuat ekosistem layanan, alih teknologi, serta pengembangan kompetensi tenaga kesehatan secara berkelanjutan,” ujar Rano.

    Pernyataan minat investasi dari Konsorsium Globalasia Indonesia–Turki ini merupakan salah satu hasil dari forum bisnis yang mempertemukan pengusaha dan calon investor Turki dengan pelaku usaha Indonesia di Istanbul, Turki Sabtu (23/8).

    Forum yang diadakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul tersebut menjadi bagian dari rangkaian peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Turki sepanjang 2025.

    Di sela pertemuan, sejumlah investor menyampaikan ketertarikan untuk bekerja sama dalam pengembangan infrastruktur dan transportasi perkotaan, termasuk penjajakan lanjutan dengan Istanbul Ticaret Odasi (Kamar Dagang Kota Istanbul/ITO).

    “Forum ini bukan sekadar transaksi, melainkan jembatan pengetahuan, dari ekonomi hingga kebudayaan, yang manfaatnya akan dirasakan langsung oleh warga,” kata Rano.

    Selain sektor kesehatan, forum juga membuka jalur komunikasi bisnis untuk proyek-proyek infrastruktur dan transportasi perkotaan, selaras dengan agenda pembangunan berkelanjutan Jakarta.

    “Mulai dari sistem angkutan massal, kawasan Transit Oriented Development (TOD), hingga teknologi manajemen air—kami menawarkan deretan proyek yang dapat segera dijajaki,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu, Konsul Jenderal RI di Istanbul, Darianto Harsono, menyampaikan forum tersebut menjadi wujud nyata sinergi KJRI Istanbul dan Pemprov DKI Jakarta.

    “Kami melihat minat yang konkret. KJRI akan mengawal tindak lanjut agar peluang investasi ini masuk ke jalur implementasi,” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: M. Hari Atmoko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Istri Erdogan Kirim Surat ke Istri Trump, Minta Bersuara soal Anak-anak Gaza

    Istri Erdogan Kirim Surat ke Istri Trump, Minta Bersuara soal Anak-anak Gaza

    Ankara

    Istri Presiden Turki, Emine Erdogan mengirimkan surat untuk istri Presiden Amerika Serikat (AS), Melania Trump. Emine meminta Melania untuk bersuara demi warga Gaza, terutama untuk anak-anak Gaza.

    Dilansir AFP, Minggu (24/8/2025), Emine meminta Melania menulis surat kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar menunjukkan belas kasihan kepada anak-anak di Gaza.

    “Saya yakin bahwa kepekaan penting yang Anda tunjukkan terhadap 648 anak Ukraina yang telah kehilangan nyawa dalam perang akan meluas ke Gaza juga, di mana, dalam kurun waktu dua tahun, 62.000 warga sipil tak berdosa, termasuk 18.000 anak-anak, telah dibunuh secara brutal,” tulis Emine kepada Melania.

    “Sebagai seorang ibu, sebagai seorang perempuan, dan sebagai manusia, saya sangat sependapat dengan perasaan yang diungkapkan dalam surat Anda, dan saya berharap Anda akan memberikan harapan yang sama kepada anak-anak Gaza, yang juga mendambakan kedamaian dan ketenangan,” tulis Emine.

    Pada hari Selasa (19/8), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata di Gaza. Ia mengatakan bahwa foto-foto yang berasal dari Gaza lebih buruk daripada “kamp Nazi”.

    (isa/isa)

  • Pilu 2 Remaja Belanda Ditemukan Tewas di Kamar Hotel Istanbul

    Pilu 2 Remaja Belanda Ditemukan Tewas di Kamar Hotel Istanbul

    Jakarta

    Dua remaja asal Belanda ditemukan tewas di kamar hotel mereka di kota Istanbul, Turki. Ayah mereka harus dirawat di rumah sakit karena syok. Media Turki melaporkan bahwa kecurigaan awal mengarah pada makanan restoran yang mereka santap.

    Kedua remaja putra tersebut, berusia 15 dan 17 tahun, telah meninggal dunia ketika polisi dan paramedis tiba di hotel tempat mereka menginap, di distrik Fatih, dekat Blue Mosque dan Grand Bazaar di Istanbul, menurut saluran televisi NTV.

    “Ketika mereka tiba, paramedis ambulans mencatat kedua anak itu telah meninggal dunia. Sang ayah dibawa ke rumah sakit dengan ambulans dalam keadaan syok,” lapor NTV, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (23/8/2025).

    Ketiganya sedang berlibur di Turki dan diyakini telah pergi ke distrik wisata Taksim untuk makan malam, lapor media Turki tersebut.

    Namun, sang ayah yang berusia 57 tahun tersebut mengatakan kepada polisi, bahwa ia pergi bersama dua putranya ke Taksim, “tetapi tidak makan”, lapor kantor berita Haber Turk.

    Malam harinya, setelah kembali ke hotel, sang ayah memanggil anak-anaknya, yang tidak merespons. Seorang pegawai hotel, Mehmet Kirdag, mendengar sang ayah berteriak minta tolong, lapor NTV.

    Kepolisian Istanbul telah memulai penyelidikan atas insiden ini, lapor NTV.

    Lihat juga Video: Wanita yang Dibunuh di Hotel Surabaya Dimakamkan, Ini Harapan Keluarga

    (ita/ita)

  • WTO Dukung Indonesia Terkait Sengketa Ekspor Biodiesel ke Eropa – Page 3

    WTO Dukung Indonesia Terkait Sengketa Ekspor Biodiesel ke Eropa – Page 3

    Badan penyelesaian perselisihan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah sepakat membentuk sebuah panel untuk mengevaluasi bea masuk yang dikenakan oleh Uni Eropa (UE) terhadap impor biodiesel dari Indonesia. Hal itu diungkapkan oleh WTO pada Senin 27 November 2023.

    WTO mengungkapkan sejumlah negara yaitu Amerika Serikat (AS), Inggris, Norwegia, Rusia, Thailand, Singapura, Jepang, Kanada, China, Argentina dan Turki menyatakan akan berpartsipasi sebagai pihak ketiga dalam proses evaluasi panel perselisihan tersebut.

    “Upaya banding kasus ini ke WTO sangat strategis untuk menjaga akses pasar produk biodiesel Indonesia di pasar Uni Eropa yang saat ini dikenai bea masuk imbalan sebesar delapan persen hingga 18 persen,” kata Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (2022-2024) Budi Santoso, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (29/11/2023).

     

     

  • Rano: Perayaan hubungan diplomatik Indonesia-Turki wujud diplomasi

    Rano: Perayaan hubungan diplomatik Indonesia-Turki wujud diplomasi

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno memaknai perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turki sebagai wujud diplomasi rakyat sekaligus peluang mempererat kerja sama, khususnya antara Jakarta dan Ankara.

    Oleh karena itu, kata Rano, saat menghadiri resepsi perayaan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Turki di Wisma Duta, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ankara, Kamis, Indonesia melalui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkeinginan memperluas kolaborasi antarkota.

    “Kami berkeinginan kuat memperluas kolaborasi antarkota, mulai dari pengelolaan air, lingkungan, hingga seni, sebagai warisan nyata yang dirasakan langsung masyarakat,” katanya dalam keterangan resminya yang diterima di Jakarta.

    Menurut dia, Jakarta dan Ankara bertemu bukan hanya dalam diplomasi antarnegara, tetapi juga dalam bahasa budaya yang menyatukan.

    Dalam kesempatan itu, Wakil Presiden Turki, Cevdet Yilmaz mengemukakan Turki dan Indonesia sejak lama memiliki banyak kesamaan pandangan.

    Pemerintah Turki, kata dia, menyambut baik kerja sama yang makin konkret, termasuk pertukaran budaya yang menjadi jembatan hati kedua bangsa.

    Adapun acara perayaan dibuka dengan lantunan lagu kebangsaan Indonesia dan Turki, dilanjutkan pemotongan tumpeng oleh Duta Besar (Dubes) RI untuk Turki, Achmad Rizal Purnama, bersama Wakil Presiden Turki, Cevdet Yilmaz, serta Wagub Rano.

    Selepas pemotongan tumpeng, acara dimeriahkan penampilan seniman Betawi yang membawakan tarian tradisional diikuti permainan musik angklung yang mengajak para tamu ikut serta memainkan nada.

    Menjelang penutupan, para penari asal Jakarta mengajak seluruh tamu bangkit berdiri dan menari bersama.

    Turut hadir dalam acara itu Wali Kota Ankara Mansur Yavas, mantan Perdana Menteri Turki Binali Yildirim, Ketua Grup Persahabatan Parlemen Turki–Indonesia, Aysle Bohurler serta Managing Director TAIS Dogan Bescan.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Negara Ini Jadi Opsi Pertemuan Putin-Zelensky

    Negara Ini Jadi Opsi Pertemuan Putin-Zelensky

    Berlin

    Para pemimpin Eropa terlihat lega karena upaya intensif mereka untuk memastikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendapat tempat dalam pembicaraan masa depan Ukraina akhirnya membuahkan hasil. Hanya saja, tantangan diplomatik yang sesungguhnya justru baru akan dimulai.

    Pertanyaannya, di mana lokasi yang benar-benar bisa mempertemukan Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin?

    “Di Eropa Ada Banyak Tempat Layak”

    Kepada DW, Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Johann Wadephul mengatakan bahwa ada “banyak tempat layak di Eropa” untuk melakukan negosiasi. Berlin, kata dia, tidak berniat menjadi tuan rumah dan menyebut Swiss sebagai lokasi yang “selalu layak dari dulu”.

    Namun, menemukan “lokasi netral” dalam artian harfiah, antara Amerika Serikat, Rusia, Ukraina, dan mungkin negara-negara Eropa lainnya bukan hal mudah. Secara hukum, hal itu juga cukup rumit.

    Vladimir Putin saat ini menjadi buronan internasional. Dia didakwa oleh Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) dalam kasus dugaan kejahatan perang, termasuk pemindahan anak-anak secara ilegal dari wilayah Ukraina yang diduduki ke Rusia. Tuduhan ini, dibantah oleh Putin.

    Oleh karena itu, dakwaan ICC tersebut membuat perjalanan internasional Putin menjadi rumit. Secara teknis, 125 negara yang menjadi anggota ICC wajib menangkap siapa pun yang menjadi subjek surat perintah ICC jika memasuki wilayah mereka.

    Baik Rusia maupun AS tidak mengakui yurisdiksi ICC, sehingga muncul perdebatan hukum soal kekebalan yang dimiliki Putin. Pada hari Rabu (20/08), Washington meningkatkan tekanan diplomatik terhadap ICC dengan menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah hakim.

    Jerman dan Prancis Andalkan Swiss

    Menlu Swiss Ignazio Cassis mengatakan negaranya “lebih dari siap” untuk menjadi tuan rumah pertemuan tersebut. Pihak Prancis juga menyetujui hal tersebut dan mengatakan Jenewa adalah lokasi ideal untuk negosiasi perdamaian.

    Meskipun Swiss adalah anggota ICC, tapi pemerintahnya mengatakan Putin akan diberikan “kekebalan” untuk pembicaraan.

    Hanya saja, dosen hukum pidana Internasional dari University of Amsterdam Mathhias Holvoet mengatakan bahwa hal tersebut cukup lemah dari kaca mata hukum. Kepada DW dia mengatakan, dalam sistem demokrasi liberal, pihak yudikatif yang independen nonpemerintah, harusnya mengambil keputusan soal penangkapan tersebut.

    “Pada kenyataannya, saya menduga akan ada semacam kesepakatan antara eksekutif dan yudikatif untuk tidak mengeksekusi surat perintah penangkapan ini,” papar Holvoet, sambil mencatat bahwa ada sedikit konsekuensi untuk mengabaikan aturan ICC.

    Swiss memiliki sejarah panjang dalam hal netralitas. Mereka menjadi markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hingga menjaga jarak dengan Uni Eropa dan aliansi militer NATO. Namun, Swiss telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina.

    Pemerintah Swiss mengatakan mereka telah terlibat dalam 30 proses perdamaian, termasuk pembicaraan tentang Armenia, Siprus, Mozambik, dan Sudan. Pada tahun 2021, Jenewa menjadi tuan rumah pembicaraan antara Putin dan mantan presiden AS Joe Biden.

    Wilayah Uni Eropa, di Luar NATO: Austria

    Kanselir Austria juga menawarkan ibu kota negaranya, Wina, sebagai calon tempat yang potensial. Austria adalah anggota Uni Eropa, tetapi telah netral secara militer sejak tahun 1950-an dan tetap berada di luar NATO.

    “Austria membayangkan dirinya sebagai jembatan antara timur dan barat,” kata Reinhard Heinisch, seorang profesor ilmu politik di University of Salzburg, kepada DW.

    Dia menyoroti rekam jejak Austria dalam hal diplomatik. Mulai dari pembicaraan AS-Rusia saat era Perang Dingin, hingga negosiasi tentang program nuklir Iran dalam dekade ini.

    Sebagai anggota ICC, Austria menghadapi dilema hukum yang sama dengan Swiss. Hanya saja, kata Heinisch, “Austria terkenal dengan komprominya,” dan menambahkan bahwa banyak hal dalam hukum Austria yang “masih bisa ditafsirkan.”

    Profesor hukum Holvoet menyebut penundaan surat perintah bisa dilakukan lewat kesepakatan dengan pihak Dewan Keamanan PBB. Hanya saja opsi itu, kata dia, secara politik tidak realistis.

    Kenangan Buruk di Budapest

    Pihak Paman SAM dikabarkan mempertimbangkan Hungaria sebagai lokasi. Negara Eropa Tengah tersebut mundur dari ICC awal 2025, setelah pengadilan mengeluarkan dakwaan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang merupakan sekutu dekat pemimpin Hungaria Viktor Orban.

    Secara hukum internasional, opsi ini mungkin lebih mudah, tapi secara politik, Budapest tidak disukai banyak negara Eropa. Perdana Menteri Polandia Donald Tusk bahkan mengingatkan bahwa Ukraina pernah mendapat jaminan keamanan yang gagal di Budapest pada 1994. Saat itu Ukraina menyerahkan senjata nuklirnya, sebagai imbalannya Ukraina mendapat jaminan dari AS, Rusia, dan Inggris.

    “Mungkin saya agak percaya dengan takhayul, tapi kali ini saya akan mencari tempat lain,” tulis Tusk di akun X resminya.

    Hungaria, juga dikenal sebagai pihak bermasalah utama di Uni Eropa. Mereka sering kali memblokir atau meringankan sanksi Uni Eropa terhadap Rusia.

    “Banyak pihak Uni Eropa melihat Orban sebagai semacam ‘kuda troya’ bagi kepentingan Rusia,” papar Heinisch. Namun, dia menambahkan, Eropa mungkin kesulitan menolak jika Trump dan Putin sepakat memilih Budapest, ibu lota Hungaria, sebagai lokasi pertemuan.

    Turki: Anggota NATO, Tapi di Luar ICC

    Media Turki mulai berspekulasi soal pertemuan Zelenskyy dan Putin di negara tersebut. Hal itu menyusul komunikasi antara Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan Putin pada Rabu (20/08).

    Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut Putin berterima kasih atas “upaya Erdogan memfasilitasi pembicaraan Rusia-Ukraina di Istanbul.”

    Turki telah menjadi tuan rumah beberapa putaran pembicaraan tingkat rendah antara Kyiv dan Moskow tahun 2025 ini, termasuk pertukaran tahanan.

    Secara geografis, Turki berada di persimpangan Eropa dan Asia, dan seperti Rusia dan Ukraina, mereka memiliki garis pantai di Laut Hitam.

    Turki adalah anggota NATO, tapi bukan bagian dari Uni Eropa dan tidak menandatangani Statuta ICC. Meski telah memasok senjata ke Ukraina, Turki tetap menjaga hubungan baik dengan Moskow.

    Potensi Kawasan Teluk

    Kemungkinan pertemuan dilakukan di luar kawasan Eropa juga disebut-sebut, mulai dari Arab Saudi hingga Qatar. Keduanya memiliki rekam jejak sebagai mediator internasional dan bukan anggota ICC.

    Awal 2025, pejabat dari Ukraina, AS, dan Rusia mengadakan pembicaraan di Kota Jeddah, Arab Saudi. Pertemuan itu berakhir dengan keputusan Washington untuk kembali berbagi informasi intelijen kepada Kyiv.

    Qatar, tetangga Saudi, juga telah memediasi pembicaraan yang menghasilkan kesepakatan antara Rusia dan Ukraina untuk memulangkan sejumlah anak.

    Uni Eropa sebelumnya telah mendorong negara-negara Teluk agar lebih kritis terhadap Moskow, memperketat pengawasan terhadap pelanggaran sanksi, dan memberikan dukungan lebih besar kepada Ukraina.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh: Muhammad Hanafi

    Editor: Rahka Susanto

    (nvc/nvc)