Negara: Thailand

  • Lemhannas RI yakin konflik Thailand-Kamboja tidak akan meluas

    Lemhannas RI yakin konflik Thailand-Kamboja tidak akan meluas

    “Kami meyakini bahwa konflik antara Thailand dan Kamboja tidak akan meluas karena situasinya saya kira dapat diatasi dengan penyelesaian yang lebih damai,”

    Jakarta (ANTARA) – Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI meyakini konflik antara Thailand dan Kamboja tidak akan meluas, mengingat kedua negara tersebut merupakan bagian dari ASEAN yang berkomitmen menjaga perdamaian di kawasan.

    “Kami meyakini bahwa konflik antara Thailand dan Kamboja tidak akan meluas karena situasinya saya kira dapat diatasi dengan penyelesaian yang lebih damai,” ucap Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily di Jakarta, Selasa.

    Di samping itu, Ace juga menilai semua negara di ASEAN mempunyai keprihatinan yang sama untuk dapat menyelesaikan berbagai potensi meluasnya konflik tersebut.

    Stabilitas keamanan kawasan, imbuh dia, harus dijaga oleh tiap-tiap negara anggota ASEAN. Ace juga menyebut pentingnya mengingatkan kembali negara-negara anggota mengenai perjanjian komunitas.

    “Baik Thailand maupun Kamboja, sebagai sesama negara ASEAN, memiliki komitmen untuk menjaga perdamaian dan hubungan yang saling memahami, menghormati, antara satu negara dan negara yang lain,” ujarnya.

    Di sisi lain, Lemhannas mendorong pemerintah Indonesia, sebagai “natural leader” di ASEAN, mengambil peran strategis untuk mengupayakan perdamaian antara Thailand dan Kamboja. Terlebih, kata Ace, Indonesia sudah berpengalaman mendamaikan konflik.

    “Baik dengan Thailand maupun dengan pemimpin Kamboja, Indonesia punya kedekatan khusus dan Indonesia memiliki peran yang strategis untuk bisa memastikan bahwa penyelesaian damai tentu harus diutamakan,” ujarnya.

    Bagi Lemhannas, perdamaian di kawasan harus tetap dijaga karena hal itu akan memengaruhi berbagai hal, termasuk rantai pasok kebutuhan ekonomi dan logistik.

    “Dan tentu penyelesaian damai saya kira harus lebih menjadi prioritas kita dalam menjaga stabilitas kawasan ASEAN terutama,” ucap Ace.

    Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan Thailand dan Kamboja telah bersepakat untuk mengakhiri konflik dua negara melalui penerapan gencatan senjata, yang berlaku mulai tengah malam nanti.

    Kesepakatan diambil dalam pertemuan yang difasilitasi PM Anwar Ibrahim selaku Ketua ASEAN di Putrajaya, Malaysia, Senin (28/7).

    Setelah pertemuan di Putrajaya, Senin (28/7), pemerintah Malaysia, Kamboja, dan Thailand merilis siaran pers gabungan membahas pertemuan khusus yang diketuai, diselenggarakan, dan disaksikan oleh PM Anwar Ibrahim.

    Pertemuan tersebut melibatkan PM Kamboja Samdech Moha Borvor Thipadei HUN Manet dan Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai, dan diselenggarakan bersama oleh AS dengan partisipasi aktif dari China guna mendorong penyelesaian damai terhadap situasi yang sedang berlangsung.

    Keterangan itu menyebutkan bahwa PM Hun Manet dan Penjabat PM Phumtham Wechayachai telah menyatakan posisi dan kesediaan mereka untuk segera melakukan gencatan senjata dan kembali ke keadaan normal.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Anwar Ibrahim Temui Prabowo di Tengah Tensi Panas Politik Malaysia

    Anwar Ibrahim Temui Prabowo di Tengah Tensi Panas Politik Malaysia

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menerima Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim dalam pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

    Pertemuan menandai pertemuan bilateral antara kedua pemimpin hanya dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Di sisi lain, pertemuan itu juga berlangsung ketika tensi politik Malaysia memanas akhir-akhir ini.

    Dalam sambutannya, Presiden Ke-8 RI itu mengapresiasi peran penting Anwar Ibrahim dalam meredakan ketegangan antara Thailand dan Kamboja, yang sempat terlibat dalam konflik bersenjata di kawasan perbatasan.

    “Pertama, saya ingin mengucapkan selamat atas kepemimpinan Datuk Seri yang berhasil memimpin Asean dan memediasi gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja. Ini suatu breakthrough yang sangat penting,” ujar Prabowo.

    Prabowo menegaskan bahwa Indonesia siap mendukung upaya Malaysia dalam menjaga stabilitas kawasan sebagai Ketua Asean. Orang nomor satu di Indonesia itu juga menekankan pentingnya penyelesaian konflik secara damai melalui jalur diplomasi.

    “Kita ingin Asean selalu menyelesaikan konflik dengan damai dengan konsultasi, musyawarah, dan negosiasi. Itu prinsip kita,” tegasnya.

    Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga membahas sejumlah isu strategis lainnya, termasuk penyelesaian masalah perbatasan, kerja sama bilateral, serta penguatan solidaritas antarnegara serumpun yang memiliki kesamaan budaya dan nilai.

    “Kita adalah negara dengan latar belakang yang sama, budaya, agama, satu rumpun. Saya kira itu harus menjadi kekuatan untuk mempererat hubungan kita,” pungkas Prabowo.

  • PM Anwar Tiba di Jakarta untuk Bertemu Prabowo Usai ‘Damaikan’ Thailand-Kamboja

    PM Anwar Tiba di Jakarta untuk Bertemu Prabowo Usai ‘Damaikan’ Thailand-Kamboja

    JAKARTA – Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim tiba di Pangkalan Udara TNI AU (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin malam, untuk mengawali rangkaian kunjungan kerjanya sampai dengan Selasa (29/7).

    Di Jakarta, Presiden Prabowo dan PM Anwar akan bertemu dalam acara Konsultasi Tahunan ke-13 Indonesia dan Malaysia, yang juga diisi dengan penandatanganan empat nota kesepahaman (MoU) kerja sama terkait perbatasan darat, dan kerja sama bidang kesehatan, teknologi, dan komunikasi.

    Kedatangan PM Anwar di Lanud Halim Perdanakusuma sekitar pukul 20.00 WIB disambut oleh dua menteri Kabinet Merah Putih, yaitu Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono. Kemudian, ada pula Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Rano Karno.

    Tepat di bawah anak tangga pesawat, PM Anwar langsung menyalami Mendagri Tito, dipandu oleh Kepala Protokol Negara Andy Rachmianto, kemudian Anwar lanjut menyalami Menlu Sugiono dan Wagub Rano Karno.

    Usai bersalam-salaman, Anwar Ibrahim menyusuri karpet biru, dan di sisi kanan-kirinya, pasukan jajar kehormatan memberikan penghormatan kepada PM Malaysia itu.

    Usai prosesi penyambutan, PM Anwar pun masuk kendaraan, tetapi sebelum itu dia sempat berbincang-bincang singkat dengan Mendagri Tito dan Menlu Sugiono.

    Kemudian, PM Anwar beserta iring-iringan voojrider meninggalkan Lanud Halim Perdanakusuma dan melanjutkan perjalanan.

    PM Anwar kemungkinan menuju kediaman pribadi Presiden Prabowo di Jalan Kertanegara Nomor 4, Jakarta Selatan. Di Kertanegara, Presiden Prabowo akan menjamu PM Anwar makan malam.

    Agenda utama lawatan PM Anwar di Jakarta dijadwalkan berlangsung di Istana Merdeka pada Selasa pagi.

    Di Istana Merdeka, PM Anwar akan didampingi jajaran menterinya, yaitu Menteri Luar Negeri Mohamad Hasan, Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Tengku Zafrul Aziz, dan Menteri Pendidikan Fadhlina Sidek. Kemudian, ada pula Kepala Negara Bagian Sarawak Abang Johari Openg dan petinggi negara bagian Sabah Hajiji Noor.

  • Final AFF U-23, Polisi terjunkan 1.252 personel gabungan

    Final AFF U-23, Polisi terjunkan 1.252 personel gabungan

    Jakarta (ANTARA) – Polisi menerjunkan 1.252 personel gabungan dari Polri, TNI, dan Pemda DKI Jakarta untuk mengamankan laga final Piala AFF atau ASEAN U-23 Championship Cup 2025 antara Indonesia melawan Vietnam, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa pengamanan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari dalam hingga luar stadion, dengan pendekatan yang humanis, profesional dan tetap tegas.

    “Ini adalah pertandingan besar yang jadi perhatian kawasan bahkan dunia,” kata Kombes Susatyo.

    Menurut dia, rangkaian pengamanan dimulai dengan pelaksanaan atau kelompok kerja teknis (technical working group/TWG) dan dilanjutkan apel pengamanan pada pukul 16.00 WIB di Pintu Kuning GBK.

    Susatyo memastikan, pemeriksaan ketat akan dilakukan kepada seluruh penonton yang hendak memasuki stadion untuk mencegah barang-barang terlarang masuk ke GBK.

    Barang-barang terlarang itu seperti senjata tajam, minuman keras, petasan, kembang api dan suar (flare).

    “Tidak boleh ada yang membawa benda-benda berbahaya atau memancing keributan. Petugas akan menindak tegas siapa pun yang melanggar aturan,” ujarnya.

    Kapolres juga mengimbau agar para suporter tidak memprovokasi lawan dan tidak merusak fasilitas umum.

    Ia menekankan pentingnya menjaga suasana pertandingan tetap aman dan nyaman bagi semua pihak.

    Untuk menjaga suasana kondusif, lanjut Susatyo, petugas keamanan juga akan memberikan pelayanan dan pengawalan khusus kepada suporter Vietnam.

    Pengawalan dilakukan sejak kedatangan, selama pertandingan berlangsung, hingga suporter meninggalkan lokasi stadion.

    Petugas keamanan yang bertugas dipastikan tidak membawa senjata api. Mereka akan mengedepankan pendekatan persuasif namun tetap siaga menghadapi potensi gangguan.

    “Kami melayani dengan pendekatan humanis. Tapi jika ada pelanggaran hukum, kami tidak akan ragu untuk bertindak tegas,” katanya.

    Masyarakat dan pengendara diimbau untuk menghindari kawasan sekitar GBK mulai sore hingga malam hari guna mengantisipasi kemacetan.

    “Volume kendaraan pasti meningkat. Kami harap masyarakat bisa mengatur perjalanan dan mencari jalur alternatif,” ujarnya.

    Laga final nanti malam merupakan final ketiga untuk Indonesia selama tiga kali berpartisipasi di turnamen ini sejak 2019 yang berakhir juara di Kamboja.

    Ketika itu, Indonesia yang diasuh Indra Sjafri mengangkat piala setelah menaklukkan Thailand dengan skor 2-1.

    Final kedua Indonesia terjadi pada 2023 di Thailand. Saat itu, tim yang dilatih Shin Tae-yong tersebut harus mengakui keunggulan Vietnam setelah kalah dalam adu penalti dengan skor 5-6.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Thailand dan Kamboja Bertemu di Malaysia, Sepakat Gencatan Senjata

    Thailand dan Kamboja Bertemu di Malaysia, Sepakat Gencatan Senjata

    Bisnis.com, JAKARTA — Para pemimpin Thailand dan Kamboja menggelar pertemuan di Putrajaya, Malaysia, dalam upaya mendesak untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di hari kelima konflik mematikan yang meletus di sepanjang perbatasan kedua negara pada Senin (28/7/2025).

    Dikutip melalui Reuters, pertemuan penting tersebut diinisiasi oleh Perdana Menteri Malaysia sekaligus Ketua Asean saat ini Anwar Ibrahim, dan dihadiri oleh Perdana Menteri Kamboja Hun Manet serta Pelaksana Tugas Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai.

    Turut hadir pula perwakilan dari dua kekuatan global, yakni Duta Besar Amerika Serikat dan China untuk Malaysia.

    Hun Manet melalui unggahan di platform X sebelumnya Twitter juga menyebut bahwa pertemuan ini bertujuan untuk menyepakati ceasefire atau gencatan senjata sesegera mungkin, yang juga didorong oleh intervensi diplomatik dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Dalam unggahannya, dia memperlihatkan foto meja pertemuan berbentuk U, dengan dirinya dan Phumtham duduk saling berhadapan, serta Anwar Ibrahim di posisi tengah sebagai tuan rumah.

    Pertemuan ini terjadi setelah konflik yang telah berlangsung sejak Kamis (24/7/2025) menciptakan krisis terburuk antara kedua negara dalam lebih dari satu dekade. Kedua pihak saling menuding sebagai pemicu awal bentrokan, yang kemudian meningkat dengan tembakan artileri berat dan serangan udara dari Thailand di sepanjang garis perbatasan sepanjang 817 kilometer.

    Kekerasan terbaru ini bermula dari insiden penembakan yang menewaskan seorang prajurit Kamboja pada Mei lalu, yang memicu pengerahan militer skala besar di wilayah perbatasan dan membuat runcing krisis diplomatik. Pemerintah koalisi Thailand bahkan sempat di ambang keruntuhan akibat ketegangan ini.

    Presiden Donald Trump, dalam panggilan telepon akhir pekan lalu kepada para pemimpin kedua negara, menyatakan bahwa dirinya tidak akan melanjutkan kesepakatan dagang dengan Thailand maupun Kamboja jika konflik tidak segera diakhiri.

    Namun menjelang pertemuan, Phumtham menyuarakan keraguan atas niat baik dari pihak Kamboja.

    “Kami tidak yakin dengan ketulusan Kamboja, tindakan mereka sejauh ini tidak mencerminkan upaya menyelesaikan masalah,” ujarnya kepada wartawan sebelum berangkat ke Malaysia, Senin (28/7/2025).

    Dia juga menegaskan bahwa Kamboja telah melanggar hukum internasional dan menyasar warga sipil, meski Kamboja membantah keras tuduhan itu dan justru menuding Thailand sebagai pihak yang menempatkan nyawa penduduk sipil dalam bahaya.

    Kendati perundingan perdamaian tengah berlangsung, laporan bentrokan masih terus terjadi di sejumlah titik perbatasan. Salah satunya, kondisi sebuah desa di Provinsi Sisaket, Thailand, sekitar 20 km dari garis batas, yang tampak hancur oleh tembakan artileri.

    Rumah-rumah penduduk rusak, toko-toko tutup, dan hanya kendaraan militer yang terlihat melintas di jalan utama, sementara dentuman artileri terdengar sesekali di kejauhan.

    Masyarakat internasional berharap pertemuan tingkat tinggi ini dapat menghasilkan langkah konkret menuju penghentian kekerasan dan dimulainya dialog damai yang berkelanjutan. Asean, sebagai organisasi kawasan, kini berada di bawah sorotan untuk membuktikan perannya dalam menjaga stabilitas dan perdamaian regional.

  • Terpopuler, kebakaran Pasar Taman Puring hingga Kwik Kian Gie wafat

    Terpopuler, kebakaran Pasar Taman Puring hingga Kwik Kian Gie wafat

    Jakarta (ANTARA) – ANTARA telah merangkum beragam berita unggulan dalam 24 jam terakhir yang penting untuk disimak pada Selasa pagi.

    Mulai dari kebakaran Pasar Taman Puring tadi malam, sampai kabar duka wafatnya Ekonom Senior Kwik Kian Gie.

    Berikut daftar beritanya:

    1.⁠ ⁠Pasar Taman Puring Jakarta Selatan terbakar

    Sejumlah personel Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Selatan memadamkan kebakaran di Taman Puring, Kebayoran Baru, Senin petang, sekitar pukul 18.00 WIB. Berdasarkan pantauan di lokasi, kebakaran ini menghanguskan sejumlah kios yang berada dalam taman tersebut. Baca selengkapnya di sini

    2.⁠ ⁠Pedagang sebut kebakaran di Pasar Taman Puring terjadi ketiga kalinya

    Pedagang menyebutkan kebakaran di Pasar Taman Puring, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang terjadi pada Senin petang, merupakan ketiga kalinya, yaitu pada tahun 2002, 2005, dan 2025. Baca selengkapnya di sini

    3.⁠ ⁠Konflik Kamboja-Thailand dan peran Indonesia sebagai juru damai

    Pertempuran kembali meletus di perbatasan Kamboja dan Thailand. Api dalam sekam tiba-tiba membara usai ketegangan berbulan-bulan yang bermula dari bentrokan antara satuan militer kedua negara yang merembet ke ketegangan diplomatik. Baca selengkapnya di sini

    4.⁠ ⁠Gibran tunggu perintah Prabowo untuk berkantor di IKN atau Papua

    Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menegaskan bahwa dirinya masih menunggu perintah Presiden Prabowo Subianto untuk berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, maupun di Provinsi Papua. Baca selengkapnya di sini

    5.⁠ ⁠Ekonom senior Kwik Kian Gie meninggal dunia di usia 90 tahun

    Ekonom sekaligus Mantan Menteri Koordinator Ekonomi Kwik Kian Gie dikabarkan meninggal dunia pada usia 90 tahun, yang disampaikan oleh mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Tiara Hana Pratiwi
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Thailand-Kamboja Sepakati Gencatan Senjata, Trump Siap Lanjutkan Negosiasi Dagang

    Thailand-Kamboja Sepakati Gencatan Senjata, Trump Siap Lanjutkan Negosiasi Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menginstruksikan para pejabat pemerintah untuk melanjutkan negosiasi dagang dengan Thailand dan Kamboja, setelah kedua negara sepakat menghentikan bentrokan di wilayah perbatasan yang disengketakan.

    “Dengan mengakhiri perang ini, ribuan nyawa berhasil diselamatkan. Saya telah meminta tim perdagangan saya untuk memulai kembali perundingan dagang,” kata Trump melalui unggahan di media sosial yang dilansir dari Bloomberg, Selasa (29/7/2025). 

    Dia menyebut baru saja berbicara langsung dengan Pelaksana Tugas Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet untuk mengamankan kesepakatan gencatan senjata.

    Pernyataan Trump menjadi contoh terbaru bagaimana Presiden AS itu memposisikan isu perdagangan sebagai alat diplomasi untuk meredakan ketegangan geopolitik. Dia mengklaim telah menekan sejumlah mitra dagang untuk menghentikan konflik demi mempertahankan akses ke pasar AS.

    Sebelumnya pada Juni, AS menengahi kesepakatan antara Republik Demokratik Kongo dan Rwanda guna mengakhiri konflik berkepanjangan di kawasan tersebut. Trump juga menyatakan dirinya berperan dalam meredam ketegangan antara India dan Pakistan, dua negara berkekuatan nuklir, awal tahun ini.

    Thailand dan Kamboja pada Senin (28/7/2025) sepakat menghentikan bentrokan setelah lima hari pertempuran, dalam pertemuan yang dimediasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. 

    Perundingan tersebut turut dihadiri oleh utusan dari China dan AS, meskipun peran mereka tidak dijelaskan secara rinci. Bentrokan terbaru di sepanjang perbatasan sepanjang 800 kilometer antara kedua negara telah memaksa lebih dari 150.000 warga sipil mengungsi.

    Sebelumnya, Trump sempat memperingatkan bahwa AS akan membatalkan perjanjian dagang dengan kedua negara jika kekerasan tak dihentikan. Baik Thailand maupun Kamboja terancam menghadapi tarif impor sebesar 36% mulai 1 Agustus 2025 apabila tidak mencapai kesepakatan dagang dengan AS.

    “Kami tidak akan menandatangani kesepakatan dagang jika kalian tidak menghentikan perang,” tegas Trump pada Sabtu (26/7/2025) lalu.

    Dalam pernyataan usai pertemuan tersebut, baik Phumtham maupun Hun Manet menyampaikan terima kasih kepada Anwar, Trump, serta China atas peran mereka dalam mencapai gencatan senjata.

    Pakistan sebelumnya juga memuji peran Trump dalam membantu meredakan ketegangan dengan India, namun New Delhi membantah klaim bahwa ancaman pemblokiran akses dagang menjadi faktor utama tercapainya kesepakatan damai.

    Saat ini, India dan Pakistan masih terlibat dalam negosiasi dagang dengan AS menjelang tenggat 1 Agustus.

    Trump menambahkan AS berpotensi memperoleh hak tambang dari Kongo sebagai imbal hasil dari kesepakatan yang ditengahi. 

    Kongo merupakan produsen tembaga terbesar kedua di dunia dan sumber utama kobalt, yang menjadikannya penting dalam strategi Washington untuk mengurangi ketergantungan pada rantai pasok China dalam penyediaan mineral strategis bagi teknologi canggih.

  • Apa yang Kau Berikan Pada Negara?

    Apa yang Kau Berikan Pada Negara?

    Jakarta

    Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengkritik keras pihak yang meributkan persoalan ijazah beberapa waktu terakhir. Isu ini dinilai tak relevan, di tengah kondisi gejolak ekonomi hingga geopolitik global.

    Luhut menyayangkan, masih banyak masyarakat dan tokoh publik yang terjebak dalam wacana yang tidak produktif. Menurutnya, justru bangsa saat ini membutuhkan pemikiran solutif untuk pembangunan.

    “Kita asyik masih berbicara soal ijazah yang menurut saya sangat tidak relevan untuk dibicarakan oleh seorang intelektual di republik ini,” kata Luhut, dalam acara peluncuran Yayasan Padi Kapas Indonesia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (28/7/2025).

    Meski Luhut tak spesifik menyebut, tudingan ijazah palsu tersebut ditujukan kepada Presiden ke-7 Joko Widodo.

    Luhut juga menegaskan masyarakat seharusnya mendukung langkah-langkah strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM), salah satunya dengan membentuk sekolah-sekolah unggulan.

    “Apa sih ijazah itu? Saya pun nggak tahu ijazah saya di mana saya taruh. Dan saya pikir tidak relevan. Yang paling relevan itu apa yang kau berikan, kontribusikan pada negara ini,” kata Luhut.

    Tak Pakai Akal Sehat

    Lebih lanjut, Luhut menyinggung tentang ketegangan geopolitik yang tengah melanda tetangga RI yakni Thailand dan Kamboja. Aksi tembak-menembak terjadi di antara kedua negara itu hingga meningkatkan ketegangan di Asia Tenggara.

    Namun di tengah kondisi tersebut, publik Tanah Air justru sibuk memperdebatkan hal-hal yang menurutnya tidak relevan, seperti persoalan ijazah tersebut.

    “Kita lihat perseteruan Kamboja dengan Thailand sampai tembak-tembakan, kita masih asyik tidak menggunakan akal sehat kita,” ujar Luhut.

    “Kita banyak tokoh yang tidak menggunakan akal sehat. Padahal dalam konteks geopolitik global yang makin tidak pasti, kita perlu bersatu dan jaga stabilitas,” sambungnya.

    Luhut juga menyinggung potensi gejolak ekonomi global akibat kebijakan Amerika Serikat yang masih belum dapat diprediksi dampaknya. Ia menyebut Dewan Ekonomi Nasional telah membuat kajian mendalam, namun tetap diperlukan kewaspadaan bersama.

    “Kita tidak tahu apa yang terjadi juga di Amerika dalam waktu dekat, dampak tarifnya pun belum sepenuhnya terlihat,” katanya.

    Luhut mengingatkan kembali ke akal sehat dan tidak menyumbang kegaduhan di tengah upaya pemerintah mendorong pertumbuhan. Menurutnya, perbedaan pandangan boleh saja terjadi, tapi jangan dijadikan alasan untuk saling serang.

    Tonton juga video “Luhut: Saya Saksi Hidup, Jokowi Tak Langgar Konstitusi Selama Jabat Presiden” di sini:

    (shc/hns)

  • Video: Deal! Thailand -Kamboja Setuju Gencatan Senjata

    Video: Deal! Thailand -Kamboja Setuju Gencatan Senjata

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • 10 Update Perang Thailand-Kamboja, Gencatan Senjata-Penembakan Massal

    10 Update Perang Thailand-Kamboja, Gencatan Senjata-Penembakan Massal

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kamboja dan Thailand sepakat melakukan gencatan senjata “segera dan tanpa syarat”, dalam langkah diplomatik penting yang dimediasi oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Senin (28/7/2025).

    Berikut update terbaru perang yang meletus antara dua negara tetangga ASEAN tersebut, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber:

    1. Thailand & Kamboja Resmi Gencatan Senjata di Malaysia

    Thailand dan Kamboja resmi menyetujui gencatan senjata, Senin (28/7/2025). Pengumuman resmi diberikan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim dan akan berlaku tengah malam nanti.

    “Baik Kamboja maupun Thailand mencapai kesepahaman bersama sebagai berikut,” ujar Anwar yang menjadi tuan rumah pertemuan di Putrajaya, Malaysia.

    “Pertama, gencatan senjata segera dan tanpa syarat yang berlaku mulai 24 jam waktu setempat, tengah malam tanggal 28 Juli 2025, malam ini,” tambahnya.

    PM Kamboja Hun Manet mengatakan gencatan senjata tanpa syarat yang disepakati dengan Thailand menawarkan peluang untuk “kembali normal”. Dalam update ini, belum ada pernyataan dari Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai.

    “Solusi yang baru saja diumumkan oleh Perdana Menteri Anwar akan menjadi syarat bagi diskusi bilateral kita untuk kembali normal dalam hubungan,” kata Hun Manet.

    Sebelumnya pertempuran di perbatasan sudah terjadi sejak Kamis. Kedua negara berebut sejumlah kuil kuno. Hal ini menyebabkan 35 orang tewas. Sementara 200.000 orang lainnya mengungsi.

    2. Isi Lengkap Joint Press Release Gencatan Senjata Thailand-Kamboja

    “Pemerintah Malaysia, Kamboja, dan Thailand mengeluarkan Siaran Pers Bersama ini setelah Pertemuan Khusus yang dipimpin, diselenggarakan, dan disaksikan oleh Perdana Menteri Dato’ Seri Anwar Ibrahim di Putrajaya, Malaysia, serta dihadiri oleh Perdana Menteri Kamboja Samdech Moha Borvor Thipadei HUN Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai. Pertemuan ini juga turut diselenggarakan bersama oleh Amerika Serikat dengan partisipasi aktif dari Republik Rakyat China untuk mendorong penyelesaian damai atas situasi yang sedang berlangsung.

    PM Hun Manet dan Penjabat PM Phumtham Wechayachai menyatakan posisi dan kesiapan mereka untuk segera melakukan gencatan senjata dan kembali ke kondisi normal.

    Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump telah melakukan kontak langsung dengan para pemimpin kedua negara dan mendesak mereka untuk mencari solusi damai terhadap situasi tersebut.

    Pihak China juga telah menjaga komunikasi erat dengan Kamboja, Thailand, Malaysia, serta negara terkait lainnya untuk secara aktif mendorong dialog, gencatan senjata, dan pemulihan perdamaian.

    Kehadiran dan kolaborasi semua pihak menegaskan komitmen bersama terhadap perdamaian, dialog, dan stabilitas kawasan.

    Kamboja dan Thailand telah mencapai kesepahaman bersama sebagai berikut:

    – Gencatan senjata segera dan tanpa syarat, yang mulai berlaku pukul 24.00 waktu setempat pada 28 Juli 2025. Ini merupakan langkah awal penting menuju penurunan ketegangan dan pemulihan perdamaian serta keamanan;

    – Mengadakan pertemuan informal para komandan militer regional (Militer Regional 1 dan 2 dari pihak Thailand serta Militer Regional 4 dan 5 dari pihak Kamboja) pada pukul 07.00 tanggal 29 Juli 2025, yang kemudian akan dilanjutkan dengan pertemuan para Atase Pertahanan yang dipimpin oleh Ketua ASEAN, jika disetujui kedua pihak; dan

    – Mengadakan pertemuan Komite Perbatasan Umum (GBC) pada 4 Agustus 2025 yang akan diselenggarakan oleh Kamboja.

    Sebagai Ketua ASEAN saat ini, Malaysia siap mengoordinasikan tim pengamat untuk memverifikasi dan memastikan pelaksanaan kesepakatan tersebut. Malaysia juga akan berkonsultasi dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya untuk berpartisipasi dalam upaya pengamatan ini, mencerminkan komitmen kawasan dalam mendukung perdamaian di lapangan.

    Kedua pihak juga sepakat untuk melanjutkan komunikasi langsung antara Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Pertahanan masing-masing negara.

    Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahanan dari Malaysia, Kamboja, dan Thailand telah diberikan mandat untuk mengembangkan mekanisme rinci terkait implementasi, verifikasi, dan pelaporan atas gencatan senjata ini. Mekanisme tersebut akan menjadi dasar untuk perdamaian jangka panjang dan akuntabilitas.

    Pertemuan ini menegaskan kembali tekad bersama Malaysia, Kamboja, dan Thailand untuk menjunjung prinsip hukum internasional, hidup berdampingan secara damai, serta kerja sama multilateral dalam mewujudkan penyelesaian yang adil dan berkelanjutan atas situasi ini.”

    Foto: CNBC INDONESIA
    Deal! Thailand -Kamboja Setuju Gencatan Senjata Mulai Tengah Malam

    3. China Sambut Upaya Damai Akhiri Konflik Kamboja-Thailand

    China menyatakan dukungannya terhadap upaya diplomatik untuk mengakhiri ketegangan militer antara Kamboja dan Thailand, menyusul perundingan damai yang digelar di Malaysia.

    “Kami menyambut baik dimulainya dialog antara Kamboja dan Thailand yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam konferensi pers, Senin (28/7/2025).

    Guo menegaskan pentingnya kedua negara menjaga stabilitas kawasan dengan menahan diri dan mengedepankan kepentingan rakyat masing-masing.

    “Kami berharap kedua belah pihak berlandaskan pada kepentingan bersama rakyat, menjunjung tinggi semangat perdamaian dan hubungan bertetangga yang baik. Tetap tenang dan menahan diri, melakukan gencatan senjata, dan mengakhiri konflik sesegera mungkin,” ujarnya.

    Pertemuan di Malaysia tersebut menjadi langkah lanjutan setelah serangkaian bentrokan di wilayah perbatasan yang memicu kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut di kawasan Asia Tenggara.

    China, sebagai salah satu kekuatan besar di kawasan, berperan aktif mendorong penyelesaian damai dalam konflik regional dan menyerukan stabilitas demi kelangsungan pembangunan dan kerja sama regional.

    4. Trump Inisiasi Gencatan Senjata

    Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengaku telah melakukan panggilan telepon larut malam kepada penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, untuk mendesak penyusunan gencatan senjata.

    “Kedua pemimpin sepakat untuk segera menyusun kerangka gencatan senjata,” kata Trump, Sabtu (26/7/2025) waktu setempat.

    Trump juga memperingatkan kedua negara terkait sanksi ekonomi. Ia mengancam akan menerapkan tarif tinggi apabila Thailand dan Kamboja tidak menyetujui perjanjian dagang bilateral yang ditawarkan.

    “Saya menantikan penandatanganan tarif setelah perdamaian,” ujarnya.

    5. Baku Tembak Masih Terjadi

    Menjelang pertemuan dan gencatan senjata, baik Thailand dan Kamboja masih saling serang, baik secara verbal maupun militer.

    “Kami tidak yakin Kamboja bertindak dengan itikad baik, berdasarkan tindakan mereka dalam menangani masalah ini,” kata Phumtham kepada wartawan di Bandara Bangkok.

    “Mereka perlu menunjukkan niat yang tulus, dan kami akan menilai itu selama pertemuan.”

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menuduh Thailand melakukan invasi militer.

    “Pada hari kelima pertempuran, Thailand menginvasi wilayah Kamboja dengan senjata berat dan pengerahan pasukan besar-besaran,” ujarnya.

    6. Kondisi di Perbatasan Memburuk

    Militer Thailand menuduh pasukan Kamboja menempatkan penembak jitu di kuil perbatasan yang disengketakan serta membombardir wilayah Thailand dengan roket.

    “Situasi masih sangat tegang. Kami menduga Kamboja sedang mempersiapkan operasi militer besar sebelum masuk ke meja perundingan,” demikian pernyataan resmi militer Thailand.

    Pertempuran kini berlangsung di tujuh titik di sepanjang kawasan perbatasan pedesaan, termasuk wilayah hutan lebat dan lahan pertanian.

    7. Warga Sipil Jadi Korban

    Konflik telah menyebabkan lebih dari 138.000 warga Thailand mengungsi dari wilayah perbatasan. Di sisi lain, sekitar 80.000 warga Kamboja juga telah kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran.

    Di kota Surin, Thailand, yang jaraknya sekitar 30 km dari perbatasan, warga menyambut skeptis proses negosiasi.

    “Saya harap negosiasi berjalan lancar dan berakhir dengan gencatan senjata,” kata Lamduan Chuenjit, seorang petugas kebersihan berusia 58 tahun kepada AFP.

    “Tapi saya masih bertanya-tanya, seberapa bisa dipercaya Kamboja.”

    8. Perayaan Ulang Tahun Raja Dibatalkan

    Situasi genting ini bahkan berdampak pada institusi kerajaan. Perayaan ulang tahun ke-73 Raja Thailand Maha Vajiralongkorn yang dijadwalkan hari ini, resmi dibatalkan.

    Sebuah pengumuman di Lembaran Negara Kerajaan menyebut bahwa acara publik di Istana Agung Bangkok ditiadakan karena krisis keamanan yang sedang berlangsung.

    Foto: Kerabat korban menangis di dekat lokasi kejadian penembakan di sebuah pasar, yang menewaskan banyak orang, termasuk seorang pria bersenjata yang bunuh diri, di Bangkok, Thailand, Senin (28/7/2025). (REUTERS/Patipat Janthong)
    Kerabat korban menangis di dekat lokasi kejadian penembakan di sebuah pasar, yang menewaskan banyak orang, termasuk seorang pria bersenjata yang bunuh diri, di Bangkok, Thailand, Senin (28/7/2025). (REUTERS/Patipat Janthong)

    9. Penembakan Maut di Pasar Bangkok Thailand, 6 Tewas

    Penembakan massal mengguncang pasar yang biasa dipenuhi turis Or Tor Kor, di Bangkok, Thailand, Senin siang waktu setempat. Dalam update terbaru Reuters, dilaporkan enam orang tewas akibat peristiwa tersebut.

    “Setidaknya enam orang tewas ketika seorang pria bersenjata melepaskan tembakan di sebuah pasar di ibu kota Thailand, Bangkok, pada hari Senin,” kata polisi Thailand dalam sebuah pernyataan.

    “Korban tewas termasuk pria bersenjata yang bunuh diri,” tambah Wakil Komisaris Biro Kepolisian Metropolitan, Charin Gopatta.

    Dalam keterangan lanjutan, polisi masih terus menyelidiki identitas pelaku, termasuk motifnya. Selain pelaku, lima orang yang tewas oleh pria bersenjata itu adalah petugas keamanan di pasar tersebut.

    “Tidak ada turis yang tewas atau terluka dalam insiden penembakan tersebut, ” kata seorang pejabat polisi di distrik Bang Sue, Sanong Saengmani, tempat pasar yang sebagian besar menjual hasil pertanian tersebut berada.

    Dalam rekaman video yang dibagikan polisi, tersangka menggunakan topi putih dan ransel di dadanya saat beraksi. Potretnya terlihat saat berjalan di area parkir pasar.

    Mengutip AFP kejadian terjadi tepat pukul 12.31 waktu Bangkok. Polisi juga mencari tahu apakah ada keterkaitan dengan pertempuran yang pecah di perbatasan, antara Thailand dan Kamboja.

    Pada Oktober 2023, seorang tersangka berusia 14 tahun menggunakan pistol modifikasi untuk membunuh dua orang dan melukai lima lainnya di sebuah mal mewah di pusat kota Bangkok. Setahun sebelumnya, seorang mantan polisi menewaskan 36 orang, termasuk 22 anak-anak, dalam serangan senjata api dan pisau di sebuah tempat penitipan anak di Thailand timur.

    10. Thailand Bantah Keras Tuduhan Senjata Kimia oleh Kamboja

    Dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Kementerian Luar Negeri Thailand, pemerintah menyatakan bahwa Thailand tetap memegang teguh komitmennya terhadap Konvensi Senjata Kimia (CWC). Bangkok juga menegaskan tidak pernah mengembangkan, memproduksi, memiliki, maupun menggunakan senjata kimia dalam bentuk apa pun.

    “Thailand tidak pernah mengadopsi kebijakan untuk mengembangkan, memproduksi, memiliki, atau menggunakan senjata kimia dalam keadaan apa pun. Thailand tidak akan membiarkan kebohongan menutupi kebenaran,” tegas pernyataan Angkatan Bersenjata Kerajaan Thailand, Senin.

    Pernyataan ini disampaikan menyusul tudingan dari Letnan Jenderal Maly Socheata, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, yang mengklaim bahwa Thailand menggunakan gas beracun dalam insiden bentrokan terbaru di wilayah perbatasan yang disengketakan.

    Kementerian Luar Negeri Thailand menyebut tuduhan dari pihak Kamboja sebagai “kampanye disinformasi” yang disengaja dan tidak memiliki dasar fakta.

    “Tuduhan ini tidak berdasar. Ini adalah upaya untuk memutarbalikkan fakta di lapangan dan dengan sengaja merusak kredibilitas serta posisi Thailand di mata komunitas internasional,” tulis pernyataan resmi Kementerian tersebut.

    Sementara itu, belum ada komentar lanjutan dari pihak Kamboja terkait bantahan tersebut. Ketegangan antara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan memang kerap memanas, namun ini kali pertama muncul isu dugaan penggunaan senjata kimia dalam konflik tersebut.

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]