Negara: Thailand

  • RI Kekurangan Dokter Spesialis, AI Bisa Bantu RS Layani Masyarakat

    RI Kekurangan Dokter Spesialis, AI Bisa Bantu RS Layani Masyarakat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Regional Managing Director, Asia Pacific, InterSystems, Luciano Brustia mengatakan Indonesia membutuhkan banyak tambahan dokter spesialis untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat. Disebutkan Indonesia membutuhkan tambahan sekitar 50 ribu dokter spesialis.

    Untuk itu, kecerdasan buatan (artificial intelegent/AI) dapat dimanfaatkan tenaga medis untuk mempersingkat waktu dan meningkatkan kualitas layanan. Luciano mengatakan dibutuhkan kolaborasi dan inovasi untuk memetakan kebutuhan teknologi yang tepat.

    “Dengan teknologi yang tepat, maka tenaga medis bisa mendapatkan banyak informasi. Dengan bantuan AI dan basis data, InterSystems mampu memberikan layanan yang inovatif,” ujar Luciano dalam InterSystems Asia Healthcare Summit 2025, Rabu (3/9/2025).

    Kini adaptasi AI di bidang kesehatan semakin banyak digunakan di Asia, termasuk Indonesia. Salah satu fasilitas yang sudah menggunakan inovasi AI adalah RS Pondok Indah.

    InterSystems saat ini fokus menyasar ke berbagai negara, khususnya Asia Pasific untuk menawarkan solusi mutakhir dan membuka cabang di berbagai negara seperti Thailand, Singapura, dan Indonesia.

    “Kehadiran kami di Asia Pasifik semakin nyata dan kami akan meyakinkan mitra kami bahwa mereka sudah tepat memilih teknologi yang dimiliki InterSystem,” ungkapnya.

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Nilai Tambah Manufaktur RI Peringkat 13 Dunia, Tembus Rp 4,3 Kuadriliun

    Nilai Tambah Manufaktur RI Peringkat 13 Dunia, Tembus Rp 4,3 Kuadriliun

    Jakarta

    Indonesia mencatat capaian penting di sektor manufaktur global sepanjang 2024. Data terbaru Bank Dunia menunjukkan nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia tembus US$ 265,07 miliar atau setara Rp 4.349 triliun (kurs Rp 16.400)

    Angka ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-13 dunia, melampaui rata-rata MVA global yang hanya US$ 78,73 miliar. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, capaian ini mencerminkan daya saing manufaktur yang semakin kuat.

    “Data terkini yaitu dari Global Manufacturing Value Added atau MVA pada tahun 2024 yang dirilis oleh Bank Dunia, nilai MVA Indonesia pada tahun 2024 mencapai US$ 265,07 miliar dolar, jauh melampaui rata-rata MVA dunia yang sebesar hanya US$ 78,73 miliar,” kata Agus dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2025).

    Industri manufaktur di Indonesia dinilai memiliki struktur yang cukup mendalam dari sektor hulu sampai hilir. Hal ini berdampak positif pada peningkatan nilai tambah (value added) sehingga memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

    Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memimpin jauh di atas Thailand yang berada di urutan kedua. Menurut Agus, MVA Thailand hanya setengah dari nilai MVA Indonesia.

    “Di Asia Tenggara tentu kita pasti lebih tinggi dari negara-negara lain dan ranking kedua MVA di Asia Tenggara atau ASEAN itu diduduki oleh Thailand yang jumlah atau nilai MVA-nya hanya setengah dari jumlah atau nilai MVA yang dicatat oleh Indonesia,” ungkapnya.

    Agus juga menegaskan bahwa Indonesia masih di bawah China, Jepang, India, dan Korea Selatan untuk level Asia. Namun, Agus optimis dalam beberapa tahun ke depan Indonesia mampu menyusul MVA negara-negara lain.

    “Kami sangat meyakini dalam lima sama sepuluh tahun ke depan kalau kita bisa menerapkan kebijakan-kebijakan yang tepat untuk sektor manufaktur, kita akan mudah bisa menyusul negara-negara yang tadi saya sampaikan,” tutup Agus.

    (ily/ara)

  • Energi, Kolaborasi, dan Masa Depan ASEAN

    Energi, Kolaborasi, dan Masa Depan ASEAN

    Jakarta

    Tahun 2025 menandai Golden Jubilee ASEAN Council on Petroleum (ASCOPE), forum kerja sama sektor energi regional yang beranggotakan 10 perusahaan migas nasional dan otoritas energi negara ASEAN. ASCOPE telah menjadi wadah penting bagi kolaborasi energi lintas negara ASEAN, mulai dari mengelola potensi migas, membangun infrastruktur strategis, hingga memperkuat ketahanan energi kawasan.

    ASCOPE merupakan penghubung antarnegara lewat proyek migas untuk memenuhi kebutuhan pasokan energi yang terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi ASEAN. Secretary In Charge ASCOPE sekaligus SVP Strategy & Investment PT Pertamina (Persero) Henricus Herwin menjelaskan organisasi ini harus terus beradaptasi dengan perubahan peta energi global, tantangan geopolitik, serta tuntutan transisi menuju energi bersih agar tetap relevan dan memperkuat eksistensinya di masa depan.

    “Setengah abad perjalanan ASCOPE merupakan cermin perjalanan energi ASEAN dari era eksplorasi minyak lepas pantai, pembangunan pipa gas lintas negara, hingga memasuki babak transisi energi,” ungkap Henricus dalam keterangan tertulis, Rabu (3/9/2025).

    Tonggak Sejarah Migas ASEAN

    ASCOPE dibentuk tahun 1975, ketika negara-negara ASEAN tengah gencar mengeksplorasi sumber daya minyak dan gas untuk mendukung pembangunan ekonomi. Saat itu, kebutuhan forum kerja sama lintas negara amat terasa, terutama karena infrastruktur energi regional masih terfragmentasi. Dari sinilah lahir ASCOPE yang bertugas untuk membangun jejaring kolaborasi energi ASEAN.

    Warisan terpenting ASCOPE adalah Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP) proyek yang diinisiasi oleh Gas Advocacy Task Force. Kini, lebih dari 3.600 kilometer jaringan pipa gas telah terhubung lintas negara menghubungkan Thailand, Malaysia, Singapura, hingga Indonesia. Infrastruktur ini bukan hanya simbol kerja sama, tetapi juga sebagai instrumen strategis untuk memastikan ketersediaan energi kawasan.

    Seiring berkembangnya LNG sebagai virtual pipeline, ASCOPE turut mendorong pembangunan fasilitas regasifikasi dengan kapasitas lebih dari 58 juta ton per tahun (Mtpa) yang memperluas mobilitas gas lintas negara. Infrastruktur ini menawarkan fleksibilitas bagi negara-negara untuk memindahkan energi dari pusat produksi ke pusat konsumsi, bahkan melampaui keterbatasan jaringan pipa fisik.

    ASCOPE juga menginisiasi ASEAN Petroleum Security Agreement (APSA), perjanjian solidaritas energi untuk menghadapi potensi krisis pasokan. APSA menegaskan pentingnya perspektif keamanan energi kolektif di ASEAN.

    Disamping itu, Exploration and Production Task Force (EPTF) meluncurkan ASCOPE Decommissioning Guideline yang menstandarisasi proses penonaktifan fasilititas migas (facility decommissioning) secara aman dan andal.

    Transisi Energi Jadi Tantangan Baru

    ASEAN Energy Outlook 2024 memproyeksikan konsumsi energi kawasan akan melonjak dua kali lipat pada 2050 seiring pertumbuhan populasi yang mencapai 680 juta jiwa. Dalam hal tersebut, gas bumi akan memegang peran vital sebagai energi transisi. Tetapi dalam jangka panjang, negara-negara ASEAN sudah berkomitmen mencapai net zero emissions pada paruh kedua abad ini.

    ASCOPE tidak lagi bisa berfokus semata-mata pada migas, tetapi juga harus menjadi pendorong dalam pengembangan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), pengurangan emisi metana, hingga integrasi energi terbarukan serta pemanfaatan infrastruktur gas untuk transportasi hidrogen.

    Langkah Nyata telah Dilakukan

    Policy, Research and Capability Building Task Force menggagas penyusunan template perjanjian lintas negara untuk CCUS. Pada 2023, ASCOPE membentuk Clean Energy Task Force untuk mengeksplorasi peluang teknologi rendah karbon, memperluas diskusi mekanisme perdagangan karbon, insentif investasi energi hijau, serta strategi penggunaan jaringan pipa gas untuk transportasi hidrogen di masa depan.

    Geopolitik dan Diplomasi Energi

    Permintaan energi yang tinggi dan perubahan iklim bukan menjadi satu-satunya alasan mengapa peran ASCOPE kian relevan. Geopolitik global dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan betapa rapuhnya rantai pasok energi internasional. Krisis energi yang dipicu konflik Rusia-Ukraina, serta lonjakan harga minyak dan gas pada 2022-2023, menjadi pengingat bahwa diversifikasi pasokan, pembangunan infrastruktur bersama, dan solidaritas regional bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.

    Berbeda dengan organisasi energi lain, ASCOPE beranggotakan langsung otoritas energi nasional dan BUMN migas, seperti Petroleum Authority (Brunei Darussalam), Ministry of Mines and Energy (Cambodia), Pertamina (Indonesia), Petroliam Nasional Berhad/PETRONAS (Malaysia), Lao State Fuel Company (Lao PDR), Myanma Oil and Gas Enterprise/MOGE (Myanmar), Philippine National Oil Company PNOC (Philippines), Singapore LNG Corporation Pte Ltd/SLNG (Singapore), PTT (Thailand), dan Petrovietnam (Vietnam). Kolaborasi BUMN energi ini memberi daya tawar kolektif ASEAN di panggung global dan menjadikan ASCOPE sebagai aktor strategis dalam diplomasi energi.

    Momentum 50 Tahun

    Setengah abad ASCOPE bisa dibaca sebagai cermin perjalanan energi ASEAN dari era eksplorasi minyak lepas pantai, pembangunan pipa gas lintas negara, hingga memasuki babak transisi energi. Namun agar tetap relevan, ada empat catatan penting yang perlu diperhatikan.

    1. Adanya penguatan kelembagaan

    Untuk menghadapi tantangan baru, diperlukan payung hukum dan tata kelola yang lebih kokoh, melalui ASCOPE Charter dan Governance & Institutional Framework. Piagam ini diharapkan menjadi dasar komitmen bersama dalam kerja sama energi lintas batas.

    2. Perluasan fokus ke energi bersih

    Gas bumi akan selalu memegang peran penting, tetapi relevansi ASCOPE ke depan ditentukan oleh kemampuannya mengintegrasikan agenda transisi energi. Pengembangan CCUS, mekanisme perdagangan karbon, hingga peluang hidrogen hijau perlu menjadi bagian dari peta jalan baru organisasi.

    3. Peningkatan daya tarik investasi

    ASCOPE mendorong skema insentif dan kemudahan regulasi lintas negara untuk menarik investasi energi bersih dan infrastruktur strategis ASEAN.

    4. Penguatan riset dan inovasi

    ASEAN tidak bisa hanya bergantung pada teknologi impor. Kolaborasi penelitian, pembangunan pusat riset bersama, hingga kemitraan dengan swasta dan akademisi akan menentukan seberapa cepat kawasan ini beradaptasi.

    Dahulu, cerita energi ASEAN dimulai dari kilang dan anjungan minyak. Sekarang cerita itu berkembang menjadi jaringan pipa gas lintas negara hingga integrasi energi bersih dalam sistem kelistrikan regional. Golden Jubilee ASCOPE adalah momentum emas untuk mendefinisikan babak baru energi ASEAN dengan menegaskan komitmennya menjadi motor penggerak transisi menuju masa depan energi yang lebih hijau, tangguh, dan inklusif bagi Asia Tenggara.

    (ega/ega)

  • 50 Tahun ASCOPE, Pertamina Perkuat Kolaborasi Energi di Asia Tenggara

    50 Tahun ASCOPE, Pertamina Perkuat Kolaborasi Energi di Asia Tenggara

    Jakarta

    Memasuki tahun ke-50 ASEAN Council on Petroleum (ASCOPE), PT Pertamina (Persero) memperkuat kolaborasi perusahaan energi di kawasan. Upaya ini dilakukan untuk mengelola potensi migas, membangun infrastruktur strategis, hingga memperkuat ketahanan energi kawasan dalam rangka memenuhi pasokan energi di wilayah Asia Tenggara.

    SVP Strategy & Investment Pertamina, Henricus Herwin menyampaikan Pertamina sebagai salah satu pendiri ASCOPE yang terbentuk sejak 1975, aktif membangun kerja sama migas antarnegara. Kini, Pertamina bersama anggota ASCOPE beradaptasi dengan dinamika global untuk memimpin transisi energi bersih ASEAN.

    “Saat ini, Pertamina berperan penting dan strategis dalam mengoordinasikan kegiatan ASCOPE dan diplomasi antarnegara pada tingkat kementerian energi di negara ASEAN,” ujar Henricus dalam keterangannya, Rabu (3/9/2025).

    Menurutnya, ASCOPE telah mencatat tonggak sejarah. ASCOPE hadir di era 1970-an, ketika negara-negara ASEAN tengah gencar mengeksplorasi sumber daya minyak dan gas untuk mendukung pembangunan ekonomi. Forum kerja sama lintas negara sangat diperlukan, terutama karena infrastruktur energi regional masih terfragmentasi.

    Dari sinilah lahir ASCOPE dengan mandat utama membangun jejaring kolaborasi energi ASEAN. Salah satunya pada Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP), proyek yang digawangi oleh Gas Advocacy Task Force. Hingga kini, sepanjang lebih dari 3.600 kilometer jaringan pipa gas telah terhubung lintas negara, menghubungkan Thailand, Malaysia, Singapura, hingga Indonesia.

    Selain itu, ASCOPE turut mendorong pembangunan fasilitas regasifikasi dengan kapasitas lebih dari 58 juta ton per tahun (Mtpa), yang memperluas mobilitas gas lintas negara. ASCOPE juga menginisiasi ASEAN Petroleum Security Agreement (APSA), perjanjian solidaritas energi untuk menghadapi potensi krisis pasokan serta meluncurkan standarisasi proses penonaktifan fasilitas migas secara aman dan andal serta memfasilitasi pertukaran pengalaman antar-BUMN energi, mulai dari eksplorasi migas lepas pantai, teknologi LNG dan regasifikasi, hingga advokasi gas.

    “Setengah abad perjalanan ASCOPE merupakan cermin perjalanan energi ASEAN, dari era eksplorasi minyak lepas pantai, pembangunan pipa gas lintas negara, hingga memasuki babak transisi energi,” imbuhnya.

    Henricus mengungkapkan pada usia 50 tahun ASCOPE, perlunya memperhatikan penguatan kelembagaan, perluasan fokus ke energi bersih, peningkatan daya tarik investasi serta penguatan riset dan inovasi.

    “Golden Jubilee ASCOPE merupakan momentum emas untuk mendefinisikan babak baru energi ASEAN dengan menegaskan komitmennya menjadi motor penggerak transisi menuju masa depan energi yang lebih hijau, tangguh, dan inklusif bagi Asia Tenggara,” katanya.

    Ia menambahkan bahwa Pertamina berkomitmen untuk mempererat kolaborasi perusahaan energi antarnegara ASEAN untuk memastikan pasokan energi di kawasan Asia Tenggara tetap aman.

    “Peran strategis ASCOPE sangat diperlukan dalam mempererat kolaborasi perusahaan energi antarnegara ASEAN untuk memastikan pasokan energi di kawasan Asia Tenggara tetap aman. Seiring dengan itu, strategi pertumbuhan ganda Pertamina, yakni penguatan bisnis migas eksisting dan akselerasi energi hijau rendah karbon, menjadi komitmen bahwa Pertamina turut andil dalam menjaga ketahanan energi di kawasan ASEAN,” pungkasnya.

    (akd/akd)

  • Ketidakpastian di Thailand Usai Lengsernya PM Paetongtarn

    Ketidakpastian di Thailand Usai Lengsernya PM Paetongtarn

    Jakarta

    Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra sejak Jumat (29/8) resmi dicopot dari jabatannya setelah Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa dia melanggar aturan etika.

    Pada usia 39 tahun, Paetongtarn menjadi perdana menteri termuda dalam sejarah Thailand. Dia memiliki koneksi politik yang kuat sebagai putri dari mantan perdana menteri Thaksin, sekaligus keponakan dari mantan perdana menteri lainnya, Yingluck Shinawatra. Paetongtarn juga menjabat sebagai ketua Partai Pheu Thai, yang menuai kontroversi ketika berkoalisi dengan kubu pro-militer pada 2023 untuk membentuk pemerintahan saat ini.

    Dia diskors pada awal Juli setelah rekaman percakapan telepon dengan pemimpin veteran Kamboja, Hun Sen, bocor ke publik di tengah konflik perbatasan yang memakan korban jiwa. Dalam percakapan itu, Paetongtarn menyebut mantan diktator tersebut sebagai “paman,” menyatakan rasa hormat dan kasih sayangnya, serta mengkritik komandan militernya sendiri.

    Paetongtarn menegaskan bahwa pernyataannya itu adalah taktik negosiasi untuk mencegah konflik meluas dan menyelamatkan nyawa.

    “Sebagai orang Thailand, saya menegaskan ketulusan saya untuk bekerja demi rakyat Thailand. Saya ingin kembali menekankan kepada rakyat bahwa yang paling saya junjung tinggi adalah nyawa rakyat — baik tentara maupun warga sipil,” katanya kepada wartawan usai putusan pada Jumat.

    Meski demikian, Paetongtarn menerima keputusan pengadilan yang memerintahkannya untuk lengser.

    Siapa gantikan Paetongtarn?

    Skandal telepon dengan Hun Sen pada akhirnya mengguncang dunia politik Thailand. Partai konservatif Bhumjaithai menarik diri dari koalisi pemerintahan, meninggalkan Pheu Thai dengan mayoritas tipis yang memicu kekhawatiran akan terjadinya kudeta militer baru.

    Pheu Thai kemungkinan besar akan mencalonkan Chaikasem Nitisir sebagai pengganti Paetongtarn. Chaikasem, 77 tahun, adalah pengacara dan mantan jaksa agung yang pernah menjabat sebagai menteri kehakiman Thailand pada 2013.

    Kandidat lain yang mungkin muncul adalah mantan menteri dalam negeri Anutin Charnvirakul dan Prayuth Chan-ocha, pemimpin kudeta militer 2014 yang bertahan sebagai kepala pemerintahan hingga Paetongtarn naik ke kursi perdana menteri pada 2023.

    Jika parlemen gagal mencapai kesepakatan soal pengganti Paetongtarn, opsi lain adalah menggelar mosi tidak percaya dan membubarkan parlemen, yang berarti pemilu kilat harus diadakan.

    Masa depan Pheu Thai di bawah dinasti Shinawatra

    Napon Jatusripitak, ilmuwan politik di ISEAS–Yusof Ishak Institute, menilai pencopotan Paetongtarn berdampak besar bagi Partai Pheu Thai.

    “Pheu Thai akan terpaksa menghadapi pemilu berikutnya tanpa kandidat perdana menteri yang jelas. Hal ini meningkatkan risiko perpecahan internal, terutama jika partai tidak solid mendukung calon yang tersisa ketika perdana menteri baru harus dipilih,” ujarnya kepada DW.

    “Pheu Thai sudah pernah mengorbankan komitmen ideologisnya ketika berkoalisi dengan lawan konservatifnya pada 2023. Koalisi itu membuat partai berada pada posisi rentan dan gagal menunaikan janji kebijakan andalannya. Jika hal ini terulang, maka kerusakan terhadap warisan Shinawatra dan citra Pheu Thai akan semakin parah,” tambahnya.

    Thaksin Shinawatra lolos dari penjara

    Dengan jatuhnya Paetongtarn, sejumlah analis mempertanyakan apakah skandal ini juga menandai berakhirnya dinasti politik Shinawatra.

    Thitinan Pongsudhirak, profesor ilmu politik di Universitas Chulalongkorn Bangkok, mengatakan kepada DW bahwa keluarga Shinawatra “sudah mengalami kemunduran selama beberapa tahun.”

    “Sekarang dengan apa yang dilakukan Paetongtarn lewat percakapan yang bocor itu, saya kira keluarga Shinawatra, untuk semua maksud dan tujuan, tak lagi menjadi kekuatan yang berpengaruh dalam politik Thailand,” ujarnya.

    Namun, mungkin terlalu dini untuk menutup buku tentang klan politik berpengaruh tersebut. Thaksin, sang ayah sekaligus mantan perdana menteri miliarder, baru saja meraih kemenangan besar pekan lalu setelah pengadilan membebaskannya dari tuduhan penghinaan terhadap monarki yang berpotensi membuatnya dipenjara 15 tahun.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Ribuan Biksu Gelar Aksi Damai Minta Thailand-Kamboja Gencatan Senjata” di sini:

    (ita/ita)

  • Thailand Terjebak Gejolak Politik dan Risiko Resesi Ekonomi

    Thailand Terjebak Gejolak Politik dan Risiko Resesi Ekonomi

    Bisnis.com, JAKARTA – Krisis politik Thailand pasca-pemakzulan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengancam memperdalam perlambatan ekonomi dan memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih agresif.

    Mahkamah Konstitusi Thailand pekan lalu memberhentikan Paetongtarn karena pelanggaran etika, memicu perebutan kekuasaan antara dua blok politik untuk menunjuk perdana menteri baru. Keduanya sedang melobi dukungan dari partai yang mendesak digelarnya pemilu ulang dalam beberapa bulan ke depan.

    “Jika ketidakpastian politik berujung pada pemilu kilat, prosesnya bisa memakan waktu dan menekan momentum pertumbuhan yang sudah melemah,” ujar ekonom Oversea-Chinese Banking Corp., Lavanya Venkateswaran dikutip dari Bloomberg pada Selasa (2/9/2025).

    Perekonomian Thailand sebelumnya sudah dihantam berbagai tekanan, mulai dari tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump hingga konflik perbatasan dengan Kamboja. 

    Bank of Thailand sejak Oktober telah memangkas suku bunga acuan sebesar 100 basis poin menjadi 1,5%. Bank sentral menegaskan pemangkasan tambahan baru akan dilakukan jika ada pelemahan signifikan dalam prospek pertumbuhan atau muncul guncangan tak terduga.

    Menurut ekonom ANZ Group Holdings Ltd., Krystal Tan, jika keterlambatan kebijakan dan guncangan kepercayaan terus berlanjut, Bank of Thailand bisa mempercepat langkah pelonggaran. 

    Namun, dampaknya dinilai terbatas karena adanya kendala struktural dan tekanan eksternal. Tan memperkirakan akan ada pemangkasan 25 basis poin pada kuartal IV/2025.

    Lobi politik untuk membentuk pemerintahan baru dimulai akhir pekan lalu. Anutin Charnvirakul, pengusaha yang beralih menjadi politisi, muncul sebagai kandidat terkuat setelah Partai Bhumjaithai menjajaki koalisi dengan Partai Rakyat, kelompok oposisi terbesar di parlemen beranggotakan 500 kursi.

    Namun, Partai Pheu Thai yang didukung keluarga Shinawatra juga mengklaim memiliki cukup dukungan untuk mempertahankan kekuasaan. Partai tersebut bahkan menyatakan siap menerima syarat dari Partai Rakyat. Pemungutan suara di parlemen untuk menentukan perdana menteri baru diperkirakan berlangsung pekan ini.

    “Pergantian perdana menteri ke partai lain akan mengubah arah kebijakan secara menyeluruh, termasuk kebijakan ekonomi, yang bisa menimbulkan ketidakpastian setidaknya dalam jangka pendek,” ujar ekonom Standard Chartered Plc, Tim Leelahaphan, yang memprediksi adanya pemangkasan 50 basis poin pada rapat kebijakan 8 Oktober mendatang.

    Nomura Holdings Inc. sebelumnya memperkirakan suku bunga terminal Thailand akan turun di bawah 1% dan memperingatkan risiko penurunan peringkat kredit oleh Moody’s Ratings akibat meningkatnya ketidakpastian politik dan lemahnya pertumbuhan ekonomi. 

    Dalam analisis terbarunya, Moody’s menilai politik Thailand yang terpolarisasi, dengan seringnya pergantian pemerintahan dan rapuhnya koalisi, telah menahan laju investasi serta menghambat reformasi struktural.

    Salah satu kabar positif adalah parlemen telah mengesahkan anggaran belanja 3,78 triliun baht (US$117 miliar) yang akan berlaku mulai 1 Oktober. 

    Persetujuan dari Senat diperkirakan akan menyusul pada Selasa ini, sehingga memberi kelegaan bagi investor dan mencegah kebuntuan politik seperti yang terjadi pada 2019.

    Meski demikian, kesepakatan dagang Thailand-AS yang masih dalam tahap negosiasi rinci bisa terpengaruh gejolak politik, terutama jika parlemen dibubarkan. Pasalnya, sejumlah ketentuan penting terkait pemangkasan tarif impor produk Amerika memerlukan persetujuan legislatif.

    “Penyaluran anggaran, pelaksanaan proyek, investasi, dan kesepakatan dagang dengan AS akan terganggu jika terjadi kebuntuan politik. Tidak ada kabar baik,” kata Kepala Ekonom Kasikorn Research Center, Burin Adulwattana.

  • Aukey MagFusion Qi2.2 Series: Standar Baru Wireless Charging

    Aukey MagFusion Qi2.2 Series: Standar Baru Wireless Charging

    Jakarta

    Tren perangkat flagship yang makin menuntut pengisian daya cepat dan efisien mendorong produsen aksesori menghadirkan solusi inovatif. Menjawab kebutuhan itu, Aukey resmi meluncurkan lini MagFusion Qi2.2 Series di Thailand. Seri ini mengusung teknologi Qi2.2 (25W) dengan fokus pada kecepatan, keamanan, dan efisiensi.

    Teknologi Qi2.2 dirancang untuk mendukung perangkat terbaru, termasuk iPhone 16 series dan jajaran Samsung flagship, dengan sistem manajemen panas yang lebih cerdas dan kompatibilitas lintas perangkat.

    Dalam seri ini, Aukey menghadirkan 15 produk yang terbagi dalam empat kategori: Wireless Charging Stands, Foldable Wireless Chargers, Active Cooling Wireless Chargers, dan Wireless Power Banks.

    Beberapa produk yang menarik perhatian antara lain:

    MagFusion 1X: charger dengan adjustable stand 35° dan magnet alignment kuat untuk pengisian cepat dan stabil.MagFusion Titan: all-in-one charger dengan empat titik Qi2.2, cocok untuk penggunaan bersama keluarga.MagFusion Z: charger lipat 3-in-1 ultra-tipis dengan modul Qi2.2 (25W), 5W untuk smartwatch, serta 1 modul tambahan (5W) untuk perangkat audio nirkabel.MagFusion GameFrost: khusus gamer, dilengkapi real-time temperature display dan pengaturan cooling.MagFusion Reel 10000: power bank 10.000 mAh dengan Qi2.2 wireless charging serta kabel retractable bawaan.

    Aukey juga memperkenalkan Omnia-Frez active cooling system yang mampu menurunkan suhu hingga 20°C dibanding charger biasa. Fitur ini diposisikan untuk pengguna intensif seperti gamer, agar daya tetap stabil dan baterai lebih awet.

    Efendi Naftali, Country Manager Aukey Indonesia, menegaskan kehadiran MagFusion Qi2.2 Series ditujukan untuk menjawab kebutuhan pengguna ponsel modern.

    “Dengan Qi2.2, Aukey tidak hanya menghadirkan produk yang lebih cepat, tetapi juga lebih cerdas dalam menjaga performa baterai perangkat. Kami yakin ini akan menjadi standar baru pengalaman wireless charging di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan yang diterima detikINET.

    (asj/asj)

  • Ekspor Jakarta hingga Juli 2025 capai 9,79 miliar dolar AS

    Ekspor Jakarta hingga Juli 2025 capai 9,79 miliar dolar AS

    Jakarta (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyampaikan secara keseluruhan, nilai ekspor Jakarta pada Januari-Juli 2025 mencapai 9,79 miliar dolar AS, atau naik 38,88 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024.

    Kepala BPS DKI Jakarta Nurul Hasanudin di Jakarta, Senin, mengatakan lonjakan ekspor juga terlihat dari perkembangan secara tahunan, yakni berupa kenaikan 18,47 persen pada Juli 2025 dibandingkan Juli 2024.

    “Pada Juli 2025, nilai ekspor Jakarta tercatat sebesar 1,53 miliar dolar AS, meningkat dari Juli 2024, meningkat 18,47 persen dari Juli 2024,” kata Hasanudin.

    Pihaknya pun mencatat kenaikan ekspor Januari-Juli 2025 tidak terlepas dari perkembangan nilai ekspor sejumlah komoditas. Dari sepuluh komoditas utama, alas kaki mencetak peningkatan ekspor terbesar, yakni naik hingga 277,59 persen atau senilai 1,36 miliar dolar AS.

    Kemudian, berdasarkan sektor, industri pengolahan menjadi pilar utama pertumbuhan ekspor nonmigas. Sektor tersebut mencatat kenaikan ekspor sebesar 2,75 miliar dolar AS atau atau 41,09 persen.

    Sementara itu, sektor lain justru menunjukkan tren sebaliknya. Ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan turun 9,27 juta dolar AS, dan ekspor dari sektor pertambangan dan lainnya merosot 0,76 juta dolar AS.

    Berdasarkan negara tujuan pada Januari-Juli 2025, total nilai ekspor ke sepuluh negara tujuan utama mencapai 6,65 miliar dolar AS, atau tumbuh 39,32 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024.

    Peningkatan ekspor itu disebabkan kenaikan nilai ekspor ke sepuluh negara tujuan ekspor utama dibandingkan dengan Januari-Juli 2024.

    Nilai ekspor ke Amerika Serikat mengalami peningkatan terbesar, yaitu 658,74 juta dolar AS (104,50 persen), sehingga memicu pertumbuhan ekspor Kota Jakarta pada periode Januari-Juli 2025.

    Peningkatan ekspor kelompok komoditas alas kaki sebesar 484,63 juta dolar AS (368,51 persen) mendorong lonjakan ekspor ke Amerika Serikat.

    Selanjutnya, tujuan negara ekspor lainnya yang mengalami peningkatan adalah Thailand sebesar 504,41 juta dolar AS (151,36 persen) dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024.

    Kelompok komoditas yang mendorong pertumbuhan ekspor adalah logam mulia dan perhiasan/permata sebesar 414,21 juta dolar AS (15.571,80 persen) dibandingkan Januari-Juli 2024.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Putri Raja Terkaya Dunia Infeksi Darah, 2 Tahun Tak Sadar di Opname RS

    Putri Raja Terkaya Dunia Infeksi Darah, 2 Tahun Tak Sadar di Opname RS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Putri sulung Raja Thailand, yang telah sakit parah dan dirawat di rumah sakit selama lebih dari dua tahun, dilaporkan pulih setelah menderita infeksi darah. Hal ini disampaikan dalam pernyataan istana pada Minggu, dikutip AFP, Senin (1/9/2025).

    Putri Bajrakitiyabha Mahidol telah tidak sadarkan diri di RS sejak jatuh sakit saat sesi pelatihan anjing militer pada Desember 2022. Pihak istana menyatakan dia menderita infeksi parah di aliran darahnya bulan ini dan menerima perawatan terus-menerus untuk menstabilkan tekanan darahnya.

    “Tim medis telah melaporkan bahwa infeksi Yang Mulia semakin membaik dan tekanan darah Yang Mulia telah stabil,” tutur pernyataan itu.

    “Tim medis terus memberikan antibiotik untuk mengendalikan infeksi dan menggunakan mesin untuk membantu fungsi paru-paru serta ginjalnya.”

    Foto: Putri Bajrakitiyabha. (Instagram/@loveprincess_bajrakitiyabha)

    Dikenal di Thailand sebagai “Putri Bha”, Putri Bajrakitiyabha Mahidol berusia 46 tahun ini adalah satu-satunya anak dari pernikahan pertama Raja Maha Vajiralongkorn. Ia dianggap dekat dengan ayahnya, dan ditunjuk pada peran senior dalam komando pengawalnya setahun sebelum dirawat di rumah sakit.

    Lulusan pendidikan dari Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Thailand, Putri Bajrakitiyabha memegang beberapa posisi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia juga mengampanyekan perlakuan yang lebih baik bagi perempuan di penjara.

    Sebagai informasi, ayah sang putri, Raja Maha Vajiralongkorn, merupakan salah satu raja terkaya di dunia dengan kekayaan pribadi yang mencapai miliaran dolar AS. Raja berusia 73 tahun, yang memiliki tujuh anak dari empat pernikahan, belum mengumumkan ahli waris pilihannya, meskipun aturan suksesi lebih mengutamakan laki-laki.

    (tps/șef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Viral Netizen Asing Ramai Pesan Makanan Dukung Driver Ojol

    Viral Netizen Asing Ramai Pesan Makanan Dukung Driver Ojol

    Jakarta

    Media sosial Twitter/X diramaikan aksi warga negara asing yang memberikan dukungan terhadap pengemudi ojek online di Indonesia dengan mengirimkan makanan lewat aplikasi ride hailing. Gerakan sosial ini terjadi di tengah aksi demonstrasi yang memanas dalam sepekan terakhir.

    Gerakan ini diinisiasi oleh pengguna X @sighyam atau yang dikenal dengan nama Yammi. Dalam cuitannya pada tanggal 30 Agustus kemarin, Yammi memberi tahu orang dari luar Indonesia bisa memesan makanan lewat aplikasi Grab untuk mendukung pengemudi ojek online di tengah demonstrasi.

    Ia menjelaskan semua cara memesan makanan, mulai dari memilih lokasi pengantaran sampai memberikan contoh instruksi dalam bahasa Indonesia agar pengemudi membagikan makanan ke rekan-rekannya dan tidak perlu diantarkan ke lokasi.

    “Pilihan makanan dan minuman yang mudah dibagi-bagikan. Sebelum klik tombol pesan, kalian harus masukkan instruksi ini, “Tolong bagikan makanannya ke driver-driver di jalan”,” tulis Yammi dalam cuitannya, seperti dikutip detikINET, (1/9/2025).

    Menurut pantauan detikINET, cuitan Yammi saat ini sudah dilihat lebih dari 25 juta kali dan di-repost lebih dari 52.000 kali. Selain makanan dan minuman, Yammi juga mengatakan netizen dari luar negeri bisa mengirimkan bantuan perlengkapan medis seperti tabung oksigen, kain kasa, plester, dan lain-lain ke kantor YLBHI Jakarta.

    Ajakan Yammi langsung disambut oleh warganet di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand yang memesan makanan untuk pengemudi di Jakarta, Bandung, dan kota-kota lainnya yang diwarnai aksi demonstrasi. Tidak hanya dari sekitar Asia Tenggara, dukungan juga datang dari warga Korea Selatan, Inggris, Kanada, dan Australia.

    Aksi ini juga diikuti oleh beberapa netizen Indonesia yang turut memesan makanan untuk mendukung pengemudi ojek online dari jauh.

    Cuitan Yammi juga dihujani ribuan balasan, yang sebagian besar datang dari netizen Indonesia untuk mengucapkan terima kasih. Sebagian besar netizen Indonesia merasa terharu karena melihat banyak warga asing yang mau membantu.

    “nangis baca rep nya, Thank you for being a good person😭🫶🏻,” kata seorang netizen di X.

    “Yang bikin heart warning tuh selain kaka2 baik dari luar negeri dan dalam negeri yg menyisihkan rezekinya, dari respon bapak2 ojolnya juga pada baik banget selalu menghargai pemberian oranglain dan selalu balik mendoakan 💞💞,” ucap pengguna X lainnya.

    “Thank so much temen temen for doing this. Nangis banget sumpah sampe dibantuin temen temen dari Malaysia 😭🫶❤️,” ujar netizen di X.

    “it’s so heartwarming ngeliat a lot of ppl helping para ojol driver. semoga rejeki kalian semakin lancar ya kakak yg sudah membantu!,” kata netizen lainnya.

    (vmp/vmp)