Negara: Thailand

  • Wearpack Terbuka di MotoGP Thailand, Marquez Lolos dari Penalti?

    Wearpack Terbuka di MotoGP Thailand, Marquez Lolos dari Penalti?

    Jakarta

    Marc Marquez mengalami insiden tak biasa dalam MotoGP Thailand setelah terjatuh pada lap ke-14. Insiden ini bukan hanya soal jatuhnya Marquez, tetapi juga tentang wearpack atau baju balapnya yang terbuka di sisa balapan yang berlangsung sekitar 10 putaran.

    Meski sempat mencuri perhatian, pebalap tim Gresini Racing itu tetap menyelesaikan balapan tanpa harus berhenti atau masuk ke pit untuk memperbaiki seragamnya.

    Menurut keterangan Marquez, wearpack atau baju balap yang dikenakannya terbuka setelah airbag otomatis di dalamnya mengembang saat ia terjatuh. Airbag tersebut memberi tekanan di bahu dan menyebabkan ritsleting seragam terbuka sedikit.

    “Saya pikir bajunya terbuka saat kecelakaan, ketika airbag terbuka. Ada banyak tekanan di bahu, dan kami memiliki sistem keamanan, tetapi ini terbuka,” kata Marquez dilansir dari The Race, Selasa (29/10/2024).

    Marquez merasa bahwa bajunya hanya terbuka sedikit saat melanjutkan sisa putaran. Namun, ketika balapan telah selesai ia merasa terbuka lebih banyak.

    “Itu hanya sedikit, tetapi ketika kami menyelesaikan balapan, di putaran itu, saya merasa seperti ini terbuka lebih banyak,” tambahnya.

    Berdasarkan rekaman kamera onboard yang mengarah ke dadanya, terlihat bahwa ritsleting terbuka hingga hampir setengah ketika Marquez melintasi garis finis.

    Peristiwa ini memicu perbandingan dengan insiden serupa yang pernah dialami Fabio Quartararo di MotoGP Catalunya 2021. Saat itu, Quartararo menerima penalti tiga detik karena membalap dengan seragam yang terbuka. Hal tersebut bahkan membuatnya kehilangan podium.

    Jorge Martin juga mengalami masalah serupa di MotoGP India tahun lalu. Bedanya, Martin sempat duduk tegak di tengah balapan untuk menutup ritsletingnya setelah mendapat pesan dari pihak race control melalui dashboard motornya.

    Namun, pada MotoGP Thailand kali ini, pihak race control tampaknya tidak mengeluarkan peringatan serupa bagi Marquez. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan di kalangan penggemar dan penikmat, apakah pihak race control sengaja membiarkan insiden tersebut atau memang tidak menyadarinya. Dengan begitu, Marquez bisa dikatakan lolos dari penalti terkait hal ini.

    Insiden seragam terbuka ini menarik perhatian karena berpotensi membahayakan keselamatan pembalap. Namun, Marquez bisa dibilang beruntung bisa menyelesaikan balapan tanpa cedera serius atau penalti tambahan.

    (rgr/rgr)

  • Respons Kepala BPOM RI Terkait Temuan Residu Pestisida di Anggur Muscat

    Respons Kepala BPOM RI Terkait Temuan Residu Pestisida di Anggur Muscat

    Jakarta

    Kabar anggur shine muscat di Thailand mengandung kontaminasi sekitar 50 zat kimia berbahaya menjadi sorotan. Tidak sedikit yang meminta agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI turut mengambil langkah strategis untuk mengawasi peredaran buah tersebut.

    “Di toko buah dan swalayan banyak yang menjual anggur jenis ini, tolong BPOM ikut turun tangan jangan diam saja,” tulis komentar warganet terkait peredaran anggur muscat.

    “Indo gimana nih BPOM?” tulis lainnya.

    Mengenai hal tersebut, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar mengatakan pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertanian. Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah residu dari anggur tersebut juga ditemukan di pasar Indonesia.

    Hingga saat ini, Taruna mengatakan belum ada temuan atau laporan terkait temuan residu pestisida pada anggur shine muscat di pasar Indonesia.

    “Tetapi kita akan berkoordinasi secara ketat badan karantina di departemen pertanian karena kan masuknya ke negara kita lewat situ. Sekaligus Badan POM akan menjalankan tahapan berikutnya yaitu melakukan sampling ke beberapa toko-toko atau pasar yang bisa berdampak kepada masyarakat,” kata Taruna ketika ditemui awak media di Gedung DRR-RI, Selasa (29/10/2024).

    Taruna menjelaskan jenis residu pestisida bisa bermacam-macam. Apabila dikonsumsi masyarakat, dapat meningkatkan risiko kanker, kerusakan hati, hingga penyakit lainnya.

    “Bisa menyebabkan kanker, kerusakan hati, bisa berbagai macam penyakit tambahan dan itu tentu akan menjadi concern kami. Kami setelah dari ini akan bertindak. Mulai hari ini akan berkoordinasi dengan kementerian terkait,” tandasnya.

    Sebelumnya diberitakan Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) mengeluarkan peringatan mengenai kontaminasi anggur ‘Shine Muscat’ setelah menemukan bahwa sebagian besar sampel yang dikumpulkan diyakini mengandung residu kimia berbahaya yang melebihi tingkat maksimum yang diizinkan.

    Tes laboratorium menemukan residu dari 14 bahan kimia berbahaya pada konsentrasi di atas batas keamanan 0,01 mg/kg. Secara total, tes tersebut juga mendeteksi 50 residu kimia, 22 di antaranya tidak diatur di bawah hukum Thailand saat ini, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole dan fludioxonil.

    (avk/up)

  • Thailand dan Malaysia Selidiki Anggur Muscat Usai Diduga Mengandung Residu Kimia

    Thailand dan Malaysia Selidiki Anggur Muscat Usai Diduga Mengandung Residu Kimia

    Melansir dari situs resmi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sempat membagikan sejumlah informasi terkait bahaya cemaran baik secara fisik, biologi, dan kimia pada produk pertanian termasuk buah-buahan.

    Pasalnya buah-buahan menjadi salah satu sajian yang hampir semuanya dikonsumsi secara langsung tanpa melalui pengolahan. Sebagai bahan segar tentunya produk tersebut harus terjamin kebersihan dan keamanannya untuk dikonsumsi.

    Selain itu, buah-buahan yang tercemar residu atau bahan kimia bisa berdampak serius untuk kesehatan manusia. Terutama jika residu berasal dari pestisida, logam berat, dan zat kimia lainnya yang menempel selama proses budidaya atau distribusi.

    Misalnya saja buah yang masih memiliki residu pestisida biasanya terjadi karena penggunaan pestisida yang tidak sesuai dosis. Sehingga bahan kimia tersebut tetap menempel pada permukaan buah dan mengakibatkan efek kesehatan.

    Di antaranya risiko gangguan endokrin, sistem saraf, hingga meningkatkan risiko kanker jika kandungan tersebut terus dikonsumsi dalam jangka panjang. Sehingga penting untuk pemerintah memperhatikan lebih ketat terkait bahan pangan yang dijual.

    Kemudian masyarakat juga selalu harus mencuci buah dengan benar dan tepat sebelum dikonsumsi. Pilih juga buah yang memiliki sertifikasi pangan jelas untuk meminimalisir risiko paparan cemaran kimia dalam produk makanan.

  • Heboh Anggur Shine Muscat Terkontaminasi Zat Berbahaya

    Heboh Anggur Shine Muscat Terkontaminasi Zat Berbahaya

    Jakarta, Beritasatu.com – Belakangan ini viral minuman bernama anggur shine muscat  karena rasanya yang sangat lezat. Ukurannya cukup besar, rasanya manis, membuat anggur hijau ini jadi favorit di beberapa negara. Buah ini juga banyak diimpor dari China, termasuk ke Indonesia. Namun, kabar terbaru mengungkapkan, terdapat shine muscat impor yang mengandung zat kimia berbahaya. 

    Dikutip dari Bangkok Post pada Selasa (29/10/2024), otoritas pangan Thailand menemukan minuman anggur tersebut terkontaminasi pestisida yang melebihi batas aman.

    Setelah menemukan banyak sampel yang diuji mengandung residu kimia berbahaya dalam jumlah yang tidak diperbolehkan, Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) segera mengeluarkan peringatan resmi mengenai kontaminasi Shine Muscat pada Kamis (24/10/2024).

    Terdapat 24 sampel anggur diambil dari 15 lokasi penjualan di Bangkok pada 2 dan 3 Oktober 2024. Meskipun sebagian besar negara pengimpor tidak teridentifikasi, tetapi diketahui terdapat sembilan sampel yang berasal dari China yang terkontaminasi zat berbahaya tersebut.

    Setelah tes laboratorium dilakukan, ditemukan 14 jenis residu kimia berbahaya dengan konsentrasi di atas ambang batas aman, yakni 0,01 miligram/kilogram. 

    Kemudian, secara keseluruhan ada 50 residu kimia yang terdeteksi, 22 di antaranya tidak diatur oleh hukum Thailand saat ini. Beberapa zat yang terdeteksi adalah triasulfuron dan cyflumetofen.

    Selain itu, ditemukan pula sekitar 74% dari 50 zat beracun tersebut adalah pestisida sistemik.

    Prokchon U-sap dari Thai-PAN menjelaskan, beberapa bahan kimia berbahaya yang terdeteksi tidak termasuk dalam daftar bahan kimia terlarang di Thailand. 

    “Oleh karena itu, dampak keamanannya belum dapat dinilai. Banyak dari bahan kimia ini merupakan pestisida sistemik, yang dapat diserap oleh anggur, sehingga membuatnya terlihat segar lebih lama,” ujarnya.

    Sebagai informasi, pestisida sistemik tidak bisa dihilangkan hanya dengan mencuci menggunakan air saja. Mengingat temuan yang mengkhawatirkan ini, Prokchon memperingatkan agar importir lebih bertanggung jawab terhadap keamanan konsumen. 

    Ia mengimbau, agar mereka perlu melakukan tes acak pada buah untuk memastikan kadar bahan kimia tidak melebihi batas aman. 

    Selain itu, importir harus menghapus minuman anggur yang berpotensi berbahaya dari rak dan memastikan asal anggur tersebut, serta melarang impor anggur yang terbukti terkontaminasi zat kimia berbahaya.

  • Komisi IX DPR Cecar BPOM soal Heboh Temuan Anggur Muscat Mengandung Zat Berbahaya

    Komisi IX DPR Cecar BPOM soal Heboh Temuan Anggur Muscat Mengandung Zat Berbahaya

    Jakarta

    Anggota Komisi IX DPR RI Irma Chaniago menyoroti temuan anggur shine muscat yang disebut tercemar zat kimia berbahaya. Dia mempertanyakan gerak cepat Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) menyusul temuan tersebut.

    Dalam rapat kerja Komisi IX DPR RI bersama BPOM, Irma menyayangkan tidak adanya respons cepat yang diambil BPOM untuk mengecek kandungan zat kimia di anggur shine muscat yang beredar di Indonesia.

    “Saya tanya Rizkal (Deputi Bidang Penindakan BPOM), kenapa kok BPOM gak bergerak? Rizkal, itu bukan wilayah BPOM, itu wilayahnya dari karantina,” ungkapnya.

    Kepada Irma, Rizkal mengatakan bahwa peredaran anggur Muscat bukan lah wewenang BPOM, namun Badan Karantina Indonesia. Irma pun menyampaikan kritikannya terhadap kepala BPOM Taruna Ikrar yang hadir di agenda tersebut.

    Seharusnya, menurut Irma, BPOM bekerja sama dengan Badan Karantina mengenai peredaran anggur muscat. Irma pun mempertanyakan kinerja BPOM dalam mengawasi peredaran makanan dan obat-obatan.

    “Jangan cuma ngomong, ini menurut Thailand, menurut Malaysia, begini, begini. Itu bukan kerja kamu, namanya itu. Kamu nggak kerja itu. Koordinasi dengan mereka, dengan Badan Karantina. Katanya itu sangat berbahaya lho anggur itu,” ujarnya.

    (avk/up)

  • Pedagang Buah di Thailand Buang Stok Anggur Muscat Imbas Temuan Residu Kimia

    Pedagang Buah di Thailand Buang Stok Anggur Muscat Imbas Temuan Residu Kimia

    Jakarta

    Sejumlah pedagang buah di Bangkok, Thailand, terpaksa membuang stok anggur shine muscat mereka setelah adanya temuan residu kimia berbahaya dan kadar pestisida tak aman di buah tersebut.

    Diberitakan The Nation, beberapa pedagang di Pasar Kota Muang Satun menyebut bahwa mereka tidak dapat menjual anggur Shine Muscat meskipun mereka memotong harga dari 300 baht (Rp 140 ribu) menjadi 80 baht (Rp 27 ribu) per kilogram.

    Para pedagang terpaksa membuang anggur untuk melindungi citra toko mereka dan memastikan keselamatan konsumen. Namun, mereka mempertanyakan mengapa lembaga terkait tidak memeriksa produk sebelum impor.

    Seorang pedagang buah Pranee Tantrakarnsakul sangat khawatir temuan residu beracun pada anggur Shine Muscat berdampak kepada penjualannya. Dia meminta lembaga terkait untuk memeriksa produk sebelum impor, dengan mengatakan bahwa bukan tugas pedagang untuk mencari uji residu kimia.

    “Kita bisa mengetahui sumber buah jika dibudidayakan di dalam negeri,” kata dia.

    Pedagang lain, Charas Piwlueang, mengatakan dia telah memesan sejumlah besar anggur shine muscat karena mengira akan laku keras, terlebih buah ini viral di mana-mana.

    Dia juga meminta lembaga terkait untuk menangani buah yang terkontaminasi untuk menjaga keadilan antara pedagang dan konsumen.

    “Negara-negara asing telah melakukan inspeksi untuk mencegah masuknya produk-produk berkualitas rendah ke negara mereka,” curhatnya.

    Sebelumnya, Thai-PAN (Pesticide Alert Network) mengumumkan uji residu kimia pada 24 sampel anggur yang dikumpulkan dari 15 lokasi penjualan berbeda di Bangkok Raya.

    Uji tersebut menunjukkan bahwa setiap sampel anggur Shine Muscat mengandung antara tujuh dan 18 jenis residu beracun, dan 23 dari 24 sampel melebihi batas legal untuk satu hingga enam jenis bahan kimia beracun.

    (kna/kna)

  • Kemenkes Malaysia Pastikan Anggur Shine Muscat Aman dari Residu Beracun

    Kemenkes Malaysia Pastikan Anggur Shine Muscat Aman dari Residu Beracun

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan Malaysia memastikan anggur shine muscat aman dari residu beracun. Pihaknya mengungkapkan tidak ada sampel anggur shine muscat yang mengandung residu pestisida yang melebihi batas aman.

    Itu merupakan hasil dari Program Keamanan dan Mutu Pangan yang dilakukan di tahun 2020 hingga September 2024, di mana total 5.561 sampel sayuran dan buah impor dianalisis untuk residu pestisida.

    “Dari 234 sampel anggur yang dianalisis selama ini, empat (1,71 persen) ditemukan tidak mematuhi batas residu maksimum (MRL), tidak ada yang melibatkan anggur shine muscat,” beber Kemenkes Malaysia dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Malay Mail.

    Pernyataan tersebut menyebutkan bahwa inspeksi berdasarkan protokol Hold, Test, dan Release akan diberlakukan pada impor berikutnya. Peraturan tersebut mengharuskan pengiriman makanan ditahan untuk pengambilan sampel.

    Sebelumnya, Jaringan Peringatan Pestisida Thailand mengklaim bahwa anggur shine muscat mengandung residu pestisida di atas MRL.

    Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa izin masuk hanya akan diberikan jika hasil analisis sesuai dengan BMR yang ditetapkan.

    Mereka mengklarifikasi bahwa larangan impor akan diberlakukan jika terjadi pelanggaran berulang.

    “Sebagai pedoman bagi konsumen, setiap makanan yang diimpor dan dikemas harus mencantumkan informasi dasar, termasuk negara asal produk,” kata Kemenkes.

    Terkait ini, konsumen diimbau untuk selalu membaca label sebagai pedoman.

    “Kemenkes menyadari dan prihatin dengan kekhawatiran konsumen terkait masalah ini, dan kami terus memantau titik masuk dan pasar lokal untuk memastikan keamanan pangan terjamin,” pungkasnya.

    (sao/kna)

  • Thailand Temukan Residu Berbahaya pada Anggur Shine Muscat, Bisa Begini Dampaknya

    Thailand Temukan Residu Berbahaya pada Anggur Shine Muscat, Bisa Begini Dampaknya

    Jakarta

    The Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) memperingatkan tentang kontaminasi anggur shine muscat setelah menemukan sebagian besar sampel mengandung residu bahan kimia berbahaya di atas tingkat maksimum yang diizinkan.

    Thai-PAN, Dewan Konsumen Thailand atau Thailand Consumers Council (TCC), dan Food and Drug Administration (FDA) mengungkapkan hasil uji laboratorium pada Kamis lalu.

    “TCC membeli 24 sampel anggur populer dari berbagai lokasi termasuk dua dari toko daring, tujuh sampel dari toko buah dan pasar segar, serta 15 dari supermarket, pada tanggal 2 dan 3 Oktober. Harganya berkisar antara 100 (atau sekitar Rp 46 ribu) hingga 699 baht (atau sekitar Rp 300 ribu) per kilogram, kata Prokchon Usap, koordinator Thai-PAN, dikutip dari Bangkok Post.

    Hasilnya, hanya sembilan sampel yang dapat diidentifikasi sebagai barang impor dari China. Sementara 15 sampel lainnya tak dapat diidentifikasi.

    “Sangat mengejutkan ketika kami melihat bahwa 23 dari 24 sampel mengandung residu pestisida yang melebihi batas yang diizinkan.”

    Satu sampel ditemukan mengandung klorpirifos, insektisida yang dilarang di Thailand, katanya.

    Sebanyak 22 sampel lainnya mengandung 14 residu kimia berbahaya yang melebihi batas aman 0,01 mg/kg dan menghasilkan 50 residu pestisida lainnya. Sementara 22 di antaranya belum dinyatakan berdasarkan hukum Thailand, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil.

    “Pestisida ini masih ada di jaringan tanaman anggur, dan menghilangkannya dari jaringan tanaman kemungkinan besar tidak mudah,” kata Ibu Prokchon.

    Thai-PAN dan TCC mendesak Kementerian Kesehatan Masyarakat untuk mengambil tindakan segera, termasuk memerintahkan importir dan distributor untuk memberi label negara asal anggur Shine Muscat yang diimpor.

    Bahaya Pestisida pada Kesehatan

    Di sisi lain, pestisida biasanya digunakan petani untuk melindungi tanaman dari serangga, kuman, hewan pengerat. Sisa bahan kimia atau residu dari pestisida biasanya masih menempel lantaran tidak mudah dihilangkan dengan air biasa.

    Ketika residu pestisida tersebut masuk ke dalam tubuh, hal ini bisa memicu masalah kesehatan. Ada banyak bahaya kesehatan yang terkait dengan penggunaan pestisida.

    Dikutip dari Only My Health, beberapa laporan menunjukkan bahwa kadar pestisida yang tinggi dalam makanan memicu perkembangan penyakit seperti kanker, penyakit ginjal, dan paru-paru.

    Anak-anak memiliki organ yang masih berkembang, sehingga rentan terhadap infeksi dan penyakit. Paparan terhadap residu kimia yang tinggi ini dapat menyebabkan kanker pada anak-anak, masalah kesehatan mental seperti autisme dan gangguan hiperaktivitas akibat kurangnya perhatian.

    Jika seorang wanita hamil mengonsumsi buah yang mengandung residu pestisida, janinnya mungkin akan terpengaruh dan mungkin menghadapi komplikasi saat melahirkan.

    Beberapa risiko kesehatan lain yang terkait dengan bahan kimia berbahaya ini termasuk mual, diare, kram perut, pusing, dan kecemasan.

    (suc/kna)

  • Klasemen Pebalap Usai MotoGP Thailand 2024: Martin-Bagnaia Selisih 17 Poin

    Klasemen Pebalap Usai MotoGP Thailand 2024: Martin-Bagnaia Selisih 17 Poin

    Jakarta

    Pebalap Pramac Racing Jorge Martin kokoh di puncak klasemen sementara MotoGP 2024 dengan 453 poin. Martin unggul 17 poin dari Francesco Bagnaia di posisi kedua yang mengemas 436 poin. Dengan balap MotoGP 2024 menyisakan dua seri, perebutan gelar juara MotoGP 2024 antara Martin dan Bagnaia bakal berlangsung sengit.

    Bagnaia keluar sebagai pemenang di MotoGP Thailand 2024 yang digelar akhir pekan kemarin. Sementara Martin bisa mengamankan posisi kedua, diikuti Pedro Acosta, yang finis ketiga. Sementara Marc Marquez yang awalnya bersaing di posisi depan saat balapan, harus mengalami crash dan bisa kembali ke lintasan, namun finis di urutan ke-11.

    Dengan hasil tersebut, praktis perebutan juara MotoGP 2024 hanya menyisakan Martin dan Bagnaia. Sedangkan Marquez keluar dari perburuan gelar juara dunia karena gap poinnya terlalu jauh, yakni 97 poin.

    Marquez sendiri tertahan di peringkat ketiga dengan 356 poin, kemudian di posisi keempatnya ada Enea Bastianini yang punya modal 345 poin. Dari urutan lima sampai posisi sepuluh berturut-turut ditempati Brad Binder, Pedro Acosta, Maverick Vinales, Fabio Di Giannantonio, Franco Morbidelli, dan Aleix Espargaro.

    Sementara itu pebalap-pebalap dari brand Jepang mengalami nasib yang mengenaskan. Pebalap Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo, menjadi satu-satunya pebalap dari brand Jepang dengan posisi ‘terbaik’ yakni posisi ke-13 dengan 93 poin.

    Kemudian pebalap Repsol Honda Luca Marini menjadi pebalap dari motor brand Jepang dengan posisi paling buncit, yakni di posisi ke-22 dengan 13 poin. Akankah Yamaha dan Honda bisa berbenah musim depan bisa tampil lebih baik lagi?

    Klasemen Pebalap Usai MotoGP Thailand 2024

    1. Jorge Martin SPA Pramac Ducati (GP24) 453
    2. Francesco Bagnaia ITA Ducati Lenovo (GP24) 436 (-17)
    3. Marc Marquez SPA Gresini Ducati (GP23) 356 (-97)
    4. Enea Bastianini ITA Ducati Lenovo (GP24) 345 (-108)
    5. Brad Binder RSA Red Bull KTM (RC16) 203 (-250)
    6. Pedro Acosta SPA Red Bull GASGAS Tech3 (RC16)* 197 (-256)
    7. Maverick Viñales SPA Aprilia Racing (RS-GP24) 180 (-273)
    8. Fabio di Giannantonio ITA VR46 Ducati (GP23) 165 (-288)
    9. Franco Morbidelli ITA Pramac Ducati (GP24) 155 (-298)
    10. Aleix Espargaro SPA Aprilia Racing (RS-GP24) 143 (-310)
    11. Marco Bezzecchi ITA VR46 Ducati (GP23) 137 (-316)
    12. Alex Marquez SPA Gresini Ducati (GP23) 136 (-317)
    13. Fabio Quartararo FRA Monster Yamaha (YZR-M1) 93 (-360)
    14. Jack Miller AUS Red Bull KTM (RC16) 82 (-371)
    15. Miguel Oliveira POR Trackhouse Aprilia (RS-GP24) 71 (-382)
    16. Raul Fernandez SPA Trackhouse Aprilia (RS-GP24) 66 (-387)
    17. Johann Zarco FRA LCR Honda (RC213V) 48 (-405)
    18. Takaaki Nakagami JPN LCR Honda (RC213V) 31 (-422)
    19. Alex Rins SPA Monster Yamaha (YZR-M1) 23 (-430)
    20. Joan Mir SPA Repsol Honda (RC213V) 21 (-432)
    21. Augusto Fernandez SPA Red Bull GASGAS Tech3 (RC16) 21 (-432)
    22. Luca Marini ITA Repsol Honda (RC213V) 13 (-440)
    23. Pol Espargaro SPA Red Bull KTM (RC16) 12 (-441)
    24. Daniel Pedrosa SPA Red Bull KTM (RC16) 7 (-446)
    25. Stefan Bradl GER HRC Test Team (RC213V) 2 (-451)

    (lua/din)

  • Langkah Terakhir Menuju ILBI yang Mengikat Secara Internasional

    Langkah Terakhir Menuju ILBI yang Mengikat Secara Internasional

    Jakarta

    Pertemuan Intergovernmental Negotiating Committee (INC) sesi kelima (INC-5) yang dijadwalkan berlangsung pada akhir November 2024 di Korea Selatan, akan menjadi penentu bagi regulasi internasional terkait polusi plastik.

    Para delegasi dari berbagai negara diharapkan mencapai kesepakatan mengenai International Legally Binding Instrument (ILBI) untuk mengatasi masalah plastik, termasuk penggunaan bahan kimia berbahaya dalam produk plastik.

    Latar belakang dari komite ini bermula pada Maret 2022 saat UN Environment Assembly (UNEA-5.2) mengadopsi Resolusi 5/14. Resolusi tersebut mendorong pembentukan instrumen komprehensif yang mengatur seluruh siklus hidup plastik, mulai dari produksi hingga pembuangannya.

    Perhatian khusus ini dilakukan imbas dampak plastik terhadap ekosistem laut, kesehatan manusia, dan perubahan iklim, yang telah menciptakan urgensi akan ILBI for PP (Plastic Pollution).

    “The International Legally Binding Instrument (ILBI) on Plastic Pollution, including in the Marine Environment merupakan instrumen perjanjian baru yang mengikat secara global untuk mengakhiri atau mengurangi polusi plastik dan melindungi ekosistem laut dari pencemaran sampah plastik,” Direktur Pengurangan Sampah, Ditjen PSLB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Vinda Damayanti saat dihubungi detikcom, Kamis (24/10/2024).

    “Karena sifatnya mengikat secara global, diharapkan dapat membagi peran dan tanggung jawab antar negara-negara didunia dalam mengatasi polusi plastik ini, dan mencegah kebocoran ke aspek lingkungan hidup, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat,” imbuhnya lagi.

    Resolusi 5/14 memberi mandat kepada Direktur Eksekutif UN Environment Programme (UNEP) untuk melaksanakan Intergovernmental Negotiating Committee (INC) guna menyusun ILBI mengenai polusi plastik, termasuk di lingkungan laut. Komite ini menggelar pertemuan secara berkala, mulai dari INC-1 hingga INC-5.

    INC-1 berlangsung di Uruguay pada akhir November 2022. Sedangkan INC-2 dijadwalkan pada Mei 2023 di Paris. Adapun INC-3 akan berlangsung di Kenya pada November 2023, dilanjutkan INC-4 pada awal April 2024 di Kanada, dan terakhir INC-5 pada November 2024 di Korea Selatan.

    INC-5 diharapkan menjadi momen kunci untuk menetapkan keputusan lebih lanjut mengenai bahan kimia mana yang akan diatur di bawah ILBI for PP.

    Sebelumnya, pada pertemuan keempat INC-4 di Kanada, diskusi mengenai definisi polymers of concern, chemicals of concern dan products subject to limitation menjadi agenda penting. Bahan kimia ini dianggap memiliki potensi risiko terhadap kesehatan dan lingkungan. Di antara bahan yang diprioritaskan salah satunya adalah Ftalat, Alkilfenol, logam-logam dan Bisphenol A (BPA).

    Pada INC-4, Norwegia, Kepulauan Cook, dan Rwanda mengajukan makalah tentang bahan kimia yang perlu diperhatikan dalam plastik. Sementara Swiss, Uni Eropa, dan negara lain terkait dengan produk plastik dan bahan kimia yang perlu diperhatikan, serta pendekatan konseptual diterbitkan untuk mengatasinya. Inggris dan Thailand, tentang produk plastik yang bermasalah dan dapat dihindari.

    Proposal ini dengan jelas menyatakan untuk melarang atau menghilangkan kelompok bahan kimia, seperti Bisphenol, termasuk BPA, berdasarkan beberapa peraturan yang berlaku (ASEAN, Brasil, Kanada, Tiongkok, Kolombia, Uni Ekonomi Eurasia, Swiss, Uni Eropa/Wilayah Ekonomi Eropa (EU FCM, REACH CL, Mainan), India, Israel, Jepang, Malaysia, Afrika Selatan, AS).

    “Di dalam ILBI, pengaturan bahan kimia berbahaya, khususnya yang digunakan dalam proses produksi plastik dan kemasan dari plastik, secara khusus didiskusikan cara untuk mengatur di dalam perjanjian ini,” pungkasnya.

    (suc/up)