Negara: Thailand

  • Intip Bandara Internasional Muan di Korea yang Jadi Lokasi Kecelakaan Pesawat Jeju Air

    Intip Bandara Internasional Muan di Korea yang Jadi Lokasi Kecelakaan Pesawat Jeju Air

    Jakarta, Beritasatu.com – Bandara Internasional Muan di Korea menjadi sorotan mata dunia, setelah menjadi lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan lebih dari 120 orang dari total 181 penumpang di pesawat tersebut. Lantas, seperti apakah Bandara Internasional Muan? Berikut ulasannya.

    Dilansir dari beragam sumber, Minggu (29/12/2024), Bandara Internasional Muan pertama kali dibuka sejak 9 November 2007. Namun sebelum resmi dibuka, pembangunan Bandara Internasional Muan sudah dilakukan sejak 1997.

    Bandara Internasional Muan merupakan bandara internasional yang berada di Kabupaten Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan.

    Selain itu, bandara ini melayani provinsi Jeolla Selatan, terutama bagi kota Gwangju, Mokpo, dan Naju. Keberadaan Bandara Internasional Muan sebenarnya menggantikan bandara yang sudah ada sebelumnya yang berada tidak jauh dari Kabupaten Muan, yaitu Bandara Mokpo.

    Tak itu aja, bandara ini diperkirakan juga akan menggantikan Bandara Gwangju yang juga berada di dekatnya.

    Selain itu, jumlah terbesar penumpang yang menggunakan Bandara Internasional Muan pertama kali terjadi pada 2018, yaitu sebesar 543.247 penumpang. Bahkan, bandara ini dikelola oleh Korea Airports Corporation.

    Bandara Internasional Muan juga memiliki kode bandara MWX dengan luas 1.042 hektare. Landasan pacu Bandara Internasional Muan memiliki panjang 2.800 meter.

    Sebelumnya, pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang, termasuk enam awak, dilaporkan keluar dari landasan pacu saat mendarat, menabrak pagar bandara, dan terbakar di Bandara Internasional Muan.

    Diduga pesawat tersebut menabrak sekelompok burung saat hendak mendarat. Rekaman dari media lokal menunjukkan pesawat tergelincir di landasan Bandara Muan Internasional, dilalap api, dan puing-puing berhamburan. Seorang penumpang dan seorang awak ditemukan selamat di bagian ekor pesawat, sementara upaya penyelamatan terus dilakukan.

    Otoritas setempat memperkirakan jumlah korban tewas akan terus bertambah. Mayoritas penumpang adalah warga Korea Selatan, dengan dua orang lainnya berasal dari Thailand.

    Kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan ini tercatat sebagai salah satu insiden penerbangan paling mematikan di Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir. Api yang semula membara telah berhasil dipadamkan dan penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan.

  • Penjualan Neta Ambrol di Thailand, Bagaimana di Indonesia?

    Penjualan Neta Ambrol di Thailand, Bagaimana di Indonesia?

    Jakarta

    Neta dikabarkan mengalami penurunan penjualan di Thailand. Imbas dari anjloknya laba, Neta bakal melakukan efisiensi karyawan. Bagaimana penjualan Neta di Indonesia?

    Neta berhasil membukukan penjualan wholesales (distribusi pabrik ke dealer) periode Januari-November 2024 sebanyak 652 unit. Bulan tertinggi pengiriman Neta pada November 2024 sebanyak 133 unit.

    Penjualannya di Indonesia mengalami pertumbuhan. Sebagai pembanding, berdasarkan penjualan wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) 2023 sebanyak 181 unit. Angka tersebut didapat dari penjualan wholesales mulai November dan Desember.

    Pabrikan yang berkantor pusat di Shanghai itu juga sudah merakit mobil listrik di Tanah Air. Neta bekerjasama dengan PT Handal Indonesia Motor.

    Diberitakan detikcom sebelumnya, perusahaan induk pembuat kendaraan listrik Neta, Hozon Auto, sedang mempertimbangkan memangkas sekitar 400 karyawan di Thailand. Rencana tersebut merupakan imbas dari lesunya bisnis mereka di sana.

    The Nation memberitakan Neta hanya menjual total sebanyak 6.534 unit model Neta V, V-II, dan X sepanjang bulan Januari hingga November 2024. Angka tersebut menurun sangat jauh, yakni anjlok sekitar hampir 46% (45,8%) jika dibandingkan dengan periode Januari-November 2023.

    Dikatakan sumber tersebut, rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) 400 karyawan tersebut akan dilakukan kepada pabrik Neta Auto Thailand yang menggunakan pabrik Bangchan General Assembly untuk memproduksi kendaraan listrik Neta di Thailand. Pabrik ini berlokasi di distrik Min Buri, Bangkok.

    Neta Auto (Thailand) disebut menderita kerugian bersih 1,8 miliar baht (Rp 856 miliar) pada tahun 2023 berbanding dengan laba 80,77 juta baht atau Rp 38 miliar yang mereka dapatkan pada tahun 2022.

    Dalam lima tahun sejak Neta didirikan di Thailand (2019-2023), pendapatan dan kerugian perusahaan tersebut diakumulasikan masing-masing sebesar 7,78 miliar baht atau Rp 3,7 triliun serta 1,72 miliar baht (Rp 818 miliar).

    (riar/lua)

  • Suasana Duka di Ruang Tunggu Bandara Muan Korsel

    Suasana Duka di Ruang Tunggu Bandara Muan Korsel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tangis dan kecemasan para kerabat korban kecelakaan pesawat Jeju Air tampak di ruang tunggu Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12).

    Mereka menunggu kabar dari pihak berwenang soal informasi korban.

    Teriakan histeris terdengar saat diumumkan nama 22 korban yang berhasil diidentifikasi.

    Hingga saat ini, tercatat 151 orang meninggal dunia dalam insiden nahas tersebut. Dua awak pesawat berhasil diselamatkan dari bagian ekor pesawat yang terbakar.

    Pesawat Jeju Air 7C2216 terbang dari Bangkok, Thailand, membawa 175 penumpang dan 6 awak.

  • Fakta Josh Brownhill Dirumorkan Gabung Timnas Malaysia, Punya Darah Negeri Jiran? Kini Klarifikasi

    Fakta Josh Brownhill Dirumorkan Gabung Timnas Malaysia, Punya Darah Negeri Jiran? Kini Klarifikasi

    TRIBUNJATIM.COM – Pesepakbola asal Inggris, Josh Brownhill, dirumorkan bakal bergabung dengan tim nasional Malaysia.

    Baru-baru ini rumor itu menyebar di media sosial.

    Sebuah pertanyaan pun muncul: apakah Josh Brownhill memiliki darah Malaysia?

    Isu ini menjadi perbincangan sampai-sampai bos salah satu klub Negeri Jiran meminta Josh buka suara.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Beberapa waktu lalu, pemain Burnley ini pun menanggapi rumor yang mengaitkan dirinya dengan proses naturalisasi Malaysia.

    Dalam unggahan di media sosial, Brownhill menegaskan bahwa ia tidak memiliki keterkaitan dengan Malaysia dan hanya memiliki kewarganegaraan Inggris.

    Bahkan, Brownhill merasa bingung dengan munculnya isu yang menyebutkan bahwa ia dekat dengan proses naturalisasi Malaysia.

    “Saya ingin menjelaskan situasi ini. Sayangnya, satu-satunya kewarganegaraan saya adalah Inggris dan saya bukan orang Malaysia seperti yang mungkin dipikirkan sejumlah orang,” ungkapnya dalam unggahan Instagram.

    Pernyataan ini muncul setelah banyak netizen Malaysia memberikan komentar dan rayuan agar Brownhill mau membela timnas Malaysia di level internasional.

    Meskipun belum pernah membela timnas Inggris, Brownhill menegaskan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk beralih kewarganegaraan.

    Rumor tentang Josh Brownhill yang memiliki darah Malaysia sebelumnya diungkap oleh akun frfuturetalents, yang mengeklaim memiliki informasi mengenai potret email diduga palsu dari sang pemain.

    Hal ini membuat bos Johor Darul Tazim (JDT), DYAM Tunku Ismail, turun tangan untuk meminta klarifikasi dari Brownhill.

    Dalam pesan yang dikirimkan, Tunku Ismail meminta maaf dan meminta Brownhill untuk membuka suara tentang isu tersebut.

    “Hai Josh, Selamat Natal. Saya harap kamu dan keluarga dalam keadaan baik. Saya rasa kamu perlu buka suara bahwa kamu bukan Malaysia,” tulisnya.

    Profil Brownhill

    Pernah diunggah Tribunnews sebelumnya, berikut ada tiga fakta yang menghiasi sosok Josh Brownhill yang dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber,

    1. Pernah di Manchester United

    Josh Brownhill memperkuat Burnley sejak musim dingin 2020, ketika dibeli dari Bristol. Menariknya, Brownhill pernah menimba ilmu di akademi Manchester United.

    Merujuk kepada data Transfermarkt, Josh Brownhill pernah berada di tim akademi Manchester United sebelum akhirnya memutuskan pindah ke Preston pada musim 2012.

    Meski belum berhasil menembus skuad utama Setan merah, CV Brownhill pernah menjadi tim muda Setan Merah jelas tidak bisa dikesampingkan begitu saja.

    2. Miliki Harga Pasar Lebih Mahal dari Thom Haye

    Dari pemain naturalisasi yang dimiliki tim-tim Asia Tenggara (ASEAN), sejauh ini Thom Haye milik Timnas Indonesia menjadi yang paling mahal.

    Market value pemain yang kini berstatus pemain klub Eredivisie, SC Heerenveen ini berada di angka 3 juta Euro atau sekitar Rp52 miliar.

    Namun berdasarkan data yang dirangkum laman Baomoi, Josh Brownhill memiliki market value yang unggul telak dari gelandang Timnas Indonesia berjuluk The Profesor tersebut.

    Harga pasaran Josh Brownhill mencapai 18 juta Euro ( Rp3-10 miliar) atau tiga kali lipat lebih tinggi dari Thom Haye.

    3. Sempat diklaim punya darah Malaysia

    Dikutip dari sumber yang sama, Josh Brownhill disebut-sebut masih punya darah keturunan Malaysia dari neneknya.

    Apalagi, Brownhill belum pernah memperkuat Timnas Inggris senior pun belum pernah bermain di Timnas Inggris kategori kelompok umur.

    Seharusnya secara proses naturalisasi, sang pemain tidak memiliki masalah berarti untuk bisa memperkuat Harimau Malaya.

    Namun kenyataan yang terjadi hari ini justru jauh dari yang diharapkan fans Malaysia.

    Di sisi lain, dia juga merupakan sahabat dari pemain naturalisasi Malaysia lainnyak, Stuart Wilkin, yang memang pernah menimba ilmu sepak bola di akademi Southampton.

    Brownhill sudah berusia 28 tahun. Di musim ini, Brownhill sudah mengemas 28 penampilan dengan tiga gol di Liga Inggris.

    Naturalisasi di Malaysia

    Saat ini, Malaysia telah memiliki sejumlah pemain naturalisasi, namun prestasi timnas Malaysia di pentas internasional tidak dapat dikatakan menggembirakan.

    Di Piala AFF 2024, Malaysia terhenti di fase grup setelah kalah bersaing dengan Thailand dan Singapura untuk lolos ke semifinal.

    Dengan pernyataan tegas dari Josh Brownhill, diharapkan rumor mengenai naturalisasi ini dapat segera dihentikan dan tidak menimbulkan kebingungan lebih lanjut di kalangan penggemar sepak bola Malaysia.

    Malaysia akan ikuti jejak Indonesia

    Otoritas sepak bola Malaysia kini mulai mengikuti jejak dari PSSI yang ingin mendapatkan pemain keturunan.

    Namun, hal yang dilakukan oleh timnas Harimau Malaya itu tak semudah yang diharapkan.

    Diketahui, upaya Timnas Malaysia sudah mengantongi 35 pemain berdarah campuran Malaysia.

    Mayoritas pemain tersebut berlaga di Liga Eropa juga termasuk Liga Premier Inggris.

    Puluhan pemain itu diungkap akun FR Future Talents, yang melakukan penelitian terhadap para pemain keturunan Malaysia di berbagai negara, terutama Inggris, Australia, Belanda, dan Belgia.

    Pemain-pemain itu di antaranya adalah gelandang Chelsea berusia 26 tahun, Kiernan Dewsbury-Hall, dan Marcus Tavernier dari AFC Bournemouth.

    Pemain Burnley FC Josh Brownhill dan Zian Flemming juga masuk dalam daftar, bersama dengan Jamie Shackleton (Sheffield United), Taylor Moore (Bristol Rovers), Harvey Knibbs (Reading FC), dan Andy Smith (Hull City).

    Future Talents menjadikan dirinya sebagai Home of Malaysian Roots dan Public Scouting untuk ikut aktif membangun Timnas Malaysia.

    Ketika Timnas Indonesia berhasil bermain 1-1 dengan Arab Saudi pada 5 September 2024, akun itu langsung menyindir keras Malaysia.

    “Malaysia masih dibuai-buai dengan local pride, hanya mampu bersaing di ASEAN, jauh level dengan jiran sebelah (Indonesia),” tulisnya dalam akun resmi di X.com.

    Petikan lain yang tak kalah pedas dari akun itu ketika menanggapi pujian warga Malaysia kepada Indonesia adalah, “Beda level, mayoritas pemain mereka bermain di liga utama Eropa, sedangkan Malaysia mayoritas bermain di liga bermasalah, hahahaaa.”

    Pemangku Sultan Johor, Tunku Ismail Idris, terlibat aktif dalam upaya mencari pemain berdarah campuran Malaysia itu.

    Dia mengaku prihatin terhadap sebagian besar dari daftar 35 pemain keturunan Malaysia itu.

    “Yang terjadi adalah ketika ditanya, ada yang bahkan tidak tahu di mana Malaysia berada. Kata-kata persisnya adalah, ‘Saya bukan orang Malaysia, di mana sih Malaysia?’” ungkap Tunku Ismail.

    Pemilik klub terkaya di Malaysia Johor Darul Ta’zim itu menambahkan, “Kami telah melakukan penelitian dan pendekatan. Tetapi pencarian bakat akan terus dilakukan secara lebih luas.”

    Tulang punggung di balik strukturisasi organisasi skuad timnas itu menegaskan, pemantauan akan terus dilakukan secara lebih luas untuk menggaet pemain keturunan yang layak bergabung dengan Harimau Malaya.

    Beberapa waktu lalu, Tunku Ismail memuji pendekatan Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam membangun sepak bola Indonesia, terutama timnas senior.

    Dia kagum sekaligus iri dan ingin mengikuti langkah Erick tersebut.

    Bersamaan dengan itu, Tunku Ismail itu juga kecewa terhadap kepengurusan Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) saat ini, yang dinilainya tak kompeten.

    Presiden FAM saat ini, Hamidin Mohd Amin, sudah menyatakan takkan maju lagi dalam pemilihan orang nomor satu di lembaga urusan sepak bola Malaysia itu.

    Pemilihan presiden dan komite eksekutif FAM periode 2025-2029 akan digelar pada 15 Februari 2025.

    Pengurus baru menghadapi tugas sangat berat untuk membenahi sepak bola dalam negerinya dan tim nasional.

    Timnas Malaysia akan menghadapi Kualifikasi Piala Asia 2027 pada Maret mendatang untuk menyusul Indonesia yang lolos otomatis karena melaju ke putaran ketiga Kualfikasi Piala Dunia 2026.

    Harimau Malaya sudah memiliki pelatih baru dari Australia keturunan Makedonia, Peter Cklamovski, untuk mengemban tugas mengembalikan kejayaannya.

    Berdasarkan ranking FIFA terkini, Malaysia di urutan ke-132, lima tingkat di bawah Indonesia.

    —– 

    Berita Jatim dan berita seleb lainnya.

  • 7 Fakta Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Bandara Muan: Korban Tewas Capai 120 Orang

    7 Fakta Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Bandara Muan: Korban Tewas Capai 120 Orang

     7 Fakta Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Bandara Muan: Korban Tewas Capai 120 Orang

    TRIBUNJATENG.COM – Inilah 7 fakta kecelakaan pesawat Jeju Air di bandara Muan, Korea Selatan.

    Kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat Jeju Air penerbangan 7C2216 dari Bangkok pada Minggu pagi (29/12/2024) telah menjadi salah satu tragedi penerbangan terburuk di Korea Selatan.

    Berikut adalah tujuh fakta insiden ini:

    1. Pesawat Mengalami Masalah pada Roda Pendarat

    Pesawat Boeing 737-800 mengalami masalah pada roda pendarat saat mendekati landasan pacu Bandara Internasional Muan.

    Pilot mencoba melakukan “go-around,” atau manuver untuk mengelilingi landasan dan mencoba mendarat ulang.

    Akan tetapi pendaratan darurat dengan “belly landing” tetap berakhir dengan bencana.

    2. Tabrak Tembok Perimeter dan Terbakar Hebat

    Saat gagal memperlambat kecepatan di ujung landasan, pesawat menabrak struktur beton perimeter bandara.

    Tabrakan tersebut menyebabkan badan pesawat terbelah dan sebagian besar fuselagenya terbakar hebat.

    3. 120 Korban Jiwa Ditemukan, 59 Orang Masih Hilang

    Otoritas kebakaran telah menemukan 120 jenazah di lokasi kecelakaan.

    Korban yang telah diidentifikasi mencakup 54 pria, 57 wanita, dan sembilan jenazah yang belum dapat dipastikan identitasnya.

    Sebanyak 59 orang masih hilang, namun pihak berwenang menyatakan bahwa peluang untuk menemukan mereka dalam keadaan hidup hampir tidak ada.

    4. Hanya Dua Orang yang Selamat

    Hanya dua orang, yakni satu penumpang dan satu awak kabin, yang berhasil diselamatkan dari bagian ekor pesawat.

    Keduanya saat ini menjalani perawatan dengan luka sedang hingga parah di rumah sakit setempat.

    5. Mayoritas Penumpang Adalah Wisatawan Natal

    Pesawat ini membawa 175 penumpang, termasuk 173 warga negara Korea Selatan dan dua warga negara Thailand, serta enam awak kabin.

    Banyak di antaranya adalah keluarga yang baru kembali dari liburan paket Natal di Thailand.

    6. Lokasi Kecelakaan Dibagi Menjadi Tiga Zona Pencarian

    Tim penyelamat telah membagi lokasi kecelakaan menjadi tiga zona untuk mempercepat pencarian korban yang hilang.

    Namun, kerusakan parah pada badan pesawat dan kebakaran besar menghambat proses penyelamatan.

    7. Respon Cepat Pemerintah dan Jeju Air

    Plt Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, langsung memimpin respons darurat dengan memobilisasi semua sumber daya yang tersedia.

    Jeju Air juga telah mengaktifkan protokol darurat perusahaan, menyediakan bantuan untuk keluarga korban, dan menyampaikan permintaan maaf yang mendalam.

    Itulah 7 fakta kecelakaan pesawat Jeju Air. Investigasi penyebab kecelakaan terus berlanjut, dengan dugaan awal mengarah pada bird strike sebagai penyebab utama kerusakan roda pendarat pesawat. (*)

  • Daftar 10 Kecelakaan Pesawat Sepanjang 2024, Terbaru Jeju Air

    Daftar 10 Kecelakaan Pesawat Sepanjang 2024, Terbaru Jeju Air

    Bisnis.com, JAKARTA – Belum genap sepekan sejak pesawat Azerbaijan Airlines mengalami kecelakaan, kini dunia kembali digemparkan dengan kecelakaan pesawat yang menimpa Jeju air 7C2216 yang tergelincir di jalur landasan Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024).

    Pesawat yang terbang dari Bangkok, Thailand itu diketahui keluar jalur landasan dan meledak usai menabrak dinding di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan sekitar pukul 09.00 pagi waktu setempat.

    Insiden tersebut terjadi ketika penerbangan Jeju Air 7C2216, yang mengangkut 175 penumpang dan 6 kru, sedang melakukan pendaratan.

    Kecelakaan yang terjadi pada Jeju Air menambah daftar panjang kecelakaan pesawat sepanjang 2024. Merujuk data Aviation Safety Network (ASN), setidaknya terdapat 186 kejadian dalam database keselamatan ASN. Jumlah tersebut belum termasuk kecelakaan terbaru yang menimpa Jeju Air.

    Berikut daftar kecelakaan pesawat sepanjang 2024 yang dirangkum Bisnis:

    1. Japan Airlines dan Japan Coast Guard (2 Januari 2024)

    Mengawali 2024, kecelakaan pesawat menimpa Japan Airlines JL516, tipe Airbus A350-941 (JA13XJ). Pesawat bertabrakan dengan pesawat Japan Coast Guard DHC-8-315Q MPA (JA722A) di landasan pacu di Bandara Tokyo-Haneda.

    Akibat insiden tersebut, lima awak pesawat Japan Coast Guard tewas dalam kecelakaan, sedangkan para penumpang Japan Airlines selamat.

    2. Pesawat Tempur Ilyushin Il-76MD Angkatan Udara Rusia (12 Maret 2024)

    Sebuah pesawat angkut Angkatan Udara Rusia Il-76 jatuh di dekat Pangkalan Udara Ivanovo Severny pada 12 Maret 2024. 

    Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa ada delapan awak dan tujuh penumpang di dalamnya. Semuanya diduga tewas. 

    Lima awak pesawat tergabung dalam Resimen Penerbangan Transportasi Militer Orenburg ke-117. Pesawat itu terbang dari Tver ke Plesetsk.

    3. Pesawat Beechcraft B200 Super King Air (9 Mei 2024)

    Sebuah pesawat Beechcraft B200 Super King Air, YV3296, hancur ketika jatuh di Danau Maracaibo, sekitar 12 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional La Chinita (MAR/SVMC), Maracaibo. Sebanyak delapan penumpang dilaporkan tewas akibat insiden ini.

    Data pelacakan penerbangan menunjukkan bahwa pesawat memasuki penurunan tajam ke kiri dari ketinggian sekitar 10.000 kaki. Titik data terakhir menunjukkan kecepatan rata-rata sekitar -18.000 fpm.

    4. Dornier 228-202K Angkatan Udara Malawi (10 Juni 2024)

    Sebuah pesawat Dornier 228-202K milik Angkatan Udara Malawi jatuh di lereng gunung dalam kondisi cuaca buruk, menewaskan sembilan orang di dalamnya.

    5. Canadair CRJ-200ER Saurya Airlines (24 Juli 2024)

    Sebuah pesawat Canadair CRJ-200ER milik Saurya Airlines jatuh saat lepas landas dari landasan pacu 02 di Bandara Kathmandu, Nepal, menewaskan 18 penumpang dari 19 penumpang.

  • Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air Ungkap Detik-detik Sebelum Kecelakaan di Korsel – Halaman all

    Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air Ungkap Detik-detik Sebelum Kecelakaan di Korsel – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM – Terjadi kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024) pagi.

    Berdasarkan informasi terbaru, korban tewas akibat insiden tersebut kini berjumlah 96 orang. 

    Adapun salah satu korban sempat membagikan pesan ke keluarganya sebelum kecelakaan terjadi.

    Dilansir dari Koreaboo, seorang anggota keluarga dari salah satu penumpang pesawat Jeju Air membagikan tangkapan layar pesan KakaoTalk sebelum kehilangan kontak. 

    Dalam obrolannya, anggota keluarga tersebut mengatakan belum berhasil menghubungi penumpang tersebut sejak saat itu.

    Berikut isi pesan tersebut:

    Penumpang: Kami sedang menahan.

    Penumpang: Seekor burung masuk ke sayap…

    Keluarga: Hah?

    Penumpang: …jadi kami belum bisa mendarat.

    Keluarga: Sejak kapan?

    Penumpang: Barusan.

    Penumpang: Haruskah aku membuat surat wasiat?

    Sebelumnya, pesawat Jeju Air yang mengangkut 175 penumpang dan enam kru dari Thailand itu gagal mendarat dan menabrak tembok di Bandara Internasional Muan pada Minggu sekira pukul 09.00 waktu setempat.

    Pihak berwenang di lokasi kejadian dan pakar penerbangan masih menyelidiki penyebab kecelakaan.

    Dengan begitu, dugaan kecelakaan pesawat setelah menabrak seekor burung.

    Namun, belum ada informasi yang dapat diverifikasi.

    Hingga saat ini, dilaporkan total korban tewas mencapai 96 orang. 

    Adapun mayoritas korban tewas adalah penumpang yaitu terdiri dari 47 penumpang laki-laki dan 48 penumpang perempuan.

    Bahkan, menurut pihak pemadam kebakaran setempat, ada satu penumpang anak-anak yang turut menjadi korban tewas.

    Di sisi lain, ada dua orang yang berhasil diselamatkan di mana mereka adalah kru dari pesawat tersebut.

     

     

  • Hanya 2 Orang Selamat, Ini Video Detik-detik Pesawat Jeju Air Tabrak Tembok Pembatas Lalu Terbakar

    Hanya 2 Orang Selamat, Ini Video Detik-detik Pesawat Jeju Air Tabrak Tembok Pembatas Lalu Terbakar

    Hanya 2 Orang Selamat, Ini Video Detik-detik Pesawat Jeju Air Tabrak Tembok Pembatas Lalu Terbakar

    TRIBUNJATENG.COM – Sebuah kecelakaan tragis terjadi pada Minggu (29/12/2024) ketika pesawat Jeju Air penerbangan 7C2216 dari Bangkok gagal mendarat dengan sempurna di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan.

    Pesawat jenis Boeing 737-800 yang membawa 175 penumpang dan enam awak tersebut menabrak tembok perimeter bandara dan terbakar hebat.

    Berdasarkan data pukul 13.36 WIB, pemadam kebarakan telah menemukan 120 jenazah di TKP.

    Korban yang telah diidentifikasi mencakup 54 pria, 57 wanita, dan sembilan jenazah yang belum dapat dipastikan identitasnya.

    Sebanyak 59 orang masih hilang, namun pihak berwenang menyatakan bahwa peluang untuk menemukan mereka dalam keadaan hidup nyaris tak ada.

    Kecelakaan terjadi sekitar pukul 09.03 waktu setempat ketika pesawat mengalami masalah pada roda pendarat.

    Menurut laporan Yonhap, dilansir Tribunjateng.com dari Guardian.com, pilot mencoba mendarat dengan kondisi roda pendarat tidak dapat berfungsi dengan baik.

    Pesawat sempat melakukan manuver “go-around” untuk mencoba mendarat ulang, namun upaya ini berakhir tragis.

    Saat mendekati ujung landasan pacu, pesawat kehilangan kecepatan yang cukup untuk berhenti dan menghantam struktur beton.

    Badan pesawat terbelah menjadi beberapa bagian, dengan ekor pesawat terbakar hebat.

    “Kami mendengar suara dentuman keras diikuti dengan kobaran api besar,” ujar seorang saksi mata seperti yang dilaporkan Newsis.

    Menurut otoritas pemadam kebakaran, kebakaran awal berhasil dipadamkan pada pukul 09.46, sekitar 43 menit setelah laporan pertama diterima.

    Hingga pukul 11.40, sebanyak 62 korban tewas telah diidentifikasi.

    Selain itu, dua orang berhasil selamat, yakni satu penumpang dan satu awak pesawat.

    Keduanya segera dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.

    Tim penyelamat terus melakukan pencarian di antara puing-puing pesawat, meskipun sebagian besar badan pesawat telah hancur tak berbentuk kecuali bagian ekor.

      

      

    Beberapa korban dilaporkan terlempar keluar dari pesawat akibat benturan keras.

    “Jumlah korban tewas kemungkinan masih bertambah, mengingat banyak jasad yang masih berada di dalam badan pesawat,” ujar pemadam kebakaran setempat.

    Plt Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memimpin langsung penanganan bencana ini.

    Ia tiba di Bandara Muan pada pukul 12.55 untuk memantau situasi.

    “Tidak ada kata-kata yang cukup untuk mengungkapkan duka atas tragedi ini. Pemerintah akan memberikan dukungan penuh kepada keluarga korban,” ujar Choi dalam pernyataannya di lokasi kejadian.

    Choi sebelumnya telah menginstruksikan mobilisasi semua peralatan dan personel yang tersedia untuk operasi penyelamatan.

    Ia juga mengaktifkan Markas Besar Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Pusat sebagai tanggapan terhadap insiden ini.

    Berdasarkan informasi awal, dugaan awal penyebab kecelakaan adalah bird strike yang mengganggu fungsi roda pendarat.

    Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat mencoba mendarat tanpa roda pendarat yang terbuka, meskipun keasliannya masih diverifikasi.

    Jeju Air telah mengubah tampilan situs webnya menjadi latar belakang hitam sebagai tanda duka.

    Dalam pernyataan resminya, maskapai tersebut mengkonfirmasi bahwa pesawat membawa 175 penumpang dan enam awak, termasuk dua warga negara Thailand.

    “Kami telah mengaktifkan protokol darurat perusahaan dan membentuk tim khusus untuk mendukung keluarga korban. Kami sangat menyesal atas kecelakaan ini,” tulis Jeju Air.

    Boeing selaku produsen pesawat juga menyatakan simpati mendalam kepada keluarga korban.

    “Kami siap mendukung Jeju Air dan otoritas terkait dalam penyelidikan ini,” ujar juru bicara Boeing.

    Sebagai informasi, rute penerbangan Muan-Bangkok baru saja diluncurkan tiga minggu yang lalu tepatnya 8 Desember 2024.

    Rute penerbangan ini merupakan bagian dari upaya menghidupkan kembali layanan internasional Bandara Muan setelah 17 tahun.

    Di sisi lain, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyampaikan belasungkawa melalui platform media sosial X.

    Ia juga meminta kementerian luar negeri Thailand untuk menyelidiki situasi dan memastikan keselamatan warganya. (*)

  • Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Bertambah Jadi 120 Orang

    Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Bertambah Jadi 120 Orang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan Korea Selatan pada Minggu (29/12) kembali bertambah. Badan Pemadam Kebakaran Korea menyatakan jumlah korban tewas terkini mencapai 120 orang.

    Diberitakan Yonhap, jumlah itu berdasarkan data Badan Pemadam Kebakaran per pukul 14.42 waktu Korea Selatan. Angka itu juga sudah melampaui setengah dari total penumpang dan awak kru yang berada di dalam pesawat.

    Angka itu terus bertambah karena proses evakuasi masih berjalan. Terdapat tiga orang yang berhasil diselamatkan dari insiden tersebut, sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian.

    Pihak berwenang juga belum memperbarui rincian identitas korban. Data terakhir menyatakan bahwa dari 62 korban tewas yang ditemukan lebih dahulu, 25 korban merupakan laki-laki dan 37 lainnya perempuan.

    Mereka merupakan bagian dari 181 orang yang ada di dalam pesawat ketika kecelakaan terjadi, dengan rincian 175 orang penumpang dan 6 kru pesawat. Penumpang pesawat Jeju Air itu juga dikonfirmasi berasal dari Korea Selatan sebanyak 172 orang dan 3 penumpang lainnya merupakan WN Thailand.

    Kecelakaan pesawat Jeju Air dikonfirmasi pertama kali ketika layanan darurat menerima panggilan dari Bandara Internasional Muan pada sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Pesawat dengan nomor penerbangan 7C2216 dari Bangkok itu kemudian dikonfirmasi mengalami kecelakaan ketika akan mendarat. Pesawat itu hilang kendali di landasan pacu dan menabrak dinding pagar.

    Menurut laporan AFP, sebuah video menampilkan pesawat Jeju Air itu mengeluarkan gumpalan asap dari mesin, sebelum seluruh badan pesawat dengan cepat dilalap api.

    Pihak berwenang kemudian mendatangi lokasi untuk melakukan evakuasi dan penyelidikan dari insiden tersebut. Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok juga memerintahkan upaya maksimal untuk operasi penyelamatan.

    (frl/wis)

    [Gambas:Video CNN]

  • Mendarat Tanpa Roda, Tabrak Dinding Lalu Meledak

    Mendarat Tanpa Roda, Tabrak Dinding Lalu Meledak

    Jakarta

    Sebuah pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan. Kecelakaan ini mengakibatkan pesawat terbakar hebat dan mengakibatkan 85 orang tewas.

    Dilansir kantor berita Yonhap dan AFP, Minggu (29/12/2024), kecelakaan itu terjadi pada pukul 9:07 pagi. Pesawat Jeju Air keluar landasan pacu saat mendarat, kemudian bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan di wilayah Muan, Provinsi Jeolla Selatan.

    Akibat kecelakaan itu pesawat terbakar saat mendarat dan asap mengepul di sekitar lokasi. Terbaru, sebanyak 85 orang tewas dan 2 orang berhasil diselamatkan hingga kini.

    “Sejauh ini, dua orang berhasil diselamatkan dan 85 orang tewas,” kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional dalam sebuah pernyataan, dengan operasi penyelamatan yang masih berlangsung.

    Berdasarkan video yang ditayangkan oleh stasiun TV lokal menunjukkan pesawat itu berusaha mendarat tanpa roda pendaratan yang terpasang. Pesawat itu tergelincir di tanah, menabrak dinding beton sebelum meledak dan kebakaran.

    Pesawat itu hampir hancur total akibat ledakan itu.

    Pihak berwenang telah memadamkan api, dan operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung di lokasi kecelakaan. Sekitar 80 petugas pemadam kebakaran telah dikirim ke lokasi kecelakaan.

    Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Muan menyebut penyebab kecelakaan kemungkinan besar disebabkan karena tabrakan burung dan cuaca buruk.

    “Penyebab kecelakaan diduga karena tabrakan burung yang dikombinasikan dengan kondisi cuaca buruk. Namun, penyebab pastinya akan diumumkan setelah penyelidikan bersama,” kata Lee Jeong-hyun, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan, dalam sebuah pengarahan.

    Total ada 181 orang di dalam pesawat, diantaranya 6 awak pesawat dan 176 orang penumpang, berada di dalam pesawat yang kembali dari Bangkok.

    Sebagian besar penumpang adalah warga Korea, kecuali dua warga negara Thailand.

    (yld/knv)