Negara: Thailand

  • Rasio Pajak RI Rendah, Guru Besar UI Dorong Pembentukan Badan Penerimaan Negara

    Rasio Pajak RI Rendah, Guru Besar UI Dorong Pembentukan Badan Penerimaan Negara

    Bisnis.com, JAKARTA — Guru Besar Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia Haula Rosdiana mendorong Presiden Prabowo Subianto segera merealisasi pembentukan Badan Penerimaan Negara.

    Haula menilai ada kelemahan mendasar dari aspek kelembagaan dalam hal memungut penerimaan negara. Akibatnya, rasio perpajakan Indonesia kerap menjadi salah satu yang terendah di dunia.

    Laporan Bank Dunia bertajuk Estimating Value Added Tax (VAT) and Corporate Income Tax (CIT) Gaps in Indonesia misalnya, yang mengungkap rasio pajak Indonesia menjadi yang terendah di dunia.

    Pada 2021, rasio pajak Indonesia hanya sebesar 9,1%. Di antara negara kawasan saja, rasio pajak Indonesia lebih rendah dari Kamboja (18%), Malaysia (11,9%), Filipina (15,2%), Thailand (15,7%), dan Vietnam (14,7%).

    Oleh sebab itu, Haula meyakini perlu adanya perombakan secara kelembagaan. Caranya, dengan peleburan lembaga-lembaga pemungut setoran penerimaan negara ke Badan Penerimaan Negara.

    “Pak Sumitro [Sumitro Djojohadikoesoemo saja, mantan menteri keuangan, ayah Prabowo], tahun 1955 itu sudah bilang kelembagaan itu satu hal yang krusial, satu hal yang penting. Jadi kalau mau ingin mengadakan transformasi di dalam penerimaan negara, ya memang kelembagaan itu menjadi hal yang penting,” jelas Haula kepada Bisnis, dikutip Sabtu (29/3/2025).

    Profesor perempuan bidang perpajakan pertama di Indonesia ini pun mengkritisi langkah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang kembali melaksanakan joint programme alias program bersama antar lembaga di Kementerian Keuangan untuk menggenjot penerimaan negara.

    Haula menjelaskan joint programme merupakan cara lama. Saat masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), program serupa sempat dilaksanakan oleh Sri Mulyani pada 2018 hingga 2019.

    Masalahnya, masih ditemukan kelemahan dari program tersebut sehingga tidak secara maksimal menambah kas negara. Haula mengaku sudah sempat melakukan evaluasi terhadap program tersebut.

    Dia mencontohkan, pertukaran data antara lembaga yang ikut dalam joint programme tersebut tidak terlaksana secara otomatis dalam sistem. Artinya, antar lembaga masih harus meminta konfirmasi apabila ingin menerima atau meminta data.

    Oleh sebab itu, Haula meyakini joint programme tersebut hanya sekadar kebijakan yang dipaksakan dari atas ke bawah. Masing-masing lembaga masih memiliki ego sektoral dan fokus ke target kelembagaan masing-masing.

    Akibatnya, nilai kerja sama antar lembaga tidak terinternalisasi di lingkungan Kementerian Keuangan. Akhirnya, simpul Haula, joint programme hanya sekedar formalitas saja.

    “Kata Einstein gitu kan, ‘Insanity [kegilaan] itu adalah kalau kamu mengharapkan result [hasil] yang berbeda tapi masih dengan cara-cara yang sama,” ujarnya.

    Joint Programme

    Sebelumnya, Sri Mulyani meresmikan penyelenggara joint programme antara tujuh lembaga di lingkungan Kementerian Keuangan untuk menggenjot penerimaan negara pada Kamis (27/3/2025) kemarin.

    Sri Mulyani meyakini program bersama tersebut bisa membuat penerimaan pajak, kepabeanan dan cukai, serta penerimaan negara bukan pajak akan terus meningkat.

    “Optimalisasi penerimaan negara tahun 2025 melalui joint program dimulai hari ini,” ungkap Sri Mulyani dalam keterangannya, Kamis (27/3/2025).

    Program bersama ini akan mensinergikan unit Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak atau DJP), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Sekretariat Jenderal (Setjen), Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Inspektorat Jenderal (Itjen), dan Lembaga National Single Window (LNSW).

    Nantinya, tujuh lembaga tersebut akan melakukan analisis, pengawasan, pemeriksaan, penagihan, hungga intelijen bersama. Sri Mulyani mengungkapkan, kerja sama tersebut merupakan tindak lanjut dari amanat Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan rasio perpajakan Indonesia.

    “DJP, DJBC, Setjen, BKF, DJA, Itjen, dan LNSW yang akan saling bekerja sama menerjemahkan amanat Presiden ke dalam tugas dan fungsi Kemenkeu untuk meningkatkan penerimaan negara dan menciptakan fondasi fiskal yang berkelanjutan,” tutup bendahara negara itu.

  • Dampak Fatal Sensor Militer Myanmar Pascagempa

    Dampak Fatal Sensor Militer Myanmar Pascagempa

    PIKIRAN RAKYAT – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang Myanmar pada Jumat 28 Maret 2025 siang meninggalkan kehancuran yang luas dan korban jiwa yang terus bertambah.

    Akan tetapi, informasi mengenai dampaknya di Myanmar sangat terbatas jika dibandingkan dengan negara tetangganya, Thailand, yang juga merasakan getaran kuat dari gempa tersebut.

    Di internet, media sosial dibanjiri video, gambar, dan laporan dari Thailand yang menunjukkan dampak gempa. Sebaliknya, informasi dari Myanmar lebih sulit didapat, mencerminkan sejarah panjang negara itu dalam menyensor internet dan membatasi kebebasan pers.

    Pembatasan ini semakin memperparah situasi darurat, memperlambat upaya pencarian korban, dan mempersulit koordinasi bantuan kemanusiaan.

    Pembatasan Internet yang Memperparah Krisis

    Sejak militer Myanmar merebut kekuasaan melalui kudeta pada tahun 2021, mereka telah mengendalikan jaringan telekomunikasi negara itu. Ini memungkinkan mereka untuk mematikan akses internet di wilayah tertentu dan menciptakan pemadaman komunikasi yang disengaja, seperti yang dilaporkan oleh organisasi hak digital Access Now.

    Pemadaman internet di Myanmar selama bertahun-tahun telah digunakan sebagai alat untuk membungkam perbedaan pendapat dan memperkuat kekuasaan junta militer. Namun, dalam keadaan darurat seperti gempa bumi, dampaknya jauh lebih luas, menghambat penyebaran informasi penting dan menghambat bantuan kemanusiaan.

    “Bandingkan liputan gempa bumi di Thailand, di mana getaran dan kerusakan telah dilaporkan, diposting, dan didokumentasikan secara ekstensif, dengan Myanmar, di mana kami masih belum memiliki gambaran yang jelas tentang tingkat kerusakan dan kerugian dan mungkin tidak untuk beberapa waktu,” kata Joe Freeman, peneliti Myanmar di Amnesty International.

    Tak lama setelah gempa terjadi, bahkan situs web resmi pemerintah yang dikendalikan oleh junta mengalami gangguan, membuat akses informasi semakin sulit. Padamnya jaringan internet, dikombinasikan dengan pemadaman listrik dan kerusakan infrastruktur akibat gempa, menciptakan “lubang hitam informasi” yang membatasi transparansi mengenai bencana ini.

    Kesulitan Mendapatkan Informasi di Wilayah Rawan Konflik

    Meskipun Myanmar telah mengalami peningkatan akses internet dalam dekade terakhir, distribusi konektivitasnya tetap tidak merata. Daerah-daerah yang berada di bawah kendali kelompok pemberontak atau yang telah mengalami pertempuran dengan militer sering kali menghadapi gangguan jaringan yang lebih parah.

    Banyak warga di daerah yang terdampak parah oleh gempa bergantung pada layanan berbasis satelit seperti Starlink untuk tetap terhubung. Namun, akses ke layanan ini juga terbatas dan tidak dapat menggantikan komunikasi skala besar yang dibutuhkan dalam situasi darurat.

    Keterbatasan Informasi Menghambat Respons Kemanusiaan

    Ketika bencana besar terjadi, akses informasi yang cepat dan akurat sangat penting untuk mengoordinasikan upaya penyelamatan dan bantuan. Sayangnya, pembatasan internet di Myanmar menghalangi komunikasi antara warga yang membutuhkan pertolongan dan lembaga kemanusiaan yang ingin memberikan bantuan.

    “Dalam keadaan darurat seperti gempa bumi, di mana pemadaman listrik dan kerusakan infrastruktur sudah dapat menghambat akses ke internet, pembatasan semacam itu dapat semakin membatasi informasi yang tersedia dan berpotensi mempengaruhi pengiriman bantuan,” ujar Freeman, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari The New York Times.

    Dahulu, sebelum kudeta, Myanmar mengalami lonjakan pengguna internet dan media sosial, terutama Facebook, yang menjadi platform utama bagi warga untuk berbagi informasi. Namun, sejak pengambilalihan militer, kebebasan digital semakin terkikis, dan saat ini Myanmar lebih tertutup dari dunia luar dibandingkan sebelumnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Gempa Myanmar Guncang Thailand, Menteri Keuangan Pastikan Tak Ganggu Ekonomi – Page 3

    Gempa Myanmar Guncang Thailand, Menteri Keuangan Pastikan Tak Ganggu Ekonomi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa dahsyat yang melanda Myanmar terasa hingga ke Thailand pada Jumat, 28 Maret 2025. Menteri Keuangan Thailand Pichai Chunhavajira menyatakan gempa yang terjadi baru-baru ini yang terasa hingga ke Thailand tidak berdampak pada ekonomi dan struktur keuangan.

    Mengutip nationthailand.com, Sabtu (29/3/2025), Menteri Keuangan Thailand Pichai Chunhavajira menuturkan, bencana alam itu tidak menyebabkan dampak signifikan pada struktur atau sistem keuangan negara.

    Ia mengatakan, Kementerian Keuangan bersama dengan lembaga terkait, memantau situasi dengan seksama. Ia menambahkan, gempa bumi itu tidak berdampak pada operasi lembaga pemerintah, bank negara dan sistem keuangan negara.

    Pichai mencatat Kementerian Keuangan telah meluncurkan langkah-langkah pencegahan untuk memeriksa gedung dan sistemnya guna meningkatkan kepercayaan terhadap keselamatan di kalangan pegawai negeri dan masyarakat, serta untuk memastikan kelancaran operasi keuangan.

    Sementara itu, ia menambahkan, kementerian sedang evaluasi situasi secara menyeluruh dan mencari cara untuk membantu korban yang terkena dampak gempa bumi sesegera mungkin.

    Ia menyebutkan, tujuh lembaga keuangan milik negara telah diinstruksikan untuk menerapkan langkah-langkah guna meringankan penderitaan, mengurangi beban keuangan, dan meningkatkan likuiditas keuangan di antara para korban, antara lain pinjaman berbunga rendah, jaminan pinjaman, atau pelunasan utang.

    “Masyarakat dapat menghubungi cabang atau hotline semua lembaga keuangan milik negara untuk mendapatkan bantuan,” ia menambahkan.

    Ia juga menyatakan, Kantor Komisi Asuransi telah diinstruksikan untuk bekerja sama dengan Asosiasi Asuransi Jiwa Thailand dan Asosiasi Asuransi Umum Thailand untuk memantau gempa bumi dan siap membantu perusahaan asuransi.

    Pichai menekankan masyarakat, investor, dan pengusaha harus yakin sistem ekonomi Thailand kuat dan stabil. Lembaga pemerintah siap untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mengelola situasi dengan hati-hati dan efektif.

    Ia mengatakan, Kementerian Keuangan akan memantau situasi dengan saksama dan memberikan informasi lebih lanjut jika ada perkembangan.

  • Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Capai 700 Orang, Dilakukan Operasi Pencarian dan Penyelamatan – Halaman all

    Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Capai 700 Orang, Dilakukan Operasi Pencarian dan Penyelamatan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setidaknya 700 orang tewas setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 Skala Richter melanda dekat Mandalay di Myanmar dan mengguncang negara tetangga Thailand.

    Dilansir CNN, gempa bumi tersebut merupakan gempa bumi terbesar yang melanda Myanmar dalam lebih dari satu abad.

    Survei Geologi Amerika Serikat (AS) memperkirakan jumlah korban tewas dapat mencapai 10.000 orang.

    Kepala junta Myanmar, Min Aung Hlaing, mengunjungi Kota Mandalay pada Sabtu (29/3/2025) untuk memeriksa kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Jumat (28/3/2025).

    Mandalay, kota terpadat kedua di negara itu dengan sekitar 1,5 juta orang, adalah kota besar terdekat dengan episentrum gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter hari Jumat, dan kerusakan luas telah dilaporkan di sana.

    Min Aung Hlaing, yang mengajukan permohonan bantuan asing yang jarang dilakukan setelah gempa terjadi, “mengunjungi Kota Mandalay dan akan terus berkeliling dan memeriksa kondisi kerusakan dan kerugian,” menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh junta.

    Dia sebelumnya telah berkeliling wilayah Mandalay dengan helikopter.

    “Operasi pencarian, penyelamatan, dan bantuan sedang dilakukan di masing-masing wilayah yang terkena dampak,” kata pernyataan itu.

    Sebelumnya, gempa bumi dahsyat yang mengguncang Myanmar pada Jumat itu, menyebabkan kerusakan parah di sebagian besar wilayah negara tersebut.

    Tingkat kematian, cedera, dan kerusakan yang terjadi belum jelas — terutama di Myanmar, yang tengah dilanda perang saudara, dan di mana informasinya dikontrol dengan ketat.

    “Jumlah korban tewas dan luka-luka diperkirakan akan meningkat,” kata kepala pemerintahan militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, Sabtu, dikutip dari AP News.

    Sementara, di Thailand, pihak berwenang di Bangkok mengatakan enam orang tewas, 22 orang cedera, dan 101 orang hilang dari tiga lokasi konstruksi, termasuk gedung tinggi.

    Mereka merevisi jumlah korban tewas pada Sabtu pagi dari 10 yang dilaporkan pada hari sebelumnya, dengan mengatakan beberapa orang yang terluka parah dilaporkan meninggal secara keliru.

    Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt mengatakan bahwa lebih banyak orang diyakini masih hidup di reruntuhan sementara upaya pencarian terus dilakukan pada Sabtu pagi.

    Sempat Terjadi Gempa Susulan

    Gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter terjadi pada tengah hari, dengan episentrum di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

    Gempa susulan terjadi setelahnya, salah satunya berkekuatan 6,4 skala Richter.

    Myanmar berada di sabuk gempa bumi aktif, meskipun banyak gempa terjadi di daerah berpenduduk jarang, bukan di kota-kota seperti yang terdampak pada hari Jumat.

    Di Mandalay, gempa bumi dilaporkan merobohkan beberapa bangunan, termasuk salah satu biara terbesar di kota itu.

    Foto-foto dari ibu kota Naypyidaw memperlihatkan tim penyelamat sedang menarik korban dari reruntuhan beberapa bangunan yang digunakan untuk menampung pegawai negeri.

    GEMPA DI MYANMAR – Tangkapan layar YouTube Lumen Videos pada Jumat (28/3/2025). Foto ini memperlihatkan para penumpang di Bandara Mandalay Myanmar berjongkok dan berlindung di landasan pacu (Tangkapan layar YouTube Lumen Videos)

    Pemerintah Myanmar mengatakan darah sangat dibutuhkan di daerah-daerah yang paling terdampak.

    Di negara yang pemerintahan sebelumnya terkadang lambat menerima bantuan asing, Min Aung Hlaing mengatakan Myanmar siap menerima bantuan.

    Sebuah tim beranggotakan 37 orang dari provinsi Yunnan, Tiongkok, tiba di kota Yangon Sabtu pagi dengan detektor gempa, drone, dan perlengkapan lainnya, kantor berita resmi Xinhua melaporkan.

    Kementerian tanggap darurat Rusia mengirim dua pesawat yang membawa 120 penyelamat dan perlengkapan, menurut laporan dari kantor berita negara Rusia Tass.

    India mengirim tim pencarian dan penyelamatan dan tim medis serta selimut, terpal, perlengkapan kebersihan, kantong tidur, lampu tenaga surya, paket makanan, dan perlengkapan dapur.

    Kementerian luar negeri Malaysia mengatakan negara itu akan mengirim 50 orang pada hari Sabtu dan Minggu untuk membantu mengidentifikasi dan memberikan bantuan ke daerah-daerah yang paling parah terkena dampak.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa mengalokasikan $5 juta untuk memulai upaya bantuan.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa AS akan membantu dalam upaya tanggap darurat, tetapi beberapa ahli khawatir tentang upaya ini mengingat pemotongan besar-besaran bantuan asing oleh pemerintahannya.

    Namun, dampak pemotongan besar-besaran bantuan luar negeri oleh pemerintahannya melalui Badan Pembangunan Internasional AS dan Departemen Luar Negeri kemungkinan akan diuji dalam respons apa pun terhadap bencana alam besar pertama dalam masa jabatan keduanya.

    Namun, di tengah gambar jalanan yang tertekuk dan retak serta laporan mengenai jembatan yang runtuh dan bendungan yang jebol, muncul kekhawatiran mengenai bagaimana tim penyelamat dapat menjangkau beberapa daerah di negara yang sudah dilanda krisis kemanusiaan.

    “Kami khawatir butuh waktu berminggu-minggu sebelum kami memahami sepenuhnya seberapa besar kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi ini,” kata Mohammed Riyas, direktur Komite Penyelamatan Internasional untuk Myanmar.

    GEMPA GUNCANG THAILAND – Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday Times pada Jumat (28/3/2025) yang menunjukkan sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun runtuh akibat gempa Myanmar pada Jumat (28/3/2025). (Tangkapan layar YouTube The Times and The Sunday)

    Selanjutnya, di Thailand, sebuah gedung 33 lantai yang sedang dibangun runtuh menjadi awan debu di dekat pasar Chatuchak yang populer di Bangkok, dan para penonton terlihat berteriak dan berlarian dalam sebuah video yang diunggah di media sosial.

    Kendaraan di jalan bebas hambatan di dekatnya pun berhenti.

    Sirene meraung-raung di pusat kota ibu kota Thailand saat tim penyelamat bergegas ke reruntuhan.

    Di atas mereka, serpihan baja dan balok beton yang pecah, beberapa ditumpuk seperti panekuk, menjulang tinggi.

    Orang-orang yang terluka dilarikan dengan brankar, dan tempat tidur rumah sakit juga didorong keluar ke trotoar.

    “Ini adalah tragedi besar,” kata Wakil Perdana Menteri Suriya Juangroongruangkit setelah meninjau lokasi tersebut.

    Gempa bumi jarang terasa di wilayah metropolitan Bangkok, rumah bagi lebih dari 17 juta orang, banyak di antaranya tinggal di apartemen bertingkat tinggi.

    Voranoot Thirawat, seorang pengacara yang bekerja di pusat kota Bangkok, mengatakan bahwa ia pertama kali menyadari ada yang tidak beres saat melihat lampu yang bergoyang maju mundur.

    Kemudian ia mendengar bunyi derit bangunan, dan ia beserta rekan-rekannya berlari menuruni 12 anak tangga.

    “Seumur hidup saya, tidak pernah terjadi gempa bumi seperti ini di Bangkok,” katanya.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Gempa di Myanmar

  • 45 Persen Warga Mudik Sembari Berwisata Kuliner, 3 Kota Ini Jadi Destinasi Favorit  – Halaman all

    45 Persen Warga Mudik Sembari Berwisata Kuliner, 3 Kota Ini Jadi Destinasi Favorit  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Momen Idul Fitri 1446 Hijriah tahun ini menjadi kesempatan masyarakat untuk mudik merayakan Lebaran di kampung halaman.

    Tapi data terbaru menunjukkan, 45 persen masyarakat Indonesia yang mudik Lebaran memanfaatkan momen tersebut untuk berwisata dan menikmati pengalaman kuliner.

    Data tersebut juga mengungkap 42 persen masyarakat Indonesia sudah merencanakan perjalanan
    selama libur Lebaran untuk berkumpul bersama keluarga dan menikmati liburan.

    Sebanyak 45 persen wisatawan eksplorasi kuliner lokal yang menjadi menu khas favorit di kampung halaman serta  mencoba restoran populer dan jajanan kaki lima yang sedang tren.

    Di Lebaran 2025 ini diprediksi hampir 150 juta orang akan melakukan perjalanan untuk bersilaturahmi dan mencari pengalaman baru.

    “Masyarakat semakin cermat dalam merencanakan libur Lebaran mereka, salah satunya dengan menggabungkan tradisi dan liburan yang fleksibel sesuai preferensi mereka,” ungkap President Traveloka, Caesar Indra.

    Dia menyebutkan, tren perjalanan Lebaran 2025 memiliki karakter liburan yang fleksibel dan berbasis pengalaman.

    Selain mudik, 37 persen yang melakukan perjalanan di libur Lebaran memutuskan pulang kampung sementara 42 persen lainnya memilih untuk berlibur di dalam atau luar negeri.

    Menurut dia ini menunjukkan pergeseran tren perjalanan dengan durasi lebih panjang dan
    fleksibel.

    Dia menegaskan, wisata kuliner jadi kegiatan yang paling banyak diagendakan dimana 45 persen
    wisatawan mengatakan memilih makan di luar, menjajaki kuliner kaki lima, dan mencoba
    restoran baru

    Selain itu, kenyamanan menjadi faktor utama dalam memilih moda transportasi di mana sebanyak
    54 persen memilih pesawat, 25 persen menggunakan kendaraan pribadi, dan 12 persen naik kereta.

    “Preferensi pilihan transportasi ini mencerminkan beragam gayaperjalanan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wisatawan,” ujarnya.

    Sementara kota destinasi favorit di libur Lebaran dan untuk wisata kuliner adalah Yogyakarta, Bandung, dan Bali.

    Sementara, untuk ke luar negeri, adalah Singapura, Malaysia dan Thailand.

    Banyak keluarga dan kelompok wisatawan dalam jumlah kecil memperpanjang libur Lebaran mereka dengan menginap di hotel dan villa premium selama 3-4 hari.

    “Popularitas slow travel semakin diminati, dengan wisatawan yang mengutamakan eksplorasi kuliner dan aktivitas berbasis alam dibandingkan jadwal perjalanan yang padat,” ungkapnya.

    “Mereka lebih memilih menikmati waktu bersantap dengan santai, menjelajahi pemandangan alam yang indah, dan meresapi pengalaman budaya secara lebih mendalam,” ujar Cesar.

    Berkenaan dengan libur Lebaran ini pihaknya menggelar program Traveloka Lebaran Liburan mulai dari 11 Maret hingga 6 April 2025 berupa diskon hingga 50 persen dan kupon hingga Rp 1 juta. (tribunnews/fin) 

     

  • Gempa di Myanmar Bak Pisau Raksasa yang Membelah Bumi, Kata Para Ahli Asal Inggris – Halaman all

    Gempa di Myanmar Bak Pisau Raksasa yang Membelah Bumi, Kata Para Ahli Asal Inggris – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK –  Gempa bumi dahsyat melanda Myanmar bagian tengah  pada Jumat (28/3/2025) sore.

    Gempa mengakibatkan kerusakan besar, termasuk korban jiwa manusia.

    Getaran akibat gempa berkekuatan M 7,7 juga terasa di negara tetangga, Thailand dan China.

    Pusat gempa terletak sekitar 17,2 km dari Mandalay, Myanmar.

    Gempa terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal, 10 km sekitar pukul 12.50 siang waktu setempat, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.

    Gempa susulan berkekuatan 6,7 SR kemudian terjadi, disertai beberapa gempa susulan berkekuatan sedang.

    Gempa tersebut terasa di seluruh wilayah dengan guncangan dilaporkan dari India di barat dan Cina di timur, serta Kamboja dan Laos.

    Di ibu kota Thailand, Bangkok, orang-orang dievakuasi dari gedung-gedung dan ke jalan-jalan. 

    Menurut USGS, gempa bumi cukup sering terjadi di Myanmar.

    Enam gempa besar berkekuatan 7,0 atau lebih tinggi melanda daerah dekat Sesar Sagaing – membentang dari utara ke selatan melalui pusat negara – antara tahun 1930 dan 1956.

    Sesar Sagaing “telah lama dianggap sebagai salah satu sesar mendatar paling berbahaya di Bumi” karena kedekatannya dengan kota-kota besar Yangon dan Mandalay, serta ibu kota Naypyidaw, tulis ilmuwan gempa Judith Hubbard dan Kyle Bradley dalam sebuah analisis.

    Sesar tersebut relatif sederhana dan lurus, yang menurut para ahli geologi dapat menyebabkan gempa bumi yang sangat besar, tambah mereka.

    Penyebab Gempa

    Para ahli dari Universitas Cambridge (Inggris) baru saja menjelaskan penyebab gempa bumi yang mengguncang banyak negara Asia.

    CNN mengutip seismolog James Jackson, dari Universitas Cambridge (Inggris), yang mengatakan bahwa gempa berkekuatan M  7,7  yang mengguncang Myanmar dan sejumlah negara lain bagaikan “pisau raksasa yang membelah bumi”.

    Gempa bumi tersebut disebabkan oleh patahan geologi (retakan besar di antara lempeng geologi) yang tiba-tiba bergeser “dalam waktu satu menit”.

    Ini menyebabkan tanah berguncang dan bergeser ke samping.

    Dengan kata lain, penyebabnya adalah retakan dalam di tanah yang tiba-tiba pecah, berlangsung selama satu menit, menyebabkan tanah bergerak secara horizontal.

    “Bayangkan selembar kertas robek, dan robeknya terjadi sekitar 2 kilometer per detik. Itulah pergerakan patahan geologi, seperti pisau raksasa yang mengiris dalam-dalam ke tanah,” kata Jackson.

    Ia juga mengatakan bahwa meskipun Bangkok tidak berada di wilayah yang rawan gempa bumi.

    Namun gedung-gedung tinggi di sana membuat kota tersebut sangat rentan terhadap getaran gempa dari jarak jauh.

    Gempa bumi di Myanmar memicu 44 gempa susulan.

    Sementara pemerintah militer Myanmar telah melaporkan 144 korban jiwa dan 732 luka-luka akibat bencana tersebut.

    Pemerintah militer Myanmar  mengungkapkan kekhawatiran bahwa jumlah korban dapat meningkat lebih lanjut.

    Stasiun MRTV milik pemerintah Myanmar menyiarkan pernyataan dari pemimpin junta, Min Aung Hlaing, yang melaporkan bahwa 96 orang tewas di Naypyidaw, 18 di Sagaing, dan 30 di Kyaukse.

    Selain itu, ia mengimbau kepada negara mana pun, organisasi asing, dan warga negara untuk memberikan bantuan bagi bencana besar ini, dan menyatakan bahwa Myanmar telah menanggapi tawaran bantuan dari India dan ASEAN.

    Sumber: CNN/CNA/Shv

     

     

  • Korban Tewas Gempa M 7,7 di Myanmar Melonjak Jadi 694 Orang

    Korban Tewas Gempa M 7,7 di Myanmar Melonjak Jadi 694 Orang

    Naypyidaw

    Korban tewas akibat gempa magnitudo (M) 7,7 di Myanmar terus bertambah. Terbaru, jumlah korban tewas di Myanmar melonjak menjadi 694 orang.

    Dilansir AFP dan BBC, Sabtu (29/3/2025), jumlah korban luka di Myanmar juga melonjak menjadi 1.670 orang. Jumlah itu merupakan data yang diumumkan junta militer hari ini.

    Gempa dangkal bermagnitudo 7,7 itu melanda barat laut kota Sagaing di Myanmar tengah pada Jumat (28/3). Gempa menyebabkan kerusakan besar di sebagian besar wilayah negara itu.

    Guncangan gempa juga mengakibatkan kerusakan dahsyat di Thailand. Gedung pencakar langit yang sedang dalam tahap konstruksi roboh di Thailand. Setidaknya, tujuh orang tewas di Thailand dan pencarian korban masih dilakukan.

    Sementara, pemodelan yang dibuat oleh US Geological Service (USGS) atau Badan Geologi Amerika Serikat menunjukkan gempa bumi di Myanmar berpotensi menewaskan lebih dari 10.000 orang.

    Prediksi itu ditunjukkan Pager, yang merupakan sistem otomatis dari USGS yang dapat memperkirakan jumlah korban jiwa dan biaya kerusakan. Namun, jumlah itu hanyalah perkiraan dan dihitung berdasarkan intensitas guncangan dan populasi di daerah yang terkena dampak. Pager tidak mempertimbangkan dampak lanjutan seperti tanah longsor, likuifaksi, dan tsunami.

    Lihat juga Video: Gempa M 7,7 Guncang Myanmar, 3 Warga Bangkok Tewas

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gempa Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand, Belum Ada WNI Jadi Korban

    Gempa Dahsyat Guncang Myanmar dan Thailand, Belum Ada WNI Jadi Korban

    PIKIRAN RAKYAT – Gempa berkekuatan magnitude 7.7 melanda Myanmar. Gempa juga dirasakan hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok.

    Titik gempa berjarak 13 kilometer arah utara-barat laut dari Kota Sagaing, Myannmar pada Jumat, 28 Maret 2025, sekitar pukul 13.00 waktu setempat. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Yangon dan KBRI Bangkok.

    “Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini belum terdapat informasi adanya korban WNI, baik di Myanmar dan di Thailand,” kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha dalam keterangan tertulis, Jumat sore.

    Untuk wilayah Myanmar, berdasarkan pantauan media setempat, titik gempa merusak sejumlah infrastruktur di Mandalay. Salah satunya melumpuhkan Old Sagaing Bridge yang menghubungkan Kota Mandalay dengan Sagaing Region. Pemerintah Myanmar juga sudah menetapkan status darurat bencana.

    KBRI Yangon tengah memantau dan berkoordinasi dengan otoritas dan komunitas Indonesia untuk mengidentifikasi WNI yang terdampak. Sejauh ini sejumlah WNI yang berada di wilayah Mandalay telah melaporkan dalam keadaan baik. Total WNI yang berada di Myanmar tercatat sekitar 250.

    Untuk wilayah Thailand, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, telah menetapkan Bangkok sebagai zona darurat dan memerintahkan otoritas terkait untuk mengeluarkan peringatan nasional, pemberitahuan publik melalui SMS dan media, serta mobilitas militer.

    Bandara, rumah sakit, dan layanan transportasi juga disiagakan. Bangkok Metropolitan Authority telah merilis nomor hotline darurat 1555 melalui akun Facebook resminya untuk menerima laporan warga terdampak gempa. Sejauh ini, belum terdapat laporan adanya WNI di Thailand yang menjadi korban gempa. Total jumlah WNI yang tercatat menetapndi Thailand sejumlah 2.379 orang.

    “KBRI Yangon dan KBRI Bangkok menghimbau kepada para WNI utk tetap waspada atas gempa susulan dan segera menghubingi hotline KBRI jika menghadapi keadaan darurat,”  katanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Dahsyatnya Gempa M 7,7 Bikin ‘Air Terjun’ Muncul di Gedung Tinggi Bangkok

    Dahsyatnya Gempa M 7,7 Bikin ‘Air Terjun’ Muncul di Gedung Tinggi Bangkok

    Bangkok

    Gempa dengan magnitudo (M) 7,7 yang terjadi di Myanmar terasa hingga Thailand. Guncangan dahsyat pun membuat ‘air terjun’ muncul di gedung tinggi Bangkok, Thailand.

    Dilansir dari Reuters dan BBC, Sabtu (29/3/2025), tampak air tumpah dari bagian atas sejumlah gedung di Bangkok. Air itu berasal dari kolam renang yang berada di lantai atas gedung-gedung tersebut.

    Dalam video amatir yang beredar di media sosial, turis merekam video yang menunjukkan kolam renang di lantai atas gedung pencakar langit di Bangkok berubah menjadi kolam ombak. Air yang bergoyang akibat gempa juga tampak tumpah ke luar dari kolam.

    Penampakan ‘air terjun’ dari gedung tinggi di Bangkok akibat gempa (Reuters)

    Dari video lainnya, tampak air kolam itu tumpah dari bagian atas gedung hingga seperti air terjun. Sejumlah warga terdengar berteriak saat melihat peristiwa itu.

    Gempa kuat tersebut juga menyebabkan gedung tinggi yang sedang dalam tahap konstruksi di Bangkok roboh. Para pekerja tampak berlarian saat peristiwa itu terjadi.

    Gempa tersebut telah menyebabkan setidaknya 144 orang tewas dan 732 orang terluka di Myanmar. Sementara, setidaknya ada tujuh orang yang tewas di Thailand.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Prabowo Berbelasungkawa Atas Gempa yang Landa Myanmar dan Thailand, Tawarkan Dukungan Pemulihan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    Prabowo Berbelasungkawa Atas Gempa yang Landa Myanmar dan Thailand, Tawarkan Dukungan Pemulihan Nasional 29 Maret 2025

    Prabowo Berbelasungkawa Atas Gempa yang Landa Myanmar dan Thailand, Tawarkan Dukungan Pemulihan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    mengucapkan belasungkawa atas peristiwa bencana
    gempa bumi
    berkekuatan 7,7 magnitudo di Myanmar dan Thailand, Jumat (28/3/2025).
    Ucapan belasungkawa ini disampaikan Prabowo melalui akun X resminya @prabowo pada Jumat malam pukul 21.23 WIB.
    “Saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar dan Thailand. Pikiran dan doa kami menyertai rakyat kedua negara selama masa sulit ini,” ujar Prabowo.
    Dia juga menawarkan bantuan kepada dua negara anggota ASEAN tersebut jika diperlukan.
    “Indonesia siap memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan di daerah yang terkena dampak,” kata dia.
    Sebelumnya, telah terjadi gempa berkekuatan magnitudo 7,7 dengan titik gempa berjarak 13 KM arah utara-barat laut dari Kota Sagaing, Myanmar, pada Jumat (28/3/2025) sekitar pukul 13:00 waktu setempat.
    Gempa juga dirasakan hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok.
    Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada informasi WNI yang terluka atas peristiwa tersebut.
    KBRI Yangon dan KBRI Bangkok mengimbau kepada para WNI untuk tetap waspada atas gempa susulan dan segera menghubungi hotline KBRI jika menghadapi keadaan darurat.
    Hotline KBRI Yangon: +9595037055
    Hotline KBRI Bangkok: +65929031103
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.