Negara: Thailand

  • Monolog Gibran Terlihat Kekosongan Pikiran dan Konsep

    Monolog Gibran Terlihat Kekosongan Pikiran dan Konsep

    GELORA.CO – Monolog Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka soal bonus demografi yang diunggah lewat kanal YouTube resminya menuai beragam respons.

    Menurut pengamat politik Rocky Gerung, apa yang disampaikan Gibran justru memperlihatkan ketidakpahaman mendasar soal konsep tersebut dan akhirnya menjadi bahan olok-olok.

    “Saya kira itu hal yang memang dari awal dikenali oleh netizen bahwa kalau tidak mengerti konsep dasarnya buat apa memaksakan bicara? Apalagi bicara dengan teks, bicara dengan fasilitas teknologi, lalu terlihat bahwa konsep dasar dari bonus demografi pengetahuannya nol,” kata Rocky lewat kanal YouTube miliknya, Jumat 25 April 2025.

    Rocky menyoroti bahwa sebagai seorang wakil presiden, Gibran semestinya memahami betul  bonus demografi bekerja. Konsep ini tidak bisa dilepaskan dari pembanding regional maupun kebutuhan pasar masa depan. Namun, justru aspek-aspek penting itu tidak tampak sama sekali dalam penyampaian Gibran.

    “Jadi Indonesia bisa punya bonus demografi karena penduduk usia produktif, tapi kalau SDM-nya itu sampai sekarang, yang punya hak pilih 68 persen atau bahkan lebih hanya bersekolah sampai tahun ke-7 artinya tidak lulus SMP?” tanya Rocky Gerung.

    Ia pun menyebut bahwa Indonesia tak akan mampu bersaing dengan negara tetangga seperti Vietnam, Thailand, atau Singapura di tahun 2045 jika kualitas sumber daya manusianya tetap stagnan.

    Tak hanya soal isi pidato, Rocky juga mengkritik kehadiran Gibran di panggung politik nasional sebagai produk rekayasa politik. Gibran menjadi Wapres lantaran dipaksa Ayahnya, Joko Widodo, demi menciptakan simbol bagi generasi muda.

    “Kapasitas beliau (Gibran) memang tidak cukup di situ, tapi dipaksakan, itu bahayanya. termasuk karena dipaksakan oleh bapaknya (Jokowi) untuk tampil supaya jadi semacam magnet bagi generasi baru,” tegas Rocky.

    Rocky Gerung mengakhiri komentarnya dengan menyebut bahwa kekosongan gagasan terlihat jelas dalam pidato Gibran, yang menurutnya hanya mengulang narasi tanpa isi. 

    “Jadi kekosongan pikiran terlihat dari kekosongan tatapan mata, kekosongan dari konsep yang tidak bisa dikembangkan,” pungkasnya. 

  • China Ditinggal, Pabrik iPhone Ramai-ramai Pindah ke Negara Ini

    China Ditinggal, Pabrik iPhone Ramai-ramai Pindah ke Negara Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memaksa Apple mengambil keputusan besar. Financial Times melaporkan informasi dari sumber dalam yang menyebut Apple berencana memindahkan semua fasilitas produksi iPhone dari China ke India pada tahun depan, dikutip dari Reuters, Jumat (25/4/2025).

    Lebih spesifik, produksi yang dipindahkan dari China ke India ditujukan untuk iPhone yang akan dijual ke pasar AS. Rencana ini mencuat usai Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif resiprokal 145% untuk barang-barang impor dari China.

    Ada kabar yang menyebut Trump berencana menurunkan tarif resiprokal ke China, tetapi hingga berita ini dirilis belum ada pengumuman resmi. Sementara itu, China memberlakukan tarif ke barang impor asal AS sebesar 125%.

    Sebelumnya, Apple merespons perang tarif dengan menerbangkan 600 ton iPhone dari fasilitas produksinya di China dan India ke AS. Namun, Trump berubah pikiran dengan menangguhkan tarif resiprokal dari negara-negara selain China.

    Negara-negara lain, termasuk Indonesia dan India, ‘hanya’ diberikan tarif tambahan 10%. Keputusan final terkait nasib tarif resiprokal AS ke negara-negara lain masih dalam tahap perundingan selama 90 hari.

    AS juga membuka ruang negosiasi terhadap China. Akan tetapi, tarif 145% sudah berlaku sejak 10 April 2025 lalu.

    Pemindahan Pabrik iPhone dari China ke India

    Sejak beberapa tahun lalu, Apple memang sudah mulai melakukan diversifikasi fasilitas produksi iPhone ke luar China. Kendati demikian, hingga kini fasilitas produksi iPhone di China masih mendominasi dengan kemitraan bersama Foxconn.

    Selain China, Apple sebenarnya sudah mulai meningkatkan fasilitas produksi iPhone di India dengan menggandeng Foxconn dan Tata Electronics.

    Namun, porsinya masih terbilang sedikit, yakni sekitar 20% dari total rantai pasokan global pada Q1 2025, menurut laporan Bloomberg. Angka itu sudah meningkat 60% secara tahun-ke-tahun (YoY).

    Secara umum, Apple memang masih sangat bergantung dengan China untuk memproduksi iPhone. Estimasi Evercore ISI pada Maret 2025, China berkontribusi sebanyak 80% dari kapasitas produksi Apple.

    Lebih perinci, 90% iPhone dirakit di China. Kemudian 55% produk Mac dan 80% iPad diproduksi di China.

    Estimasi Bloomberg Intelligence, perlu waktu hingga 8 tahun untuk memindahkan 10% produksi Apple ke luar China.

    Selain India dan China, Apple juga memiliki fasilitas produksi di Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Sebanyak 20% iPad dan 90% wearable Apple diproduksi di Vietnam, menurut laporan Evercore ISI pada Maret 2025.

    Sementara itu, Malaysia dan Thailand hanya mengambil porsi kecil dalam rantai pasokan Apple untuk Mac.

    Beberapa negara lain yang memproduksi komponen-komponen produk Apple seperti chip dan panel layar adalah Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Amerika Serikat (AS).

    (fab/fab)

  • Eks Presiden Korsel, Moon Jae In Didakwa Suap Usai ‘Titip’ Menantu untuk Dapat Pekerjaan

    Eks Presiden Korsel, Moon Jae In Didakwa Suap Usai ‘Titip’ Menantu untuk Dapat Pekerjaan

    PIKIRAN RAKYAT – Mantan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In secara resmi dakwa tanpa penahanan oleh Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju pada Kamis 18 April 2025 lalu. Dia dituduh menerima suap secara tidak langsung melalui penempatan kerja mantan menantunya di maskapai penerbangan Thai Eastar Jet.

    Dugaan Suap melalui Menantu dan Maskapai

    Kasus ini mencuat setelah kelompok sipil Justice People yang berbasis di Seoul melayangkan pengaduan pada Desember 2021. Mereka menuding adanya hubungan timbal balik yang melibatkan Moon Jae In, mantan menantunya Seo, dan Lee Sang-jik selaku pendiri Eastar Jet dan mantan anggota parlemen dari Partai Demokrat Korea.

    Jaksa menyebut bahwa hampir 220 juta won atau sekitar 154.000 dolar AS (Rp2,5 miliar) diberikan kepada Seo dalam bentuk gaji bulanan dan biaya relokasi ke Thailand antara Juli 2018 hingga April 2020. Uang ini dinilai sebagai bentuk suap de facto kepada Moon Jae In, yang kala itu menjabat sebagai Presiden.

    Penunjukan Seo sebagai direktur eksekutif Thai Eastar Jet dipertanyakan karena minimnya pengalaman di industri penerbangan dan kondisi keuangan perusahaan yang sedang kesulitan. Menurut jaksa, proses rekrutmen itu juga melibatkan tim urusan sipil di kantor kepresidenan Moon, yang seharusnya bersifat netral.

    Kinerja Seo Dipertanyakan, Gaji Dua Kali Lipat CEO

    Kejaksaan menyampaikan bahwa Seo sering absen dalam tugasnya, kerap terbang ke Korea atau bekerja dari jarak jauh. Padahal, gaji yang diterimanya jauh melebihi standar.

    “Seo sering meninggalkan jabatannya untuk waktu yang lama, terbang ke Korea Selatan atau bekerja dari jarak jauh. Dia tidak menyediakan tenaga kerja yang layak sesuai dengan posisinya sebagai direktur eksekutif. Tapi Seo menerima gaji bulanan 8 juta won, hampir dua kali lipat gaji CEO maskapai,” kata Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju dalam pernyataan resmi.

    Manfaat Finansial Langsung kepada Moon Jae In

    Jaksa juga menyoroti fakta bahwa Moon Jae In sempat membiayai hidup keluarga putrinya, termasuk mantan menantu dan cucunya, sebelum Seo dipekerjakan oleh Thai Eastar Jet. Setelah Seo mendapat pekerjaan, dukungan finansial dari Moon dihentikan.

    Jaksa menilai hal ini sebagai manfaat langsung bagi Moon, yang seharusnya tidak diperoleh lewat fasilitas jabatan.

    “Inti dari kasus ini adalah bahwa presiden menerima perlakuan istimewa dengan menggunakan wewenangnya, memungkinkan migrasi luar negeri putrinya dan suaminya melalui perusahaan penerbangan yang dikelola oleh mantan anggota parlemen dan pengusaha Lee,” tutur Jaksa.

    Mereka merujuk pada putusan Mahkamah Agung Korea Selatan tahun 2018 yang menyatakan bahwa jika pejabat publik dan non-publik merencanakan kejahatan bersama, maka keduanya dapat dijerat pidana atas dasar penyuapan, meskipun uang suap diterima oleh pihak ketiga.

    Moon Bantah, Tim Hukum Sebut Jaksa Salahgunakan Wewenang

    Pihak Moon Jae-in membantah seluruh tuduhan. Tim hukum mantan presiden menyatakan bahwa jaksa telah menyalahgunakan kekuasaan karena mendakwa Moon tanpa memberikan kesempatan untuk memberikan pembelaan terlebih dahulu.

    Putrinya Juga Terseret Kasus Hukum Lain

    Meskipun Moon Da-hye (putri Moon Jae-in) dan Seo dianggap terlibat sebagai kaki tangan, jaksa memutuskan untuk menangguhkan dakwaan terhadap mereka. Mereka menilai cukup dengan menuntut Moon Jae-in dan Lee Sang-jik demi kepentingan keadilan negara.

    Namun, Moon Da-hye sendiri baru-baru ini juga dijatuhi sanksi hukum lain. Pada 17 April 2025, Pengadilan Distrik Barat Seoul menjatuhkan denda sebesar 15 juta won atas kasus mengemudi dalam keadaan mabuk dan menyewakan properti tanpa izin.

    Ia diketahui mengemudi dengan kadar alkohol tinggi di kawasan Itaewon pada Oktober 2024, dan menjalankan bisnis sewa jangka pendek di Seoul dan Pulau Jeju melalui Airbnb tanpa pendaftaran resmi, yang melanggar Undang-Undang Pengendalian Kesehatan Masyarakat.

    Persidangan Dilakukan di Seoul

    Kasus Moon Jae In akan disidangkan di Pengadilan Distrik Pusat Seoul. Perhatian publik kini tertuju pada proses hukum terhadap mantan presiden yang sebelumnya dikenal dengan citra bersih dan reformis selama masa jabatannya dari 2017 hingga 2022.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Bangun Industri Perikanan Nasional, Agrinas Jaladri Kumpulkan Mitra Global – Page 3

    Bangun Industri Perikanan Nasional, Agrinas Jaladri Kumpulkan Mitra Global – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – PT Agrinas Jaladri Nusantara (Persero) atau Agrinas Jaladri teah mendapat tugas dari Menteri BUMN Erick Thohir untuk perluasan kegiatan usaha di bidang perikanan dan jasa konsultansi. Langsung tancap gas, Agrinas Jaladri menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan dari berbagai negara agar dapat mendukung program swasembada pangan di bidang perikanan.

    Untuk itu Agrinas Jaladri menyelenggarakan Business Partnership Meeting belum lama ini dengan menghadirkan sejumlah perwakilan perusahaan dari negara-negara mitra strategis, antara lain Vietnam, Jepang, Malaysia, Saudi Arabia, Iraq, dan Thailand.

    Direktur Utama Agrinas Jaladri Kharisma Febriansyah menjelaskan, pertemuan ini membahas mengenai berbagai peluang skema kerjasama Business to Business (B2B), mulai dari transfer teknologi dan keahlian, investasi dalam pengembangan infrastruktur perikanan, hingga kerjasama riset serta pengolahan hasil perikanan untuk meningkatkan ketahanan pangan di bidang perikanan.

    “Agrinas Jaladri akan menjadi penggerak utama dalam menjawab tantangan ketahanan pangan nasional melalui penguatan sektor perikanan secara holistik, mulai dari hulu hingga hilir, serta melibatkan teknologi modern terkini dan kolaborasi global yang adaptif,” kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (25/4/2025).

    Kharisma memastikan bahwa kolaborasi lintas negara merupakan bagian penting agar bisa mencapai target swasembada perikanan.

    “Kolaborasi lintas negara merupakan bagian penting dari perencanaan kami ke depan yang akan menjadi kunci swasembada perikanan di Indonesia. Agrinas Jaladri membuka peluang kerja sama yang saling menguntungkan dalam teknologi budidaya ikan, manajemen cold storage, serta pengembangan kawasan industri perikanan terpadu,” ujar Kharisma.

    Sebagai bagian dari visi besar Indonesia Emas dan mendukung Asta Cita 2024–2029, Agrinas Jaladri siap menjadi BUMN yang akan membawa Indonesia menuju kemandirian pangan berbasis kekayaan laut domestik maupun internasional.

    “Melalui Business Partnership Meeting Agrinas Jaladri berupaya untuk menyampaikan bahwa kami terbuka dengan berbagai bentuk kerjasama atau investasi dan kami siap menyambut kehadiran investor dari dalam dan luar negeri,” tutup Kharisma.

  • Pesawat Jatuh ke Laut, 5 Polisi Thailand Tewas

    Pesawat Jatuh ke Laut, 5 Polisi Thailand Tewas

    Jakarta

    Lima polisi Thailand tewas ketika sebuah pesawat kecil yang mereka naiki, jatuh ke laut. Kepolisian mengatakan bahwa pesawat jatuh selama latihan terjun payung di dekat sebuah kota resor pada hari Jumat (25/4).

    Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 8:00 pagi di lepas pantai provinsi Prachuap Khiri Khan di selatan Bangkok, ibu kota Thailand.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (25/4/2025), juru bicara polisi Archayon Kraithong mengatakan lima dari enam petugas polisi di dalamnya tewas, sementara yang keenam dirawat di rumah sakit dengan luka-luka serius.

    Pihak berwenang sedang memeriksa perekam data kotak hitam pesawat untuk menentukan penyebab kecelakaan.

    Media lokal melaporkan pesawat itu jatuh sekitar 100 meter dari pantai di distrik Cha-am, tempat liburan akhir pekan yang populer, sekitar 130 km (80 mil) barat daya Bangkok.

    Rekaman yang dibagikan di media sosial menunjukkan pesawat itu berputar-putar sebelum jatuh ke laut. Terlihat orang-orang mengarungi air setinggi dada untuk mencapai lokasi kejadian.

    Kepala polisi Kitrat Phanphet berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh.

    Lihat juga Video ‘Mencekam! Pesawat Delta Air Kebakaran di Bandara Florida’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pameran Waralaba IFRA 2025 Bidik Transaksi Rp 1,5 Triliun  – Halaman all

    Pameran Waralaba IFRA 2025 Bidik Transaksi Rp 1,5 Triliun  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG – Pameran waralaba International Franchise, License and Business Concept Expo and Conference (IFRA) 2025 diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang, Banten, mulai 25-27 April 2025.

    Pameran edisi pertama ini menampilkan 240 peserta dari berbagai sektor waralaba, serta menyediakan 26 program mengenai peluang waralaba. Sebagai tambahan, IFRA 2025 akan diselenggarakan dalam dua edisi.

    Presiden Direktur Dyandra Promosindo Daswar Marpaung mengatakan, untuk penyelenggaraan di tahun ini pihaknya bersama Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menargetkan 25.000 pengunjung selama tiga hari pameran.

    “Kami berharap dapat menghasilkan transaksi sekitar Rp 1,5 triliun. Kami juga berharap pameran ini dapat menjadi tempat bagi para pedagang lokal untuk memperluas pasarnya, baik di tingkat nasional atau internasional,” tutur Daswar saat pembukaan IFRA 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (25/4/2025).

    IFRA 2025 edisi pertama ini Dyandra Promosindo dan AFI berkolaborasi dengan Indonesia Culinary Expo (ICE), dengan mengusung tema “From Essential Ingredients To Extraordinary Opportunities”.

    Ketua Asosiasi Franchise Indonesia Anang Sukandar menyampaikan, bisnis waralaba lokal di Indonesia, terutama di bidang kuliner memiliki peluang berkembang yang bagus.

    “Sebanyak 55 persen usaha waralaba di Indonesia itu adalah makanan dan minuman. Kita lihat makanan di Indonesia ini banyak sekali, dari Aceh sampai ke Manado saja setidaknya ada 10 jenis makanan yang terkenal dan banyak diketahui. Ini bisa dikembangkan. Kembangkan usaha lokal yang lebih merah putih,” ungkap Anang.

    Saat ini rasio kewirausahaan Indonesia yang dinilai baik dan berkelanjutan hanya sebesar 3,4 persen, jumlahnya masih kalah dari Malaysia dan Thailand 4 persen, Singapura 8 persen. Untuk menjadi negara maju, rasio kewirausahaan Indonesia harus berada di kisaran angka 10-12 persen.

    Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan, waralaba merupakan cara untuk meningkatkan rasio kewirausahaan di Indonesia.

    “Waralaba ini bisnis yang baik, karena kita tidak mulai dari nol. Jumlah UMKM kota banyak, tetapi yang berjalan dengan baik hanya 3,4 persen. Dengan waralaba ini kita harapkan bisa berperan baik dan meningkatkan jumlah wirausaha kita dan bisa ekspor,” ucap Budi.

    Selanjutnya, IFRA 2025 edisi kedua akan berlangsung di Jakarta Indonesia Convention Center, Senayan, Jakarta, pada 29-31 Agustus mendatang.

  • Konsumen Indonesia Paling Percaya Review Sesama Pengguna, Ungguli Singapura dan Thailand

    Konsumen Indonesia Paling Percaya Review Sesama Pengguna, Ungguli Singapura dan Thailand

    Jakarta: Konsumen Indonesia terbukti menjadi yang paling percaya pada ulasan sesama pengguna alias user-generated content (UGC) dalam menentukan pilihan produk kecantikan, dibandingkan dengan konsumen di Singapura dan Thailand. 
     
    Hal ini diungkap dalam laporan terbaru YouGov bertajuk From Screen to Shelves: How Content Creators Are Driving Consumer Behavior in the Makeup Industry.
    Review jujur jadi kunci 

    Laporan YouGov menunjukkan bahwa 54 persen konsumen Indonesia lebih mempercayai ulasan dari pengguna lain ketimbang konten yang dibuat oleh influencer. 
     
    Angka ini menjadi yang tertinggi di antara negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand dan Singapura.

    Tak hanya itu, sebanyak 60 persen konsumen Indonesia menyebut bahwa review jujur adalah jenis konten paling meyakinkan yang mendorong mereka untuk membeli produk. Ini mengungguli angka di Singapura (55 persen) dan Thailand (50 persen).
     
    “Temuan ini menunjukkan bagaimana perilaku digital konsumen Indonesia berkembang secara unik, sekaligus memberikan panduan bagi pelaku industri kecantikan untuk merancang strategi yang relevan di kawasan ini,” ujar General Manager YouGov Indonesia, Edward Hutasoit dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 April 2025.
     

    Konsumen kelas atas lebih percaya pengguna, bukan influencer
    Kepercayaan terhadap review pengguna ternyata makin kuat di kalangan konsumen berpenghasilan tinggi. Sebanyak 62 persen dari kelompok ini lebih mempercayai ulasan pengguna ketimbang influencer. Sebaliknya, hanya 33 persen konsumen dari kelompok berpenghasilan rendah yang menyatakan hal serupa.
     
    Artinya, semakin tinggi daya beli, semakin besar apresiasi terhadap kejujuran dan pengalaman nyata dibanding promosi.
    Video pendek dan livestream jadi favorit
    Konten video berdurasi pendek (di bawah 3 menit) menjadi pilihan utama 68 persen responden Indonesia dalam mengonsumsi informasi kecantikan. Angka ini lebih tinggi dari Thailand (59 persen) dan Singapura (56 persen).
     
    Sementara itu, live streaming juga mulai dilirik sebagai medium promosi efektif, terutama oleh generasi milenial. Sebanyak 27 persen konsumen milenial Indonesia lebih menyukai format ini, dibandingkan 18 persen dari Gen Z. Bahkan, 94 persen dari penonton livestream mengaku pernah membeli produk saat sesi berlangsung.

    Konten ahli tetap paling dipercaya
    Meskipun review pengguna meningkat pamornya, konten dari para ahli seperti makeup artist dan dermatolog tetap menjadi yang paling dipercaya. Sebanyak 73 persen responden Indonesia menyatakan lebih cenderung mempercayai konten dari sumber profesional ketimbang selebritas atau figur publik lainnya.
     
    “Meski konten buatan pengguna lebih dipercaya karena dianggap autentik dan relevan, peran influencer tetap signifikan dalam membangun percakapan dan menyajikan informasi yang lebih terkurasi. Keduanya memiliki fungsi yang saling melengkapi dalam membentuk keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu, brand perlu menggabungkan keduanya untuk membangun kepercayaan sekaligus memperluas jangkauan,” tambah Edward.

    Dari tontonan jadi tindakan
    YouGov juga menemukan bahwa setelah menonton konten kecantikan, 43 persen konsumen Indonesia langsung mengunjungi situs atau media sosial brand untuk mencari tahu lebih lanjut. 
     
    Ini menunjukkan tingginya keterlibatan digital konsumen Indonesia. Sebagai perbandingan, hanya 32 persen konsumen Singapura yang melakukan hal yang sama.
     
    Survei ini dilakukan oleh YouGov terhadap lebih dari 6.000 responden di Indonesia, Thailand, dan Singapura pada Desember 2024 hingga Januari 2025. Hasilnya mencerminkan bagaimana konten digital mempengaruhi perilaku belanja, khususnya di industri kecantikan Asia Tenggara.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • FISIP UI dan Militer Malaysia Bahas Pengaruh AS di Asia Pasifik

    FISIP UI dan Militer Malaysia Bahas Pengaruh AS di Asia Pasifik

    Depok, Beritasatu.com – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) baru saja menerima kunjungan kehormatan dari delegasi Malaysian Armed Forces Staff College. Kunjungan ini diisi dengan seminar penting bertajuk “Strategic Alliance and Security Partnerships in the Asia Pacific : A Growing U.S. Influence” yang secara komprehensif membahas dinamika kerja sama pertahanan yang berkembang pesat di kawasan Asia Pasifik.

    Sebanyak 77 perwira terpilih dari lembaga pendidikan militer terkemuka Malaysia tersebut hadir dalam kuliah umum yang diselenggarakan di Auditorium Mochtar Riady, FISIP UI,  Rabu (24/4/2025). Acara ini menjadi platform strategis untuk pertukaran wawasan mendalam antara para akademisi terkemuka Indonesia dan perwira militer dari negara tetangga.

    Tiga pengajar kompeten dari FISIP UI didapuk menjadi pembicara utama dalam seminar ini, yakni Cecep Hidayat (dosen Ilmu Politik FISIP UI), Yandry Kurniawan, dan Suzie Sri Suparin Sudarman (keduanya adalah dosen Ilmu Hubungan Internasional). Mereka mengupas tuntas isu-isu strategis yang meliputi pengaruh Amerika Serikat yang semakin signifikan di Asia Pasifik, arah kebijakan keamanan kawasan yang terus berubah, serta potensi kolaborasi pertahanan yang menjanjikan di masa depan.

    Salah satu pembicara membuka diskusi dengan pengantar yang mengulas kekuatan-kekuatan utama di Asia Pasifik dan peran sentral yang dimainkan oleh Amerika Serikat. Ia menganalisis secara mendalam pola kerja sama yang telah berhasil dibangun oleh AS, baik melalui pendekatan bilateral maupun multilateral, dengan negara-negara kunci seperti Jepang, Korea Selatan, dan Thailand. Lebih lanjut, ia menyoroti peluang krusial untuk penguatan kerja sama dalam isu-isu sensitif seperti kedaulatan maritim dan mediasi konflik regional.

    Pembicara berikutnya, Yandry Kurniawan, mengkaji isu kompleks kerja sama pertahanan melalui lensa hubungan internasional. Ia memaparkan pemetaan kekuatan militer yang ada di kawasan serta peran berbagai aktor di luar ASEAN dalam membentuk dinamika pertahanan, termasuk keberadaan pakta AUKUS yang melibatkan Australia, Inggris, dan Amerika Serikat.

    “Contohnya kerja sama antara Australia, Britania Raya, dan Amerika Serikat dalam Pakta yang bernama AUKUS, dapat memberikan gambaran lebih jelas terkait dengan kondisi pertahanan dalam ASEAN dan di luar wilayah ASEAN,” tutur Yandry.

    Sementara itu, Suzie Sri Suparin Sudarman memfokuskan analisisnya pada kebijakan politik luar negeri yang memiliki potensi besar untuk memengaruhi dinamika kerja sama pertahanan dan keamanan, baik dalam konteks eksternal maupun internal negara-negara di kawasan. Ia menekankan bahwa dinamika politik yang terus berkembang menuntut respons yang komprehensif terhadap berbagai risiko dan dampak yang mungkin timbul bagi setiap negara maupun kawasan secara keseluruhan.

    Diskusi yang berlangsung sangat interaktif tersebut memfokuskan pada pentingnya peran sentral ASEAN sebagai poros stabilitas regional di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global. Dalam forum yang digelar FISIP UI, para narasumber menyampaikan pandangan mereka mengenai urgensi memperkuat sinergi antarnegara di Asia Tenggara untuk bersama-sama menjaga keamanan kawasan.

  • Banyak WNI Terjebak Penipuan Kerja di Luar Negeri, Lapangan Kerja di Indonesia Dinilai Kurang
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 April 2025

    Banyak WNI Terjebak Penipuan Kerja di Luar Negeri, Lapangan Kerja di Indonesia Dinilai Kurang Nasional 24 April 2025

    Banyak WNI Terjebak Penipuan Kerja di Luar Negeri, Lapangan Kerja di Indonesia Dinilai Kurang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Siber Pelindungan
    Pekerja Migran Indonesia
    dari Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Kombes Pol Raja Sinambela mengatakan, ada banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang terjebak dalam
    penipuan kerja
    di luar negeri, khususnya di
    Myanmar dan Kamboja
    .
    Dia menyebut, fenomena ini bisa jadi dipicu oleh kurangnya lapangan kerja dalam negeri.
    “Ironisnya, kenapa justru masyarakat kita bermigrasi ke sana (Myanmar dan Kamboja) untuk mencari pekerjaan?” kata Raja, di Jakarta, Kamis (24/4/2025).
    “Berarti di dalam negeri juga ada sedikit (mungkin) kekurangan untuk penerimaan kerja,” lanjut dia.
    Raja juga menyoroti betapa rumitnya kondisi politik dan keamanan di Myanmar, negara yang kini menjadi salah satu pusat aktivitas
    online scam
    .
    Ia menegaskan, setengah dari wilayah Myanmar kini tidak lagi berada di bawah kendali pemerintah resmi, melainkan dikuasai oleh kelompok pemberontak.
    “Negaranya sudah diambil alih oleh junta militer. Tapi, setelah junta naik, mereka juga kalah dari pemberontak,” ungkap dia.
    “Jadi, kalau kita minta bantuan ke pemerintah Myanmar, mereka juga tidak bisa berbuat banyak,” ujar dia.
    WNI yang terjebak umumnya diberangkatkan secara ilegal dengan janji pekerjaan bergaji tinggi.
    Mereka dikirim melalui jalur-jalur tidak resmi, seperti melalui Bangkok, lalu diselundupkan ke wilayah-wilayah konflik di Myanmar.
    Sesampainya di sana, mereka dipaksa bekerja dalam operasi penipuan digital lintas negara.
    Sebelumnya, Divisi Bantuan Hukum Migrant Care Nur Harsono mengungkapkan sulitnya mengidentifikasi WNI yang terjebak menjadi pelaku
    online scam
    atau admin judi daring di Myanmar.
    Dia bilang, modus keberangkatan terlihat seperti perjalanan wisata, karena rute yang digunakan adalah melalui Bangkok, Thailand.
    “Yang paling sulit adalah mengidentifikasi bahwa mereka ini akan dijadikan pekerja
    scammer
    ,” kata Nur Harsono.
    “Karena mereka dari Jakarta langsung ke Bangkok. Dan karena menggunakan paspor wisata, maka kecil sekali kecurigaan bahwa mereka akan dipekerjakan sebagai pelaku
    online scam
    ,” tambah dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sugiono Akan Hadiri Pertemuan Menlu BRICS di Brasil, Bahas Keamanan Global

    Sugiono Akan Hadiri Pertemuan Menlu BRICS di Brasil, Bahas Keamanan Global

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri RI Sugiono akan menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri BRICS di Rio de Janeiro, Brasil pada 28-29 April 2025 mendatang. Nantinya akan dibahas berbagai hal, mulai dari poltiik hingga keamanan global.

    “Pada pertemuan tersebut, para Menlu negara-negara anggota BRICS diagendakan membahas isu-isu strategis yang menjadi perhatian dunia, di antaranya perkembangan politik dan keamanan global dan kawasan, reformasi tata kelola global, dan peran negara-negara berkembang (Global South) dalam penguatan multilateralisme,” tulis keterangan resmi Kementerian Luar Negeri, Kamis (24/4/2025).

    Pertemuan ini merupakan forum pertama yang dihadiri Menlu RI sejak Indonesia menjadi anggota penuh BRICS pada awal Januari 2025. Menlu RI akan mendorong BRICS untuk berperan lebih konstruktif dalam menjaga perdamaian dan menegakkan norma-norma global yang telah disepakati bersama.

    Menteri Luar Negeri anggota BRICS yang akan hadir di antaranya dari negara Brasil, Rusia, RRT, India, Afrika Selatan, Iran, Persatuan Emirat Arab, Mesir, Ethiopia, Indonesia, dan Arab Saudi. Brasil juga mengundang para Menlu negara mitra, yakni Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Uganda, dan Uzbekistan.

    Menlu Sugiono dijadwalkan akan melakukan serangkaian pertemuan bilateral dengan beberapa negara sahabat. Sugiono juga akan menegaskan pentingnya reformasi berbagai institusi multilateral agar lebih inklusif, transparan, dan responsif dalam menghadapi berbagai tantangan dunia saat ini.

    Selain itu, forum akan membahas berbagai aspek persiapan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT/Summit) BRICS, khususnya dokumen keluaran (outcome documents) yang masih dinegosiasikan oleh negara-negara anggota BRICS.

    Sebagai Ketua BRICS tahun ini, Brasil mengangkat tema “Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance”. Sepanjang tahun 2025, Brasil mengagendakan lebih dari 140 pertemuan pada berbagai tingkatan, yang akan berpuncak pada KTT BRICS di Rio de Janeiro pada 6-7 Juli 2025.

    Hingga hari ini, telah diselenggarakan setidaknya 70 pertemuan BRICS baik secara daring maupun luring. Meskipun baru bergabung, Indonesia telah berpartisipasi secara aktif pada berbagai pertemuan tersebut.

    (wnv/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini