Negara: Thailand

  • Pembeli Makeup Indonesia Lebih Mengandalkan Ulasan Pengguna Dibanding Konten Influencer

    Pembeli Makeup Indonesia Lebih Mengandalkan Ulasan Pengguna Dibanding Konten Influencer

    JAKARTA – Ulasan atau review dari influencer atau pengguna lain, merupakan salah satu faktor utama yang akan mendorong konsumen membeli suatu produk makeup atau tidak. 

    Laporan YouGov yang berjudul From Screen to Shelves: How Content Creators Are Driving Consumer Behavior in the Makeup Industry, mempelajari perilaku konsumen di Indonesia, Thailand, dan Singapura. 

    Dalam laporan tersebut, terlihat bahwa 54 persen responden Indonesia menyatakan lebih mempercayai ulasan dari sesama pengguna dibandingkan dengan konten yang dibuat oleh influencer. 

    Di mana, 62 persen konsumen dari kalangan berpenghasilan tinggi lebih mempercayai review dari pengguna lain dibanding influencer, sementara hanya 33 persen dari kalangan berpenghasilan lebih rendah yang menyatakan hal serupa.  

    Selain itu, 60 persen konsumen Indonesia menyebut review jujur adalah bentuk konten paling meyakinkan dalam mempengaruhi keputusan pembelian. 

    “Temuan ini menunjukkan bagaimana perilaku digital konsumen Indonesia berkembang secara unik, sekaligus memberikan panduan bagi pelaku industri kecantikan untuk merancang strategi yang relevan di kawasan ini,” jelas General Manager YouGov Indonesia, Edward Hutasoit. 

    Dalam memberikan ulasan suatu produk makeup, format video berdurasi kurang dari 3 menit menjadi pilihan utama dalam konsumsi konten kecantikan, disukai oleh 68 persen responden Indonesia. 

    Sementara itu, konten dari ahli kecantikan seperti makeup artist atau dermatolog tetap menjadi sumber yang paling dipercaya. Di Indonesia, 73 persen responden mengaku lebih cenderung menonton konten dari para ahli dibanding selebritas atau figur publik lainnya.

    “Meski konten buatan pengguna lebih dipercaya karena dianggap autentik dan relevan, peran influencer tetap signifikan dalam membangun percakapan dan menyajikan informasi yang lebih terkurasi,” tambahnya. 

    Oleh karena itu, Edward menambahkan, brand perlu menggabungkan keduanya untuk membangun kepercayaan sekaligus memperluas jangkauan.

  • Laporan USDA: Impor Beras RI Diproyeksi Turun 3,9 Juta Ton di 2025

    Laporan USDA: Impor Beras RI Diproyeksi Turun 3,9 Juta Ton di 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture/USDA) memperkirakan impor beras oleh Indonesia mengalami penurunan hingga 3,9 juta ton tahun ini.

    Dalam laporan Rice Outlook April 2025, USDA menyebut bahwa turunnya impor beras oleh Indonesia seiring dengan meningkatnya produksi di dalam negeri.

    “Impor [beras] oleh Indonesia diproyeksikan turun hampir 3,9 juta ton menjadi 800.000 ton karena peningkatan produksi yang besar dan substansial,” tulis USDA dalam laporan itu, dikutip Minggu (27/4/2025).

    USDA dalam laporannya juga merevisi proyeksi stok akhir beras untuk Indonesia dan sejumlah negara kawasan Asia Tenggara seperti Thailand dan Vietnam di 2025. 

    Lembaga itu mengatakan, stok beras akhir Indonesia mengalami kenaikan paling tajam yakni sebesar 0,6 juta ton menjadi hampir 5 juta ton. Meningkatnya proyeksi tersebut berdasarkan estimasi luas panen yang lebih besar tahun ini.

    USDA menuturkan, dengan luas panen 11,4 juta hektare, luas panen naik 200.000 hektar dari estimasi sebelumnya dan hampir 4% lebih besar dari tahun sebelumnya. Perluasan wilayah di dorong oleh curah hujan yang baik di awal 2025.

    Adapun Indonesia tengah memasuki musim panen utama, yang menyumbang sekitar 45% dari total produksi. Panen tambahan diharapkan terjadi pada bulan Juli-Agustus dan November-Desember.

    USDA menyebut bahwa laju penjualan beras dari Thailand lebih lambat dari perkiraan hingga Februari 2025, dengan hanya 1,2 juta ton yang dikirim. 

    Lambatnya laju penjualan beras dari Negeri Gajah Putih salah satunya dipicu oleh lemahnya penjualan ke Indonesia lantaran negara ini telah mengurangi pembelian beras secara drastis.

    Lembaga itu memperkirakan, ekspor beras dari Negeri Gajah Putih tahun ini anjlok sebesar 29,2% dibanding tahun sebelumnya.

    “Penjualan ke Indonesia khususnya lemah, karena Indonesia telah mengurangi pembelian beras secara drastis. Selain itu, Thailand saat ini merupakan eksportir Asia dengan harga tertinggi,” jelas USDA dalam laporannya.

  • GITEX Asia 2025: Kebangkitan Teknologi Asia Tenggara

    GITEX Asia 2025: Kebangkitan Teknologi Asia Tenggara

    Bisnis.com, SINGAPURA – Perkembangan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara telah mampu memikat investor global untuk melirik kawasan ini, baik sebagai basis produksi maupun hub untuk investasi.

    Kehadiran kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah membuka peluang-peluang baru untuk kebangkitan teknologi Asia Tenggara lewat hadirnya perusahaan-perusahaan rintisan (startup) maupun adaptasi regulasi yang dilakukan pemerintah di kawasan ini.

    Bisnis.com, berkesempatan untuk mewawancarai Executive Vice President Dubai World Trade Centre (DWTC) Trixie LohMirmand di sela-sela GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore, yang diselenggarakan di Marina Bay Sands Expo & Convention Centre, Singapura, Kamis (24/4/2025). Berikut petikannya.

    Apa yang anda lihat dari potensi pasar Asia Tenggara, terutama untuk pertumbuhan bisnis dan investasi teknologi di kawasan ini?

    Asia Tenggara memiliki peran penting sebagai hub inovasi dan AI. Saat anda berselancar di search engine atau AI, Asia Tenggara menduduki peringkat atas. Ini kemudian menimbulkan rasa ingin tahu dan ketertarikan.

    Apalagi ada keinginan yang sangat kuat dari pemerintah untuk transformasi khususnya dalam hal ekonomi dari AI. Anda bisa melihat itu di Thailand dan Filipina, di mana banyak peningkatan pemanfaatan AI untuk sektor pertanian dan perkebunan, serta otomatisasi. Di Indonesia, peningkatan pemanfaatan AI dilakukan pada sektor usaha kecil dan menengah, serta industri manufaktur. Singapura bahkan telah mengalokasikan 500 juta dolar dalam roadmap AI mereka.

    Di kawasan ini juga banyak talenta digital yang terus bertumbuh dan dikembangkan. Ini tidak hanya untuk bagaimana menggunakan AI, tetapi juga bagaimana membangun AI, lewat berbagai unikorn yang ada di wilayah ini.

    Jadi dengan beberapa hal ini, kita dapat melihat bahwa kawasan ini kini tengah bangkit. AI telah memberikan daya saing kompetisi bagi kawasan ini. Oleh karena itu, ini adalah momentum yang tepat bagi pemerintah di kawasan ini untuk menyesuaikan aturan guna beradaptasi dengan perubahan teknologi yang saat ini terjadi di berbagai belahan dunia.

    Thailand menurut saya merupakan negara dengan daya tarik turis yang amat besar. Salah pariwisata yang tengah berkembang adalah wisata kesehatan. Pemanfaatan AI di sektor ini dapat memberikan transformasi dalam diagnosa, produktivitas, dan efisiensi, juga termasuk pelatihan bagi profesional di bidang kesehatan.

    GITEX Asia yang akan hadir di Thailand pada tahun ini akan memberikan dampak signifikan dalam mengakselerasi kemampuan dan meningkatkan industri ini, baik adaptasi dan pengembangan teknologi terutama dalam hal pemanfaatan AI.

     

    Apa yang membuat anda melakukan ekspansi ke Asia Tenggara?

    Misi GITEX adalah untuk memperluas koneksi komunitas global. Mereka [komunitas teknologi] di mana pun mereka berada, dapat mendapatkan peluang dan kesempatan untuk berhubungan. Seperti saya katakan sebelumnya, bahwa AI memiliki daya tarik, mengundang ketertarikan untuk berkolaborasi.

    Ini tidak hanya untuk memahami apa yang sedang terjadi di perkembangan teknologi saat ini, tetapi juga bagaimana regulasi di sektor ini saat ini. Hal ini lantaran di berbagai negara, aturan dalam hal pemanfaatan AI berbeda-beda. Padahal di sisi lain, apabila seseorang ingin membuat produk, harapan mereka tentu saja dapat dijual dan diekspor secara global.

    Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menggelar GITEX di kawasan ini. Hal ini dapat menjadi peluang berbagai perusahaan untuk mencari peluang kerja sama baru, baik dengan pemerintah maupun swasta.

    Dengan melihat situasi global saat ini, bagaimana hal ini akan memengaruhi kolaborasi tersebut?

    Saya kira AI tidak akan terpengaruh oleh risiko-risiko tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa teknologi telah menjadi bagian dari agenda untuk negara, kawasan, maupun ekonomi di berbagai belahan dunia.

    AI telah menjadi modal besar. Setiap wilayah ingin menjadi peringkat atas dalam hal ini. Setiap orang ingin berhubungan dan bergerak maju untuk mengembangkan ini. Oleh karena itu, kami menghadirkan wadah ini untuk berkolaborasi dan bekerja sama.

    Jadi saat anda berkompetisi, Anda juga tetap memerlukan kerja sama, terutama dari mereka yang telah berada di garis depan. Kolaborasi dalam hal ini saya kira akan terus dilakukan untuk menumbuhkkembangkan AI di masing-masing negara.

     

    Selain kolaborasi, apa yang Anda harapkan dengan menghadirkan GITEX di Singapura, Thailand, dan Vietnam?

    Kami ingin menciptakan adanya peluang untuk mereka yang fokus di bidang teknologi, terutama AI, agar dapat menjalin kerja sama dan meningkatkan bisnisnya. Wilayah ini, Asia Tenggara, memiliki energi dan kekuatan.

    Populasi sangat banyak, pemerintahan juga tengah berubah untuk beradaptasi. Pemerintah di kawasan ini menjadi lebih ramah dan terbuka untuk investasi guna mengejar dengan apa yang tengah terjadi baik di Eropa maupun Amerika.

    Ini mendasari kami untuk hadir di Singapura sebagai hub dari kawasan ini. Vietnam, dengan populasi yang besar juga memiliki kapasitas untuk mengembangkan, dengan dukungan pemerintah mereka,  guna meningkatkan kemampuan ekonomi digital mereka.

    Dengan anda melihat berbagai aspek ini, inilah yang memikat investor global, perusahaan global, maupun peneliti teknologi. Mereka akan amat tertarik dengan kawasan ini yang didukung oleh generasi muda. Apalagi, pengembangan ekosistem AI juga amat membutuhkan peran dari talenta muda ini.

     

    Apakah akan ada sesi khusus pengumuman investasi dalam GITEX Vietnam 2026?

    Apa yang akan kami lakukan di Vietnam mirip seperti apa yang kami lakukan di Singapura dan di lokasi-lokasi lainnya di belahan dunia. Di Vietnam, kami tidak hanya menghadirkan perusahaan-perusahaan teknologi, tetapi juga para peneliti.

    Hal ini karena di Vietnam, ada banyak penelitian yang tengah dikembangkan, manufaktur juga tengah berkembang. Apalagi, produksi semikonduktor saat ini juga tengah diintegrasikan dengan AI. Selain itu ada juga pembahasan lain seperti teknologi finansial, keberlanjutan, teknologi pertanian, dan kesehatan. Di sini Anda dapat melihat bahwa AI telah menjadi pilar yang amat penting bagi strategi transformasi yang dilakukan oleh Vietnam.

    GITEX Vietnam akan dilakukan pada Pekan Inovasi dan Investasi Vietnam. Jadi dapat anda bayangkan ini akan menjadi momentum bagi investor, peneliti, dan pabrikan, untuk hadir di sana dan mendapatkan peluang.

    Saya juga amat optimistis, di GITEX Vietnam, akan ada pengumuman perubahan regulasi, serta adanya kerja sama baru selama event tersebut, bagaimana Vietnam akan bekerja sama di tingkat global.

     

    Selain Vietnam, daerah mana yang akan menjadi lokasi penyelenggaraan GITEX selanjutnya?

    Kami selalu terbuka kepada masyarakat global untuk berkolaborasi dengan ambisi dan komitmen untuk meningkatkan ekosistem [digital] mereka. Misi kami adalah untuk memastikan terciptanya peluang bagi semua orang untuk mengembangkan dan bekerja sama dengan berbagai pihak.

     

    Apakah ada rencana untuk menyelenggarakan di Indonesia?

    Kami harapkan, kami bisa hadir di Indonesia.

     

    Pewawancara: Lukas Hendra T.M

  • Ada pihak di luar negeri ingin RI selalu impor beras

    Ada pihak di luar negeri ingin RI selalu impor beras

    Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjawab pertanyaan awak media di sela Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian di Jakarta, Sabtu (26/4/2025). ANTARA/Harianto

    Mentan: Ada pihak di luar negeri ingin RI selalu impor beras
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 27 April 2025 – 06:43 WIB

    Elshinta.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan ada pihak di luar negeri ingin agar Indonesia selalu impor beras dan tak mencapai swasembada pangan, khususnya dalam produksi komoditas strategis nasional itu.

    “Oh itu sudah pasti (ada negara-negara yang ingin Indonesia tetap impor beras). Sudah tidak ada satupun negara di dunia menginginkan, khususnya eksportir, menginginkan Indonesia swasembada,” kata Mentan ditemui di sela Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian secara daring dan luring di Jakarta, Sabtu.

    Mentan menyampaikan hal itu ketika dikonfirmasi awak media mengenai pernyataan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam rapat tersebut, yang menyatakan ada lembaga di Amerika Serikat, menyebutkan jika produksi pertanian Indonesia terutama komoditas beras mengalami peningkatan yang signifikan.

    Menanggapi hal itu, Mentan membenarkan dan mengaku telah mendapat informasi tersebut yang dikeluarkan oleh lembaga bernama US Department of Agriculture (USDA).

    “Kemarin yang kami dapat, lembaga Amerika Serikat, itu USDA, itu mengatakan bahwa produksi Indonesia melompat tinggi dan kata-katanya itu mengecewakan eksportir negara lain,” ujar Mentan.

    Menurut Mentan, negara-negara eksportir beras ingin Indonesia tetap menjadi pasar impor, bukan negara yang mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.

    Ia menilai peningkatan produksi beras Indonesia membuat sejumlah negara eksportir merasa kecewa, karena berkurangnya peluang ekspor mereka ke pasar Indonesia yang selama ini menjadi salah satu tujuan utama.

    Sebelumnya, Mentan menyebut, stok cadangan beras pemerintah (CBP) secara nasional saat ini mencapai 3,18 juta ton yang ada di gudang Perum Bulog. Angka itu dinilai tertinggi dalam 23 tahun terakhir, bahkan menjadi yang tertinggi sejak Indonesia merdeka.

    Namun, bagi Mentan fenomena tersebut adalah sesuatu yang wajar dan normatif dalam dunia perdagangan karena negara-negara eksportir tentunya ingin mempertahankan pasar ekspor, termasuk di sektor pangan.

    “Eksportir, menginginkan Indonesia tidak swasembada, Kenapa? Kita adalah pasarnya. Itu pasti, itu normal, normatif, itu sangat normal,” kata Mentan.

    Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam Rapat Koordinasi Nasional bersama 37 ribu Penyuluh Pertanian itu mengatakan jika ada lembaga asal Amerika Serikat mengungkapkan kondisi perberasan dunia, dengan Indonesia dinilai semakin kuat, sementara Thailand dan negara tetangga merasa kecewa.

    Setiap tahun, menurut Wamentan, ada pihak-pihak yang selalu berharap Indonesia tetap mengimpor beras, baik dari dalam negeri sendiri maupun dari negara luar yang ingin terus menjual beras ke Indonesia.

    “Tapi sebagaimana yang sudah dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, bahwa tahun ini Indonesia ditargetkan tidak impor beras, tidak impor jagung, tidak impor garam konsumsi dan tidak impor gula konsumsi,” kata Wamentan.

    Data yang dihimpun dari ANTARA menyebutkan, Indonesia terakhir kali mengimpor beras dalam jumlah besar pada 2024. 

    Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), hingga November 2024, Indonesia telah mengimpor sekitar 3,85 juta ton beras, meningkat 62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

    Impor ini terutama berasal dari Thailand (1,19 juta ton), Vietnam (1,12 juta ton), dan Myanmar (642.000 ton) .​

    Namun, pada awal 2025, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana untuk tidak melakukan impor beras guna mendorong swasembada pangan. 

    Sebagai gantinya, Perum Bulog menargetkan pengadaan tiga juta ton beras dari produksi dalam negeri, meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya .

    Sumber : Antara

  • Dari Rumahan Kini Mendunia, Perjalanan Bintang Fabric Jadi UMKM Terkemuka Lewat Program Ekspor Shopee

    Dari Rumahan Kini Mendunia, Perjalanan Bintang Fabric Jadi UMKM Terkemuka Lewat Program Ekspor Shopee

    PIKIRAN RAKYAT – Hiruk-pikuk para pekerja terdengar dari kejauhan. Ada yang sedang memotong kain, ada pula yang menggotong gulungan tekstil. Sementara di sudut lain itu, sejumlah pegawai tampak sibuk membungkus paket.

    Begitulah suasana sehari-hari di Bintang Fabric, perusahaan tekstil yang berlokasi di Jalan Babakan Jeruk III-F No. 1, Sukagalih, Kota Bandung.

    Kini menjadi pelaku usaha terkemuka di tingkat nasional hingga Asia Tenggara, tak banyak yang tahu bahwa Bintang Fabric didirikan oleh sosok tanpa latar belakang pendidikan bisnis. Adalah Vania Gunawan, sang pendiri, yang justru mengaku dulunya menempuh pendidikan di bidang gizi. Berawal dari bisnis jasa titip (jastip), Vania memberanikan diri merintis usaha tekstil.

    Vania Gunawan, pendiri Bintang Fabric.

    “Saya itu jurusannya bukan di bisnis sewaktu kuliah. Pas kuliah nutrisi, terus magang jadi ahli gizi di rumah sakit, tapi dijalani berapa lama ternyata minatnya bukan di situ,” kata Vania Gunawan saat ditemui Pikiran-rakyat.com di Bandung, Kamis, 17 April 2025.

    “Kebetulan saya kuliahnya di luar (negeri) pada saat itu coba-coba bikin jastip gitu. Jadinya setelah bikin jastip, belajar jualan barang tuh gimana sih. Setelah udah beres dan balik ke Indo, saya kepikiran jualan online karena pada saat itu kan e-commerce lagi booming, sekira tahun 2019-an,” ujarnya kemudian.

    Kendati demikian, perempuan 30 tahun ini tak kesulitan karena keluarganya telah berkecimpung di bisnis tekstil dimulai dari sang kakek. Ia bahkan mengerjakan semuanya sendiri, mulai dari admin, memotong kain, mengemas, hingga melayani pelanggan.

    Sempat nihil pesanan di bulan pertama, Vania mulai mendapat dua hingga tiga konsumen per hari pada bulan berikutnya. Hingga akhirnya, ia resmi mendirikan Bintang Fabric pada 2021 yang terus berkembang hingga hari ini.

    Nama Bintang Fabric dipilih juga bukan tanpa alasan. Vania berharap bisnis tekstilnya bisa bersinar dan memberikan manfaat bagi banyak orang layaknya bintang.

    Digitalisasi dan Inovasi Jadi Kunci

    Karyawan Bintang Fabric saat melangsungkan Shopee Live.

    Vania Gunawan mengungkapkan bahwa digitalisasi menjadi kunci kesuksesan Bintang Fabric. Sejak awal, ia langsung membidik marketplace Shopee sebagai kanal utama penjualan.

    “Pertama kali jualan tuh di marketplace di shopee,” kata Vania kepada Pikiran-rakyat.com.

    “Kita awalnya fokus kain-kain buat busana muslim, kerudung, gamis, baju koko gitu. Seiring berjalannya waktu berkembang ke busana wanita, atau bahan-bahan baju bayi. Kalau sekarang udah lebih dari 100 jenis kain sih dengan minimal pembelian setengah meter sampai rolan,” ujarnya.

    Digitalisasi ini pula yang membawa Bintang Fabric mampu bertahan di tengah gempuran pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Saat itu, pelanggan lebih memilih berbelanja secara online karena adanya pembatasan, sekaligus membuka peluang munculnya konsumen-konsumen baru.

    Tak cukup sampai di situ, Vania juga memanfaatkan fitur-fitur Shopee untuk memperluas bisnisnya, salah satunya Live Shopee. Bintang Fabric melakukan Live Shopee sebanyak 4 sesi dalam sehari, dari pukul 8.00 hingga 22.00 WIB.

    Diakuinya, Live Shopee ini sangat membantu meningkatkan kepercayaan konsumen karena mereka bisa berinteraksi langsung dan melihat produk secara nyata.

    “Semenjak pakai Shopee Live itu cukup membantu karena ada voucher-voucher juga dari Shopee. Karena meningkatkan kepercayaan customer sih. Mereka bisa berinteraksi langsung sama kita. Kak tolong dong dispill warna kain ini, mau lihat warnanya gimana. Membantu customer juga,” tuturnya.

    Selain itu, Vania juga memasang iklan di Shopee untuk memikat pelanggan baru. Tak tanggung-tanggung, nominal yang dirogohnya mencapai angka dua digit rupiah.

    “Buat iklan berjalan sih tiap bulan. Nominalnya sekitar 5 persen dari omzet. Dua digit lah,” ucapnya.

    Inovasi juga berperan penting dalam kemajuan Bintang Fabric. Setiap bulannya, selalu ada produk baru yang ditawarkan untuk memenuhi permintaan konsumen sekaligus mengikuti perkembangan tren fashion. Sebut saja bahan polycotton hingga katun bordir yang saat ini menjadi primadona.

    “Customer sekarang kalau dikasih kain ini aja bosen, jadi harus selalu up to date. Produk baru tiap bulan ada, antara jenis kain baru atau motif baru,” tuturnya.

    “Persaingan juga makin ketat, jadi salah satu cara agar kita tetap bertahan ya selalu memberikan terbaru. Konsumen nyari apa ya kita selalu adain,” ujarnya kemudian.

    Ekspansi ke Luar Negeri

    Karyawan Bintang Fabric saat menata gulungan kain dalam gudang penyimpanan.

    Berkembang pesat, Bintang Fabric kini tak hanya melayani konsumen individu, tetapi juga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), konveksi, garmen, bahkan sampai brand. Pelanggannya pun tak hanya tersebar di tingkat nasional, tetapi juga negara tetangga, yakni Filipina, Malaysia, dan Thailand.

    Ini berkat Program Ekspor Shopee yang menawarkan akses untuk menjual produk dan memperluas bisnis ke luar negeri secara mudah, tanpa dikenakan biaya apa pun.

    Vania Gunawan mengakui, Program Ekspor Shopee membantunya dalam meningkatkan omzet penjualan, hingga 70 persen di pasar luar negeri.

    “Dengan adanya Shopee sangat membantu. Jadinya kita enggak cuma berjualan di Bandung, tetapi bisa menjangkau pembeli di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri,” kata Vania.

    “Berkat Shopee Ekspor, kenaikan di tahun 2024 lumayan signifikan dibanding tahun 2023. Sekitar 70 persen. Banyak customer dari Filipina, Malaysia, dan Thailand,” ujarnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Menhub Tinjau Pembangunan Pelabuhan Patimban Fase 1-2

    Menhub Tinjau Pembangunan Pelabuhan Patimban Fase 1-2

    Bisnis.com, JAKARTA — Proyek pengembangan Pelabuhan Patimban fase 1-2 yang berjalan sesuai rencana dan ditarget rampung pada tahun ini.

    Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meninjau proyek pengembangan Pelabuhan Patimban fase I-II, yang mencakup pembangunan Car Terminal dan Container Terminal, Sabtu (26/4/2025). Menhub Dudy menyampaikan bahwa progres pembangunan berjalan sesuai rencana dan diharapkan dapat selesai tepat waktu untuk mendorong peningkatan kapasitas logistik nasional. Dia menekankan pentingnya keberadaan Pelabuhan Patimban dalam mempercepat distribusi barang ekspor.

    “Secara garis besar, progres pembangunan Car Terminal dan Container Terminal di Pelabuhan Patimban sudah berjalan dengan baik. Saya berharap pekerjaan dapat selesai tepat waktu sehingga mampu meningkatkan kapasitas di pelabuhan serta yang terpenting, mampu meningkatkan daya saing logistik secara nasional,” ujar Menhub Dudy.

    Pembangunan Car Terminal, yang saat ini telah mencapai progres 78,90%, ditargetkan rampung pada 28 Oktober 2025. Sementara itu, pembangunan Container Terminal, dengan progres 73,87%, direncanakan selesai pada 3 November 2025.

    Setelah penyelesaian pembangunan, kapasitas terminal kendaraan Pelabuhan Patimban akan meningkat dari 218.000 completely built unit (CBU) menjadi 600.000 CBU. Sementara itu, kapasitas terminal peti kemas akan naik dari 250.000 TEUs menjadi 1,9 juta TEUs.

    Peningkatan kapasitas ini dinilai strategis untuk memperkuat posisi Pelabuhan Patimban sebagai pusat ekspor kendaraan nasional. Selama ini, ekspor kendaraan dari Patimban telah menjangkau sejumlah negara seperti Filipina, Brunei Darussalam, dan Jepang.

    Selain itu, arus impor kendaraan melalui Patimban terus bertumbuh, dengan negara pengimpor utama di antaranya Jepang, Malaysia, China, dan Thailand. 

    Pengembangan Pelabuhan Patimban turut menjadi perhatian perusahaan swasta. Direktur Utama Samudera Indonesia Bani M. Mulia mengatakan rencana investasi pembangunan terminal peti kemas Pelabuhan Patimban mencapai lebih dari US$1 miliar. Investasi tersebut akan dilakukan bersama mitra konsorsiumnya yaitu Africa Global Logistics SAS (AGL) dan Toyota Tsusho Corporation (TTC). 

    “Kami bertugas membangun suprastruktur. Rencana investasi yang dibutuhkan untuk total Pelabuhan Patimban atau terminal petikemas patimban ini adalah hampir lebih dari US$1 miliar dan ini tentunya akan dilakukan bersama diantara konsorsium,” kata Bani dalam paparan publik, Rabu (26/3/2025). 

    Bani menjelaskan nantinya pembangunan akan dilakukan secara bertahap sejalan dengan konsesi yang diberikan yaitu selama 37 tahun. Adapun sampai dengan rampungnya pembangunan, terminal tersebut akan memiliki kapasitas hingga 3,7 juta TEUs. 

    Dia juga mengatakan saat ini JV yang dibentuk yaitu PT Patimban Global Gateway Terminal (PGT) sedang melakukan pemesanan alat bongkar muat untuk Pelabuhan Patimban. Meski demikian Bani menargetkan operasional dapat segera dilakukan dengan menggunakan mobile crane atau kapal dengan crane. 

    “Progresnya saat ini infrastruktur dasar yang dibangun pemerintah, Kemenhub dan Jepang melalui JICA sudah semakin baik progresnya, konektivitas akses ke pelabuhan patimban juga semakin tersambung,” katanya. 

  • BMKG Ungkap Beda Gempa Myanmar Vs Megathrust Ancam RI, Ingatkan Ini

    BMKG Ungkap Beda Gempa Myanmar Vs Megathrust Ancam RI, Ingatkan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Potensi gempa megathrust di Indonesia masih cukup besar, di mana hanya tinggal menunggu waktu gempa yang cukup dahsyat tersebut akan terjadi. Meski begitu, belum ada yang bisa memastikan kapan gempa megathrust melanda Indonesia.

    Kabar dari potensi gempa megathrust kembali mencuat di masyarakat Indonesia setelah terjadinya gempa yang cukup dahsyat berkekuatan M 7,7 melanda Myanmar, Thailand, hinga beberapa wilayah di China pada 28 Maret lalu. Namun, ada perbedaan karakteristik antara gempa Myanmar dengan potensi gempa megathrust di Indonesia.

    Plt. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan karateristik gempa yang melanda Myanmar dan Thailand cenderung berbeda dengan gempa megathrust yang berpotensi mengancam Indonesia terutama pesisir pantai selatan Jawa dan pantai barat Sumatra.

    Menurutnya, sifat gempa Myanmar merupakan gempa dangkal, sehingga meski kategorinya tidak terlalu besar, tetapi sangat dirasakan oleh masyarakat Myanmar hingga juga merusak bangunan. Sedangkan potensi gempa megathrust di Indonesia diprediksi terjadi di dasar laut dan jaraknya cukup jauh dari daratan.

    “Apa bedanya gempa Myanmar dengan Indonesia yang megathrust? Bedanya Myanmar itu akibat patahan aktif, jadi pergeseran tanah yang terjadi di darat secara aktif, dan langsung di bawah ini, dan gempanya dangkal. Sedangkan Indonesia yang megathrust itu akibat pergeseran lempeng dan bakal terjadi di laut dengan radius 250 km dari tepi pantai selatan Jawa dan pantai barat Sumatra, gempanya berada di bawah laut,” kata Dwikorita, dikutip dari video yang diunggah di akun Instagram resmi BMKG, Sabtu (26/4/2025).

    Dwikorita menambahkan gempa akibat pergeseran patahan tidak ada hubungannya dengan megathrust, karena megathrust terjadi akibat dari tumbukan lempeng dasar Samudera Hindia. Dia menjelaskan, gempa akibat pergerakan patahan biasanya berada di daratan, sedangkan episentrum megathrust berada di dasar laut dan cukup jauh dari daratan.

    “Perbedaan lainnya, kalau di Myanmar terasa karena episentrumnya langsung di bawah permukaan. Tetapi kalau megathrust, episentrumnya berada di laut dan radiusnya bisa ratusan kilometer,” ungkap Dwikorita.

    “Walaupun gempa Myanmar skalanya M 7,7, kenapa bisa terasa sekali? Ya karena pusatnya berada di daratan, ditambah karakteristiknya yang dangkal. Sedangkan megathrust itu pusatnya jauh sekali dari daratan, berada di laut,” tambahnya.

    Namun, gempa megathrust bisa lebih berbahaya karena dapat membawa tsunami jika skala gempanya cukup besar.

    “Yang mengkhawatirkan jika terjadi gempa megathrust adalah tsunaminya, karena tinggi gelombangnya bisa mencapai sekitar 20 meter,” ujar Dwikorita.

    Sebagai informasi, gempa dahsyat dengan parameter update M7,7 menghantam Myanmar pada hari Jumat (29/3/2025) pukul 13:20:56 WIB lalu. Menurut analisis BMKG, gempa itu dipicu aktivitas Sesar Besar Sagaing.

    Megathrust Tunggu Waktu Hantam RI

    BMKG sebelumnya mengaku mewaspadai 2 segmen megathrust yang ada di Indonesia. Sebagai catatan, disebutkan ada 13 segmen megathrust di Indonesia.

    Dari 13 segmen itu, ada 2 segmen yang telah ratusan tahun belum mengeluarkan energi. Sehingga, masuk dalam fokus perhatian BMKG, yakni segmen Selat Sunda dengan potensi gempa mencapai M 8,7 dan segmen Mentawai-Siberut dengan potensi mencapai M 8,9.

    Menurutnya, seismic gap megathrust Selat Sunda sudah mencapai 267 tahun. Sedangkan seismic gap di Mentawai-Siberut sudah 227 tahun. Kemudian, megathrust Aceh-Andaman yang juga sudah rilis energi, dengan seismic gap 97 tahun.

    “Nah yang belum terjadi yang sedang ditunggu itu adalah di Selat Sunda dan di Mentawai-Siberut, sudah lebih dari 227 tahun. Sehingga, sudah seharusnya kami untuk bersiap untuk itu,” ujarnya.

    Mengacu pada Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2017, berikut daftar 13 segmen megathrust yang mengancam Indonesia:

    1. Megathrust Mentawai-Pagai dengan potensi gempa M8,9
    2. Megathrust Enggano dengan potensi gempa M8,4
    3. Megathrust Selat Sunda dengan potensi gempa M8,7
    4. Megathrust Jawa Barat-Jawa Tengah dengan potensi gempa M8,7
    5. Megathrust Jawa Timur dengan potensi gempa M8,7
    6. Megathrust Sumba dengan potensi gempa M8,5
    7. Megathrust Aceh-Andaman dengan potensi gempa M9,2
    8. Megathrust Nias-Simelue dengan potensi gempa M8,7
    9. Megathrust Batu dengan potensi gempa M7,8
    10. Megathrust Mentawai-Siberut dengan potensi gempa M8,9
    11. Megathrust Sulawesi Utara dengan potensi gempa M8,5
    12. Megathrust Filipina dengan potensi gempa M8,2
    13. Megathrust Papua dengan potensi gempa M8,7.

    (dce)

  • 2 Situs Streaming Film Bawa Iklan Berbahaya, Ini Platform Aman-No LK21

    2 Situs Streaming Film Bawa Iklan Berbahaya, Ini Platform Aman-No LK21

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menonton film atau serial merupakan salah satu hobi yang cukup menarik, apalagi jika dilakukan untuk mengisi waktu luang. Ketika masa liburan datang, menonton film mungkin menjadi kegiatan yang cukup menarik jika Anda tidak melakukan berpergian.

    Namun perlu diingat, jangan tergoda untuk mengakses situs streaming ilegal karena dapat membahayakan perangkat elektronik. Hal ini juga dapat mengundang serangkaian virus yang dapat menjangkiti perangkat Anda.

    Memang, platform streaming online seperti IndoXXI, LK21, Layarkaca21, Idlix, Rebahin, Indofilm, dan Layarfilm21, masih mudah diakses dan memiliki koleksi film yang banyak. Selain itu, platform ilegal ini juga gratis.

    Namun, tak jarang platform streaming online ilegal penuh dengan iklan-iklan berbahaya. Sekali klik, bisa-bisa perangkat Anda diserang malware yang berpotensi mencuri identitas dan menguras rekening.

    Sebuah laporan dari Microsoft mengungkapkan ada dua situs streaming bajakan yang sudah menyebarkan malware. Kampanye ini mulai terdeteksi sejak akhir 2024 dan telah menjangkiti hampir satu juta perangkat. Adapun kedua situs tersebut yakni movies7[.]net dan 0123movie[.].net.

    Modus serangannya adalah melalui tampilan iklan yang tampak seperti tombol pemutar video atau pop-up. Ketika diklik, pengguna diarahkan ke situs phishing atau unduhan file berbahaya yang disimpan di platform umum seperti GitHub, Discord, dan Dropbox.

    “Website streaming menyematkan pengalih malvertising di dalam frame film untuk menghasilkan pendapatan per tayang atau pendapatan per klik dari platform malvertising,” kata Microsoft dalam laporannya, dikutip dari Bleeping Computer, Sabtu (26/4/2025).

    Microsoft tidak menjelaskan seperti apa tampilan situs penipuan tersebut. Kemungkinan situs itu mendorong pengguna untuk download program yang diam-diam merupakan malware.

    Malware yang diunduh mampu mencuri data sistem, mengakses aktivitas browsing, bahkan mengambil kendali perangkat pengguna secara jarak jauh.

    Tak hanya mengancam privasi dan keamanan data, perangkat yang terinfeksi juga dapat mengalami penurunan performa hingga kerusakan permanen.

    Bahaya di Balik Streaming Ilegal 

    Hal ini menjadi bukti menonton secara ilegal bukan hanya soal pelanggaran hak cipta, tapi juga menyangkut risiko keamanan digital yang nyata.

    Oleh karena itu, sebaiknya selalu memilih berlangganan layanan streaming resmi dan legal.

    Selain aman, Anda juga turut mendukung industri perfilman.

    Berikut 23 platform streaming online resmi yang bisa jadi pilihan Anda, dirangkum CNBC Indonesia, Sabtu (26/4/2025):

    1. Disney+ Hotstar

    Disney+ Hotstar menghadirkan berbagai pilihan film dan serial dari banyak negara, termasuk beberapa konten eksklusif. Platform ini juga menawarkan serial orisinal buatan Indonesia yang semakin memperkaya pilihan tayangan untuk penggunanya.

    Untuk menikmati tayangan tersebut, Disney+ Hotstar menawarkan dua jenis paket langganan, yaitu Basic dan Premium, yang bisa dipilih berdasarkan langganan bulanan atau tahunan. Harga langganan dimulai dari Rp 65.000 hingga Rp 119.000 per bulan memberikan opsi sesuai dengan preferensi pengguna.

    2. Netflix

    Netflix memberikan akses ke beragam tayangan dari berbagai negara, termasuk konten lokal Indonesia, Hollywood, serta produksi internasional lainnya. Selain itu, Netflix juga dikenal dengan berbagai produksi asli yang eksklusif hanya tersedia di platformnya.

    Terdapat beberapa opsi paket berlangganan yang bisa dipilih. Mulai dari yang paling terjangkau hingga yang menawarkan fitur lebih lengkap.

    Paket-paket tersebut antara lain Ponsel, Dasar, Standar, dan Premium, dengan harga mulai sekitar Rp 50.000 hingga Rp 186.000 per bulan. Perbedaan tiap paket terletak pada jumlah perangkat yang dapat mengakses akun Netflix secara bersamaan serta kualitas video yang ditawarkan.

    3. HBO Max

    HBO Max mulai menggantikan HBO Go sejak bulan November lalu, membawa berbagai konten menarik untuk para penggemar hiburan. Platform ini menawarkan berbagai tayangan orisinal, termasuk produksi dari HBO Asia dan Hollywood, serta film-film populer lainnya.

    Untuk berlangganan, HBO Max menyediakan tiga pilihan paket, yaitu Mobile, Standard, dan Ultimate. Pengguna dapat memilih paket dengan durasi langganan bulanan atau tahunan, dengan harga mulai dari Rp 49.000 hingga Rp 119.000 per bulan.

    4. Vidio

    Vidio menawarkan berbagai jenis tayangan, mulai dari film hits hollywood dan serial Korea hingga siaran olahraga. Beberapa konten dapat dinikmati secara gratis, sementara ada juga yang memerlukan langganan. Untuk akses premium, harga langganan Vidio dimulai dari Rp 19.000 hingga Rp 149.000 per bulan.

    5. iQiyi

    iQiyi memang menjadi salah satu platform favorit bagi pecinta film Asia, termasuk anime, drama Korea, drama China, dan konten lainnya. Biaya langganan VIP $6.99 hingga $9.99 per bulan memberikan akses ke berbagai fitur eksklusif.

    6. Klik Film

    Klik Film adalah pilihan menarik bagi para pecinta film yang ingin menikmati tayangan dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Korea, Thailand, dan Hong Kong. Dengan opsi sistem sewa, pengguna dapat menikmati fleksibilitas dalam memilih film yang ingin ditonton tanpa perlu berlangganan bulanan.

    Harga sewa satu judul film, yaitu Rp10.000 (+ biaya administrasi) untuk pembayaran dengan dompet elektronik dan Rp7.000 (+ PPN) jika menggunakan pulsa. Adapun film yang ditonton semuanya (tidak termasuk film Premium) bebas berulang kali dengan satu kali pembayaran; Rp30.000,- per 30 hari atau Rp4.400,- per 3 hari.

    7. Bioskop Online

    Konsep Pay-per-View Bioskop Online memang sangat menarik karena menghadirkan pengalaman seperti menonton film di bioskop, tetapi dengan kenyamanan menonton dari rumah. Mulai dari Rp 5.000,- per konten dengan kualitas standar dan berlaku untuk 48 jam dari selesainya transaksi.

    8. Cinema Box

    Cinema Box adalah platform yang sangat cocok bagi para pecinta film yang menginginkan fleksibilitas menonton, baik secara online maupun offline. Streaming film ini juga tersedia di Play Store dan App Store.

    9. Viu

    Viu adalah salah satu platform streaming yang populer, terutama bagi para pecinta drama Korea, variety show, dan konten Asia lainnya, termasuk dari Indonesia. Langganan Viu Premium dimulai dari Rp33.000 per bulan.

    10. CatchPlay+

    Catchplay+ adalah platform streaming yang menawarkan koleksi film beragam, termasuk film kartun dan animasi, serta berbagai genre dari berbagai negara. Platform ini cocok untuk semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Konten bisa diakses secara gratis dan untuk menikmati seluruh konten perlu berlangganan yang dimulai Rp 22.500 per bulan atau sewa per-film Rp 15.000 per film.

    11. WeTV

    WeTV menampilkan beragam film, series, anime hingga tayangan variety show dari beberapa negara Asia. Konten di dalamnya dapat ditonton gratis, ada juga yang harus menggunakan akun VIP dengan harga Rp 39.000 per bulan.

    12. Genflix

    Genflix adalah platform streaming serba ada yang menawarkan beragam pilihan konten, termasuk film Indonesia, Hollywood, drama Korea, hingga tayangan live show. Dengan fleksibilitas pilihan paket langganan, Genflix cocok untuk berbagai kebutuhan hiburan. Berapa biaya berlangganan Genflix? Rp 49.000,- per bulan.

    13. iFlix

    iFlix menghadirkan berbagai pilihan hiburan seperti film box office, serial TV, drama Korea, film lokal Indonesia, hingga tontonan anak-anak. Beberapa kontennya dapat dinikmati secara gratis, namun akses penuh membutuhkan langganan seharga $5.99 di bulan pertama.

    14. Viki

    Viki adalah platform alternatif untuk menikmati drama Korea, dengan tambahan konten dari negara lain, termasuk Indonesia. Sebagian besar tayangan tersedia gratis, namun langganan diperlukan untuk fitur premium.

    15. Prime Video

    Prime Video menawarkan koleksi film dan serial dari berbagai negara, termasuk produksi Hollywood. Biaya langganan bulanan sebesar Rp59.000 memberikan akses penuh ke konten di platform ini.

    16. Apple TV+

    Apple TV+ menghadirkan film, serial, dan karya orisinal eksklusif dari Apple. Biaya langganannya adalah Rp99.000 per bulan, dengan opsi uji coba gratis selama tujuh hari atau paket Apple One.

    17. Lions Gate Play

    Lions Gate Play menyuguhkan beragam konten dari berbagai negara, termasuk karya orisinal eksklusif. Langganan bulanan dapat dinikmati dengan harga Rp35.000.

    18. CubMU

    CubMU, layanan dari Transvision, menawarkan ratusan saluran Live TV dan ribuan Video on Demand (VOD) dengan kualitas HD. Paket langganannya tersedia mulai dari Rp9.900.

    19. Mola

    Mola menyajikan beragam hiburan, termasuk siaran langsung pertandingan sepak bola. Langganannya dimulai dari Rp60.000 hingga Rp160.000, tergantung pada paket yang dipilih.

    20. MAXstream

    MAXstream menghadirkan berbagai video on demand dari serial lokal hingga internasional, termasuk beberapa konten orisinal. Platform ini dapat diakses melalui paket langganan.

    21. Vision+

    Vision+ memberikan akses ke berbagai tayangan melalui paket berlangganan, dengan harga mulai dari Rp35.000 per bulan.

    22. Youtube Movie

    YouTube Movie adalah layanan di platform YouTube yang menyediakan berbagai film (movie) yang bisa ditonton secara online. Film yang tersedia bisa berupa film gratis (dengan iklan) maupun film berbayar (sewa atau beli). Harga sewa per film mulai dari Rp 25.000.

    23. DramaBox

    Platform ini menyediakan beragam video pendek berseri yang bisa dinikmati di waktu senggang. Tren yang disebut ‘bite-sized entertainment’ ini menyuguhkan konten hiburan yang lebih fleksibel dinikmati di mana saja, misalnya ketika menunggu macet atau antrean.

    Ada ribuan jam konten original dan eksklusif di DramaBox dalam berbagai genre. Anda bisa menontonnya dan melakukan pembelian dalam aplikasi ‘in-app purchase’ dari harga mulai Rp 15.000-an.

    Aplikasi ini tersedia di toko aplikasi Apple App Store dan Google Play Store.

    Nah, itu dia beragam platform resmi yang bisa Anda gunakan untuk menonton film dan serial televisi. Semoga informasi ini membantu!

    (dce)

  • Wamentan Sebut Ada Pihak Ingin Indonesia Tetap Impor Beras

    Wamentan Sebut Ada Pihak Ingin Indonesia Tetap Impor Beras

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut ada pihak yang menginginkan Indonesia untuk terus melakukan impor beras setiap tahun. Hal tersebut berbanding terbalik dengan cita-cita swasembada pangan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan bahwa oknum-oknum tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri yang ingin menjual berasnya ke Indonesia.

    “Biasanya setiap tahun ada pihak yang selalu mengharapkan kita ini impor beras setiap tahun,” katanya dalam agenda Koordinasi Nasional Bersama 5.000 Penyuluh Pertanian di Kantor Kementan, Sabtu (26/4/2025).

    Sudaryono menjelaskan bahwa Indonesia telah berkomitmen untuk menutup keran impor beras tahun ini. Hal itu juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo untuk menghentikan impor sejumlah komoditas seperti beras, jagung, garam konsumsi, dan gula konsumsi di 2025.

    Sebagaimana diketahui, laporan Rice Outlook April 2025 yang dirilis oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture/USDA) merevisi stok akhir beras pada 2024/2025. Sebagian besar terkonsentrasi di Asia Tenggara.

    USDA merevisi ke atas untuk Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Melalui laporannya, stok akhir Indonesia naik paling tinggi yakni 0,6 juta ton menjadi hampir 5 juta ton lantaran panen yang lebih besar.

    Dengan luas panen 11,4 juta hektare, luas panen naik 200.000 hektare dari estimasi sebelumnya, dan hampir 4 persen lebih besar dari tahun sebelumnya.

    “Panen tanaman musim utama, sekitar 45% dari total produksi, sedang berlangsung sekarang. Panen tambahan diharapkan terjadi pada bulan Juli-Agustus dan November-Desember,” jelas USDA dikutip Sabtu (26/4/2025).

    Di sisi lain, Indonesia telah berkomitmen untuk menghentikan impor beras tahun ini. Kondisi tersebut turut memberikan dampak terhadap penjualan beras Thailand tahun ini. 

    USDA memperkirakan, ekspor beras dari Negeri Gajah Putih itu anjlok 29,2% dibanding tahun sebelumnya. 

    “Penjualan ke Indonesia khususnya lemah karena Indonesia telah mengurangi pembelian beras secara drastis. Selain itu, Thailand saat ini merupakan eksportir Asia dengan harga tertinggi,” jelas USDA dalam laporannya. 

  • Produksi Beras Global Diramal Sentuh Rekor Tertinggi, Disumbang oleh India-Indonesia

    Produksi Beras Global Diramal Sentuh Rekor Tertinggi, Disumbang oleh India-Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Produksi beras global pada periode 2024/2025 diperkirakan menyentuh rekor tertinggi yakni sebesar 535,8 juta ton, dengan India menyumbang hampir dua pertiga dari revisi ke atas, diikuti oleh Indonesia, Kamboja, Brasil, Taiwan, dan Venezuela.

    Departemen Pertanian Amerika Serikat (United States Department of Agriculture/USDA) dalam laporan Rice Outlook April 2025 menyebutkan bahwa proyeksi tersebut meningkat 3,1 juta ton dari perkiraan sebelumnya, dan naik 13,7 juta ton bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Secara tahunan, USDA menyebut bahwa Brasil, Kamboja, China, Uni Eropa, India, Indonesia, Irak, Peru, Sri Lanka, dan Vietnam menyumbang sebagian besar peningkatan produksi pada  2024/2025. Saat ini, India menjadi negara penghasil beras terbesar di dunia.

    “India menyumbang hampir dua pertiga dari revisi ke atas, diikuti oleh Indonesia, Kamboja, Brasil, Taiwan, dan Venezuela yang lebih dari sekadar mengimbangi sedikit penurunan untuk Uni Eropa (UE), Jepang, dan Maroko,” tulis USDA dalam laporannya, dikutip Sabtu (26/4/2025).

    Pasokan beras pada 2024/2025 diperkirakan mencapai level 715,3 juta ton. Perkiraan tersebut meningkat 3,1 juta ton dari proyeksi sebelumnya, akibat perkiraan produksi yang lebih besar, dan 12,3 juta ton lebih besar dari tahun sebelumnya.

    USDA juga memperkirakan adanya peningkatan penggunaan domestik dan residual global di tahun ini yakni mencapai 532,1 juta ton atau 1,4 juta ton lebih besar dari proyeksi sebelumnya, dan 8,6 juta ton lebih besar dari tahun sebelumnya.

    Meningkatnya konsumsi global pada bulan ini sebagian besar didorong oleh peningkatan di beberapa negara Sub-Sahara, terutama Angola, Kamerun, Pantai Gading, Madagaskar, Nigeria, dan Senegal, karena pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, pertumbuhan populasi, dan peralihan pola makan ke beras sebagai makanan pokok.

    Selain beberapa pertumbuhan dalam produksi domestik di kawasan tersebut, peningkatan permintaan diharapkan dapat dipenuhi oleh peningkatan impor, terutama dari India, mengingat pasokannya yang besar dengan harga yang kompetitif.

    Adapun USDA memperkirakan stok akhir global pada 2024/2025 mengalami peningkatan dibanding proyeksi sebelumnya. 

    “Stok akhir global pada tahun 2024/25 meningkat 1,7 juta ton dari perkiraan sebelumnya menjadi 183,2 juta, yang terbesar sejak 2021/22,” demikian bunyi laporan tersebut. 

    STOK RI DIREVISI

    USDA mengungkap, revisi bulanan dalam stok akhir pada 2024/2025 sebagian besar terkonsentrasi di Asia Tenggara. Dalam hal ini, USDA merevisi ke atas untuk Indonesia, Thailand, dan Vietnam.

    Dalam laporannya, USDA mencatat stok akhir Indonesia naik paling tinggi yakni 0,6 juta ton menjadi hampir 5 juta ton lantaran panen yang lebih besar.

    USDA mencatat, dengan luas panen 11,4 juta hektare, luas panen naik 200.000 hektare dari estimasi sebelumnya, dan hampir 4 persen lebih besar dari tahun sebelumnya.

    “Panen tanaman musim utama, sekitar 45% dari total produksi, sedang berlangsung sekarang. Panen tambahan diharapkan terjadi pada bulan Juli-Agustus dan November-Desember,” jelas USDA.

    Sebaliknya, stok akhir India diturunkan 0,5 juta ton menjadi 43,5 juta, masih merupakan rekor, karena perkiraan ekspor pasar-tahun yang lebih besar lebih dari sekadar mengimbangi panen yang lebih besar.

    “Meskipun terjadi pengurangan 0,5 juta ton ini, stok India menyumbang sebagian besar peningkatan stok akhir global tahun ke tahun, dengan stoknya naik 1,5 juta ton dari tahun sebelumnya,” tuturnya.