Negara: Thailand

  • Pemerintah Sambut Positif Investasi Jumbo EDGNEX di Indonesia

    Pemerintah Sambut Positif Investasi Jumbo EDGNEX di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Digital menyambut rencana investasi perusahaan global EDGNEX Data Centers by DAMAC senilai US$2,3 miliar atau sekitar Rp37 triliun untuk pembangunan pusat data berskala besar di Cikarang, Jawa Barat. 

    Proyek tersebut disebut sebagai salah satu pengembangan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) terbesar di kawasan Asia Tenggara.

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan investasi ini merupakan bagian penting dari upaya memperkuat fondasi transformasi digital nasional. 

    “Data center adalah bagian dari tulang punggung transformasi digital Indonesia. Kehadiran EDGNEX kami pandang sebagai sinyal positif terhadap meningkatnya kepercayaan investor global terhadap ekosistem digital di tanah air,” kata Meutya dalam pernyataan resmi, Kamis (19/6/2025). 

    Pusat data yang akan dibangun EDGNEX di lahan seluas 12 hektare di kawasan industri Cikarang diproyeksikan mulai beroperasi pada Desember 2026, dengan perluasan bertahap hingga 2028. 

    Proyek ini akan mengadopsi rak-rak AI berdensitas tinggi dan menargetkan Power Usage Effectiveness (PUE) sebesar 1,32, yang disebut sejalan dengan standar keberlanjutan global.

    Meutya menyebut investasi ini juga sejalan dengan peningkatan kapasitas pusat data nasional yang saat ini telah mencapai 290 megawatt (MW), naik dari 180 MW di awal masa pemerintahan. Adapun sebagai perbandingan, kapasitas pusat data Malaysia sekitar 400 MW. 

    “Indonesia bergerak cepat, berdasarkan data lahan siap bangun yang telah terpantau, kapasitas nasional diproyeksikan melonjak menjadi 900 MW pada akhir 2025,” tutur Meutya. 

    Dengan tren peningkatan tersebut, pemerintah menargetkan kapasitas nasional dapat menembus 1,5 hingga 2 gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan, menjadikan Indonesia sebagai pusat data digital (digital data hub) utama di Asia Tenggara.

    “Peningkatan kapasitas yang cepat menandakan bahwa Indonesia tengah mengejar posisi strategis di kawasan. Ini harus terus dipercepat,” kata Meutya.

    Di sisi lain, pihaknya juga mendorong agar investasi seperti EDGNEX tidak hanya besar dalam skala, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Termasuk mendukung digitalisasi UMKM dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di sektor pangan, perikanan, dan kesehatan.

    Sebelumnya, Meutya juga telah meresmikan pusat data canggih berbasis AI milik DCI Indonesia di Cibitung. 

    “Komdigi membuka diri untuk dialog dan kerja sama yang memperkuat kepentingan nasional dalam membangun infrastruktur digital yang inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.

    EDGNEX merupakan bagian dari DAMAC Group, konglomerat asal Dubai yang telah menggelontorkan lebih dari US$3 miliar atau sebanyak Rp48,26 triliun untuk pengembangan infrastruktur digital di Asia Tenggara. 

    Fasilitas di Cikarang ini akan menjadi pusat data kedua EDGNEX di Indonesia setelah sebelumnya mereka mengumumkan pembangunan pusat data 19,2 MW di kawasan MT Haryono, Jakarta, pada 2024 lalu.

    “Ini adalah pembangunan kedua kami di Indonesia, yang semakin menegaskan komitmen kami untuk menjembatani kesenjangan digital di pasar yang sedang berkembang pesat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” kata pendiri DAMAC Group, Hussain Sajwani.

    Hussain mengatakan pihaknya bangga membangun salah satu pusat data paling canggih dan berkelanjutan di kawasan ini, yang dirancang untuk mendukung gelombang inovasi dan pertumbuhan digital berikutnya. 

    Dengan meningkatnya skala beban kerja AI, lanjut dia, kebutuhan akan infrastruktur generasi baru yang lebih kuat dan efisien pun tumbuh.

    “Dan proyek ini merupakan bagian dari komitmen besar kami di Asia Tenggara, di mana kami telah menginvestasikan lebih dari US$ 3 miliar untuk pengembangan infrastruktur digital,” katanya.  

    Secara regional, EDGNEX menargetkan kapasitas operasional lebih dari 300 MW di Asia Tenggara tahun depan, mencakup pasar-pasar utama seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia. 

    Di Jakarta sendiri, fasilitas MT Haryono dijadwalkan rampung pada kuartal ketiga 2026 dan akan menyasar klien dari kalangan penyedia cloud, node edge, hingga aplikasi AI.

  • Bandara Ahmad Yani buka penerbangan Semarang-Kuala Lumpur, tiket Rp760 ribu

    Bandara Ahmad Yani buka penerbangan Semarang-Kuala Lumpur, tiket Rp760 ribu

    Sumber foto: Joko Hendrianto/elshinta.com.

    Bandara Ahmad Yani buka penerbangan Semarang-Kuala Lumpur, tiket Rp760 ribu
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 19 Juni 2025 – 16:36 WIB

    Elshinta.com – Maskapai AirAsia membuka rute penerbangan Semarang -Kuala Lumpur Malaysia mulai 5 September 2025. Bahkan, tiket penerbangan rute tersebut sudah mulai dijual pada Rabu, 18 Juni 2025.

    Rencananya, jadwal penerbangan akan dibuka setiap hari. Berangkat dari Kota Semarang pukul 11.15 WIB dan tiba di Kuala Lumpur 14.40.  Sedangkan jadwal penerbangan dari Kuala Lumpur pukul 9.25 dan tiba di Semarang pukul 10.40 WIB.

    “Penerbangannya mulai 5 September 2025. Tapi hari ini tiket sudah bisa dibeli, mulai Rp760 ribu,” kata Gubernur Jawa Tengah,  Ahmad Luthfi usai menerima kunjungan dari pimpinan AirAsia dan pimpinan Bandara Ahmad Yani di ruang kerjanya pada Rabu (18/6/2025).

    Hadir di acara tersebut, Head Network and Airport Authority AirAsia, Edwin, GM Bandara A Yani Fajar Purwawidada,  dan didampingi jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jateng.

    Selain AirAsia, lanjut Luthfi, maskapai Scoot juga akan membuka rute penerbangan Kota Semarang – Singapura. Saat ini sedang dilakukan percepatan persiapan. Diperkirakan penerbangan pertama akan dibuka pada rentang waktu September-Desember 2025.

    “Saya kira banyak yang sudah menunggu penerbangan internasional ini. Apalagi ini sebagai salah satu langkah mengembangkan pariwisata dan investasi,” ujar   Luthfi.

    Head Network and Airport Authority AirAsia, Edwin mengatakan,  pihaknya menjadi maskapai pertama setelah Bandara Ahmad Yani dibuka untuk penerbangan internasional lagi. Kebijakan ini sudah didasarkan pada potensi industri yang tinggi dan daya beli masyarakat Kota Semarang yang tinggi.

    Ia mengungkapkan, penerbangan internasional bisa jadi buka hanya rute Semarang-Kuala Lumpur,  sebab saat ini juga sedang dilakukan studi untuk membuka rute Semarang ke Vietnam dan Thailand. 

    “Penang (Malaysia) juga menarik, Bangkok juga. Karena orang indonesia suka ke Thailand.  Apalagi Thailand ke Borobudur juga punya koneksi. Tapi ini masih kita pelajari,” kata Edwin.

    Sementara itu,  General Manager Bandara Ahmad  Yani,  Fajar Purwawidada mengatakan,  pihaknya juga fokus untuk membantu membuka rute-rute internasional yang baru. Selain Malaysia dan Singapura, potensi menuju Vietnam dan Thailand juga besar.

    Dengan banyaknya kawasan industri di Jateng, lanjut dia,  penerbangan lainya yang potensial dibuka adalah adalah Semarang-China. Lantaran hal ini pernah dilakukan pada 2019 saat sebelum pandemi.

    “Selain Air Asia, yang sudah pasti Scoot Airlines antara September-Desember 2025,” kata dia seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Joko Hendrianto, Kamis (19/6). 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Heboh Skandal Telepon dengan Eks PM Kamboja, PM Thailand Minta Maaf

    Heboh Skandal Telepon dengan Eks PM Kamboja, PM Thailand Minta Maaf

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra meminta maaf pada hari Kamis (19/6) terkait bocornya percakapan telepon antara dirinya dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen, yang telah memicu kemarahan publik. Insiden ini menempatkan pemerintahannya di ambang kehancuran.

    Mitra koalisi utamanya telah mengundurkan diri, dan seruan meningkat agar dia mengundurkan diri atau mengumumkan pemilihan umum.

    Partai konservatif Bhumjaithai menarik diri dari koalisi pada hari Rabu (18/6), dengan mengatakan perilaku Paetongtarn dalam panggilan telepon yang bocor itu telah melukai martabat negara dan militer.

    Saat tekanan meningkat pada hari Kamis, Paetongtarn, putri mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, meminta maaf saat konferensi pers bersama para panglima militer dan tokoh senior dari partainya, Pheu Thai.

    “Saya ingin meminta maaf atas rekaman percakapan saya dengan seorang pemimpin Kamboja yang bocor dan telah menimbulkan kemarahan publik,” kata Paetongtarn kepada wartawan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/6/2025).

    Dalam percakapan telepon tersebut, Paetongtarn terdengar membahas dengan Hun Sen tentang sengketa perbatasan dengan Kamboja yang sedang berlangsung. Hun Sen mengundurkan diri sebagai perdana menteri Kamboja pada tahun 2023 setelah berkuasa selama empat dekade, tetapi masih memiliki pengaruh yang cukup besar.

    Paetongtarn menyapa pemimpin veteran itu sebagai “paman” dan menyebut komandan tentara Thailand di timur laut negara itu sebagai lawannya, sebuah pernyataan yang memicu kritik keras di media sosial.

    “Saya harus meminta maaf atas apa yang terjadi karena saya benar-benar tidak tahu bahwa percakapan itu direkam,” kata Paetongtarn dalam konferensi pers setelah pertemuan mendesak dengan para pemimpin militer, dikutip media Thailand, The Nation, Kamis (19/6/2025).

    Dia menambahkan bahwa pemerintahnya tetap bersatu dengan angkatan bersenjata untuk mempertahankan integritas teritorial Thailand dari segala gangguan oleh Kamboja.

    Kehilangan 69 anggota parlemen Bhumjaithai membuat Paetongtarn kini hanya memiliki sedikit suara untuk memperoleh mayoritas di parlemen. Pemilihan umum dadakan tampaknya menjadi kemungkinan yang jelas — hanya berselang dua tahun setelah pemilihan umum terakhir pada Mei 2023.

    Dua partai koalisi lainnya, Partai Bangsa Thailand Bersatu dan Partai Demokrat, akan mengadakan pertemuan untuk membahas situasi tersebut pada Kamis malam waktu setempat.

    Paetongtarn berharap permintaan maafnya dan menunjukkan persatuan dengan militer cukup untuk meyakinkan mereka agar tetap bertahan.

    Kehilangan salah satu dari mereka kemungkinan akan berarti berakhirnya pemerintahan Paetongtarn, yang berarti akan adanya pemilihan umum atau upaya oleh partai-partai lain untuk menyatukan koalisi baru.

    Pada Kamis (19/6), ratusan pengunjuk rasa antipemerintah, beberapa di antaranya adalah veteran gerakan anti-Thaksin “Yellow Shirts” yang marak pada akhir tahun 2000-an, berdemonstrasi di luar Government House untuk menuntut Paetongtarn mundur.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Demonstran Ramai-ramai Serukan PM Thailand Mundur, Ada Apa?

    Demonstran Ramai-ramai Serukan PM Thailand Mundur, Ada Apa?

    Jakarta

    Ratusan demonstran antipemerintah berkumpul di luar gedung Government House (kantor resmi Perdana Menteri dan jajaran menteri kabinet) di Bangkok, ibu kota Thailand, untuk menuntut Perdana Menteri (PM) Paetongtarn Shinawatra mengundurkan diri.

    Putri mantan PM Thaksin Shinawatra itu didesak untuk mundur terkait kebocoran panggilan telepon dengan mantan pemimpin Kamboja Hun Sen, yang memicu kemarahan publik Thailand.

    Skandal tersebut mengguncang koalisi Paetongtarn setelah partai Bhumjaithai, selaku mitra utama, menarik diri pada hari Rabu (18/6), menuduhnya merusak negara dan menghina martabat militer.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (19/6/2025), dalam panggilan telepon yang bocor itu, Paetongtarn menyebut komandan militer di timur laut Thailand sebagai lawannya, dan memanggil Hun Sen sebagai “paman”. Hal ini telah menuai reaksi keras dari publik.

    Peserta aksi demo yang diadakan di tengah terik matahari itu sebagian besar sudah tua dan mengenakan baju kuning — warna yang sangat erat kaitannya dengan monarki Thailand. Para demonstran menuduh Paetongtarn yang berusia 38 tahun itu “kurang memiliki keterampilan diplomatik” dan “membahayakan kepentingan nasional”.

    “Saya sangat kecewa ketika mendengar rekaman audio (yang bocor) itu,” kata Kanya Hanotee, 68, seorang pekerja kuil kepada AFP.

    “Dia kurang memiliki keterampilan negosiasi. Memangnya dia siapa? Negara ini bukan miliknya,” cetusnya.

    Lihat juga Video ‘Warga AS Demo Minta Trump Tak Ikut Campur Perang Iran-Israel’:

    Dalam aksinya, para demonstran melambaikan bendera Thailand dan tulisan-tulisan yang menyebut Paetongtarn sebagai “pengkhianat”. Massa demonstran juga dan meneriakkan “Pergi!” dan “Pergi ke neraka!” sementara puluhan polisi antihuru-hara berdiri di dekat massa.

    Banyak di antara kerumunan itu adalah pendukung lama gerakan “Yellow Shirts” yang konservatif dan pro-kerajaan, yang telah menentang keras dinasti politik mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra sejak tahun 2000-an.

    Lihat juga Video ‘Warga AS Demo Minta Trump Tak Ikut Campur Perang Iran-Israel’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Daya Saing RI Merosot 13 Peringkat, Malaysia Malah Melesat

    Daya Saing RI Merosot 13 Peringkat, Malaysia Malah Melesat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Institute of Management Development (IMD) kembali merilis peringkat daya saing negara-negara di dunia dalam World Competitiveness Ranking (WCR) 2025. Hasilnya, untuk daya saing Indonesia turun 13 peringkat menjadi peringkat 40 dari total 69 negara dunia yang masuk pemeringkatan.

    Direktur World Competitive Center (WCC) IMD Arturo Bris menjelaskan, peringkat daya saing Indonesia yang turun itu beriringan dengan sejumlah negara ASEAN lain, meski masih ada yang naik seperti Malaysia. Penyebab penurunan ialah efek perang tarif dagang yang diterapkan Presiden AS Donald Trump.

    “Pasca pandemi, Indonesia merupakan salah satu negara dengan performa daya saing terbaik dalam peringkat WCR yang naik 11 peringkat. Kenaikan peringkat daya saing ini didongkrak dari nilai ekspor migas dan komoditi. Namun, saat ini peringkat daya saing Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara anjlok imbas dari perang tarif yang ditujukan ke kawasan ini,” kata Arturo dikutip dari siaran pers, Kamis (19/6/2025).

    Negara lain yang juga turun 13 peringkat seperti Indonesia ialah Turki. IMD mencatat Turki dan Indonesia merupakan dua negara yang mengalami penurunan peringkat terburuk di banding negara-negara lain dalam WCR 2025.

    “Untuk Turki, kemerosotan peringkat daya saing negara itu imbas buruknya kondisi ekonomi negara itu, khususnya terkait krisis mata uang,” ucap Arturo.

    Selain itu, tiga dari lima negara Asia Tenggara yang diukur dalam survei pun turun peringkat; Thailand turun 5 peringkat dan Singapura turun satu peringkat. Namun di sisi lain, posisi Malaysia berhasil meroket 11 peringkat dan Filipina naik satu peringkat. Kenaikan peringkat kedua negara ini didorong oleh kebijakan industri dan investasi digital yang strategis.

    Berikut peringkat lima besar negara dengan daya saing terbaik di kawasan Asia Tenggara dibanding tahun lalu:

    1. Singapura peringkat 2 turun 1 peringkat

    2. Malaysia peringkat 23 naik 11 peringkat

    3. Thailand peringkat 30, turun 5 peringkat

    4. Indonesia peringkat 40, turun 13 peringkat

    5. Filipina peringkat 51, naik 1 peringkat

    Riset WCR 2025, mengukur tingkat daya saing 69 negara dunia menggunakan data keras dan hasil survei. WCC memperhitungkan 262 informasi berupa 170 data eksternal dan 92 respons survei terhadap 6.162 responden eksekutif di tiap negara.

    Berdasarkan survei, 66,1% eksekutif Indonesia menganggap kurangnya peluang ekonomi menjadi pendorong polarisasi. Artinya, masalah ekonomi mendasar seperti infrastruktur yang tidak memadai, lembaga yang lemah, dan keterbatasan talenta SDM (sumber daya manusia) mesti mendapat porsi perhatian yang besar.

    Pembangunan yang dilakukan negara dianggap tidak inklusif membuat ketimpangan struktural, angka pengangguran yang tinggi, dan pembangunan yang tidak merata. Minimnya penciptaan lapangan kerja baru ini membuat warga frustasi karena mempersulit mereka untuk “naik kelas”.

    (arj/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Data Center AI Damac Senilai Rp37,5 Triliun Siap Saingi DCII hingga Equinix

    Data Center AI Damac Senilai Rp37,5 Triliun Siap Saingi DCII hingga Equinix

    Bisnis.com, JAKARTA — Persaingan pusat data (data center) khusus AI makin panas setelah perusahaan asal Dubai, EDGNEX Data Centers by DAMAC, di Jakarta dengan total investasi mencapai US$2,3 miliar atau sekitar Rp37,54 triliun (asumsi kurs Rp16.323 per dolar AS).

    Dalam 2 bulan terakhir, jumlah data center jumbo di Indonesia bertambah cukup banyak. Damac menyusul PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) dan Kongsi Equinix-Astra yang sebelumnya juga telah merilis data center baru di Indonesia.

    Proyek milik perusahaan yang berkantor pusat di Dubai, Uni Emirat Arab itu menjadi salah satu pengembangan khusus AI terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas tambahan di masa mendatang sebesar 144 Megawatt (MW).

    Untuk diketahui, EDGNEX beroperasi di 11 negara, yakni Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Arab Saudi, Turki, Thailand, Malaysia, Yunani, Spanyol, Finlandia, Italia, termasuk Indonesia.

    Pendiri DAMAC Group Hussain Sajwani mengatakan setelah proses akuisisi lahan yang diselesaikan pada Maret lalu oleh DAMAC, lokasi ini telah memasuki tahap awal konstruksi dengan fase pertama yang diperkirakan siap beroperasi pada Desember 2026.

    Nantinya, pusat data ini akan mengadopsi rak AI berdensitas tinggi, sehingga menetapkan standar baru untuk infrastruktur generasi berikutnya di kawasan Asia Tenggara.

    “Ini adalah pembangunan kedua kami di Indonesia, yang semakin menegaskan komitmen kami untuk menjembatani kesenjangan digital di pasar yang sedang berkembang pesat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” kata Sajwani dalam keterangan tertulis, Rabu (18/6/2025).

    Sajwani mengatakan dengan pesatnya adopsi AI di berbagai sektor, proyek ini hadir untuk memenuhi kebutuhan akan infrastruktur yang skalabel dan hemat energi.

    Lebih lanjut, dia mengungkap bahwa proyek pusat data yang mengadopsi AI ini dirancang untuk mendukung gelombang inovasi dan pertumbuhan digital berikutnya.

    “Dengan meningkatnya skala beban kerja AI, kebutuhan akan infrastruktur generasi baru yang lebih kuat dan efisien pun tumbuh dan proyek ini merupakan bagian dari komitmen besar kami di Asia Tenggara, di mana kami telah menginvestasikan lebih dari US$3 miliar untuk pengembangan infrastruktur digital,” ungkapnya.

    Adapun, pusat data ini menargetkan power usage effectiveness (PUE) sebesar 1,32, yang secara signifikan akan meningkatkan efisiensi energi dan selaras dengan standar keberlanjutan global EDGNEX.

    Titik lokasi data center EDGNEX di Jakarta

    Untuk diketahui, pada 2024, EDGNEX mengumumkan pusat data perdananya di Indonesia dengan kapasitas terencana sebesar 19,2 MW yang akan dibangun di kawasan MT Haryono, Jakarta. Dia menjelaskan fasilitas ini dirancang untuk menjawab permintaan yang terus meningkat dari penyedia layanan cloud, node edge, dan potensi penerapan kecerdasan buatan. Fase pertama dijadwalkan rampung pada kuartal III/2026.

    Adapun secara regional, Sajwani menyatakan EDGNEX menargetkan kapasitas operasional lebih dari 300 MW di Asia Tenggara pada tahun mendatang.

    Penantang DCII dan Equinix

    Belum lama ini, PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) juga meluncurkan data center berstandar global JK6 milik , pada Selasa (3/6/2025) di DCI H1 Campus, Cibitung, Bekasi. 

    Dengan kapasitas 36 megawatt, fasilitas ini diklaim sebagai salah satu pusat data terbesar di Asia Tenggara dan akan menjadi infrastruktur penting bagi penguatan ekonomi digital Indonesia. 

    Mengutip laporan GSMA 2024, digitalisasi di sektor energi, pertanian, perikanan, dan kehutanan diproyeksikan menyumbang nilai tambah hingga Rp1.271 triliun pada 2029. Dalam konteks tersebut, pusat data memiliki peran penting sebagai simpul penghubung yang menjamin efisiensi dan keamanan proses digitalisasi lintas sektor.

    Pada Mei 2025, Equinix, Inc. bekerja sama dengan PT Astra International Tbk. (ASII)  meresmikan pusat data (data center) International Business Exchange™ (IBX®) pertamanya di Jakarta, JK1. 

    Pusat data berkinerja tinggi JK1 menawarkan akses langsung ke ekosistem digital, yang mencakup lebih dari 50 penyedia layanan cloud, jaringan, dan internet exchange terkemuka, termasuk Alibaba Cloud, Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, dan Google Cloud. 

    Sementara itu Presiden Direktur Utama Equinix Indonesia Haris Izmee mengungkap potensi besar ekonomi digital Indonesia, terutama sektor e-commerce yang diproyeksikan mencapai US$120 miliar pada tahun 2025. 

    Pertumbuhan ini makin didorong oleh adopsi cloud yang pesat, yang meningkatkan permintaan akan konektivitas kuat dan infrastruktur digital berkinerja tinggi yang dapat diskalakan. 

    “Seiring Indonesia mempersiapkan diri untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, menjadi pusat digital utama di Asia akan sangat penting bagi transformasi ekonomi jangka panjang,” ujar Haris Izmee.

    Masih Tertinggal dari Malaysia …

  • Kartika Jala Krida dan APCS tingkatkan kemampuan diplomasi taruna AAL

    Kartika Jala Krida dan APCS tingkatkan kemampuan diplomasi taruna AAL

    Jakarta (ANTARA) – Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata mengatakan ajang latihan praktik Kartika Jala Krida dan Asean Plus Cadet (APCS) 2025 berguna untuk mengasah kemampuan taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) dalam membangun jejaring dan hubungan diplomasi dengan taruna angkatan laut dari negara-negara sahabat.

    “Kegiatan ini untuk melatih kemampuan tarua AAL dalam berlayar sekaligus membangun interaksi antar peserta APCS dengan Taruna AAL,” kata Denih kepada ANTARA, di Jakarta, Rabu.

    Menurut Denih, interaksi itu perlu dibangun sejak dini lantaran para taruna AAL dan taruna dari negara sahabat lain akan menjadi pemimpin militer di masa depan.

    Dengan demikian, menurut dia, perwira TNI AL di masa depan sudah memiliki pondasi hubungan yang kuat dengan negara lain, sehingga akan lebih mudah dalam membangun kolaborasi ataupun kerja sama militer.

    Selain untuk melatih kemampuan diplomasi, kata Denih, latihan Kartika Jala Krida juga bertujuan untuk melatih kemampuan bernavigasi taruna AAL dan mempromosikan budaya serta tempat wisata Indonesia.

    Denih menjelaskan ajang ini akan digelar pada Agustus mendatang, dan pihaknya akan mengerahkan dua kapal utama yakni KRI Bima Suci dan KRI Semarang-594.

    KRI Bima Suci direncanakan akan berlayar selama 60 hari yakni sejak 1 Agustus hingga 30 September 2025. KRI tersebut akan melewati beragam rute yakni Surabaya, Jakarta, Padang, Penang, Sattahip, Brunei Darussalam, Tarakan, Makassar hingga Surabaya.

    “KRI Bima Suci akan membawa taruna AAL 97 dan APCS 50 orang yang terdiri dari taruna dari beberapa negara antara lain Malaysia, Vietnam, Laos, Timor Leste, Kamboja, Filipina, Singapura, Thailand, Australia, Jepang, India, Italia, Turki, Jerman, UK, Rusia, China dan Korea,” kata Denih,

    Sedangkan KRI Semarang-594 akan membawa 107 taruna AAL untuk berlayar selama 35 hari dari 11 Agustus sampai dengan 15 September 2025 dengan rute Surabaya, Lombok, Timor Leste, Bitung, Brunei Darussalam.

    Demi memastikan ajang ini berjalan dengan baik, pihaknya sudah menyiapkan beragam persiapan diantaranya memeriksa kondisi kapal, penyiapan logistik untuk keperluan berlayar hingga melatih prajurit dan taruna AAL untuk mendukung keberhasilan pelayaran.

    Denih berharap ajang ini bisa menjadi wadah untuk mengasah kemampuan para Taruna AAL agar layak menjadi pemimpin di masa depan.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 7 Tim Indonesia Tembus Grand Final PMSL SEA Summer 2025 di Jakarta – Page 3

    7 Tim Indonesia Tembus Grand Final PMSL SEA Summer 2025 di Jakarta – Page 3

    Turnamen dibuka dengan dominasi Vampire Esports asal Thailand yang mengunci kemenangan lebih awal di match ke-11 berkat aturan Smash Rule. Sementara tim-tim Indonesia seperti RRQ RYU dan GLUBLUG kesulitan bersaing di pekan pertama.

    Namun segalanya berubah di minggu kedua. Claw Slayers tampil meyakinkan dan keluar sebagai juara Super Weekend week 2, mengungguli semua tim meski tanpa pelatih. Sementara Bigetron by Vitality juga menunjukkan performa solid dan bangkit dari hasil buruk di minggu pertama.

    “Bigetron bangkit dengan performa solid sebagai bentuk redemption atas pekan sebelumnya, sementara GLUBLUG tampil impresif dan sukses mengamankan tempat di Finals.”

    RRQ RYU menjadi satu-satunya tim Indonesia yang tersingkir lebih awal. Tim-tim lainnya berhasil memperbaiki performa atau memiliki modal poin besar dari pekan pertama untuk lolos.

  • Butterfly Effect Data Semu Perekonomian

    Butterfly Effect Data Semu Perekonomian

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemutusan hubungan kerja (PHK) massal yang kembali marak di berbagai sektor pada 2024 dan awal 2025 bukanlah peristiwa biasa. Ini merupakan refleksi dari krisis struktural dalam sistem ketenagakerjaan dan perekonomian nasional.

    PHK sering dianggap keputusan logis atas tekanan pasar dan perlambatan ekonomi global. Namun, jika dicermati lebih dalam, gelombang PHK massal tidak berdiri sendiri. Kondisi ini datang bersamaan dengan tren yang jauh lebih mengkhawatirkan: penurunan produktivitas tenaga kerja dan tingginya rasio ICOR (Incremental Capital Output Ratio), yang menandakan rendahnya efisiensi investasi nasional.

    Kita tengah menghadapi kombinasi masalah sistemik yang membentuk bom waktu sosial-ekonomi. Jika tidak segera ditangani, ketiga indikator ini akan mengikis daya tahan nasional secara perlahan, memicu kemiskinan struktural, ketimpangan yang memburuk, dan bahkan potensi instabilitas keamanan.

    Produktivitas Menurun, Daya Saing Terancam

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asian Productivity Organization mencatat bahwa pertumbuhan produktivitas tenaga kerja Indonesia pada akhir 2024 mengalami kontraksi –1,55 persen secara tahunan (YoY). Ini menjadi sinyal serius bahwa tenaga kerja kita, khususnya di sektor industri dan jasa, belum mampu beradaptasi terhadap tantangan dan kebutuhan pasar yang terus berubah. Dalam jangka panjang, tren ini akan menurunkan daya saing nasional.

    Selama hampir satu dekade terakhir, pertumbuhan produktivitas tenaga kerja Indonesia stagnan di kisaran 2,5 persen per tahun. Bandingkan dengan Vietnam yang mampu mempertahankan laju produktivitas di atas 5 persen.

    Lemahnya pertumbuhan ini antara lain disebabkan tingginya proporsi pekerja informal, rendahnya kualitas pendidikan vokasi, serta kurangnya reskilling dan upskilling yang adaptif terhadap teknologi baru.

    Investasi Mahal, Pertumbuhan Lambat

    Sementara itu, ICOR Indonesia pada awal 2025 masih berada di kisaran 6. Artinya, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar satu persen, dibutuhkan investasi hingga enam persen dari produk domestik bruto (PDB). Ini menunjukkan investasi yang digelontorkan, baik oleh pemerintah maupun sektor swasta, belum menghasilkan output ekonomi yang optimal.

    Sebagai perbandingan, negara-negara seperti Vietnam dan Thailand memiliki ICOR di kisaran 4–5. Tingginya ICOR Indonesia mencerminkan inefisiensi dalam pelaksanaan proyek-proyek publik, tumpang tindih kebijakan sektoral, serta minimnya adopsi teknologi dalam proses produksi.

    Produktivitas yang stagnan ditambah ICOR yang tinggi menciptakan paradoks pembangunan. Kita berinvestasi besar, tetapi pertumbuhan yang dihasilkan kecil. Sementara tekanan terhadap pembiayaan negara dan sektor keuangan semakin berat, terlebih dengan melambatnya penerimaan pajak dan meningkatnya belanja sosial.

    Gejala dan Dampak Domino

    PHK massal tidak hanya menyangkut persoalan ketenagakerjaan. Namun, mencerminkan dari gagalnya sistem produksi dalam menyerap dan mempertahankan tenaga kerja secara berkelanjutan. Akibatnya, beban negara meningkat karena harus menyalurkan bantuan sosial, tunjangan pengangguran, dan subsidi kebutuhan dasar.

    Pada Maret 2025, BPS mencatat bahwa angka kemiskinan naik menjadi 8,57 persen, namun dan Bank Dunia mengumumkan laporan bahwa tingkat kemiskinan Indonesia sebesar 68,3% (lebih baik dari Zimbabwe). Sebagian besar berasal dari rumah tangga dengan anggota usia produktif yang kehilangan pekerjaan tetap. Di sisi lain, PHK menimbulkan tekanan psikososial—stres, kecemasan, bahkan konflik keluarga—yang bisa menjalar menjadi masalah sosial yang lebih kompleks.

    Dalam skenario ekstrem, ketidakpuasan sosial akibat pengangguran dan ketimpangan ekonomi bisa menjadi lahan subur bagi radikalisasi, kriminalitas, dan konflik horizontal. Jika tidak diantisipasi, hal ini dapat menggoyahkan stabilitas sosial dan keamanan nasional.

    Peningkatan Produktivitas dan Inklusivitas

    Kita membutuhkan perubahan pendekatan. Pertama, pemerintah harus memperbesar investasi pada pendidikan vokasi dan pelatihan kerja yang sesuai kebutuhan industri. Reskilling dan upskilling tenaga kerja, terutama korban PHK, harus menjadi prioritas nasional.

    Kedua, efisiensi investasi publik harus ditingkatkan. Proyek-proyek besar harus dievaluasi tidak hanya dari sisi serapan anggaran, tetapi juga dari kontribusinya terhadap produktivitas dan nilai tambah ekonomi.

    Ketiga, insentif fiskal dan regulasi perlu diarahkan untuk mendorong perusahaan mempertahankan pekerja, misalnya melalui skema kerja fleksibel, pengurangan jam kerja, atau pelatihan internal. PHK seharusnya menjadi langkah terakhir, bukan pertama.

    Keempat, pemerintah daerah perlu mengembangkan diversifikasi ekonomi lokal yang berbasis potensi wilayah. Ketergantungan pada satu sektor atau industri membuat daerah rentan terhadap krisis. Sektor pertanian modern, perikanan berkelanjutan, pariwisata berbasis budaya, dan ekonomi digital dapat menjadi alternatif penciptaan lapangan kerja yang berdaya saing.

    Mengatasi Government Failure

    PHK massal, produktivitas yang melemah, dan ICOR yang tinggi adalah tiga gejala dari satu penyakit: rapuhnya struktur ekonomi yang terlalu bergantung pada pertumbuhan nominal dan kurang peduli pada kualitas pertumbuhan. Indonesia tidak bisa selamanya berharap pada ekspansi investasi dan konsumsi semata. Kita harus beralih ke strategi pembangunan yang produktif, efisien, dan inklusif.

    Pada Q1-2025 menjadi bukti adanya kegagalan Pemerintah (Government Failure) dalam mengorkestrasi pertumbuhan ekonomi yang hanya tumbuh sebesar 4,87% YoY. Berdasarkan berbagai perlambatan tersebut, tidak adanya seasonal event seperti hari raya keagamaan dan panen raya serta sebanyak 16 hari libur maka pada Q2-2025 diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan bergerak pada rentang 4,65 – 4,8%.

    Apabila Pemerintah tetap nyaman dengan rasionalisasi data perekonomian maka dapat dipastikan akan terjadinya butterfly effect pada perekonomian nasional ditengah dunia yang sedang bergejolak. Maka insentif yang lebih pro-pasar, dukungan pada inovasi, dan menciptakan kepastian dalam ekosistem perindustrian nasional sangat dibutuhkan. 

  • Perusahaan Dubai EDGNEX Bangun Data Center AI, Investasi Rp37,5 Triliun di Indonesia

    Perusahaan Dubai EDGNEX Bangun Data Center AI, Investasi Rp37,5 Triliun di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan infrastruktur digital global, EDGNEX Data Centers by DAMAC mengumumkan pengembangan pusat data (data center) yang didukung teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di Jakarta dengan total investasi mencapai US$2,3 miliar atau sekitar Rp37,54 triliun (asumsi kurs Rp16.323 per dolar AS).

    Proyek milik perusahaan yang berkantor pusat di Dubai, Uni Emirat Arab itu menjadi salah satu pengembangan khusus AI terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan kapasitas tambahan di masa mendatang sebesar 144 Megawatt (MW).

    Untuk diketahui, EDGNEX beroperasi di 11 negara, yakni Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Arab Saudi, Turki, Thailand, Malaysia, Yunani, Spanyol, Finlandia, Italia, termasuk Indonesia.

    Pendiri DAMAC Group Hussain Sajwani mengatakan setelah proses akuisisi lahan yang diselesaikan pada Maret lalu oleh DAMAC, lokasi ini telah memasuki tahap awal konstruksi dengan fase pertama yang diperkirakan siap beroperasi pada Desember 2026.

    Nantinya, pusat data ini akan mengadopsi rak AI berdensitas tinggi, sehingga menetapkan standar baru untuk infrastruktur generasi berikutnya di kawasan Asia Tenggara.

    “Ini adalah pembangunan kedua kami di Indonesia, yang semakin menegaskan komitmen kami untuk menjembatani kesenjangan digital di pasar yang sedang berkembang pesat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” kata Sajwani dalam keterangan tertulis, Rabu (18/6/2025).

    Sajwani mengungkap proyek ini akan berperan penting dalam mempercepat transisi dari basis analog ke ekonomi digital berbasis AI yang tangguh.

    “Indonesia tetap menjadi pasar dengan potensi tinggi di kawasan ini, namun masih menghadapi kesenjangan infrastruktur digital, keterbatasan infrastruktur skala besar, dan tantangan latensi yang terus meningkat,” ujarnya.

    Meski begitu, menurut Sajwani, dengan pesatnya adopsi AI di berbagai sektor, proyek ini hadir untuk memenuhi kebutuhan akan infrastruktur yang skalabel dan hemat energi.

    Lebih lanjut, dia mengungkap bahwa proyek pusat data yang mengadopsi AI ini dirancang untuk mendukung gelombang inovasi dan pertumbuhan digital berikutnya.

    “Dengan meningkatnya skala beban kerja AI, kebutuhan akan infrastruktur generasi baru yang lebih kuat dan efisien pun tumbuh dan proyek ini merupakan bagian dari komitmen besar kami di Asia Tenggara, di mana kami telah menginvestasikan lebih dari US$3 miliar untuk pengembangan infrastruktur digital,” ungkapnya.

    Adapun, pusat data ini menargetkan power usage effectiveness (PUE) sebesar 1,32, yang secara signifikan akan meningkatkan efisiensi energi dan selaras dengan standar keberlanjutan global EDGNEX.

    Dia menambahkan bahwa pembangunan kedua di Jakarta ini memperkuat kehadiran EDGNEX yang terus berkembang di Thailand, Malaysia, dan pasar-pasar utama lainnya di Asia Tenggara.

    Untuk diketahui, pada 2024, EDGNEX mengumumkan pusat data perdananya di Indonesia dengan kapasitas terencana sebesar 19,2 MW yang akan dibangun di kawasan MT Haryono, Jakarta.

    Dia menjelaskan fasilitas ini dirancang untuk menjawab permintaan yang terus meningkat dari penyedia layanan cloud, node edge, dan potensi penerapan kecerdasan buatan. Fase pertama dijadwalkan rampung pada kuartal III/2026.

    Adapun secara regional, Sajwani menyatakan EDGNEX menargetkan kapasitas operasional lebih dari 300 MW di Asia Tenggara pada tahun mendatang.