Negara: Thailand

  • Traveling Tanpa Repot dengan Gemini Live, Jalan-Jalan ke Luar Negeri Bak Warga Lokal

    Traveling Tanpa Repot dengan Gemini Live, Jalan-Jalan ke Luar Negeri Bak Warga Lokal

    Liputan6.com, Jakarta – Hambatan bahasa tak jarang menjadi momok bagi pelancong saat ingin traveling ke luar negeri. Padahal, masalah tersebut kini sudah bisa diatasi, cukup dengan memanfaatkan smartphone.

    Berbekal fitur berbasis AI hambatan bahasa ketika berkomunikasi di luar negeri kini tak lagi jadi persoalan. Pengguna bisa langsung memanfaatkannya sebagai alat penerjemah yang ringkas dan bisa diandalkan. 

    Hal itu dimungkinkan berkat salah satu fitur yang ada di Samsung Galaxy S25 FE, yaitu Galaxy AI. Dengan fitur Live Translate di Galaxy AI, kamu bisa langsung memanfaatkannya menjadi perangkat penerjemah ketika sedang berbicara dengan orang lain.

    Menariknya, fitur ini bisa digunakan langsung ketika pengguna sedang mengobrol tatap muka dengan orang lain. Jadi, pengalaman yang ditawarkan terasa mulus dan tidak mengganggu proses percakapan.

    Untuk itu, fitur ini akan sangat membantu ketika pengguna perlu bertanya langsung ke masyarakat sekitar.

    Sebagai contoh, ketika ingin menanyakan lokasi tempat makan atau lokasi wisata tertentu, kamu bisa memanfaatkan fitur ini untuk bisa berbicara langsung dengan orang setempat.

    Fitur ini pun sudah mendukung banyak bahasa, selain Indonesia, ada Inggris, Jepang, Korea, Mandarin, Spanyol, Thailand, Vietnam, Prancis, Turki, Jerman, Italia, Polandia, Portugis, hingga Rumania, Swedia, dan Belanda.

     

  • Ketegangan Memuncak, Thailand Serang Wilayah Perbatasan Kamboja

    Ketegangan Memuncak, Thailand Serang Wilayah Perbatasan Kamboja

    Jakarta

    Thailand melancarkan serangan udara di sepanjang perbatasannya yang disengketakan dengan Kamboja pada Senin pagi (8/12), menurut pernyataan militer Thailand, sementara kedua negara saling menuduh telah memicu eskalasi terbaru.

    Angkatan Darat Kerajaan Thailand menuduh pasukan Kamboja menyerang personelnya di Provinsi Sisaket pada 7 Desember. Dalam sebuah unggahan di media sosial, angkatan darat mengatakan telah terjadi bentrokan lain di Provinsi Ubon Ratchathani pada Senin pagi, yang mendorong dilakukannya serangan udara.

    “Pasukan Kamboja melepaskan tembakan menggunakan senjata ringan dan peluncur roket mulai sekitar pukul 05.05 pagi hingga sekarang, sehingga pihak Thailand merespons sesuai dengan aturan keterlibatan menggunakan senjata ringan dan peluncur roket,” kata Winthai Suvaree, juru bicara Angkatan Darat Kerajaan Thailand.

    Kemudian pada pagi hari, angkatan darat Thailand mengatakan menerima laporan bahwa pasukannya telah diserang dengan “senjata tembak pendukung,” menewaskan satu personel dan melukai empat lainnya.

    “Pihak Thailand telah mulai menggunakan pesawat untuk menyerang sasaran militer di berbagai area untuk menekan serangan dari senjata tembak pendukung pasukan Kamboja,” kata Suvaree.

    Angkatan darat juga telah mengerahkan pasukan untuk mendukung evakuasi warga di wilayah tersebut, menurut pernyataan itu.

    Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, mengatakan bahwa pasukan Thailand telah melancarkan serangan terhadap pasukan Kamboja di provinsi perbatasan Preah Vihear dan Oddar Meanchey pada Senin dini hari, menambahkan bahwa Kamboja tidak membalas.

    Malaysia serukan kedua belah pihak untuk menahan diri

    Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, menyerukan kedua belah pihak yang bersengkata untuk menahan diri dalam sebuah pernyataan di media sosial, disertai gambar para pemimpin Thailand dan Kamboja menandatangani perjanjian damai pada Oktober.

    “Malaysia siap mendukung langkah-langkah yang dapat membantu memulihkan ketenangan dan mencegah insiden lebih lanjut. Kawasan kita tidak ingin membiarkan sengketa berkepanjangan jatuh ke dalam siklus konfrontasi,” tulis Ibrahim.

    Apa yang disengketakan?

    Bentrokan ini terjadi di tengah sengketa puluhan tahun antara Thailand dan Kamboja.

    Kedua negara berbagi perbatasan sepanjang 800 kilometer yang melintasi wilayah jarang penduduk dan menjadi lokasi beberapa candi yang diklaim kedua belah pihak.

    Ini termasuk kuil bersejarah Preah Vihear, situs Hindu berusia 1.000 tahun yang dibangun oleh Kekaisaran Khmer.

    Meskipun putusan Mahkamah Internasional pada tahun 1962 menetapkan bahwa kuil tersebut berada di wilayah Kamboja, klaim-klaim yang saling berentangan sebagian besar bdidasarkan pada peta tahun 1907 yang dibuat ketika Kamboja berada di bawah kekuasaan kolonial Prancis. Thailand berpendapat bahwa peta tersebut tidak akurat.

    Sengketa ini meningkat menjadi perang lima hari pada bulan Juli lalu yang menyebabkan ratusan warga di kedua sisi mengungsi.

    Gencatan senjata ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

    Namun, gencatan senjata berakhir pada pertengahan November ketika Thailand menuduh Kamboja menanam ranjau darat baru di wilayah tersebut.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Yuniman Farid

    Lihat Video ‘Pasukan Militer Thailand-Kamboja Kembali Saling Serang’:

    (ita/ita)

  • Panas Lagi! Serangan Thailand Tewaskan 4 Warga Sipil Kamboja

    Panas Lagi! Serangan Thailand Tewaskan 4 Warga Sipil Kamboja

    Phnom Penh

    Otoritas Kamboja mengatakan sedikitnya empat warga sipil tewas akibat serangan militer Thailand, saat pertempuran terbaru meletus di sepanjang perbatasan yang disengketakan. Kedua negara saling menuduh negara tetangganya yang memulai serangan terlebih dahulu,

    Militer Thailand mengatakan pasukannya melancarkan serangan udara di sepanjang perbatasan, setelah pasukannya dihujani serangan militer Kamboja. Otoritas Phnom Penh menuduh Bangkok memulai serangan untuk memprovokasi balasan dari pihaknya.

    Menteri Informasi Kamboja, Neth Pheaktra, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (8/12/2025), mengatakan bahwa serangan militer Thailand menghantam dua area, yakni di provinsi perbatasan Oddar Meanchey dan Preah Vihear, pada Senin (8/12) waktu setempat dan memakan korban jiwa.

    “Setidaknya empat warga sipil Kamboja tewas dalam serangan-serangan Thailand,” sebut Pheaktra dalam pernyataannya.

    “Tiga warga sipil tewas di Provinsi Oddar Meanchey dan satu warga sipil tewas di Provinsi Preah Vihear,” imbuhnya menjelaskan.

    Dia menambahkan bahwa 10 warga sipil lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

    Dalam pernyataan sebelumnya, militer Thailand menyebut setidaknya satu tentaranya tewas dan empat orang lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan terbaru, yang meletus di dua area di Provinsi Ubon Ratchathani, setelah pasukannya diserang Kamboja.

    Militer Bangkok menyebut serangan udaranya itu merespons serangan militer Phnom Penh.

    Dalam pernyataannya, seperti dilansir BBC, juru bicara militer Thailand, Winthai Suvaree, mengklaim serangan udaranya pada Senin (8/12) pagi itu tepat sasaran dan hanya menargetkan fasilitas-fasilitas militer di Kamboja. Dia mengatakan bahwa menghindari korban warga sipil menjadi “prioritas tertinggi” militer Thailand.

    Kementerian Pertahanan Kamboja, dalam pernyataan terpisah, menyebut militer Thailand melancarkan serangan fajar terhadap pasukannya di dua lokasi, setelah berhari-hari melakukan aksi-aksi provokatif. Ditegaskan juga oleh Kementerian Pertahanan Kamboja bahwa pasukannya tidak membalas serangan itu.

    Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Letnan Jenderal Maly Socheata, mempertegas pernyataan Phnom Penh bahwa Thailand yang menyerang terlebih dahulu. Diklaim oleh Socheata bahwa pasukan Thailand menyerang tentara Kamboja pada Minggu (7/12) sore dan kemudian pada Senin (8/12) dini hari.

    Dalam tuduhannya, seperti dikutip BBC, Socheata menyebut militer Thailand menggunakan tank, gas beracun, dan tembakan artileri. Tuduhan gas beracun dari Phnom Penh sebelumnya telah terbukti tidak berdasar.

    Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul menegaskan negaranya “tidak pernah menginginkan kekerasan” tetapi akan “menggunakan cara-cara yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatannya”.

    Mantan pemimpin Kamboja yang sangat berpengaruh, Hun Sen, ayah dari PM saat ini, Hun Manet, mengatakan bahwa militer Thailand merupakan “agresor’ yang berusaha memprovokasi respons balasan. Dia menyebut Bangkok menggunakan “segala jenis senjata… untuk memancing (Kamboja melancarkan) serangan balasan”. Dia mendesak pasukan militer Kamboja untuk menahan diri.

    Lihat Video ‘Pasukan Militer Thailand-Kamboja Kembali Saling Serang’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Gak Cuma buat Usaha, Toyota Hilux Bisa Dimodifikasi untuk Balap Reli

    Gak Cuma buat Usaha, Toyota Hilux Bisa Dimodifikasi untuk Balap Reli

    Jakarta

    Toyota Hilux bukan sekadar kendaraan niaga yang andal diajak usaha. Tapi juga bisa dimodifikasi untuk kebutuhan balap reli. Contohnya seperti Toyota Hilux GR milik Julian Johan yang dimodifikasi untuk mengikuti kejuaraan Asia Cross Country Rally (AXCR) 2024 di Thailand dan Indonesia Rally Raid Adventure (IRRA) 2025.

    Secara teknis, Toyota Hilux GR Julian Johan ini sudah melakukan perombakan di beberapa bagian. Misal bagian suspensi, sudah menggunakan suspensi khusus balap untuk menghadapi medan ekstrem. Ban juga diganti menggunakan spek AT khusus kompetisi, besutan BFGoodrich. Velg pun diganti dengan yang lebih kuat, namun ringan.

    Selain itu, sasis mobil juga diperkuat dengan tambahan roll cage sesuai regulasi FIA untuk melindungi pengemudi dan navigator. Kemudian interior standar dilucuti dan lalu diganti dengan jok balap (bucket seat) dengan sabuk pengaman multi-titik, serta panel instrumen dan navigasi khusus reli.

    Gak cuma buat usaha, Toyota Hilux bisa dimodifikasi untuk balap reli Foto: Dok. Istimewa

    Meskipun model produksi massal Hilux GR Sport ditenagai mesin diesel 2.8 liter yang bertenaga 204 PS, versi reli mendapat peningkatan performa melalui tuning ulang ECU, sistem injeksi bahan bakar, serta perangkat turbo yang dimodifikasi untuk menghasilkan tenaga dan torsi yang lebih besar secara konsisten.

    Modifikasi lainnya mencakup peningkatan sistem pendingin mesin dan transmisi untuk menjaga suhu optimal selama balapan jarak jauh yang intens. Kemudian juga proteksi tambahan di eksterior, seperti penggunaan skid plate di seluruh bagian bawah mobil untuk melindungi komponen vital dari batu dan benturan.

    Tak hanya modifikasi yang berkaitan dengan performa, modifikasi yang berkaitan dengan visual pun diperhatikan. Sebab goresan yang dibiarkan bisa mengganggu identifikasi panel, mengurangi visibilitas marking, hingga mempersulit pengecekan pasca-etape. Maka itu diperlukan lapisan cat yang membantu melindungi bodi dari kerikil, lumpur, dan cuaca ekstrem yang terus menghantam selama balapan berlangsung.

    “IRRA bukan soal kecepatan saja. Ini juga soal ketangguhan, navigasi, dan fisik yang prima menghadapi beragam medan. Ditemani AXT EZ-USE dari Belkote, setiap goresan dan risiko balapan bisa diatasi dengan cepat,” ucap pereli nasional Julian Johan (Jejelogy) dalam keterangan resminya.

    Gak cuma buat usaha, Toyota Hilux bisa dimodifikasi untuk balap reli Foto: Dok. Istimewa

    “Dengan pengalaman luas di restorasi dan modifikasi, Jejelogy bakal menunjukkan langsung bagaimana cat premium Belkote bisa bikin kendaraan tampil makin standout dan fresh,” ujar Andrew Budi Kurniawan selaku Direktur Marketing PT Bintang Chemical Indonesia (produsen Belkote Paint).

    Jejelogy sendiri berhasil finis di posisi puncak setelah melewati medan ekstrem khas rally raid pada gelaran IRRA 2025 yang berlangsung 3-6 Desember 2025. Ini melanjutkan performa impresifnya yang sebelumnya sukses finis di posisi atas pada ajang Asia Cross Country Rally (AXCR) 2024 di Thailand.

    Sebagai informasi, IRRA sendiri telah resmi diluncurkan dan sukses digelar 3-6 Desember 2025 di kawasan Subang, Majalengka, dan Kertajati. Mengusung konsep reli lintas alam, ajang ini memadukan balapan mobil 4×4 dan motor rally, terinspirasi dari Paris-Dakar namun dikemas dengan karakter medan tropis Indonesia.

    Kompetisi ini menuntut kemampuan navigasi, ketahanan kendaraan, serta konsistensi fisik dan mental peserta. Rutenya pun mencakupi jalan tanah yang berliku, jalur berbatu yang terjal, hingga melintasi sungai-sungai kecil, kombinasi medan yang merepresentasikan kondisi alam Indonesia.

    (lua/rgr)

  • Ya Nggak Apa-Apa, Saya Maafkan

    Ya Nggak Apa-Apa, Saya Maafkan

    GELORA.CO  – Menteri Koordinator bidang Pangan, Zulkifli Hasan atau Zulhas, menanggapi santai tudingan yang mengaitkan dirinya sebagai penyebab sejumlah bencana yang terjadi di wilayah Sumatera.

    Alih-alih tersinggung, Zulhas justru menegaskan bahwa dirinya memaklumi berbagai tuduhan tersebut. 

    Dia menyampaikan, ketika bencana longsor dan banjir terjadi di Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Sumatera Utara, justru dirinya disalahkan.

    Bahkan, dikait-kaitkan dengan isu yang terjadi jauh dari pusat bencana, yakni di Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau. 

    “Yang dipermasalahkan kepada Zulkifli Hasan Tesso Nilo. Itu di Provinsi Riau, sementara ini Provinsi Riau tidak ada bencana apa pun,” kata Zulhas dalam acara Group Conference 2025 di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (8/12). 

    Lebih jauh, ia bahkan menyebut dirinya ikut disalahkan atas kejadian di luar negeri, seperti Thailand dan Malaysia. Terkait sejumlah tudingan itu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menyatakan tak apa-apa, dan ia sudah memaafkan. 

    “Tapi bencana itu yang salah Zulkifli Hasan, termasuk di Thailand dan Malaysia. Ya gak apa-apa, saya maafkan, gak apa-apa,” tegasnya. 

    Pada kesempatan yang sama, Zulhas juga menyampaikan duka mendalam atas bencana alam yang melanda sejumlah daerah di Sumatera, mulai dari Aceh, Sumatera Utara hingga Sumatera Barat. Ia menegaskan bahwa cobaan berat ini menjadi duka bersama seluruh bangsa. 

    “Hari-hari ini, hari yang cukup berat bagi bangsa Indonesia bencana alam menimpa saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat menyesalkan duka yang kita rasakan bersama,” ujar Menko Zulhas. 

    Zulhas menuturkan bahwa tidak ada ungkapan yang mampu menggambarkan rasa kehilangan dan pedih yang dialami masyarakat di wilayah terdampak.

    Ia menekankan bahwa dalam situasi sulit ini, negara dan seluruh elemen bangsa tidak akan membiarkan siapapun berjuang sendirian. 

    “Tidak ada kata yang cukup untuk menggambarkan rasa sedih dan pedih yang dialami saudara-saudara kita di sana. Di tengah cobaan besar ini, kita tidak meninggalkan siapapun,” jelasnya

  • Zulhas Blak-blakan soal Kisruh Lahan di TN Tesso Nilo

    Zulhas Blak-blakan soal Kisruh Lahan di TN Tesso Nilo

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyinggung kembali isu kerusakan Taman Nasional Tesso Nilo (Tesso Nilo) yang kerap dikaitkan dengannya.

    Zulhas, sapaan akrabnya, awalnya mengulas bencana di sejumlah wilayah Sumatra yang memberikan dampak kepada 3 provinsi.

    “Bencana Sumatra yang tadi saya sudah sampaikan duka cita kita yang mendalam. Itu terjadi di Provinsi Aceh, dua di Provinsi Sumatera Utara, tiga di Provinsi Sumatera Barat,” ujarnya dalam Bisnis Indonesia Group (BIG) Conference bertema Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (8/12/2025). 

    Namun, dia menyebut justru isu lain yang sering diarahkan kepadanya adalah kerusakan kawasan Tesso Nilo di Provinsi Riau, meski daerah tersebut saat ini tidak terdampak bencana.

    “Yang dipermasalahkan kepada Zulkifli Hasan Tesso Nilo. Tesso Nilo itu di Provinsi Riau. Sementara ini Provinsi Riau tidak ada bencana apa pun. Tapi bencana itu yang salah Zulkifli Hasan termasuk di Thailand dan Malaysia. Ya nggak apa-apa, saya maafkan, nggak apa-apa,” katanya. 

    Zulhas menegaskan bahwa Tesso Nilo merupakan kawasan taman nasional yang secara hukum tidak boleh diberi izin untuk bentuk pemanfaatan apa pun.

    “Taman nasional itu tidak boleh diberi izin apa pun. Oleh karena itu, Teso Nelo itu tidak ada menteri kehutanan yang berani memberi izin. Nggak ada,” ucapnya. 

    Menurut dia, siapa pun menteri kehutanan yang mencoba mengeluarkan izin di kawasan tersebut akan berhadapan langsung dengan hukum pidana.

    “Kalau ngasih izin di Tesso Nilo, maka dia masuk penjara langsung. Karena pidana,” tegasnya. 

    Oleh sebab itu, dia menyebut kerusakan kawasan tersebut terjadi jauh sebelum dirinya menjabat menteri, yakni sejak era reformasi. 

    Zulhas juga mengingat kembali momen ketika aktor Hollywood Harrison Ford datang ke Indonesia untuk mengulik isu kehutanan.

    “Waktu orang Amerika Serikat itu datang ‘Kamu kok nggak tangkap tuh 50.000 orang?’ Saya bilang ‘Itu perambah pidana, itu ranah hukum’. Cuma kan saya nggak enak kalau ngomongin kok nggak ditangkap. Masa saya ngomong begitu, kan nggak boleh dong,” katanya. 

    Di hadapan peserta konferensi, dia menyampaikan apresiasi terhadap langkah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang membentuk Satgas Pengamanan Kawasan Hutan (PKH). 

    “Saya bersyukur sekarang, Pak. Walaupun saya nunggu Pak Prabowo 15 tahun, saya bersyukur. Sekarang Pak, 4 juta. Ini baru Pak, 4 juta, akan 6 juta ini,” ujarnya. 

    Menurut Zulhas, satgas itu kini telah mengamankan jutaan hektare kawasan hutan ilegal. 

    “Ini yang elegan, kita kebut [pengamanan hutan ilegal] termasuk di situ. Udah diamankan Satgas dipimpin Menhan, namanya Satgas PKH. Udah 4 juta. Ada di Sumatera Utara, paling banyak di Riau. Paling banyak 4 juta hektare ilegal baru berhasil sekarang, yang dulu enggak berhasil,” tandas Zulhas.

  • Thailand-Kamboja Mendidih Lagi, PM Malaysia Serukan Menahan Diri!

    Thailand-Kamboja Mendidih Lagi, PM Malaysia Serukan Menahan Diri!

    Kuala Lumpur

    Perdana Menteri (PM) Malaysia, Anwar Ibrahim, menyuarakan keprihatinan mendalam atas bentrokan terbaru antara Thailand dan Kamboja di perbatasan kedua negara yang menjadi sengketa. Anwar menyerukan kedua negara untuk saling menahan diri dan segera kembali berdialog di bawah mekanisme ASEAN.

    Anwar, bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menjadi mediator bagi gencatan senjata antara Bangkok dan Phnom Penh yang terlibat pertempuran sengit di perbatasan pada Juli lalu. Pertempuran saat itu menewaskan sedikitnya 48 orang dan memaksa 300.000 orang untuk mengungsi.

    Bentrokan terbaru pecah pada akhir pekan, dengan militer Thailand dan Kamboja kembali saling melancarkan serangan di sepanjang perbatasan yang menjadi sengketa. Beberapa waktu terakhir, kedua negara saling melemparkan tuduhan soal adanya pelanggaran gencatan senjata.

    Anwar dalam pernyataannya, seperti dilansir The Star, Senin (8/12/2025), mengatakan bahwa pertempuran yang kembali terjadi dapat membahayakan fondasi yang telah dibangun untuk hubungan yang stabil antara Thailand dan Kamboja yang bertetangga.

    Dia juga menyampaikan belasungkawa untuk keluarga korban tewas atau luka-luka dalam bentrokan terbaru.

    “Thailand dan Kamboja adalah mitra dekat Malaysia dan anggota-anggota kunci ASEAN. Kami mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri semaksimal mungkin, menjaga jalur komunikasi tetap terbuka, dan memanfaatkan sepenuhnya mekanisme yang ada,” ujar Anwar dalam pernyataannya via Facebook.

    “Malaysia siap mendukung langkah-langkah yang dapat membantu memulihkan ketegangan dan mencegah insiden lebih lanjut,” tegasnya.

    Lebih lanjut, Anwar mengatakan bahwa kawasan Asia Tenggara tidak bisa membiarkan perselisihan sejak lama itu terjerumus ke dalam “siklus konfrontasi”.

    “Prioritas utama adalah menghentikan pertempuran, melindungi warga sipil, dan kembali ke jalur diplomatik yang didukung oleh hukum internasional dan semangat bertetangga yang menjadi sandaran ASEAN,” cetusnya.

    Dalam bentrokan terbaru, Thailand menuduh pasukan militer Kamboja terlebih dahulu menyerang tentaranya di perbatasan, yang mendorong militer Bangkok melancarkan serangan udara di sepanjang perbatasan.

    Dilaporkan oleh militer Thailand bahwa setidaknya satu tentaranya tewas dan empat orang lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan terbaru, yang meletus di dua area di Provinsi Ubon Ratchathani tersebut, setelah pasukannya diserang Kamboja.

    Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Pertahanan Kamboja menyebut militer Thailand telah melancarkan serangan fajar terhadap pasukannya di dua lokasi, setelah berhari-hari melakukan aksi provokatif. Dikatakan oleh Kementerian Pertahanan Kamboja bahwa pasukannya tidak membalas serangan itu.

    Namun militer Thailand mengatakan bahwa militer Kamboja telah menembakkan sejumlah roket BM-21 ke area-area sipil Thailand.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Biaya Produksi Mahal, Penyebab Indonesia Sering Impor Pangan

    Biaya Produksi Mahal, Penyebab Indonesia Sering Impor Pangan

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan)  Zulkifli Hasan mengungkapkan biaya produksi pangan di Indonesia masih jauh lebih tinggi dibanding negara-negara tetangga. Untuk menghasilkan 1 kilogram beras, petani Indonesia harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 13.000, sementara di Vietnam ongkos produksi hanya berkisar Rp 4.000 per kilogram.

    “Saya ambil satu contoh kalau kita rakyat kita ini makan nasi dia beli beras untuk mendapatkan 1 kg beras dia mesti membayar Rp 14.000 karena untuk memproduksi 1 kg beras itu kita ongkosnya itu Rp 13.000 Vietnam untuk memproduksi ongkos 1 kg beras itu Rp 4000 nah jauh,” kata Zulkifli Hasan dalam acara Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi, di Jakarta, Senin (8/12/2025).

    Kondisi serupa juga terjadi pada komoditas gula. Thailand disebut hanya membutuhkan ongkos sekitar Rp 3.000 untuk memproduksi 1 kilogram gula, sedangkan Indonesia harus merogoh biaya Rp 13.000 hingga Rp 15.000 per kilogram. Selisih yang lebar ini membuat produk pangan domestik kalah bersaing.

    “Thailand itu untuk memproduksi 1 kg gula butuh Rp 3000, Kita untuk menghasilkan 1 kg gula itu ongkosnya Rp 13.000 sampai Rp 15.000 jauh sekali enggak mungkin kita akan maju karena jauh sekali sulit,” ujar dia.

    Menurut Zulkifli, mahalnya biaya produksi tidak hanya menekan daya saing, tetapi juga memicu ketergantungan kronis pada impor. Selama struktur biaya ini tidak dibenahi, Indonesia akan terus berada dalam posisi lemah di pasar pangan global. “Enggak mungkin kita akan maju, karena jauh sekali sulit. Oleh karena itu, kita ketergantungan (impor),” ujarnya.

     

  • Pertumbuhan Ekonomi Kalah Cepat dari Malaysia-Thailand, Indonesia Harus Berani Ngebut

    Pertumbuhan Ekonomi Kalah Cepat dari Malaysia-Thailand, Indonesia Harus Berani Ngebut

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia selama beberapa tahun terakhir memang menunjukkan kemajuan, namun laju tersebut masih kalah cepat dibandingkan negara-negara tetangga di kawasan.

    “Beberapa tahun ini berkembang maju juga tapi negara lain lebih cepat,” kata Zulkifli Hasan dalam acara Arah Bisnis 2026: Menuju Kedaulatan Ekonomi, di Jakarta, Senin (8/12/2025).

    Ia mencontohkan Malaysia yang kini telah mencapai pendapatan per kapita sekitar USD 12.000, sementara Thailand hampir menyentuh USD 8.000. Angka tersebut jauh di atas Indonesia, meski pada masa lalu posisi Indonesia sempat setara dengan negara-negara tersebut.

    “Kalau kita lihat sekarang Malaysia itu income per kapita nya sudah USD 12.000, Thailand itu sudah hampir USD 8000 kita enggak usah cerita atau Tiongkok atau Korea Selatan jauh,” ujarnya.

    Menurutnya, ketertinggalan ini menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan langkah luar biasa agar tidak semakin tertinggal dalam persaingan ekonomi regional.

    Ketertinggalan Jadi Alarm Kebijakan Nasional

    Pria yang akrab disapa Zulhas ini menegaskan, perbandingan tersebut bukan untuk merendahkan capaian Indonesia, melainkan sebagai alarm agar negara berani melakukan koreksi arah pembangunan. Ia menilai, tanpa intervensi yang kuat, jarak ekonomi Indonesia dengan negara tetangga akan semakin lebar.

    Ia mengingatkan bahwa negara-negara yang kini melesat cepat berani mengambil keputusan strategis, termasuk memperkuat peran negara dalam mengawal industrialisasi dan peningkatan nilai tambah ekonomi. Sementara Indonesia, menurutnya, terlalu lama terjebak dalam pola yang kurang agresif.

    “Yang dulu hampir setara kalau enggak kita balik,” ujarnya.

     

  • Mendidih, Pasukan Thailand-Kamboja Kembali Saling Serang!

    Mendidih, Pasukan Thailand-Kamboja Kembali Saling Serang!

    Bangkok

    Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja kembali memanas, dengan militer Thailand melancarkan serangan udara di sepanjang perbatasan yang disengketakan dengan Kamboja. Thailand mengatakan bahwa serangan dilancarkan setelah pasukannya dihujani serangan militer Kamboja.

    Situasi antara kedua negara yang terlibat konflik perbatasan ini kembali memanas setelah Bangkok dan Phnom Penh saling melemparkan tuduhan soal adanya pelanggaran gencatan senjata di perbatasan.

    Militer Thailand dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Senin (8/12/2025), mengatakan pasukannya melancarkan serangan udara telah setelah sejumlah tentaranya yang ada di perbatasan diserang oleh militer Kamboja.

    Dilaporkan oleh militer Thailand bahwa setidaknya satu tentaranya tewas dan empat orang lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan terbaru yang meletus di dua area di Provinsi Ubon Ratchathani tersebut.

    “Pihak Thailand kini telah mulai menggunakan pesawat untuk menyerang target-target militer di beberapa area,” kata militer Thailand dalam pernyataannya pada Senin (8/12) waktu setempat.

    Kementerian Pertahanan Kamboja, dalam pernyataan terpisah, menyebut militer Thailand telah melancarkan serangan fajar terhadap pasukannya di dua lokasi, setelah berhari-hari melakukan aksi-aksi provokatif. Dikatakan oleh Kementerian Pertahanan Kamboja bahwa pasukannya tidak membalas serangan itu.

    Namun, militer Thailand mengatakan bahwa militer Kamboja telah menembakkan sejumlah roket BM-21 ke area-area sipil Thailand. Ditambahkan oleh militer Bangkok bahwa tidak ada laporan korban jiwa akibat serangan roket tersebut.

    Sementara itu, mantan pemimpin Kamboja yang sangat berpengaruh, Hun Sen, ayah dari Perdana Menteri (PM) saat ini, Hun Manet, mengatakan bahwa militer Thailand merupakan “agresor’ yang berusaha memprovokasi respons balasan. Dia mendesak pasukan militer Kamboja untuk menahan diri.

    “Garis merah untuk merespons telah ditetapkan. Saya mendesak para komandan di semua tingkatan untuk mendidik semua perwira dan prajurit sebagaimana mestinya,” ujar Hun Sen dalam pernyataan via Facebook, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

    Selama lebih dari satu abad, Thailand dan Kamboja memperebutkan kedaulatan di titik-titik tak berbatas di perbatasan darat sepanjang 817 kilometer.

    Pada Juli lalu, sengketa perbatasan itu meletus menjadi konflik yang berlangsung selama lima hari, yang melibatkan serangan roket dan tembakan artileri berat. Sedikitnya 48 orang tewas dan diperkirakan 300.000 orang mengungsi pada saat itu.

    Pertempuran itu diakhiri dengan gencatan senjata yang dimediasi PM Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Namun menyusul ledakan ranjau bulan lalu yang melukai salah satu tentaranya, Thailand menangguhkan implementasi gencatan senjata dengan Kamboja.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)