Negara: Thailand

  • Thailand Umumkan Darurat Militer 8 Distrik di Perbatasan Kamboja

    Thailand Umumkan Darurat Militer 8 Distrik di Perbatasan Kamboja

    Bangkok

    Pemerintah Thailand menetapkan situasi darurat militer di 8 distrik yang berbatasan dengan Kamboja. Penetapan ini dilakukan di tengah situasi saling serang kedua negara.

    Dilansir AFP, Jumat (25/7/2025), hal itu disampaikan oleh Komandan Komando Pertahanan Perbatasan militer di provinsi Chanthaburi dan Trat, Apichart Sapprasert. Dia mengatakan bahwa “darurat militer sekarang berlaku” di tujuh distrik di Chanthaburi dan satu distrik di Trat.

    Sementara dilansir Al Jazeera, distrik-distrik yang terdampak adalah Mueang Chanthaburi, Tha Mai, Makham, Laem Sing, Kaeng Hang Maew, Na Yai Am, dan Khao Khitchakut di Provinsi Chanthaburi dan Khao Saming di Provinsi Trat.

    Ketegangan di perbatasn Thailand dan Kamboja memasuki hari kedua.Pertikaian memanas menyusul ledakan ranjau yang melukai tentara Thailand di perbatasan pada Rabu (23/7).

    Sehari kemudian, atau Kamis (24/7), pertempuran sengit terjadi dengan melibatkan serangan roket, jet tempur, artileri, tank dan pengerahan pasukan darat.

    Pertempuran pada Kamis (24/7), menurut militer Thailand, difokuskan di enam lokasi, termasuk di sekitar dua kuil kuno di area perbatasan yang disengketakan.

    Otoritas Thailand melaporkan sedikitnya 15 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Kamboja.

    Lebih dari 130.000 orang juga terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka di area perbatasan Thailand, saat bentrokan dengan Kamboja memasuki hari kedua pada Jumat (25/7). Aksi saling serang masih berlangsung antara pasukan militer kedua negara di area perbatasan yang disengketakan.

    Tonton juga video “Thailand Tolak Mediasi soal Konflik dengan Kamboja” di sini:

    (lir/idn)

  • Kala Suporter Timnas U-23 Indonesia dan Fans G-Dragon Berbaur di GBK
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Juli 2025

    Kala Suporter Timnas U-23 Indonesia dan Fans G-Dragon Berbaur di GBK Megapolitan 25 Juli 2025

    Kala Suporter Timnas U-23 Indonesia dan Fans G-Dragon Berbaur di GBK
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dua perhelatan besar, yakni laga Tim Nasional (Timnas) U23 Indonesia Vs Thailand dan
    Konser G-Dragon
    digelar di kawasan Gelora Bung Karno (
    GBK
    ), Senayan,
    Jakarta
    Pusat, Jumat (25/7/2025).
    Hal ini membuat suporter Timnas dan fans G-Dragon berbaur dan menjadi satu di sekitaran GBK.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, sejumlah suporter Timnas Indonesia tiba di kawasan GBK sambil menyanyikan yel-yel dan memutar syal yang mereka bawa.
    Mereka tampak mengenakan pakaian bergaya
    sporty
    dengan dominasi warna merah.
    Sementara itu, penonton
    konser G-Dragon
    mendatangi GBK dengan busana kasual.
    Beberapa di antaranya membawa kipas bergambar G-Dragon serta mengenakan pernak-pernik berupa bando bergambar sang idola.
    Tak sedikit pula yang membawa
    lightstick
    khusus G-Dragon yang akan digunakan saat konser berlangsung di Indonesia Arena.
    Diberitakan sebelumnya, Konser G-Dragon 2025 World Tour: Ubermensch di Jakarta akan digelar hari ini, Jumat (25/7/2025).
    Sementara untuk hari kedua konser akan digelar besok, Sabtu (26/7/2025). Keduanya berlokasi di Indonesia Arena, GBK.
    Melihat dari konser-konser di negara sebelumnya, G-Dragon akan membawakan sekitar 22 lagu solonya.
    Sedangkan, Pertandingan krusial
    Timnas U23 Indonesia vs Thailand
    U23 akan berlangsung malam ini, Jumat (25/7/2025), dalam babak semifinal Piala AFF U23 2025.
    Laga Indonesia vs Thailand digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, dan akan dimulai tepat pada pukul 20.00 WIB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Semifinal AFF U-23 Timnas Indonesia vs Thailand: Penonton di Luar GBK Dilarang Menyalakan Flare – Page 3

    Semifinal AFF U-23 Timnas Indonesia vs Thailand: Penonton di Luar GBK Dilarang Menyalakan Flare – Page 3

    Polisi menyiapkan pengamanan yang ketat. Total, 781 personel dikerahkan untuk mengamankan jalannya pertandingan. Susatyo mengatakan, petugas pengamanan tidak dibekali senjata api. Dia meminta anak buahnya melayani penonton dengan humanis serta profesional.

    “Petugas pengamanan tidak membawa senjata api, layani para penonton yang akan menyaksikan pertandingan sepak bola dengan humanis dan profesional. Petugas keamanan akan bertindak humanis namun tegas menjalankan tugasnya,” sambung dia.

     Kapolres menambahkan, suporter juga diminta menjaga fasilitas umum, dan tidak melakukan perusakan.

     “Suporter agar tertib menonton, tidak membuat kerusakan dan tidak merusak fasilitas umum. Jadilah suporter yang baik di mata dunia,” ujarnya.

    Petugas keamanan juga akan menjaga dan mengawal para suporter dari luar negeri yang datang menyaksikan pertandingan. Untuk kelancaran lalu lintas, pengendara yang hendak melintasi kawasan GBK diimbau untuk mencari jalur alternatif guna menghindari kemacetan selama pertandingan berlangsung.

     

  • Adu Kuat Ekonomi Thailand Vs Kamboja di Tengah Kecamuk Perang

    Adu Kuat Ekonomi Thailand Vs Kamboja di Tengah Kecamuk Perang

    Jakarta

    Perang Thailand dan Kamboja berkecamuk. Konflik yang terjadi ini tidak hanya adu kuat senjata, tetapi kekuatan ekonomi yang juga diuji antara kedua negara.

    Pergerakan ekonomi Thailand dan Kamboja sama-sama dari sektor pariwisata, masing-masing berkontribusi sekitar 12% dan 9% terhadap produk domestik bruto negara tersebut.

    Dalam setahun, Thailand menerima lebih dari 35 juta wisatawan pada tahun 2024, sementara Kamboja menerima 6,7 juta wisatawan.

    “Thailand, di mana pariwisata mendukung sebagian besar tenaga kerja, masih sangat rentan terhadap persepsi ketidakstabilan,” ujar peneliti asosiasi di Observer Research Foundation, Sreeparna Banerjee, dikutip dari CNBC, Jumat (25/7/2025).

    Banerjee menilai peperangan yang terjadi Thailand dan Kamboja akan menurunkan sektor pariwisata. Namun, Thailand dinilai masih lebih kuat dibandingkan Kamboja, terutama pemasukan dari pariwisata.

    “Tidak seperti Thailand, Kamboja memiliki lebih sedikit perangkat kebijakan seperti badan promosi pariwisata, cadangan fiskal berskala besar, atau jaring pengaman sosial yang kuat untuk meredam dampaknya,” tambahnya.

    Para analis mengakui bahwa posisi Kamboja lebih lemah. Peneliti senior untuk Asia Tenggara dan Asia Selatan di Council on Foreign Relations Joshua Kurlantzick, mengataka sebagian besar pariwisata memang terkonsentrasi di wilayah seperti Bangkok dan Chiang Mai.

    Menurut situs perjalanan The Vacationer, Bangkok dan Phuket adalah dua kawasan di Thailand yang menerima pendapatan wisata terbanyak pada tahun 2024. Bangkok berjarak sekitar 260 kilometer dari perbatasan, dan Phuket bahkan lebih jauh lagi.

    (ada/hns)

  • BI: Transaksi LCT Tembus Rp 189 Triliun hingga Akhir Semester I-2025

    BI: Transaksi LCT Tembus Rp 189 Triliun hingga Akhir Semester I-2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Indonesia (BI) mencatat nilai transaksi Local Currency Transaction (LCT) mencapai US$ 11,7 miliar atau Rp 189 triliun (Rp 16.200/US$) pada pertengahan tahun ini. Nilai transaksi ini meningkat tajam dibandingkan nilai transaksi LCT pada semester I-2024 sebesar US$ 4,702 miliar.

    Bukan hanya nilai transaksinya, tetapi rata-rata jumlah nasabah LCT juga tumbuh signifikan, atau meningkat sekitar 45% dibandingkan tahun sebelumnya.

    “Untuk itu, Satuan Tugas Nasional LCT akan terus mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, dalam Pertemuan Komite Kerja Tingkat Deputi Satgasnas LCT di Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (25/7/2025).

    Perkembangan positif LCT ini sejalan dengan komitmen dan konsistensi Satgasnas LCT dalam melakukan penguatan sinergi antarotoritas dan mitra strategis, penyesuaian kebijakan insentif, serta sosialisasi yang targeted, terintegrasi, dan terencana, termasuk kepada pelaku usaha ekspor-impor.

    Filianingsih menegaskan bahwa capaian tersebut didukung oleh upaya menjangkau pemanfaatan LCT lebih luas di berbagai sektor dan wilayah, termasuk perluasan partisipan Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD).

    “Perluasan kerja sama LCT terus dilakukan dengan penambahan negara mitra baru, yaitu Korea Selatan pada September 2024 dan Uni Emirat Arab pada Januari 2025,” kata Filianingsih.

    Kerjasama dengan negara mitra eksisting seperti Malaysia dan Thailand, juga terus diperkuat melalui perluasan cakupan transaksi untuk mendukung investasi portofolio, yang mulai diimplementasikan Maret 2025 serta penandatangan MoU penguatan LCT dengan Tiongkok.

    Perluasan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara diharapkan dapat semakin berkontribusi nyata terhadap penguatan stabilitas makroekonomi nasional, sekaligus memitigasi risiko volatilitas nilai tukar yang bersumber dari dinamika global.

    Ke depan, Kementerian/Lembaga anggota Satgas Nasional LCT akan makin memperkuat koordinasi dan sinergi kebijakan, serta menyelaraskan program kerja lintas sektor, termasuk melalui asesmen, survei berkala, dan pertukaran data, untuk mengoptimalkan implementasi LCT serta memastikan dampak positifnya bagi masyarakat.

    Pada kesempatan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ferry Irawan menyoroti peran penting LCT dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi, di tengah dinamika global maupun domestik.

    “Pemerintah telah mengupayakan berbagai kebijakan baik untuk memitigasi dampak kebijakan tarif AS dan geopolitik global, melalui proses negosiasi tarif dengan AS dan juga menyepakati I-EU CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement), serta terus melakukan mitigasi risiko domestik melalui berbagai stimulus untuk menjaga daya beli dan mendorong konsumsi serta investasi,” papar Ferry.

    Mengingat risiko global masih berpotensi mengganggu stabilitas nilai tukar, Ferry mengajak Kementerian dan Lembaga terkait untuk berkomitmen sesuai peranannya dalam mendorong perluasan penggunaan LCT, terutama pada sektor-sektor ekonomi potensial seperti sektor Pertambangan, Mineral, dan Migas serta sektor Pertanian dan Agroindustri.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Perang dengan Kamboja, Thailand Siap Dimediasi Malaysia

    Perang dengan Kamboja, Thailand Siap Dimediasi Malaysia

    Jakarta

    Pemerintah Thailand menyatakan kesiapannya jika Malaysia ingin memediasi penyelesaian konflik berdarahnya dengan Kamboja. Hal ini disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura pada hari Jumat (25/7).

    Thailand dan Kamboja saat ini tengah terlibat dalam pertempuran paling sengit dalam lebih dari satu dekade. Kedua negara tetangga itu bertempur dengan menggunakan artileri dan mengerahkan pasukan darat di beberapa bagian perbatasan mereka yang disengketakan sepanjang 800 kilometer (500 mil).

    Konflik ini akan dibawa ke Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat (25/7) waktu setempat, dan beberapa negara besar telah menyerukan gencatan senjata dan negosiasi.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, mengatakan Bangkok terbuka untuk perundingan, kemungkinan dengan bantuan Malaysia.

    “Kami siap, jika Kamboja ingin menyelesaikan masalah ini melalui jalur diplomatik, bilateral, atau bahkan melalui Malaysia, kami siap melakukannya. Namun, sejauh ini kami belum menerima respons apa pun,” ujar Nikorndej kepada AFP, Jumat (25/7/2025).

    Malaysia saat ini menjabat sebagai ketua blok regional Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang juga beranggotakan Thailand dan Kamboja.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan pada Kamis (24/7), bahwa ia telah berbicara dengan Plt Perdana Menteri (PM) Thailand Phumtham Wechayachai dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet.

    Ia meminta kedua belah pihak untuk menghentikan pertikaian dan mencari solusi diplomatik.

    “Saya menyambut baik sinyal positif dan kesediaan yang ditunjukkan oleh Bangkok dan Phnom Penh untuk mempertimbangkan langkah ini,” tulis Anwar dalam sebuah unggahan di Facebook.

    Nikorndej mengatakan bahwa dalam panggilan telepon tersebut, Anwar berusaha untuk menjajaki “apakah kami dapat meredakan situasi… apakah ada kemungkinan untuk mengadakan perundingan”.

    Namun, kedua belah pihak kembali terlibat dalam serangan artileri mematikan pada hari Jumat, dengan Plt PM Thailand, Phumtham mengingatkan risiko bahwa bentrokan perbatasan tersebut dapat berkembang menjadi perang.

    Otoritas Thailand melaporkan sedikitnya 15 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Kamboja.

    Lebih dari 130.000 orang juga terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka di area perbatasan Thailand, saat bentrokan dengan Kamboja memasuki hari kedua pada Jumat (25/7). Aksi saling serang masih berlangsung antara pasukan militer kedua negara di area perbatasan yang disengketakan.

    Sementara otoritas Kamboja melaporkan bahwa seorang warga sipil — seorang pria berusia 70 tahun — tewas akibat serangan Thailand di Provinsi Oddar Meanchey, sedangkan lima orang lainnya mengalami luka-luka.

    Tonton juga video “SPBU di Thailand Dibom Kamboja, 6 Orang Tewas” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Thailand-Kamboja Bertempur di Perbatasan, Situasi Bisa Berubah Jadi Perang

    Thailand-Kamboja Bertempur di Perbatasan, Situasi Bisa Berubah Jadi Perang

    Jakarta

    Pemimpin Thailand mengatakan bahwa pertempuran sengit antara Thailand dan Kamboja, yang telah menewaskan sedikitnya 16 orang dan membuat puluhan ribu orang mengungsi, dapat “bergerak menuju perang”.

    Peringatan dari Penjabat sementara Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, mengemuka ketika pertempuran di perbatasan yang disengketakan memasuki hari kedua.

    Thailand mengatakan sejauh ini korban tewas mencakup 14 warga sipil dan satu tentara. Di pihak Kamboja, otoritas negara itu menyebut sebanyak satu warga sipil tewas.

    Selain itu, bentrokan melukai puluhan orang dan membuat lebih dari 100.000 warga sipil Thailand mengungsi di Provinsi Ubon Ratchathani dan Provinsi Surin.

    Di sebuah kompleks olahraga yang telah diubah menjadi pusat evakuasi di Provinsi Surin, Thailand, mayoritas pengungsi adalah anak-anak dan lansia. Mereka mengatakan terguncang oleh serangan roket dan artileri yang mereka saksikan pada Kamis (24/07).

    Di Kamboja, sekitar 1.500 keluarga di Provinsi Oddar Meanchey telah dievakuasi.

    Para pengungsi lanjut usia yang selamat dari pemboman selama Perang Saudara Kamboja tahun 1980-an mengatakan kepada BBC bahwa pertempuran terkini adalah yang terburuk yang pernah mereka alami.

    Reaksi berbagai negara

    Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang memimpin ASEAN, mengimbau para pemimpin kedua negara untuk segera melakukan gencatan senjata.

    “Saya menyambut baik sinyal positif dan kesediaan yang ditunjukkan oleh Bangkok dan Phnom Penh untuk mempertimbangkan langkah ini ke depan,” tulis Anwar di Facebook, Kamis (24/07) malam.

    Terlepas dari optimisme Anwar, pertempuran terus berlanjut hingga malam.

    AS juga menyerukan “penghentian segera permusuhan, perlindungan warga sipil, dan penyelesaian konflik secara damai”.

    “Kami … sangat prihatin dengan meningkatnya kekerasan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja, dan sangat sedih dengan laporan mengenai korban jiwa warga sipil,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tommy Pigott, dalam jumpa pers.

    China, yang memiliki hubungan politik dan strategis dengan Kamboja dan Thailand, mengatakan “sangat prihatin” dan berharap kedua belah pihak dapat menyelesaikan masalah melalui dialog dan konsultasi.

    Australia, Uni Eropa, dan Prancis juga telah menyerukan perdamaian.

    Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa diperkirakan akan bertemu pada Jumat (25/07) untuk membahas konflik tersebut.

    Pertempuran kedua negara pertama kali berlangsung di beberapa wilayah Kamis (24/07) pagi.

    Thailand mengklaim Kamboja melepaskan tembakan terlebih dahulu. Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja menuduh Thailand sengaja mengerahkan pasukan dalam jumlah banyak, menggunakan senjata berat, dan melancarkan serangan udara guna menduduki wilayah Kamboja.

    Bagaimana kronologi versi Thailand?

    Angkatan Darat Kerajaan Thailand menyatakan insiden berawal pada Kamis (24/07), tepat setelah pukul 07.30 waktu setempat. Saat itu, militer Kamboja mengerahkan pesawat tanpa awak untuk melakukan pengawasan terhadap pasukan Thailand di dekat perbatasan, menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) Thailand.

    Tak lama kemudian, menurut militer Thailand, enam personel militer Kamboja bersenjata lengkap, termasuk granat berpeluncur roket (RPG), berkumpul di dekat perbatasan. Tentara di pihak Thailand mencoba bernegosiasi dengan berteriak, tetapi tidak berhasil, kata juru bicara NSC.

    Juru bicara NSC menambahkan, tentara Kamboja melepaskan tembakan sekitar pukul 08.20, yang memaksa pihak Thailand untuk membalas tembakan dan mengerahkan enam pesawat tempur F-16 untuk menyerang target militer Kamboja. Militer Thailand menyatakan bahwa Komando Daerah Militer Khusus 8 dan 9 Kamboja “telah dihancurkan”.

    Thailand menuduh Kamboja mengerahkan senjata berat, termasuk kendaraan peluncur roket BM-21 dan artileri, yang menyebabkan kerusakan pada rumah dan fasilitas umum di sepanjang sisi perbatasan Thailand.

    Baca juga:

    Sesaat setelah pertempuran berlangsung, Thailand menutup semua pintu perbatasannya dengan Kamboja. Kemudian, Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh mendesak warga negara Thailand untuk meninggalkan Kamboja.

    Bagaimana kronologi versi Kamboja?

    Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja mengklaim tentara Thailand memulai konflik pada Kamis (24/07) sekitar pukul 06.30 waktu setempat. Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja menuduh Thailand sengaja melancarkan serangan udara guna menduduki wilayah Kamboja.

    Kamboja menuding Thailand melanggar perjanjian sebelumnya dengan maju ke sebuah kuil di dekat perbatasan dan memasang kawat berduri di sekitar pangkalan militernya.

    Tentara Thailand kemudian mengerahkan pesawat nirawak tepat setelah pukul 07.00, dan melepaskan tembakan “ke udara” sekitar pukul 08.30, menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja.

    Pukul 08.46, tentara Thailand “secara preemptif” melepaskan tembakan ke arah pasukan Kamboja, menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional, Maly Socheata. Kamboja tidak punya pilihan selain menggunakan hak membela diri, menurut surat kabar Phnom Penh Post.

    Socheata selanjutnya menuduh Thailand mengerahkan pasukan secara berlebihan, menggunakan senjata berat, dan melakukan serangan udara di wilayah Kamboja.

    Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja menyebut tindakan Thailand sebagai “agresi militer yang brutal dan ilegal” dan “pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, norma-norma ASEAN, dan prinsip-prinsip inti hukum internasional”.

    Kementerian tersebut juga mengklaim bahwa jet tempur Thailand menjatuhkan dua bom di wilayah yang dikuasai Kamboja ketika bentrokan antara kedua negara meningkat pada Kamis (24/07) pagi.

    “Tindakan-tindakan yang melanggar hukum dan tidak bertanggung jawab ini tidak hanya menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas regional, tetapi juga merusak fondasi tatanan internasional,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Kamboja, Maly Socheata.

    Kementerian tersebut lebih lanjut memperingatkan bahwa militer sepenuhnya siap untuk mempertahankan kedaulatan Kamboja “dengan segala cara”.

    Bentrokan kedua negara terjadi sehari setelah Thailand menarik duta besarnya dari Kamboja, menyusul ledakan ranjau darat yang melukai seorang tentara Thailand di perbatasan.

    Pada Rabu (23/07), pemerintah Thailand juga mengatakan akan mengusir duta besar Kamboja dari Bangkok.

    BBC

    Kesaksian warga Thailand di perbatasan ‘Menegangkan dan menakutkan’

    Sutian Phiwchan, warga lokal Distrik Ban Dan di Provinsi Buriram, yang dekat perbatasan Kamboja, mengatakan kepada BBC bahwa penduduk di kawasan itu mulai mengungsi, termasuk keluarganya. Dia membawa mereka ke shelter di dekat rumahnya.

    “Situasinya benar-benar serius. Kami sedang mengungsi,” ujar Sutian.

    Dia mengatakan kondisinya menegangkan dan menakutkan. “Mereka menembak langsung ke sini. Tepat di sana [ke perbatasan Thailand, tempat penduduk bermukim]. Anak-anak dan semuanya…kami benar-benar ketakutan.”

    Ketika ditanya apakah pertempuran kali ini lebih buruk dari sebelumnya, dia menjawab: “Ya, karena sekarang mereka tidak hanya menggunaka senapan, artileri berat dilibatkan juga’.

    BBC

    Kedua negara tidak mau menurunkan tensi

    Jonathan Head

    Koresponden BBC di Asia Tenggara

    Menurut militer Thailand, pasukan mereka melepaskan tembakan setelah berhadapan dengan sekelompok tentara Kamboja yang bersenjata lengkap tepat di perbatasan yang disengketakan.

    Pihak Kamboja mengatakan bahwa pihak Thailand-lah yang melepaskan tembakan terlebih dahulu.

    Kini, penduduk di wilayah perbatasan sisi Thailand telah diperintahkan untuk mengungsi. Hal ini menyusul keputusan Thailand untuk mengusir duta besar Kamboja dari Bangkok dan menarik duta besarnya dari Phnom Penh.

    Untuk saat ini, kedua negara tampaknya belum siap untuk meredakan ketegangan. Namun, konflik ini sejatinya telah meletus bulan lalu, setelah Pemimpin Kamboja, Hun Sen, mempermalukan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, dengan membocorkan percakapan telepon mereka tentang perbatasan yang disengketakan.

    Tidak ada yang tahu mengapa ia memilih melakukan hal ini. Faktanya, ia telah merusak hubungan dekat antara kedua keluarga yang telah terjalin selama beberapa dekade.

    Paetongtarn Shinawatra kemudian diskors sebagai perdana menteri oleh Mahkamah Konstitusi Thailand, dan pemerintahannya yang tidak populer kini tidak bisa terlihat lemah dalam menghadapi Kamboja.

    Dampaknya adalah meningkatnya perang kata-kata antara kedua negara, runtuhnya perdagangan perbatasan yang bernilai miliaran dolar, dan meningkatnya risiko bentrokan yang lebih serius antara kedua negara.

    BBC

    Sejarah hubungan Thailand-Kamboja

    Ini bukan pertama kalinya terjadi ketegangan antara Thailand dan Kamboja. Setiap kali tensi meningkat, biasanya disebabkan oleh sengketa perbatasan atau ketegangan politik, seperti:

    Pada 1958 dan 1961, Kamboja mengakhiri hubungan diplomatik dengan Thailand terkait sengketa Kuil Preah Vihear.

    Pada 2003, menyusul kerusuhan dan serangan terhadap Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh, Perdana Menteri Thailand saat itu, Thaksin Shinawatra, melancarkan Operasi Pochentong. Operasi ini mengirimkan pesawat militer untuk mengevakuasi semua warga negara dan diplomat Thailand dari Kamboja dan mengusir diplomat Kamboja sebagai balasan.

    Pada 2008 dan 2011, bentrokan militer pecah di Kuil Preah Vihear.

    Pada 2009, Thailand menurunkan hubungan sebagai tanggapan atas dukungan Kamboja terhadap mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang saat itu sedang diasingkan.

    Artikel ini akan diperbarui secara berkala.

    Tonton juga video “Warga soal Perang Thailand Vs Kamboja” di sini:

    (ita/ita)

  • Thailand-Kamboja Memanas, Mensesneg Pastikan Kondisi WNI Aman

    Thailand-Kamboja Memanas, Mensesneg Pastikan Kondisi WNI Aman

    Bisnis.com, JAKARTA – Istana Kepresidenan menegaskan bakal melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri, khususnya menyusul situasi yang berkembang di kawasan Asia Tenggara, seperti Kamboja dan Thailand.

    Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan bahwa pemerintah terus memantau kondisi dan telah menyiapkan langkah mitigasi jika terjadi eskalasi.

    “Ketika terjadi sesuatu di negara lain yang kemudian ada kaitannya dengan Warga Negara Indonesia yang tinggal di sana, kami sudah langsung berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri. Tujuannya untuk memastikan bahwa saudara-saudara kita yang tinggal di sana aman dan termonitor, termasuk menyiapkan mitigasi-mitigasi,” katanya kepada wartawan, Jumat (25/7/2025).

    Lebih lanjut, dia menjelaskan, pemerintah berhati-hati dalam merespons dinamika politik di negara lain dan tidak ingin ikut campur dalam kebijakan domestik negara sahabat.

    Kendati demikian, dia melanjutkan bahwa di tengah kehati-hatian tersebut keselamatan WNI tetap menjadi prioritas bagi pemerintah.

    “Sebisa mungkin kita menghindari menyampaikan pendapat soal kebijakan politik di negara lain. Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita memastikan WNI yang tinggal di sana itu aman,” tegasnya.

    Terkait langkah konkret, Prasetyo menyebut bahwa pemerintah telah memberikan informasi dan imbauan kepada seluruh WNI di kawasan terdampak.

    Selain itu, dia melanjutkan bahwa sejauh ini saluran komunikasi juga terus dibuka untuk mempercepat deteksi dan penanganan jika situasi memburuk.

    “Seluruh WNI di sana sudah diinformasikan. Ruang komunikasi juga dibuka sehingga kalau terjadi sesuatu, kita bisa mendeteksi dengan cepat dan langsung melakukan penanganan,” jelasnya.

    Prasetyo berharap situasi di kawasan tidak mengalami peningkatan eskalasi konflik di Thailand-Kamboja karena dapat berdampak secara luas, termasuk terhadap stabilitas regional dan kepentingan Indonesia.

    “Kita tentu tidak berharap eskalasi akan meningkat, karena sekali lagi, itu akan berdampak secara global, termasuk ke negara kita,” pungkas Prasetyo.

  • Hacker Thailand vs Kamboja, Siapa Unggul?

    Hacker Thailand vs Kamboja, Siapa Unggul?

    Jakarta

    Konflik antara Thailand dan Kamboja memanas, bahkan sudah melibatkan persenjataan berat dan canggih. Namun di sisi lain, kedua negara juga terlibat perang di dunia maya alias perang cyber. Hacker kedua negara dikabarkan saling menyerang satu sama lain.

    Awal Juni silam Thailand menuduh Kamboja melibatkan hacker Korea Utara untuk melancarkan serangan terhadap beberapa institusi Thailand. Itu di samping Kamboja dituding mengerahkan hacker sendiri.

    Polisi cyber di Thailand pun mendapat surat perintah penangkapan untuk kelompok hacker Kamboja yang merusak situs pemerintah Thailand terkait sengketa perbatasan. Mereka bekerja sama dengan badan internasional untuk menemukan dan mengekstradisi para tersangka yang bersembunyi secara anonim, untuk dituntut hukum Thailand.

    Peristiwa itu membuktikan ketegangan berlangsung di ruang digital antara kedua Kerajaan tetangga tersebut. Media Thailand melaporkan hacker Kamboja yang dikenal sebagai kelompok AnonsecKh, meluncurkan serangan Distributed Denial of Service (DDoS) terhadap situs web pemerintah, militer, dan lembaga sektor swasta Thailand.

    Tudingan itu pun dibantah Kamboja. “Pemerintah Kerajaan Kamboja tidak memiliki hubungan apa pun dengan kelompok hacker Korea Utara,” kata Kementerian Pos dan Telekomunikasi Kamboja.

    “Kami menganggap tuduhan ini sebagai upaya jahat Thailand untuk mencoreng reputasi Kamboja di panggung internasional,” tambah mereka yang dikutip detikINET dari CNA, Jumat (25/7/2025).

    Kementerian itu juga mengeluarkan klaim balasan bahwa kelompok hacker Thailand yang dikenal sebagai BlackEye-Thai menyerang hampir semua sistem online pemerintah Kamboja selama dua minggu, tapi upaya mereka digagalkan.

    “Kementerian lebih lanjut mengungkapkan bahwa, bertentangan dengan klaim Thailand, kelompok hacker Thailand yang diidentifikasi sebagai BlackEye-Thai secara teratur melancarkan serangan cyber terhadap hampir semua sistem pemerintah Kamboja selama dua minggu terakhir,” cetus pernyataan tersebut.

    Di sisi lain, pemerintah Thailand juga memperingatkan warga tentang berita palsu online, termasuk yang mengklaim Thailand akan merebut Kamboja jika Kamboja tidak menarik pasukannya. Adapun pemerintah Kamboja juga memperingatkan warganya tentang berita palsu online dari sumber asing. Beberapa berita palsu ini dilaporkan dibuat pakai AI dan meniru lembaga Kamboja serta suara pemimpin Kamboja.

    Siapa yang lebih unggul dalam peperangan cyber ini? Belum diketahui dengan pasti dan kedua belah pihak saling jual beli serangan digital. Namun dampaknya bisa merugikan tak hanya bagi kedua negara, tapi juga ASEAN secara keseluruhan.

    “Ketegangan bilateral antara Kamboja dan Thailand di dunia maya, jika terus berlanjut, dapat menandakan dimulainya kontestasi cyber terbuka atau rahasia antara negara-negara anggota ASEAN. Masalah ini tidak hanya akan menciptakan dilema politik bagi ASEAN tapi juga berdampak besar pada arsitektur keamanan siber regional,” sebut pengamat.

    (fyk/fay)

  • Komisi I DPR Dorong RI Mainkan Sejumlah Peran Redam Perang Thailand-Kamboja

    Komisi I DPR Dorong RI Mainkan Sejumlah Peran Redam Perang Thailand-Kamboja

    Jakarta

    Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Laksono, mendorong pemerintah mengambil peran aktif meredam konflik yang terjadi antara Thailand dan Kamboja. Dave menilai konflik tersebut berpotensi mengancam keselamatan warga negara Indonesia (WNI).

    “Sebagai negara pendiri ASEAN dan pemimpin regional, Indonesia memiliki tanggung jawab moral dan strategis untuk mencegah konflik bilateral berkembang menjadi ancaman kawasan. Dalam konteks eskalasi Thailand-Kamboja, Indonesia dapat memainkan beberapa peran,” kata Dave kepada wartawan, Jumat (25/7/2025).

    Dave menjelaskan peran yang dapat diambil oleh Indonesia ialah menawarkan fasilitas dialog bilateral atau multilateral. Hal itu, berdasarkan pengalaman meredam konflik di Mindanao dan Myanmar.

    “Mendorong ASEAN mengambil sikap kolektif sesuai prinsip AOIP (non-intervensi, inklusif, taat hukum internasional),” ujarnya.

    “Komisi I DPR RI dapat menginisiasi dialog antarparlemen ASEAN untuk memperkuat kepercayaan dan mendorong penyelesaian damai,” sambungnya.

    Saran lainnya, kata dia, juga dapat mengaktifkan ASEN Regional Forum dan High-Level Task Force. Menurutnya, hal itu agar penanganan krisis berjalan terkoordinasi.

    “Eskalasi konflik Thailand-Kamboja berpotensi mengancam keselamatan WNI di wilayah terdampak, mengganggu stabilitas ASEAN dengan menunda integrasi ekonomi dan diplomasi kawasan, serta menghentikan arus perdagangan lintas batas dan konektivitas darat melalui Thailand,” tuturnya.

    “Selain itu, ketegangan ini dapat memicu gelombang pengungsi dan insiden keamanan lintas batas, sekaligus merusak kredibilitas ASEAN sebagai kawasan yang damai dan stabil,” imbuh dia.

    Seperti diketahui perang Kamboja dan Thailand terus memanas. Pemerintah Thailand melaporkan jumlah korban jiwa akibat peperangan dengan Kamboja bertambah. Total saat ini ada 14 orang yang dilaporkan tewas.

    Dilansir The Guardian, Jumat (25/7), setidaknya ada 13 warga sipil Thailand dan satu tentara tewas dalam penembakan artileri oleh pasukan Kamboja. Sementara itu, 14 tentara dan 32 warga sipil lainnya terluka.

    Menteri Kesehatan Thailand, Somsak Thepsuthin, mengatakan penembakan Kamboja tersebut termasuk serangan terhadap sebuah rumah sakit di Provinsi Surin. Dia menilai perbuatan Kamboja harus dianggap sebagai kejahatan perang.

    Mereka yang tewas termasuk seorang anak laki-laki berusia delapan tahun. Menurut militer Thailand, orang-orang telah tewas di tiga provinsi sementara pertempuran terjadi di enam lokasi. Militer Thailand mengatakan angkatan udaranya telah melancarkan serangan dengan menargetkan militer Kamboja.

    Halaman 2 dari 2

    (amw/rfs)