Negara: Tepi Barat

  • Netanyahu Tengok Pasukan Israel di Gaza: Lanjutkan Sampai Menang

    Netanyahu Tengok Pasukan Israel di Gaza: Lanjutkan Sampai Menang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi pasukannya di Jalur Gaza Palestina di hari kedua gencatan senjata berlangsung dengan Hamas pada Minggu (26/11).

    Dalam video yang dirilis kantor Perdana Menteri Israel di YouTube, Netanyahu menyatakan agresi militer di Jalur Gaza akan tetap berlangsung sampai kemenangan berpihak ke Israel.

    “Kita akan terus berlanjut sampai akhir, sampai kemenangan, Tidak ada yang bisa menghentikan kita,” kata Netanyahu di tengah kerumunan tentara Israel.

    Belum jelas kapan pastinya kunjungan Netanyahu ini berlangsung. Namun, video tersebut diunggah akun YouTube IsraeliPM sekitar 12 jam lalu.

    Dikutip New York Times, biasanya informasi mengenai kunjungan pemimpin negara ke titik konflik yang sensitif disebarkan setelah sang PM keluar dari wilayah tersebut.

    Menurut penilaian New York Times, Netanyahu kemungkinan mengunjungi utara Jalur Gaza yang memang tengah dikuasai oleh militer Israel.

    Jika terkonfirmasi, kunjungan Netanyahu ke Gaza ini berlangsung kala gencatan senjata antara Israel dan Hamas menerapkan gencatan senjata selama empat hari sejak Jumat (24/11).

    Menurut para pejabat Israel, ini merupakan lawatan perdana Netanyahu ke Gaza sejak Israel melancarkan agresi ke wilayah tersebut imbas peperangannya dengan Hamas pada 7 Oktober lalu.

    Netanyahu didampingi oleh penasihat keamanan Israel, Tzachi Hanegbi, Penasihat Militer Israel Avi Gil, dan Wakil Panglima Militer Israel Amir Baram.

    Foto-foto yang dirilis pemerintah Israel menunjukkan Netanyahu mengenakan T-shirt, celana jins, dan jaket antipeluru berwarna khaki serta helm.

    Dalam salah satu foto, Netanyahu terlihat sedang melihat peta, berkonsultasi dengan komandan, dan berdiri tepat di dalam terowongan yang Israel klaim buatan Hamas dan baru-baru ini ditemukan oleh mereka.

    Pada Rabu (22/11), Israel dan Hamas sepakati perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza setelah hampir dua bulan berperang.

    Gencatan senjata berlangsung selama empat hari mulai Jumat (24/11) dan tampaknya kemungkinan bisa diperpanjang menyusul tawaran Hamas dan isyarat dari kabinet perang Israel.

    Selama gencatan senjata berlangsung Israel memang menghentikan sebagian besar gempurannya di Jalur Gaza. Meski begitu, beberapa serangan tetap terjadi bahkan di Tepi Barat Palestina.

    Selain itu, Israel juga masih mengepung dua rumah sakit utama di utara Gaza yakni RS Al Shifa dan RS Indonesia.

    Otoritas kesehatan Palestina mengatakan sekitar 14.800 orang tewas dan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

    (rds/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • VIDEO: Arak-arakan Sambut Pembebasan 39 Anak Palestina dari Israel

    VIDEO: Arak-arakan Sambut Pembebasan 39 Anak Palestina dari Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Masyarakat di Ramallah, Tepi Barat merayakan pembebasan anak-anak Palestina yang ditahan Israel pada hari ketiga gencatan senjata, Minggu (26/11).

    39 anak-anak itu diantar oleh sebuah bus ke pusat kota Tepi Barat, Ramallah.

    Mereka dibebaskan setelah Hamas melepas 17 sandera yang ditawan di Gaza.

    Sebelumnya, Dinas Penjara Israel mengkonfirmasi bahwa mereka membebaskan 39 narapidana dan tahanan dari total tujuh penjara Israel (enam di Israel dan satu di Tepi Barat), sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Hamas.

  • Netanyahu Isyarat Lampu Hijau soal Ajakan Hamas Perpanjang Gencatan

    Netanyahu Isyarat Lampu Hijau soal Ajakan Hamas Perpanjang Gencatan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Milisi Hamas Palestina menyatakan ingin memperpanjang gencatan senjata dengan Israel di Jalur Gaza yang semula berlaku empat hari sejak Jumat pekan lalu.

    Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Minggu (26/11) malam, Hamas mengatakan ingin “memperpanjang gencatan senjata setelah periode empat hari berakhir, melalui upaya serius untuk meningkatkan jumlah orang yang dibebaskan dari penjara sebagaimana diatur dalam perjanjian gencatan senjata kemanusiaan.”

    Niat memperpanjang gencatan senjata ini pun disambut baik oleh komunitas internasional.
    Qatar, sebagai mediator perjanjian gencatan senjata ini, juga mengungkapkan kemungkinan tersebut.

    Presiden Amerika Serikat Joe Biden juga mengatakan pihaknya berupaya membantu mengupayakan perpanjangan gencatan senjata ini.

    Sementara itu, kabinet perang Israel pun memberi isyarat dukungan atas rencana perpanjangan gencatan senjata sementara ini.

    Sumber menuturkan kepada CNN bahwa kesepakatan gencatan senjata tidak berubah, di mana perpanjangan masa jeda pertempuran bisa diterapkan jika Hamas membebaskan lebih banyak sanderanya.

    Sumber tersebut mengatakan syarat perpanjangan gencatan senjata tidak berubah, yang berarti Hamas perlu membebaskan 10 sandera tambahan untuk setiap satu hari gencatan senjata tambahan.

    Selama gencatan senjata berlangsung Israel memang menghentikan sebagian besar gempurannya di Jalur Gaza. Meski begitu, beberapa serangan tetap terjadi bahkan di Tepi Barat Palestina.

    Selain itu, Israel juga masih mengepung dua rumah sakit utama di utara Gaza yakni RS Al Shifa dan RS Indonesia.

    Otoritas kesehatan Palestina mengatakan sekitar 14.800 orang tewas dan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Warga Israel Kepung Rumah Netanyahu sampai Hamas Bebaskan Sandera

    Warga Israel Kepung Rumah Netanyahu sampai Hamas Bebaskan Sandera

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata Israel dan milisi Hamas di Jalur Gaza selamat empat hari masih berlangsung namun Israel masih terus melancarkan sejumlah serangan di Palestina termasuk Tepi Barat.

    Berikut kilas berita internasional selama akhir pekan:

    Biden Mau Perpanjang Gencatan Senjata, Netanyahu Kasih Sinyal Positif

    Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintahannya bertujuan memperpanjang gencatan senjata di Gaza. Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas sebelumnya hanya menyepakati gencatan senjata selama empat hari.

    Biden mengatakan pihaknya mau memperpanjang masa gencatan senjata di Gaza untuk memungkinkan pembebasan para sandera secara aman dan memungkinkan bantuan yang lebih penting untuk menjangkau warga sipil.

    Dalam sambutannya di Gedung Putih, Biden mengatakan bahwa ia dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan tetap “terlibat secara pribadi untuk memastikan bahwa kesepakatan ini diimplementasikan secara penuh dan bekerja untuk memperpanjang kesepakatan tersebut.”

    Massa Kembali Kepung Rumah Netanyahu: Dia Bencana bagi Israel

    Sejumlah warga Israel kembali melakukan aksi demonstrasi di depan kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem Barat.

    Melansir Al Jazeera, para warga menyerukan bahwa Netanyahu merupakan bencana bagi Israel. Mereka juga membawa sejumlah poster protes dengan tulisan bervariatif.

    Di antaranya, ‘Bibi berbahaya, mundur lah sekarang,’ Bibi mengacu pada julukan perdana menteri. Ada juga poster bertuliskan ‘Netanyahu adalah bencana terbesar bagi Israel’.

    Gencatan Senjata, Israel Masih Kepung 2 RS di Tepi Barat Palestina

    Pasukan Israel mengepung dua rumah sakit di Tepi Barat Palestina saat gencatan senjata selama empat hari diterapkan.

    Bulan Sabit Merah Palestina (PRSC) melaporkan tentara Israel mengepung Rumah Sakit Pemerintah Jenin dan Rumah Sakit Ibnu Sina di Tepi Barat, demikian menurut laporan Al Jazeera, Minggu (26/10).

    Kejadian itu berlangsung usai Israel sempat mengepung rumah sakit di Gaza yakni RS Al Shifa dan RS Indonesia.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • 39 Anak Palestina Bebas dari Penjara Israel, Disambut Suka Cita

    39 Anak Palestina Bebas dari Penjara Israel, Disambut Suka Cita

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebanyak 39 anak-anak Palestina dibebaskan dari penjara Israel pada hari ketiga gencatan senjata antara Israel-Hamas, Minggu (26/11).

    Puluhan anak-anak itu diantar oleh sebuah bus ke pusat kota Tepi Barat, Ramallah, Minggu malam waktu setempat. Mereka dibebaskan setelah Hamas melepas 17 sandera yang ditawan di Gaza.

    Sebelumnya, Dinas Penjara Israel mengkonfirmasi bahwa mereka telah membebaskan 39 narapidana dan tahanan dari total tujuh penjara Israel (enam di Israel dan satu di Tepi Barat), sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Hamas.

    Mengutip CNN, mereka yang dibebaskan pada hari Minggu termasuk anak laki-laki berusia 18 tahun ke bawah; dua orang berusia 15 tahun, dan satu orang, yang termuda yang dibebaskan, berusia 14 tahun.

    Mereka disambut di Ramallah oleh ratusan simpatisan, sebagian melambaikan bendera Palestina, sebagian lagi membawa bendera Hamas.

    Beberapa orang ditahan tanpa mengetahui tuduhan mereka: 16 dari mereka yang dibebaskan sedang menjalani hukuman, sebagian besar karena serangan terhadap warga Israel, menurut informasi yang diambil dari Dinas Penjara Israel dan Masyarakat Tahanan Palestina, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang mengadvokasi hak-hak tahanan.

    Sisanya, 23 orang yang dibebaskan telah ditahan dalam penahanan administratif, sebuah praktik yang dikritik secara luas di mana seorang tahanan tidak mengetahui adanya dakwaan terhadap mereka, dan kasus mereka tidak tunduk pada proses hukum apa pun.

    Sebelumnya, Israel dan Hamas sepakat gencatan senjata empat hari usai nyaris 50 hari pasukan Zionis menggempur Palestina. Gencatan senjata ini mulai berlaku pada 24 November pukul 07.00 waktu Gaza atau 12.00 WIB.

    Kesepakatan tersebut mencakup jeda pertempuran, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, hingga pertukaran tahanan atau sandera dari kedua pihak.

    Menyoal pertukaran tahanan ini, mereka sepakat bahwa sandera dari Gaza akan dibebaskan 50 orang, sementara dari Israel 150 orang. Pembebasan ini berlangsung secara bertahap.

    Ini merupakan gencatan senjata pertama dalam konflik tersebut sejak para pejuang Hamas melakukan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.

    Menanggapi serangan tersebut, Israel bersumpah untuk menghancurkan militan Hamas yang menguasai Gaza, membombardir daerah kantong tersebut dan melancarkan serangan darat di bagian utara.

    Akibat bombardir Israel, otoritas kesehatan Palestina mengatakan sekitar 14.800 orang tewas dan sekitar 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • 39 Anak Palestina Bebas dari Penjara Israel, Disambut Suka Cita

    Warga Tepi Barat Rayakan Pembebasan Tahanan Wanita dan Anak-anak

    Jakarta, CNN Indonesia
    Milisi Hamas dan Israel sepakat gencatan senjata selama empat hari. Salah satu perjanjian ini adalah pertukaran sandera dari kedua belah pihak.

    Bagikan:

    url telah tercopy

  • Gencatan Senjata di Gaza, Tentara Israel Malah Bunuhi Warga Tepi Barat

    Gencatan Senjata di Gaza, Tentara Israel Malah Bunuhi Warga Tepi Barat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Tentara Israel melakukan serangan mematikan di Tepi Barat di tengah gencatan senjata di Gaza, Palestina. Lima warga Palestina dibunuh di Jenin, sementara orang keenam tewas di desa Yatma di Nablus pada Minggu (26/11).

    Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, enam warga Palestina yang dibunuh pasukan Israel termasuk satu anak di bawah umur di Tepi Barat yang diduduki. Hal itu membuat jumlah total warga Palestina yang terbunuh di Tepi Barat menjadi 239 orang sejak 7 Oktober 2023.

    Kantor berita Palestina Wafa mengatakan pasukan Israel menyerbu Jenin “dari beberapa arah, menembakkan peluru dan mengelilingi rumah sakit pemerintah dan markas besar “Bulan Sabit Merah”.

    Seperti dilansir Al Jazeera, Minggu (26/11), Kantor juru bicara militer Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan tentang serangan di Tepi Barat itu.

    Penyerangan tersebut terjadi meskipun gencatan senjata selama empat hari sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza yang dilanda perang, di mana hampir 15.000 warga Palestina, termasuk lebih dari 6.000 anak-anak, tewas dibunuh militer Negeri Zionis tersebut.

    Para pejabat Israel mengatakan 1.200 orang tewas dalam serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu, dan kelompok militan Palestina itu juga menyandera sekitar 240 orang.

    Pada hari Sabtu (25/11), Hamas membebaskan 13 tawanan Israel dan empat warga Thailand, sementara Israel membebaskan 39 tahanan Palestina sebagai imbalannya. Lebih banyak lagi tawanan Israel dan tahanan Palestina diperkirakan akan dibebaskan pada Minggu (26/11).

    Sejak 7 Oktober lalu, pasukan Israel telah membunuh sedikitnya 237 warga Palestina, termasuk 52 anak-anak, di Tepi Barat yang diduduki, dan menangkap lebih dari 3.000 orang, seiring dengan meningkatnya serangan di Tepi Barat sejak agresi militer di Gaza.

    Menurut PBB, tahun lalu adalah tahun “paling mematikan” bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki sejak tahun 2006. Pasukan Israel telah membunuh 170 warga Palestina di wilayah tersebut pada tahun 2022.

    Tahun ini, pasukan dan pemukim Israel telah membunuh sedikitnya 371 warga Palestina di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki.

    “Untuk setiap pembebasan tahanan Palestina (warga Israel), nampaknya masih ada pengabaian terhadap kebebasan warga Palestina yang terus mereka tahan, pengabaian yang terus menerus terhadap kehidupan warga Palestina karena mereka terus membunuh orang-orang dalam serangan yang sangat kejam dan tak berkesudahan di Tepi Barat yang diduduki,” kata koresponden Al Jazeera Zein Basravi, melaporkan dari Ramallah Palestina di Tepi Barat.

    (wiw/wiw)

    [Gambas:Video CNN]

  • Gencatan Senjata, Israel Masih Kepung 2 RS di Tepi Barat Palestina

    Gencatan Senjata, Israel Masih Kepung 2 RS di Tepi Barat Palestina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Israel mengepung dua rumah sakit di Tepi Barat Palestina saat gencatan senjata selama empat hari diterapkan.

    Bulan Sabit Merah Palestina (PRSC) melaporkan tentara Israel mengepung Rumah Sakit Pemerintah Jenin dan Rumah Sakit Ibnu Sina di Tepi Barat, demikian menurut laporan Al Jazeera, Minggu (26/10).

    Kejadian itu berlangsung usai Israel sempat mengepung rumah sakit di Gaza yakni RS Al Shifa dan RS Indonesia.

    Di RS Indonesia, Israel menggempur habis-habisan. Mereka juga mengultimatum fasilitas medis itu untuk dikosongkan.

    Kejadian serupa juga menimpa lebih dulu RS Al Shifa. Pasukan Israel mengepung dan menyerang rumah sakit itu.

    Tentara Zionis ini bahkan merangsek ke rumah sakit dan meluncurkan tembakan. Mereka juga menangkap Direktur RS Al Shifa.

    Pengepungan RS di Tepi Barat ini juga berlangsung di tengah penerapan gencatan senjata antara Israel dan milisi di Palestina Hamas.

    Kesepakatan itu mencakup pertukaran tahanan, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk, hingga jeda pertempuran.

    Namun, di hari pertama gencatan senjata pasukan Israel menembaki warga Gaza yang hendak pulang ke rumah. Imbas serangan itu, 15 orang mengalami luka-luka.

    (isa/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Tentara Israel Bunuh 6 Warga Palestina di Tepi Barat

    Tentara Israel Bunuh 6 Warga Palestina di Tepi Barat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Israel membunuh enam warga Palestina di Tepi Barat, Sabtu (25/11). Israel masih melakukan aksi kekerasan meski ada kesepakatan gencatan senjata selama empat hari di jalur Gaza.

    Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan Palestina, salah satu warga yang tewas dibunuh Israel adalah seorang dokter berusia 25 tahun. Ia dibunuh pada Sabtu pagi di luar rumahnya di Qabatiya, dekat Jenin.

    Seorang warga Palestina lainnya terbunuh di el-Bireh, dekat Ramallah, mengutip AFP.

    Empat orang juga tewas oleh tembakan tentara Israel di Jenin, dalam sebuah serbuan jumlah besar kendaraan lapis baja ke kota itu, yang baru-baru ini menjadi tempat serangan Israel paling mematikan di Tepi Barat dalam hampir 20 tahun terakhir.

    Para saksi mata mengatakan kepada AFP pada hari Sabtu bahwa tentara Israel mengepung rumah sakit umum Jenin dan klinik Ibnu Sina, dan bahwa para tentara menggeledah ambulans.

    Mereka juga melaporkan pertempuran sengit dengan senjata otomatis.

    Tepi Barat telah mengalami peningkatan kekerasan sejak serangan lintas perbatasan 7 Oktober terhadap Israel oleh Hamas bulan lalu, di mana para militan dari Jalur Gaza menewaskan 1.200 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut pihak berwenang Israel.

    Israel kemudian membalas dengan pengeboman dan serangan darat di Gaza, yang menewaskan hampir 15.000 orang, sebagian besar warga sipil, menurut pemerintah Hamas.

    Sementara itu, sekitar 230 warga Palestina di Tepi Barat telah dibunuh oleh pemukim dan tentara Israel, menurut Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Tawanan Palestina Ungkap Kengerian Penjara Israel: Kami Dipermalukan

    Tawanan Palestina Ungkap Kengerian Penjara Israel: Kami Dipermalukan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimulai sejak Jumat (24/11). Baik Hamas maupun Israel telah melepaskan beberapa tawanan mereka selama gencatan senjata.

    Meski demikian, kengerian tetap dirasakan para tawanan Palestina di penjara Israel.

    Salah satunya, yang dikisahkan Fareed Najm, warga Palestina yang disandera Israel dan kini telah dibebaskan. Perempuan itu menggambarkan kondisi yang dilalui para tahanan di penjara-penjara Israel.

    Menurutnya, para tahanan tidak diberi air minum bersih atau makanan yang cukup. Mereka menjalani hidup yang menderita selama berada di penjara.

    “Kami sangat menderita di penjara,” kata Najm, yang berasal dari Nablus, kepada Aljazeera, Sabtu (25/11).

    “Kami telah dipermalukan dalam perjalanan pulang. Mereka selalu memperlakukan kami dengan cara yang sangat buruk,” tambahnya.

    Dia mengaku senang akhirnya bisa bebas dari penjara Israel. Najm bahkan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat di Gaza yang terus melakukan perlawanan.

    “Saya ingin berterima kasih kepada masyarakat di Gaza atas perlawanan mereka dan semoga Tuhan memberkati mereka dengan kesabaran,” katanya.

    Hamas sendiri telah membebaskan 24 tawanan yang ditahan di Gaza sejak Jumat lalu. Milisi menyerahkan tawanan Israel kepada Komite Palang Merah Internasional di Gaza, yang kemudian akan membawa para tawanan itu ke Mesir melalui penyeberangan Rafah.

    Para sandera tersebut juga akan dibawa ke pangkalan militer di gurun Negev di Israel untuk pemeriksaan kesehatan.

    Setelah itu, helikopter akan mengangkut mereka ke rumah sakit di sekitar Israel, tempat reunifikasi dengan keluarga.

    Di sisi lain, pihak Israel juga telah membebaskan total 39 perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara Israel. Para tawanan ini akan dikembalikan ke keluarga mereka di Tepi Barat.

    Selain itu, 200 truk bantuan juga diperkirakan akan memasuki Gaza selama gencatan senjata berlangsung.

    (tst/pta)