Negara: Tepi Barat

  • Bocor Isi Rencana Netanyahu soal Gaza: Dikontrol Israel-Hamas Musnah

    Bocor Isi Rencana Netanyahu soal Gaza: Dikontrol Israel-Hamas Musnah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Jalur Gaza akan dikendalikan militer Israel setelah agresi berakhir.

    Bocoran rencana tersebut muncul saat Netanyahu menggelar rapat tertutup bersama parlemen beberapa waktu lalu. Ia mengatakan Gaza akan di bawah kontrol militer Israel dan perihal administratif bakal diurus “otoritas sipil.”

    “Setelah perang, sebuah administrator sipil akan beroperasi di Gaza. Kami tidak akan menyerah pada tekanan internasional,” kata Netanyahu, dikutip Al Jazeera, Senin (11/12).

    Dalam percakapan itu, Netanyahu juga menyamakan Otoritas Palestina sama seperti Hamas. Keduanya, kata dia, sama-sama ingin menghancurkan Israel.

    “Bedanya Hamas dan Otoritas Palestina itu, Hamas ingin menghancurkan Israel saat ini juga, dan Otoritas Palestina ingin melakukannya dalam beberapa tahap,” ucap Netanyahu kepada Komite Hubungan Luar Negeri Knesset.

    Dalam transkrip pernyataan Netanyahu yang bocor di beberapa media, dia berupaya mencegah Otoritas Palestina menguasai Jalur Gaza kala agresi Israel berhenti.

    Dalam rapat itu, Netanyahu juga mengatakan Israel akan terus melancarkan agresi ke Palestina sampai kelompok Hamas musnah.

    Selain itu, Netanyahu mengungkap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan membiayai rekonstruksi Jalur Gaza setelah perang Israel-Hamas sejak 7 Oktober berakhir.

    “Langkah pertama di Gaza adalah mengalahkan Hamas. Setelah itu, saya yakin Uni Emirat Arab dan Arab Saudi akan mendukung rehabilitasi Jalur Gaza,” kata Netanyahu.

    Namun, klaim Netanyahu masih belum jelas. Sejauh ini, tidak ada negara Teluk Arab yang memberikan indikasi mereka bersedia menanggung rehabilitasi dan pembangunan di Jalur Gaza pasca agresi Israel.

    Dikutip The Times of Israel, dalam rapat itu komite urusan luar negeri Knesset menekan Netanyahu terkait rencana dia setelah perang berakhir di Gaza.

    Netanyahu dilaporkan saat ini telah meminta Dewan Keamanan Nasional Israel menyusun sejumlah opsi terkait rencana di Gaza.

    Meski begitu, Netanyahu disebut belum membeberkan detail opsi-opsi tersebut.

    “Yang jelas kita perlu menempatkan Gaza melalui proses de-Nazifikasi, seperti yang dilakukan Jerman dan Jepang setelah Perang Dunia,” ungkap PM Israel itu.

    Agresi Israel ke Jalur Gaza semakin brutal sejak gencatan senjata berakhir tanpa perpanjangan pada 30 November.

    Hingga kini, lebih dari 18.200 orang tewas akibat gempuran Israel ke Jalur Gaza dan Tepi Barat. Sebagian besar korban tewas merupakan anak-anak dan perempuan.

    Banyak komunitas dan organisasi internasional menyerukan gencatan senjata permanen mengingat Gaza kian parah. Namun, desakan itu hingga kini belum terlaksana.

    (isa/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • Yordania Tuding Israel Bermaksud Usir Warga Palestina dari Gaza

    Yordania Tuding Israel Bermaksud Usir Warga Palestina dari Gaza

    Jakarta

    Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi menuding Israel saat ini tengah menerapkan kebijakan yang membuat warga Palestina keluar dari Gaza karena perang. Menurutnya, hal ini memenuhi “definisi hukum tentang genosida”.

    Safadi, yang negaranya berbatasan dengan Tepi Barat dan menampung sebagian besar warga Palestina setelah berdirinya Israel pada tahun 1948, juga mengatakan bahwa Israel telah menciptakan kebencian yang akan menghantui wilayah tersebut dan membentuk generasi mendatang.

    “Apa yang kita lihat di Gaza bukan hanya sekedar pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa dan penghancuran mata pencaharian mereka [oleh Israel] tetapi upaya sistematis untuk mengosongkan Gaza dari penduduknya,” kata Safadi pada sebuah konferensi di Doha, Qatar, seperti dilansir Al Arabiya dan Reuters, Senin (11/12/2023).

    “Kita belum melihat dunia mencapai titik yang seharusnya kita capai… tuntutan tegas untuk mengakhiri perang ini; perang yang termasuk dalam definisi hukum tentang genosida,” imbuhnya.

    Safadi berpendapat bahwa tujuan Israel untuk menghancurkan Hamas tidak sesuai dengan besarnya kehancuran yang terjadi di kalangan warga sipil Gaza, yang ia gambarkan sebagai tindakan yang tidak pandang bulu.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    Ketika diminta untuk menanggapi, juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy berkata: “Ini tentu saja merupakan tuduhan yang keterlaluan dan salah.”

    “Israel berjuang untuk mempertahankan diri dari monster-monster yang melakukan pembantaian 7 Oktober, dan tujuan dari kampanye kami adalah untuk membawa monster-monster itu ke pengadilan dan memastikan mereka tidak lagi menyakiti rakyat kami,” tambahnya.

    Dia mengatakan bahwa Israel telah mendesak warga sipil Gaza untuk pindah dari medan pertempuran demi keselamatan mereka sendiri, dan ingin melihat orang lain juga melakukan seruan yang sama.

  • Israel Gempur Gaza Selatan, Asap Hitam Membumbung di Khan Younis

    Israel Gempur Gaza Selatan, Asap Hitam Membumbung di Khan Younis

    Jakarta, CNN Indonesia

    Asap hitam terlihat membumbung di langit kawasan Khan Younis, Gaza pada Minggu (10/12). Israel sedang menggencarkan operasi militernya ke wilayah Gaza selatan tersebut.

    Mengutip dari CNN, hal tersebut terlihat dari juru kamera yang merekam situasi di Khan Younis dari sebuah atap bangunan setempat.

    Terlihat asap hitam tebal di cakrawala, dan terdengar pula sejumlah ledakan roket yang menghantam target terdengar di kejauhan.

    Itu adalah salah satu indikasi visual yang memperlihatkan betapa gentingnya Gaza setelah masa gencatan senjata berakir.

    Jalanan pun terlihat kosong, sementara suara baku tembak terdengar di jarak jauh.

    Juru bicara milisi faksi Hamas, Brigade Qassam, Abu Obaida mengatakan pejuangnya telah menewaskan dan melukai belasan prajurit IDF di Khan Younis.K

    Peperangan terjadi kembali di Gaza setelah masa gencatan senjata selesai.

    Mengutip dari Reuters, tank-tank Israel sudah mulai mencoba masuk ke pusat kota Khan Younis, termasuk ke arah alun-alunnya.

    “Itu adalah salah satu malam yang paling mengerikan, perlawanan sangat kuat, kami bisa mendengar suara tembakan dan ledakan yang tidak berhenti selama berjam-jam,” kata seorang ayah empat anak.

    Dia membawa anak-anaknya mengungsi dari Gaza City dan berlindung di Khan Younis.

    Perang itu telah menewaskan setidaknya 18 ribu orang—17.700 di antaranya warga Palestina—selama kurun waktu dari 7 Oktober lalu hingga 9 November lalu.

    Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah, Tepi Barat, dalam dokumen yang dirilis pada Minggu lalu menyatakan sebanyak 70 persen dari korban fatal itu adalah usia anak, perempuan, dan manula.

    Sekjen PBB kecewa dengan veto AS di DK PBB

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres kembali menyampaikan seruannya untuk gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza di tengah pemboman Israel di wilayah kantong Palestina yang terkepung itu.

    “Setelah lebih dari satu bulan, Dewan akhirnya mengeluarkan resolusi, dan saya menyambut baik (resolusi itu),” ujar Guterres di Forum Doha di Qatar, Minggu.

    Namun, pihaknya kecewa karena resolusi jeda kemanusiaan itu tak berlanjut.

    “Penundaan (gencatan senjata) ini menimbulkan dampak buruk, otoritas dan kredibilitas Dewan telah sangat ternodai, dan resolusi itu tidak dilaksanakan,” ujarnya.

    Guterres menekankan bahwa warga sipil di Gaza tidak memiliki jaminan keamanan dan perlindungan.

    “Jumlah korban sipil di Gaza dalam waktu sesingkat ini benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya, menambahkan bahwa sistem layanan kesehatan dalam ambang kehancuran.

    Guterres meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan tegas guna mencegah terjadinya bencana kemanusiaan.

    Dia juga menegaskan kembali seruannya agar gencatan senjata kemanusiaan segera dideklarasikan.

    “Sayangnya, Dewan Keamanan gagal melakukannya, tetapi ini bukan berarti membuat (seruan gencatan senjata) menjadi kurang penting, saya berjanji tidak akan menyerah,” tambahnya.

    Diketahui, Amerika Serikat memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB pada Jumat yang menuntut gencatan senjata segera untuk menghentikan pertumpahan darah yang sedang berlangsung di Jalur Gaza ketika jumlah korban tewas terus meningkat.

    .

    (CNN, Reuters/kid)

    [Gambas:Video CNN]

  • Dirjen Kemenkes Gaza Konpers di Depan Jasad Anggota Keluarga

    Dirjen Kemenkes Gaza Konpers di Depan Jasad Anggota Keluarga

    Jakarta, CNN Indonesia

    Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Jalur Gaza Palestina, Dr. Munir Al-Bursh, tetap melangsungkan konferensi pers rutin ke media soal situasi di wilayah itu meski di depannya tergeletak lima jasad anggota keluarganya yang baru saja meninggal akibat gempuran Israel.

    Momen itu terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial. Al-Bursh, yang tampak mengenakan jas putih dokter, langsung berlutut dan membuka kain kafan salah satu jenazah di depannya dan mengusap wajah jasad tersebut sambil berbicara ke depan kamera.

    Dikutip CNN, Al Bursh mengatakan jasad pria itu adalah keponakannya, seorang profesor hukum yang sedang menempuh gelar doktoral ilmu hukum internasional.

    Al Bursh juga mengatakan ayah keponakannya itu ikut tewas dan merupakan seorang pejabat di Kementerian Kehakiman di Gaza.

    Total 18 anggota keluarga Al Bursh tewas akibat gempuran Israel yang menyasar area kediaman keluarganya pada Rabu (6/12) malam.

    Al-Bursh mengatakan bahwa cucunya yang berumur 1 minggu juga ikut tewas dalam serangan Israel tersebut.

    [Gambas:Twitter]

    Beberapa jenazah anggota keluarganya itu ditangani Rumah Sakit Kamal Adwan Gaza Utara saat Al Bursh sedang bertugas pada Kamis (7/12) pagi.

    “Pendudukan Israel ingin membunuh harapan kita. Mereka ingin mengurangi generasi muda, anak-anak dan perempuan kita. Mereka menargetkan akademisi dan pelajar, serta anak-anak. Dia menghancurkan rumah-rumah di atas kepala penghuninya, tidak membedakan antara tua dan muda,” kata Al-Bursh dalam video tersebut.

    Agresi brutal Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan total 17.443 di Jalur Gaza dan Tepi Barat Palestina per Jumat (8/12).

    Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, sebanyak 17.177 orang tewas dan 46 ribu orang lainnya terluka selama agresi Israel ke Jalur Gaza.

    Sementara itu, ada 266 orang tewas dan 3.365 orang lainnya terluka akibat serangan Israel ke Tepi Barat selama periode yang sama.

    Sebanyak 70 persen dari total korban tewas di Gaza dan Tepi Barat merupakan anak-anak dan perempuan.

    Korban tewas kembali melonjak di Gaza dan Tepi Barat ketika Israel mulai menggempur lagi Palestina menyusul masa gencatan senjata yang berakhir.

    Sejak itu, Israel melancarkan “fase perang baru” dan kini terlihat fokus menggempur wilayah Gaza selatan.

    (blq/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Pasukan Israel Tembak Mati 6 Warga Palestina di Tepi Barat

    Pasukan Israel Tembak Mati 6 Warga Palestina di Tepi Barat

    Jakarta

    Pasukan Israel menembak mati enam warga Palestina dalam penyerbuan ke sebuah kamp pengungsi di utara Tepi Barat yang diduduki Israel. Kementerian Kesehatan Palestina menyampaikan kematian mereka pada Jumat (8/12).

    Kementerian tersebut tidak mengidentifikasi keenam warga Palestina itu, namun mengatakan mereka tewas “akibat peluru dari pendudukan (Israel) di kamp pengungsi Al-Fara” dekat Tubas.

    Militer Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    “Bentrokan meningkat dengan pasukan (Israel) yang menyerbu kamp di tengah tembakan hebat dan ledakan-ledakan,” kata kantor berita resmi Palestina, Wafa, seperti dilansir AFP, Jumat (8/12/2023).

    Kekerasan di wilayah tersebut berkobar sejak pecahnya perang antara Israel dan kelompok Hamas di Jalur Gaza.

    Sebelumnya pada hari Rabu (6/12) lalu, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan empat warga Palestina, dua di antaranya remaja, tewas dalam berbagai operasi Israel di sekitar Tepi Barat, yang telah diduduki Israel sejak tahun 1967.

    Otoritas Palestina mengatakan tembakan Israel dan serangan para pemukim di Tepi Barat telah menewaskan sedikitnya 263 warga Palestina sejak perang Israel-Hamas dimulai.

    Kelompok Hamas yang menguasai Gaza melancarkan serangan besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang, kata para pejabat Israel.

    Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan udara dan serangan darat di Gaza yang telah menewaskan hampir 17.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut otoritas Hamas di sana.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • VIDEO: Tentara Israel Tembak Pria Palestina Difabel di Tepi Barat

    VIDEO: Tentara Israel Tembak Pria Palestina Difabel di Tepi Barat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebuah rekaman memperlihatkan momen tentara Israel menembak seorang pria difabel asal Palestina di Tepi Barat.

    Pria yang diketahui bernama Tarek Abu Abed, sedang dalam perjalan pulang bersama temannya ketika diberhentikan oleh 3 orang berseragam militer.

    Ketiga tentara tersebut meminta identitas Tarek, namun ia tidak memilikinya.

    Teman Tarek telah menjelaskan bahwa ia berkebutuhan khusus, namun tidak dihiraukan.

    Terjadilah pertengkaran yang berujung penembakan.

  • 4 Warga Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel di Tepi Barat

    4 Warga Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel di Tepi Barat

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pasukan Israel menembak mati empat warga Palestina, dua di antaranya remaja, di utara Tepi Barat yang diduduki. Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi angka tersebut pada Rabu (6/12).

    Mereka mengungkapkan detail luka warga yang tewas ditembak Israel, seperti Omar Abu Bakr (16 tahun) terbunuh dengan “peluru di dada yang ditembakkan oleh tentara pendudukan (Israel) di Yabad.”

    Korban lainnya adalah Abdul Nasser Mustafa Riyahi (24 tahun) yang meninggal karena luka-luka setelah ditembak di kamp pengungsi Balata dekat Nablus

    Kantor berita resmi Palestina Wafa mengatakan pasukan Israel menyerbu kamp pada Rabu (6/12) pagi dan mengepung sebuah rumah.

    “Konfrontasi terjadi ketika tentara melepaskan tembakan ke arah warga Palestina dan melukai empat orang. Salah satu dari mereka kemudian meninggal karena luka-lukanya,” katanya.

    Sebelumnya, kementerian kesehatan mengatakan pasukan Israel telah membunuh dua warga Palestina di tempat lain di utara Tepi Barat.

    Mereka adalah Abdul Rahman Imad Khaled Bani Odeh (16 tahun) dan Moath Ibrahim Zahran (23 tahun) yang tewas akibat tembakan Israel di desa Tamun dan kamp pengungsi Al-Fara di dekatnya.

    Seorang koresponden AFP di Tamun melihat tentara Israel memasuki desa untuk melakukan penangkapan dan menyaksikan bentrokan dengan warga.

    Dalam keterangan terpisah, Kementerian Kesehatan juga mengungkapkan tiga warga Palestina terluka akibat peluru (Israel) dan salah satunya dalam kondisi serius. Mereka jadi korban di kamp pengungsi Dheisheh dekat Betlehem.

    Tentara Israel tidak segera menanggapi permintaan komentar AFP atas penembakan mematikan itu.

    Kekerasan di Tepi Barat memanas sejak agresi militer Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober.

    Otoritas Palestina mengatakan tembakan Israel dan serangan pemukim di Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak 1967, telah menewaskan lebih dari 250 warga Palestina sejak konflik dimulai awal Oktober 2023.

    Berawal dari kelompok Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang, kata para pejabat Israel.

    Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan udara dan serangan darat di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 16.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza.

    (AFP/chri)

  • Relawan WNI Beber Kengerian Serangan Israel di Gaza Selatan

    Relawan WNI Beber Kengerian Serangan Israel di Gaza Selatan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan di Palestina membeberkan kengerian serangan-serangan terbaru Israel di Khan Younis, Gaza selatan.

    Relawan dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) bernama Fikri Rofiul Haq mengatakan ledakan terus-menerus terdengar di Kota Khan Younis.

    “Kami bisa mendengar serangan itu dengan sangat jelas di sekitar kami,” kata Fikri kepada Al Jazeera, Rabu (6/12).

    Dia lalu berujar, “Dekat atau jauh, mereka [pasukan Israel] selalu ada di sini.”

    Fikri lantas mengatakan dia dan warga di Khan Younis hanya bisa berdiam diri di tempat pengungsian.

    Dia dan dua relawan WNI lain mengungsi di sebuah gedung sekolah, karena tempat tinggal mereka sebelumnya dan Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza hancur digempur Israel.

    Saat bom dijatuhkan, Fikri dan yang lain hanya bisa berdiam di kamar.

    “Hanya itu yang bisa kami lakukan,” ujar dia.

    “Saya takut, saya hanya manusia. Tapi, lama-kelamaan ketakutan itu hilang,” imbuh Fikri.

    Fikri juga menegaskan bahwa tidak ada terowongan bawah tanah di sekolah yang kini menjadi tempat pengungsian. Israel kerap menyerang fasilitas sipil dengan dalih terdapat terowongan Hamas.

    Pasukan Israel melancarkan serangan fase kedua ke Gaza usai gencatan senjata tak diperpanjang.

    Di serangan ini, Israel menggempur habis-habisan kamp pengungsian dan rumah sakit. Terbaru, mereka menggempur kamp pengungsi Jabalia selama 12 jam tanpa henti.

    Israel dan Hamas sempat gencatan senjata pada 24 November dan diperpanjang dua kali hingga berakhir pada 30 November.

    Kesepakatan gencatan senjata itu mencakup pertukaran sandera di Gaza dengan tahanan Palestina di penjara Israel, dan jeda pertempuran.

    Namun selama jeda kemanusiaan berlangsung, Israel masih terus menyerang Gaza dan Tepi Barat.

    Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober. Imbas serangan mereka, lebih dari 16.000 orang meninggal.

    (isa/dna)

  • 7.800 Warga Palestina Dikurung Tanpa Kejelasan Nasib di Penjara Israel

    7.800 Warga Palestina Dikurung Tanpa Kejelasan Nasib di Penjara Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Organisasi non-pemerintah Palestinian Prisoner Society menyebut saat ini ada sebanyak 7.800 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

    Para tahanan tersebut termasuk 33 perempuan, 166 anak-anak, dan 2.873 orang yang ditahan tanpa kejelasan hukum atau dituntut berdasarkan kebijakan penahanan administratif di Israel.

    Dilansir Middle East Monitor, sebelum konflik pecah jumlah tahanan Palestina di penjara-penjara Israel diperkirakan sekitar 5.250 orang. Dari jumlah itu, 1.319 di antaranya ditahan tanpa dakwaan atau diadili.

    “Pasukan Israel menahan 3.580 warga Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober,” demikian pernyataan organisasi itu.

    Dalam kesepakatan gencatan senjata antara pasukan Israel dengan kelompok Hamas pada 24 November lalu, kedua pihak sepakat untuk membebaskan tahanan Palestina di penjara Israel sebagai imbalan atas pembebasan sandera dari Gaza.

    Selama 7 hari gencatan senjata, sebanyak 240 tahanan Palestina dibebaskan dari penjara Israel. Sementara Hamas melepaskan 105 sandera di Gaza.

    Ini berarti masih ada ribuan warga Palestina lainnya yang ditahan di penjara Israel.

    Dalam sebuah pernyataannya beberapa waktu lalu, Kepala Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina Qadura Fares menyebut ribuan orang itu ditangkap dengan dalih “penahanan administratif”.

    Artinya ribuan orang itu dipenjara tanpa mengetahui tahu tuduhan maupun proses hukum yang mereka hadapi.

    Menurut laporan Al Jazeera, saat ini ada 19 penjara di Israel dan satu di Tepi Barat, untuk menahan warga Palestina.

    “Ini melanggar hukum dan kejam. Konsekuensinya bagi orang yang dipenjara dan orang-orang yang mereka cintai, sering kali tidak bisa bertemu dengan mereka selama berbulan-bulan dam kadang bahkan bertahun-tahun,” demikian laporan Amnesty International.

    (dna/dna)

    [Gambas:Video CNN]

  • VIDEO: Palestina Akan Sambut Natal Diliputi Duka Gegara Agresi Israel

    VIDEO: Palestina Akan Sambut Natal Diliputi Duka Gegara Agresi Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Natal tidak akan dirayakan di Palestina selama Israel terus membombardir Gaza.

    Hal ini disampaikan oleh Munther Isaac, seorang Pastor di Gereja Evangelical Lutheran di Tepi Barat Bethlehem.

    Munther juga mengganti tempat tidur kayu patung bayi Yesus menjadi puing-puing bangunan, hal ini bentuk solidaritas umat Kristiani terhadap masyarakat Palestina.

    Korban tewas di Palestina telah lebih dari 15.900 orang sejak agresi Israel pada 7 Oktober.

    Sebanyak 70 persen dari korban merupakan anak-anak dan perempuan.