Negara: Tepi Barat

  • Warga Gaza Kritik Hamas karena Gagal Akhiri Perang dengan Israel

    Warga Gaza Kritik Hamas karena Gagal Akhiri Perang dengan Israel

    Gaza City

    Sejumlah warga Palestina di Jalur Gaza menyampaikan kritikan untuk kelompok Hamas karena gagal mengakhiri perang dengan Israel yang menghancurkan kehidupan mereka. Salah satu warga Gaza menyebut Hamas telah membawa mereka ke dalam “perang pembinasaan”.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (14/6/2024), salah satu warga Gaza bernama Umm Ala, yang berusia 67 tahun, menuturkan dirinya telah dua kali mengungsi selama delapan bulan terakhir perang berkecamuk antara Hamas dan Israel.

    Ala menyebut Hamas telah “membawa rakyat Palestina ke dalam perang pembinasaan”.

    “Jika para pemimpin Hamas berniat mengakhiri perang ini dan mengakhiri penderitaan rakyat Palestina, mereka pasti telah menyetujuinya (kesepakatan gencatan senjata),” cetus Ala dalam pernyataannya kepada AFP.

    Beberapa warga Gaza yang berbicara kepada AFP ditanya apakah menurut mereka, Hamas juga bertanggung jawab atas penundaan dalam tercapainya gencatan senjata terbaru di wilayah tersebut.

    Perang berkecamuk setelah Hama melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober tahun lalu. Otoritas Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas itu.

    Lebih dari 250 orang lainnya diculik dan disandera oleh Hamas di Jalur Gaza. Saat ini diperkirakan masih ada sekitar 116 orang yang disandera di Jalur Gaza, meskipun militer Israel meyakini 41 orang di antaranya telah tewas.

    Rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas Hamas, menurut laporan otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 37.232 orang, dengan kebanyakan perempuan dan anak-anak.

    Sejauh ini gencatan senjata di Jalur Gaza baru dilaksanakan satu kali, yakni selama seminggu pada November tahun lalu, yang berujung pembebasan lebih dari 100 sandera oleh Hamas dan sekitar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

    Upaya-upaya untuk mewujudkan gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza berujung kegagalan. Para mediator seperti Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat (AS), sekali lagi terlibat dalam perundingan dengan Israel dan Hamas demi mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    Namun sebagian warga Gaza, yang hidup diselimuti ketakutan dan pembatasan sejak Hamas merebut kekuasaan tahun 2007 lalu, menyalahkan kelompok militan tersebut atas kehancuran besar yang disebabkan oleh perang.

    Abu Eyyad (55) yang tinggal di Jalur Gaza bagian utara menilai Hamas telah “mengolok-olok kami, penderitaan kami, dan kehancuran hidup kami”.

    Eyyad yang ketiga anaknya terpaksa tinggal dengan kerabat berbeda di beberapa lokasi berbeda ini, mengkritik kepemimpinan politik Hamas di Qatar yang disebutnya bisa “tidur dengan nyaman, makan dan minum”.

    “Pernahkah Anda mencoba menjalani kehidupan kami hari ini? Tahukah Anda bahwa seringkali kami tidak memiliki makanan sama sekali?” tanyanya.

    AS saat ini sedang terlibat dalam upaya baru untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, yang proposalnya diumumkan oleh Presiden Joe Biden sendiri pada 31 Mei lalu. Namun hingga saat ini belum ada kesepakatan yang dicapai dari pihak-pihak yang bertikai.

    Baik Hamas maupun Israel sekali lagi justru saling menyalahkan, sama seperti mereka saling menuduh telah menggagalkan upaya-upaya sebelumnya dalam mengakhiri perang.

    “Kami lelah, kami tewas, kami hancur, dan tragedi yang tak terhitung jumlahnya,” ucap seorang warga Gaza lainnya bernama Abu Shaker (35).

    “Apa yang Anda tunggu? Apa yang Anda inginkan? Perang harus diakhiri bagaimanapun caranya. Kami tidak bisa merasakannya lebih lama lagi,” tanya Shaker kepada Hamas.

    Meski Dikritik, Hamas Masih Populer di Gaza

    Meskipun dihujani kritikan, Hamas masih menjadi kekuatan politik paling populer berdasarkan survei terbaru di Jakur Gaza dan Tepi Barat, dengan preferensi 40 persen, yang diikuti oleh Fatah yang menguasai Otoritas Palestina di Ramallah dengan 20 persen.

    Jajak pendapat yang dilakukan Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina menunjukkan bahwa “dukungan keseluruhan terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober tetap tinggi” meskipun ada sedikit penurunan.

    Pada awal Mei lalu, Hamas mengumumkan pihaknya menerima proposal gencatan senjata yang memicu perayaan spontan di Jalur Gaza. Namun

    Survei menunjukkan dua pertiga dari warga Gaza yang ditanyai menyatakan mendukung keputusan Hamas pada saat itu dan mengharapkan penghentian pertempuran dalam beberapa hari. Namun pada akhirnya, mereka menuai kekecewaan.

    Sekarang, warga Gaza yang berbicara dengan AFP merasa putus asa, dan yang mereka inginkan hanyalah diakhirinya konflik.

    Umm Shadi (50) menyerukan Hamas untuk “segera mengakhiri perang tanpa berusaha menguasai dan memerintah Gaza”.

    “Apa yang kita peroleh dari perang ini selain pembunuhan, kehancuran, pemusnahan, dan kelaparan?” tanyanya.

    “Setiap hari perang di Gaza meningkat, penderitaan kami dan penderitaan orang-orang semakin meningkat. Apa yang ditunggu oleh Hamas?” imbuh Shadi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pasukan Israel Bunuh 3 Warga Palestina di Tepi Barat

    Pasukan Israel Bunuh 3 Warga Palestina di Tepi Barat

    Tepi Barat

    Pasukan Israel membunuh 3 warga Palestina dalam sebuah serangan di Tepi Barat. Militer menyebut mereka telah “menyingkirkan dua tersangka yang dicari”.

    Dilansir AFP, Jumat (14/6/2024), penggerebekan itu terjadi di kota Qabatiyah dekat kota Jenin, kata Gubernur Jenin, Kamal Abu al-Rub. Ia membenarkan “kematian dua syuhada”.

    Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan dampak dari serangan pasukan Israel itu, warga Palestina lain juga tewas. Kementerian Kesehatan yang berbasis di Ramallah mengidentifikasi dia sebagai Qais Muhammad Zakarneh (21).

    Seorang koresponden AFP melaporkan bahwa militer Israel juga melancarkan serangan di kota Jenin sendiri. Pihak militer menyebut ini bagian dari operasi Qabatiyah di wilayah Jenin.

    “Selama operasi kontraterorisme, tentara IDF mengepung sebuah bangunan di mana dua tersangka senior yang dicari berada di daerah Jenin,” kata sebuah pernyataan militer Israel.

    “Tentara saling baku tembak dengan tersangka yang dicari, di mana sejumlah rudal ditembakkan ke arah bangunan tersebut,” sambungnya.

    “Kedua tersangka yang dicari telah dieliminasi dan senjata ditemukan di tangan mereka,” kata militer Israel seraya menambahkan bahwa seorang tentara terluka ringan dalam baku tembak tersebut.

    (isa/isa)

  • Serangan Israel ke Tepi Barat Tewaskan 6 Orang Palestina

    Serangan Israel ke Tepi Barat Tewaskan 6 Orang Palestina

    Kfar Dan

    Kementerian Kesehatan Palestina dan Bulan Sabit Merah melaporkan sebanyak enam pria Palestina tewas pada hari Selasa dalam serangan tentara Israel di desa Kfar Dan, Tepi Barat yang diduduki di utara Tepi Barat. Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan “aktivitas kontrateror” di wilayah tersebut dan menewaskan empat militan.

    Pria berusia antara 21 dan 32 tahun itu “ditembak oleh pasukan pendudukan di kota Kafr Dan, distrik Jenin”, kata kementerian kesehatan Palestina di Ramallah dilansir AFP, Rabu (11/6/2024).

    Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan telah mengangkut enam orang tewas dari Kafr Dan, setidaknya tiga di antaranya berasal dari “rumah yang menjadi sasaran”.

    Tentara Israel mengatakan pasukannya “mengepung sebuah bangunan yang digunakan” oleh militan Palestina, menewaskan empat orang “dalam baku tembak” dan melukai “orang lain”, sementara sebuah helikopter angkatan udara Israel “menyerang area bangunan tersebut”.

    Pernyataan itu menambahkan bahwa tentara telah menemukan senjata “dan sebuah kendaraan yang berisi banyak bahan peledak”.

    Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak tahun 1967, telah mengalami lonjakan kekerasan selama lebih dari setahun, terutama sejak perang Israel-Hamas di Gaza meletus pada 7 Oktober.

    Setidaknya 542 warga Palestina telah dibunuh di Tepi Barat oleh pasukan Israel atau pemukim sejak perang Gaza pecah, menurut para pejabat Palestina.

    (taa/taa)

  • Bentrok dengan Tentara Israel di Tepi Barat, Komandan Hamas Tewas

    Bentrok dengan Tentara Israel di Tepi Barat, Komandan Hamas Tewas

    Tepi Barat

    Kelompok Hamas mengakui salah satu komandannya tewas dalam bentrokan terbaru dengan tentara Israel di wilayah Tepi Barat. Sejumlah petempur Hamas juga tewas dalam bentrokan yang sama.

    Seperti dilansir Associated Press, Selasa (11/6/2024), Hamas dalam pernyataan pada Senin (10/6) tengah malam menyebut bentrokan dengan tentara Israel terjadi di sebuah desa dekat Ramallah, yang menjadi kantor Otoritas Palestina yang didukung Barat.

    Dalam pernyataannya, Hamas mengakui bahwa salah satu komandannya yang bernama Mohammed Jaber Abdo tewas bersama tiga petempur lainnya.

    Militer Israel, dalam pernyataan gabungan dengan pihak Kepolisian Tel Aviv, mengatakan bahwa pasukan yang menyamar telah melacak seorang tersangka yang diburu terkait serangan terhadap permukiman Yahudi di Tepi Barat.

    Tidak disebutkan lebih lanjut oleh militer Israel soal apakah operasinya di Tepi Barat memakan korban jiwa.

    Tindak kekerasan semakin meningkat di wilayah Tepi Barat sejak perang antara Hamas dan Israel berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Sejak saat itu, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 530 warga Palestina terbunuh oleh serangkaian serangan Israel di wilayah Tepi Barat. Sebagian besar korban tewas dalam aksi protes yang diwarnai kekerasan atau dalam operasi penangkapan oleh militer Israel, yang seringkali memicu baku tembak.

    Bentrokan di Tepi Barat itu terjadi saat Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui resolusi yang mendukung proposal gencatan senjata terbaru antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza.

    Resolusi yang diajukan oleh Amerika Serikat (AS) itu juga mendesak militan-militan Palestina, termasuk Hamas, untuk menerima kesepakatan yang bertujuan mengakhiri perang yang berlangsung selama nyaris sembilan bulan terakhir.

    Perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu terhadap wilayah Israel bagian selatan, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 250 orang diculik dan disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Serangan balasan oleh militer Israel terhadap Jalur Gaza, yang dikuasai Hamas, sejauh ini menewaskan sedikitnya 37.124 orang.

    Rentetan serangan Tel Aviv itu tidak hanya memicu kehancuran, tapi juga membuat warga Palestina menghadapi kelaparan yang semakin meluas akibat terputusnya pasokan makanan, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya.

    Badan-badan PBB bahkan memperingatkan lebih dari satu juta orang di Jalur Gaza akan mengalami tingkat kelaparan tertinggi pada pertengahan Juli mendatang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Serangan Rudal Israel Tewaskan 3 Anggota Hizbullah di Lebanon

    Serangan Rudal Israel Tewaskan 3 Anggota Hizbullah di Lebanon

    Beirut

    Serangan rudal Israel menghantam konvoi truk tangki di wilayah Lebanon bagian timur laut. Sedikitnya tiga anggota kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon, tewas dalam serangan tersebut.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (11/6/2024), kelompok Hizbullah, yang didukung Iran, hampir setiap hari terlibat serangan lintas perbatasan dengan militer Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza yang dipicu serangan mengejutkan Hamas, sekutu Hizbullah, pada Oktober tahun lalu.

    Laporan kelompok pemantau konflik Syrian Observatory for Human Rights dan keterangan sumber militer Lebanon menyebut rentetan serangan rudal Israel, pada Senin (10/6) tengah malam, menghantam konvoi truk tangki di sebuah desa di distrik Hermel, Lebanon bagian timur laut, dekat perbatasan Suriah.

    “Tiga anggota Hizbullah tewas akibat sembilan serangan rudal Israel yang menargetkan konvoi truk tangki dan sebuah bangunan,” sebut sumber militer Lebanon.

    Ditambahkan bahwa tiga orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan rudal Tel Aviv itu.

    Syrian Observatory melaporkan bahwa serangan rudal Israel itu menghantam konvoi yang sedang memasuki wilayah Lebanon dari perbatasan Suriah. Dua orang lainnya, menurut Syrian Observatory, tewas dalam serangan tersebut.

    “Tiga warga Suriah yang bekerja dengan Hizbullah dan dua warga Lebanon tewas dalam serangan Israel yang menargetkan konvoi truk tangki yang memasuki Lebanon di perbatasan dengan Suriah,” tutur direktur Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman, kepada AFP.

    Lima orang lainnya, sebut Abdel Rahman, mengalami luka-luka dan dua orang masih hilang usai serangan tersebut.

    Lihat juga Video ‘4 Warga Palestina di Tepi Barat Tewas dalam Sergapan Polisi Israel’:

    Menurut laporan Syrian Observatory, sistem pertahanan antipesawat Suriah diaktifkan untuk mencegat serangan rudal Israel tersebut.

    Para petempur Hizbullah telah sejak lama dikerahkan ke Suriah untuk mendukung pasukan rezim Presiden Bashar al-Assad dalam perang berkelanjutan di negara tersebut.

    Beberapa jam sebelum serangan terjadi pada Senin (10/6) waktu setempat, kelompok Hizbullah mengumumkan pasukannya telah menembak jatuh sebuah drone Israel yang terdeteksi mengudara di wilayah udara Lebanon. Ini merupakan kelima kalinya drone Israel ditembak jatuh di Lebanon sejak Februari lalu.

    Hizbullah yang meningkatkan pengerahan drone untuk menyerang posisi-posisi militer Israel, mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah serangan pada Senin (10/6) waktu setempat. Salah satunya serangan drone terhadap posisi militer di area Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel.

    Militer Israel juga meningkatkan serangan terhadap target-target Hizbullah di Lebanon, terutama di Baalbek yang merupakan markas kuat kelompok tersebut.

    Serangan lintas perbatasan yang marak selama delapan bulan terakhir, menurut penghitungan AFP, telah menewaskan sedikitnya 462 orang di wilayah Lebanon, yang terdiri atas 90 warga sipil dan hampir 300 petempur Hizbullah.

    Lihat Video ‘4 Warga Palestina di Tepi Barat Tewas dalam Sergapan Polisi Israel’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • PBB Ungkap Tingkat Pengangguran di Palestina Capai 80% Sejak Invasi Israel

    PBB Ungkap Tingkat Pengangguran di Palestina Capai 80% Sejak Invasi Israel

    Jakarta

    Perang antara Hamas dan Israel telah menyebabkan tingkat pengangguran di wilayah Palestina melonjak hingga hampir 80 persen. Hal ini diungkapkan oleh Badan Tenaga Kerja PBB.

    Dilansir AFP, Sabtu (8/6/2024), Badan Tenaga Kerja PBB mengatakan perang antara Hamas dan Israel telah menyebabkan hilangnya pekerjaan dan mata pencaharian dalam skala besar. Sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu, tingkat pengangguran di Jalur Gaza telah mencapai angka 79,1 persen, kata Organisasi Buruh Internasional (ILO).

    ILO mencatat di Tepi Barat, pengangguran telah mencapai 32 persen, tambah ILO. Jika digabungkan, di Tepi Barat dan Gaza mencapai 50,8 persen.

    “Namun, angka-angka ini tidak memperhitungkan mereka yang telah meninggalkan angkatan kerja karena prospek pekerjaan terbukti tidak mungkin tercapai,” katanya.

    “Jumlah sebenarnya mereka yang kehilangan pekerjaan bahkan lebih tinggi dari angka pengangguran yang ditunjukkan,” tambahnya.

    Serangan militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 36.731 orang di Gaza. Sebagian besar adalah warga sipil, menurut kementerian kesehatan wilayah yang dikelola Hamas.

    (azh/azh)

  • Warga Asing Akan Boleh Bergabung Militer Australia

    Warga Asing Akan Boleh Bergabung Militer Australia

    Baru sempat membaca berita? Kami sudah merangkum sejumlah laporan utama dari berbagai negara.

    Dunia Hari Ini, edisi Selasa, 4 Juni 2024 akan kami awali dari Australia.

    Ingin bergabung angkatan pertahanan Australia?

    Warga negara asing yang berstatus ‘permanent resident’ di Australia akan segera bisa bergabung angkatan bersenjata Australia.

    Rencana ini juga sekaligus upaya untuk meningkatkan proses perekrutan yang dianggap lamban.

    Disebutkan jika Australian Defence Force (ADF) menghadapi tantangan kekurangan sekitar 4.400 pekerja.

    Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, mengatakan persyaratan yang diperluas dengan memperbolehkan penduduk tetap adalah hal yang “penting” untuk menghadapi tantangan keamanan Australia di masa mendatang.

    Setelah seseorang bertugas di ADF setidaknya selama 90 hari, mereka akan memenuhi syarat untuk mendapatkan kewarganegaraan Australia, dan diharapkan untuk mengajukan permohonan menjadi warga negara Australia.

    Terkini dari Gaza

    Militer Israel mengatakan empat sandera yang diculik pada 7 Oktober telah tewas, termasuk tiga pria dalam video Hamas yang sebelumnya memohon untuk dibebaskan.

    Hal ini mendesak pemerintah Israel untuk menyetujui proposal gencatan senjata Amerika Serikat dengan harapan sekitar 80 sandera yang diperkirakan masih ditahan di Gaza segera dibebaskan.

    Sementara itu kantor berita Al Jazeera melaporkan serangan bom terjadi di kawasan utara Deir el-Balah, yang menewaskan sedikitnya tujuh orang, termasuk anak-anak.

    Di luar Gaza, tentara Israel juga dilaporkan telah menangkap 15 orang di kawasan Tepi Barat, menurut agen berita Wafa.

    Kepala Badan Otorita IKN mengundurkan diri

    Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono dan wakilnya Doni Rahayu mengundurkan diri dari jabatannya kemarin.

    Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan Bambang sudah diberikan penugasan baru.

    “Pak Bambang Susantono akan diberi penugasan baru, membantu langsung Bapak Presiden untuk memperkuat kerja sama internasional bagi percepatan pembangunan IKN,” katanya melalui pesan singkat.

    Posisi Kepala badan Otorita IKN saat ini diisi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

    Sementara itu, Wakil Menteri Agraria Tata Ruang (ATR) Raja Juli Antoni ditetapkan sebagai Pelaksana Tugas Wakil Kepala Badan Otorita IKN.

    Narendra Modi diprediksi menang pemilu

    Perdana Menteri India Narendra Modi diperkirakan akan memenangkan masa jabatan presiden ketiga kalinya secara berturut-turut, setelah 642 juta suara dari pemilu India mulai dihitung.

    Sejumlah ‘exit poll’ memproyeksikan kemenangan besar bagi Modi, yang jika benar artinya juga menjadi sebuah kemenangan bagi kaum nasionalis Hindu, yang juga dituduh sering melancarkan kampanye penuh kebencian.

    Sementara itu, sejumlah investor berharap pertumbuhan ekonomi di India akan menguat dengan reformasi yang pro-bisnis.

    Tapi sejumlah pengamat, termasuk pihak oposisi khawatir kemungkinan mayoritas dua pertiga di parlemen bisa memicu perubahan besar pada konstitusi.

    Putusan bersalah Imran Khan dibatalkan

    Pengadilan tinggi Pakistan membatalkan putusan bersalah atas pembocoran rahasia negara terhadap mantan perdana menteri Imran Khan, yang masih mendekam di penjara atas tuduhan lain.

    Shah Mehmood Qureshi, yang menjabat sebagai menteri luar negeri di era pemerintahan Imran Khan , juga dibebaskan dari tuduhan tersebut.

    Imran, 71 tahun, dijatuhi hukuman 10 tahun penjara oleh pengadilan atas tuduhan membocorkan kabel rahasia yang dikirim ke Islamabad oleh duta besar Pakistan di Washington pada tahun 2022.

    Ia mengatakan kabel tersebut merupakan bukti Amerika Serikat berkonspirasi untuk memaksanya turun dari kekuasaan pada tahun 2022.

  • Tentara Israel Tembak Mati Remaja Palestina di Kamp Pengungsi Tepi Barat

    Tentara Israel Tembak Mati Remaja Palestina di Kamp Pengungsi Tepi Barat

    Jakarta

    Pasukan Israel menembak mati seorang remaja Palestina di Tepi Barat. Remaja yang ditembak mati itu berusia 15 tahun.

    Dilansir AFP, Minggu (2/6/2024), korban tewas yakni Ashraf Hmedat. Ia tewas dalam serangan pasukan Israel di kamp pengungsi Aqabat Jabr dekat Jericho, kata kantor berita Palestina, Wafa.

    Selain Ashraf, tantara Israel juga menembak 1 orang lainnya. Namun, belum diketahui kondisi orang itu. Tentara Israel menuding kedua orang tersebut melempar bom ke permukiman Vered Yeriho.

    “Tentara (Israel) di daerah itu membalas dengan tembakan langsung ke arah para tersangka. Serangan telah teridentifikasi,” kata militer Israel.

    Diketahui, Tepi Barat telah diduduki Israel sejak 1967. Di sana, terjadi peningkatan kekerasan selama lebih dari setahun, terutama sejak perang Israel-Hamas meletus pada 7 Oktober.

    Setidaknya 520 warga Palestina telah dibunuh di Tepi Barat oleh pasukan Israel atau pemukim sejak perang Gaza pecah, menurut para pejabat Palestina.

    (isa/isa)

  • Disinggung Presiden Palestina Soal Perang di Gaza, Hamas Bilang Gini

    Disinggung Presiden Palestina Soal Perang di Gaza, Hamas Bilang Gini

    Jakarta

    Kelompok Hamas menyesalkan pernyataan Presiden Palestina Mahmoud Abbas yang menyebut kelompok tersebut telah memberikan dalih kepada Israel untuk melancarkan perang di Gaza. Pernyataan itu dilontarkan Abbas dalam pertemuan KTT Liga Arab di Bahrain.

    “Kami menyampaikan penyesalan kami mengenai pernyataan yang dibuat oleh presiden Otoritas Palestina … pada pertemuan puncak Arab yang diadakan di Manama,” kata kelompok milisi Palestina tersebut, seperti dilansir Al Arabiya dan AFP, Jumat (17/5/2024).

    Hamas juga meminta negara-negara Arab untuk “memaksa” Israel mengakhiri serangannya di Gaza, setelah para pemimpin Arab menuntut “gencatan senjata segera dan permanen.”

    Sebelumnya, Abbas mengatakan bahwa kelompok Hamas telah memberi Israel dalih untuk melancarkan perang di Gaza dengan serangannya pada 7 Oktober tahun lalu.

    “Operasi militer yang dilakukan Hamas melalui keputusan sepihak pada hari itu, 7 Oktober, memberi Israel lebih banyak dalih dan pembenaran untuk menyerang Jalur Gaza,” kata Abbas dalam pertemuan KTT Liga Arab di Bahrain, seperti dilansir media Al Arabiya, Jumat (17/5/2024).

    KTT Liga Arab ke-33 digelar pada Kamis (16/5) waktu setempat di ibu kota Bahrain, Manama. Di sana, para pemimpin Arab berkumpul dalam pertemuan yang didominasi oleh isu perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Gaza.

    Dalam pidatonya di KTT tersebut, Abbas juga mengatakan bahwa pemerintah Palestina belum menerima dukungan finansial yang diharapkan dari mitra internasional dan regional.

    “Sekarang menjadi penting untuk mengaktifkan jaring pengaman Arab, untuk meningkatkan ketahanan rakyat kami dan memungkinkan pemerintah melaksanakan tugasnya,” kata Abbas.

    Pendanaan untuk Otoritas Palestina, badan yang menjalankan pemerintahan terbatas di Tepi Barat, sangat dibatasi oleh perselisihan mengenai transfer pendapatan pajak yang dikumpulkan Israel atas nama Palestina.

    Pendanaan dari donor internasional juga berkurang, turun dari 30 persen dari anggaran tahunan sebesar US$6 miliar menjadi sekitar 1 persen, kata mantan Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Presiden Palestina Sebut Hamas Beri Israel Dalih untuk Serang Gaza

    Presiden Palestina Sebut Hamas Beri Israel Dalih untuk Serang Gaza

    Jakarta

    Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa kelompok Hamas telah memberi Israel dalih untuk melancarkan perang di Gaza dengan serangannya pada 7 Oktober tahun lalu.

    “Operasi militer yang dilakukan Hamas melalui keputusan sepihak pada hari itu, 7 Oktober, memberi Israel lebih banyak dalih dan pembenaran untuk menyerang Jalur Gaza,” kata Abbas dalam pertemuan KTT Liga Arab di Bahrain, seperti dilansir media Al Arabiya, Jumat (17/5/2024).

    KTT Liga Arab ke-33 digelar pada Kamis (16/5) waktu setempat di ibu kota Bahrain, Manama. Di sana, para pemimpin Arab berkumpul dalam pertemuan yang didominasi oleh isu perang Israel-Hamas yang sedang berlangsung di Gaza.

    Dalam pidatonya di KTT tersebut, Abbas juga mengatakan bahwa pemerintah Palestina belum menerima dukungan finansial yang diharapkan dari mitra internasional dan regional.

    “Sekarang menjadi penting untuk mengaktifkan jaring pengaman Arab, untuk meningkatkan ketahanan rakyat kami dan memungkinkan pemerintah melaksanakan tugasnya,” kata Abbas.

    Pendanaan untuk Otoritas Palestina, badan yang menjalankan pemerintahan terbatas di Tepi Barat, sangat dibatasi oleh perselisihan mengenai transfer pendapatan pajak yang dikumpulkan Israel atas nama Palestina.

    Pendanaan dari donor internasional juga berkurang, turun dari 30 persen dari anggaran tahunan sebesar US$6 miliar menjadi sekitar 1 persen, kata mantan Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini