Negara: Tepi Barat

  • Hamas Serahkan Jenazah 4 Sandera Israel Tanpa Upacara, Al-Qassam: Agar Zionis Tak Cari Alasan Lagi – Halaman all

    Hamas Serahkan Jenazah 4 Sandera Israel Tanpa Upacara, Al-Qassam: Agar Zionis Tak Cari Alasan Lagi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Abu Ubaida, mengumumkan mereka menyerahkan jenazah empat sandera Israel pada Rabu (26/2/2025) sekitar pukul 11 malam waktu setempat.

    Berbeda dengan penyerahan sebelumnya, Hamas tidak melakukan upacara besar untuk menyerahkan jenazah empat sandera Israel kali ini.

    “Penyerahan akan berlangsung tanpa kehadiran publik untuk mencegah pendudukan menemukan dalih apa pun untuk menunda atau menghalangi perjanjian,” kata sumber Brigade Al-Qassam, Rabu, merujuk pada tuduhan Israel pada penyerahan sebelumnya.

    Israel sebelumnya menuduh Hamas melakukan upacara serah terima yang “memalukan”, yang membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memutuskan untuk menunda pembebasan 620 tahanan Palestina pada pertukaran tahanan pekan lalu, yang membebaskan 6 sandera Israel.

    Adapun identitas jenazah empat sandera Israel yang diserahkan kemarin adalah Itzik Elgarat (68), Shlomo Mansour (85), Tsachi Idan (49), dan Ohad Yahalomi (49) yang ditahan oleh Hamas saat meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023.

    Tsachi Idan, warga negara Israel, ditahan oleh Hamas dari Nahal Oz.

    Shlomo Mansour merupakan warga Israel kelahiran Iraq yang ditahan Hamas dari pemukiman Zionis, Kibbutz Kissufim.

    Ohad Yahalomi merupakan warga negara ganda, Prancis-Israel, yang ditahan oleh Hamas dari pemukiman Zionis, Kibbutz Nir Oz.

    Selain itu, Itzik Elgarat yang merupakan warga negara ganda, Denmark-Israel, juga ditahan dari Kibbutz Nir Oz.

    Penyerahan Jenazah 4 Sandera Israel

    Surat kabar Israel, Israel Hayoum, melaporkan penyerahan tersebut terjadi sekitar pukul 11 malam waktu setempat.

    Menjelang waktu penyerahan, Palang Merah Internasional (ICRC) menuju lokasi di Jalur Gaza untuk mengambil empat jenazah dari Hamas.

    Jenazah-jenazah tersebut nantinya akan diserahkan ke Israel untuk diidentifikasi.

    “Jenazah keempat sandera yang akan dibebaskan malam ini akan menjalani identifikasi awal di perbatasan Kerem Shalom saat mereka meninggalkan Gaza,” menurut laporan Jerusalem Post.

    Kementerian Kesehatan Israel mengatakan identifikasi awal terhadap jenazah keempat sandera di penyeberangan Kerem Shalom akan dilakukan secepat mungkin dengan tetap memperhatikan kepentingan keluarga.

    “Tim dari Pusat Kedokteran Forensik Nasional Kementerian Kesehatan sedang bersiap malam ini untuk membantu mengidentifikasi para sandera yang tewas… dan kemudian mengidentifikasi penyebab kematian,” kata juru bicara Shira Solomon dalam sebuah pernyataan.

    Sementara itu, Israel mulai membebaskan 620 tahanan Palestina yang sebelumnya ditunda pada pertukaran tahanan gelombang ke-7.

    Jumlah tersebut termasuk anak-anak di bawah umur, 400 orang yang ditahan oleh tentara Israel sejak 7 Oktober 2023 dan 50 orang yang dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara Israel.

    Sebuah kereta yang menurut Reuters membawa tahanan Palestina, telah meninggalkan Penjara Ofer di Tepi Barat yang diduduki, setelah Hamas menyerahkan jenazah empat sandera Israel.

    Penyerahan empat jenazah tersebut merupakan pertukaran terakhir untuk tahap pertama perjanjian gencatan senjata.

    Sesuai perjanjian yang disepakati pada 19 Januari 2025, Hamas akan menyerahkan 33 sandera Israel, termasuk delapan jenazah, dan Israel akan membebaskan ribuan tahanan Palestina.

    Setelah tahap pertama selesai, Hamas dan Israel melalui mediator Mesir dan Qatar akan melanjutkan perundingan untuk tahap kedua.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

  • Siapa Firaun Thutmose II yang Makamnya Jadi Temuan Terbesar 1 Abad Terakhir?

    Siapa Firaun Thutmose II yang Makamnya Jadi Temuan Terbesar 1 Abad Terakhir?

    Jakarta

    Pemerintahan Raja Thutmose II berada di bawah bayang-bayang istrinya yang sekaligus saudara tirinya dan kemudian putranya, Thutmose II.

    Thutmose II adalah raja keempat dari Dinasti ke-18 Mesir, yang hidup sekitar 1.500 tahun sebelum Masehi.

    Pekan lalu, dilaporkan bahwa makamnya ditemukan di Lembah Barat Nekropolis Theban, yang terletak di dekat Kota Luxor.

    Tempat itu adalah makam kerajaan dari dinasti ke-18 Mesir yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

    Penemuan makam Thutmose II menjadi yang pertama sejak makam Tutankhamun ditemukan lebih dari 100 tahun yang lalu. Thutmose II adalah kakek buyut dari kakek buyut Tutankhamun.

    Thutmose II adalah putra Thutmose I dari Mutnofret, yang berlatar “raja kelas dua”, yang bukan berasal dari lingkaran inti kelompok istri kerajaan.

    Thutmose I diketahui juga memiliki istri dari lingkaran inti kelompok istri kerajaan, yakni Ahmose.

    Dari Ahmose, Tuthmose I memiliki putri bernama Hatshepsut.

    Getty Images Tiang kedelapan, bangunan dari masa pemerintahan Thutmose II dan Hatshepsut, Kompleks Kuil Karnak, Mesir. BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Untuk melindungi garis keturunannya, Thutmose I memerintahkan kedua anaknya ini menikah.

    Perintah ini didasari agar ketika Thutmose I meninggal, suksesi kekuasaan tak menimbulkan pertentangan.

    Sejarawan meyakini bahwa Thutmose II hidup hingga usia sekitar 30 tahun.

    Meski begitu, belum jelas berapa lama pemerintahannya berlangsung.

    Baca juga:

    Sebagian pihak meyakini pemerintahannya berlangsung singkat, sekitar tiga atau empat tahun.

    Namun ada juga yang berpendapat bahwa pemerintahannya mungkin berlangsung selama 14 atau bahkan 18 tahun.

    Riwayat kekuasaannya belum banyak terdokumentasi.

    Namun ia dikenal karena memimpin operasi militer yang berakhir sukses di Nubia, Mesir selatan, dan di Levant, yang saat ini mencakup wilayah Palestina, Israel, dan Suriah.

    Getty ImagesSebuah plat merujuk pada nama Thutmose II, Kuil Hatshepsut, Deir el-Bahari, Mesir.

    Saat tubuhnya yang telah dimumikan ditemukan, para ahli meyakini Thutmose II mengalami masalah kesehatan.

    Sarkofagusnya ditemukan pada 1881 oleh para ahli Mesir Kuno Gaston Maspero dan mile Brugsch di Deir el-Bahari, sebuah situs kuil dan makam yang menghadap kota kuno Thebes di tepi barat Sungai Nil.

    Namun, penemuan sarkofagus kala itu tidak berisi jenazah sang raja.

    Mumi Thutmose II telah dipindahkan bersama jasad beberapa firaun lain untuk menghindari penjarahan makam.

    Firaun Hatshepsut

    Ketika Thutmose II meninggal, takhta kerajaan diberikan kepada putranya yang lahir dari salah satu istrinya, Iset.

    Namun, Thutmose III, yang baru belajar berjalan, kala itu masih terlalu kecil untuk memegang tampuk pemerintahan.

    Bukan hal yang aneh bagi para ibu untuk mengambil alih peran sebagai penguasa saat firaun masih sangat muda.

    Namun, Iset tidak terlatih menjalankan peran tersebut.

    Baca juga:

    Itulah sebabnya jabatan tersebut diambil alih oleh Hatshepsut, ratu yang telah menjanda, yang pada usia lebih dari 20 tahun kelak mengemban tugas di Kerajaan Mesir Baru.

    Hatshepsut, yang kala itu memiliki dua orang putri, Neferura dan Neferubity, bertugas menjaga takhta anak tirinya hingga pemuda itu dapat mengambil alih tugas firaun.

    Namun, beberapa tahun kemudian dan karena alasan yang tidak diketahui, Hatshepsut menjadi seorang firaun.

    Getty ImagesPatung Hatshepsut, Museum Mesir.

    Kala itu posisi seorang firaun lebih diutamakan laki-laki. Meski begitu, tidak ada aturan yang melarang seorang perempuan menduduki jabatan tersebut.

    Hal ini terjadi utamanya ketika seorang ibu melindungi tahta putranya atau ketika sang suami pergi berperang.

    Perbedaan dalam kasus ini adalah bahwa Hatshepsut mengambil alih kekuasaan untuk dirinya sendiri, bukan atas nama Thutmose III.

    Baca juga:

    Di sisi lain, hal ini didorong pemahaman seorang firaun memiliki kekekalan, layaknya para dewa.

    Itulah sebabnya ketika anak tirinya tumbuh dewasa dan mampu mengambil alih pemerintahan, Hatshepsut tidak turun takhta.

    Hatshepsut kerap digambarkan dengan ciri-ciri maskulin, bahkan dengan janggut palsu yang dianggap sebagai atribut ilahi para dewa.

    Tujuan penggambaran seperti itu dimaksudkan agar dirinya dikenal sebagai seorang pemimpin.

    Namun, teks-teks yang ada memperjelas bahwa ia adalah seorang perempuan.

    Getty ImagesJenazah Hatshepsut yang dimumikan, Museum Kairo.

    Pemerintahannya berjalan dengan baik, dengan kemajuan tidak hanya di bidang militer, namun juga di bidang perdagangan, yang menyebabkan pemerintahan suaminya terlupakan.

    Setelah wafat, Thutmose III yang berkuasa mulai menghapus nama ibu tirinya, dengan menghancurkan monumen dan patung yang menggambarkan Hatshepsut.

    Ini terjadi sekitar 20 tahun setelah ibu tirinya mangkat.

    Imbas dari ini, Hatshepsut jadi lebih kurang dikenal.

    Sementara, Thutmose III memanfaatkan kebesaran yang diwariskan padanya, sebagai salah satu firaun terpenting dari dinasti ke-18 Mesir.

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tanda-Tanda Nyata Israel Akan Bangun Negara Khusus Yahudi di 100 Persen Wilayah Palestina – Halaman all

    Tanda-Tanda Nyata Israel Akan Bangun Negara Khusus Yahudi di 100 Persen Wilayah Palestina – Halaman all

    Tanda-Tanda Nyata Israel Akan Bangun Negara Khusus Yahudi di 100 Persen Wilayah Palestina

     

    TRIBUNNEWS.COM – Kekhawatiran akan hilangnya peluang mewujudkan ‘Solusi Dua Negara’ meningkat seiring makin intensifnya serangan pasukan Israel ke Tepi Barat.

    Pengerahan peralatan berat tempur, macam tank dan lapis baja, khususnya di bagian Tepi Barat utara, dianggap sebagai tanda-tanda nyata Israel mewujudkan rencana besar mereka mendirikan negara khusus Yahudi di wilayah Palestina.

    “Operasi militer besar-besaran ini meningkatkan kekhawatiran atas tujuan Israel yang lebih luas dari agresi tersebut, yaitu perluasan wilayah lebih lanjut (pembangunan pemukiman baru Yahudi), pemindahan paksa warga Palestina , dan aneksasi bertahap wilayah Palestina yang diduduki,” tulis Anews, dikutip Rabu (26/2/2025).

    Pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 60 warga Palestina, menangkap sedikitnya 365 orang, menggusur lebih dari 40.000 orang, dan menghancurkan sejumlah rumah dan properti di Tepi Barat yang diduduki sejak melancarkan operasi, yang disebut “Tembok Besi,” pada 21 Januari, beberapa hari setelah gencatan senjata berlaku di Jalur Gaza.

    Pada Minggu (23/2/2025) kemarin, Israel mengerahkan tank di Tepi Barat untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun, sementara Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan tentara akan tetap berada di beberapa kamp pengungsi “selama tahun depan.”

    IDF KERAHKAN BULDOSER – Buldoser militer dan kendaraan tempur Israel mengobrak-obrik kawasan Tepi Barat bagian Utara dalam agresi militer terbesar sejak 2002 silam per Rabu (28/8/2024). (rntv/tangkap layar)

    Rencana Israel Caplok Tepi Barat Kini Jelas Terlihat

    Ketika operasi militer IDF, yang dimulai di kota Jenin dan kamp pengungsi Jenin yang berdekatan, menyebar ke beberapa kota Tepi Barat, para analis mengatakan tujuan lama Israel untuk mencaplok wilayah Palestina yang diduduki kini lebih jelas dari sebelumnya.

    “Israel punya rencana untuk mencaplok Tepi Barat dan menjepit warga Palestina ke wilayah sekecil mungkin, khususnya untuk mengusir mereka dari Area C,” kata akademisi Palestina asal Inggris Kamel Hawwash kepada Anadolu, merujuk pada pembagian Tepi Barat yang mencakup sekitar 60 persen wilayah Palestina.

    “Israel juga mempersenjatai para pemukim sehingga mereka dapat meneror, membakar, dan menghancurkan rumah dan mobil (warga Palestina),” kata penjelasan tersebut.

    Hawwash juga mengungkapkan kekhawatirannya kalau Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin mengakui aneksasi Israel atas Tepi Barat, seperti yang dilakukannya sebelumnya terhadap Yerusalem dan Dataran Tinggi Golan.

    Abdaljawad Omar, seorang dosen di Universitas Birzeit, mengemukakan kalau pencaplokan akan menjadi langkah simbolis yang ditujukan untuk mengamankan pengakuan Amerika atas kendali de facto Israel atas Tepi Barat, tempat Israel telah menjalankan kekuasaan atas 62 persen wilayah tersebut.

    Aneksasi, katanya, akan menandakan berakhirnya solusi dua negara, sekaligus menunjukkan bahwa AS “sepenuhnya berada di pihak Israel dalam hal perluasan koloni ilegal di Tepi Barat.”

    “Dalam konteks aneksasi, dalam jangka panjang, apa yang benar-benar dimasukkan dalam agenda – khususnya melalui Trump – adalah gagasan pembersihan etnis Palestina dan mengusir mereka dari tanah Palestina,” kata Omar.

    PERLUASAN PEMUKIMAN YAHUDI DI TEPI BARAT – Dua pasukan pendudukan Israel terlihat dengan latar belakangan pemukiman Yahudi Israel di kawasan Tepi Barat. Israel dilaporkan menyetujui perluasan pemukiman di Tepi Barat, termasuk Yerusalem dan Betlehem, dalam serangkaian pembangunan besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya. (File Photo/JN)

    Memperluas Permukiman Ilegal

    Saat operasi Israel meningkat, akademisi Palestina Muhannad Ayyash memperingatkan kalau pemukim ilegal juga diperkirakan akan terus merangsek ke wilayah Palestina.

    Sebagai catatan, PBB menyatakan aksi pembangunan pemukiman apa pun di Tepi Barat di luar batas yang sudah ditetapkan, sebagai sebuah langkah ilegal.

    “Area C pada dasarnya adalah apa yang dilihat oleh gerakan pemukim Israel dan negara Israel sebagai milik mereka. Itu lebih dari 60 persen wilayah Tepi Barat. Mereka juga merayap ke Area B, yang merupakan sekitar 22% wilayah Tepi Barat,” kata Ayyash, seorang profesor sosiologi di Universitas Mount Royal di Calgary.

    Para pemukim ilegal Yahudi, jelasnya, tidak bertindak secara independen tetapi didukung oleh negara Israel, yang memberi mereka dukungan militer, ekonomi, dan politik di seluruh spektrum politik—bukan hanya dari faksi sayap kanan.

    “Mereka adalah orang-orang dari seluruh dunia, dari Rusia, dari AS, yang datang ke Palestina dan mengklaim bahwa tanah itu milik mereka. Klaim mereka semata-mata didasarkan pada kekuatan dan kemampuan mereka untuk mencuri tanah dari Palestina dengan kekerasan,” katanya kepada Anadolu.

    Pada bulan Januari, kelompok anti-permukiman Israel Peace Now memperingatkan bahwa otoritas Israel berencana untuk menyetujui pembangunan 2.749 unit permukiman baru di Tepi Barat yang diduduki.

    Kelompok itu mengatakan tahun 2025 dapat menyaksikan “jumlah rekor” perluasan pemukiman—rata-rata 1.800 unit per bulan.

    Para pemukim yang didukung oleh negara Israel percaya bahwa seluruh wilayah Tepi Barat harus menjadi milik mereka, dan bahwa mereka adalah pemilik “sah” atas tanah tersebut, jelas Ayyash.

    Situasi di Desa Jit, Kota Qalqilya, Tepi Barat saat seratus pemukim Yahudi Israel, 50 di antaranya bertopeng, menyerbu kota Palestina tersebut. (khaberni)

    Menghapus Entitas Palestina

    Hawwash menyoroti bahwa serangan agresif Israel terhadap kamp-kamp pengungsi, khususnya di Jenin dan Tulkarm, sejalan dengan tujuan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “untuk mengakhiri konsep pengungsi Palestina.”

    “Itulah sebabnya serangan saat ini benar-benar terfokus pada kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat, tetapi juga pada UNRWA,” katanya, merujuk pada badan PBB yang bertanggung jawab atas pengungsi Palestina.

    “Mereka ingin menghapus anggapan bahwa ada, pertama-tama, pengungsi yang tinggal di wilayah Palestina yang bersejarah, tetapi bahkan istilah ‘Palestina’ … Mereka terus menggunakan kata-kata seperti ‘Arab’. Mereka tidak ingin mengakui kelompok etnis yang disebut Palestina,” katanya.

    Artinya, Israel berupaya secara sistematis untuk menghilangkan apa pun yang terkait entitas Palestina.

    Ketika muncul laporan bahwa Israel sedang mempersiapkan diri untuk mendirikan pangkalan militer di kamp Jenin, Hawwash yakin bahwa ini adalah bagian dari strategi Israel untuk menghilangkan identitas pengungsi.

    “Di Jenin, mereka telah menginstruksikan walikota Palestina untuk mengganti nama kamp tersebut menjadi bagian dari kota dan bukan sebagai kamp pengungsi,” katanya.

    “Saya pikir mereka akan melakukan hal yang sama di semua wilayah lain tempat terdapat kamp pengungsian, mulai dari Ramallah, Bethlehem, dan Nablus.”

    ISRAEL KERAHKAN TANK – Foto yang diambil Tribunnews.com melalui Telegram Quds News Agency pada Selasa (25/2/2025) memperlihatkan tentara Israel melanjutkan agresinya terhadap Jenin dengan mengerahkan tank. Warga Palestina takut Tepi Barat akan menjadi Gaza kedua setelah Israel mengerahkan tank untuk pertama kalinya di sana. (Telegram Quds News Agency)

    ‘Kebijakan yang Disengaja untuk Memiskinkan Warga Palestina’

    Di tengah serangan Israel yang terus berlanjut, warga sipil Palestina menghadapi situasi kemanusiaan yang semakin mengerikan.

    “Lebih banyak warga Palestina akan terbunuh, dipenjara, dan lebih banyak lagi yang akan kehilangan seluruh tabungan, mata pencaharian, dan rumah mereka. Infrastruktur di kota dan lingkungan mereka akan hancur total, dan Israel tidak dimintai pertanggungjawaban atas kejahatannya,” kata Ayyash.

    Omar, yang berbasis di Ramallah, berpendapat bahwa tindakan Israel merupakan bagian dari strategi yang lebih luas yang ditetapkan oleh pemerintah sayap kanan, yang bertujuan untuk mengisolasi warga Palestina secara ekonomi dan sosial.

    Tujuan mereka adalah “memisahkan Israel dari wilayah Palestina di Tepi Barat dengan mencegah masuknya tenaga kerja Palestina ke Israel – sebuah kebijakan yang disengaja untuk memiskinkan warga Palestina yang dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang lebih keras di Tepi Barat,” katanya.

    “Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menciptakan kondisi ekonomi yang lebih sulit dalam kehidupan sehari-hari, membatasi perjalanan di Tepi Barat untuk mencekik penduduk Palestina dan, perlahan tapi pasti, membersihkan warga Palestina dari tanah Palestina,” tambahnya.

    Hawwash mencatat kalau Israel telah meningkatkan pembatasan terhadap pergerakan warga Palestina dengan memasang gerbang baru di pintu masuk desa dan memperluas jumlah pos pemeriksaan militer.

    “Jumlah pos pemeriksaan telah meningkat hingga lebih dari 900. Orang-orang dapat menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mencoba berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain … Hal ini juga berdampak pada bisnis dan ekonomi,” katanya.

    “Pendapatan yang dapat dibelanjakan oleh masyarakat menyusut dan mereka tidak dapat membeli barang dan jasa. Harga barang juga meningkat, yang berarti bahwa barang-barang tersebut tidak terjangkau oleh masyarakat.”

    Selain itu, Israel juga menahan pendapatan pajak dari Otoritas Palestina, yang melumpuhkan kemampuannya untuk membayar gaji dan menyediakan layanan dasar.

    Hawwash menunjukkan bahwa tidak seperti Gaza, di mana lembaga-lembaga bantuan masih diizinkan beroperasi, Tepi Barat sebagian besar telah terputus dari bantuan kemanusiaan.

    “UNRWA merupakan badan utama yang menyediakan kebutuhan bagi warga Palestina di kamp-kamp pengungsi, tetapi Israel telah melarangnya beroperasi di Yerusalem Timur dan membuatnya hampir mustahil untuk beroperasi di Tepi Barat,” katanya.

    “Hal ini berdampak besar pada kesejahteraan masyarakat, tetapi juga pada situasi ekonomi.”

    Wujudkan Greater Israel di 100 Persen Wilayah Palestina

    Operasi Tembok Besi IDF di Tepi Barat yang sedang berlangsung juga dipandang sebagai bagian dari rencana Israel untuk mendirikan negara khusus Yahudi.

    “Kita telah melihat hal ini di seluruh spektrum politik di Israel selama beberapa dekade,” kata Ayyash, yang merupakan analis kebijakan di lembaga pemikir Palestina Al-Shabaka.

    “Tujuan utama mereka adalah untuk menjadikan Israel sebagai otoritas kedaulatan eksklusif dari sungai hingga laut. Itu akan menjadi kedaulatan eksklusif Israel-Yahudi … atas 100 persen wilayah Palestina yang bersejarah.”

    Hal ini akan menyebabkan pengurangan jumlah warga Palestina menjadi minoritas dari total populasi, yang pada akhirnya akan berada di bawah kekuasaan Israel, ungkapnya.

    “Saat ini, jumlahnya sekitar 50%. Mereka tidak menginginkan itu. Mereka ingin mengurangi jumlah warga Palestina menjadi sekitar 15% atau 20%, sehingga mereka menjadi minoritas di tanah mereka sendiri dan kehilangan semua klaim kedaulatan,” kata Ayyash.

    “Pada akhirnya, semua tindakan dan kebijakan Israel selama beberapa dekade terakhir telah diarahkan menuju tujuan akhir untuk menciptakan Israel Raya di seluruh wilayah Palestina yang bersejarah.”

     

    (oln/anews/*)

     

     

  • ‘Trump Gaza’, Video AI Presiden AS Soal Gaza Banjir Kecaman: Bareng Netanyahu Buka Baju di Pantai – Halaman all

    ‘Trump Gaza’, Video AI Presiden AS Soal Gaza Banjir Kecaman: Bareng Netanyahu Buka Baju di Pantai – Halaman all

    ‘Trump Gaza’, Video AI Presiden AS Soal Gaza Banjir Kecaman dari Palestina dan Dunia Arab

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump kembali membuat kontoversi.

    Kali ini, Trump telah membagikan visinya soal pembangunan Gaza lewat sebuah video yang dihasilkan artificial intelligence (AI).

    Video AI itu menggambarkan Gaza sebagai taman bermain yang dipenuhi gedung pencakar langit bagi orang-orang berduit.

    Presiden AS mengunggah video tersebut di platform Truth Social miliknya.

    Dalam video tersebut, Gaza ditata ulang secara total menjadi kota tepi pantai bernama ‘Trump Gaza’ dengan jalan-jalan yang dipenuhi Tesla.

    “Adegan tersebut memicu kecaman di dunia Arab, di mana klaim Trump menyatakan kalau AS dapat membeli atau menyita Gaza untuk dibangun kembali – sembari memindahkan warga Palestina ke luar negeri. Usulan Trump ini disambut dengan kekecewaan dan kemarahan,” tulis ulasan The National, dikutip Rabu (26/2/2025).

    “Seluruh video itu provokatif, dan nama yang dipilihnya tidak dapat diterima, apa yang dia maksud dengan Trump Gaza? Mengapa dia pikir itu untuknya?” kata Heba Wiliam, 36 tahun, yang tinggal di kamp Al Nuseirat di Gaza tengah, kepada The National.

    Rumahnya sebagian hancur, dan dia telah mengungsi berkali-kali bersama ketiga putranya.

    “Dia mungkin melihat Gaza sebagai kota pesisir dengan lokasi dan iklim yang sangat baik, di mana dia bisa mengembangkan kawasan wisata, membangun kota, dan merekonstruksinya agar bisa menyaingi kota-kota Eropa modern,” tambahnya.

    “Gaza sudah menjadi kota yang indah tanpa keterlibatannya atau siapa pun,” katanya.

    Fantasi yang Pasti Gagal

    Rencana Trump untuk membangun kembali Gaza dan mengusir lebih dari dua juta warga Palestina, yang disampaikan dalam pertemuan di Gedung Putih dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Hal ini memicu kemarahan internasional dan membuat marah dunia Arab.

    Setelah kembali dari Washington dan dalam pidatonya di hadapan kabinetnya, Netanyahu memuji usulan tersebut, dan menyebutnya “revolusioner”.

    Namun, warga Gaza menentang segala upaya untuk memindahkan mereka dari daerah kantong itu, dengan mengatakan bahwa rencana Trump untuk mengambil alih kendali dan membangun kembali wilayah itu adalah “fantasi” yang pasti akan gagal.

    “Ini sama sekali tidak dapat diterima, dan videonya sangat provokatif. Ada pelanggaran yang jelas terhadap privasi kami, negara kami, dan keberadaan kami. Gaza hanya untuk warga Gaza,” kata Ibtisam Abu Saif, 50 tahun, yang tinggal di rumah keluarganya setelah rumahnya hancur total kepada The National .

    “Tidak mungkin kita bisa menerima campur tangan Trump dengan cara seperti ini—dalam mengendalikan Gaza dan membentuknya sesuai dengan preferensi dan keinginannya sendiri, video tersebut benar-benar ditolak dan sangat menyinggung perasaan kami,” tambahnya.

    Video rekaan AI itu juga menampilkan sosok Elon Musk yang diciptakan oleh AI sedang melemparkan uang tunai ke udara dan patung emas Trump.

    Trek musik pada video tersebut berbunyi: “Tidak ada lagi terowongan, tidak ada lagi rasa takut, Trump Gaza akhirnya ada di sini. Trump Gaza bersinar terang, masa depan yang cerah, cahaya yang benar-benar baru. Berpesta dan berdansa, kesepakatan telah tercapai, Trump Gaza nomor satu.”

    GAZA TRUMP – Tangkap layar video rekaan AI yang diunggah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, Rabu (26/2/2025) menunjukkan sosok dirinya dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bertelanjang dada tengah bersantai di Tepi Pantai Gaza yang sudah dibangun kembali. Trump mengunggah video tersebut untuk menggambarkan usulannya membangun ulang Gaza, hal yang menuai kecaman warga Palestina dan Dunia Arab.

    Elon Musk Lempar Uang, Trump-Netanyahu Santai di Tepi Pantai

    Rekaman itu menggambarkan kota pesisir dengan jalan setapak, gedung-gedung tinggi, dan pantai-pantai yang berkilauan – mirip dengan Tel Aviv.

    Detail yang lebih aneh termasuk penari perut berjanggut, seorang anak yang memegang balon emas berbentuk wajah Trump , dan patung emas besar Presiden AS itu sendiri.

    Adapun Elon Musk melemparkan uang tunai ke udara agar orang miskin dapat mengambilnya.

    Di akhir video, Trump sendiri terlihat sedang menyeruput minuman di kursi santai di samping Netanyahu. Keduanya digambarkan bertelanjang dada dan berjemur di pantai di resor “Trump Gaza”.

    “Trump melihat masalah ini sebagai proyek investasi dan tidak melihat hal lain. Di sisi lain, Palestina melihatnya sebagai perjuangan eksistensial yang tidak dapat dinegosiasikan dan hampir mustahil,” kata Ahmad Hassouna, 38 tahun, yang tinggal di Gaza kepada The National.

    “Trump tidak memahami konsep kepercayaan dan keterikatan pada tanah air asli, pada tanah air… Bangsa Palestina menganggap diri mereka sebagai bagian dari tanah ini sejak awal sejarah. Bagi mereka, tanah ini memiliki makna religius yang tidak dapat dikompromikan,” imbuhnya.

    KONTRAS – Pagar yang menandai zona penyangga yang dideklarasikan sendiri oleh Israel dengan Gaza terlihat dari helikopter Black Hawk. Kekontrasan terlihat, Sebelah kiri merupakan sisi Gaza, sedangkan sisi kanan merupakan wilayah pendudukan Israel. (HandOut/Diego Ibarra Sánchez untuk NPR)

    Rekonstruksi Gaza

    Pada Senin (24/2/2025) kemarin, kepala urusan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar kalau blok tersebut menolak rencana untuk menggusur paksa warga Gaza.

    Uni Eropa, menilai, rencana ini hanya akan meningkatnya kekhawatiran atas gencatan senjata di wilayah yang dilanda perang dan kekerasan yang meningkat di Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Sementara itu, Mesir secara aktif berupaya dengan diplomasi yang bijaksana untuk membujuk sebanyak mungkin kepala negara Arab agar berpartisipasi dalam pertemuan puncak darurat yang dijadwalkan minggu depan, menggunakan pengaruh regionalnya untuk membujuk 22 anggota Liga Arab agar mengambil sikap yang berarti terhadap rencana Trump terkait Gaza.

    Saat melakukan perjalanan dengan Air Force One menuju Super Bowl di New Orleans, Trump mengatakan kepada wartawan awal bulan ini bahwa ia ingin memastikan kalau Hamas “tidak bergerak mundur” untuk mengendalikan daerah kantong tersebut.

    Israel menjadikan penggulingan Hamas dari kekuasaan sebagai salah satu tujuan utamanya dalam perang tersebut, yang telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina di Gaza sejak dimulai pada 7 Oktober 2023.

    Perang tersebut meletus setelah faksi militan Palestina yang dipimpin oleh Hamas melancarkan serangan mematikan terhadap komunitas Israel selatan, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera ratusan orang, menurut klaim Israel.

    Tata kelola masa depan Gaza juga terkait dengan pembangunan kembali pascaperang, yang diperkirakan menelan biaya miliaran dolar.

    Banyak donor internasional, terutama pemerintah Barat, telah mengisyaratkan bahwa mereka tidak akan mendanai upaya pembangunan kembali Gaza kecuali Hamas melepaskan kendali atas wilayah tersebut.

    Namun, melucuti senjata Hamas adalah “sangat mustahil” dan tidak dapat dinegosiasikan, seorang anggota pimpinan politik kelompok tersebut mengatakan kepada The National pada hari Selasa, beberapa hari setelah faksi militan tersebut menyambut baik “pengawasan” Palestina yang bersatu di Gaza.

     

    (oln/thntnl/*)

  • Irlandia Mendesak Negara-negara di Dunia untuk Fokus pada Situasi Tepi Barat yang Memburuk – Halaman all

    Irlandia Mendesak Negara-negara di Dunia untuk Fokus pada Situasi Tepi Barat yang Memburuk – Halaman all

    Irlandia Mendesak Negara-negara di Dunia untuk Fokus pada Situasi Tepi Barat yang Memburuk

    TRIBUNNEWS.COM- Irlandia meminta negara-negara untuk tetap fokus pada eskalasi terkini di Tepi Barat, Anadolu Agency melaporkan.

    Berbicara di segmen tingkat tinggi sesi ke-58 Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Neale Richmond, menteri negara untuk pembangunan internasional dan diaspora, mengatakan: “Kita harus tetap fokus pada situasi yang memburuk di Tepi Barat.”

    Pernyataan Richmond disampaikan saat Israel mengusir penduduk dari tiga kamp pengungsi di Tepi Barat yang diduduki – Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams – sebagai bagian dari operasi militer selama sebulan. 

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengumumkan bahwa kamp-kamp tersebut kini “kosong” dan akan diduduki oleh pasukan Israel selama tahun mendatang.

    Terkait konflik Israel-Gaza yang lebih luas, ia berkata: “Kita perlu melihat perjanjian gencatan senjata dilaksanakan sepenuhnya dalam semua tahapannya, termasuk pembebasan semua sandera. Bantuan kemanusiaan dalam skala besar juga harus terus disalurkan, penyediaan layanan dasar, dan kerangka kerja untuk pemulangan mereka yang mengungsi dari rumah mereka di Gaza.”

    Ia menekankan bahwa hanya solusi dua negara yang dapat membawa perdamaian abadi bagi Israel dan Palestina.

    Terkait Ukraina, Richmond mengecam “perang agresi yang brutal dan ilegal” yang dilakukan Rusia dan menegaskan kembali dukungan Irlandia terhadap kedaulatan Ukraina. Ia menyerukan akuntabilitas atas pelanggaran hak asasi manusia.

    Menteri juga menyoroti masalah hak asasi manusia di Sudan, Yaman, dan Afghanistan.

    Richmond mengakhiri dengan mengumumkan tawaran Irlandia untuk mendapatkan kursi di Dewan Hak Asasi Manusia untuk periode 2027-2029, berjanji untuk memperjuangkan akuntabilitas, multilateralisme, dan hak asasi manusia untuk semua.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • Cuaca Dingin Ekstrem di Gaza: 6 Bayi Meninggal akibat Hipotermia, Anak-anak Idap Penyakit Kronis – Halaman all

    Cuaca Dingin Ekstrem di Gaza: 6 Bayi Meninggal akibat Hipotermia, Anak-anak Idap Penyakit Kronis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Suhu dingin memperburuk kondisi kehidupan yang buruk di daerah Jalur Gaza, Palestina.

    Sebanyak enam bayi meninggal akibat hipotermia di Jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir akibat hujan terus-menerus.

    Keluarga di Gaza yang mengungsi mengatakan, cuaca dingin yang parah dan gizi yang tidak memadai, menyebabkan timbulnya penyakit kronis di kalangan anak-anak.

    “Air hujan dan limbah telah masuk ke tenda kami, yang berdampak buruk pada kehidupan kami.”

    “Dengan rusaknya sistem drainase, cuaca dingin, dan kurangnya air minum bersih, virus menyebar dengan cepat,” kata Musli Tamraz, seorang warga Gaza, kepada Reuters.

    “Saya bawa anak saya ke rumah sakit, kata dokter, penyebab utama sakitnya itu air minumnya yang tidak bersih, suhu tubuhnya yang tiba-tiba turun,” jelasnya.

    Warga Berlindung di Tenda-tenda dan Reruntuhan

    Diberitakan AP News, ratusan ribu orang tinggal di kamp tenda dan bangunan yang rusak akibat perang selama gencatan senjata yang rapuh.

    Kondisi ini diungkapkan oleh petugas medis Palestina pada Selasa (25/2/2025).

    Wilayah pesisir mengalami musim dingin yang dingin dan basah, dengan suhu turun di bawah 10 derajat Celsius (50 F) pada malam hari dan badai bertiup dari Laut Mediterania.

    Beberapa hari terakhir ini suhu di Jalur Gaza sangat dingin.

    Warga bernama Yusuf al-Shinbari terbangun di tenda keluarganya tepat setelah tengah malam pada hari Selasa dan mendapati putrinya yang berusia 2 bulan, Sham, kedinginan saat disentuh.

    Ia tidak bisa merasakan detak jantungnya.

    “Kemarin, saya bermain dengannya,” katanya.

    “Saya senang bersamanya. Dia anak yang cantik, seperti bulan,” ungkap Yusuf.

    Saeed Salah, dari Rumah Sakit Sahabat Pasien di Kota Gaza, mengatakan lima bayi berusia satu bulan atau lebih muda telah meninggal karena kedinginan selama dua minggu terakhir, termasuk bayi berusia 1 bulan yang meninggal pada hari Senin.

    Ia mengatakan anak lainnya telah dipasangi ventilator.

    Zaher al-Wahedi, kepala departemen catatan Kementerian Kesehatan Gaza, mengatakan telah mencatat 15 kematian akibat hipotermia musim dingin ini, semuanya anak-anak.

    Sebagai informasi, gencatan senjata yang menghentikan perang selama 16 bulan antara Israel dan militan Hamas telah memungkinkan lonjakan bantuan kemanusiaan, terutama makanan.

    Tetapi penduduk mengatakan masih ada kekurangan selimut dan pakaian hangat, dan sedikit kayu yang tersedia untuk api.

    Tidak ada listrik pusat di Gaza sejak beberapa hari pertama perang, dan bahan bakar untuk generator langka.

    Banyak keluarga berdesakan di atas pasir basah atau beton.

    Serangan militer Israel, yang dilancarkan sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, merupakan salah satu serangan paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah terkini.

    Serangan ini menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza hingga menjadi puing-puing.

    Ratusan ribu orang yang berhasil kembali ke Gaza utara berdasarkan gencatan senjata telah menetap di mana pun mereka bisa di tengah reruntuhan.

    Tahap pertama gencatan senjata akan berakhir pada Sabtu (1/3/2025) dan mungkin tidak diperpanjang.

    Jika pertempuran kembali terjadi, aliran bantuan kemanusiaan saat ini diperkirakan akan menurun drastis.

    Bahkan jika gencatan senjata berlanjut, tidak jelas kapan Gaza akan dibangun kembali.

    JALUR GAZA – Bendera Palestina berkibar di tengah puing reruntuhan di Kota Gaza, dalam foto tangkapan layar dari Khaberni, Kamis (6/2/2025). (khaberni/tangkap layar)

    Perkembangan Terkini Konflik Palestina Vs Israel

    Dilansir Al Jazeera, Hamas mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan mediator mengenai pembebasan 620 tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan oleh Israel minggu lalu.

    Militer Israel mengebom sejumlah lokasi di selatan ibu kota Suriah, Damaskus, menewaskan sedikitnya dua orang, dengan mengatakan bahwa “kehadiran sarana dan pasukan militer di bagian selatan Suriah merupakan ancaman” bagi negara tersebut.

    Juru bicara PBB Stephane Dujarric mendesak Israel untuk mengizinkan lebih banyak tenda dan tempat berlindung masuk ke Jalur Gaza setelah enam bayi Palestina meninggal karena hipotermia selama musim dingin yang parah.

    Israel dan Hamas dapat menukar sisa tahanan Palestina dan jenazah tawanan yang dijadwalkan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan Gaza paling cepat malam ini, media Israel melaporkan, setelah mediator membantu menyelesaikan penundaan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel.

    UNICEF mengatakan petugas kesehatan telah memvaksinasi lebih dari 586.000 anak di Gaza terhadap polio, mencapai 99 persen dari target, hanya dalam empat hari.

    Pasukan Israel melanjutkan ofensif Tepi Barat mereka, menyerang dan melukai lebih banyak warga Palestina dan mengancam akan menghancurkan lebih banyak rumah di kamp pengungsi Nur Shams.

    Steve Witkoff, utusan Trump untuk Timur Tengah, memuji kemajuan dalam perundingan gencatan senjata Gaza dan mengatakan ia mungkin akan bergabung dalam negosiasi pada hari Minggu “jika berjalan dengan baik”.

    Para pemimpin Afrika Selatan, Malaysia, dan Kolombia menulis artikel bersama yang menyerukan diakhirinya impunitas atas pelanggaran hukum internasional oleh Israel.

    Kantor Media Pemerintah memperbarui jumlah korban tewas menjadi sebanyak 61.709, dengan mengatakan ribuan warga Palestina yang hilang di bawah reruntuhan diduga tewas.

    Sebanyak 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 dan lebih dari 200 orang ditawan.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

  • Tank Israel Merapat Bikin Waswas Warga Tepi Barat

    Tank Israel Merapat Bikin Waswas Warga Tepi Barat

    Jakarta

    Tank-tank Israel tiba-tiba merapat ke wilayah Tepi Barat. Hal itu membuat warga yang berada di kamp pengungsian was-was.

    Dirangkum detikcom, seperti dilansir Reuters, Selasa (25/2/2025), tank-tank itu dikerahkan dan menghancurkan sebagian besar area kamp pengungsi Palestina di Tepi Barat, terutama Jenin. Militer Israel juga untuk pertama kali dalam beberapa dekade terakhir, mengerahkan tank-tank mereka ke wilayah Tepi Barat.

    Situasi di kamp pengungsi Jenin saat ini, hampir kosong dan gang-gang yang dahulu ramai kini sepi dengan aktivitas penghancuran oleh militer Israel membuat jalanan menjadi lebih lebar namun tanpa tanda kehidupan.

    Taktik semacam ini dikhawatirkan mengulangi taktik yang sudah diterapkan di Jalur Gaza, dengan pasukan Israel bersiap untuk melaksanakan operasi jangka panjang di wilayah Tepi Barat. Warga Palestina di sana mengkhawatirkan operasi “pembersihan” seperti yang terjadi di Jalur Gaza.

    Sedikitnya 40.000 warga Palestina telah mengungsi dari rumah-rumah mereka di Jenin dan kota terdekat Tulkarem di Tepi Barat bagian utara sejak Israel memulai operasi militernya hanya sehari setelah perjanjian gencatan senjata Gaza tercapai usai perang berkecamuk selama 15 bulan terakhir.

    “Jenin adalah pengulangan dari apa yang terjadi di Jabalia,” sebut juru bicara pemerintah kota Jenin, Basheer Matahen, merujuk pada kamp pengungsi di wilayah Jalur Gaza bagian utara yang “dibersihkan” oleh pasukan Israel usai pertempuran sengit selama berminggu-minggu.

    “Kamp ini sudah tidak bisa dihuni lagi,” ucapnya.

    Tank-tank Israel Hancurkan Rumah

    Foto: Saat Israel Kembali Serang Palestina, Ledakkan Kamp Pengungsi di Jenin (AP/Majdi Mohammed).

    Matahen menyebut 12 tank menghancurkan rumah-rumah dan infrastruktur di area kamp itu. Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, mengatakan pada Minggu (23/2) bahwa tiga kamp pengungsi Palestina di Tepi Barat — Jenin, Tulkarem dan Nur Shams — “sekarang kosong dari penduduk” setelah serangan Israel yang dimulai bulan lalu.

    Dia memerintahkan pasukan Israel “untuk bersiap menghadapi kehadiran jangka panjang di kamp-kamp yang telah dibersihkan pada tahun mendatang dan mencegah kembalinya para penduduk dan kebangkitan terorisme”.

    Militer Tel Aviv juga mengumumkan pengerahan tank ke area Jenin. Hal ini, menurut laporan AFP, merupakan pertama kalinya tank-tank Israel beroperasi di Tepi Barat yang diduduki sejak berakhirnya intifada Palestina Kedua tahun 2005.

    Israel meluncurkan operasi militer terhadap Tepi Barat, terutama Jenin, dengan mengatakan bermaksud memberantas militan yang didukung Iran, termasuk Hamas dan Jihad Islam, yang tertanam kuat di kamp-kamp pengungsi selama beberapa dekade terakhir.

    Namun seiring berjalannya waktu, warga Palestina menyadari niat sebenarnya dari Tel Aviv adalah melakukan pemindahan pendudukan secara permanen dan berskala besar dengan menghancurkan rumah-rumah dan membuat mereka tidak mungkin tinggal di sana.

    “Israel ingin menghapus kamp-kamp dan kenangan akan kamp-kamp tersebut, secara moral dan secara finansial, mereka ingin menghapus nama-nama pengungsi dari ingatan masyarakat,” sebut Hassan al-Katib, yang berusia 85 tahun dan sudah sejak lama tinggal di Jenin bersama 20 anak dan cucunya.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Wakil Ketua DPR Israel Minta Semua Pria Dewasa di Gaza Dibunuh, Sisakan Hanya Wanita dan Anak – Halaman all

    Wakil Ketua DPR Israel Minta Semua Pria Dewasa di Gaza Dibunuh, Sisakan Hanya Wanita dan Anak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pejabat senior Israel sekaligus anggota Knesset (DPR Israel) meminta semua laki-laki dewasa di Jalur Gaza untuk dibunuh.

    Nissim Vaturi, nama anggota dewan itu, meminta agar hanya wanita dan anak-anak saja yang disisakan di tanah Palestina itu.

    Ketika diwawancarai oleh radio Kol BaRama hari Minggu, (23/2/2025), Vaturi menyebut warga Palestina sebagai “penjahat” dan “bukan manusia”. Dia mengatakan etnis Palestina tidak dapat diterima.

    “Siapa yang tidak berdosa di Gaza? Warga sipil keluar dan membantai orang-orang,” katanya dikutip dari Middle East Eye.

    “Mereka orang buangan dan tidak ada satu pun di dunia ini yang menginginkan mereka.”

    Dia meminta anak-anak dan wanita di Gaza dipisahkan dari para laki-laki dewasa. Kemudian, para laki-laki itu dibunuh.

    “Kita terlalu baik,” katanya.

    “Masyarakat internasional paham bahwa warga Gaza tidak diterima di mana pun juga.”

    Vaturi kini menjabat sebagai Wakil Ketua Knesset. Dia berada di partai yang sama dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yakni Partai Likud

    Di samping meminta warga Gaza dibunuh, Vaturi mengatakan Kota Jenin di Tepi Barat akan segera bernasib seperti Gaza.

    Dia mendesak agar para warga Palestina yang dibebaskan dipindahkan ke Jenin sehingga mereka bisa dilenyapkan.

    Pernyataan kontroversial itu disampaikan Vaturi setelah Israel menunda pembebasan tahanan Palestina yang seharusnya dibebaskan hari Sabtu pekan lalu.

    Awalnya Israel bermaksud membebaskan 602 tahanan Palestina yang akan ditukar enam sandera Israel yang dibebaskan minggu lalu.

    Hamas lalu meresponsnya dengan mengatakan bakal menghentikan negosiasi. Perundingan baru dilanjutkan jika Israel membebaskan para tahanan seperti janjinya.

    Tak lama setelah Vaturi mengeluarkan pernyataannya, Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi meminta warga Gaza diusir.

    Karhi yang juga berasal dari Partai Likud itu meminta Gaza untuk diduduki dan pemukiman Yahudi dibangun di sana.

    “Kita punya kesempatan bersejarah yang di dalamnya Presiden AS mendukung pelenyapan Hamas dan pemindahan warga Gaza ke luar Gaza,” ujar Karhi dikutip dari The Times of Israel.

    “Kita sudah berkata setahun lalu. ‘Kalian memaksanya hingga dia berkata menginginkannya. Duduki, pindahkan, diamilah dan bawa kemenangan total.’”

    Karhi meminta warga Israel untuk ikut serta dalam unjuk rasa pada Kamis malam pekan ini di Yerusalem. Unjuk rasa itu digelar oleh Nachala, sebuah organisasi ultranasionalis.

    Nachala mendukung pembangunan pemukiman ilegal di Tepi Barat. Sejak perang di Gaza meletus, Nachala juga mendukung didirikannya pemukiman Yahudi di Gaza.

    Seperti Karhi, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich juga mendukung aksi massa itu. Dia mengklaim Israel akan memperbarui perang melawan Hamas.

    “Warga Israel datang untuk mendukung dan menuntut kemenangan dan kejayaan, kita tidak berhenti di pertengahan jalan, kita kembali, melawan musuh, memukul Hamas, menduduki Jalur Gaza, melenyapkan ancamannya terhadap warga Israel, kembali bertempur hingga mendapat kemenangan,” kata Smotrich.

    (*)

  • Kian Brutal di Tepi Barat, Pasukan Israel Ledakkan Pintu-Pintu Masjid Saat Menyerbu Nablus – Halaman all

    Kian Brutal di Tepi Barat, Pasukan Israel Ledakkan Pintu-Pintu Masjid Saat Menyerbu Nablus – Halaman all

    Kian Brutal di Tepi Barat, Pasukan Israel Ledakkan Pintu-Pintu Masjid Saat Menyerbu Nablus

    TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Israel (IDF) dilaporkan meledakkan pintu-pintu sebuah masjid di Nablus dalam sebuah penyerbuan di Tepi Barat

    “Pasukan Israel telah menyerbu Masjid Imam Ali di kota Nablus, Tepi Barat utara, dan menyita rekaman kamera pengawas yang terpasang di sana,” tulis laporan PressTV, dikutip Selasa (25/2/2025).

    Dalam agresi militer yang kian brutal tersebut, laporan tersebut juga mengatakan kalau tentara pendudukan meledakkan pintu-pintu masjid yang berada di Jalan al-Mamoun.

    Pasukan IDF juga melakukan penyerbuan ke wilayah utara Nablus dan mengepung sebuah rumah di kota Zababdeh, tenggara Jenin, Tepi Barat.

    Juga pada Selasa, Faisal Salama, kepala Komite Rakyat untuk Layanan Kamp Tulkarm, mengatakan pasukan Israel telah secara paksa merelokasi lebih dari 12.000 penduduk kamp pengungsi selama bulan lalu.

    Pasukan Israel juga menghancurkan 40 bangunan tempat tinggal serta 300 toko.

    “Israel “berusaha – sebagaimana yang jelas – untuk mencapai tujuan politik dan media … dengan mengosongkannya (kamp pengungsi) dari penduduknya, … menghancurkan dan membakar sebanyak mungkin rumah, dan menghilangkan layanan dasar,” tulis laporan tersebut

    Militer Israel melancarkan serangan terhadap Tepi Barat yang diduduki pada 21 Januari, dengan klaim bahwa serangan itu menargetkan pejuang perlawanan dari Batalyon Jenin.

    Israel telah meningkatkan kekerasan di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023, ketika melancarkan perang genosida di Jalur Gaza. Sejak saat itu, pasukan rezim telah menewaskan sedikitnya 923 warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki.

    Pada hari Senin, tentara pendudukan menyerbu kota Tulkarm, serta kota Yatma, Beit Ummar, Kafil Haris, Qabatiya, dan Ni’lin, serta desa Marka dan Wadi al-Far’a. Serangan lainnya menargetkan kamp Fawwar, Jalazone, dan Tulkarm.

    Tangkap 365 Warga Palestina dari Tulkarem, Jenin, Tepi Barat Sejak Januari

    Dalam agresi brutal bertajuk ‘Operasi Tembok Besi tersebut, Militer Israel menangkap sedikitnya 365 warga Palestina dari provinsi Jenin dan Tulkarem sejak dimulainya serangannya di Tepi Barat utara pada 21 Januari, Anadolu Agency melaporkan.

    “Israel terus meningkatkan operasi penangkapan dan investigasi di tempat, khususnya di provinsi Jenin dan kamp pengungsi, serta di Tulkarem dan kamp-kampnya, sejak dimulainya agresi saat ini,” kata Masyarakat Tahanan Palestina dalam sebuah pernyataan.

    Kelompok tersebut menggambarkan operasi Israel sebagai “perpanjangan dari kebijakan penangkapan sistematis, yang telah meningkat intensitasnya sejak perang genosida.”

    Pernyataan tersebut mencatat bahwa operasi penangkapan yang sedang berlangsung dan meningkat disertai dengan “eksekusi cepat, penembakan langsung atau ancaman penembakan, serta pemukulan parah dan investigasi di tempat yang memengaruhi ratusan orang.”

    Sementara itu, militer Israel telah menangkap warga Palestina sebagai sandera dengan mengepung rumah-rumah dengan barak militer. Militer menargetkan rumah-rumah lain untuk dihancurkan, dinamit, dan dibakar, selain penghancuran infrastruktur yang disengaja, menurut masyarakat.

    Dikatakan juga bahwa Israel telah menangkap hampir 14.500 warga negara dari Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023.

    Tentara Israel telah melancarkan operasi militer di Tepi Barat utara sejak 21 Januari, menewaskan sedikitnya 61 warga Palestina dan membuat ribuan orang mengungsi.

    Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Tepi Barat yang diduduki, tempat sedikitnya 923 warga Palestina tewas dan hampir 7.000 lainnya terluka dalam serangan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan.

    LAWAN AGRESI – Para petempur dari faksi-faksi milisi perlawanan Palestina dari Brigade Al Qassam, Brigade Al-Quds, dan Brigade Al Aqsa di Tepi Barat. (khaberni)

    Melawan, Brigade Al-Quds Lukai Sejumlah Pasukan IDF

    Agresi IDF di Tepi Barat ini mendapat perlawanan dari faksi-faksi milisi perlawanan Palestina.

    Sayap bersenjata Jihad Islam Palestina, Brigade Al-Quds terlibat pertempuran dengan Pasukan Israel di Jenin, Tepi Barat.

    Dalam pernyataan yang diunggah di Telegram, Brigade Al-Quds mengumumkan mereka sukses menargetkan tentara Israel dengan alat peledak yang sudah dipasang di lingkungan Silat al-Harithiya, Jenin.

    Setelah serangan tersebut, para petempur terlibat baku tembak dengan pasukan Israel di daerah yang sama.

    Al-Quds mengklaim beberapa tentara Israel terluka dalam insiden tersebut.

    Operasi itu terjadi di waktu yang sama ketika Israel menggerakkan tank-tank dan kendaraan militer berat ke wilayah utara Tepi Barat yang diduduki.

    Selain pertempuran di Jenin, pasukan Israel dilaporkan menyerang Kota Burqin, sebelah barat Jenin, yang mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur kota.

    Rekaman yang dirilis Jaringan Berita Quds dan Pusat Informasi Palestina menunjukkan kehancuran di persimpangan jalan utama akibat operasi Israel menggunakan alat berat pada malam hari.

    Alat-alat itu terlihat menggali jalan di Bundaran al-Abarah, yang mengakibatkan tumpukan besar tanah dan menghentikan akses ke persimpangan tersebut.

    Beberapa lokasi yang menjadi target serangan termasuk Kota Hebron, kamp pengungsi Nur Shams yang terletak di sebelah timur Tulkarem, serta lingkungan Beitunia di kota Ramallah.

    Selain Silat al-Harithiya di utara Ramallah, pasukan Israel juga melakukan penggerebekan di Kota Kobar, Silwad, serta menyerbu Kota Qabatiya di selatan Jenin, yang menyebabkan penghancuran lebih lanjut pada infrastruktur di sana.

    Kelompok Hamas mengutuk keras ekspansi operasi militer Israel di provinsi Jenin dan wilayah utara Tepi Barat yang diduduki.

    Hamas menyebut tindakan ini sebagai bagian dari niat kolonial Israel untuk mencaplok wilayah tersebut secara de jure.

    Perkembangan Terkini

    Berikut ini ringkasan perkembangan terkini perang Israel-Hamas.

    Mesir dan Qatar Desak Israel Bebaskan Sandera

    Mesir dan Qatar mendesak Israel untuk membebaskan para tahanan, The Associated Press melaporkan.

    Sementara Masyarakat Tahanan Palestina menuduh Israel melakukan “terorisme negara terhadap para tahanan dan keluarga mereka”.

    Netanyahu Bersiap Lanjutkan Pertempuran

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memerintahkan pasukan Israel untuk meningkatkan “kesiapan operasional”.

    Ia mengatakan pasukannya siap melanjutkan pertempuran “kapan saja”, karena gencatan senjata Gaza berada di ujung tanduk.

    Tank-tank Israel memasuki wilayah Tepi Barat yang diduduki untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade.

    Pemakaman Hassan Nasrallah

    Ratusan ribu orang menghadiri pemakaman mantan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah di Beirut.

    Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel pada September 2024.

     

  • Tak Hanya Manusia, Israel Juga Serang Kawanan Domba di Palestina

    Tak Hanya Manusia, Israel Juga Serang Kawanan Domba di Palestina

    PIKIRAN RAKYAT – Gencatan senjata yang telah disepakati oleh Palestina dan Israel tampaknya hanya formalitas belaka. Pasalnya, pasukan Israel dilaporkan masih melakukan serangan di berbagai wilayah Palestina.

    Pada Senin malam, 24 Februari 2025, pasukan penjajah menyerang kawanan domba milik warga Palestina di hutan belantara Kisan, sebelah timur kota Bethlehem di Tepi Barat.

    Pejabat Palestina, Ahmad Nazzal mengatakan, pasukan Israel menerobos daerah terpencil Kisan (Bariyat Kisan). Mereka mengendarai motor dan menyerang kawanan domba yang diketahui milik seorang pengembala, Ahmad Nassar Rashaydeh.

    Akibat serangan tersebut, domba milik Rashaydeh mengalami luka-luka. Rashaydeh juga mendapatkan ancaman akan diserang lagi jika kembali menggembala ternak di lokasi tersebut.

    “Kekerasan yang dilakukan penjajah terhadap warga Palestina dan harta benda mereka merupakan hal rutin di Tepi Barat dan jarang dituntut oleh otoritas Israel. Kekerasan yang dilakukan penjajah termasuk pembakaran properti dan masjid, pelemparan batu, serta serangan terhadap rumah-rumah,” demikian dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA.

    Agresi meningkat

    Pemerintah Palestina memberikan peringatan terkait dengan meningkatnya agresi yang dilakukan Israel di Tepi Barat. Pasukan Israel memaksa 40.000 warga sipil Palestina meninggalkan rumah mereka.

    “Meledakkan rumah dan lingkungan, dan secara sistematis menghancurkan infrastruktur, terutama di kota Jenin dan kampnya, Tulkarm dan kampnya, Tubas, dan Al-Far’a, yang disertai dengan ancaman kembalinya perang di Jalur Gaza,” tutur Juru bicara resmi kepresidenan, Nabil Abu Rudeineh.

    Dia khawatir dengan serangan demi serangan yang dilakukan Israel, akan membuat Tepi Barat bernasib seperti Jalur Gaza.

    Saat ini, pasukan penjajah menyerbu kota-kota, desa-desa, dan kamp-kamp Palestina di Tepi Barat.

    “Mereka membunuh dan menahan orang-orang, menghancurkan kota-kota dan kamp-kamp, ​​melanjutkan koloni-koloni dan upaya-upaya aneksasi serta ekspansi, dan mengisolasi wilayah-wilayah Palestina satu sama lain,” katanya.

    Lebih lanjut, Abu Rudeineh menuntut pemerintah Amerika Serikat untuk memaksa Israel agar menghentikan serangan yang sedang dilancarkan di Tepi Barat. Jika agresi terus dilakukan Israel, tidak menutup kemungkinan ketegangan akan terus berlanjut.

    Abu Rudeineh menegaskan kembali bahwa masa depan Palestina ditentukan oleh rakyat Palestina melalui keputusan nasional mereka yang independen, dan dengan persetujuan Organisasi Pembebasan Palestina untuk solusi apa pun, dan tidak akan menerima tanah air alternatif, pengungsian, atau negara tanpa Yerusalem.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News