Negara: Tepi Barat

  • Serangan Kucing Gurun Caracal kepada Tentara Israel Viral, Dianggap Lebih Berani dari Tentara Mesir – Halaman all

    Serangan Kucing Gurun Caracal kepada Tentara Israel Viral, Dianggap Lebih Berani dari Tentara Mesir – Halaman all

    Serangan Kucing Gurun Caracal Terhadap Tentara Israel Menjadi Viral di Media Sosial di Arab

    TRIBUNNEWS.COM- Serangan seekor kucing gurun Caracal liar terhadap beberapa tentara Israel telah menjadi viral di kalangan pengguna media sosial di dunia Arab.

    Pihak berwenang Israel kemudian menangkap hewan itu setelah kucing tersebut menyerang sekumpulan tentara di pangkalan militer selatan, menurut lembaga penyiaran pemerintah Israel KAN.

    Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya sentimen anti-Israel di dunia Arab, yang dipicu oleh kampanye militer baru Israel terhadap militan Hamas di Gaza dengan dukungan Amerika Serikat.

    Ribuan pengguna media sosial menggunakan tagar berbahasa Arab “Lynx Mesir” pada X, mengikuti laporan media yang merujuk pada seekor lynx – jenis kucing liar – dan menyatakan hewan itu mungkin telah menyeberang dari Mesir, meskipun hal ini belum dikonfirmasi.

    Beberapa pengguna Mesir merujuk pada simbolisme lynx dalam mitologi Mesir kuno, yang dikaitkan dengan dewi Mafdet, yang dianggap sebagai pelindung dari ular dan bahaya lainnya.

    Banyak pengguna Arab di X berbagi komentar tentang peran Caracal, menggunakannya sebagai simbol untuk menyuarakan rasa kejengkelan terhadap Israel dan pemerintah mereka sendiri karena gagal mengakhiri perang di Gaza. 

    Beberapa pengguna bercanda menyebut hewan itu sebagai “antisemit”, “agen Hamas”, atau mempertanyakan apakah hewan itu akan dikutuk juga oleh mereka yang pro Genosida Israel.

    Stasiun penyiaran Israel KAN menayangkan video pada hari Rabu yang memperlihatkan penangkapan “Caracal betina muda” oleh Otoritas Taman dan Alam. 

     

     

     

     

    Kucing Caracal Menyusup ke Pangkalan Militer Sebelum Menyerang Tentara Israel

    Caracal tersebut diduga menyusup ke pangkalan dekat Har Harif, di perbatasan Israel-Mesir, setelah menggigit beberapa tentara di pangkalan tersebut. 

    KAN menambahkan bahwa Caracal tersebut ditangkap setelah pengejaran sepanjang malam, tetapi tanpa perlawanan.

    Caracal, kucing liar yang dikenal karena kelincahan dan keterampilan berburunya, biasanya menghindari manusia. 

    Meskipun tidak terancam punah secara global, beberapa populasi lokal, termasuk di Israel, rentan karena hilangnya habitat berubah jadi permukiman liar Israel.

    Peristiwa Viral, Apa Kata Orang-orang? Lebih Berani dari Tentara Mesir

    Seorang pengguna media sosial bernama @docjazzmusic, yang mengidentifikasi dirinya sebagai dokter bedah dan musisi Palestina memposting : “Kucing yang menyerang penjajah Israel di Gaza baru-baru ini, secara luas disebut ‘Lynx Mesir’.  Hewan agung ini adalah caracal, yang tersebar luas di Timur Tengah. Hewan ini tidak agresif terhadap manusia. Ia membuat keputusan yang sangat baik.”

    Pengguna lain, @Ro_gopa, yang mengidentifikasi dirinya sebagai peneliti anti-Zionis Israel-Yaman memposting: “The_Egyptian_Lynx lebih terhormat dan mulia daripada The_Egyptian_Army. Keberaniannya membuatnya menyerang beberapa tentara Israel, sementara tentara Mesir hanya menyaksikan tentara Israel membunuh anak-anak di depannya selama satu setengah tahun tanpa mengambil tindakan apa pun.”

    Otoritas Taman dan Alam Israel : “Fenomena langka dan tidak biasa – seekor Caracal memasuki pangkalan militer di Har Harif, dan sayangnya, menggigit beberapa tentara. caracal adalah hewan misterius dan langka, yang hidup di Negev dan Arava, tetapi penampakannya sangat jarang, dan cenderung menghindari manusia. Kami masih belum memiliki penjelasan mengapa ia menggigit tentara; satu kemungkinan adalah bahwa ia terbiasa diberi makan atau melarikan diri dari penangkaran ilegal, dan gigitannya merupakan hasil dari pembiasaan ini.”

    Pertempuran terus berlanjut di Gaza, yang semakin memperdalam sentimen anti-Israel di dunia Arab. Dokter hewan memindahkan caracal ke perawatan intensif dalam kondisi kritis, dengan harapan dapat melepaskannya kembali ke alam liar setelah kondisinya stabil.

    Kucing Gurun Serang Tentara Israel, Beberapa IDF Terluka

    Kucing Gurun liar atau Lynx menyerang tentara Israel,  insiden ini terjadi di Gurun Naqab.

    Beberapa tentara Israel terluka karena serangan kucing yang disebut dengan Kucing Caracal tersebut, insiden terjadi dekat Gurun Naqab berlokasi di dekat di perbatasan antara Israel dan Mesir.

    Pihak berwenang menduga perilaku Caracal yang tidak biasa tersebut mungkin dipengaruhi oleh kedekatannya dengan pangkalan militer.

    Hal ini mungkin membuatnya tidak terbiasa dengan kehadiran manusia, sehingga ia mendekati tentara Israel dan menggigit mereka.

    Peristiwa ini memicu reaksi luas di media sosial, dengan beberapa pengguna bercanda dengan menyebut kucing gurun liar atau Kucing Caracal sebagai “agen Hamas,” merujuk pada klaim Israel bahwa banyak orang di Gaza berafiliasi dengan kelompok tersebut.

    Lynx gurun liar menyerang tentara Israel di gurun Naqab.

    Pihak berwenang mengatakan lokasi pangkalan militer Israel mungkin telah memengaruhi perilaku lynx, yang mengakibatkan insiden tersebut.

    Seekor caracal, juga dikenal sebagai lynx gurun, ditangkap minggu lalu setelah menyerang tentara Israel di Gurun Naqab.

    Kucing liar itu ditemukan di dekat Gunung Harif pada hari Selasa, dekat pangkalan militer Israel di perbatasan antara Israel dan Mesir, kata The New Arab.

    Seorang pengawas Otoritas Alam dan Taman melihat karacal itu dan membawanya ke rumah sakit satwa liar untuk pemeriksaan medis.

    Dalam sebuah pernyataan, pihak berwenang memperingatkan masyarakat agar tidak mendekati atau memberi makan hewan liar, karena hal ini dapat mengubah perilaku alami mereka dan menimbulkan risiko bagi hewan dan manusia.

    “Badan Pengelola Taman dan Alam ingin mengingatkan masyarakat agar tidak mendekati atau memberi makan hewan liar karena hal tersebut dapat menyebabkan perubahan perilaku yang membahayakan bagi hewan dan manusia,” kata pernyataan tersebut.

    Pihak berwenang menduga perilaku karacal yang tidak biasa tersebut mungkin dipengaruhi oleh kedekatannya dengan pangkalan militer, yang mungkin membuatnya terbiasa dengan kehadiran manusia, sehingga ia mendekati tentara dan menggigit mereka.

    Peristiwa ini memicu reaksi luas di media sosial, dengan beberapa pengguna bercanda menyebut caracal sebagai “agen Hamas,” merujuk pada klaim Israel bahwa banyak orang di Gaza berafiliasi dengan kelompok tersebut.

    Sementara yang lain memuji caracal karena menyerang tentara Israel, dengan menyebut serangan Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 61.700 warga Palestina dan menghancurkan seluruh pemukiman.

    “Lynx ini telah berbuat lebih banyak untuk Palestina daripada setiap pemerintahan Muslim di Bumi. Semua itu dilakukannya sambil tetap mempertahankan pola makan alaminya, yaitu ‘hewan kecil termasuk hewan pengerat’,” komentar seseorang.

    Beberapa orang bahkan menyerukan agar Israel “membebaskan lynx” setelah ditangkap, menggunakan insiden tersebut untuk menyoroti ribuan warga Palestina yang ditahan dan dibawa ke lokasi yang tidak diketahui di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

    “Israel telah memusnahkan enam juta lynx sejak insiden tersebut,” tulis yang lain di medsos.

     

    Tawon Menyerang, 10 Tentara IDF Harus Dirawat Intensif

    Serangan kucing gurun terhadap tentara Israel Ini bukan pertama kalinya tentara Israel mendapat serang oleh satwa liar akhir-akhir ini.

    Pada bulan Mei tahun lalu, 12 tentara Israel disengat segerombolan tawon setelah tank mereka melindas sarang mereka di Gaza selatan.

    Saat itu, setidaknya 10 tentara dirawat, dan satu di antaranya dipindahkan ke unit perawatan intensif.

    Media Israel melaporkan bahwa beberapa tentara mengalami reaksi alergi terhadap sengatan tersebut, dan “belum pernah menangani insiden massal seperti itu sebelumnya”.

     

    SUMBER: Newsweek, Business Standard

  • 9 Update Gaza, Serangan Israel Makin Ganas-Resmikan Pemukiman Yahudi

    9 Update Gaza, Serangan Israel Makin Ganas-Resmikan Pemukiman Yahudi

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengeboman Israel terhadap Gaza terus berlanjut dan kian ganas. Sedikitnya 61 warga Palestina tewas dalam serangan di seluruh Jalur Gaza selama 24 jam terakhir.

    Serangan baru itu terjadi beberapa jam setelah pasukan Israel mengebom Rumah Sakit Nasser di Gaza, menewaskan sedikitnya dua orang, termasuk pemimpin Hamas Ismail Barhoum.

    Berikut update terkait situasi di wilayah tersebut saat ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Senin (24/3/2025).

    730 Warga Palestina Tewas Sejak Israel Kembali Serang Gaza

    Sedikitnya 730 orang tewas dan 1.367 lainnya luka-luka sejak Israel melanggar gencatan senjata Gaza dan memulai kembali perang Selasa lalu, kata Kementerian Kesehatan Gaza yang dikutip Al Jazeera.

    Tentara Israel melancarkan kampanye udara mendadak di Jalur Gaza pada 18 Maret dengan ratusan serangan. Sekarang mereka mengerahkan pasukan darat ke bagian utara dan selatan daerah kantong Palestina yang dilanda perang itu.

    Ribuan Warga Sipil Terjebak di Rafah

    Ribuan warga Palestina terkepung di Rafah, kota paling selatan di Gaza, setelah pasukan Israel mengepung sebuah distrik pada hari Minggu.

    Israel memerintahkan evakuasi lingkungan Tel as-Sultan, memberi tahu orang-orang untuk pergi dengan berjalan kaki melalui satu rute ke al-Muwasi, sekelompok kamp tenda yang luas di sepanjang pantai.

    Ribuan orang melarikan diri tetapi penduduk mengatakan banyak yang terjebak oleh tentara Israel. Pemerintah kota Rafah mengatakan ribuan warga sipil Palestina masih terputus.

    Israel Targetkan Rumah Sakit Nasser

    Kementerian Kesehatan di Gaza mengutuk pengeboman Israel terhadap Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, yang menewaskan dua orang dan menghancurkan bangsal bedah pria.

    Ismail Barhoum, anggota biro politik Hamas, tewas saat menjalani perawatan, bersama seorang anak laki-laki berusia 16 tahun di rumah sakit tersebut.

    “Serangan ini merupakan kejahatan perang baru yang menambah catatan pelanggaran berulang Israel terhadap warga sipil dan fasilitas medis, yang secara mencolok melanggar aturan hukum humaniter internasional,” kata Munir al-Bursh, direktur jenderal kementerian, dalam sebuah pernyataan.

    Hal ini “tidak hanya menunjukkan pengabaian yang terang-terangan terhadap kehidupan orang-orang yang tidak bersalah tetapi juga menghambat penyediaan layanan medis yang menyelamatkan nyawa, pada saat pasien dan yang terluka membutuhkan perawatan terbaik,” tambahnya.

    Al-Bursh meminta masyarakat internasional dan organisasi kemanusiaan untuk mengambil tindakan segera dan agar penyelidikan internasional yang independen diluncurkan.

    Israel Resmikan 13 Permukiman Yahudi di Tepi Barat

    Kabinet Keamanan Israel menyetujui keputusan menjadikan 13 lingkungan permukiman yang ada di wilayah Tepi Barat Palestina sebagai wilayah ‘independen’. Hal ini dilakukan saat ke-13 daerah itu menjadi pos terdepan permukiman ilegal Yahudi di wilayah milik Palestina itu.

    Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich menggambarkan langkah itu sebagai langkah penting menuju kedaulatan de facto Israel atas Tepi Barat. Permukiman tersebut adalah Alon, Haresha, Kerem Reim, Neriya, Migron, Shvut Rachel, Ovnat, Brosh Habika, Leshem, Nofei Nehemia, Tal Menashe, Ibei Hanahal, dan Gvaot.

    Keputusan untuk memisahkan secara resmi lingkungan-lingkungan tersebut sebagai permukiman baru memungkinkan pemerintah Israel untuk menyediakan anggaran bagi masing-masing permukiman secara individual. Mereka juga akan mendapatkan dewan kotamadya mereka sendiri.

    “Kami terus memimpin revolusi dalam normalisasi dan formalisasi permukiman,” tulis Smotrich di X, Minggu (23/3/2025).

    “Alih-alih bersembunyi dan meminta maaf, kami mengibarkan bendera, membangun, dan bermukim. Ini adalah langkah penting lainnya dalam perjalanan menuju kedaulatan de facto (Israel) di Yudea dan Samaria (Tepi Barat).”

    Smotrich sendiri merupakan tokoh yang memiliki keinginan untuk secara permanen menghalangi pembentukan negara Palestina. Ia juga ingin agar Israel mencaplok sebagian besar wilayah Tepi Barat dan Gaza.

    Laut Merah Membara, 75% Kapal AS Putar Arah ke Afrika

    Serangan yang dilakukan oleh pemberontak Houthi di Yaman telah memaksa tiga perempat kapal berbendera Amerika Serikat untuk menghindari Laut Merah dan memilih rute yang lebih panjang dan mahal melalui ujung selatan Afrika.

    Melewati ujung selatan Afrika dapat menggandakan waktu perjalanan kapal antara Eropa dan Asia serta menambah biaya hampir US$1 juta, menurut LSEG Shipping Research.

    “Sebanyak 75% dari kapal berbendera AS kini harus melewati pantai selatan Afrika daripada melalui Terusan Suez,” ujar Penasihat Keamanan Nasional AS, Mike Waltz dalam program “Face the Nation” di CBS, Minggu (23/3/2025).

    “Terakhir kali salah satu kapal perusak kami melewati selat itu, kapal tersebut diserang sebanyak 23 kali,” imbuhnya.

    Serangan udara terbaru Amerika Serikat terhadap kelompok pemberontak yang didukung Iran ini merupakan yang pertama sejak Presiden Donald Trump mulai menjabat kembali pada Januari. Waltz menyebut bahwa serangan tersebut telah “menghabisi pemimpin utama Houthi,” termasuk kepala program rudal mereka.

    Israel Bunuh Pemimpin Senior Hamas Saat Salat

    Serangan udara Israel di Jalur Gaza semakin intens setelah kesepakatan gencatan senjata yang telah berjalan sejak Januari 2024 tiba-tiba dihentikan pada Selasa lalu. Setidaknya 634 warga Palestina dilaporkan tewas dalam eskalasi terbaru ini, termasuk Salah al-Bardawil, salah satu anggota senior Biro Politik Hamas.

    Al-Bardawil tewas bersama istrinya saat tengah melaksanakan salat di tenda pengungsian mereka di Khan Younis pada Minggu (23/3/2025). Hamas menuduh Israel melakukan pembunuhan yang disengaja terhadap pemimpin mereka.

    “Darahnya, darah istrinya, dan para syuhada lainnya akan terus menjadi bahan bakar dalam pertempuran kami untuk kebebasan dan kemerdekaan. Musuh kriminal ini tidak akan mampu menghancurkan tekad dan perjuangan kami,” bunyi pernyataan resmi Hamas, dilansir Al Jazeera.

    Israel sendiri belum memberikan komentar mengenai kematian Al-Bardawil, tetapi beberapa pemimpin senior Hamas lainnya juga telah tewas dalam serangan yang terjadi sejak Israel kembali melancarkan operasi militernya pekan lalu.

    Dalam serangan udara terbaru pada Minggu, sedikitnya 23 orang tewas. Militer Israel juga mengeluarkan perintah evakuasi bagi warga di Tal as-Sultan, Rafah.

    Israel Blokade Bantuan Kemanusiaan

    Sebelum melanjutkan serangan besar-besaran pekan lalu, Israel telah memberlakukan blokade penuh terhadap masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza serta memutus pasokan listrik sejak 1 Maret.

    Pada Rabu, Israel kembali melancarkan serangan darat, mengirim pasukan ke daerah-daerah yang sebelumnya mereka tinggalkan selama hampir dua bulan masa gencatan senjata. Pasukan Israel juga disebut-sebut telah melanggar gencatan senjata beberapa kali sejak kesepakatan tersebut mulai berlaku pada 19 Januari lalu.

    Sejak perang Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, pasukan Israel telah membunuh hampir 50.000 orang Palestina. Serangan ini terjadi sebagai respons terhadap serangan Hamas di Israel Selatan yang menewaskan 1.139 orang serta menculik sekitar 250 warga Israel, sebagian besar di antaranya telah dibebaskan melalui negosiasi.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeklaim bahwa serangan militer yang diperbarui ini bertujuan untuk memaksa Hamas menyerahkan sisa sandera yang mereka tahan.

    Namun, Hamas menuduh Israel mengorbankan para sandera dengan terus melanjutkan serangan militer. Hamas juga menyalahkan Netanyahu karena dianggap mengingkari perjanjian gencatan senjata dan menolak negosiasi untuk mengakhiri perang serta menarik pasukannya dari Gaza.

    Pada Jumat, Hamas menyatakan bahwa mereka tengah mempertimbangkan proposal mediasi dari Amerika Serikat untuk memulihkan gencatan senjata hingga April setelah Ramadan dan perayaan Paskah Yahudi, sebagai bagian dari upaya negosiasi penghentian perang.

    Israel Serang Lebanon

    Sementara itu, Israel juga kembali melancarkan serangan ke wilayah Lebanon setelah sebelumnya mengklaim adanya serangan roket dari perbatasan pada Sabtu. Serangan ini berpotensi mengancam perjanjian gencatan senjata dengan kelompok Hizbullah yang telah berlaku sejak November 2023.

    Militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah menyerang wilayah Tyre dan Touline, dengan target yang mereka sebut sebagai “posisi Hizbullah.” Israel menyebut bahwa enam roket telah ditembakkan dari Lebanon ke wilayah utara Israel, tiga di antaranya berhasil dicegat.

    Namun, Hizbullah membantah keterlibatan mereka dalam serangan tersebut dan menuduh Israel mencari alasan untuk terus melakukan agresi terhadap Lebanon.

    “Ini hanyalah dalih bagi Israel untuk terus menyerang Lebanon. Kami berdiri bersama negara Lebanon dalam menghadapi eskalasi Zionis yang berbahaya ini,” kata Hizbullah dalam pernyataannya.

    Sejak serangan Israel terhadap Lebanon dimulai pada Sabtu, sedikitnya tujuh orang tewas dan 40 lainnya mengalami luka-luka.

    Ben-Gvir Sebut Bos Shin Bet sebagai ‘Penjahat’

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menuduh kepala Shin Bet Ronen Bar sebagai pembohong, penjahat, dan penjahat beberapa hari setelah Mahkamah Agung mengeluarkan perintah untuk membekukan sementara pemecatannya.

    “Dia seharusnya dipenjara,” kata Ben-Gvir kepada surat kabar Maariv.

    Dia mengklaim kepala badan intelijen dalam negeri memata-matai dia dan menteri lainnya. “Menerbitkan instruksi oleh kepala Shin Bet untuk memata-matai saya dan mencari bukti terhadap saya adalah kudeta,” tambah Ben-Gvir.

    Perdana Menteri Netanyahu mengumumkan minggu lalu bahwa dia kehilangan kepercayaan pada Bar dan bermaksud untuk memecatnya. Demonstrasi telah diadakan terhadap pemecatan tersebut minggu ini, dengan para kritikus melihatnya sebagai upaya untuk melemahkan lembaga negara.

    Bar yang sedang menyelidiki dugaan korupsi dalam pemerintahan Netanyahu, menuduh perdana menteri tersebut dengan sengaja menyabotase kesepakatan gencatan senjata Gaza.

    (fab/fab)

  • Fatah Minta Hamas Mundur Demi Warga Palestina – Halaman all

    Fatah Minta Hamas Mundur Demi Warga Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Partai Fatah, yang dipimpin oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas, telah mengeluarkan pernyataan mendesak Hamas untuk menyerahkan kekuasaan di Jalur Gaza kepada Israel.

    Permintaan ini bertujuan untuk melindungi nyawa dan keberadaan warga Palestina yang terjebak dalam konflik yang berkepanjangan.

    Mengapa Fatah Mendesak Hamas Mundur?

    Juru bicara Fatah, Monther al-Hayek, menjelaskan bahwa situasi di Jalur Gaza sangat mengkhawatirkan. “Hamas harus mengundurkan diri dari pemerintahan dan mengakui sepenuhnya bahwa pertempuran di depan akan berujung pada berakhirnya keberadaan warga Palestina,” katanya dalam sebuah pernyataan yang dilansir dari New Arab.

    Al-Hayek menekankan pentingnya Hamas menunjukkan belas kasihan kepada warga Gaza, terutama anak-anak, wanita, dan pria yang terperangkap dalam situasi sulit ini.

    Meskipun permintaan ini telah diajukan, hingga saat ini Hamas belum memberikan komentar resmi mengenai desakan dari Fatah.

    Sejarah Penguasaan Gaza oleh Hamas

    Hamas mulai menguasai Jalur Gaza pada tahun 2007, setelah terjadinya konflik bersenjata yang memaksa pasukan Fatah mundur dari wilayah tersebut.

    Sejak saat itu, Hamas telah menjadi penguasa de facto di Gaza, sementara Otoritas Palestina yang dikepalai Fatah tetap mengontrol Tepi Barat.

    Situasi ini menyebabkan Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan sejumlah negara Barat lainnya.

    Pemerintahan Hamas yang semakin kuat ini membuat Israel khawatir akan potensi ancaman terhadap stabilitas negara mereka, yang pada gilirannya memicu serangkaian serangan militer ke wilayah-wilayah yang dianggap sebagai markas Hamas.

    Ancaman Pencaplokan Wilayah Gaza

    Di tengah situasi yang semakin memanas, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengeluarkan ancaman untuk melanjutkan agresi militer. “Jika Hamas terus menolak membebaskan para sandera, saya telah menginstruksikan IDF untuk merebut wilayah tambahan dan menduduki sebagian wilayah tersebut secara permanen,” kata Katz dalam sebuah pernyataan yang dilansir oleh BBC International.

    Katz juga menjelaskan bahwa operasi ini dilakukan untuk melindungi masyarakat Israel, sembari mengingatkan agar warga sipil Gaza segera mengungsi dari area pertempuran.

    Alasan Penundaan Pembebasan Sandera

    Hamas telah menjelaskan bahwa keputusan mereka untuk menunda pembebasan sandera Israel disebabkan oleh ketidakpatuhan Netanyahu terhadap perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya.

    Sebagai akibatnya, tensi antara kedua belah pihak semakin meningkat, dan Israel mengintensifkan serangan mereka.

    PM Israel Benjamin Netanyahu juga menyatakan, “Israel akan mulai sekarang bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat.” Penolakan Hamas terhadap usulan perpanjangan gencatan senjata telah menjadi salah satu pemicu kembali memburuknya situasi di Gaza.

    Permintaan Fatah agar Hamas mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada Israel menambah kompleksitas situasi di Jalur Gaza.

    Dengan ancaman pencaplokan wilayah yang semakin mendesak, masa depan warga Palestina di kawasan tersebut menjadi semakin tidak pasti.

    Upaya untuk menciptakan perdamaian dan perlindungan bagi masyarakat sipil akan sangat bergantung pada bagaimana kedua pihak dapat menyelesaikan konflik yang berkepanjangan ini.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Erdogan Vs Imamoglu: Pertarungan Presiden Melawan Wali Kota yang Bisa Mengakhiri Kekuasaan 22 Tahun – Halaman all

    Erdogan Vs Imamoglu: Pertarungan Presiden Melawan Wali Kota yang Bisa Mengakhiri Kekuasaan 22 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, ANKARA – Dalam keramaian jalanan yang dipenuhi dengan demonstrasi dan teriakan kebangkitan demokrasi, Turki seolah berada di ambang perubahan besar.

    Pada titik kritis ini, eksekutif berkuasa, Presiden Recep Tayyip Erdogan, mendapati ancaman serius dari seorang pemimpin oposisi yang meroket popularitasnya, Ekrem Imamoglu, seorang Wali Kota Istanbul.

    Pergulatan politik ini bukan sekadar persaingan antara dua tokoh, namun bagi sebagian masyarakat Turki menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintah yang berkuasa.

    Imamoglu, yang menjabat sebagai Wali Kota Istanbul sejak 2019, dinilai menjadi sosok yang mampu menyuarakan aspirasi rakyat dengan bahasa yang mudah dipahami.

    Dengan latar belakang keluarga yang konservatif dari Trabzon, Imamoglu berbicara kepada berbagai lapisan masyarakat, dari kalangan religius hingga nasionalis.

    Dia dianggap sebagai pemimpin yang “merasa” dengan kondisi rakyat, sebuah aset politik di tengah krisis ekonomi yang semakin mengimpit.

    Satu hal yang pasti, perjalanan politiknya bukanlah hal mudah.

    Kemenangan awalnya dalam pemilihan walikota, yang diraih dengan selisih 23.000 suara sebelum diulang dan dimenangkan dengan lebih dari 800.000 suara, merupakan tamparan telak bagi Erdogan.

    “Kemenangan itu bukan hanya angka, tapi tanda bahwa rakyat menginginkan perubahan,” kata seorang pendukung Imamoglu di tengah kerumunan demonstrasi.

    Ini adalah momen bersejarah, kembali mengembalikan Istanbul ke tangan oposisi setelah lebih dari dua dekade.

    Serangan Balik Erdogan

    Namun, di balik kebangkitan Imamoglu, terjadi tindakan represif yang dilakukan oleh Erdogan.

    Pada 23 Maret 2025, Imamoglu ditangkap dengan tuduhan korupsi dan terorisme, yang diwarnai oleh tuduhan yang dianggap banyak pengamat sebagai upaya balas dendam politik.

    Penangkapan ini diikuti dengan penahanan lebih dari seratus orang, termasuk pejabat pemerintahan lokal yang dekat dengannya, menciptakan rasa ketidakadilan di kalangan masyarakat.

    Rangkaian peristiwa yang cepat ini telah membuka jalan bagi protes besar-besaran di seluruh negeri sejak akhir pekan.

    Turki tengah terguncang dengan cara yang belum pernah dialaminya selama bertahun-tahun.

    Selama berhari-hari, penduduk di Istanbul, Ankara, Izmir, Bursa, Antalya, Adana, dan kota-kota besar lainnya telah melanggar larangan demonstrasi pemerintah. Dan mereka tampaknya tidak meninggalkan jalan.

    Pertarungan Erdogan-Imamoglu bukan lagi sekadar persaingan politik – ini menjadi konfrontasi yang menentukan yang dapat membentuk kembali masa depan Turki.

    Imamoglu, wali kota Istanbul sejak 2019, dipandang oleh Erdogan sebagai ancaman politik yang nyata bagi Erdogan, yang telah memerintah Turki selama 22 tahun.

    Pertarungan kekuasaan di Turki

    Selama 100 tahun sejarahnya, Republik Turki modern terbiasa dengan transisi kekuasaan yang damai dalam demokrasi parlementer yang layak.

    Meskipun rezim militer sementara menghasilkan hasil yang mencolok, tentara pada akhirnya selalu membuka jalan bagi politik sipil dalam waktu singkat.

    Bagi rakyat Turki, perubahan kepemimpinan merupakan hal yang biasa dalam lingkungan yang relatif kompetitif.

    Keadaan kemudian berubah dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang beraliran Islam dan pemimpinnya yang karismatik Erdogan, yang berkuasa pada awal tahun 2000-an sebagai bagian dari integrasi negara tersebut ke dalam model pemerintahan neoliberal Barat.

    Rakyat Turki tidak mengenal penguasa lain sejak saat itu.

    Para analis Barat mengatakan, sepanjang masa pemerintahannya, Erdogan mengandalkan campuran manuver politik, retorika populis, kontrol kelembagaan, dan kondisi internasional yang menguntungkan untuk menyingkirkan para pesaing dan mempertahankan dominasi.

    Namun, Imamoglu menghadirkan tantangan yang berbeda.

    Skala dan kecepatan kampanye untuk menyingkirkan wali kota Istanbul telah mengejutkan para pengamat di seluruh spektrum politik.

    Para analis menyamakan tontonan media tersebut dengan “operasi Ergenekon” yang terkenal pada tahun 2000-an, ketika para tersangka perencana kudeta terseret dalam penangkapan massal yang dipimpin oleh jaringan Gulenis di dalam badan peradilan – banyak di antaranya kemudian menyerang Erdogan selama kudeta yang gagal pada tahun 2016 untuk menggulingkannya.

    Bagi sebagian besar orang, serangkaian penahanan massal minggu lalu merupakan tanda yang jelas bahwa Erdogan sedang mencoba untuk menyingkirkan penantangnya yang paling kredibel menjelang pemilihan presiden berikutnya.

    Kebangkitan Imamoglu yang meroket

    Perjalanan Imamoglu menuju keunggulan nasional berlangsung cepat dan, bagi Erdogan, sangat merepotkan.

    Awalnya wali kota Beylikduzu, distrik yang berkembang pesat di tepi barat Istanbul, Imamoglu relatif tidak dikenal di luar daerah pemilihannya.

    Namun pada tahun 2019, pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP) yang pro-Kemalist, Kemal Kilicdaroglu, mencalonkannya sebagai kandidat partai untuk Istanbul – sebuah pilihan yang mengejutkan pada saat itu.

    Hampir semua orang terkejut, Imamoglu menang.

    Namun, kemenangannya dengan 23.000 suara ditentang oleh AKP Erdogan, yang menuntut penghitungan ulang dan akhirnya membatalkan hasilnya.

    Dewan Pemilihan Tertinggi secara kontroversial memerintahkan pemilihan ulang, dengan alasan adanya penyimpangan meskipun tidak ada bukti konkret.

    Alih-alih melemahkan momentum Imamoglu, langkah tersebut justru menggalang dukungan publik untuknya.

    Dalam pemilihan ulang pada bulan Juni 2019, ia menang dengan lebih dari 800.000 suara, memberikan Erdogan kekalahan politik paling menyakitkan hingga saat ini dan mengembalikan kendali kota terbesar di Turki kepada oposisi setelah beberapa dekade.

    Bagi Erdogan, kekalahan itu bersifat pribadi. Istanbul adalah kota tempat ia memulai karier politiknya sebagai wali kota pada tahun 1990-an.

    Di tingkat internasional, Imamoglu juga menarik perhatian.

    Para pembuat kebijakan Barat memandangnya sebagai seseorang yang dapat memulihkan keseimbangan dan kepastian hubungan luar negeri Turki.

    Ancaman Pemilu

    Dalam konteks pemilihan umum yang mendatang, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadapi tantangan serius dari mantan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu.

    Pada pemilihan presiden 2023, Erdogan berhasil mempertahankan kursinya meskipun menghadapi tantangan berat dari pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Kilicdaroglu, yang didukung oleh koalisi nasional.

    Namun, hasil pemilihan tersebut memicu keretakan dalam koalisi, dan CHP mengalami perpecahan internal.

    Erdogan, sebagai presiden saat ini, berusaha mengatasi ancaman dari Imamoglu, yang baru-baru ini terpilih kembali sebagai Wali Kota Istanbul dengan selisih lebih dari satu juta suara melawan kandidat yang didukung Erdogan, Murat Kurum.

    Imamoglu kini dianggap sebagai kandidat alami untuk pemilihan presiden 2028.

    Setelah kemenangan Imamoglu pada pemilihan lokal 2024, pemerintah Erdogan melancarkan serangkaian tindakan hukum yang mencurigakan terhadapnya.

    Imamoglu menghadapi tuduhan korupsi dan memiliki hukuman penjara yang ditangguhkan akibat komentar yang dianggap menghina lembaga pemilihan.

    Bulan ini, gelar universitasnya tiba-tiba dibatalkan, berpotensi mendiskualifikasinya dari pencalonan presiden.

    Serangan hukum ini terjadi menjelang pemilihan mendatang di Turki, dengan fokus pada ketidakberdayaan oposisi dalam menghadapi kekuasaan pemerintah.

    Tindakan tersebut mencakup penangkapan massal pejabat kota dan pengusaha yang dianggap memiliki hubungan dengan Imamoglu.

    Kolumnis Mehmet Ali Guller berpendapat bahwa menyingkirkan Imamoglu dari panggung politik merupakan inti dari strategi pihak penguasa.

    “Erdogan ingin memperoleh hak untuk dipilih kembali, dan kali ini tanpa batas, dengan konstitusi baru. Ini adalah ‘alasan internal’ untuk proses kesepakatan dengan Ocalan, yang dimulai di bawah kepemimpinan Bahceli. Erdogan berharap untuk terlebih dahulu mengubah konstitusi dengan memperoleh suara DEM di bawah instruksi Ocalan, dan kemudian memenangkan pemilihan,” ujarnya dikutip Cradle.

    Pendapat itu diamini Analis politik Turki Aydin Sezer. Menurutnya, strategi dalam jangka pendek, Erdogan ingin memastikan bahwa ia bisa maju sebagai kandidat di Pilpres mendatang, sekaligus mengeleminasi saingannya.

    “Bagi Erdogan, tidak ada cara lain selain menyelesaikan ini dengan sukses. Ia mengambil risiko yang serius.”

     

  • Fatah Minta Hamas Mundur, Serahkan Kekuasaan ke Israel Demi Keselamatan Warga Palestina – Halaman all

    Fatah Minta Hamas Mundur, Serahkan Kekuasaan ke Israel Demi Keselamatan Warga Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Partai Fatah yang dipimpin Presiden Palestina Mahmud Abbas mendesak Hamas untuk segera menyerahkan kekuasaan Jalur Gaza ke Israel.

    Adapun permintaan ini diajukan Fatah dengan dalih melindungi nyawa dan keberadaan warga Palestina yang mengungsi di Jalur Gaza.

    “Hamas harus mengundurkan diri dari pemerintahan dan mengakui sepenuhnya bahwa pertempuran di depan akan berujung pada berakhirnya keberadaan warga Palestina,” kata juru bicara Fatah Monther al-Hayek dalam pesan yang dikutip dari New Arab.

    Hamas sendiri hingga kini belum memberikan komentar atas desakan kelompok Fatah.

    Namun lewat cara ini Fatah menegaskan, bahwa penyerahan kekuasaan atas Gaza dapat mengurangi penderitaan warga Palestina yang selama ini telah tertekan akibat serangan Israel yang membabi buta,

    “Hamas harus menunjukkan belas kasihan terhadap Gaza, anak-anak, wanita dan pria,” kata juru bicara Fatah, Monther Al Hayek.

    Hamas Kuasai Gaza Sejak 2007

    Sebagai informasi, Hamas diketahui mulai mengambil alih kekuasaan di Gaza dari Otoritas Palestina yang didominasi Fatah pada 2007.

    Tepatnya saat konflik bersenjata terjadi pada Juni 2007, yang mengakibatkan Hamas mengambil alih Gaza dan mengusir pasukan Fatah dari wilayah tersebut.

    Sejak saat itu, Hamas telah menjadi penguasa de facto di Gaza, sementara Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Fatah tetap menguasai Tepi Barat.

    Pengambilalihan ini juga menyebabkan Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara Barat lainnya.

    Perkembangan Hamas yang kian pesat sayangnya membuat Israel mulai khawatir apabila kelompok tersebut mengancam stabilitas Israel dan menggagalkan potensi perdamaian dengan Palestina.

    Alasan tersebut yang membuat Israel kerap melakukan serangan dengan menargetkan wilayah-wilayah yang dianggap sebagai markas Hamas.

    Israel Ancam Bakal Caplok Lebih Banyak Wilayah Gaza

    Di tengah pertempuran yang kian memanas,  Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengancam akan melanjutkan agresi, menerjunkan pasukan pertahanan (IDF) untuk merebut lebih banyak wilayah di Gaza.

    “Jika Hamas terus menolak membebaskan para sandera, saya telah menginstruksikan IDF untuk merebut wilayah tambahan dan menduduki sebagian wilayah tersebut secara permanen,” kata Katz dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir BBC International.

    “Operasi ini dilakukan sambil mengevakuasi penduduk, dan memperluas zona keamanan di sekitar Gaza untuk kepentingan melindungi masyarakat Israel dan tentara IDF, melalui kendali permanen Israel atas wilayah tersebut,” imbuh Katz.

    Ancaman ini diungkap Katz sebagai gertakan atas sikap Hamas yang terus menolak membebaskan 24 dari 59 sandera yang masih hidup.

    Israel dan AS menuduh Hamas menolak usulan untuk memperpanjang gencatan senjata.

    “Ini menyusul penolakan berulang kali Hamas untuk membebaskan sandera kami, serta penolakannya terhadap semua proposal yang telah diterimanya dari Utusan Presiden AS Steve Witkoff,” kata PM Israel, Benjamin Netanyahu

    “Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat.” imbuhnya.

    Namun Hamas berdalih keputusannya untuk menunda pembebasan sandera Israel karena Netanyahu telah gagal mematuhi perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya.

    Perseteruan ini yang membuat Israel murka hingga kembali memerintahkan pasukannya untuk melanjutkan gempuran dan merebut lebih banyak wilayah Gaza.

    Untuk mempercepat pencaplokan, pekan lalu militer Israel menyebarkan selebaran berisi perintah agar warga sipil Gaza segera mengungsi dan meninggalkan area pertempuran di utara dan selatan wilayah Palestina.

    “Demi keselamatan Anda sendiri, Anda harus segera mengungsi ke tempat perlindungan yang diketahui di bagian barat Kota Gaza dan di Khan Younis,” katanya di akun X miliknya seperti dilansir Anadolu.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Tentara Israel Menahan 13 Warga Palestina Lagi Saat Melakukan Penyerangan di Tepi Barat – Halaman all

    Tentara Israel Menahan 13 Warga Palestina Lagi Saat Melakukan Penyerangan di Tepi Barat – Halaman all

    Setidaknya 13 warga Palestina ditahan dalam serangan militer Israel di Tepi Barat yang diduduki pada hari Minggu, Anadolu Agency melaporkan.

    Tayang: Senin, 24 Maret 2025 14:56 WIB

    Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English

    TEPI BARAT – Tangkapan Layar YouTube Al Jazeera English pada Senin (10/2/2025) yang menunjukkan militer Israel memperluas serangannya di Tepi Barat yang diduduki hingga menewaskan dua wanita, salah satunya sedang hamil delapan bulan pada Minggu (9/2/2025). 

    Tentara Israel Menahan 13 Warga Palestina Lagi Saat Melakukan Penyerangan di Tepi Barat

    TRIBUNNEWS.COM- Setidaknya 13 warga Palestina ditahan dalam serangan militer Israel di Tepi Barat yang diduduki pada hari Minggu, Anadolu Agency melaporkan.

    Pasukan Israel menggeledah beberapa rumah di kota Qalqilya dan menangkap lima orang, kantor berita resmi Wafa melaporkan.

    Empat orang lagi ditahan Israel di kota Nablus dan satu di Jenin di wilayah pendudukan, kata Wafa.

    Pasukan Israel juga menahan tiga warga Palestina di kota Silwad di Tepi Barat tengah.

    Penangkapan baru tersebut menambah jumlah warga Palestina yang ditahan oleh tentara Israel di Tepi Barat sejak Oktober 2023 menjadi lebih dari 15.700, termasuk mereka yang dibebaskan setelah ditangkap, menurut data Palestina.

    Angka tersebut tidak termasuk mereka yang ditangkap dari Jalur Gaza yang jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan.

    Selama beberapa tahun terakhir, militer Israel telah melakukan serangan rutin di Tepi Barat, yang meningkat dengan dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023. Warga Palestina juga telah diserang dengan kekerasan oleh pemukim ilegal Israel.

    Setidaknya 937 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 7.000 lainnya terluka oleh tembakan tentara Israel di wilayah yang diduduki, menurut Kementerian Kesehatan.

    Pada bulan Juli 2024, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan Israel selama puluhan tahun atas tanah Palestina adalah ilegal dan menuntut evakuasi semua pemukiman yang ada di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Pasukan Israel Perketat Masjid Al-Aqsa, Akses Masyarakat Palestina yang Ingin I’tikaf Dibatasi – Halaman all

    Pasukan Israel Perketat Masjid Al-Aqsa, Akses Masyarakat Palestina yang Ingin I’tikaf Dibatasi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Otoritas Israel kembali memberlakukan pembatasan pada akses warga Palestina ke Yerusalem yang ingin beribadah di Masjid Al-Aqsa.

    Pembatasan ini, dilakukan di tengah meningkatnya serangan pasukan IDF ke sejumlah wilayah Gaza.

    Dengan pengetatan ini, nantinya warga Palestina yang ingin melakukan ibadah atau i’tikaf selama bulan suci di Masjid Al-Aqsa akan dibatasi jumlahnya.

    Pasukan Israel di pos pemeriksaan Qalandiya di utara Yerusalem akan memeriksa kartu identitas pribadi dan izin beribadah.

    Warga Yamon di Tepi Barat yang diduduki, Ibrahim Awad, mengatakan kekecewaan atas kebijakan Israel yang memperketat akses masjid Al Aqsa

    “Saya tiba di pos pemeriksaan dan setelah mereka memeriksa identitas saya, saya ditolak masuk tanpa alasan,” kata Awad.

    Keluhan serupa juga diungkap seorang lelaki tua lainnya, Sadiq Mohammed, dari kota Beit Ur al-Tahta di distrik Ramallah

    “Di usia saya, mereka masih menolak akses saya ke Yerusalem dan shalat di Al-Aqsa, dengan dalih saya tidak punya izin salat,” jelas Sadiq

    Alasan Israel Batasi Al Aqsa

    Adapun kebijakan tersebut, sebenarnya sudah diberlakukan Israel sejak bertahun-tahun lamanya, namun di awal Ramadan pemerintah Netanyahu semakin memperketat akses beribadah di Masjid Al-Aqsa.

    Tak hanya membatasi masuknya jamaah Palestina dari wilayah pendudukan Tepi Barat ke masjid Al Aqsa.

    Lewat kebijakan tersebut, Israel hanya mengizinkan warga Palestina dari Yerusalem Timur dan penduduk Israel keturunan Palestina untuk mengakses situs tersebut.

    Pejabat keamanan juga hanya mengizinkan masuk anak-anak yang lebih muda dan orang dewasa yang lebih tua, yaitu anak-anak berusia di bawah 12 tahun.

    Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, berpendapat pembatasan perlu dilakukan untuk menjaga keamanan masjid demi menghindari kerusuhan atau eskalasi situasi yang lebih besar.

    Ia berdalih selama bulan Ramadhan ribuan jemaah dari kalangan umat Islam berbondong-bondong melakukan ibadah.

    Hal ini dikhawatirkan dapat memicu ketegangan lebih besar, terutama di Yerusalem yang memiliki nilai religius tinggi bagi umat Muslim, Yahudi, dan Kristen.

    Namun, menurut pandangan umat Palestina, pembatasan ini merupakan bagian dari kebijakan Israel yang lebih luas untuk menyenangkan kaum Yahudi di Yerusalem Timur, dan menghapus identitas Arab dan Islam di Masjid Al Aqsa.

    80 Ribu Warga Palestina Nekat Itikaf di Al-Aqsa

    Meski menghadapi penjagaan ketat, hal tersebut tak membuat warga Gaza menyerah.

    Mengutip laporan Anadolu, sekitar 80.000 warga Palestina tetap teguh menjalankan ibadah salat Jumat dan itikaf di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur, pada Jumat (21/3/2025).

    Tak peduli hujan deras atau hambatan dari otoritas Israel, mereka tetap berbondong-bondong untuk menjalankan ibadah i’tikaf, sebuah tradisi berdiam diri di masjid yang semakin bermakna di tengah situasi penuh tekanan.

    “Delapan puluh ribu jamaah melaksanakan salat Jumat di Masjid Al-Aqsa hari ini,” ujar Sheikh Azzam al-Khatib, Direktur Jenderal Wakaf Islam di Yerusalem.

    Bagi rakyat Palestina, Masjid Al-Aqsa bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga simbol perlawanan terhadap pendudukan Israel.

    Setiap tahun, terutama di bulan Ramadan, masjid ini menjadi pusat konfrontasi antara warga Palestina dan otoritas Israel yang terus mencoba membatasi akses ke sana.

    Namun, semangat mereka tak pernah padam, kehadiran 80.000 jamaah di Al-Aqsa di tengah segala rintangan menjadi bukti bahwa perjuangan mereka masih terus berlanjut.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • AS Menolak Tanggapan Terhadap Seruan Menhan Israel Aneksasi Gaza – Halaman all

    AS Menolak Tanggapan Terhadap Seruan Menhan Israel Aneksasi Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) menolak untuk menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, yang menyerukan aneksasi sebagian wilayah Jalur Gaza.

    Juru bicara Deplu AS, Tammy Bruce, menyatakan bahwa pernyataan Katz hanyalah pengalihan isu dan menegaskan bahwa fokus AS saat ini adalah menghentikan pembantaian massal.

    Tammy Bruce mengungkapkan bahwa pernyataan Israel Katz tidak layak untuk ditanggapi. “Mungkin mereka ingin kita selalu berbicara tentang hal lain agar orang lain teralihkan perhatiannya,” ujarnya.

    Bruce menekankan bahwa fokus AS tetap pada upaya menghentikan kekerasan yang terjadi di Gaza.

    Ancaman dari Israel Katz

    Sebelumnya, Israel Katz mengancam untuk melakukan aneksasi lebih banyak wilayah Gaza setelah mengusir penduduk Palestina.

    “Saya perintahkan tentara untuk merebut lebih banyak wilayah di Gaza,” kata Katz.

    Ia juga mengancam akan memperluas zona penyangga jika Hamas tidak segera membebaskan sandera.

    Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, mengimbau warga Gaza untuk mengungsi demi keselamatan mereka. “Segera menuju ke selatan menuju tempat perlindungan,” ujarnya.

    Pernyataan Katz menuai kecaman dari Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot, yang menolak segala bentuk aneksasi.

    “Negara kami menentang segala bentuk aneksasi baik yang menyangkut Tepi Barat maupun Jalur Gaza,” tegas Barrot.

    Sementara itu, Hamas berupaya melanjutkan negosiasi gencatan senjata yang disepakati pada bulan Januari, meskipun Israel bersikeras agar Hamas segera membebaskan semua sandera.

    Israel Tak Henti Serang Gaza

    Dalam perkembangan lain, Israel melanjutkan bombardir intensif di Gaza pada Selasa, 18 Maret 2025, dengan alasan adanya kebuntuan dalam perundingan gencatan senjata.

    Serangan ini telah mengakibatkan lebih dari 700 warga Palestina tewas dan lebih dari 900 lainnya terluka.

    Presiden Israel, Isaac Herzog, menyampaikan kekhawatirannya mengenai keputusan pemerintah saat ini.

    Dalam sebuah pernyataan video, Herzog mengungkapkan bahwa keputusan berperang di Gaza dapat menjadi boomerang di masa depan.

    “Tidak terpikirkan untuk melanjutkan pertempuran sementara masih menjalankan misi suci untuk membawa pulang para sandera kita,” tutup Herzog.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • AS Pilih Bungkam, Tolak Tanggapi Seruan Aneksasi Gaza oleh Menhan Israel – Halaman all

    AS Pilih Bungkam, Tolak Tanggapi Seruan Aneksasi Gaza oleh Menhan Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Departemen Luar Negeri AS menolak untuk menanggapi pernyataan Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz yang menyerukan aneksasi di beberapa Jalur Gaza.

    Hal tersebut terlihat ketika juru bicara Deplu AS, Tammy Bruce mengindari pernyataan soal aneksasi tersebut.

    Menurutnya, pernyataan Israel Katz hanyalah untuk pengalihan isu. Sehingga ia memilih untuk tidak menanggapinya.

    “Yang lain, mungkin mereka ingin kita selalu berbicara tentang hal lain, agar orang lain teralihkan perhatiannya dengan hal itu sehingga kita berhenti memikirkan hal yang harus segera kita tangani,” katanya, dikutip dari Anadolu Anjansi.

    Pihaknya mengklaim bahwa saat ini fokus AS tidak akan teralihkan untuk menghentikan pembantaian massal.

    “Menarik bahwa kita dapat terus mengingat hakikat dari apa yang ada di depan kita, yaitu menghentikan pembantaian massal terhadap orang-orang, penggunaan orang lain sebagai tameng manusia, kekacauan umum yang ditimbulkannya, dan fakta bahwa ada cara untuk menghentikannya,” tambahnya.

    Sebelumnya, Israel Katz mengatakan negaranya akan mengancam akan melakukan aneksasi di Gaza.

    Ia memerintahkan kepada pasukan Israel untuk mencaplok lebih banyak wilayah Gaza setelah mengusir penduduk Palestina.

    “Saya perintahkan (tentara) untuk merebut lebih banyak wilayah di Gaza,” katanya, dikutip dari Al-Arabiya.

    Katz mengatakan bahwa ini ancaman untuk Hamas, agar mereka segera membebaskan sandera.

    “Semakin Hamas menolak membebaskan para sandera, semakin banyak wilayah yang akan hilang, yang akan dianeksasi oleh Israel,” tambahnya.

    Tidak hanya itu, Katz juga mengancam akan memperluas zona penyangga apabila Hamas tidak segera membebaskan sandera.

    “Jika Hamas tidak mematuhinya, kami akan memperluas zona penyangga di sekitar Gaza untuk melindungi wilayah penduduk sipil dan tentara Israel dengan menerapkan pendudukan permanen Israel di wilayah tersebut,” ancamnya.

    Senada dengan Katz, juru bicara militer Israel, Avichay Adraee telah mendesak seluruh warga Gaza yang berada di daerah Al-Salatin, Al-Karama dan Al-Awda untuk segera mengungsi dari rumah mereka.

    “Demi keselamatan Anda, segera menuju ke selatan menuju tempat perlindungan yang diketahui,” kata Adraee melalui X. 

    Namun pernyataan Katz ini mendapat kecaman dari menteri luar negeri Prancis Jean-Noel Barrot.

    Barrot dengan tegas menolak aneksasi seperti yang diucapkan Katz.

    “Negara kami menentang segala bentuk aneksasi, baik yang menyangkut Tepi Barat maupun Jalur Gaza,” tegasnya.

    Sementara itu, Hamas telah berupaya memajukan negosiasi ke tahap kedua dari gencatan senjata yang disepakati pada bulan Januari.

    Namun Israel bersikeras agar Hamas segera membaskan semua sandera yang tentunya ini melanggar kesepakatan awal.

    Israel Terus Bombardir Gaza

    Israel melanjutkan pemboman intensif di Gaza pada Selasa (18/3/2025).

    Mereka beralasan serangan ini sebagai kebuntuan dalam perundingan gencatan senjata.

    Di mana gencatan tahap pertama telah berakhir pada awal bulan ini.

    Serangan ini juga merupakan persetujuan dari Presiden AS Donald Trump.

    Akibat serangan ini, lebih dari 700 warga Palestina tewas dan lebih dari 900 lainnya cedera.

    Serangan ini tentunya mendapat kecaman dari berbagai pihak, bahkan dari presiden Israel sendiri.

    Presiden Israel, Isaac Herzoh  menyampaikan kekhawatirannya mengenai tindakan pemerintah dalam sebuah pernyataan video pada hari Kamis (19/3/2025).

    Herzog mengatakan bahwa dirinya khawatir keputusan Netanyahu saat ini menjadi boomerang di masa depan.

    “Tidak mungkin untuk tidak merasa sangat terganggu oleh kenyataan pahit yang terbentang di depan mata kita,” kata Herzog dalam sebuah pernyataan video,dikutip dari Arab News.

    Herzog dengan jelas mengatakan bahwa keputusan berperang di Gaza tidak dapat diterima.

    Menurutnya, pasukan Israel tidak dapat fokus membebaskan sandera apabila melanjutkan agresi di Gaza.

    “Tidak terpikirkan untuk melanjutkan pertempuran sementara masih menjalankan misi suci untuk membawa pulang para sandera kita,” kata Herzog.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Israel Katz dan Konflik Palestina vs Israel

  • Israel akan Mencaplok Lebih Banyak Tanah di Wilayah Gaza Kata Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz – Halaman all

    Israel akan Mencaplok Lebih Banyak Tanah di Wilayah Gaza Kata Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz – Halaman all

    Israel akan Mencaplok Lebih Banyak Wilayah Gaza, Kata Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz

    TRIBUNNEWS.COM- Surat kabar Israel Haaretz mengutip Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz pada hari Jumat yang mengatakan bahwa jika Hamas terus menolak untuk membebaskan tahanan di Jalur Gaza, maka Hamas akan kehilangan lebih banyak tanah yang akan dianeksasi Israel.

    Katz mengatakan dia telah memerintahkan tentara untuk memperluas zona keamanan di Jalur Gaza dan mengevakuasi penduduk dari daerah tersebut.

    Katz menyatakan bahwa militer Israel mengerahkan segala tekanan yang mungkin kepada Hamas untuk membebaskan sandera yang tersisa, termasuk mengevakuasi penduduk Gaza ke selatan dan melaksanakan rencana pemukiman kembali Presiden AS Donald Trump.

    Menteri Pertahanan Israel menambahkan bahwa negaranya mendukung rencana utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, untuk membebaskan semua tahanan dalam dua tahap, disertai dengan gencatan senjata “yang tidak membahayakan tujuan keamanan Israel.”

    Mengomentari pernyataan Katz, Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noël Barrot mengatakan pada hari Jumat bahwa Prancis “menentang segala bentuk aneksasi” di Tepi Barat atau Jalur Gaza yang diduduki.

    Di darat, kendaraan tentara Israel menembus lingkungan Tel al-Sultan, yang terletak di Rafah barat, di Gaza selatan.

    Stasiun radio Palestina Al-Aqsa melaporkan bahwa sekelompok kendaraan Israel lainnya telah maju ke daerah Al-Atatra di Beit Lahia, utara Jalur Gaza, mencatat penembakan Israel yang sedang berlangsung dan tembakan gencar dari kendaraan Israel di berbagai bagian Jalur Gaza.

    Militer Israel melanjutkan operasi daratnya di Jalur Gaza selatan hari ini, sementara Presiden Israel Isaac Herzog menyatakan “kekhawatiran” atas dimulainya kembali pertempuran, dalam kritik langka terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. 

    “Tidak mungkin untuk tidak merasa sangat prihatin dengan kenyataan pahit yang terungkap di depan mata kita,” kata Herzog dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, tanpa menyebut nama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

    Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza Selasa lalu setelah gencatan senjata selama seminggu. Serangannya hari itu menewaskan lebih dari 400 orang, salah satu jumlah korban tewas tertinggi dalam satu hari sejak dimulainya perang pada Oktober 2023.

     

     

    SUMBER: Asharq Al-Awsat