Negara: Tepi Barat

  • Ketua DPR RI desak Israel hentikan serangan di Palestina

    Ketua DPR RI desak Israel hentikan serangan di Palestina

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPR RI Puan Maharani mendesak Israel untuk menghentikan serangan di Palestina saat menyampaikan sambutan dalam forum kelompok parlemen yang mendukung Palestina atau The Group of Parliaments in support of Palestine di Istanbul, Turki, Jumat (18/4) sore waktu setempat.

    “Masyarakat internasional harus berbicara dengan satu suara dalam mendesak Israel untuk sepenuhnya mematuhi ketentuan gencatan senjata. Memblokir bantuan kemanusiaan adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional,” kata Puan sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Sabtu.

    Puan menyoroti bahwa bencana kemanusiaan di Gaza telah menyebabkan banyak anak-anak kelaparan, rumah sakit rusak, dan seluruh keluarga hidup tanpa kebutuhan dasar manusia.

    Ia menyebut tidak ada tanda-tanda kelegaan hingga kini. Sebab, serangan Israel terhadap warga sipil termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua terus berlanjut di Gaza dan Tepi Barat.

    Untuk itu, ia menegaskan kembali bahwa Indonesia selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina. Hal itu sejalan dengan cita-cita pendiri bangsa bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.

    “Rakyat Indonesia selalu mengingat kata-kata inspiratif dari Bapak pendiri negara kami, Presiden Sukarno yang pernah berkata, ‘Selama kebebasan Palestina belum dikembalikan kepada orang-orang Palestina, maka selamanya Indonesia akan berdiri menentang pendudukan Israel’,” katanya mengenang.

    Menurut Puan, saat ini dunia tengah menghadapi berbagai krisis yang tumpang tindih. Ia juga menyinggung bahwa seluruh dunia baru saja menyaksikan peningkatan sengketa perdagangan dan tarif antarnegara, bahkan ketika perang dan konflik sedang berlangsung di berbagai kawasan.

    “Di saat dunia sangat membutuhkan persatuan dan kolaborasi yang lebih kuat, kita dihadapkan dengan perpecahan yang semakin meningkat. Di saat perdamaian lebih dibutuhkan dari sebelumnya, kita melihat meluasnya kekerasan di berbagai belahan dunia,” katanya.

    Untuk mengatasi tantangan global secara efektif, Puan menilai negara-negara di dunia harus mempromosikan diplomasi dan dialog dalam menyelesaikan pertikaian internasional, termasuk masalah Palestina yang sudah berlangsung lama.

    “Meskipun ada tekanan kuat yang dihadapi masing-masing negara kita dalam menangani krisis domestik dan internasional, kita tidak boleh melupakan keharusan untuk mengejar perdamaian dan keadilan bagi Palestina,” katanya.

    Ia memandang parlemen di setiap negara harus melangkah maju dan menjadi bagian dari solusi. Parlemen abad ke-21, kata dia, harus berwawasan ke depan, responsif, dan diperlengkapi untuk membantu mengatasi masalah global.

    “Kita harus mengadvokasi kerja sama, mempromosikan dialog, dan menolak unilateralisme. Kita harus memimpin dalam mempromosikan resolusi damai dan menolak kekerasan sebagai sarana untuk menyelesaikan perselisihan,” Puan menyerukan.

    Puan menilai, anggota parlemen dan para wakil rakyat tidak bisa tinggal diam atas kondisi ini. Ia menyebut tanggung jawab anggota dewan bukan hanya kepada konstituen, tetapi juga kepada kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian.

    Dia menyesalkan gencatan senjata yang disepakati pada awal tahun 2025 ternyata belum ditegakkan. Oleh karena itu, ia mengajak parlemen dunia menyuarakan tuntutan kolektif untuk segera memulihkan keadaan di Palestina dan agar Israel menghentikan serangan.

    “Fase kedua gencatan senjata harus dilaksanakan tanpa penundaan. Parlemen di seluruh dunia harus mendorong pemerintah mereka untuk mengambil posisi yang lebih kuat,” Puan menegaskan.

    Dia juga mengajak anggota parlemen tiap-tiap negara untuk berani secara tegas menyatakan bahwa hal tersebut tidak dapat diterima dan melanggar hukum.

    “Oleh karena itu, kita harus membantu memobilisasi sumber daya, membangun dukungan publik, dan mendesak pemerintah kita untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza,” ujarnya.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bernasib Tragis, Warga Palestina Meninggal 3 Hari sebelum Dibebaskan dari Penjara Israel – Halaman all

    Bernasib Tragis, Warga Palestina Meninggal 3 Hari sebelum Dibebaskan dari Penjara Israel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nasib buruk menimpa Musab Hassan Adili (20), seorang warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Adili meninggal Rabu malam, (16/4/2025), atau tiga hari sebelum dijadwalkan dibebaskan oleh Israel.

    Kantor berita Wafa melaporkan Adili berasal dari Desa Osarin, selatan Kota Nablus, Tepi Barat, dan meninggal di Rumah Sakit Soroka.

    Komisi Urusan Tahanan dan Eks Tahanan beserta Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) menyebut Adili sudah ditahan sejak 22 Maret 2024. Dia dijatuhi hukuman penjara tiga belas bulan.

    Menurut komisi itu dan PPS, kematian Adili menambah daftar tahanan yang meninggal karena kejahatan yang di dalam sistem penjara Israel.

    Kini jumlah tahanan Palestina yang meninggal atau tewas sejak perang di Jalur Gaza meletus mencapai 64 orang.

    Jumlah itu adalah yang bisa diketahui. Setidaknya 40 dari mereka berasal dari Gaza.

    Kedua organisasi itu meminta lembaga HAM dunia untuk mengambil keputusan guna meminta pertanggungjawaban para pemimpin Israel yang diduga terlibat dalam kejahatan perang.

    Kepala RS di Gaza dilaporkan disiksa

    Sementara itu, Dr. Hussam Abu Safiya yang menjadi Kepala Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan di Gaza dilaporkan disiksa di penjara Israel.

    Pengacara Abu Safiya, Gheed Qassem, menyebut tulang rusuk dokter itu patah karena siksaan dari beberapa interogator Israel.

    Menurut Qassem, siksaan itu dilakukan agar Abu Safiya bersedia membuat kesaksian palsu yang akan digunakan Israel untuk melawan dia.

    Meski mendapaat siksaan, Qassem menolak untuk membuat kesaksian palsu apa pun.

    Sejak dokter itu dipenjara, berat badannya telah berkurang lebih dari 20 kg. Dia menderita sejumlah masalah kesehatan.

    Abu Safiya ditangkap Pasukan Pertahanan Israel (IDF) saat Israel menyebut RS Kamal Adwan pada bulan Desember 2024.

    Israel sudah lama dilaporkan melakukan kejahatan perang terhadap para pekerja kesehatan, termasuk menyerang fasilitas kesehatan.

    Salah satu RS yang diserang Israel adalah RS Kristen Al Ahli di Gaza. RS itu dibom Israel saat Minggu Palma tanggal 13 April lalu.

    Israel bunuh 15 tenaga kesehatan

    Beberapa waktu lalu IDF akhirnya mengakui para tentaranya membuat kesalahan karena membunuh lima belas tenaga kesehatan (nakes) di Gaza pada 23 Maret lalu.

    Meski demikian, IDF mengklaim beberapa di antara nakes itu punya kaitan dengan kelompok Hamas.

    Peristiwa pembunuhan itu terjadi di dekat Kota Rafah, Gaza selatan. Awalnya, konvoi ambulans Bulan Sabit Palestina (PRCS), sebuah mobil PBB, dan truk pemadam kebakaran dari Pertahanan Sipil Gaza ditembaki IDF.

    BBC melaporkan Israel awalnya mengklaim IDF melepaskan tembakan konvoi itu mendekat dan “mencurigakan”. Tidak ada sinar lampu depan di mobil.

    Selain itu, Israel mengklaim pengerahan kendaraan itu belum dikoordinasi atau disetujui oleh IDF.

    Akan tetapi, pernyataan Israel itu terbantahkan oleh rekaman dari ponsel salah satu nakes yang tewas. Rekaman tersebut memperlihatkan kendaraan-kendaraan itu memliki lampu. Para nakes menjawab panggilan untuk membantu korban luka.

    Awalnya video tersebut dibagikan oleh media kenamaan asal Amerika Serikat (AS), The New York Times. Video itu memperlihatkan kendaraan melaju. Lalu, tanpa ada peringatan, kendaraan itu mulai ditembaki.

    Video itu berdurasi sekitar 5 menit. Seorang nakes yang bernama Refat Radwan terdengar mengucapkan doa terakhirnya sebelum para tentara Israel mendekati kendaraan.

    Adapun pada Sabtu kemarin, IDF menyampaikan pernyataan kepada wartawan. IDF mengklaim tentaranya sebelumnya menembaki satu mobil yang berisi tiga anggota Hamas.

    Ketika ambulans mendekati tempat kejadian, pemantau dari udara menginformasikan kepada tentara bahwa konvoi kendaraan itu “melaju dengan mencurigakan”.

    Tatkala ambulans berhenti di samping mobil yang diduga berisi anggota Hamas itu, tentara Israel berasumsi mereka sedang terancam sehingga melepaskan tembakan. Padahal, tidak ada bukti satu pun nakes memegang senjata.

    Sebelumnya, Israel mengakui laporan mengenai kendaraan mendekat tanpa lampu itu tidak akurat. Laporan itu punya kaitan dengan pasukan yang terlibat penembakan.

    Salah satu nakes yang selamat berkata kepada BBC, ambulans itu menyalakan lampu. Dia membantah rekan-rekannya punya kaitan dengan kelompok militan apa pun.

    Video rekaman memperlihatkan ambulans diberi tanda dengan jelas. Di samping itu, para nakes mengenakan seragam yang memantulkan cahaya.

    Pejabat Israel mengatakan jenazah 15 nakes itu dikubur di dalam pasir oleh tentara Israel untuk melindungi mereka dari hewan liar.

  • Palestina Kecam Kunjungan Langka Netanyahu ke Gaza: Penyerbuan!

    Palestina Kecam Kunjungan Langka Netanyahu ke Gaza: Penyerbuan!

    Gaza City

    Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam keras kunjungan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ke Jalur Gaza pada Selasa (15/4) waktu setempat. Otoritas Palestina yang berkantor di Tepi Barat menyamakan kunjungan Netanyahu dengan “penyerbuan”.

    “Penyerbuan provokatif oleh Benjamin Netanyahu ke Gaza bagian utara, beserta pernyataan-pernyataannya, dimaksudkan untuk memperpanjang dan mengintensifkan kejahatan genosida dan pemindahan paksa (di wilayah Palestina),” sebut Kementerian Luar Negeri Palestina seperti dilansir AFP, Kamis (17/4/2025).

    Dalam kunjungan singkat, yang tergolong langka, ke Jalur Gaza itu, Netanyahu menemui pasukan Israel yang ditugaskan di daerah kantong Palestina itu dalam perang melawan Hamas.

    Kunjungan ini dilakukan saat militer Israel terus melancarkan serangan udara dan serangan darat terhadap wilayah tersebut.

    Berbicara di hadapan pasukan Israel, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan terus melancarkan serangan militer terhadap Hamas untuk mengamankan pembebasan para sandera yang masih ditahan.

    “Mereka menyerang musuh dan Hamas akan terus merasakan pukulan demi pukulan. Kita bersikeras agar mereka membebaskan para sandera kita, dan kita bersikeras untuk mencapai semua tujuan perang kita,” kata Netanyahu kepada pasukan Israel di Gaza, menurut pernyataan yang dirilis oleh kantor PM Israel.

    Militer Israel melanjutkan serangannya terhadap Gaza pada 18 Maret lalu, yang mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan dengan Hamas, yang sebagian besar telah menghentikan pertempuran di wilayah itu.

    Sejak saat itu, pasukan Israel merebut sebagian besar wilayah Jalur Gaza, dengan ratusan ribu penduduk sipil melarikan diri dari area-area yang menjadi target serangan gencar Israel.

    Pejabat-pejabat senior Israel, termasuk Netanyahu, telah berulang kali menegaskan bahwa hanya tekanan militer yang akan memaksa Hamas untuk membebaskan para sandera yang tersisa di Gaza.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ratusan Pemukim Ilegal Israel Serbu Makam Yusuf di Bawah Perlindungan Tentara Israel – Halaman all

    Ratusan Pemukim Ilegal Israel Serbu Makam Yusuf di Bawah Perlindungan Tentara Israel – Halaman all

    Ratusan Pemukim Ilegal Israel Serbu Makam Yusuf di Bawah Perlindungan Tentara Israel

    TRIBUNNEWS.COM – Ratusan pemukim ilegal Israel pada Selasa (15/4/2025) malam menyerbu situs makam Yusuf, di timur kota Nablus, Tepi Barat utara yang diduduki.

    Kantor berita Palestina, Wafa mengutip sumber lokal yang mengatakan para pemukim menyerbu lokasi makam di bawah perlindungan ketat pasukan Israel, dan melakukan ritual Talmud di lokasi tersebut.

    Dikatakan juga para pemukim Yahudi Israel dikawal oleh para tokoh mereka, termasuk Zvi Sukkot , seorang anggota Knesset yang terkenal karena retorikanya anti-Palestina, dan Yossi Dagan , yang bertanggung jawab atas permukiman di Tepi Barat utara.

    Secara paralel, tentara Israel menyerbu wilayah timur Nablus dan mengerahkan penembak jitu di atas bangunan-bangunan dekat lokasi makam Yusuf serta menghancurkan jalan-jalan terdekat menuju lokasi tersebut, tambah penyiar Palestina tersebut.

    Dihormati oleh umat Muslim (Palestina) dan Yahudi (Israel), makam Yusuf telah lama menjadi titik api bentrokan antara warga Palestina dan pemukim Israel.

    Umat ​​Yahudi meyakini situs tersebut sebagai tempat pemakaman bapa leluhur kitab suci, Yusuf atau Joseph.

    Namun, umat Muslim menentang klaim ini dengan mengatakan bahwa seorang ulama Islam, Sheikh Yussef Dawiqat, dimakamkan di situs tersebut dua abad yang lalu.

    Sejak dimulainya serangan Israel di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, hampir 950 warga Palestina telah tewas dan hampir 7.000 terluka dalam serangan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal di seluruh Tepi Barat yang diduduki, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

    Pada bulan Juli 2024, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan lama Israel atas wilayah Palestina adalah ilegal, dan menyerukan evakuasi semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

    SERBU MAKAM YUSUF – Suasana saat pemukim Israel menyerbu Makam Yusuf di Nablus, Tepi Barat. Orang-orang Palestina menegaskan bahwa situs tersebut merupakan tempat bersejarah milik umat Islam yang telah terdaftar di Departemen Wakaf Islam. (tangkap layar npc/RT Arabic)

    Memaksa Masuk Masjid Al-Aqsa

    Selain insiden tersebut, ratusan pemukim ilegal Israel dilaporkan juga memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki pada Selasa, menandai hari ketiga hari raya keagamaan Yahudi Paskah , kata seorang pejabat Palestina.

    Pejabat Departemen Wakaf Islam di Yerusalem mengatakan bahwa sedikitnya 1.220 pemukim ilegal memasuki lokasi titik api di bawah perlindungan polisi Israel sejak pagi.

    Para saksi mata mengatakan para pemukim masuk melalui area Gerbang Al-Mugharbah, di sebelah barat masjid suci.

    Sekitar 1.149 pemukim ilegal masuk ke kompleks tersebut pada hari Senin, dan 494 lainnya pada hari Minggu untuk menandai liburan selama seminggu.

    Paskah, yang memperingati keluarnya bangsa Israel dari Mesir pada masa Nabi Musa, dianggap sebagai salah satu hari raya terpenting dalam kalender agama Yahudi.

    Menurut Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina, pemukim ilegal menyerbu masjid tersebut sebanyak 21 kali bulan lalu, ketika umat Islam merayakan bulan suci Ramadan.

    Angka yang dirilis oleh gubernur Yerusalem menunjukkan bahwa 13.064 pemukim ilegal menyerbu masjid tersebut pada kuartal pertama tahun 2025.

    Sejak tahun 2003, Israel telah mengizinkan pemukim ilegal memasuki kompleks titik api hampir setiap hari, kecuali hari Jumat dan Sabtu.

    Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Umat Yahudi menyebut area itu “Temple Mount,” dan mengklaim bahwa di sana terdapat dua kuil Yahudi pada zaman dahulu.

    Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel tahun 1967.

    Israel mencaplok seluruh kota pada tahun 1980 dalam tindakan yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

    Seputar Makam Yusuf yang Sering Diziarahi Yahudi Israel

    Makam Yusuf terletak di kota Balata, sebelah timur kota Nablus, sebuah wilayah di bawah kedaulatan Otoritas Palestina, tetapi telah menjadi fokus konflik antara Palestina dan Zionis sejak pendudukan kota Nablus pada tahun 1967.

    Makam tersebut menjadi tujuan rutin bagi gerombolan pemukim Israel untuk berdoa dan melakukan ritual Talmud.

    Pada 1986, otoritas pendudukan Israel mendirikan sekolah Yahudi untuk mengajarkan Taurat berdampingan dengan Makam Yusuf.

    Pada 1990 “kuburan tersebut” diubah menjadi pos militer yang dikendalikan oleh tentara pendudukan Israel dan Kementerian Agama Israel mengklasifikasikannya sebagai pusaka Yahudi.

    Menurut klaim Yahudi, tulang belulang Nabi Yusuf bin Ya’qub” A.s. dibawa dari Mesir dan dimakamkan di tempat tersebut.

    Berdasarkan sebuah riwayat dalam Kitab Kejadian (salah satu kitab Taurat), orang-orang Yahudi mengatakan bahwa “Nabi Yusuf memerintahkan Bani Israel untuk memindahkan tulang-tulangnya dan menguburnya di sebelah timur kota Sikhem”.

    Sikhem ini adalah kota Nablus di Kanaan.

    Penelitian sejarah menunjukkan bahwa makam tersebut masih baru dan berasal dari era Ottoman atau Turki Usmani pada tahun 1904, di mana makam dibangun untuk mengenang seorang ulama bernama Yusuf Dweikat, yang datang ke wilayah tersebut dan mengajarkan agama Islam.

    Setelah Yusuf Dweikat meninggal, Turki Usmani mendirikan sebuah bangunan di makam tersebut dan mausoleum untuk mengenang dan menghormati jasanya.

    “Makam ini kemudian ramai dikunjungi umat Islam, terutama kelompok sufi yang mengadakan acara tertentu untuk menghormati Syeikh Yusuf Dweikat,” kata ulasan situs NPC.

    Orang-orang Palestina menegaskan bahwa situs tersebut merupakan tempat bersejarah milik umat Islam yang telah terdaftar di Departemen Wakaf Islam.

    Sebelumnya bangunan yang di dalamnya terdapat makam Syeikh Yusuf Dweikat merupakan sebuah masjid sebelum diduduki oleh Israel.

    Selama beberapa tahun terakhir, Makam Yusuf telah menjadi titik konflik antara Palestina dan Zionis Israel.

    Kawasan ini menjadi area perlawanan rakyat Palestina, yang menyebabkan sejumlah besar penduduk Palestina meninggal dunia.

    Serbuan dan serangan pemukim Israel ke makam tidak pernah berhenti. Serbuan ini dilakukan di bawah penjagaan pasukan pendudukan Israel untuk melakukan ritual ibadah Talmud.

    Israel terus memaksakan realitas baru di daerah tersebut tanpa berhenti, melalui seruan yang dibuat oleh para pemukim dan sejumlah asosiasi Yahudi untuk mencaplok area makam demi “kedaulatan Israel” dan pendirian pusat permukiman Yahudi.

    Hal ini berarti lebih dari 30.000 keluarga Palestina terancam diusir jika otoritas pendudukan Israel menyetujui pendirian pos permukiman permanen, yang secara hukum internasional ilegal didirikan di daerah tersebut.

     

    (oln/anews/khbrn/)

  • Direktur RS Gaza Ditahan Israel, Kondisinya Sangat Mengkhawatirkan

    Direktur RS Gaza Ditahan Israel, Kondisinya Sangat Mengkhawatirkan

    Gaza City

    Direktur Rumah Sakit (RS) Kamal Adwan yang ada di Jalur Gaza telah ditahan oleh Israel sejak Desember lalu. Pengacara yang mendampingi direktur RS tersebut, mengatakan kliennya itu ditahan dalam kondisi yang “tidak manusiawi” dan menjadi target “intimidasi fisik dan psikologis”.

    Hussam Abu Safiya yang merupakan dokter anak berusia 52 tahun yang menjabat Direktur RS Kamal Adwan, seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2025), menjadi terkenal tahun lalu setelah mengunggah kondisi mengerikan di rumah sakitnya di area Beit Lahia yang dikepung selama serangan besar-besaran Israel.

    Pada 27 Desember lalu, pasukan Israel mulai menyerang fasilitas medis itu dan menangkap puluhan staf medis termasuk Abu Safiya.

    Militer Israel menuduh Abu Safiya sebagai “agen Hamas”.

    Pengacara Abu Safiya, Gheed Qassem, mengunjungi sang dokter di penjara Ofer, Tepi Barat, pada 19 Maret lalu. Qassem mengungkap kondisi tidak manusiawi yang dialami Abu Safiya dalam penahanan Israel.

    “Dia sangat menderita, dia kelelahan karena penyiksaan, tekanan dan penghinaan yang dialaminya untuk memaksanya mengakui tindakan yang tidak dilakukannya,” tutur Qassem saat berbicara kepada seorang koresponden AFP di Nazareth.

    Qassem memperingatkan bahwa kondisi kesehatan Abu Safiya “sangat mengkhawatirkan”.

    Menurut Qassem, Abu Safiya mampu untuk tetap tenang, meskipun dia “bertanya-tanya kejahatan apa yang telah dilakukannya” sehingga harus mengalami “kondisi yang tidak manusiawi seperti itu”.

    Militer Israel tidak memberikan komentar saat ditanyai AFP soal kondisi penahanan Abu Safiya.

    Lebih lanjut, Qassem mengatakan sipir penjara di tempat Abu Safiya ditahan menuntutnya untuk mengakui dirinya telah mengoperasi anggota Hamas atau sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza, namun dia menolak dan membantah tuduhan itu.

    Abu Safiya, sebut Qassem, bersikeras menegaskan dirinya hanyalah seorang dokter anak, dan “semua yang dia lakukan adalah karena kewajiban moral, profesional, dan manusiawi terhadap para pasien dan mereka yang terluka”.

    Abu Safiya awalnya ditahan selama dua minggu di pangkalan militer Sde Teiman di gurun Negev, Israel bagian selatan. Namun kemudian dia dipindahkan ke penjara Ofer, di mana Israel menahan ratusan tahanan Palestina lainnya.

    Selama berada di Sde Teiman, menurut Qassem, Abu Safiya menjadi target interogasi yang “melibatkan pemukulan, penganiayaan, dan penyiksaan”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jihad Islam: Pelucutan Senjata adalah Penyerahan Diri & Lampu Hijau untuk Pemusnahan Warga Palestina – Halaman all

    Jihad Islam: Pelucutan Senjata adalah Penyerahan Diri & Lampu Hijau untuk Pemusnahan Warga Palestina – Halaman all

    Jihad Islam: Pelucutan Senjata adalah Penyerahan Diri & Lampu Hijau untuk Pemusnahan Warga Palestina

    TRIBUNNEWS.COM- Melucuti gerakan perlawanan di Palestina yang diduduki dan menyerahkan senjata mereka kepada “musuh Zionis” menandakan “penyerahan diri sepenuhnya” dan memberikan “lampu hijau untuk pemusnahan rakyat Palestina,” kata seorang anggota senior Jihad Islam.

    Ihsan Ataya mengatakan kepada Al-Resalah Net bahwa bahkan jika ini terjadi, itu tidak akan berarti berakhirnya agresi brutal terhadap warga Palestina di Gaza.

    Anggota Biro Politik gerakan itu mengatakan bahwa hal itu tidak hanya menandakan penerimaan terhadap genosida dan pemindahan paksa yang telah dialami rakyat Palestina selama beberapa dekade, tetapi juga mendorong negara pendudukan untuk melanjutkan pembantaian dan memberi lebih banyak tekanan kepada rakyat Palestina untuk mengusir mereka dari tanah mereka.

    “Zionis tidak menaati perjanjian atau jaminan apa pun, sebagaimana telah dibuktikan oleh pengalaman, yang terbaru adalah pelanggarannya terhadap perjanjian gencatan senjata meskipun ada jaminan dari tiga negara,” kata Ataya. 

     

     

     

    Ia menunjukkan bahwa apa yang terjadi dengan Perjanjian Oslo, dan apa yang terjadi saat ini di Tepi Barat dan Yerusalem, menunjukkan dengan jelas bahwa negara pendudukan tidak menghormati perjanjian, tidak menaati komitmen internasional apa pun, dan tidak menghormati negara mana pun di dunia.

    Pejabat Jihad Islam itu menegaskan bahwa senjata kelompok perlawanan dimaksudkan untuk menghadapi musuh dan membebaskan Palestina. 

    Ada banyak cara untuk mencapai kesepakatan terhormat yang melindungi hak-hak rakyat Palestina dan melindungi pengorbanan mereka, tanpa mengabaikan pilihan perlawanan dan senjatanya, tegasnya.

    “Selain itu, melestarikan senjata perlawanan merupakan penghormatan kepada darah para martir dan yang terluka, dan merupakan satu-satunya jaminan untuk mencegah pendudukan. Mereka yang mengandalkan janji-janji musuh sedang mengandalkan fatamorgana.”

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • Misi Prabowo Dapatkan Restu di Tengah Penolakan Rencana Evakuasi Warga Gaza

    Misi Prabowo Dapatkan Restu di Tengah Penolakan Rencana Evakuasi Warga Gaza

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto berencana untuk mengevakuasi 1.000 warga Palestina di jalur Gaza. Rencananya itu diutarakan meskipun sebelum-sebelumnya terdapat berbagai negara yang menolak pemindahan warga Gaza tersebut. 

    Mengutip CBS News pada Senin (14/4/2025), negara-negara Arab sebelumnya sempat menolak saran dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza ke negara tetangga yakni Mesir dan Yordania. 

    Mesir, Yordania, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Otoritas Palestina, dan Liga Arab mengeluarkan pernyataan bersama yang menolak segala rencana untuk memindahkan warga Palestina dari wilayah mereka di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

    Hal tersebut datang sebagai respon atas Trump yang sebelumnya mendesak para pemimpin Yordania dan Mesir untuk menampung warga Gaza yang sekarang sebagian besar kehilangan tempat tinggal. 

    Adapun, tak hanya negara-negara Arab, mengutip EuroNews, negara-negara eropa juga menunjukan beberapa penolakan soal pemindahan tersebut. 

    Prancis dengan jelas menolak rencana Trump. Mereka mengatakan bahwa memaksa warga Palestina berpindah untuk memungkinkan pengawasan oleh AS, merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional, merugikan hak rakyat Palestina, dan menghambat perdamaian antara Palestina dan Israel.

    “Masa depan Gaza seharusnya tidak terletak pada prospek kendali oleh Negara ketiga, tetapi dalam kerangka Negara Palestina di masa depan, di bawah naungan Otoritas Palestina,” kata kementerian luar negeri Prancis. 

    Spanyol dan Irlandia, dua negara yang tahun lalu mengakui Negara Palestina, menyuarakan penentangan terhadap usulan tak terduga tersebut, yang menjungkirbalikkan kebijakan luar negeri Amerika selama puluhan tahun.

    “Saya ingin menegaskan sesuatu: Gaza adalah tanah warga Palestina di Gaza dan mereka harus tetap tinggal di Gaza,” kata Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel Albares. 

    Selain itu, mengutip Reuters, China juga menentang desakan Trump untuk memindahkan warga Palestina untuk keluar dari Gaza dan menjadikan wilayah itu diambil alih oleh Amerika. 

    Hal tersebut diutarakan oleh Kementerian Luar Negeri China, dan menegaskan bahwa sang Negeri Tirai Bambu itu sejak lama telah menentang pemindahan paksa penduduk. 

    Juru bicara kementerian, Guo Jiakun, mengatakan dalam konferensi pers rutin bahwa China mendukung hak-hak sah bangsa Palestina.

    Rencana Evakuasi Prabowo 

    Terkait rencana evakuasi tersebut, Prabowo membantah relokasi warga Gaza ke RI akan dilakukan secara permanen. 

    Dia menekankan bahwa rencana Indonesia hanya untuk membantu evakuasi sekitar 1.000 warga dari Gaza sebagai bentuk kepedulian terhadap krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di wilayah tersebut. 

    Pernyataan ini disampaikan usai dirinya menjadi pembicara dalam sesi ADF Talk di Antalya Diplomacy Forum (ADF) 2025 pada Jumat (11/4/2025) waktu setempat. 

    “Iya, itu kan tawaran kami untuk ikut serta membantu dalam masalah kemanusiaan yang penderitaan rakyat Palestina begitu dahsyat. Kami ingin berbuat sesuatu,” katanya kepada wartawan.

    Ketika ditanya apakah langkah ini merupakan relokasi permanen, Prabowo membantah anggapan tersebut. “Oh tidak, tidak,” jawabnya singkat.

    Terkait waktu pelaksanaan evakuasi, Prabowo mengatakan masih dalam tahap konsultasi dengan pihak-pihak terkait, termasuk otoritas Palestina. 

    “Iya, ini saya sedang konsultasi. Nanti saya akan ketemu dengan pimpinan-pimpinan dari Palestina juga, untuk membahas bagaimana pelaksanaannya nanti,” pungkas Prabowo.

  • Puan Minta Pemerintah Jelaskan Langsung ke DPR soal Rencana Evakuasi Warga Palestina – Page 3

    Puan Minta Pemerintah Jelaskan Langsung ke DPR soal Rencana Evakuasi Warga Palestina – Page 3

    Presiden Prabowo Subianto terus menyerukan keadilan bagi para korban tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza, Palestina dan wilayah konflik lainnya. Hal itu kembali disampaikan dalam sesi ADF Talk pada Antalya Diplomacy Forum (ADF) 2025 di Antalya, Turki, Jumat (11/4/2025).

    Prabowo menyampaikan kritik tajam terhadap sikap negara besar yang dinilai abai terhadap prinsip-prinsip yang diajarkan kepada negara berkembang. 

    “Situasi di Gaza sebenarnya mengajarkan kepada dunia bahwa banyak negara adidaya yang menganut cita-cita besar sekarang, di mata banyak orang di belahan bumi selatan, pada dasarnya telah gagal,” tegas Prabowo dalam pidatonya di hadapan forum, seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (12/4/2025).

    Presiden menilai, terjadi inkonsistensi negara-negara barat yang datang ke negara-negara berkembang untuk ‘mengajarkan’ nilai-nilai demokrasi dan HAM. Menurutnya, negara-negara tersebut saat ini justru diam saat menyaksikan penyerangan di wilayah konflik terjadi secara terang-terangan.

    “Anda datang kepada kami, Anda mengajarkan kami hak asasi manusia, tetapi ketika Anda melihat pelanggaran hak asasi manusia yang mencolok di depan, setiap hari, setiap malam di televisi, banyak dari mereka yang datang untuk mengajarkan kami, mereka tetap diam,” tegas Prabowo.

    Untuk itu, sebagai upaya nyata dalam membantu kemanusiaan di Palestina, Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa Indonesia telah mengirim tim medis dan mendirikan rumah sakit lapangan bersama Persatuan Emirat Arab (PEA). 

    Selain itu, Indonesia berkomitmen untuk membangun rumah sakit tambahan di wilayah Palestina, serta membuka pintu untuk perawatan warga sipil yang terluka.

    “Kami punya rumah sakit lapangan medis. Kami ikut berpartisipasi di sana. Dan kami juga berkomitmen membangun rumah sakit lain di Palestina, di Tepi Barat, mungkin juga di Gaza,” paparnya.

  • Presiden Prabowo Subianto Berikan Alasan Inisiasi Beasiswa Anak Palestina

    Presiden Prabowo Subianto Berikan Alasan Inisiasi Beasiswa Anak Palestina

    JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto ungkapkan alasan dirinya menginisiasi beasiswa untuk anak-anak Palestina mengenyam pendidikan di Universitas Pertahanan, Indonesia. Hal tersebut disampaikan Presiden Prabowo saat menjadi pembicara di Forum Diplomasi Antalya 2025 di Turki yang diselenggarakan pada Jumat, 11 April.

    Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo juga menyampaikan komitmen Indonesia dalam membangun fasilitas kesehatan tambahan di Tepi Barat dan Gaza. Selain itu, Presiden Prabowo juga membuka kesempatan bagi para pelajar Palestina untuk disekolahkan di Indonesia.

    Dalam forum tersebut, Presiden Prabowo Subianto menekankan, Indonesia tidak tinggal diam melihat penderitaan rakyat Gaza dan kawasan sekitarnya akibat konflik yang berkepanjangan. 

  • Prabowo Wacanakan Beasiswa untuk Mahasiswa Palestina di Unhan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        12 April 2025

    Prabowo Wacanakan Beasiswa untuk Mahasiswa Palestina di Unhan Nasional 12 April 2025

    Prabowo Wacanakan Beasiswa untuk Mahasiswa Palestina di Unhan
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Presiden Prabowo Subianto menyatakan, pemerintah akan memberikan beasiswa kepada warga Palestina untuk kuliah di Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan).
    Menurut Prabowo, inisiatif ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk terus memberi kesempatan bagi pelajar Palestina belajar di Indonesia, sambil membangun fasilitas kesehatan di Tepi Barat dan Gaza.
    “Kami ingin mereka kembali ke tanah airnya dalam keadaan selamat, sehat, dan berpendidikan,” ujar Prabowo dalam pidatonya di Forum Diplomasi Antalya (Antalya Diplomacy Forum/ADF) 2025 di Turki, dilansir dari
    Antara.
    Selain mendukung pembangunan fasilitas di Gaza, Indonesia juga telah mengirimkan tim medis untuk membantu warga yang terdampak konflik.
    Tak hanya itu, Indonesia bekerja sama dengan Uni Emirat Arab telah membuka rumah sakit lapangan di Gaza.
    Dalam pidatonya, Prabowo kembali menekankan pentingnya solusi dua negara (two-state solution) sebagai jalan keluar dari konflik dan untuk menghentikan jatuhnya korban jiwa.
    “Saya percaya, pada akhirnya harus ada kerja sama damai. Itulah kunci menuju perdamaian sejati,” ujarnya.
    Ia juga menegaskan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam melihat penderitaan warga Gaza dan wilayah sekitarnya akibat konflik berkepanjangan.
    Prabowo berujar, pemerintah siap memberikan bantuan, termasuk mengevakuasi warga sipil Palestina yang membutuhkan perawatan intensif ke rumah sakit di Indonesia.
    “Bagaimana mungkin seorang anak berusia enam tahun dianggap bersalah? Bagaimana mungkin seorang ibu yang tak bersenjata dibom, kehilangan rumah, kehilangan segalanya? Ini sulit diterima oleh akal sehat,” tegas Prabowo.
    Prabowo juga aktif berdiplomasi dengan para pemimpin di kawasan Timur Tengah. Dalam forum tersebut, ia mengumumkan rencana kunjungan ke Kairo, Doha, dan Amman.
    Pertemuan dengan para pemimpin, termasuk Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi dan Raja Abdullah II dari Yordania, diharapkan dapat menghasilkan solusi bagi perdamaian dan bantuan kemanusiaan bagi Palestina.
    “Inilah cara kami menunjukkan solidaritas. Indonesia memang jauh, tetapi rakyat saya merasakan bahwa serangan terhadap warga Gaza, Palestina, Lebanon, dan Suriah seolah-olah itu adalah serangan terhadap diri mereka sendiri,” tutup Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.