Negara: Tepi Barat

  • Israel Sudah Usir Puluhan Ribu Warga Palestina dari Tepi Barat Tahun Ini

    Israel Sudah Usir Puluhan Ribu Warga Palestina dari Tepi Barat Tahun Ini

    Jakarta

    Pengusiran puluhan ribu warga Palestina oleh Israel dari tiga kamp pengungsi di Tepi Barat pada awal 2025 merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Demikian pernyataan Human Rights Watch (HRW) pada hari Kamis (20/11), menyerukan langkah-langkah internasional untuk meminta pertanggungjawaban para pejabat Israel dan menghentikan pelanggaran lebih lanjut.

    Dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Kamis (20/11/2025), kelompok hak asasi manusia tersebut mengatakan sekitar 32.000 penduduk kamp Jenin, Tulkarm, dan Nur Shams dipaksa pindah oleh pasukan Israel selama “Operasi Tembok Besi” pada bulan Januari dan Februari. Mereka yang terusir telah dilarang kembali, dan ratusan rumah dihancurkan, demikian menurut laporan HRW setebal 105 halaman yang berjudul “Semua Impianku Telah Terhapus”.

    “Sepuluh bulan setelah pengungsian mereka, tidak ada satu pun penghuni keluarga yang dapat kembali ke rumah mereka,” kata Milena Ansari, seorang peneliti di Human Rights Watch yang terlibat dalam penyusunan laporan tersebut, kepada Reuters.

    Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters, bahwa mereka perlu menghancurkan infrastruktur sipil agar tidak dapat dieksploitasi oleh militan. Mereka tidak menyebutkan kapan penduduk dapat kembali.

    Konvensi Jenewa melarang pemindahan warga sipil dari wilayah pendudukan, kecuali untuk sementara waktu karena alasan militer yang mendesak atau keamanan mereka. HRW mengatakan bahwa pejabat senior yang bertanggung jawab harus dituntut atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

    Laporan tersebut menyebutkan bahwa para tentara menyerbu rumah-rumah, menggeledah properti, dan memerintahkan keluarga-keluarga untuk keluar melalui pengeras suara yang dipasang pada drone. Disebutkan pula bahwa penduduk melaporkan buldoser menghancurkan bangunan-bangunan saat mereka melarikan diri, dan bahwa pasukan Israel tidak memberikan perlindungan atau bantuan, sehingga keluarga-keluarga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat atau mencari perlindungan di masjid, sekolah, dan lembaga amal.

    Hisham Abu Tabeekh, yang diusir dari kamp pengungsi Jenin, mengatakan bahwa keluarganya tidak dapat membawa apa pun saat mereka diusir.

    “Kami berbicara tentang tidak adanya makanan, minuman, obat-obatan, dan biaya hidup… kami menjalani hidup yang sangat sulit,” kata Tabeekh kepada Reuters pada hari Rabu (19/11).

    Human Rights Watch mengatakan telah mewawancarai 31 warga Palestina yang mengungsi dari tiga kamp tersebut. HRW juga telah menganalisis citra satelit, perintah pembongkaran, dan video terverifikasi. Ditemukan lebih dari 850 bangunan hancur atau rusak berat, sementara penilaian PBB menyebutkan angka 1.460 bangunan. Kamp-kamp tersebut, yang didirikan pada tahun 1950-an untuk warga Palestina yang mengungsi sejak berdirinya Israel pada tahun 1948, telah menampung beberapa generasi pengungsi.

    HRW mengatakan pengusiran tersebut, yang dilakukan ketika perhatian global terfokus pada Gaza, merupakan bagian dari kejahatan terhadap kemanusiaan berupa apartheid dan penganiayaan.

    Lihat juga Video: Pemuda Palestina Tewas Ditembak Militer Israel di Tepi Barat

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Menteri Israel Desak Netanyahu Tangkap Abbas Jika PBB Dukung Palestina

    Menteri Israel Desak Netanyahu Tangkap Abbas Jika PBB Dukung Palestina

    Tel Aviv

    Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, yang dikenal kontroversial, mendesak Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu menangkap Presiden Palestina Mahmoud Abbas, jika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendukung pembentukan negara Palestina.

    Desakan Ben-Gvir ini, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (18/11/2025), disampaikan pada hari yang sama ketika mayoritas negara anggota Dewan Keamanan PBB menyetujui resolusi yang diajukan Amerika Serikat (AS) untuk mendukung rencana perdamaian Gaza usulan Presiden Donald Trump.

    Tidak seperti draf resolusi sebelumnya, versi terbaru dari resolusi usulan Washington, yang didukung Dewan Keamanan PBB dalam voting pada Senin (17/11) waktu setempat itu, menyebutkan kemungkinan negara Palestina di masa depan.

    Ben-Gvir, dalam pernyataannya, tidak hanya mendesak Netanyahu menangkap Abbas, tetapi juga secara terang-terangan menyerukan pembunuhan para pejabat senior Otoritas Palestina.

    “Jika mereka mempercepat pengakuan negara yang direkayasa ini, jika PBB mengakuinya, maka Anda, Bapak Perdana Menteri, harus memerintahkan pembunuhan yang ditargetkan terhadap sejumlah pejabat senior Otoritas Palestina, yang merupakan teroris dalam segala hal, dan Anda… harus memerintahkan penangkapan Abu Mazen (Abbas-red),” kata Ben Gvir dalam konferensi pers di parlemen Israel, Knesset.

    Otoritas Palestina mengecam keras seruan Ben-Gvir tersebut.

    “Negara Palestina menegaskan bahwa penghasutan sistematis semacam itu menunjukkan mentalitas politik yang menolak perdamaian dan mengancam keamanan regional dan internasional,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Palestina, yang berbasis di Ramallah, Tepi Barat.

    Kementerian Luar Negeri Palestina mendesak negara-negara untuk mengambil “langkah-langkah konkret dan mendesak untuk menghentikan eskalasi ini, mengaktifkan mekanisme akuntabilitas, dan menolak penggunaan bahasa dan penghasutan teroris sebagai alat pemerintahan”.

    Resolusi yang disetujui Dewan Keamanan PBB itu memberikan restu untuk pembentukan pemerintahan transisi dan pengerahan pasukan keamanan internasional ke Jalur Gaza, yang menandai dimulainya tahap kedua dari kesepakatan yang dimediasi AS yang dicapai bulan lalu, yang menghentikan perang selama dua tahun.

    Resolusi rancangan AS itu juga menyebutkan kemungkinan negara Palestina di masa depan, meskipun dengan bahasa yang berbelit-belit.

    Disebutkan dalam resolusi itu bahwa setelah Otoritas Palestina melaksanakan reformasi yang diminta dan pembangunan kembali Gaza sedang berlangsung, “kondisi akhirnya mungkin tersedia untuk jalur yang kredibel menuju penentuan nasib sendiri dan status negara Palestina”.

    Para pemimpin Israel telah sepakat menolak segala kemungkinan berdirinya negara Palestina.

    “Penolakan kami terhadap negara Palestina di wilayah mana pun tidak berubah,” tegas Netanyahu dalam rapat kabinet Israel pada Minggu (16/11).

    Tonton juga video “Tok! PBB Setujui Pengerahan Pasukan Internasional di Gaza”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Netanyahu Kecam Pemukim Ekstremis Israel di Tepi Barat

    Netanyahu Kecam Pemukim Ekstremis Israel di Tepi Barat

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengecam para pemukim Yahudi yang terlibat rentetan bentrokan dan serangan di Tepi Barat beberapa waktu terakhir. Netanyahu berjanji akan menangani apa yang disebutnya sebagai “segelintir ekstremis” di antara para pemukim Israel yang ada di Tepi Barat.

    Dalam serangan terbaru pada Senin (17/11) malam, sejumlah rumah dan kendaraan yang ada di sebuah desa Palestina di Tepi Barat dibakar dan dirusak, beberapa jam setelah sejumlah anggota gerakan yang disebut Hilltop Youth terlibat bentrok dengan pasukan keamanan yang membongkar pos pemukim ilegal.

    Tindak kekerasan di Tepi Barat telah melonjak sejak perang antara Israel dan Hamas berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober 2023 lalu.

    Dalam beberapa pekan terakhir, serangan-serangan yang dikaitkan dengan para pemukim Yahudi telah meningkat di Tepi Barat, yang menargetkan warga Palestina dan terkadang tentara Israel.

    “Saya memandang dengan sangat serius kerusuhan yang disertai kekerasan dan upaya segelintir ekstremis untuk main hakim sendiri,” kata Netanyahu dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (18/11/2025).

    Dia menyebut para pelaku kekerasan di Tepi Barat sebagai “kelompok yang tidak mewakili” para pemukim Israel lainnya yang ada di wilayah tersebut

    “Saya menyerukan kepada aparat penegak hukum untuk menindak para perusuh semaksimal mungkin sesuai hukum,” tegas Netanyahu.

    “Saya bermaksud untuk menangani ini secara pribadi, dan segera memanggil para menteri terkait untuk mengatasi fenomena serius ini,” ujarnya.

    Netanyahu juga mengatakan bahwa militer dan pasukan keamanan Israel akan terus mengambil tindakan tegas untuk menjaga ketertiban.

    Pasukan keamanan Israel dikerahkan dalam jumlah ratusan personel pada Senin (17/11) pagi untuk mengevakuasi dan menghancurkan permukiman Tzur Misgavi yang ilegal di area Gush Etzion, dekat kota Sair, Palestina.

    Mereka menembakkan gas air mata dan granat kejut saat bentrokan terjadi dengan para aktivis pemukim ekstremis Yahudi, yang berniat mengusir para penduduk Palestina dan membangun permukiman di Tepi Barat tanpa persetujuan pemerintah.

    Personel militer Israel bersama personel kepolisian dikerahkan ke desa Palestina terdekat, Jab’a, menyusul laporan tentang “puluhan warga sipil Israel yang membakar dan merusak rumah serta kendaraan”.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa bulan Oktober merupakan bulan terburuk bagi kekerasan pemukim Israel di Tepi Barat, sejak pencatatan insiden semacam itu dimulai tahun 2006 lalu. Laporan PBB mencatat 264 serangan yang menyebabkan korban jiwa atau kerusakan properti.

    Namun hampir tidak ada pelaku kekerasan yang dimintai pertanggungjawaban oleh otoritas Israel.

    Tonton juga video “Netanyahu Tolak Negara Palestina: Saya Menolak Upaya Ini!”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Arkeolog Temukan Piramida Berusia 2.200 Tahun di Israel, Fungsinya Misterius

    Arkeolog Temukan Piramida Berusia 2.200 Tahun di Israel, Fungsinya Misterius

    Jakarta

    Para arkeolog menemukan struktur piramida berusia 2.200 tahun di Gurun Yudea, sebuah gurun di Israel dan Tepi Barat yang berada di sebelah timur Yerusalem dan berdekatan dengan Laut Mati. Gurun ini menampilkan batu-batu yang beratnya masing-masing ratusan kilogram.

    Hasil penggalian awal telah menghasilkan banyak sekali artefak, mulai dari dokumen sejarah hingga bejana perunggu dan perabotan kuno. Namun arkeolog belum bisa menjelaskan fungsi dari struktur tersebut.

    Investigasi lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap penggunaan situs tersebut, apakah sebagai menara penjaga, monumen, atau bahkan benteng pemungut pajak.

    Penemuan piramida ini disertai banyak petunjuk. Dipenuhi dengan dokumen sejarah Yunani yang ditulis pada papirus, koin perunggu yang dicetak di bawah penguasa Yunani, banyak senjata, dan bahkan perabotan kuno. Para arkeolog berharap bisa meneliti setiap harta karun itu untuk memahami mengapa bangunan ini ada.

    Aktif selama masa pemerintahan Ptolemeus dan Seleucid di Israel, situs yang terletak sekitar tiga kilometer di selatan Masada dan digambarkan sebagai ‘reruntuhan besar’ oleh Israel Antiquity Authority (IAA) ini memiliki kepentingan sejarah yang besar.

    “Apa yang kami temukan di sini adalah salah satu penggalian arkeologi terkaya dan paling menarik yang pernah ditemukan di Gurun Yudea,” kata direktur penggalian dalam sebuah pernyataan atas IAA, dikutip dari Popular Mechanics, Minggu (30/3/2025).

    “Struktur piramida yang kami temukan ini sangat besar, dan terbuat dari batu-batu yang dipahat dengan tangan, masing-masing beratnya mencapai ratusan kilogram,” ujarnya.

    Pada minggu pertama penggalian, para relawan yang bekerja dengan pihak berwenang menemukan dokumen sejarah tertulis, bejana perunggu, perkakas kayu, kain, dan banyak lagi, yang semuanya terawetkan oleh iklim gurun.

    “Ini adalah situs yang sangat menjanjikan. Setiap saat temuan baru ditemukan, dan kami dipenuhi dengan antisipasi,” tulis tim tersebut.

    Sebagai bagian dari operasi arkeologi Gurun Yudea yang lebih besar yang dimulai delapan tahun lalu untuk menyelamatkan temuan potensial dari penggalian dan pencurian ilegal, Unit Pencegahan Perampok secara sistematis menyurvei gurun di sepanjang tebing sepanjang 2,8 km, dan menemukan sekitar 900 gua.

    Ada ribuan benda langka ditemukan, termasuk gulungan yang sengaja disembunyikan. Para arkeolog menyebut, menemukan piramida ini adalah penemuan yang tak terduga.

    “Penggalian ini mengubah catatan sejarah situs tersebut. Bertentangan dengan hipotesis sebelumnya yang mengaitkan struktur ini dengan periode Bait Suci Pertama, tampaknya struktur ini dibangun kemudian, selama periode Helenistik, ketika tanah Israel berada di bawah kekuasaan Ptolemeus,” tulis ketiga pemimpin penggalian tersebut.

    Karena belum mengetahui tujuan pembangunan situs tersebut, tim menyebutnya sebagai ‘misteri sejarah yang memikat’ yang dibantu untuk diungkap melalui penggalian tersebut.

    Teori-teori yang berkembang menyebutkan bahwa bangunan itu adalah benteng untuk melindungi jalan, tetapi bisa juga berfungsi sebagai rumah bagi para pemungut pajak yang bekerja saat para pelancong melewatinya. Arkeolog yakin bangunan itu kemudian digunakan kembali sebagai makam monumental.

    “Awalnya, kami mengira situs itu hanya sebuah makam, tetapi kemudian, kami melihat bentuk dinding aslinya, dan kami memahami bahwa struktur itu adalah sebuah bangunan,” kata Eitan Klein, salah satu dari tiga arkeolog utama dalam penggalian tersebut.

    “Akhirnya, kami mengidentifikasinya sebagai menara atau benteng yang berasal dari periode Helenistik, atau 2.200 tahun yang lalu,” jelasnya.

    Penelitian tentang apa yang tertulis pada dokumen papirus tersebut belum dimulai, tetapi Klein yakin bahwa itu bisa jadi merupakan bagian dari dokumen pajak.

    “Menemukan catatan tertulis dari masa lampau sangat langka, dan merupakan impian setiap arkeolog,” katanya.

    (rns/rns)

  • Prabowo dan Raja Abdullah II Teken Dua MoU Bidang Pendidikan dan Kesehatan

    Prabowo dan Raja Abdullah II Teken Dua MoU Bidang Pendidikan dan Kesehatan

    Bisnis,com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto dan Raja Yordania Hasyimiah Raja Abdullah II ibn Al Hussein menyepakati dua nota kesepahaman (MoU) ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan Yordania.

    Dikutip melalui laman resmi pemberitaan Yordania, kedua MoU tersebut menjabarkan dua bidang kerja sama satu di bidang pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan, dan teknologi; serta satu lainnya di sektor kesehatan.

    Sebelumnya, Presiden Ke-8 RI itu juga mengapresiasi kerja sama pendidikan yang memungkinkan banyak pemuda Indonesia mendapatkan pelatihan di Yordania. Kolaborasi tersebut, menurutnya, menjadi fondasi penting dalam memperkuat hubungan kedua negara.

    “Kami juga ingin berterima kasih kepada Anda karena telah menerima banyak anak muda kami yang sedang dilatih di Yordania, bahkan saat kita berbicara ini,” pungkas Prabowo, Jumat (14/11/2025). 

    Untuk diketahui, kedua tokoh negara itu mengadakan pembicaraan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (14/11/2025). Pertemuan tersebut menegaskan kembali kuatnya hubungan kedua negara sekaligus membahas perkembangan terbaru di kawasan Timur Tengah.

    Dalam pertemuan itu, Raja Abdullah II menekankan kedalaman hubungan Yordania–Indonesia yang telah terjalin lebih dari 75 tahun.

    Dia menegaskan komitmen Yordania untuk memperluas kerja sama di berbagai bidang, mulai dari pertambangan, industri, produk halal, pertahanan, keamanan siber, hingga penanggulangan ekstremisme.

    Pembicaraan bilateral juga dihadiri Pangeran Ghazi bin Muhammad selaku penasihat utama bidang keagamaan dan budaya serta utusan pribadi Raja Abdullah II.

    Dalam kesempatan itu, Raja Abdullah menyoroti pentingnya membangun kemitraan strategis dengan sovereign wealth fund Indonesia, Danantara, untuk membuka peluang baru dalam kolaborasi ekonomi serta pertukaran keahlian dalam pengelolaan investasi pemerintah.

    Selain kerja sama ekonomi, kedua pemimpin membahas situasi terkini di kawasan. Raja Abdullah II menyampaikan apresiasinya atas dukungan Indonesia terhadap upaya mewujudkan perdamaian yang adil dan menyeluruh bagi rakyat Palestina.

    Dia menegaskan pentingnya semua pihak mematuhi kesepakatan gencatan senjata di Gaza, menghentikan eskalasi sepihak terhadap warga Palestina di Tepi Barat, serta menghentikan serangan pada situs-situs suci umat Islam dan Kristen di Yerusalem. Raja Abdullah turut menegaskan perlunya menjaga status quo historis dan legal di kawasan tersebut.

    Sebagai bentuk penghargaan, Raja Abdullah II menganugerahkan Order of the Bejewelled Grand Cordon of Al Nahda (Order of the Renaissance) kepada Presiden Prabowo. Tanda kehormatan ini diberikan sebagai pengakuan atas kontribusi Presiden Prabowo dalam memperkuat hubungan persahabatan kedua negara.

    Sejumlah pejabat tinggi Yordania turut hadir dalam pertemuan tersebut, termasuk Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Ayman Safadi, Kepala Staf Gabungan Mayor Jenderal Yousef Huneiti, Kepala Kantor Kerajaan Alaa Batayneh, Menteri Investasi Tareq Abu Ghazaleh, dan Duta Besar Yordania untuk Indonesia Sidqi Omoush. 

  • UNRWA Membutuhkan Pendanaan untuk Membantu Jutaan Warga Palestina

    UNRWA Membutuhkan Pendanaan untuk Membantu Jutaan Warga Palestina

    JAKARTA – Pendanaan sangat penting bagi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), yang tidak lagi menerima dukungan Amerika Serikat, ujar kepala badan tersebut Philippe Lazzarini.

    Operasional badan yang mendukung jutaan warga Palestina ini dapat semakin terpuruk tanpa arus kas, kata Lazzarini.

    Di sisi lain, mandat dan operasinya sangat penting bagi solusi politik bagi konflik Palestina-Israel, tambahnya.

    “Kami beroperasi minggu demi minggu, bulan demi bulan. Saya tahu mulai hari ini, kami akan dapat memproses gaji kami pada Bulan November, tetapi tidak tahu apakah kami akan dapat memproses gaji kami pada bulan Desember,” kata Lazzarini, dilansir dari The National 14 November.

    Israel diketahui telah melarang UNRWA beroperasi di wilayahnya setelah menuduh beberapa staf badan tersebut berpartisipasi dalam serangan Oktober 2023 oleh Hamas, yang memicu konflik berdarah di Gaza.

    Setelah tuduhan tersebut, AS, yang secara historis merupakan donor terbesar badan tersebut, menangguhkan dukungannya.

    Setelah keputusan Israel, UNRWA terpaksa memulangkan staf internasionalnya dari Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, sehingga membatasi kemampuan distribusi bantuan pangannya.

    Namun, UNRWA masih mempekerjakan 12.000 orang di wilayah Palestina dan layanannya sangat vital, ujar Lazzarini.

    “Sekitar 75.000 orang ditampung di 100 lokasi kami di Jalur Gaza,” ujarnya di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat Hari Kamis.

    “Selama dua tahun terakhir, kami telah menyediakan lebih dari 15 juta konsultasi kesehatan primer. Saat ini, rata-ratanya sekitar 14.000 per hari,” tandasnya.

    Dalam perkembangan lain, Lazzarini mengatakan telah memberi tahu “Majelis Umum PBB, menjaga mandat dan operasi UNRWA sangat penting bagi kelangsungan hidup jutaan warga Palestina, penting bagi solusi politik yang sangat dibutuhkan”.

    “Saya menyoroti upaya terbaru serangan disinformasi berkelanjutan yang bertujuan untuk mendiskreditkan dan membubarkan badan tersebut,” tambahnya.

  • Sekjen PBB Kecam Keras Serangan Pemukim Ilegal Israel Terhadap Masjid di Tepi Barat

    Sekjen PBB Kecam Keras Serangan Pemukim Ilegal Israel Terhadap Masjid di Tepi Barat

    JAKARTA – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis mengecam keras serangan yang dilakukan oleh pemukim ilegal Israel terhadap sebuah masjid di Tepi Barat yang diduduki.

    “Sekretaris Jenderal dengan tegas mengecam serangan yang dilaporkan dilakukan oleh pemukim Israel terhadap sebuah masjid di Deir Istiya di Tepi Barat yang diduduki,” kata juru bicaranya, Stephane Dujarric, dalam konferensi pers, melansir Anadolu 14 November.

    “Tindakan kekerasan dan penodaan situs keagamaan semacam itu tidak dapat diterima,” tandasnya.

    “Situs-situs keagamaan harus dihormati dan dilindungi setiap saat,” kata Sekjen Guterres, mengutuk “semua serangan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina dan harta benda mereka di Tepi Barat yang diduduki.”

    Pemukim ilegal Israel membakar Masjid Hajja Hamida, yang terletak di antara kota Deir Istiya dan Kifl Haris, barat laut Salfit, Kamis dini hari, dan mencoret-coret slogan-slogan rasis di dindingnya, dikutip dari WAFA.

    Nazmi Salman, aktivis lokal yang menentang perluasan permukiman, mengatakan warga terkejut mengetahui para pemukim telah membakar masjid dengan menuangkan bahan yang mudah terbakar di pintu masuk.

    “Insiden-insiden semacam ini merupakan bagian dari pola kekerasan ekstremis yang semakin meningkat dan memicu ketegangan, dan harus dihentikan segera,” tegas juru bicara tersebut.

    Dujarric juga mencatat bahwa “Israel, sebagai kekuatan pendudukan, harus melindungi populasi sipil Palestina dan memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan tersebut dituntut pertanggungjawabannya.”

    Diketahui, serangan oleh tentara Israel dan pemukim ilegal telah meningkat di Tepi Barat yang diduduki sejak perang Gaza pada Oktober 2023, menewaskan lebih dari 1.070 warga Palestina dan melukai 10.300 lainnya, menurut data Palestina.

    Dalam putusan bersejarah pada Juli lalu, Mahkamah Internasional menyatakan pendudukan Israel atas wilayah Palestina ilegal dan menyerukan evakuasi semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

  • Video: Rusia Kirim Rudal ke Venezuela – Israel Serbu Masjid Palestina

    Video: Rusia Kirim Rudal ke Venezuela – Israel Serbu Masjid Palestina

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rusia merespons ketegangan terbaru antara Amerika Serikat dan Venezuela di tengah hubungan Moskow dan Caracas yang terus menguat. Selain itu pemukim Israel menghancurkan Masjid Hajja Hamida di Deir Istiya, tepi barat Palestina dan membakar Al Quran yang ada di dalamnya pada rabu malam kemarin.

    Simak informasi selengkapnya dalam program Profit CNBC Indonesia (Jumat 14/11/2025) berikut ini.

  • Dunia Kutuk Pembakaran Masjid Palestina oleh Pemukim Israel

    Dunia Kutuk Pembakaran Masjid Palestina oleh Pemukim Israel

    Jakarta

    Serangan pembakaran oleh para pemukim Israel di sebuah masjid Palestina di Tepi Barat yang diduduki, menuai kecaman internasional.

    Para pemukim Israel membakar Masjid Hajja Hamida di desa Palestina, Deir Istiya, dekat Salfit di utara Tepi Barat, sekitar Kamis (13/11) dini hari waktu setempat, ungkap penduduk setempat kepada Al Jazeera.

    Foto-foto yang diambil di lokasi kejadian menunjukkan slogan-slogan rasis anti-Palestina disemprotkan di dinding masjid, yang rusak akibat kebakaran tersebut. Salinan kitab Al-Qur’an juga dibakar.

    Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina mengutuk apa yang disebutnya sebagai “kejahatan keji” yang menyoroti “kebiadaban” Israel dalam memperlakukan tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di wilayah Palestina yang diduduki.

    Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan badan dunia tersebut “sangat terganggu” oleh serangan tersebut. “Serangan semacam itu terhadap tempat-tempat ibadah sama sekali tidak dapat diterima,” kata Stephane Dujarric kepada wartawan dalam sebuah pengarahan di markas besar PBB di New York, dilansir Al-Jazeera, Jumat (14/11/2025).

    “Kami telah dan akan terus mengutuk serangan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina dan properti mereka di Tepi Barat,” kata Dujarric.

    “Israel, sebagai kekuatan pendudukan, memiliki tanggung jawab untuk melindungi penduduk sipil dan memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas serangan-serangan ini, termasuk serangan terhadap masjid dan penyemprotan cat berisi kata-kata kasar di masjid tersebut, dimintai pertanggungjawaban,” imbuhnya.

    Kementerian Luar Negeri Yordania juga “mengutuk keras” meningkatnya serangan yang dilakukan para pemukim Israel, menurut pernyataan yang dibagikan oleh kantor berita Palestina, Wafa.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania menggambarkan kekerasan tersebut sebagai “perpanjangan dari kebijakan ekstremis dan retorika provokatif pemerintah Israel yang memicu kekerasan dan ekstremisme terhadap rakyat Palestina”.

    Jerman, yang telah menghadapi kritik karena membela Israel di tengah perang Gaza, juga menyerukan penghentian kekerasan para pemukim. Pemerintah Jerman mengatakan bahwa “insiden-insiden tersebut harus diselidiki secara menyeluruh dan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban”.

    Kementerian Luar Negeri Swiss juga mengatakan bahwa serangan pembakaran di Tepi Barat tersebut “tidak dapat diterima”. “Kekerasan ini dan perluasan permukiman ilegal yang berkelanjutan harus dihentikan,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Swiss.

    Sebelumnya, dalam insiden pekan lalu, para pemukim Israel membakar sebuah rumah warga Palestina di desa Khirbet Abu Falah, dekat kota Ramallah, saat sebuah keluarga berada di dalamnya, lapor kantor kemanusiaan PBB, OCHA.

    “Saat api menyebar, keluarga tersebut segera dievakuasi sementara tetangga dan tim pertahanan sipil bergegas ke lokasi kejadian dan berhasil memadamkan api. Sang ibu mengalami patah kaki saat melarikan diri dari para pemukim,” kata OCHA.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Pemimpin Militer Israel Janji Setop Serangan Pemukim ke Warga Palestina

    Pemimpin Militer Israel Janji Setop Serangan Pemukim ke Warga Palestina

    Tel Aviv

    Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, berjanji untuk menghentikan tindak kekerasan oleh pemukim-pemukim Yahudi di wilayah Tepi Barat. Janji itu disampaikan Zamir saat marak gelombang serangan yang menargetkan warga Palestina yang ada di Tepi Barat yang diduduki.

    Kepolisian dan militer Israel, pada Selasa (11/11), mengumumkan penangkapan sejumlah pemukim Yahudi setelah terjadi bentrokan di dekat kota Tulkarem, Tepi Barat, yang mengakibatkan beberapa warga Palestina mengalami luka-luka dan sejumlah properti hancur.

    Militer Israel mengatakan pihaknya mengirimkan pasukan setelah “sejumlah warga sipil Israel yang bermasker… menyerang warga Palestina dan membakar properti di area tersebut”. Disebutkan juga bahwa empat warga Palestina yang mengalami luka-luka telah dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.

    Zamir dalam tanggapannya, seperti dilansir AFP, Kamis (13/11/2025), mengecam keras serangan yang didalangi para pemukim Israel di Tepi Barat.

    “Kami menyadari insiden kekerasan baru-baru ini di mana warga sipil Israel menyerang warga Palestina dan warga Israel lainnya. Saya mengutuk keras serangan itu,” ucap Zamir dalam sebuah pernyataan yang dirilis militer Israel.

    Ditegaskan oleh Zamir bahwa militer Israel “tidak akan menoleransi perilaku kriminal oleh segelintir orang yang mencemarkan nama baik masyarakat yang taat hukum”.

    “Tindakan-tindakan ini bertentangan dengan nilai-nilai kami, melewati batas, dan mengalihkan perhatian pasukan kami dari misi mereka,” katanya memperingatkan.

    “Kami bertekad untuk menghentikan fenomena ini dan akan bertindak tegas hingga keadilan ditegakkan,” tegas Zamir dalam pernyataannya.

    Israel menduduki Tepi Barat sejak tahun 1967 silam, dengan lebih dari 500.000 warga Israel tinggal di area-area permukiman Yahudi yang dibangun di wilayah Palestina. Semua permukiman Yahudi di Tepi Barat adalah ilegal menurut hukum internasional.

    Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa Oktober 2025 merupakan bulan terburuk untuk kekerasan pemukim Israel sejak pencatatan dimulai tahun 2006 lalu, dengan 264 serangan tercatat mengakibatkan korban jiwa atau kerusakan properti.

    Hampir tidak ada pelaku kekerasan yang dimintai pertanggungjawaban oleh otoritas Israel.

    Namun Zamir mengatakan bahwa pasukan Israel beroperasi “untuk mencegah ancaman dan bahaya bagi penduduk di wilayah tersebut”.

    “Kami beroperasi berdasarkan prinsip yang jelas: terorisme hanya berhadapan dengan militer… kami adalah pembatas pertahanan antara organisasi teroris dan warga sipil Israel,” ujarnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)