Negara: Tepi Barat

  • Trump Desak Hamas Terima Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza

    Trump Desak Hamas Terima Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak kelompok Hamas untuk menerima gencatan senjata selama 60 hari di Gaza. Trump mengatakan bahwa Israel telah setuju untuk menuntaskan kesepakatan tersebut, seiring pasukannya juga meningkatkan operasi di wilayah Palestina tersebut.

    Trump, dalam sebuah unggahan di media sosial, mengatakan bahwa perwakilannya telah bertemu dengan para pejabat Israel terkait konflik Gaza, menjelang kunjungan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ke Washington minggu depan.

    “Israel telah menyetujui persyaratan yang diperlukan untuk menuntaskan GENCATAN SENJATA 60 Hari, di mana kami akan bekerja sama dengan semua pihak untuk mengakhiri Perang,” tulis Trump di media sosial miliknya, Truth Social, dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (2/7/2025).

    Trump mengatakan perwakilan Qatar dan Mesir, mediator dalam konflik Gaza, akan menyampaikan “proposal akhir ini.”

    “Saya berharap, demi kebaikan Timur Tengah, Hamas menerima kesepakatan ini, karena ini tidak akan menjadi lebih baik-ini hanya akan menjadi lebih buruk,” ujar Trump.

    Trump sebelumnya mengatakan bahwa ia akan bersikap “sangat tegas” terhadap Netanyahu saat mereka bertemu pada tanggal 7 Juli mendatang.

    Selain terus melancarkan serangannya di Gaza, militer Israel diketahui meningkatkan aksi kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023. Aksi kekerasan ini menewaskan 1.000 warga Palestina.

    Dilansir Aljazeera, Selasa (1/7), ketika dunia teralihkan oleh genosida yang dilakukan pasukan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 56.331 orang dan mengusir hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 juta orang, Israel juga meningkatkan serangannya di Tepi Barat.

    Tak hanya melalui militer, pemukim Israel juga menyerang dan membunuh penduduk desa Palestina.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Umumkan Israel Sepakat Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza

    Trump Umumkan Israel Sepakat Gencatan Senjata 60 Hari di Gaza

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan perkembangan upaya gencatan senjata di Gaza. Trump menyebut Israel telah menerima proposal gencatan senjata yang ditawarkan Amerika.

    “Israel telah menyetujui persyaratan yang diperlukan untuk menuntaskan gencatan senjata 60 hari,” tulis Trump di Truth Social dilansir AFP, Rabu (2/7/2025).

    Trump mengatakan kesepakatan ini juga akan diberikan kepada perwakilan Qatar dan Mesir. Perwakilan kedua negara tersebut nantinya akan menyampaikan proposal gencatan senjata tersebut kepada Hamas.

    Trump juga berharap Hamas menerima proposal gencatan senjata 60 hari di Gaza. Dia menyebut upaya meredam agresi Israel di Gaza tidak akan berhasil jika Hamas menolak proposal tersebut.

    “Saya berharap, demi kebaikan Timur Tengah, Hamas menerima kesepakatan ini, karena kesepakatan ini tidak akan membaik (jika ditolak Hamas)- hanya akan menjadi lebih buruk,” tulis Trump.

    Militer Israel diketahui meningkatkan aksi kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023. Aksi kekerasan ini menewaskan 1.000 warga Palestina.

    Dilansir Aljazeera, Selasa (1/7), ketika dunia teralihkan oleh genosida yang dilakukan pasukan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 56.331 orang dan mengusir hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 juta orang, Israel juga meningkatkan serangannya di Tepi Barat. Tak hanya melalui militer, pemukim Israel juga menyerang dan membunuh penduduk desa Palestina.

    Tonton juga “Trump Resmi Cabut Sanksi AS terhadap Suriah” di sini:

    (ygs/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 1.000 Warga Palestina di Tepi Barat Dibunuh Israel Sejak 2023

    1.000 Warga Palestina di Tepi Barat Dibunuh Israel Sejak 2023

    Jakarta

    Militer Israel meningkatkan aksi kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023. Aksi kekerasan ini menewaskan 1.000 warga Palestina.

    Dilansir Aljazeera, Selasa (1/7/2025), ketika dunia teralihkan oleh genosida yang dilakukan pasukan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 56.331 orang dan mengusir hampir seluruh populasi yang berjumlah 2,3 juta orang, Israel juga meningkatkan serangannya di Tepi Barat. Tak hanya melalui militer, pemukim Israel juga menyerang dan membunuh penduduk desa Palestina.

    Korban terbaru adalah Samer Bassam al-Zagharneh, seorang pemuda Palestina yang ditembak oleh tentara Israel pada 1 Juli. Menurut kantor berita Palestina Wafa, al-Zagharneh terbunuh di dekat tembok pemisah, yang mulai dibangun Israel pada tahun 2002 untuk memisahkan Yerusalem dari wilayah Tepi Barat lainnya.

    Warga Palestina diserang oleh pasukan militer Israel dan pemukim Israel di Tepi Barat. Pemukim Israel melancarkan serangan mendadak secara brutal ke kota-kota, membakar properti, menyerang orang, dan mencoba mengusir mereka dari rumah mereka.

    Pada saat yang sama, pasukan keamanan Israel mengepung kamp-kamp pengungsi dan menyerbunya tanpa henti, mengusir warga Palestina dari rumah mereka dan tidak mengizinkan mereka untuk kembali.

    Banyak pemukim juga telah diberi senjata semi-otomatis dan ‘diintegrasikan’ ke dalam pasukan Israel di Tepi Barat. Hal ini seiring sebagian besar pasukan militer Israel dikerahkan untuk bertempur di Gaza.

    Tentu inilah yang mengaburkan batasan antara pasukan keamanan dan pemukim. Militer Israel sengaja memberdayakan pemukim Israel untuk meningkatkan kekerasan terhadap warga Palestina.

    Lihat juga Video: Jeritan Warga Gaza: Mau Ambil Bantuan tapi Ditembaki Pasukan Israel

    (isa/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Gaza Lagi, Ledakan Bom Hancurkan Rumah Warga

    Israel Serang Gaza Lagi, Ledakan Bom Hancurkan Rumah Warga

    Gaza City

    Militer Israel kembali melakukan serangan di Gaza, Palestina. Terbaru, militer Israel meledakkan bom yang menghancurkan permukiman warga.

    Dilansir Aljazeera, Jumat (27/6/2025), pasukan Israel telah meledakkan tiga alat peledak bom di sekitar Jalan Masoud, sebelah timur Jabalia al-Balad di utara Jalur Gaza. Peristiwa ini dilaporkan langsung oleh Pusat Informasi Palestina.

    Sementara itu, berdasarkan laporan Al Jazeera Arabic, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, pasukan Israel juga telah meledakkan bahan peledak untuk menghancurkan bangunan tempat tinggal warga.

    Sebelumnya, Israel kembali menyerang Gaza. Dalam 24 jam, lebih dari 80 orang dilaporkan tewas dan ratusan mengalami luka-luka.

    Data itu disampaikan Kementerian Kesehatan di Gaza. Pihaknya melaporkan sedikitnya 79 orang tewas dan nyaris 400 orang terluka dalam serangan Israel di seluruh wilayah kantong itu dalam 24 jam terakhir.

    Sementara di Tepi Barat, empat warga Palestina termasuk seorang remaja tewas. Remaja itu ditembak pasukan Israel.

    Untuk diketahui, militer Israel mengalihkan fokusnya kembali ke Jalur Gaza usai negara tersebut sepakat melakukan gencatan senjata dengan Iran dan mengakhiri perang saudara selama 12 hari. Tel Aviv bertekad untuk memulangkan semua sandera yang tersisa dan membubarkan rezim Hamas, yang didukung Teheran.

    Tonton juga “Netanyahu Sebut Menang Atas Iran Membuka Peluang Perdamaian” di sini:

    (rdp/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Kembali Serang Gaza, Lebih dari 80 Orang Tewas dalam 24 Jam Terakhir

    Israel Kembali Serang Gaza, Lebih dari 80 Orang Tewas dalam 24 Jam Terakhir

    Jakarta

    Israel kembali meluncurkan serangan ke Gaza. Lebih dari 80 orang dilaporkan tewas dan ratusan mengalami luka-luka dalam 24 jam terakhir.

    Dilansir aljazeera, Kamis (26/6/2024), data tersebut diungkap Kementerian Kesehatan di Gaza. Pihaknya melaporkan bahwa sedikitnya 79 orang tewas dan hampir 400 orang terluka dalam serangan Israel di seluruh wilayah kantong itu dalam 24 jam terakhir.

    Sementara di Tepi Barat, 4 warga Palestina termasuk seorang remaja, telah tewas. Remaja itu ditembak oleh pasukan Israel.

    Sementara tiga warga Palestina lainnya tewas dalam serangan pemukim Israel di kota Kafr Malek, timur laut Ramallah. Tujuh orang lainnya terluka dalam serangan pemukim tersebut.

    Diketahui sebelumnya, militer Israel mengalihkan kembali fokusnya ke Jalur Gaza, setelah negara itu menyepakati gencatan senjata dengan Iran yang mengakhiri perang udara selama 12 hari. Tel Aviv bertekad untuk memulangkan semua sandera yang tersisa dan membubarkan rezim Hamas, yang didukung Teheran.

    Kepala Staf Militer Israel Eyal Zamir, seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (25/6), mengatakan bahwa kampanye Israel terhadap Iran belum berakhir dan memasuki fase baru. Iran mendukung rezim Hamas yang menguasai Jalur Gaza dan berperang melawan Israel sejak Oktober 2023 lalu.

    “Sekarang fokusnya beralih kembali ke Gaza –untuk memulangkan para sandera dan membubarkan rezim Hamas. Saya bangga memiliki hak istimewa untuk memimpin organisasi ini selama periode ini,” ucap Zamir dalam pernyataannya.

    (eva/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Breaking: Pemerintah AS Beri Warning ke Warga Amerika di Seluruh Dunia

    Breaking: Pemerintah AS Beri Warning ke Warga Amerika di Seluruh Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia -Pemerintah Amerika Serikat (AS), mengeluarkan peringatan di seluruh dunia bagi seluruh warga AS, Minggu waktu setempat. Negeri itu mengatakan konflik di Timur Tengah dapat meningkatkan risiko keamanan bagi mereka yang bepergian atau tinggal di luar negeri.

    “Konflik antara Israel dan Iran telah mengakibatkan gangguan perjalanan dan penutupan wilayah udara secara berkala di seluruh Timur Tengah. Ada potensi demonstrasi terhadap warga negara AS dan kepentingan di luar negeri,” kata peringatan keamanan Departemen Luar Negeri, dikutip AFP, Senin.

    “Departemen Luar Negeri menyarankan warga negara AS di seluruh dunia untuk lebih berhati-hati.”

    Pernyataan tersebut tidak menyebutkan bagaimana AS ikut campur dalam konflik tersebut Sabtu malama atau Minggu dini hari. Diketahui pesawat Amerika mengebom fasilitas nuklir di Iran, sebuah tindakan yang menurut Teheran akan memiliki “konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki”.

    Minggu, Iran telah mengancam pangkalan-pangkalan AS di Timur Tengah. Teheran memperingatkan bahwa pasukan AS dapat diserang sebagai balasan atas serangan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menurut Pentagon telah menghancurkan program nuklir Iran.

    “Setiap negara di kawasan ini atau di tempat lain yang digunakan oleh pasukan Amerika untuk menyerang Iran akan dianggap sebagai target yang sah bagi angkatan bersenjata kami,” kata seorang penasihat pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, dalam sebuah pesan yang disiarkan oleh kantor berita resmi IRNA.

    Evakuasi Besar-besaran AS di Israel, Irak, Lebanon

    Sebelumnya pada hari Sabtu, AS memulai penerbangan evakuasi dari Israel untuk warga negara Amerika dan penduduk tetap AS yang tinggal di Israel atau Tepi Barat. Amerika Serikat juga memerintahkan staf di misi diplomatiknya di Irak dan Lebanon untuk meninggalkan negara-negara tersebut.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ramalan Bank Dunia: Negara Ini Bisa Jatuh ke Jurang Krisis pada 2025

    Ramalan Bank Dunia: Negara Ini Bisa Jatuh ke Jurang Krisis pada 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Dunia atau World Bank memperkirakan, sejumlah negara akan mengalami kontraksi atau kemerosotan ekonomi pada 2025. Hal ini terungkap dalam laporan rutin Bank Dunia, Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025.

    Kepala Ekonom Grup Bank Dunia Indermit Gill mengatakan, perekonomian sejumlah negara akan mengalami pelemahan serius pada tahun ini sebagai imbas terus melambatnya pertumbuhan ekonomi global tiga dekade terakhir.

    Ekonomi global yang terus melemah laju pertumbuhannya itu akibat kompleksitas tekanan perekonomian, mulai efek konflik geopolitik, perang tarif dagang, menurunnya produktivitas, populasi yang menua, hingga level utang yang tinggi.

    Pertumbuhan di negara berkembang telah menurun selama tiga dekade dari 6% per periode 2000-an menjadi 5% pada 2010-an, dan kini kurang dari 4% pada 2020-an. Penurunan ini sejalan dengan laju pertumbuhan perdagangan global yang menurun dari rata-rata 5% pada 2000-an menjadi sekitar 4,5% pada 2010-an, dan kini kurang dari 3% pada 2020-an.

    “Di luar Asia, dunia berkembang sedang berubah menjadi zona tanpa pembangunan,” kata Indermit Gill, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).

    Adapun daftar negara yang ekonominya berpotensi minus pada 2025 ini terletak di empat kawasan, yaitu Asia Timur dan Pasifik, Amerika Latin dan Karibia, Timur tengah dan Afrika Utara, serta Sub-Saharan Afrika.

    Asia Timur dan Pasifik

    Untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia memperkirakan, negara yang ekonominya mulai terkontraksi pada 2025 ialah Myanmar mencapai minus 2,5% dari perkiraan sebelumnya dalam GEP edisi Januari 2025 masih mampu tumbuh 2%. Ekonomi Myanmar menurut Bank Dunia akan pulih pada 2026 dengan prediksi pertumbuhan di level 3%.

    Tekanan ekonomi terhadap Myanmar ini kata Bank Dunia dipicu oleh konflik bersenjata yang terus terjadi, hingga bencana alam seperti gempa magnitude 7,7 pada Maret 2025.

    “Konflik bersenjata yang terus-menerus dapat semakin menekan aktivitas ekonomi di Myanmar, termasuk menyebabkan inflasi melonjak, sentimen bisnis melemah, dan perpindahan penduduk,” ungkap Bank Dunia.

    Lalu, negara yang ekonominya akan anjlok di kawasan ini kata Bank Dunia adalah Vanuatu dengan kontraksi mencapai minus 1,8% dari perkiraan sebelumnya pada Januari 2025 sebesar tumbuh 1,5%. Ekonomi Vanuatu mulai membaik ke level 2,3% pada 2026, lebih baik dari perkiraan pada Januari yang hanya tumbuh 2,1%.

    Tekanan ekonomi yang dialami Vanuatu menurut Bank Dunia juga dipicu oleh rentannya negara ini terhadap bencana alam.

    “Kerentanan terhadap bencana alam juga menimbulkan risiko negatif, seperti yang ditegaskan oleh kerusakan besar yang disebabkan oleh gempa bumi dahsyat di Myanmar dan Thailand pada akhir Maret, serta Vanuatu akhir tahun lalu.” ucap Bank Dunia.

    Amerika Latin dan Karibia

    Foto: Seorang pria duduk di belakang truk saat penduduk lingkungan Delmas 30 meninggalkan rumah mereka karena kekerasan geng, di Port-au-Prince, Haiti, 25 Februari 2025. (REUTERS/Jean Feguens Regala)

    Di kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia, Bank Dunia memperkirakan, negara yang ekonominya akan terkontraksi atau anjlok pada 2025 ialah Haiti menjadi minus 2,2% dari sebelumnya pada proyeksi Januari 2025 masih mampu tumbuh 0,5%. Sedangkan pada 2026, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Haiti akan tumbuh 2% atau naik dari perkiraan sebelumnya pada Januari 2025 sebesar 1,5%.

    “Prospek ekonomi Haiti masih rapuh dan penuh ketidakpastian di tengah ketidakstabilan politik dan tantangan keamanan yang terus berlanjut, dengan ekonominya diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 2,2% pada 2025,” kata Bank Dunia.

    Timur Tengah dan Afrika Utara

    Untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, Bank Dunia mencatat, negara yang ekonomi terkontraksi pada 2025 yakni Iran, Tepi Barat dan Gaza, serta Yaman.

    Iran ekonominya Bank Dunia perkirakan minus 0,5% dan akan pulih ke level 0,3% pada 2026. “Prospeknya lebih lemah dibandingkan bulan Januari, sebagian mencerminkan berkurangnya permintaan minyak dari Tiongkok, kekurangan energi, dan meningkatnya ketidakpastian yang membatasi aktivitas non-minyak.,” ucap Bank Dunia.

    Untuk Tepi Barat dan Gaza, kontraksinya mencapai 1,6% pada 2025 akibat kerusakan peperangan dengan Israel, dan berpotensi naik pesat pada 2026 menjadi tumbuh 4% pada 2026.

    “Di Tepi Barat dan Gaza, pertumbuhan diperkirakan menguat menjadi 4% pada tahun 2026 dan 16% pada 2027 setelah kontraksi sebesar 1,6% pada 2025, dengan asumsi rekonstruksi dimulai pada 2026,” kata Bank Dunia.

    Sedangkan untuk Yaman, kontraksi ekonominya mencapai minus 1,5%, dan pulih sedikit pada 2026 menjadi 0,5%. “Mengingat situasi keamanan, PDB di Republik Yaman diperkirakan akan kembali mengalami kontraksi tahun ini,” ucap Bank Dunia.

    Sub-sahara Afrika

    Di kawasan Sub sahara Afrika, Bank Dunia hanya memperkirakan satu kawasan yang ekonominya akan minus pada 2025, yakni Guinea Khatulistiwa atau Equatorial Guinea dengan minus 3,1%. Tapi, pada 2026, Bank Dunia perkirakan ekonominya akan membaik menjadi 0,6% meski kembali kontraksi pada 2027 menjadi minus 1,1%.

    Bagaimana dengan Indonesia?

    Bank Dunia memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 4,7% pada 2025 dan di level 4,8% pada 2026. Ramalan pertumbuhan terbaru ini memangkas proyeksi sebelumnya dalam GEP edisi Januari 2025 yang sebesar 5,1% untuk 2025 dan 2026.

    Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia baru mampu kembali ke level 5% pada 2027. Meski, masih jauh lebih lambat ketimbang pertumbuhan ekonomi pada 2022 yang sebesar 5,3%.

    Bank Dunia juga menyatakan gejolak ketegangan dagang yang dipicu oleh perang tarif tinggi maupun ketidakpastian kebijakan pemerintah dunia saat ini telah menyebabkan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi di hampir 70% negara di seluruh kawasan dan kelompok pendapatan.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wartawan Israel Dilarang Bagikan Video ke Medsos, Hukumannya Ngeri

    Wartawan Israel Dilarang Bagikan Video ke Medsos, Hukumannya Ngeri

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Israel dan Iran kian memanas. Serangan bertubi-tubi dari kedua pihak menyebabkan kerusakan parah dan telah merenggut banyak nyawa.

    Kendati demikian, organisasi media dan jurnalis di Israel dibatasi untuk menyiarkan informasi tertentu terkait perang. Hal ini tertulis dalam surat edaran dari badan sensor militer Israel.

    Brigadir Jenderal Kobi Mandelblit mengumumkan peraturan baru tentang apa diizinkan dan dilarang untuk dipublikasikan organisasi media dan jurnalis Israel di negara tersebut tentang dampak serangan Iran, dalam surat edaran yang disebar pada Rabu (18/6) pekan ini, dikutip dari Aljazeera, Jumat (20/6/2025).

    Sebagai konteks, penyensoran media di Israel bukan hal baru. Pembatasan kebebasan media di negara Zionis tersebut pertama kali ditetapkan oleh Inggris dalam mandat untuk Palestina pada tahun 1945.

    Tiga tahun kemudian, regulasi penyensoran dimasukkan ke dalam hukum Israel ketika terbentuk sebagai entitas negara.

    Namun, pembatasan kebebasan pers di Israel lebih dari sekadar pelarangan aspek pelaporan jurnalis.

    Menurut data dari Federasi Jurnalis Internasional (IFJ), Israel telah menewaskan sedikitnya 164 jurnalis di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Lebih banyak lagi yang terbunuh di Lebanon, wilayah Tepi Barat yang telah diduduki, dan sekarang Iran.

    Sejak Mei 2024, pemerintah Israel telah melarang Al Jazeera dari wilayahnya. Selanjutnya pada November 2024, Israel memberikan sanksi kepada harian liberal Haaretz atas liputannya yang dianggap kritis terhadap tindakan pemerintah.

    Peraturan baru Israel terhadap gerak-gerik media dan jurnalis secara khusus terkait dengan perang melawan Iran. Peraturan tersebut memberikan pembatasan khusus terhadap cara jurnalis dan editor melaporkan dampak serangan Iran terhadap Israel.

    Dalam surat edaran berjudul ‘Rising Lion – Pedoman Sensor IDF untuk Liputan Media tentang Serangan di Front Dalam Negeri Israel’, kantor kepala sensor militer Israel memerintahkan editor untuk mengambil tindakan tegas saat jurnalis melaporkan serangan rudal dan pesawat drone.

    Sensor juga memperingatkan agar tidak melaporkan apa pun yang dapat menunjukkan posisi serangan atau operasi pertahanan udara, atau penilaian kerusakan yang dapat membantu musuh dan menimbulkan ancaman nyata bagi keamanan negara.

    Berikut poin-poin pelarangan secara khusus bagi media dan jurnalis Israel, dikutip dari Aljazeera:

    Memfilmkan atau menyiarkan gambar dari lokasi terdampak perang, terutama di dekat instalasi militer.
    Menggunakan pesawat drone atau kamera sudut lebar untuk menunjukkan area terdampak serangan Iran.
    Memberikan perincian lokasi pasti area yang terkena dampak serangan di dekat instalasi keamanan.
    Menyiarkan gambar rudal Israel yang diluncurkan atau rudal Iran yang dicegat.

    Perintah tersebut juga melarang berbagi video dari media sosial tanpa peninjauan. Pembatasan baru tersebut berlaku segera setelah surat edaran disebar.

    Fotografer di kota pelabuhan Haifa ditangkap pada Selasa (17/6) dini hari saat memasang kamera untuk menangkap gambar potensi serangan di pelabuhan.

    Penyensoran yang Selama Ini Berlaku di Israel

    Jurnalis dan editor sebelumnya sudah menghadapi penyensoran gila-gilaan dari pemerintah. Organisasi media diharuskan untuk menyerahkan artikel apa pun yang dapat menyinggung keamanan Israel kepada tim sensor militer untuk mendapatkan persetujuan sebelum dipublikasikan.

    Berdasarkan peraturan yang berlaku, penyensor memiliki kewenangan untuk menghentikan penerbitan artikel apa pun jika terdeteksi bisa membawa ancaman bagi keamanan nasional Israel.

    Namun, penyensor tidak boleh membatasi artikel atau laporan dengan alasan isi berita dapat merusak reputasi oknum tentara Israel atau politisi negara tersebut.

    Pada tahun 2023, pembatasan ketat Israel ditingkatkan melalui amandemen undang-undang antiterorisme negara tersebut. Aturan itu memungkinkan hukuman bagi mereka yang secara sistematis dan terus-menerus mengonsumsi publikasi teroris atau yang menyiarkan seruan langsung untuk melakukan tindakan terorisme.

    Menurut organisasi kebebasan media, seperti Index on Censorship, bahkan sebelum pembatasan baru pada pelaporan konflik Iran diperkenalkan, definisi penyensoran tentang “masalah keamanan” sangat luas dan subjektif.

    Topiknya beragam, seperti tentara, badan intelijen, transaksi senjata, tahanan administratif, aspek urusan luar negeri Israel, dan banyak lagi.

    Jurnalis, penerbit, atau kelompok media mana pun dapat mengajukan banding atas keputusan sensor ke Mahkamah Agung, yang berwenang membatalkan keputusannya.

    Penyensoran sudah menjadi makanan sehari-hari bagi media Israel. Pada Mei lalu, majalah Israel-Palestina, +972, melaporkan tentang peningkatan sensor media yang belum pernah terjadi sebelumnya, sejak dimulainya perang di Gaza.

    Menurut majalah tersebut, sepanjang tahun 2024, sensor militer Israel memblokir sepenuhnya 1.635 artikel agar tidak diterbitkan dan memberlakukan pembatasan sebagian pada 6.265 artikel lainnya.

    Artinya, rata-rata ada sekitar 21 intervensi dalam berita yang dipublikasikan setiap harinya. Angka itu 2 kali lipat lebih banyak dibandingkan penyensoran harian tertinggi selama konflik Gaza 2014, yakni sekitar 10 intervensi per hari.

    Menurut Indeks Kebebasan Pers Dunia Reporters Sans Frontieres (RSF), Israel saat ini berada di peringkat ke-112 dari 180 negara dalam hal kebebasan pers. Israel berada di bawah Haiti, Guinea Bissau, Sudan Selatan, dan Chad.

    “Kebebasan pers, pluralitas media, dan independensi editorial makin dibatasi di Israel sejak dimulainya perang di Gaza, yang dilancarkan oleh Israel pada 7 Oktober 2023 setelah serangan mematikan Hamas,” menurut pernyataan RSF.

    RSF juga mencatat pentingnya koneksi politik dalam memilih pimpinan badan pengatur penyiaran Israel. Hanya jaringan yang sangat pro-pemerintah, seperti Channel 14 Israel, yang umumnya dipilih untuk menyelenggarakan wawancara dengan tokoh-tokoh senior.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Houthi Yaman Koordinasi dengan Iran Serang Israel

    Houthi Yaman Koordinasi dengan Iran Serang Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok Houthi Yaman untuk pertama kalinya secara terbuka mengakui bahwa serangan rudal mereka ke wilayah Israel dilakukan dalam koordinasi langsung dengan Iran. Pernyataan ini mempertegas keterlibatan Teheran dalam eskalasi konflik Timur Tengah yang makin memanas.

    Dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Minggu (15/6/2025), juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, menyebut pihaknya telah menargetkan kota Jaffa di Israel tengah menggunakan sejumlah rudal balistik dalam 24 jam terakhir.

    “Sebagai bentuk dukungan untuk rakyat Palestina dan Iran yang tertindas, operasi ini kami lakukan bersama dengan tentara Iran terhadap musuh kriminal Israel,” ujar Sarea, seperti dikutip Reuters.

    Militer Israel sebelumnya melaporkan sistem peringatan dini rudal diaktifkan di beberapa wilayah setelah peluncuran rudal dari arah Yaman dan Iran. Namun belum ada konfirmasi resmi dari pihak Israel terkait dampak serangan terbaru ini.

    Israel dan Iran telah saling melancarkan serangan rudal sejak Jumat lalu, saat Israel meluncurkan operasi militer besar terhadap Iran. Pada hari yang sama, Israel menyebut sebuah rudal dari Yaman jatuh di Hebron, Tepi Barat. Namun, Houthi saat itu belum mengklaim serangan tersebut.

    Kelompok Houthi yang didukung Iran telah secara konsisten meluncurkan serangan ke arah Israel sejak pecahnya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023. Sebagian besar rudal tersebut berhasil dicegat sistem pertahanan Israel.

    Sementara itu, Amerika Serikat (AS) juga sebelumnya melancarkan serangan intensif terhadap Houthi. Namun serangan itu dihentikan setelah kelompok tersebut menyatakan setuju menghentikan serangan terhadap kapal-kapal Amerika.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ngeri! Bank Dunia Ramal Sejumlah Negara Ambruk di 2025, Ini Datanya

    Ngeri! Bank Dunia Ramal Sejumlah Negara Ambruk di 2025, Ini Datanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah negara akan mulai mengalami kontraksi atau pertumbuhan ekonomi yang minus pada 2025, menurut prospek terbaru Bank Dunia (World Bank) dalam laporan terbarunya dalam Global Economic Prospects (GEP) edisi Juni 2025.

    Kepala Ekonom Grup Bank Dunia Indermit Gill mengatakan, melemahnya ekonomi sejumlah negara karena efek terus melambatnya pertumbuhan ekonomi dalam tiga dekade terakhir. Akibat kompleksitas tekanan ekonomi global, mulai efek konflik geopolitik, perang tarif dagang, menurunnya produktivitas, populasi yang menua, hingga level utang yang tinggi.

    Pertumbuhan di negara berkembang telah menurun selama tiga dekade dari 6% per periode 2000-an menjadi 5% pada 2010-an, dan kini kurang dari 4% pada 2020-an. Penurunan ini sejalan dengan laju pertumbuhan perdagangan global yang menurun dari rata-rata 5% pada 2000-an menjadi sekitar 4,5% pada 2010-an, dan kini kurang dari 3% pada 2020-an.

    “Di luar Asia, dunia berkembang sedang berubah menjadi zona tanpa pembangunan,” kata Indermit Gill, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (11/6/2025).

    Daftar negara yang ekonominya berpotensi minus pada 2025 ini terletak di empat kawasan, yaitu Asia Timur dan Pasifik, Amerika Latin dan Karibia, Timur tengah dan Afrika Utara, serta Sub-Saharan Afrika.

    Asia Timur dan Pasifik

    Untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia memperkirakan, negara yang ekonominya mulai terkontraksi pada 2025 ialah Myanmar mencapai minus 2,5% dari perkiraan sebelumnya dalam GEP edisi Januari 2025 masih mampu tumbuh 2%. Ekonomi Myanmar menurut Bank Dunia akan pulih pada 2026 dengan prediksi pertumbuhan di level 3%.

    Tekanan ekonomi terhadap Myanmar ini kata Bank Dunia dipicu oleh konflik bersenjata yang terus terjadi, hingga bencana alam seperti gempa magnitude 7,7 pada Maret 2025.

    “Konflik bersenjata yang terus-menerus dapat semakin menekan aktivitas ekonomi di Myanmar, termasuk menyebabkan inflasi melonjak, sentimen bisnis melemah, dan perpindahan penduduk,” ungkap Bank Dunia.

    Lalu, negara yang ekonominya akan anjlok di kawasan ini kata Bank Dunia adalah Vanuatu dengan kontraksi mencapai minus 1,8% dari perkiraan sebelumnya pada Januari 2025 sebesar tumbuh 1,5%. Ekonomi Vanuatu mulai membaik ke level 2,3% pada 2026, lebih baik dari perkiraan pada Januari yang hanya tumbuh 2,1%.

    Tekanan ekonomi yang dialami Vanuatu menurut Bank Dunia juga dipicu oleh rentannya negara ini terhadap bencana alam.

    “Kerentanan terhadap bencana alam juga menimbulkan risiko negatif, seperti yang ditegaskan oleh kerusakan besar yang disebabkan oleh gempa bumi dahsyat di Myanmar dan Thailand pada akhir Maret, serta Vanuatu akhir tahun lalu.” ucap Bank Dunia.

    Amerika Latin dan Karibia

    Di kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia, Bank Dunia memperkirakan, negara yang ekonominya akan terkontraksi atau anjlok pada 2025 ialah Haiti menjadi minus 2,2% dari sebelumnya pada proyeksi Januari 2025 masih mampu tumbuh 0,5%. Sedangkan pada 2026, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Haiti akan tumbuh 2% atau naik dari perkiraan sebelumnya pada Januari 2025 sebesar 1,5%.

    “Prospek ekonomi Haiti masih rapuh dan penuh ketidakpastian di tengah ketidakstabilan politik dan tantangan keamanan yang terus berlanjut, dengan ekonominya diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 2,2% pada 2025,” kata Bank Dunia.

    Timur Tengah dan Afrika Utara

    Untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, Bank Dunia mencatat, negara yang ekonomi terkontraksi pada 2025 yakni Iran, Tepi Barat dan Gaza, serta Yaman.

    Iran ekonominya Bank Dunia perkirakan minus 0,5% dan akan pulih ke level 0,3% pada 2026. “Prospeknya lebih lemah dibandingkan bulan Januari, sebagian mencerminkan berkurangnya permintaan minyak dari Tiongkok, kekurangan energi, dan meningkatnya ketidakpastian yang membatasi aktivitas non-minyak.,” ucap Bank Dunia.

    Untuk Tepi Barat dan Gaza, kontraksinya mencapai 1,6% pada 2025 akibat kerusakan peperangan dengan Israel, dan berpotensi naik pesat pada 2026 menjadi tumbuh 4% pada 2026.

    “Di Tepi Barat dan Gaza, pertumbuhan diperkirakan menguat menjadi 4% pada tahun 2026 dan 16% pada 2027 setelah kontraksi sebesar 1,6% pada 2025, dengan asumsi rekonstruksi dimulai pada 2026,” kata Bank Dunia.

    Sedangkan untuk Yaman, kontraksi ekonominya mencapai minus 1,5%, dan pulih sedikit pada 2026 menjadi 0,5%. “Mengingat situasi keamanan, PDB di Republik Yaman diperkirakan akan kembali mengalami kontraksi tahun ini,” ucap Bank Dunia.

    Sub-sahara Afrika

    Di kawasan Sub saharan Afrika, Bank Dunia hanya memperkirakan satu kawasan yang ekonominya akan minus pada 2025, yakni Guinea Khatulistiwa atau Equatorial Guinea dengan minus 3,1%. Tapi, pada 2026, Bank Dunia perkirakan ekonominya akan membaik menjadi 0,6% meski kembali kontraksi pada 2027 menjadi minus 1,1%.

    (arj/mij)