Negara: Taiwan

  • Harga HP dan Laptop Meroket Drastis Gara-gara Tarif Trump

    Harga HP dan Laptop Meroket Drastis Gara-gara Tarif Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump menimbulkan gejolak dan perang dagang. Tarif untuk semua impor sebesar 10% berlaku sejak 5 April 2025.

    Selanjutnya, tarif resiprokal ke 60 negara, termasuk Indonesia, efektif berlaku mulai 9 April 2025.

    Tarif merupakan biaya bea masuk yang harus dibayar oleh perusahaan AS yang mengimpor barang tertentu dari negara lain. Adapun besaran tarif resiprokal yang mulai berlaku hari ini beragam.

    Di Indonesia, tarif resiprokal yang diberlakukan Trump sebesar 32%. Sementara di China, tarif resiprokal 34%. Namun, seiring perkembangannya, tarif barang masuk dari China bisa menjadi 104%.

    Ketika perusahaan AS mengimpor barang dari negara dengan tarif tinggi, pada akhirnya biaya tambahan tersebut akan dibebankan ke konsumen akhir.

    Artinya, barang-barang impor dari negara lain yang masuk ke AS akan membuat harga jual ke masyarakat AS melambung tinggi.

    Profesor manajemen rantai pasokan dari Michigan State University, Jason Miller, memberikan contoh kenaikan harga barang elektronik di AS imbas tarif yang ditetapkan Trump.

    Misalnya, laptop seharga US$400 diimpor oleh peritel AS. Lantas, peritel itu menambah biaya margin kotor rata-rata 30%. Maka, konsumen akan membayar US$571.

    China mengekspor banyak laptop dan HP ke AS. Miller mengatakan perlu ditambahkan faktor tarif 104% untuk menentukan harga jual. Menurut hitungannya, kenaikan harga barang impor akan melambung mulai US$395-795, jika importir sepenuhnya membebankan biaya tarif tambahan ke konsumen.

    Alhasil, harga jual akhirnya menjadi US$966 atau setara Rp16 jutaan. Hal ini merepresentasikan inflasi 69% dan margin kotor peritel lebih rendah 18%. Singkatnya, konsumen akan membayar lebih dan peritel akan meraup untung lebih kecil.

    Banyak negara yang terdampak petaka tarif Trump. Secara umum, produk dari berbagai kategori akan mengalami lonjakan harga bagi pasar AS. Namun, Miler mengatakan barang elektronik akan menjadi salah satu yang harga jualnya paling naik, dikutip dari Wired, Rabu (9/4/2025).

    “Tak ada satu pun negara produsen barang elektronik yang tak terdampak tarif secara signifikan,” kata Miller. Negara-negara itu termasuk Vietnam, Taiwan, Jepang, India, dan China.

    Ia memprediksi penetapan tarif Trump bisa dinegosiasi untuk beberapa negara kecuali China. Hal ini, menurut Miller, akan membuat harga elektronik seperti laptop, HP, dan konsol game, naik gila-gilaan di AS.

    Miller juga menggarisbawahi bahwa AS selama ini memang sudah memberikan tarif impor untuk barang-barang dari China. Namun, hingga Januari 2025, AS memberlakukan kebebasan tarif (zaro-tariff) untuk barang-barang elektronik seperti HP dan laptop.

    Menurut Miller, jika masyarakat AS ingin mengganti HP dan laptop, sebaiknya membeli secepatnya sebelum harga naik. Meski tarif sudah berlaku sejak 9 April 2025, tetapi kenaikan harga akan membutuhkan waktu beberapa bulan. Pasalnya, peritel masih akan menghabiskan inventoris yang sudah tersedia sebelum kebijakan tarif berlaku.

    “Beli sekarang [barang elektronik]. Jangan menunggu karena itu tak masuk akal,” ujarnya.

    Miller juga membeberkan kategori produk lain yang akan terdampak selain elektronik, secara khusus produk yang berasal dari China. Sebagai catatan, China merupakan sumber impor terbesar kedua AS setelah Meksiko. Berikut daftar barang yang akan naik di AS menurut Miller:

    Perabot
    Sepatu
    Microwave dan oven
    Piring
    Linen dan gorden
    Mainan
    Panel surya
    Bahan bagunan
    kacang mete
    Lilin
    Kipas angin
    Komponen AC
    Alat golf
    Alat olahraga
    Keyboard
    Suku cadang otomotif
    Dekorasi rumah dan ornamen Natal
    Blender makanan
    Seafood

    Selain harga barang yang lebih mahal, Miller juga mewanti-wanti masyarakat AS untuk siap-siap melihat variasi produk yang lebih sedikit.

    “Importir akan memilih mengimpor barang yang paling menguntungkan dan laku di pasaran di tengah rezim tarif,” kata Miller.

    Ia mengatakan Apple masih akan mengimpor iPhone dari China, India, dan negara perakit lainnya. Namun, model-model HP lain yang kurang diminati di AS kemungkinan tak akan tersedia.

    Secara garis besar, iklim jual-beli di AS akan menantang ketika barang dijual dengan harga mahal. Pasalnya, di tengah tantangan ekonomi, masyarakat akan lebih berhati-hati mengeluarkan uang.

    (fab/fab)

  • Perang Dagang Berkobar, Ini Daftar Negara yang Pilih Balas Tarif AS

    Perang Dagang Berkobar, Ini Daftar Negara yang Pilih Balas Tarif AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara memilih untuk menyerang balik kebijakan tarif impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Negara tersebut di antaranya China, Kanada, dan Uni Eropa.

    Pekan lalu, Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal balik kepada negara-negara yang dianggap merugikan AS. Merujuk pernyataan resmi Trump di situs resmi Gedung Putih AS, alasan pemberlakuan tarif impor bea masuk perdagangan itu adalah kurangnya timbal balik dalam hubungan dagang antara AS dengan negara-negara mitranya.

    Kemudian, faktor perbedaan tarif dan hambatan non-tarif, serta kebijakan ekonomi negara mitra dagang AS yang dinilai menekan dan upah konsumsi dalam negeri, dipandang sebagai ancaman yang tidak biasa terhadap ketahanan ekonomi negara adidaya itu.

    Melalui kebijakan itu, Trump menetapkan tarif impor sebesar 10% untuk semua negara, sedangkan negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS menghadapi tarif lebih besar. 

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita,” kata Trump di Rose Garden, Gedung Putih, melansir Reuters pada Kamis (3/4/2025).

    Mengutip data Bloomberg Economics, sebanyak 15 negara menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan terbesar dengan AS. China menempati posisi pertama dengan total nilai defisit mencapai US$295 miliar pada 2024.

    Posisi selanjutnya ditempati oleh Meksiko yakni sebesar US$172 miliar, diikuti Vietnam US$123 miliar, Irlandia US$87 miliar, Jerman US$85 miliar, dan Taiwan US$74 miliar.

    Jepang menyumbang defisit terhadap neraca perdagangan AS sebesar US$68 miliar, Korea Selatan US$66 miliar, Kanada US$64 miliar, dan India US$46 miliar.

    Kemudian, Thailand menyumbang defisit US$46 miliar, Italia US$44 miliar, Swiss US$38 miliar, Malaysia US$25 miliar, dan Indonesia US$18 miliar.

    Kendati begitu, tak semua negara penyumbang defisit terbesar diganjar tarif tinggi oleh Trump. Hanya Vietnam yang diketahui masuk dalam daftar negara penyumbang defisit neraca dagang AS terbesar, dan turut diganjar dengan tarif bea impor jumbo oleh Trump.

    Adapun, tarif yang dikenakan ke Vietnam adalah 46%, menjadikannya sebagai negara terbesar kelima yang dikenakan tarif jumbo oleh Trump. Posisi pertama ditempati Lesotho yakni 50%, diikuti Kamboja 49%, Laos 48%, dan Madagaskar 47%.

    Sementara itu, China dikenakan tarif sebesar 34%, Uni Eropa 20%, Bangladesh 37%, Thailand 36%, serta Taiwan dan Indonesia 32%.

  • Trump Blak-blakan Ancam Pajak 100% ke Raksasa Teknologi

    Trump Blak-blakan Ancam Pajak 100% ke Raksasa Teknologi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setelah petaka tarif, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat geger dengan ancaman pajak. Kali ini, Trump khusus menargetkan raksasa chip asal Taiwan, TSMC.

    TSMC sebelumnya sudah berjanji untuk membangun pabrik baru di AS. Namun, Trump kembali menegaskan bahwa TSMC akan membayar pajak hingga 100% jika tidak membangun pabriknya di negara tersebut.

    Berbicara di acara Komite Kongres Nasional Partai Republik, Trump mengkritik pemerintahan mantan Presiden Joe Biden karena memberikan hibah sebesar US$6,6 miliar kepada unit TSMC AS untuk produksi semikonduktor di Phoenix, Arizona. Trump blak-blakan menyebut perusahaan semikonduktor tidak membutuhkan uang tersebut.

    “TSMC, saya tidak memberi mereka uang… yang saya lakukan hanyalah mengatakan, jika Anda tidak membangun pabrik di sini, Anda akan membayar pajak yang besar,” kata Trump.

    TSMC menolak berkomentar.

    Pada Maret lalu, TSMC mengatakan di Gedung Putih bahwa mereka berencana untuk melakukan investasi baru senilai US$100 miliar di AS yang mencakup pembangunan lima fasilitas chip tambahan dalam beberapa tahun mendatang.

    Sebelumnya pada pekan ini, Reuters melaporkan bahwa pembuat chip tersebut dapat menghadapi denda sebesar US$1 miliar atau lebih untuk menyelesaikan penyelidikan kontrol ekspor AS atas chip yang dibuatnya yang berakhir di dalam prosesor AI Huawei Technologies.

    (fab/fab)

  • Trump Ancam Pajak 100% untuk Raksasa Pembuat Chip Taiwan

    Trump Ancam Pajak 100% untuk Raksasa Pembuat Chip Taiwan

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengenakan pajak 100% untuk raksasa chip Taiwan TSMC jika mereka tak membuat pabrik di Amerika.

    Berbicara di acara Republican National Congressional Committee, Trump mengkritisi Presiden Joe Biden. Pendahulunya itu dikritik karena memberikan insentif USD 6,6 miliar ke untuk pembangunan pabrik TSMC di Phoenix, Arizona. Padahal, menurut Trump, TSMC tak membutuhkan insentif tersebut.

    “Saya tidak memberikan uang ke TSMC…yang saya lakukan adalah bilang, jika kamu tak membangun pabrik di sini, kamu akan membayar pajak yang besar,” kata Trump.

    TSMC menolak berkomentar soal pernyataan Trump ini, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Rabu (9/4/2025).

    Pada Maret lalu TSMC menyebut akan menginvestasikan USD 100 miliar di Amerika Serikat. Dalam investasi itu termasuk membangun lima fasilitas produksi chip baru dalam beberapa tahun ke depan.

    Namun investasi TSMC di Amerika itu pun tak disambut baik di negara asalnya. Mantan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou, pun menuduh Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa menjual TSMC ke Trump sebagai biaya perlindungan.

    “Ini krisis keamanan nasional besar,” sebut Ma, anggota partai oposisi Kuomintang (KMT) tak lama setelah upacara penandatanganan di Gedung Putih. “Ini akan berdampak negatif signifikan pada kepercayaan masyarakat, hubungan lintas selat, dan posisi geopolitik Taiwan di masa depan”.

    Ia takut kalau perusahaan andalan Taiwan itu kemudian “jatuh” ke tangan Amerika Serikat.

    TSMC memproduksi lebih dari 90% mikrocip canggih dunia, otak segala hal mulai dari smartphone, AI, hingga senjata. Itulah sebabnya banyak orang di Taiwan yakin ketergantungan global pada semikonduktornya berfungsi sebagai perisai silikon dan mencegah potensi invasi China.

    Namun di sisi lain, Taiwan bergantung pada dukungan militer dan politik AS. Retorika Trump telah menimbulkan ketidakpastian atas masa depan hubungan AS-Taiwan. Ia berulang kali menuduh Taiwan mencuri industri semikonduktor AS sambil mengatakan Taiwan harus membayar AS untuk perlindungan.

    Bagi banyak warga Taiwan, kekhawatiran akan bernasib seperti Ukraina yang diserang Rusia makin bergema saat menyaksikan Trump bersikap hangat terhadap Moskow dan mengasingkan sekutu tradisional Eropa. Orang Taiwan melihat persamaan dengan Ukraina, keduanya menghadapi ancaman eksistensial dari tetangga agresif.

    (asj/asj)

  • Pakar: Putin Menikmati Drama Global akibat Tarif Impor yang Ditetapkan Trump – Halaman all

    Pakar: Putin Menikmati Drama Global akibat Tarif Impor yang Ditetapkan Trump – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia, Vladimir Putin, sedang menikmati drama global yang terjadi akibat tarif impor yang diberlakukan Presiden AS, Donald Trump, terhadap puluhan negara di dunia, menurut pakar.

    Pada Rabu (2/9/2025) lalu, Trump menetapkan tarif timbal balik sebesar 10 persen terhadap puluhan negara, dan tarif yang lebih tinggi kepada negara-negara tertentu, termasuk China dan Indonesia.

    Langkah ini sempat memicu anjloknya pasar saham global, Mirror UK melaporkan.

    Saat pasar saham terguncang dan blok-blok dagang serta negara-negara besar mulai memicu perang dagang dengan AS, China menyatakan, akan membalas tindakan Trump dengan tarif timbal baliknya sendiri.

    Di sisi lain, Putin—yang negaranya tidak dikenai tarif oleh Trump—dilaporkan tengah mengamati kekacauan ini dengan penuh kepuasan.

    Trump tidak menerapkan tarif terhadap Rusia karena pada dasarnya hubungan perdagangan antara kedua negara sangat terbatas.

    Rusia juga saat ini dikenai sanksi ekonomi akibat perangnya melawan Ukraina.

    Namun, seorang pakar memperingatkan bahwa kegembiraan Putin atas situasi ini bisa berubah menjadi penderitaan besar bagi Eropa, apabila kebijakan tarif Trump tidak terkendali.

    PRESIDEN RUSIA – Tangkapan layar YouTube Kremlin pada Selasa (25/2/2025) yang menunjukkan wawancara jurnalis Pavel Zarubin dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (24/2/2025). Pakar menyebut, Putin saat ini sedang menikmati drama global akibat penetapan tarif impor AS. (Tangkapan layar YouTube Kremlin)

    Profesor politik dari Universitas Buckingham, Anthony Glees, mengatakan:

    “Bahaya besar di sini adalah bahwa sejarah menunjukkan kebijakan tarif berkaitan erat dengan nasionalisme agresif.”

    “Baik pada tahun 1880-an ketika Kekaisaran Jerman menerapkan tarif, maupun pada 1930-an ketika AS dan kemudian Nazi Jerman melakukan hal yang sama, perang segera menyusul.”

    “Jika Amerika Serikat terjebak dalam kebijakan proteksionis ekstrem, maka Eropa akan menghadapi ancaman serius dari Rusia.”

    “Putin menikmati setiap detik dari drama psikologis besar ini.”

    “Ada pihak yang meyakini bahwa Trump tengah menyerang China dengan ‘senjata’ ekonomi terbesar yang dimilikinya.”

    Sementara itu, Partai Republik berargumen bahwa tarif dapat mendorong relokasi produksi dan manufaktur ke dalam negeri, serta menciptakan lapangan kerja besar-besaran di AS.

    Namun, para kritikus menilai, tarif justru akan meningkatkan harga barang bagi konsumen, sementara banyak orang mengalami kesulitan finansial.

    Update terbaru soal penerapan tarif impor AS

    Mengutip The Guardian, berikut perkembangan terbaru mengenai penerapan tarif timbal balik Donald Trump.

    – Gelombang tarif baru yang diberlakukan Trump terhadap puluhan negara mulai berlaku pada Rabu (9/4/2025), termasuk pungutan sebesar 104 persen terhadap barang-barang dari China.

    China menjadi negara yang paling terdampak oleh kebijakan ini, namun belum menunjukkan tanda-tanda akan mundur.

    China bersumpah untuk melanjutkan perang dagang dengan AS “sampai akhir”, dan menjanjikan tindakan balasan demi melindungi kepentingan nasionalnya.

    Tarif balasan dari China sebesar 34 persen terhadap barang-barang asal AS dijadwalkan mulai berlaku pada Kamis (10/4/2025).

    – Trump menyatakan pada Selasa bahwa pemerintahannya sedang merancang kesepakatan dengan sejumlah mitra dagang.

    Gedung Putih menegaskan, negara-negara sekutu seperti Jepang dan Korea Selatan akan diprioritaskan dalam proses negosiasi.

    Pejabat perdagangan utama Trump, Jamieson Greer, mengatakan kepada Senat bahwa Argentina, Vietnam, dan Israel termasuk di antara negara-negara yang telah merayu untuk penurunan tarif.

    -Dalam sebuah jamuan makan malam bersama sesama anggota Partai Republik pada Selasa malam (8/4/2025), Trump menyampaikan bahwa banyak negara sangat ingin mencapai kesepakatan dagang dengannya.

    – Aksi jual besar-besaran kembali terjadi di pasar Asia pada Rabu.

    Indeks Nikkei Jepang turun lebih dari 3 persen, pasar saham Hong Kong anjlok lebih dari 3%, dan nilai tukar won Korea Selatan menyentuh titik terendah dalam 16 tahun terakhir.

    Obligasi pemerintah juga mengalami kerugian besar.

    Saham di Australia kehilangan nilai miliaran dolar, sementara indeks saham Taiwan merosot 5,8% pada perdagangan sore.

    Dalam beberapa hari terakhir, triliunan dolar telah menguap dari pasar saham global.

    Pasar valuta asing pun terguncang, dengan won Korea jatuh ke posisi terendah terhadap dolar AS sejak 2009, sementara yuan menyentuh titik terendah sepanjang masa terhadap dolar.

    Harga minyak ikut tertekan, dengan West Texas Intermediate ditutup di bawah $60 untuk pertama kalinya sejak April 2021.

    Bank Sentral India menurunkan suku bunga acuan, dengan alasan kondisi global yang “menantang.”

    – Uni Eropa berusaha meredakan ketegangan dagang.

    Kepala Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dalam panggilan telepon dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang, memperingatkan agar semua pihak menghindari eskalasi konflik perdagangan lebih lanjut.

    Ia menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi global di tengah situasi yang memanas.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Usaha Rayu Trump, Korsel hingga RI Kompak Beli Gas Alam dari AS

    Usaha Rayu Trump, Korsel hingga RI Kompak Beli Gas Alam dari AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Negara-negara Asia dari Korea Selatan hingga Indonesia bergegas mendaftar untuk membeli gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) dari AS.

    Langkah itu diharapkan dapat mengurangi surplus perdagangan dengan Negeri Paman Sam dan mengamankan sedikit keringanan dari tarif “timbal balik” Presiden Donald Trump yang luas.

    Melansir Bloomberg pada Rabu (9/4/2025) Presiden Indonesia Prabowo Subianto, berjanji untuk membeli lebih banyak barang dari Amerika. Dia mengatakan, pembelian yang ditingkatkan itu akan mencakup LNG.

    Sementara itu, Thailand juga mengatakan sedang mempertimbangkan untuk membeli lebih banyak. Trump sendiri mengatakan dia telah membahas pembelian “skala besar” LNG AS dengan pemimpin sementara Korea Selatan Han Duck-soo.

    Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan semuanya mengatakan mereka sedang mempertimbangkan investasi dalam proyek ekspor LNG senilai $44 miliar yang telah lama tertunda di Alaska yang didukung oleh Trump.

    Serangkaian tarif global yang diberlakukan minggu lalu membuat ekonomi Asia terhuyung-huyung akibat pungutan terburuk. Karena pemerintah berupaya meringankan beban, LNG menjadi pilihan yang wajar, sebagai salah satu dari segelintir ekspor AS yang dapat dengan mudah ditingkatkan oleh negara-negara Asia. AS adalah pemasok pembangkit listrik dan bahan bakar pemanas terbesar di dunia, dengan ekspor yang dijadwalkan akan berlipat ganda pada akhir dekade ini.

    Sementara itu, Asia menjadi rumah bagi pembeli teratas dan permintaan dari negara-negara berkembang dijadwalkan akan tumbuh karena ekonomi berkembang, produksi dalam negeri mandek, dan banyak yang mulai beralih dari batu bara.

    LNG juga biasanya dibeli melalui kontrak jangka panjang yang berlangsung selama beberapa dekade dan dapat bernilai miliaran dolar — angka utama yang cukup besar untuk menarik perhatian Gedung Putih.

    “Ada pembicaraan tentang kesepakatan energi besar di Alaska di mana Jepang, dan mungkin Korea, mungkin Taiwan, akan mengambil banyak keuntungan dan menyediakan pembiayaan untuk kesepakatan tersebut,” kata Menteri Keuangan Scott Bessent.

    Bessent melanjutkan, hal “itu tidak hanya akan menyediakan banyak lapangan pekerjaan bagi Amerika, tetapi juga akan mempersempit defisit perdagangan.

    Menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, importir LNG India telah melobi pemerintah untuk menghapuskan bea masuk sebesar 2,5% atas pengiriman gas AS. Namun, harga tetap menjadi perhatian di sana.

    Gail India Ltd, yang memiliki kontrak jangka panjang untuk mengangkat 5,8 juta ton LNG AS per tahun, saat ini menjual kembali sebagian besar volume ke luar negeri berdasarkan kesepakatan swap karena terlalu mahal untuk dibawa pulang.

    Satu-satunya pengecualian dari pesta pembelian ini adalah China, importir terbesar bahan bakar super dingin tersebut. Beijing telah mengenakan pungutan balasan atas bahan bakar Amerika dan importir China telah menjual kembali pengiriman LNG AS yang dikontrak ke Eropa dan tempat lain di Asia.

    Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, Presiden Prabowo memastikan untuk memilih pendekatan negosiasi dibanding dengan tindakan pembalasan untuk menghadapi kebijakan tarif terbaru AS.

    Oleh karena itu, pemerintah akan meningkatkan impor LPG dan LNG dari Negeri Paman Sam. Hal ini diharapkan bisa meningkatkan impor dan investasi dari AS ke Indonesia. Dengan begitu, defisit neraca perdagangan AS terhadap Indonesia dapat berkurang sehingga diharapkan kebijakan Trump bisa melunak.

    “Dengan pembicaraan dengan menteri ESDM, juga kita arahan presiden, kita bisa membeli LPG dan LNG dari AS,” kata Airlangga.

  • VIDEO: Tarif Impor AS Guncang Pasar Asia, Bursa Taiwan Anjlok Lebih dari 450 Poin!

    VIDEO: Tarif Impor AS Guncang Pasar Asia, Bursa Taiwan Anjlok Lebih dari 450 Poin!

    VIDEO: Tarif Impor AS Guncang Pasar Asia, Bursa Taiwan Anjlok Lebih dari 450 Poin!

  • Trump Kirim Drone Mata-Mata MQ-4C Triton ke Wilayah Okinawa Jepang, Sinyal Apa? – Halaman all

    Trump Kirim Drone Mata-Mata MQ-4C Triton ke Wilayah Okinawa Jepang, Sinyal Apa? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden  Amerika Serikat (AS) memerintahkan pasukan militernya untuk mengerahkan sejumlah drone mata-mata jarak jauh dan berukuran besar ke wilayah Okinawa, Jepang.

    Drone mata-mata jenis MQ-4C Triton ini di kerahkan AS ke Okinawa yang terletak dekat Taiwan pada Selasa (8/4/2025).

    Hal tersebut diungkap langsung oleh Menteri Pertahanan Jepang, Gen Nakatani.

    Dalam keterangan resmi yang dilansir Japan Times, Nakatani mengklaim bahwa AS telah mengerahkan drone mata-mata AS di wilayah Jepang.

    Lebih lanjut, dia mengatakan beberapa drone Triton akan tiba di Pangkalan Udara AS di Kadena, pulau utama Okinawa, dalam beberapa pekan ke depan.

    Nakatani menjelaskan pengerahan sejumlah drone MQ-4C Triton dilakukan Washington untuk meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen aliansi pertahanan AS-Jepang.

    Lantaran beberapa tahun terakhir China terus meningkatkan tekanan terhadap Taiwan dan sejumlah negara tetangga termasuk Jepang.

    Terbaru, Beijing meningkatkan aktivitas militernya dengan menggelar latihan perang besar-besaran di perairan dekat Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.

    Bahkan dalam setahun terakhir, sekitar 30 pesawat tempur harus dikerahkan Jepang untuk mencegat sejumlah drone yang diduga berasal dari China.

    Menurut harian Yomiuri Shimbun, angka itu jauh lebih tinggi daripada sembilan kali pengerahan sepanjang tahun fiskal 2023 dan empat kali pengerahan pada tahun fiskal 2021.

    Alasan tersebut yang mendorong AS untuk memperkuat pengumpulan data intelijen, aktivitas pengawasan dan pengintaian di pulau Okinawa yang merupakan salah satu pangkalan militer AS terbesar di Jepang.

    “Untuk memperkuat aktivitas pengumpulan intelijen, pengawasan, dan pengintaian di sekitar Jepang,” sebut Nakatani.

     Spesifikasi Drone Mata-Mata MQ-4C Triton

    MQ-4C Triton adalah pesawat terbang tak berawak berkemampuan terbang tinggi berjangkauan jauh (high-altitude long endurance/HALE) yang diproduksi oleh Northrop Grumman

    Northrop Grumman, menyebut drone mata-mata itu merupakan pesawat tanpa awak yang mampu mengudara di ketinggian yang tinggi.

    Kelebihan lainnya yang dimiliki MQ-4C Triton yakni daya tahan lama, yang mampu beroperasi selama lebih dari 24 jam dan menempuh jarak 13.700 kilometer.

    Untuk ukuran, MQ-4C Triton memiliki dimensi panjang 14,5 m, tinggi 4,7 m, rentang sayap 39,9 m, dan berat total 14,6 ton.

    Sebagai penggerak MQ-4C Triton menggunakan sebuah mesin turbofan Rolls-Royce AE3007 berdaya 39 kN, sehingga dapat terbang dengan kecepatan maksimum 575 km/jam dan ketinggian terbang maksimum 17.000 m.

    Dari kemampuan tersebut maka MQ 4C Triton sangat luar biasa dalam mendukung misi pengintaian maritim jarak jauh.

    Memainkan misi pengintaian strategis untuk kebutuhan SAR serta intelijen

    Meski MQ 4C Triton tidak bisa melakukan serangan dengan rudal atau senjata presisi lain, namun MQ 4C Triton dibekali dengan teknologi intelligence, surveillance and reconnaissance (ISR).

    (Tribunnews.com / Namira)

  • BI Masih Optimistis soal Rupiah walau sedang Terlemah sejak 1998

    BI Masih Optimistis soal Rupiah walau sedang Terlemah sejak 1998

    Bisnis.com, JAKARTA — Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyebut nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih dalam level yang belum mengkhawatirkan. 

    Untuk diketahui, tren pelemahan rupiah terjadi belakangan ini. Pada hari ini, Selasa (8/4/2025), mata uang rupiah kembali ditutup melemah dengan menyentuh level Rp16.891 per dolar Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, terdapat prediksi dari sejumlah analis bahwa rupiah dapat bergerak menuju sekitar Rp17.000 per dolar AS. 

    “Enggak [mengkhawatirkan]. Sudah bagus,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui pada sela-sela acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025). 

    Juda juga menilai belum melihat adanya dampak pelemahan rupiah saat ini terhadap utang-utang korporasi Indonesia dalam mata uang dolar AS. 

    Menurutnya, Indonesia telah menyiapkan berbagai strategi seperti hedging atau upaya untuk melindungi nilai aset atau kewajiban dari fluktasi harga yang tidak diinginkan pasar. 

    “Kita kan sudah ada kewajiban hedging dan sebagainya korporasi,” lanjut Deputi Gubernur BI yang ditetapkan sejak 2021 lalu itu. 

    Di sisi lain, Juda pun masih optimistis terhadap level rupiah saat ini dan dampaknya terhadap inflasi. Dia menyebut inflasi masih di bawah kendali. 

    “Masih rendah terkendali,” ucapnya. 

    Berdasarkan catatan Bisnis, mata uang rupiah parkir di level Rp16.891 per dolar AS pada akhir perdagangan Selasa (8/4/2025). Rupiah menjadi mata uang yang merosot paling dalam secara (year to date/YtD) dibandingkan dengan mata uang negara-negara Asia lainnya. 

    Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 69,5 poin atau 0,41% ke Rp16.891 per dolar AS. Di level tersebut, rupiah sudah melemah 4,49% sepanjang tahun berjalan 2025. 

    Secara tahun berjalan, rupiah menjadi mata uang Asia yang merosot paling dalam di hadapan dolar AS. 

    Bloomberg mencatat rupiah merosot bersama baht Thailand yang turun 1,34% (YtD). Sementara itu, penurunan tipis dialami oleh rupee India sebesar 0,66%, yuan China -0,52%, ringgit Malaysia turun 0,38%, dan dolar Taiwan turun 0,67% sepanjang tahun berjalan 2025.

    Pelemahan rupiah dan sejumlah mata uang asing terhadap dolar AS belum lama ini turut dipengaruhi oleh sentimen terhadap kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Indonesia mendapatkan tarif impor 32%. 

  • AS Kerahkan Drone Mata-mata ke Okinawa Jepang, Ada Apa?

    AS Kerahkan Drone Mata-mata ke Okinawa Jepang, Ada Apa?

    Tokyo

    Militer Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan sejumlah drone mata-mata jarak jauh dan berukuran besar ke wilayah Okinawa, Jepang, yang terletak dekat Taiwan. Pengerahan ini bertujuan meningkatkan kemampuan pengintaian aliansi pertahanan Washington-Tokyo.

    Menteri Pertahanan Jepang, Gen Nakatani, seperti dilansir AFP, Selasa (8/4/2025), mengumumkan langsung pengerahan drone mata-mata AS di wilayah Jepang itu.

    Dikatakan oleh Nakatani bahwa sejumlah drone MQ-4C Triton yang dikerahkan Washington akan meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijen aliansi pertahanan AS-Jepang.

    Pengerahan drone mata-mata ini diumumkan saat China semakin meningkatkan tekanan terhadap Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, dan menggelar latihan militer, yang menurut para analis, sebagai pendahuluan untuk kemungkinan pengambilalihan pulau itu di masa mendatang.

    “Situasi keamanan di sekitar negara kita menjadi semakin parah,” kata Nakatani saat berbicara kepada wartawan setempat.

    Lebih lanjut, dia mengatakan beberapa drone Triton akan tiba di Pangkalan Udara AS di Kadena, pulau utama Okinawa, dalam beberapa pekan ke depan.

    “Untuk memperkuat aktivitas pengumpulan intelijen, pengawasan, dan pengintaian di sekitar Jepang,” sebut Nakatani.

    Sekitar 54.000 personel militer AS kini ditempatkan di seluruh wilayah Jepang, dengan sebagian besar di Okinawa.

    Sepanjang tahun lalu, menurut laporan media lokal, militer Jepang telah mengerahkan jet tempur sebanyak 30 kali untuk mencegat drone-drone di perairan selatan negara tersebut, yang diyakini berasal dari China.

    Menurut harian Yomiuri Shimbun, angka itu jauh lebih tinggi daripada sembilan kali pengerahan sepanjang tahun fiskal 2023 dan empat kali pengerahan pada tahun fiskal 2021.

    Produsen drone MQ-4C Triton, Northrop Grumman, menyebut drone mata-mata itu merupakan pesawat tanpa awak yang mampu mengudara di “ketinggian yang tinggi, dengan daya tahan lama” yang mampu beroperasi selama lebih dari 24 jam dan menempuh jarak 13.700 kilometer.

    Militer Jepang yang juga memiliki drone yang mampu mengudara di ketinggian yang tinggi, secara terpisah berencana untuk membeli drone tempur yang lebih kecil sebagai bagian dari upaya besar untuk meningkatkan pertahanan nasional.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini