Negara: Taiwan

  • Pria Taiwan Tewas Keracunan Termos Berkarat, Begini Kondisinya Sebelum Meninggal

    Pria Taiwan Tewas Keracunan Termos Berkarat, Begini Kondisinya Sebelum Meninggal

    Jakarta

    Penggunaan botol minum logam atau termos harus lebih diperhatikan. Seorang pria di Taiwan meninggal dunia setelah mengalami keracunan logam berat akibat penggunaan termos terlalu lama.

    Diketahui pria tersebut tidak pernah mengganti termosnya selama 10 tahun, sampai logam di dalam botol minumannya itu berkarat.

    Menurut media lokal, pria yang tidak disebutkan namanya itu sudah mengalami masalah kesehatan setahun sebelum diagnosis. Ia didiagnosis keracunan logam berat, timbel.

    Hasil tes juga menunjukkan kadar hemoglobinnya turun di bawah standar dan ginjalnya juga rusak.

    Meski termos sudah menunjukkan tanda karat, pria tersebut tetap menggunakannya. Biasanya ia isi termos tersebut dengan berbagai jenis minuman seperti kopi dan minuman bersoda. Pria tersebut hanya membilas botol dengan air jika ingin menggunakannya kembali.

    Pria itu akhirnya meninggal dunia karena komplikasi pneumonia, satu tahun setelah diagnosis keracunan.

    “Termos tersebut mungkin telah digunakan dalam jangka waktu yang sangat lama, dan khususnya, racun yang dihasilkan saat digunakan untuk minuman berkarbonasi seperti kola mungkin telah masuk dalam tubuh,” kata dokter dikutip dari Daily Mail, Sabtu (21/6/2025).

    Meski tidak secara pasti mengetahui sejak kapan termos tersebut memaparkan timbel, pertolongan yang dibutuhkan pasien itu sudah terlambat. Logam berat seperti timbel bereaksi secara kimia dengan minuman yang panas dan bersifat asam, untuk melepaskan racun.

    Keracunan logam berat dapat memicu kerusakan hati, ginjal, sistem saraf, hingga sistem kekebalan tubuh.

    Dokter kini mengimbau untuk memastikan botol termos yang digunakan terbuat dari bahan food-grade. Pastikan membersihkan termos secara teratur setelah penggunaan.

    Termos juga tidak disarankan untuk menyimpan minuman bersoda atau bersifat asam, seperti jus buah. Ganti botol termos setidaknya 1-2 tahun setelah pemakaian rutin. Keracunan logam berat yang menumpuk dalam tubuh dapat mengganggu fungsi vital organ tubuh.

    (avk/kna)

  • Usulan BMAD Benang Impor China Ditolak, Industri Tekstil Terhindar dari PHK

    Usulan BMAD Benang Impor China Ditolak, Industri Tekstil Terhindar dari PHK

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengapresiasi pemerintah untuk tidak memproses lebih lanjut rekomendasi pengenaan bea masuk antidumping (BMAD) terhadap impor benang filamen sintetis tertentu asal China.

    KADI sebelumnya menyelidiki antidumping sejak 2023 atas permohonan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) yang mewakili PT Asia Pacific Fibers Tbk. dan PT Indorama Synthetics Tbk.

    Produk yang diselidiki mencakup benang filamen sintetis tertentu yang terdiri atas dua jenis yakni partially oriented yarn (POY) dan drawn textured yarn (DTY). KADI pun menyarankan tarif BMAD bervariasi, dengan batas atas mencapai 42,3%.

    Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan API Anne P. Sutanto pun mengatakan, keputusan pemerintah tidak memproses rekomendasi KADI itu menjadi angin segar bagi industri tekstil. Pelaku usaha dapat menghindari opsi pemutusan hubungan kerja (PHK).

    Anne mengaku menerima surat petisi dari 101 pengusaha tekstil sekitar 3 bulan yang lalu. Perwakilan 101 pengusaha tekstil juga telah dipertemukan dengan APSyFI.

    Dirinya merasa pengenaan antidumping terhadap POY dan DTY bukanlah solusi yang tepat untuk industri hulu penghasil jenis benang filamen sintetis tersebut. Sebab, kondisi dalam 2 tahun ini kebutuhan akan POY hampir 10 kali lipat lebih besar dari kapasitas produksi POY dalam negeri.

    Oleh karena itu, pengenaan antidumping akan menurunkan daya saing produksi turunan tekstil yang dihasilkan oleh produsen tekstil nasional terutama 101 perusahaan yang mengajukan petisi. Lebih lanjut, efek dari pengenaan antidumping dikhawatirkan akan menambah PHK dan penutupan pabrik tekstil lebih lanjut.

    “Kekhawatiran APSyFi mengenai anggotanya yang kalah berdaya saing sebenarnya juga sudah dibahas dalam pertemuan di mana perwakilan 101 pengusaha yang mengajukan petisi bersedia untuk menyerap kapasitas produksi POY dalam negeri dengan praktik-praktik standar berbisnis,” tutur Anne melalui keterangan resmi, Jumat (20/6/2025).

    Malah, kata Anne, perwakilan 101 pengusaha juga mengusulkan pemerintah melalui Kementerian Perindustrian tetap dapat mengatur harmonisasi kebutuhan impor POY dan DTY berdasarkan kebutuhan dalam negeri dibandingkan kapasitas produksi dalam negeri. 

    “Sehingga kekhawatiran mengenai dumping dari negara lain bisa tetap diatasi dengan pengaturan impor oleh pemerintah sesuai kinerja produksi masing-masing pihak,” imbuh Anne.

    Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memutuskan tak memproses lebih lanjut rekomendasi KADI terkait BMAD atas impor benang filamen.

    Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional secara menyeluruh, serta masukan dari para pemangku kepentingan terkait. 

    Menurutnya, pasokan benang filamen sintetis tertentu ke pasar domestik masih terbatas, sementara kapasitas produksi nasional belum mampu memenuhi kebutuhan industri pengguna dalam negeri. 

    “Sebagian besar produsen benang filamen sintetis tertentu memproduksi untuk dipakai sendiri,” ujar Budi Santoso alias Busan melalui keterangan resmi, dikutip Jumat (20/6/2025). 

    Pertimbangan lainnya, lanjut Busan, sektor hulu industri TPT saat ini telah dikenakan trade remedies, seperti bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 46 Tahun 2023. Selain itu, BMAD untuk produk polyester staple fiber dari India, China, dan Taiwan berdasarkan PMK No. 176 Tahun 2022.

    Jika BMAD atas benang filamen sintetis tertentu tetap diberlakukan, maka akan meningkatkan biaya produksi dan menurunkan daya saing sektor hilir. 

    “Sektor industri TPT baik hulu maupun hilir sedang menghadapi tekanan akibat dinamika geoekonomi-politik global, pengenaan tarif resiprokal dari Amerika Serikat, dan penutupan beberapa industri,” imbuh Busan.

  • Akhir Pekan, Dolar AS Melemah ke Level Rp 16.373

    Akhir Pekan, Dolar AS Melemah ke Level Rp 16.373

    Jakarta

    Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini. Mata uang Paman Sam berada pada level Rp 16.300-an.

    Dikutip dari data Bloomberg, Jumat (20/6/2025), sekitar pukul 09.20 WIB, nilai tukar dolar AS turun 33 poin atau 0,20% dari penutupan perdagangan sebelumnya. Dolar AS bertengger pada level Rp 16.373.

    Selanjutnya, pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang Asia lainnya juga cenderung melemah. Dolar AS terpantau melemah 0,57% terhadap won Korea Selatan. Begitu juga, terhadap peso Filipina, dolar AS melemah sebesar 0,38% serta melemah pada dolar baru Taiwan 0,25%.

    Nilai tukar dolar AS juga melemah terhadap ringgit Malaysia 0,20%. Sementara itu, terhadap mata uang yen Jepang minus 0,11%. Lalu terhadap dolar Hong Kong melemah 0,01%.

    Nilai dolar AS menguat terhadap rupee India 0,30%. Dolar AS menguat terhadap baht Thailand 0,15%, serta terhadap mata uang yuan China menguat 0,09%.

    (rea/rir)

  • Pria Ini Pakai Termos yang Sama 10 Tahun, Berakhir Meninggal gegara Keracunan Logam

    Pria Ini Pakai Termos yang Sama 10 Tahun, Berakhir Meninggal gegara Keracunan Logam

    Jakarta

    Seorang pria di Taiwan yang tidak disebutkan namanya meninggal dunia akibat keracunan logam berat. Insiden itu terjadi setelah ia menggunakan botol termos air minum yang sama selama 10 tahun.

    Menurut media lokal China Press A, pria tersebut mulai mengalami masalah kesehatan setahun lalu. Setelah melakukan pemeriksaan ke dokter, hasil tes menunjukkan tingginya kadar logam berat di dalam tubuh pasien.

    Saat mencari penyebabnya, staf medis memperhatikan termos yang digunakan pasien tersebut setiap hari. Terungkap, bagian dalam termos itu sudah berkarat parah, namun tetap digunakan untuk minuman bersifat asam seperti kopi, teh, dan jus buah.

    Diketahui, termos itu hanya dibersihkan dengan cara dibilas. Pasien mengira karat pada termos tidak akan menimbulkan masalah medis yang serius.

    Staf medis menjelaskan penggunaan termos dalam jangka panjang dapat menyebabkan korosi pada lapisan logam bagian dalam. Korosi ini bisa menghasilkan zat beracun yang mungkin terserap ke dalam tubuh.

    Migrasi racun ke dalam air juga bisa semakin besar bila seseorang menyimpan minuman berkarbonasi.

    Keracunan itu mempengaruhi sistem imun tubuhnya. Pasien meninggal dunia karena pneumonia kurang dari setahun setelah diagnosis awalnya. Pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan pada kantung udara alveoli, yang terisi cairan atau nanah, dan mengganggu pernapasan.

    “Termos tersebut kemungkinan telah digunakan dalam jangka waktu lama, khususnya racun yang dihasilkan saat termos digunakan untuk menyimpan minuman berkarbonasi mungkin telah masuk dalam tubuh,” kata dokter.

    Kejadian ini menimbulkan kehebohan besar di masyarakat Taiwan, dan menjadi pengingat penggunaan termos yang aman. Ahli merekomendasikan penggunaan termos berbahan baja anti karat, menghindari minuman bersifat asam, melakukan pembersihan secara rutin, hingga mengganti termos tiap 1-2 tahun.

    (avk/suc)

  • Bahrain Terlalu Superior, Timnas Voli Putra Indonesia Kalah Telak

    Bahrain Terlalu Superior, Timnas Voli Putra Indonesia Kalah Telak

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Timnas Voli Putra Indonesia harus mengakui keunggulan lawannya di laga kedua ajang AVC Nations Cup 2025.

    Di laga kedua ini, Timnas Voli Putra Indonesia harus mengakui keunggulan telak tuan rumah, Bahrain.

    Indonesia kalah lewat game cepat dengan skor 0-3 dari tuan rumah Bahrain (13-25, 25-27, 22-25 ).

    Meski harus menelan kekalahan, skuad Garuda tetap melaju ke babak selanjutnya karena berstatus sebagai runner up grup A.

    Pada laga sebelumnya, skuad asuhan Mohammadirad Rahman mengatasi perlawanan Thailand dengan skor tipis 3-2 (25-20, 25-22, 21-25, 16-25, 18-16).

    Adapun Bahrain selaku juara Pool A akan menantang Taiwan di perempat final AVC Nations Cup 2025 yang merupakan runner up Pool C.

    Sementara Timnas Voli Putra Indonesia kini akan berhadapan dengan Pakistan, yang merupakan unggulan kedua dalam turnamen ini, pada babak perempat final.

    Ini akan menjadi tantangan yang signifikan, mengingat kekuatan Pakistan yang berhasil mencapai final pada edisi 2024.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Google Tinggalkan Samsung, Produksi Chip Tensor Pixel 10 Beralih ke TSMC

    Google Tinggalkan Samsung, Produksi Chip Tensor Pixel 10 Beralih ke TSMC

    Bisnis.com, JAKARTA — Google telah membuat keputusan besar dengan memindahkan produksi chip Tensor generasi kelima (G5) hingga G9 dari Samsung Foundry ke TSMC, raksasa manufaktur chip asal Taiwan.

    Tensor G5 adalah chipset terbaru yang akan digunakan pada smartphone Google Pixel 10. Chipset ini memiliki nama kode “Laguna” dan diproduksi oleh TSMC menggunakan proses 3nm (N3E). Tensor G5 menjanjikan peningkatan performa, efisiensi daya, dan kemampuan pemrosesan AI dibandingkan dengan generasi sebelumnya. 

    Chip Tensor G5 ini akan debut bersama Pixel 10 yang dirilis tahun ini, dan langkah ini akan berlanjut hingga Pixel 14.

    Mengutip GSMArena dan Android Authority, Jumat (20/6/2025) keputusan ini mengejutkan para eksekutif Samsung, yang kini tengah menggelar pertemuan internal untuk mencari tahu penyebab hilangnya kontrak strategis tersebut dan merumuskan langkah pemulihan ke depan.

    “Kehilangan Google adalah kasus yang menunjukkan masalah kompleks Samsung  sekaligus. Saya mengerti bahwa ada banyak diskusi dan kekhawatiran yang terjadi secara internal juga,” kata sumber di industri,

    Perpindahan ini bukan tanpa alasan. Selama empat generasi sebelumnya (Tensor G1 hingga G4), Samsung menjadi mitra eksklusif Google untuk fabrikasi chip Tensor di lini Pixel 6 hingga Pixel 9. Namun, sejumlah masalah teknis dan bisnis menjadi pemicu utama perubahan arah ini.

    Tingkat keberhasilan produksi chip 3nm Samsung disebut hanya sekitar 50%, jauh di bawah TSMC yang mencapai 90%. Rendahnya yield ini membuat biaya produksi lebih tinggi dan efisiensi chip menjadi kurang optimal.

    Selain itu chip Samsung juga disebut mudah panas dan boros daya, sehingga banyak pengguna Pixel mengeluhkan performa dan daya tahan baterai. TSMC dinilai mampu menghadirkan chip yang lebih dingin dan efisien.

    Masalah lain adalah, Google menginginkan desain chip yang lebih kustom dan fitur yang lebih beragam, sementara sumber daya desain semikonduktor Samsung dinilai belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

    Kehilangan Google sebagai klien utama menjadi pukulan telak bagi Samsung Foundry. Selain Exynos, Google adalah pelanggan besar terakhir yang masih mengandalkan Samsung untuk chip smartphone kelas atas. Sebelumnya, Apple, AMD, Qualcomm, dan Nvidia juga telah beralih ke TSMC demi kualitas dan efisiensi lebih baik.

    Samsung kini tengah melakukan evaluasi besar-besaran, termasuk kemungkinan memisahkan divisi foundry menjadi entitas terpisah dan memperkuat pengembangan chip untuk otomotif dan robotik menurut laporan SamMobile. Namun, Samsung masih punya harapan dengan chip Exynos 2600 berbasis teknologi 2nm Gate All Around (GAA) yang akan debut di Galaxy S26 tahun depan. Jika berhasil, chip ini bisa menjadi showcase kebangkitan Samsung di industri foundry.

    Pixel 10 akan menjadi ponsel pertama yang menggunakan Tensor G5 buatan TSMC dengan fabrikasi 3nm. Selain itu, Google juga dikabarkan mengganti modem dari Samsung ke MediaTek T900, dan GPU akan dipasok oleh Imagination Technologies. Tensor G5 sendiri akan fokus pada efisiensi daya, sementara lonjakan performa baru akan hadir di Tensor G6.

  • Pelajaran ekonomi hijau dari olahraga lari kaum urban

    Pelajaran ekonomi hijau dari olahraga lari kaum urban

    Jakarta (ANTARA) – Di tengah berbagai tantangan global terkait perubahan iklim, krisis energi, dan tekanan pembangunan yang tidak selalu seimbang dengan daya dukung lingkungan, munculnya inisiatif berbasis ekonomi hijau bukan lagi sekadar alternatif, melainkan kebutuhan mendesak.

    Salah satu contoh kecil namun signifikan dari semangat ini dapat ditemukan dalam penyelenggaraan Taiwan Excellence Happy Run 2025 di Jakarta.

    Meski berbalut kemasan ajang olahraga dan budaya, acara ini diam-diam menyisipkan pesan dan praktik nyata tentang pentingnya keberlanjutan, inovasi ramah lingkungan, dan kolaborasi ekonomi hijau antarnegara, yang sangat relevan bagi masa depan Indonesia.

    Ketika 5.000 peserta mendaftarkan diri hanya dalam 30 menit untuk mengikuti kegiatan olahraga itu, publik barangkali melihatnya sebagai antusiasme terhadap gaya hidup sehat.

    Namun di balik itu, acara ini mengusung misi yang jauh lebih besar yakni memperkuat kerja sama bilateral dalam ekosistem hijau dan memperkenalkan teknologi serta gaya hidup berkelanjutan kepada masyarakat urban Indonesia.

    Kolaborasi antara Taiwan dan Indonesia melalui acara seperti ini membuka ruang baru untuk pertukaran nilai-nilai yang mendukung agenda pembangunan rendah karbon dan berbasis inovasi hijau.

    Dalam konteks Indonesia, yang tengah bergerak menuju transisi energi dan ekonomi berbasis keberlanjutan, sinergi dengan negara-negara yang memiliki kekuatan di bidang teknologi hijau seperti Taiwan menjadi sangat strategis.

    Taiwan sendiri selama satu dekade terakhir telah menempatkan inovasi dan keberlanjutan sebagai poros utama dalam pengembangan industrinya.

    Hal ini tercermin dalam produk-produk yang ditampilkan di Paviliun Taiwan Excellence, mulai dari teknologi kesehatan hingga perangkat hemat energi dari merek seperti Delta Electronics dan Thermaltake.

    Namun, yang paling patut diapresiasi dari acara ini adalah keberaniannya untuk tidak hanya berbicara tentang inovasi produk, tetapi juga menggerakkan aksi lingkungan secara nyata.

    Diplomasi ekonomi

    Kolaborasi dengan Greeneration Foundation dari Indonesia dalam menyelenggarakan seminar lingkungan dan lokakarya daur ulang merupakan langkah konkret yang menyentuh langsung akar persoalan lingkungan di Indonesia terutama tentang volume sampah plastik yang terus meningkat.

    Menurut data dari SIPSN (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 34,2 juta ton sampah per tahun, dengan sekitar 40 persen di antaranya belum terkelola.

    Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • APSyFI harap pengenaan BMAD terhadap impor benang filamen dilanjutkan

    APSyFI harap pengenaan BMAD terhadap impor benang filamen dilanjutkan

    Ini menyangkut nasib ribuan pabrik dan jutaan tenaga kerja

    Jakarta (ANTARA) – Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) berharap ada perlindungan kebijakan perdagangan untuk menjaga daya saing industri tekstil nasional dengan melanjutkan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap impor benang filamen sintetis asal China.

    “Ini menyangkut nasib ribuan pabrik dan jutaan tenaga kerja,” kata Ketua APSyFI Redma Gita Wirawasta dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

    Dia menyampaikan hal itu merespons rencana pengenaan Bea Masuk Anti-Dumping (BMAD) untuk produk benang filamen asal China tidak dilanjutkan.

    Ia berharap ada keberpihakan kebijakan perdagangan terhadap keberlangsungan industri serat dan benang filamen nasional. Perlindungan industri tekstil nasional untuk memperkuat ekosistem usaha yang sehat dan berkelanjutan.

    Ia menyebut rekomendasi Komite Anti-Dumping Indonesia (KADI) mengenai pengenaan BMAD perlu ditindaklanjuti demi menjaga keberlanjutan ribuan pabrik tekstil yang menopang jutaan tenaga kerja di seluruh Indonesia.

    Menurut Redma, perlindungan yang adil terhadap industri nasional bukan bentuk proteksionisme berlebihan, melainkan langkah strategis agar pelaku usaha lokal bisa bersaing setara di pasar domestik.

    Praktik impor dengan harga tak wajar yang disubsidi negara asal berpotensi merusak struktur pasar dan mengganggu keseimbangan ekosistem industri tekstil dari hulu ke hilir di Indonesia.

    Mengacu pada Pasal 70 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, lanjutnya, pemerintah berkewajiban mengambil tindakan anti-dumping apabila terdapat produk impor yang dijual di bawah harga normal dan menyebabkan kerugian bagi industri dalam negeri, melalui pengenaan BMAD.

    APSyFI percaya bahwa keberpihakan terhadap industri nasional merupakan bagian dari upaya membangun kemandirian ekonomi dan mewujudkan visi besar hilirisasi manufaktur nasional yang dicanangkan oleh pemerintah.

    Redma menyoroti efek berantai industri tekstil yang besar, mulai dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan konsumsi listrik, hingga kontribusi terhadap pengurangan beban sosial dan fiskal negara.

    APSyFI mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga keseimbangan antara harga yang wajar bagi konsumen dan keberlangsungan produksi industri lokal yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.

    Pemerintah memutuskan untuk tidak memproses lebih lanjut rekomendasi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) mengenai pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas impor benang filamen sintetis tertentu asal China.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional secara menyeluruh, serta masukan dari pemangku kepentingan terkait.

    “Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi industri TPT nasional, khususnya pasokan benang filamen sintetis tertentu ke pasar domestik yang masih terbatas,” ujar Budi melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

    Budi menjelaskan bahwa kapasitas produksi nasional belum mampu memenuhi kebutuhan industri pengguna dalam negeri. Sebagian besar produsen benang filamen sintetis tertentu, memproduksi untuk pemakaian sendiri.

    Pertimbangan lainnya, sektor hulu industri TPT saat ini telah dikenakan trade remedies, seperti Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 46 Tahun 2023.

    Selain itu, BMAD untuk produk polyester staple fiber dari India, Tiongkok, dan Taiwan berdasarkan PMK No. 176 Tahun 2022. Jika BMAD atas benang filamen sintetis tertentu tetap diberlakukan, maka akan meningkatkan biaya produksi dan menurunkan daya saing sektor hilir.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mendag ungkap alasan benang filamen Tiongkok bebas bea masuk tambahan

    Mendag ungkap alasan benang filamen Tiongkok bebas bea masuk tambahan

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah memutuskan untuk tidak memproses lebih lanjut rekomendasi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) mengenai pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) atas impor benang filamen sintetis tertentu asal Tiongkok.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional secara menyeluruh, serta masukan dari para pemangku kepentingan terkait.

    “Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi industri TPT nasional, khususnya pasokan benang filamen sintetis tertentu ke pasar domestik yang masih terbatas,” ujar Budi melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

    Budi menjelaskan bahwa kapasitas produksi nasional belum mampu memenuhi kebutuhan industri pengguna dalam negeri. Sebagian besar produsen benang filamen sintetis tertentu, memproduksi untuk pemakaian sendiri.

    Pertimbangan lainnya, sektor hulu industri TPT saat ini telah dikenakan trade remedies, seperti Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 46 Tahun 2023.

    Selain itu, BMAD untuk produk polyester staple fiber dari India, Tiongkok, dan Taiwan berdasarkan PMK No. 176 Tahun 2022. Jika BMAD atas benang filamen sintetis tertentu tetap diberlakukan, maka akan meningkatkan biaya produksi dan menurunkan daya saing sektor hilir.

    “Sektor industri TPT baik hulu maupun hilir sedang menghadapi tekanan akibat dinamika geoekonomi-politik global, pengenaan tarif resiprokal dari Amerika Serikat, dan penutupan beberapa industri,” katanya.

    Budi juga menyoroti kontribusi industri TPT terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang mengalami penurunan sebesar 1,1 persen pada 2024 dari 1,3 persen pada 2019, terutama akibat dampak pandemi COVID-19.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPJPH ajak pegiat UMK ikut perkuat ekosistem halal yang kolaboratif

    BPJPH ajak pegiat UMK ikut perkuat ekosistem halal yang kolaboratif

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan mengajak para pegiat usaha mikro dan kecil (UMK) ikut serta dalam memperkuat ekosistem halal Indonesia yang kolaboratif, inklusif, dan produktif bersama industri dan para pemangku kepentingan lainnya.

    “BPJPH mendorong terbentuknya ekosistem halal nasional yang semakin dinamis, inklusif, dan produktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor produk halal,” kata Haikal dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Untuk membuka peluang kolaborasi itu, BPJPH siap menggelar acara Indonesia Internasional Halal Festival (IIHF) 2025 pada 20-22 Juni di Jakarta International Convention Center (JICC) Jakarta.

    “IIHF bertujuan untuk memperkuat kiprah Indonesia dalam ekosistem halal global, sejalan visi Indonesia sebagai pusat halal dunia,” ujar Haikal.

    Lebih lanjut, ia menjelaskan IIHF pun menawarkan platform yang komprehensif untuk penguatan ekosistem halal.

    Pertama, IIHF memberikan wadah penguatan sinergi dan kolaborasi jaminan produk halal (JPH) bagi pemangku kepentingan halal di dalam dan luar negeri dan pegiat usaha dapat mempromosikan produk halalnya sebagai upaya perluasan jangkauan pasar.

    Lebih lanjut, IIHF juga memberikan agenda acara sosialisasi, edukasi dan literasi halal bagi masyarakat luas serta memberikan manfaat secara langsung bagi pelaku UMK untuk memperoleh sertifikat halal gratis melalui program SEHATI (Sertifikasi Halal Gratis).

    “BPJPH menyediakan kuota sebanyak 10.000 sertifikat halal gratis bagi pegiat UMK yang memenuhi kriteria untuk diajukan sertifikasi halal dan didampingi melalui pendampingan oleh P3H,” kata Haikal.

    “Terakhir, melalui IIHF kita membuka kesempatan kerja freelance sebanyak 10.000 sebagai Pendamping Proses Produk Halal (P3H) yang direkrut melalui LP3H yang telah kita siapkan di lokasi,” imbuhnya.

    Selain itu, IIHF 2025 akan diikuti peserta dari 25 negara, antara lain Amerika Serikat, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Chile, Australia, Kanada, Jepang, Inggris, Rusia, Iran, Uni Emirat Arab, hingga Kolombia.

    Haikal menegaskan upaya penguatan posisi produk halal di pasar domestik dan ekspor adalah dua hal yang harus berjalan beriringan.

    “Diharapkan, langkah ini akan meningkatkan peringkat Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI), yang secara rutin dilaporkan oleh DinarStandard melalui State of the Global Islamic Economy (SGIE) report,” ujarnya.

    Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.