Negara: Taiwan

  • Produk AS Dilarang Masuk China, Begini Dampaknya

    Produk AS Dilarang Masuk China, Begini Dampaknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China masih terus berlanjut. Terbaru, AS kembali menjegal produknya untuk dikirim ke China. Lebih spesifik, produk tersebut berupa alat manufaktur chip.

    Hal ini membuat raksasa produsen chip seperti Samsung Electronics, SK Hynix, dan TSMC, kesulitan mengekspor alat manufaktur chip ke pabrik-pabrik mereka di China. Potensi jangka panjangnya, ketiga pabrikan tersebut akan kesulitan dalam meningkatkan kemampuan pabrik-pabrik mereka di China dan berpotensi melemahkan daya saing mereka

    Dikutip dari Reuters, Rabu (3/9/2025), Washington telah mencabut status jalur cepat TSMC untuk ekspor peralatan manufaktur chip AS ke pabrik utamanya di China. AS terlebih dahulu mengambil langkah serupa untuk Samsung Electronics dan SK Hynix.

    Pemerintah AS ingin China tidak mendapatkan terlalu banyak keuntungan dari teknologi canggih AS. Pemerintahan Presiden Donald Trump telah memeriksa ulang kontrol ekspor yang dianggapnya terlalu longgar di bawah pemerintahan Biden.

    TSMC, SK Hynix, dan Samsung Electronics, hingga saat ini telah diuntungkan dari pengecualian terhadap pembatasan ketat yang diberlakukan AS terhadap ekspor terkait chip ke China.

    Hak istimewa yang dikenal sebagai status pengguna akhir yang tervalidasi akan berakhir pada 31 Desember 2025, kata TSMC. Artinya, pengiriman peralatan pembuat chip AS ke pabriknya di Nanjing setelah tanggal tersebut akan memerlukan lisensi ekspor khusus dari AS.

    Pabrik tersebut memproduksi chip node 16 nanometer dan chip node matang lainnya, alias bukan semikonduktor tercanggih TSMC. TSMC mengatakan dalam laporan tahunan tahun lalu bahwa pabriknya di Nanjing menghasilkan sekitar 2,4% dari total pendapatan.

    Produsen chip kontrak terbesar di dunia tersebut mengatakan sedang mengevaluasi situasi dan berkomunikasi dengan pemerintah AS, seraya menambahkan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk memastikan kelancaran operasional pabrik TSMC di Nanjing.

    Kementerian Ekonomi Taiwan juga menyatakan akan terus menjalin komunikasi yang erat dengan AS dan TSMC untuk memantau perkembangan dan memberikan bantuan yang diperlukan.

    Departemen Perdagangan AS mengatakan pada pekan lalu bahwa AS berencana untuk memberikan izin kepada perusahaan asing agar dapat mengoperasikan fasilitas mereka yang ada di China, tetapi bukan untuk memperluas kapasitas atau meningkatkan teknologi.

    Meskipun saham SK Hynix dan Samsung yang memiliki fasilitas produksi substansial di China merosot setelah pengecualian mereka dicabut, saham TSMC tidak terlalu terpengaruh, diperdagangkan datar pada Rabu (3/9) waktu setempat.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pria di Taiwan Kena Infeksi Ginjal gegara Minum Teh Manis Berlebihan

    Pria di Taiwan Kena Infeksi Ginjal gegara Minum Teh Manis Berlebihan

    Jakarta

    Seorang pria di Taichung, Taiwan, harus dirawat di rumah sakit karena infeksi ginjal dan sepsis. Pria bermarga Lin itu diketahui memiliki kebiasaan minum dua cangkir teh oolong manis setiap hari saat bekerja di sebuah warung makan. Selain itu, ia juga sering menahan buang air kecil dalam waktu lama selama bekerja.

    Kebiasaan tersebut membuat Lin mengalami batu ginjal. Ia sempat menyadari adanya darah pada urine, namun hanya mengonsumsi obat selama tiga hari dan mengabaikan kondisinya. Sekitar sebulan kemudian, Lin mengalami demam berulang dan akhirnya pergi ke unit gawat darurat. Dari pemeriksaan, ia didiagnosis mengidap infeksi ginjal yang telah berkembang menjadi sepsis, sehingga harus menjalani perawatan intensif.

    Setelah pulih sepenuhnya, Lin bertekad untuk menjaga kesehatannya dengan tetap terhidrasi melalui konsumsi air putih.

    “Hidup saya kembali dan akan lebih baik dalam hal minum air mulai dari sekarang,” tutur Lin yang dikutip dari Taipei Times, Rabu (3/9/2025).

    Awal Mula Lin Didiagnosis Infeksi Ginjal

    Seorang dokter di Departemen Urologi Rumah Sakit Umum Dajia Lee, dr Huang Pin-jui, menjadi salah satu yang menangani Lin. Ia menjelaskan, saat Lin masuk ke unit gawat darurat, ditemukan dua batu ginjal berukuran 1 mm di ginjal kanannya. Ginjal tersebut bahkan membengkak hingga dua kali lipat dibandingkan ginjal kiri.

    “Ia dirawat di rumah sakit perawatan karena peradangannya melonjak hingga 27 mg/dl, yang berarti 90 kali lipat dari kadar normal,” terang dr Huang.

    Lin kemudian dipindahkan ke unit perawatan intensif setelah tekanan darahnya mendadak turun dan ia sempat kehilangan kesadaran. Beruntung, kondisi peradangannya mulai mereda setelah mendapatkan penanganan medis. Meski begitu, hati (liver) Lin sempat mengalami kerusakan dan menunjukkan gejala penyakit kuning. Kondisinya perlahan membaik setelah menjalani perawatan intensif.

    Dokter mendiagnosis Lin mengidap pielonefritis akut, yaitu peradangan akibat infeksi bakteri pada ginjal dan pelvis renalis.

    Kebiasaan Tidak Sehat Lin

    Menurut dr Huang, kondisi Lin kemungkinan besar dipicu kebiasaannya menahan buang air kecil dalam waktu lama dan sering mengonsumsi minuman manis, yang akhirnya memicu terbentuknya batu ginjal. Kondisi itu semakin parah karena Lin mengabaikan gejala awal.

    “Seiring cuaca yang semakin panas, orang-orang harus minum lebih banyak air putih dan lebih sedikit minum minuman manis,” ujar dr Huang.

    Lin sendiri mengaku bekerja shift 12 jam di sebuah kedai makanan dengan suhu panas. Untuk mengatasi rasa haus, ia terbiasa membawa dua cangkir teh oolong manis, sementara konsumsi air putihnya sangat sedikit. Bahkan saat hari libur, ia tetap mengonsumsi minuman manis, hingga bisa mencapai 60 gelas dalam sebulan.

    “Ini benar-benar memalukan. Saya tidak pernah menyangka bahwa tidak minum air putih akan membuat saya sakit dan bahkan membahayakan nyawa saya,” pungkas Lin.

    (sao/suc)

  • Xi Jinping Unjuk Kekuatan di Parade Militer Bersama Putin-Kim

    Xi Jinping Unjuk Kekuatan di Parade Militer Bersama Putin-Kim

    Jakarta

    Dalam parade militer besar-besaran di Beijing pada hari Rabu (06/09, diapit oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dari Rusia dan Kim Jong Un dari Korea Utara. Presiden Cina Xi Jinping memperingatkan dunia bahwa dunia sedang menghadapi pilihan antara “perdamaian atau perang”.

    Acara yang memperingati 80 tahun kekalahan Jepang pada akhir Perang Dunia II ini sebagian besar dijauhi oleh para pemimpin Barat, karena perang Ukraina dan ambisi nuklir Kim yang hadir sebagai tamu kehormatan.

    Dirancang untuk memproyeksikan kekuatan militer dan pengaruh diplomatik Cina, parade ini juga hadir di saat perang tarif Presiden AS Donald Trump dan kebijakan fluktuatif yang membebani hubungan baik dengan sekutu maupun saingan. “Saat ini, umat manusia dihadapkan pada pilihan damai atau perang, dialog atau konfrontasi, sama-sama menguntungkan atau sama-sama menguntungkan,” ujar Xi kepada lebih dari 50.000 penonton di Lapangan Tiananmen, seraya menambahkan bahwa Cina “berdiri teguh di sisi sejarah yang benar”.

    Menumpang sebuah limusin beratap terbuka, Xi kemudian memeriksa pasukan dan peralatan militer mutakhir seperti rudal hipersonik, drone bawah air, dan ‘robot serigala’ yang dipersenjatai.

    Helikopter yang membawa spanduk besar dan jet tempur terbang dalam formasi selama pertunjukan selama 70 menit yang berpuncak pada pelepasan 80.000 burung ‘perdamaian’.

    Mengenakan setelan tunik dengan gaya yang dikenakan oleh mantan pemimpin Mao Zedong, Xi sebelumnya menyapa lebih dari 25 pemimpin di karpet merah, termasuk Prabowo Subianto dari Indonesia yang tampil mengejutkan meskipun aksi protes meluas di dalam negeri.

    Duduk di antara Putin dan Kim, Xi berulang kali terlibat dalam percakapan dengan kedua pemimpin tersebut sementara ribuan pasukan berlalu lalang di hadapan mereka. Ini menandai pertama kalinya ketiganya tampil bersama di depan umum.

    Dalam sebuah unggahan yang ditujukan kepada Xi di Truth Social saat parade dimulai, Trump menyoroti peran AS dalam membantu Cina mempertahankan kemerdekaannya dari Jepang selama Perang Dunia Kedua.

    “Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, karena kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” tambah Trump.

    Kremlin menjawab Putin tidak berkonspirasi melawan Amerika Serikat dan mengisyaratkan bahwa Trump sedang bersikap ironis dalam pernyataannya.

    Visi global Cina

    Xi telah menggambarkan Perang Dunia Kedua sebagai titik balik utama dalam “peremajaan besar bangsa Cina”, di mana ia berhasil mengatasi penghinaan akibat invasi Jepang dan menjadi kekuatan global yang kuat.

    Awal pekan ini, Xi mengungkap visinya tentang tatanan dunia baru di sebuah pertemuan puncak keamanan regional, menyerukan persatuan melawan “hegemonisme dan politik kekuasaan”, sebuah sindiran terselubung terhadap saingannya di seberang Samudra Pasifik.

    “Xi merasa yakin bahwa keadaan telah berbalik. Cina yang kembali memegang kendali sekarang,” kata Wen-Ti Sung, peneliti di Global China Hub Dewan Atlantik, yang bermarkas di Taiwan.

    “Yang dibicarakan tentang sumber utama ketidakpastian dalam sistem internasional adalah unilateralisme ala Trump, bukan diplomasi serigala Cina.”

    Dalam resepsi mewah setelah parade di Balai Agung Rakyat, Xi menyampaikan kepada para tamunya bahwa umat manusia tidak boleh kembali kepada “hukum rimba”.

    Di luar kemegahan dan propaganda, para analis mengamati apakah Xi, Putin, dan Kim akan mengisyaratkan hubungan pertahanan yang lebih erat setelah pakta yang ditandatangani oleh Rusia dan Korea Utara pada Juni 2024, dan aliansi serupa antara Beijing dan Pyongyang, sebuah hasil yang dapat mengubah kalkulasi militer di kawasan Asia-Pasifik.

    Putin telah mencapai kesepakatan energi yang lebih erat dengan Beijing selama kunjungannya ke Cina, sementara pertemuan tersebut telah memberi Kim yang tertutup kesempatan untuk mendapatkan dukungan implisit bagi senjata nuklirnya yang dilarang.

    Sudah 66 tahun sejak seorang pemimpin Korea Utara terakhir kali menghadiri parade militer Cina. Kim juga berjabat tangan dengan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan, Woo Won-shik sebelum parade dimulai.

    Pyongyang telah menolak tawaran Seoul baru-baru ini untuk menstabilkan hubungan yang memburuk antara kedua Korea, yang secara teknis berperang sejak Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, namun bukan perjanjian damai.

    Musuh AS

    Bergabung dengan Putin dan Kim termasuk Presiden Iran Masoud Pezeshkian, yang semuanya dianggap sebagai musuh AS. Sekutu dekat Rusia, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, berjalan di samping Kim setelah berfoto bersama dengan para pemimpin lainnya.

    Pemimpin-pemimpin Asia selain Presiden Prabowo Subianto, yang hadir di antaranya Raja Kamboja Norodom Sihamoni, Presiden Vietnam Luong Cuong, dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

    Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa dan Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso juga masuk dalam daftar tamu. Presiden Kuba Miguel Daz-Canel adalah satu-satunya pemimpin dari Amerika Latin yang hadir.

    Tamu lainnya adalah Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan. Daftar tamu tersebut sangat tumpang tindih dengan pertemuan puncak tahunan Organisasi Kerja Sama Shanghai beberapa hari sebelumnya, tetapi ada beberapa wakil penting yang meninggalkan acara sebelum parade, termasuk perwakilan dari India dan Turki.

    Perdana Menteri India Narendra Modi mengunggah kata-kata hangat tentang pertemuan dengan Xi dan Putin di platform media sosial X. Ia mengunggah foto dirinya dan Putin yang sedang bepergian bersamanya, mengatakan bahwa “percakapan dengannya selalu memberikan wawasan,” dan menulis bahwa ia memiliki “pertemuan yang bermanfaat” dengan Xi.

    Sebagian besar pemimpin Eropa tidak hadir. Selain Putin dan Lukashenko, hanya sedikit pemimpin Eropa yang menghadiri parade tersebut. Serbia mengirimkan Presiden Aleksandar Vucic yang pro-Rusia dan Slowakia mengirimkan Perdana Menteri Robert Fico.

    *Editor: Rizki Nugraha

    Tonton juga Video Putin Disambut Hangat Xi Jinping dalam Pertemuan di China

    (ita/ita)

  • China Pamerkan Rudal Nuklir Antarbenua, Mampu Jangkau AS-Eropa

    China Pamerkan Rudal Nuklir Antarbenua, Mampu Jangkau AS-Eropa

    Beijing

    China memamerkan rudal nuklir strategis antarbenua terbaru dalam parade militer besar-besaran di Lapangan Tiananmen, Beijing, pada Rabu (3/9). Rudal bernama Dongfeng-5C (DF-5C) itu diklaim mampu menjangkau target mana pun di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Eropa bagian barat.

    Parade militer itu digelar untuk memperingati 80 tahun kemenangan China atas Jepang dalam Perang Dunia II silam, dan dihadiri oleh 26 kepala negara, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un.

    Selain dimaksudkan sebagai peringatan kemenangan bersejarah China di masa perang, parade militer itu juga dinilai menjadi platform bagi Presiden Xi Jinping untuk memamerkan kekuatan dan kemampuan strategis Tentara Pembebasan Rakyat, nama resmi militer China, yang terus berkembang.

    Parade militer itu, seperti dilansir BBC dan The Economic Times, Rabu (3/9/2025), memamerkan berbagai perangkat keras militer yang canggih selain rudal DF-5C, seperti kendaraan luncur hipersonik, drone anjing robotik, rudal mobile berbasis darat, rudal jelajah antikapal, dan kendaraan bawah air tanpa awak.

    Dituturkan analis pertahanan Alexander Neill, seperti dikutip BBC, bahwa rudal balistik DF-5C memiliki jangkauan lebih jauh dari versi sebelumnya dan dapat membawa beberapa hulu ledak, hingga 12 hulu ledak, dalam satu nuklir.

    DF-5C yang merupakan jenis rudal balistik antarbenua (ICBM) yang berbahan bakar cair dua tahap ini, menurut Neill, ditenagai oleh dua tahap roket berurutan, masing-masing dengan mesinnya sendiri. Rudal ini disebut berbasis silo dan diluncurkan dari fasilitas bawah tanah, serta dirancang sebagai pencegah strategis.

    Neill menyebut rudal DF-5C dapat digunakan untuk menargetkan daratan AS.

    Analisis Neill itu tidak jauh berbeda dengan klaim yang disampaikan pakar teknologi rudal dan perlucutan senjata nuklir, Profesor Yang Chengjun, yang berbicara kepada media China berbahasa Inggris, The Global Times.

    Disebutkan Yang bahwa rudal DF-5C tipe baru, yang juga disebut rudal nuklir strategis antarbenua, memiliki jangkauan lebih jauh dibanding seri sebelumnya, dengan jangkauan maksimum melebihi 20.000 kilometer. Dengan kata lain, menurut Yang, rudal DF-5C tipe baru mampu menjangkau target di seluruh dunia.

    Dia menambahkan bahwa rudal tipe baru ini memiliki waktu persiapan peluncuran yang lebih singkat dibandingkan seri DF-5 sebelumnya, dan memiliki kecepatan respons yang juga lebih cepat.

    Lebih lanjut diklaim oleh Yang bahwa dengan rudal tersebut, China memiliki kemampuan serta sarana untuk melancarkan serangan balasan terhadap target-target militer mana pun di dunia yang memicu ancaman nuklir nyata bagi Beijing.

    Tonton juga Video: Ini Lokasi Jatuhnya Puluhan Rudal China di Selat Taiwan

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • PSSI Sebut Pertandingan Timnas Indonesia di Sidoarjo dan Surabaya Akan Berjalan Aman

    PSSI Sebut Pertandingan Timnas Indonesia di Sidoarjo dan Surabaya Akan Berjalan Aman

    Riyadh menegaskan jika ditemukan provokasi, pihaknya tak segan untuk mengamankan dan menyerahkan kepada pihak berwajib.

    “Jika ada sesuatu di kanan kirinya semacam provokator akan kita serahkan ke pihak berwajib. Pengamanan all out untuk event internasional tinggal kita buktikan bahwa kita bisa amanah siap mendukung timnas dan nama baik Indonesia,” ucapnya.

    Diketahui, pertandingan Kualifikasi Piala Asia 2026 U-23 Grup J akan berlangsung dari 3-9 September 2025 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.

    Di grup ini terdiri dari Indonesia, Macau, Korea Selatan dan Laos. Pada laga pertama Indonesia akan menghadapi Laos, Rabu, 3 September 2025.

    Sementara FIFA Matchday, Indonesia akan melawan Taiwan dan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya pada 5 dan 8 September 2025.

  • PMI Manufaktur Ekspansif ke 51,5 pada Agustus, Menperin Ingatkan Industri Butuh Iklim Kondusif

    PMI Manufaktur Ekspansif ke 51,5 pada Agustus, Menperin Ingatkan Industri Butuh Iklim Kondusif

    JAKARTA – S&P Global merilis data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2025 yang tumbuh sebesar 51,5 atau naik 2,3 poin dari Juli yang berada di level 49,2. Peningkatan itu mengembalikan posisi ke fase ekspansi setelah empat bulan berturut-turut mengalami kontraksi.

    Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, lonjakan PMI manufaktur Indonesia tersebut memperlihatkan kepercayaan pelaku industri semakin tinggi dalam menjalankan usahanya.

    Hal itu menjadi bukti ketahanan industri manufaktur dalam negeri di tengah dinamika politik dan ekonomi nasional maupun global. Terlebih, sektor pengolahan nonmigas menghadapi banyak tantangan dari dalam negeri maupun global.

    “Kami menyambut baik laporan PMI manufaktur Agustus ini yang menunjukkan adanya pemulihan kinerja manufaktur nasional. Peningkatan ini didorong oleh bertambahnya pesanan baru, baik itu dari pasar domestik maupun ekspor serta juga meningkatnya aktivitas pada produksi,” kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Senin, 1 September.

    Secara teknikal, penguatan PMI pada Agustus 2025 terutama ditopang oleh meningkatnya pesanan baru (new orders) yang melonjak dari 48,3 pada Juli menjadi 52,3 atau naik 4,0 poin. Lonjakan itu turut didukung oleh pertumbuhan pesanan ekspor baru yang naik 2,8 poin menjadi 51,2, menandakan adanya peningkatan permintaan dari pasar global.

    Aktivitas produksi (output/activity) juga meningkat signifikan dari 49,0 ke 52,6 atau naik 3,6 poin, sehingga kapasitas produksi industri kembali ke level ekspansif.

    Perusahaan pun menambah tenaga kerja, tercermin dari indeks employment yang naik menjadi 50,4 serta meningkatkan aktivitas pembelian bahan baku, dengan quantity of purchases naik 3,1 poin ke level 51,6.

    Perbaikan lain terlihat pada stocks of purchases yang meningkat 2,2 poin ke 51,1 serta membaiknya waktu pengiriman pemasok (suppliers delivery times) yang naik ke 50,0. Kombinasi variabel-variabel utama inilah yang mendorong PMI manufaktur Indonesia menembus kembali fase ekspansif pada Agustus 2025.

    Namun, Agus mengingatkan keberlanjutan tren positif industri manufaktur sangat erat kaitannya dengan stabilitas nasional. Industri butuh kondisi kondusif dalam menjalankan operasionalnya.

    “Situasi yang mengarah ke destabilisasi, makar atau kerusuhan dikhawatirkan akan menurunkan kembali tingkat optimisme para pelaku industri,” tegas dia.

    Menurut Agus, manufaktur berbeda dengan sektor lain karena memiliki ekosistem luas dan sensitif. Manufaktur melibatkan banyak kegiatan, mulai dari forward linkages; backward linkages; investasi; UMR; bahan baku; logistik; hingga sumber daya energi yang harus dijaga semuanya agar optimisme tetap tumbuh.

    Dia bilang, PMI manufaktur tidak pernah dijadikan tolak ukur oleh Kemenperin sebagai landasan menganalisa kondisi lapangan, tetapi hanya dipandang sebagai salah satu indikator tambahan untuk melengkapi analisis.

    “Bagi kami, IKI jauh lebih representatif karena melibatkan responden lebih besar, yaitu sebanyak 2.5003.000 perusahaan industri dari 23 subsektor,” ucapnya.

    PMI manufaktur Indonesia pada Agustus 2025 mampu melampaui PMI manufaktur Prancis (49,9); Jerman (49,9); Jepang (49,9); Myanmar (50,4); Filipina (50,8); Korea Selatan (48,3); Taiwan (47,4); Inggris (47,3); dan China (50.5).

    Lebih lanjut, kata Agus, peningkatan tersebut sekaligus menjadi sinyal positif sektor industri manufaktur tetap tangguh dan mampu menjadi motor penggerak ekonomi nasional.

    “Kami berkomitmen untuk mewujudkan arahan Bapak Presiden Prabowo, Indonesia akan tumbuh menjadi negara industri kuat dan tidak kalah dengan negara lain. Semangat yang disampaikan oleh Bapak Presiden merupakan arah sekaligus energi baru bagi kami semua,” pungkasnya.

  • India-China Bangun Blok Baru Lawan Pengaruh Barat

    India-China Bangun Blok Baru Lawan Pengaruh Barat

    Jakarta

    Pertemuan antara Perdana Menteri India Narendra Modi dan Presiden Cina Xi Jinping menjadi pusat perhatian pada hari pertama Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di Tianjin, Cina.

    Kunjungan ini merupakan yang pertama bagi Modi ke Cina sejak hubungan kedua negara memburuk akibat bentrokan mematikan antara pasukan di perbatasan Himalaya pada 2020. Dalam sambutan pembuka, Modi menegaskan bahwa hubungan India dan Cina kini bergerak ke arah yang lebih bermakna, dengan suasana perbatasan yang lebih damai.

    Xi, menurut siaran CCTV, mengatakan isu perbatasan tidak seharusnya mendefinisikan keseluruhan hubungan kedua negara. Ia menambahkan bahwa pembangunan ekonomi seharusnya menjadi fokus utama.

    Modi menyatakan India berkomitmen memperkuat hubungan dengan Cina berdasarkan rasa saling menghormati, saling percaya, dan sensitivitas terhadap kepentingan masing-masing. Xi menegaskan kedua negara harus melihat hubungan dari perspektif strategis jangka panjang, terutama karena tahun ini menandai 75 tahun hubungan diplomatik. “India dan Cina adalah mitra, bukan pesaing. Keduanya mewakili peluang pembangunan, bukan ancaman,” kata Xi seperti dikutip Xinhua.

    Pertemuan berlangsung hanya beberapa hari setelah Amerika Serikat memberlakukan tarif 50 persen terhadap produk India terkait pembelian minyak dari Rusia. Sejumlah analis menilai kebijakan itu justru bisa mendorong India semakin mendekat ke Cina.

    Di sela-sela KTT, Xi juga bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. Media pemerintah Rusia menyiarkan video keduanya saling menyapa hangat. Putin dijadwalkan pula bertemu Modi, pada saat hubungan kedua negara mendapat sorotan global setelah tarif tinggi dari Washington mulai berlaku.

    Putin dan sejumlah pemimpin lain diperkirakan tetap berada di Beijing hingga 3 September untuk menghadiri parade militer memperingati berakhirnya Perang Dunia II. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un juga disebut akan hadir.

    KTT SCO didorong jadi penyeimbang pengaruh Barat

    Dalam jamuan makan malam resmi, Xi Jinping menekankan bahwa SCO kini memikul tanggung jawab lebih besar menjaga perdamaian dan stabilitas regional. “SCO pasti akan memainkan peran lebih besar, memperkuat persatuan antar anggota, menggalang kekuatan Global South, dan mendorong kemajuan peradaban manusia,” ujarnya.

    Xinhua menyebut pertemuan kali ini sebagai yang terbesar sepanjang sejarah organisasi. Forum ini beranggotakan 10 negara, Cina, India, Rusia, Pakistan, Iran, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Belarus, ditambah 16 negara lain berstatus mitra dialog atau pengamat.

    KTT berlangsung di tengah ketegangan perdagangan global setelah Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif terhadap berbagai negara. Kebijakan itu mendorong banyak negara mencari mitra dagang baru di tengah ketidakpastian arah kebijakan ekonomi Washington.

    Sejak berdiri pada 2001, SCO berkembang menjadi forum kerja sama ekonomi dan keamanan. Cina memanfaatkan forum ini untuk memperluas pengaruh ekonominya, sementara Rusia menjadikannya sarana menjaga hubungan dengan Asia Tengah. Perang di Ukraina membuat Moskow semakin bergantung pada SCO.

    Bagi India, forum ini juga memberi panggung penting, terutama setelah hubungan dengan AS kembali tegang akibat kebijakan tarif. Kehadiran Modi di Tianjin menandai kunjungan pertamanya ke Cina dalam tujuh tahun terakhir.

    Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang turut hadir menegaskan pentingnya multilateralisme, menyebut Cina sebagai pilar fundamental sistem internasional.

    Rangkaian Pertemuan Bilateral

    Hari pertama KTT juga diwarnai serangkaian pertemuan bilateral. Putin tiba di Tianjin dengan sambutan karpet merah dari pejabat senior Cina. Media pemerintah Cina menggambarkan kunjungan empat harinya sebagai simbol “hubungan terbaik sepanjang sejarah,” paling stabil, dewasa, dan signifikan secara strategis di antara negara besar. Dalam wawancara dengan Xinhua sebelum keberangkatan, ia menegaskan Rusia dan Cina sama-sama menolak sanksi Barat yang dianggap diskriminatif. Ekonomi Rusia sendiri kini berada di ambang resesi akibat perang di Ukraina dan tekanan sanksi internasional.

    Turki menekankan pentingnya investasi perusahaan Cina di negaranya serta membahas isu Gaza, perang di Ukraina, dan pembangunan kembali Suriah setelah jatuhnya Presiden Bashar Assad tahun lalu. Suriah kini tengah berusaha bangkit di bawah pemerintahan sementara yang dipimpin kelompok Islamis. Menurut Xinhua, Xi menegaskan bahwa Cina dan Turki sama-sama negara besar yang sedang tumbuh dengan semangat independen.

    Azerbaijan menegaskan komitmen memperkuat kemitraan strategis komprehensif dengan Beijing, termasuk penguatan jalur transportasi internasional Trans-Kaspia yang menghubungkan barang-barang Cina melalui Azerbaijan serta kerja sama energi dengan memanfaatkan cadangan gas alam. Beijing juga menegaskan dukungan terhadap rencana Azerbaijan bergabung sebagai anggota penuh SCO. Pada 2023, Azerbaijan merebut kembali wilayah Nagorno-Karabakh yang mayoritas penduduknya etnis Armenia, sementara Cina sebelumnya telah mengakui wilayah itu sebagai bagian dari Azerbaijan. Dukungan Baku terhadap prinsip Satu-Cina, termasuk pengakuan Taiwan sebagai bagian dari wilayah Cina, memperkuat kedekatan kedua pihak.

    Armenia di sisi lain mengumumkan peningkatan status hubungan dengan Beijing menjadi kemitraan strategis. Perdana Menteri Nikol Pashinyan menyebut langkah ini akan membuka peluang kerja sama baru. Kedua pihak sepakat memperdalam kolaborasi Belt and Road, memperluas konektivitas, serta pertukaran di bidang pendidikan, teknologi, budaya, dan pariwisata. Yerevan menegaskan komitmennya pada prinsip satu-Cina, sedangkan Beijing menyatakan mendukung Armenia untuk memperluas peran di SCO. Taiwan sendiri tetap memerintah dengan pemerintahannya sendiri meski dianggap Beijing sebagai provinsi, dan Presiden Taiwan William Lai berulang kali menegaskan kedaulatan negaranya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rivi Satrianegara

    Editor: Rahka Susanto

    Tonton juga video “Trump Ancam Naikkan Tarif Impor untuk India gegara Beli Minyak Rusia” di sini:

    (ita/ita)

  • PMI Manufaktur RI Melesat, Tinggalkan China-Jepang di Jurang Kontraksi

    PMI Manufaktur RI Melesat, Tinggalkan China-Jepang di Jurang Kontraksi

    Bisnis.com, JAKARTA — Indeks produktivitas manufaktur di sejumlah negara mengalami perbaikan, meski tak sedikit yang terjerat di fase kontraksi. Namun, pada Agustus ini, Indonesia berhasil keluar dari fase kontraksi dalam 4 bulan terakhir. 

    Berdasarkan laporan S&P Global, Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di level 51,5 pada Agustus 2025 atau naik dari bulan sebelumnya 49,2 pada Juli 2025 atau di bawah ambang batas 50. 

    Kinerja PMI manufaktur Indonesia sebelumnya telah terkontraksi sejak April 2025 lalu yang anjlok ke angka 46,7. 

    Pada hari yang sama, S&P Global juga merilis kinerja PMI dari sejumlah negara Asean seperti Thailand (52,7), Filipina (50,8), dan Myanmar (50,4). Tak hanya Asean, manufaktur negara Asia juga tumbuh ekspansi. 

    Laporan terbaru juga menunjukkan PMI Jepang yang naik ke level 49,7 pada Agustus 2025, tetapi masih di bawah ambang batas 50 yang artinya kontraksi. Kemudian, PMI Manufaktur Korea Selatan juga masih ekspansi meski tumbuh tipis menjadi 48,3 pada Agustus dari bulan sebelumnya 48. 

    Di sisi lain, PMI manufaktur Taiwan tercatat tumbuh ke angka 47,7 atau naik dari bulan sebelumnya 46,2. Bahkan, Biro Statistik Nasional mencatat PMI manufaktur China juga kontraksi meski tumbuh tipis menjadi 49,4 pada Agustus 2025, dari 49,3 pada Juli 2025.

    Dari laporan tersebut, negara-negara yang masih terjerat di kondisi kontraksi rata-rata terkendala dari segi permintaan yang terus menurun, baik domestik maupun ekspor. Alhasil, produksi manufaktur perlu menyesuaikan dengan kondisi pasar. 

    Namun, ekonom S&P Global masih menilai ada sinyal pemulihan di sejumlah negara. Misalnya, industri di Jepang yang masih melanjutkan produksi dan menambah tenaga kerja untuk berjaga-jaga jika kondisi permintaan meningkat di masa depan.

    “Ada juga indikasi bahwa tekanan inflasi telah mendingin. Khususnya, tingkat inflasi biaya input yang dipegang mendekati titik terendah empat setengah tahun Juli, harga jual juga pada tingkat terlemah dalam lebih dari empat tahun,” kata Annabel Fiddes, Economics Associate Director at S&P Global Market Intelligence. 

    Sementara itu, ekspansi di Indonesia didorong oleh peningkatan baik pada produksi maupun volume pesanan baru. Menanggapi hal ini, perusahaan meningkatkan aktivitas pembelian dan jumlah tenaga kerja pada pertengahan triwulan ketiga untuk menyesuaikan kebutuhan produksi tambahan. 

    Industri juga menambah stok pembelian, namun inventaris barang jadi menurun karena digunakan untuk memenuhi pesanan.

    Ekonom S&P Global Market Intelligence, Usamah Bhatti mengatakan pada pertengahan triwulan ketiga 2025, sektor manufaktur Indonesia menunjukkan perbaikan kembali pada kondisi operasional untuk pertama kali setelah kontraksi 4 bulan terakhir. 

    “Perusahaan mencatat pertumbuhan baru pada output dan pesanan baru, dengan pesanan ekspor mencatat kenaikan tercepat dalam hampir dua tahun,” kata Bhatti dalam laporan terbarunya pada Senin (1/9/2025). 

    Di sisi lain, China dilaporkan menandai pelemahan aktivitas manufaktur selama lima bulan berturut-turut. Kondisi ini juga menunjukkan pelaku industri masih menunggu kepastian dari negosiasi dagang dengan Amerika Serikat (AS), sementara permintaan domestik tetap lesu.

    Apalagi, ekonomi China tengah menghadapi berbagai tekanan, mulai dari melemahnya ekspor akibat tarif AS, kemerosotan sektor properti, meningkatnya ketidakpastian pekerjaan, utang besar di pemerintahan daerah, hingga dampak cuaca ekstrem. Situasi ini berpotensi menghambat target pertumbuhan ambisius Beijing pada 2025 yang dipatok sekitar 5%.

  • Kaspersky Ungkap Tiga Ancaman Besar Komputasi Kuantum di Asia Pasifik

    Kaspersky Ungkap Tiga Ancaman Besar Komputasi Kuantum di Asia Pasifik

    JAKARTA – Kawasan Asia Pasifik (APAC) masih dianggap sebagai lahan subur bagi teknologi revolusioner, termasuk kecerdasan buatan dan sekarang yang sudah memasuki era komputasi kuantum

    Beberapa perusahaan juga menyebutkan bahwa negara-negara seperti China, Jepang, India, Australia, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan diakui sebagai pemimpin global di bidang ini.

    Menurut Kaspersky, pasar komputasi kuantum di APAC diperkirakan melonjak dari sekitar Rp5,88 triliun pada 2024 menjadi Rp26,7 triliun pada 2032, dengan pertumbuhan tahunan (CAGR) 24,2 persen. Pertumbuhan ini menandai peluang besar, sekaligus tantangan serius.

    “Komputasi kuantum dapat membuka inovasi-inovasi inovatif, sekaligus mengantarkan kawasan ini ke era baru ancaman keamanan siber,” ujar Sergey Lozhkin, Kepala Tim Riset & Analisis Global untuk META dan APAC di Kaspersky dalam pernyataannya dikutip Minggu, 31 Agustus.

    Tiga Risiko Utama Komputasi Kuantum

    Simpan Sekarang, Dekripsi Nanti

    Aktor jahat sudah mulai mengumpulkan data terenkripsi hari ini, untuk kemudian mendekripsinya di masa depan ketika teknologi kuantum semakin matang. 

    Praktik ini berpotensi membongkar komunikasi diplomatik, transaksi keuangan, hingga percakapan pribadi bertahun-tahun setelah dilakukan.

    Sabotase dalam blockchain dan aset kripto 

    Algoritma tanda tangan digital berbasis kurva eliptik (ECDSA) yang digunakan Bitcoin dan banyak aset kripto lain rentan terhadap serangan kuantum. 

    Hal ini membuka potensi pemalsuan tanda tangan digital, serangan terhadap ECDSA yang mengamankan dompet kripto, dan manipulasi riwayat transaksi blockchain, yang merusak kepercayaan dan integritas.

    Ransomware Tahan Kuantum

    Di masa depan, kelompok kriminal siber diperkirakan mulai mengadopsi kriptografi pasca-kuantum untuk melindungi ransomware mereka. 

    Jenis ransomware ini dirancang agar tidak bisa didekripsi, baik oleh komputer klasik maupun kuantum, sehingga membuat pemulihan data tanpa membayar tebusan hampir mustahil.

    “Perlindungan dan pemulihan data masih bergantung pada solusi keamanan tradisional dan kolaborasi antara lembaga penegak hukum, peneliti kuantum, dan organisasi internasional,” tegasnya.

  • Daftar Durasi Tidur Negara-negara di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

    Daftar Durasi Tidur Negara-negara di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

    Jakarta

    Tidur dengan durasi yang cukup memiliki peranan yang penting untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh. Di setiap negara di dunia, durasi tidur bisa berbeda-beda.

    Dikutip dari Jagran Rosh, pola tidur global sangat bervariasi. Ini dipengaruhi oleh budaya, pekerjaan, dan teknologi. Beberapa negara memandang istirahat merupakan sesuatu yang penting.

    Berikut daftar 10 negara dengan rata-rata durasi tidur terlama di dunia:

    1. Selandia Baru (7 jam 27 menit)
    2. Belanda (7 jam 24 menit)
    3. Finlandia (7 jam 23 menit)
    4. Inggris (7 jam 22 menit)
    5. Australia (7 jam 20 menit)
    6. Belgia (7 jam 18 menit)
    7. Irlandia (7 jam 37 menit)
    8. Swedia (7 jam 15 menit)
    9. Prancis (7 jam 14 menit)
    10. Denmark (7 jam 14 menit)

    Daftar 10 negara dengan rata-rata durasi tidur paling sedikit di dunia:

    50. Jepang (5 jam 52 menit)
    49. Arab Saudi (6 jam 2 menit)
    48. Korea Selatan (6 jam 2 menit)
    47. Filipina (6 jam 8 menit)
    46. Kuwait (6 jam 15 menit)
    45. Taiwan (6 jam 21 menit)
    44. Indonesia (6 jam 25 menit)
    43. Qatar (6 jam 26 menit)
    42. Malaysia (6 jam 27 menit)
    41. Singapura (6 jam 34 menit)

    Manfaat Tidur yang Cukup

    Dikutip dari Healthline, mendapatkan waktu tidur yang cukup dapat berdampak baik bagi kesehatan. Rata-rata, seseorang membutuhkan waktu tidur 7 hingga 9 jam per hari.

    Ada beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapatkan jika seseorang tidur dengan cukup, di antaranya:

    1. Mengontrol Berat Badan

    Sebuah analisis tahun 2020 menemukan bahwa orang dewasa yang tidur kurang dari 7 jam per malam memiliki risiko 41 persen lebih tinggi untuk mengalami obesitas. Efek tidur terhadap penambahan berat badan diyakini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk hormon dan motivasi untuk berolahraga.

    Kekurangan tidur meningkatkan kadar ghrelin dan menurunkan kadar leptin. Ghrelin adalah hormon yang membuat kita merasa lapar sementara leptin membuat kita merasa kenyang.

    2. Meningkatkan Konsentrasi

    Kognisi, konsentrasi, produktivitas, dan kinerja semuanya terpengaruh negatif oleh kekurangan tidur. Lalu, durasi tidur yang cukup telah terbukti meningkatkan keterampilan memecahkan masalah dan kinerja baik pada anak-anak maupun orang dewasa.

    3. Mencapai Level Kebugaran Terbaik

    Tidur yang cukup dapat meningkatkan keterampilan motorik halus, waktu reaksi, kekuatan otot, daya tahan otot, dan keterampilan memecahkan masalah. Selain itu, kurang tidur dapat meningkatkan risiko cedera dan menurunkan motivasi untuk berolahraga.

    4. Meningkatkan Kesehatan Jantung

    Kualitas tidur yang rendah dan durasi tidur yang singkat dapat meningkatkan risiko terkait penyakit jantung.

    Satu analisis dari 19 penelitian menemukan bahwa tidur kurang dari 7 jam per hari mengakibatkan peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung sebesar 13 persen.

    5. Memperbaiki Suasana Hati

    Durasi tidur yang cukup dapat membantu seseorang dalam memperbaiki suasana hatinya. Pasalnya, saat kurang tidur, maka bisa berdampak pada susahnya mengelola emosi. Ketika tidak cukup tidur, seseorang mungkin menjadi pemurung dan mudah tersinggung.

    Halaman 2 dari 3

    Simak Video “Video: Rekomendasi Makanan yang Bisa Bikin Kualitas Tidur Lebih Baik”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)