Negara: Taiwan

  • Ketika Jalanan Jadi Parlemen Baru
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        12 September 2025

    Ketika Jalanan Jadi Parlemen Baru Nasional 12 September 2025

    Ketika Jalanan Jadi Parlemen Baru
    Dosen tetap di Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Koordintor Pusat Riset Kebijakan Strategis Asia Tenggara, LPPM UNSOED
    DARI
    Jakarta hingga Paris, dari Kathmandu hingga Manila, dunia sedang bergolak. Gedung-gedung parlemen dibakar, perdana menteri dipaksa mundur, dan jutaan orang turun ke jalan dengan kemarahan membara.
    Sekilas, pemandangan ini mengingatkan kita pada momen-momen bersejarah demokratisasi dunia: Revolusi Anyelir di Portugal 1974, kejatuhan Tembok Berlin 1989, atau reformasi Indonesia 1998. Namun, ada yang berbeda kali ini.
    Fundamentally
    berbeda.
    Samuel Huntington, ilmuwan politik legendaris dari Harvard, pernah mendokumentasikan apa yang disebutnya “Gelombang Ketiga Demokratisasi”, periode luar biasa antara 1974-1990-an ketika lebih dari 60 negara bertransisi dari kediktatoran menuju demokrasi.
    Optimisme meluap-luap. Francis Fukuyama bahkan memproklamirkan “akhir sejarah”, seolah demokrasi liberal telah memenangkan pertarungan ideologi untuk selamanya.
    Namun, gelombang protes yang menyapu dunia hari ini, menceritakan kisah yang sama sekali berbeda.
    Para demonstran di Jakarta tidak menuntut hak memilih, mereka sudah memilikinya sejak 1998.
    Generasi Z di Kathmandu tidak berjuang melawan monarki absolut. Nepal sudah menjadi republik sejak 2008.
    Massa yang membakar gedung parlemen bukanlah pejuang demokrasi dalam pengertian klasik. Mereka adalah warga negara yang marah terhadap demokrasi mereka sendiri yang gagal memenuhi janji.
    Inilah paradoks zaman kita: protes massa terbesar justru terjadi di negara-negara yang sudah demokratis, setidaknya secara prosedural.
    Pertanyaannya kemudian: apakah kita sedang menyaksikan “Gelombang Keempat” demokratisasi, atau sesuatu yang sama sekali berbeda?
    Mari kita bedah apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Di Indonesia, percikan awalnya tampak sepele: tunjangan perumahan Rp 50 juta untuk anggota DPR di tengah pemotongan anggaran pendidikan dan kesehatan.
    Namun, kemarahan yang meledak mengungkap luka yang lebih dalam, yaitu persepsi tentang elite yang korup dan terputus dari realitas rakyat.
    Ketika Affan Kurniawan, pengemudi ojek online berusia 21 tahun, tewas terlindas kendaraan taktis polisi, protes semakin masif dan meluas.
    Lebih dari 1.240 orang ditahan, gedung-gedung pemerintah dibakar. Tunjangan kontroversial tersebut akhirnya dihentikan.
    Protes berdarah yang menewaskan 19 demonstran berakhir dengan pengunduran diri Perdana Menteri K.P. Sharma Oli.
     
    Namun, ini bukan kemenangan demokrasi, tapi upaya putus asa untuk menekan tombol reset pada sistem yang telah gagal total.
    Filipina menyajikan inovasi menarik: “lifestyle policing” melalui media sosial. Aktivis menggunakan TikTok dan Instagram untuk menyandingkan foto liburan mewah keluarga politisi dengan gambar korban banjir akibat proyek infrastruktur korup.
    Taktik ini mentransformasi konsep abstrak “korupsi” menjadi ketidakadilan yang kasat mata, viral, dan memicu kemarahan.
    Thailand menghadirkan kompleksitas berbeda. Negara ini memiliki pemilu, parlemen, dan konstitusi (20 konstitusi sejak 1932, tepatnya).
    Namun, ketika partai pemenang pemilu 2023 diblokir membentuk pemerintahan oleh Senat yang ditunjuk militer, rakyat memahami kebenaran pahit: suara mereka tidak berarti.
    Protes yang menuntut reformasi monarki—tabu tertinggi dalam politik Thailand—adalah jeritan frustasi terhadap “veto-krasi” yang membuat demokrasi menjadi sandiwara kosong.
    Bahkan Perancis, benteng demokrasi Barat, tidak kebal. Gerakan “Block Everything” melawan kebijakan penghematan Macron menunjukkan bahwa krisis kepercayaan ini bersifat global, melampaui batas antara demokrasi “muda” dan “matang.”
    Huntington berbicara tentang “efek bola salju”, bagaimana kesuksesan demokratisasi di satu negara menginspirasi tetangganya.
    Spanyol menginspirasi Portugal, Polandia menginspirasi Hongaria. Namun, efek bola salju hari ini berbeda. Ia tidak lagi dibatasi geografis atau membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyebar.
    Istilah “nepo babies” yang muncul di Filipina dalam hitungan hari diadopsi aktivis Nepal. Taktik “lifestyle policing” menyebar seperti virus lintas benua.
    Solidaritas tidak lagi membutuhkan kedekatan fisik, “Milk Tea Alliance” menyatukan aktivis Thailand, Hong Kong, dan Taiwan melalui meme dan tagar.
    Bola salju modern adalah algoritma yang memviralkan ketidakadilan, mentransformasi kemarahan lokal menjadi pemberontakan global dalam hitungan jam, bukan tahun.
    Jika protes-protes ini bukan gelombang demokratisasi baru, lalu apa? Jawabannya memerlukan paradigma baru.
    Kita sedang menyaksikan apa yang dapat disebut “respons imun demokrasi global”, satu bentuk reaksi organik dari masyarakat sipil terhadap patogen yang menggerogoti demokrasi dari dalam: korupsi sistemik, elite yang terputus, institusi yang membusuk, dan apa yang ilmuwan politik sebut “democratic backsliding” (kemunduran demokrasi).
    Seperti sistem kekebalan tubuh yang menyerang virus, protes-protes ini adalah mekanisme pertahanan terakhir ketika institusi formal gagal.
     
    Ketika parlemen tidak lagi mewakili rakyat, jalanan menjadi parlemen alternatif. Ketika sistem peradilan gagal menghukum koruptor, media sosial menjadi pengadilan rakyat.
    Ketika pemilu tidak menghasilkan perubahan bermakna, protes menjadi satu-satunya “suara” yang didengar.
    Ini menjelaskan mengapa pola yang sama muncul di konteks berbeda. Demonstran di Jakarta dan Paris, meski hidup dalam sistem politik yang sangat berbeda, berbagi frustrasi yang sama: pemerintah tidak responsif, kebijakan menguntungkan elite, dan institusi kehilangan legitimasi. Krisis kepercayaan adalah pandemi politik abad ke-21.
    Implikasi dari diagnosis ini sangat mendalam. Jika tantangan utama bukan lagi membangun institusi demokratis, tetapi mempertahankan kualitas dan legitimasinya, maka resep kebijakan harus berubah total.
    Tidak cukup mengadakan pemilu berkala. Tidak cukup memiliki parlemen dan konstitusi. Demokrasi abad ke-21 harus menemukan cara untuk memulihkan kepercayaan, memerangi korupsi sistemik, dan membuat institusi benar-benar responsif terhadap aspirasi rakyat.
    Protes-protes ini, meski sering berdarah dan kacau, sebenarnya adalah tanda harapan. Masyarakat sipil masih memiliki vitalitas untuk melawan pembusukan.
    Bahwa generasi muda tidak akan diam melihat masa depan mereka dicuri. Bahkan dalam era sinisme politik, masih ada yang peduli untuk berjuang.
    Namun, respons imun saja tidak cukup. Seperti demam yang terlalu tinggi dapat membunuh pasien, protes yang terus-menerus tanpa reformasi institusional dapat menghancurkan tatanan sosial.
    Pertanyaan kritisnya adalah: akankah elite politik di Jakarta, Kathmandu, Manila, Bangkok, dan Paris mendengar peringatan ini dan melakukan reformasi sejati?
    Atau akankah mereka terus bermain sandiwara demokrasi hingga jalanan benar-benar menjadi satu-satunya parlemen yang tersisa?
    Sejarah belum selesai ditulis. Namun satu hal sudah jelas: kita tidak sedang menyaksikan gelombang baru demokratisasi.
    Kita sedang menyaksikan perjuangan untuk jiwa demokrasi itu sendiri, satu bentuk perjuangan antara harapan akan pemerintahan yang akuntabel dan realitas elite yang tercerabut dari akarnya.
    Hasil dari perjuangan ini akan menentukan apakah demokrasi abad ke-21 dapat memperbarui dirinya, atau akan tenggelam dalam krisis kepercayaan yang semakin dalam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Foto pilihan pekan kedua September 2025

    Foto pilihan pekan kedua September 2025

    Senin, 8 September 2025 13:05 WIB

    Foto kolase penampakan fenomena fase gerhana bulan total di langit pulau Lombok, Mataram, NTB, Senin (8/9/2025). Fenomena astronomis gerhana bulan total tersebut dapat dilihat dengan mata telanjang dari Kota Mataram, Lombok mulai pukul 23.26 WITA sampai pukul 03.56 WITA.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/YU

    Roket Vampire RM-70 Grade ditembakan dalam serangan darat Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield 2025 di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) di Martapura, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, Senin (1/9/2025). Operasi tersebut untuk menggempur pertahanan musuh dari jarak jauh pada skenario Latgabma Super Garuda Shield 2025. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/YU

    Helikopter AH-64E Apache milik TNI AD melakukan penembakan saat puncak Latihan Gabungan Bersama (Latgabma) Super Garuda Shield 2025 di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) di Martapura, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, Rabu (3/9/2025). Pelaksanaan puncak latihan The Combined Arm Live Fire Exercise (Calfex) melibatkan alutsista yang digunakan yakni dua pesawat F-16 milik TNI AU, dua helikopter AH-64 Apache milik TNI AD, roket Astros milik TNI AD, Vampire RM-70 Grade milik TNI AL serta alutsista milik tentara Amerika (US Army) yaitu empat helikopter AH-47 Apache dan roket Himars. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/YU

    Keluarga Mahasiswa (KM) Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan aksi simbolik solidaritas untuk Indonesia di Kolam Indonesia Tenggelam Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/9/2025). Aksi tersebut sebagai bentuk sikap kemanusiaan, solidaritas, serta kepedulian bersama terhadap kondisi Indonesia sekaligus menolak segala bentuk kekerasan dalam penanganan unjuk rasa di Indonesia. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/YU

    Peserta aksi dari Aliansi Perempuan Indonesia membentangkan poster sambil berdandan saat aksi damai di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (3/9/2025). Aliansi Perempuan Indonesia menggelar aksi damai untuk menyampaikan kegelisahan mereka serta meminta agar pemerintah segera menghentikan tindakan represif dan menyuarakan protes adalah hak bagi rakyat. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU

    Komandan Batalyon Resimen IV Korps Brimob Polri Kompol Cosmas Kaju Gae berjalan menuju ruang sidang etik di Gedung TNCC Mabes Polri, Jakarta, Rabu (3/9/2025). Divisi Propam Polri menggelar sidang etik bagi Kompol Cosmas Kaju Gae terkait kasus pelindasan sopir ojek daring Affan Kurniawan hingga tewas oleh rantis Brimob pada aksi unjuk rasa di Jakarta, Kamis (28/8) lalu. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/YU

    Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) 2019-2024 Nadiem Makarim (tengah) berjalan menuju mobil tahanan usai pemeriksaan di Jampidsus, Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (4/9/2025). Kejaksaan Agung menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan sistem Chromebook di Kemendikbudristek dan ditaksir kerugian negara dalam perkara ini mencapai Rp1,9 triliun. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/YU

    Pelakon tampil dalam Pertunjukan Musikal Perempuan Punya Cerita di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Rabu (3/9/2025). Eki Dance Company menggelar pertunjukan musikal Perempuan Punya Cerita yang mengisahkan tentang perjuangan hidup perempuan dalam menghadapi ketidakadilan dan tekanan sosial dengan menampilkan dua cerita fiksi yang akan dipentaskan pada 4-7 September 2025. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU

    Musisi Ahmad Dhani (tengah) bersama vokalis grup musik Extreme Gary Cherone (kiri) dan mantan vokalis grup musik Whitesnake Dino Jelusick (kanan) tampil pada Konser Dewa19 featuring All Stars 2.0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (6/9/2025). Konser tersebut menghadirkan kolaborasi antara Dewa19 dengan musisi internasional di antaranya Eric Martin, Billy Sheehan, Gary Cherone, Dino Jelusick, Steve Vai, dan Ron Bumblefoot Thal dengan membawakan lagu To Be With You, More Than Words, We Are The Champion dan lagu-lagu Dewa19. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU

    Foto aerial warga menyaksikan balon udara yang diterbangkan di lapangan Sport Centre Limboto, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Minggu (7/9/2025). Sebanyak 14 balon udara diterbangkan pada Festival Balon Udara yang digelar oleh tokoh masyarakat Gorontalo Rachmat Gobel bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Gorontalo dan pemda setempat sebagai upaya mempromosikan pariwisata dan UMKM daerah itu. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/YU

    Wisatawan menaiki kuda di samping bangkai hiu tutul (Rhincodon typus) yang terdampar di Pantai Pancer, Puger, Jember, Jawa Timur, Minggu (7/9/2025). Hiu tutul dengan panjang enam meter dan bobot sekitar dua ton tersebut ditemukan terdampar dengan kondisi mati dan membusuk. ANTARA FOTO/Seno/YU

    Sejumlah umat Islam mendengarkan ceramah dalam kegiatan Haflah Maulidirrosul di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Jawa Tengah, Jumat (5/9/2025). Kegiatan kajian dan selawat yang dihadiri ribuan umat Islam dari berbagai daerah di provinsi tersebut digelar pengelola MAJT serta remaja Islam masjid untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/YU

    Pesepak bola Timnas Sandy Henny Walsh (kanan) berselebrasi bersama rekannya Egy Maulana Vikri (kiri), Jordi Amat (kedua kiri) dan Marc Anthony Klok (kedua kanan) usai mencetak gol ke gawang Timnas Taiwan dalam FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (5/9/2025). ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/YU

    Wisatawan berfoto di area kebun bunga di Bukit Strawberry Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (2/9/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) ke Jawa Barat pada periode Januari-Juli 2025 mencapai 124,86 juta perjalanan atau meningkat 31,30 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya mencapai 95,10 juta perjalanan. ANTARA FOTO/Abdan Syakura/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Taiwan Laporkan Indomie Rasa Soto Banjar Limau Kulit Mengandung Etilen Oksida

    Taiwan Laporkan Indomie Rasa Soto Banjar Limau Kulit Mengandung Etilen Oksida

    GELORA.CO –  Otoritas Taiwan melaporkan bahwa satu batch mi instan Indomie varian Rasa Soto Banjar Limau Kulit produksi Indonesia terdeteksi mengandung residu pestisida etilen oksida pada kadar yang tidak sesuai dengan standar keamanan pangan negara tersebut.

    Menurut keterangan resmi Food and Drug Administration (FDA) Taiwan pada Kamis, 11 September 2025, batch Indomie tersebut memiliki tanggal kedaluwarsa 19 Maret 2026. Rincian produk terdampak dipublikasikan melalui situs resmi FDA Taiwan, FDA Taiwan Unsafe Food

    Merespons laporan itu, Center for Food Safety (CFS) Hong Kong menyatakan sedang menyelidiki kemungkinan masuknya produk yang terdampak ke wilayah Hong Kong. CFS juga tengah berkoordinasi dengan otoritas Taiwan untuk memperoleh informasi lebih lanjut.

    CFS menambahkan, distribusi resmi produk di luar Taiwan belum dapat dipastikan. Namun, lembaga tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa produk bisa masuk lewat pembelian daring atau perjalanan internasional.

    Dalam pernyataannya, CFS meminta masyarakat untuk tidak mengonsumsi produk Indomie varian Rasa Soto Banjar Limau Kulit dengan batch yang dimaksud, serta segera membuangnya jika ditemukan. CFS menegaskan akan terus memantau perkembangan terbaru dan mengambil langkah yang diperlukan bila ada temuan tambahan.

    Sebagai catatan, etilen oksida merupakan bahan kimia yang lazim digunakan dalam industri, terutama sebagai zat sterilisasi atau bahan baku pembuatan produk kimia baru. Namun, penggunaannya tidak diperbolehkan dalam pangan. Paparan langsung terhadap etilen oksida berpotensi menimbulkan efek samping berbahaya bagi kesehatan.

  • Perjuangan Haru Wanita Hong Kong Melahirkan Anak Kedua di Usia 58 Tahun

    Perjuangan Haru Wanita Hong Kong Melahirkan Anak Kedua di Usia 58 Tahun

    Jakarta

    Seorang wanita di Hong Kong berusia 58 tahun yang sebelumnya sempat menyita perhatian publik karena hamil di usia lanjut, akhirnya melahirkan seorang bayi perempuan dengan selamat. Kabar bahagia itu diumumkan pihak keluarga melalui media sosial pada akhir pekan.

    Chan Lai-lai, istri aktor lokal Brian Wong Chak-fung, melahirkan anak keduanya pada 22 Agustus melalui program fertilisasi in vitro (IVF), salah satu metode reproduksi berbantuan.

    Dalam video mengharukan yang diunggah di media sosial pada hari Sabtu (6/9), Wong terlihat memotong tali pusar di ruang bersalin, menyambut bayinya, dan memperkenalkan bayi baru itu kepada putrinya yang berusia enam tahun.

    “Anda adalah bukti nyata bahwa melahirkan di usia ibu lanjut bukanlah masalah, Anda luar biasa!” tulis seorang pengguna media sosial, dikutip dari CNA.

    Berita kehamilan Chan pada bulan Mei menarik perhatian publik, memicu harapan bagi wanita lanjut usia yang ingin memiliki anak, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran tentang risiko melahirkan di kemudian hari.

    Sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk meningkatkan angka kelahiran yang mengerikan di kota itu, pemerintah Hong Kong telah meluncurkan langkah-langkah untuk membantu wanita yang lebih tua melahirkan, termasuk mengizinkan mereka menyimpan embrio selama yang mereka inginkan dan menawarkan pengurangan pajak bagi mereka yang menjalani perawatan IVF.

    Usia rata-rata ibu baru di Hong Kong telah meningkat dari 24,4 tahun pada tahun 1976 menjadi 32,8 tahun pada tahun 2024.

    Chan dan Wong mengatakan mereka memutuskan untuk memiliki anak kedua karena putri sulung mereka, yang lahir pada tahun 2019 ketika Chan berusia 52 tahun, menginginkan seorang saudara untuk menemaninya.

    Chan mengidap eksim gestasional, suatu kondisi kulit yang dapat terjadi selama kehamilan, serta tekanan darah yang relatif tinggi, saat mengandung anak pertamanya, dan juga mengalami preeklamsia saat melahirkan.

    Untuk anak keduanya, Chan menjalani perawatan IVF di Taiwan setelah mengalami keguguran tahun lalu.

    Pasangan itu menghabiskan sekitar HK$200.000 (US$25.700) atau sekitar Rp 423 juta, yang mencakup suntikan harian ke perut Chan.

    Para spesialis kebidanan dan ginekologi sebelumnya mengatakan kepada Post bahwa sekitar satu dari lima wanita hamil di Hong Kong berada pada usia ibu lanjut, artinya mereka berusia 35 tahun atau lebih, sementara satu dari 20 berusia di atas 40 tahun. Angka tersebut merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

    Risiko keguguran bagi wanita hamil meningkat hingga 40 persen bagi mereka yang berusia 45 tahun atau lebih, sementara risiko lahir mati bagi wanita berusia 40 tahun atau lebih adalah tiga kali lipat dari wanita di bawah usia 35 tahun.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Isi Bensin Gak Perlu Buka Jok

    Isi Bensin Gak Perlu Buka Jok

    Jakarta

    Yamaha baru saja memperkenalkan skutik baru dengan dek rata buat pasar Taiwan. Dinamakan Yamaha Cygnus 155 XR, motor ini merupakan lawan bagi Honda Vario 160. Lalu seperti apa spesifikasi yang ditawarkan?

    Desain dan Dimensi

    Dari sisi tampilan, Yamaha Cygnus 155 berwajah garang. Lampu depannya menggunakan proyektor LED dengan desain yang mirip-mirip moge Italia Ducati Panigale. Lampu depan tersebut juga sudah dilengkapi DRL vertikal dan lampu sein yang terpisah di cover setang.

    Motor ini memiliki panjang 1.865 mm, lebar 715 mm, tinggi 1.125 mm, jarak sumbu roda 1.340 mm, tinggi jok 785 mm, dan bobotnya 129 kg. Yamaha Cygnus 155 memiliki kapasitas tangki bahan bakar 6,1 liter dan posisinya ada di tebeng depan, mirip seperti konsep Yamaha FreeGo, jadi isi bensin nggak perlu buka jok.

    Yamaha Cygnus 155 XR versi DX Foto: Dok. Yamaha TaiwanMesin dan Performa

    Yamaha Cygnus sejatinya sudah eksis di Taiwan sejak 2002. Kini saat memasuki generasi ketujuh, untuk pertama kalinya, kapasitas mesin ditingkatkan dari 125 cc, menjadi 155 cc. Mesin 155 cc berbasis platform yang sama dengan Nmax dan Aerox. Sayangnya, Yamaha Taiwan tidak memberikan informasi lebih detail soal tenaga dan torsinya.

    Fitur dan Safety

    Soal fitur, yang ditawarkan Yamaha Cygnus 155 ini cukup lengkap. Ada panel instrumen LCD berwarna yang bisa terkoneksi ke smartphone, sistem Smart Key, rem ABS, dan juga kontrol traksi (TCS). Oh iya, karena tangki bensinnya ada di depan, kapasitas bagasi bawah jok ini pun sangat besar mencapai 28 liter.

    Yamaha Cygnus 155 XR Foto: Dok. Yamaha TaiwanSuspensi dan Roda

    Suspensi belakang Yamaha Cygnus 155 memakai shock ganda dengan sub-tank yang dipasang terbalik, cukup jarang ditemui pada skutik di kelas ini. Sedangkan suspensi depan pakai model teleskopik biasa. Geser ke kaki-kaki, rodanya pakai velg alloy 12 inci dengan ban 110/70 di depan dan 130/70 di belakang.

    Harga dan Varian

    Soal harga dan varian, Yamaha Cygnus ditawarkan dalam dua, Cygnus 155 XR varian standar dijual 109.500 dolar Taiwan atau setara Rp 58,8 juta. Sementara Yamaha Cygnus 155 XR varian DX dijual 114.500 – 115.500 dolar Taiwan atau setara Rp 61,5 juta – Rp 62,1 juta. Varian DX memiliki pilihan warna yang lebih sporty.

    Yamaha Cygnus 155 XR versi DX Foto: Dok. Yamaha Taiwan

    (lua/rgr)

  • Adrian Wibowo Ungkap Keinginannya untuk Segera Debut di Timnas Indonesia

    Adrian Wibowo Ungkap Keinginannya untuk Segera Debut di Timnas Indonesia

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Nama Adrian Wibowo saat ini dinantikan untuk menjalani laga debutnya bersama Timnas Indonesia.

    Saat ini, Adrian diketahui sudah bergabung bersama skuad asuhan Patrick Kluivert.

    Adrian hadir menonton tim Garuda yang meraih kemenangan 6-0 atas Taiwan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (5/9/2025).

    Pemain Angeles FC (LAFC) pun menyampaikan harapan besar agar segera menjalani laga debutnya.

    “Saya berharap segera debut untuk timnas,” kata Adrian.

    Pemain berdarah Surabaya itu memberi pembenaran terkait dirinya punya dari Indonesia dari sang ayah.

    Ini adalah pertama kalinya pemain muda 19 tahun itu menginjakkan kaki di Kota Pahlawan.

    “Aku menyukainya. Ini hal terbaik yang pernah saya rasakan,” sebutnya.

    “Aku menikmati setiap detiknya (di Surabaya),” paparnya.

    Adapun kemungkinan laga debut Adrian saat laga uji coba berikutnya Timnas Indonesia menghadapi Lebanon.

    Untuk laga ini bakal berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Senin (8/9/2025).

    (Erfyansyah/fajar)

  • Harga Emas Dunia Berpotensi Tembus USD 3.700 Tahun Ini – Page 3

    Harga Emas Dunia Berpotensi Tembus USD 3.700 Tahun Ini – Page 3

    Ketegangan geopolitik di Timur Tengah kembali memanas menjelang sidang PBB. Amerika Serikat dilaporkan menolak memberikan visa bagi hampir 60 pejabat Palestina, sehingga mereka tak bisa hadir dalam forum internasional tersebut. Di saat yang sama, pasukan Israel telah menguasai hampir separuh wilayah Jalur Gaza, yang memicu kecaman keras dari Mesir dan Qatar.

    Situasi ini menambah ketidakpastian global, terutama di pasar komoditas. Konflik di Timur Tengah, tensi perdagangan, serta kebijakan bank sentral yang berencana menurunkan suku bunga pada September, mendorong harga emas dunia terus menguat.

    Selain itu, Tiongkok aktif memperbesar cadangan emas batangan, diikuti India yang juga menimbun logam mulia sebagai strategi menghadapi kemungkinan guncangan geopolitik.

    Kedua negara Asia itu memproyeksikan potensi konflik besar di kawasan, khususnya terkait Taiwan yang masih dipandang Tiongkok sebagai provinsi yang harus dipersatukan.

    “Nah, ini pasti akan terjadi konfrontasi yang begitu mendasar sehingga terjadi perang terbuka di Laut China Selatan,” pungkasnya.

  • Yamaha Luncurkan Skutik Listrik Baru, Bisa Tempuh 83 Km

    Yamaha Luncurkan Skutik Listrik Baru, Bisa Tempuh 83 Km

    Jakarta

    Yamaha resmi memperkenalkan motor listrik terbarunya di Taiwan pada 4 September 2025. Skutik bernama CUXiE ini akan dipasarkan melalui jaringan Electric Vehicle Specialty Stores Yamaha di Taiwan, dan menjadi tonggak baru perjalanan pabrikan garpu tala di era mobilitas ramah lingkungan.

    CUXiE hadir sebagai skuter listrik pertama Yamaha yang mendukung sistem tukar baterai Gogoro Network. Model ini mewarisi desain mungil nan menawan dari CUXi klasik yang sejak 2006 dikenal sebagai pilihan favorit kaum muda dan wanita perkotaan. Mengusung filosofi ‘kelucuan klasik, tenaga maksimal’, CUXiE menggabungkan kepraktisan dengan sentuhan modern khas kendaraan listrik.

    Yamaha CUXiE Foto: Dok. Yamaha

    Secara tampilan, Yamaha tetap mempertahankan identitas desain ‘boxy dengan sentuhan bulat’ yang kini dipadukan dengan estetika modern bergaya CUBE. Hasilnya, sosok skutik tampak lebih ramping sekaligus stylish. Yamaha juga menyediakan enam pilihan warna baru yang terbagi dalam dua kategori.

    Pertama, seri Natural & Soft dengan baterai tunggal yang menawarkan warna abu-abu muda, putih, hijau muda, dan emas matte. Keempatnya dipadukan jok kulit cokelat lembut yang memberi kesan hangat. Kedua, seri Urban Vitality dengan baterai ganda tersedia dalam merah muda matte dan abu-abu tua. Varian ini dibekali jok kain antiselip abu-abu tua yang tampil sporty.

    Urusan performa, Yamaha CUXiE dipersenjatai motor listrik bertenaga 2,5 kW pada 700 rpm dengan torsi puncak 100 Nm sejak putaran awal. Ada dua pilihan konfigurasi baterai. Varian baterai tunggal mampu menempuh jarak hingga 39 km, sementara varian baterai ganda sanggup melaju sampai 83 km dalam sekali isi daya.

    Yamaha CUXiE Foto: Dok. Yamaha

    Untuk harga, Yamaha CUXiE versi baterai tunggal dibanderol 63.000 dolar Taiwan atau sekitar Rp 33,8 juta, sedangkan versi baterai ganda dilepas 64.000 dolar Taiwan atau setara Rp 34,3 juta.

    Dengan kombinasi desain klasik, teknologi modern, serta kepraktisan sistem tukar baterai Gogoro, Yamaha CUXiE diposisikan sebagai skutik listrik stylish sekaligus ramah lingkungan yang cocok untuk kebutuhan mobilitas urban masa kini.

    (lua/riar)

  • UPJ Berdayakan Lulusan Lewat Program Micro-Credentials Internasional

    UPJ Berdayakan Lulusan Lewat Program Micro-Credentials Internasional

    Tangerang: Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) berambisi menghasilkan lulusan yang relevan dan siap bersaing di kancah global melalui penguatan program micro-credentials internasional. Hal ini menjadi salah satu fokus utama dalam Wisuda ke-11 dan Dies Natalis ke-14 yang mengukuhkan 652 lulusan dari Fakultas Teknologi Desain serta Fakultas Humaniora dan Bisnis.

    Para wisudawan UPJ tidak hanya mengandalkan ijazah formal. Mereka juga dibekali dengan sertifikasi keahlian dari institusi digital internasional. Strategi ini merupakan untuk memastikan bahwa setiap lulusan memiliki keterampilan spesifik yang dibutuhkan oleh industri saat ini.

    Presiden UPJ, Frans Satyaki Sunito, menekankan bahwa integrasi sertifikasi keahlian internasional ini merupakan kunci dalam membentuk lulusan yang ‘Berdaya, Berkarya, dan Bermakna’. UPJ berpandangan bahwa pengetahuan akademis harus dilengkapi dengan kompetensi praktis yang terverifikasi secara global.

    Keberhasilan program ini juga didukung oleh kolaborasi kuat UPJ dengan berbagai mitra internasional. Sepanjang tahun akademik 2024–2025, UPJ telah menandatangani 11 MoU, 3 MoA, dan 14 Implementation Arrangement (IA) dengan institusi dari Korea, Taiwan, Australia, hingga Jerman.

    Jejaring internasional dinilai membuka peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman dan pengakuan global, seperti yang dicontohkan oleh Naufal Badalsyafiq, lulusan Desain Komunikasi Visual, yang berhasil melanjutkan studi ke Monash University dengan beasiswa penuh berkat portofolio akademis dan keahliannya.

    Dengan fokus pada micro-credentials internasional, UPJ berharap dapat terus mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan industri di seluruh dunia.

    Ketua Panitia Wisuda ke-11, Yunus Widjaja, menekankan bahwa tema ‘Berdaya, Berkarya, Bermakna’ menjadi pijakan utama bagi lulusan UPJ.

    “Wisuda bukan hanya seremoni kelulusan, tetapi perayaan proses panjang pembelajaran yang menggabungkan akademik, praktik industri, riset, dan jejaring global. Tema ini mengingatkan bahwa setiap lulusan UPJ harus berdaya menghadapi tantangan, berkarya memberi kontribusi, dan bermakna bagi masyarakat,” kata Yunus.

    Tangerang: Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) berambisi menghasilkan lulusan yang relevan dan siap bersaing di kancah global melalui penguatan program micro-credentials internasional. Hal ini menjadi salah satu fokus utama dalam Wisuda ke-11 dan Dies Natalis ke-14 yang mengukuhkan 652 lulusan dari Fakultas Teknologi Desain serta Fakultas Humaniora dan Bisnis.
     
    Para wisudawan UPJ tidak hanya mengandalkan ijazah formal. Mereka juga dibekali dengan sertifikasi keahlian dari institusi digital internasional. Strategi ini merupakan untuk memastikan bahwa setiap lulusan memiliki keterampilan spesifik yang dibutuhkan oleh industri saat ini.
     
    Presiden UPJ, Frans Satyaki Sunito, menekankan bahwa integrasi sertifikasi keahlian internasional ini merupakan kunci dalam membentuk lulusan yang ‘Berdaya, Berkarya, dan Bermakna’. UPJ berpandangan bahwa pengetahuan akademis harus dilengkapi dengan kompetensi praktis yang terverifikasi secara global.

    Keberhasilan program ini juga didukung oleh kolaborasi kuat UPJ dengan berbagai mitra internasional. Sepanjang tahun akademik 2024–2025, UPJ telah menandatangani 11 MoU, 3 MoA, dan 14 Implementation Arrangement (IA) dengan institusi dari Korea, Taiwan, Australia, hingga Jerman.
     
    Jejaring internasional dinilai membuka peluang bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman dan pengakuan global, seperti yang dicontohkan oleh Naufal Badalsyafiq, lulusan Desain Komunikasi Visual, yang berhasil melanjutkan studi ke Monash University dengan beasiswa penuh berkat portofolio akademis dan keahliannya.
     
    Dengan fokus pada micro-credentials internasional, UPJ berharap dapat terus mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan industri di seluruh dunia.
     
    Ketua Panitia Wisuda ke-11, Yunus Widjaja, menekankan bahwa tema ‘Berdaya, Berkarya, Bermakna’ menjadi pijakan utama bagi lulusan UPJ.
     
    “Wisuda bukan hanya seremoni kelulusan, tetapi perayaan proses panjang pembelajaran yang menggabungkan akademik, praktik industri, riset, dan jejaring global. Tema ini mengingatkan bahwa setiap lulusan UPJ harus berdaya menghadapi tantangan, berkarya memberi kontribusi, dan bermakna bagi masyarakat,” kata Yunus.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (FZN)

  • Festival Kota Lama Semarang Kembali Digelar, Hadirkan Ragam Seni hingga Kuliner Nusantara
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 September 2025

    Festival Kota Lama Semarang Kembali Digelar, Hadirkan Ragam Seni hingga Kuliner Nusantara Regional 6 September 2025

    Festival Kota Lama Semarang Kembali Digelar, Hadirkan Ragam Seni hingga Kuliner Nusantara
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang kembali menggelar Festival Kota Lama (FKL) Semarang pada 6–14 September 2025 dengan mengusung tema “Color of Unity” yang menghadirkan beragam
    event
    menarik.
    Tema tersebut menegaskan bahwa festival kali ini mengangkat semangat persatuan dalam keberagaman melalui seni, budaya, musik, kuliner, serta pertunjukan internasional yang menghidupkan kawasan Kota Lama sebagai warisan budaya dunia.
    Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng meyakini bahwa FKL 2025 akan berlangsung lebih semarak dan berkesan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
    “Festival Kota Lama selalu jadi momen seru yang dinanti setiap tahun. Saya yakin tahun ini acaranya semakin lengkap dan meriah. Jadi, saya ajak warga Kota Semarang dan siapa pun dari luar kota untuk hadir, merasakan sendiri
    vibes
    Kota Lama yang hidup dengan beragam pertunjukan,” ujar Agustina.
    Ia juga menegaskan bahwa FKL 2025 hadir dengan rangkaian acara yang lebih kaya dan variatif.
    FKL 2025 rencananya akan dibuka pada Senin (8/9/2025). Upacara pembukaan atau
    opening ceremony
    akan berlangsung di Laroka Theater, kawasan Kota Lama Semarang.
    Acara akan dibuka dengan pertunjukan orkestra megah yang menghadirkan harmoni musik klasik modern berpadu tata cahaya dalam nuansa bangunan bersejarah.
    Pada hari berikutnya, Kota Lama Orchestra di Gereja Blenduk akan memberikan pengalaman mendengarkan musik klasik dalam kubah megah dengan arsitektur khas Eropa abad ke-18.
    Selanjutnya, pada Rabu (10/9/2025), akan digelar Jazz Kota Lama di Laroka Theater yang menampilkan musisi nasional, seperti Soegiband dan musisi Parradice dari Belanda.
    Rangkaian FKL 2025 akan semakin meriah dengan hadirnya Fiesta Folklore Nusantara di Plataran Marba Jalan Letjen Suprapto yang menampilkan parade kesenian dari Korea, Jepang, Yogyakarta, Minang, Bugis, Kudus, hingga Reog Ponorogo pada Kamis (11/9/2025).
    Kemudian, pada 11-14 September 2025, akan ada dua pameran spesial di Gedung Oudetrap.
    Pertama
    , Pikat Wastra Nusantara yang menampilkan ragam kain batik dan wastra tradisional lengkap dengan demo membatik serta
    fashion show
    .
    Kedua
    , Royal Hanbok Exhibition yang mempersembahkan keindahan busana hanbok tradisional Korea Selatan. 
    Selain itu, panitia FKL 2025 juga menghadirkan Pasar Sentiling Kuliner Nostalgia di Parkir Metro Point pada 6-14 September 2025.
    Acara tersebut menyajikan kuliner legendaris dari Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Aceh, Makassar, hingga Pontianak.
    Mengusung konsep akulturasi empat entitas budaya Kota Semarang, yakni Belanda, China, Melayu, dan Khoja, Pasar Sentiling Kuliner Nostalgia mengajak masyarakat kembali ke masa lalu sambil mendukung pelestarian kuliner tradisional.
    Puncak FKL 2025 akan digelar pada Minggu (14/9/2025) dengan menghadirkan Wayang on The Street di Jalan Letjen Suprapto.
    Lakon “Sang Pinilih” dibawakan dalam format modern yang akrab bagi kalangan generasi muda, dipadukan dengan parade
    cosplay
    ,
    flashmob
    , serta lomba kostum untuk memperebutkan Piala Wali Kota Semarang sebagai hadiah utama.
    Selama sembilan hari, berbagai titik di Kota Lama Semarang, seperti Gedung Marba, Gereja Blenduk, Laroka Theater, dan Metro Point akan terasa hidup dengan hadirnya panggung musik, seni rupa, komunitas, serta kuliner khas.
    Dalam penyelenggaraan FKL 2025, Pemkot Semarang melibatkan para seniman, pelajar, komunitas, hingga mitra internasional dari Belanda, Korea, dan Taiwan.
    Dengan rangkaian acara yang semakin kaya, FKL 2025 diharapkan tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga mampu menggerakkan ekonomi kreatif, meningkatkan kunjungan wisatawan, serta memperkuat identitas Semarang sebagai kota budaya yang terbuka bagi dunia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.