Negara: Taiwan

  • Siaga Invasi China, Sekutu AS Bangun T-Dome Mirip Iron Dome Israel

    Siaga Invasi China, Sekutu AS Bangun T-Dome Mirip Iron Dome Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Taiwan mengumumkan rencana ambisius untuk meningkatkan pertahanan udara mereka secara drastis dengan membangun sistem baru berlapis-lapis yang dinamakan “T-Dome”. Pengumuman ini disampaikan oleh Presiden Lai Ching Te di tengah meningkatnya tekanan militer dan politik dari China.

    Dalam pidato Hari Nasional Taiwan, Jumat (10/10/2025), Presiden Lai menegaskan bahwa peningkatan belanja pertahanan adalah sebuah “kebutuhan yang jelas” untuk menghadapi ancaman musuh dan menjadi kekuatan pendorong dalam pengembangan industri pertahanan Taiwan sendiri.

    “Sistem T-Dome yang akan dipercepat pembangunannya ini bertujuan untuk membentuk sistem pertahanan udara yang ketat di Taiwan dengan pertahanan multi-lapis, deteksi tingkat tinggi, dan intersepsi yang efektif, guna melindungi nyawa dan properti warga negara,” ujarnya.

    Meskipun Presiden Lai tidak memberikan rincian teknis, kantor berita Reuters melaporkan bahwa menurut salah satu sumber, T-Dome akan dirancang menyerupai Iron Dome Israel, sebuah sistem pertahanan rudal.

    Sistem pertahanan udara Taiwan saat ini sebagian besar didasarkan pada rudal Patriot buatan Amerika Serikat (AS) dan rudal Sky Bow yang dikembangkan di Taiwan.

    Selain T-Dome, Taiwan juga baru saja meluncurkan rudal pertahanan udara terbarunya bulan lalu, yang dinamakan Chiang-Kong. Rudal ini dirancang untuk mencegat rudal balistik tingkat menengah dan mencapai wilayah udara yang lebih tinggi daripada Patriot.

    Lai juga mengumumkan bahwa Taiwan bertekad untuk menghabiskan lebih banyak anggaran untuk pertahanan dan akan mengusulkan anggaran khusus untuk pengeluaran militer pada akhir tahun.

    Langkah ini diambil karena Taiwan menghadapi China, yang memiliki militer jauh lebih besar, dilengkapi dengan senjata canggih baru seperti jet tempur siluman, kapal induk, dan berbagai rudal.

    “Peningkatan belanja pertahanan memiliki tujuan; itu adalah kebutuhan yang jelas untuk melawan ancaman musuh dan kekuatan pendorong untuk mengembangkan industri pertahanan kita,” ujar Lai.

    Lai juga menyerukan agar China “melepaskan penggunaan kekuatan atau paksaan untuk mengubah status quo di Selat Taiwan.”

    Taiwan, yang diperintah secara demokratis, menghadapi tekanan militer dan politik yang kian membesar dari China, yang mengklaim pulau itu sebagai wilayahnya sendiri.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • AS Luncurkan Chip Paling Canggih Ubah Masa Depan Dunia

    AS Luncurkan Chip Paling Canggih Ubah Masa Depan Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Intel memperkenalkan chip teranyar. Produk baru itu diklaim sebagai tonggak sejarah dunia, dibandingkan chip dari TSMC asal Taiwan.

    “Kita masuk era komputasi baru yang menarik, memungkinkan lompatan besar pada teknologi semikonduktor yang membentuk masa depan dalam beberapa dekade ke depan,” kata CEO Intel, Lip-Bu Tan dikutip dari Insidehpc, Jumat (10/10/2025).

    Intel meluncurkan proses semikonduktor canggih dan meninjau Xeon 6+ yang merupakan chip server pusat data 2nm yang pertama menggunakan Intel 18A. Chip dengan nama kode Clearwater Forest diperkirakan meluncu paruh pertama 2026 mendatang.

    Clearwater Forest merupakan prosesor E-core generasi baru Intel. Chip itu disebut prosesor server paling efisien.

    Produk Intel itu dirancang khusus bagi beberapa peruntukkan, yakni pusat data skala besar, penyedia cloud, dan perusahaan telekomunikasi.

    Keunggulan lainnya adalah memungkinkan organisasi meningkatkan skala beban kerja. Selain itu juga untuk mengurangi biaya energi dan mendukung layanan lebih cerdas.

    Chip itu diproduksi di pabrik baru intel yang berada di Chandler Arizona, Fab 52. Selain Clearwater Forest, pabrik juga memproduksi Intel Core Ultra seri 3.

    Sementara Intel 18A adalah node kelas 2 nm pertama yang dikembangkan dan diproduksi di AS. Kinerjanya disebut 15% lebih baik dengan kepadatan chip 30% lebih baik dari Intel 35.

    Intel juga mengklaim pabrik Fab 52 sebagai fasilitas yang bisa memproduksi chip logika tercanggih di negara asalnya. Pabrik itu jadi bagian investasi US$100 miliar (Rp 1.658 triliun) untuk memperluas operasional dalam negeri.

    “Fab 52 dibangun dari 56 tahun pengalaman Intel berdasarkan litbang dan manufaktur AS, menandai tonggak penting membangun pabrik pengecoran AS terdepan untuk era AI,” jelas Intel.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cetak Pendapatan Rp 34,6 Triliun, Industri Kosmetik Diprediksi Tumbuh 4,73% per Tahun – Page 3

    Cetak Pendapatan Rp 34,6 Triliun, Industri Kosmetik Diprediksi Tumbuh 4,73% per Tahun – Page 3

    Lebih dari 500 exhibitor dari 17 negara/wilayah serta 10 paviliun seperti Arab Saudi, China, Hong Kong, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jordania, Korea, Malaysia, Pakistan, Prancis, Singapura, Taiwan, Turki dan Thailand, turut serta menampilkan 1,300 produk kecantikan selama tiga hari pameran.

    Keikutsertaan ribuan produk kecantikan tersebut menjadikan Cosmobeauté Indonesia pameran yang memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar strategis dengan daya tarik global melalui partisipasi brand internasional.

    “Dengan proyeksi pasar kecantikan Indonesia yang akan terus tumbuh hingga 2028, menjadikan industri pada sektor ini sebagai peluang besar yang harus dimaksimalkan bersama. Cosmobeauté Indonesia hadir bukan hanya sebagai pameran, tetapi sebagai platform strategis yang mempertemukan seluruh ekosistem industri, mendorong pelaku usaha lokal untuk memperluas cakupan pasar, memperkuat daya saing regional, sekaligus menjadi wadah kolaborasi, inovasi, dan pertukaran pengetahuan menuju pertumbuhan industri kecantikan Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan,” jelas Portfolio Director Cosmobeauté Indonesia, Juanita Soerakoesoemah.

     

  • Taiwan Sebut China Siapkan Skenario Invasi, Perang Asia Pecah?

    Taiwan Sebut China Siapkan Skenario Invasi, Perang Asia Pecah?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Pertahanan Taiwan telah mengeluarkan peringatan keras mengenai peningkatan aktivitas militer oleh China di sekitar pulau yang diklaimnya. Hal ini masuk dalam laporan yang dirilis pada Kamis (10/10/2025).

    Laporan pertahanan terbaru Taiwan menyebutkan bahwa Beijing tidak hanya mengasah kemampuan untuk melancarkan serangan mendadak atau surprise attack di masa depan, tetapi juga berupaya merusak kepercayaan masyarakat Taiwan terhadap pemerintah melalui taktik perang hibrida secara daring. Ancaman ini disebut bersifat komprehensif.

    “Kaum komunis China telah mengadopsi taktik pelecehan zona abu-abu rutin, dikombinasikan dengan patroli kesiapan tempur bersama, latihan militer yang ditargetkan, dan perang kognitif, yang menimbulkan ancaman komprehensif bagi kami,” kata Kementerian Pertahanan Taiwan, dikutip Reuters.

    Taktik zona abu-abu yang diadopsi China merujuk pada operasi non-tempur yang dirancang untuk memberikan tekanan terus-menerus pada Taiwan. Contoh taktik ini mencakup patroli intensif penjaga pantai, perusakan kabel bawah laut, dan penerbangan balon-balon di atas wilayah Taiwan.

    Selain itu, dilaporkan bahwa penjaga pantai China sedang memperluas aktivitasnya di sekitar Taiwan dan mungkin di masa depan akan mengambil “tindakan penahanan agresif” yang selaras dengan militer China, sambil melakukan latihan skenario serangan.

    Taiwan juga mewaspadai kemungkinan China secara tiba-tiba dapat mengubah latihan militernya menjadi mode tempur aktif. Perubahan mendadak tersebut, menurut kementerian pertahanan, akan menimbulkan ancaman signifikan terhadap perdamaian dan keamanan regional yang lebih luas.

    Taiwan, yang diklaim China sebagai wilayahnya sendiri, telah menghadapi peningkatan tekanan militer yang signifikan dari Beijing selama lima tahun terakhir. Tekanan tersebut mencakup setidaknya tujuh putaran latihan perang skala besar di sekitar pulau itu sejak tahun 2022. Peningkatan kegiatan ini menjadi fokus utama dalam laporan pertahanan yang diterbitkan sekali setiap dua tahun tersebut.

    Di sisi lain, China sendiri tidak pernah meninggalkan opsi penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. Meskipun latihan perang formal terakhir China di sekitar Taiwan terjadi pada April, jet tempur dan kapal perang mereka beroperasi hampir setiap hari di langit dan perairan yang sangat dekat dengan pulau tersebut.

    Menyikapi klaim teritorial China, Presiden Taiwan Lai Ching Te menolak kedaulatan Beijing, dengan mengatakan hanya rakyat pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.

    Sebagai respons nyata terhadap ancaman militer yang terus meningkat, pemerintah Taiwan telah memulai program modernisasi militer besar-besaran dan berjanji untuk menghabiskan 5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk pertahanan pada tahun 2030, demi memastikan keamanan jangka panjang.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Manusia 2.700 T Mustahil Datang ke AS dengan Aturan Visa Baru

    Manusia 2.700 T Mustahil Datang ke AS dengan Aturan Visa Baru

    Jakarta

    CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakan bahwa dia dan keluarganya kemungkinan besar tidak akan bisa berimigrasi ke Amerika Serikat jika kebijakan imigrasi yang diterapkan pemerintahan Donald Trump saat ini sudah berlaku pada zaman itu.

    Trump sebelumnya mengumumkan bahwa perusahaan harus membayar biaya sebesar USD 100.000 untuk setiap visa kerja sementara H-1B, yang diberikan kepada tenaga profesional asing dengan keahlian khusus.

    Huang, yang lahir di Taiwan dan sempat tinggal di Thailand, pindah ke Amerika Serikat bersama kakaknya saat berusia sembilan tahun. Dua tahun kemudian, orang tuanya menyusul mereka. Huang saat ini adalah salah satu manusia terkaya di dunia dengan harta sekitar USD 164 miliar atau Rp 2.700 triliun.

    “Saya rasa keluarga saya tidak akan mampu membayar biaya sebesar 100 ribu dolar itu, jadi kesempatan bagi keluarga saya dan bagi saya sendiri untuk datang ke sini mungkin takkan pernah terjadi,” ujar Huang dalam wawancara dengan CNBC yang dikutip detikINET.

    Kenaikan biaya yang tinggi dan mendadak tersebut mengejutkan industri teknologi AS. Pasalnya mereka selama ini sangat bergantung pada tenaga kerja asing, terutama dari India dan China.

    Menurut U.S. Citizenship and Immigration Services, Amazon menjadi perusahaan dengan jumlah pemegang visa H-1B terbanyak pada tahun fiskal 2025, dengan lebih dari 10.000 sponsor. Perusahaan besar lainnya seperti Microsoft, Meta, Apple, dan Google juga termasuk di antara pemberi kerja utama, masing-masing dengan lebih dari 4.000 persetujuan visa.

    “Imigrasi adalah fondasi dari mimpi Amerika. Gagasan siapa pun bisa datang ke Amerika dan, lewat kerja keras serta sedikit bakat, membangun masa depan yang lebih baik bagi diri sendiri,” katanya sambil menambahkan bahwa orang tuanya datang ke Amerika agar keluarganya bisa menikmati peluang dan kehidupan yang lebih baik.

    Huang memastikan Nvidia, yang saat ini mensponsori sekitar 1.400 visa kerja, akan tetap menanggung biaya visa H-1B bagi para karyawan dari luar negeri. Ia berharap ada penyempurnaan kebijakan ke depan agar masih ada ruang bagi kesempatan dan keberuntungan.

    Meski mengakui keluarganya mungkin tak akan bisa datang ke AS dengan kebijakan baru itu, Huang menilai perubahan ini tetap memungkinkan Amerika menarik talenta terbaik dari seluruh dunia.

    Beberapa eksekutif teknologi lain justru mendukung kebijakan tersebut. CEO Netflix, Reed Hastings, menyebut aturan biaya baru ini sebagai solusi hebat. “Kebijakan ini akan membuat H-1B hanya digunakan untuk pekerjaan bernilai tinggi, menghapus sistem undian, dan memberi kepastian bagi pemegang visa,” tulis Hastings.

    Adapun CEO OpenAI, Sam Altman, juga mendukung langkah Trump. “Kita perlu menarik orang-orang paling cerdas ke negeri ini. Menyederhanakan proses dan memberi insentif finansial adalah langkah yang tepat,” ujar Altman.

    (fyk/fay)

  • Trump Layak Dapat Nobel Perdamaian Jika Bisa Setop Agresi China

    Trump Layak Dapat Nobel Perdamaian Jika Bisa Setop Agresi China

    Taipei

    Presiden Taiwan Lai Ching-te mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump layak mendapatkan Nobel Perdamaian, jika dia mampu meyakinkan Presiden China Xi Jinping untuk menghentikan agresi militer Beijing terhadap Taiwan.

    Pernyataan Lai itu, seperti dilansir Reuters, Selasa (7/10/2025), disampaikan dalam wawancara dengan acara radio dan podcast konservatif AS baru-baru ini.

    AS merupakan pendukung internasional paling penting bagi Taiwan, meskipun kedua negara tidak memiliki hubungan resmi. Namun sejak Trump kembali menjabat awal tahun ini, dia belum mengumumkan penjualan senjata terbaru ke Taipei.

    Trump kemungkinan akan bertemu Xi dalam pertemuan para pemimpin Asia-Pasifik yang digelar di Korea Selatan (Korsel) pada akhir bulan ini.

    Berbicara dalam acara radio Amerika, The Clay Travis and Buck Sexton Show, yang disiarkan ke lebih dari 400 stasiun radio, Lai menyinggung soal komentar pada Agustus lalu ketika Trump mengungkapkan jika Xi mengatakan kepadanya bahwa China tidak akan menginvasi Taiwan selama dia menjadi Presiden AS.

    “Kami berharap dapat terus menerima dukungan Presiden Trump. Jika Presiden Trump mampu membujuk Xi Jinping untuk secara permanen menghentikan agresi militer apa pun terhadap Taiwan, Presiden Trump tidak diragukan lagi akan menjadi peraih Hadiah Nobel Perdamaian,” kata Lai dalam wawancara tersebut.

    Trump sebelumnya mengatakan dirinya pantas mendapatkan Nobel Perdamaian yang telah diberikan kepada empat pendahulunya di Gedung Putih. Pemberian Nobel Perdamaian tahun ini akan diumumkan di Norwegia pada Jumat (10/10) mendatang.

    Saat ditanya lebih lanjut soal apa yang akan disampaikan kepada Trump, Lai mengatakan akan menyarankan Trump untuk memperhatikan tindakan Xi.

    “Saya akan menyarankannya untuk memberikan perhatian khusus pada fakta bahwa Xi Jinping tidak hanya melakukan latihan militer skala besar yang semakin meningkat di Selat Taiwan, tetapi juga memperluas kekuatan militer di Laut China Timur dan Laut China Selatan,” ucapnya, berdasarkan transkrip yang dirilis kantor kepresidenan Taiwan pada Selasa (7/10).

    Beberapa jam setelah transkrip itu dirilis, Kementerian Pertahanan Taiwan mendeteksi lonjakan baru dalam pergerakan militer China. Dilaporkan oleh Taipei bahwa sekitar 23 pesawat militer dan drone Beijing melakukan “patroli kesiapan tempur gabungan” di sekitar Taiwan dengan kapal-kapal perang China.

    Belum ada tanggapan langsung dari Kementerian Luar Negeri China terhadap pernyataan Lai tersebut.

    Tonton juga video “Macron: Jika Trump Mau Hadiah Nobel, Dia Harus Hentikan Perang Gaza” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Memberi Tip Masih Jadi Hal yang Tabu di Jepang

    Memberi Tip Masih Jadi Hal yang Tabu di Jepang

    Jakarta

    Jumlah wisatawan asing yang terus meningkat menjadi berita besar di Jepang namun hal tersebut turut membuat segelintir orang mengeluhkan perilaku turis yang buruk.

    Bahkan wisatawan yang cukup sopan dari Amerika Utara dan Eropa kerap membuat banyak warga Jepang kesal atau bingung karena kebiasaan mereka memberi tip, hal yang tidak lazim di Jepang.

    Lebih dari 21,5 juta wisatawan asing mengunjungi Jepang di semester pertama 2025, mencatatkan rekor baru dan akan segera melampaui 40 juta kunjungan dalam setahun.

    Banyak wisatawan yang baru pertama kali datang ke Jepang merasa bingung dengan kebiasaan dan norma yang ada di sana – mulai dari melepas sepatu saat masuk ke dalam rumah, memberi salam dengan membungkuk, hingga makan menggunakan sumpit.

    Ada juga aturan tak tertulis tentang bagaimana memberikan uang, yang secara naluriah dipahami oleh orang Jepang. Seperti saat memberikan hadiah uang tunai maka uang harus dimasukkan ke dalam amplop khusus dan saat melakukan pembayaran, jangan langsung memberi uang ke tangan penerima melainkan letakkan uang tersebut pada nampan.

    Memberi tip hanyalah salah satu ‘jebakan’ dari kebiasaan yang berlaku di Jepang. Sebagian besar masyarakat Jepang tidak ingin kebiasaan memberi ‘uang apresiasi’ ala Barat ini menjadi hal lumrah di negaranya.

    Pelayanan yang baik adalah bagian dari pekerjaan

    “Cukup sering saat saya memberikan tagihan kepada pelanggan. Untuk pelanggan yang saya curigai baru pertama kali ke Jepang saya dengan sopan menjelaskan bahwa salah satu hal yang istimewa di Jepang adalah tidak perlu memberi tip, mereka pun menjadi tidak canggung,” ujar Andy Lunt, warga negara Inggris yang keluarganya istrinya menjalankan bisnis izakaya (restoran bar traditional Jepang) Shin Hinomoto di Tokyo sejak akhir 1940-an.

    “Tapi yang terpenting, staf saya dan saya sendiri tidak merasa perlu dibayar lebih hanya untuk melakukan pekerjaan kami dengan benar,” tambahnya. “Kalau ada yang meninggalkan uang di meja sebagai tip, jangan heran jika staf saya mengejar pengunjung ke jalan untuk mengembalikan uang mereka.”

    Ledakan pariwisata asing ke Jepang sebagian disebabkan oleh melemahnya mata uang yen, membuat segala sesuatu terasa relatif murah bagi para wisatawan — beberapa dari mereka ingin meninggalkan sedikit tip sebagai bentuk terima kasih.

    Di beberapa bar, kedai kopi, dan restoran, pemilik tempat mulai menaruh stoples tip di dekat kasir. Namun ini masih sangat jarang dan juga kontroversial, terutama bagi orang Jepang.

    Perbedaan Budaya

    Awal tahun ini, jaringan restoran Gyukatsu Motomura viral setelah pengguna media sosial memposting foto stoples untuk tip di salah satu cabangnya.

    “Budaya memberi tip itu buruk. Saya pernah bekerja di industri layanan, dan tidak perlu waktu lama hingga orang merasa bahwa mereka *berhak* menerima tip,” tulis salah satu komentar.

    “Lalu mereka mulai berkata kasar tentang orang yang tidak memberi tip atau hanya memberi sedikit tip. Anehnya, mereka tidak pernah menyalahkan majikan mereka sendiri.”

    Banyak pemilik usaha berharap budaya memberi tip ala Barat tidak umum di Jepang, di mana pelayanan yang baik sudah menjadi standar dasar.

    “Itu memang perbedaan budaya, dan kami tidak terbiasa diberi tip,” kata Mariko Shigeno, yang baru-baru ini memiliki restoran La Tour di distrik Kamika, Prefektur Kanagawa, selatan Tokyo.

    “Bagi saya, tugas saya adalah memastikan pelayanan sudah baik, dan tidak perlu dibayar lebih untuk itu,” jelasnya.

    “Saya mengerti bahwa tip dimaksudkan sebagai ungkapan terima kasih atas pelayanan yang luar biasa, tapi sudah seharusnya saya memberikan pelayanan luar biasa dari awal.”

    Taku Nakamura, pemilik bar anggur Le Pipi d’Ange di distrik Motomachi, Yokohama, mengatakan bahwa setelah banyak bepergian di Eropa, ia sangat berharap budaya memberi tip tidak menjadi hal yang lumrah di Jepang.

    “Menurut saya, memberi tip itu seperti sedang pamer bahwa dia punya banyak uang dibandingkan orang yang bekerja kasar,” katanya.

    “Di Jepang, saya rasa kebanyakan orang percaya bahwa seseorang seharusnya bisa hidup layak dari gaji tanpa perlu bergantung pada uang ‘donasi’ seperti itu.”

    Jepang tidak ikut-ikutan tren memberi tip

    Ashley Harvey, analis pemasaran pariwisata yang telah berkecimpung di sektor perjalanan Jepang selama lebih dari 15 tahun, yakin meskipun beberapa wisatawan asing memberi sedikit tip saat makan hal ini tidak lantas menjadi kebiasaan di kalangan warga Jepang.

    “Walaupun terjadi lonjakan wisatawan asing ke Jepang dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar dari mereka berasal dari wilayah Asia lain seperti Cina, Korea Selatan, Taiwan, yang juga tidak memiliki tradisi memberi tip,” ujarnya kepada DW. “Jadi sebenarnya hanya sebagian kecil saja yang mencoba memberi tip.”

    “Saya pikir restoran atau bar yang merasa ini adalah masalah besar cukup memasang tanda bahwa mereka tidak memerlukan tip,” kata Harvey.

    Dan meskipun ia mengakui pernah melihat “beberapa stoples tip” di beberapa tempat, menurutnya itu masih jauh dari kebiasaan.

    “Saya cukup yakin yang memasukkan uang ke dalamnya bukanlah orang Jepang,” tegasnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga Video: Negara Apa yang Paling Banyak Minum Teh?


    (ita/ita)

  • Meta Bangun Kabel Laut Indonesia-Jepang, ASKALSI Soroti Keamanan Data

    Meta Bangun Kabel Laut Indonesia-Jepang, ASKALSI Soroti Keamanan Data

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Penyelenggara Kabel Laut Seluruh Indonesia (ASKALSI) menanggapi langkah Meta Inc., induk perusahaan Facebook dan Instagram, yang resmi meluncurkan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Candle. Infrastruktur bawah laut ini akan menghubungkan Indonesia dengan Jepang, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Singapura, dan ditargetkan rampung pada 2028.

    Sekretaris Jenderal ASKALSI Resi Y. Bramani mengatakan, kehadiran kabel laut tersebut membawa sejumlah manfaat bagi Indonesia, terutama dalam peningkatan kapasitas konektivitas internasional.

    “Keuntungan bagi Indonesia yang pasti bandwidth yang tersedia untuk gateway internasional semakin besar. Bagi customer tentunya akan senang dengan harapan bandwidth yang melimpah ini bisa mengurangi harga,” kata Resi kepada Bisnis pada Senin (6/10/2025).

    Namun, resi menilai pembangunan SKKL Candle juga membawa tantangan tersendiri bagi industri dalam negeri. 

    “Bagi operator SKKL Indonesia yang terhubung ke Singapura akan menambah persaingan. Sementara untuk negara akan memperoleh PNBP dan Pajak [antara lain PBB sektor lainnya],” ujarnya.

    Dia juga mengingatkan pentingnya perhatian terhadap aliran data yang melewati kabel laut tersebut, mengingat kepemilikannya berada di tangan entitas asing. 

    “Yang perlu menjadi perhatian terhadap data yang melewati SKKL tersebut, yang notabene-nya SKKL itu milik entitas asing,” imbuhnya .

    Candle sendiri memiliki panjang sekitar 8.000 kilometer dengan kapasitas hingga 570 Tbps. Kabel ini digadang mampu memperkuat konektivitas digital bagi jutaan masyarakat dan pelaku bisnis di Indonesia.

    Selain proyek Candle, Meta juga mengumumkan penyelesaian kabel Bifrost yang kini menghubungkan Indonesia, Singapura, Filipina, dan Amerika Serikat, serta pembaruan pada kabel Echo dan Apricot yang akan memperluas akses internet berkecepatan tinggi di kawasan Asia-Pasifik.

    “Investasi Meta pada infrastruktur kabel bawah laut ini merupakan bagian dari komitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan memastikan masyarakat dapat menikmati layanan Meta, AI, dan teknologi terbaru dengan koneksi yang andal dan cepat,” tulis Meta dalam keterangan resminya, dikutip Senin (6/10/2025).

    Meta menjelaskan, wilayah Asia-Pasifik merupakan rumah bagi lebih dari 58% pengguna internet dunia yang sangat bergantung pada infrastruktur digital global. Karena itu, perusahaan berkomitmen membangun jaringan berkapasitas besar dan berketahanan tinggi untuk menghadirkan konektivitas yang stabil dan mendukung pengembangan teknologi berbasis AI.

    Pada awal tahun ini, Meta juga memperkenalkan Project Waterworth, proyek kabel bawah laut paling ambisius yang ditargetkan menghubungkan lima benua termasuk Asia pada akhir dekade ini. Melalui berbagai proyek kabel bawah laut seperti Candle, Bifrost, Echo, dan Apricot, Meta berharap dapat memperkuat konektivitas digital global serta menyalurkan produk, layanan, dan teknologi AI ke miliaran pengguna di kawasan Asia-Pasifik.

    Meta menambahkan, Candle dikembangkan bersama sejumlah perusahaan telekomunikasi regional dengan menggunakan teknologi kabel 24 pasang serat optik terbaru, yang menawarkan bandwidth setara dengan kabel unggulan Meta sebelumnya, Anjana.

    Sejak 2021, Meta dan mitranya telah berkomitmen meningkatkan kapasitas lintas Pasifik hingga 70% melalui dua proyek utama, Bifrost dan Echo. Kabel Bifrost kini telah aktif menghubungkan Singapura, Indonesia, Filipina, dan Amerika Serikat, dengan rencana ekstensi ke Meksiko pada 2026. Sementara itu, Echo memiliki kapasitas 260 Tbps antara Guam dan California, dan akan membuka jalur konektivitas tambahan ke Asia.

    Adapun sistem kabel Apricot, sepanjang 12.000 kilometer, kini telah menghubungkan Jepang, Taiwan, dan Guam, serta akan diperluas ke Filipina, Indonesia, dan Singapura. Proyek ini melengkapi Bifrost dan Echo dengan tambahan kapasitas hingga 290 Tbps, memperkuat jaringan digital lintas kawasan Asia-Pasifik.

  • RI Dikepung Kabel, Pemilik Instagram-WhatsApp Tarik di Atas RI

    RI Dikepung Kabel, Pemilik Instagram-WhatsApp Tarik di Atas RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Meta mengumumkan proyek infrastruktur kabel laut baru melalui Indonesia. Kini, perusahaan pemilik Instagram, Facebook, dan WhatsApp, mengepung wilayah RI lewat empat jalur kabel fiber optik.

    Proyek baru yang diumumkan oleh Meta adalah Candle, infrastruktur fiber optik dasar laut yang menghubungkan Jepang, Taiwan, Filipina, Indonesia, Malaysia dan Singapura. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2028.

    Menurut siaran pers perusahaan, Candle akan melayani lebih dari 580 juta orang menggunakan kabel sepanjang 8.000 kilometer dengan kapasitas 570 terabit per detik (Tbps).

    “Lewat kolaborasi dengan perusahaan telekomunikasi terdepan di regional, Candle bakal menggunakan teknologi kabel 24 pasang untuk menyediakan bandwidth setara dengan kabel berkapasitas terbesar milik kami sekarang, yaitu Anjana,” tulis Meta.

    Kabel Bawah Laut Candle, Pembaruan Proyek Konektivitas Asia-Pasifik. Dok: engineering.fb.com

    Sebelumnya, Meta juga telah menyambungkan Singapura, Indonesia, Filipina, dan Amerika Serikat menggunakan sistem kabel laut Bifrost. Pada 2026, sistem tersebut direncanakan diperpanjang menuju Meksiko dengan kapasitas melampaui 260 Tbps.

    Sistem kabel laut Echo, yang kini menghubungkan Guam dan Amerika Serikat, juga direncanakan untuk diperpanjang ke Asia.

    Meta juga telah memiliki sistem kabel laut Apricot yang menyambungkan Jepang, Taiwan, dan Guam. Ke depan, Meta berencana menambah panjang Apricot menjadi 12.000 kilometer untuk menghubungkan juga Filipina, Indonesia, dan Singapura.

    “Semua, Candle, Echo, Bifrost, dan Apricot akan membuka konektivitas intra-Asia di seluruh wilayah Asia Pasifik sekaligus membangun jembatan trans-pasifik menuju Amerika,” kata Meta.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Meta Bangun Kabel Laut Candle Indonesia- Jepang, Pelengkap Bifrost dan Apricot

    Meta Bangun Kabel Laut Candle Indonesia- Jepang, Pelengkap Bifrost dan Apricot

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta Inc, induk media sosial Facebook dan Instagram, meluncurkan Sistem Komunikasi Kabel Bawal Laut (SKKL) Candle, yang akan menghubungkan Indonesia dengan Jepang, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Singapura pada 2028. 

    Dengan panjang 8.000 km dan kapasitas hingga 570 Tbps, Candle akan memperkuat konektivitas digital bagi jutaan masyarakat dan bisnis di Indonesia.

    Selain Candle, Meta juga mengumumkan selesainya kabel Bifrost yang kini menghubungkan Indonesia, Singapura, Filipina, dan Amerika Serikat, serta pembaruan pada kabel Echo dan Apricot yang akan makin memperluas akses internet berkecepatan tinggi di kawasan ini.

    “Investasi Meta pada infrastruktur kabel bawah laut ini merupakan bagian dari komitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dan memastikan masyarakat dapat menikmati layanan Meta, AI, dan teknologi terbaru dengan koneksi yang andal dan cepat,” tulis Meta dalam siaran pers, dikutip Senin (6/10/2025). 

    Meta menyampaikan wilayah Asia-Pasifik (APAC) merupakan rumah bagi lebih dari 58% pengguna internet dunia yang sangat bergantung pada infrastruktur global yang kuat untuk konektivitas daring serta akses teknologi inovatif seperti kecerdasan buatan (AI).

    Meta berkomitmen untuk terus membangun infrastruktur jaringan kelas dunia dengan kapasitas dan ketahanan tinggi demi menghadirkan pengalaman daring yang kaya bagi miliaran orang di seluruh dunia.

    Awal tahun ini, Meta mengumumkan Project Waterworth, proyek kabel bawah laut paling ambisius yang direncanakan akan menghubungkan lima benua termasuk Asia pada akhir dekade ini.

    Kini, Meta memperkenalkan pembaruan terkait empat investasi kabel bawah laut mereka di wilayah APAC yang terhubung ke jaringan global. Setelah rampung, kabel-kabel ini akan membantu menyalurkan produk, layanan, AI, serta konektivitas kelas dunia ke miliaran pengguna di kawasan ini.

    “Dikembangkan bersama perusahaan telekomunikasi terkemuka regional, Candle menggunakan teknologi kabel 24 pasang serat optik terbaru, memberikan bandwidth setara dengan kabel andalan Meta saat ini, Anjana. Pembaruan Kabel Bifrost, Echo, dan Apricot,” tulis Meta.

    Kapasitas SKKL Meta

    Meta bersama mitra pada 2021 berkomitmen meningkatkan kapasitas lintas Pasifik sebesar 70% dengan dua kabel bawah laut, Bifrost dan Echo.

    Kabel Bifrost kini menghubungkan Singapura, Indonesia, Filipina, dan Amerika Serikat, dengan rencana ekstensi ke Meksiko pada 2026. Bifrost melewati jalur baru yang menambah lebih dari 260 Tbps kapasitas cadangan, memperkuat jalur digital penting ini.

    Echo mengantarkan kapasitas 260 Tbps antara Guam dan California dan akan membuka opsi konektivitas ke Asia di masa depan.

    Sementara itu, Apricot kini aktif menghubungkan Jepang, Taiwan, dan Guam. Sistem sepanjang 12.000 kilometer ini akan diperluas ke Filipina, Indonesia, dan Singapura, melengkapi Bifrost dan Echo dengan kapasitas 290 Tbps.