Negara: Swiss

  • Menanti Penerus Paus Fransiskus

    Menanti Penerus Paus Fransiskus

    Mekanisme Pemilihan Paus

    Foto: AFP/FILIPPO MONTEFORTE

    Dirangkum dari katolisitas.org, The Guardian, dan BBC, para kardinal di seluruh dunia di bawah 80 tahun akan berkumpul di Vatikan untuk mengadakan konklaf. Para kardinal pemilih akan berkumpul di salah satu kapel di Vatikan. Pada konklaf terakhir 2013, berkumpul 115 kardinal pemilih dari seluruh dunia.

    Para kardinal pemilih mengenakan jubah merah dengan perlengkapannya untuk sebuah peristiwa penting. Garda Swiss penjaga Vatikan mengawal dan memastikan tidak ada pihak luar yang berkontak dengan para kardinal pemilih atau sebaliknya pada saat proses konklaf.

    Salah satu kapel telah disiapkan untuk prosesi konklaf, termasuk cerobong asap, pembakar kertas suara pemilihan, pencabutan segala jaringan telepon, internet, pembersihan surat-surat kabar dan merusak sintal handphone untuk menghindari kontak dengan dunia luar.

    Tidak tertutup kemungkinan bagi para kardinal untuk bersalaman satu dengan yang lain. Namun, mereka harus menghindari pembicaraan yang berkaitan dengan calon kandidat pilihan mereka atau segala diskusi lainnya.

    Setelah kardinal pemilih berkumpul, pintu kapel ditutup sebagai tanda penarikan diri mereka dari dunia luar dan konklaf secara resmi dapat dimulai. Para kardinal pemilih mengurus segala sesuatu secara sendiri, akan dipilih 3 kardinal termuda sebagai tenaga pelancar prosesi konklaf.

    Sebelum pemilihan dimulai, masing-masing kardinal dibagikan sebuah kertas pemilih, di atas kertas tertera sebuah kalimat Latin: Eligo in Sumum Pontificem Meum, artinya: Saya memilih Pemimpin Tertinggiku, di bagian ada ruang untuk menulis nama orang yang ingin dipilih.

    Setelah seluruh kardinal memilih, sudah disediakan sebuah piala tempat mereka memasukkan kertas suara mereka. Singkat penjelasan, tahap selanjutnya menghitung kertas suara dan mengumpulkan suara, lalu mengumumkan hasil pemilihan.

    Seandainya seorang calon terpilih dengan suara mayoritas, artinya dua pertiga dari jumlah seluruh pemilih, maka dengan itu seorang Paus sudah terpilih. Jika belum ada minimal mayoritas dua pertiga, pemilihan dilanjutkan ke putaran berikutnya.

    Jika lebih dari putaran ke-30 dan belum juga terpilih seorang Paus, 2 kandidat dengan perolehan suara terbanyak akan dipilih oleh para kardinal, kedua yang terpilih ini otomatis kehilangan hak memilih.

    Pada bagian akhir, kertas-kertas suara dilubangkan dan disatukan pada seutas benang, kemudian dimasukkan ke pembakar untuk dibakar. Jika putaran tersebut belum menghasilkan Paus baru, kertas-kertas itu dibakar dengan campuran kimia yang menghasilkan asap warna hitam keluar dari cerobong. Asap warna hitam memberikan tanda kepada umat Katolik seluruh dunia bahwa Paus belum terpilih.

    Bila dalam sebuah putaran telah menghasilkan suara mayoritas, artinya seorang Paus sudah terpilih, kardinal dekan menanyakan apakah dia menerima pemilihan tersebut. Jika dia menjawab ‘Iya’ sebagai tanda kesediaanya, pertanyaan kedua: Apa nama yang digunakan sebagai Paus.

    Kertas-kertas suara kemudian dideretkan pada seutas tali dan dibakar dengan campuran kimia yang menghasilkan asap warna putih, sebagai tanda bahwa Gereja Katolik sudah memiliki seorang Paus. Asap putih dari cerobong di atas atap kapel akan diiringi dengan bunyi lonceng gereja.

    Kardinal diakon kemudian tampil di Balkon Santo Santo Paulus, lalu mengumumkan nama Paus baru dengan menyebut: Annuntio vobis gaudium magnum. Habemus Papam, artinya: Saya mengumumkan kepada Anda kalian sebuah kegembiraan besar. Kita mempunyai seorang Paus.

    Akhirnya, lalu Paus baru tampil di balkon menyapa umat yang hadir di lapangan Basilika Santo Petrus dan seluruh dunia. Setelah itu, Paus baru membawakan sebuah wejangan singkat untuk seluruh umat.

    Kandidat Pengganti Paus Fransiskus

    Foto: (AP Photo/Andrew Medichini)

    Kandidat potensial pengganti Paus Fransiskus berasal dari berbagai belahan dunia dari Asia, Afrika, Amerika Utara, dan Eropa.
    Paus dipilih melalui proses rahasia yang penuh ritual dikenal sebagai konklaf, yang digelar di Kapel Sistina, Vatikan.

    Dalam ritual itu hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang berhak memilih, dan biasanya sekitar 120 kardinal berpartisipasi dalam konklaf. Berikut adalah beberapa kandidat potensial:

    Kardinal Luis Antonio Tagle (67, Filipina, Kepala Evangelisasi Vatikan)

    Dijuluki “Fransiskus dari Asia” karena dikenal fokus pada isu keadilan sosial. Tagle dianggap kandidat favorit dan bisa menjadi paus Asia pertama, seperti Fransiskus yang menjadi paus pertama dari benua Amerika. Di atas kertas, Tagle tampaknya memenuhi semua syarat untuk menjadi paus. Namun, prospeknya mungkin meredup akibat tuduhan perundungan institusional di Caritas Internationalis, sebuah asosiasi amal Katolik global yang ia pimpin selama beberapa tahun. Takhta Suci memberhentikan Tagle dari jabatan tersebut pada 2022.

    Kardinal Pietro Parolin (70, Italia, Sekretaris Negara Vatikan)

    Parolin berpotensi menjadi jembatan antar-faksi Gereja. Parolin telah menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013 dan termasuk di antara kandidat terkuat untuk menjadi paus. Posisinya merupakan yang tertinggi kedua dalam hierarki, setelah paus. Sebagai diplomat karier, ia mendapat kritik dari kalangan konservatif atas perannya dalam perjanjian dengan Beijing terkait pengangkatan uskup di Cina yang dikuasai Partai Komunis. Jika terpilih, Parolin akan membawa kembali kepausan ke tangan bangsa Italia setelah tiga paus non-Italia.

    Kardinal Peter Turkson (76, Ghana, pejabat dan diplomat Vatikan)

    Sebagai calon paus pertama dari Afrika sub-Sahara, Turkson memadukan pengalaman pastoral di Ghana dengan keterampilan diplomatik dan pengalaman kepemimpinan di Vatikan. Paus Fransiskus pernah mengutus Turkson sebagai utusan khususnya untuk misi perdamaian di Sudan Selatan. Kemampuan komunikasinya yang kuat serta asal-usulnya dari salah satu wilayah Gereja yang paling dinamis di tengah tantangan sekularisme di Eropa menjadi nilai tambah yang memperkuat kredibilitasnya.

    Kardinal Marc Ouellet (79, Kanada, mantan Kepala Kantor Uskup Vatikan)

    Seorang veteran dalam lingkaran dalam Vatikan dengan pengalaman global, Ouellet telah lama disebut-sebut dalam diskusi suksesi kepausan. Secara teologis Ia merupakan seorang konservatif dan memiliki kemampuan dalam berbagai bahasa, hal ini membuat sosoknya menarik simpati kalangan tradisionalis. Ia pernah menghadapi tuduhan pelanggaran dalam beberapa tahun terakhir, namun hal tersebut telah dibantah.

    Kardinal Fridolin Ambongo Besungu (65, Kongo, Uskup Agung Kinshasa)

    Disebut sebagai bintang yang tengah naik daun dari Afrika, Ambongo menggabungkan pandangan tradisional yang tegas dengan advokasi keadilan sosial. Ia menjadi suara penting bagi Gereja di benua yang pertumbuhannya sangat pesat itu. Di saat yang sama, Ia juga dikenal vokal menolak terhadap pemberkatan pasangan sesama jenis. Hal itu telah mengangkat profilnya secara internasional, sekaligus memperkuat posisinya di mata kalangan konservatif.

    Kardinal Matteo Zuppi (69, Italia, Uskup Agung Bologna)

    Sering dijuluki “Bergoglio dari Italia” karena keselarasan pandangannya dengan Paus Fransiskus, Zuppi dikenal sebagai “pastor jalanan” karena fokus pada kaum miskin dan migran, serta menghindari hidup dalam kemewahan, bahkan Ia kadang memilih naik sepeda daripada menggunakan mobil dinas. Namun, faksi-faksi Gereja yang lebih konservatif mungkin bersikap waspada terhadap kecenderungan pandangan progresifnya.

    Kardinal Jean-Marc Aveline (66, Prancis, Uskup Agung Marseille)

    Aveline dikenal karena selera humornya dan hubungan baiknya dengan Paus Fransiskus, terutama dalam isu imigrasi dan hubungan dengan umat Muslim. Jika terpilih, Aveline akan menjadi paus pertama asal Prancis sejak abad ke-14 dan yang termuda sejak Paus Yohanes Paulus II. Ia memahami bahasa Italia, meski belum fasih berbicara dalam bahasa itu, hal ini disebut bisa menjadi kelemahan dalam peran sebagai seorang Paus yang sekaligus menjadi Uskup Roma.

    Kardinal Peter Erdo (72, Hungaria, Uskup Agung Esztergom-Budapest)

    Meski dikenal sebagai seorang pembela ajaran dan doktrin Katolik tradisional, Erdo tetap mampu membangun hubungan dengan dunia progresif dari Paus Fransiskus. Ia pernah menjadi kandidat paus pada tahun 2013. Fasih dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Italia, Erdo mungkin tidak dianggap karismatik, tetapi tetap menarik bagi mereka yang menginginkan kepausan yang lebih stabil.

    Kardinal Mario Grech (68, Malta, Sekretaris Jenderal Sinode Uskup)

    Awalnya dianggap konservatif, Grech kini menjadi sosok terdepan dalam mendorong reformasi yang diinisiasi Paus Fransiskus. Pada tahun 2014, ia menyerukan sikap yang lebih terbuka terhadap umat Katolik LGBTQ+, pidatonya itu juga dipuji oleh Fransiskus. Perannya yang menonjol di Vatikan dan hubungan baik dengan lintas faksi membuatnya berada dalam posisi yang kuat untuk menduduki takhta tertinggi.

    Kardinal Juan Jose Omella (79, Spanyol, Uskup Agung Barcelona)

    Dikenal dekat dengan Paus Fransiskus, Omella menjalani hidup sederhana meskipun menduduki posisi senior. Diangkat menjadi kardinal pada 2016, ia bergabung dalam dewan penasihat beranggotakan sembilan orang yang dipilih paus pada 2023. Kedekatannya dengan Fransiskus bisa menjadi kelemahan jika konklaf menginginkan perubahan nada atau arah kepemimpinan.

    Kardinal Joseph Tobin (72, AS, Uskup Agung Newark)

    Meskipun seorang paus asal AS dianggap mustahil, Tobin adalah kandidat yang paling mungkin menjadi kandidat Paus. Lahir di Detroit dan fasih berbahasa Italia, Spanyol, Prancis, dan Portugis, ia dipuji karena berhasil mengelola skandal pelecehan seksual besar di posisinya saat ini. Ia juga dikenal karena keterbukaannya terhadap komunitas LGBTQ+.

    Kardinal Angelo Scola (83, Italia, mantan Uskup Agung Milan)

    Pernah jadi kandidat kuat pada 2013. Pendukung Scola memuji kecerdasannya dalam teologi dan posisinya yang baik di antara mereka yang mendukung Gereja yang lebih terpusat dan hierarkis. Namun, ia telah melewati batas usia 80 tahun untuk memberikan suara dalam konklaf kepausan. Meskipun secara teknis seorang paus dapat dipilih dari luar pemilih, hal ini jarang terjadi di zaman modern.

    Namun, seperti yang dikatakan dalam pepatah lama, “Kardinal muda memilih paus tua.” Pepatah ini menjadi mencerminkan pola tradisional dalam ritual konklaf kepausan, yang menunjukkan bahwa kardinal muda lebih memilih paus yang lebih tua atau mungkin seseorang yang tidak akan menjabat terlalu lama.

  • Festival film internasional Beijing dibuka di tengah guyuran hujan

    Festival film internasional Beijing dibuka di tengah guyuran hujan

    estival film internasional Beijing dibuka di tengah guyuran hujan

    Festival film internasional Beijing dibuka di tengah guyuran hujan
    Hiburan   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 20 April 2025 – 00:13 WIB

    Elshinta.com – Festival Film Internasional Beijing ke-15 (The 15th Beijing International Film Festival/BJIFF) dibuka di tengah guyuran hujan pada Jumat (18/4) waktu setempat. 

    Aktor, sutradara, dan insan perfilman lainnya menghadiri upacara pembukaan dan acara karpet merah yang dilaksanakan di area terbuka di Yanqi Lake International Convention and Exhibition Center di Distrik Huairou, Beijing, China, meski hujan turun.

    Para undangan datang ke tempat pelaksanaan acara membawa payung transparan.

    Aktris Amerika-China Joan Chen, yang menjadi juri dalam festival, mengatakan bahwa ini adalah kali pertama dalam puluhan tahun kariernya berjalan di karpet merah saat hujan.

    Acara pembukaan festival film mencakup penampilan tokoh-tokoh dalam film klasik China sebagai penghormatan.

    Aktris Zhang Yuqi dan aktor Xu Weizhou tampil seperti tokoh yang diperankan oleh Maggie Cheung dan Tony Leung dalam film “In the Mood for Love.”

    Selain itu, aktor yang berpenampilan seperti Bruce Lee dalam film “Jingwumen” serta aktor dan aktris yang mengenakan kostum astronot seperti dalam film klasik “The Wandering Earth.”

    Pelaksanaan BJIFF tahun 2025 bertepatan dengan tiga peringatan penting, yaitu 130 tahun sejak pembuatan film pertama dari Lumiere bersaudara, 120 tahun film pertama di China, dan 15 tahun penyelenggaraan BJIFF.

    Dewan juri Tiantan Award, nama penghargaan dalam festival tersebut, dipimpin oleh aktor sekaligus sutradara China Jiang Wen. Anggotanya meliputi aktris Joan Chen, aktris China Ni Ni, pembuat film Finlandia Teemu Nikki, aktor-sutradara Swiss Vincent Perez, sutradara David Yates, dan perancang kostum Tim Yip.

    Jiang Wen dalam sesi wawancara di karpet merah mengatakan bahwa bagian paling menarik dari menonton film adalah mempertimbangkan siapa penontonnya dan bagaimana setiap orang akan menafsirkannya dari perspektif mereka sendiri.

    Sementara itu, David Yates mengungkapkan bahwa dia baru pertama kali menghadiri festival film di Beijing dan terkesan dengan skala festival tersebut.

    “Terima kasih untuk hujannya, ini indah. Saya terkesan dengan tontonan, skala, dan kemegahan semuanya di sini. Sungguh megah dan indah untuk dialami, dan yang terpenting, sambutan yang sangat hangat untuk orang-orang dari luar negeri,” kata Yates, yang menyutradarai empat film Harry Potter.

    Bintang muda seperti Zhang Zifeng yang berperan dalam film “Hi, Mom” dan “Sister” serta pemeran film “City of Rock” Ouyang Nana ikut memeriahkan acara karpet merah BJIFF 2025.

    Pemeran lain yang tampil dalam acara karpet merah meliputi aktris Ni Ni yang membintangi film “The Flowers of War” dan “Love Will Tear Us Apart”, pemeran film “The Longest Day in Chang’an” Tan Jianci, pemeran film “The Shadow Play” Ou Hao, pemeran film “Love Like the Galaxy” Wu Lei, serta pemeran film “Journey to the West: Conquering the Demons” Zhang Yuqi.

    Festival film juga dihadiri oleh sutradara ternama Guan Hu (“The Eight Hundred” dan “Black Dog”) dan Chen Jianbin (“A Fool”).

    Panitia BJIFF ke-15 menerima 1.794 film dari 103 negara dan wilayah, meningkat 18,9 persen dari total 1.509 film yang diterima dalam festival tahun lalu.

    Dewan juri akan memilih 10 penerima penghargaan Tiantan dari 15 film yang dinominasikan, termasuk di antaranya tiga film China.

    Sekitar 300 film baru dan lama dari dalam dan luar China akan ditayangkan di 34 bioskop dalam acara Panorama BJIFF ke-15.

    Film drama romantis tahun 1995 “Before Sunrise” garapan sutradara Amerika Richard Linklater menjadi film paling laris dalam acara itu.

    Sebanyak 3.183 tiket untuk lima kali pemutaran film itu terjual dalam waktu dua jam setelah layanan penjualan tiket dibuka.

    Menurut pemerintah China, film domestik masih mendominasi box-office. Pangsanya pasarnya mencapai 78,68 persen pada 2024 menurut data Administrasi Film China.

    Film animasi “Ne Zha 2” bahkan menduduki peringkat kelima dalam daftar film box-office global terlaris sepanjang masa.

    Sumber : Antara

  • Dampak ekonomi kebijakan reklasifikasi mitra platform menjadi karyawan

    Dampak ekonomi kebijakan reklasifikasi mitra platform menjadi karyawan

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Dampak ekonomi kebijakan reklasifikasi mitra platform menjadi karyawan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 22 April 2025 – 23:45 WIB

    Elshinta.com – Pemaksaan kebijakan ketenagakerjaan (seperti reklasifikasi mitra menjadi karyawan platform atau memaksakan pemberian manfaat setara karyawan) pada sektor mobilitas dan pengantaran digital dapat memberikan dampak negatif yang cukup signifikan terhadap ekonomi Indonesia, termasuk menurunnya pendapatan jutaan UMKM yang bergantung pada platform digital serta meningkatnya pengangguran.

    Kebijakan ini akan menghilangkan kemampuan platform digital sebagai bantalan ekonomi nasional. Efek domino dari kebijakan ini termasuk memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional, menimbulkan gejolak sosial politik, dan turunnya kepercayaan investor baik dalam maupun luar negeri, terutama di masa perekonomian dunia yang menantang saat ini

    “Saat ini Industri ojol (ojek online), taksol (taksi online), dan kurol (kurir online) berkontribusi sebesar 2% PDB (Riset ITB tahun 2023). Perubahan status menjadi karyawan akan mengakibatkan banyak hal. Pertama, hanya sebagian kecil dari mitra pengemudi yang bisa terserap (diperkirakan hanya 10-30% mitra yang terserap, atau 70-90% tidak memiliki pekerjaan),” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Mobilitas dan Pengantaran Digital Indonesia (Modantara) Agung Yudha kepada media di Jakarta, Selasa (22/4/2025).

    “Kedua, penurunan aktivitas ekonomi digital yang berujung pada penurunan PDB sebesar 5.5% dan 1.4 juta orang kehilangan pekerjaan (Data Svara 2023). Ketiga, dampak total pada perekonomian Indonesia bisa mencapai sekitar Rp 178 triliun, yang mencakup efek lanjutan di sektor lain,” kata Agung Yudha lagi.

    Wacana untuk menjadikan mitra pengemudi dan mitra kurir sebagai pegawai tetap sudah banyak terjadi di berbagai negara, namun hal tersebut bukan berarti serta merta merupakan kebijakan yang harus diikuti oleh Indonesia.

    Direktur Eksekutif  Modantara Agung Yudha juga menjelaskan beberapa negara telah mereklasifikasi Mitra Platform menjadi karyawan maupun memberikan klasifikasi sendiri, namun dengan hak dan manfaat yang menyerupai karyawan. Dampak reklasifikasi tersebut menimbulkan beberapa risiko seperti di Spanyol dengan 48 juta penduduk: jumlah mitra pengemudi menyusut, aplikasi Uber melakukan putus mitra pengemudi, aplikasi Deliveroo hengkang, aplikasi Glovo hanya mampu menyerap sebagian, sehingga 83% mitra diputus mitra dan tidak memiliki kesempatan pendapatan.

    Sementara itu, di Amerika (Seattle, Negara Bagian Washington dengan 8 juta penduduk): sejak diberlakukannya upah minimum, volume pesanan pengiriman makanan melalui UberEats turun 45% karena Uber menaikkan biaya pengiriman dan konsumen tidak menggunakan layanannya karena harga yang lebih tinggi.

    Kemudian, di Singapura (6 juta penduduk): platform menaikkan harga layanan transportasi dan pengantaran online. Lalu di Swiss (Geneva dengan 9 juta penduduk): perkembangan UMKM tersendat, penurunan permintaan terhadap layanan pemesanan makanan sebesar 42%, estimasi potensi pendapatan yang hilang bagi restoran sebesar 16 juta Euro (Rp260 miliar) per tahun dan potensi pendapatan negara atas pajak hilang.

    Bagaimana dengan Indonesia? Dampak ekonomi langsung: pertama, pelanggan kehilangan akses. Konsumen yang mengandalkan delivery karena keterbatasan mobilitas (misalnya orang tua, penyandang disabilitas, atau mereka yang tinggal jauh dari pusat kota) akan sangat terdampak. Jika layanan delivery mencakup makanan, obat-obatan, atau kebutuhan pokok, maka risiko krisis logistik bisa meningkat, apalagi di daerah terpencil atau saat ada bencana/krisis.

    Dampak ekonomi langsung yang kedua adalah penurunan pendapatan. Banyak UMKM menggunakan layanan pengantaran dan mobilitas digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas dari sekedar area mereka beroperasi. Tanpa platform, bisnis mereka bisa stagnan atau bahkan rugi. Selain itu, dengan adanya reklasifikasi mitra sebagai pegawai, ada potensi untuk menekan perusahan teknologi pengantaran digital untuk menaikan harga yang dibebankan kepada pengguna layanan. Ini dapat berdampak pada naiknya beban operasional yang lebih besar bagi pengguna terutama UMKM.

    Apalagi bisnis yang sangat bergantung pada delivery seperti restoran, supermarket, apotek, dan e-commerce akan mengalami penurunan penjualan drastis. UMKM yang tidak punya outlet fisik kuat atau tidak punya banyak pelanggan setia akan lebih terdampak: Restoran yang hanya beroperasi secara online akan kehilangan jalur utama penjualan dan hanya dapat bergantung pada area penjualan di mana outlet fisik berada.

    “Shopee, Tokopedia, dan e-commerce lainnya juga bekerja sama dengan layanan kurir instan terjadi penurunan layanan, sehingga bisa memengaruhi kepuasan pelanggan, dan berdampak pada berkurangnya omzet penjualan,” ungkapnya.

    Untuk efek sosial dan tenaga kerja antara lain: ribuan mitra pengemudi kehilangan penghasilan atau pekerjaan, karena serapan tenaga kerja pasti mengalami recruitment barrier, dan hanya sebagian kecil dari mitra pengemudi yang ada sekarang yang bisa terserap (diperkirakan hanya 10-30% yang terserap, atau terjadi penurunan sebesar 70-90%). Ini berarti potensi lonjakan pengangguran informal di kota besar, dan menambah beban negara.

    Pendapatan driver yang cenderung turun itu bisa menurunkan daya beli, yang mempengaruhi sektor lain seperti makanan, kebutuhan pokok, dan layanan finansial (misalnya cicilan motor atau pinjaman online).

    Efek domino ke sektor lain: restoran, toko, dan layanan logistik yang mengandalkan delivery. Dampak lebih jauh jika hal-hal tersebut terjadi: investasi di Indonesia turun dikarenakan hilangnya kepercayaan investor dalam dan luar negeri; penerimaan pajak negara menurun; terjadi gejolak sosial politik dikarenakan kondisi ekonomi yang rentan; dapat berujung pada ketidakstabilan keamanan nasional.

    Untuk multiplier effect, berdasarkan riset dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, pada tahun 2019, kontribusi industri mobilitas dan pengantaran digital terhadap perekonomian Indonesia mencapai Rp127 triliun.

    Setiap peningkatan sebesar 10% pada jumlah mitra pengemudi, secara signifikan akan berkontribusi pada peningkatan tenaga kerja di industri mikro dan kecil sebesar 3,93%. Diperkirakan Industri ini menaungi lebih dari 1.5 juta UMKM dan perubahan status menjadi karyawan berpotensi mengakibatkan 1,4 juta orang kehilangan kesempatan pendapatan, dan penurunan aktivitas ekonomi digital yang berujung pada penurunan PDB sebesar 5.5% – Svara Institute, 2023

    Jika layanan delivery berkurang drastis hingga 70-90%, dampak ekonominya dapat dihitung berdasarkan kontribusi sektor tersebut (lebih dari Rp89 triliun). Jika menggunakan multiplier ekonomi yang sering digunakan untuk perhitungan sektor jasa (umumnya antara 1,5 hingga 2,5), maka kita bisa memperkirakan efek ekonomi lebih lanjut. Misalnya, jika multiplier rata – rata = 2, maka Rp89 triliun × 2 = Rp178 triliun.

    “Artinya, dampak total pada perekonomian Indonesia bisa mencapai sekitar Rp 178 triliun, yang mencakup efek lanjutan di sektor lain, seperti: UMKM yang bergantung pada pengiriman cepa, ekonomi digital dan jasa  logistik lain, kehilangan pendapatan bagi pekerja di sektor terkait, yang berkurang daya belinya, yang selanjutnya berdampak pada konsumerisme dan sektor ritel,” ungkap Agung menguraikan.daya belinya, yang selanjutnya berdampak pada konsumerisme dan sektor ritel,” ungkap Agung menguraikan.

    Sumber : Antara

  • Geger Kabar Orang Kaya AS Ramai-ramai Bawa Duit ke Swiss

    Geger Kabar Orang Kaya AS Ramai-ramai Bawa Duit ke Swiss

    Jakarta

    Kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat orang kaya di negeri Paman Sam gerah. Banyak dari mereka dikabarkan mulai membuka rekening bank di Swiss dan memindahkan kekayaannya.

    Menurut laporan CNBC, dikutip Senin (21/4/2025), minat dari warga Amerika dengan kekayaan bersih tinggi untuk menyimpan uangnya di Swiss datang dalam beberapa gelombang. Fenomena ini diungkap langsung oleh Pierre Gabris, CEO Alpen Partners International.

    Menurutnya sudah ada tiga gelombang besar perpindahan kekayaan dari Amerika ke Swiss. Pertama, ketika Barrack Obama terpilih jadi Presiden AS, kedua ketika COVID-19 menjadi pandemi yang menghantam di seluruh dunia. Gelombang terakhir terjadi saat ini setelah Trump mengumumkan kebijakan tarif tinggi ke berbagai negara di dunia.

    “Ketika Obama terpilih, kami melihat gelombang besar. Kemudian, COVID adalah gelombang lainnya. Sekarang tarif menyebabkan gelombang baru,” sebut Pierre Gabris.

    Berbagai motif diungkapkan orang-orang Amerika untuk memindahkan kekayaannya dari AS. Banyak dari mereka yang khawatir bahwa dolar AS akan melemah dan memilih untuk melakukan diversifikasi dolar.

    Mereka banyak mengandalkan ekonomi Swiss yang stabil, mata uang yang kuat, dan sistem hukum yang andal untuk mengamankan kekayaannya.

    Beberapa lainnya, termotivasi oleh alasan politik dan apa yang mereka anggap sebagai penurunan supremasi hukum di bawah Trump. Yang lain masih memilih untuk membuka rekening dan membeli emas Swiss.

    Orang-orang Amerika ini bahkan disebut bisa jadi mencari tempat tinggal atau kewarganegaraan di Eropa dan tertarik untuk berinvestasi di bidang real estat.

    Memiliki rekening di bank Swiss juga disebut-sebut dapat membuat seseorang mendapatkan penghindaran pajak ilegal dalam beberapa dekade terakhir, meskipun kini hal itu diatur dengan ketat.

    Tonton juga Video Joe Biden: Kurang dari 100 Hari, Pemerintahan Trump Buat Banyak Kerusakan

    (acd/acd)

  • Israel Nomor Satu, Amerika Serikat dan China Kalah Jauh

    Israel Nomor Satu, Amerika Serikat dan China Kalah Jauh

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel tercatat sebagai negara dengan talenta digital AI tertinggi di dunia, melampaui Amerika Serikat dan China yang merupakan dua negara paling ambisius dalam mengembangkan kecerdasan buatan.

    Temuan ini berdasarkan laporan terbaru LinkedIn tahun 2024, yang mengukur distribusi kemampuan AI secara global. Data menunjukkan, Israel unggul dalam pengembangan talenta AI meski memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih kecil dibanding AS dan China.

    Permintaan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan AI alias ‘AI talent’ sendiri terus meningkat.

    Menurut riset, sebanyak 66% pemimpin perusahaan mengatakan tak akan merekrut karyawan yang tidak memiliki keterampilan AI. Sementara itu, 71% di antaranya lebih memilih merekrut orang yang belum berpengalaman tetapi menguasai AI, ketimbang orang berpengalaman yang tidak punya keterampilan tersebut.

    Temuan ini diungkap dalam laporan Microsoft dan LinkedIn tahun 2024 yang dilakukan melalui survei terhadap 31.000 orang di 31 negara.

    Untuk mengukur penyebaran talenta AI, LinkedIn merilis metrik ‘Konsentrasi Talenta AI’, menggunakan data dari profil pengguna. Penilaian mempertimbangkan keterampilan engineering AI seperti machine learning dan natural language processing, serta literasi AI seperti penggunaan ChatGPT dan GitHub Copilot.

    Berdasarkan data tersebut, Israel menempati posisi teratas dengan konsentrasi talenta AI sebesar 1,98%, jauh di atas rata-rata global. Sementara itu, negara seperti China dan Amerika Serikat tidak masuk dalam daftar ‘Top 10’ meskipun dikenal agresif mengembangkan AI.

    Hanya saja, perlu dicatat bahwa penyensoran yang masif di China terhadap platform buatan AS bisa jadi merupakan alasan banyak talenta China yang tidak memiliki akun LinkedIn, sehingga datanya tidak bisa dihimpun.

    10 negara dengan ahli AI paling banyak

    Berikut daftar 10 negara dengan konsentrasi talenta AI terbanyak menurut LinkedIn:

    Israel (1,98%)
    Singapura (1,64%)
    Luksemburg (1,44%)
    Estonia (1,17%)
    Swiss (1,16%)
    Finlandia (1,13%)
    Irlandia (1,11%)
    Jerman (1,09%)
    Belanda (1,07%)
    Korea Selatan (1,06%)

    Untuk daftar enam besar, tidak ada perubahan dari tahun sebelumnya. Sementara Irlandia naik empat peringkat ke posisi ke-7 dan Korea Selatan turun tiga peringkat ke posisi ke-10.

    “Banyak negara dengan konsentrasi talenta AI tertinggi seperti Israel, Singapura, Luksemburg, dan Estonia adalah negara kecil, namun mampu mengembangkan ekosistem yang mendukung pertumbuhan talenta AI dengan cepat,” kata Chua Pei Ying, Kepala Ekonom LinkedIn wilayah APAC.

    Menurut Chua, hal itu bisa terjadi berkat kombinasi investasi perusahaan dalam pelatihan karyawan dan kebijakan pemerintah yang mendorong pembelajaran berkelanjutan.

    Sementara itu, India meski belum masuk ‘Top 10’, menunjukkan peningkatan talenta AI sebesar 252% sejak 2016. Tahun 2024 saja, India mencatatkan kenaikan 33,4% dalam perekrutan terkait AI secara tahunan.

    Untuk pertumbuhan perekrutan terkait AI di 2024, Singapura mencatatkan kenaikan 25% dan Amerika Serikat 24,7%.

    “Kultur pembelajaran di Singapura sangat menonjol, sehingga membuat negara ini kompetitif di era AI,” tambah Chua.

    Data LinkedIn juga mencatat pekerja di Singapura menghabiskan 40% lebih banyak waktu untuk belajar keterampilan AI dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.

    (dem/dem)

  • 73.500 Tiket Whoosh Ludes Saat Libur Panjang

    73.500 Tiket Whoosh Ludes Saat Libur Panjang

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) mencatat lonjakan jumlah penumpang selama momen libur panjang keagamaan. Tercatat sebanyak 73.500 tiket kereta cepat Whoosh terjual dalam periode akhir pekan kemarin.

    Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa menyebut lonjakan penumpang mulai terasa sejak Kamis (17/4/2025). Jadwal perjalanan kereta Whoosh, khususnya rute Jakarta-Bandung, pada siang hingga malam hari bahkan mencapai tingkat keterisian hingga 90%.

    “Puncak arus balik terjadi pada Minggu (20/4/2025), tiket perjalanan Whoosh tujuan Jakarta laku terjual hingga 10.000 dalam satu hari,” ungkap Eva, Senin (21/4/2025).

    Tak hanya menawarkan perjalanan cepat, KCIC juga menghadirkan berbagai promo spesial bagi penumpang yang menunjukkan tiket Whoosh di berbagai destinasi wisata, hotel, dan tempat kuliner di Bandung. Program ini merupakan hasil kolaborasi KCIC dengan mitra lokal untuk memberikan pengalaman liburan lebih hemat dan menyenangkan.

    Berikut daftar 20 destinasi wisata dan tempat belanja dengan promo tiket Whoosh:
    1. Dusun Bambu. Gratis tiket masuk dan shuttle dari Stasiun Padalarang.
    2. The Lodge Maribaya. Gratis tiket masuk dan diskon 20% F&B dan penginapan.
    3. Dago Dream Park. Gratis tiket masuk dan shuttle dari Stasiun Padalarang.
    4. Floating Market. Gratis tiket masuk.
    5. Farmhouse. Gratis tiket masuk.
    6. The Great Asia Africa. Gratis tiket masuk.
    7. Tepi Kota Healing. Gratis tiket masuk.
    8. Tepi Danau. Gratis tiket masuk.
    9. Baker Street, Diskon 15% F&B dine in.
    10. Swiss Belhotel. Diskon 15% kamar dan F&B dine in.
    11. Zest Hotel. Diskon 15% kamar & F&B dine in.
    12. Wahoo Waterworld. Diskon 10% tiket dan promo Buy 2 Get 1 setiap Jumat.
    13. Hotel Hilton Bandung. Diskon 10% kamar, 15% F&B, dan 15% spa.
    14. Best Western The Hive. Diskon 20% kamar serta F&B.
    15. The Parlor Hills. Promo tiket Rp 95.000 dan diskon 20% F&B dine in.
    16. Trans Studio Mall Bandung. Diskon 5-50% produk fesyen serta F&B.
    17. Hotel Mason Pine. Gratis shuttle dari Stasiun Padalarang.
    18. Jatinangor Golf. Gratis shuttle dari Stasiun Tegalluar.
    19. The Grand Outlet. Gratis shuttle dari Stasiun Karawang.
    20. Summarecon Mall Bandung. Gratis shuttle dari Stasiun Tegalluar.

    Dengan adanya promo-promo menarik ini, liburan naik kereta cepat Whoosh ke Bandung jadi lebih hemat dan berkesan.

  • Orang Kaya AS Berbondong-bondong Pindahkan Uang ke Bank Swiss

    Orang Kaya AS Berbondong-bondong Pindahkan Uang ke Bank Swiss

    Jakarta, Beritasatu.com – Orang kaya Amerika Serikat (AS) kini semakin banyak yang memindahkan dananya ke bank-bank Swiss. Langkah ini disebut sebagai bagian dari upaya de-Amerikanisasi portofolio mereka.

    Mengutip CNBC International, Minggu (20/4/2025), sejumlah bank Swiss melaporkan peningkatan tajam dalam pembukaan rekening investasi oleh warga kaya AS dalam beberapa bulan terakhir.

    “Fenomena ini datang dalam gelombang. Saat (Barack) Obama terpilih, kami melihat lonjakan. Lalu muncul lagi saat pandemi. Sekarang, suku bunga memicu gelombang baru,” ujar Pierre Gabris CEO Alpen Partners International, sebuah firma konsultan keuangan berbasis di Swiss.

    Alasan mereka bervariasi. Sebagian ingin melepas ketergantungan terhadap dolar AS, yang mereka anggap rentan karena meningkatnya utang nasional.

    Stabilitas politik dan ekonomi Swiss, kekuatan mata uang franc Swiss, serta sistem hukum yang dapat diandalkan menjadi faktor penarik utama.

    Ada pula yang termotivasi oleh kondisi politik domestik AS, terutama ketidakpuasan terhadap arah kebijakan dan penegakan hukum di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Beberapa orang kaya AS lainnya tertarik membuka rekening Swiss untuk membeli emas fisik, memanfaatkan reputasi Swiss sebagai pusat penyimpanan dan pemurnian emas kelas dunia.

    Menurut Gabris, banyak kliennya juga mempertimbangkan untuk memiliki tempat tinggal atau kewarganegaraan kedua di Eropa, sembari berinvestasi properti sebagai rencana cadangan.

    Meski tergolong mudah, pembukaan rekening bank Swiss bagi warga AS tetap harus mematuhi regulasi ketat dari pemerintah AS, termasuk aturan pelaporan dan perpajakan.

    Bank-bank besar AS memang tak bisa langsung membuka rekening Swiss untuk nasabahnya, tetapi banyak yang menjalin kemitraan dengan firma keuangan Swiss yang terdaftar di SEC.

    Bank swasta Pictet, melalui entitas Pictet North America Advisors yang terdaftar di SEC, mencatat lonjakan permintaan dari klien asal AS. Sementara itu, Vontobel SFA, bank Swiss terbesar untuk klien AS menolak berkomentar.

    Jika dahulu rekening Swiss kerap dikaitkan dengan penghindaran pajak ilegal, kini praktik tersebut telah berubah menjadi legal dan transparan, dengan kepatuhan penuh pada aturan pelaporan pajak.

    “Banyak orang kaya AS mulai sadar bahwa seluruh kekayaan mereka ada dalam bentuk dolar. Jadi mereka mulai berpikir mungkin sudah waktunya diversifikasi,” pungkas Gabris.

  • Ramai Orang Kaya AS Buka Rekening Bank di Swiss, Fenomena Apa?

    Ramai Orang Kaya AS Buka Rekening Bank di Swiss, Fenomena Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah bank di Swiss melaporkan peningkatan signifikan terhadap pembukaan rekening orang kaya asal Amerika Serikat (AS) dalam beberapa bulan terakhir. Menurut investor dan pihak perbankan, ini merupakan bagian dari upaya “de-Amerikanisasi” atau melalukan diversifikasi dalam portofolio mereka.

    “Mereka datang dalam beberapa gelombang,” kata Pierre Gabris, CEO Alpen Partners International, sebuah perusahaan konsultan keuangan asal Swiss, mengutip CNBC International, Sabtu (19/5/2025).

    “Saat Obama terpilih, kami melihat gelombang besar. Covid juga pemicu gelombang berikutnya. Kini tarif dan ketegangan ekonomi menciptakan gelombang baru,” sambungnya.

    Menurutnya banyak investor tertarik memindahkan dana mereka ke Swiss karena ingin melakukan diversifikasi terhadap portofolio mereka dari dolar AS. Mereka meyakini dolar AS akan terus melemah akibat beban utang nasional AS yang terus membengkak.

    Sedangkan daya tarik Swiss terletak pada stabilitas ekonomi, politik yang netral, mata uang yang kuat, serta sistem hukum yang andal.

    Selain alasan ekonomi, banyak warga kaya AS ini juga termotivasi situasi politik di dalam negeri. Mereka khawatir terhadap penurunan supremasi hukum di bawah pemerintah Donald Trump.

    Kemudian, tak sedikit juga alasan warga kaya AS untuk membeli emas fisik dengan memanfaatkan reputasi Swiss sebagai pusat penyimpanan emas

    Gabris juga mengungkapkan ini merupakan “rencana cadangan”. Mereka berkeinginan mencari peluang izin tinggal atau kewarganegaraan kedua di Eropa dan mempertimbangkan pembelian properti.

    Membuka rekening di bank Swiss dinilai cukup mudah, namun tetap harus mematuhi peraturan pengungkapan data yang ketat dari pemerintah AS. Meskipun bank besar AS tidak bisa langsung membuka rekening Swiss bagi klien mereka, mitra Swiss yang terdaftar di Komisi Sekuritas dan Bursa AS dapat menerima investor asal Amerika.

    Salah satu bank swasta Swiss, Pictet, mengungkapkan telah mengalami peningkatan signifikan dalam permintaan dari klien asal AS. Sementara Vontobel SFA yang diyakini sebagai bank Swiss terbesar yang terdaftar di SEC untuk klien asal AS, menolak untuk berkomentar.

    Pembukaan rekening di Swiss sering dikaitkan dengan upaya menghindari pajak, namun proses itu kini telah diatur secara hukum dan lebih umum dengan formulir pajak yang transparan.

    “Banyak orang Amerika mulai menyadari bahwa 100% portofolio mereka dalam bentuk dolar AS, mereka mulai berpikir, ‘mungkin saya harus mendiversifikasi’,” kata Gabris.

    (hsy/hsy)

  • Polusi Udara Halangi Matahari, Bumi Kurang Cahaya dan Makin Redup

    Polusi Udara Halangi Matahari, Bumi Kurang Cahaya dan Makin Redup

    Jakarta

    Matahari terbit setiap hari, tetapi jumlah sinar Matahari yang mencapai permukaan Bumi tidak konstan seperti yang kita kira. Polusi udara salah satu yang memengaruhinya.

    Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Advances in Atmospheric Science mengungkap fluktuasi signifikan dalam jumlah radiasi Matahari yang mencapai planet ini, sebuah fenomena yang terkait dengan polusi dan upaya energi bersih selama beberapa dekade.

    Penelitian ini menyoroti dua fase utama, ‘peredupan’ dan ‘pencerahan’ yang telah memberikan dampak besar pada ketersediaan energi surya di seluruh dunia.

    Bagaimana Polusi Pengaruhi Radiasi Matahari

    Studi yang dipimpin oleh Profesor Martin Wild dari Swiss Federal Institute of Technology (ETH Zurich), menyoroti bagaimana jumlah energi Matahari yang mencapai permukaan Bumi jauh dari stabil.

    “Jumlah sinar Matahari, yang merupakan energi radiasi Matahari, yang kita terima di permukaan Bumi tidak selalu stabil selama bertahun-tahun tetapi dapat mengalami variasi dekade yang substansial,” Wild menjelaskan seperti dikutip dari The Daily Galaxy.

    Ia melanjutkan, variasi ini khususnya terlihat jelas pada fase ‘peredupan global’ yang berlangsung pada 1950-an hingga 1980-an. Selama masa ini, radiasi Matahari menurun secara signifikan akibat meningkatnya penggunaan bahan bakar fosil, yang menghasilkan polusi udara dalam jumlah besar, sehingga menghalangi energi Matahari mencapai permukaan.

    Fase Pencerahan: Pemulihan Bertahap

    Setelah fase peredupan, penelitian menemukan tanda-tanda pemulihan, khususnya sejak 2000-an dan seterusnya, dalam sebuah fase ang disebut sebagai fase ‘pencerahan’.

    Pergeseran ini dikaitkan dengan langkah-langkah pengendalian polusi udara yang efektif dan semakin banyaknya penerapan praktik energi yang lebih bersih.

    “Ini menunjukkan menurunnya energi radiasi Matahari di sebagian besar wilayah dunia sejak 1950-an hingga 1980-an yang dikenal sebagai ‘peredupan global’ dan pemulihan parsial setelahnya, yang dikenal sebagai pencerahan, di banyak lokasi pengamatan,” kata Wild.

    Pemulihan ini telah menyebabkan lebih banyak sinar Matahari mencapai permukaan Bumi.

    Fokus pada Variasi Energi Surya di China

    Salah satu aspek yang paling menonjol dari penelitian ini adalah fokusnya pada China, kawasan yang telah menjadi area utama penelitian tentang radiasi surya. Jaringan observasi China yang terorganisasi dengan baik dan berjangka panjang telah menjadikannya lokasi yang ideal untuk mempelajari bagaimana polusi aerosol memengaruhi energi surya.

    “China menyediakan lingkungan yang mendukung untuk memahami efek radiasi aerosol atau bagaimana polutan udara memengaruhi jumlah energi radiasi surya yang mencapai permukaan Bumi,” kata Wild.

    Data yang dikumpulkan dari China menunjukkan bahwa energi surya menurun secara signifikan dari 1960-an hingga 1990-an, tetapi tren tersebut mulai berbalik pada 2000-an, sebagian besar karena upaya pengurangan polusi yang berhasil. Pergeseran ini merupakan tanda harapan bagi kawasan yang ingin mengurangi polusi dan meningkatkan radiasi surya.

    Dampaknya pada Produksi Tenaga Surya

    Implikasi dari temuan ini bagi energi surya jelas, negara-negara yang telah mengurangi polusi mengalami peningkatan ketersediaan energi surya, dan tren ini dapat terus berlanjut seiring dengan peningkatan kualitas udara.

    “Jika China pulih sepenuhnya dari fase peredupan dan kembali ke tingkat atmosfer bersih tahun 1960-an, negara itu dapat memperoleh keuntungan substansial dalam produksi tenaga surya,” kata Wild.

    Pengamatan ini menunjukkan bahwa upaya global untuk membersihkan udara dapat memberikan manfaat signifikan bagi pembangkitan tenaga surya, yang mendorong perluasan sumber energi terbarukan di wilayah yang berjuang melawan polusi.

    (rns/rns)

  • Berapa Besar Porsi Emas di Portofolio Investasi saat Perang Dagang? Ini Rekomendasinya – Page 3

    Berapa Besar Porsi Emas di Portofolio Investasi saat Perang Dagang? Ini Rekomendasinya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Dunia berada di tengah ketidakpastian. Kebijakan tarif impor yang tengah dijalankan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat semua negara bergejolak. Kejadian perang dagang ini membuat pasar saham sempat tenggelam beberapa waktu lalu.

    Investor pun mengalihkan portofolio investasi ke emas sebagai instrumen safe haven.   

    Di tengah ketidakpastian ini, seberapa besar seharusnya portofolio investasi di aset aset aman atau safe haven?

    Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong merekomendasikan investor untuk mengalokasikan investasi ke aset safe haven dengan porsi sebesar 30 persen dari total portofolio.

    Menurutnya, perlu untuk mengurangi investasi pada aset berisiko, serta untuk menaikkan dana tunai (cash) atau setara.

    “Diversifikasi dengan menaikkan porsi safe haven paling tidak 30 persen, kurangi aset beresiko dan naikkan juga cash atau setara,” ujar Lukman dikutip dari Antara Jumat (18/4/2025).

    Selain emas, Ia merekomendasikan aset investasi safe haven lain yang dapat menjadi pilihan, diantaranya adalah mata uang Yen Jepang (JPY) dan Franc Swiss (CHF). “Safe haven masih menjadi pilihan, selain emas adalah mata uang Yen Jepang dan Franc Swiss,” ujar Lukman.

    Ia menyebut, tingginya permintaan (demand) terhadap instrumen emas saat ini kebanyakan hanya karena ikut-ikutan alias Fear of Missing Out (FOMO), bukan karena meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya investasi.

    “Dan memang harga emas yg tinggi masih akan terus naik, hal ini yang memicu permintaan. Jadi belum karena kesadaran investasi masyarakat,” ujar Lukman.