Negara: Swedia

  • Sempat Ditahan, 4 Aktivis Global Sumud Flotilla Asal Italia Dideportasi Israel

    Sempat Ditahan, 4 Aktivis Global Sumud Flotilla Asal Italia Dideportasi Israel

    Jakarta

    Israel mendeportase empat aktivis Italia yang ditahan dari armada bantuan untuk Gaza, Global Sumud Flotilla. Warga Italia itu menjadi yang pertama dibebaskan dari ratusan orang yang ditahan Israel.

    Dilansir AFP, Jumat (3/10/2025), armada Global Sumud Flotilla berlayar bulan lalu menuju Gaza. Kapal-kapal ini mengangkut bantuan serta para politisi dan aktivis, termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg.

    Angkatan Laut Israel mulai mencegat kapal-kapal tersebut pada hari Rabu lalu. Seorang pejabat Israel mengatakan keesokan harinya Kamis (2/10), bahwa kapal-kapal dengan lebih dari 400 orang di dalamnya telah dicegah mencapai Jalur Gaza.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa mereka telah mendeportasi empat aktivis Italia yang berada di dalam armada tersebut hari ini. Kemlu Israel menambahkan bahwa “sisanya sedang dalam proses deportasi”.

    Polisi Israel mengatakan “lebih dari 470 peserta armada telah ditahan oleh polisi militer, menjalani pemeriksaan ketat, dan dipindahkan ke administrasi penjara”.

    “Marinette, kapal terakhir dari Global Sumud Flotilla, dicegat pada pukul 10.29 pagi (07.29 GMT) waktu setempat, sekitar 42,5 mil laut dari Gaza,” kata pihak Flotilla di Telegram.

    “(Pasukan angkatan laut Israel telah) secara ilegal mencegat semua 42 kapal kami — masing-masing membawa bantuan kemanusiaan, relawan, dan tekad untuk mematahkan pengepungan ilegal Israel di Gaza,” jelasnya.

    “Menangkap jurnalis dan mencegah mereka melakukan pekerjaan mereka merupakan pelanggaran serius terhadap hak untuk memberi informasi dan menerima informasi,” kata kepala bagian krisis RSF, Martin Roux.

    (lir/idn)

  • Israel Cegat Kapal Terakhir Global Flotilla Sebelum Capai Gaza

    Israel Cegat Kapal Terakhir Global Flotilla Sebelum Capai Gaza

    Tel Aviv

    Kapal terakhir dalam rombongan misi Global Sumud Flotilla yang berlayar ke Jalur Gaza dengan membawa bantuan kemanusiaan, telah dicegat oleh pasukan Israel. Pencegatan terjadi saat kapal bernama Marinette itu berada di perairan berjarak hanya 42,5 mil laut, atau setara 78,71 kilometer, dari pesisir Jalur Gaza.

    Pencegatan kapal Marinette oleh Israel itu, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (3/10/2025), diumumkan oleh penyelenggara Global Sumud Flotilla dalam pernyataan terbaru mereka via Telegram pada Jumat (3/10).

    “Marinette, kapal terakhir yang tersisa dari Global Sumud Flotilla, telah dicegat pada pukul 10.29 pagi waktu setempat (sekitar pukul 07.29 GMT), sekitar 42.5 mil laut dari Gaza,” demikian pernyataan Global Sumud Flotilla.

    Disebutkan oleh Global Sumud Flotilla bahwa pasukan Angkatan Laut Israel telah “secara ilegal mencegat seluruh 42 kapal kami — masing-masing membawa bantuan kemanusiaan, relawan, dan tekad untuk mematahkan pengepungan ilegal Israel atas Gaza”.

    Global Sumud Flotilla menyebut para penumpang kapal-kapal itu “diculik dengan cara yang melanggar hukum”.

    Misi Global Sumud Flotilla, yang melibatkan lebih dari 40 kapal yang membawa para politisi dan aktivis dari berbagai negara termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg, berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan tujuan menembus blokade Israel atas Jalur Gaza yang sedang dilanda kelaparan.

    Pasukan Angkatan Laut Israel mulai mencegat kapal-kapal tersebut pada Rabu (1/10), dan menahan orang-orang yang ada di dalamnya. Seorang pejabat Israel, yang tidak disebut namanya, mengatakan pada Kamis (2/10) bahwa lebih dari 400 orang yang ada di kapal-kapal itu dicegah mencapai pesisir Jalur Gaza.

    Global Sumud Flotilla dalam pernyataan terpisah, seperti dilansir Anadolu Agency, mengonfirmasi bahwa lebih dari 450 aktivis dari 47 negara telah dipindahkan ke pelabuhan Ashdod di Israel bagian selatan setelah sebagian besar kapal dicegat pasukan Tel Aviv.

    Disebutkan bahwa para aktivis yang ada di kapal-kapal itu berasal dari banyak negara, termasuk Spanyol, Italia, Brasil, Turki, Yunani, Amerika Serikat, Jerman, Swedia, Inggris, Prancis, dan banyak lagi.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa para aktivis yang ditahan itu akan dideportasi ke Eropa setelah dibawa ke pelabuhan Ashdod.

    Marinette menjadi kapal terakhir yang dicegat setelah sebelumnya bertekad untuk melanjutkan perjalanan ke Jalur Gaza. Israel sebelumnya menyebut kapal itu berlayar di posisi yang jauh dari pasukan mereka, dan bersumpah akan mencegahnya mendekati Jalur Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kata Kemlu soal Kondisi WNI yang Ikut Kapal Global Sumud Flotilla

    Kata Kemlu soal Kondisi WNI yang Ikut Kapal Global Sumud Flotilla

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyebut warga negara Indonesia (WNI) yang ikut dalam pelayaran bantuan kemanusiaan ke Palestina, Global Sumud Flotilla dalam kondisi baik.

    WNI tersebut bernama Muhammad Husein yang diketahui sedang mengikuti ekspedisi penyaluran bantuan ke Gaza.

    Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kemenlu RI, Judha Nugraha menyebut hingga 2 Oktober 2025, Husein tercatat sedang dalam pelayaran menuju Siprus.

    “Berdasarkan komunikasi per tanggal 2 Oktober 2025, kondisi yang bersangkutan dalam keadaan baik,” katanya dalam keterangan singkatnya dikutip Jumat (3/10/2025).

    Judha melanjutkan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Roma yang memiliki wilayah kerja di Siprus telah menerjunkan petugas di Siprus untuk memberikan bantuan yang diperlukan.

    Dia menambahkan, Kemenlu RI juga akan terus memberikan perhatian terhadap keberadaan Husein di ekspedisi bantuan untuk Palestina tersebut.

    “Kami terus memonitor dan  menjalin komunikasi dengan WNI yang bergabung dalam pelayaran Global Sumud Flotilla,” kata Judha.

    Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan para aktivis pro-Palestina yang berada di kapal Global Sumud Flotilla akan dideportasi ke Eropa setelah dicegat oleh angkatan laut Israel.

    “Para penumpang Hamas-Sumud di kapal mereka sedang dalam perjalanan dengan aman dan damai menuju Israel, tempat prosedur deportasi ke Eropa akan dimulai. Para penumpang dalam kondisi selamat dan sehat,” demikian pernyataan Kemenlu Israel pada Kamis (2/10/2025) melalui platform media sosial X.

    Salah satu orang yang ditahan dalam pencegatan ini adalah Greta Thunberg, aktivis iklim asal Swedia.

    Selain Thunberg, peserta lainnya termasuk Mandla Mandela, cucu Nelson Mandela, serta sejumlah anggota parlemen Italia, negara yang belakangan dilanda gelombang protes antiperang.

  • Presiden Afsel Desak Israel Bebaskan Aktivis Flotilla Termasuk Cucu Mandela

    Presiden Afsel Desak Israel Bebaskan Aktivis Flotilla Termasuk Cucu Mandela

    Pretoria

    Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa mendesak Israel untuk membebaskan para aktivis yang ditahan, setelah rombongan kapal Global Sumud Flotilla dicegat Israel saat berlayar membawa bantuan ke Jalur Gaza. Terdapat cucu mantan Presiden Nelson Mandela di antara para aktivis yang ditahan Israel.

    Ramaphosa dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (3/10/2025), juga mengecam pencegatan yang dilakukan pasukan Israel terhadap puluhan kapal itu sebagai pelanggaran hukum internasional.

    “Pencegatan Global Sumud Flotilla merupakan pelanggaran berat lainnya yang dilakukan oleh Israel terhadap solidaritas dan sentimen global yang bertujuan untuk meringankan penderitaan di Gaza dan memajukan perdamaian di kawasan tersebut,” kata Ramaphosa dalam pernyataannya pada Kamis (2/10).

    Afrika Selatan telah menggugat Israel ke Mahkamah Internasional (ICJ), menuduh negara Yahudi itu melakukan genosida atas perang yang menghancurkan di Jalur Gaza. Tuduhan itu telah dibantah keras oleh Israel.

    Dalam pernyataannya, Ramaphosa menyebut pencegatan armada kapal yang membawa bantuan kemanusiaan oleh pasukan Israel di perairan internasional itu telah melanggar putusan Mahkamah Internasional yang menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan harus diizinkan mengalir tanpa hambatan.

    Global Sumud Flotilla, yang melibatkan sekitar 45 kapal yang membawa para politisi dan aktivis dari berbagai negara termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg, berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan tujuan menembus blokade Israel atas Jalur Gaza.

    Cucu laki-laki mendiang Mandela, Nkosi Zwelivelile Mandela, atau yang akrab dipanggil Mandla, ikut dalam misi Global Sumud Flotilla tersebut.

    Dalam wawancara dengan Reuters sebelum meninggalkan Afrika Selatan untuk bergabung dengan misi itu, Mandla mengatakan bahwa kehidupan warga Israel di bawah pendudukan Israel lebih buruk daripada apa pun yang dialami warga kulit hitam Afrika Selatan di bawah apartheid.

    Israel selalu menolak perbandingan antara kehidupan warga Palestina di bawah pendudukannya atau blokade ekonomi selama lebih dari setengah abad dengan era apartheid di Afrika Selatan, ketika mayoritas warga kulit hitam diperintah oleh pemerintahan minoritas kulit putih yang represif.

    Sementara itu, penyelenggara Global Sumud Flotilla, seperti dilansir Anadolu Agency, mengonfirmasi bahwa lebih dari 450 aktivis dari 47 negara telah dipindahkan ke pelabuhan Ashdod di Israel bagian selatan setelah sebagian besar kapal dicegat pasukan Tel Aviv.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa para aktivis yang ditahan akan dideportasi ke Eropa setelah dibawa ke pelabuhan Ashdod.

    Tel Aviv juga mengakui bahwa ada satu kapal Global Sumud Flotilla yang masih berlayar di kejauhan, dan bersumpah akan mencegahnya mendekati Jalur Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kenapa Global Flotilla Kirim Bantuan Lewat Laut Meski Israel Tutup Akses?

    Kenapa Global Flotilla Kirim Bantuan Lewat Laut Meski Israel Tutup Akses?

    Jakarta

    Angkatan Laut Israel mencegat sejumlah kapal bagian dari Global Sumud Flotilla (GSF) yang membawa bantuan ke Gaza dan menahan para aktivis di dalamnya, termasuk aktivis iklim Swedia Greta Thunberg.

    Pihak berwenang Israel mengatakan para aktivis tersebut dipindahkan ke pelabuhan Israel, tempat proses deportasi mereka akan dimulai.

    Para aktivis yang terlibat dalam pengiriman bantuan kemanusiaan itu mengatakan mereka berada di perairan internasional saat terjadi penangkapan.

    GSF mengatakan beberapa kapal masih dicegat pada Kamis (02/09) pagi.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan telah mencegat semua kapal kecuali satu. Israel mengatakan satu kapal masih “berada di kejauhan”, tapi akan dicegat jika mendekat.

    BBCComplete the translations here: https://tinyurl.com/wj6kfa77Fill-in the commissioning form https://bit.ly/ws_design_form with this title in English: Gaza flotilla tracker map – 1245 BST – 2025100104

    Sebelumnya, pada pekan lalu, para aktivis melaporkan dugaan serangan terhadap armada tersebut.

    “[Pesawat tak berawak] itu mendarat tepat di luar perahu dan mengenai wajah saya, menyebabkan iritasi selama 30 detik, tapi saya berhasil membersihkannya dengan air bersih dan baik-baik saja.”

    Kapal yang ia tumpangi, Yulara, adalah bagian dari GSF, armada yang terdiri dari sekitar 50 kapal dengan 300 aktivis.

    GSF mengatakan sejumlah kapal melaporkan ledakan setelah benda tak dikenal dijatuhkan di dek mereka saat berada di laut selatan Pulau Kreta, Yunani.

    Suara pesawat tanpa awak terdengar di atas kepala dan komunikasi terputus, kata GSF, menuduh Israel melakukan “eskalasi berbahaya”.

    Rekaman video belum diverifikasi yang diberikan kepada BBC oleh seorang peserta GSF tampaknya menunjukkan ledakan di salah satu kapal armada di laut (Yasemin Acar)

    Militer Israel belum memerikan pernyataan tentang serangan terhadap armada ini, tetapi pejabat Kementerian Luar Negeri Israel, Eden Bar Tal, bilang bahwa “Israel tidak akan mengizinkan kapal mana pun memasuki zona pertempuran aktif”.

    “Tujuan sebenarnya dari armada ini adalah provokasi dan melayani Hamas, tentu saja bukan upaya kemanusiaan,” kata Bar Tal.

    Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemerintah Eropa, Italia dan Spanyol mengirim kapal angkatan laut untuk membantu armada bantuan internasional dalam perjalanan ke Gaza.

    Baik pihak Italia maupun Spanyol menyatakan kapal-kapal mereka tidak akan berlayar mendekat hingga jarak kurang dari 278 km dari wilayah Israel/Gaza.

    Apa itu Global Sumud Flotilla?

    Dinamakan berdasarkan kata Arab Sumudberarti kegigihan atau ketahanan Global Sumud Flotilla (GSF) adalah koalisi kapal yang memuat pasokan bantuan kemanusiaan dan membawa aktivis dari puluhan negara.

    GSF menyatakan bahwa tujuannya adalah untuk “mematahkan pengepungan ilegal di Gaza melalui laut, membuka koridor kemanusiaan, dan mengakhiri genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina”.

    Kapal-kapal tersebut berlayar dari pelabuhan di Spanyol, Italia, Yunani, dan Tunisia setelah para ahli dari Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC) yang didukung PBB mengonfirmasi bahwa terjadi kelaparan di Kota Gaza dan memperingatkan bahwa bencana itu dapat menyebar ke Gaza tengah dan selatan dalam beberapa pekan.

    Peserta GSF di atas kapal Alma, salah satu dari sekitar 50 kapal di armada tersebut. (Yasemin Acar)

    GSF adalah armada ke-38 yang berlayar menuju Gaza dengan tujuan mematahkan blokade maritim, yang telah berlangsung jauh sebelum perang di Gaza.

    Ini merupakan upaya terbesar hingga saat ini dalam upaya yang dimulai pada2008.

    Armada tersebut merupakan upaya gabungan dari Freedom Flotilla Coalition, the Gaza Free Movement, the Maghreb Sumud Flotilla, konvoi yang dipimpin rakyat dari negara-negara Afrika Utara dan Sumud Nusantara, yang diorganisir oleh Malaysia dan sembilan negara lainnya.

    Apa saja upaya sebelumnya untuk mencapai Gaza?

    Pada 2008, setidaknya satu kapal berhasil mencapai Gaza tetapi sejak itu semua misi armada serupa tidak berhasil.

    Pada 2010, pasukan komando Israel mendarat di kapal Mavi Marmara milik Turki, salah satu dari enam kapal yang berjarak sekitar 130 km dari pantai Israel.

    Pasukan komando tersebut melepaskan tembakan dengan peluru tajam mereka mengaku diserang terlebih dahulu dengan pentungan, pisau, dan senjata api yang menewaskan 10 aktivis Turki.

    Ide untuk misi GSF ini lahir pada pertengahan Juli setelah tiga kapal yang tergabung dalam Freedom Flotilla Coalition Conscience, Madleen dan Handala telah mencoba berlayar ke Gaza antara Mei dan Juli tahun ini.

    Nur Photo via Getty ImagesBerbagai kapal dalam armada berlayar dari Barcelona pada 31 Agustus silam.

    Kapal pertama, Conscience, diduga diserang oleh pesawat tak berawak pada Mei di lepas pantai Malta.

    Pemerintah Malta mengonfirmasi bahwa kebakaran di atas kapal telah “dipadamkan semalam”.

    Madleen berlayar pada Juni dengan membawa 12 orang di dalamnya, termasuk Greta Thunberg, dan menjadi sorotan internasional.

    Saat itu, Kementerian Luar Negeri Israel menyebutnya sebagai “kapal pesiar swafoto” yang membawa “kurang dari satu truk penuh bantuan”.

    Kapal pesiar itu dicegat pada dini hari oleh pasukan Israel, sekitar 185 km di sebelah barat Gaza, dan dibawa ke pelabuhan Ashdod di Israel. Thunberg dan yang lainnya kemudian dideportasi.

    Pada Juli, kapal lain, Handala, berangkat dengan 21 orang di dalamnya, tetapi pasukan Israel mencegat dan menaiki kapal tersebut sekitar 75 km dari Gaza.

    Mereka yang berada di kapal mengeluh bahwa mereka berada di perairan internasional pada saat itu, tetapi Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan angkatan laut negara itu menghentikan kapal tersebut “dari memasuki zona maritim pantai Gaza secara ilegal” dan melanggar blokade di sana.

    BBCComplete the translations here: https://tinyurl.com/33uxnr74Fill-in the commissioning form https://bit.ly/ws_design_form with this title in English: Gaza flotilla tracker – map – 2025100103

    Serangan pada Rabu (01/10) bukanlah yang pertama terhadap armada saat ini, menurut GSF, yang mengatakan bahwa kapal mereka juga diserang saat berada di pelabuhan di Tunisia.

    Tindakan pencegahan ekstra kini diberlakukan menyusul serangan minggu ini terhadap armada.

    Abdel Rahman Ghazal, peserta asal Kuwait di atas kapal Spectre, mengatakan kepada BBC dia hanya berjarak setengah meter dari sebuah perangkat yang dijatuhkan oleh pesawat tak berawak meledak pada Rabu lalu.

    “Kami terkena tiga bom. Bom ketiga jatuh di tepi atas kapal lalu jatuh ke laut. Saya berada di koridor antara tempat bom menghantam tepi dan air. Ada gas yang sangat bau. Baunya sangat menyesakkan dan saya hampir tidak bisa bernapas selama beberapa menit.”

    Ia mengatakan ia bereaksi cepat dan secara naluriah menyiramkan air laut ke zat yang dijatuhkan.

    Ghazal dan rekan-rekan relawannya kini mengikuti protokol keselamatan yang lebih ketat di atas kapal.

    Mereka tidak lagi tidur di area terbuka dan selalu membawa rompi pelampung saat beristirahat.

    Kelompok itu mengadakan konferensi pers pada Kamis (02/10), di mana mereka mengatakan mereka memiliki “informasi intelijen yang kredibel” tentang upaya Israel untuk menghentikan armada tersebut dalam 48 jam ke depan.

    “Kami sedang menyelidiki sumber informasi ini – Israel telah mengatakan selama berminggu-minggu bahwa mereka akan melakukan segala yang mereka bisa untuk menghentikan misi ini,” kata juru bicara GSF.

    Dia menambahkan semua peserta telah diancam dengan tuntutan hukum berdasarkan undang-undang antiterorisme dan hukuman penjara yang panjang.

    Siapa saja yang ada di dalam armada itu?

    Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, terlihat di sini bersama Youssef Samour di atas kapal Yulara, sedang melakukan upaya kedua untuk mencapai Gaza (Youssef Samour)

    Dari politisi hingga selebritas, GSF dikelola oleh relawan dari puluhan negara.

    Cucu Nelson Mandela, Mandla Mandela, aktris Amerika Susan Sarandon, aktris Prancis Adele Haenel bersama pejabat terpilih seperti Anggota Parlemen Eropa La France Insoumise Emma Fourreau dan mantan Wali Kota Barcelona Ada Colau semuanya turut ambil bagian.

    GSF mengatakan setiap kapal mewakili “sebuah komunitas dan penolakan untuk tetap diam dalam menghadapi genosida.”

    Thunberg juga ikut serta dalam armada kali ini. Dalam siaran langsung bersama Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina, Thunberg menyebut serangan itu sebagai “taktik menakut-nakuti”.

    “Kami menyadari risiko serangan semacam ini, jadi itu bukan sesuatu yang akan menghentikan kami,” ujarnya.

    “Kami sangat, sangat bertekad untuk melanjutkan misi kami.”

    Laporan tambahan oleh Jasmin Dyer dan Mark Shea dari BBC World Service Global Journalism.

    (ita/ita)

  • Puluhan Kapal Dicegat Israel, 1 Kapal Global Sumud Tetap Menuju Gaza

    Puluhan Kapal Dicegat Israel, 1 Kapal Global Sumud Tetap Menuju Gaza

    Jakarta

    Israel mencegat sejumlah armada Global Sumud yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Saat ini, hanya satu kapal yang masih berlayar menuju Gaza.

    Dilansir Aljazeera, Jumat (3/10/2025), kapal itu adalah kapal terakhir dan satu-satunya yang berlayar menuju Gaza. Global Sumud Flotilla (GSF) mengatakan kapal Marinette itu masih berlayar hingga saat ini meskipun Israel mencegat kapal-kapal lainnya.

    “Dan dia menolak untuk kembali,” kata penyelenggara.

    GSF mengatakan orang-orang yang berada di kapal itu punya tekad kuat. GSF mengatakan bahwa “Gaza tidak sendirian”.

    “Ini bukan sekedar kapal. Marinette adalah sumud – keteguhan dalam menghadapi ketakutan, blokade, dan kebrutalan. Palestina tidak dilupakan. Kami tidak akan ke mana-mana,” katanya.

    Sebelumnya, Angkatan laut Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan ke Gaza. Pencegatan armada tersebut mengakhiri upaya kapal-kapal internasional menembus blokade Israel atas wilayah Palestina yang dilanda perang.

    Armada Global Sumud melibatkan sekitar 45 kapal yang membawa politisi dan aktivis, termasuk aktivis iklim Swedia Greta Thunberg. Armada Global Sumud meninggalkan Spanyol bulan lalu, dengan tujuan untuk mematahkan blokade Israel atas wilayah Palestina, tempat PBB menyatakan kelaparan telah melanda.

    Kementerian Luar Negeri Israel mengunggah rekaman video perempuan berusia 22 tahun itu yang sedang mengambil barang-barangnya.

    “Sekitar pukul 20.30 waktu Gaza (17.30 GMT), beberapa kapal Armada Global Sumud, termasuk Alma, Sirius, dan Adara, dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan pendudukan Israel di perairan internasional,” kata armada tersebut.

    Selain armada dicegat, siaran langsung dan komunikasi dengan beberapa kapal lain juga terputus. Mereka yang ditahan dipindahkan ke pelabuhan Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (zap/haf)

  • Tak Pernah Cetak Gol Lagi di Arsenal, Mikel Arteta Bela Viktor Gyokeres

    Tak Pernah Cetak Gol Lagi di Arsenal, Mikel Arteta Bela Viktor Gyokeres

    JAKARTA – Striker Viktor Gyokeres kembali kehilangan ketajaman. Saat Arsenal menang 2-0 atas Olympiacos di Liga Champions, tak ada sumbangan gol dari Gyokeres. Meski demikian, manajer Mikel Arteta membela pemainnya.

    Gyokeres tak kunjung mencetak gol. Di laga terakhir melawan Olympiacos di Stadion Emirates, Kamis, 2 September 2025 dini hari WIB, dia secara tidak langsung memberi assist kepada Gabriel Martinelli yang membuka kemenangan Arsenal.

    Sepakan Gyokeres masih membentur tiang gawang yang menjadikan bola rebound. Martinelli yang bisa memanfaatkan dengan menyambar bola tersebut.

    Gyokeres yang bermain penuh di laga itu seperti frustrasi menghadapi pertahanan kokoh Olympiacos. Bahkan gol kedua yang memantapkan kemenangan The Gunners juga dicetak ‘muka lama’ Bukayo Saka di injury time. Menariknya, Saka baru masuk di menit 73 untuk memecah kebuntuan Arsenal.

    Kegagalan Gyokeres menjadikan dirinya tak pernah lagi mencetak gol selama lima pertandingan terakhir. Penyerang berusia 27 ini baru mengemas tiga gol sejak didatangkan Arsenal dari Sporting Lisbon.

    Meski sang pemain seperti kehilangan ketajaman, namun Arteta tetap memberi dukungan kepada Gyokeres. Arteta, seperti dikutip Independent, bahkan membela striker tim nasional Swedia ini.

    “Menurut saya, dirinya justru kian berkembang. Dia bermain lebih baik di setiap pertandingan. Dia juga mendapatkan sejumlah peluang tetapi tendangannya selalu bisa diblok. Lalu tendangan dia mengenai mistar gawang. Secara keseluruhan performa dia sungguh istimewa,” kata Arteta.

    “Kami memang ingin dia mencetak gol, tetapi dia belum bisa melakukannya. Namun paling tidak, dia melakukan segala upaya untuk tim. Dia sesungguhnya banyak membantu tim,” ucapnya.

    Meski memberi apresiasi terhadap pemainnya, namun Arteta belum memberi kepastian apakah Gyokeres tetap menjadi pilihan pertama saat Arsenal kembali berlaga di Liga Premier. Arsenal sendiri akan menjamu West Ham United dalam London Derby di Emirates, Sabtu, 4 Oktober 2025 malam WIB. Apalagi, Gyokeres mengalami cedera ringan usai laga melawani Olympiacos.

    “Saya belum bisa memastikan. Tetapi saya berharap dia tak ada masalah bisa bermain di pertandingan Sabtu,” kata Arteta lagi.

    Arteta tidak hanya puas dengan Gyokeres tetapi juga pemain anyar lain. Dengan menghabiskan lebih dari 250 juta pounds untuk membeli pemain, Arsenal memiliki kedalaman skuat yang bagus.

    Bahkan ini untuk kali pertama sejak 2019 Arteta menangani skuad yang punya kualitas. Tak heran dirinya bisa menurunkan tim yang berbeda dengan mereka yang dimainkan saat menang 2-1 lawan Newcastle United. 

    “Pemain terkuras staminanya setelah melakoni pertandingan yang berat melawan Newcastle beberapa hari lalu,” ujar Arteta yang merotasi pemain di pertandingan Liga Champions.

    “Jadi, pemain lain yang diturunkan dan mereka bisa mengangkat performa tim untuk memenangkan pertandingan,” kata dia.

  • 400 Aktivis Pro-Palestina di Kapal Bantuan Ditahan, Netanyahu Beri Pujian

    400 Aktivis Pro-Palestina di Kapal Bantuan Ditahan, Netanyahu Beri Pujian

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu memuji angkatan laut Israel usai mencegat kapal armada bantuan menuju Gaza. Netanyahu menganggap upaya ini mematahkan blokade Israel di wilayah Palestina.

    “Saya memuji para prajurit dan komandan angkatan laut yang menjalankan misi mereka pada Hari Yom Kippur dengan cara yang paling profesional dan efisien,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Jumat (3/10/2025).

    Netanyahu menyebut ada puluhan kapal yang dicegat tentaranya.

    “Tindakan penting mereka mencegah puluhan kapal memasuki zona perang dan menggagalkan kampanye delegitimasi terhadap Israel,” ujarnya.

    Lebih dari 400 aktivis pro-Palestina yang berada di atas 41 kapal dalam armada bantuan menuju Gaza ditahan oleh pasukan angkatan laut Israel, ungkap seorang pejabat Israel, Kamis.

    “Dalam operasi yang berlangsung sekitar 12 jam, personel Angkatan Laut Israel menggagalkan upaya penyerbuan besar-besaran oleh ratusan orang di atas 41 kapal yang telah menyatakan niat mereka untuk melanggar blokade keamanan maritim yang sah di Jalur Gaza,” kata pejabat tersebut.

    “Di akhir operasi, lebih dari 400 peserta dipindahkan dengan selamat ke pelabuhan Ashdod untuk diproses oleh polisi Israel,” tambahnya.

    Global Sumud Flotilla, yang melibatkan sekitar 45 kapal yang membawa para politisi dan aktivis dari berbagai negara termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg, berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan tujuan menembus blokade Israel atas Jalur Gaza, yang menurut PBB sedang dilanda kelaparan.

    Pasukan Israel mencegat kapal-kapal itu pada Rabu (1/10) waktu setempat, setelah memberikan peringatan agar mereka tidak memasuki perairan yang, menurut Tel Aviv, berada di bawah blokadenya. Kapal yang membawa Thunberg termasuk di antara kapal yang dicegah untuk berlayar lebih

    Lihat juga Video ‘Warga Los Angeles Demo Pro-Palestina, Protes Penangkapan Greta Cs’:

    (azh/azh)

  • Presiden Afsel Desak Israel Bebaskan Aktivis Flotilla Termasuk Cucu Mandela

    6 Fakta Israel Cegat Kapal Bantuan Gaza

    Gaza

    Israel mencegat armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Langkah Israel itu dikecam sejumlah negara.

    Dilansir AFP, Kamis (2/10/2025), armada Global Sumud itu terdiri dari sekitar 45 kapal sipil. Ada politikus hingga aktivis yang ikut dalam upaya membawa bantuan ke Gaza tersebut.

    Pada Rabu (1/10) pukul 20.30 waktu setempat, kapal tersebut dicegat oleh kapal militer Israel. Sejumlah orang pun ditangkap.

    Berikut fakta-fakta Israel mencegat kapal bantuan ke Gaza:

    Greta Thunberg Dkk Ditangkap

    Armada Global Sumud itu meninggalkan Spanyol bulan lalu. Mereka berangkat untuk menembus blokade Israel yang telah menyebabkan warga Gaza kelaparan.

    Israel telah memperingatkan armada tersebut agar tidak memasuki perairan yang menurut Israel berada di bawah blokadenya. Meski demikian, armada Global Sumud tetap berupaya masuk ke Gaza.

    Israel pun menahan kapal-kapal tersebut. Kementerian Luar Negeri Israel mengunggah rekaman video yang menunjukkan aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg (22), sedang mengambil barang-barangnya.

    “Sekitar pukul 20.30 waktu Gaza (17.30 GMT), beberapa kapal Armada Global Sumud, termasuk Alma, Sirius, dan Adara, dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan pendudukan Israel di perairan internasional,” kata armada tersebut.

    Greta Thunberg saat ditangkap pasukan Israel yang mencegat kapal Global Sumud Flotilla menuju Gaza (Foto: AFP PHOTO/Israeli Foreign Ministry/Handout)

    Anggota Parlemen Eropa keturunan Prancis-Palestina yang ikut serta dalam armada tersebut, Rima Hassan, mengatakan ada ratusan orang telah ditangkap secara ilegal dan ditahan secara sewenang-wenang oleh Israel selama pencegatan tersebut.

    Kementerian Luar Negeri Israel menyebut Greta Thunberg, yang berada di kapal utama Alma, dan teman-temannya ‘dalam keadaan selamat dan sehat’. Israel juga membagikan video yang memperlihatkan Thunberg.

    Hamas Kecam Pencegatan Global Sumud

    Kelompok Hamas menuduh Israel melakukan kejahatan pembajakan terhadap kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang mendekati Jalur Gaza dalam misi menyalurkan bantuan kemanusiaan. Hamas menyerukan dunia untuk mengecam tindakan Israel.

    “Kejahatan pembajakan dan terorisme maritim terhadap warga sipil,” kecam Hamas dalam pernyataannya seperti dilansir AFP.

    Laporan Global Sumud Flotilla menyebut beberapa kapal mencakup kapal Alma, Sirius, dan Adara dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh pasukan pendudukan Israel di perairan internasional. Hamas menyebut pencegatan yang dilakukan militer Israel di perairan internasional serta penangkapan para aktivis dan jurnalis di atas kapal-kapal tersebut ‘merupakan aksi agresi yang berbahaya’.

    Hamas menyebut tindakan itu semakin ‘menambah catatan kelam kejahatan yang dilakukan’ oleh Israel. Hamas menyerukan ‘seluruh pembela kebebasan di dunia’ untuk mengecam tindakan Tel Aviv tersebut.

    Turki Kecam Israel

    Otoritas Turki juga memberikan reaksi keras terhadap tindakan Israel terhadap armada Global Sumud Flotilla. Turki menuduh Israel telah melakukan aksi terorisme yang membahayakan nyawa warga sipil tidak bersalah.

    Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Anadolu Agency, menyebut tindakan militer Israel mencegat dan menaiki sejumlah kapal dalam armada Global Sumud Flotilla itu sebagai ‘serangan di perairan internasional’.

    “Serangan oleh pasukan Israel di perairan internasional terhadap Global Sumud Flotilla, yang sedang dalam perjalanan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Gaza, merupakan aksi terorisme yang merupakan pelanggaran paling serius terhadap hukum internasional dan membahayakan nyawa warga-warga sipil tidak bersalah,” ujar Kementerian Luar Negeri Turki.

    Turki mengatakan Israel menargetkan warga sipil yang bertindak damai dan tidak menggunakan kekerasan. Turki menyebut Israel sebagai fasis dan pelaku genosida.

    “Serangan ini, yang menargetkan warga sipil yang bertindak damai tanpa menggunakan kekerasan, merupakan bukti bahwa kebijakan fasis dan bersifat militer yang diterapkan oleh pemerintahan genosida (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu, yang telah menyebabkan Gaza dilanda kelaparan, tidak terbatas pada warga Palestina tetapi juga menargetkan semua orang yang berjuang melawan penindasan yang dilakukan oleh Israel,” ujar pernyataan tersebut.

    Kementerian Luar Negeri Turki menegaskan langkah-langkah akan diambil untuk memastikan pembebasan warga negaranya dan para penumpang lainnya, yang ada di dalam kapal-kapal tersebut, dari tahanan Israel.

    “Kami menyerukan kepada PBB dan seluruh organisasi internasional terkait untuk segera mengambil tindakan guna mencabut blokade ilegal di Gaza, mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki wilayah tersebut, dan memastikan kebebasan navigasi,” ujar Turki.

    Kolombia Usir Diplomat Israel Buntut Pencegatan Global Sumud

    Presiden Kolombia Gustavo Petro memerintahkan pengusiran semua diplomat Israel yang tersisa di negaranya setelah militer Tel Aviv mencegat kapal Global Sumud Flotilla. Petro mengatakan Israel melakukan kejahatan internasional.

    Petro mengumumkan pengusiran ‘seluruh delegasi diplomatik Israel’ atas apa yang disebutnya sebagai ‘kejahatan internasional baru’ oleh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

    Pencegatan itu sendiri terjadi saat kapal-kapal tersebut semakin dekat dengan wilayah Palestina. Laporan Global Sumud Flotilla pada Rabu (1/10) sekitar pukul 15.00 GMT menyebut posisi mereka berada di perairan berjarak kurang dari 90 mil laut atau sekitar 170 Km dari Jalur Gaza.

    Petro, dalam pernyataannya via X, menyebut dua aktivis Kolombia telah ditahan oleh pasukan Israel di perairan internasional. Petro menyebut kedua warga Kolombia itu ditahan saat ‘terlibat dalam kegiatan solidaritas kemanusiaan dengan Palestina’.

    Kantor kepresidenan Kolombia dalam pernyataannya mengidentifikasi dua warga Kolombia yang ditahan Israel itu sebagai Manuela Bedoya dan Luna Barreto. Keduanya merupakan bagian dari misi Global Sumud Flotilla. Otoritas Kolombia menyerukan pembebasan mereka segera.

    Petro merupakan salah satu pengkritik Netanyahu paling vokal. Dia telah memutuskan hubungan antara Kolombia dan Israel tahun lalu.

    Namun, menurut seorang sumber dari Konsulat Israel yang ada di Bogota, empat diplomat Israel masih ditempatkan di negara tersebut. Dalam langkah lainnya, Petro juga mengakhiri perjanjian perdagangan bebas yang berlaku dengan Israel sejak tahun 2020.

    Dia secara terang-terangan menyebut Netanyahu ‘pelaku genosida’, sekaligus mengecam Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai ‘kaki tangan untuk genosida’. Petro juga menghadiri demo pro-Palestina di New York hingga berujung visanya dicabut oleh AS.

    13 Kapal Dicegat Israel-30 Lanjut ke Gaza

    Penyelenggara Global Sumud Flotilla mengatakan puluhan kapal yang tergabung dalam misi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza masih ‘berlayar dengan teguh’. Mereka tetap menuju ke daerah kantong Palestina tersebut meskipun ada pencegatan oleh pasukan Angkatan Laut Israel.

    “Sebanyak 30 kapal masih berlayar dengan teguh menuju ke Gaza, hanya 46 mil laut (sekitar 85 kilometer) jauhnya, meskipun ada agresi gencar dari angkatan laut pendudukan Israel,” ujar Global Sumud Flotilla dalam pernyataan via media sosial X yang diposting pukul 03.20 waktu setempat atau pukul 00.20 GMT seperti dilansir AFP.

    Juru bicara Global Sumud Flotilla, Saif Abukeshek, mengatakan pasukan Israel telah mencegat sekitar 13 kapal di antaranya. Kapal itu membawa total sebanyak 200 orang yang mayoritas dari Spanyol dan Italia. Dalam video yang diunggah via Instagram, Abukeshek ‘Misi kami terus berlanjut’.

    Israel Klaim Pencegatan Dilakukan Secara Aman

    Israel mengklaim pasukannya ‘secara aman’ mencegat kapal-kapal dari misi Global Sumud Flotilla. Tel Aviv mengatakan para penumpang kapal-kapal yang dicegat itu dipindahkan ke sebuah pelabuhan Israel.

    “Beberapa kapal dari armada tersebut telah dihentikan secara aman dan para penumpangnya sedang dipindahkan ke sebuah pelabuhan Israel,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel via media sosial, seperti dilansir AFP.

    Tonton juga video “Detik-detik Kapal Global Sumud Flotilla Dicegat Tentara Israel” di sini:

    Halaman 2 dari 7

    (haf/haf)

  • Presiden Afsel Desak Israel Bebaskan Aktivis Flotilla Termasuk Cucu Mandela

    Israel Klaim Tak Ada Kapal Global Sumud Flotilla yang Tembus Blokade ke Gaza

    Jakarta

    Pemerintah Israel mengklaim tidak ada satu pun kapal Global Sumud Flotilla yang menembus blokade wilayah Palestina. Kapal Global Sumud Flotilla itu diketahui membawa puluhan kapal dalam misi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    “Tak satu pun kapal pesiar provokasi Hamas-Sumud berhasil memasuki zona pertempuran aktif atau melanggar blokade laut yang sah,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah pernyataan dilansir kantor berita AFP, Kamis (2/10/2025).

    Israel mengatakan pihaknya memantau ada satu kapal yang berusaha ke wilayah Gaza. Israel menyebut akan mencegah kapal tersebut jika mendekat ke jalur Gaza.

    “Satu kapal terakhir dari provokasi ini masih berada di kejauhan. Jika mendekat, upayanya untuk memasuki zona pertempuran aktif dan menembus blokade juga akan dicegah,” ujarnya.

    Global Sumud Flotilla Sebut 30 Kapal Lanjut ke Gaza

    Sebelumnya, penyelenggara Global Sumud Flotilla mengatakan puluhan kapal yang tergabung dalam misi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza masih berlayar menuju ke daerah kantong Palestina tersebut, meskipun ada pencegatan oleh pasukan Angkatan Laut Israel.

    Global Sumud Flotilla, melibatkan sekitar 45 kapal yang membawa para politisi dan aktivis dari berbagai negara termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg, berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan tujuan menembus blokade Israel atas Jalur Gaza, yang ditetapkan oleh PBB sedang dilanda bencana kelaparan.

    Pasukan Israel mencegat kapal-kapal itu pada Rabu (1/10) waktu setempat, setelah memberikan peringatan agar mereka tidak memasuki perairan yang, menurut Tel Aviv, berada di bawah blokadenya. Kapal yang membawa Thunberg termasuk di antara kapal yang dicegah untuk berlayar lebih jauh.

    Pencegatan itu terjadi saat kapal-kapal tersebut semakin dekat dengan wilayah Palestina, dengan laporan Global Sumud Flotilla pada Rabu (1/10) sekitar pukul 15.00 GMT menyebut posisi mereka berada di perairan berjarak kurang dari 90 mil laut atau sekitar 170 kilometer dari Jalur Gaza.

    Namun Global Sumud Flotilla dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP, Kamis (2/10/2025), mengumumkan bahwa sebagian besar kapal dalam misi tersebut tetap melanjutkan perjalanan pada Kamis (2/10) waktu setempat, mendekati area pesisir Jalur Gaza meskipun ada gangguan.

    “Sebanyak 30 kapal masih berlayar dengan teguh menuju ke Gaza, hanya 46 mil laut (sekitar 85 kilometer) jauhnya, meskipun ada agresi gencar dari angkatan laut pendudukan Israel,” sebut Global Sumud Flotilla dalam pernyataan via media sosial X yang diposting pukul 03.20 waktu setempat atau pukul00.20GMT.

    Tonton juga video “Detik-detik Kapal Global Sumud Flotilla Dicegat Tentara Israel” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (whn/ygs)