Negara: Swedia

  • Penulis Hungaria Laszlo Krasznahorkai Raih Nobel Sastra

    Penulis Hungaria Laszlo Krasznahorkai Raih Nobel Sastra

    Jakarta

    Laszlo Krasznahorkai, penulis asal Hungaria, dianugerahi Penghargaan Nobel Sastra 2025. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Akademi Swedia pada Kamis (9/10).

    Krasznahorkai dianugerahi penghargaan ini “atas karya-karyanya yang menggugah dan visioner” yang “di tengah teror apokaliptik” mampu “menegaskan kembali kekuatan seni,” ujar Mats Malm, sekretaris tetap Akademi Swedia.

    Penulis dan penulis skenario berusia 71 tahun ini dikenal lewat gaya pascamodern dan kisah distopia yang menggambarkan kehidupan di kota-kota kecil Hungaria.

    Beberapa novelnya, seperti “Satantango” (1985) dan “The Melancholy of Resistance” (1989), diadaptasi menjadi film-film pemenang penghargaan oleh sutradara legendaris Bela Tarr, kolaborator lama Krasznahorkai.

    Menurut Malm, Krasznahorkai adalah “seorang penulis epik besar dalam tradisi Eropa Tengah yang mengalir dari Kafka hingga Thomas Bernhard, dan dicirikan oleh absurdisme serta kelebihan yang grotesk.”

    Hadiah Nobel Sastra dianggap sebagai penghargaan paling bergengsi bagi seorang penulis. Krasznahorkai sendiri sudah lama diperkirakan akan menang, namanya kerap muncul sebagai kandidat utama selama satu dekade terakhir.

    “Hidup saya adalah koleksi yang abadi”

    Berbicara kepada Radio Swedia, Krasznahorkai (71) mengatakan bahwa ia awalnya hanya berencana menulis satu buku, tetapi setelah membaca novel debutnya, Satantango, ia ingin memperbaiki tulisannya dengan karya berikutnya.

    Ia menambahkan bahwa inspirasi terbesarnya sebagai novelis adalah “kepahitan.”

    “Saya sangat sedih ketika memikirkan keadaan dunia saat ini, dan itulah inspirasi terdalam saya,” katanya dalam wawancara yang diterbitkan di situs web Nobel pada hari Kamis. Ia berbicara dari Frankfurt, tempat ia sedang menjenguk seorang teman yang sakit.

    Karyanya dikenal memadukan suasana suram dengan humor absurd yang halus. Dalam wawancara setelah kemenangannya di Booker Prize, The Guardian pernah bertanya buku mana yang cocok untuk pembaca baru. Ia menjawab:

    “Jika ada pembaca yang belum membaca buku-buku saya, saya tidak dapat merekomendasikan apa pun untuk mereka baca; sebaliknya, saya akan menyarankan mereka untuk keluar, duduk di suatu tempat, mungkin di tepi sungai, tanpa melakukan apa pun, tanpa memikirkan apa pun, hanya diam seperti batu. Mereka akhirnya akan bertemu seseorang yang sudah membaca buku-buku saya.”

    Kritikus Amerika Susan Sontag menyebutnya sebagai “master of the apocalypse” dalam sastra kontemporer, menurut Akademi Swedia, “sebuah penilaian yang ia buat setelah membaca buku kedua sang penulis, Melancholy of Resistance.”

    Perjalanan hidup dan karya

    Lahir di Gyula pada tahun 1954, Krasznahorkai menempuh pendidikan sastra di Universitas Budapest. Ia pertama kali meninggalkan Hungaria pada 1987 dengan beasiswa DAAD ke Berlin Barat, lalu kembali ke Jerman beberapa tahun kemudian sebagai dosen tamu di Universitas Bebas Berlin.

    Setelah menerbitkan novel debutnya “Satantango” pada 1985, namanya langsung melambung di dunia sastra Hungaria.

    Pasca runtuhnya komunisme, ia banyak bepergian ke Cina. Pengalaman itu melahirkan buku perjalanan “Destruction and Sorrow Beneath the Heavens” (2004) yang mendapat banyak pujian.

    Novel “War & War” (2006) menceritakan seorang arsiparis yang meninggalkan pinggiran Budapest menuju New York City. Saat menulisnya, Krasznahorkai tinggal di apartemen penyair Beat terkenal Allen Ginsberg. Ia kemudian mengatakan bahwa percakapannya dengan Ginsberg sangat mempengaruhi cara menulisnya.

    Karya terbarunya, “Herscht 07769” (terbit pada 2021, diterjemahkan ke bahasa Inggris pada 2024), disebut sebagai “novel Jerman kontemporer yang agung.” Buku ini menggambarkan keresahan sosial di Jerman melalui serangkaian surat panjang kepada Angela Merkel, ditulis oleh seorang pria bernama Florian Herscht yang tinggal di Thuringia, wilayah miskin di bekas Jerman Timur. Kota ini juga merupakan tempat kelahiran Johann Sebastian Bach, dan warisan sang komponis menjadi latar bagi kekacauan sosial di cerita tersebut. Menariknya, novel setebal 400 halaman ini hanya memiliki satu tanda titik penuh.

    Akademi Swedia mencatat bahwa gaya khas Krasznahorkai adalah “kalimat panjang berliku tanpa tanda titik,” yang menciptakan irama mengalir dan mendalam.

    Walau telah meraih banyak penghargaan, termasuk International Booker Prize (2015) dan US National Book Award for Translated Literature (2019), dalam beberapa tahun terakhir Krasznahorkai hidup tenang di pedesaan Hungaria.

    Krasznahorkai menjadi penulis kedua berbahasa Hungaria yang memenangkan Nobel Sastra, setelah Imre Kertesz pada 2002.

    Orban ucapkan selamat kepada kritikus tajamnya

    Sebagai kritikus keras Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban, Krasznahorkai pernah menyebut pemerintahnya sebagai “kasus psikiatrik” karena sikapnya terhadap perang Ukraina.

    Orban menolak bantuan militer untuk Kyiv dan mengatakan Hungaria harus tetap netral.

    “Bagaimana mungkin sebuah negara bersikap netral ketika Rusia menginvasi negara tetangga?” kata Krasznahorkai dalam wawancara dengan Yale Review pada Februari lalu.

    Menanggapi berita kemenangan itu, Orban menulis pesan singkat di platform X (Twitter):

    “Laszlo Krasznahorkai, peraih Hadiah Nobel Sastra asal Hungaria, membawa kebanggaan bagi bangsa kami. Selamat!”

    Upacara Nobel pada Desember mendatang

    Tidak seperti banyak penghargaan lain, Hadiah Nobel Sastra diberikan untuk keseluruhan karya seorang penulis, bukan hanya satu buku.

    Pemenang tahun lalu adalah Han Kang dari Korea Selatan, dikenal lewat novel-novelnya yang menggambarkan trauma dan kehidupan perempuan dalam masyarakat patriarkal. Ia adalah perempuan Asia pertama dan orang Korea pertama yang meraih penghargaan ini.

    Upacara penyerahan Nobel akan diadakan pada Desember, disertai hadiah uang sekitar 1,2 juta dolar AS. Penerima penghargaan juga wajib memberikan kuliah khusus pada acara tersebut. Beberapa pemenang sebelumnya sempat enggan melakukannya, seperti Bob Dylan pada 2016, namun uang hadiah baru diberikan setelah ceramah disampaikan.

    Komite Nobel sendiri kerap dikritik karena dianggap lebih banyak memilih penulis laki-laki Barat. Dari seluruh pemenang sejauh ini, hanya 18 orang perempuan, dan mayoritas menulis dalam bahasa Eropa.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Asia Pasifik Diproyeksi Jadi Jawara E-Commerce 2026, Tumbuh Lebih Pesat dari Eropa

    Asia Pasifik Diproyeksi Jadi Jawara E-Commerce 2026, Tumbuh Lebih Pesat dari Eropa

    Bisnis.com, JAKARTA — Pendapatan perusahaan e-commerce di Asia Pasifik diproyeksikan meningkat lebih tajam ketimbang wilayah lain seperti Amerika Utara, Eropa, hingga Afrika. Adapun Indonesia termasuk dalam bagian Asia Pasifik.

    Dilansir dari DataIndonesia, Jumat (10/10/2025) pendapatan lokapasar daring atua e-commerce global diperkirakan mencapai US$4,94 triliun pada 2025. Angka ini tumbuh 9,78% dari tahun lalu yang sebesar US$4,5 triliun.

    Selanjutnya, pendapatan e-commerce global diproyeksi menyentuh angka US$5,36 triliun pada 2026 mendatang. Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 8,5% dibandingkan tahun 2025.

    Laporan eCommerceDB (ECDB) mengungkap berdasarkan wilayahnya, Asia Pasifik menjadi wilayah dengan pendapatan e-commerce tertinggi di dunia yakni mencapai US$2,76 triliun pada 2025. Angkanya diproyeksi tumbuh 9,5% menjadi US$3,02 triliun pada 2026 mendatang.

    E-Commerce besar seperti Shopee, Tokopedia, TikTok Shop, Blibli, dan Lazada akan bertarung memperebutkan potensi pendapatan tersebut di Indonesia. 

    Posisi kedua ditempati oleh Amerika Utara (termasuk Amerika Serikat dan Kanada) dengan pendapatan e-commerce sebesar US$1,19 triliun pada tahun ini dan akan naik 7,4% menjadi US$1,28 triliun pada 2026.

    Pendapatan e-commerce di wilayah Eropa, Timur Tengah dan Afrika diperkirakan senilai US$828 miliar pada 2025 dan akan meningkat 6,8% menjadi US$884 miliar pada tahun depan.

    Kemudian, pendapatannya di wilayah Amerika Latin diproyeksi sebesar US$155 miliar dan naik 12,4% menjadi US$174 miliar pada 2026.

    ECDB juga memperkirakan pendapatan e-commerce di wilayah Jerman, Swiss, Austria (GSA) sebesar US$146 miliar pada tahun ini atau meningkat 4,6% menjadi US$152 miliar pada tahun depan.

    Pendapatan e-commerce di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara pada 2025 sebesar US$66 miliar dan diperkirakan akan tumbuh 9,8% ke angka US$73 miliar pada 2026.

    Lalu, pendapatan e-commerce di kawasan Nordik (Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia, serta wilayah otonom seperti Kepulauan Faroe, Greenland, dan Åland) pada 2025 diestimasikan sebesar US$38 miliar dan akan naik 5,2% menjadi US$40 miliar pada 2026.

    Sementara itu, kawasan Benelux (Belgia, Belanda, dan Luksemburg) diproyeksi memiliki pendapatan e-commerce sebesar US$34 miliar pada 2025 dan akan meningkat 5,3% menjadi US$36 miliar pada 2026 mendatang.

  • AS Kirim 200 Tentara ke Israel untuk Awasi Kesepakatan Damai

    AS Kirim 200 Tentara ke Israel untuk Awasi Kesepakatan Damai

    Anda sedang menyimak laporan Dunia Hari Ini edisi Jumat, 10 Oktober 2025.

    Kami membukanya dengan perkembangan terakhir terkait kesepakatan perdamaian di Gaza

    Pembebasan sandera dilakukan segera

    Kabinet Israel sudah menyetujui kerangka kerja pembebasan para sandera, menurut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

    Sementara para pemimpin Hamas menyetujui kesepakatan tersebut dalam negosiasi di Mesir, dengan mengatakan Amerika Serikat telah berjanji akan mengakhiri perang.

    Pemerintah Israel mengatakan para sandera akan dibebaskan pada hari Senin, dengan tahanan Palestina dipulangkan ke Gaza dan Tepi Barat sebagai bagian dari kesepakatan.

    Amerika Serikat juga mengirimkan satuan tugas, terdiri dari 200 tentara, termasuk dari Mesir, Qatar, Turki, dan Uni Emirat Arab, untuk mengawasi tahap awal rencana gencatan senjata.

    Pemerintah Israel mengatakan gencatan senjata akan berlaku 24 jam setelah persetujuan kabinet, di mana militer Israel akan menarik sebagian pasukan di Gaza.

    Tidak ada visa bagi belasan atlet Israel

    Pemerintah Indonesia tidak akan memberikan visa kepada semua atlet Israel yang akan berlaga di Artistic Gymnastics World Championship 2025.

    Ini diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra, yang mengatakan sikap ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

    Setidaknya 12 atlet Israel hendak mengikuti kompetisi tersebut, menurut Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Imigrasi, Yuldi Yusman kepada Kompas.

    Pembatalan visa dilakukan setelah Federasi Gimnastik Indonesia (FGI) meminta imigrasi membatalkan visa orang-orang Israel.

    Warga Tasmania bersiap hadapi angin kencang

    Layanan Darurat Negara Bagian Tasmania mengingatkan warga untuk bersiap menghadapi kondisi cuaca berbahaya Sabtu besok.

    Badan Meteorologi mengatakan angin berkekuatan 125 kilometer per jam diperkirakan terjadi di pesisir utara dan barat, serta hingga 100 kilometer per am di Hobart dan Launceston.

    Badan itu juga menyebut, meskipun angin kencang ini jarang terjadi, kondisi ini bukanlah yang pertama kali terjadi di Tasmania pada musim semi.

    “Ini benar-benar dapat menyebabkan kerusakan, sehingga banyak pohon tumbang, kerusakan infrastruktur, pemadaman listrik,” kata meteorolog senior Alex Melitsis.

    László Krasznahorkai dianugerahi Hadiah Nobel Sastra

    Pengumuman ini disampaikan oleh Komite Nobel Akademi Swedia, Kamis kemarin, waktu setempat.

    Hadiahnya termasuk hadiah uang tunai sebesar 11 juta kronor Swedia (A$1,7 juta).

    László adalah seorang novelis dan penulis skenario asal Hungaria yang dikenal karena menggabungkan tema-tema distopia dan melankolis ke dalam karyanya.

    Beberapa novelnya, termasuk Satantango dan The Melancholy of Resistance, sudah diadaptasi menjadi film.

    Sebelumnya, ia juga dianugerahi Penghargaan Man Booker International pada tahun 2015.

  • Tiga Ilmuwan Raih Nobel Kimia 2025 Berkat Material Revolusioner Penangkap Karbon dan Air

    Tiga Ilmuwan Raih Nobel Kimia 2025 Berkat Material Revolusioner Penangkap Karbon dan Air

    Bisnis.com, JAKARTA – Tiga ilmuwan, Susumu Kitagawa, Richard Robson, dan Omar Yaghi, meraih Hadiah Nobel Kimia 2025 atas pencapaian mereka dalam mengembangkan bentuk baru arsitektur molekuler yang menghasilkan material revolusioner.

    Temuan ini diyakini mampu membantu manusia menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim dan kekurangan air bersih.

    Melansir Reuters, Rabu (8/10/2025), ketiga penerima penghargaan tersebut berhasil menciptakan struktur molekul berpori dengan ruang luas yang memungkinkan aliran gas dan bahan kimia, serta dapat dimanfaatkan untuk mengekstraksi air dari udara gurun, menangkap karbon dioksida, dan menyimpan gas beracun secara aman.

    Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia menjelaskan, beberapa material yang dikembangkan memiliki luas permukaan luar biasa besar. Satu kubus kecil seukuran gula pasir bisa memiliki area setara satu lapangan sepak bola.

    “Material ini bisa diibaratkan seperti tas Hermione dalam cerita Harry Potter, yang mampu menyimpan volume gas sangat besar di ruang yang amat kecil,” ujar anggota Komite Nobel Kimia Olof Ramstrom.

    Hadiah Nobel yang telah berusia lebih dari seabad ini diserahkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia. Para pemenang akan berbagi hadiah sebesar 11 juta krona Swedia (sekitar Rp19,4 miliar) dan kehormatan meraih salah satu penghargaan ilmiah paling prestisius di dunia.

    Dalam konferensi pers Nobel, Kitagawa yang merupakan profesor di Universitas Kyoto, Jepang, mengungkapkan rasa syukurnya.

    “Impian saya adalah menangkap dan memisahkan udara—misalnya menjadi karbondioksida, oksigen, atau air—lalu mengubahnya menjadi material berguna dengan energi terbarukan,” katanya.

    Sementara itu, Robson merupakan profesor di Universitas Melbourne, Australia, sementara Yaghi mengajar di Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat.

    Melalui pengembangan metal-organic frameworks (MOFs), ketiganya dinilai telah membuka babak baru dalam dunia kimia dengan menciptakan peluang besar untuk menjawab berbagai krisis global, ujar Akademi dalam pernyataannya.

    Hadiah Nobel Kimia menjadi penghargaan ketiga yang diumumkan tahun ini setelah bidang kedokteran dan fisika, dengan Nobel Sastra dijadwalkan menyusul pada Kamis.

    Penghargaan Nobel sendiri didirikan melalui wasiat penemu dan pengusaha asal Swedia, Alfred Nobel, dan telah diberikan sejak tahun 1901, dengan beberapa kali terhenti akibat perang dunia.

    Nobel, yang juga seorang kimiawan, mengumpulkan kekayaannya dari penemuan dinamit pada abad ke-19. Adapun penghargaan Nobel Ekonomi merupakan tambahan yang didanai oleh bank sentral Swedia.

    Meski kerap berada di bawah bayang-bayang Nobel Fisika, Sastra, dan Perdamaian, Nobel Kimia tetap menjadi ajang pengakuan bagi penemuan-penemuan yang mengubah dunia—mulai dari fisi nuklir hingga teknik sekuensing DNA.

    Tahun lalu, penghargaan ini diberikan kepada ilmuwan Amerika David Baker dan John Jumper, serta ilmuwan Inggris Demis Hassabis, atas riset mereka dalam menguraikan struktur dan rekayasa protein yang membuka jalan bagi terobosan baru dalam pengembangan obat.

  • 3 Ilmuwan Raih Nobel Kedokteran Atas Riset Sistem Kekebalan Tubuh

    3 Ilmuwan Raih Nobel Kedokteran Atas Riset Sistem Kekebalan Tubuh

    Jakarta

    Penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran tahun 2025 akan diberikan secara bersama kepada Mary Brunkow, Fred Ramsdell, dan Shimun Sakaguchi atas “penemuan mereka mengenai toleransi imun perifer,” demikian diumumkan oleh Majelis Nobel Institut Karolinska di Swedia pada Senin (6/10).

    “Penemuan mereka telah menjadi dasar bagi bidang penelitian baru dan mendorong pengembangan pengobatan baru, misalnya untuk kanker dan penyakit autoimun,” kata Majelis tersebut dalam pernyataannya.

    Para pemenang akan menerima hadiah sebesar 11 juta krona Swedia (sekitar Rp 19,5 miliar), serta medali emas dari Raja Swedia.

    Sejarah penghargaan Nobel

    Penghargaan Nobel Fisiologi atau Kedokteran telah diberikan sebanyak 115 kali kepada 229 penerima antara 1901 dan 2024.

    Hadiah tahun lalu dibagikan kepada Victor Ambros dan Gary Ruvkun dari Amerika Serikat atas penemuan mereka tentang microRNA, yang berfungsi sebagai saklar on dan off di dalam sel yang membantu mengatur fungsi dan waktu kerja sel.

    Hadiah Nobel Fisika akan diumumkan pada Selasa (7/10), disusul oleh Nobel Kimia pada (8/10) Rabu, dan Nobel Sastra pada Kamis (9/10).

    Pada Jumat (10/10), Hadiah Nobel Perdamaian akan diumumkan, sedangkan Hadiah Peringatan Nobel untuk Ilmu Ekonomi akan diumumkan pada 13 Oktober.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Rahka Susanto

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Greta Thunberg Tiba di Yunani Usai Dideportasi Israel

    Greta Thunberg Tiba di Yunani Usai Dideportasi Israel

    Jakarta

    Aktivis Swedia Greta Thunberg telah tiba di Yunani usai dideportasi oleh Israel. Dia dideportasi bersama 160 aktivis dari armada Global Sumud Flotilla lainnya.

    Dilansir Aljazeera, Selasa (7/10/2025), Kementerian Luar Negeri Yunani mengonfirmasi bahwa 161 aktivis yang dideportasi telah tiba pada Senin (6/10) waktu setempat. Dari jumlah tersebut, 27 orang merupakan warga Yunani dan 134 orang merupakan warga dari 15 negara lainnya.

    Setibanya di Yunani, Thunberg mengaku ada genosida yang terjadi di Gaza oleh militer Israel. Dia menyebut tidak ada yang mampu mencegah kejahatan tersebut.

    “Saya ingin menegaskan. Ada genosida yang sedang terjadi,” kata Thunberg kepada kerumunan di bandara Athena, merujuk pada aksi militer Israel di Gaza.

    “Sistem internasional kita mengkhianati Palestina. Mereka bahkan tidak mampu mencegah terjadinya kejahatan perang terburuk,” katanya, dalam komentar yang disiarkan oleh AFP.

    Dia menuturkan tujuan mereka datang ke Gaza lantaran pemerintah dinilai gagal memenuhi kewajiban hukum. “Tujuan kami dengan Global Sumud Flotilla adalah untuk bertindak ketika pemerintah kami gagal memenuhi kewajiban hukum mereka,” tambahnya.

    Wanita berusia 22 tahun itu diduga dianiaya oleh pasukan Israel saat ditahan. Jurnalis Turki dan peserta Sumud Flotilla, Ersin Celik, sebelumnya mengatakan kepada media lokal bagaimana Thunberg “diseret di tanah” dan “dipaksa mencium bendera Israel”.

    Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Slovakia mengonfirmasi bahwa 10 orang yang dideportasi telah tiba di sana, termasuk satu warga negaranya dan sembilan orang lainnya dari Belanda, Kanada, dan Amerika Serikat.

    (dek/dek)

  • Greta Thunberg Tiba di Yunani Usai Dideportasi Israel

    Israel Deportasi Aktivis Greta Thunberg ke Yunani

    Tel Aviv

    Aktivis Swedia Greta Thunberg akan dideportasi ke Yunani pada Senin (6/10) waktu setempat, setelah ditahan oleh Israel, bersama ratusan aktivis lainnya yang tergabung dalam misi Global Sumud Flotilla, yang berlayar membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    Laporan saluran televisi Israel i24News, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (6/10/2025), menyebut bahwa Thunberg akan tiba di Yunani bersama sejumlah warga negara Yunani yang juga ditahan pasukan Israel setelah terlibat misi tersebut.

    Ditambahkan dalam laporan tersebut bahwa total 165 aktivis akan dideportasi dalam penerbangan itu.

    Thunberg termasuk di antara lebih dari 400 aktivis, anggota parlemen, dan pengacara dari berbagai negara yang ditahan setelah pasukan Israel mencegat puluhan kapal Global Sumud Flotilla yang semakin mendekati Jalur Gaza pada Rabu (1/10) lalu.

    Beberapa aktivis yang ditahan telah dideportasi, sementara proses hukum untuk sejumlah aktivis lainnya masih berlangsung.

    Menurut korespondensi yang dilihat oleh media Inggris, The Guardian, Thunberg sempat mengatakan kepada para pejabat Swedia bahwa dirinya ditahan di dalam sel yang dipenuhi kutu busuk dan tidak diberi makanan serta air yang memadai.

    The Guardian juga mengutip seorang aktivis lainnya, yang juga ditahan, yang mengatakan bahwa pasukan Israel memaksa Thunberg untuk memegang bendera Israel untuk difoto.

    Sejumlah aktivis Global Sumud Flotilla lainnya memperkuat klaim penganiayaan terhadap Thunberg oleh pasukan Israel.

    Salah satunya aktivis Turki, Ersin Celik, yang mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pasukan Israel “menyiksa Greta dengan kejam di depan mata kami” dan “membuatnya merangkak dan mencium bendera Israel”.

    Pernyataan serupa disampaikan jurnalis Italia, Lorenzo D’Agostino, yang mengatakan bahwa Thunberg “dibungkus dengan bendera Israel dan diarak bak piala”.

    Belum ada keterangan publik dari Thunberg soal dugaan penganiayaan yang dilakukan pasukan Israel tersebut.

    Israel juga belum menanggapi tuduhan tersebut. Namun Kementerian Luar Negeri Israel dalam pernyataan sebelumnya menyebut laporan-laporan soal para aktivis yang ditahan telah dianiaya sebagai “kebohongan besar”.

    Dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir Reuters, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa semua aktivis yang ditahan dalam kondisi “aman dan dalam keadaan sehat”. Ditambahkan Tel Aviv bahwa mereka ingin menyelesaikan deportasi yang tersisa “secepat mungkin”.

    Tonton juga video “Ditangkap, Greta Thunberg Diperlakukan Seperti Binatang oleh Israel” di sinii:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Greta Thunberg Disiksa Otoritas Israel, Diseret-Dipaksa Cium Bendera

    Greta Thunberg Disiksa Otoritas Israel, Diseret-Dipaksa Cium Bendera

    Jakarta, CNBC Indonesia – Aktivis iklim Greta Thunberg dilaporkan telah dianiaya oleh pasukan Israel selama dalam tahanan. Tuduhan ini muncul setelah pasukan Israel mencegat flotilla bantuan Gaza dan menahan sekitar 450 orang yang berada di dalamnya, termasuk Thunberg.

    Mengutip Al Jazeera, Minggu (5/10/2025), para aktivis yang turut serta dalam “Gaza Sumud Flotilla” telah tiba di negara asal mereka. Mereka pun mulai menyuarakan perlakuan buruk yang mereka alami dan saksikan.

    Mereka menggambarkan perlakuan yang tidak manusiawi setelah kapal mereka dihentikan oleh angkatan laut Israel. Jurnalis Turki, Ersin Celik, yang juga merupakan peserta flotilla, memberikan kesaksian yang mengejutkan kepada media lokal. Ia mengklaim telah menyaksikan langsung pasukan Israel menyiksa Greta Thunberg.

    “Aktivis cilik itu diseret di tanah dan dipaksa untuk mencium bendera Israel,” tuturnya.

    Kesaksian Celik diperkuat oleh pernyataan dari aktivis lainnya. Aktivis dari Amerika, Windfield Beaver, memberikan laporan serupa setibanya mereka di Bandara Istanbul. Ia menuduh bahwa Thunberg didorong dan diarak dengan bendera Israel, sebuah tindakan yang mereka anggap sebagai penghinaan dan propaganda. 

    “Thunberg diperlakukan dengan sangat buruk dan digunakan sebagai alat propaganda, terutama saat Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, memasuki ruangan tempat Thunberg ditahan,” ujarnya.

    Selain pada Thunberg, perlakuan tak mengenakan juga dialami para aktivis lainnya yang ditahan. Aktivis Malaysia, Hazwani Helmi mengatakan bahwa para tahanan tidak diberi makanan, air bersih, dan obat-obatan yang mereka butuhkan. 

    “Itu adalah bencana. Mereka memperlakukan kami seperti binatang,” ujar Helmi. 

    Presenter TV Turki, Ikbal Gurpinar, memberikan gambaran yang lebih mengerikan. Ia bahkan menuding para otoritas Israel memperlakukan mereka seperti anjing.

    “Mereka membiarkan kami kelaparan selama tiga hari,” katanya, seraya menambahkan, “Mereka tidak memberi kami air; kami harus minum dari toilet.”

    Menanggapi tuduhan yang beredar, Kementerian Luar Negeri Israel merilis pernyataan melalui media sosial. Dalam postingan tersebut, mereka menyatakan bahwa “beberapa kapal” dari flotilla telah “dihentikan dengan aman dan penumpangnya sedang dipindahkan ke pelabuhan Israel.”

    Mereka secara khusus menyebut bahwa aktivis Swedia, Greta Thunberg, “dan teman-temannya dalam keadaan aman dan sehat.” Pemerintah Israel juga membagikan sebuah video yang menunjukkan Thunberg untuk mendukung klaim mereka, namun para aktivis menuduh bahwa video tersebut adalah bagian dari propaganda dan tidak mencerminkan kenyataan yang mereka alami.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 137 Aktivis Global Sumud Flotilla Dideportasi usai Ditahan Israel

    137 Aktivis Global Sumud Flotilla Dideportasi usai Ditahan Israel

    Jakarta

    Israel mendeportase 137 aktivis Italia yang ditahan dari armada bantuan untuk Gaza, Global Sumud Flotilla. Mereka yang dideportasi adalah warga negara Amerika Serikat, Italia, Inggris, Swiss, Yordania dan beberapa negara lainnya.

    “137 provokator armada Hamas-Sumud dideportasi hari ini ke Turki,” kata Kementerian Luar Negeri Israel dalam postingan X, dilansir kantor berita AFP, Minggu (5/10/2025).

    “Israel berusaha untuk mempercepat deportasi semua provokator,” imbuhnya.

    Israel sebelumnya pada Jumat (3/10) telah mendeportasi empat aktivis Italia. Mereka merupakan yang pertama dari ratusan orang yang ditahan dari armada tersebut.

    Armada Global Sumud berlayar bulan lalu, membawa para politisi dan aktivis termasuk juru kampanye Swedia Greta Thunberg menuju Gaza, di mana Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa kelaparan telah melanda.

    (wnv/wnv)

  • Produsen Mobil Prancis Renault Berencana PHK 3.000 Karyawan

    Produsen Mobil Prancis Renault Berencana PHK 3.000 Karyawan

    Bisnis.com, JAKARTA—Gelombang PHK di sektor otomotif dunia berlanjut dengan kabar pemangkasan karyawan yang akan dilakukan produsen asal Prancis, Renault.

    Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (4/10/2025), Renault SA tengah mempertimbangkan pemutusan hubungan kerja (PHK) 3.000 posisi di seluruh dunia, mengacu pada situs berita Prancis l’Informe.

    Rencana tersebut akan mengurangi pekerjaan di layanan pendukung, termasuk sumber daya manusia (SDM), keuangan, dan pemasaran, sebesar 15%. Sayangnya, Renault tidak langsung berkomentar ketika dihubungi Bloomberg.

    Namun, dalam tanggapannya kepada AFP, perusahaan belum bisa menyampaikan jumlah pasti PHK karena hal ini masih dalam pertimbangan. Renault pun menambahkan bahwa mereka sedang mempertimbangkan cara-cara untuk menyederhanakan, mempercepat pelaksanaan, dan mengoptimalkan biaya tetap.

    Langkah ini sejalan dengan kebijakan yang ditempuh produsen mobil Swedia, Volvo Car AB yang merencanakan PHK massal untuk mengurangi biaya produksi, demi mengimbangi permintaan yang lesu dan menjaga laba.

    Pihak Volvo menyampaikan pada Senin (26/5/2025) bahwa langkah itu akan memengaruhi sekitar 3.000 posisi, termasuk 1.000 konsultan. Pabrikan itu mempekerjakan sekitar 43.800 orang secara global, lebih dari setengahnya di Swedia.

    Volvo akan menanggung biaya restrukturisasi hingga 1,5 miliar kronor Swedia (sekitar US$140 juta) yang akan memengaruhi kinerja kuartal II/2025 perusahaan itu. Pemotongan terbaru memengaruhi 1.200 karyawan di Swedia, 1.000 posisi saat ini diisi oleh konsultan—sebagian besar juga di Swedia—dan sisanya di pasar lain, kata perusahaan itu.

    “[Langkah tersebut] sangat penting bagi kami untuk menciptakan perusahaan yang secara struktural lebih efisien dan tangguh”, kata CFO Volvo, Fredrik Hansson.

    Terakhir kali Volvo mengumumkan pengurangan tenaga kerja pada 2023, ketika perusahaan memperingatkan bahwa sebanyak 1.300 pekerjaan kerah putih di Swedia terancam. Akhirnya, perusahaan tersebut menghilangkan sekitar 700 posisi, kata seorang juru bicara Senin (26/5/2025).